FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO
iB HASANAH PADA PT. BANK BNI SYARIAH
CABANG SURABAYA DHARMAWANGSA PERIODE 2014 - 2015
SKRIPSI
Oleh :
Fajar Dwi Prasetia
NIM : C34212090
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM PROGRAM
STUDI EKONOMI SYARIAH SURABAYA
Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah dan Pengaruhnya Terhadap Deposito iB
Hasanah
Pada PT. Bank BNI Syariah Cabang Surabaya Dharmawangsa
Periode 2014
–
2015
SKRIPSI
Diajukan kepadaUniversitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu
Ilmu Ekonomi Syariah
Oleh:
FAJAR DWI PRASETIA NIM: C34212090
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program
Studi Ekonomi Syariah
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan hasil penelitian lapangan dengan judul “Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah dan Pengaruhnya Terhadap Deposito iB Hasanah Pada PT. Bank BNI Syariah Cabang Surabaya Dharmawangsa Periode 2014 – 2015”. Penelitian ini ditujukan untuk menjawab rumusan masalah, yaitu : Bagaimana fluktuasi nilai tukar rupiah dan pengaruhnya terhadap deposito iB Hasanah pada
PT. Bank BNI syariah cabang Dharmawangasa Surabaya periode 2014 - 2015?; Bagaimana analisis fluktuasi nilai tukar rupiah dan pengaruhnya terhadap deposito iB Hasanah pada PT. Bank BNI syariah cabang Dharmawangasa Surabaya
periode 2014 - 2015?
Data penelitian terhimpun dari wawancara secara langsung dengan pegawai yang menangani langsung dengan produk deposito iB Hasanah di PT. Bank BNI Syariah Cabang Surabaya Dharmawangsa serta didukung dengan data dokumentatif serta literatur pendukung yang relevan terhadap permasalahan yang penulis angkat. Selanjutnya penelitian ini dianalisis menggunakan metode analisis deskriptif analitis.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa nilai tukar rupiah berpengaruh terhadap deposito iB Hasanah di PT. Bank BNI Syariah Cabang Surabaya Dharmawangsa dan pengaruh tersebut memiliki hubungan yang negatif atau berbanding terbalik terhadap deposito iB Hasanah. Dengan terjadinya depresiasi nilai tukar rupiah maka jumlah dana deposito iB Hasanah akan cenderung mengalami kemerosotan. Apabila nilai tukar rupiah mengalami depresiasi yang mencerminkan stabilitas ekonomi yang semakin menurun atau memburuk, sehingga perdagangan dipasar uang semakin meningkat dan mengakibatkan investor yang pada awalnya menabung di bank syariah khususnya di deposito iB Hasanah menjadi menurun yang membuat para nasabah beralih berinvestasi ke pasar uang yang lebih menguntungkan.
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM. ... i
PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
PENGESAHAN MUNAQOSAH ………... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL………... xii
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah…………... 1
B. Identifikasi dan Batasan Masalah……... 9
C. Rumusan Masalah………... 10
D. Kajian Pustaka………... 10
E. Tujuan Penelitian………... 18
F. Kegunaan Hasil Penelitian………....…... 19
G. Definisi Operasional………... 20
H. Metode Penelitian………... 21
I. Sistematika Pembahasan………... 26
BAB II : NILAI TUKAR DAN SIMPANAN A. Nilai Tukar……….………....….. 27
1. Pengertian Umum Nilai Tukar………. .….….. 27
3. Faktor Fluktuasi Nilai Tukar... 32
B. Simpanan… ...…… 34
1. Pengertian Umum Simpanan... 33
2. Jenis Simpanan………... ...……….……….... 35
3. Deposito Mudharabah... 37
4. Keuntungan Umum Deposito Mudharabah... 41
5. Konsep Perhitungan Bagi Hasil... 42
6. Menurut Kajian Fiqh... 43
7. Faktor Yang Mempengaruhi Deposito Mudharabah... 44
8. Prosedur Bagi Nasabah Deposan... 46
9. Keuntungan Produk Deposito Mudharabah... 47
BAB III : GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN PT. BANK BNI SYARIAH CABANG SURABAYA DHARMAWANGSA A. Gambaran Umum BNI Syariah………...…….…… 48
1. Latar Belakang Berdirinya BNI Syariah... 48
2. Visi dan Misi BNI Syariah... 50
3. Prospek Bank BNI Syariah... 51
4. Struktur Organisasi, Tugas, dan Jabatannya... 52
5. Tanggung Jawab dan Target Kerja... 56
B. Nilai Tukar Rupiah (faktor eksternal)……….………..… 57
1. Perkembangan Kebijakan Sistem Nilai Tukar di Indonesia………. 57
2. Perubahan Nilai Tukar Rupiah... 59
3. Nilai Tukar Perspektif Islam... 61
C. Mekanisme Deposito Mudharabah atau Deposito iB Hasanah Pada BNI Syariah Cabang Surabaya Dharmawangsa...75
1. Pengertian dan Tujuan Deposito Mudharabah... 75
2. Prosedur Deposito iB Hasanah pada BNI Syariah Cabang Surabaya Dharmawangsa... 76
3. Konsep Bagi Hasil Deposito iB Hasanah pada BNI Syariah cabang Surabaya Dharmwangsa... 77
4. Perhitungan Bagi Hasil Deposito iB Hasanah pada BNI Syariah cabang Surabaya Dharmawangsa... 80
5. Kondisi Deposito Mudharabah atau Deposito iB Hasanah Pada PT.
Bank BNI Syariah Cabang Surabaya Dharmawangsa Tahun 2014 hingga 2015... 83
BAB IV : ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN
PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH
PERIODE 2014 -2015
A. Analisis Fundamental Nilai Tukar Rupiah... 96 1. Faktor Ekonomi... 96 2. Faktor Politik...
100
B. Analisis Deposito iB Hasanah 2014 - 2015.... ... 103
C. Analisis Korelasi Niali Tukar Rupiah dan Deposito iB Hasanah... 106
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan... 109 B. Saran………... 111
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Konsep Bagi Hasil Bank BNI Syariah …... 90
3.2 Tahapan Perhitungan Bagi Hasil bank BNI Syariah ... 93
4.1 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah 2014 - 2015 ... 97
4.2 Perkembangan Deposito iB Hasanah 2014 - 2015 ... 104
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan perbankan Islam pertama kali diprakarsai oleh Mesir.
Pada sidang menteri luar negeri negara-negara Organisasi Konferensi Islam
(OKI) di Karachi Pakistan bulan Desember 1970, Mesir mengajukan proposal
yang mana inti dari proposal tersebut adalah bahwa sistem keuangan
berdasarkan bunga harus digantikan dengan suatu sistem kerjasama dengan
skema bagi hasil keuntungan maupun kerugian. Proposal tersebut diterima, dan
sidang menyetujui rencana pendirian Bank Islam Internasional dan Federasi
Bank Islam. Pada akhir periode 1970-an dan awal dekade 1980-an, bank-bank
syariah bermunculan di Mesir, Sudan, negara-negara Teluk, Pakistan, Iran, Malaysia, Bangladesh, serta Turki.1
Perkembangan perbankan syariah di Indonesia terus menerus mengalami peningkatan. Di akhir tahun 2013, perbankan syariah Indonesia telah menjadi the biggest retail Islamic Banking di dunia yang memiliki 17,3 juta nasabah, 2990 kantor bank, 1267 layanan syariah dan 43 ribu karyawan. Bank syariah yang un-doubtful dan applicable, sehingga banyak digunakan sebagai contoh (benchmark) dan tempat belajar bagi bank-bank syariah negara-negara lain. Un-doubtful karena
1Sumar’in.
