• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEGMENTASI PASAR TABUNGAN iB TUNAS HASANAH PADA BANK BNI SYARIAH CABANG DHARMAWANGSA SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SEGMENTASI PASAR TABUNGAN iB TUNAS HASANAH PADA BANK BNI SYARIAH CABANG DHARMAWANGSA SURABAYA."

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

SEGMENTASI PASAR PRODUK TABUNGAN iB TUNAS HASANAH

PADA BANK BNI SYARIAH CABANG DHARMAWANGSA

SURABAYA

SKRIPSI

Oleh

AHMAD ZA’IM FAHRY

NIM. C04210030

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

SURABAYA

(2)

SEGMENTASI PASAR TABUNGAN iB TUNAS HASANAH

PADA BANK BNI SYARIAH CABANG DHARMAWANGSA

SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu

Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam

Oleh

Ahmad Za’im Fahry

NIM: C04210030

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Program Studi Ekonomi Syariah

(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Skripsi yang berjudul ‚Segmentasi Pasar Tabungan iB Tunas Hasanah Pada Bank BNI Syariah Cabang Dharmawangsah Surabaya‛ hasil penelitian bertujuan menjawab rumusan masalah tentang segmentasi pasar tabungan iB Tunas Hasanah pada PT. Bank BNI Syariah, faktor-faktor dan manfaat dari produk tersebut.

Data penelitian terhimpun dari wawancara secara langsung dengan Sub Branch Manager dan Operational & Service Head yang menangani dan menguasai bidang pemasaran produk tabungan yang didukung dengan data dokumentatif serta literatur pendukung yang relevan terhadap permasalahan yang penulis angkat. Selanjutnya, penelitian ini dianalisis menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif.

Ada 4 motivasi yang mengakibatkan orang tua dan anak memilih produk tabungan iB Tunas Hasanah BNI Syariah. Motivasi itu adalah : 1) Semangat anak karena memiliki ATM sendiri, 2) Kemudahan mengontrol tabungan melalui SMS, 3) Penerapan prinsip syariah, 4) Saldo awal kecil. Empat motivasi tersebut terbagi ke dalam dua kelompok yakni kelompok sosial dan kebudayaan. Pembagian tersebut meninjau dari alasan-alasan nasabah memilih produk tabungan iB Tunas Hasanah BNI Syariah. Dari motivasi tersebut BNI Syariah membagi segmentasi produk Tabungan Tunas iB Hasanah BNI Syariah menggunakan dua variabel, yaitu: 1) Variabel Demografis. Yang termasuk dalam variabel ini adalah sasaran anak-anak, variabel ini meninjau dari usia penggunanya. 2) Variabel Tingkah Laku. Variabel ini dimasukkan ke dalam segmentasi untuk produk Tabungan Tunas iB Hasanah dikarenakan kekhawatiran orang tua terhadap anak-anaknya dalam mengelola keuangan. Sedangkan produk Tabungan Tunas iB Hasanah jika dilihat dari kegunaannya bisa terbagi menjadi dua, yaitu: 1) Need, penilaian need terhadap produk ini ditinjau dari kebutuhan orang tua untuk mengontrol anaknya dalam mengelola keuangan. Kebutuhan tersebut tentu termasuk dalam kebutuhan primer. Dalam pengawasan tersebut menjadi hal yang tak terelahkan dan harus dilakukan oleh orang tua agar anaknya tidak terjerumus dalam foya-foya. 2) Want, nilai want yang diasumsikan pada produk ini melihat dari style anak ketika memegang ATM-nya sendiri. Ia akan merasa menjadi hebat dengan ATM yang ia bawa kemana-mana. Hal ini akan menimbulkan kepuasan tersendiri bagi konsumen-konsumen kecil ini. Selain itu, penggunaan ATM yang bisa dilakukan di semua merchant BNI Syariah dapat memuaskan akan kebutuhan uang bagi anak tentunya dengan pengawasan orang tua dan pihak bank.

(7)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN ... iv

PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TRANSLITERASI ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah ... 10

C. Rumusan Masalah ... 11

D. Kajian Pustaka ... 11

E. Tujuan Penelitian ... 13

F. Kegunaan Hasil Penelitian ... 13

G. Definisi Operasional ... 14

H. Metode Penelitian ... 15

I. Sistematika Pembahasan ... 22

BAB II SEGMENTASI PASAR, PERILAKU KONSUMEN, KEPUASAN KONSUMEN, WADI’AH A. Konsep Segmentasi Pasar ... 24

1. Segmentasi Pasar ... 24

2. Tujuan dan Manfaat Segmentasi Pasar ... 25

B. Perilaku Konsumen ... 31

(8)

2. Teori Perilaku Konsumen ... 33

3. Tujuan Perilaku Konsumen ... 34

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 35

5. Tahapan Dalam Perilaku Konsumen ... 27

6. Kecerobohan Yang Menyebabkan Tanggungan ... 58

7. Pembagian Wadi’ah ... 60

BAB III SEGMENTASI PASAR TABUNGAN iB TUNAS HASANAH PADA BANK BNI SYARIAH CABANG DHARMAWANGSA SURABAYA A. Sejarah Singkat Berdirinya Bank BNI Syariah ... 63

B. Visi dan Misi PT. Bank BNI Syariah ... 65

C. Produk Tabungan Pada Bank BNI Syariah ... 68

1. Jenis-Jenis Tabungan Bank BNI Syariah ... 68

2. Sarana Transaksi ... 69

(9)

4. Aplikasi dan Karakteristik Tabungan iB Tunas Hasanah .... 71 D. Segmentasi Pasar ... 77

1. Segmentasi Pasar Tabungan iB Tunas Hasanah ... 77 E. Pendapat nasabah Tentang iB Tunas Hasanah Pada BNI Syariah

... 81

BAB IV FAKTOR-FAKTOR, SEGMENTASI PASAR, DAN MANFAAT TABUNGAN iB TUNAS HASANAH PADA PT. BANK BNI

SYARIAH KANTOR CABANG DHARMAWANGSA

SURABAYA

A. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nasabah Dalam Memilih Tabungan iB Tunas hasanag (Anak-Anak dan Orang Tua) Pada Bank BNI Syariah ... 84

B. Segmentasi Pasar Tabungan iB Tunas Hasanh P{ada Bank BNI Syariah ... 87

C. Manfaat Yang Didapat Nasabah (Anak-Anak dan Orang Tua) pada bank BNI Syariah ... 91

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 94 B. Saran ... 95

(10)

DAFTAR TABEL

3.1 Setoran, Saldo Minimum dan Biaya Tabungan iB Tunas Hasanah... 76

3.2 Limit Kartu dan e-Banking Tabungan iB Tunas Hasanah (Per Hari)... 76

(11)

DAFTAR GAMBAR

3.1. Struktur Organisasi, Personalia dan Diskripsi Tugas... 61

(12)

BAB I

SEGMENTASI PASAR TABUNGAN iB TUNAS HASANAH

PADA PT. BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG

DHARMAWANGSA SURABAYA

A. Latar Belakang Masalah

Pada saat lahirnya bank syariah pertama yaitu Bank Muamalat

Indonesia sekitar tahun 1991, keberadaan bank syariah belum menjadi

perhatian masyarakat dalam sistem perbankan nasional. Baru setelah

keluarnya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan,

keberadaan bank syariah mulai diperhitungkan. Undang-undang tersebut

memberikan ketegasan dan peluang yang besar bagi perkembangan bank

syariah di Indonesia untuk tumbuh dan berkembang. Sehingga Bank umum

yang berdasarkan Undang-Undang tersebut memberikan kesempatan untuk

menjalankan dual banking system, yaitu penerapan konvensional dan syariah

sekaligus.1

Lembaga keuangan mempertemukan pihak yang mempunyai

kelebihan dana (surplus of funds) dengan pihak yang mengalami kekurangan

dana (lack of funds). Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.

Pada Pasal 1 ayat 3 dijelaskan bahwa salah satu bentuk usaha bank adalah

menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan

1

(13)

2

prinsip syariah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh bank

Indonesia.2

Bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya

memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran

serta peredaran uang yang pengoprasiannya disesuiakan dengan

prinsip-prinsip syariah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa bank syariah

adalah bank yang beroperasi sesuai prinsip-prinsip syariah dan tata caranya

mengacu pada ketentuan-ketentuan Al-Qur’an dan Hadist.3

Lahirnya bank syariah yang beroperasi berdasarkan sistem bagi hasil

sebagai alternatif pengganti bunga pada bank-bank konvensional, merupakan

peluang bagi umat Islam untuk memanfaatkan jasa bank seoptimal mungkin.

