ANALISIS PADA PRODUK TABUNGAN iB HASANAH
DI BANK BNI SYARIAH
TUGAS AKHIR
Disusun oleh:
Akhlis Farida Kurnia Rahmah NIM 20111018
PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH
JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
ANALISIS PADA PRODUK TABUNGAN iB HASANAH
DI BANK BNI SYARIAH
TUGAS AKHIR
Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat guna memperoleh
Gelar Ahli Madya Pada Program Studi DIII Perbankan Syariah
Disusun soleh :
Akhlis Farida Kurnia Rahmah NIM 20111018
PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH
JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
MOTTO
”Capailah ilmu karena dia merupakan perhiasan,
PERSEMBAHAN
1. Allah SWT atas segala nikmat, rahmat dan hidayahNYA kepadaku sehingga
membuat aku bisa bertahan sampai saat ini.
2. Ayah dan Ibu (Riyanto dan Siti Musyafiah S.Pd.SD) terima kasih atas kasih
sayang dan doa yang ayah ibu berikan kepadaku selama ini.
3. Adikku tersayang Akhsin Mushobi Maulana Febriyanto yang selalu menjadi
sahabat terbaikku, terima kasih doanya dan selalu menyemangati.
4. Agung Dwi Indrawan, terima kasih atas doa dan semangatnya, semoga kita
bisa mewujudkan bersama cita-cita kita.
5. Sahabat-sahabatku yang selalu mendukung dan menyemangati.
6. Teman-teman DIII Perbankan Syariah angakatan 2011 yang selalu
memberikan semangat dan dukungan.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat dan
hidayah-NYA sehingga peneliti dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul
“AnalisisPada Produk Tabungan iBHasanah Di BNI Syariah”ini dengan baik. Tugas akhir ini disusun dan diajukan guna memenuhi salah satu syarat
kelulusan program DIII Perbankan Syariah Jurusan Syariah Program Studi DIII
Perbankan Syariah (PS) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.
Dalam penulisan Tugas Akhir ini banyak pihak yang telah membantu dan
memberikan bimbingan, maka selayaknya peneliti mengucapkan banyak terima kasih
kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Ketua STAIN Salatiga.
2. Bapak Benny Ridwan, M.Hum selaku Ketua Jurusan Syariah STAIN
Salatiga.
3. Bapak Ahmad Mifdlol Muthohar, M.Si selaku Ketua Program Studi DIII
Perbankan Syariah (PS) STAIN Salatiga, sekaligus selaku pembimbing
magang.
4. Bapak H. Abdul Aziz, NP,M.M selaku pembimbing yang telah
membimbing dan memberikan pengarahan dalam menyelesaikan Tugas
Akhir ini.
5. Bapak Bahaudin, selaku Kepala Pimpinan Bank BNI Syariah Cabang
kepada peneliti dalam melakukan kegiatan magang dan penulisan Tugas
Akhir.
6. Ayah dan Ibu tercinta yang selalu memberikan dukungan, serta motivasi
sehingga peneliti dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.
7. Teman-teman DIII Perbankan Syariah (PS) Angakatan Tahun 2011.
8. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
Tugas Akhir ini.
Dalam penulisan Tugas Akhir ini peneliti sadar bahwa tidak ada sesuatu
apapun yang sempurna kecuali Allah SWT. Oleh karena itu, dengan senang hati
peneliti menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun. Semoga Tugas Akhir
ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya.
Salatiga, 25 Agustus 2014
Peneliti
ABSTRAK
Rahmah, Akhlis Farida Kurnia 2014.Analisis Pada Produk Tabungan iB Hasanah Di BNI Syariah.Tugas Akhir. Jurusan Syariah. Program Studi DIII Perbankan Syariah (PS). Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Pembimbing H. Abdul Aziz. NP , M.M.
Kata Kunci : Tabungan, iB Hasanah, Strategi Pemasaran
DAFTAR ISI
HALAMANJUDUL……… i
HALAMAN PENGAJUAN TUGAS AKHIR……… ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………. iii
HALAMAN PENGESAHAN………. iv
PERNYATAAN KEASLIAN………... v
MOTTO……… vi
PERSEMBAHAN………... vii
KATA PENGANTAR………. viii
ABSTRAK………... x
DAFTAR ISI……… xi
DAFTAR GAMBAR………... xiv
DAFTAR TABEL……… xv
BAB I PENDAHULUAN………... 1
A. LatarBelakangMasalah……… 1
B. RumusanMasalah………. 6
C. TujuandanKegunaan………... 6
D. PenelitianTerdahulu………. 7
E. MetodePenelitian………. 12
F. PenegasanIstilah………... 14
G. SistematikaPenulisan……… 15
A. Pengertian Bank……… 17
B. PengertianBankSyariah………... 17
C. DalilTentang Bank Syariah……….. 18
D. ProdukPenghimpunan Dana……… 19
E. DalilDasarAkadWadiah……… 21
F. Tabungan Wadiah……… 22
G. DalilDasarAkadMudharabah……… 23
H. Tabungan Mudharabah……… 25
I. Fatwa MUI Tentang Tabungan………... 26
J. PengertianBagiHasil……….. 27
K. Pemasaran……… 29
BAB III LAPORAN OBJEK………. 37
A. GambaranUmum………. 37
1. SejarahBerdirinya PT.Bank BNI Syariah……… 37
2. Profil PT. Bank BNISyariah………. 39
3. VisidanMisi PT. Bank BNI Syariah……… 39
4. StrukturOrganisasi PT. Bank BNI Syariah……….. 41
5. StrukturOrganisasi PT. Bank BNI SyariahCabang Semarang…… 42
B. Produk-produk PT. Bank BNI Syariah……….. 43
1. ProdukPendanaan………... 43
2. ProdukPembiayaan………. 45
BAB IV ANALISIS DATA………. 52
A. Karakteristik Tabungan iBHasanah……….. 52
B. Perkembangan Tabungan iBHasanah………... 54
C. StrategiPemasaran Tabungan iBHasanah……… 57
D. Keunggulan Tabungan iBHasanahDibandingkandengan Tabungan Bank SyariahLainnya………... 62
BAB V PENUTUP………... 68
A. Kesimpulan………... 68
B. Saran………. 69
DAFTAR PUSTAKA……….. 71
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Bank BNI Syariah………. 41
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Sistem Bunga dan Bagi Hasil……….. 28
Tabel 3.1 Profil Perusahaan Bank BNI Syariah………39
Tabel 4.1 Perkembangan Saldo Tabungan Tahun 2006-2013……….. 55
Tabel 4.2 Perkembangan Nasabah Tabungan iB Hasanah 2006-2013... 56
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Perbankan Syariah dikenal sebagai Islamic Banking, yang pada awalnya
dikembangkan sebagai suatu respon dari kelompok ekonom dan praktisi yang
berlingkup syariah.Sejak adanya revisi UU No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan
terdapat beberapa perubahan yang memberikan peluang yang lebih besar bagi
pengembangan perbankan syariah. Dari UU tersebut menerangkan bahwa sistem
perbankan syariah dikembangkan dengan beberapa tujuan yakni memenuhi
kebutuhan jasa perbankan bagi masyarakat yang tidak menerima konsep bunga,
memenuhi kebutuhan akan produk dan jasa perbankan yang memiliki beberapa
keunggulan komparatifberupa peniadaan pembebanan bunga, membuka peluang
pembiayaan bagi pengembangan usaha berdasarkan prinsip kemitraan dengan
menjaga hubungan investor yang harmonis. Sementara pada bank konvensional
konsep yang diterapkan adalah hubungan debitur dan kreditur.Dengan adanya hal-hal
tersebut banyak menimbulkan kekhawatiran bagi bank-bank konvensional, sehingga
sekarang banyak bank konvensional yang membuka unit syariah.Perbankan syariah
berusaha mengakomodir berbagai pihak yang menginginkan adanya jasa transaksi
keuangan yang berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, agar terhindar dari
pelanggaran praktek riba, kegiatan sifatnya serupa dengan perjudian, gharar
Bank Muamalat Indonesia sebagai bank syariah pertama dan menjadipioner
bagi bank syariah lainnya telah terlebih dahulu menerapkan sistem ini di tengah
menjamurnya bank-bank konvensional. Krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998
telah menenggelamkan bank-bank konvensional dan banyak yang dilikuidasi karena
kegagalan sistem bunganya.Sementara perbankan yang menerapkan sistem syariah
dapat tetap eksis dan mampu bertahan.Tidak hanya itu, di tengah-tengah krisis
keuangan global yang melanda dunia pada penghujung akhir tahun 2008 lembaga
keuangan syariah kembali membuktikan daya tahannya dari terpaan krisis.
