ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN KRONIS MIELOSIT LEUKEMIA
I. Pengertian
Leukemia adalah suatu penyakit neoplastik yang ditandai oleh proliferasi abnormal dari sel-sel hematopietik.
II. Patofisiologi
Klasifikasi leukemia dibagi menjadi menjadi 2 kelompok besar, yang ditandai dengan ditemukannya sel darah putih matang yang menyolok – agranulosit (leukemia granuosit/mielositi) atau limfosit ( limpfositik ). Klasifikasi ini didasarkan pada morfologis diferensiasi sel dan pematangan sel-sel leukemia predominan di dalam sum-sum tulang dan sitokimiawi (Gralnick, 1977; Dabich, 1980, Price,1995). Kalsifikasi ini juga dapat dijadikan suatu gambaran varian dalam manifestasi klinik, prognosis dan pengobatannya.
Jika dilihat dari proses diferensiasi sel darah penggolongan leukemia limfoblastik dan mieloblastik dapat dilihat pada bagan dibawah ini :
Leukemia dapat terjadi sebagai akibat diferensiasi abnormal pada salah satu proses diatas.
Walaupun leukemia menyerang kedua jenis kelamin, tetapi pria terserang sedikit lebih banyak dibanding wanita
Sel induk pluripo tensial
Mieloblast
Limfoblast
Mielosit -Netrofilik -Basofilik -Eosinofilik
- Burs
a Equivalen - Timus
- Netrofil - Eosinofil - Basofil
Penyebab leukemia secara jelas hingga saat ini belum diketahui dengan pasti, tetapi pengaruh lingkungan dan genetik diperkirakan memegang peranan penting. Faktor genetik dapat dilihat pada tingginya kasus leukemia pada anak kembar monozigot. Faktor lingkungan berupa kontak dengan radiasi ionisasi disertai manifestasi leukemia timbul bertahun-tahun kemudian. Zat kimia misalnya : benzen, arsen, kloramfenikol, fenilbutazone, dan agen antineoplastik, dikaitkan dengan frekwensi yang meningkat , khususnya agen alkil. Agent virus HTLV-1 dari leukemia sel T sejak lama dapat menyebabkan timbulnya leukemia.
Leukemia kronik baik granulositik atau mielositik merupakan jenis leukemia yang banyak terjadi usia pertengahan. Hampir 90% pada kasus CML terjadi pergantian sum-sum tulang normal oleh sel abnormal. Hampir 70 % terjadi metamorfosis terminal menjadi bentuk leukemia aku ganas.
Gambaran kasus :
- Ditemukan pada semua jenis kelamin dengan proporsi yang hampir sama - Umur 50 dan 60 tahun bahkan bisa pada anak-anak
- Terjadi tanda hipermetabolisme seperti penurunan BB, keringat malam, lemah, anoreksia.
- Splenomegali yang diikuti rasa tidak nyaman pada abdomen - Gambaran anemia, pucat atau tachikardi
- Memar Epistaksis, menoragia, atau perdarahan dari tempat lain.
- Gambaran kurang umum berupa gout, gangguan penglihatan dan gejala neurologis - Leukositoisis 50 X 10 9/L dan kadang 500 X 10 9 /L
- Spektrum sel meiloid lengkap terlihat dalam darah tepi. Kadar neutrofil dan meilosit melebihi kadar sel blas dan promeilosit.
- Sum-sum tulang hiperseluler
- Kadar fosfatase lindi neutrofil rendah - Basofil sirkulasi meningkat
- Biasanya anemia normokro, normositik.
- Vit B12 serum dan kapasitas ikatan B12 meningkat - Hitung trombosit dapat meningkat
Therapi :- Busulfan sebagai alkilasi yang dapat dikombinasikan dengan 6 mekartopurin atau 6- trioguanin.
- Allopurinol : untuk mencegah kondisi tinggi urat. - Penyinaran atau splenoktomi.
Pronosis :
- Perjalanan konstan dengan respon kemotherapi baik dengan median suvival 3-4 th, kematian biasanya akibat infeksi dan perdarahan.
