• Tidak ada hasil yang ditemukan

Omar Khayyam (1048-1131) kontribusinya terhadap peradaban Islam pada masa Dinasti Saljuk.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Omar Khayyam (1048-1131) kontribusinya terhadap peradaban Islam pada masa Dinasti Saljuk."

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagaian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

dalam Program Strata Satu (S-1) pada Sejarah Peradaban Islam (SPI)

Oleh :

DIKA WAHYU PURNAMA INDAH

NIM: A02212050

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Omar Khayyam 1048-1131 dan membahas tentang kontribusinya terhadap peradaban Islam pada masa dinasti Saljuk. Omar Khayyam merupakan tokoh dari Iran yang hidup pada masa dinasti saljuk dan memiliki kontribusi terhadap peradaban Islam. Masalah yang diteliti mencakup: (1) bagaimana biografi Omar Khayyam?. (2) bagaimana kontribusi Omar Khayyam dalam bidang Sains?. (3) bagaimana kontribusi Omar Khayyam dalam bidang humaniora?.

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian sejarah dengan rancangan deskriptif. Penelitian ini menggunakan metode Sejarah yaitu proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan pada masa lampau. pendekatan yang tepat dengan penelitian yang penulis lakukan adalah pendekatan sosiologi pengetahuan karena identik dengan perubahan sosial, peranan dan status sosial dalam mengungkapkan fakta historis terkait uraian skripsi ini. Penelitian sosiologi pengetahuan digunakan untuk menjelaskan fakta-fakta sosial, politik dan pengetahuan yang membentuk pribadi seseorang dan pengetahuan atau pemikiran. Teori yang digunakan adalah teori perkembangan. Perkembangan adalah adanya perubahan dari keadaan sesuatu kekeadaan yang lain. Namun pada istilah pertumbuhan dititik beratkan pada perubahan fisik, sedangkan istilah perkembangan digunakan kalau lebih menekankan pada perubahan psikis.

Hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut: (1). Nama lengkapnya Abu’l Fath Omar ibn Ibrahim Khayyam. Keluarganya terkenal dengan gelar “Khayyam” dalam bahasa Persia yang berarti pembuat tenda. Ayahnya bernama Ibrahim, salah satu pembuat tenda yang terkenal di daerah Nishabur. (2). Kontribusi Omar Khayyam dalam bidang sains adalah Jawami al-Hisab, Risala fi taksim al-da'ira, Risala fil Barahin 'ala al-jabr masail wal-muqabala, Risala fi Sharhi Ma ashkala min musadarat, Mushkilat al-Hisab, Nawruz-nama, Al-Zij

Malik-Shahi. (3). Kontribusi Omar Khayyam dalam bidang humaniora adalah

Filsafat Omar Khayyam agak berbeda dengan dogma-dogma umum Islam. Tidak jelas apakah ia percaya akan kehadiran Allah atau tidak dan Ruba’iyat Omar Khayyam.

(7)

ABSTRACT

This study aims to describe Omar Khayyam 1048-1131 and discuss about its contribution This study aims to describe Omar Khayyam 1048-1131 and discuss about

This study aims to describe Omar Khayyam 1048-1131 and discuss about its contribution to the Islamic civilization during the Saljuk dynasty. Omar Khayyam is a figure from Iran who lived during the Saljuk dynasty and has contributed to Islamic civilization. The problems studied include: (1) how is the biography of Omar Khayyam ?. (2) how is Omar Khayyam's contribution in Science ?. (3) how is Omar Khayyam's contribution in the field of humanities ?.

This research is included in the type of historical research with descriptive design. This study uses the method of History is the process of testing and critical analysis of records and relics in the past. The right approach with the research that the writer do is the approach of sociology of knowledge because identical with social changes, roles and social status in revealing the historical facts related to this thesis description. The study of sociology of knowledge is used to explain the social facts, politics and knowledge that shape one's personality and knowledge or thought. The theory used is the theory of development. Development is a change from the state of something other. But in terms of growth is focused on physical changes, while the term development is used if more emphasis on psychological changes.

The results of this study can be put forward as follows: (1). The full name of Abu'l Fath Omar ibn Ibrahim Khayyam. His family is famous for the title "Khayyam" in Persian, which means tent-maker. His father was named Ibrahim, one of the famous tent makers in the Nishabur area. (2). Omar Khayyam's contribution in science is Jawami al-Hisab, Risala fi taksim al-da'ira, Risala fil Barahin 'ala al-jabr masal wu-muqabala, Risala fi Sharhi Ma ashkala min musadarat, Mushkilat al-Hisab, Nawruz-nama , Al-Zij Malik-Shahi. (3). Omar Khayyam's contribution in the field of humanities is Omar Khayyam's philosophy is somewhat different from the general dogmas of Islam. It is unclear whether he believes in the presence of God or not and Ruba'iyat Omar Khayyam.

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

PERNYATAAN KEASLIAN... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

[image:8.595.111.499.132.704.2]

PERSETUJUAN PENGUJI... iv

TABEL TRANSLITERASI...v

PERSEMBAHAN...vi

ABSTRAK...viii

ABSTRACT...ix

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR ISI... xii

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Kegunaan Penelitian... 3

E. Pendekatan dan Kerangka Teori ... 4

F. Penelitian Terdahulu ... 6

G. Metode Penelitian ... 7

H. Sistematika Pembahasan ... 10

(9)

C. Pendidikan Omar Khayyam ... 13

D. Karir dan Karya Omar Khayyam... 30

BAB III: SELAYANG PANDANG DINASTI SALJUK A. Asal-usul Dinasti Saljuk...36

B. Penguasa Dinasti Saljuk...46

C. Perkembangan Islam pada Masa Dinasti Saljuk...48

D. Keruntuhan Dinasti Saljuk...52

BAB IV: KONTRIBUSI OMAR KHAYYAM DALAM BIDANG HUMANIORA DAN BIDANG SAINS A. Dalam Bidang Filsafat...54

B. Dalam Bidang Sastra...56

C. Dalam Bidang Matematika...63

D. Dalam Bidang Astronomi...73

BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan...76

B. Saran...78

DAFTAR PUSTAKA...79

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Omar Khayyam adalah figur yang sangat penting dalam sejarah peradaban atau pengetahuan Islam, namun belum banyak mendapatkan perhatian dalam kajian-kajian sejarah. Sebagai seorang ilmuwan yang hidup pada masa dinasti Saljuk, Omar Khayyam telah memberikan kontribusi terhadap perkembangan peradaban Islam, baik di bidang kasusastraan maupun bidang ilmu pengetahuan atau sains.

Kehadiran Omar Khayyam, tidak bisa dipindahkan dari konteks sejarah Islam secara umum. Dalam sejarah, umat Islam pernah mengalami masa-masa kejayaan dimana Islam pernah menjadi pusat peradaban dunia termasuk ilmu pengetahuan. Namun karena panjangnya masa kekuasan Abbasiyyah, beberapa wilayah yang pernah berada dibawah pemerintahannyatidak dapat dipertahankan lagi. Melemahnya kepemimpinan pemerintahan Abbasiyah yang menimbulkan lahirnnya dinasti-dinasti kecil dibawah kekuasaan Abbasiyah.1

(11)

pertama: dinasti kecil yang melemahkan dan mempersempit ruang kekuasaan dinasti Abbasiyyah seperti Idrisiyah, Rustamiyah, Buwaihi, Fatimiyah dan lain lain. Kedua: dinasti kecil yang memperkuat serta mempertahankan kelangsungan dinasti Abbasiyyah, dan diantara dinasti kecil yang memiliki peran penting terhadap keberlangsungan Abbasiyah adalah Dinasti Saljuk. Dinasti ini mempunyai makna besar dalam sejarah kekuasaan Abbasiyah. Bahkan Saljuk juga mempunyai peranan penting kepada peradaban Islam pada umumnya.2

Atas dasar inilah penulis tertarik untuk menulis skripsi dengan judul kontribusi Omar Khayyam dalam Islam terutama dalam hal ilmu pengetahuan pada masa Dinasti Saljuk dengan judul Omar Khayyam(1048-1131) dan KontribusinyaTerhadap Peradaban Islam Pada Masa DinastiSaljuk.

B. Rumusan Masalah

Rumusan penelitian ini adalah bagaimana kontribusi Omar Khayyam terhadap peradaban Islam pada masa Dinasti Saljuk. Studi ini ingin menjawab masalah diatas melalui sumber tertulis atau dokumen. Adapun rumusan masalahnya adalah:

1. Bagaimana biografi Omar Khayyam?

2. Bagaimana kontribusi Omar Khayyam dalam bidang sains (matematika, astronomi)?

2

(12)

3. Bagaimanakontribusi Omar Khayyam dalam bidang humaniora (filsafat, sastra)?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahuibiografi Omar khayyam.

2. Untuk mengetahui kontribusi Omar Khayyam dalam bidang sains yaitu dalam bidang matematika dan astronomi.

3. Untuk mengetahui kontribusi Omar Khayyam dalam bidang humaniora yaitu dalam bidang filsafat dan sastra.

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini memiliki kegunaan untuk :

1. Syarat memperoleh gelar sarjana dalam program strata satu (S-1)

2. Penelitian diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan penulis dalam menganalisa dan menafsirkan suatu permasalahan terutama dalam masalah-masalah yang terkait dengan kontribusi Omar Khayyam sesuai dengan metodologi yang sudah dipelajari dalam bangku kuliah sehinga dapat dijadikan pengalaman yang berharga dalam penelitian-penelitian selanjutnya.

(13)

pihak yang tertarik dengan ilmu sejarah, khususnya UIN Sunan Ampel Surabaya. Selain itu, juga diharapkan bisa membantu para mahasiswa untuk mengetahui dan menyadari akan pentingnya peradaban dimasa lampau, diharapkan pula bisa menjadi tambahan bagi perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin modern.

E. Pendekatan dan Kerangka Teori

Dalam penulisan skripsi ini pendekatan yang tepat dengan penelitian yang penulis lakukan adalah pendekatan sosiologi pengetahuan karena identik dengan perubahan sosial, peranan dan status sosial dalam mengungkapkan fakta historis terkait uraian skripsi ini.