Dengan kata lain, hal ini dapat menjadi peluang umat Islam berhubungan

dengan perbankan syariah dengan tenang tanpa keraguan dan didasari oleh

motivasi keagamaan yang kuat di dalam memobilisasi dana masyarakat

untuk pembiayaan pembangunan ekonomi umat.4

Peluang tersebut juga tidak hanya dirasakan oleh umat Islam saja,

akan tetapi juga oleh umat non muslim, karena bank syariah dinilai terbukti

mampu menjadi sarana penunjang pembangunan ekonomi yang handal dan

dapat beroperasi dengan sehat. Hal itu disebabkan di dalamnya yang

2 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun

1992 tentang Perbankan.

3BNI Syariah Cabang Surabaya, Buku Panduan BNI Syariah (Surabaya : BNI Syariah), 2.

4 Warkum Sumitro, Asas-Asas Perbankan Islam dan lembaga Terkait(BMUI dan Takaful)

(14)

3

terkandung misi kebersamaan antara nasabah dengan pihak bank. Selain itu,

bank syariah di nilai mampu hidup berdampingan secara serasi dan kompetisi

secara sehat dan wajar dengan bank konvensional yang telah ada, karena

bank syariah tidak bersifat eksklusif untuk umat Islam saja, karena tidak ada

larangan bagi non-muslim untuk melakukan hubungan dengan bank syariah.5

Perbankan sebagai salah satu motor penggerak roda perekonomian,

mempunyai peran yang strategis dalam menyerasikan dan menyeimbangkan

pembangunan, peran yang strategis tersebut terutama disebabkan oleh fungsi

bank sebagai suatu wahana yang dapat menghimpun dan menyalurkan dana

masyarakat secara efektif dan efisien.6 Perkembangan dan pertumbuhan

dunia perbankan akan sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam

menghimpun dana masyarakat, baik dalam skala kecil maupun besar dengan

masa pengendapan yang memadai. Sebagai lembaga keuangan, masalah bank

yang paling utama adalah dana. Tanpa dana yang cukup bank tidak dapat

beroperasi secara maksimal serta tidak kondusif. Maka dari itu, bank

memerlukan dana yang cukup untuk melakukan operasional secara maksimal

harus melakukan kegiatan penghimpun dana agar dapat menjalankan

fungsinya dengan baik. Penghimpunan dana di bank Islam dapat membentuk

giro, tabungan dan deposito. prinsip operasional Islam yang diterapkan

5 Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010), 3.

(15)

4

dalam penghimpunan dana masyarakat adalah prinsip wadi’ah dan

mudharabah.7

PT. Bank BNI Syariah memiliki sejarah yang awal mulanya dari bank

BNI konvensional dan membuka dengan hal yang berbasis syariah dengan

sebutan bank BNI Syariah dengan berlandaskan pada Undang-Undang

Nomor 10 Tahun 1998, pada tanggal 29 April 2000 didirikan Unit Usaha

Syariah (UUS) yaitu BNI dengan 5 kantor cabang di Yogyakarta, Malang,

Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin. Selanjutnya, UUS BNI terus

berkembang menjadi 28 Kantor Cabang dan 31 Kantor Cabang Pembantu.

Disamping itu, nasabah juga dapat menikmati layanan syariah di

Kantor Cabang BNI Konvensional (office channelling) dengan lebih kurang

1500 outlet yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Di dalam

pelaksanaan operasional perbankan, BNI Syariah tetap memperhatikan

kepatuhan terhadap aspek syariah. Dengan Dewan Pengawas Syariah (DPS)

yang saat ini diketuai oleh KH.Ma’ruf Amin, semua produk BNI Syariah

telah melalui pengujian dari DPS sehingga telah memenuhi aturan syariah.

Di dalam Corporate Plan UUS BNI tahun 2000 ditetapkan bahwa

status UUS bersifat temporer dan akan dilakukan spin off tahun 2009.

Rencana tersebut terlaksana pada tanggal 19 Juni 2010 dengan beroperasinya

BNI Syariah sebagai Bank Umum Syariah (BUS). Realisasi waktu spin off

bulan Juni 2010 tidak terlepas dari faktor eksternal berupa aspek regulasi

7 Nurul Huda dan Mohammad Heykal, Lembaga Keuangan Islam (Jakarta: Kencana Perdana

(16)

5

yang kondusif yaitu dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor. 19

Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Disamping itu,

komitmen pemerintah terhadap pengembangan perbankan syariah semakin

kuat dan kesadaran terhadap keunggulan produk perbankan syariah juga

semakin meningkat.

Kondisi per September 2013, jumlah cabang BNI Syariah mencapai

64 Kantor Cabang, 161 Kantor Cabang Pembantu, 17 Kantor Kas, 22 Mobil

Layanan Gerak dan 16 Payment Point.8

PT. Bank BNI Syariah adalah sebuah lembaga keuangan yang

bergerak untuk menghimpun dana dari nasabah dengan prinsip syariah. Bank

ini lebih mementingkan layanan yang baik dan kinerja yang baik dan juga

memberikan solusi bagi masyarakat akan pentingnya jasa perbankan syariah

danmenciptakan wahana terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya

dan berprestasi bagi pegawai sebagai perwujudan ibadah.9

Nasabah di BNI Syariah terdiri dari berbagai kalangan, seperti

pegawai negeri, pegawai swasta, mahasiswa, pelajar, wiraswasta dan

lain-lain, mulai dari SMP, SMA, Diploma, S1, Sampai dengan S2, dengan alasan

memilih produk PT. Bank BNI Syariah yang berbeda-beda. Dengan

berkembangnya lembaga keuangan syariah di Indonesia saat ini juga

8 http://www.bnisyariah.co.id/sejarah-bni-syariah

9 Hatiffudin, Manajer Operasional di Bank BNI Syariah Cabang Darmo Boulevard Surabaya,

(17)

6

didukung oleh kondisi penduduk Indonesia yang mayoritas Islam.

Masyarakat yang cenderung bersifat agamis akan lebih memilih untuk

menjadi nasabah pada bank-bank syariah yang ada di sekitarnya, karena

dalam sistem ekonomi Islam terkandung hal-hal seperti ketauhidan,

persaudaraan, kebersamaan dan keadilan. Meskipun kehadiran bank syariah

dianggap retatif masih baru dalam perekonomian dan perbankan

konvensional. namun, perlu kita mencermati berbagai informasi yang

belakangan ini baik dari media visual maupun non-visual ada perkembangan

yang signifikan.10

Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan

prinsip bagi hasil memberikan alternatif sistem perbankan yang saling

menguntungkan bagi masyarakat dan bank, serta menonjolkan aspek

keadilan dalam bertransaksi, investasi yang beretika, mengedepankan

nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi dan menyadari

kegiatan spekulatif dalam bertransaksi keuangan. Dengan menyediakan

beragam produk serta layanan jasa perbankan yang beragam dengan skema

keuangan yang lebih bervariatif, perbakan syariah menjadi alternatif sistem

perbankan yang kredibel dan dapat dinikmati oleh seluruh golongan

masyarakat Indonesia tanpa terkecuali.11

10 Muhammad, Bank Syariah, Problem dan Prospek Perkembangan di Indonesia, (Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2005), 81.

11 Fahrur Ulum, Perbankan Syariah di Indonesia, (Surabaya: CV. Putra Media Nusantara, 2011),

(18)

7

Prinsip bagi hasil (profit sharing) merupakan karakteristik umum dan

landasan dasar bagi operasional bank syariah secara keseluruhan. Secara

syariah, prinsipnya berdasarkan kaidah al-Mud{a>rabah. Berdasarkan prinsip

ini, bank Islam akan berfungsi sebagai mitra, baik dengan menabung maupun

pengusaha yang meminjam dana. Dengan menabung, bank akan bertindak

sebagai s{ah<{ibul ma>l (penyandang dana). Antara keduanya diadakan akad

mud{a>rabah yang menyatakan pembagian keuntungan masing-masing pihak.12

Prinsip ini dinilai masyarakat sangat menguntungkan dibandingkan dengan

sistem bunga pada bank konvensional yang dasar-dasarnya telah keluar dari

aturan hukum Islam, dimana dalam sistem ekonomi konvensional, hal-hal

seperti ketauhidan, persaudaraan, kebersamaan dan keadilan tidaklah

terdapat atau terkandung di dalamnya. Dengan berprinsipkan kepada

materialisme, ekonomi konvensional memandang manusia adalah sebagai

suatu realitas material yang kosong dari roh.13 Sedangkan dalam

karakteristik bank syariah dikenal juga dengan prinsip kesederajatan yakni

bank syariah menempatkan nasabah menyimpan dana, nasabah pengguna

maupun bank pada kedudukan yang sama dan sederajat. Hal ini tercermin

dalam hak dan kewajiban dan juga resiko, keuntungan yang berimbang

antara nasabah penyimpan dana, pengguna dana, maupun bank. Dengan

sistem bagi hasil yang diterapkannya, bank syariah mensyaratkan adanya

12Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek (Jakarta: Gema Insani, 2001), 137.

