• Tidak ada hasil yang ditemukan

GRATITUDE (KEBERSYUKURAN) PADA PASANGAN DISABILITAS FISIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "GRATITUDE (KEBERSYUKURAN) PADA PASANGAN DISABILITAS FISIK."

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

GRATITUDE(KEBERSYUKURAN) PADA PASANGAN DISABILITAS FISIK

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Progam Strata

Satu (S1) Psikologi (S.Psi)

Lailatul Izzah B27212133

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

(2)
(3)
(4)
(5)

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk memahami gambaran gratitude

dan menemukan faktor sifat kepribadian yang melatar belakangi terbentuknya gratitude serta fungsi dari gratituide pada penyandang disabilitas fisik Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Subjek dalam penelitian ini adalah pasangan disabilitas yaitu suami istri yang sama-sama memiliki keterbatasan pada kakinya.

Penelitian ini menemukan tiga kategori temuan. Pertama adanya gambaran rasa syukur yang terdapat pada diri pasangan disabilitas fisik yakni frekuensi bersyukur yang ditandai dengan bertambahnya rasa syukur karena kebahagiaan yang dirasakan subjek dan juga rentang syukur yang terlihat ketika subjek sangat mensyukuri kehadiran keluarga, pekerjaan dan kesehatan. Sebaliknya ditemukan pula beberapa ujian yang dialami oleh subjek yaitu masalah ekonomi. Kedua di temukan faktor sifat yang berhubungan dengan kepribadian yaitu sifat subjek yang selalu berfikir positif, sifat senang membantu sesama dan subjek memiliki dorongan dalam hal spiritualitas. Ketiga di temukan fungsi dari gratitude pada diri subjek yaitu bersyukur sebagai penguat moral yang di tandai dengan tertanamnya nilai moral yang baik sehingga subjek memiliki emosi positif yang membuat subjek lebih tenang dalam menanganistress.

(6)

ABSTRACT

This study aims to understand the picture of gratitude and find factor personality traits of the background for the formation of gratitude as well as a function of physical disability gratituide in this study is a qualitative research with case study method. Subjects in this study were a couple disabilities are husband and wife who are both thinking about the limitations on its feet. This study found three categories of findings. The first picture of gratitude contained in self-partner physical disability that is marked grateful frequency with increasing gratitude for the happiness felt by the subject and also the range of thanksgiving seen when the subject is very grateful for the presence of family, work and health. Conversely found also some examinations experienced by the subject of economic problems. Both were found factors associated with the personality trait that is the nature of the subject that always think positive, happy nature of helping each other and the subjects had a boost in terms of spirituality. The third is found the function of gratitude in the subject are grateful as a moral booster that is on the mark with good moral values embedded so that the subject has a positive emotion that makes the subject more calm in dealing with stress

(7)

2. Faktor-Faktor yang MempengaruhiGratitude...14

3. FungsiGratitude ...15

3. Faktor Penyebab Disabilitas Fisik ...33

D. Prespektif Teoritik ...36

E. Prosedur Analisis Data ... 43

(8)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Diskripsi Partisipan ...47

1. Profil Subjek AD (Suami)...48

2. Profill Subjek SM (Istri) ...49

3. Significant OtherSubjek AD (Suami) ...50

4. Signifiicant OtherSubjek SM (Istri)...51

B. Temuan Penelitian ...52

1. Diskripsi temuan penelitian ...52

a. Subjek AD (Suami)...52

b. Subjek SM (Istri) ...63

2. Analisis Temuan penelitian ... 72

C. Pembahasan... 78

BAB V PENUTUP A. Simpulan ...86

B. Saran ...86

DAFTAR PUSTAKA ... 88

(9)

DAFTAR TABEL

(10)

DAFTAR GAMBAR

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Guidence wawancara subjek...92

Lampiran 2 : Guidence wawancarasignificant other...94

Lampiran 3 : Guidence observasi...96

Lampiran 4 : Transkip wawancara subjek 1...97

Lampiran 5 : Transkip wawancara subjek 2...108

Lampiran 6 : Transkip wawancarasignificant other2 subjek 2 ...117

Lampiran 7 : Transkip wawancarasignificant other1 Subjek 1...121

Lampiran 8 : Transkip obervasi subjek 1...127

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penyandang disabilitas fisik sering dipandang sebelah mata oleh

masyarakat, dengan demikian hal ini menyebabkan penyandang disabilitas

kesulitan mengakses pekerjaan karena dianggap kurang produktif. Berdasarkan

data Badan Pusat Statistik tahun 2013, jumlah penyandang disabilitas di

Provinsi Jawa Timur sebanyak 46.670 orang, dengan penyandang disabilitas

fisik berjumlah 11.142 orang. Di kota Surabaya, tercatat sebanyak 718 orang

mengalami disabilitas fisik (BPS, 2013).

Berdasarkan hasil pendataan survei jumlah penyandang disabilitas pada

Sembilan provinsi sebanyak 299.208 jiwa dan 10.5% (31.327 jiwa)

merupakan penyandang disabilitas berat yang mengalami hambatan dalam

kegiatan sehari hari (activity daily living /ADL).Sekitar 67,33 % Penyandang

cacat dewasa tidak mempunyai keterampilan dan pekerjaan. Jenis keterampilan

utama penyandang disabilitas adalah pijat, pertukangan, petani, buruh dan

jasa. Jumlah penyandang disabilitas laki-laki lebih banyak dari pada

perempuan sebesar 57,96%. Jumlah penyandang disabilitas tertinggi terdapat

di provinsi Jawa Barat (50,90%) dan terendah di Provinsi Gorontalo (1,65%)

dari kelompok umur usia 18-60 tahun menempati posisi tertinggi (Nawur,

(13)

2

Angka pada data tersebut menunjukkan bahwa penyandang disabilitas

dewasa tidak memiliki keterampilan dan pekerjaan tetntu saja akan menjadi

masalah sosial yang serius. Selain itu juga di tunjukkan bahwasannya

disabilitas laki-laki lebih banyak dari pada penyandang disabilitas perempuan

dan umumnya pada masa produktif untuk bekerja dan berkarya.

Permasalahan penyandang disabilitas merupakan masalah yang sangat

kompleks adanya keterbatasan tentu saja menimbulkan masalah mobilitas

karena adanya keterbatasan pada fungsi tubuh yang tidak sempurna.Ketidak

mampuan ini dapat menghambat penyandang disabilitas fisik dalam

menjalankan kegiatan sehari-hari. Keadaan seperti ini juga dapat menimbulkan

keadaan rawan psikologis yang ditandai dengan munculnya stress sikap

emosional yang labil berkurangnya rasa kepercayaan diri, penerimaan diri

hingga penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial.

Secara tidak langsung hal ini mengakibatkan para penyandang disabilitas

fisik melakukan komparasi sosial dengan orang lain yang sedang tidak

mengalami disabilitas. Komparasi sosial ini menyebabkan penyandang

disabilitas merasa tidak beruntung, membuat mereka terpuruk , menolak

kondisi yang dialami. Banyak cara yang dilakukan para penyandang disabilitas

fisik untuk mengatasi berbagai macam stressor yang di alami dalam

kehidupannya salah satunya dengan bersyukur.

Wahyu & Sofi (2015) menjelaskan bahwa intervensi kebersyukuran dan

kesejahteraan penyandang disabilitas fisik ini menunjukan mayoritas subjek

mengatakan terdapat perubahan sebelum dan setelah mengikuti intervensi

(14)

3

diri, dan lebih bisa menikmati hidup. Bersyukur merupakan suatu hal yang

sangat baik untuk menunjang kehidupan manusia. Bukan hanya bagi orang

disabilitas untuk orang normal bersyukur masih dirasa sangat berat karena

tingginya tuntutan zaman dan kehidupan yang hedonis sehingga memaksa

mereka untuk hidup bermewah-mewahan. Orang yang bersyukur juga

cenderung tidak terlalu mengejar hal matrealistik, karena mereka tidak

memiliki keinginan untuk hal materil.Dan mereka juga tidak terburu-buru

dalam medapatkan kepuasan materil (McCollough & Polak, 2006).

Bagi penyandang disabilitas rasa syukur adalah kekuatan utama bagi

dirinya untuk dapat bertahan hidup karena dengan keterbatasannya mereka

susah untuk mendapatkan lapangan pekerjaan. Hal ini berdampak pada

kehidupan ekonomi dan sosial, penyandang disabiltas tersebut jika tidak

memiliki rasa syukur pada dirinya maka mereka akan merasa strees dan

depresi.

