• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA MINAT MAHASISWA DAN PENCAPAIAN KOMPETENSI PADA ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL DENGAN TINGKAT KECERDASAN MAHASISWA DI LAHAN PRAKTIK KLINIK PRODI D III KEBIDANAN STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA MINAT MAHASISWA DAN PENCAPAIAN KOMPETENSI PADA ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL DENGAN TINGKAT KECERDASAN MAHASISWA DI LAHAN PRAKTIK KLINIK PRODI D III KEBIDANAN STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user i

HUBUNGAN ANTARA MINAT MAHASISWA DAN

PENCAPAIAN KOMPETENSI PADA ASUHAN KEBIDANAN

IBU HAMIL DENGAN TINGKAT KECERDASAN

MAHASISWA DI LAHAN PRAKTIK KLINIK

PRODI D III KEBIDANAN STIKES BINA SEHAT PPNI

MOJOKERTO

TESIS

Untuk Memenuhi Persyaratan

Mencapai Derajat S2

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

Minat Utama : Pendidikan Profesi Kesehatan

Disusun Oleh : INDAH KUSMINDARTI

NIM. S.541.002052

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user ii

HUBUNGAN ANTARA MINAT MAHASISWA DAN PENCAPAIAN KOMPETENSI PADA ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL DENGAN TINGKAT KECERDASAN MAHASISWA DI LAHAN PRAKTIK KLINIK

PRODI DIII KEBIDANAN STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO Disusun oleh :

Indah Kusmindarti S 541002052

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing Dewan Pembimbing

Pembimbing I: Prof. Bhisma Murti, dr, M.Sc, MPH.,Ph.D...Mei ‘11 NIP : 195510211994121001

Pembimbing II: Putu Suriyasa, dr, MS.,PKK,SpOK...Mei ‘11 NIP : 194811051481111001

Mengetahui

Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

(3)

commit to user iii

HUBUNGAN ANTARA MINAT MAHASISWA DAN PENCAPAIAN KOMPETENSI PADA ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL DENGAN TINGKAT KECERDASAN MAHASISWA DI LAHAN PRAKTIK KLINIK

PRODI DIII KEBIDANAN STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO TESIS

Disusun oleh :

Indah Kusmindarti

S 541002052

Telah disetujui oleh Tim Penguji

Jabatan Nama Tanda Tangan Ketua Prof. Dr. Didik Tamtomo,dr.,MM.,M.Kes.,PAK ... NIP 194803131976101001

Sekretaris Dr. Nunuk Suryani,M.Pd ... NIP 19611081990032001

Anggota Prof. Bhisma Murti, dr, M.Sc, MPH.,Ph.D ... NIP : 195510211994121001

Anggota Putu Suriyasa, dr, MS.,PKK,SpOK ... NIP : 194811051481111001

Direktur PPS UNS Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

(4)

commit to user iv

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya : Nama : INDAH KUSMINDARTI NIM : S 541002052

Dengan ini menyatakan bahwa tesis saya yang berjudul HUBUNGAN ANTARA MINAT MAHASISWA DAN PENCAPAIAN KOMPETENSI PADA ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL DENGAN TINGKAT KECERDASAN MAHASISWA DI LAHAN PRAKTIK KLINIK PRODI DIII KEBIDANAN STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO

adalah hasil karya sendiri dan belum pernah dikumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai jenjang pendidikan di Perguruan Tinggi manapun. Hal-hal yang terdapat dalam tesis ini dan yang bukan karya saya diberi tanda kutipan yang ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Surakarta , Mei 2011 Yang Membuat Pernyataan

(5)

commit to user v

MOTTO

“ Jangan Anggap Tugas Belajarmu sebagai kewajiban, tetapi

pandanglah itu sebagai kesempatan untuk menikmati indahnya

dunia ilmu pengetahuan serta manfaat yang akan diterima oleh

masyarakat apabila jerih payahmu berhasil “ ( Albert Einstain)

“ menjadi orang penting itu baik, tetapi lebih penting jadi orang

(6)

commit to user vi

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan Kepada :

Alloh SWT dan Rosulku

Ibunda Tercinta di SurgaNya

Ayahanda Drs. H. Adi Sudardji

Suami Tercinta H. Maksun

Jagoan- jagoanq : Mas Naufal, Mas Fadhil & Adik Falah

Seluruh keluarga besarq

Civitas Akademika STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto

Dan seluruh teman – temanq yang tak dapat kusebut satu persatu,

(7)

commit to user vii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tesis dengan Judul “Hubungan Antara Minat Mahasiswa Dan Pencapaian Kompetensi Pada Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Dengan Tingkat Kecerdasan Mahasiswa Di Lahan Praktik Klinik PRODI DIII Kebidanan STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto

Penyusunan tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan menyelesaikan pendidikan S2, Magister Kedokteran Keluarga, Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan..

Dalam kesempatan ini tak lupa penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr.HM. Syamsulhadi,dr,SpKJ(K), Selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Prof. Suranto,Drs, M.Sc. PhD, Selaku Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr, MM, M Kes, PAK selaku Ketua Program Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. P Murdani K, dr, MHPEd selaku Ketua Minat Pendidikan Profesi

Kesehatan

(8)

commit to user viii

6. Putu Suriyasa, dr, MS.,PKK,SpOK selaku pembimbing II yang selalu memberikan waktu dan penuh kesabaran dalam membimbing

7. Ketua Stikes Bina Sehat PPNI Mojokerto yang memberikan ijin dalam penelitian ini.

8. Seluruh staf dosen Universitas Sebelas Maret Surakarta

9. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, penulis juga mengucapkan terima kasih.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih jauh dari sempurna. Karena itu saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan. Penulis juga berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Mei 2011

(9)

commit to user ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN...iii

PERNYATAAN... iv

MOTTO...v

PERSEMBAHAN...vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ..ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN...xiii

ABSTRAK...xiv

ABSTRACT...xv

BABI PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

(10)

commit to user x

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... ...6

A. Tinjauan Pustaka ... 7

1. Konsep Minat ... 7

2. Konsep Pembelajaran Praktik ... 21

3. Konsep Kompetensi ... 25

4. Konsep Asuhan Kebidanan Kehamilan ... 27

5. Konsep tingkat kecerdasan...36

B. Penelitian yang relevan...56

C. Kerangka berpikir ... 58

D. Hipotesis Penelitian... 58

BAB III METODE PENELITIAN ... 59

A. Jenis Penelitian ... 59

B. Lokasi Penelitian ... 59

C. Waktu Penelitian ... 59

(11)

commit to user xi

E. Sampel ... 60

F. Kerangka Penelitian...61

G. Variabel Penelitian ... 61

H. Definisi Operasional ... 62

I. Instrumen Penelitian ... 63

J. Uji Reabilitas... 64

K. Teknik Analisis Data...64

L. Prosedur Penelitian...64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………66

A.Hasil Penelitian...66

B. Pembahasan...76

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI………...84

A. Kesimpulan...84

B. Saran...85

C. Implikasi...85

DAFTAR PUSTAKA...87

(12)

commit to user xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka pemikiran penelitian hubungan antara minat mahasiswa dan pencapaian kompetensi pada Asuhan Kebidanan ibu hamil dengan tingkat kecerdasan mahasiswa di lahan praktik klinik Prodi D III Kebidanan STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto ...58 Gambar 3.1 Kerangka kerja penelitian hubungan antara minat mahasiswa dan pencapaian kompetensi pada Asuhan Kebidanan ibu hamil dengan tingkat kecerdasan mahasiswa di lahan praktik klinik Prodi D III Kebidanan STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto ... ...61 Gambar 4.1 Histogram data minat mahasiswa terhadap praktik klinik ………71 Gambar 4.2 Data kompetensi pada asuhan kebidanan ibu hamil ……….72 Gambar 4.3 Data tingkat kecerdasan (IQ) mahasiswa………..72 Gambar 4.6 Hubungan antara minat dan kompetensi pada asuhan kebidanan Ibu hamil ……….73 Gambar 4.7 Hubungan antara tingkat kecerdasan (IQ) dan kompetensi pada

(13)

commit to user xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

1. Surat Permohonan ijin...90

2. Surat Balasan Permohonan ijin...91

3. Lembar Permohonan Responden Penelitian...92

4. Persetujuan menjadi Responden...93

5. Kuesioner Minat...94

6. Cheklist Pemeriksaan Fisik Ibu Hamil...95

7. Kisi – kisi Jawaban SPM……….…..…..100

8. Lembar Jawaban SPM……….………101

9. Test SPM……….……102

10.Jadwal Penelitian………...103

11.Analisa Data……….…104

(14)

commit to user xiv ABSTRAK

Indah Kusmindarti. S.541002052. HUBUNGAN ANTARA MINAT MAHASISWA DAN PENCAPAIAN KOMPETENSI PADA ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL DENGAN TINGKAT KECERDASAN MAHASISWA DI LAHAN PRAKTIK KLINIK PRODI D III KEBIDANAN STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO, Tesis Program Studi Magister Kedokteran Keluarga. Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2011

Latar Belakang : Minat adalah perpaduan antara keinginan dan kemauan yang dapat berkembang jika ada motivasi.atau juga berarti suatu aktivitas akan dilakukan atau tidak sangat tergantung sekali oleh minat seseorang terhadap aktivitas tersebut, disini nampak bahwa minat merupakan motivator yang kuat untuk melakukan suatu aktivitas. Dengan minat yang tinggi atau baik seorang mahasiswa akan dapat dengan mudah mengerjakan semua kompetensi yang harus dikuasai sebagai seorang bidan.