Secara jelas, hubungan antara patologi leukemi dengan respon klien terhadap kondisi tersebut dapat dilihat dalam diagram berikut:
Faktor internal (Genetik, Imunologi) Faktor Eksternal (HTLV-1, Karsinogenik Agent, Obat-batan, Radiasi,
LEUKEMI
Gangguan pembentukan leuko memfagosit Penekanan BM
Leukocyt eritrocit&Trombocit Ggn pembentukan
komponen darah
Leukopeni
Daya tahan turun
Potensial infeksi Leu
kosi tosi
Nyer i
Potensial terjadi perdarahan yang tidak terkontrol
Anemia
Lemah, nafsu makan turun, pusing,
Gangguan gerak dan aktivitas Mual, muntah, diare,
perdarahan, demam
C. Pengkajian
SISTEM DATA SUBYEKTIF DATA OBYEKTIF
Aktivitas Lesu, lemah, terasa payah, merasa tidak kuat untuk melakukan aktivitas sehari-hari
Kontraksi otot lemah Klien ingin tidur terus dan tampak bingung
Sirkulasi Berdebar Tachycadi, suara mur-mur
jantung, kulit dan mukosa pucat, defisit saraf cranial terkadang ada pendarahan cerebral.
Eliminasi Diare, anus terasa lebih lunak, dan terasa nyeri. Adanya bercak darah segar pada tinja dan kotoran berampas, Adanya darah dalam urine dan terjadi penurunan output urine.
Perianal absess, hematuri.
Rasa nyaman Nyeri abdominal, sakit kepala, nyeri persendian, sternum terasa lunak, kram pada otot.
Meringis, kelemahan, hanya berpusat pada diri sendiri.
Rasa aman Merasa kehilangan
kemampuan dan harapan Riwayat infeksi yang berulang, riwayat jatuh, perdarahan yang tidak terkonrol meskipun trauma ringan.
Dpresi, mengingkari, kecemasan, takut, cepat terangsang, perubahan mood dan tampak bingung. Panas, infeksi, memar, purpura, perdarahan retina, perdarahan pada gusi, epistaksis, pembesaran kelenjar limpa, spleen, atau hepar, papiledema dan exoptalmus,
Makan dan minum Kehilangan nafsu makan, tidak mau makan, muntah, penurunan berat badan, nyeri pada tenggorokan dan
Distensi abdomen,
penurunan peristaltic usus, splenomegali,
sakit pada saat menelan. stomatitis, ulserasi pada mulut, gusi membengkak (acute monosit leukemia).
Sexualitas Perubahan pola menstruasi, menornhagi. Impoten.
Neurosensori Penurunan kemampuan
koordinasi, perubahan mood, bingung, disorientasi, kehilangan konsentrasi, pusing, kesemutan, telinga berdenging, kehilangan rasa
Peningkatan kepekaan otot, aktivitas yang tak terkontrol.
Respirasi Nafas pendek, Dyspnoe, tachypnoe, batuk,
ada suara ronci, rales, penurunan suara nafas. Belajar Riwayat terpapar bahan
kimia seperti benzena, phenilbutazone, chloramfe-nikol, terkena paparan radiasi, riawat pengobatan dengan kemotherapi. Kesalahan kromosom,
Data penunjang:
Penghitungan sel darah :
- Normocitic, normokromik anemia - Hb < 10 g/100 ml
- Retikulosit : rendah
- Platelet count : > 50.000/mm
- WBC > 50.000/cm (Shift to left) tampak blast sel leukemia - PT/PTT memanjang
- LDH meningkat
- Serum asam urat dalam urine : meningkat - Serum tembaga : meningkat
- Serum Zinc : menurun
1. Diagnose Keperawatan
1. Resiko tinggi terjadi infeksi s.d penurunan daya tahan tubuh, prosedur invasive, malnutrisi dan penyakit kronis.
2. Resiko tinggi devisit cairan s.d kurang intake cairan, muntah, perdarahan, diare, demam
3. Nyeri s.d pembesaran organ intraabdominal, dan manifestasi dari kecemasan.
4. Keterbatasan aktivitas s.d kelemahan, penurunan cadangan energi, suplay oksigen yang tidak seimbang, terapi isolasi.
5. Kurangnya pengetahuan tentang perjalanan penyakit, prognosis dan pengobatan s.d kurangnya informasi, atau misinterprestasi.