Dengan bersyukur seseorang akan menjadi lebih sehat bukan hanya sehat

jasmani saja tapi juga dalam hal psikis, karena dengan bersyukur seorang tidak

akan menderita depresi. Hal ini dikarenakan mereka memiliki cara yang tepat

untuk berhadapan dengan keadaan hidup yang menyulitkan dan lebih mampu

mengingat hal-hal positif. Selain itu seseorang yang bersyukur juga merasakan

trauma yang lebih ringan ketika ada sesuatu yang buruk terjadi pada diri mereka

(Subandi, 2014)

Menurut McCollough, Emmons, & Tsang (2002)yang juga berpendapat

bahwa gratitude bukan keutamaan yang paling besar tetapi merupakan

(15)

4

dianggap bernilai tinggi dalam ajaran agama Islam, Kristen, dan Yahudi.

Gratitude di artikan sebagai perasaan yang menyenangka dan penuh terima

kasih sebagai respon dari penerimaan kebaikan, yang membuat seseorang

menyadari, mengerti dan tidak menyalagunakan pertukaran keuntungan dengan

orang lain (Emmons & McCollough, 2003)

Saat seseorang bersyukur atas pertolongan orang, maka akan terdapat

empat hal yang akan dipikirkan yaitu harga yang harus dibayar dari penerima

kepada pemberi, nilai pemberian,niat baik pemberi, dan relasi pemberi kepada

teman penerima dalam bentuk pertolongan yang di berikan seseorang yang

sebenarnya tidak mempunyai kewajibanuntuk membantu yang kemudian akan

membuat rasa syukur penerimanya lebih besar (McCollough, Kimeldof &

Cohen, 20008)

Penelitian Masingale (dalam Fluher, 2010) juga menemukan bahwa orang

yang bersyukur dapat merasakan trauma yang lebih ringan saat sesuatu yang

buruk terjadi. Kehidupan sosial sehari-hari juga dapat dipengaruhi secara

positifoleh kebiasaan bersyukur. Perasaan bersyukur dapat memotifasi

seseorang untuk membantu orang lain (perilaku prososial)dan mengurangi

motivasi untuk berperilaku merusak (Emmons & McCollough, 2010)

Menurut McCollough, Emmons,& Tsang, (2002) orang yang bersyukur

selain lebih banyak memiliki emosi positif dan kesejahteraan yang lebih tinggi,

juga memiliki harga diri yang tinggi dan lebih mudah melihat dukungan sosial

dari sekitarnya. Setelah memiliki rasa syukur, orang yang sering bersyukur juga

cenderung akan mudah dalam membantu orang lain dan tidak memiliki banyak

(16)

5

relevan. Bersyukur juga memiliki kaitan dengan kepuasan hidup seseorang

karena bersyukur merupakan hal yang positif dan memberikan emosi positif

yang berkaitan juga dengan kepuasan hidup (McCollough & Emmons, 2001)

Bersyukur merupakan pengalaman positif yang akan menambah memori

positif pada kognitif. Semakin sering seseorang bersyukur maka pengalaman

emosi dan memori positif akan semakin banyak (recollective) kondisi ini

sebagai kebahagiaan atau kesejahteraan subjektif. Pengalaman positif tersebut

akan dipanggil kembali (recall) saat dibutuhkan, misalnya saat menghadapi

kondisi depresif. Frekuesi bersyukur yang semakin sering akan memberikan

pengalaman dan emosi positif yang semakin banyak sehingga akan lebih baik

dalam menghadapi kondisi depresif. (Emmons & McCollough, 2003)

Dengan berpikir positif kinerja kognitif dalam otak juga akan bereaksi dan

hal ini juga akan dapat mengubah pola pikir dari seseorang ketika dalam

menghadapi masalah. Dengan bersyukur akan memberikan respon yang baik

bagi sesama dan menciptakan hubungan yang harmonis. Maka tidak heran jika

bersyukur telah di jadikan sebagai salalah satu metode psikoterapii kognitif

(McCullough & Bono, 2006). Dengan bersyukur secara otomatis dapat

memotivasi seseorang untuk berperikau prososial dan altruisme mengurangi

perilaku untuk merusak atau mengecewakan orang lain (McCullogh, Kimeldorf,

& Cohen, 2000)

Bagi penyandang disabilitas AD (bukan nama asli) yang berprofesi

sebagai pegawai pande besi, untuk bekerja sebagai pande besi dibutuhkan

kekuatan fisik dengan keterbatasan yang dimiliki, dari sekelompok pegawai

(17)

6

untuk bekerja sebagai pegawai pande besi hal ini disebabkan karena tanggung

jawab beliau sebagai kepala keluarga yang harus mencari nafkah demi

keluarganya. Selain itu AD juga terlihat begitu mensyukuri hidupnya karena

AD dikaruniai dua anak yang sehat meskipun AD dan istrinya sama-sama

penyandang disabilitas fisik.

Dengan begitu banyakstressor yang AD hadapi baik dari gunjingan orang

atau bully, AD tetap sabar dan bersyukur dengan kondisi yang dihadapi

sekarang. Meskipun AD tidak bisa berjalan tapi semangat AD dalam hidup

sangat besar. Istri AD yang bernama SM (bukan nama asli) juga merupakan

anggota disabilitas dan hal ini membuat SM termotivasi untuk magang di LP2P

(Lembaga Perlindungan Perempuan dan Anak). SM bertugas untuk membantu

mendengarkan keluhan dari kasus-kasus kekerasan yang di alami perempuan

penyandang disabilitas fisik. SM juga sering mengikuti pelatihan-pelatihan

khusus seperti pelatihan konselor dan kesehatan reproduksi. Dari lembaga ini

SM dapat memotivasi para penyandang disabilitas lain agar kehidupan menjadi

lebih baik. Meskipun SM memiliki keterbatasan hal ini tidak memutuskan

semangatnya untuk membatu sesama.

Dari sepasang suami istri yang sama-sama menderita disabilitas fisik, AD

dan SM mempunyai cara bersyukur yang berbeda karena dilihat keduanya

memiliki kepribadian dan pengalaman masa lalu yang berbeda satu sama lain

Dari pengalaman masa lalu ini akan terlihat psikodinamika yang akan

membentuk konsep diri dan kepribadian dari sepasang suami istri tersebut pada

(18)

7

Berdasarkan penjabaran diatas peneliti merasa termotivasi mengkaji

bagaimana gambaran gratitude dari sepasang suami istri yang sama-sama

menderita disabilitas fisik, apakah mereka mempunyai kebersyukuran yang

sama karena dilihat keduanya memiliki pengalaman masa lalu yang berbeda.

Dari Hal-hal yang telah diuraikan di atas mendorong peneliti untuk mengambil

judul penelitian “Gratitude(Kebersyukuran) pada Pasangan Disabilitas Fisik”

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan fokus

penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanagambarangratitudepada pasangan disabilitas fisik?

2. Apa saja faktor yang melatar belakangi munculnya gratitude pada

pasangan disabilitas fisik ?

3. Apa saja fungsigratitudeyang terlihat pada kehidupan pasangan disabilitas

fisik?

C.Tujuan Penelitian

Ditinjau dari fokus masalah di atas maka tujuan yang hendak dicapaidari

penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui gambarangratitudepada pasangan disabilitas

2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang melatar belakang munculnya

gratitudepada pasangan disabilitas fisik

3. Untuk mengetahui fungsi gratitude yang terlihat pada pasangan disabilitas

(19)

8

D. Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini diharapkan berdaya guna sebagai berikut:

a.Secara teoritis

1. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

terhadap pengembangan ilmu psikologi klinis khususnya

mengetahui gambaran tentang gratitude pada pasangan disabilitas

fisik

2. Diharapkan dapat memperkaya kajian tentang masyarakat umum

khususnya di bidang psikologi klinis dalam mengurangi stress dan

depresi.

b. Secara Praktis

1. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu informasi

dalam mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya psikologi yang

ada kaitannya dengan penyandang disabilitas fisik mengenai cara

mereka dalam bersyukur

2. Untuk memberikan pengertian kepada masyarakat tentanggratitude

3. Memberikan motivasi kepada masyarakat untuk selalu bersyukur

(20)

9

E. Keaslian Penelitian

Pentingnya memahami penyandang disabilitas fisik secara lebih

mendalammenjadikan banyak ilmuwan dan akademisi melakukan penelitian

terhadap penyandang disabilitas fisik.Salah seorang yang meneliti disabilitas

fisikyakni Virlia & Wijaya ( 2015) menemukan bahwa proses penerimaan diri

yang dilalui oleh difabel tidaklah mudah dan dipengaruhi oleh faktor internal

(seperti, perasaan rendah diri/inferior, tidak berdaya, kurang percaya diri, dan

sebagainya). Serta faktor eksternal (seperti, dukungan keluarga, stigma dan

diskriminasi dari lingkungan, dan sebagainya).