Lembaga-lembaga keuangan syariah tetap stabil dan memberikan keuntungan, kenyamanan
serta keamanan bagi para pemegang sahamnya, pemegang surat berharga, peminjam
dan para penyimpan dana di bank-bank syariah (http://www.bi.go.id).
Dengan adanya hal tersebut perbankan syariah telah mendapatkan respon
yang baik oleh Bank Indonesia.Hal ini dibuktikan dengan didirikannya biro
perbankan syariah yang memberi peluang kepadaBank Umum untuk mendirikan
layanan syariah berupa Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.Bank Umum
Syariah adalah bank yang menjalankan segala kegiatan usahanya dalam memberikan
jasa dan lalu lintas pembayaran berdasarkan prinsip syariah.Menurut peraturan Bank
Indonesia No. 6/24/PBI/2004 tentang bank umum dalam menjalankan kegiatan
usahanya berdasarkan prinsip syariah dapat dinyatakan bahwa bentuk badan hukum
yang dapat didirikan bank syariah dapat berupa Perseroan Terbatas (PT), Koperasi,
dan Perusahaan Daerah.Dalam mendirikan Bank Umum Syariah baru harus
a. Jumlah modal yang akan disetor minimal sebesar Rp. 1 triliyun, akan tetapi
bagi bank asing yang membuka kantor cabang syariah dana yang aka disetor
minimal Rp. 1 triliyun dan dapat berupa valuta asing.
b. Sumber dana modal yang akan disetor untuk pendirian bank umum baru
tidak boleh berasal dari dana pinjaman atau pembiayaan dari bank di
Indonesia atau pihak yang lainnya.
c. Sumber dana modal yang disetor tidak boleh dari sumber dana yang haram
dan terhindar dari tujuan pencucian uang.
Sedangkan Unit Usaha Syariah adalah unit kerja dari Bank Umum
Konvensional (BUK) yang mempunyai fungsi sebagai kantor induk dari kantor yang
melaksanakan kegiatan usahanya sesuai prinsip syariah. Atau unit kerja di kantor
cabang dari suatu bank yang berada di luar negeri yang berfungsi sebagai kantor
induk dari kantor cabang pembantu syariah atau unit syariah yang lainnya.
Berdasarkan Undang-undang No. 10 Tahun 1998, pada tanggal 29 April
tahun 2000 telah didirikan salah salah satu Unit Usaha Syariah yaitu BNI Syariah
dengan 5 kantor cabang yang berada di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara dan
Banjarmasin. Seiring berjalannya waktu dengan melihat minat masyarakat untuk
menabung di bank syariah semakin tinggi, maka Unit Usaha Syariah BNI Syariah
terus mengembangkan eksistensinya dengan membuka kantor cabang menjadi 28 dan
31 kantor cabang pembantu. Dalam pelaksanaan operasionalnya BNI Syariah tetap
memperhatikan kepatuhan terhadap aspek-aspek syariah. Dengan adanya Dewan
semua produk di BNI Syariah telah melalui pengujian dari DPS sehingga sudah
memenuhi prinsip syariah. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia
No. 12/41/KEP.GBI/2010 pada tanggal 19 Juni 2010 PT. Bank BNI Syariah resmi
beroperasi sebagai Bank Umum Syariah (BUS), karena komitmen pemerintah
terhadap pengembangan perbankan syariah semakin kuat dan kesadaran terhadap
beberapa keunggulan produk perbankan syariah juga meningkat. Kemudian pada
September 2013 jumlah cabang BNI Syariah mencapai 64 kantor cabang, 161 kantor
cabang pembantu, 17 kantor kas, 22 mobil layanan dan 16 payment point
(www.bnisyariah.co.id).
Bank BNI Syariah menyediakan beberapa produk yang menjawab kebutuhan
nasabah, mulai dari produk pembiayaan, produk pendanaan dan jasa-jasa perbankan
lainnya. Pada produk pembiayaan terdiri dari produk iB Hasanah Card, Griya iB
Hasanah, Haji iB Hasanah, Rahn Emas iB Hasanah, Multijasa iB Hasanah, Multiguna
iB Hasanah, Flexi iB Hasanah, CCF iB Hasanah, Wirausaha iB Hasanah, Tunas
Usaha iB Hasanah, Linkage ProgramiB Hasanah, Kopkar/Kopeg iB Hasanah,Usaha
Kecil iB Hasanah, Usaha Besar iB Hasanah, Sindikasi iB Hasanah, Multifinance iB
Hasanah, OTOiB Hasanah. Pada produk jasa dan layanan terdiri dari payroll gaji,
cash management, payment center. Sedangkan pada produk pendanaan diantaranya
adalah Tabungan iB Baitullah Hasanah, Tabungan iB Hasanah, Tabungan iB Prima
Hasanah, Tabungan iB Tapenas Hasanah, Tabungan iB Bisnis Hasanah, TabunganKu
Salah satu produk pendanaan yang banyak menarik minat masyarakat adalah
Tabungan iB Hasanah, dimana produk tersebut menggunakan akad mudharabahdan
akad wadiah. Biaya yang digunakan pada produk tersebut lebih kecil dibandingkan
dengan produk giro atau deposito. Selain itu produk Tabungan iB Hasanah dapat
berguna untuk sarana investasi yang murni sesuai syariah, yang nasabah dapat
melakukan penyetoran dan penarikan tunai dengan sangat mudah, bank juga dapat
menjaga amanah dari nasabah sesuai dengan akad mudharabah dan akad wadiah
yang dilaksanakan. Pada dasarnya produk pendanaan merupakan dana pihak ketiga
(nasabah) yang dititipkan atau disimpan oleh bank dengan penarikan yang dapat
dilakukan setiap saat tanpa harus memberitahu pihak bank terlebih dahulu.
Sebagaimana karakter tabungan yang ada pada jasa perbankan lainnya, dana tabungan
pada perbankan syariah dapat digunakan untuk kegiatan operasional bank.
Dalam penelitian ini penulis mengkhususkan pada salah satu produk
pendanaan yang ada di BNI Syariah yakni Tabungan iB Hasanah. Alasan mengapa
dilakukan penelitian tentang produk Tabungan iB Hasanah ini dilatarbelakangi
adanya persaingan yang sangat ketat dengan produk tabungan yang ada pada bank
syariah lain. Disamping itu, penelitian ini ditujukan untuk mengetahui karakteristik
produk Tabungan iB Hasanah, keunggulan dari produk ini. Untuk mengetahui lebih
jelas tentang produk Tabungan iB Hasanah, maka penulis tertarik untuk meneliti
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang di akan di analisis dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana karakteristik produk tabungan iB Hasanah ?
2. Bagaimana perkembangan produk tabungan iB Hasanah di Bank BNI Syariah
dari awal dimunculkan produk tersebut ?
3. Bagaimana strategi pemasaran produk tabungan iB Hasanah di Bank BNI
Syariah?
4. Apa saja keunggulan dari produk tabungan iB Hasanah di Bank BNI Syariah
dengan produk-produk pendanaan di Bank Syariah lain ?
C. Tujuan dan Kegunaan
Dalam penulis Tugas Akhir ini memiliki beberapa tujuan dan kegunaan bagi
banyak pihak, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Tujuan
a. Untuk mengetahui karakteristik tabungan iB Hasanah.
b. Untuk mengetahui perkembangan produk tabungan iB Hasanah di Bank
BNI Syariah.
c. Untuk mengetahui strategi pemasaran yang digunakan oleh Bank BNI
Syariah.
d. Untuk mengetahui keunggulan-keunggulan dari produk tabungan iB
Hasanah di Bank BNI Syariah.
2. Kegunaan
Sebagai syarat kelulusan diploma pada Program Studi DIII Perbankan Syariah
di STAIN Salatiga, serta memberikan pengetahuan dan informasi yang sangat
berguna untuk ke depannya.
b. Bagi STAIN Salatiga
Memperkenalkan STAIN Salatiga kepada masyarakat luar khususnya pada
Program Studi DIII Perbankan Syariah.
c. Bagi Bank BNI Syariah
Sebagai referensi untuk menciptakan produk-produk baru di BNI Syariah,
serta pemakaian strategi pemasaran yang tepat bagi produk-produk pendanaan
maupun produk-produk pembiayaan.
d. Bagi pihak lain
Karya ilmiah ini dapat digunakan untuk bahan referensi pembuatan Tugas
Akhir bagi peneliti yang akan mengambil tema yang hampir sama.
