762
PERANAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN
NILAI MORAL ANAK DI KELOMPOK B TK AISYIYAH V PALU
Rahmawati1
ABSTRAK
Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada peranan guru dalam mengembangkan nilai moral anak di kelompok B TK Aisyiyah V Palu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan guru dalam mengembangkan nilai moral anak di kelompok B TK Aisyiyah V Palu, kendala guru dalam mengembangkan kemampuan nilai moral anak, serta peranan guru dalam mengembangkan kemampuan nilai moral anak di kelompok B TK Aisyiyah V Palu. Penelitian dilaksanakan di TK Aisyiyah V Palu, melibatkan 16 anak terdiri atas 9 anak laki-laki dan 7 anak perempuan yang terdaftar pada tahun ajaran 2012/2013. Pada pelaksanaan penelitian ini, peneliti menetapkan dua variabel yakni variabel bebas (X) yaitu peranan guru dan variabel terikat (Y) yaitu nilai moral. Adapun teknik yang digunakan pada pengumpulan data yaitu dokumentasi dan observasi.
Berdasarkan hasil penelitan yang telah dilaksanakan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa guru sangat berperan terhadap perkembangan nilai-nilai moral anak didik di kelompok B TK Aisyiyah Palu. Kesimpulan tersebut terbukti dengan adanya peningkatan moral anak pada hasil pengamatan perkembangan nilai-nilai moral anak yaitu 45,3% yang masuk kategori berkembang sangat baik, 39,1% yang masuk kategori berkembang sesuai harapan, 7,8% yang masuk kategori mulai berkembang dan 7,8% yang masuk kategori belum berkembang dapat disimpulkan bahwa hasil pengamatan pada aspek perkembangan nilai-nilai moral anak yaitu 83,34% dengan kategori berkembang sesuai harapan. Dengan demikian dapat dilihat bahwa peranan guru sangat berpengaruh terhadap perkembangan nilai-nilai moral anak di TK Asyiyah V Palu.
Kata Kunci : Peranan Guru, Moral Anak
PENDAHULUAN
Tujuan Pendidikan Nasional diselenggarakan adalah untuk menyiapkan sumber daya
manusia Indonesia yang cerdas, terampil, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pendidikan moral sangat penting bagi anak-anak, sejak lahir dilingkungan keluarga anak-anak
sudah harus diperkenalkan dengan nilai-nilai moral sehingga mereka memiliki pemahaman yang
benar tentang keharusan mengamalkan nilai-nilai moral agama dalam kehidupan sehari-hari anak.
1
763
Pengenalan nilai-nilai moral terhadap anak-anak di TK memiliki tujuan agar mereka kelak
menjadi pribadi yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, menjadi pribadi yang memiliki
karakter berahlak mulia, rajin belajar, mandiri dan disiplin, sehingga kelak dimasa depan mereka
akan menjadi generasi penerus bangsa yang bermoral, cerdas dan tangguh.
Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang paling mendasar menempati
posisi yang sangat strategis dalam pengembangan sumber daya manusia. Mengingat anak
usia dini yaitu anak yang berbeda pada rentang usia lahir sampai dengan enam tahun
merupakan rentang usia kritis dan sekaligus strategis dalam proses pendidikan yang dapat
mempengaruhi proses serta hasil pendidikan pada tahap selanjuntnya. Oleh karena itu,
artinya periode ini merupakan periode kondusif untuk menumbuh kembangkan berbagai
kemampuan fisiologis, kognitif, bahasa, sosioemosional dan spritual, serta moral anak.
Masa anak usia dini, merupakan periode perkembangan yang tepat untuk
mengembangkan dan meningkatkan seluruh kemampuan yang dimiliki anak, bahkan
periode ini adalah waktu yang efektif untuk melatih dan membiasakan anak untuk
mengembangkan nilai-nilai moral anak. Melalui kegiatan belajar yang ada di TK, anak-anak
akan mengikuti kegiatan belajar yang bertujuan membangun sikap dan perilaku anak yang
baik. Kegiatan belajar yang dapat meningkatkan pengembangan moral anak, hanya akan
dapat berhasil jika dilakukan secara berulang-ulang, sehingga membuat anak akan terbiasa
melakukanya. Oleh karenanya sangat membutuhkan peranan guru, di dalam mengasuh,
mendidik, melatih, membimbing dan selalu memberikan penguatan serta motivasi, sehingga
membuat anak tertarik dan terbiasa melakukannya, dalam arti anak telah dibiasakan
memiliki moral, maka selanjutnya hal ini dapat menjadi karakter pembentuk kepribadian
anak yang luhur.