fatwa-fatwa terkait operasi bank syariah dikeluarkan oleh komite fatwa nasional yang kredibel dan independen, yaitu Dewan Syariah Nasional – Majelis ulama Indonesia atau DSN-MUI, sehingga tidak diragukan ke-syariahan-nya. Applicable karena fatwa-fatwa DSN-MUI kemudian diterjemahkan menjadi Peraturan Bank Indonesia atau PBI agar mudah diaplikasikan oleh bank syariah. Dengan demikian, perbankan syariah Indonesia telah menjelma menjadi kiblat baru perbankan syariah dunia. 2
Kegiatan perbankan syariah salah satunya yaitu menghimpun dana dari pihak ketiga, bank syariah ini menggunakan cara yang dipakai yaitu dalam bentuk investasi mudharabah ataupun wadiah. Dana yang diamanahkan oleh nasabah kepada bank syariah dapat berupa titipan giro dan tabungan wadi’ah maupun investasi bagi hasil dalam bentuk tabungan atau deposito mudharabah. Sepanjang tiga bulan pertama tahun 2014, perbankan syariah di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup baik di bandingkan periode yang sama tahun 2013 lalu. Berdasarkan data statistik perbankan Indonesia yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuanga (OJK), pertumbuhan tabungan mudharabah menjadi primadona dalam pengumpulan dana pihak ketiga (DPK) perbankan syariah. Tabungan mudharabah denominasi rupiah pada perbankan syariah per maret 2014 tumbuh 18,92 menjadi Rp 54,4 triliun dibandingkan periode yang sama pada 2013 yang sebesar Rp 45,74 triliun. Porsi DPK berdenominasi rupiah pada perbankan syariah mencapai 93,92% yauitu sebesar Rp 19,95 triliun. Angka ini tumbuh 14,04% dibanding raihan DPK
2
Departemen Riset Kebangsentralan,“Perjalanan Perbankan Syariah di Indonesia: Kelembagaan
berdenominasi rupiah pada perbankan syariah per Maret 2013 yang sebesar Rp 149,03 triliun. 3
Secara muamalah, pemilik modal (shohibul maal) menyerahkan modalnya kepada pedagang atau pengusaha (mudharib) untuk digunakan dalam aktivitas perdagangan atau usaha. Keuntungan atas usaha perdagangan dengan dilakukan oleh mudharib itu akan di bagihasilkan dengan shohibul maal. Pembagian hasil usaha ini derdasarkan kesepakatan yang telah dituangkan dalam akad.4
Mudharib adalah entrepreneur, yang melakukan usaha untuk mendapatkan keuntungan atau hasil atas usaha yang dilakukan. Shohibul maal sebagai pemilik modal atau investor, perlu mendapat imbalan atas dana yang diinvestasikan. Bagi hasil akan sangat dipertimbangkan saat shahibul maal akan menginvestasikan dananya sehingga dapat mempengaruhi besarnya jumlah simpanan mudharabah. Dimana hubungan antara bagi hasil di bank syariah dengan total jumlah simpanan mudharabah adalah positif, karena dengan terjadinya peningkatan pada tingkat keuntungan di bank syariah akan mendorong peningkatan total simpanan mudharabah. 5
Efisiensi operasional yang berpengaruh kepada perbaikan tingkat hasil kepada nasabah tentunya akan mendorong para investor untuk bekerjasama dengan bank syariah yang tentunya mengharapkan pelayanan keuangan yang sesuai syariah, juga tentunya mengharapkan tingkat keuntungan yang lebih baik. Hal ini tentu perlu
3
Statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mei 2014
4
Ismail, Perbankan Syariah , (Jakarta: Kencana, 2011), 24
5
dicermati terutama dalam menghadapi era persaingan global yang mana persaingan usaha bukan hanya datang dari industri sejenis tetapi juga dari industri lainnya yang memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan sejenis.6
Selain faktor internal terdapat juga faktor eksternal yang harus diperhatikan oleh perbankan syariah yakni kondisi ekonomi makro di Indonesia. Kebijakan BI menaikan suku bunga tentu akan mendorong semakin naiknya suku bunga simpanan di bank umum. Nasabah yang rasional di bank syariah akan memindahkan dananya dalam jangka panjang ke bank konvensional yang menawarkan bunga lebih atraktif ke masa depan. Kondisi ini akan mengancam likuiditas bank syariah. Sehingga, salah satu dana pihak ketiga untuk tabungan mudharabah akan mengalami penurunan yang sama.
Produk deposito dan tabungan merupakan produk yang stabil mengalami peningkatan sepanjang tahun 2011. Deposito merupakan produk yang tingkat pertumbuhannya yang sangat tinggi yaitu sekitar 61,06% dari posisi tahun lalu Rp 39,23 triliun menjadi 62,02 triliun.7 Produk deposito mudharabah juga merupakan produk yang stabil mengalami peningkatan sepanjang tahun 2012. Deposito merupakan produk yang tingkat pertumbuhannya sangat tinggi dari posisi tahun lalu Rp 70.806 triliun menjadi 84.732 triliun. 8
6
Rahmat Hidayat, Efisiensi Perbankan Syariah, (Bekasi: Gramata Publishing, 2014), 54
7
Lampiaran table 1 dan 2. Data merupakan publikasi Bank Indonesia, diakses dari www.bi.go.id,
OutlookPerbankan Syariah 2012.
8
Deposito mudharabah merupakan investasi baik secara individu maupun perusahaan dalam bentuk deposito yang sesuai dengan prinsip syariah yakni mudharabah muthlaqah. Mudharabah Muthlaqah sendiri berarti simpanan dana masyarakat (pemilik dana/shahibul maal) yang oleh mudharib dapat di operasikan untuk mendapatkan keuntungan. Hasil dari keuntungan tersebut akan dilakukan bagi hasil antara pemilik dana dan pihak bank sesuai dengan nisbah yang disepakati.9
Keadaan perekonomian yang naik turun berpengaruh pada perbankan nasional baik konvensional maupun perbankan nasional. Kenaikan tingkat suku bunga yang tercermin pada kenaikan BI rate dan inflasi yang cukup signifikan menjadi faktor utama yang menyebabkan perlambatan pertumbuhan perbankan syariah. Sebaliknya membaiknya keadaaan ekonomi berpengaruh positif bagi perkembangan perbankan syariah di Indonesia. Nilai tukar yang stabil dan di dukung oleh konsistensi kebijakan Bank Indonesia dan pihak pemerintah secara perlahan mampu menurunkan tekanan inflasi dan memberi kesempatan kepada bank Indonesia untuk terus menurunkan BI rate mencapai satu digit sehingga memacu percepatan pertumbuhan bank syariah.10
Pada tataran makro, nilai uang terhadap barang memiliki peran penting
terhadap jumlah tabungan masyarakat di bank. Tingginya Inflasi akan
menurunkan kekayaan dalam bentuk uang. Inflasi adalah suatu kenaikan
9
http://www.bnisyariah.tripod.com/ind_deposito-mudharabah.html/.
10
harga dalam tingkat umum yang biasanya karena bertambahnya supply uang
yang tidak disertai oleh suatu pertambahan permintaan yang sesuai.11
Kurs merupakan nilai tukar mata uang suatu negara terhadap mata uang
negara lain. Jadi, Kurs adalah harga mata uang suatu negara yang dinilai dengan
mata uang negara lain. Nilai Kurs dapat bergerak naik dan juga turun,
pergerakan naik turun ini tergantung dari seberapa besar permintaan dan
penawaran akan mata uang tersebut. Jika permintaan terhadap mata uang
tertentu meningkat, maka nilai tukar mata uang tersebut akan meningkat dan
sebaliknya. Jika fluktuasi kurs sering berubah tajam, hal ini bisa menjadi
indikasi buruk bagi perekonomian suatu negara karena mencerminkan kondisi
perekonomian yang tidak stabil.12
Pertumbuhan perekonomian yang semakin pesat dan meningkatnya intelektual maupun taraf hidup masyarakat, khususnya kaum muslim yang semakin baik di berbagai kota besar, menumbuhkan kesadaran religi untuk menanamkan dan mengembangkan bisnis usahanya sesuai dengan aqidah syariah yang dianutnya. Hal ini menjadi sebuah peluang pasar yang akan diperebutkan oleh pelaku bisnis perbankan dengan mendirikan Bank yang berbasiskan syariah, salah satunya adalah PT. Bank BNI Syariah.