Sebagaimana penelitian yang dilakukan Milu (2012) yang menunjukan

bahwa motivasi berwirausaha pada penyandang disabilitas fisik adalah untuk

menafkahi keluarga, menjalin hubungan dengan orang banyak, menolong

penyandang disabilitas fisik agar lebih sejahterah,adanya harga diri,dan

keinginan menyetarakan dengan individu normal. Faktor yang menjadi

hambatan adalah faktor eksternal yaitu masalah produksi dan tenaga kerja,

masalah pemasaran, permodalan. Dan dalam mengatasi hal ini kedua subjek

menggunana strategiproblem focused coping

Agung (2009) dalamsebuah penelitiannya yang dilakukan terhadap seorang

remaja pria mengalami kecacatan fisik (disabilitas fisik) bawaan, diamenemukan

bahwa remaja ini pada umumnya mampu menyesuaikan diri dengan baik.

Penyesuaian diri pada subjek dapat dilihat dalam beberapahal diantaranya,

subjek mencoba untuk belajar bersikap mandiri, subjek berusaha membuktikan

bahwa dirinya mampu melakukan sesuatu seperti orang normal pada umumnya,

(21)

10

berikan, serta menganggap sesuatu yang diciptakan oleh-Nya tidak ada yang

sia-sia, kasih sayang dan perhatian yang keluarga berikan kepada subjek membuat

dirinya merasa nyaman serta aman dan mampu menghadapi kekurangan yang

terjadi pada fisiknya, dan subjek selalu menjaga hubungan dengan

teman-temannya agar tidak terjadi perselisihan dengan cara bercanda.

Hal ini sebagaimana dilakukan Puspasari & Alfian (2012) yang

menelaahmakna hidup tiga orang penyandang cacat fisik postnatal setelah

mengalamikecelakaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para subjek

menemukanmakna hidupnya dalam menghadapi peristiwa kecelakaan yang

menimpanyadengan cara menganggap bahwa peristiwa yang terjadi adalah

murnikecelakaan yang merupakan musibah di luar kendali manusia. Hal

tersebutyang kemudian menjadikan subjek dapat menerima kondisinya dengan

pasrahdan menerima apa adanya.

Kemudian penelitian terkaitgrtaitude banyak dilakukanpada bidang

psikologi klinismaupun sosial. Salah satunya yaitu penelitian yang dilakukan

oleh Wahyu & Sofi ( 2015) tentang intervensi kebersyukuran dan kesejahteraan

penyandang disabilitas fisik yang menunjukan mayoritas subjek mengatakan

terdapat perubahan sebelum dan setelah mengikuti intervensi kebersyukuran, di

antaranya subjek menjadi lebih bersyukur, menerima kondisi diri, dan lebih bisa

menikmati hidup.

Begitupun dengan penelitian yang dilakukan olehAlex & Deepak (2015)

bahwasannya gratitude dapat berpengaruh pada kesehatan mental seorang,

penelitian ini dilakukan kepada para pasien jantung. Selain itu rasa gratitude

(22)

11

dilakukan oleh Arif & Habibah (2015) menujukkan bahwasannya bersyukur

dan optimis berpengaruh terhadapterhadap peningkatan kebahagiaan subyek

mahasiswa.

Penelitian kali ini berbeda dengan penelitian terdahulu yang telahdilakukan

oleh berbagai pihak.Belum peneliti temukan adanya penelitian terdahulu yang

secara gamblang mengkaji gratitude pada pasangan disabilitas fisik Sehingga

fokus penelitian ini berbeda dengan yang terdahulu. Selain itu, subjek dan

(23)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Gratitude (kebersyukuran ) 1. PengertianGratitude

Menurut McCullough, dkk (2001) mendefinisikan gratitude sebagai

kebangkitan emosi yang disebabkan oleh perilaku moral. Dalam definisi ini,

gratitude di pandang sebagai emosi moral yang sama dengan empati,

simpati, perasaan malu dan perasaan bersalah. Empati dan simpati timbul

ketika seseorang memiliki kesempatan berespon terhadap musibah yang

menimpa orang lain, rasa bersalah dan malu timbul ketika seseorang tidak

melakukan kewajibannya sesuai standar, sedangkan bersyukur timbul ketika

seseorang penerima sebuah kebaikan.

Pendapat lain di kemukakan oleh McCullough, dkk (2002) yang

mendefinisikangratitude sebagai kecendrungan umum untuk mengenali dan

merespon atas bantuan yang di berikan seseorang melalui pengalaman yang

positif atas hasil yang didapatkan. Teori ini memiliki segi-segi yaitu :

a. Intensity, individu yang mengucapkan terima kasih diharapkan memiliki

pengalaman positif dibandingkan mereka yang kurang berterima kasih.

b. Frequency individu yang memiliki sikap batin penuh terima kasih

sering merasa bersyukur setiap harinya dan rasa berterima kasih bisa di

(24)

13

c. Span, mengacu pada banyaknya hal-hal yang patut di syukuri dalam

kehidupan seperti keluarga, pekerjaan, kesehatan, dan kehidupan itu

sendiri

d. Densitymengacu pada jumlah orang-orang yang kehadirannya telah

memberikan dampak positif dalam kehidupan seseorang.

Pendapat ini sering di sebut sebagai teori The Gratitude

DispositionPenelitian yang dilakukan Emmons & McCollogh (2003) juga

menunjukan bahwa kelompok yang di berikan perlakuan bersyukur memiliki

kesejahteraan subjektif lebih tinggi di bandingkan dengan kelompok yang

tidak di berikan perlakuan. Terdapat dua hal yang penting dalam

mengungkapkan rasa syukur, yaitu:

a. Mengembangkan metode untuk memperkuat rasa syukur dalam

kehidupan sehari-hari dan menilai bagaimana efek syukur pada

kesejahteraan hidup.

b. Mengembangkan pengukuran untuk menilai perbedaan individual terkait

dengan kecendrungan dalam bersyukur

Menurut Emmons (2007) menyatakan bahwa gratitude adalah perasaan

akan sesuatu yang hebat, rasa terima kasih dan penghargaan atas keuntungan

(25)

14

2. Faktor-faktor yang MempengaruhiGratitude

Wood dkk (2008) mengatakan bahawagratitudeterkait dengan perasaan

menghargai untuk menerima kebaikan yang diberikan kepadanya Menurut

Emmons (2007) mengidentifikasikan 3 komponen darigratitude,yaitu :

a. Rasa Hangat dari penghargaan untuk sesuatu atau seseorang, meliputi

persaan cinta dan kasih saying

b. Rasa syukur sebagai sebuah emosi moral dimana dapat menggerakkan

seseorang untuk memperhatikan orang lain atau mendukung ikatan

sosial yang suportif.

c. Perasaan yang baik/ niat baik. Niat baik juga sering di sebut motif moral

(moral motive) yaitu rasa syukur atau berterima kasih mendorong

seseorang untuk bertindak timbal balik terhadap orang lain yang

membantunya secara langsung (direct reciprocity)atau pun hal lain

(Upstream reciprocity)

Menurut Wood (dalam Cahyono,2015) menyebutkan bahwa terdapat

delapan aspek darigratitudeyaitu :

a. Perbedaan pengakuan individu.

b. Apresiasi dari orang lain.

c. Fokus pada apa yang ada dalam diri individu.

d. Perasaan kagum ketika melihat keindahan.

e. Perilaku yang mengekspresikan rasa syukur.

f. Penghargaan akan memahami kehidupan pendek.

g. Fokus dalam keadaan positif pada masa sekarang.

(26)

15

McCullough (2002) juga mengaitkan gratitude disposition dengan

sifat kepribadian di antaranya :

a. Sifat positif afektif dan kesejahteraan (Positif affective trait and

well-being). Individu yang merasa mendapat bantuan dari orang lain

merasa dikuatkan, dipercaya dan dihargai, yang dapat meningkatkan

rasa percaya diri dan merasa adanya dukungan sosial terhadap

dirinya.Orang berterima kasih memiliki cara pandang apa yang

mereka miliki dan hidup itu sendiri sebagai sebuah anugrah dan

hasilnya membantu memperpanjang kebahgiaan dan subjective well

beingsepanjang waktu

b. Sifat Prososial (Prososial trait). Bersyukur disadari sebagai susatu

afek prososial karena itu adalah resppon terhadap orang lain yang

membantu kesejahteraan seseorang dan pada gilirannya memotivasi

terus munculnya perilaku itu sendiri.

c. Sifat Spiritual (Spiritual trait). Orang yang berterima kasih menyadari

adanya kekuatan lain yang lebih tinggi dari manusia yang

berkontribusi terhadap kesejahteraan mereka secara umum.