Guru TK memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar dalam mendidik anak-anak agar
memiliki pemahaman dan dapat mengamalkan nilai-nilai moral dalam kehidupan sehari-hari. Di
TK, tugas dan tanggung jawab guru adalah mendidik, membimbing dan mendampingi anak-anak
serta mengajari mereka tentang nilai-nilai moral. Oleh sebab itu, untuk mencapai tujuan
pendidikan moral yang mulia ini, guru di TK harus dapat menerapkan berbagai metode dan
strategi belajar yang dapat membuat anak-anak tertarik untuk mengenal nilai-nilai moral. Ataupun
seorang guru dituntut harus dapat memperkenalkan nilai-nilai moral kepada anak-anak dengan
cara yang lebih mudah mereka pahami dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Anak –anak
di TK wajib memperoleh pendidikan dalam bentuk pembelajaran yang sesuai dengan
perkembangan dan kebutuhan mereka, artinya anak-anak di TK semestinya dapat memahami
764
Guru dituntut untuk cerdas dan kreatif memilih dan menentukan serta menerapkan metode
yang tepat untuk memperkenalkan nilai-nilai moral yang mudah difahami dan dilaksanakan oleh
anak-anak TK. Karena peran guru sangatlah menentukan untuk mengembangkan nilai-nilai moral
anak. Oleh karena itu, berdasarkan hasil observasi awal peneliti pada kelompok B TK Aisyiyah V
Palu, anak-anak masih kurang memahami dan menerapkan nilai-nilai moral yang telah diajarkan
misalnya apabila masuk kelas harus mengucapkan salam, berdoa sebelum dan sesudah
melaksanakan kegiatan, masih terdapat anak-anak biasanya sering melupakannya. Oleh karena
itu, sangat membutuhkan peranan guru dalam meningkatkan pengembangan moral anak. Dari
program pengembangan nilai moral ini diharapkan agar anak dapat lebih menerapkan
nilai-nilai moral dalam kehidupan sehari-hari dan membina sikap anak dalam rangka meletakkan dasar
bagi anak memiliki perilaku yang baik.
Peranan guru dalam pendidikan sangatlah penting dalam mengembangkan
kemampuan kognitif anak, sehingga guru di tuntut untuk lebih profesonal dalam
menanamkan konsep pengetahuan terhadap anak didik, sehingga bisa membuat suatu
perubahan, baik itu perubahan pengetahuan, keterampilan, maupus sikap yang dimiliki oleh
seorang anak. WF Connell (1972: 24) membedakan tujuh peran seorang guru yaitu (1)
pendidik (nurturer), (2) model, (3) pengajar dan pembimbing, (4) pelajar (learner), (5)
komunikator terhadap masyarakat setempat, (6) pekerja administrasi, serta (7) kesetiaan
terhadap lembaga.
Wina Senjaya (2006: 32) menyebutkan salah satu peran yang dijalankan oleh guru
yaitu sebagai pembimbing dan untuk menjadi pembimbing baik guru harus memiliki
pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya. Sementara itu, berkenaan peran guru
mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling, Sofyan S. Willis (2005) mengemukakan
bahwa guru-guru mata pelajaran dalam melakukan pendekatan kepada anak harus
manusiawi-religius, bersahabat, ramah, mendorong, konkret, jujur dan asli, memahami dan
menghargai tanpa syarat.