11
M. Abdul Manan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa,
1997), 236
12
Mudjarat Kuncoro, Menajemen Keuangan Internasional: Suatu Pengantar Ekonomi dan Bisnis,
PT. Bank BNI Syariah memiliki tujuan utama yang sesuai dengan prinsip syariah, yaitu menjadi bank syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam layanan dan kinerja. Bank ini mulai berdiri dan beroperasi pada tanggal
19 Juni 2010 dengan berdasarkan pada Keputusan Gubernur Bank Indonesia nomor : 12/41/KEP.GBI/2010tanggal 21 Mei 2010. Dalam perkembangannya,
pada saat ini PT. Bank BNI Syariah telah memiliki 65 kantor cabang, 161 kantor cabang pembantu, 17 kantor kas, 22 mobil layanan gerak dan 20 payment poin. yang tersebar di di berbagai kota besar, dan salah satunya adalah PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Surabaya Dhramawangsa.13
Deposito iB Hasanah di PT. Bank BNI Syariah Cabang Surabaya Dharmawangsa tingkat bagi hasil yang diterima oleh para nasabah memberi
pengaruh postif terhadap jumlah deposito di perbankan syariah. Hal ini
dikarenkan para nasabah mempunyai pola pikir rasional-ekonomis yang lebih
dominan ketimbang pola pikir emosional-ideologis untuk menabung
bersama-sama di bank syariah dan bank konvensional, sehingga faktor bagi hasil ini
memberi kontribusi terhadap perilaku investasi nasabah muslim di bank syariah.
Nisbah bagi hasil ini secara parsial mempunyai pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap penghimpunan dana pihak ketiga pada PT. Bank BNI
Syariah Cabang Surabaya Dharmawangsa, dimana didalam dana pihak ketiga
terdapat deposito iB Hasanah. Jika nisbah bagi hasil meningkat maka DPK juga
13BNI Syariah, “sejarah”, dalam http://www.bnisyariah.co.id/sejarah
akan mengalami peningkatan, begitupun sebaliknya jika mengalami penurunan
pada nisbah bagi hasil maka DPK bank syariah juga akan mngalami
penurunan.14
Nilai tukar berpengaruh terhadap deposito iB Hasanah dan memiliki
hubungan yang negatif atau berbanding terbalik terhadap deposito iB Hasanah
itu sendiri. Artinya apabila nilai tukar rupiah mengalami pelemahan (depresiasi)
yang mencerminkan stabilitas ekonomi yang semakin menurun atau memburuk,
maka nasabah yang investasi di bank syariah khususnya di deposito
mudharabah menjadi menurun. Sebaliknya, bila kurs mengalami penguatan
(apresiasi) berdampak nasabah (shaibul maal) akan berbondong-bondong
investasi di bank syariah sehingga hal tersebut akan meningkatkan deposito iB
Hasanah.15
Dilatarbelakangi oleh kondisi tersebut maka penulis tertarik untuk
mengambil judul : Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah dan Pengaruhnya Terhadap
Deposito iB Hasanah Pada PT. Bank BNI Syariah Cabang Surabaya
Dharmawangsa Periode 2014 – 2015.
14
Anis M. Arifianto, Penyelia Pelayanan Nasabah, wawancara, BNI Syariah Dharmawangsa
Surabaya.
15
B. Identifikasi dan Batasan Masalah 1. Identifikasi Masalah
a. Strategi yang digunakan bank syariah untuk meningkatkan dana pihak ketiga (DPK).
b. Implementasi bagi hasil di bank syariah dengan total jumlah simpanan mudharabah.
c. Faktor makro yang harus di perhatikan oleh perbankan syariah terhadap fluktuasi nilai suku bunga atas kebijakan BI.
d. Fluktuasi nilai tukar rupiah dan pengaruhnya terhadap deposito iB
Hasanah pada PT. Bank BNI Syariah Cabang Surabaya Dharmawangsa periode 2014 - 2015.
e. Analisis fluktuasi nilai tukar rupiah dan pengaruhnya terhadap deposito iB Hasanah pada PT. Bank BNI Syariah Cabang Surabaya
Dharmawangsa periode 2014 - 2015. 2. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus, maka penelitian ini akan dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut :
a. Fluktuasi nilai tukar rupiah dan pengaruhnya terhadap deposito iB Hasanah pada PT. Bank BNI Syariah Cabang Surabaya Dharmawangsa
b. Analisis fluktuasi nilai tukar rupiah dan pengaruhnya terhadap deposito iB Hasanah pada PT. Bank BNI Syariah Cabang Surabaya
Dharmawangsa periode 2014 - 2015.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, identifikasi masalah dan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana fluktuasi nilai tukar rupiah dan pengaruhnya terhadap deposito iB Hasanah pada PT. Bank BNI syariah cabang Dharmawangasa Surabaya
periode 2014 - 2015?
2. Bagaimana analisis fluktuasi nilai tukar rupiah dan pengaruhnya terhadap deposito iB Hasanah pada PT. Bank BNI syariah cabang Dharmawangasa
Surabaya periode 2014 - 2015?
D. Kajian Pustaka
1. Kajian Teori
Penelitian ini berjudul Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah dan Pengaruhnya Terhadap Deposito iB Hasanah Pada PT. Bank BNI Syariah
Cabang Surabaya Dharmawangsa Periode 2014 - 2015. Adapun teori
Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah.
Nilai tukar rupiah merupakan suatu perbandingan antara nilai
mata uang suatu negara dengan negara lain. Nilai tukar mencerminkan
keseimbangan permintaan dan penawaran terhadap mata uang dalam
negeri maupun mata uang asing $US. Merosotnya nilai tukar rupiah
merefleksikan menurunnya permintaan masyarakat terhadap mata uang
rupiah karena menurunnya peran perekonomian nasional atau karena
meningkatnya permintaan mata uang asing $US sebagai alat pembayaran
internasional. Semakin menguat kurs rupiah sampai batas tertentu berarti
menggambarkan kinerja di pasar uang semakin menunjukkan perbaikan.
Sebagai dampak meningkatnya laju inflasi maka nilai tukar domestik
semakin melemah terhadap mata uang asing. Hal ini mengakibatkan
menurunnya kinerja suatu perusahaan dan investasi di pasar modal
menjadi berkurang.16
Nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing pun mempunyai
pengaruh negatif terhadap ekonomi dan pasar modal. Dengan
menurunnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing akan
16
mengakibatkan meningkatnya biaya impor bahan-bahan baku yang akan
digunakan untuk produksi dan juga meningkatkan suku bunga.17
Deposito Mudharabah
Deposito mudharabah merupakan dana investasi yang
ditempatkan oleh nasabah yang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah dan penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu,
sesuai dengan akad perjanjian yang dilakukan antara bank dan nasabah
investor. Deposito, mudah diprediksi ketersediaan dananya karena
terdapat jangka waktu dalam penempatannya. Sifat deposito yaitu
penarikannya hanya dapat dilakukan sesuai jangka waktunya, sehingga
pada umumnya balas jasa yang berupa nisbah bagi hasil yang di
berikan oleh bank untuk deposito lebih tinggi dibanding tabungan
mudharabah18
Seperti halnya pada tabungan, dalam deposito khususnya
deposito mudharabah, nasabah deposan bertindak sebagai shahibul
maal dan bank bertindak sebagai mudharib. Penerapan mudharabah
dalam deposito dikarenakan kesesuaian yang telah ditetapkan diantara
keduanya. Misalnya yang dikemukakan dalam akad mudharabah
17
ibid
18
mensyaratkan adanya tenggang waktu antara penyetoran dan penarikan
agar dana itu bisa diputarkan. Tenggang waktu itu merupakan sifat
deposito, bahkan dalam deposito terdapat pengaturan waktu, seperti 30
hari, 90 hari dan seterusnya.19
Dalam hal melakukan pengelolaan dana milik nasabah deposito,
Dewan Syariah Nasional MUI telah mengeluarkan fatwa yang
menyatakan bahwa Deposito yang dibenarkan adalah deposito yang
berdasarkan prinsip Mudharabah. Bank Syariah bertindak sebagai
mudharib (pengelola dana) sedangkan nasabah bertindak sebagai
shahibul maal (pemilik dana) Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank syariah dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah serta mengembangkanya, termasuk
melakukan akad mudharabah pada dana dari pihak ketiga. 20
Bank memberikan imbalan atas penempatan dana mudharabah berupa bagi hasil yang besarnya ditentukan pada saat pembukaan sesuai dengan nisbah yang telah diperjanjikan. Pembayaran bagi hasil dilakukan pada tanggal valuta, yaitu tanggal pada saat tabungan mudharabah dibuka. Pembayaran bagi hasil dapat dilakukan secara tunai, dipindahbukukan ke rekening lain yang dimiliki oleh nasabah seperti giro atau tabungan, atau
19Muhammad Syafi’I Antonio,
Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press,
2001), 157
20
langsung dikirimkan ke bank lain atau menambah nominal deposito berjangka.21
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Deposito Mudharabah
Faktor yang mempengaruhi mudharabah terbagi menjadi dua,
yaitu:22
1. Faktor Langsung
Diantara faktor-faktor langsung yang mempengaruhi perhitungan
bagi hasil adalah investment rate, jumlah dana yang tersedia, dan nisbah
bagi hasil (profit sharing ratio).