13 Adiwarman A.Karim, Ekonomi Mikro Islam, edisi kedua (Jakarta: International Institute of

(19)

8

kemitraan nasabah harus menggunakan sharing the profit and the risk secara

bersama-sama.14

Dalam bank syariah mempunyai 3 (tiga) prinsip dasar yaitu adil,

transparan dan maslahat. Dari tiga prinsip tersebut akan mampu menjawab

kebutuhan masyarakat terhadap sistem perbankan yang lebih adil.

Pada PT. Bank BNI Syariah Surabaya menawarkan berbagai produk

tabungan termasuk tabungan iB Tunas Hasanah, tabungan ini adalah

tabungan untuk anak-anak atau pelajar dengan adanya peran orang tua dalam

membimbing putra-putrinya dalam menabung. Di Bank BNI syariah

tabungan iB Tunas Hasanah ini menggunakan akad wadiah dalam bentuk

simpanan mata uang rupiah dan diperuntukkan untuk umur di bawah 17

tahun.

PT. Bank BNI Syariah juga rela hingga datang ke sekolah-sekolah

kemudian mengumpulkan anak dan orang tua untuk mensosialisasikan

mengenai produk ini. Upaya tersebut untuk mengedukasi layanan perbankan

agar bisa diterapkan pada usia dini. Tabungan khusus untuk anak-anak atau

pelajar ini dikeluarkan oleh PT. Bank BNI Syariah bukan karena sesuatu

sebab tertentu, melainkan melihat pangsa pasar pada segmen anak-anak dan

antusias masyarakat pada produk ini cukup tinggi, sehingga para pesaing

lainnya juga mengeluarkan produk yang hampir sama.

Peningkatan jumlah nasabah kantor pusat BNI Syariah keseluruhan

pun cukup signifikan, dari 674 ribu nasabah pada bulan Juli 2012 menjadi

(20)

9

919 ribu nasabah pada Juli 2013 atau meningkat 43 persen. Sekitar 800 ribu

nasabah adalah nasabah penabung. Sementara, nasabah deposito sekitar 25

ribu dan sisanya adalah nasabah giro. Pertumbuhan nasabah penabung

sebesar 11 persen, masih di atas pertumbuhan industri.15

Peningkatan jumlah nasabah di atas tidak lepas dari segmentasi yang

dilakukan PT. Bank BNI Syariah dalam penentuan segmentasi. Hal ini tidak

lepas dari keinginan konsumen menentukan need (kebutuhan), wantnya

(keinginan) dan demand (permintaan). Dalam hal ini, pengukuran need, want

dan demand merupakan hal paling penting dalam penentuan segmentasi

produk. Pengukuran ini, memisahkan antara apakah produk yang digunakan

itu memang dibutuhkan oleh konsumen atau hanya sekedar style (gaya)

dalam kehidupan konsumen saja. Dari penentuan itu, maka perusahaan dapat

membentuk produk yang diinginkan sesuai dengan segmentasinya.

Penentuan segmentasi produk iB Tunas Hasanah pada PT. Bank BNI

Syariah ini merupakan tantangan dan peluang pada PT. Bank BNI Syariah,

setiap bank akan berusaha merebut pangsa pasar, namun para pemasar juga

menyadari mereka tidak akan mampu melayani semua pasar yang ada. Selera

dan keinginan konsumen cukup beragam maka harus ditetapkan bagian pasar

mana yang harus dilayani dengan baik sehingga akan memperoleh profit dan

benefit yang maksimal.

15Zaki el Hamza, ‚Laba BNI Syariah capai 65 Milyar

(21)

10

Dalam hal ini peneliti ingin mengetahui bagaimana anak-anak bisa di

jadikan sebagai segmentasi pasar, Sedangkan mereka belum mengerti apa itu

tabungan iB Tunas Hasanah, apakah tabungan tersebut dibutuhkan oleh anak

tersebut apa tidak.

B. Identifikasi dan Batasan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi

beberapa persoalan antara lain :

1. Peran bank syariah dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat Indonesia

khususnya PT. Bank BNI Syariah Surabaya.

2. Segmentasi pasar tabungan iB Tunas Hasanah pada PT. Bank BNI

Syariah Surabaya.

3. Pemasaran tabungan iB Tunas Hasanah pada PT. Bank BNI Syariah

Surabaya.

4. Kendala pemasaran produk tabungan iB Tunas Hasanah dalam melihat

manfaat yang di inginkan nasabah pada PT. Bank BNI Syariah.

5. Karakteristik nasabah tabungan iB Tunas Hasanah pada PT. Bank BNI

Syariah Surabaya.

Untuk lebih terarahnya penulisan skripsi ini serta menghindari

pembahasan yang terlalu melebar atau menyimpang maka penelitian ini

terfokus pada segmentasi nasabah tabungan iB Tunas Hasanah pada PT.

(22)

11

1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi nasabah dalam memilih iB

Tunas Hasanah (anak-anak dan orang tua) pada PT. Bank BNI Syariah.

2. Segmentasi pasar tabungan iB Tunas Hasanah pada PT. Bank BNI

Syariah.

3. Manfaat apa saja yang didapat nasabah (anak-anak dan orang tua)

tabungan iB Tunas Hasanah pada PT. Bank BNI Syariah.

C. Rumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang masalah di atas ada beberapa pokok

permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai rumusan masalah diantaranya

adalah :

1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi nasabah (anak dan orang tua)

dalam memilih tabungan iB Tunas Hasanah pada PT. Bank BNI Syariah ?

2. Bagaimana segmentasi pasar tabungan iB Tunas Hasanah pada PT. Bank

BNI Syariah ?

3. Manfaat apa saja yang didapat nasabah (anak dan orang tua) tabungan iB

Tunas Hasanah pada PT. Bank BNI Syariah ?

D. Kajian Pustaka

Penelitian yang saya lakukan berjudul ‚Segmentasi Pasar Tabungan

(23)

12

Dharmawangsa Surabaya‛. Penelitian ini tentu tidak lepas dari berbagai

penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai pandangan dan juga referensi.

Pertama, penelitian yang berjudul ͞Segmentasi Nasabah

Berdasarkan Gaya Hidup pada Unit Usaha Syariah di Surabaya͟. Penelitian

ini mengidentifikasikan pada empat segmen, yang pertama yaitu pengguna

alat teknologi. kedua, pengguna kredit. ketiga, pengguna pembayaran

elektronik dan terakhir adalah segmen produk bermerek. Persamaan

penelitian yang saya lakukan dengan penelitian ini adalah sama-sama

menggunakan segmentasi. Dalam hal ini peneliti menggunakan metode

penelitian kuantitatif sedangkan saya menggunakan penelitian kualitatif.16

Kedua, penelitian yang berjudul ͞Analisis Segmentasi Manfaat pada

Bank Jatim Cabang Bojonegoro͟. Penelitian ini mengidentifikasi manfaat

yang diinginkan dari pelayanan bank Jatim dan untuk melihat apakah ada

hubungan antara demografi (usia, gender, pekerjaan, pendidikan) dengan

manfaat yang diinginkan nasabah. Persamaan penelitian yang saya lakukan

dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan segmentasi sebagai

obyek penelitian. Sedangkan, perbedaan penelitian ini dengan penelitian

saya adalah jika penelitian ini pengukuran segmentasi menggunakan

demografi sebagai dasarnya, maka penelitian saya pengukuran segmentasi

16

(24)

13

menggunakan teori perilaku konsumen yang terdiri dari need, want, dan

demand.17

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian serta penulisan skripsi ini adalah :

1. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi nasabah

(anak dan orang tua) memilih tabungan iB Tunas Hasanah pada PT. Bank

BNI Syariah.