Tujuan : Untuk mengetahui hubungan antara minat mahasiswa dan pencapaian kompetensi pada asuhan kebidanan ibu hamil di Lahan Praktek klinik Prodi D III Kebidanan STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto.

Metode : Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan potong lintang (cross sectional). Sampel sebesar 168 mahasiswa tingkat III Prodi DIII Kebidanan STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto, diambil secara sample rondom sampling. Variabel bebas adalah minat praktik klinik dan pencapaian kompetensi asuhan kebidanan ibu hamil sedangkan variabel terikatnya adalah tingkat kecerdasan. Lembar chek list dan kuesioner digunakan untuk pengumpulan data yang sudah diukur validitas dan reliabilitasnya dan selanjutnya data dianalisis dengan regresi logistic dengan bantuan komputer program SPSS.

Hasil : Analisis statistik menunjukkan bahwa hampir separuh mahasiswa (42,5%) minat terhadap praktik klinik tinggi, lebih dari separuh (87,5%) yang pencapaian kompetensinya baik,dan lebih dari separuh (52,5 %) yang tingkat kecerdasannya sangat baik. ((b= 0.62; p= <0.001; CI95% 0.53 hingga 0.71). mahasiswa yang minatnya tinggi, pencapaian kompetensi pada asuhan kebidanan ibu hamil dengan baik (r =0,01 dan p=0,03). Mahasiswa yang tingkat kecerdasannya sangat baik maka minat dan pencapaian kompetensinya juga baik R2= 0.83.

Kesimpulan : Ada hubungan Hubungan antara Minat Mahasiswa dan Pencapaian Kompetensi pada Asuhan Kebidanan Ibu Hamil dengan Tingkat Kecerdasan(IQ). Institusi pendidikan perlu melakukan penilaian minat mahasiswa terhadap praktik klinik sehingga dia mampu dan mau menjalankan praktik klinik dengan baik selama proses pembelajaran di lahan praktik serta pencapaian kompetensi yang maksimal..

(15)

commit to user xv ABSTRACT

Indah Kusmindarti. S.541002052. RELATIONSHIP BETWEEN THE

INTERESTS OF STUDENTS AND THE ACHIEVEMENT OF

COMPETENCE IN MIDWIFERY CARE OF PREGNANT WOMEN LEVEL INTELLEGENCE IN CLINICAL PRACTICE LAND Prodi D III MIDWIFERY STIKES BINA SEHAT PPNIMOJOKERTO, Thesis : Postgraduate Study Program of Medical Family Sebelas Maret University of

Surakarta .2011

Background : Interest is the combination of will and desire that can develop if there is motivasi.atau also means an activity will be carried out or not depends completely by one's interests against such activities, here it appears that interest is a strong motivator to perform an activity. With high interest or whether a student will be able to easily do all the competencies that must be mastered as a midwife. Objectives : this study To find out the relationship between student interest and achievement of competence in midwifery care of pregnant women in clinical practice Prodi D III Midwifery STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto. Methods : This study is a cross sectional analytic approach (cross sectional). The sample of 168 third level students Prodi DIII Midwifery STIKES Bina Sehat management & Mojokerto, rondom sample taken by sampling. The independent variable is the interest in clinical practice and the achievement of competence midwifery care of pregnant women while the dependent variable is the level of intelligence. Sheet check list and questionnaire used for data collection that has measured the validity and reliability and then the data were analyzed with logistic

regression with SPSS.

Result : Statistical analysis showed that almost half of students (42.5%) interest in clinical practice is high, more than half (87.5%) who achieve good competence, and more than half (52.5%) the level of intelligence is very good. ((B = 0.62, p = <0.001; CI95% 0:53 to 0.71). High student interest, achievement of competence in midwifery care of pregnant women with good (r = 0.01 and p = 0.03). Students whose level of intelligence very well then the achievement of competence is also good (b = -0.01, p = 0956; CI95% -0.35 to 00:33) Conclusion : study is no relationship between the interest Student Relations and the Achievement of Competence in Pregnant Women with Obstetric Care Level Intelligence (IQ). Education institutions need to make an assessment of student interest in clinical practice so that he is able and willing to run with good clinical practice during the learning process in land practices and the achievement of maximal competence ..

(16)

commit to user 1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan jumlah institusi pendidikan bidang kesehatan khususnya kebidanan sangat pesat. Dalam lima tahun terakhir, terdapat 52 universitas/Stikes di Indonesia yang melaksanakan program pendidikan bidan dan menghasilkan 3000 lebih bidan setiap tahunnya.Untuk menjaga mutu lulusan pendidikan bidan, organisasi profesi kebidanan telah menyusun standar pendidikan profesi bidan dan standar kompetensi bidan. Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa dengan dikuasainya standar kompetensi oleh seorang bidan maka diharapkan seorang bidan dapat mengerjakan tugas profesinya, serta menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan masalah di bidang profesinya.

(17)

commit to user

Ketrampilan yang diperoleh mahasiswa secara langsung dapat menjadi bekal bagi mahsiswa untuk mencapai kompetensi sebagai seorang bidan sehingga dapat bersaing dengan lulusan dari institusi lain untuk memperoleh tempat di lingkungan kerja. Penerimaan pegawai baru dilingkungan pelayanan maupun pendidikan kebidanan saat ini telah menetapkan standar kriteria penerimaan calon pegawai yang memiliki indeks prestasi minimal 3,0 serta seleksi berdasarkan ketrampilan yang dimiliki oleh calon pegawai, sehingga calon pegawai yang memiliki syarat tersebut diatas yang mampu bersaing di dunia kerja.

(18)

commit to user

2005). Salah satu target kompetensi dalam praktek klinik kebidanan yang diselenggarakan oleh Prodi Kebidanan Diploma Tiga ( D-III) STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto adalah melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil . Gambaran kompetensi mahasiswa ini dapat diketahui melalui Ujian Tahap II yang diselenggarakan oleh institusi (Pusdiknakes, 2004 ).

Masa kehamilan adalah masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Pada masa tersebut ibu hamil akan mengalami berbagai perubahan baik fisiologis maupun psikologis. Perubahan yang terjadi dari segi fisiologis antara lain, yaitu perubahan pada alat pencernaan, paru-paru, gastrointestinal, tulang, alat kelamin, dan berbagai organ-organ lainnya. Perubahan fisiologis pada ibu hamil mempengaruhi kebutuhan nutrisi selama kehamilan yang sangat penting bagi janin untuk melangsungkan pertumbuhan di dalam rahim, maka seharusnya pola makan ibu hamil harus sesuai dengan aturan yang berlaku yaitu meliputi jadwal makan, jenis makanan dan cara atau kebiasaan makan agar melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal (Prawirohardjo, 2009).

(19)

commit to user

ketrampilan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil sesuai kompetensi yang ditetapkan dalam pelaksanaan ujian tahap II. Pada ujian tahap II tahun 2010 didapatkan hasil dari 180 mahasiswa yang mengikuti ujian tersebut 40 mahasiswa (22,2 %) yang mendapat nilai A, dan 130 mahasiswa ( 77,8 %) mendapat nilai B. Oleh karena itu peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul Hubungan Antara Minat Mahasiswa Dan Pencapaian Kompetensi Pada Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Dengan Tingkat Kecerdasan Mahasiswa di lahan Praktik klinik Prodi D III Kebidanan STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto.