a. Investment rate merupakan presentase aktual dana yang
diinvestasikan dari total dana, jika bank menentukan investment rate
sebesar 80 %, hal ini berarti 20% dari total dana dialokasikan untuk
memenuhi likuiditas.
b. Jumlah dana yang tersedia untuk diinvestasikan merupakan jumlah
dana dari berbagai sumber dana yang tersedia untuk diinvestasikan.
Dana tersebut dapat dihitung dengan menggunakan salah satu metode
dibawah ini:
1. Rata-rata saldo minimum bulanan
2. Rata-rata total saldo harian.
21
Ibid. hal 93
22
Investment rate dikalikan dengan jumlah dana yang tersedia untuk
diinvestasikan akan menghasilkan jumlah dana aktual yang
digunakan.
c. Nisbah (profit sharing ratio)
1. Salah satu ciri mudharabah adalah nisbah yang harus ditentukan
dan disetujui pada awal perjanjian.
2. Nisbah antara satu bank dengan bank lainnya dapat berdeda.
3. Nisbah juga dapat berbeda dari waktu ke waktu dalam satu bank,
misalkan saja deposito 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan;
4. Nisbah juga dapat berbeda antara satu account dengan account
lainnya sesuai dengan besarnya dana dan jatuh temponya.
2. Faktor Tidak Langsung
Faktor tidak langsung yang dapat mempengaruhi bagi hasil, yaitu:
a. Penentuan butir-butir pendapatan dan biaya mudharabah
1. Bank dan nasabah melakukan share dalam pendapatan dan
biaya, pendapatan yang akan dibagi hasilkan merupakan
pendapatan yang diterima dikurangi biaya-biaya;
2. Jika semua biaya ditanggung bank, maka hal ini disebut
b. Kebijakan akunting (prinsip dan metode akuntansi).
Bagi hasil secara tidak langsung dipengaruhi oleh berjalannya
aktivitas yang diterapkan, terutama sehubungan dengan
pengakuan pendapatan dan biaya.
2. Penelitian Terdahulu
Penelitian ini tentu tidak lepas dari beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai pandangan dan referensi serta acuan dalam penyusunan skripsi ini. Adapun penelitian terdahulu yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Diana Kurniawan dalam
tesis yang berjudul ”Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Equivalent Rate
Bagi Hasil, Inflasi, dan Nilai Kurs Terhadap Simpanan Mudharabah Pada Bank Muamalat Indonesia”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari keseluruhan variable tersebut terhadap simpanan mudharabah di bank Muamalat Di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat suku bunga, equivalent rate bagi hasil, inflasi
dan nilai kurs secara simultan berpengaruh signifikan terhadap simpanan
mudharabah sebesar 70,3% sedangkan sisanya (100% -70,3% = 29,7%)
dipengaruhi oleh variabel lainnya. Secara parsial, variabel suku bunga
koefisien sebesar - 0,127 dan nilai sig.t 0,004 . Nilai kurs berpengaruh
positif signifikan terhadap simpanan mudharabah dengan koefisien
sebesar 1,378 dan nilai sig.t 0,001. Sedangkan equivalent rate bagi hasil
dan inflasi tidak berpengaruh terhadap simpanan mudarabah23
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian saya adalah Penelitian saya memilih fokus terhadap fluktuasi nilai tukar rupiah dan pengaruhnya terhadap deposito iB Hasanah pada PT. Bank BNI Syariah
Cabang Surabaya Dharmawangsa.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Elfina Marlia dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Dan BI
Rate Terhadap Tabungan Mudharabah Pada Perbankan Syariah”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari keseluruhan variable tersebut terhadap simpanan mudharabah di bank Muamalat Di Indonesia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap tabungan mudharabah.
Variabel nilai tukar (kurs) tidak mempunyai pengaruh terhadap tabungan
23Muhibbatul Ilmiah, “
Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Equivalent Rate Bagi Hasil, Inflasi, dan Nilai
mudharabah. Sedangkan variable BI Rate berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap tabungan mudharabah.24
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian saya adalah Penelitian saya memilih fokus terhadap fluktuasi nilai tukar rupiah dan pengaruhnya terhadap deposito iB Hasanah pada PT. Bank BNI Syariah
Cabang Surabaya Dharmawangsa.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai peneliti setelah melakukan penelitian
berdasarkan uraian latar belakang permasalahan adalah :
1. Untuk menganalisis fluktuasi nilai tukar rupiah dan pengaruh terhadap deposito iB Hasanah pada PT. Bank BNI Syariah cabang Surabaya Dharmawangsa Periode 2014 – 2015.
2. Untuk menganalisis bagaimana pengaruh fluktuasi nilai tukar rupiah
terhadap deposito iB Hasanah pada PT. Bank BNI Syariah cabang Surabaya Dharmawangsa Periode 2014 – 2015.
24Friska Julianti, “
Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Dan BI Rate Terhadap Tabungan
Mudharabah Pada Perbankan Syariah” (Skripsi--Universitas Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta,
F. Kegunaan Hasil Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Aspek Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan mengenai pengaruh dan besaran dari fluktuasi nilai tukar
rupiah terhadap deposito mudharabah.
b. Penelitian ini diharapkan dapat membantu melatih berpikir secara ilmiah
dan rasional.
c. Sebagai salah satu sumber referensi bagi kepentingan keilmuan dalam
mengatasi masalah yang berhubungan atau sama di masa mendatang.
d. Sebagai salah satu sumbangan pemikiran yang bermanfaat bagi
pihak-pihak yang membutuhkan.
2. Manfaat Aspek Praktis
a. Penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai tambahan sumber
referensi bagi pihak manajer dan karyawan pimpinan devisi menganalisis
fluktuasi nilai tukar rupiah dan pengaruhnya terhadap deposito
mudharabah.
b. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi penting serta data
akurat tentang besaran fluktuasi nisbah bagi hasil dan nilai tukar rupiah
G. Definisi Oprasional
Penelitian ini berjudul “Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah dan
Pengaruhnya Terhadap Deposito iB Hasanah Pada PT. Bank BNI Syariah
Cabang Surabaya Dharmawangsa Periode 2014 - 2015”. Agar lebih
memudahkan dalam memahami skripsi ini, penelitian ini mendefinisikan beberapa istilah, antara lain:
1. Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah
Nilai tukar rupiah merupakan suatu perbandingan antara nilai
mata uang suatu negara dengan negara lain. Nilai tukar mencerminkan
keseimbangan permintaan dan penawaran terhadap mata uang dalam
negeri maupun mata uang asing $US.25
2. Deposito Mudharabah
Deposito mudharabah merupakan dana investasi yang
ditempatkan oleh nasabah yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah
dan penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu, sesuai
dengan akad perjanjian yang dilakukan antara bank dan nasabah investor.