Penelitian sosiologi pengetahuan digunakan untuk menjelaskan fakta-fakta sosial, politik dan pengetahuan yang membentuk pribadi seseorang dan pengetahuan atau pemikiran. Asal-usul keluarga, pendidikan dan lingkungan sosial itu mempengaruhi pembentukan dan perkembangan pemikiran seseorang. Terdapat ungkapan atau proposisi yang mengatakan bahwa pemikiran atau pengetahuan manusia itu berkembang dan di bentuk oleh kondisi-kondisi sosial, termasuk ekonomi (material).3 Teori ini akan digunakan untuk menganalisis konteks sosial historis Omar Khayyam dan pengetahuannya.

Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan, sedangkan Logos berarti ilmu pengetahuan. Ungkapan ini

3

(14)

dipublikasikan diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul "Cours De Philosophie Positive" karangan August Comte (1798-1857). Walaupun banyak definisi tentang sosiologi namun umumnya sosiologi dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat.

Sebagai ilmu pengetahuan, sosiologi mengkaji lebih mendalam pada bidangnya dengan cara bervariasi. Hampir semua gejala sosial yang terjadi di desa maupun di kota baik individu ataupun kelompok, merupakan ruang kajian yang cocok bagi sosiologi, asalkan menggunakan prosedur ilmiah. Ruang lingkup kajian sosiologi lebih luas dari ilmu sosial lainnya.

Sosiologi menggabungkan data dari berbagai ilmu pengetahuan sebagai dasar penelitiannya. Dengan demikian sosiologi dapat dihubungkan dengan kejadian sejarah, sepanjang kejadian itu memberikan keterangan beserta uraian proses berlangsungnya hidup kelompok-kelompok, atau beberapa peristiwa dalam perjalanan sejarah dari kelompok manusia. Sebagai contoh, riwayat suatu negara dapat dipelajari dengan mengungkapkan latar belakang terbentuknya suatu negara, faktor-faktor, prinsip-prinsip suatu negara sampai perjalanan negara pada masa yang akan datang.4

(15)

dapat memengaruhi pengalaman yang dirasakan manusia, serta proses dalam kelompoknya. Selama kelompok itu ada, maka selama itu pula akan terlihat bentuk-bentuk, cara-cara, standar, mekanisme, masalah, dan perkembangan sifat kelompok tersebut. Semua faktor tersebut dapat memengaruhi hubungan antara manusia dan berpengaruh terhadap analisis sosiologi.5Maka dari itu pendekatan ini tepat untuk digunakan sebagai pendekatan dalam penelitian tentang kontribusi Omar Khayyam karena membahas mengenai individu yang berpengaruh bukan hanya dalam masyarakat akan tetapi juga dalam sebuah imperium besar yaitu dinasti Saljuk.

F. Penelitian Terdahulu

Sebelum penulis menulis tentang penulisan ini, penulis menemukan beberapa buku yang membahas tentang kontribusi Omar Khayyam terhadap peradaban Islam pada masa dinasti Saljuk diantaranya adalah sebagai berikut:

Buku penerjemah ke bahasa Inggris oleh Peter Avery dan John Heath Stubbs kemudian diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh Hartojo Andangdjaja yang berjudul “Ruba’iyat Umar Khayyam” buku ini

menerangkan tentang puisi Persia dari abad ketiga belas menekankan betapa populernya Rubaiyat Omar Khayyamitu, diterima penuh gairah oleh baik yang berpendidikan maupun yang tidak, oleh yang suci maupun

5

(16)

yang sesat, dipergunakan untuk maksud-maksud baik maupun yang buruk.6

Buku ini pun menuturkan kisah penemuan Rubaiyat. Salah seorang penyair dari persia yaitu Omar Khayyam. Buku ini juga membahas tentang zaman Omar Khayyam serta karya-karya Omar Khayyam. Buku ini juga membahas tentang tiga orang kawan sekolah Omar Khayyam.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwaOmar Khayyam(1048-1131) kontribusinya terhadap peradaban Islam pada masa dinasti Saljuk belum pernah dikaji. Maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Omar Khayyam(1048-1131) Kontribusinya Terhadap Peradaban Islam Pada Masa Dinasti Saljuk.

G. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode sejarah yaitu proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan pada masa lampau, tahap-tahapnya adalah:7

1. Heuristik (pengumpulan sumber)

(17)

penelitian literature dalam tehap pengumpulan sumber, penulis melakukan penelusuran terhadap sumber-sumber tertulis yang terkait dengan kontribusi Omar Khayyam dalam peradaban dinasti Saljuk.

Sumber yang berupa sumber primer adalah Rubaiyat Omar Khayyam

terjemahan Edward FritzGerald yang berisi tentang filsafat Omar

Khayyam atau Rubaiyat Omar Khayyam.9

Adapula sumber sekunder yaitu Algebra (Maqālah fi al-jabr wa-al muqābalah) yang berisi tentang pemikiran Omar dalam hal matematika.

Sumber-sumber tersebut penulis dapat di perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya, Perpustakaan Adab UIN Sunan Ampel Surabaya, yang berbentuk buku PDF, selain itu penulis juga mencari sumber-sumber dari internet.

2. Verifikasi (kritik sumber)

Dari berbagai sumber yang ditemukan, dilakukan verifikasi guna memperoleh data yang valid melalui kritik ekstern dan kritik intern. Penelitian ini menggunakan kritik intern yaitu dengan memahami isi sumber yang berkenaan dengan biografi Omar Khayyam (1048-1131) membandingkannya dengan buku lain yang memiliki tema yang sama.

9

(18)

Perbandingan antara sumber satu dengan sumber yang lain bertujuan untuk menarik kesimpulan seobjektif mungkin. Peneliti

memposisikan sumber mana yang lebih dahulu ada (paling mendekati kejadian dalam hal ini masa Dinasti Saljuk).

Sementara kritik ekstern yang bertujuan untuk mencari keotentikan sumber dengan menguji bagian-bagian fisik meliputi beberapa aspek seperti kertas, gaya tulisan, bahasa, kalimat, ungkapan dan semua aspek luarnya. 10 Dalam penelitian ini peneliti tidak terlalu banyak melakukan kritik ekstern ini karena sumber-sumber pokok telah dicetak secara berulang-ulang dan telah ada bahan yang baik secara fisik.

3. Interpretasi (Penafsiran)

Setelah melakukan verifikasi, maka dilakukan penafsiran terhadap sumber-sumber data yang telah terkumpul dan terverifikasi. Sumber-sumber yang telah diverifikasi disusun sesuai tema yang ada. Melalui pendekatan sosiologi pengetahuan penulis menganalisis perpaduan yang terjadi dalam bidang kontribusi Omar Khayyam terhadap peradaban islam pada masa dinasti Saljuk.

(19)

Historiografi adalah cara penulisan, pemaparan, atau pelaporan hasil penelitian sejarah yang sudah dilakukan dan penulisan ini dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai proses penelitian mulai dari awal penelitian sampai akhir (penarikan kesimpulan).11Dalam proses ini dideskripsikan data yang telah diverifikasi dan diinterpretasi selanjutnya penelitian ini ditulis secara tematis dan kronologis.12

H. Sistematika Pembahasan

Bab pertama bertujuan untuk mengantarkan secara sekilas, berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, pendekatan dan kerangka teori, penelitian terdahulu, metode penelitian dan sisitematika bahasan.

Bab kedua membahas tentang biografi Omar Khayyam yang di dalamnya terdapat Latar Belakang keluarga Omar Khayyam, masa kecil Omar Khayyam, pendidikan Omar Khayyam, karir dan karya Omar Khayyam.

Bab ketiga menerangkan sekilas tentang Dinasti Saljuk meliputi asal-usul, para penguasanya, kemajuan yang dicapai hingga masa kemundurannya.

11

Abdurahman, Metodologi Penelitian Sejarah, 117.

12

(20)

Bab keempat menerangkan tentang kontribusi Omar Khayyam dalam bidang humaniora yang di dalamnya meliputi bidang filsafat dan bidang sastramengkaji Kontribusi Omar Khayyam dalam bidang sains yang di dalamnya meliputi bidang matematika dan bidang astronomi..

(21)

BAB II

BIOGRAFI OMAR KHAYYAM

A. Latar Belakang Keluarga Omar Khayyam

Omar Khayyam lahir di Nishabur salah satu wilayah Khurasan bagian dari daerah Iran pada tahun 439 H atau 1048 M. Nama lengkapnya Abu’lFath Omar ibn Ibrahim Khayyam. Keluarganya terkenal dengan gelar “Khayyam” dalam bahasa Persia yang berarti pembuat tenda. Ayahnya bernama Ibrahim, salah satu pembuat tenda yang terkenal di daerah Nishabur. Banyak saudagar yang memesan tenda pada ayah Omar Khayyam karena kualitas dari tendanya terkenal bagus.1

Omar Khayyam hidup di masa Dinasti Saljuk berkuasa tepatnya pada abad ke-11 M. Omar Khayyam menghabiskan masa kecilnya di kota Balkh (sekarang utara Afghanistan). Ia adalah sosok penyair besar, filsuf, sufi, ahli astronomi, dan ahli matematika termasyhur dari Persia (Iran).

Latar belakang keluarga Omar Khayyam sendiri belum dapat digambarkan secara rinci, akan tetapi menurut pengakuan salah satu pegawai yang bernama Rahim R. Malik, salahsatu pekerja di rumah ayah Omar Khayyam, dia mengatakan bahwa ayah Omar Khayyam telah merubah keyakinan dari agama Zoroaster menjadi agama Islam jadi, dapat dikatakan bahwa Omar Khayyam adalah generasi muslim pertama dalam keluarga tersebut.

1

Mehdi Aminrazavi, The Wine of Wisdom: the life, poetry and philosopy of Omar Khayyam

(22)

Malik juga mengatakan bahwa ayah Omar Khayyam dipanggil dengan sebutan Abul Fath yang berarti ayahnya Fath hal ini dikarenakan anak laki-lakinya yang pertama bernama Fath, jadi dia dipanggil dengan julukan tersebut.