Kata moral berasal dari kata Latin mos, yang berarti adat istiadat, kebiasaan,
peraturan/ nilai-nilai, atau tata cara kehidupan. Istilah moral dalam tulisan ini diartikan
sebagai peraturan, nilai-nilai dan prinsip moral, kesadaran orang untuk menerima dan
melakukan peraturan, nilai-nilai, dan prinsip yang telah bakukan dianggap benar. Nilai-nilai
moral seperti seruan untuk berbuat baik kepada orang tua, kepada orang lain, memelihara
kebersiahan, memlihara hak orang lain, larangan berjudi, mencuri, membunuh,
minum-minuman keras. Seseorang dapat dikatakan bermoral, apabila tingkah laku orang tersebut
765
Perkembangan moral anak tidak terlepas dari lingkungan di luar rumah. Menurut
Goleman (1997) dan Megawangi 2004) dalam Siti Aisyah (2007:8.42), bahwa lingkungan
TK berperan dalam pengembangan moral anak usia dini. Pendidikan moral pada lembaga
pendidikan formal dimulai ketika anak-anak mengikuti pendidikan pada taman
kanak-kanak. Menurut Siti Aisyah (2007:8.42), pengalaman yang diperoleh anak-anak dari taman
kanak-kanak memberikan pengaruh positif pada pada perkembangan anak selanjutnya.
METODE PENELITIAN
Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh anak kelompok B TK Aiyiyah V Palu
berjumlah 16 orang anak yang terdiri dari 7 orang anak laki-laki dan perempuan sebanyak 9
orang tahun ajaran 2012/2013.
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini terdiri atas dua Variabel:
Variabel bebas ( X ) adalah peranan guru
Variabel terikat ( Y ) adalah nilai moral anak
2. Rancangan Penelitian
Untuk memudahkan pelaksanaan penelitian ini, penulis menetapkan dua variabel
yakni variabel bebas (X) yaitu peranan guru dan variabel terikat (Y) yaitu nilai moral
yang dapat digambarkan sebagai berikut Hadi Sutrisno1998.
Keterangan:
X : peranan guru Y: nilai moral
: Peranan guru terhadap pengembangan kemampuan nilai moral
Dalam penelitian ini akan digunakan teknik yang mendukung tujuan penelitian
dengan mempertimbangkan faktor tenaga biaya, dan waktu . adapun teknik yang
mendukung adalah sebagai berikut:
1. Dokumentasi
Digunakan untuk mengumpulkan data tentang jumlah anak didik dan kegiatan anak
didik di TK serta tingkat pendidikan orang tua anak.
2. Observasi
Pengamatan langsung dalam proses pembelajaran sekitar aktivitas guru dalam
kesehariannya, terutama yang berkenaan kepada peranan guru terhadap pengembangan
766
Adapun jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini yaitu data kualitatif yang
berupa kualitas atau simbol-simbol yang bersumber dari hasil observasi pada kegiatan
pembelajaran pada anak didik. Adapun sumber data pada penelitian ini yaitu data pada hasil
observasi, wawancara serta dokumentasi. Sesuai dengan penelitian ini, maka di tetapkan
pengolahan data deskritif dengan menggunakan perhitungan persentase (%). Adapun rumus
analisa menurut Suharsimi Arikunto (1996: 21), adalah sebagai berikut:
Keterangan: P = persentase F = frekuensi N = jumlah sampel
HASIL PENELITIAN
1. Deskripsi Peranan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran
Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RKH yang telah dipersiapkan.
a. Kegiatan Awal ± 30 menit
Guru merapikan barisan anak didik, kemudian setelah berbaris selesai guru
mengucapkan salam dan mengajak anak untuk berdoa sebelum memulai
pembelajaran.
Selanjutnya guru dan anak didik bercakap-cakap tentang nilai-nilai moral anak
yang jujur, guru menjelaskan bahwa jika orang ingin disayangi banyak orang, dan
juga bahagia di dunia dan diakhirat maka harus membedakan perilaku baik dan buruk.
Untuk melatih motorik kasar, guru meminta anak didik praktek langsung
menendang bola, tidak lupa guru menyampaikan pesan-pesan moral kepada anak
didik tentang pentingnya saling menyayangi teman satu sama lain agar terjalin
keakraban baik dilingkungan TK maupun diluar TK.
b. Kegiatan Inti ± 60 menit
Pada kegiatan inti guru memberikan tugas kepada anak didik untuk membuat
bentuk rumah, setelah itu praktek langsung berbagi permainan. Pada saat berbagi guru
memberikan pesan moral kepada anak didik tentang bagaimana hidup dengan
berperilaku mulia dan pentingnya saling berbagi.