Deposito, mudah diprediksi ketersediaan dananya karena terdapat jangka
waktu dalam penempatannya. Sifat deposito yaitu penarikannya hanya
25
dapat dilakukan sesuai jangka waktunya, sehingga pada umumnya balas
jasa yang berupa nisbah bagi hasil yang di berikan oleh bank untuk
deposito lebih tinggi dibanding tabungan mudharabah.26
3. PT. Bank BNI Syariah Cabang Surabaya Dharmawangsa
PT. Bank BNI Syariah Cabang Surabaya Dharmawangsa adalah salah satu lembaga keuangan syariah yang berdiri pada tanggal 6 Oktober 2009 dan mulai beroperasi pada tanggal 21 Mei 2010 yang beralamat di Jl. Dharmawangsa 115, Gubeng, Surabaya, Jawa Timur,
Indonesia.
H. Metode Penelitian
1. Data yang dikumpulkan
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data tentang fluktuasi nilai tukar rupiah dan pengaruhnya terhadap deposito iB Hasanah pada PT. Bank BNI Syariah Cabang Surabaya Dharmawangsa
periode 2014 - 2015, buku, jurnal, artikel, dan skripsi terdahulu.
2. Sumber data
26
Untuk menggali kelengkapan data tersebut, diperlukan sumber-sumber data sebagai berikut :
a. Sumber Data Primer
Data primer adalah data yang dihimpun langsung oleh seorang peneliti umumnya dari hasil observasi terhadap situasi sosial atau diperoleh dari tangan pertama atau subjek melalui proses wawancara.27 Sumber data primer merupakan data pendukung bagi penelitian ini yang berasal dari Staf PT. Bank BNI Syariah Cabang Surabaya Dharmawangsa dan data dokumentatif PT. Bank BNI Syariah Cabang Surabaya Dharmawangsa.
b. Sumber Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung oleh peneliti, tapi telah berpindah melalui sumber tangan kedua atau ketiga.28 Sumber data sekunder merupakan data pendukung bagi penelitian ini yang berasal dari buku-buku maupun literatur yang lainnya meliputi :
1) Sumar’in.Konsep Kelembagaan Bank Syariah.
27
Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif (Jakarta: GP Press Group, 2013), 100.
28
2) Ismail, Perbankan Syariah.
3) Rahmat Hidayat, Efisiensi Perbankan Syariah.
4) Nasution,Mulia. Ekonomi Moneter Uang dan Bank.
5) Muhammad, Manajemen Bank Syariah
3. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik pengumpulan data sebagai berikut :
a. Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian. Secara langsung adalah terjun ke lapangan terlibat seluruh panca indra.29 Pada penelitian ini observasi dilakukan dengan menanalisis bagaimana perkembangan
deposito iB Hasanah pada PT. Bank BNI Syariah Cabang Surabaya
Dharmawangsa.
b. Wawancara, yaitu cara menjaring informasi atau data melalui interaksi verbal atau lisan.30 Dalam penelitian ini peneliti akan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan karyawan yang terlibat di PT. Bank BNI Syariah Cabang Surabaya Dharmawangsa.
29
Ismail Nawawi, Metoda Penelitian Kualitatif , (Jakarta: Dwiputra Pustaka Jaya, 2012), 186.
30
c. Dokumentasi, penggalian data ini dengan cara menelaah dokumen-dokumen yang berhubungan dengan fluktuasi nilai kurs rupiah dan
deposito iB Hasanah mulai dari awal tahun 2014 sampai akhir 2015
di PT. Bank BNI Syariah cabang Surabaya Dharmawangsa serta kegiatan wawancara dengan karyawan. Studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan data dengan cara memperoleh dari kepustakaan dimana penulis mendapatkan teori-teori dan pendapat ahli serta beberapa buku refereensi yang ada hubungannya dengan penelitian ini..
4. Teknik Pengolahan Data
Setelah data berhasil dihimpun dari lapangan, maka peneliti akan menggunakan teknik pengolahan data dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :
a. Editing, yaitu pemeriksaan kembali dari semua data yang diperoleh terutama dari segi kelengkapannya, kejelasan makna, keselarasan antara data yang ada dan relevansi dengan penelitian. Dalam hal ini penulis akan mengambil data yang akan dianalisis dengan rumusan masalah saja.
ini penulis melakukan pengelompokan data yang dibutuhkan untuk dianalisis dan menyusun kembali data tersebut dengan sistematis untuk memudahkan penulis dalam menganalisis data.
c. Penemuan hasil, yaitu dengan menganalisis data yang telah diperoleh dari penelitian untuk memperoleh kesimpulan mengenai kebenaran fakta yang ditemukan, yang akhirnya merupakan sebuah jawaban dari rumusan masalah.
5. Teknik Analisis Data
Data yang telah berhasil dikumpulkan selanjutnya akan dianalisis secara deskriptif kualitatif, yaitu analisis yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati dengan metode yang telah ditentukan. Tujuannya adalah untuk membuat deskripsi atau gambaran mengenai objek penelitian secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
pengaruhnya terhadap deposito iB Hasanah pada PT. Bank BNI syariah
cabang Dharmawangasa Surabaya periode 2014 – 2015.
I. Sistematika Pembahasan
Untuk menghasilkan suatu tulisan yang teratur dan terarah, peneliti menguraikan penelitian ini dalam lima bab sebagai berikut :
Bab pertama berupa pendahuluan, yang berisi latar belakang masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan peenelitian, kajian pustaka, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.
Bab dua, membahas landasan teori dan dasar kajian untuk menjawab permasalahan yang ada pada penelitian ini. Dalam bab ini, dibahas teori-teori yang menjadi dasar pedoman tema penelitian, mengangkat teori-teori tentang Fluktuasi nilai tukar rupiah dan pengaruhnya, serta deposito mudharabah. Hal ini merupakan studi literatur dari berbagai referensi.
Cabang Surabaya Dharmawangsa secara umum, sejarah berdirinya, visi dan misi, struktur organisasi, dan produk.
Bab empat, membahas hasil-hasil yang didapat dari data yang kemudian dijabarkan secara terperinci hasil-hasil yang didapat dari pengolahan data.
BAB II
NILAI TUKAR DAN SIMPANAN
A. Nilai Tukar
1. Pengertian Umum Nilai Tukar
Nilai tukar atau kurs adalah harga sebuah mata uang dari suatu negara yang diukur atau dinyatakan dalam mata uang.1
Kurs adalah pertukaran antara dua mata uang yang berbeda, maka akan mendapat perbandingan nilai/harga antara kedua mata uang tersebut.2
Nilai tukar atau kurs (exchange rate) didefinisikan sebagai
harga mata uang asing dilihat (diukur) dari mata uang domestik.3
Harga satu mata uang terhadap mata uang lainnya disebut kurs
atau nilai tukar (exchange rate). Kurs merupakan salah satu hal yang
terpenting dalam perekonomian terbuka, karena memiliki pengaruh
yang sangat besar bagi neraca transaksi berjalan maupun
variabel-variabel makroekonomi lainnya. Kurs menggambarkan harga dari
1
Paul R.Krugman dan Maurice, Ekonomi Internasional: Teori dan Kebijakan, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada,1994), 34.
2
Nopirin, Ekonomi Moneter: Edisi 2, (Yogyakarta: BPFE-UGM, 1996), 163.
3
suatu mata uang terhadap mata uang negara lainnya, juga merupakan
harga dari suatu aktiva atau harga asset (asset price).4
Perubahan nilai tukar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
depresiasi (depreciation) dan apresiasi (appreciation). Depresiasi
adalah penurunan harga mata uang domestik terhadap mata uang asing,
sedangkan apresiasi adalah kenaikan harga mata uang domestik
terhadap mata uang asing.5
Dalam ilmu ekonomi nilai tukar mata uang suatu negara dapat
dibedakan menjadi dua yaitu nilai tukar riil dan nilai tukar nominal.