2. Untuk mengetahui segmentasi pasar tabungan iB Tunas Hasanah pada

PT. Bank BNI Syariah.

3. Manfaat apa saja yang didapat nasabah (anak dan orang tua) dalam

memilih tabungan IB Tunas Hasanah pada PT. Bank BNI Syariah

F. Kegunaan Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan

berguna dalam dua aspek :

1. Dari segi teoritis (aspek keilmuan). hasil penelitian ini diharapkan dapat

memperluas dan memberikan sumbangsih ilmu pengetahuan dalam

bertransaksi di bank syariah

2. Dari segi praktis (aspek terapan).

17

(25)

14

a.Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan bagi praktisi perbankan syariah dalam memberikan

pembiayaan konsumtif terutama pada produk tabungan iB Tunas

Hasanah di Bank BNI Syariah Surabaya.

b.Menjadi sumbangan saran, pemikiran dan atau perbandingan bagi pihak

lain yang sekiranya dapat dijadikan penelitian berikutnya.

c. Hasil dari karya tulis ini diharapkan dapat dijadikan sumber inspirasi

bagi yang membutuhkan terutama bagi dunia perbankan syariah agar

menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.

G. Definisi Operasional

Penelitian ini berjudul ‚Segmentasi Pasar Tabungan iB Tunas

Hasanah pada PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Dharmawangsa

Surabaya‛. Agar dapat lebih terarah dan tidak salah pengertian pada judul

skripsi ini, maka perlu dijelaskan tentang istilah-istilah yang dipakai dalam

judul skripsi ini sebagai berikut :

1. Segmentasi pasar

Segmentasi pasar adalah pengelompokkan pasar menjadi

kelompok-kelompok konsumen yang homogen, pada tiap kelompok

(bagian) dapat dipilih sebagai pasar yang ditargetkan untuk pemasaran

suatu produk.

Dalam hal ini, segmen pasar mana yang akan saya teliti dari

(26)

15

bisa dilihat dari mampu atau tidaknya orang tua tersebut dan juga bisa

melihat dari umur atau dari pendidikan yang ditempuh seperti SD, SMP,

SMA atau golongan yang tidak mampu bisa dijadikan segmentasi pasar

yang nantinya bisa dipilih sebagai pasar yang ditargetkan untuk

pemasaran suatu produk.

2. Tabungan

Tabungan adalah simpanan dana yang penarikannya hanya dapat

dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang telah disepakati, dan tidak

bisa ditarik dengan cek, bilyet, giro dan atau alat lain yang disamakan

dengannya.18

3. Tabungan iB Tunas Hasanah

Tabungan iB Tunas Hasanah adalah produk simpanan dalam mata

uang rupiah berdasarkan akad wadi>’ah yang diperuntukkan bagi

anak-anak dan pelajar yang berusia dibawah 17 tahun. Akan tetapi, jika setelah

lebih dari umur 17 tahun maka akan menjadi produk Tabungan iB Tunas

Hasanah dengan akad mud{a>rabah.19

4. Bank BNI Syariah

Bank BNI Syariah adalah salah satu lembaga perbankan di

Indonesia yang berbasis syariah, yang menekankan pada semangat ke

18 Dumairi Nor, Kamus Ekonomi Praktis (Pasuruan: Pustaka Sidogiri, 2009), 161.

19 BNI Syariah, Produk Dana Bank BNI Syariah pada Tabungan Anak, http://www.BNI

(27)

16

wirausahaan, keunggulan manajemen dan memberikan solusi bagi

masyarakat untuk kebutuhan jasa perbankan syariah.

H. Metode Penelitian

Metodologi penelitian adalah serangkaian hukum, aturan dan tata

cara tertentu yang diatur dan ditentukan berdasarkan kaidah ilmiah dalam

menyelenggarakan suatu penelitian yang hasilnya dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah.20

1. Data

Penelitian ini membutuhkan data primer, yaitu berupa data tentang

produk tabungan iB Tunas Hasanah BNI Syariah Cabang Dharmawangsa

Surabaya, wawancara secara langsung dengan Sub Branch Manager dan

Operational & Service Head yang menangani dan menguasai bidang

pemasaran produk tabungan yang didukung dengan data dokumentatif

serta literatur pendukung yang relevan terhadap permasalahan yang

penulis angkat. Sedangkan, data sekunder dikumpulkan dari studi pustaka

seperti buku, jurnal, artikel, dan skripsi terdahulu.

2. Sumber Data

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer yakni tentang segmentasi produk tabungan iB

Tunas Hasanah pada PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang

20Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kulitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial (Jakarta: Salemba

(28)

17

Dharmawangsa Surabaya dan faktor-faktor nasabah memilih produk

tabungan iB Tunas Hasanah pada PT. Bank BNI Syariah Kantor

Cabang Dharmawangsa Surabaya. Data tersebut diantaranya: 1)

Produk tabungan iB Tunas Hasanah pada PT. Bank BNI Syariah

Kantor Cabang Dharmawangsa Surabaya, 2) Segmentasi produk

tabungan iB Tunas Hasanah pada PT. Bank BNI Syariah Kantor

Cabang Dharmawangsa Surabaya, 3) Faktor-faktor nasabah dalam

memilih produk tabungan iB Tunas Hasanah pada PT. Bank BNI

Syariah Kantor Cabang Dharmawangsa Surabaya, 4) laporan tahunan

atau bulanan pada PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang

Dharmawangsa Surabaya tentang perkembangan produk tabungan iB

Tunas Hasanah BNI Syariah, dll.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder, yaitu data pendukung yang berasal dari

seminar, buku-buku atau literatur lain meliputi21:

1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Hak Konsumen.

2) Peraturan Bank Indonesia Nomor‛ 15/13/PBI/2013 tentang

Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor‛ 11/3/PBI/2009

tentang Bank Umum Syariah.

3) Peraturan Bank Indonesia Nomor‛ 11/3/PBI/2009 tentang Bank

Umum Syariah.

21BNI Syariah, ‚Panduan Operasional Wakalah‛, dalam http://portal-syariah.bni.co.id diakses

(29)

18

4) Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.

5) Peraturan Bank Indonesia Nomor‛ 10/17/PBI/2008 tentang Produk

Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah.

6) Surat Edaran Bank Indonesia Nomor‛ 10/31 DPBS tanggal 7

Oktober 2008 tentang Produk Bank Syariah dan Unit Usaha

Syariah.

7) Outlook Perbankan Syariah Tahun 2013.22

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik-teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah:

a. Observasi merupakan metode pengumpulan data yang digunakan

untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan

penginderaan.23 Dalam hal ini, peneliti mengamati proses akad

produk tabungan iB Tunas Hasanah pada PT. Bank BNI Syariah.

b. Wawancara merupakan suatu interaksi yang di dalamnya terdapat

pertukaran/sharing aturan, tanggung jawab, perasaan, kepercayaan,

motif, dan informasi.24 Wawancara dilakukan dengan tanya jawab

langsung kepada praktisi produk tabungan iB Tunas Hasanah pada

22Outlook Perbakan Syariah 2013, dalam http//:www.bi.go.id/outlookperbankansyariah2013

diakses pada 19 September 2013.

23Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial

Lainnya (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), 119.

24Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kaulitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial (Jakarta: Salemba

(30)

19

PT. Bank BNI Syariah, seperti Pimpinan PT. Bank BNI Syariah

Kantor Cabang Dharmawangsa Surabaya, dan pihak-pihak terkait.

c. Dokumenter, yaitu suatu model pengumpulan data yang digunakan

untuk menelusuri data historis. Sebagian besar data yang tersedia

adalah berbentuk surat-surat, catatan harian, laporan, dan sebagainya.

Sifat utama dari data ini tidak terbatas pada ruang dan waktu

sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal

yang pernah terjadi di waktu silam.25 Dalam teknik ini, juga

dilakukan dengan mengumpulkan dokumen-dokumen terkait produk

tabungan iB Tunas Hasanah pada PT. Bank BNI Syariah.

d. Penelusuran data online, yaitu tata cara melakukan penelusuran data

melalui media online. Hal ini memungkinkan penulis dapat

memanfaatkan data, informasi online yang berupa data dan informasi

teori secepat-cepatnya atau semudah-mudahnya. Selain itu, dapat

dipertanggungjawabkan secara akademis dengan penyebutan sumber

data dan kapan dilakukan browsing yang terkait dengan penelusuran

artikel, jurnal tentang wakalah, wad>iah dan pertumbuhan ekonomi.26

Teknik ini digunakan sebagai alat ukur penerapan segmentasi yang

dilakukan PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Dharmawangsa

Surabaya tentang produk tabungan iB Tunas Hasanah pada PT. Bank

BNI Syariah Kantor Cabang Dharmawangsa Surabaya.