Selanjutnya pemberian tugas mengembalikan balok pada tempatnya setelah
digunakan, hal ini bertujuan agar anak didik mampu mandiri dan berlaku jujur dalam
767
c. Istirahat ± 30 menit
Pada kegiatan istirahat guru meminta siswa untuk mencuci tangan sebelum
makan, selanjutnya mengajak anak didik untuk berdoa sebelum dan sesudah makan
dan selanjutnya memberi kebebasan kepada anak didik untuk bermain diluar kelas.
d. Kegiatan akhir ± 30 menit
Pada kegiatan akhir guru melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran
yang telah dilaksanakan, kemudian guru memberi pesan-pesan moral kepada anak
didik, pesan-pesan yang ditekankan yaitu tentang pentingnya untuk selalu
menerapkan perilaku mulia dalam kehidupan sehari-hari bai di rumah maupun
dilingkungan Taman Kanak-Kanak, kemudian guru juga berpesan agar anak selalu
jujur dalam segal hal karena jujur akan mengantarkan kita pada kebaikan, pesan yang
terakhir yaitu agar anak didik selalu menghormati agama orang lain baik dalam
keadaan senang maupun dalam keadaan duka.
Setelah pesan-pesan selesai, guru mengajak anak didik untuk berdoa pulang,
dan mengingatkan agar segera pulang ke rumah dan tidak singgah-singgah di jalan
untuk bermain.
2. Deskripsi Perkembangan Nilai Moral Anak
Untuk mengukur perkembangan nilai-nilai moral anak, peneliti telah menyiapkan
lembar observasi terhadap aktivitas siswa yang berkaitan dengan aspek penilain pada
pengembangan nilai-nilai moral anak. Adapun hasil pengamatan aktivitas anak pada proses
pembelajaran dapat dilihat dari tabel di bawah ini:
Tabel 1 Aspek Menerapkan Perilaku Mulia
No Kategori Frekuensi %
1. Baik 8 50
2. Cukup 4 25
3. Kurang 4 25
Jumlah 16 100
Dari tabel 1 di atas, diketahui dari 16 anak yang menjadi subjek penelitian terdapat 8
anak (50%) yang masuk dalam kategori baik, 4 anak (25%) yang masuk dalam kategori
cukup dan 4 anak (25%) yang masuk kategori kurang dalam pengamatan anak yang
768
Tabel 2 Aspek Membedakan Perilaku Baik dan Buruk
No Kategori Frekuensi %
1. B 6 37,5
2. C 6 37,5
3. K 4 25
Jumlah 16 100
Dari tabel 2 di atas, diketahui dari 16 anak yang menjadi subjek penelitian terdapat 6
anak (37,5%) yang masuk kategori baik, 6 anak (37,5%) yang masuk dalam kategori cukup
dan 4 anak (25%) yang masuk kategori kurang dalam pengamatan anak yang dapat
membedakan perilaku baik dan buruk.
Tabel 3 Aspek Menghormati Agama Orang Lain
No Kategori Frekuensi %
1. B 4 25
2. C 6 37,5
3. K 6 37,5
Jumlah 16 100
Dari tabel 3 di atas, diketahui dari 16 anak yang menjadi subjek penelitian terdapat 4
anak (25%) yang masuk dalam kategori baik, 6 anak (37,5%) yang masuk dalam kategori
cukup dan 6 anak (37,5%) yang masuk kategori kurang dalam pengamatan anak yang
menghormati agama orang lain.
PEMBAHASAN
Pembahasan penelitian ini meliputi keseluruhan pelaksanaan pembelajaran pada
penelitian dan peneliti bertindak sebagai pengamat yang mengamati peranan guru dalam
proses pembelajaran dan perkembangan nilai-nilai moral anak. Guru melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan RKH yang telah dipersiapkan. Guru merapikan barisan anak
didik di depan kelas, kemudian setelah berbaris selesai guru mengucapkan salam dan
mengajak anak untuk berdoa sebelum memulai pembelajaran di dalam kelas.