Nilai tukar nominal adalah nilai yang digunakan seseorang saat
menukar mata uang suatu negara dengan mata uang negara lain. Jadi,
nilai tukar rupiah merupakan nilai dari satu mata uang rupiah yang
ditukarkan ke dalam mata uang negara lain. Contohnya nilai tukar
rupiah terhadap dollar AS, nilai tukar rupiah terhadap Yen, nilai tukar
rupiah terhadap Euro dan lain-lain. Sedangkan nilai tukar riil ialah
nilai yang digunakan seseorang saat menukar barang dan jasa suatu
negara dengan barang lain, nilai tukar riil menyatakan tingkat dimana
pelaku ekonomi dapat memperdagangkan barang-barang dari suatu
negara dengan barang-barang dari negara lain.6
4
Krugman, Ekonomi Internasional: Teori dan Kebijakan, edisi kedua, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2005), 292.
5
Krugman, Paul R. Obstfeld, Maurice. and Melitz, Marc J, International Economics : Theory and
Policy. Ninth Edition. (Boston : Pearson Education, Inc, 2012)
6
2. Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah
Nilai tukar rupiah merupakan suatu perbandingan antara nilai
mata uang suatu negara dengan negara lain. Nilai tukar mencerminkan
keseimbangan permintaan dan penawaran terhadap mata uang dalam
negeri maupun mata uang asing US$. Merosotnya nilai tukar rupiah
merefleksikan menurunnya permintaan masyarakat terhadap mata uang
rupiah karena menurunnya peran perekonomian nasional atau karena
meningkatnya permintaan mata uang asing US$ sebagai alat
pembayaran internasional. Semakin menguat kurs rupiah sampai batas
tertentu berarti menggambarkan kinerja di pasar uang semakin
menunjukkan perbaikan. Sebagai dampak meningkatnya laju inflasi
maka nilai tukar domestik semakin melemah terhadap mata uang
asing. Hal ini mengakibatkan menurunnya kinerja suatu perusahaan
dan investasi di pasar modal menjadi berkurang.7
Nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing pun mempunyai
pengaruh negatif terhadap ekonomi dan pasar modal. Dengan
menurunnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing akan
mengakibatkan meningkatnya biaya impor bahan-bahan baku yang
akan digunakan untuk produksi dan juga meningkatkan suku bunga.8
Permintaan akan rupiah adalah hubungan antara nilai riil rupiah
dengan ekspor neto. Makin rendah nilai riil rupiah, makin murah
7
Mulia Nasution. Ekonomi Moneter Uang dan Bank. (Jakarta: Djambatan, Agustus, 1998), 57
8
barang buatan Indonesia, sehingga ekspor neto makin meningkat. Ini
dapat digambarkan sebagai kurva yang menurun dari kiri atas menuju
pada kanan bawah, seperti bentuk permintaan. Semuanya tentunya
cataris paribus.9
Kurs yang berlaku berapa rupiah yang dibutuhkan untuk
membeli satu dolar AS disebut kurs nominal. Jelas bahwa untuk
menentukan apakah lebih menguntungkan mengekspor atau
mengimpor, kecuali kurs nominal, perbandingan harga dari dua negara
yang bersangkutan juga sangat relevan. Maka kurs nominal harus
dipadukan dengan perbandingan harga dari barang yang sama di
Indonesia dan di luar negeri. Perpaduan ini disebut kurs yang riil. Jadi
kurs riil sama dengan kurs nominal dikalikan perbandingan antara
harga di luar negeri dengan harga di dalam negeri. Kurs inilah yang
menentukan apakah ekspor neto akan meningkat atau menurun.10
Kurs valuta asing dapat didefinisikan sebagai jumlah uang
domestik yang dibutuhkan, yaitu banyaknya rupiah yang dibutuhkan,
untuk memperoleh satu unit mata uang asing.11
Salah satu ciri era globalisasi yang menonjol saat ini, yaitu
adanya arus uang dan modal dalam bentuk mata uang asing (foreign
currency) dari berbagai pusat keuangan dari berbagai negara semakin
9
Kwik Kian Gie, Gonjang-ganjing Ekonomi Indonesia: Badai Belum Akan Segera Berlalu,
(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,1998), 148.
10
Ibid.
11
Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Teori Pengantar, Edisi Ketiga (Jakarta: Raja Grafindo
besar volumenya, seakan-akan tanpa batas wilayah negara
(borderless). Aliran valuta asing yang besar dan cepat tersebut adalah
karena tuntutan perdagangan, investasi dan spekulasi dari suatu negara
yang surplus ke negara yang defisit dapat terjadi karena faktor atau
kondisi, sehingga berpengaruh dan menimbulkan perbedaan nilai tukar
valuta asing di masing-masing negara. Mata uang konvertibel yang
ditawarkan pada bursa valuta asing menganut sistem nilai tukar
mengambang murni (clean floating). Nilai tukar dari mata uang
tersebut turun naik akan ditentukan oleh permintaan (demand) dan
penawaran (supply) sesuai mekanisme pasar. Sistem nilai tukar
mengambang ini dimulai pada bulan Juni 1972 untuk mata uang GBP
(Jerman) terhadap US$ yang semula dimaksudkan sementara dan
diusahakan kembali pada nilai tukar tetap, namun ternyata keadaan ini
berlangsung sampai sekarang dan diikuti oleh banyak negara.12
Turun naiknya nilai tukar mata uang yang mengambang ini
tergantung pada permintaan dan penawaran atas mata uang tersebut
yang di pengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang telah terjadi
(historical) ataupun yang hanya merupakan perkiraan (expectation)
para peserta pasar.13
12
Wiene Sandyawati, Valuta Asing: Jurus Ampuh Dalam Memenuhi Kebutuhan Dana Jangka
Pendek Investor, (Yogyakarta:Graha Ilmu, 2011), 25.
13
3. Faktor Fluktuasi Nilai Tukar
Beberapa faktor atau kondisi yang berbeda dan mempengaruhi
nilai tukar valuta asing pada masing-masing negara antara lain
dipengaruhi oleh :14
a. Faktor Fundamental, terdiri dari :
1. Faktor Politik, yaitu stabilitas politik berperan sebagai
pemelihara situasi negara, stabilitas ekonomi berperan
kapasitas lembaga keuangan dan pasar untuk memobilasi dana
dari surplus spending unit secara efisien, menyediakan
likuiditas serta mengalokasikan investasi tanpa masalah dalam
fiscal. Stabilitas moneter sebagai stabilitas dalam menjaga nilai
uang (moneter), ini digambarkan oleh tingkat inflasi yang
rendah dan stabil. Selain itu faktor politik dapat dicerminkan
juga adanya proteksi dan peralihan kekuasaan (sosial atau
liberal), contoh: sebelum pemerintah partai Republik (Presiden
R. Reagen) mata uang US$ terus melemah, tetapi sejak Reagen
memegang kekuasaan dan berhasil memberikan citra kepada
dunia sebagai negara adikuasa nilai mata uang US$ terus
meningkat. Jadi faktor fundamental bertujuan mendapatkan
nilai yang benar dengan mengacu pada kajian fundamental
yang dihimpun dari data ekonomi makro sampai pada rincian
14
kinerja keuangan dan lingkup bisnis usaha yang terkait dengan
perdagangan.