D. Penelitian Terdahulu
Anis Wahyuningtyas (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis
Produk Simpanan Mudharabah Berjangka Untuk Masa Depan (SIMUDAMAPAN) Di
KJKS BMT Tumang Cabang Ampel Boyolalimenyimpulkan bahwa perkembangan
produk SIMUDAMAPAN di KJKS BMT Tumang Cabang Ampel dari tahun 2006
sampai dengan tahun 2013 menunjukkan adanya pertumbuhan dan mengalami
perkembangan yang di tunjukkan dengan bertambahnya jumlah nasabah serta jumlah
saldo simpanan. Strategi pemasaran Produk SIMUDAMAPAN pada KJKS BMT
market atau pasar sasaran yang tepat dan segmentasi, pemilihan pemasar (orang yang
memasarkan produk) yang tepat dan prospek yang jelas, perencanaan produk, serta
promosi yang meliputi promosi melalui periklanan, sales promotion (promosi
penjualan), danpersonal selling(penjualan pribadi).
Imroatun (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Sistem Bagi Hasil
Tabungan Batara Mudharabah Di Bank BTN Syariah Kantor Cabang Surakarta
Tahun 2009 berkesimpulan bahwa sistem bagi hasil yang digunakan pada produk
tabungan mudharabah di bank BTN Syariah Kantor Cabang Surakarta sudah sesuai
dengan prinsip syariah karena ada akad yang telah disepakati oleh kedua belah pihak
dan perjanjian-perjanjian lain yang disepakati ketika nasabah membuka rekening
tabungan di Bank BTN Syariah Kantor Cabang Surakarta. Nasabah tabungan
mudharabah di Bank BTN Syariah tidak memperoleh bunga. Akan tetapi nasabah
mendapatkan bagi hasil atas dana yang ditabungkan atau di investasikan ke dalam
Bank BTN Syariah Kantor Cabang Surakarta. Namun bagi hasil tersebut tidak sama
setiap bulannya karena perhitungannya disesuaikan dengan pendapatan bank. Ketika
bank mengalami laba lebih besar maka bagi hasil yang diberikan kepada nasabah
besar pula demikian sebaliknya. Jumlah nasabah tabungan Batara Mudharabah di
Bank BTN Syariah Kantor Cabang Surakarta mengalami kenaikan yang sangat baik
setiap bulannya. Bagi hasil diberikan melalui beberapa tahap pertama hingga tahap
kelima. Dari perhitungan dana nasabah yang disimpan di bank, menetapkan jumlah
dibagikan, bank menetapkan porsi bagi hasil sesuai dengan situasi dan kondisi bank
serta menurut jumlah simpanan di setiap rekening nasabah.
Sementara menurut Yuliana Resty S (2011) dalam penelitiannya yang
berjudulProduk Tabungan Muamalat di Bank Muamalat Cabang Pembantu Salatiga.
Dari hasil penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa Tabungan Muamalat
Indonesia adalah suatu simpanan yang berdasarkan akad mudharabah muthlaqoh
yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan penarikannya hanya dapat
dilakukan menurut syarat dan ketentuan tertentu yang disepakati tetapi tidak dapat
ditarik dengan cek atau bilyet giro. Dalam sistem tabungan syariah tingkat
keuntungan yang diperoleh nasabah akan mengalami peningkatan dan penurunan
tergantung kepada nisbah bagi hasil yang diperoleh. Bagi hasil Tabungan Muamalat
dihitung pada akhir bulan. Selain itu, tabungan Muamalat juga mempunyai beberapa
kelebihan dan kelemahan. Kelemahan dari tabungan Muamalat itu sendiri terdapat
pada tingkat nisbah yang rendah dibandingkan dengan produk tabungan lainnya.
Sedangkan kelebihan tabungan muamalat diantaranya adalah setoran yang ringan,
tarik tunai gratis di seluruh ATM Bersama dan ATM Prima.
Syafaatul Janah (2012) dalam penelitiannya yang berjudul Tabungan
Wadiah Salamah Di BPRS Ben Salamah Abadi Purwodadiberkesimpulan bahwa
tabungan wadiah salamah adalah tabungan dalam bentuk simpanan yang
menggunakan akadwadiah yad dhamanahyang dapat disetor dan diambil kapan saja
dengan mendapatkan bagi hasil dari usaha BPRS Ben Salamah Abadi. Adapun untuk
meliputi pembukaan rekening tabungan wadiah salamah, penyetoran tabungan,
penarikan dan penutupan rekening tersebut. Berdasarkan akad wadiah, sebagai
imbalan kepada pemilik dana disamping jaminan keamanan uangnya juga akan
memperoleh bonus sebesar 4%.
Sonny Ferari (2010) dalam penelitiannya yang mengangkat judul tentang
Strategi Pemasaran Tabungan (Studi Kasus Pada Bank Tabungan Negara) Cabang
Padangmenyimpulkan bahwa tabungan yang berhasil dihimpun paling banyak dari
tahun ke tahun adalah tabungan e’Batara Pos. Hal ini disebabkan oleh promosi
-promosi yang dilakukan oleh PT. BTN (Persero) Cabang Padang, yang menarik
perhatian masyarakat serta juga karena timbulnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya arti menabung di bank daripada menabung atau menyimpan uang dirumah
sendiri, dimana hal itu akan mempunyai resiko yang tinggi misalnya pencurian.
Strategi-strategi pemasaran tabungan yang digunakan agar dapat menunjang
peningkatan jumlah nasabah pada PT. BTN Cabang Padang, yaitu strategi produk.
Produk yang diinginkan pelanggan adalah produk yang berkualitas tinggi, sehingga
bank dituntut agar memodifikasi produk yang sudah ada menjadi lebih menarik.
Dalam hal ini Bank BTN Cabang Padang telah melakukan berbagai strategi produk
agar memiliki keunggulan yang lebih jika dibandingkan dengan produk pesaing.
Bank BTN Cabang Padang telah menciptakan sendiri produk tabungan seperti
Tabungan e’Batara Pos, Tabungan Batara, Tabungan Batara Prima, Tabungan Haji
Nawaitu. Produk-produk ini bertujuan untuk memuaskan keinginan penabungnya,
produk tersebut. Strategi harga, strategi promosi, strategi lokasi, people, process,
customer service. Dalam meningkatkan program tabungan, maka PT. BTN (Persero)
Cabang Padang mengharapkan akan ada kesadaran penabung untuk menyimpan
uangnya di bank khususnya Bank BTN Cabang Padang.
Murniati Ruslan (2013) dalam ISTIQRA’ Jurnal Penelitian Ilmiah Vol. 1
No. 2 menjelaskan bahwa Bank Syariah Mandiri Cabang Palu mempunyai komitmen
dalam membantu masyarakat setempat untuk bertransaksi. Hal ini dibuktikan dengan
penyaluran pembiayaan bagi anggota Koperasi Beringin dan Koperaso Lanal Palu
dengan jumlah yang cukup besar. Melalui produk pembiayaan yang bersifat
konsumtif yang diterapkan Bank Mandiri Syariah dengan mengaplikasikan praktik
perbankan yang murni sesuai syariah, hal inilah yang menarik banyak minat nasabah
untuk melakukan transaksi pembiayaan.
Pada penelitian yang akan diteliti oleh penulis yakni mengenai produk
tabungan iB Hasanah yang berjalan dengan dua akad yakni wadiahdanmudharabah,
perkembangan yang terjadi pada tabungan iB Hasanah berdasarkan saldo setiap akhir
tahunnya. Kemudian strategi yang digunakan Bank BNI Syariah dalam memasarkan
produk tabungan iB Hasanah adalah produk, menetapkan harga dan target pasar yang
sesuai dengan perencanaan, pemilihan lokasi yang strategis, serta promosi.
Berdasarkan penjelasan dari beberapa penelitian di atas, maka penelitian
E. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah prosedur atau langkah-langkah dalam
mendapatkan ilmu pengetahuan. Jadi metode penelitian adalah cara sistematis untuk
menyusun ilmu. Berikut adalah beberapa hal yang dilakukan dalam metode
penelitiandiantaranya :
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif, yaitu dengan menghasilkan
data yang deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari hasil wawancara yang
dilakukan denganpegawaiBank BNI Syariah Semarang.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan oleh penulis bertempat di PT. Bank BNI
Syariah Kantor Cabang Semarang Jl. Ahmad Yani No.152 Semarang 50242.