Selanjutnya guru dan anak didik bercakap-cakap tentang nilai-nilai moral anak yang
jujur, guru menjelaskan bahwa jika orang ingin disayangi banyak orang, dan juga bahagia di
dunia dan di akhirat maka harus membedakan perilaku baik dan buruk. Pada tahap ini
terlihat jelas bagaimana peranan guru dalam mengembangkan nilai-nilai moral anak, guru
menyuguhkan pesan-pesan yang memberi motivasi kepada anak didik agar sejak dini
769
Untuk melatih motorik kasar, guru meminta anak didik praktek langsung menendang
bola. Pada saat kegiatan praktek berlangsung, guru menyampaikan pesan-pesan moral
kepada anak didik tentang pentingnya saling menyayangi teman satu sama lain agar terjalin
keakraban baik dilingkungan TK maupun diluar TK. Walalupun pada kegiatan ini bertujuan
untuk mengembangkan motorik kasar, tetapi guru memperlihatkan bagaimana perannya
dalam mengembangkan nilai-nilai moral anak yaitu dengan memberikan pesan kepada anak
untuk saling menyayangi satu sama lain.
Pada kegiatan inti guru memberikan tugas kepada anak didik untuk membuat bentuk
rumah dari permainan balok, setelah itu praktek langsung berbagi permainan balok. Pada
saat kegiatan saling berbagi berlangsung, guru memberikan pesan moral kepada anak didik
tentang bagaimana hidup dengan berperilaku mulia dan pentingnya saling berbagi.
Selanjutnya, pemberian tugas mengembalikan balok pada tempatnya setelah digunakan, hal
ini bertujuan agar anak didik mampu mandiri dan berlaku jujur dalam segal hal, serta
bertanggungjawab terhadap tugas yang diberikan kepada mereka.
Terlihat jelas guru berperan aktif dalam mengembangkan nilai-nilai moral anak. Guru
memberikan tugas dengan maksud anak menjadi mandiri dan bertanggungjawab terhadap
tugas yang diberikan kepada mereka. Selain itu pada tahap ini guru menyempatkan untuk
memberi pesan kepada anak didik agar tertanam perilaku mulia sejak dini. Pada kegiatan
istirahat guru meminta siswa untuk mencuci tangan sebelum makan, selanjutnya mengajak
anak didik untuk berdoa sebelum dan sesudah makan dan selanjutnya memberi kebebasan
kepada anak didik untuk bermain diluar.
Pada kegiatan akhir guru melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang
telah dilaksanakan, kemudian guru memberi pesan moral kepada anak didik,
pesan-pesan yang ditekankan yaitu tentang pentingnya untuk selalu menerapkan perilaku mulia
dalam kehidupan sehari-hari bai di rumah maupun dilingkungan Taman Kanak-Kanak,
kemudian guru juga berpesan agar anak selalu jujur dalam segal hal karena jujur akan
mengantarkan kita pada kebaikan, pesan yang terakhir yaitu agar anak didik selalu
menghormati agama orang lain baik dalam keadaan senang maupun dalam keadaan duka.
Peran aktif guru tidak terlepas dari pesan-pesan yang disampaikan kepada anak didik.
Anak didik mulai paham tentang pentingnya menerapkan perilaku mulia, membedakan
perilaku baik dan buruk serta menghormati agama orang lain baik dilingkungan Taman
Kanak-kanak maupun diluar sekolah. Setelah pesan-pesan selesai, guru mengajak anak
didik untuk berdoa pulang, dan mengingatkan agar segera pulang ke rumah dan tidak
770
Berdasarkan hasil pengamatan perkembangan nilai-nilai moral anak, setelah
dirata-ratakan ketiga aspek yang diamati diketahui dari 16 anak yang menjadi subjek penelitian
terdapat 37,5% yang masuk kategori baik, 33,3% yang masuk kategori cukup dan 29,2%
yang masuk kategori kurang. Dengan melihat persentase yang diperoleh dari hasil
pengamatan tindakan siklus II, jelas terlihat bahwa persentase yang diperoleh dari tiga
aspek pengamatan peningkatan moral anak yaitu memahami perilaku mulia, dapat
membedakan perilaku baik dan buruk, menghormati agama orang lain sudah berkembang
sesuai harapan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa guru sangat berperan terhadap
perkembangan nilai-nilai moral anak didik.