2. Faktor Ekonomi, hal-hal yang berpengaruh antara lain yaitu
suku bunga, inflasi, perkembangan ekonomi, Neraca
Pembayaran (balance of payment/BOP), kebijakan moneter,
kebijakan fiscal dan cadangan devisa. Contoh: defisit Neraca
Transaksi Berjalan (Current Account) pada BOP karena impor
lebih besar dari ekspor menyebabkan negara yang terkait lebih
banyak membutuhkan devisa sehingga permintaan valuta asing
di negara tersebut menjadi berlebihan sehingga nilai tukar
uangnya akan turun. Pertumbuhan ekonomi suatu negara lebih
tinggi mendorong peningkatan kepercayaan pada penanaman
modal di negara tersebut. Akibatnya terjadi permintaan modal
sehingga timbul permintaan pada mata uang negara tersebut
dan nilai tukarnya menjadi naik. Pertumbuhan ekonomi yang
baik, juga menumbuhkan rasa kepercayaan masyarakat dalam
memiliki mata uang tersebut.
Dengan demikian faktor politik dan faktor ekonomi saling
B. Simpanan
1. Pengertian Umum Simpanan
Dalam terminologi syariah, simpanan dikenal dengan al-wadiah yang diartikan sebagai titipan murni dari suatu pihak kepada pihak lain baik individu maupun badan hukum yang harus di jaga dan dikembalikan kapan saja atas kehendak penyimpan dana, akan tetapi besarnya tidak ditetapkan sebelumnya, penetapan ditentukan pihak bank.15
Secara umum simpanan (funding) adalah salah satu bentuk tabungan yang dananya disimpan pada suatu rekening. Setiap saat dan kapan saja pemilik tabungan dapat menarik uangnya baik tunai maupun nontunai (pindah buku, transfer ke bank lain) melalui ATM atau teller. Tabungan boleh dibuka oleh karyawan, ibu rumah tangga, mahasiswa, pelajar, di samping pengusaha, dan lain-lain.16
Pada saat sekarang produk tabungan dikemas dan dimodifikasi produk sehingga kelihatan lebih menarik dan cantik dengan segmentasi yang berbeda dan keuntungan yang berbeda-beda pula.17
Pada awalnya menabung masih secara sederhana, menyimpan uang dibawah bantal atau di dalam celengan dan disimpan di rumah. Namun faktor resiko kehilangan atau kerusakan. Kerugian lainnya adalah menabung di rumah jumlahnya tidak pernah akan bertambah
15
Ketut Silvanita, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: Erlangga, 2009), 36.
16
Maryanto Supriyono, Buku Pintar Perbankan, (Yogyakarta: Andi, 2010), 24.
17
atau berbunga, jadi tetap saja sam seperti sejumlah uang yang disimpan.18
Sesuai perkembangan zaman, dewasa ini kegiatan menabung sudah beralih dari rumah ke lembaga keuangan seperti bank. Menabung di bank bukan saja menghidarkan dari resiko kehilangan atau kerusakan, akan tetapi juga memperoleh penghasilan dari bunga. Dengan demikian jumlah uang akan bertambah dari waktu ke waktu sekalipun tidak ditambah.19
Pengertian tabungan menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 adalah Simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.20
2. Jenis Simpanan
Bank syariah memiliki tiga fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk titipan dan investasi, menyalurkan dana kepada masyarakat yang membutuhkan dana dari bank, dan juga memberikan pelayanan dalam bentuk jasa perbankan syariah.21
18
Kasmir, Dasar-dasar Perbankan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), 83.
19
Ibid.
20
Ibid, 84.
21
Bank syariah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk titipan dengan menggunakan akad al-wadiah dan dalam bentuk investasi dengan mengunakan akad al-mudharabah.22
Masyarakat yang kelebihan dana akan menyimpan atau menginvestasikan dananya di bank syariah. Simpanan yang dilakukan oleh nasabah di bank syariah dapat menggunakan akad wadiah dan mudharabah. Imbalan atas masing-masing jenis simpanan sesuai dengan akadnya.23
Bank umum syariah menghimpun dana atau simpanan dari masyarakat dengan cara menawarkan berbagai jenis produk pendanaan antara lain :24
Deposito Mudharabah
Tabungan Mudharabah
Tabungan Wadiah
Giro Wadiah
3. Deposito Mudharabah
Deposito mudharabah merupakan dana investasi yang
ditempatkan oleh nasabah yang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah dan penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu
tertentu, sesuai dengan akad perjanjian yang dilakukan antara bank
dan nasabah investor. Deposito, mudah diprediksi ketersediaan
dananya karena terdapat jangka waktu dalam penempatannya. Sifat
deposito yaitu penarikannya hanya dapat dilakukan sesuai jangka
waktunya, sehingga pada umumnya balas jasa yang berupa nisbah
bagi hasil yang di berikan oleh bank untuk deposito lebih tinggi
dibanding tabungan mudharabah.25
Seperti halnya pada tabungan, dalam deposito khususnya
deposito mudharabah, nasabah deposan bertindak sebagai
shahibul maal dan bank bertindak sebagai mudharib. Penerapan
mudharabah dalam deposito dikarenakan kesesuaian yang telah
ditetapkan diantara keduanya. Misalnya yang dikemukakan dalam
akad mudharabah mensyaratkan adanya tenggang waktu antara
penyetoran dan penarikan agar dana itu bisa diputarkan. Tenggang
waktu itu merupakan sifat deposito, bahkan dalam deposito terdapat
25
pengaturan waktu, seperti 30 hari, 90 hari dan seterusnya.26
Deposito biasanya terkait dengan pembungaan uang pada
bank-bank konvensional. Namun di dalam bank syariah, yang disebut
dengan deposito itu tentu bentuknya berbeda dengan yang di bank
konvensional. Karena itu kemudian deposito itu disebut dengan
deposito syariah. Artinya, deposito dilakukan berdasarkan konsep
bagi hasil, bukan berdasarkan pembungaan uang yang mengandung
riba. Bank syariah punya produk deposito yang dijamin 100 persen
aman dari riba, sebab uang itu memang tidak ditanamkan dengan
sistem bunga, melainkan sistem bagi hasil. Juga ada aturan bahwa
bank syariah tersebut tidak dibenarkan menanamkan uang deposito
pada institusi yang punya produk haram, seperti pabrik minuman
keras, narkoba, pabrik rokok atau produk-produk haram lainnya.27
Menurut Undang-Undang no. 21 tahun 2008 Perbankan
Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank
Syariah dan Unit Usaha Syariah, yang mencakup kelembagaan,
kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan
usahanya. Sedangkan pengertian Bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat yang bentuk kredit dan atau
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.
26Muhammad Syafi’
i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press,
2001), 157
27
Semua kegiatan perbankan di Indonesia dibawah naungan dan
pengawasan Bank Indonesia dan pengertian Bank Indonesia adalah
Bank Sentral Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Dengan demikian, pemutaran uang deposito tersebut tidak
sampai melewati wilayah yang diharamkan, tetapi hanya terbatas
pada wilayah dunia usaha yang bersih dan halal. Apalagi di setiap
bank syariah sudah bisa dipastikan ada dewan pengawas syariahnya,
dimana dewan itu terdiri dari para pakar yang paham dengan hukum
perbankan syariah.
Dalam hal melakukan pengelolaan dana milik nasabah
deposito, Dewan Syariah Nasional MUI (DSN-MUI) telah
mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa deposito yang
dibenarkan adalah deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah.
Bank Syariah bertindak sebagai mudharib (pengelola dana)
sedangkan nasabah bertindak sebagai shahibul maal (pemilik dana). Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank syariah dapat
melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan
prinsip syariah serta mengembangkannya, termasuk melakukan akad
mudharabah pada dana dari pihak ketiga. 28
Selain itu, Dewan Syariah Nasional juga memutuskan
bahwa jumlah modal dalam deposito harus dinyatakan dalam bentuk
28
tunai dan bukan piutang, Pembagian keuntungan harus dinyatakan
dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukuan
rekening. Bank sebagai mudharib menutup biaya oprasional deposito
dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya,
bank tidak diperkenankan untuk mengurangi nisbah keuntungan
nasabah tanpa persetujuan yang bersangkutan.29
Deposito merupakan investment account atau atau salah satu instrumen keuangan utama bank islam dalam mengerahkan dana
masyarakat. Invesment account tersebut juga dianggap sebagai instrument keuangan yang utama untuk menarik dana bagi sistem
perbankan Islam. Oleh karena itu nasabah Deposan ini akan
termotivasi untuk menginvestasikan uangnya karena adanya
peluang untuk mendapatkan keuntungan dari dana yang
diinvestasikan tersebut30
Deposito syariah adalah deposito yang dijalankan berdasarkan
prinsip syariah.31 Sedangkan yang dimaksud dengan deposito adalah
simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu
tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank
(time deposit)32
29
Ibid.