3. FungsiGratitude

Menurut McCullough (2001) terdapat tiga fungsi moral darigratitude ,yaitu

1. Gratitude as Moral Barometer. Gratitude adalah sebuah tampilan

(read out) atas afeksi yang sensitive terhadap tipe khusus perubahan

yang terjadi dalam hubungan sosial individu dan hal ini tergantung

(27)

16

2. Gratitude as Moral Motive. Seseorang yang bersyukur atas bantuan

yang di terimanya akan membalas kebaikan atas pemberian dari

pemberi dan tidak ingin membalasnya dengan hal-hal negative

3. Gratitude as Moral Reinforcer.Dengan mngekspresikan gratitude

kepada seseorang yang telah memberikan bantuan maka akan

menguatkan perilaku prososial individu tersebut di masa yang akan

datang. Beberapa individu termotivasi untuk mengambil bagian dalam

tindakan prososial jika lingkungan memberikan pujian yang bersifat

menguatkan.

`4. Penanaman Gratitude

Menurtut Emmons (2007) terdapat beberapa tehnik bersyukur untuk

melatih rasa syukur, ada dua langkah utama yang dapat digunakan untuk

melatih rasa syukur :

a. Be thankful in Advance. Bentuk sikap syukur yang terkuat adalah

dengan cara mengekspresikan dalam kemajuan pengalaman seseorang.

Ekspresi keyakinan merupakan hal yang paling efektif dalam mengubah

vibrasihidup orang tersebut

b. Find things to be Grateful for in Bad Situations

Fokus pada seseorang yang di benci atau musuh (seseorang yang

sedang berkonflik) dalam kehidupan yang selalu menimbulkan emosi

negative pada diri. Kemudian setelah itu lihatlah sisi-sisi lain yang bias

(28)

17

Menurut Emmons (2007) terdapat beberapa cara untuk dapat melatih

rasa syukur, di antaranya :

a. Keep a Gratitude Journal

Dalam penelitian Emmons (2007), metode yang di gunakan adalah

dengan meminta partisipan untuk membuat jurnal rasa syukur

(Gratitude Journal)yang berisi tentang tulisan-tulisan yang membuatnya

merasa lebih bersyukur. Hal ini dilakukan selama 4 kali dalam seminggu

dan selama 3 minggu, maka akan menciptakan perbedaan yang terkait

dengan kebahagiaan seseorang.

b. Write a Gratitude Letter

Menuliskan surat terima kasih atau surat rasa syukur (gratitude letter)

kepada seseorang yang telah memberikan pengaruh positif dalam

kehidupan dan membacakan yang di buatnya kepada orang yang di tuju

secara bertatap muk.

c. Do a Gratitude Walk

Menghitung sebanyak mungkin berkah yang di temui pada saat

melakukan aktifitas yang dapat membuat individu tersebut dapat merasa

bersyukur. Serta juga dapat meneriakan atau mengucapkan pada alam

semesta denga keras apa yang dicintai dalam individu yang

melakukannya.

d. Thanks Everyone for Everything Practice

Mengucapkan terima kasih pada setiap orang yang sudah menolong kita,

berbuat baik kepada kita atau orang lain. Ucapan kepada seseorang

(29)

18

Emmons dan Shethon, ( 2002) menawarkan empat lankah sederhana

dengan menggunakan pendekatan kognitif perilaku untuk belajar bersyukur,

yaitu :

a. Mengenali pikiran-pikiran tidak bersyukur atau tidak berterima kasih

(identify nongrateful thought)

b. Merumuskan pikiran-pikiran yang mendukung rasa syukur (formulate

gratitude-suppoting thought)

c. Menggantikan pikiran-pikiran tidak bersyukur dengan pikiran-pikiran

yang mendukung rasa syukur (substitude the gratitude-supporting

thought for non grateful thought)

d. Menerjemahkan perasaan dalam diri menjadi perilaku yang tampak

(translate the inner feeling into outward action)

Selain itu terdapat intervensi strategi dalam memperkaya rasa

syukur yaitu pengalaman bersyukur yang dapat memperkaya suasana hati

positif lebih besar di bandingakan dengan hanya melakukan analisis,

menulis dan memikirkan tentang bersyukur. Individu ketika melakukan

bersyukur hendaknya menyadari tujuan mereka dalam artian mereka hanya

mengetahui tujuannya dalam melakuan syukur, bagaimana kegiatan tersebut

(30)

19

B. Kebersyukuran dalam Prespektif Islam 1. Hakikkat Syukur

Kata syukur (dalam bahasa Arab) adalah bentuk mashdar dari kata

kerja syakara yaskuru syukran wa syukuran wa syukranan. Kata

kerja ini berakar dengan huruf-huruf syin, kaf, dan ra, yang mengandung

makna antara lain “pujian atas kebaikan”dan “penuh sesuatu(Syarbini,

2011)

Menurut bahasa Syukur adalah suatu sifat yang penuh kebaikan dan

rasa menghormati serta mengagungkan atas segala nikmat-Nya, baik

diekspresikan dengan lisan, dimantapkan dengan hati maupun dilaksanakan

melalui perbuatan. Dalam kamus besar Bahasa indonesia, memiliki dua arti

yaitu rasa berterima kasih kepada Allah Swt dan untunglah atau merasa

lega senang. Ada tiga ayat yang dikemukakan tentang pengertian syukur ini,

yaitu sebagai berikut disertai penafsirannya masing-masing.

a. Surah al-Furqan, ayat 62

ًر

“Dan Dia(pula)yang menjadikan malam dan siang silih berganti

bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur ”. (QS. Al-Furqan: 62).

Ayat ini ditafsirkan oleh al-Maragi sebagai berikut bahwa Allah Swt

telah menjadikan malam dan siang silih berganti, agar hal itu dijadikan

pelajaran bagi orang yang hendak mengambil pelajaran dari pergantian

(31)

20

tuhannya untuk memperoleh buah dari keduanya. Sebab, jika dia hanya

memusatkan kehidupan akhirat maka akan kehilangan waktu untuk

melakukan-Nya.

Jadi arti syukur menurut al-Maragi adalah mensyukuri nikmat

Tuhan-Nya dan berpikir tentang cipataan-Tuhan-Nya dengan mengingat limpahan

karunia-Nya. Penafsiran senada dikemukakan Jalal Din Muhammad Ibn Ahmad

al-Mahalliy dan Jalal al-Din Abd Rahman Abi Bakr al-Suyutiy dengan

menambahkan bahwa syukur adalah bersyukur atas segala nikmat Rabb yang

telah dilimpahkan-Nya pada waktu itu.(Al-mahalli, As-suyuthi, & Jalaludin,

1996)Departemen Agama RI juga memaparkan demikian, bahwa syukur

adalah bersyukur atas segala nikmat Allah dengan jalan mengingat-Nya dan

memikirkan tentang ciptaan-Nya.(Agama RI, 1992)

b. Surah Saba, ayat :13

ا

“Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang Tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku).Bekerjalah Hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah).dan sedikit sekali dari

(32)

21

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah Swt menyebut-nyebut apa yang

pernah Allah Swt anugrahkan kepada Sulaiman as yaitu mereka

melaksanakan perintah Sulaiman as untuk membuat istana-istana yang

megah dan patung-patung yang beragam tembaga, kaca dan pualam. Juga

piring-piring besar yang cukup untuk sepuluh orang dan tetap pada

tempatnya, tidak berpindah tempat. Allah berkata kepada mereka “agar

mensyukuri-Nya atas segala nikmat yang telah Allah Swt limpahkan kepada

kalian”

Kemudian Allah Swt menyebutkan tentang sebab mereka

diperintahkan bersyukur yaitu dikarenakan sedikit dari hamba-hamba-Nya

yang patuh sebagai rasa syukur atas nikmat Allah swt dengan menggunakan

nikmat tersebut sesuai kehendak-Nya.Menurut penafsiran yang senada

dikemukakan oleh jalal al-Din Muhammad Ibn Ahmad al-Mahalliy dan Jalal

al-Din Abd al-Rahman Ibn Abi Bkar al-Suyuthi dengan menambahkan

bahwa rasa syukurnya itu dilakukan dengan taat menjalankan perintah-Nya)

(Al-mahalli, As-suyuthi, & Jalaludin, 1996).

c. Surah al-Insan, ayat 9.