2. Intervensi Keperawatan dan Rasional
DX INTERVENSI RASIONAL
1 - Tempatkan pada ruang
khusus dan batasi pengunjung. Awasi pemberian buah dan sayyur segar.
- Lakukan protap pencucian tangan bagi setiap orang yang kontak dengan klien
- Monitor vital sign
- Cegah peningkatan suhu tubuh dengan cara pemberian cairan yang adekuat serta lakukan kompres hangat.
- Untuk menjaga klien dari agent patogen yang dapat menyebabkan infeksi.
- Mencegah infeksi silang
- Progresive hipertermia sebagai pertanda infeksi atau demam sebagai efek
dari pemakaian
kemotherapi maupun tranfusi
- Membantu
2.
- Lakukan pemeriksaan suara nafas dan batuk secara teratur..
- Pegang klien dengan lembut dan linen tetap kering dan rapi. - Jaga integritas kulit, luka yang
terbuka dan kebersihan kulit dengan pembersih antibakteri.
- Periksa mukosa mulut dan lakukan oral hygiene.
- Jaga kebersihan kebersihan anus dan genital.
- Awasi istirahat dan pola tidur klien secara ketat.
- Berikan asupan makanan yang adekuat yang mengandung cairan serta protein tinggi.
- Lakukan tindakan kolaborasi: - Blood test count : WBC dan
Neutrofil.
- Lakukan kulture
- Pemberian antibiotik sesuai order.
- Review serial X-Ray
- Berikan makanan yang memiliki resiko tinggi menimbulkan infeksi sperti yang sudah dimasak atau yang sudah diproses secara higienes.
nyamanan serta
komplikasi CNS.
- Mencegah sumbatan sekresi saluran pernafasan. - Mencegah eksoriasi.
- Untuk mencegah
infeksi local. (Luka biasanya tidak bernanah akibat rendahnya kadar granulosit).
- Jaringan mukosa mulut merupakan medium bagi perkembangan bakteri.
- Untuk mencegah
terjadinya infeksi anal maupun genital.
- Untuk konservasi energi bagi perkembangan sel-sel klien.
- Untuk
mempertahankan daya tahan tubuh klien dan keseimbangan cairan tubuh kien.
- Penurunan WBC merupakan kesimpulan dari proses penyakit dan efek samping dari pengobatan kemoterapi.
- Untuk mengetahui
sensitivitas kuman. - Untuk mencegah infeksi
- Indikator dari
3.
- Monitor intake dan out-put
- Tim bang berat badan setiap hari
- Monitor Tensi dan frekwensi jantung.
- Evaluasi turgor kulit, capiler refill, dan kondisi mukosa.
- Perhatikan mukosa dari ptechie, ecchymosis, perdarahan gusi.
- Lakukan tindakan yang lembut untuk mencegah perlukaan seperti menggunakan sikat gigi yang lembut, kapas swab, lakukan tepid sponge, gunakan alat cukur elektrik.
- Kolaborasi:
- Lakukan pemasangan IV line
- Monitor laboratorium Platelet, Hb/Ct, cloting.
- Pemberian anti muntah
- Pemberian Alluporinol
- Kaji keluhan nyeri dengan skala
- Penurunan volune cairan dapat menjadi prekusor kerusakan RBC sehingga dapat menimbulkan kerusakan tubulus ginjal dan terbentuknya batu ginjal.
- Untuk melakukan
analisis tentang fungsi ginjal.
- Perubahan dapat
menjadi indikasi
hipovolemia.
- Sebagai indicator status dehidrasi.
- Penekanan bone
narrow dan produksi platelet yang rendah beresiko menimbulkan perdarahan yang tak terkontrol.
- Jaringan yang lemah, dan mekanisme pembekuan yang abnormal sering
menjadi penyebab
perdarahan tak terkontrol.