30
Sjahdeini Sutan Remy, Perbankan islam: kedudukan dalam tata hukum Indonesia. (Jakarta:
PT. Pustaka Utama Grafiti. 1999), 108.
31
Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2004), 277.
32
Dalam deposito mudharabah mutlaqah, pemilik dana tidak memberikan batasan atau persyaratan tertentu kepada bank syariah
dalam mengelola investasinya, baik yang berkaitan dengan tempat,
cara maupun objek investasinya. Dengan kata lain, bank syariah
mempunyai hak dan kebebasan sepenuhnya dalam menginvestassikan
dana deposito ini ke berbagai sektor bisnis yang diperkirakan akan
memperoleh keuntungan.33
4. Ketentuan Umum Deposito Mudharabah
Ketentuan Umum Deposito Mudharabah :34
1. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal
atau pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau
pengelola dana.
2. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan
berbagai macam usaha yang tidak bertentengan dengan
prinsip syariah dan mengembangkannya termasuk
ber-mudharabah dengan pihak lain.
3. Modal harus dinyatakan jumlahnya dalam bentuk tunai bukan
piutang.
4. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah
dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening.
33
Adimarwan Karim, Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2004), 278.
34
Ikatan Bankir Indonesia, Memahami Bisnis Bank Syariah, (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
5. Bank sebagai mudharib menutup biaya oprasional deposito
dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi
haknya.
6. Bank tidak diperkenankan untuk mengurangi nisbah
keuntungan nasabah tanpa persetujuan yang bersangkutan.
5. Konsep Perhitungan Bagi Hasil
Nisbah bagi hasil merupakan faktor penting dalam
menentukan bagi hasil di bank syariah. Sebab aspek nisbah
merupakan aspek yang disepakati bersama antara kedua belah pihak
yang melakukan transaksi.35
Bagi hasil menurut terminologi asing dikenal sebagai profit
sharing. Profit sharing dalan kamus ekonomi sering disebut sebagai pembagian laba. Secara definitif profit sharing diartikan sebagai Distribusi dari berbagai bagian laba pada para pegawai dari suatu
perusahaan. Lebih lanjut dikatakan, bahwa hal itu dapat berbentuk
suatu bonus uang tunai tahunan yang didasarkan pada laba yang
diperoleh pada tahun-tahun sebelumnya, atau dapat berbentuk
pembayaran mingguan dan bulanan.36
Dalam menghitung bagi hasil deposito Mudharabah Mutlaqah basis perhitungan adalah hari bagi hasil sebenarnya, termasuk tanggal
35
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Ekonesia, 2004), 123.
36
Muhammad, Teknik Perhitungan Bagi Hasil di Bank Syari’ah, (Yogyakarta: UII Press,
tutup buku, namun tidak termasuk tanggal pembukaan deposito
Mudharabah Mutlaqah dan tanggal jatuh tempo. Sedangkan jumlah hari kalender bulan yang bersangkutan (28 hari, 29 hari, 30 hari, 31
hari) Rumus perhitungan bagi hasil deposito Mudharabah Mutlaqah adalah sebagai berikut :37
Hari bagi hasil x nominal deposito mudharabah x tingkat bagi hasil Hari kalender yang bersangkutan
Dalam memperhitungkan bagi hasil deposito Mudharabah
Mutlaqah tersebut, hal–hal yang perlu diperhatikan adalah :38
Hasil perhitungan bagi hasil dalam angka satuan bulat tanpa
mengurangi hak nasabah
a. Pembulatan ke atas untuk nasabah
b. Pembulatan ke bawah untuk bank
Hasil perhitungan pajak dibulatkan ke atas sampai puluhan
terdekat
6. Menurut Kajian Fiqih
Dalam sudut pandang kaidah fikih, pada dasarnya semua
bentuk muamalah boleh dilakukan, kecuali ada dalil yang
mengharamkan. Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor
37
Adimarwan Karim, Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2004), 278
38
MUI/IV/2000 tanggal 1 April 2000 tentang Deposito.39
Ulama Hanafiyah berpendapat bahwa nisbah bagi hasil
ditentukan pada awal terbentuknya akad dan yang membedakan
dengan bunga adalah, apabila dalam bagi hasil dari usaha dapat
berubah-ubah (fluktuatif) dan dapat saja terjadi resiko setiap saat.
Sehingga hasil dari persentase nisbah tersebut masih belum bisa
ditetapkan nominalnya.40
Sedangkan menurut ulama Syafiiyah dan Hanabilah
mengatakan bahwa bagi hasil merupakan pembagian keuntungan dari
kontribusi modal yang telah ditanamkan untuk menjalankan suatu
usaha dalam melakukan kerjasama. Penetapan hak bertindak hukum
bagi dua orang atau lebih pada sesuatu yang mereka sepakati.41
7. Faktor Yang Mempengaruhi Deposito Mudharabah
Faktor-faktor yang berhubungan dengan deposito mudharabah.
Faktor yang mempengaruhi mudharabah terbagi menjadi dua, yaitu:42
1. Faktor Langsung
39
Ikatan Bankir Indonesia, Memahami Bisnis Bank Syariah, (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama, 2014), 99.
40Kitab Fiqh Syar’i Tentang Ekonomi Syariah. 41
Lukmanul, “presentasi fiqh siyasah muamalah” artikel diakses pada 10 Desember 2015 dari
/www.slideshare.net/lukmanul/presentasi-fiqh-siyasahmuamalah-10
42
Diantara faktor-faktor langsung yang mempengaruhi
perhitungan bagi hasil adalah investment rate, jumlah dana yang
tersedia, dan nisbah bagi hasil (profit sharing ratio).
a. Investment rate merupakan presentase aktual dana yang
diinvestasikan dari total dana, jika bank menentukan investment
rate sebesar 80%, hal ini berarti 20% dari total dana
dialokasikan untuk memenuhi likuiditas.
b. Jumlah dana yang tersedia untuk diinvestasikan merupakan
jumlah dana dari berbagai sumber dana yang tersedia untuk
diinvestasikan. Dana tersebut dapat dihitung dengan
menggunakan salah satu metode dibawah ini:
1. Rata-rata saldo minimum bulanan
2. Rata-rata total saldo harian.
Investment rate dikalikan dengan jumlah dana yang tersedia
untuk diinvestasikan akan menghasilkan jumlah dana aktual
yang digunakan.
c. Nisbah (profit sharing ratio)
1. Salah satu ciri mudharabah adalah nisbah yang harus
ditentukan dan disetujui pada awal perjanjian.
2. Nisbah antara satu bank dengan bank lainnya dapat
3. Nisbah juga dapat berbeda dari waktu ke waktu dalam satu
bank, misalkan saja deposito 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan
12 bulan.
4. Nisbah juga dapat berbeda antara satu account dengan
account lainnya sesuai dengan besarnya dana dan jatuh
temponya.
2. Faktor Tidak Langsung
Faktor tidak langsung yang dapat mempengaruhi bagi
hasil, yaitu:
a. Penentuan butir-butir pendapatan dan biaya mudharabah
1. Bank dan nasabah melakukan share dalam pendapatan
dan biaya, pendapatan yang akan dibagi hasilkan
merupakan pendapatan yang diterima dikurangi
biaya-biaya.
2. Jika semua biaya ditanggung bank, maka hal ini disebut
revenue sharing.
b. Kebijakan akunting (prinsip dan metode akuntansi).
Bagi hasil secara tidak langsung dipengaruhi oleh
berjalannya aktivitas yang diterapkan, terutama
sehubungan dengan pengakuan pendapatan dan biaya.