(33)

22

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah tidak meminta dan mengharapkan

dari kalian balasan dan lain-lainnya yang mengurangi pahala, kemudian

AllahSwt memperkuat dan menjelaskan lagi bahwa Allah Swt tidak

mengharapkan balasan dari Hamba-Nya, dan tidak pula meminta agar kalian

berterimakasih kepada-Nya. Berdasarkan pengertian di atas dapat

disimpulkan bahwa syukur menurut istilah adalah bersyukur dan berterima

kasih kepada Allah, lega, senang dan menyebut nikmat yang diberikan

kepadanya dimana rasa senang, lega itu terwujud pada lisan, hati maupun

perbuatan. (Al-mahalli, As-suyuthi, & Jalaludin, 1996)

Al-Asfahani menyatakan bahwa kata syukur mengandung arti

“gambaran di dalam benak tentang nikmat dan menampakkannya ke

permukaan”. Pengertian ini diambil dari asal kata “syakara”, yang berarti

“membuka” sehingga ia merupakan lawan dari kata “kafara” (kufur) yang

berarti “menutup”, atau “merupakan nikmat dan menutup-nutupinya”. Jadi,

membuka atau menampakkan nikmat Allah Swt antara lain di dalam bentuk

memberi sebahagian dari nikmat itu kepada orang lain, sedangkan

menutupinya adalah dengan sifat kikir. (Burhan, 2013)

Bila dicermati makna syukur dari segi pujian maka kiranya dapat

disadari bahwa pujian terhadap yang terpuji baru menjadi wajar bila yang

terpuji melakukan sesuatu yang baik secara sadar dan tidak terpaksa.

Dengan begitu, setiap yang baik yang lahir di alam raya ini adalah atas izin

dan perkenaan Allah Swt. Apa yang baik dari kita, pada hakikatnya adalah

dari Allah Swt semata.Jika demikian, pujian apapun yang disampaikan

(34)

23

Jadi pada prinsipnya segala bentuk pujian harus ditujukan kepada

Allah Swt. Didalamhal ini, Al Quran memerintahkan umat islam untuk

bersyukur setelah menyebut beberapa nikmatNya. Itu sebabnya kita

diajarkan oleh Allah Swt untuk mengucap “Alhamdulillah”

2.Nikmat Syukur

Menurut Maskur (2010) ada banyak nikmat yang harus disyukuri

oleh manusia. Diantaranya adalah nikmat hidayah, nikmat kesehatan badan,

nikmat keselamatan, nikmat panjang umur, nikmat ketentraman, nikmat

keluarga yang harmonis, nikmat harta, dan sebagainya.

a. Nikmat Hidayah

Yang dimaksud nikmat hidayah adalah nikmat iman dan

Islam.Ini adalah nikmat yang terbesar dalam diri. Nikmat hidayah

adalah nikmat yang membawa kepada kebahagiaan duniawi dan

ukhrawi. Jika nikmat hidayah tidak diterima, maka tidak ada

pengharapan ia mendapatkan nikmat ukhrawi. Orang yang paling

berbahagia di dunia jika tidak mendapatkan hidayah dari Allah, maka

kebahagiaannya itu hanya seumur hidupnya saja, tidak lebih dari itu.

b. Nikmat kesehatan badan

Kesehatan badan adalah nikmat yang sangat mahal harganya

bahkan tidak dapat dinilai dengan uang. Apabila nikmat kesehatan

badan ini dicabut oleh Allah, niscaya berapapun besar biaya yang di

(35)

24

c. Nikmat keamanan dan ketentraman

Tanpa adanya keamanan dan ketentraman bagaimana mungkin

bisa beribadah dengan tenang, dan bagaimana mungkin juga Negara

bisa terus maju dan berkembang.Oleh karena itu, bersyukur terhadap

kenikmatan berbangsa dan bernegara di Indonesia.

d. Nikmat keluarga harmonis

Keberadaan seseorang dalam sebuah keluarga yang harmonis

juga merupakan kenikmatan yang tidak bisa diabaikan begitu saja.

Keharmonisan keluarga adalah harta yang sangat mahal

harganya.Banyak orang yang secara ekonomi tidak begitu kaya. Namun

antara yang satu dan yang lainnya saling tolong menolong, bantu

membantu sehingga satu dengan yang lainnya saling melengkapi.

Kekeluargaan mereka bagaikan satu jasad yang bila yang satu sakit maka

yang lain ikut merasakannya. Kekeluargaan mereka bagaikan satu

bangunan yang saling menguatkan antara bagian yang satu dengan yang

lainnya.Oleh karena itu, keberadaan orang tua harus disyukuri.

e. Nikmat panca indera

Allah memberikan panca indera kepada manusia. Mata bisa

melihat, telinga bisa mendengar, hidung bisa mencium, lidah bisa

mengecap, dan kulit bisa meraba. Banyak orang yang menganggap panca

indera adalah hal biasa. Tetapi masih banyak orang yang memiliki

kekurangan pada panca indranya mereka yang kurang lengkap panca

(36)

25

dan sebagainya.Sungguh panca indera ini adalah nikmat agung dari

Allah.

f. Nikmat ilmu

Ilmu adalah nikmat Allah yang diberikan kepada seseorang.

Dengan ilmu hidup bisa menjadi lebih mudah. Tentu tidak sama antara

seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan dengan yang tidak. Orang

yang berilmu hidupnya cenderung lebih bermanfaat baik bagi dirinya

sendiri maupun bagi orang lain. Sebab ia mengetahui mana yang

seharusnya dikerjakan dan mana yang tidak. Pekerjaan mana yang lebih

ringan manfaatnya besar dan mana yang lebih berat tetapi manfaatnya

kecil

g. Nikmat dan harta Kekayaan.

Harta kekayaan juga merupakan nikmat Allah yang diberikan

kepada seseorang. Meskipun harta bukan nikmat yang teragung bagi

manusia. namun orang sering menganggap bahwa harta adalah

kenikmatan dan dan kenikmatan adalah harta.Sesungguhnya harta

yang membawa kita kepada kenikmatan adalah harta yang di

(37)

26

3. Cara Bersyukur

Refleksi dari syukur merupakan bagian dari kegiatan yang bersikap

tawakkal dan mengandung arti “sesuatu hal yang menunjukkan penyebaran

dari sebuah kebaikan”. Dari sisi syariah, syukur berarti memberikan pujian

kepada yang memberikan nikmat, dalam hal ini Allah Swt. dengan cara

melakukan amar maruf dannahi munkar, dalam pengertian berserah diri dan

tunduk pada perintahNya dan menjauhi laranganNya (Awamy, 2012)

Menurut As-Salum (2008) berikut ini adalah penjelasan tentang

bagaimana cara bersyukur kepada Allah Swt :

a. Syukur Dengan Hati

Ini dapat dilakukan dengan mengakui sepenuh hati apapun nikmat

yang diperoleh bukan hanya karena kepintaran, keahlian, dan kerja keras,

tetapi karena anugerah dan pemberian Allah Swt. keyakinan ini membuat

seseorang tidak merasa keberatan betapa pun kecil dan sedikit nikmat

Allah Swt yang diperolehnya.

b. Syukur dengan lidah

Syukur dengan lisan yaitu mengakui dengan ucapan bahwa

semua nikmat berasal dari Allah Swt. Pengakuan ini diikuti dengan

memuji Allah Swt melalui ucapan “Alhamdulillah”.Ucapan ini

merupakan pengakuan bahwa yang paling berhak menerima pujian

(38)

27

c. Syukur Dengan Perbuatan

Hal ini dengan menggunakan nikmat Allah Swt pada jalan dan

perbuatan yang diridhaiNya, yaitu dengan menjalankan syariat,

mentaati aturan Allah Swt dalam segala aspek kehidupan.

4. Manfaat Bersyukur

Menurut Hasan (2009) Ada dua manfaat besar dari bersyukur.

Diantaranya :.

a. Pahala dari Allah Swt bersyukur adalah perintah Allah dan manusia

akan mendapatkan pahala dariNya.

b. Menciptakan Feeling Good. Dengan bersyukur akan membuat

seseorang lebih bahagi. Perasaan kita menjadi lebih enak dan nyaman

dengan bersyukur. Bagaimana tidak, pikiran kita akan fokus pada

berbagai kebaikan yang kita lakukan dan yang kita terima.

Selanjutnya adalah manfaat feeling good yakni merupakan

perasaan baik dalam diri seseorang diantanya :

a. Jika anda yang termasuk orang yang percaya dengan Hukum Daya

Tarik (law of attraction), feeling good akan meningkatkan kekuatan

daya magnetis anda dalam menarik apa yang anda inginkan. Kekuatan

hukum ini akan sebanding dengan keyakinan dan perasaan positif.

Sementara semakin banyak bersyukur, akan semakin banyak perasaan

positif pada diri .

b. Motivasi akan muncul dari kondisi emosi yang positif. Sementara

(39)

28

fokus pada hal-hal yang positif. Semakin banyak bersyukur maka

akan semakin besar motivasi dimiliki

c. Bersyukur akan membentuk pola pikir sukses. Pola pikir sukses adalah

keyakinan dalam mendapatkan. Saat kita bersyukur, maka pikiran

seseorang secara tidak sadar diberikan suatu “pola” mendapatkan,

sehingga akan terbentuk pola sukses.