B. Kehidupan Omar Khayyam

Sejak kecil Omar Khayyam tinggal di Nishabur, sehingga sebagian besar pendidikan utamanya terjadi di Nishabur dan Balkh (sekarang Afganistan). Di sana, Omar Khayyam menuntut ilmu kepada seorang ilmuwan terkenal yang bernama, Syekh Muhammad Mansuri. Omar Khayyam juga menimba ilmu pada seorang guru terkemuka di wilayah Nishabur Khurasan yang bernama Imam Mowaffaq. Saat itu, Khurasan menjadi ibu kota kerajaan Saljuk. Tak heran, bila ketika itu Khurasan bersaing dengan Kairo dan Baghdad untuk menjadi pusat peradaban Islam dan dunia.2

Kekuasaan Saljuk Turki meliputi wilayah Mesopotamia, Suriah, Palestina, dan sebagian besar Iran. Dalam situasi politik yang tak menentu ketika itu, tak mudah bagi Omar Khayyam untuk menuntut ilmu. Pada era itu, setiap dinasti berlomba untuk memperluas wilayah kekuasaannya.

(23)

sebagai muridnya. Dia mengatur sebuah pertemuan di mana tuan tersebut meminta kepada Omar Khayyam muda beberapa pertanyaan mengenai ilmu agama, dan tidak mengindahkan Qaashi. Muhammad untuk menyadari betapa berbakatnya anak ini sejakOmar Khayyam telah banyak menghafal Al-Qur'an.

Legenda mengatakan bahwa Omar bertanya kepada gurunya mengapa setiap bab dalam Al-Qur'an dimulai dengan ayat tersebut, "Atas Nama Tuhan Yang Maha Penyayang, Maha Penyayang" yang menasihati Quraisy bahwa Al-Qur’an adalah Firman Tuhan dan setiap pasal harus dimulai sesuai dengan itu. Omar Khayyam muda lalu bertanya,3

"Mengapa Allah perlu memulai setiap surat dengan memanggil namanya sendiri dan apakah ini menyiratkan dualitas?" Ceritanya mungkin merupakan bagian dari kultus kepribadian yang berkembang di sekitar sosok legendaris ini.

Omar Khayyam belajar ilmu Al-Qur’an, tata bahasa Arab, sastra dan ilmu agama dan lainnya, dan dia dengan cepat belajar tentang apa yang bisa Muhammad ajarkan kepadanya. Guru kemudian meminta Omar Khayyam untuk melanjutkan studinya dengan guru yang berbeda, Khawjah Abu'l-Hasan al-Anbari, Di bawah arahan guru barunya, Omar Khayyam mempelajari berbagai cabang matematika, astronomi dan doktrin kosmologis tradisional, khususnya karya besar Ptolemy, Almageste (Majista). Seperti yang ditunjukkan dalam Tatimmah siwau

3

(24)

hikmah, "Abu'l-Hasan al-Anbarı al-Hakım: Terlepas dari pengetahuannya tentang ilmu diskusi, dia belajar geometri dan filsuf yang bernama hakım

dari sini Omar Khayyam mendapatkan manfaat dari Dia dan belajar banyak darinya.”

Omar Khayyam, yang tenang dan pendiam dengan karakter rendah hati dan keinginan untuk melanjutkan studinya, dengan cepat diakui sebagai murid Khaota yang paling berbakat. Segera Omar siap untuk belajar dengan master yang terkenal, Imam Muwaffaq Nishabur, yang hanya mengajarkan yang terbaik dari yang terbaik. Dia adalah seorang filsuf istana yang mengajari anak-anak bangsawan.

Sekali lagi, dalam sebuah pertemuan di antara mereka, Omar Khayyam telah meyakinkan guru barunya tentang kelayakannya untuk bisa menjadi muridnya. Dengan Imam Muwaffaq, Omar Khayyam mempelajari studi Al-Qur’an dan yurisprudensi (ilmu pemerintahan) yang lebih tinggi namun tidak menunjukkan minat yang besar terhadap bidang studi yang terakhir.4

(25)

juga telah menafsirkan karya-karyanya dengan begitu berarti dia belajar dengan Avicenna, yang hampir tidak mungkin.

Guru lain yang bertemu dengan Omar Khayyam adalah tokoh sastra terkenal Sana'i. Sesaat sebelum perjalanan utama Omar Khayyam ke Isfahan pada 467 H/1076 M, Sana'i datang mengunjungi Omar Khayyam di Nishabur. Diskusi mengenai sastra, filsafat dan topik kepentingan bersama terus berlanjut untuk sementara dan menciptakan persahabatan yang mendalam antara dua raksasa, satu jenius sastra dan ilmuwan filsuf lainnya.

Sementara di Nishabur, sejumlah uang dicuri dari penukar uang, dan tersangka mengklaim bahwa pelayan Sana'i telah mencuri uangnya. Pelayan, yang ditangkap dan dianiaya, telah mengharapkan tuannya untuk melakukan intervensi atas namanya; Tapi Sana'i memutuskan untuk meninggalkan Nishabur.5

Karena kecewa karena majikannya kurang berminat untuk menyelamatkannya, pelayan tersebut mengatakan bahwa dia telah memberikan uang itu kepada Sana'a yang sedang dalam perjalanan kembali ke Herat. Setelah menerima sepucuk surat dari penukar uang yang meminta pengembalian uangnya, Sana'a sangat sedih. Dia menulis sebuah surat kepada Omar Khayyam yang dianggap sebagai salah satu contoh sastra Persia yang paling agung. Di dalamnya, dia memintanya untuk melakukan intervensi atas namanya dan untuk menjamin

5

(26)

ketidakbersalahannya. Omar Khayyam menyelesaikan masalah ini dengan terampil.

Analisis isi dan bahasa surat yang hati-hati ini menunjukkan perawakan Omar Khayyam dan rasa hormat yang dinikmatinya di masyarakat serta lingkup pengaruhnya. Jelas, dia pastilah tokoh terkenal yang memiliki reputasi baik dengan pihak berwenang. Jika keraguan tentang iman Omar Khayyam bahkan sebagian merupakan masalah, Omar Khayyam tidak akan menikmati rasa hormat dan kekuatan yang dikuasainya dalam suratnya.

Akhirnya, ada kemungkinan cerita lain mengenai Omar Khayyam yang disebutkan di Tarabkhaneh, yang membahas pertemuan antara dia dan filsuf penyair Isma'ili yang terkenal, Nasir Khusraw. Diduga, Nasir Khusraw mengirimkan salinan risalahnya, Rawshana'i namah, kepada Omar Khayyam yang merasa senang karenanya.6

(27)

memberikan alasan bahwa sejak kekekalan adalah takdir saya untuk menulis kata-kata ini, saya tidak memiliki pilihan dalam masalah ini.”

Ketika Nasir Khusraw kembali dari perjalanannya yang banyak ke Mesir, dia menghabiskan beberapa tahun sebagai pengkhotbah keliling di Khurasan sebelum dia pergi ke pengasingannya dan hampir pasti bahwa dia menghabiskan beberapa waktu di Nishabur. Nasir Khusraw menganggap dirinya cukup berkualifikasi dalam matematika untuk menulis buku tentang hal itu dan sudah terkenal dengan puisinya. Nasir Khusraw mengatakan kepada kita bahwa dia menulis buku “walaupun tidak ada orang di sekitar yang mengerti matematika. Saya telah menulis ini untuk para ilmuwan masa depan.”

Jadi, apakah Nasir Khusraw akan mengirim karya filosofisnya Rawshana'i namah (juga dikenal sebagai Shish fasl) kepada astronom muda Omar Khayyam untuk ulasan dan komentar, masih harus diverifikasi. Kisah ini, bagaimanapun, tidak dikuatkan oleh penulis biografi Omar Khayyam lainnya dan sangat meragukan.7

Omar Khayyam sangat terkenal di universitas satu orang yang ketenarannya jauh dan luas. Dia telah disebut dengan gelar kehormatan seperti "Hujjat al-Haqq" (Bukti Kebenaran), "Ghiyath al-Din" (Pelindung Iman) dan "Imam," semuanya menunjukkan rasa hormat kepadanya. Ada di masyarakat dan pengakuannya sebagai otoritas agama.

7

(28)

Dia menulis sangat sedikit, tapi yang dia tulis sangat penting. Dia menerima beberapa siswa, tapi teliti dalam pengajarannya. Dikatakan bahwa begitu Ghazza memberi tahu Omar Khayyam pertanyaan tentang geometri di pagi hari, dan Omar Khayyam menjelaskan pertanyaan itu sampai Ghazzali mengingatkannya bahwa inilah saatnya untuk shalat siang. Omar Khayyam tidak banyak berpartisipasi dalam perdebatan dan lingkaran ilmiah Nishabur, yang saat ini telah menjadi salah satu pusat pembelajaran terbesar di dunia Islam.

Dia dikatakan telah pemalu dan sensitif, dengan temperamen buruk, pria yang tidak sabar dengan sedikit minat untuk berbagi pengetahuannya dengan orang lain. Beberapa orang menganggap kurangnya minat dalam mengajarkan keinginan untuk tidak secara intelektual mencolok. Ada dua catatan tentang ingatannya yang luar biasa, dari dua perjalanan, satu sampai Balkh dan yang lainnya ke Isfahan. Dalam kedua kasus tersebut, dia menemukan sebuah buku yang sangat diminati, dan pemiliknya hanya mengizinkannya membacanya, tapi tidak membuat salinannya. Dalam setiap kasus, Omar Khayyam membaca buku itu dengan saksama, dan saat kembali ke Nishabur, mendiktekannya kepada seorang siswa. Nanti versi didiktekannya dibandingkan dengan yang asli, mengungkapkan hampir pertandingan yang sempurna.8

(29)

The Book of Conics. Dalam perjalanan, dia sampai di sebuah desa yang diserbu burung yang memakan hasil panen dan meninggalkan sampah di mana-mana. Omar Khayyam diminta membantu penduduk desa yang dia minta untuk membuat dua elang tanah liat besar yang mereka tempatkan di lokasi strategis dengan sejumlah burung mati yang mengelilinginya. Burung-burung itu bermigrasi dari desa sekaligus.9

Padahal keaslian cerita-cerita ini selalu bisa dipertanyakan, mereka menanggung bukti kekuatan inteleknya sebagaimana dirasakan oleh murid-muridnya dan rakyatnya. Inilah cerita yang tak diragukan lagi telah berkontribusi pada penciptaan sosok legendaris. Sifat yang tidak dapat diverifikasi dari cerita-cerita ini juga membuat beasiswa tentang dia agak sulit karena orang tidak dapat dengan mudah menganggap mereka salah dan juga tidak dapat memverifikasi sumbernya.