25Ibid., 120.

(31)

20

4. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang digunakan penulis setelah data-data

terkumpul adalah dengan beberapa tahapan berikut ini:

a. Editing, yaitu pemeriksaan kembali dari semua data yang diperoleh

terutama dari segi kelengkapannya, kejelasan makna, keselarasan

antara data yang ada dan relevansi dengan penelitian.27 Dalam hal ini,

penulis akan mengambil data yang akan dianalisis dengan rumusan

masalah saja.

b. Organizing, yaitu menyusun kembali data yang telah didapat dalam

penelitian yang diperlukan dalam kerangka paparan yang sudah

direncanakan dengan rumusan masalah secara sistematis.28 Penulis

melakukan pengelompokan data yang dibutuhkan untuk menganalisa

dan menyusun data tersebut dengan sistematis untuk memudahkan

penulis dalam menganalisa data.

c. Penemuan hasil, yaitu dengan menganalisis data yang telah diperoleh

dari penelitian untuk memperoleh kesimpulan mengenai kebenaran

fakta yang ditemukan, yang akhirnya merupakan sebuah jawaban dari

rumusan masalah.29

5. Teknik Analisis Data

27 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D (Bandung: Alfa Beta, 2008), 243.

28 Ibid., 245.

(32)

21

Data yang telah dikumpulkan selanjutnya akan dianalisis dengan

menggunakan deskriptif kualitatif, yaitu analisis yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku

yang dapat diamati dengan metode yang telah ditentukan.30

Tujuan dari metode ini adalah untuk membuat deskripsi atau

gambaran mengenai objek penelitian secara sistematis, faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan yang akan diselidiki.31

Kemudian data tersebut dianalisis dengan pola pikir yang berpijak

pada fakta-fakta yang bersifat khusus kemudia diteliti, dianalisis dan

disimpulkan sehingga dapat memecahkan persoalan atau solusi tersebut

dapat berlaku secara umum. penulis akan mengungkapkan hal-hal yang

terdapat pada dokumen yang didapatkan dari PT. Bank BNI Syariah

terkait dengan produk tabungan iB Tunas Hasanah, segmentasi nasabah

produk tabungan iB Tunas Hasanah, faktor-faktor nasabah dalam memilih

produk tabungan iB Tunas Hasanah dan manfaat apa saja yang didapat

nasabah tabungan iB Tunas Hasanah.

Dalam hal ini, dokumen-dokuman yang terkumpul akan digunakan

untuk mengungkapkan penerapan produk tabungan iB Tunas Hasanah

pada PT. Bank BNI Syariah, faktor-faktor nasabah dalam memilih produk

tabungan iB Tunas Hasanah pada PT. Bank BNI Syariah dan manfaat apa

30

Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), 143.

31

(33)

22

saja yang di dapat nasabah tabungan iB Tunas Hasanah pada PT. Bank

BNI Syariah nantinya sehingga dapat ditemukan pemahaman terhadap

pemecahan persoalan dari rumusan masalah yang telah ditentukan.

I. Sistematika Pembahasan

Penulisan skripsi ini dibagi menjadi 5 bab, yaitu :

Bab pertama, berupa pendahuluan, yang berisi latar belakang

masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, kegunaan penelitian, kajian pustaka, definisi operasional, metode

penelitian dan sistematika pembahasan.

Bab kedua, berfungsi sebagai dasar kajian untuk menjawab

permasalahan yang ada pada penelitian ini. Dalam bab ini dibahas teori-teori

tentang teori segmentasi pemasaran, perilaku konsumen, dan kepuasan

konsumen.

Bab ketiga, merupakan bahasan penyajian data di lapangan yang

akan menggambarkan tentang profil PT. Bank BNI Syariah, mulai dari

sejarah berdirinya Bank BNI Syariah, visi dan misi Bank BNI Syariah,

produk Bank BNI Syariah serta produk-produk yang dihasilkan, struktur

organisasi, dan syarat-syarat membuka tabungan iB Tunas Hasanah pada

Bank BNI Syariah.

Dalam bab empat, membahas rangkaian tahapan penyusunan

penelitian ini, selanjutnya bab analisis data, yakni memadukan antara teori

(34)

23

temukan di lapangan pada bab tiga sebagai hasil penelitian yang

digambarkan secara sistematis dan kritis.

Bab lima merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan dari hasil

penelitian dan saran-saran yang dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Khususnya dalam tujuan pengembangan produk tabungan untuk

meningkatkan jumlah nasabah bank syariah, khususnya Bank BNI Syariah

(35)

BAB II

SEGMENTASI PASAR, PRILAKU KONSUMEN, KEPUASAN

KONSUMEN DAN

WADI’AH

A. Konsep Segmentasi Pasar 1. Segmentasi Pasar

Segmentasi pasar adalah suatu cara untuk membedakan pasar

menurut golongan pembeli, kebutuhan pemakai, motif, prilaku, kebiasaan

pembelian, cara penggunaan produk dan tujuan pembelian produk

tersebut.1 Dengan segmentasi pasar, sumber daya yang terbatas dapat

digunakan secara optimal untuk menghasilkan produk yang dapat

memenuhi permintaan pasar, dapat mengalokasikannya kepada potensial

yang paling menguntungkan dan dapat ikut bersaing dalam segmen

tertentu, serta dapat menentukan cara-cara promosi yang efektif.

Segmentasi pasar juga dapat diartikan bermacam-macam kategori

atau karakteristik pasar. Misalnya: segmentasi daerah pemasaran, ukuran

pasar, kelompok, pendapatan, status sosial masyarakat dan sebagainya.2

Agar segmentasi pasar tersebut dapat berjalan efektif dan

bermanfaat bagi perusahaan, maka segmen pasar dapat harus memenuhi

kriteria dan syarat berikut :

a. Measurability, yaitu ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu pembeli harus

dapat diukur atau dapat didekati.

1 Sofjan Assuri, Manajemen Pemasaran, Dasar, Konsep dan Strategi (Jakarta: PT. Raja Grafindo,

2004), 144.

2 Soekartiwi, Manajemen Pemasaran Dalam Bisnis Modern (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,

(36)

25

b. Accessibility, yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dapat secara

efektif memusatkan (mengarahkan) usaha pemasarannya pada segmen

yang telah dipilih.

c. Substantial, yaitu segmen pasar yang cukup luas atau menguntungkan

untuk dapat dipertimbangkan pada program-program yang akan

dijalankan pada pemasaran tersebut.

d. Actionable, yaitu segmen pasar yang dapat dilaksanakan pada semua

program yang telah disusun untuk menarik dan melayani segmen pasar

yang dapat efektif.

Faktor-faktor tersebut membantu untuk menilai kelayaan pasar dari

produk perusahaan untuk disegmentasikan atau tidaknya.3 Tujuan dari

segmentasi pasar adalah :

a. Agar kegiatan organisasi dalam pemasaran lebih terarah, sehingga

dapat menentukan segmen mana yang lebih diutamakan.

b. Agar sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan secara semaksimal

mungkin dengan tingkat efesiensi yang tinggi.

c. Agar perusahaan lebih kompetitif.

2. Tujuan dan Manfaat Segmentasi Pasar

Tujuan utama dari penggunaan studi segmentasi adalah untuk

menyediakan landasan pengenalan konsumen yang sangat dibutuhkan

produsen agar produk diterima konsumen. Segmentasi pasar mempunyai

tujuan utama, yaitu : ‚to improve your company’s competitive position

3 Sofjan Assuri, Manajemen Pemasaran, Dasar, Konsep dan Strategi (Jakarta: PT. Raja Grafindo,

(37)

26

and batter serve the needs of your costumers‛ yaitu melayani konsumen

lebih baik dan memperbaiki posisi kompetitif perusahaan anda.4

Terdapat empat manfaat dalam segmentasi pasar, antara lain :

a. Mendesain suatu produk yang dapat memenuhi kebutuhan pasar.