C. Disabilitas Fisik

1. Pengertian Disabilitas Fisik

Pegertian disabilitas merupakan hasil dari rangkaian diskursus yang

panjang tentang makna yang tepat bagi para peyandang cacat. Istilah

penyandang disabilitas dianggap lebih tepat serta menghormati hak-hak

penyandang cacat sebagai individu yang bermatabat.Disabilitas menurut

Somantri (2006) merupakan suatu kondisi yang menghambat kegiatan

individu sebagai akibat dari kerusakan atau gangguan pada tulang, otot,

dan sendi. Disabilitas terdiri dari tiga jenis, yaitu disabilitas fisik, mental,

serta fisik dan mental.

Hardman (2002) menyatakan disabilitas fisik sebagai suatu kondisi

yang disebabkan oleh kehilangan atau gangguan pada fisik seseorang untuk

menggunakan anggota tubuhnya dengan efektif.Kata “penyandang”

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia di artikan sebagai “orang yang

menyandang atau menderita sesuatu”. Kata “cacat” mengandung beberapa

(40)

29

atau mutunya kurang baik atau kurang sempurna (yang terdapat pada

badan, benda, batin atau akhlak) (Setiawan,2000)

Disabilitas fisik adalah kelainan yang terjadi pada salah satu atau

lebih organ tubuh tertentu. Akibat kelainan tersebut timbul suatu keadaan

pada fungsi tubuh tertentu yang penderitanya mengalami gangguan untuk

melakukan sesuatu. Ada beberapa jenis disabilitas fisik yaitu: (a) alat fisik

indera seperti kelainan pada indera pendengaran (tunarungu), indera

penglihatan (tunanetra), kelainan pada fungsi organ bicara (tunawicara);

(b) alat motorik tubuh (tunadaksa) seperti kelainan pada otot dan tulang,

kelainan pada system saraf otak yang berakibat gangguan pada fungsi

motorik (cerebralpalsy), dan kelainan pada anggota tubuh lainnya yang

diakibatkan karena pertumbuhan yang tidak sempurna, misalnya lahir

tanpa tangan/kaki, amputasi (Efendi, 2006)

Cacat fisik atau disabilitas fisik berarti suatu keadaan rusak atau

gangguan bentuk atau hambatan pada tulang, otot, dan sendi dalam

fungsinya yang normal.Kondisinya ini disebabkan oleh penyakit,

kecelakaan, atau dapat juga disebabkan oleh pembawaan sejak lahir.Cacat

fisik sering juga diartikan sebagai suatu kondisi yang menghambat

kegiatan individu sebagai akibat dari kerusakan atau gangguan pada tulang

otot, sehingga mengurangi kapasitas normal individu untuk mengikuti

pendidikan dan untuk berdiri sendiri (Somantri, 2006).

Secara etiologis, gambaran seseorang yang di identifikasikan

mengalami disabilitas fisik, yaitu seseorang yang mengalami kesulitan

(41)

30

pertumbuhan yang salah bentuk, dan akibatnya kemampuan untuk

melakukan gerak-gerakan tubuh tertentu mengalami penurunan (Efendi,

2006)

2. Klasifikasi Disabilitas Fisik

Klasifikasi berkelainan menurut Peraturan Pemerintah RI No. 17 TH

2010 tentangpenyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan pasal 129

bahwa peserta didik yangberkelainan diantaranya: kelainan pada indera

pendengaran (tunarungu), inderapenglihatan (tunanetra), kelainan pada

fungsi organ bicara (tunawicara), alat motoriktubuh (tunadaksa), kelainan

pada fungsi intelektual umum di bawah rata-rata, yaitu IQ84 kebawah

sesuai tes (tunagrahita), kelainan dalam menyesuaikan diri

denganlingkungan sosial dan masyarakat (tunalaras), kelainan yang lebih

dari dua jeniskelainan (tunaganda), autis dan berkesulitan belajar .

Disabilitas fisik motorik tubuh yang merupakan gangguan fisik berkaitan

dengan tulang, otot, sendi, dan sistem persyarafan, sehingga memerlukan

layanan pendidikan khusus

Menurut Koening (dalam Somantri,2006), disabilitas fisik motorik

tubuh dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Kerusakan yang dibawa sejak lahir atau kerusakan yang merupakan

keturunan, meliputi:

1) Club foot(kaki seperti tongkat)

2) Club hand(tangan seperti tongkat)

3) Polydactylism (jari yang lebih dari lima pada masing-masing

(42)

31

4) Syndactylism (jari yang berselaput atau menempel satu dengan

yang lainnya)

5) Torticolis(gangguan pada leher sehingga kepala terkulai ke muka)

6) Spina-bifida(sebagian dari sumsum tulang belakang tidak tertutup)

7) Cretinism(kerdil/katai)

8) Mycrocephalus(kepala yang kecil, tidak normal)

9) Hydrocephalus(kepala yang besar karena berisi cairan)

10)Clefpalats(langit-langit yang berlubang)

11)Herelip(gangguan pada bibir dan mulut)

12)Congenital hip dislocation(kelumpuhan pada bagian paha)

13)Congenital amputation (bayi yang dilahirkan tanpa anggota

tubuhtertentu)

14)Fredresich ataxia(gangguan pada sumsum tulang belakang)

15)Coxa valga(gaangguan pada sendi paha)

16)Syphilis(kerusakan tulang dan sendi akibat penyakit syphilis)

b. Kerusakan pada waktu kelahiran:

1) Erb’s palsy (kerusakan pada syaraf lengan akibat tertekan atau

tertarikwaktu kelahiran

2)Fragilitas osium(tulang yang rapuh dan mudah patah)

c. Infeksi:

1) Tubercholosistulang (menyerang sendi paha sehingga menjadi

kaku)

2) Osteomyelitis(radang di dalam dan di sekeliling sumsum tulang

(43)

32

3) Poliomyelitis(infeksi virus yang mungkin menyebabkan

kelumpuhan)

4) Pott’s disease(tuberkolosis sumsum tulang belakang)

5) Still’s disease(radang pada tulang yang menyebabkan

kerusakanpermanen pada tulang)

6) Tubercholosispada lutut atau pada sendi lain

d. Kondisi traumatik atau kerusakan traumatik:

1) Amputasi (anggota tubuh dibuang akibat kecelakaan)

2) Kecelakaan akibat luka bakar

3) Patah tulang

e. Tumor:

1) Oxostosis(tumor tulang)

2) Ostosis fibrosa cystic(kista atau kantang yang berisi cairan di

dalamtulang)

f. Kondisi-kondisi lainnya:

1) Flatfeet(telapak kaki yang rata, tidak bertekuk)

2) Kyphosis(bagian belakang sumsum tulang belakang yang cekung)

3) Lordosis(bagian muka sumsum tulang belakang yang cekung)

4) Perthe’s disease(sendi paha yang rusak atau mengalami kelainan)

5) Ricket’s(tulang yang lunak karena nutrisi, menyebabkan

kerusakantulang dan sendi)

(44)

33

3. Faktor Penyebab Disabilitas Fisik

Seperti juga kondisi ketunaan yang lain, kondisi kelainan pada fungsi

anggota tubuh atau disabilitas fisik dapat terjadi pada saat sebelum anak

lahir (pre natal), saat lahir (neo natal), dan setelah lahir (post natal).

Insiden kelainan fungsi anggota tubuh atau disabilitas yang terjdi sebelum

bayi lahir atau ketika dalam kandungan, diantaranya karena faktor genetik

dan kerusakan pada sistem syaraf pusat. Faktor lain yang menyebabkab

kelainan pada bayi selama dalam kandungan ialah (1) anoxia prenatal, hal

ini disebabkan pemisahan bayi dari plasenta, penyakit anemia, kondisi

jantung yang gawat, shock¸ percobaan aborsi; (2) gangguan metabolisme

pada ibu; dan (3) faktorrhesus. (Soematri,2006)

Efendi (2009) menjelaskan bahwasannya kondisi kedisabilitas fisik

yang terjadi pada masa kelahiran bayi diantaranya kesulitan saat

persalinan karena letak bayi sungsang atau panggul ibu terlalu kecil,

pendarahan otak pada saat kelahiran, kelahiran prematur, dan gangguan

placenta yang dapat mengurangi terjadinya anoxia.Adapun kelainan

fungsi anggota tubuh atau ketunadaksaan yang terjadi pada masa setelah

anak lahir, diantaranya:

a. Faktor penyakit, seperti meningitis (radang selaput otak),

encephalitis radang otak), influenza, diphteria, partusis.

b. Faktor kecelakaan, misalnya kecelakaan lalu lintas, terkena benturan

benda keras dll

(45)

34

Sedangkan menurut Smart (2012), ada beberapa penyebab yang

menjadikan seseorang mengalami disabilitas fisik. Salah satu contohnya

adalah kerusakan yang terjadi pada jaringan otak. Seperti apa yang anda

ketahui, otaklah yang mengendalikan semua kerja sistem pada tubuh.