- Untuk
mempertahankan kebutuhan cairan tubuh.
4.
5
nyeri (0 – 10)
- Monitor vital sign dan kaji ekpresi nonverbal.
- Jaga lingkungan agar tetap tenang - Kurangi stimulasi yang
meningkatkan stress.
- Letakkan pada posisi nyaman
- Lakukan perubahan posisi secara periodic
- Evaluasi koping mekanisme klien - Kolaborasi:
- Kadar asam urat - Pemberian analgetik - Pemberian narkotik - Antianxiety
- Kaji kelemahan tubuh klien dan ajak anak berpartisipasi untuk bermain.
- Berikan kesempatan istirahat dan tidur yang cukup
- Berikan makanan selingan yang cukup selama kemotherapi
- Kolaborasi:
- Antiemetik - Berikan oksigen
- Berikan penjelasan tentang patologi leukemia, tindakan serta prognosenya.kepada keluarga
perdarahan.
- Mencegah hilangnya cairan melalui muntahan. - Mencegah timbulnya
nefropati
- Untuk mempermudah
intervensi dan observasi terhadap
- Mengetahui efektivitas tindakan terhadap nyeri. - Meningkatkan kesempatan
istirahat dan memperbaiki koping mekanisme.
- Mencegah rasa tidak nyaman pada persendian - Meningkatkan sirkulasi
jaringan dan mobilitas sendi.
- Untuk mengetahui
kemampuan kontrol klien terhadap nyeri.
- Mengkaji efek dari leukemia terutama pada fase pengobatan, sehingga perlu dianalisa perlu tidaknya bantuan.
- Untuk menyimpan energi dan perbaikan sel.
BAB II
TINJAUAN KASUS
Ruangan: Interna laki –laki RSUD Dr. Sutomo Surabaya.
III. Pengkajian
Dilakukan pada tanggal : 12 Februari 2002 1. Identitas Klien
Nama : Akh. S. Register :
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat/tgl lahir : Tulungagung 21 – 4 - 1986
Umur : 16tahun
Anak ke : 1
Pendidikan : SMA
Nama ayah : Sm
Nama ibu : Rs
Pendidikan ayah : SD
Pendidikan Ibu : SD
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Tulungagung
Tanggal masuk : 15 Januari 2002
Diagnose medis : Cronik Mieloblastik Leukemia
Sumber informasi : Catatan medis, Orang tua dan klien sendiri. 2. Riwayat keperawatan
a. Sekarang
Keluhan utama saat MRS :
- Badan terasa lemas, dan perut membesar
Riwayat penyakit :
b. Sebelumnya:
Prenatal : Normal (menurut keluarga) di bidan
Natal : Lahir normal, spontan pervaginam dibantu oleh bidan BB lahir 3000 gr.
Post natal : ASI hingga 4 bulan, penyakit yang sering diderita batuk dan pilek yang hilang setelah berobat kebidan.
Luka operasi : Tidak ada
Alergi : Tidak ada
Pola kebiasaan : Bermaindengan teman sebaya.
- Sekarang kelas I SMA dengan prestasi biasa saja, dan biasa bermain dengan
teman sebaya di sekolah maupun di rumah.
Imunisasi : Lengkap
Status gizi : BB 25 kg lingkar lengan ... cm
Psikososial : Anak selama ini dekat dengan semua keluarga. Anak merupakan sulung 2 bersaudara. Dirumah biasanya selalu bermain dengan teman sebaya. Sejak di RS klien hanya tiduran saja.
Psikoseksual : anak merasa malu jika ditanyai masalah perkembagan seksualnya.
Interaksi : Pendengaran sangat menurun, bahkan sudah tidak dapat mendengar lagi. Komunikasi dilakukan dengan tulisan yang dijawab dengan bahasa indonesia lancar
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
: Laki-laki /penderita
: Perempuan
Lingkungan rumah dan komunitas : Kedua orang tuanya tidak bekerja. Perawatan dibantu JPS.
Kultur dan kepercayaan : Keluarga merupakan penganut agama islam yang taat dan percaya bahwa penyakit yang diderita oleh anaknya disebabkan oleh kelainan dari tubuh anaknya.