3. Sumber Data
Sumber data merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan dalam
melakukan penentuan metode pengumpulan data, dalam mengadakan penelitian ini
penulis menggunakan dua jenis data berikut :
a) Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari tempat
penelitian yang akan digunakan untuk analisis dan pembahasan masalah.
Dalam hal ini, data primer adalah data yang dihasilkan dari wawancara
dengan beberapa pegawai BNI Syariah Semarang.
b) Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari BNI
diteliti, sumber-sumber data atau dokumen-dokumen BNI Syariah yang
berkaitan dengan penulisan tugas akhir,dan lain-lain.
4. Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan data adalah :
a) Wawancara atau interview adalah teknik pengumpulan data dengan cara tanya
jawab langsung dengan karyawan BNI Syariah Cabang Semarang yang
berinisial N dan AP pada hari jumat 08 Agustus 2014 pukul 10.30 dan 13.00
WIB.
b) Observasi adalah merupakan teknik pengumpulan data serta memperoleh
informasi dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan.
c) Studi Kepustakaan adalah teknik dalam memperoleh data yang dilakukan
dengan cara mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan penelitian
penulis.
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah
diskriptif kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menggunakan data diskriptif
berupa kata-kata tertulis ataupun lisan dari orang-orang yang berkaitan dengan
F. Penegasan Istilah 1. Analisa
Adalah sebuah proses menguraikan sebuah pokok masalah atas berbagai bagiannya.
Analisis juga dapat diartikan sebagai sebuah penyelidikan terhadap karangan atau
terhadap perbuatan.
2. Produk
Adalah barang atau jasa yang dapat diperjualbelikan. Dalam marketing, produk
adalah apapun yang bisa ditawarkan ke sebuah pasar dan bisa memuaskan sebuah
keinginan atau kebutuhan.
3. Tabungan
Menurut Undang-undang tentang perbankan nomor 7 tahun 1992 menjelaskan bahwa
“tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut
syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan
atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
4. iB Hasanah
Adalah produk tabungan yang di munculkan oleh PT. Bank BNI Syariah sejak awal
kantor itu berdiri.
5. Wadiah
Adalah dana pihak ketiga yang di titipkan nasabah kepada bank. Titipan dana dari
nasabah ini dapat melalui giro dan tabungan. Penggunaan wadiah dalam transaksi
pendanaan dengan alasan fleksibilitas pengambilan dana atau faktor keamanan
6. Mudharabah
Adalah prinsip kerjasama antara nasabah dan bank dimana pemilik dana (nasabah)
dan pengelola dana (bank) melakukan usaha bersama. Dalam mudharabah pemilik
dana tidak boleh mencampuri pengelolaan operasional bersama (Nabhan, 2008:46).
G. Sistematika Penulisan
Untuk mengetahui gambaran tentang isi dan untuk mempermudah pembaca
untuk memahami sistematika penulisan ini, berikut penulis sampaikan penjelasannya:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tema, judul, latar belakang masalah, rumusan masalah,tujuan dan
kegunaan, penelitian terdahulu, metode penulisan, sistematika penulisan yang disusun
secara sistematis menyangkut tema Produk Tabungan iB Hasanah.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang dasar hukum dan dalil bank syariah, pengertian bank syariah,
produk-produk penghimpunan dana, dalil tentang akad wadiah, pengertian wadiah,
teori tentang wadiah, dalil tentang akad mudharabah, pengertian mudharabah, teori
tentang simpanan mudharabah, bagi hasil, perbedaan bagi hasil dengan bunga, teori
tentang pemasaran, fungsi dan tujuan pemasaran.
BAB III LAPORAN OBJEK
Bab ini berisi tentang gambaran umum dan sejarah berdirinya BNI Syariah, visi dan
misi, struktur organisasi dan struktur kepengurusan, produk- produk Bank BNI
BAB IV ANALISIS DATA
Bab ini berisi tentang analisis Produk Tabungan iB Hasanah yang berada di Bank
BNI Syariah, yang meliputi analisis perkembangan produk iB Hasanah dari tahun ke
tahun, analisis strategi pemasaran sertamengetahui keunggulan dari produk tabungan
iB Hasanah.
BAB V PENUTUP
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Pengertian BankBerdasarkan Undang-undang No.7 tahun 1992 menjelaskan bahwa “Bank
adalah badan usaha yang menghipun dana masyarakat dalam bentuk simapanan dan
menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau dalam bentuk lainnya
dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Segala kegiatan usaha yang dilakukan oleh bank akan selalu berkaitan
dengan komoditas, diantaranya adalah: (Muhammad,2000)
1. Memindahkan uang
2. Menerima dan membayarkan kembali uang tersebut ke rekening koran
3. Mendiskonto surat wesel, surat order maupun surat berharga lainnya
4. Membeli dan menjual surat-surat berharga
5. Membeli dan menjual cek, surat wesel serta kertas dagang
6. Membeli jaminan bank
B. Pengertian Bank Syariah
Bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan
kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang
beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Oleh karena itu, usaha bank akan
selalu berkaitan dengan masalah uang. (Sudarsono, 2003:18).
Bank syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan
prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
C. Dalil Tentang Dasar Bank Syariah
Dalam al-quran suratAl Baqarah ayat 275 dan Ar rum ayat 39 telah dijelaskan
tentang dasar hukum perbankan syariah:
Artinya: “Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena
mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan
jual beli dan mengharamkan riba. Barang siapa mendapat peringatan dari Tuhannya,
lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan
urusannya (terserah) kepada Allah SWT. Barang siapa mengulangi, maka mereka itu
penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya” (QS.Al Baqarah:275).
Artinya: “Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar harta manusia
bertambah, maka tidak bertambah dalam pandangan Allah SWT. Dan apa yang kamu
berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk memperoleh keridhaan Allah,
maka itulah orang-orang yang melipatgandakan (pahalanya)” (QS.Ar Rum:39).
D. Produk Penghimpunan Dana
Beberapa macam penghimpunan dana di bank dapat berbentuk giro, produk
tabungan dan deposito. Prinsip operasional bank syariah yang biasanya diterapkan
dalam penghimpunan dana masyarakat adalah prinsip Mudharabah dan prinsip
Wadiah.
a. Prinsip Mudharabah
Dalam mengaplikasikan prinsip mudharabahnasabah sebagai shahibul maal
(pemilik dana) dan bank sebagai mudharib (pengelola). Dana tersebut dapat
digunakan bank untuk melakukan akad lain seperti murabahah atau ijarah.
Dana tersebut dapat digunakan juga oleh bank untuk melakukan mudharabah
kedua. Hasil usaha ini akan dibagihasilkan dengan nasabah berdasarkan nisbah
yang telah disepakati sebelumnya. Dalam hal ini bank menggunakandana yang
disimpan nasabah untuk melakukan mudharabah kedua, maka bank
bertanggung jawab penuh atas kerugian yang terjadi (Karim, 2010:108).
Prinsip mudharabah dibagi menjadi dua macam, yaitu mudharabah mutlaqah
dan mudharabah muqayyadah.Mudharabah mutlaqah adalah nasabah sebagai
shahibul maal memberikan kuasa penuh kepada pihak bank sebagai mudharib
dianggap baik dan menguntungkan. Namun pihak bank bertanggung jawab
penuh dalam mengelola dana tersebut sesuai dengan prinsip syariah. Dalam
menjalankan kegiatan penghimpunan dana biasanya bank syariah menggunakan
akad mudharabah mutlaqah ini untuk pembukaan rekening tabungan dan
deposito. Sedangkan prinsipmudharabah muqayyadahadalah berupa simpanan
khusus dalam hal ini nasabah penyimpan dana menentukan syarat-syarat dan
membatasi pihak bank dalam penggunaan dana tersebut (Wibowo, 2005:41).
b. Prinsip Wadiah
Prinsip wadiah yang biasa diterapkan dalam bank syariah adalah wadiah yad
dhamanahpada produk rekening giro.Wadiah yad dhamanah berbeda dengan
wadiah yad amanah.Dalam wadiah yad amanah, bahwa harta titipan nasabah
tidak boleh dimanfaatkan oleh yang dititipi dalam hal ini adalah pihak
bank.Sementara itu, dalam hal wadiah yad dhamanah, pihak yang dititipi
(bank) bertanggung jawab atas keutuhan harta titipan tersebut sehingga
bankdiperbolehkan memanfaatkan harta titipan nasabah (Karim, 2010:107).