Jika jaringan otak rusak, jaringan yang lain pun ikut rusak. Selain karena

rusaknya jaringan otak, Disabilitas fisk juga bisa disebabkan oleh

rusaknya jaringan sumsum tulang belakang, yaitu pada sistem muskulus

skeletal.Jika dilihat dari kerusakan otak, bisa terlihat pada saat sebelum

lahir, saat lahir, dan sesudah lahir. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam

uraian berikut:

a. Sebelum lahir(pre-natal)

1) Pada saat hamil, ibu hamil mengalami trauma atau terkena

infeksi penyakit sehingga otak bayi pun ikut terserang dan

menimbulkan kerusakan. Misalkan infeksi, syphilis, rubella dan

typhus abdominalis.

2) Terjadinya kelainan pada kehamilan sehingga menyebabkan

peredaran darah terganggu, tali pusa tertekan, dan pembentukan

syaraf-syaraf dalam otak pun ikut terganggu

3) Bayi dalam kandungan terkena radiasi secara langsung.

Sedangkan,radiasi langsung dapat mempengaruhi sistem syaraf

pusat sehingga struktur maupun fungsinya terganggu.

4) Ibu yang sedang hamil mengalami trauma (kecelakaan) yang

dapat mengakibatkan terganggunya pembentukan sistem syaraf

(46)

35

yang kemudian secara kebetulan menganggu kepala bayi, maka

dapat merusak sistem syaraf pusat. Faktor keturunan Usia ibu

pada saat hamil Pendarahan pada waktu hamil, dan Keguguran

yang dialami ibu

b. Saat kelahiran

1) Akibat proses kehamilan yang terlalu lama sehingga bayi

kekurangan oksigen. Kekurangan oksigen dapat menyebabkan

terganggunya sistem metabolisme dalam otak, akibatnya

jaringan otak mengalami kerusakan

2) Pemakaian alat bantu, seperti yang pada saat proses melahirkan

dapat merusak jaringan saraf otak bayi

3) Pemakaian obat bius yang berlebihan pada ibu yang melahirkan

dengan caesar dapat mempengaruhi persarafan ataupun

fungsinya.

c. Setelah melahirkan

1) Kecelakaan/trauma kepala, amputasi

2) Infeksi penyakit yang menyerang otak

3) Anoxia atau Hipoxia

4) Trauma

Tidak dapat dipungkiri bahwa fungsi motorik dalam kehidupa manusia

sangat penting, terutama jika seseorang itu ingin mengadakan kontak dengan

lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam sekitarnya.

(47)

36

untuk melakukan aktivitas mempunyai posisi yang sangat strategis,

disamping kesertaan indera yang lain.

Dalam aplikasinya baik dilakukan bersama-sama maupun sendiri-sendiri.

Oleh karena itu, dengan terganggunya fungsi motorik sebagai akibat dari

penyakit, kecelakaan atau bawaan sejak lahir, akan berpengaruh terhadap

keharmonisan indera yang lain dan pada gilirannya akan berpengaruh pada

kondisi kejiwaanya (Efendi, 2009)

B. Prespektif Teoritik

Dalam penelitian ini menggunakan kerangka pemikiran yakni Teori The

Gratitude Dispositionoleh menuturut McCollough & Emmons (2002)

kerangka pemikiran ini mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam

penelitian ini, karena di dalamnya memiliki tendensi-tendensi pemikiran

yang kuat untuk menganalisis penelitian ini dan sesuai dengan kondisi subjek

yakni pasangan disabilitas fisik. Teori ini merupakan kecendrungan umum

untuk mengenali dan merespon atas bantuan yang diberikan seseorang

melalui pengalaman yang positif atas hasil yang didapatkan. Teori ini

memiliki segi-segi yaitu :

a. Gratitude Intensity, (Intensitas Syukur), individu yang mengucapkan

terima kasih diharapkan memiliki pengalaman positif dibandingkan

mereka yang kurang berterimakasih.

b. Gratitude Frequency (Frekuensi Syukur), individu yang memiliki sikap

batin penuh terimakasih sering merasa bersyukur setiapharinya dan rasa

(48)

37

c. Gratitude Span (Rentang Syukur), mengacu pada banyaknya hal-hal

yang patut di syukuri dalam kehidupan seperti keluarga, pekerjaan,

kesehatan, dan kehidupan itu sendiri

d. Gratitude Density (Kepadatan Syukur) mengacu pada jumlah

orang-orang yang kehadirannya telah memberikan dampak positif dalam

kehidupan seseorang.

Selain itu untuk mengetahui factor apa saja yang dapat menyebabkan

munculnyagratitude dapat dilihat dari sifat kepribadian pasangan disabilitas

itu sendiri dengan mengaitkangratitude dispositionmenurut McCollough &

Emmons (2002) dengan sifat kepribadian di antaranya :

1. Positif affective trait and well-being (Sifat positif afektif dan

kesejahteraan). Individu yang merasa mendapat bantuan dari orang lain

merasa dikuatkan, dipercaya dan dihargai, yang dapat meningkatkan rasa

percaya diri dan merasa adanya dukungan sosial terhadap dirinya.Orang

berterima kasih memiliki cara pandang apa yang mereka miliki dan hidup

itu sendiri sebagai sebuah anugrah dan hasilnya membantu

memperpanjang kebahgiaan dansubjective well beingsepanjang waktu

2. Prososial trait (Sifat Prososial). Bersyukur disadari sebagai susatu afek

prososial karena itu adalah respon terhadap orang lain yang membantu

kesejahteraan seseorang dan pada gilirannya memotivasi terus

munculnya perilaku itu sendiri.

3. Spiritual trait (Sifat Spiritual ). Orang yang berterima kasih menyadari

adanya kekuatan lain yang lebih tinggi dari manusia yang berkontribusi

(49)

38

Dan untuk mengetahui fungsi dari gratitude terhadap kehidupan

ndisabilitas fisik maka menurut McCullough (2001) terdapat tiga fungsi

moral darigratitud ,yaitu :

1. Gratitude as Moral Barometer

Gratitude adalah sebuah tampilan (readout) atas afeksi yang sensitive

terhadap tipe khusus perubahan yang terjadi dalam hubungan sosial

individu dan hal ini tergantung dari masukan sosial-kognitif

2. Gratitude as Moral Motive

Seseorang yang bersyukur atas bantuan yang di terimanya akan

membalas kebaikan atas pemberian dari pemberi dan tidak ingin

membalasnya dengan hal-hal negative

3. Gratitude as Mora; Reinforcer

Dengan mngekspresikan gratitude kepada sesorang yang telah member

bantuan maka akan menguatkan perilaku prososial individu tersebut di

masa yang akan datang. Beberapa individu termotivasi untuk mengambil

bagian dalam tindakan prososial jika lingkungan memberikan pujian

(50)

39

Gambar 1

Kerangka Teoritik

\

The Gratitude Disposition

Intensity Frequency

Span Density

Faktor Gratitude

Fungsi moral dari gratitude

Positif affective traits and well-being

Prososial trait

Spiritual traint

Moral Barometer

Moral Moral

Moral Reinforcer

(51)

BAB III

METEDEOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini membahas tentang gambaran gratitude pada pasangan

disabilitas beserta factor dan fungsi motif apa yang mepengaruhi rasa syukur

pada pasangan disabilitas untuk bisa mengatasi stress ataupun depresi

karena keterbatasan fisik yang mereka miliki. Penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan pendekatan

study kasus. Tujuan dari desain ini adalah untuk mengumpulkan fakta dan

mengurakainnya secara menyeluruh dan teliti sesuai dengan persoalan yang

akan di perlukan (Umar,2008).

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di kediaman subjek yang beralamat di Desa

Pandean Kecamatan Waru. Penelitian juga dilakukan di kediaman dan

tempat kerja para para informan. Lokasi penelitian dapat pula

sewaktu-waktu berubah menyesuaikan aktivitas yang dilakukan subjek dan informan.