Fungsi dan hubungan keluarga: Keluarga kompak dan komunikasi serta peran antar anggota keluarga sesuai dengan tanggungjawabnya.
Perilaku yang mempengaruhi kesehatan : Tidak ada perilaku khusus yang dapat mengancam kesehatan keluarga.
Persepsi keluarga tentang penyakit klien : Keluarga yakin, bahwa penyakit Eka S timbul akibat kelainan dalam tubuh A.S.Keluarga mengatakan tidak tahu tentang penyakit yang diderita anaknya secara pasti. Keluarga mengatakan bagaimana nantinya keadaan anaknya.
d. Pemeriksaan Fisik
1). Keadaan umum : Kesadaran baik, klien tenang, tampak pucat, dan hanya berbaring di tempat tidur.
2). Tanda vital : S = 36, 7 o C, Nadi 86 X/mnt, T : 120/80 mmHg, RR : 20X/mnt
3). Kepala dan wajah : Pucat, kulit hitam.
4) Mata : Konjuctiva pucat, skelera keruh Visus OD 1/6, OS 1/300
5) Telinga : Normal/ bersih, pendengaran
-/-6) Hidung : Normal/ bersih, epistaksis (-)
7) Mulut : Nomal/ Gigi geraham belakang kiri berlubang
8) Tenggorokan : Normal
9) Leher : Nodul pada leher kanan ½ cm
10) Dada : Normal
11) Paru-paru : Normal ( Wh-/-, Rh -/- )
12) Jantung : S1S2 Normal (reguler)
13). Abdomen : Normal
14) Ginjal : Normal
15) Genetalia : Normal
16) Rektum : Normal/bersih
17) Ektemitas : Tampak mengecil dan ada massa lunak pada femur dextra
555 555 di tangan kiri terpasang
455 555 Venflon.
19) Neurologi : Nervus Optikus /, auditorius /
20) Endokrin : Tidak dikaji
e.Pola fungsi kesehatan
Nutrisi dan metabolisme : Porsi yang disediakan RS habis, ditambah dengan makanan yang dibelikan oleh keluarga, keluarga sering memberikan buah-buahan yang dibeli sendiri.
Eliminasi : Bab dan Bak Normal
Istirahat : Cukup
Aktivitas dan latihan : Persendian terutama kaki terasa sakit jika duduk.
f. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium :
TANGGAL PEMERIKSAAN STANDAR
LAB 15-01-02 16-01-02
HB 11,1 10 gr/dl
PCV 24,8
LEUKO 467,2
BUN 20
SC 1,2
Uric Acid 5,1
Bil. Direct 0,19
Bil Indirect 0,42
Bil. Total 0,61
SGOT 49
SGPT 31
Ery 2,67
MCV 92,9
MCH 41,6
MCHC 44,8
Trombo 243
Alb. Urine (+)
Leuko urine 2-3
Epitel urine 0-1
Silinder (-)
Kristal (+++)
Hapusan darah tepi
Hipokrom (P) Tear drop Cigret cell (+) Pemeriksaan Radiologi: 7-02-2002
- Celah dan permukaan sendi sacro illiaka hip joint ka.ki baik - Sub condral bone layer (n)
- Soft tisue pada gluteus kanan - Aligment tulang femur baik Riwayat Therapi:
16/1/02 21/1/2002 31/1/2002
Diet TKTP
Tranf. PRC
Cefo 3X1 gr
Busulvan 3X2 mg
Allopuri 3 X 100
Cefotaxim 3X 1gr
Busulvan 3X2 mg
Allopuri 3 X 100 mg
Cefriaxon 3 X 1 gr
Therapi sekarang : Diet TKTP
g. Analisa Data
DATA MASALAH
Subyektif ::
Klien mengeluh merasa lemas, pusing, cepat lelah, klien makan buah yang dibeli diluar
Obyektif
Ada venflon ditangan kiri, Lien membesar, leuko 467,2 /dl. BB :... TB lingkar lengan Hipokrom Tear drop,Cigret cell (+
Subyektif :
Klien mengeluh cepat lelah, tubuih terasa nyeri, ektremitas sebelah kanan bawah terasa agak lemah, dan sulit kalau duduk berjalan atau jongkok.