Dengan adanya akad wadiah yad dhamanah nasabah penyimpan dana
mendapatkan manfaat terhadap jaminan keamanan atas dana simpanan dan
beberapa fasilitas giro dan tabungan lainnya. Selain itu, pihak bank boleh
memberikan bonus terhadap nasabah penyimpan dana, akan tetapi tidak boleh
diperjanjikan di muka. Dalam mengoperasikan akad ini khusus untuk nasabah
pemilik rekening giro, bank dapat memberikan buku cek dan debit card.
tabungan sebagai bukti penyimapanan serta kartu ATM atau alat penarikan
lainnya (Widodo, 2005:40).
E. Dalil Dasar Akad Wadiah
1. Dalam Al quran surat Al Baqarah Ayat 283:
Artinya: “Dan jika kamu dalam perjalanan sedang kamu tidak mendapatkan seorang
penulis, maka hendaklah ada barang jaminan yang dipegang. Tetapi, jika sebagian
kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercayai itu menunaikan
amanatnya (utangnya) dan hendaklah dia bertaqwa kepada Allah SWT,
Tuhannya.Dan janganlah kamu menyembunyikan kesaksian, karena barang siapa
yang menyembunyikan, sungguh hatinya kotor (berdosa).Allah Maha mengetahui apa
yang kamu kerjakan” (QS. Al Baqarah:283).
2. Dan dalam surat An Nisaa’ ayat 58:
Artinya: “Sungguh Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum diantara manusia hendaknya
kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi
F. Tabungan Wadiah
Akad wadiah adalah dana pihak ketiga yang dititipkan nasabah kepada pihak
bank. Dimana titipan dana dari nasabah ini dapat melalui giro dan tabungan.
Penggunaan wadiah dalam transaksi pendanaan dengan alasan fleksibilitas
pengambilan danaatau faktor keamanan (Nabhan, 2008:38).
Tabungan wadiah merupakan titipan murni yang harus dijaga dan
dikembalikan setiap saat sesuai dengan kehendak pemiliknya. Dalam hal ini nasabah
bertindak sebagai penitip yang memberikan hak kepada Bank Syariah untuk
menggunakan atau memanfaatkan uang atau barang titipannya, sedangkan Bank
Syariah bertindak sebagai pihak yang dititipi dana atau barang yang disertai hak
untuk menggunakan atau memanfaatkan dana atau barang yang disertai hak untuk
menggunakan atau memanfaatkan dana atau barang tersebut. Sebagai
konsekueinsinya, bank bertanggung jawab terhadap keutuhan harta titipan tersebut
serta mengembalikannya kapan saja pemiliknya menghendaki.Di sisi lain, bank juga
berhak sepenuhnya atas keuntungan dari hasil penggunaan atau pemanfaatan
danaatau barang tersebut. Bank dimungkinkan memberikan bonus kepada pemilik
harta sebagai sebuah insentif selama tidak diperjanjikan dalam akad pembukaan
rekening.berkaitan dengan hal tersebut di atas, Karim (2010:347) menyatakan sebagai
berikut:
Beberapa metode yang dapat dilakukan dalam memberikan bonus
wadiahadalah sebagai berikut:
2. Bonuswadiahatas dasar saldo rata-rata harian.
3. Bonuswadiahatas dasar saldo harian.
Dalam memperhitungkan pemberian bonus wadiahtersebut, ada beberapa
hal-hal yang harus diperhatikan adalah:
1. Tarif bonus wadiah merupakan besarnya tarif yang diberikan bank sesuai
ketentuan.
2. Saldo terendah adalah saldo terendah dalam satu bulan.
3. Saldo rata-rata harian adalah total saldo dalam satu bulan dibagi hari bagi
hasil sebenarnya menurut bulan kalender. Misalnya, bulan Januari 31 hari,
bulan Februari 28/29 hari, dengan catatan satu tahun 365 hari.
4. Hari efektif adalah hari kalender tidak termasuk hari tanggal pembukaan
atau tanggal penutupan, tapi termasuk hari tanggal tutup buku.
5. Dana tabungan yang mengendap kurang dari satu bulan karena rekening
baru dibuka awal bulan atau ditutup tidak pada akhir bulan tidak
mendapatkan bonus wadiah, kecuali apabila perhitungan bonus wadiahnya
atas dasar saldo harian.
G. Dalil Dasar Akad Mudharabah
Dalil rujukan dasar akad mudharabah terdapat pada Firman Allah dalam Al
Quran:
Artinya: “Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri
(sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya
dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. dan Allah
menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali
tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, Maka dia memberi keringanan
kepadamu, Karena itu Bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran. dia
mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang
yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang
lain lagi berperang di jalan Allah, Maka Bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al
Quran dan Dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman
kepada Allah pinjaman yang baik. dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk
dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang
paling baik dan yang paling besar pahalanya. dan mohonlah ampunan kepada Allah;
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Al
Muzammil:20).
Artinya: “Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil perniagaan) dari
Tuhanmu. Maka apabila kamu Telah bertolak dari 'Arafat, berdzikirlah kepada Allah
di Masy'arilharam (bukit Quzah di Muzdalifah) dan berdzikirlah (dengan menyebut)
Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan Sesungguhnya kamu
sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat” (QS. Al Baqarah:198).
H. Tabungan Mudharabah
Akad mudharabahadalah prinsip kerjasama antara nasabah dan bank dimana
pemilik dana (nasabah) dan pengelola dana (bank) melakukan usaha bersama. Dalam
mudharabahpemilik dana tidak boleh mencampuri pengelolaan operasional bersama
(Nabhan, 2008:46).
Dari hasil pengelolaan dana akad mudharabah, maka Bank Syariah akan
membagihasilkan kepada pemilik dana sesuai dengan nisbah yang telah disepakati
dalam awal akad pembukaan rekening. Bank bertanggung jawab sepenuhnya jika ada
kerugian yang timbul karena salah urus.Dalam mengelola harta mudharabah, bank
menutup biaya operasional tabungan dengan menggunakan nisbah keuntungan yang
menjadi haknya.Di samping itu, bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah
keuntungan nasabah penabung tanpa persetujuan yang bersangkutan.Perhitungan bagi
dihitung di tiap akhir bulan dan di buku awal bulan berikutnya. Dalam hal
pembayaran bagi hasil, Bank Syariah menggunakan metodeend of month, yaitu :
a. Pembayaran bagi hasil tabunganmudharabah dilakukan secara bulanan, yaitu
pada tanggal tutup buku setiap bulan.
b. Bagi hasil bulan pertama dihitung secara proporsional hari efektif termasuk
tanggal tutup buku, tapi tidak termasuk tanggal pembukaan tabungan.
c. Bagi hasil bulan terakhir dihitung secara proporsional hari efektif. Tingkat
bagi hasil yang dibayarkan adalah tingkat bagi hasil tutup buku bulan terakhir.
d. Jumlah hari sebulan adalah jumlah hari kalender bulan yang bersangkutan (28
hari, 29 hari, 30 hari, 31 hari).
e. Bagi hasil bulanan yang diterima nasabah dapat diafiliasikan ke rekening
lainnya sesuai permintaan nasabah (Karim, 2010:348).
I. Fatwa MUI Tentang Tabungan
Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 02/DSN-MUI/VI/2000 tentang Tabungan
Menimbang, Mengingat, Memperhatikan: Memutuskan, menetapkan: Fatwa Tentang
Tabungan:
1. Tabungan ada dua jenis:
a. Tabungan yang tidak dibenarkan secara syariah, adalah tabungan yang
berdasarkan perhitungan bunga.
b. Tabungan yang dibenarkan secara syariah, adalah tabungan yang berdasarkan
prinsipmudharabahdanwadi’ah.
d. Dalam transaksi ini nasabah sebagai pemilik dana (shahibul maal) dan bank
sebagai pengelola dana (mudharib).
e. Sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha untuk
mengembangkan dana tersebut, termasuk melakukan akad mudharabah
dengan pihak lain.
f. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan
piutang.
g. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan
dalam akad pembukaan rekening.
h. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional tabungan dengan
menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya.
i. Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa
persetujuan pihak yang bersangkutan.
2. Ketentuan Umum Tabungan berdasarkan akad Wadiah:
a. Bersifat simpanan.
b. Simpanan bisa diambil kapan saja (on call) atau berdasarkan kesepakatan.
c. Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian yang
bersifat sukarela dari pihak bank (Ali, 2008:244).