Lokasi penelitian dibuat sefleksibel mungkin untuk menjadikan subjek tidak

merasa teganggu dengan aktifitanya selain itu agar subjek juga merasa

nyaman dan dapat memberikan data selengkap-lengkapnya serta

(52)

41

C. Sumber Data

. Menurut Banister (dalam Poerwandari, 2001) penelitian kualitatif

cenderung dilakukan dengan jumlah kasus sedikit dengan fokus pada

kedalaman dan proses. Pendekatan yang dipakai untuk memilih subyek

penelitian adalah dengan menggunakan metode pengambilan sampel

purpossive sampling, yaitu sampel yang salah satu cirinya sampel tidak bisa

ditentukan dan ditarik terlebih dahulu Selain itu sumber data utama pada

penelitian kualitatif menurut Lofland (dalam Moleong, 2009) yakni

kata-kata dan tindakan. Sedangkan dokumen dan lain sebagainya adalah data

tambahan

Data penelitian diperoleh dari sumber data primer dan sumber data

sekunder. Sumber data primer yakni data yang diperoleh dari sumber

pertama di lapangan, yaitu pasangan disabilitas fisik yaitu dua sepasang

suami istri penyandang disabilitas fisik berinisial AD (suami) dan SM (istri).

Untuk data sekunder diperoleh dari beberapa informan pendukung

(significant other) serta penggunaan dokumen. Informan pendukung

(significant other) yang digunakan dalam proses wawancara, di pilih

berdasarkan kedekatan personal dan kepahaman informan pendukung

tersebut atas subjek. Sehingga teknik yang digunakan dalam pemilihan

partisipan wawancara penelitian ini adalah teknik jejaring. Informan

pendukung (significant other) yang terlibat dalam penelitian ini dijelaskan

(53)

42

Tabel 1

Data Informan Pendukung(Significant others)

No Inisial Diskriptif

1 MN Rekan kerja Subjek

2 AQ Rekan Subjek

D. Cara Pengumpulan Data

Pengambilan data dilakukan dengan teknik wawancara dengan

pedoman umum. Peneliti menggunakan pendekatan theory driven dari

Boyatis (1998) agar dapat mengembangkan analisis tematik yang berpegang

pada teori yang sudah ada. Alasan menggunakan metode tersebut adalah

kesesuaian dengan masalah yang akan diungkap dalam penelitian ini. Dalam

penelitian ini wawancara yang digunakan adalah wawancara terarah yang

dimulai dengan bentuk wawancara tak terstruktur, dimana arah pembicaraan

tak terbimbing ke suatu tema pokok tertentu untuk menimbulkan suasana

akrab dan bebas. Selanjutnya diikuti dengan wawancara terstruktur yang

tema pertanyaannya sudah ditentukan dalam sebuah pedoman wawancara

atauguide interview.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Observasi digunakan untuk

mengamati subjek secara langsung bagaimana gratitude subjek dalam bukti

aktivitas vitas sehari-hari. Sedangkan teknik interview atau untuk

memperoleh data mengenai gambaran gratitude subjek dengan berpedoman

(54)

43

Wawancara dengan pendekatan informal ini adalah proses wawancara

yang didasarkan sepenuhnya pada perkembangan pertanyaan-pertanyaan

secara spontan dalam interaksi alamiah (Poerwandari, 2001) Wawancara

yang dilakukan oleh peneliti meliputi beberapat ahap, yaitu:

1.Tahap Awal: Peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang berkenaan

dengan penelitian termasuk pedoman wawancara atau guide interview

dan alat-alat tulis.

2.Tahap Pemprosesan: Dalam tahap ini peneliti berusaha mengajukan

pertanyaan kepada subyek penelitian yaitu pasangan suami penyandang

disabilitas fisik.

3. Tahap Akhir: Peneliti menganalisis data yang diperoleh, kemudian di

gabungkan dengan hasil observasi untuk memperoleh kesimpulan akhir

dari penelitian

Media yang digunakan selama pengumpulan data adalah guidance,

alat rekam, dan kamera. Proses pengumpulan data dilakukan selam sekurang

kurangnya empat pekan sejak dilakukan studi pendahuluan, proses rapport

hingga proses pengumpulan data selanjutnya

E. Prosedur Analisis dan Intrepretasi Data

Proses pengumpulan dan analisis data baik berupa narasi, deskripsi,

dokumen tertulis dan tidak tertulis dilakukan secara simultan. Dalam

penelitian ini tahap-tahap analisis yang akan peneliti lakukan adalah: Pertama,

mengubah hasil wawancara dalam bentuk verbatim. Kedua, memilah dan

(55)

44

relevan dibuang. Ketiga, menganalisis data yang telah dipilah dan dipilih

sesuai dengan kepentingan analisis, dan akhirnya menarik kesimpulan.

Selain itu proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang

tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah

dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar,

foto dan lain sebagainya. Setelah dibaca, dipelajari dan ditelaah, langkah

berikutnya ialah mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan

melakukan abstraksi.

Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan

pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di dalamnya.

Langkah selanjutnya adalah menyusunnya dalam satuan-satuan. Satuan-satuan

itu kemudian dikategorisasikan pada langkah berikutnya. Kategori-kategori itu

dibuat sambil melakukan koding. Tahap akhir dari analisis data ini ialah

mengadakan pemeriksaan keabsahan data. Setelah selesai tahap ini,mulailah

kini tahap penafsiran data dalam mengolah hasil sementara menjadi teori

substansif dengan menggunakan beberapa metode tertentu (Moleong, 2010).

F. Keabsahan Data

Keabsahan data atau transferibilitas hasil penelitian merupakan generalisasi

hasil penelitian pada setting lainnya. Keabsahan data dalam penelitian

kualitatif ini menggunakan trianggulasi, yaitu memanfaatkan sesuatu yang lain

di luar data itu untuk keperluan pengecekan data atau sebagai pembanding

(Moloeng, 2010). Dalam penelitian ini teknik trianggulasi yang dipakai adalah

(56)

45

derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu yang

berbeda dalam penelitian kualitatif (Moleong, 2010).

Jadi tidak hanya dari jawaban subyek penelitian yang diperoleh dari

wawancara, tetapi juga dilakukan pengecekan dengan jawaban-jawaban dari

pasangan masing-masing subyek, orang tua subyek, dan teman dekat subyek

sebagai pembanding untuk memperoleh keabsahan data. Untuk memperoleh

temuan dan interpretasi data yang absah (trustworthiness) maka perlu adanya

upaya untuk melakukan pengecekan data atau pemeriksaan data yang

didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria menurut

Moleong (2010) yang dapat digunakan, yaitu derajat kepercayaan (credibility),

keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian

(confirmability). Dari keempat kriteria tersebut peneliti memilih dua

diantaranya untuk digunakan, yakni:

1. Derajat kepercayaan(credibility),

Untuk proses keabsahan data dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan dua cara yaitu: Pertama, triangulasi yaitu merupakan

teknik pemeriksaan keabsahan data dengan melakukan pengecekan atau

perbandingan terhadap data yang diperoleh dengan sumber atau kriteria

yang lain diluar data itu, untuk meningkatkan keabsahan data. Pada

penelitian ini, triangulasi yang digunakan adalah: (a) triangulasi sumber,

yaitu dengan cara membandingkan apa yang dikatakan oleh subjek

dengan yang dikatakan informan pendukung (significant other) dengan

maksud agar data yang diperoleh dapat dipercaya karena tidak hanya

Gambar

Tabel 2 Jadwal kegiatan wawancara dan observasi ..............................51
Gambar 1 Kerangka Teoritik ...................................................................39
Gambar 1
Tabel 1
+2

Referensi

Dokumen terkait

Kelima populasi yang digunakan dalam penelitian ini, dapat digunakan sebagai kebun pangkasan untuk kegiatan perbanyakan ramin secara stek.... Dendrogram 5 populasi ramin di

Tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk menentukan kebutuhan bahan baku dan nutrisi,menentukan kebutuhan ideal bahan baku dan nutrisi, menentukan penambahan yang

Deskriptor diambil berdasar- kan jumlah panelis yang menyatakan bahwa suatu soal diperkirakan mampu dijawab benar oleh siswa minimal lebih dari separoh (1/2) dari

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap laju pertumbuhan populasi Brachionus plicatilis pada ke empat media dengan perlakuan penambahan ragi roti selama

Model yang digunakan tersusun atas 2 faktor perlakuan, faktor A terdiri atas 3 taraf dan faktor B terdiri atas 3 taraf dengan ulangan sebanyak 3 kali sehingga disebut

 Struktural patch: secara umum terdiri dari satu tipe tanah yang dioverlap oleh asosiasi vegetasi!.  Fungsional patch: suatu area yang homogen untuk satu fungsi atau

Dalam pengertian itu, sketsa lebih merupakan gambar kasar, bersifat sementara, baik diatas kertas maupun diatas kanvas, dengan tujuan untuk dikerjakan lebih lanjut sebagai

Tutup semua program yang terbuka, lalu coba lagi tugas tadi, atau restart komputer Anda (klik tombol Start (Mulai) Windows Vista, klik tombol Panah yang ada di samping tombol