B. Rumusan Masalah

Adakah hubungan antara minat mahasiswa dan pencapaian kompetensi pada Asuhan Kebidanan ibu hamil dengan tingkat kecerdasan mahasiswa dilahan praktik klinik Prodi D III Kebidanan STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto ?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

(20)

commit to user 2. Tujuan Khusus

a. Untuk menganalisa hubungan antara minat mahasiswa dengan kompetensi pada asuhan kebidanan ibu hamil pada mahasiswa Prodi D III Kebidanan STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto b. Untuk menganalisa hubungan antara Pencapaian Kompetensi pada

Asuhan Kebidanan Ibu Hamil dengan Tingkat Kecerdasan mahasiswa di lahan praktik klinik Prodi D III Kebidanan STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto

c. Untuk menganalisa hubungan antara Minat Mahasiswa dan Pencapaian Kompetensi pada Asuhan Kebidanan Ibu Hamil dengan Tingkat Kecerdasan mahasiswa di lahan praktik klinik Prodi D III Kebidanan STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis

a. Dengan mengetahui minat mahasiswa dalam kegiatan praktik klinik kebidanan maka institusi dapat mengevaluasi kegiatan praktik sesuai dengan kompetensi dalam asuhan kebidanan ibu hamil yang telah ditetapkan serta upaya peningkatan ketrampilan mahasiswa sehingga dapat mencapai kompetensi yang diharapkan serta dapat melakukan evaluasi kepada mahasiswa setelah praktik klinik kebidanan dilaksanakan.

(21)

commit to user

institusi dapat mengevaluasi pembelajaran klinik yang dilakukan untuk dapat meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam asuhan kebidanan ibu hamil.

2. Manfaat Teoritis

a. Sebagai bahan untuk mengembangkan atau merumuskan khasanah ilmu tentang hubungan minat mahasiswa dan pencapaian kompetensi pada asuhan kebidanan ibu hamil dengan tingkat kecerdasan mahasiswa.

(22)

commit to user 7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Minat

Tampubolon (1993) mengemukakan bahwa minat adalah perpaduan antara keinginan dan kemauan yang dapat berkembang jika ada motivasi. Hal senada juga dikemukakan oleh Sandjaja (2005) bahwa suatu aktivitas akan dilakukan atau tidak sangat tergantung sekali oleh minat seseorang terhadap aktivitas tersebut, disini nampak bahwa minat merupakan motivator yang kuat untuk melakukan suatu aktivitas. Meichati (Sandjaja, 2005) mengartikan minat adalah perhatian yang kuat, intensif dan menguasai individu secara mendalam untuk tekun melakukan suatu aktivitas.

Aiken (Ginting, 2005) mengungkapkan definisi minat sebagai kesukaan terhadap kegiatan melebihi kegiatan lainnya. Ini berarti minat berhubungan dengan nilai-nilai yang membuat seseorang mempunyai pilihan dalam hidupnya, hal tersebut diungkapkan oleh Anastasia dan Urbina (Ginting, 2005). Selanjutnya Ginting (2005) menjelaskan, minat berfungsi sebagai daya penggerak yang mengarahkan seseorang melakukan kegiatan tertentu yang spesifik, lebih jauh lagi minat mempunyai karakteristik pokok yaitu melakukan kegiatan yang dipilih sendiri dan menyenangkan sehingga dapat membentuk suatu kebiasaan dalam diri seseorang.

(23)

commit to user aktivitas atau objek khusus

Sutjipto (2001) menjelaskan bahwa minat adalah kesadaran seseorang terhadap suatu objek, orang, masalah, atau situasi yang mempunyai kaitan dengan dirinya. Artinya, minat harus dipandang sebagai sesuatu yang sadar. Karenanya minat merupakan aspek psikologis seseorang untuk menaruh perhatian yang tinggi terhadap kegiatan tertentu dan mendorong yang bersangkutan untuk melaksanakan kegiatan tersebut.

Nunnally (Sutjipto, 2001) menjabarkan minat sebagai suatu ungkapan kecenderungan tentang kegiatan yang sering dilakukan setiap hari, sehingga kegiatan itu disukainya; sedangkan Guilford (Sutjipto, 2001) menyatakan minat sebagai tendensi seseorang untuk berperilaku berdasarkan ketertarikannya pada jenis-jenis kegiatan tertentu. Sementara itu Sax (Sutjipto, 2001) mendefinisikan bahwa minat sebagai kecenderungan seseorang terhadap kegiatan tertentu di atas kegiatan yang lainnya. Sedangkan Crites (Sutjipto, 2001) mengemukakan bahwa minat seseorang terhadap sesuatu akan lebih terlihat apabila yang bersangkutan mempunyai rasa senang terhadap objek tersebut.

Minat adalah kecenderungan jiwa yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas atau kegiatan (Slamet,1995). Seseorang yang berminat terhadap suatu aktifitas akan memperhatikan itu secara konsisten dengan rasa senang.

(24)

commit to user

menyenangkan”. Dapat dikatakan bahwa dengan terpenuhnya minat seseorang akan mendapatkan kesenangan dan kepuasan batin yang dapat menimbulkan motivasi. Slamet dalam Darmawan (2007) menyatakan “bahwa minat adalah rasa suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang munyuruh, minat pada hakikatnya adalah penerimaan hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar dirinya, semakin kuat atau semakin dekat hubungan tersebut maka semakin besar minatnya, sebaliknya kurangnya minat dapat mengakibatkan kurangnya rasa ketertarikan pada suatu bidang tertentu, bahkan dapat melahirkan sikap penolakan..

Suryanto (1969) memandang minat sebagai pemusatan perhatian yang tidak sengaja yang terlahir dengan penuh kemauan dan tergantung dari bakat dan lingkungan. Utami dan Fauzan dalam Darmawan (2007) memandang minat sebagai kecenderungan yang relatif menetap sebagai bagian diri seseorang, untuk tertarik dan menekuni bidang-bidang tertentu. Wingkel (1987) menyatakan “ bahwa minat merupakan kecenderungan subjek yang menetap untuk merasa tertarik pada sesuatu.

(25)

commit to user

perhatian untuk memperoleh pengetahuan dan mencapai pemahaman tentang pengetahuan ilmiah yang dipelajarinya.

Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas bekerja atau praktik klinik,dengan sungguh-sungguh seperti bekerja dan bahkan mahasiswa dapat menemukan kesulitan-kesulitan dalam kegiatan praktiknya yang diperoleh dengan mempelajari. Minat berhubungan erat dengan motivasi. Motivasi muncul karena adanya kebutuhan, begitu juga minat, sehingga tepatlah bila minat merupakan alat motivasi. Pekerjaan akan berjalan lancar bila disertai minat.

Menurut Gie (1998), arti penting minat dalam kaitannya dengan pelaksanaan suatu pekerjaan adalah :

1. Minat melahirkan perhatian yang serta merta 2. Minat memudahnya terciptanya konsentrasi 3. Minat mencegah gangguan dari luar

4. Minat memperkecil kebosanan bekerja diri sendiri.

(26)

commit to user

kontinyu baik secara sadar maupun tidak pada objek tertentu, biasanya dapat membangkitkan minat pada objek tesebut.

Kalau seorang petugas mempunyai minat pada bidang pekerjaan tertentu dia akan memperhatikannya. Namun sebaliknya jika tidak berminat, maka perhatian pada pekerjaannya biasanya dia malas untuk melaksanakannya. Demikian juga dengan bidan yang tidak menaruh perhatian pada bidang pekerjaannya maka sukarlah diharapkan tersebut dapat bekerja dengan baik. Hal ini tentu memepengaruhi hasil pekerjaannya (Kartono,1995).

Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataaan yang menunjukkan bahwa petugas lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Bidan yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut.

Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu bidan melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajari dengan dirinya sendiri sebagai individu. Proses ini berarti menunjukkan pada bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya, memuaskan kebutuhan-kebutuhannya.

(27)

commit to user

aspek kewajiban bukan aspek bawaan, melainkan kondisi yang terbentuk setelah dipengaruhi oleh lingkungan, karena itu minat sifatnya berubah-ubah dan sangat tergantung pada individunya.

Minat bekerja dapat ditingkatkan melalui latihan konsentrasi. Konsentrasi merupakan aktivitas jiwa untuk memperhatikan suatu objek secara mendalam. Dapat dikatakan bahwa konsentrasi itu muncul jika seseorang menaruh minat pada suatu objek, demikian pula sebaliknya merupakan kondisi psikologis yang sangat dibutuhkan.Kondisi tersebut amat penting sehingga konsentrasi yang baik akan melahirkan sikap pemusatan perhatian yang tinggi terhadap objek yang kita hadapi.

Minat sebagai salah satu aspek psikologis dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang sifatnya dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal). Di lihat dari dalam diri bidan, minat dipengaruhi oleh cita-cita, kepuasan, kebutuhan, bakat dan kebiasaan. Sedangkan bila dilihat dari faktor luarnya minat sifatnya tidak menetap melainkan dapat berubah sesuai dengan kondisi lingkungan. Faktor luar tersebut dapat berupa kelengkapan sarana dan prasarana, pergaulan dengan teman sejawat dan persepsi masyarakat terhadap suatu objek serta latar belakang sosial budaya (Slamet,1995).