Meskipun eksistensinya yang menarik diri dan agak monastik, Omar Khayyam berhubungan dengan sejumlah ilmuwan terkenal dan memiliki beberapa siswa luar biasa, di antaranya adalah Ahmad al-Ma'muri al-Bayhaqi, Muhammad Ilaqi, Imam Muhammad Baghdad, (yang juga menjadi Menantu laki-laki), NizamiArudi Samarqandi (yang mendapat manfaat dari kehadiran Omar Khayyam meskipun dia tidak dilatih olehnya), Abu'l-Ma'ali' Abdallah ibn Muhammad al-Miyanji (juga dikenal sebagai Ayn al-Qodat Hamadani ), Dan Muhammad Hijazi Qa'ni. Juga, seseorang dapat menyebutkan 'Abd al-Rafi' Hirawi yang mungkin

9

(30)

penulis Noruz namah, sebuah risalah yang biasanya dikaitkan dengan Omar Khayyam sendiri. Dari tokoh-tokoh di atas yang mungkin pernah belajar dengan Omar Khayyam, Ayn al-Qod. Di Hamadani adalah yang paling tidak mungkin dari mereka.

Tidak ada referensi yang dibuat untuk salah satu tokoh dalam karya mereka. Hamid Dabashi dalam karya besarnya tentang Ayn al-Qodat Hamadani menafsirkan hubungan mereka sebagai "metanaratif tasawuf Persia," dengan alasan asosiasi mereka agak angan-angan yang "sesuai" dengan baik di antara mereka yang suka melihat Omar Khayyam sebagai seorang sufi.10

Omar Khayyam menulis salah satu risalah filosofisnya, yang diterjemahkan dalam bahasa InggrisBeing and Necessity, saat dia berada di Isfahan dalam menanggapi serangkaian pertanyaan yang Abu Nasr ibn Abd al-Rahım Nasawi, salah satu mahasiswi Avicenna. Dalam risalah ini, dia menyatakan: “Ketahuilah bahwa masalah ini adalah salah satu

kompleksitas (filosofis) yang kebanyakan orang bingung oleh ... Mungkin saya dan guru saya, yang paling mulia di kemudian hari (syekh), Syaikh al-Ra'is, Abu'Ali Husayin ibn Abdallah Bukhari (Ibn Sina), telah merenungkan masalah khusus ini.”

(31)

Avicenna. Kecuali untuk referensi singkat oleh Nizami Arudi Samarqandi, yang mengatakan bahwa Avicenna pergi ke Nishabur, tidak ada bukti tentang hal ini. Bagaimanapun, rasa hormat dan penghormatan Omar Khayyam terhadap Avicenna tetap sangatlah besar sampai hari terakhir hidupnya ketika dia diduga membaca Ishara beberapa jam sebelum dia meninggal.

Hal ini juga ditunjukkan dalam percakapan bersemangatnya dengan gubernur Ala Al-Dawlah, yang merupakan pengikut Abul Baraka, al-Baghdadí. Ala al-Dawlah bertanya kepada Omar Khayyam apa pendapatnya tentang kritik Abul Baraka tentang Avicenna, yang dengannya dia menjawab, "Abul Baraka bahkan tidak mengerti tentang Avicenna, apalagi mengkritiknya." Percakapan Yang diikuti dan pertahanan penuh Omar Khayyam terhadap Avicenna dengan jelas menunjukkan bahwa dia adalah pendukung setia filsafat Avicennian.11

Sangat mungkin dia belajar pada Bahmanya murid Avicena, atau setidaknya bertemu dengannya di Isfahan selama tinggal di kota itu. Ada beberapa referensi untuk kemungkinan ini. Safadi di al-wafi bi'l-wafiyat dan Qotb al-Din Mahmud Shirazi di Tuhfat al shahiyyah, menyebutkan bahwa Omar Khayyam dan Lawkari, seorang rekan kerja dan teman sekelas Omar Khayyam, adalah murid Bahmanyar.12

11

Philip K. Hitti,History of The Arabs, terjemahan R. Cecep Lukman Yasin dan Dedi SlametRiyadi cet.I. (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2010), 23.

12

(32)

Tokoh besar lainnya yang mungkin dipelajari oleh Omar Khayyam adalah teolog dan guru terkenal Abu Hamid Ghazzali, Imam al-Haramayın Juway yang mengajar di Nishabur. Jika ini benar, Omar Khayyam pasti teman sekelas Ghazzali, yang tidak disebutkan oleh kedua penulis biografinya. Namun, karena ketenaran Juwayn, sulit untuk membayangkan bahwa Omar Khayyam tidak akan mendapat manfaat darinya dan lingkaran ilmiahnya di Nishabur.

Sementara para ilmuwan di Nishabur berlimpah, Omar Khayyam hanya berhubungan dengan beberapa dari mereka, yang paling terkenal di antaranya adalah penyair Sana'i, ahli agung Zamakhshari, Maymun ibn Najib dan Imam Muzaffar Isfizari yang dengannya dia berkolaborasi untuk membuat kalender baru, Dan akhirnya yang paling terkenal dari mereka semua, Abu Hamid Ghazzali, hubungan Ghazzali dengan Omar Khayyam mengungkapkan banyak hal tentang lingkungan intelektual zaman sekarang dan kebangkitan teologi dogmatika yang mungkin akan ditimbulkan Omar Khayyam.13

(33)

termasyhur, sewaktu menuntut ilmu kepada Imam Mowaffaq, Omar Khayyam sangat dekat dengan Nizam al-Mulk (lahir: 1018 M) yang menjadi pejabat di Kerajaan Saljuk dan Hassan Sabah (lahir:1034 M) yang menjadi pemimpin aliran Hashshashin (Nizar Ismaili). Ketiganya kerap disebut 'Tiga Sahabat'.Ketika Nizam al-Mulk menjadi penguasa, Hassan Sabah dan Omar Khayyam datang kepadanya. Jika Hassan Sabah meminta jabatan di pemerintahan. Kepada sahabatnya itu, Omar Khayyam hanya meminta disediakan tempat untuk hidup, mempelajari ilmu dan beribadah. Konon, Omar Khayyam mendapat dana pensiun yang per tahunnya mencapai 1.200 mithkals emas.

Namun, keabsahan legenda itu diragukan sejumlah ilmuwan seperti Foroughi dan Aghaeipour. Menurut mereka, tak mungkin Omar Khayyam dan Nizam al-Mulk bisa menjadi teman sekolah, karena usia mereka berbeda 30 tahun. Terlebih, ketiga orang itu hidup ditiga tempat yang berbeda. Kemungkinan, kisah persahabatan ketiga orang itu muncul, karena ketiganya sama-sama tokoh terkenal.14 Omar Khayyam terkenal lantaran keluhuran ilmu dan puisi-puisinya, sementara Hassan Sabah termasyhur sebagai tentara pemberontak dan Nizam al-Mulk kesohor dengan kekuasaan dan aturan serta hukum yang dikendalikannya. Maka tidak heran, jika pada saat itu muncul legenda tentang persahabatan tiga figur terkemuka itu.15

14

Ibid., 87.

15

(34)

Salah satu kota terpenting Khurasan adalah Nishabur, tempat kelahiran Omar Khayyam, wilayah metropolitan utama dan makmur yang terkenal dengan banyak pusat pembelajaran dan banyak ilmuwan yang berasal dari sana. Pengucapan modern Nishabur berasal dari "Nishapur" yang secara etimologis terdiri dari tiga bagian nisht, shaand purNishtin bahasa Pahlavi berarti "takhta," shadenotes "raja" atau "penguasa," dan perlengkapan untuk "anak laki-laki." Nishabur dibangun Untuk menghormati Shapur, anak pertama dari Ardeshi Babakan dari Posisi geografis Nishabur menyediakan lingkungan intelektual yang sangat kaya untuk Omar Khayyam.

Secara religius, Nishabur adalah pusat utama orang-orang Zoroastrian dengan Barzin Mehr, salah satu kuil api utama yang terletak di sekitar Nishabur. Sangat masuk akal bahwa Omar Khayyam telah mengetahui tentang iman Zoroaster dan bertemu dengan beberapa guru terpelajarnya. Lagipula, Bahmanyar, mahasiswi Avicenna yang mungkin bertemu dengan Omar Khayyam, adalah seorang Muslim generasi pertama atau seorang mualaf yang dilahirkan dalam keluarga Zoroastrian.16

(35)

kelaparan di Nishabur: "Kelaparan di Nishabur tidak diingat dan kebanyakan orang meninggal."

Kota ini dikatakan memiliki empat puluh tujuh lingkungan yang akan menempati peringkat di antara kota-kota metropolitan utama dunia saat itu. Nishabur juga berada pada garis sesar seismik dan telah hancur beberapa kali, termasuk gempa besar sekitar 431 H/1040 M.

Omar Khayyam sebagai seorang anak laki-laki pasti terpengaruh oleh kenangan akan tragedi besar, yang mungkin bergema dalam puisinya tentang penderitaan dan nasib menyakitkan yang menimpa manusia. Secara politis, Nishabur adalah lokasi perang berdarah antara berbagai dinasti seperti Saljuk dan Ghaznavids, serta kampanye pembunuhan Isma'ili yang tiada henti dan pemberantasan secara bertahap budaya Zoroaster.

