BAB 4. METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Selaras dengan latar belakang dan tujuan yang ingin dicapai, fokus penelitian ini bertumpu pada upaya rekonstruksi (penyusunan kembali) model pengembangan STA di Jawa Tengah berbasis SCP. penelitian ini termasuk penelitian deskriptif - eksploratif yang mencoba mendapat gambaran, mekanisme dan informasi mengenai wq pemanfaatan dan pengelolaan STA oleh petani sayuran dan stakeholder. Penelitian eksploratif dilakukan dengan maksud untuk lebih mendalami pemanfaatan dan kinerja STA sehingga dapat diperoleh input untuk menyusun model perbaikan terhadap kinerja STA. Subyek penelitian adalah pelaku usaha (petani, pedagang) pemanfaat STA. Untuk melengkapi informasi mengenai kinerja STA, akan dilakukan pengecekan silang (cross check) kepada pengelola STA dan pemerintah kabupaten selaku pembuat kebijakan.
4.2 Lokasi Penelitian
[image:1.612.106.538.267.660.2]Penelitian dilaksanakan di tiga STA aktif di Jawa Tengah. Berdasarkan data terakhir, sampai dengan tahun 2012, ada 7 (tujuh) STA di Jawa Tengah yang tersebar di lima kabupaten, seperti disajikan pada tabel 2.
Tabel 2. Sebaran STA per kabupaten di Jawa Tengah
Kabupaten STA
Magelang 1. Sewukan di Dusun Suko, Desa Sewukan, Kecamatan Dukun 2. Ngablak, Jl.Magelang Kopeng Km 25, Derpowangsan, Ds.
Tejosari, Dusun Ngablak, Kec. Ngablak
Brebes 3. Jalabritangkas di Desa Larangan, Kecamatan Larangan Semarang 4. Jetis, Ds. Jetis, Kec. Bandungan
Purworejo 5. Krendetan, Kec Bagelen Karang Anyar 6. Karangpandan
Pemilihan STA dilakukan secara sengaja (purposive) di 3 STA teraktif dalam pemasaran sayuran di Jawa Tengah, yaitu STA Jetis Kabupaten Semarang, STA Sewukan dan STA Ngablak Kabupaten Semarang.
4.3 Penentuan Sampel
[image:2.612.108.550.219.643.2]Penentuan sampel dilakukan secara purposive dengan memilahkan petani sayuran yang memanfaatkan dan tidak memanfaatkan STA, dengan acuan jarak domisili petani ke STA. Untuk STA Sewukan ditetapkan petani yang berdomisili di desa Sewukan, untuk STA Ngablak ditetapkan petani yang berdomisili di desa Tejosari dan petani di desa Jetis untuk STA Jetis. Sebaran sampel petani di tiga desa dan STA ditampilkan pada tabel berikut:
Tabel 3. Distribusi Sampel Petani Berdasarkan Pemanfaatan STA Petani yang memanfaatkan STA
(orang)
Petani yang tidak memanfaatkan STA
(orang) Total
(orang) Sewukan Ngablak Jetis Jumlah Sewukan Ngablak Jetis Jumlah
23 0 11 34 4 18 14 36 70
Penentuan sampel pedagang secara convenience sampling, ditetapkan empat pedagang di masing-masing STA, sehingga terdapat 12 sampel pedagang.
4.4 Tahap dan Waktu Penelitian
Penelitian ini direncanakan untuk dilaksanakan dalam dua tahap dengan waktu penyelesaian dua tahun dengan rincian sebagai berikut:
Tahun I akan dilakukan kajian (research) untuk mengumpulan data sekunder dan data primer, melalui tahapan:
a. Mengumpulkan data sekunder melalui studi pustaka dan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap model kelembagaan STA yang diterapkan di berbagai lokasi, laporan penyelenggaraan STA di lokasi penelitian
d. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan STA dengan pendekatan Model Regresi Logistik dan model/pendekatan kelembagaan Structure-Conduct-Performance (SCP) untuk mengetahui kinerja STA.
Pada Tahun II akan disampaikan masukan kebijakan (action) untuk memantapkan hasil kajian yang sudah diperoleh pada Tahun Pertama, kegiatan ini dilakukan melalui tahapan:
a. Focus Group Discussion (FGD) dengan seluruh stakeholder kelembagaan petani, lembaga struktural pemerintahan yang menangani STA (Dinas Pertanian, Dinas Pasar dan Kelembagaan Desa)
b. Diseminasi melalui pertemuan rutin seluruh STA se Jawa Tengah yang diadakan satu kali setahun di Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah.