(28)

commit to user

adanya perhatian, daya dorong tiap-tiap individu dan kesenangan. Kesimpulan dari beberapa definisi di atas tentang minat, bahwa minat merupakan perhatian khusus terhadap suatu pekerjaan yang tercipta dengan penuh kemauan, yang dapat mendorong kemauan kerja karena adanya rasa ketertarikan, kesenangan dan adanya harapan yang tinggi terhadap pekerjaan tersebut

2.1.1 Pembagian Minat

Ditinjau dari asal mulanya, minat seseorang dapat dibedakan menjadi dua golongan, menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan dalam Darmawan (2007),yaitu:

a. Minat bawaan

Minat bawaan adalah minat yang muncul dengan sendirinya tanpa dipengaruhi oleh faktor lain, baik itu faktor lingkungan maupun kebutuhan. Minat ini biasanya dipengaruhi oleh keturunan atau bakat alamiah.

b. Minat yang muncul karena pengaruh dari luar

Minat seseorang ini dapat berubah karena pengaruh dari luar individu, seperti lingkungan dan kebutuhan. Minat ini dipengaruhi oleh lingkungan, dorongan orang tua, dan kebiasaan.

Witherington dalam Buchori (1990) membagi minat menjadi dua, yaitu:

(29)

commit to user

Minat yang timbul dari kebutuhan-kebutuhan jaringan, yang secara langsung dapat langsung memuaskan dorongan untuk mempertahankan organisme.

b. Minat Kultural

Minat kultural adalah minat yang berkisar tentang kebutuhan akan sesuatu hal yang tidak secara langsung berhubungan dengan diri kita. Tetapi ada artinya karena ada nilai pembeda.

Menurut Cague dalam Permanik (1991), minat dibagi menjadi :

a. Minat Spontan

Minat spontan adalah minat yang tumbuh secara spontan dari dalam diri seseorang tanpa terpengaruh pihak luar.

b. Minat terpola

Minat terpola adalah minat yang timbul sebagai akibat adanya pengaruh dari kegiatan-kegiatn berencana yang terpola,

Surya dalam Susilaningsih (1993), menyebutkan adanya tiga minat, yaitu:

a. Minat Volenter

Minat Volunter adalah minat yang timbul secara sukarela dan muncul dengan sendirinya tanpa adanya pengaruh dari pihak luar.

b. Minat Involunter

(30)

commit to user c. Minat Non Volunter

Minat non volunter adalah minat yang ditimbulkan secara sengaja dipaksakan atau diharuskan

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulakan bahwa minat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu minat yang tumbuh secara alami (pembawaan yang biasanya dipengaruhi faktor keturunan atau bakat alamiah), dan minat yang tumbuh karena proses pembelajaran (bisa berubah karena pengaruh dari lingkungan). Kedua minat tersebut sulit dipisahkan karena saling berperan dan saling mendukung dalam pembentukan minat individu terhadap sesuatu termasuk mendorong munculnya seseorang dalam pencapaian suatu cita-cita.

2.1.2 Indikator-indikator minat

Purnama (1994) menjabarkan karakteristik individu yang memilikki minat tinggi terhadap sesuatu yaitu: adanya perhatian yang besar, memiliki harapan yang tinggi, berorientasi pada keberhasilan, mempunyai kebanggaan, kesediaaan untuk berusaha dan mempunayi pertimbangan yang positif.

Ada tujuh ciri minat yang dikemukakan oleh Hurlock (1990), ciri tersebut adalah sebagai berikut:

a. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental

(31)

commit to user

b. Minat tergantung pada persiapan diri untuk bekerja

Kesiapan bekerja merupakan salah satu faktor penyebab meningkatnya minat. Seseorang tidak akan mempunyai minat sebelum mereka siap secara fisik maupum mental.

c. Minat bergantung pada kesempatan kerja

Minat anak-anak maupun dewasa bergantung pada kesempatan pekerjaan yang ada, sebagian anak kecil lingkungannya terbatas pada rumah. Dengan pertumbuhan di lingkungan sosial mereka menjadi tertarik pada minat orang di luar rumah yang mereka kenal.

d. Perkembangan minat mungkin terbatas

Hal ini disebabkan oleh keadaan fisik yang tidak memungkinkan. Seseorang yang cacat fisak tidak memiliki minat yang sama pada olah raga seperti teman sebayanya yang normal. Perkembangan minat juga dibatasi oleh pengalaman sosial terbatas.

e. Minat dipengaruhi oleh pengaruh budaya

Kemungkinan minat akan lemah jika tidak di beri kesempatan untuk menekuni minat yang dianggap tidak sesuai oleh kelompok budaya mereka.

f. Minat berbobot emosional

(32)

commit to user

emosional yang tidak menyenangkan melemahkan minat dan sebaliknya, bobot emosional yang menyenangkan menguatkan minat.

g. Minat dan egosentris

Minat berbobot egosentris jika seseorang terhadap sesuatu baik manusia maupun barang mempunayi kecenderungan untuk memilikinya.

Dari beberapa pendapat diatas, indikator-indikator minat pada penelitian ini adalah:

1. Adanya perhatian terhadap praktik klinik

2. Adanya ketertarikan untuk mau menerapkan ilmu yang didapat dalam praktik di lahan

3. Adanya harapan yang tinggi terhadap kompetensi asuhan kebidanan ibu hamil

4. Adanya kebanggaan/kepuasan yang berorientasi pada keberhasilan

2.1.3 Upaya-upaya meningkatkan Minat mahasiswa

(33)

commit to user

minat terhadap objek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap objek tertentu.

Minat tidak dibawa sejak lahir melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu yang dipelajari dan mempengaruhi pekerjaan selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu. Walaupun minat terhadap sesuatu hal tidak merupakan hal yang hakiki uantuk dapat mempelajari hal tersebut. Asumsi umum menyatakan bahwa minat akan membantu seseorang mempelajari sesuatu (Slamet, 1988).

Mengembangkan minat bidan pada kegiatn praktek klinik ,khususnya untuk melaksanakan standart pemeriksaan kehamilan pada dasarnya adalah membantu mahasiswa dalam bekerja lebih profesional dan lebih tenang. Proses ini berarti menunjukkan pada mahasiswa bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya, dan memuaskan kebutuhan-kebutuhan. Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat pada suatu objek yang baru adalah dengan menggunakan minat-minat yang telah ada (Slamet, 1988).

(34)

commit to user

pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pelajaran yang lalu, menguraikan kegunaannya bagi mahasiswa dimasa yang akan datang. Roijjakkers dalam Slamet (1988) berpendapat bahwa untuk menimbulkan minat-minat baru, dapat dicapai dengan cara menghubungkan bahan pengajaran dengan berita sensasional yang sudah diketahui kebanyakan.

Bila usaha-usaha di atas tidak berhasil, pengajar dapat memakai insentif dalam usaha mencapai tujuan pengajaran. Insentif merupakan alat yang dipakai untuk membujuk seseorang agar melakukan sesuatu yang tidak mau dilakukannya atau tidak dilakukannya dengan baik.

Menurut Efendi dalam Darmawan (2007), minat dapat ditimbulkan dengan cara:

a. Membangkitkan suatu kebutuhan, misalnya kebutuhan untuk menghargai, keindahan, pekerjaan, dan mendapatkan penghargaan.

b. Menghubungkan dengan pengalaman-pengalaman yang lampau.

c. Memberikan kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik karena mengetahui kesuksesan yang diperoleh akan menimbulkan kepuasan. 2.1.4 Metode Pengukuran Minat

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengadakan pengukuran minat, menurut Nurkancana dan Sumarta dalam Darmawan (2007), metode pengukuran minat yaitu:

(35)

commit to user

Pengukuran minat dengan metode observasi mempunyai satu keuntungan karena dapat mengamati dalam kondisi yang wajar, jadi tidak di buat-buat. Observasi dapat dilakukan dalam setiap situasi dan pencatatan hasil-hasil observasi dapat dilakukan selama observasi dilakukan.

b. Interview

Pelaksanaan interview biasannya lebih baik dilakukan dalam situasi yang tidak formal, sehingga percakapan akan lebih bebas

c. Angket atau Kuesioner

Angket atau kuesioner jauh lebih efisien dalam penggunaan waktu, isi pertanyaan dalam kuesioner pada prinsipnya tidak jauh berbeda dengan pertanyaan dengan interview.

d. Inventori

Inventori adalah suatu metode untuk mengadakan pengukuran sejenis kuesioner, perbedaannya dalam kuesioner responden menulis jawaban yang relatif panjang, sedangkan invetori responden memberi jawaban dengan memberi tanda cek, lingkaran atau tanda yang lain yamg berupa jawaban-jawaban singkat.

(36)

commit to user 2.2 Konsep Pembelajaran Praktik

Pembelajaran praktik adalah penerapan dari laboratorium kelas,laboratorium klinik dan praktik klinik (Pusdiknakes,2005).