J. Pengertian Bagi Hasil
Bagi hasil adalah suatu sistem pengelolaan dana dalam perekonomian islam
yakni pembagian hasil usaha antara pemilik dana (shohibul maal) dan pengelola
bahwa bagi hasil merupakan sistem pengelolaan dana yang kemudian hasil dari usaha
pengelolaan dana tersebut dibagi sesuai kesepakatan yang telah dilakukan antara
pihak bank dengan pihak nasabah penyimpan dana. Dalam pelaksanaan kegiatan
usahanya bank syariah tidak memakai sistem bunga.Berikut beberapa hal yang
membedakan antara sistem bunga dan sistem bagi hasil.
Tabel 2.1
Perbedaan Sistem Bunga Dan Sistem Bagi Hasil
Hal Sistem Bunga Sistem Bagi Hasil
Penentuan besarnya Jika terjadi kerugian Ditanggung oleh nasabah
saja diperoleh dan belum tentu besarnya Berapa besarnya? Pasti (%) dikalikan dengan
jumlah pinjaman yang telah diketahui
Proporsi (%) dikalikan dengan jumlah untung yang belum diketahui = belum diketahui
(M. Syafi’i Antonio,Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema Insani Press,
K. Pemasaran
1. Pengertian Pemasaran
Terdapat beberapa definisi mengenai pemasaran diantaranya:
a. Pemasaran adalah suatu kegiatan bisnis yang dirancang untukmerencanakan,
menentukan suatu harga, mempromosikan produk dan mendistribusikan
barang yang dapat memuaskan keinginan konsumen dan dapat memenuhi
kebutuhannya, agar dapat mencapai sasaran dan tujuan perusahaan.
b. Philip Kotler (1995) menyatakan bahwa pemasaran adalah suatu proses
sosial dan manajerial yang membuat individu atau kelompok dapat
memperoleh apa yang mereka butuhkan melalui pertukaran timbale balik
produk dan nilai dengan orang lain.
2. Fungsi Pemasaran
Dalam hal ini, Payne (2000:28) menyatakan bahwa fungsi
pemasarandianggap terdiri dari tiga komponen yaitu bauran pemasaran,
kekuatan pasar dan proses penyelarasan:
a. Bauran pemasaran
Konsep tentang bauran pemasaran merupakan alat yang perlu
dikembangkanbagi para pemasar.Konsep tersebut terdiri dari beberapa
macam unsur pemasaran yang menjadi pertimbangan agar dapat berhasil
dalam menjalankan strategi dan positioning pemasaran pada pasar-pasar
perusahaan.Disiplin pemikiran dan individual yang bervariasi dapat
para pemasar telah memikirkan empat komponen dasar dalam bauran
pemasaran yang biasa disebut dengan 4P diantaranya produk,place(tempat),
price(harga) dan promosi.
1. Produk
Produk merupakan pusat dari kegiatan pemasaran, karena produk
merupakan hasil usaha dari suatu perusahaan, yang dapat ditawarkan di
pasar untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen. Produk juga
merupakan alat dari suatu perusahaan agar peusahaan tersebut dapat
mencapai tujuan.Setiap produk harus mempunyai keunggulan dari
masing-masing produk itu sendiri, mulai dari kualitas, desain, kemasan, bentuk,
garansi dan rasa agar dapat menarik minat masyarakat untuk membeli
produk tersebut.
Menurut Simorangkir (1992:85), produk perbankan adalah suatu
perangkat yang dibeli dan dijual oleh bank. Produk yang dimiliki bank
sangat banyak jumlahnya, hal ini dikarenakan agar bank dapat memenuhi
kebutuhan dan keinginan nasabah.
Menurut Dendawijaya (2009:67), ia menjelaskan bahwa di dunia
perbankan Indonesia, produk yang biasa dibeli oleh bank adalah:
a. Simpanan giro,
b. Deposito berjangka,
c. Sertifikat berjangka
e. Wesel,surat tagih, promes dan lainnya,
f.Setoran ongkos naik haji (ONH),
g. Traveles check,
h. Perdagangan valas atau mata uang asing dan lain-lain.
Bank juga dapat menciptakan beberapa produk untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat atau pasar. Adapun beberapa produk perbankan yang
dijual antara lain:
a. Pembiayan perdagangan besar, menengah dan kecil
b. Pembiayaan berjangka pendek, menengah dan panjang
c. Pembiayaan untuk industri, pertanian, perkapalan dan sektor lainnya
d. Pembiayaan untuk usaha kecil
e. Pembiayaan sindikasi
f.Perdagangan surat-surat berharga atau efek-efek dan sebagainya.
Selain itu, bank juga menjual beberapa produk yang bersifat layanan
dan jasa, diantaranya adalah:
a. Mengirim uang atau transfer dalam negeri ataupun luar negeri
b. Inkaso atau penagihan
c. Loket penyimpanan barang berharga
d. Layanan ATM.
2. Harga (Price)
Harga merupakan salah satu bagian yang penting dalam pemasaran,
bisnis. Keputusan penetapan harga sangat signifikan dalam menentukan nilai
bagi pelanggan.Penetapan harga juga memberikan dampak kepada seluruh
bagian pemasaran seperti pemasok, distributor, pelanggan.Keputusan
mengenai penetapan harga pada suatu produk dan jasa harus diperhitungkan
dengan beberapa ciri-ciri yang relevan, yang terpenting dalam hal ini adalah
penetapan harga harus konsisten dengan strategi pemasaran.Pada perusahaan
jasa biasanya sering menawarkan banyak jasa dengan harga khusus.Dalam
menetapkan harga suatu produk dan jasa perlu dipertimbangkan secara
matang agar perusahaan mendapatkan keuntungan dan penghasilan yang
potensial dari pelanggan. Ada beberapa tujuan dalam menetapkan harga
menurut Payne (2000:73) meliputi:
a. Kelangsungan hidup artinya dalam kondisi pasar yang
merugikan,tujuan penetapan harga mungkin mencakup tingkat
profitabilitas yang di inginkan untuk memastikan kelangsungan
hidup.
b. Maksimalisasi keuntungan yakni penetapan harga suatu produk untuk
memastikan maksimalisasi profitabilitas dalam periode tertentu.
c. Maksimalisasi penjualan artinya penetapan harga untuk membangun
pangsa pasar. Dalam hali ini melibatkan penjualan dengan merugi
d. Gengsi artinya dalam sebuah perusahaan jasa mungkin berharap
untuk menggunakan penetapan harga guna menempatkan dirinya
sendiri secara eksklusif.
e. ROI yakni tujuan-tujuan penetapan harga berdasarkan pada
pencapaian return on investment (ROI) yang diinginkan.
3. Tempat (Place)
Selain produk dan harga, tempat juga mempunyai pengaruh yang
sangat penting dalam pemasaran. Karena tempat merupakan lingkungan
dimana produk dan jasa tersebut disampaikan dan bagaimana cara
menyampaikannya. Dalam menentukan lokasi atau tempat usahakan pada
tempat yang strategis, hal ini bertujuan untuk memudahkan pelanggan atau
konsumen bekerja sama dengan pihak perusahaan. Selain itu beberapa hal
yang menjadi pertimbangan dalam memutuskan lokasi adalah mencari trend
yang berada dalam sektor kegiatan jasa, seberapa fleksibelkah jika jasa
tersebut dilakukan pada tempat tersebut, pesaing di sekitar tempat tersebut
masih jarang atau bahkan belum ada.