Melalui penelitian preferensi konsumen, perusahaan berjalan ke arah

penyelesaian konsep marketing, yaitu kepuasan konsumen yang akan

membawa keuntungan. Perusahaan menempatkan konsumen sebagai

yang utama, kemudian mendesain dan menyeleksi produk untuk

kepuasan konsumennya.

b. Menentukan strategi promosi yang efektif dan efisien. Segmentasi

sebagai alat perencanaan merupakan alat identifikasi dan analisis yang

berharga untuk mengembangkan communication mix sehingga dapat

dipilih alat promosi yang sesuai dan menargetkan pada media yang

tepat.

c. Mengevaluasi kompetisi pasar khususnya pada posisi pasar perusahaan.

Riset segmentasi menyediakan a competitive intellegence mechanism

untuk mengakses bagaimana membandingkan perusahaan agar sesuai

dengan standar.

d. Memberikan pandangan-pandangan terhadap strategi pemasaran yang

terbaru. Segmentasi sangat penting untuk melakukan evaluasi secara

periodik terhadap marketing srategi perusahaan saat ini dengan cara

menggunakan peluang baru dan menghindarkan dari adanya potensi

4 Kasali, R. Membidik Pasar Indonesia Segmenting ,Targeting dan Positioning (Jakarta:

(38)

27

terhadap ancaman. Dalam menentukan variabel segmentasi dapat

disesuaikan dengan kondisi yang paling relevan. Sebagaimana

diketahui bahwa konsumen berada dalam banyak hal dan

masing-masing berpotensi membentuk segmen, namun kenyataannya tidak

semua variabel ini akan bermanfaat untuk semua situasi. Sebagai

contoh untuk consumer markets variables yang sesuai adalah

demographic, geographic, socioeconomic, dan psichographic.5

Ada empat variabel utama yang dapat digunakan dalam

segmentasi pasar, yaitu :

a. Variabel Geografis

Segmentasi geografi membagi pasar menjadi beberapa unit

secara geografi seperti negara, kota, atau kompleks perumahan.

Sebuah perusahaan memutuskan untuk beroperasi dalam satu atau

beberapa wilayah geografi atau beroperasi di semua wilayah,

tetapi lebih memperhatikan kebutuhan dan keinginan yang

dijumpai.

b. Variabel Demografis

Faktor-faktor demografi merupakan dasar yang paling

populer untuk membuat segmen pelanggan. Salah satu alasan

adalah kebutuhan konsumen, keinginan, dan tingkat penggunaan

seringkali amat dekat dengan variabel demografi. Alasan ini

adalah variabel demografi lebih mudah diukur daripada variabel

(39)

28

yang lain. Adapun variabel-variabel demografi adalah sebagai

berikut:

1) Umur dan Tahap Daur Hidup

Kebutuhan dan keinginan konsumen berubah sesuai

dengan perubahan umur. Contoh: Baju anak umur 1 tahun, 3

tahun, dan 5 tahun berbeda-beda. Demikian juga baju anak

remaja 14-18 tahun pasti berbeda dengan remaja berumur

19-24 tahun.

2) Jenis Kelamin

Segmentasi jenis kelamin membagi pasar menjadi

kelompok yang berbeda berdasarkan pada jenis kelamin.

Contoh: membagi kebutuhan konsumen berdasarkan jenis

kelamin seperti baju untuk pria dan wanita.

3) Pendapatan

Segmentasi pendapatan membagi pasar menjadi

kelompok pendapatan yang berbeda.6

c. Variabel Psikografis

Segmentasi psikografis membagi pembeli menjadi

kelompok berbeda berdasarkan pada karakterisik:

1) Kelas Sosial

Menunjukkan bahwa kelas sosial mempunyai pengaruh

kuat pada pemilihan dalam mobil, pakaian, perabot rumah

(40)

29

tangga, aktivitas di kala senggang, kebiasaan membaca, dan

pedangang pengecer. Banyak perusahaan merancang produk

atau jasa untuk kelas sosial tertentu.

2) Gaya Hidup

Minat manusia dalam berbagai barang dipengaruhi oleh

gaya hidupnya dan barang yang mereka beli mencerminkan

gaya hidup tersebut. Misalnya jeans Levi’s yang meluncurkan

free move yang mensegmentasi pada mereka generasi muda

yang mempunyai gaya hidup yang dinamis dan aktif.

3) Kepribadian

Pemasar juga mempergunakan variabel kepribadian

untuk mensegmentasi pasar, memberikan kepribadian produk

mereka yang berkaitan dengan kepribadian konsumen.

d. Variabel Tingkah Laku

Segmentasi tingkah laku mengelompokkan pembeli

berdasarkan pada:

1) Kesempatan

Pembeli dapat dikelompokkan menurut kesempatan

ketika mereka mendapat ide untuk membeli, benar-benar

membeli, atau menggunakan barang yang dibeli.

2) Manfaat yang Dicari

Membagi pasar menjadi kelompok menurut beraneka

(41)

30

3) Tingkat Pemakaian

Pasar dapat juga disegmentasikan menjadi kelompok

pengguna ringan, menengah, dan berat. Jumlah pengguna berat

seringkali hanya presentase kecil dari seluruh pasar, tetapi

menghasilkan presentase yang tinggi dari seluruh pembelian.

4) Status Loyalitas

Pembeli dapat dibagi menjadi beberapa kelompok

menurut tingkat loyalitas mereka. Beberapa konsumen

benar-benar loyal, mereka selalu membeli satu macam merek.7

Dalam hal melakukan segmentasi pasar, baik untuk pasar konsumen

maupun pasar industri bank dapat memilih beberapa variabel sekaligus.

Menurut Gensch berpendapat, ada empat segmen secara global

dalam berbagai industri, yaitu :8

a. Company Loyal

Artinya, nasabah atau pelanggan sekarang ini hampir tidak akan

beralih ke perusahaan lain (pesaing).

b. Competitive

Artinya, nasabah atau pelanggan sekarang ini memiliki peluang

atau berpotensi pindah atau beralih ke perusahaan lain (pesaing).

7 Ibid., 235.

(42)

31

c. Switehable

Artinya, nasabah atau pelanggan pesaing sekarang ini memiliki

peluang atau berpotensi pindah atau beralih ke perusahaan lain

(pesaing).

d. Competitor Loyal

Artinya, nasabah atau pelanggan pesaing sekarang ini hampir

tidak akan pindah atau beralih ke perusahaan lain (pesaing).

Setelah mengidentifikasi segmen pasar, pemasar lalu memutuskan

segmen mana yang memberikan peluang terbesar. Segmen itulah yang

akan menjadi pasar sasarannya.

B. Perilaku Konsumen

Dalam pembahasan perilaku konsumen, terdapat banyak pengaruh

yang mendasari seseorang mengambil keputusan pembelian suatu

produk/merek yang harus dipelajari oleh pasar, pada kebanyakan orang,

perilaku pembelian konsumen seringkali diawali dan dipengaruhi oleh

kebanyakan rangsangan dari dalam dirinya, baik berupa rangsangan

pemasaran dan rangsangan lingkungan yang lainnya. Rangsangan tersebut

kemudian diproses (diolah) dalam diri, sesui dengan karakteristik

(43)

32

konsumen yang digunakan untuk memproses rangsangan sangat komplek,

dan salah satunya adalah motivasi konsumen untuk membeli.9

1. Pengertian Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen adalah suatu studi tentang proses pengambilan

keputusan oleh konsumen dalam memilih, membeli, memakai serta

memanfaatkan produk, jasa, gagasan atau pengalaman dalam rangka

memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka.10 Menurut Engel, Blackwell

dan Miniard, perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat

termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan

ini.11

Pengertian perilaku konsumen menurut Shiffman dan Kanuk

adalah perilaku yang diperhatikan konsumen dalam mencari, membeli,

menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan produk, jasa, atau ide yang

diharapkan dapat memuaskan konsumen untuk dapat memuaskan

kebutuhannya dengan mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan.12

Sedangkan menurut John C Mowen dan Michael Minor,

mendifinisikan perilaku konsumen adalah sebagai studi unit pembelian

(buying unit) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi

berbagai produk, jasa, pengalaman serta ide-ide. Sedangkan, menurut

Lamb, Hair dan Mc Daniel perilaku konsumen adalah proses seorang

9 Kotler, Phillip dan Gary Amstrong ‚Principle of MarketingSeventh Edition Prentice-Hall.inc,

New yersey, 265

10 Freddy Rangkuti ‚Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus Integrated marketing

Communication‛ ( Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2009 ), 93.