Dalam cerita lain, Omar Khayyam pergi ke Balkh untuk mencari buku; Secara khusus, ia ingin menemukan salinan Apollonius dari Perge's The Book of Conics. Dalam perjalanan, dia sampai di sebuah desa yang diserbu burung yang memakan hasil panen dan meninggalkan sampah di mana-mana. Omar Khayyam diminta membantu penduduk desa yang dia minta untuk membuat dua elang tanah liat besar yang mereka tempatkan di lokasi strategis dengan sejumlah burung mati yang mengelilinginya. Burung-burung itu bermigrasi dari desa sekaligus.17

17

(36)

Padahal keaslian cerita-cerita ini selalu bisa dipertanyakan, mereka menanggung bukti kekuatan inteleknya sebagaimana dirasakan oleh murid-muridnya dan rakyatnya. Inilah cerita yang tak diragukan lagi telah berkontribusi pada penciptaan sosok legendaris. Sifat yang tidak dapat diverifikasi dari cerita-cerita ini juga membuat beasiswa tentang dia agak sulit karena orang tidak dapat dengan mudah menganggap mereka salah dan juga tidak dapat memverifikasi sumbernya.

Meskipun eksistensinya yang menarik diri dan agak monastik, Omar Khayyam berhubungan dengan sejumlah ilmuwan terkenal dan memiliki beberapa siswa luar biasa, di antaranya adalah Ahmad al-Ma'muri al-Bayhaqi, Muhammad Ilaqi, Imam Muhammad Baghdad, (yang juga menjadi Menantu laki-laki), Nizami Arudi Samarqandi (yang mendapat manfaat dari kehadiran Omar Khayyam meskipun dia tidak dilatih olehnya), Abu'l-Ma'ali' Abdallah ibn Muhammad al-Miyanji (juga dikenal sebagai Ayn al-Qodat Hamadani ), Dan Muhammad Hijazi Qa'ni. Juga, seseorang dapat menyebutkan 'Abd al-Rafi' Hirawi yang mungkin penulis Noruz namah, sebuah risalah yang biasanya dikaitkan dengan Omar Khayyam sendiri. Dari tokoh-tokoh di atas yang mungkin pernah belajar dengan Omar Khayyam, Ayn al-Qod. Di Hamadani adalah yang paling tidak mungkin dari mereka.18

(37)

Hamadani menafsirkan hubungan mereka sebagai "metanaratif tasawuf Persia," dengan alasan asosiasi mereka agak angan-angan yang "sesuai" dengan baik di antara mereka yang suka melihat Omar Khayyam sebagai seorang sufi.

Setelah sekian lama pergi dari negerinya akhirnya Omar Khayyam kembali ke Nishabur,di usia tua dan akhir kehidupan yang luar biasa Menurun dalam kesehatan, Omar Khayyam bertanya kepada Sultan apakah dia bisa kembali ke Nishabur. Permintaannya dikabulkan, dan dia kembali ke tanah kelahirannya di tengah kebahagiaan keluarganya dan sambutan pahlawan. Sisa kehidupan Omar Khayyam didedikasikan untuk kegiatan ilmiah dan ilmiah, dan meskipun dia bukan seorang sarjana yang produktif, apa yang dia tulis itu asli, padat dan terpecah, terutama di bidang matematika.

Sekitar 517 H/1126 M, Omar Khayyam mencapai "musim dingin dalam hidupnya," seperti kata Persia, dan kesehatannya terus menurun. Dalam sebuah risalah yang baru diterbitkan berjudul “Response to Three

Philosophical Problems” ada referensi singkat untuk masalah

kesehatannya yang tidak dicatat dalam penelitian sebelumnya.

Kemungkinan besar dia mungkin menderita penyakit Alzheimer dari mana dia mungkin telah meninggal dunia. Hari terakhir Omar Khayyam dilaporkan secara terperinci oleh menantu laki-lakinya, Imam Muhammad Baghdad.19

19

(38)

Dia sedang mempelajari tentang ilmu kesehatan saat dia menggunakan tusuk gigi emas sampai dia mencapai bagian tentang "kesatuan dan keragaman." Dia menandai bagian itu dengan tusuk-tusuknya, menutup buku itu dan meminta teman-temannya untuk berkumpul sehingga dia bisa menyatakan kehendaknya.

Ketika teman-temannya berkumpul, mereka berdiri dan berdoa dan Omar Khayyam menolak untuk makan atau minum sampai dia melakukan shalatnya malam. Dia bersujud dengan meletakkan dahinya di tanah dan berkata, "Ya Tuhan, saya mengenal Anda sebanyak mungkin bagi saya, maafkan saya karena pengetahuan saya tentang Anda adalah cara saya untuk menjangkau Anda" dan kemudian meninggal.20

(39)

Nishabur, jiwa mulia itu dikuburkan dan dunia jasmani telah menjadi yatim piatu karena ketidakhadirannya.”

Salah satu pusat utama pemikiran intelektual dan religius di dunia Islam selalu menjadi wilayah yang luas di bagian timur Persia, yang dikenal sebagai Khurasan. Kawasan ini, yang namanya secara etimologis berarti "tempat di mana matahari terbit dengan mudah," telah menjadi tempat pertemuan antara Timur dan Barat berdasarkan "Jalan Sutra." Saat menempuh perjalanan Sutra dari China, India, Pakistan dan Afghanistan tempat lahir beberapa peradaban paling kuno - kafilah dipaksa untuk melewati Khurasan. Situasi geografis yang unik ini menghasilkan salah satu budaya paling kaya era kuno dan abad pertengahan yang menghasilkan beberapa ilmuwan terbesar di dunia Islam.21

C. Karir dan karya Omar Khayyam

Omar Khayyam terkenal akan kejeniusan dan kepuitisannya, bukan hanya di negara timur, akan tetapi namanya juga terkenal di negara-negara barat. Di Barat Omar Khayyam adalah salah satu penyair yang sangat terkenal dan dikagumi oleh para sarjana Barat. Puisi-puisinya dikenal sebagai Rubaiyat of Omar Khayyam adalah puisi-puisi itu merupakan salah satu puisi filosofis terbaik yang menampilkan sebuah pemikiran bebas, humanisme dan aspirasi keadilan, ironi dan skeptisisme yang dipadukan menjadi satu sehingga menjadi sebuah karya yang mengagumkan.

21

(40)

Omar Khayyam memberi banyak inspirasi bagi para sarjana Timur dan Barat dalam bidang matematika, astronomi, dan disiplin ilmu lainnya. Bukan hanya dalam disiplin ilmu saja Omar Khayyam juga memiliki karir yang baik dibidang pemerintahan, berikut sedikit ulasan mengenai karir dan karya-karya yang dibuat Omar Khayyam:

1. Karir Omar Khayyam

Omar Khayyam dikenal sebagai ilmuwan cerdas abad pertengahan. Ia memiliki nama besar di bidang matematika, astronomi, dan sastra. Sehubungan dengan itu, Omar Khayyam mendapat julukan Tent Maker dari para ilmuwan semasanya karena ayahnya yang menjadi pembuat tenda.

(41)

Sekitar 1070 M, Omar Khayyam tiba di Samarkand, di sana Omar Khayyam memperoleh dukungan dari Ketua Majelis Hakim Abu Tahir, untuk menulis risalah besar aljabar pada persamaan kubik, Risala ini sebenarnya telah direncanakan jauh sebelum kedatangannya ke Samarkand, akan tetapi Risalah itu baru selesai ketika Omar Khayyam berada di Samarkand.

Akhirnya, Omar Khayyampun diberi fasilitas oleh Sultan Malik Syah. Omar Khayyam diberi dana yang besar untuk membiayai penelitian khususnya di bidang matematika dan astronomi. Sultan juga mendirikan sebuah pusat observasi astronomi, tempat Omar Khayyam mempersiapkan dan menyusun sejumlah tabel astronomi dikemudian hari.

Pada tahun 1074 M-1075 M, Omar Khayyam diundang ke ibu kota Isfahan oleh Sultan Jalal al-Dawla Malik-Syah (1072 M-1092 M) untuk mengatur sebuah observatorium astronomi di Isfahan dan mereformasi kalender matahari tua Persia, yang telah digantikan oleh kalender Hijriyah. Omar Khayyam juga diangkat menjadi ketua dari kumpulan sarjana yang terdiri dari delapan orang. Kedelapan orang sarjana tersebut adalah orang-orang pilihan Sultan yang ditunjuk untuk mengadakan sejumlah penelitian astronomi di Perguruan Tinggi Nizamiah, Baghdad.23

Para ilmuwan inilah yang kemudian berhasil melakukan modifikasi terhadap perhitungan kalender muslim. Menurut perhitungan Omar Khayyam, masa satu tahun adalah 365,24219858156 hari. Ia menghasilkan

23

(42)

perhitungan yang sangat akurat sehingga membuat para ilmuwan memuji kecerdasannya.

Reformasi ini selesai pada 10 ramadhan 471 H/16 Maret 1079 M dan kalender baru, dengan 8 tahun kabisat lebih dari 33 tahun, disebut al-Tarikh al-Jalali (era Jalali) atau al-Tarikh-i Maliki (era Maliki) , kedua nama yang berasal dari nama-nama Malik Shah dan Jalal al-Dawla. Kalender Omar Khayyam sangat akurat, mungkin lebih daripada kalender Gregorian (yang mengarah ke kesalahan dari 1 hari di 3.330 tahun).