Seiring dengan berkembangnya teknologi khususnya komputer dan
komunikasi, banyak metode pemasaran yang diperkenalkan oleh bank
dengan menggunakan fasilitas teknologi tersebut.Dengan adanya hal tersebut
bank juga dapat lebih meningkatkan pelayanan terhadap kepuasan
nasabah.Misalnya, dengan mendirikan layanan ATM di daerah yang masih
4. Promosi
Promosi merupakan alat yang dapat digunakan organisasi jasa untuk
berkomunikasi dengan pasar yang menjadi targetnya.Dalam bauran
komunikasi terdapat berbagai macam alat komunikasi dan promosi alternatif
yang dapat digunakan dalam suatu program komunikasi.Beberapa kunci
dalam suatu program promosi meliputi identifikasi khalayak yang menjadi
sasaran, menentukan tujuan komunikasi seperti menginformasikan kepada
khalayak tentang jasa yang ditawarkan dan membujuk pelanggan untuk
membeli jasa tersebut. Menurut Payne (2000:197) menjelaskan bahwa
alat-alat promosi dapat ditujukan kepada tiga khalayak, diantaranya:
a. Pelanggan : tawaran-tawaran yang gratis, sampel, demontrasi, kupon,
ganti rugi kontan, hadiah, jaminan. Hal-hal ini dapat menarik minat
pelanggan untuk membeli produk barang atau jasa yang ditawarkan.
b. Perantara : dengan memberikan barang-barang yang gratis, diskon,
tunjangan periklanan, kontes distribusi dan penghargaan dapat
mempertahankan para perantara dalam bekerjasama.
c. Wiraniaga : memberikan bonus, peghargaan, hadiah bagi yang
memiliki kinerja yang baik.
b. Kekuatan pasar
Kekuatan-kekuatan pasar terdiri dari peluang dan ancaman dimana
menjelaskan bahwa kekuatan-kekuatan pasar terdiri dari beberapa bidang yang
perlu dipertimbangkan, diantaranya:
1. Pelanggan
Perilaku pelanggan dalam hal ketertarikan untuk membeli, kebiasaan
membeli, lingkungan, ukuran pasar.
2. Perilaku industri
Terdiri dari motivasi, struktur, praktik dan sikap para pengecer,
perantara dan para anggota pemasok lainnya.
3. Pesaing
Cara berposisi dan berperilaku sebuah perusahaan dipengaruhi oleh
struktur industri dan sifat berkompetisi.
4. Pemerintah dan perundang-undangan.
Dalam hal ini pemerintah dan perundang-undangan berperan penting
terhadap pengawasan pemasaran yang menghubungkan pada kegiatan
pemasaran lainnya.
c. Proses penyelarasan
Sebuah proses strategik dan manajerial yang digunakan untuk
memastikan bahwa bauran pemasaran dan kebijakan-kebijakan internal baik
bagi kekuatan pasar.
3. Tujuan Pemasaran
a. Memaksimumkan konsumsi atau memudahkan dan merangsang
konsumsi, agar dapat menarik minat masyarakat untuk membeli produk
bank meskipun telah ditawarkan secara berulang-ulang.
b. Memaksimumkan kepuasan nasabah melalui pelayanan yang di
inginkan nasabah.
c. Memaksimumkan mutu hidup dengan memberikan kemudahan nasabah
dalam bertransaksi.
d. Memaksimumkan ragam pilihan produk yang dibutuhkan para nasabah,
sehingga nasabah dapat memilih produk yang sesuai dengan
BAB III LAPORAN OBJEK A. Gambaran Umum
1. Sejarah Berdirinya PT. Bank BNI Syariah
Krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997 mampu membuktikan
ketangguhan sistem perbankan syariah.Prinsip perbankan syariah yang mempunyai 3
(tiga) pilar yakni adil, transparan dan mashlahat mampu menjawab kebutuhan
masyarakat sesuai dengan prinsip syariah.Pada tahun 1999 PT. Bank BNI telah
membentuk Tim Proyek Cabang Syariah yang bertujuan untuk mempersiapkan
pengelolaan bisnis perbankan syariah BNI yang resmi beroperasi pada tanggal 29
April 2000 sebagai Unit Usaha Syariah (UUS). Pada awal didirikannya Unit Usaha
Syariah (UUS) BNI terdiri dari 5 (lima) kantor cabang yang berada diberbagai
wilayah diantaranya adalah Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara dan
Banjarmasin. Di tahun 2002 PT. Bank BNI Syariah telah menghasilkan laba dan pada
tahun 2003 dilakukan penyusunan corporate plan termasuk rencana independensi
BNI Syariah untuk tahun 2009-2010.
Pada tahun 2005 proses independensi BNI Syariah diperkuat dengan
kebijakan otonomi khusus yang telah diberikan BNI Konvensional kepada Unit
Usaha Syariah BNI. Tahun 2009 BNI membentuk Tim Implementasi Pembentukan
Bank Umum Syariah, kemudian pada tanggal 19 Juni 2010 Bank BNI Syariah resmi
beroperasi sebagai Bank Umum Syariah (BUS), karena komitmen pemerintah
produk-produk dan layanan perbankan syariah juga meningkat. Seiring berjalannya
waktu Bank BNI Syariah terus berkembang pada tahun 2010 BNI Syariah
mempunyai 27 kantor cabang dan 31 kantor cabang pembantu. Bank BNI Syariah
semakin menunjukkan eksistensinya terbukti pada September 2013 telah membuka
beberapa cabang dan layanan menjadi 64 kantor cabang, 161 kantor cabang
pembantu, 17 kantor kas, 22 mobil layanan, 16 payment point, layanan ATM dan
layanan BNI Call selama 24 jam sertainternet banking.
Dengan melihat perkembangan Unit Usaha Syariah (UUS) BNI yang semakin
pesat maka PT. Bank BNI (Persero) Tbk. melakukan pemisahan dengan beberapa
tahapan sesuai dengan peraturan undang-undang yang berlaku termasuk ketentuan
Bank Indonesia. Bank Indonesia memberikan persetujuan prinsip untuk mendirikan
BNI Syariah, dengan surat No. 12/2/DPG/DPbS tanggal 08 Februari 2010 dengan
perihal Izin Prinsip Pendirian PT. Bank BNI Syariah. Pada tanggal 22 Maret 2010
telah ditandatangani Akta No. 159 yakni Akta Pemisahan Unit Usaha Syariah PT.
Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ke dalam PT. Bank BNI Syariah dan Akta No.
160 yakni Akta Pendirian PT. Bank BNI Syariah, yang dibuat di hadapan Notaris
Aulia Taufani sebagai pengganti dari Notaris Sutjipto di Jakarta. Kemudian Akta
Pendirian tersebut telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia dengan No.AHU-15574.AH.01.01, tertanggal 25
Maret 2010.
Bank Indonesia telah menerbitkan Izin Usaha pada tanggal 21 Mei 2010,
Pemberian Izin Usaha PT. Bank BNI Syariah dan pada tanggal 19 Juni 2010 BNI
Syariah mulai efektif beroperasi.
2. Profil PT. Bank BNI Syariah
Table 3.1
Profil Perusahaan
Nama PT Bank BNI Syariah (Persero) Tbk
Alamat Gedung Tempo Pavilion 1 Lt. 3-6 Jl. HR Rasuna Said Kav. 10-11 Jakarta Selatan 12950
Telepon (021) 2966–7946
Situs Web www.bnisyariah.co.id / corcom@bnisyariah.co.id Tanggal Berdiri 29 April 2000
Tanggal Beroperasi 19 Juni 2010 resmi berdiri sendiri. Modal Awal Rp.
4.004.000.000.000,-Kantor Layanan 64 Kantor Cabang, 161 Kantor Cabang Pembantu, 17 Kantor Kas yang semuanya terdapat diberbagai wilayah di seluruh Indonesia.
Layanan lainnya 22 mobil layanan, 16 payment point, 7164 ATM BNI, 23.000 ATM LINK dan 34.000 ATM Bersama yang berada diseluruh wilayah di Indonesia.
Jumlah Karyawan 3.782 orang (per Agustus 2013)
3. Visi dan Misi PT. Bank BNI Syariah Visi :
Menjadi Bank Syariah Pilihan Masyarakat Yang Unggul Dalam Layanan dan
Kinerja
Misi :
1. Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli pada
2. Memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan jasa perbankan
syariah.
3. Memberikan nilai investasi yang optimal bagi investor.
4. Menciptakan wahana terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya
dan berprestasi bagi pegawai sebagai perwujudan ibadah.