11 Ibid., 92.

12 Leon Schiffman. Leslie Lazar Kanuk ‚Perilaku Konsumen‛ ( Jakarta : PT. Macanan Jaya

(44)

33

pelanggan dalam membuat keputusan membeli, juga untuk menggunakan

dan mengonsumsi barang-barang dan jasa yang dibeli, juga termasuk

faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan menggunakan

produk.13

Menyadari bahwa perilaku konsumen dalam pasar global yang

amat kompetitif sekarang ini, maka menejemen bisnis harus mampu

melakukan analisis perilaku konsumen dalam membeli suatu produk

tertentu dalam pasar global. Tingkat pengetahuan konsumen dapat diukur

dengan cara yang bersangkutan diminta mengenali iklan tertentu dengan

beberapa metode, diantaranya dengan menggunakan bantuan melihat

iklan yang sesungguhnya, dan dengan menggunakan pancingan/stimulan.

Dalam hubungannya dengan pemasaran, maksud konsumen diketahui

dengan menggunakan pertanyaan mengenai produk tertentu yang

jawabannya dapat menunjukkan rencana untuk membeli produk yang

ditanyakan tersebut.

2. Teori perilaku konsumen

Pada dasarnya ada dua model atau pendekatan dalam teori yang

menjelaskan perilaku konsumen, yaitu yang dikenal dengan nama

marginal utility dan indiferensi.14

13 Freddy Rangkuti ‚Strategi Promosi yang kreatif dan Analisis Kasus Integrated marketing

Communication‛ (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2009 ), 93.

(45)

34

a. Teori Utility

Berpangkal dari hasil yang diperoleh oleh konsumen bila ia

membelanjakan uangnya untuk membeli barang dan jasa. Yaitu,

dipenuhinya kebutuhan karena utility atau manfaat barang yang

dikonsumsikan. Menurut teori ini, seorang konsumen yang bertindak

secara rasional akan membagi-bagikan pengeluaran atas bermacam

ragam barang sedemikian rupa sehingga bertambah kepuasan yang

diperoleh dari barang tersebut.

b. Teori Indiferensi

Teori ini merupakan penyempurnaan dari teori utility, tetapi

mendekati pokok persoalan yang sama dengan cara sedikit berbeda.

Menurut teori ini seorang konsumen akan membagi-bagi

pengeluarannya atas berbagai macam barang sedemikian rupa sehingga

ia mencapai taraf kepuasan kebutuhan yang terbaik yang mungkin

dicapainya sesuai dengan penghasilan yang tersedia dan harga-harga

yang berlaku.

3. Tujuan Perilaku Konsumen

Tujuan utama konsumen dalam mengkonsumsi suatu produk yang

dijual di pasar adalah untuk memaksimumkan kepuasan total (Total

Satisfaction). Para ekonom menyebutkan kepuasan total ini sebagai

utilitas total (Total Utility) dari konsumen yang diperoleh ketika

mengkonsumsi produk. Dengan demikian utilitas total yang diperoleh

(46)

35

kepuasan total yang diperoleh dari sejumlah item per periode waktu.

Sehingga fungsi utilitas total menunjukkan hubungan antar kepuasan

total yang diterima melalui konsumsi produk dan tingkat konsumsi dari

konsumen itu.15

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

a. Kebudayaan.

Kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling dasar dari

keinginan dan perilaku seseorang. Seorang anak yang sedang tumbuh

mendapat peringkat nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku melalui

proses sosialisasi yang melibatkan keluarga dan lembaga-lembaga

penting lainnya.

b. Sub-budaya.

Setiap kebudayaan terdiri dari subbudaya-subbudaya yang lebih

kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik

untuk para anggotanya.

c. Kelas Sosial.

Kelas-kelas sosial adalah kelompok yang relatif homogen dan

bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki

dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat, dan perilaku yang

serupa.16

15Vincent Gaspers ‚Ekonomi Manajerial Pembuatan Keputusan Bisnis (Jakarta: PT. Gramedia,

2006), 158.

16 Nugroho J. Setiadi ‚Perilaku Konsumen Perspektif Kontemporer pada Motif, Tujuan dan

(47)

36

1) Kelompok Referensi.

Kelompok referensi seseorang terdiri dari seluruh kelompok

yang mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung

terhadap sikap atau perilaku seseorang.

2) Keluarga.

Dapat dibedakan menjadi dua, yang pertama adalah keluarga

orientasi yang merupakan orang tua seseorang. Yang kedua keluarga

prokreasi yaitu pasangan hidup anak-anak seorang keluarga

merupakan organisasi pembeli yang konsumen yang paling penting

dalam suatu masyarakat dan telah diteliti secara intensif.

3) Peran dan Status.

Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama

hidupnya, keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap

kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status.

d. Faktor Pribadi

1) Umur dan tahapan dalam siklus hidup. Konsumsi seseorang juga

dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga. Orang-orang dewasa

biasanya mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat

mereka menjalani kehidupannya.

2) Pekerjaan. Para pemasar mengidentifikasi kelompok-kelompok

pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan

(48)

37

3) Keadaan ekonomi. Adalah terdiri dari pendapatan yang dapat

dibelanjakan, tabungan dan hartanya dan kemampuan untuk

meminjam dan sikap terhadap mengeluarkan lawan menabung.

4) Gaya Hidup adalah pola hidup didunia yang diekspersikan oleh

kegiatan, dan pendapat seseorang, gaya hidup juga mencerminkan

sesuatu di balik kelas sosial seseorang.

5) Kepribadian dan Konsep diri adalah karakteristik psikologis yang

berbeda dari setiap orang yang memandang responnya terhadap

lingkungan yang relative konsisten.

e. Faktor-Faktor Psikologis

Kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu,

seperti rasa lapar, haus, resah, tidak nyaman.17

5. Tahapan dalam Perilaku Konsumen

a. Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan,

mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran

yang berarti dari dunia ini.

b. Proses Belajar adalah perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul

dari pengalaman.

c. Kepercayaan dan Sikap adalah suatu gagasan deskriptif yang dimiliki

seseorang terhadap sesuatu.18

17 Bilson Simamora Memenangkan Pasar dengan Efektif dan Profitabel‛ (Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama, 2003), 82.

18 Nugroho J. Setiadi ‚Perilaku Konsumen Perspektif Kontemporer pada Motif, Tujuan dan

(49)

38

C. Pengertian Want, Need, Demand

1. Pengertian Want, Need, dan Demand

Kebutuhan (need) diartikan sebagai keadaan kurangnya atau tidak

adanya pemenuhan kebutuhan secara mendasar. Kebutuhan menyatakan

tuntutan dasar manusia. Sedangkan keinginan (want) diartikan sebagai

hasrat terhadap pemenuhan yang lebih lanjut setelah merasakan

kebutuhan. Keinginan biasanya bersifat subjektif dan bersifat individual.

Permintaan (demand) adalah hasrat terhadap produk yang dapat

memenuhi keinginan yang telah didukung dengan kemampuan dan

kemauan untuk membayar.19

Definisi dari kebutuhan (need), keinginan (want), dan permintaan

(demand) adalah sebagai berikut:

a. Kebutuhan (need) di mana manusia merasa kekurangan. Kebutuhan

(need) adalah keinginan manusia atas barang dan jasa yang perlu

dipenuhi untuk mempertahankan kelangsungan hidup. Need

menggambarkan kebutuhan dasar manusia seperti pangan, sandang,

papan, pendidikan, kesehatan, rekreasi, dan lainnya. Need menjadi

want jika kebutuhan tadi telah menjurus pada satu keinginan tertentu

yang dapat memberikan kepuasan. Kebutuhan dibagi menjadi dua,

yaitu perceived needs dan expressed needs. Perceived needs atau

kebutuhan yang dirasakan adalah hasrat atau keinginan yang dimiliki

oleh semua orang di mana kebutuhan ini menunjukkan kesenjangan

19

(50)

39

antara tingkat keterampilan/kenyataan yang nampak dengan yang

dirasakan. Sedangkan expressed needs atau kebutuhan yang

diekspresikan yaitu kebutuhan yang dirasakan seseorang mampu untuk

ditunjukkan dalam tindakan.

b. Keinginan (want) adalah kebutuhan (need) yang dibentuk oleh budaya

dan kepribadian individu.

c. Permintaan (demand) adalah keinginan yang didukung daya beli.