2. Karya- karya Omar Khayyam

Omar Khayyam banyak membuat karya-karya dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, kebanyakan karyanya membahas tentang matematika, Astronomi dan sastra-satra klasik, diantara karya-karyanya antara lain:24

a. Rubaiyat (kuatrain) atau lebih dikenal dengan Rubaiyat Omar

Khayyam, kitab ini berisi banyak karya-karya puisi klasik dari Omar Khayyam yang begitu indah bahasanya.

b. Risala fi taksim al-da'ira adalah sebuah risalah yang menerangkan

(43)

solusi numerik dari persamaan. Omar Khayyam juga menemukan solusi numerik perkiraan dari persamaan ini. Risalah ini telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.

c. Risala fil Barahin 'ala al-jabr masail wal-muqabala (Bukti

Masalah Aljabar) adalah risalah dari solusi dari persamaan kubik, klasifikasi linear, kuadrat, dan kubik persamaan dengan koefisien positif dan solusi dari setiap jenis persamaan kubik dengan persimpangan lingkaran, parabola, dan hiperbola sama sisi.

d. Risala fi Sharhi Ma ashkala min musadarat adalah sebuah risalah

yang berisi komentar-komentar pada teori garis paralel dan teori rasio, risalah ini terdiri dari tiga bab dan pengantar, tiga bagian dari risalah yang dihususkan untuk postulat pada garis paralel, teori rasio, dan teori rasio senyawa.

e. Mushkilat al-Hisab (Masalah Sulit aritmatika): Dalam risalah ini,

Omar Khayyam menerangkan dengan bukti metode India ekstraksi persegi dan kubus akar dan perluasan metode ini untuk basis Quadrat persegi, Quadrat kubus, dan sebagainya.25

f. Nawruz-nama (Kitab Tahun Baru, dalam bahasa Persia): Risalah

tentang kalender dan terutama pada reformasi kalender Iran Surya Kalender dan pada upacara festival Tahun Baru di Iran pra-Islam. Risalah ini ditulis setelah penghancuran observatorium astronomi Omar Khayyam di Isfahan dan tujuannya adalah untuk menarik

25

(44)

perhatian terhadap reformasi kalender dan meminta penguasa untuk mengembalikan observatorium.

g. Al-Zij Malik-Shahi (tabel astronomi untuk Malik Shah): Risalah ini

berisi hasil pengamatan sendiri di observatorium yang didirikannya.

h. Mizan al-hikam fi ihtiyali ma'rifati miqdaray al-dahab wa al-Fidda

fi jismin murakkabin minhuma (Cara Cerdik untuk menentukan

emas dan perak dalam tubuh) risalah ini berisi tentang menentukan jumlah emas dan perak dalam paduan dengan berat di udara dan air.

i. Fi al-Qistas al-Mustaqim (pada keseimbangan yang tepat) risalah

ini adalah risalah yang berisi tentang keseimbangan skala hidrostatik dengan berat bergerak yang ditemukan oleh Omar Khayyam.

j. Al-qawl 'ala al-adjnas allati bil-arba'a (Penalaran pada jenis oleh

(45)

BAB III

SELAYANG PANDANG DINASTI SALJUK

A. Asal- usul Dinasti Saljuk

1. Silsilah Dinasti Saljuk

Silsilah kelurga Dinasti Saljuk bisa perinci sebagai berikut:

a. Saljuk Ibnu Tuqaq memiliki dua orang putra yaitu Mikail dan Arselan Payghu namun dalam leteratur lain disebutkan bahwa Saljuk memiliki empat orang anak yaitu Arselan, Mikail, Musa dan Yunus.1 b. Mikail memiliki dua orang putra yaitu Chager Bek Daud dan Tughril

Bek.

c. Chager Bek Daud memiliki dua orang putra yaitu Alp Arselan dan Kaward.

d. Alp Arselan memiliki dua orang putra yaitu Malik Syah dan Tutush. e. Malik Syah memiliki empat orang putra yaitu Bargiyaruk,

Muhammad, dan Sinyar serta Mahmud.2

Saljuk atau bani Saljuk adalah nama suatu suku yang pernah berkuasa abad ke-9 dan ke-12 (429-590/1038-1194). Nama saljuk diambil dari nama pemimpin kabilah atau suku turki Ghuzz (oghuz) yaitu Saljuk bin Tuqaq yang mendiami wilayah emperium uighur. Luas wilayahnya berbatasan dengan tiongkok disebelah timur sampai dengan pantai laut

1

Penyusun Dar al-‘ilm, Atlas Sejarah Islam (Jakarta: Kaysa Media, 2011),96.

2

(46)

Kira dan terus memanjang ke daerah marawarannahar. Kemudian Ia diangkat menjadi panglima pada masa Imperium Uighar yang menempati bagian selatan lembah Tarim dengan Kasgar sebagai ibu kotanya karena cita- citanya tinggi dan kecerdasan akal serta kemuliaannya rakyatpun cinta dan hormat kepadanya.

Pengaruhnya kepada rakyat makin lama makin besar. Akhirnya timbullah kekhawatiran permaisuri dari Khagar (raja) Uighur yang bernama Khagar Baigu, jika pengaruh Saljuk akan melebihi pengaruh suaminya. Kemudian Ia pun direncanakan akan dibunuh. Akan tetapi rencana ini diketahui oleh Saljuk, maka Ia pun mengumpulkan seluruh keluarga dan sukunya untuk meninggalkan daerah tersebut membela pegunungan Thian Shandan menuju daerah kesebelah barat, yaitu daerah kekuasaan Islam. Akhirnya saljuk dan pengikutnya sampai di daerah kekuasaan Amir Abdul Malik ibn Nuh (343-350/954-961M) penguasa daulat Samaniah dan pengikutnya mendiami daerah Jundi, sebuah wilayah dekat Bukhara. Sesampainya di wilayah Samaniah ini merekapun memeluk agama Islam dengan aliran Sunni.3

(47)

meninggalkan 4 orang anak yaitu Toghrul Begh, Syurgi Bek, baigu dan Ibrahim Yanal. Diantara keempat orang putranya itu Toghrul Beghlah yang memainkan peranan penting diatas panggung sejarah Islam terutama pada masa Saljuk berkuasa. Tahun 428 H/ 1037 M Toghrul Begh bin Mikhael bin Saljuk dengan nama Rukmud Dinya Wad Din dapat membebaskan wilayah- wilayah yang dikuasai oleh daulat Iklikiyah dan dapat menguasai Merw ibukota Khurasan daerah Jurzan Tibrastan daerah Dailam dan Karman. Sejak itu Toghrul Begh menyatakan berdirinya daulat Bani Saljuk. Beliau mengakui berada dibawah kekuasaan Khalifah Abbasiyah pada tahun 432 H/ 1040 M. Thugril Bek dikenal sebagai sosok yang memiliki kepribadian yang kokoh dan kecerdasan yang tinggi serta sosok pemberani. Disamping itu dia juga dikenal sebagai sosok yang religious, wara’, dan adil.

Oleh sebab itu dia mendapat dukungan yang kuat dari rakyatnya. Dia telah mempersiapkan tentara yang kuat dan berusaha untuk menyatukan orang – orang Saljuk-Turki dalam sebuah pemerintahan yang kuat. Kemudian mereka meneruskan serangan ke Iran dan daerah sekitarnya sampai terbuka pintu bagi jatuhnya negara Persia Islam kedalam kekuasaan Dinasti Saljuk.4

2. Awal kemunculan Dinasti Saljuk

4

(48)

Nama dinasti Saljuk diambil dari sebuah nama seorang tokoh yang berasal dari keturunan Turki, yaitu Saljuk bin Tuqaq. Berasal dari kabilah kecil keturunan Turki, yakni kabilah Qunuq. Kabilah ini bersama dua puluh kabilah kecil lainnya bersatu membentuk rumpun Ghuz. Semula gabungan kabilah ini tidak memiliki nama, hingga muncullah tokoh Saljuk putra Tuqaq yang mempersatukan mereka dengan memberi nama suku Saljuk.5

Saljuk dikenal sebagai seorang orator ulung dan dermawan oleh kerena itu ia disukai dan taati oleh masyarakat, dilain pihak istri raja Turki khawatir jika saljuk melakukan pemberontakan, karenanya ada rencana untuk membunuh saljuk secara licik, dan saljuk sendiri mengetahui rencana jahat tersebut lalu ia mengumpulkan pasukannya dan membawa mereka ke kota Janad, mereka tinggal disana dan bertetangga dengan kaum muslimin di negeri Turkistan, maka ketika saljuk melihat prilaku orang Islam yang baik dan berakhalaq luhur ia akhirnya memeluk agama Islam dan kabilah Ghuzpun akhirnya memeluk Islam. Dan sejak itulah saljuk mulai melakukan perlawanan dan peperangan melawan orang-orang Turki yang kafir, akhrinya iapun mampu mengusir bawahan raja Turki dan menghapus pajak atas kaum muslimin.6

(49)

dengan barmazhab Sunni.7Bangsa Saljuk tinggal di daerah Jundi (Jand), suatu daerah yang merupakan bagian dari Asia Kecil yang dikuasai oleh dinasti Samaniyah yang dipimpin oleh Amir Abd al-Malik Ibn Nuh (954-961 M).8

Tempat tinggal bangsa Saljuk ini berdekatan dengan kaum Samaniyah dan Ghaznah yang merupakan dua Dinasti yang saling bersitegang, dan terkadang terjadi pertikaian atau peperangan diantara mereka.9Saljuk dan orang-orang yang setia kepadanya menyelamatkan diri dengan melarikan diri ke arah Barat, yaitu daerah Jundi (jand), suatu daerah yang merupakan bagian dari Asia Kecil yang dikuasai oleh dinasti Samaniyah yang dipimpin oleh Amir Abd al-Malik Ibn Nuh (954-961 M).

Kondisi ini memberi ruang kosong bagi kaum Saljuk untuk menunjukkan eksistensinya dengan cara memberikan tendensinya kepada salah satu dari dua dinasti yang sedang berseteru tersebut, yaitu kepada Dinasti Samaniyah, dan sebagai imbalannya Dinasti Samaniyah memberikan keleluasaan bagi kaum Saljuk untuk bertempat berdekatan dengan Sihun.10

Pada tahun 389 H/999 M, dinasti Samaniyah mengalami kemundurun yang signifikan maka disaat itu kaum Saljuk berada digarda

7

Penyusun Dar al-‘ilm, Atlas Sejarah Islam(Jakarta: Kaysa Media, 2011), 95-96.