Reily dan Oermann sebagaimana dikutip dari hasil sister Scholl Program (Laporan SSP,2004), menyatakan bahwa pengalaman pembelajaran praktik (laboratorium kelas,laboratorium klinik dan praktik klinik di rumah sakit, komunitas dan unit pelayanan kesehatan lainnya) merupakan bagian penting dalam program pendidikan kesehatan. Hal ini memberikan pengalaman yang berharga bagi mahasiswa dalam menerapkan ilmu pengetahuan pada situasi nyata. Melalui pembelajaran praktik mahasiswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuannya (Pusdiknakes, 2005 ).

Pengelolaan pembelajaran praktik masih menemukan kendala yaitu perbedaan persepsi tentang praktek, jumlah pembimbing belum memadai baik kuantitas dan kualitas, perubahan status lahan praktek serta bertambahnya jumlah institusi Diknakes yang mempengaruhi ketersediaan lahan praktik. Hal ini akan mempengaruhi proses pembelajaran praktik yang kurang optimal dan akhirnya kompetensi mahasiswa tidak tercapai (Pusdiknakes, 2005).

1. Standart Pembelajaran Praktik a. Mahasiswa

(37)

commit to user

a) Menguasai pengetahuan yang menunjang ketrampilan yang akan diajarkan pada saat praktik klinik disetiap semester melalui tes lisan atau tertulis.

b) Telah kompeten dilaboratorium kelas (model) dengan menggunakan standar pembelajaran laboratorium.

c) Siap melaksanakan praktik klinik. 2) Peran dan tanggung jawab mahasiswa

a) Menghadiri semua sesi dan berpartisipasi aktif dalam semua program pembelajaran di laboratorium klinik.

b) Membaca bahan/ buku referensi, panduan, penuntun belajar dan daftar tilik.

c) Membuat kontrak belajar.

d) Menyelesaikan dan mengumpulkan semua penugasan tepat waktu. e) Latihan studi kasus.

f) Mengobservasi semua prosedur dan demonstrasi yang dilakukan oleh dosen atau pengajar dengan menggunakan panduan atau daftar tilik. g) Mempraktikkan setiap ketrampilan padaa model, baik secara individu

maupun kelompok sampai tingkat profisien di model.

h) Mengatur waktu untuk bertemu dan berkonsultasi dengan dosen pengajar untuk mendiskusikan hal-hal yang belum dibahas.

i) Menyiapkan diri untuk ujian laboratorium klinik.

(38)

commit to user b. Pembimbing

1) Prasyarat

a) Pembimbing dari institusi pendidikan

(1) DIV Kebidanan Pendidik dengan pengalaman kerja sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun

(2) D III Kebidanan + S1/S2 Kesehatan

(3) D III Kebidanan dengan pengalaman klinik minimal 2 (dua) tahun. b) Pembimbing dari lahan praktik

(1) D IV Kebidanan ( minimal pengalaman kerja 2 tahun) (2)D III Kebidanan ( minimal pengalaman kerja 2 tahun ) 2) Peran dan tanggung jawab pembimbing

a) Memelihara, mempertahankan dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan berdasarkan evidence based dalam bidang kebidanan. b) Menyiapkan PBM.

c) Menyiapkan peralatan dan bahan untuk mendukung PBM. d) Melakukan kontrak belajar dengan mahasiswa.

e) Memeriksa jadwal praktik mahasiswa

f) Bekerjasama dengan pembimbing (CI) untuk merencanakan jadwal praktik klinik mahasiswa.

g) Memilih dan memberikan materi kebidanan berdasarkan evidence based.

(39)

commit to user

i) Mendemonstrasikan ketrampilan sesuai dengan langkah dalam penuntun belajar.

j) Mendiskusikan demonstrasi yang telah dilakukan.

k) Memberikan kesempatan redemonstrasi ketrampilan pada mahasiswa. l) Melatih mahasiswa sampai mampu melakukan sendiri prosedur

sampai tingkat profisien di model.

m) Memantau kemajuan ketrampilan mahasiswa dengan daftar tilik. n) Memberikan umpan balik.

o) Memberikan tambahan penugasan atau latihan dan studi kasus pada mahasiswa yang belum mencapai kompetensi standar.

p) Berpartisipasi dan terlibat dalam kegiatan praktik klinik (Pusdiknakes,2005)

c. Tempat Praktik

1) Pengertian

Tempat praktik adalah tempat yang digunakan mahasiswa untuk melatih ketrampilan klinik dalam rangka mencapai kompetensi yang telah ditetapkan, yaitu meliputi : ruang laboratorium kelas dan lahan praktik.

2) Kriteria

a) Laboratorium kelas

Kriteria laboratorium di set dengan kompetensi yang akan dicapai yaitu:

(40)

commit to user

(2) Laboratorium profesi : Lab Antenatal, Intranatal, Postnatal, Bayi, senam hamil. Konseling, kesehatan reproduksi dan Keluarga Berencana

b) Lahan Praktik

(1) Mempunyai kasus sesuai dengan target kompetensi yang ditetapkan baik jumlah maupun jenisnya

(2) Memberi pelayanan kesehatan sesuai standar profesi

(3) Tersedianya sarana dan prasarana bimbingan antara lain ruang diskusi dan ruang seminar

(4) Memiliki pembimbing klinik sesuai dengan profesi dan kualifikasi (5) Mempunyai naskah kesepahaman (MoU) yang telah disepakati oleh

kedua belah pihak dalam pendayagunaan berbagai fasilitas lahan praktik (Pusdiknakes,2005)

2.3 Konsep Kompetensi

Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab, yang dimiliki seseorang sebagai syarat kemempuan untuk mengerjakan tugas- tugas dibidang pekerjaan tertentu ( Kepmendiknas 232/U/2000 dan 045/U/2002)

(41)

commit to user

Berdasarkan definisi yang dikemukakan diatas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan perpaduan aspek pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang difokuskan pada kemampuan individu untuk melakukan tugas berdasarkan standar kinerja dibidang tertentu( Pusdiknakes, 2005)

2.3.1 Dimensi Kompetensi

Kompetensi terdiri dari spesifikasi pengetahuan, ketrampilan dan sikap serta penerapannya dalam suatu pekerjaan berdasarkan pada kriteria unjuk kerja yang dibutuhkan dalam pekerjaan.

2.3.2 Penilaian pencapaian kompetensi

Untuk menetapkan seseorang dinyatakan kompeten, harus dilakukan melalui proses penilaian yang obyektif dan dapat dipertanggungjawabkan. Hasil penilaian dapat mengungkapkan hasil penguasaan kompetensi baik pada aspek pengetahuan, sikap dan ketrampilan

2.3.2.1Aspek yang dinilai

Aspek yang dinilai dari pencapaian kompetensi meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan (Taksonomi Bloom dan Crathwohl , 1980):

a.Pengetahuan

Meliputi kemampuan mengingat, memahami, mengaplikasi konsep/prinsip, menganalisis, mengevaluasi, menciptakan. Tes dilakukan secara lisan dan tertulis.

b.Ketrampilan

(42)

commit to user

2) Kemampuan memanipulasi tindakan berdasar kansep 3) Kemampuan melakukan tindakan secara teliti dan benar

4) Kemampuan melakukan serangkaian tindakan secara berurutan secara teliti dan benar

5) Kemampuan melakukan tindakan secara wajar dan efisien.

2.4 Konsep Asuhan Kebidanan Kehamilan

Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya.

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Sarwono, 2002).

Periode antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari pertama haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati yang menandai awal periode antepartum (Varney, 2006).

Kehamilan dibagi menjadi 3 trimester, yaitu:

1. Trimester I : 0-12 minggu. 2. Trimester II : 13-28 minggu.

3. Trimester III : 29-40 minggu.

Tanda-tanda dan Gejala Kehamilan.

(43)

commit to user 1. Gejala kehamilan tidak pasti.

a. Tidak haid.

b. Mual dengan diikuti muntah ataupun tidak sering terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan.

c. Mengidam.

d. Gangguan buang air besar karena pengaruh hormonal. e. Sering kencing terutama bila kehamilan sudah besar.

f. Kadang-kadang wanita hamil bisa pingsan di keramaian terutama pada bulan awal kehamilan.

g. Tidak nafsu makan. 2. Tanda kehamilan tidak pasti.

a. Perubahan warna kulit menjadi lebih gelap dari sebelumnya yang kira-kira terjadi di atas minggu ke-12 kehamilan.

b. Keputihan atau keluarnya cairan berlebihan dari vagina karena pengaruh hormonal.

c. Gusi bengkak terutama pada bulan-bulan pertama kehamilan. d. Perubahan payudara menjadi lebih tegang dan membesar.

e. Pembesaran perut terutama tampak jelas setelah kehamilan 14 minggu.

f. Tes kehamilan memberikan hasil positif. 3. Tanda pasti kehamilan.