4. Struktur Organisasi
Berdasarkan Surat Persetujuan Dewan Komisaris No.KOM/01 tanggal 13
Agustus 2010 dan Surat Keputusan Direksi No. KP/DIR/26/R tanggal 25 Agustus
2010, maka struktur organisasi PT. Bank BNI Syariah (Persero) Tbk adalah sebagai
5. Struktur Kepengurusan PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Semarang
Gambar 3.2
B. Produk-Produk Bank BNI Syariah
Dalam menjalankan kegiatan usaha PT. Bank BNI Syariah telah menyediakan
banyak produk yang menjawab sesuai kebutuhan nasabah. Mulai dari produk
pendanaan, produk pembiayaan serta produk jasa dan layanan sebagai berikut:
1. Produk Pendanaan
a. Tabungan iB Baitullah Hasanah
Adalah tabungan dengan akad mudharabah dan wadiah yang digunakan
sebagai sarana untuk mengetahui kepastian mendapatkan porsi berangkat naik
Haji dan merencanakan Umroh sesuai dengan keinginan nasabah dalam mata
uang Rupiah dan USD.
b. Tabungan iB Hasanah
Adalah tabungan dengan akad mudharabah atau wadiah yang memberikan
berbagai fasilitas serta kemudahan kepada Nasabah Perorangan ataupun Non
Perorangan dalam mata uang rupiah.
c. Tabungan iB Prima Hasanah
Adalah tabungan dengan akad mudharabahyang memberikan berbagai
fasilitas dan kemudahan bagi nasabah secara perorangan dalam mata uang
rupiah dan bagi hasil yang kompetetif.
d. Tabungan iB Tapenas Hasanah
Adalah tabungan berjangka waktu dengan akad mudharabah yang berguna
untuk perencanaan masa depan yang dikelola dengan prinsip syariah dengan
depan seperti, rencana liburan, ibadah umrah, pendidikan ataupun rencana
masa depan lainnya.
e. Tabungan iB Bisnis Hasanah
Adalah tabungan dengan akadmudharabahyang dilengkapi dengan detil
mutasi debit dan kredit pada buku tabungan dan bagi hasil yang lebih
kompetetif bagi nasabah perorangan maupun non perorangan dalam mata
uang rupiah.
f. TabunganKu iB
Adalah produk simpanan dari Bank Indonesia yang dikelola sesuai dengan
prinsip syariah dengan akad wadiah dalam mata uang rupiah untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menabung.
g. Giro iB Hasanah
Adalah titipan dana dari pihak ketiga yang dikelola sesuai dengan prinsip
syariah berdasarkan akad wadiah yang penarikannya dapat dilakukan setiap
saat dengan menggunakan Cek, Bilyet Giro, sarana perintah pembayaran
lainnya atau dengan pemindahbukuan.
h. Deposito iB Hasanah
Adalah investasi berjangka yang dikelola sesuai prinsip syariah yang
ditujukan bagi nasabah perorangan dan perusahaan, dengan menggunakan
2. Produk - produk Pembiayaan a. Griya iB Hasanah
Adalah fasilitas pembiayaan komsumtif yang diberikan kepada anggota
masyarakat untuk membeli, membangun, merenovasi rumah termasuk (ruko,
rusun, rukan, apartemen dan sejenisnya) dan membeli tanah kavling serta
rumah indent yang besarnya disesuaikan dengan kemampuan membayar
angsuran masing-masing calon nasabah.
b. iB Hasanah Card
Adalah merupakan kartu pembiayaan yang berfungsi sebagai kartu kredit
berdasarkan prinsip syariah, yaitu dengan sistem perhitungan biaya yang
bersifat tetap, adil, transparan dan kompetetif tanpa bunga.
c. Talangan Haji iB Hasanah
Adalah fasilitas pembiayaan konsumtif yang ditujukan kepada nasabah untuh
memenuhi kebutuhan biaya setoran awal Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji
(BPIH) yang telah ditentukan oleh Kementrian Agama, untuk mendapatkan
nomor seat porsi haji yang dilaksanakan dengan akad ijarah.
d. Rahn Emas iB Hasanah
Adalah merupakan fasilitas pembiayaan yang diberikan kepada nasabah untuk
mempermudah membeli emas logam mulia dalam bentuk batangan yang
e. Multijasa iB Hasanah
Adalah bentuk fasilitas pembiayaan konsumtif yang diberikan kepada
masyarakat utuk kebutuhan jasa dengan agunan berupafixed assetatau berupa
kendaraan bermotor selama jasa yang dimaksud tidak bertentangan dengan
undang-undang atau hukum yang berlaku dan tidak termasuk kategori yang
diharamkan Syariah Islam.
f. Multiguna iB Hasanah
Adalah fasilitas pembiayaan yang diberikan kepada anggota masyarakat untuk
membeli barang kebutuhan konsumtif dengan agunan berupa barang yang
dibiayai apabila barang tersebut berupa material dan atau fixed asset yang
ditujukan untuk kalangan professional dan pegawai aktif yang memiliki
sumber pembayaran kembali dari pendapatan tetap dan tidak bertentangan
dengan undang-undang atau hukum yang berlaku serta tidak termasuk
kategori yang diharamkan Syariah Islam.
g. Flexi iB Hasanah
Adalah pembiayaan kerjasama dengan perusahaan atau lembaga atau institusi
dalam rangka pembiayaan kepada pegawainya.Dalam hal kerjasama ini
perusahaan melakukan pendebetan gaji untuk kepentingan angsuran
h. CCF iB Hasanah
Adalah fasilitas pembiayaan yang dijamin dengan cash, yaitu dapat dijamin
dengan simpanan dalam bentuk deposito, giro dan beberapa produk tabungan
yang telah diterbitkan oleh PT. Bank BNI Syariah.
i. Wirausaha iB Hasanah
Adalah fasilitas pembiayaan produktif yang ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan pembiayaan usaha-usaha dalam hal modal kerja dan investasi yang
tidak bertentangan dengan syariah dan ketentuan undang-undang yang
berlaku.
j. Tunas iB Hasanah
Adalah pembiayan berupa modal kerja atau investasi yang diberikan untuk
usaha produktif yang feasible tetapi belum benkable sesuai dengan prinsip
dalam rangka mendukung pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun
2007.
k. Linkage Program iB Hasanah
Adalah berupa pembiayaan kerjasama dimana pihak BNI Syariah sebagai
pemilik dana menyalurkan pembiayaan dengan pola lembaga executing
kepada Lembaga Keuangan Syariah (LKS), (BMT, BPRS, KJKS dan
lain-lain) untuk diteruskan ke end user yakni pengusaha mikro, pengusaha kecil
dan pengusaha menengah syariah. Kerjasama dengan LKS dapat dilakukan
l. Kopkar/Kopeg iB Hasanah
Adalah fasilitas pembiayaan kerjasama untuk usaha produktif dengan
menggunakan akad mudharabah dimana Bank BNI Syariah sebagai pemilik
dana menyalurkan pembiayaan dengan pola executing kepada Koperasi
Karyawan (Kopkar) dan Koperasi Pegawai (Kopeg) untuk disalurkan sesuai
dengan prinsip syariah keend useratau pegawai.
m. Usaha Kecil iB Hasanah
Adalah fasilitas pembiayaan yang digunakan untuk tujuan produktif seperti
modal kerja atau investasi kepada pengusaha kecil sesuai dengan
prinsip-prinsip pembiayaan syariah.
n. Usaha Besar iB Hasanah
Adalah pembiayaan syariah yang digunakan untuk tujuan produktif (modal
kerja ataupun investasi) kepada pengusaha yang berbadan hukum yang berada
pada skala menengah dan besar dalam mata uang rupiah atau valas.
o. Valas iB Hasanah
Adalah fasilitas pembiayaan yang diberikan unit operasional dalam negeri
kepada nasabah pembiayaan dalam negeri dalam bentuk mata uang valuta
asing.
p. Dealer iB Hasanah
Adalah pola kerjasama dealer yang dilatarbelakangi oleh adanya potensi
pembiayaan kendaraan bermotor secara kolektif yang melibatkan end user
cukup besar dalam hal penyaluran, pamantauan atau penyelesaian
pembiayaan.
q. Sindikasi iB Hasanah
Adalah pembiayaan yang diberikan oleh dua atau lebih Lembaga Keuangan
untuk membiayai suatu proyek atau usaha dengan syarat-syarat dan ketentuan
yang sama, menggunakan dokumen yang sama dan diadministrasikan oleh
Agen yang sama pula.
r. Multifinance iB Hasanah
Pembiayaan kepada Multifinance adalah penyaluran pembiayaan langsung
dengan pola executing, kepada Multifinance untuk usahanya dibidang
perusahaan pembiayaan sesuai dengan prinsip syariah.
s. OTO iB Hasanah
Adalah fasilitas pembiayaan konsumstif murabahah yang diberikan kepada
anggota masyarakat untuk pembelian kendaraan bermotor dengan agunan
kendaraan bermotor yang dibiayai oleh pembiayaan ini.
t. Ekspor iB Hasanah
Adalah fasilitas pembiayaan yang diberikan kepada ekspotir (pengusaha
ekspor), baik dalam mata uang rupiah ataupun valuta asing untuk keperluan
modal kerja dalam rangka pengadaan barang-barang yang akan diekspor
sebelum barang tersebut dikapalkan, atau keperluan pembiayaan proyek