c. Studi banding ke STA Manik Mekar Nadi Bali yang berhasil meraih penghargaan sebagai STA terbaik tingkat nasional pada 2012 sebagai tolok ukur (bench mark) d. Menyampaikan masukan kebijakan kepada pengelola STA
Tahap II: Perumusan dan rekonstruksi model kelembagaan STA berbasis SCP Tahap I: Identifikasi kinerja kelembagaan STA di Jawa Tengah
Tahap III: Implementasi rekonstruksi model kelembagaan STA berbasis SCP Tahap IV: Verifikasi &revisi model kelembagaan STA berbasis SCP Studi Pustaka, Penyusunan Kuesionar, Pra Survey Survey,kum-pul data &info FGD Analisis deskriptif dg SCP & regresi logistik FGD dg stakeholder rumusan Model Awal Diseminasi Studi banding (bench mark)
Verifikasi/FGD Penyempurnaan Model
Kinerja STA dalam meningkat-kan pendapatan petani belum optimal, bahkan ada yang “mangkrak”
STA lebih banyak dinikmati pedagang.
Petani masih mengggunakan model pemasaran pola lama
Peta Model Kelembagaan STA di Jawa Tengah Model Pengembangan STA berbasis SCP
Publikasi artikel di Semnas dan jurnal ilmiah nasional terakreditasi
Masukan kebijakan
pengembangan STA (aturan main, jejaring informasi harga)
Publikasi artikel di Semnas dan jurnal ilmiah internasional
TAHUN I TAHUN II
[image:3.612.71.563.169.740.2]Masalah Penelitian Luaran Penelitian Luaran Penelitian
4.5 Metode Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif.
4.5.1 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan STA oleh Petani
Alat analisis yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan STA oleh petani adalah pendekatan model regresi logistik. Model tersebut dirumuskan sebagai berikut (Pindyck dan Rubinfeld, 1998):
Dimana:
Pi = peluang individu dalam mengambil keputusan 0 = intersep
1 = koefisien regresi
Xi = variabel bebas
Estimasi yang pertama didapat dengan mengalikan kedua sisi persamaan (1) dengan 1 + e - zi untuk mendapatkan (1 + e - zi)Pi = 1...(2)
Persamaan (5) di atas dikenal sebagai model logit atau model regresi logistik.
Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi pemanfaatan STA oleh petani adalah umur (X1), tingkat pendidikan (X2), volume sayuran yang dihasilkan (X3),
jarak tempat tinggal petani dengan STA (X4), tingkat pengetahuan petani tentang
STA (D1), ikatan informal petani dengan kelembagaan non STA (D2), keikutsertaan
petani dalam kegiatan penyuluhan (D3), sehingga jika dituliskan dalam model logit
menjadi:
ln = Zi = Yi = 0 + 1X1 + 2X2 + 3X3 + 4X4 + 5D1 + 6D2 + 7D3
Dimana:
Pi = peluang pemanfaatan STA oleh petani
1-Pi = peluang petani tidak memanfaatkan STA
Zi = keputusan petani dalam memanfaatkan STA
Yi = pilihan pemanfaatan STA 0 = intersep
1- 4 = parameter peubah X
5- 7 = parameter peubah D (dummy)
Pengujian Model Regresi Logistik a. Uji Likelihood Ratio
Pengujian model logit dapat dilakukan secara keseluruhan atau individual. Uji likelihood ratio adalah uji secara keseluruhan model logit dimana rasio fungsi kemungkinan modelUR (lengkap) terhadap fungsi kemungkinan modelR (H0 benar),
dengan hipotesis :
H0: β1 = β2 = ….=βk
H1: minimal ada βj≠0, untuk j=1,2,3,..k
Jika menggunakan taraf nyata α, hipotesis H0 ditolak (model signifikan) jika statistik
G > χ2α,(k-1) dan jika H0ditolak maka dapat disimpulkan minimal ada β≠0, dengan
b. Odds Ratio
Odds berarti risiko atau kemungkinan peluang kejadian sukses terhadap kejadian tidak sukses dari variabel respon. Makin besar nilai Odds maka makin besar peluang seseorang untuk mengambil keputusan, sehingga nilai Odds merupakan suatu indikator kecenderungan seseorang menentukan pilihan yang pertama. Secara matematis dapat dituliskan (Juanda, 2009):
4.5.2. Identifikasi stakeholder yang terlibat dalam pengelolaan dan pemanfaatan STA serta Analisis kinerja STA
Untuk mengidentifikasi stakeholder yang terlibat dalam pengelolaan dan pemanfaatan STA serta menganalisis kinerja STA dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan kerangka analisis SCP yang dikemukakan Bain (Martin, 1993)
a. Struktur pasar merupakan karakteristik organisasional dari pelaku pasar yang menentukan hubungan antara penjual dengan penjual, hubungan antara pembeli dengan pembeli, hubungan antara penjual dan pembeli aktual dan potensial yang secara strategis menentukan terjadinya harga pasar.
b. Perilaku Pasar
c. Kinerja Pasar