(44)

commit to user

b. Bila didengarkan menggunakan alat Doppler, maka akan terdengar detak jantung janin.

c. Pada pemeriksaan USG dilihat gambaran janin.

d. Pada pemeriksaan rontgen terlihat gambaran rangka janin.

Pemeriksaan kehamilan adalah asuhan yang diberikan untuk ibu hamil sebelum kelahiran (JHPIEGO, 2001).

Pemeriksaan kehamilan adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan memberikan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Yasin S., 2006).

Pemeriksaan kehamilan adalah pemeriksaan kehamilan yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang profesional seperti dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, perawat terlatih yang sesuai dengan standar minimal pelayanan antenatal.

Tujuan dari pemeriksaan kehamilan antara lain:

1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.

(45)

commit to user

3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.

4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.

6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.

(Yasin, 2006)

Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan ibu masa hamil, masa persalinan, nifas, bayi setelah lahir, Keluarga berencana serta Kesehatan reproduksi.

Ibu hamil adalah seorang perempuan yang sedang mengandung (Sarwono, 2007). Ibu hamil adalah sebutan untuk orang perempuan yang telah mengandung, wanita yang telah bersuami, panggilan yang lazim pada wanita hamil (Depdiknas, 2008).

1. Perkembangan, Perubahan Fisik dan Psikologis Ibu Hamil a. Perkembangan dan perubahan fisik pada ibu hamil meliputi : 1) Rahim atau uterus

(46)

commit to user

gram saat akhir kehamilan. Otot rahim mengalami hiperplasia dan hipertrofi menjadi lebih besar, lunak dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan janin.

2) Vagina atau liang senggama

Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin merah dan kebiru-biruan.

3) Ovarium atau indung telur

Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada umur 16 minggu.

4) Payudara

Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan pemberian ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan, yaitu estrogen, progesteron dan somatomatotropin.

Penampakan payudara pada ibu hamil adalah sebagai berikut :

a) Payudara menjadi lebih besar

b) Areola payudara makin hiperpegmentasi / menghitam c) Glandula montgomery makin tampak

d) Puting susu makin menonjol

(47)

commit to user

f) Setelah persalinan hambatan prolaktin tidak ada sehingga pembuatan ASI dapat berlangsung.

5) Sirkulasi darah ibu a) Volume darah

Volume darah semakin meningkat dimana jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi semacam pengenceran darah (hemodilusi), dengan puncaknya pada umur hamil 32 minggu. Serum darah (volume darah) bertambah sebesar 25 sampai 30% sedangkan sel darah bertambah sekitar 20 %.

b) Sel darah

Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi pertumbuhan janin dan rahim. Tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodilusi yang disertai anemia fisiologis. Sel darah putih meningkat dengan mencapai jumlah jumlah sebesar 10.000/ml. Dengan hemodilusi dan anemia fisiologis maka laju endap darah semakin tinggi dan dapat mencapai 4 kali dari angka normal.

6) Sistem respirasi

(48)

commit to user

biasanya. Seorang wanita hamil selalu bernafas lebih dalam dan bagian bawah toraksnya juga melebar ke sisi. Dan sesudah partus kadang-kadang menetap jika tidak dirawat dengan baik.

7) Sistem pencernaan

Karena pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat yang dapat menyebabkan :

a) Pengeluaran air liur berlebihan (hipersaliva) b) Daerah lambung terasa panas

c) Terjadi pusing kepala d) Muntah

e) Muntah berlebihan sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari. f) Gerak usus makin berkurang dan dapat menyebabkan konstipasi. 8) Traktus urinarius

Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi pada hamil tua terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering kencing.

9) Perubahan pada kulit

Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh melanophore stimulating hormone lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada stria gravidarum, livida atau alba, areola mammae, papilla mammae, linea nigra, dan cloasma gravidarum.

(49)

commit to user

Dengan terjadinya kehamilan metabolisme tubuh mengalami perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan memberikan ASI.

Perubahan metabolisme adalah :

a) Metabolisme basal naik sebesar 15 % sampai 20% dari semula terutama pada trimester ketiga.

b) Keseimbangan asam basa mengalami penurunan yang disebabkan oleh hemodilusi darah dan kebutuhan mineral yang dibutuhkan janin. c) Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk pertumbuhan dan

perkembangan janin, perkembangan organ kehamilan dan persiapan laktasi. Dalam makanan diperlukan protein tinggi sekitar ½ gr/kg BB atau sebutir telur ayam sehari.

11) Berat badan ibu hamil bertambah

Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5 sampai 16,5 kg selama hamil atau terjadi kenaikan berat badan sekitar ½ kg/minggu.

Memperhatikan hal tersebut dapat dikemukakan bahwa ibu hamil memerlukan makanan yang mempunyai nilai gizi yang tinggi. Oleh karena itu perlu diperhatikan susunan makanan empat sehat lima sempurna (Prawirohardjo, 2009).

(50)

commit to user

Pada trimester pertama ibu hamil mengalami perubahan emosional, hasrat seksual akan menurun karena lelah dan muntah. Perubahan emosi (suasana hati) mungkin lebih kelihatan, mulai dari kegembiraan sampai depresi karena letih, khawatir dan sakit. Ibu mulai merasa bahwa bentuk tubuh mulai berubah dan kurang menarik.

2) Trimester Kedua

Perubahan emosional, pada bulan kelima kehamilan sudah tampak nyata karena bayi sudah mulai bergerak. Perubahan emosi sudah mulai berkurang. Pada saai ini perhatian mulai tertuju pada bayi dan mulai banyak memikirkan apakah bayi akan dilahirkan dengan selamat dan sehat. Rasa cemas akan meningkat sejalan dengan usia kehamilan.

3) Trimester Ketiga

Perubahan emosional, pada bulan terakhir kehamilan biasanya terasa gembira bercampur takut karena kelahiran telah dekat. Kekhawatiran akan apa yang terjadi pada saat melahirkan, apakah bayi akan lahir sehat dan memikirkan tugas baru sebagai ibu. Pemikiran dan perasaan seperti ini sangat biasa terjadi pada ibu hamil. Kemukakan perasaan ini pada suami, jika ibu hamil mendengarkan cerita-cerita kuno mengenai melahirkan bayi, jangan dipikirkan terlalu serius, bila ibu merasa ragu, segera konsultasikan ke dokter (Solihah, 2006).

b. Hal yang harus dilakukan oleh ibu hamil :

(51)

commit to user b) Hindari pekerjaan yang berat

c) Cukup istirahat selama perjalanan : Ada baiknya tiap beberapa jam sekali berhenti untuk istirahat, buang air kecil dan makan. Berapa lama sekali harus berhenti, tergantung kondisi masing-masing, tapi sebaiknya tidak lebih dari 6 jam. Usahakan cukup tidur selama perjalanan.

d) Bila dirasa ada keluhan, sebaiknya segera kontrol ke dokter kandungan. Akibat kelelahan biasanya timbul keluhan berupa sakit perut bagian bawah atau kontraksi. Bila hal itu terus terjadi selama perjalanan, sebaiknya segera kontrol ke dokter.

e) Waspadai bila sampai keluar flek. Flek adalah tanda pertama terjadinya keguguran. Bila sampai ada flek, sebaiknya segera ke dokter kandungan.

f) Bawalah "bekal" obat yang dirasa perlu. Sebelum bepergian, saat berkonsultasi, sebaiknya minta dokter untuk membekali dengan obat tertentu, seperti penahan kontraksi, penghilang rasa sakit yang aman untuk ibu dan kehamilannya (Sarwono, 2005).

2.5 Konsep Kecerdasan Intelektual (IQ)

(52)

commit to user

membakukan test IQ yang dikembangkan oleh Binet dengan mengembangkan norma populasi, sehingga selanjutnya test IQ tersebut dikenal sebagai test Stanford-Binet. Pada masanya kecerdasan intelektual (IQ) merupakan kecerdasan tunggal dari setiap individu yang pada dasarnya hanya bertautan dengan aspek kognitif dari setiap masing-masing individu tersebut. Tes Stanford-Binet ini banyak digunakan untuk mengukur kecerdasan anak-anak sampai usia 13 tahun.

Inti kecerdasan intelektual ialah aktifitas otak. Otak adalah organ luar biasa dalam diri kita. Beratnya hanya sekitar 1,5 Kg atau kurang lebih 5 % dari total berat badan kita. Namun demikian, benda kecil ini mengkonsumsi lebih dari 30 persen seluruh cadangan kalori yang tersimpan di dalam tubuh. Otak memiliki 10 sampai 15 triliun sel saraf dan masing-masing sel saraf mempunyai ribuan sambungan. Otak satu-satunya organ yang terus berkembang sepanjang itu terus diaktifkan. Kapasitas memori otak yang sebanyak itu hanya digunakan sekitar 4-5 % dan untuk orang jenius memakainya 5-6 %. Sampai sekarang para ilmuan belum memahami penggunaan sisa memori sekitar 94 %.