8

Ahmad Mukhtar al-Ubbaidi, Fi al-tarikh al-Abbasiy wa al-Fatimi(Beirut: Daar Nahdlah al-Arabiyah, 1997), 170.

9

Muhammad Ash-Shallabi, Bangkit dan Runtuhnya Daulah Bani Saljuk (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2014), 474.

10

(50)

terdepan dalam meneruskan perlawanan terhadap dinasti Ghaznah. Sepeninggal Saljuk kepemimpinan diteruskan oleh putranya yang bernama Arselan, namun kepemimpinan Arselan berakhir atas kelicikan Sultan Mahmud, seorang pemimpin dinasti Ghaznah yang berpura-pura baik dan kemudian menangkap dan memenjarakan Arselan. Selanjutnya tampuk kepemimpinan Saljuk diambil alih oleh Mikael yang merupakan saudara Arselan. Namun nasib Mikael sama dengan yang dialami oleh kakaknya yaitu terpedaya oleh kelicikan sikap Sultan Mahmud pada tahun 418 H/1027 M, Sultan Mahmud menyerang dan memporakporandakan kaum Saljuk yang berujung pada kematian Mikael.

Mikael mempunyai dua orang putra yang selanjutnya menjadi penerus kepemimpinan kaum Saljuk dan sekaligus penggagas berdirinya dinasti Saljukiyah, yaitu Jughril Bek dan Tughril Bek.11

Sepeninggal Sultan Mahmud, dinasti Ghaznah mengalami kemunduran, karena Mas’ud yang menjadi penerusnya tidak memiliki kapasitas yang memadai untuk menjadi pemimpin Negara. Di lain sisi kaum Saljuk terus merongrong dinasti Ghaznah yang mulai rapuh yang pada akhirnya usaha mereka membuahkan hasil dengan tewasnya Mas’ud,

(51)

kekuasaan Ghaznah. Kemudian mereka juga merebut Balkh, Jurjan, Thabaristan, Khawarizm, Hamadhan, Rayyi, dan Isfahan serta pemerintah Buwaihi tunduk di bawah kendali mereka.12

Pada masa pemerintahan Saljuk ini, mereka menguasai dan memerintah di Baghdad selama sekitar 93 tahun yaitu dari tahun 429 H/1037 M hingga tahun 522 H/1127 M.13

Pencapaian gemilang yang dilakukan oleh pemerintahan Tughril Bek adalah menguasai Baghdad dan mengakhiri Dinasti Buwaihi yang pada saat itu dipimpin oleh Al-Malik al-Rahim dengan panglima tentaranya yaitu Al-Basasiri, serta menguasai beberapa wilayah yang telah disebutkan sebelumnya. Atas dasar kegemilangan Tughril Bek inilah kemudian dia mendapatkan dua gelar kehormatan, yaitu :

1. Y mīn mīr l-Mū'mīnīn, gelar ini diperoleh karena menumpas Bani Buwaihi di Baghdad.

2. M līk l-Sy rqī l-Gh rb, gelar ini diperoleh karena menewaskan Al-Basasiri dan mengembalikan kekuasaan Khalifah al-Qa'im.14

Setelah Tughril Bek meninggal, kepemimpinan diteruskan oleh Alp Arselan, keponakan dari Tughril Bek, karena ia tidak mempunyai seorang putra. Dia memerintah sejak tahun 1063 M hingga 1072 M. Perluasan daerah yang sudah dimulai pada kepemimpinan Thugril Bek dilanjutkan

12

Philip K. Hitti, History Of The Arabs (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2010), 602.

13

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993), 65.

14

(52)

oleh Alp Arselan ke arah Barat sampai pusat kebudayaan Romawi di Asia kecil, yaitu Bizantium.15

Dalam gerakan ekspansi itu terdapat peristiwa penting, yaitu yang dikenal dengan peristiwa Manzikart 463 H/1071 M, dimana tentara Alp Arselan berhasil mengalahkan kekuatan besar tentara Romawi yang terdiri dari tentara Romawi, Ghuz, Al-Akraj, Al-Hajr, Perancis dan Armenia. Dikuasainya Manzikart pada tahun 463 H/1071 M.16 Peristiwa ini yang dinilai banyak sejarawan mempunyai pengaruh besar terhadap rentetan sejarah peperangan besar antara kaum Islam dengan kaum Nasrani.

Pada periode inilah dinasti Saljuk mencapai masa kejayaannya, wilayah kekuasaannya membentang mulai dari Kasgar, satu kota di ujung wilayah Turki, sampai ke Yerusalem dan luasnya dari wilayah Constantinopel sampai ke laut Kaspia. Atas dasar ini dinasti Saljuk dikenal gemar melakukan ekspansi perluasan wilayah yang sangat luas, seperti halnya penguasa Turki Usmani yang di kemudian hari berhasil mendirikan sebuah imperium besar pada abad ke-14 M.17 Penaklukan wilayah-wilayah tersebut membawa mereka kepada hubungan yang dekat dengan peradaban-peradaban besar dunia. Dan salah satu wujud dari peradaban tersebut adalah pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, filsafat, dan ilmu-ilmu lainnya.18

15

(53)

Banyak faktor yang menyebabkan pesatnya perkembangan sains dan filsafat di masa dinasti Abbasiyah, di antaranya : Pertama, kontak antara Islam dan Persia menjadi jembatan berkembangnya sains dan filsafat karena secara kultural Persia banyak berperan dalam pengembangan tradisi keilmuan Yunani.19Kedua, etos keilmuan para khalifah Abbasiyyah tampak menonjol terutama pada dua khalifah terkemuka yaitu Harun Al-Rasyid dan Al-Ma’mun yang begitu mencintai ilmu. Ketiga, Peran keluarga Barmak yang sengaja dipanggil khalifah untuk mendidik keluarga istana dalam hal pengembangan keilmuan. Keempat, aktivitas penerjemahan literatur-literatur Yunani ke dalam bahasa Arab demikian besar. Kelima, relatif tidakadanya pembukaan daerah kekuasaan Islam dan pemberontakan-pemberontakan menyebabkan stabilitas negara terjamin. Keenam, adanya peradaban dan kebudayaan yang heterogen di Baghdad menimbulkan proses interaksi antara satu kebudayaan dan kebudayaan lain. Ketujuh, situasi sosial Baghdad yang kosmopolit di mana berbagai macam suku, ras, dan etnis serta masing-masing kulturnya yang berinteraksi satu sama lain, mendorong adanya pemecahan masalah dari pendekatan intelektual.20

Ilmu pengetahuan (sains) juga mengalami kemajuan yang mengesankan melalui orang-orang kreatif seperti Kindi, Ar-Razi, Farabi, Ibnu Sinan, Ibnu Sina (Avicenna), Masudi, At-Tabiri,

19

Salah satu lembaga yang berperan dalam penyebaran tradisi helenistik (kebudayaan Yunani) di Persia adalah Akademi Jundishapur, terdapat pusat-pusat ilmiah Persia lainnya yaitu Salonika, Ctesiphon, dan Nishabur. Lihat juga buku: Saefudin,Zaman Keemasan Islam, 147.

20

(54)

Ghazali, dan Nasir Khusraw. Ilmu pengetahuan (sains) ini telah melakukan investigasi dalam ilmu kedokteran, teknologi, matematika, geografi, dan bahkan sejarah.21Dalam konteks sejarah peradaban dan ilmu pengetahuan tersebut, muncullah figur Omar Khayyam yang di kemudian memberikan sumbangan yang sangat penting.22

Omar Khayyam dikenal sebagai ilmuwan cerdas abad pertengahan. Ia memiliki nama besar di bidang matematika, astronomi, dan sastra. Sehubungan dengan itu, ia mendapat julukan Tent Maker dari para ilmuwan semasanya. Kecemerlangan nama Omar Khayyam menarik perhatian Sultan Malik Syah. Pada suatu ketika, Sultan menawarkan kedudukan tinggi di istana pada Omar Khayyam, namun ditolaknya dengan sopan. Omar Khayyam lebih memilih menekuni dunia ilmu pengetahuan dari pada menjadi pejabat. Akhirnya, Omar Khayyam pun diberi fasilitas oleh Sultan. Ia diberi dana yang besar untuk membiayai penelitian khususnya di bidang matematika dan astronomi.

Sultan juga mendirikan sebuah pusat observasi astronomi yang megah, tempat Omar Khayyam mempersiapkan dan menyusun sejumlah tabel astronomi di kemudian hari. Di samping itu, Omar Khayyam juga diangkat menjadi ketua dari sekelompok sarjana yang terdiri dari delapan orang. Kedelapan orang sarjana tersebut adalah orang-orang pilihan Sultan

(55)

yang ditunjuk untuk mengadakan sejumlah penelitian astronomi di Perguruan Tinggi Nizamiyah, Baghdad.

B. Penguasa Dinasti Saljuk

Kekuasaan Dinasti Saljuk dmulai dari tahun 1075 hingga tahun 1258 M memiliki penguasa yang sangat berpengaruh dan bisa dikatakan kuat, yaitu:23

1. Khalifah al-Mustazhir (1074-1118 M) 2. Khalifah al-Mustasid (1118-1135 M)

3. Khalifah ar-Rasyid (1135-1136 M) 4. Khalifah al-Mustafi (1136-1160 M)

5. Khalifah al-Mustanjid (1160-1170 M) 6. Khalifah al-Mustadi (1170-1180 M)

7. Khalifah an-Nasir (1180- 1224 M) 8. Khalifah az-Zahir (1224-1226 M)

9. Khalifah al-Mustansir (1226-1242 M) 10. Khalifah al-Muktasim (1242-1258 M)

23

(56)

Dinasti Saljuk memiliki hubungan baik dengan khalifah Abbasiyah yang berbeda halnya dengan dinasti Buwaih, hal ini disebabkan kesamaan dalam mazhab, yaitu sama-sama berpegang kepada mazhab Sunni. Dengan berpegan kepada mazhab tersebut, memudahkan kerja sama di antara kedua belah pihak dan mendorong kaum Saljuk itu menyanjung dan menghormati dengan setinggi-tingginya kepada khalifah Abbasiyah.24 Disamping itu Bani Buwaihi adalah kaum yang bersifat kasar dan ganas, sementara kaum Saljuk tidak demikian. Saljuk selalu bersikap hormat, sopan, berlaku baik dan lembut sebagaimana tercermin dari ucapan Tughrul Bek ketika menghadap khalifah; “aku pelayan Amirul Mu’minin, bertindak atas perintah dan larangannya, berbuat sesuai mandatnya.