Perkembangan nilai-nilai moral tersebut tidak lepas dari peran guru untuk
menyempatkan memberi pesan-pesan yang bertujuan mengembangkan nilai-nilai moral
anak didik pada setiap kesempatan selama proses pembelajaran dilaksanakan. Guru tidak
henti-hentinya memberikan pesan-pesan moral kepada anak didik, karena guru
berkeyakinan bahwa anak didik harus diberikan informasi yang berulang-ulang sehingga
tertanam dibenak mereka apa yang disampaikan. Terlihar jelas bahwa guru juga berperan
sebagai:
a) Fasilitator perkembangan anak
Kemampuan dan potensi yang dimiliki anak tidak mungkin dapat berkembang dengan
baik apabila tidak mendapat rangsangan dari lingkungannya. Dalam suasana sekolah,
guru diharapkan dengan siswa secara individual telah mempunyai kemampuan dan
potensi itu. Dengan kata lain mempunyai peranan sebagai fasilitator dalam mengantarkan
siswa ke arah hasil pendidikan yang tinggi mutunya.
b) Agen pembaharuan
Kehidupan manusia merupakan serangkaian perubahan-perubahan yang nyata.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi ini mengalami
kepesatan yang melangit. Dalam hal ini, guru dituntut untuk tanggap terhadap perubahan
dan dituntut untuk bertugas sebagai agen pembaharuan dan mampu menularkan
kreatifitas dan kesiapan mental anak.
c) Pengelola kegiatan proses belajar mengajar
Guru dalam hal ini bertugas mengarahkan kegiatan belajar anak untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Oleh karena itu dalam menyajikan materi pelajarannya. Guru berperan
771
d) Pengganti orang tua di sekolah
Guru dalam hal ini harus dapat menggantikan orang tua siswa apabila siswa sedang
berada di sekolah. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengganti orang tua,
guru-guru harus mampu menghayati hubungan kasih sayang seorang bapak atau seorang ibu
terhadap anaknya. Oleh karena itu, guru mampu mengenal suasana anak di rumah atau
dalam keluarganya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitan yang telah dilaksanakan, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa guru sangat berperan terhadap perkembangan nilai-nilai moral anak didik di
kelompok B TK Aisyiyah Palu. Kesimpulan tersebut terbukti dengan adanya peningkatan
moral anak pada hasil pengamatan perkembangan nilai-nilai moral anak yaitu 37,5% yang
masuk kategori baik, 33,3% yang masuk kategori cukup, 29,2% yang masuk kategori
kurang.
Berdasarkan kesimpulan tersebut dapat di kemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1. Guru harus lebih memperhatikan perannya dan sekiranya mampu menggunakan strategi
pembelajaran yang tepat.
2. Kiranya pimpinan Taman Kanak-kanak agar memberi motivasi kepada tenaga pengajar
agar bersungguh-sungguh dalam mengajar serta memperhatikan perannya sebagi seorang
guru.
3. Bagi peneliti lain agar meneliti kembali tentang sejauh mana peranan guru pada
perkembangan nilai-nilai moral dengan memilih aspek yang lain.
4. Kiranya para orang tua untuk terlibat aktif dalam mengembangkan nilai-nilai moral anak
di rumah karena orang tua merupakan guru utama anak didik.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Siti. (2007). Belajar dan PembelajaranEdisi ke V. Jakarta : Erlangga.
Conneel, W. F. (1972). Peningkatan Hasil Belajar dalam Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara.
Hurlock. (1968). Suatu pendekatan Sepanjang Rentang HidupEdisi ke V. Jakarta: Erlangga.
Muhtar. (1992). Pedoman Bimbingan Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta:
PGK& PTK Depdikbud.