(53)

commit to user

dikatakan sebagai cerdas apabila belum memenuhi “kualifikasi” mengenai kecerdasan yang lain.

Pertanyaannya sekarang adalah apa sesungguhnya kecerdasan itu? Istilah kecerdasan (inteligensi) pertama kali diperkenalkan oleh Charles Spearman pada tahun 1904. Spearman mengungkapkan bahwa istilah inteligensi digunakan untuk mempermudah dalam mempelajari kemampuan individu, dan inteligensi ini merupakan apa yang diukur oleh tes inteligensi (kecerdasan) (Mangkunegara, 1993: 9).

Robert Sternberg, penulis buku “Successfull Intelligence” mengartikan inteligensi sebagai kapasitas belajar dari pengalaman dan kemampuan mengadaptasi lingkungan sekeliling (Atmosoeprapto, 2004: 147).

Menurut H.H. Goddard –sebagaimana dikutip oleh Azwar (2002: 5)– kecerdasan atau inteligensi adalah tingkat kemampuan pengalaman seseorang untuk menyelesaikan masalah-masalah yang langsung dihadapi dan untuk mengantisipasi masalah-masalah yang akan datang.

Wechsler memberikan definisi kecerdasan/inteligensi sebagai suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan seseorang untuk dapat bertindak secara terarah, berpikir secara baik dan bergaul dengan lingkungan secara efisien (Mönks & Knoers, Haditono, 2006: 237).

(54)

commit to user

lama, kecerdasan meliputi tiga pengertian, yaitu: (1) kemampuan untuk belajar; (2) keseluruhan pengetahuan yang diperoleh; dan (3) kemampuan untuk beradaptasi dengan dengan situasi baru atau lingkungan pada umumnya (http://akhmadsudrajat.wordpress.com).

Pengertian yang lain dikemukakan oleh Howard Gardner, seorang psikolog perkembangan dan profesor pendidikan dari Graduate School of Education, Harvard University, AS, yang mendefinisikan kecerdasan sebagai kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang bermacam-macam dan dalam situasi yang nyata (Baharuddin & Wahyuni, 2007: 146).

Pengertian yang diberikan Gardner ini berbeda dengan pengertian yang dipahami sebelumnya, dimana sebelum Gardner, pengukuran tingkat kecerdasan seseorang didasarkan pada tes IQ saja, yang menurutnya hanya menonjolkan kecerdasan matematis-logis dan linguistik.

(55)

commit to user

Andrew crider (dalam Azwar, 2008:4) mengatakan bahwa intelegensi itu bagaikan listrik, gampang untuk diukur tapi hampir mustahil untuk didefinisikan. Kata- kata ini banyak benarnya. Tes intelegensi sudah dibuat orang sekitar diri sendiri delapan dekade yang lalu, akan tetapi sejauh ini belum ada definisi intelegensi yang dapat diterima secara universal. Alfred binet danTheodore simon tahun (1857-1911) mendefinisikan intelegensi sebagai terdiri atas tiga komponen yaitu (a) kemampuan untuk mengarahkan fikiran atau mengarahkan tindakan (b) kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan tersebut telah dilaksanakan dan (c ) kemampuan untuk mengeritik diri sendiri atau melakukan autocritism.

Lewis Madison terman mendefinisikan intelegensi sebagai kemampuan seseorang untuk berfikir secara abstrak. Sedangkan H.H Goddard mendefinisikan intelegensi sebagai tingkat kemampuan pengalaman seseorang untuk menyelesaikan masalah masalah yang langsung dihadapi dan untuk mengantisipasi masalah – masalah yang langsung dihadapi dan untuk mengantisipasi masalah- masalah yang akan datang.

(56)

commit to user

Edward Lee Thorndike dalam (Azwar, 2008:6) seorang tokoh psikologi fungsionalisme mengatakan bahwa intelegensi adalah kemampuan dalam memberikan respon yang baik dari pandangan kebenaran atau fakta.

Galton mendasarkan tes intelegensinya pada asumsi bahwa keunggulan intelegensi seseorang tercermin dalam keunggulan kekuatan fisiknya. Dengan demikian variabel yang diukur dalam tes intelegensinya adalah ukuran batok kepala, ketajaman penglihatan, ingatan terhadap bentuk visual, kemampuan bernafas, dan kekuatan genggaman tangan (Sobur, 2003:20).

(57)

commit to user 2.5.1 Teori Intelegensi

Menurut sudut pandang mengenai faktor – faktor yang menjadi elemen intelegensi maka teori –teori intelegensi dapat digolongkan dalam paling tidak tiga golongan. Penggolongan pertama adalah teori –teori yang berorientasi pada faktor tunggal yang kedua adalah teori –teori yang berorientasi pada faktor ganda, dalam (Azwar, 2008:15) :

a. Afred Binet (1857-1911)

Menurut Binet intelegensi adalah merupakan sisi tunggal dari karakteristik yang terus berkembang sejalan denagn proses kematangan seseorang.

b. Edward Lee Thondike (1916)

Pada dasarnya teori thorndike menyatakan bahwa intelegensi terdiri atas berbagai kemampuan spesifik yang ditampakkan dalam wujud perilaku intelegen.

c. Charles E Spearman (1927)

Teori menyatakan bahwa kemampuan mental yang popular dengan nama teori dua factor two factor theory.

d. Louis Leon Thurtone dan Thelma Gwinn Thurstone (1941)

Teori ini mengatakan bahwa kemampuan mental data dikelompokkan kedalam enam faktor dan bahwa intelegensi dapat diukur dengan sampel perilaku seseorang dalam keenam bidang termaksud.

(58)

commit to user

Dalam teori ini mengatakan bahwa kemampuan mental terbagi atas beberapa faktor yang berbeda pada tingkatan –tingkatan yang berbeda. Faktorfaktor tersebut adalah salah satu faktor umum (general) faktor- faktor kelompok besar (broad group) faktor- faktor kelompok kecil (narrow group) dan faktorfaktor spesifik (specific).

f. Philp Edward Vernon (1950)

Philp menjelaskan tentang model hierarkisnya

g. Joy Paul Guilford (1959).

Teori mengenai structure off intellect. Model ini diilustrasikan dalam bentuk kubus atau kotak berdimensi tiga yang masing – masing mewakili satu klasifikasi faktor-faktor intelektual yang bersesuaian satu sama lain (Azwar.S, 2008: 18)

2.5.2 Macam Tes Intelegensi

a) Stanford Binnet intelegence scale

(59)

commit to user

dan Usia-XIV, level usia mengingkat dengan interval satu tahunan. Level-level selanjutnya dimaksudkan sebagai Level-level Dewasa-Rata-rata dan Level-level Dewasa-Superior I, II, dan III. Setiap level usia dalam skala ini berisi enam tes, kecuali untuk level Dewasa-Rata-rata yang berisi delapan tes. Dalam masing-masing tes untuk setiap level usia terisi soal-soal dengan taraf kesukaran yang tidak jauh berbeda. Berdasarkan perbedaan taraf kesukaran yang kecil itulah disusun urutan soal dari yang paling mudah sampai yang paling sukar. Skala Stanford-Binet dikenakan secara individual dan soal-soalnya diberikan secara lisan oleh pemberi tes. Oleh karena itu, pemberian tes haruslah orang yang mempunyai latar belakang pendidikan yang cukup di bidang psikologi, sangat terlatih dalam penyajian tesnya, dan mengenal betul isi berbagai tes dalam skala tersebut. Penyajian tesnya sendiri mengandung kerumitan yang spesifik bagi masing-masing individu yang dites. Tidak ada individu yang dikenai semua soal dalam tes karena setiap subjek diberi hanya soal dalam tes yang berada dalam cakupan level usia yang sesuai dengan level intelektualnya masing-masing.

(60)

commit to user

dihasilkan oleh skala ini merupakan IQ-deviasi yang mempunyai rata-rata (mean) sebesar 100 dan deviasi standar sebesar 16. Versi terbaru skala Stanford-Binet diterbitkan pada tahun 1986. Dalam revisi terakhir ini konsep inteligensi dikelompokkan menjadi emat tipe penalaran yang masing-masing diwakili oleh beberapa tes, yaitu penalaran verbal (kosakata, keganjilan), penalaran kuantitatif (tes kuantitatif, rangkaian angka), penalaran visual abstrak (melipat kertas, mengkopi), memori jangka pendek (memori kalimat, memori sajian urutan benda).

b) The Wechsler-intellegence scale for children revised (WISC-R)

(61)

commit to user

sesuatu hal semisal kekeliruan pemakaian, tidak dapat digunakan. Subtes Taman sesat dapat pula digunakan sebagai pengganti subtes Sandi atau dapat pula digunakan sebagai pengganti subtes performasi manapun yang tidak dapt dipakai. Dengan demikian, skor subjek tetap didasarkan atas lima subtes dari skala Verbal dan lima subtes dari skala Performasi.