Hanya kepada Allah aku meminta pertolongan dan taufik”25

Kedekatan antara bani Saljuk dan imperium Abbasiyah semakin erat ketika al-Qaim menikahi khadijah yang merupakan keponakan Tughrul Bek, sementara Tughrul Bek menikahi putri al-Qaim pada tahun 454 H/1062 M.

(57)

C. Perkembangan Islam pada Masa Dinasti Saljuk

1. Perkembangan Politik

Pada masa Dinasti Saljuk tepatnya pada kepemimpinan Alp Arslan, wazir Nizam al-Muluk memiliki pengaruh positif kepada Dinasti Saljuk yaitu dengan memberikan ide-ide segar dalam mengubah dasar-dasar pemerintah, diantaranya adalah:26

a. Menciptakan satu angkatan tentara Saljuk yang kuat.

b. Mempererat hubungan antara khalifah Abbasiyah al-Qa'im dengan kerajaan Dinasti Saljuk.

c. Berpartisipasi dalam pelantikan Malik Syah sebagai penerus Alp Arslan.

2. Perkembangan pendidikan

Berkembangnya ilmu pengetahuan dengan melahirkan beberapa ilmuan muslim yang lahir pada masa ini, antara lain: al-Zamakhsyari sebagai tokoh dalam bidang teologi dan tafsir, al-Qusyairi sebagai ahli tafsir, imam al-Ghazali sebagai tokoh dalam bidang teologi, filsafat dan tasawuf, Farid al-Addin al-Athar dan Umar Khayyam sebagai tokoh dalam bidang sastra.27

Bahkan kemajuan pendidikan pada Dinasti Saljuk sudah menyentuh dalam bidang Iptek, pada tahun 1075 M, Maliksyah menyelenggarakan sebuah konferensi yang menghadirkan pakar-pakar

26

Mahyudin Yahaya, et all,Sejarah Islam, 310.

27

(58)

bidang astronomi. Konferensi ini memberi mandat kepada Nizam al-Muluk untuk memperbaharui kalender Persi berdasarkan hasil observasi mutakhir yang lebih terpercaya. Dengan menghasikan kalender Jalali.

Selain itu Dinasti Saljuk mendirikan sejumlah lembaga pendidikan, diantaranya madrasah Nizamiyah di Baghdad, Balkh, Naisabur, Jarat, Ashfahan, Basrah, Marw, Mausul, dan lain sebagainya.28

Madrasah Nizamiyah didirikan dengan tujun:29

1. menyebarkan pemikiran Sunni untuk menghadapi pemikiran Syiah. 2. menyediakan guru guru Sunni yang cukup untuk untuk mengajarkan

faham Sunni dan menyebarkanya ke tempat lain.

3. membentuk kelompok pekerja Sunni untuk berpastisipasi dalam menjalankan pemerintahan khususnya dibidang peradilan dan manajemen. Dan diantara alumninya adalah Imam Ghazali.

(59)

dia juga mendirikan madrasah-madrasah di daerah daerah lain di bawah kekuasaan Bani Saljuk.

Pendirian madrasah madrasah disamping untuk mengembangkan pendidikan Islam juga sebagai media untuk menanamkan ajaran-ajaran dari paham Sunni. Nizham al-Mulk mendirikan gedung-gedung ilmiah untuk ahli fikih, membangun madrasah-madrasah untuk para ulama dan asrama untuk orang beribadah serta fakir miskin. Pelajar yang tinggal di asrama diberi belanja secukupnya dari uang negara dengan jumlah yang tidak sedikit. Akibatnya, Nizham al-Mulk mendapat teguran dari Malik Syah karena diadukan orang, bahwa uang yang dibelanjakan untuk kepentingan pendidikan dan pengajaran tersebut merupakan usaha Nizham al-Mulk untuk menaklukkan kota Qustantiah(Constantinopel).

Tindakan Nizham al-Mulk ini akhirnya dapat diterima oleh Malik Syah setelah dijelaskan alasan yang logis dan bahkan dapat menyadarkan khalifah. Begitu besarnya perhatian Nizham al-Mulk terhadap pendidikan dan pengajaran sebagaimana yang dinyatakan oleh Ahmad Syalabi : Tidak satupun negeri yang didapatkan tidak mendirikan madrasah oleh Nizham al-Mulk, sehingga pulau yang terpencil di sudut dunia yang jarang didatangani manusia juga didirikan madrasah yang besar lagi bagus.30

Ditemukannya orang terkenal berpengetahuan luas dan mendalam disuruh mengajar dan memberi sekolah itu wakaf dilengkapi dengan perpustakaan Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa Madrasah Nizhamiyah

30

(60)

adalah madrasah yang pertama kali muncul dalam sejarah pendidikan Islam yang berbentuk lembaga pendidikan islam yang berbentuk lembaga pendidikan dasar sampai perguruan tinggi yang dikelola oleh pemerintah. 3. Perkembangan infrastruktur

Kontribusi Dinasti Saljuk dalam bidang arsitektur begitu besar. Dan Malik Syah terkenal dengan usaha pembangunan separti masjid, jembatan, irigasi, jalan raya dan rumah sakit.

Setiap kota di Irak dan Khaurasan selalu dapat sekolah- sekolah yang didirikan oleh Nizamul Muluk, sehingga pada masa- masa ini bermunculanlah para Ulama, sarjana ilmu pengetahuan dan sastrawan.31

Terkenallah nama imam Al- Ghazali dengan Ilmu Kalam, Imam Fakhurraji dan zammakhsari dengan Ilmu Tafsir dan Al- Qusyairi dalam Ilmu Tasawuf. Dalam bidang Sastra seperti Umar Khayyam yang terkenal dengan kitabnya Ar-Rubaiyyat, Al-Abyurdi dan At-Tugra-i pengarang kitab Ummiyyatul ‘Arab Abu Zaid Al-Balkhi pengarang kitab Ilmu Bumi.32

(61)

Adapun sastrawan yang terkenal dalam bahasa Arab dan parsi Farid al-Din Al-Attar, Nazimil Janzy, Al-azraqy, Mas’ud bin Sa’ad dan lain- lain.

D. Keruntuhan Dinasti Saljuk

Sepeninggal Sultan Malik Syah, kepemimpinan diteruskan oleh anaknya yaitu Barkiaruq, pada masa ini dinasti Saljuk mulai mengalami kemunduran. Terdapat beberapa factor yang melatar belakangi kemunduran pemerintahan adapun faktor yang menjadi sebab runtuhnya dinasti saljuk adalah sebagai berikut:33

1. Konflik internal antara saudara, paman dan anak- anak yang memperebutkan tonggak kepemimpinan.

2. Lemahnya para khalifah Abbasiyah untuk andil dalam dinasti Saljuk, sehingga kekhalifahan tidak mampu menolak atau mengarahkan siapa saja yang akan duduk dikursi kesultanan Saljuk.

3. Ketidak mampuan pemerintah Saljuk dalam menyatukan wilayah Syam, Mesir dan Irak di bawah panji kekuasaan bani Saljuk.

4. Terjadi gesekan besar dalam kekuasaan Saljuk sehingga menimbulan bentrokan militer yang terus menerus.

5. Konspirasi orang-orang aliran Bathiniyah terhadap kesultanan Saljuk dan juga membunuh para Sultan dan beberapa komandanya.

33

(62)
(63)

BAB IV

KONTRIBUSI OMAR KHAYYAM DALAM BIDANG HUMANIORA

(FILSAFAT dan SASTRA) DAN BIDANG SAINS (MATEMATIKA dan

ASTRONOMI)

A. Kontribusi Omar Khayyam dalam Bidang Filsafat

Filsafat Omar Khayyam agak berbeda dengan dogma-dogma umum Islam. Tidak jelas apakah ia percaya akan kehadiran Allah atau tidak, namun ia menolak pemahaman bahwa setiap kejadian dan fenomena adalah akibat

Gambar

TABEL TRANSLITERASI.............................................................................v

Referensi

Dokumen terkait

- Memberikan tanggapan/ respon terhadap penjelasan guru tentang tokoh- tokoh ilmuwan muslim dan perannya dalam kemajuan kebudayaan/ peradaban Islam pada masa Dinasti

Selain itu buku yang digunakan juga adalah buku tulisan Badri Yatim yang berjudul Sejarah Peradaban Islam yang salah satu babnya membahas tentang Dinasti Bani Abbas,

Sejarah telah mengukir bahwa pada masa Dinasti Abbasiyah, umat Islam benar-benar berada. di puncak kejayaan dan memimpin peradaban dunia

Selain itu buku yang digunakan juga adalah buku tulisan Badri Yatim yang berjudul Sejarah Peradaban Islam yang salah satu babnya membahas tentang Dinasti Bani Abbas,

Pada masa pemerintahan dinasti Abbasiyah, luas wilayah kekuasaan Islam semakin bertambah, meliputi wilayah yang telah dikuasai Bani Umayyah, antara

Kedua, menjelaskan bahwa Dinasti Fatimiyah mempunyai kontribusi dalam pembentukan peradaban Islam, khususnya pada sektor pembangunan pendidikan, kenyaataan ini

25 Dengan mempelajari kitab-kitab Yunani Daulah Abbasiyah dapat membangun peradaban Islam yang agung dan membawa Islam mencapai masa keemasan khususnya bidang

Peradaban Islam pada Masa Khilafah Al-Rasyidah DOI: 10.35706/azzakiy.v1i01.9949 Umar ibn Khattab sangat mahir pada bidang penentuan hukum, dia sangat pintar dalam penataan lembaga