Demand atau permintaan adalah jumlah dari suatu barang yang mau

dan mampu dibeli pada berbagai kemungkinan harga, selama jangka

waktu tertentu, dengan anggapan berbagai hal lain tetap sama (ceteris

paribus). Mau dan mampu disini memiliki arti betapapun orang

berkeinginan atau membutuhkan sesuatu, kalau ia tidak mempunyai

uang atau tidak bersedia mengeluarkan uang sebanyak itu untuk

membeli, maka keinginan itu tetap keinginan dan belum disebut

permintaan. Namun ketika keinginan/kebutuhan itu disertai kemauan

dan kemampuan untuk membeli dan didukung oleh uang yang

secukupnya untuk membayar harga disebut permintaan.

Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

permintaan (demand) tidak terpisah dari kebutuhan (need) dan keinginan

(51)

40

permintaan atau demand merupakan kebutuhan (need) yang telah

didukung dengan daya beli. 20

2. Cara Mengukur Need, Demand

Pengukuran need bertujuan untuk menggali dan mengetahui selera

pasar terhadap suatu produk. Sedangkan pengukuran demand dapat

membantu produsen mengetahui penggunaan atau pemanfaatan produk

oleh pasar secara real, karena demand merupakan realisasi dari need.

Walaupun demikian, pengukuran need saja atau demand saja

belum mampu mengukur kebutuhan konsumen terhadap produk yang akan

digunakan untuk realisasi penjualan di masa mendatang. Sehingga setelah

dilakukan pengukuran need, perlu juga dilakukan pengukuran demand.

Pengukuran Need dan Demand dapat dilakukan baik pada individu

maupun organisasi. Cara pengukuran untuk need dan demand pada tingkat

individu tentunya berbeda dengan pengukuran pada tingkat organisasi.

Pengukuran need terhadap individu tidak dapat dilakukan dengan

observasi. Hal ini dikarenakan need merupakan sesuatu yang masih ada

dalam benak konsumen dan belum terealisasikan sehingga akan sangat

sulit jika pengukuran need dilakukan dengan observasi. Cara

pengukurannya adalah dengan melakukan indepth interview terhadap

konsumen atau melalui kuisioner.

Need dapat diukur baik sebelum maupun setelah penggunaan

produk. Berbeda dengan demand, pengukurannya harus dilakukan setelah

20

(52)

41

penggunaan produk. Demand dapat diukur dengan menggunakan metode

observasi maupun wawancara.

Bagi organisasi, pengukuran need dan demand tentu penting untuk

realisasi penjualan produk. Pengukurannya dapat dilakukan dengan

melihat data dan catatan laporan penjualan perusahaan.

3. Cara Pengukuran Utility

Pengukuran utility dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu

metode langsung dan metode tidak langsung.21

a. Metode Langsung

Pengukuran utility secara langsung dapat dilakukan dengan

melakukan wawancara atau kuisioner kepada konsumen yang telah

menggunakan suatu produk. Pertanyaan tentu berkenaan dengan

penggunaan atau pemanfaatan produk tersebut. Jawaban dari

wawancara atau kuisioner secara ordinal.

b. Metode Tidak Langsung

Secara tidak langsung, pengukuran utility dilakukan 2 kali, yaitu

pertama mengukur harapan konsumen terhadap produk, kemudian

mengukur kenyataan atau realitas penggunaan produk tersebut. Jika

secara realnya lebih baik dari harapan, berarti konsumen sangat puas.

Harapan sama dengan kenyataannya, berarti konsumen puas.

Sebaliknya jika harapan lebih besar dari kenyataannya, maka

konsumen dapat dikatakan tidak puas.

(53)

42

4. Faktor yang Mempengaruhi Permintaan yaitu :22

a. Tingkat pendapatan per kapita (per capita income) masyarakat

Hampir untuk setiap orang dan hampir untuk setiap barang,

semakin besarnya pendapatan selalu berarti semakin besarnya

permintaan.

b. Cita rasa atau selera (taste) konsumen terhadap barang itu

Cita rasa atau selera masyarakat terhadap segala sesuatu itu,

pada lazimnya, senantiasa berubah dari waktu ke waktu. Jika saja pada

suatu waktu selera masyarakat terhadap sepeda motor meningkat,

misalnya sudahlah pasti bahwa jumlah sepeda motor yang diminta

masyarakat akan bertambah pula, sekalipun harganya tidak turun,

maka hal yang sebaliknyalah yang terjadi, yakti jumlah sepeda motor

yang diminta akan merosot, sekalipun harga jualnya tidak naik.

c. Harga barang lain (prices of related goods), terutama barang pelengkap

(complementary goods) dan barang pengganti (subtitution goods)

Misalnya terjadi kenaikan harga daging ayam di suatu daerah,

sedangkan masyarakat di daerah itu amat suka makan daging ayam

(artinya daging ayam adalah produk penting). Kenaikan harga daging

ayam itu akan menyebabkan konsumen mengurangi permintaannya

akan daging ayam dan sebagai gantinya mereka akan membeli

pengganti atau substitusinya, yakni daging sapi. Demikianlah

permintaan akan daging sapi tiba-tiba meningkat sekalipun para

(54)

43

produsennya tidak menurunkan harga. Sebaliknya, jika harga daging

ayam turun, orang akan meninggalkan konsumsi daging sapi dan

kembali mengonsumsi daging ayam kesukaan mereka. Demikianlah

permintaan akan daging sapi itu menurun sekalipun para produsennya

tidak menaikkan harga jual. Permintaan akan daging sapi itu merosot

memang bukan disebabkan oleh perubahan harga daging sapi itu

sendiri, melainkan oleh turunnya harga produk pengganti

(substitusinya), yakni daging ayam.

Hal yang sebaliknya terjadi pada dua barang yang berhubungan

komplementer atau saling melengkapi. Contohnya seperti sepeda

motor dan bensinnya. Sepeda motor dan bensin merupakan pelengkap

yang baik satu sama lain sehingga yang satu tidak akan dapat dipakai

tanpa adanya yang lain. Misalkanlah barang yang sedang dianalisis

adalah sepeda motor. Kenaikan harga bensin akan menyebabkan

masyarakat lebih sedikit membeli bensin. Akibatnya pembelian mereka

terhadap sepeda motor pun menurun pula. Sebaliknya jika harga bensin

turun, orang akan jadi lebih banyak membeli bensin. Akibatnya

permintaan masyarakat terhadap sepeda motor akan meningkat.

d. Harapan atau perkiraan konsumen (consumer expectation) terhadap

harga barang yang bersangkutan

Yang dimaksud dalam hal ini adalah ekspektasi konsumen

terhadap harga barang di masa mendatang, yakni apakah harga itu akan

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.3 Data Nasabah Bank BNI Syariah

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisis penelitian ini bahwa pengaruh Variabel Kualitas Pelayanan dan variabel Produk Tabungan iB Hasanah mampu menjelaskan Kepuasan Nasabah pada Bank BNI Syariah

Dalam pemenuhan Kredit Perumahan Rakyat (KPR) yang diberikan oleh BNI GRIYA iB HASANAH di BNI Syariah Kantor Cabang Mataram, selain memenuhi ketentuan rukun

iB Hasanah di Bank BNI Syariah Kantor Cabang Banjarmasin, meliputi mekanisme pembiayaan Griya iB Hasanah, persyaratan dan pengajuan pembiayaan Griya iB Hasanah,

TINJAUAN FIQH SYAFI’I TERHADAP PRODUK GADAI EMAS iB HASANAH DI BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG

Medan yang dituangkan dalam tugas akhir ini dengan judul “ANALISIS PELAKSANAAN PEMBIAYAAN HAJI iB HASANAH DI BNI SYARIAH CABANG MEDAN”..

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah karakteristik tabungan iB Hasanah, bagaimana perkembangan dari tabungan iB Hasanah tersebut, bagaimana strategi pemasaran

Dari data tentang karakteritik responden yang disajikan dapat disimpulkan bahwa nasabah tabungan iB hasanah pada PT.BNI Syariah cabang Batam sebagian besar

iii TINJAUAN PELAKSANAAN PRODUK DEPOSITO iB HASANAH PADA BANK NEGARA INDONESIA BNI SYARIAH KANTOR CABANG BANDUNG Oleh : PUTRI NURUL AFFIFAH B00160087 ABSTRAK Deposito iB