Pemberian skor pada subtes WISC-R didasarkan atas kebenaran jawaban dan waktu yang diperlukan oleh subjek dalam memberikan jawaban yang benar tersebut. Melalui prosedur pemberian skor yang telah ditentukan, setiap subjek akan memperoleh skor pada masing-masing subtes. Skor tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam bentuk angka standar melalui tabel norma sehingga akhirnya diperoleh suatu angka IQ – deviasi untuk skala verbal, satu angka IQ-deviasi untuk skala verbal dan satu angka IQ-deviasi untuk skala performansi, dan satu angka IQ-deviasi untuk keseluruhan skala.

c) The Wechsler Adult-intellegence scale for revised (WAIS-R)

(62)

commit to user

Dalam bentuk dan isi, skala ini menetapkan pola dasar untuk semua skala Weschler, yang masing-masing akan menambah penyempurnaan. W-B itu sendiri ditambahkan paada tahun 1955 oleh WAIS, yang memperbaiki sejumlah kekurangan teknis skala terdahulu dalam kaitan dengan ukuran representativitas sampel normatif dan reliabilitas subtes-subtes.

WAIS telah mengalami revisi, dan diberi nama Weschler Adult Scale-Revised (WAIS-R) yang mencakup jangkauan umur 16 sampai 74 tahun. Sebagaimana versi WAIS sebelumnya, WAIS-R terdiri dari skala Verbal dan skala Performansi. Kedua skala tersebtu masing-masing menghasilkan IQ-verbal dan IQ-performansi, sedangkan kombinasi keduanya menjadi dasar untuk perhitungan IQ deviasi sebagai IQ keseluruhan. Masing-masing test memiliki minimal 5 subtes dan maksimal 7 subtes.

Secara lebih terperinci, isi masing-masing subtes dalam skala Verbal, yaitu subtes Informasi, berisi 29 pertanyaan mengenai pengetahuan umum yang dianggap dapat diperoleh oleh setiap orang dimana ia berada. Pertanyaan-pertanyaan tersebut disusun menurut taraf kesukaran yang semakin meningkat. Sedapat mungkin jenis pertanyaan yang diajukan tidak berkaitan dengan pengetahuan khusus yang dipelajari di sekolah.

(63)

commit to user

angka yang lain dan subjek diminta mengulang menyebutkannya dalam urutan yang terbalik. Subtes Kosa Kata berisi 40 kata yang disajikan dari yang paling mudah didefinisikan sampai kepada yang paling sulit. Pemberi tes menyebutkan secara lisan kata yang disajikan pada kartu kecil dan subjek diminta memberikan artinya.

Subtes Hitungan berupa problem hitungan yang setaraf dengan soal hitungan di sekolah dasar , karena itu sedikit sekali memerlukan kecakapan menghitung yang rumit. Empatbelas soal hitungan diberikan secara lisan dan harus dijawab oleh subjek secara lisan pula.

Isi subtes Pemahaman dirancang untuk mengungkap pemahaman umum. Subtes ini terdiri atas 14 soal yang menghendaki subjek untuk menjelaskan apa yang harus dilakukan pada situasi tertentu, mengapa aturan tertentu harus diikuti, apa arti peribahasa tertentu, dan sebagainya.

Subtes Kesamaan berisi 13 soal yang menghendaki subjek untuk menyatakan pada hal apakah dua benda memiliki kesamaan. Sedangkan untuk skala Performansi, subtes Kelengkapan Gambar berupa 21 kartu yang masing-masing berisi gambar. Pada setiap gambar terdapat bagian penting yang sengaja dihilangkan. Subjek diminta untuk menyebutkan bagian yang hilang tersebut.

(64)

commit to user

tidak teratur. Subjek diminta mengatur kartu-kartu tersebut kedalam urutan yang benar sehingga menunjukkan jalan cerita yang logis.

Subtes Rancangan Balok terdiri atas suatu pola yang masing-masing tersusun atas pola merah-putih. Setiap macam pola diberikan di atas kartu sebagai soal. Untuk setiap macam pola, subjek diminta menirunya dengan menggunakan beberapa buah balok kecil berukuran 2,5x2,5 cm yang sisi-sisinya dicat merah, putih, dan merah putih.

Subtes Perakitan Objek terdiri dari potongan-potongan atau bagian-bagian lengkap bentuk benda yang dikenal sehari-hari yang disajikan dalam susunan tertentu. Subjek diminta menyusun potongan-potongan bentuk tersebut sehingga membentuk gambar yang benar dari benda yang dimaksudkan. Empat macam bentuk benda disajikan dalam urutan kesukaran yang semakin meningkat.

Subtes Simbol Angka berupa sembilan angka yang masing-masing mempunyai simbolnya sendiri-sendiri. Sebjek diminta menulis simbol untuk masing-masing angka dibawah deretan angka yang tersedia sebanyak yang dapat ia lakukan dalam waktu 90 detik.

(65)

commit to user

Objek, kebenaran jawaban dan kecepatan menjawab sangat diperhitungkan. Jawaban yang benar akan tetapi diberikan setelah batas waktu yang dibolehkan tidak akan mendapat skor. Semakin cepat penyelesaian diberikan, skornya akan semakin tinggi. Sebagaimana WISC-R, skala WAIS-R menghasilkan tiga macam IQ-deviasi yang diperoleh melalui suatu konversi skor dengan menggunakan tabel norma penilaian/ pada skala ini. IQ-deviasi terdistribusi dengan nilai rata-rata sebesar 100 dan deviasi standar sebesar 15.

Sejak publikasi W-B, sejumlah besar skala yang diperpendek atau bentuk yang pendek telah diusulkan untuk skala-skala Weschler. Sasaran dari skala-skala yang dipersingkat adalah untuk mengurangi cukup banyak waktu penyelengaraan sambil mendapatkan IQ skala penuh yang diperkirakan dapat dievaluasi dalam kaitannya dengan norma-norma yang diterbitkan.

Sampel-sampel standarisasi skala Weschler paling akhir dipilih dengan sangat hati-hati untuk menjamin representativitasnya. Sampel-sampel normatif mencakup kurang lebih 2000 kasus untuk tiap skala, dengan jumlah pria dan wanita sama yang didistribusikan pada kelompok-kelompol umur yang sesuai untuk masing-masing. Skor-skor mentah pada masing-masing skala Weschler ditransformasikan ke dalam skor-skor standar dengan rata-rata 10 dan standar deviasi 3.

Gambar

Gambar 2.1  Kerangka pemikiran penelitian hubungan antara minat mahasiswa dan pencapaian kompetensi pada Asuhan Kebidanan ibu hamil
gambar), block design (rancangan balok), object assembly (perakitan
tabel norma penilaian/ pada skala ini. IQ-deviasi terdistribusi dengan nilai
Gambar 2.1 : Gambar kerangka Pemikiran Penelitian hubungan Antara Minat Mahasiswa dan Pencapaian Kompetensi Pada Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Dengan Tingkat Kecerdasan Mahasiswa Di Lahan Praktik Klinik Prodi D III Kebidanan STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto D
+6

Referensi

Dokumen terkait

yang signifikan antara metode pembelajaran demonstrasi dan ceramah dengan video (2) terdapat pengaruh yang signifikan antara minat belajar tinggi dan rendah terhadap

Dari hasil penelitian terhadap 52 orang ibu hamil yang memeriksakan di BPRB Bina Sehat Bangunjiwo Kasihan Bantul dan berdasarkan hasil analisis mengenai minat ibu hamil

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa diharapkan STIKES Bina Sehat PPNI Kabupaten Mojokerto selalu memberi pembinaan yang baik kepada mahasiswa salah satunya

Tujuan Laporan Tugas Akhir ini adalah menerapkan Asuhan Kebidanan pada Ibu mulai dari Masa Hamil, Bersalin, Nifas, Neonatus, dan Keluarga Berencana sesuai dengan standar

Berdasarkan hasil asuhan kebidanan yang dilakukan, ibu hamil seharusnya dapat dapat rutin memeriksakan kehamilannya pada tenaga kesehatan agar apabila terdapat

Berdasarkan hasil asuhan kebidanan yang dilakukan, ibu hamil seharusnya dapat rutin memeriksakan kehamilannya pada tenaga kesehatan agar apabila terdapat komplikasi pada

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa diharapkan STIKES Bina Sehat PPNI Kabupaten Mojokerto selalu memberi pembinaan yang baik kepada mahasiswa salah satunya

Oleh sebab itu mahasiswa melakukan Asuhan Kebidanan untuk mengetahui hal-hal apa saja yang terjadi pada ibu hamil sesuai dengan target pencapaian penurunan AKI dan melatih