Data obyektif:
Klien tampak lebih banyak tiduran. Parese ektemitas dekstra 555 555
455 555
Kedua kaki tampak antopi
Data Subyektif:
Keluarga belum tahun jenis pengobatan yang akan
dilakukan, lama
pengobatan, kemungkinan kesembuhan anaknya, serta lamanya di rawat di RS. Keluarga sering bertanya tentang apa yang harus dilakukan untuk mencegah penurunan kondisi anaknya. Data Obyektif:
Keluarga tampak pasrah.
Keluarga sering
membelikan Klienanan yang dijual di RS.
Adanya gangguan
diferensiasi sel terutama leucocyt abnornal yang dapat menfagosit sel lain
Leukositosis Menyebabkan fagosit abnormal/ Soft tissue pada
gluteus kanan Tulang dan sendi lunak serta otot kaku, kelemahan
seluruh tubuh
Kurangnya informasi tentang penyakit, prognose,
pengobatan serta
kemungkina sembuh
anaknya serta perawatan anak yang menderita leukemia.
Potensial terjadi infeksi
Keterbatasan gerak dan aktivitas.
Kurangnya pengetahuan
S : Klien tidak dapat mendengar lagi. Mata kiri klien tidak bisa melihat,
Perdarahan tak terkontrol Perdarahan di otak
mata kanan hanya melihat sedikit sedikit
O : Visus OD 1/6 OS 1/300 Telingan : pendengaran
berkurang.
Penekanan pusat nervus optikus dan auditorius Gangguan persepsi sensori
IV. Diagnose Keperawatan
1). Resiko terjadi infeksi b.d adanya penurunan daya tahan tubuh yang ditandai leukositosis ( 467,2 /dl ), BB : TB ... Lingkar lengan keadaan umum lemah. 2) Keterbatasan aktivitas s.d dengan kelemahan pada ektremitas, kelemahan dan
kekakuan pada persendian ditandai dengan tubuh cepat lelah, lemah saat beraktivitas, kelemahanan dan nyeri pada kaki kanan, sulit duduk, berdiri dan berjalan, ada soft tissue pada gluteus kanan.
3) Gangguan persepsi sensori b.d ketidakmampuan mendengar dan keterbatasan dalam melihat ditandai dengan Visus OD 1/6, OS: 1/300, Pendengaran -/-.
4) Kurangnya pengetahuan tentang perjalanan penyakit, prognosis, pengobatan dan efek samping pengobatan s.d kurangnya informasi, atau misinterprestasi
C. Rencana Keperawatan
1 1Setelah dirawat selama 1 minggu tidak terdapat tanda-tanda infeksi dan keluarga tahu mencegah terjadinya infeksi.
- Tempatkan pada ruang khusus dan batasi pengunjung. Awasi pemberian buah dan sayur segar.
- Lakukan protap pencucian tangan bagi setiap orang yang kontak dengan klien
- Monitor vital sign
- K/P cegah peningkatan suhu tubuh dengan cara pemberian cairan yang adekuat serta lakukan kompres hangat.
- Lakukan
pemeriksaan suara nafas dan batuk secara teratur..
- Pegang klien dengan lembut dan linen tetap kering dan rapi. - Periksa mukosa
- Untuk menjaga klien dari agent patogen yang dapat menyebabkan infeksi.
- Mencegah
infeksi silang
- Progresive
hipertermia sebagai pertanda infeksi atau demam sebagai efek dari pemakaian kemotherapi maupun tranfusi
- Membantu
menghilangkan demam yang dapat menimbulkan ketidak seimbamgan cairan tubuh, ketidak nyamanan serta komplikasi CNS.
- Mencegah
sumbatan sekresi saluran pernafasan.
- Mencegah
eksoriasi.
- Jaringan mukosa mulut merupakan
medium bagi
perkembangan bakteri.
- Tidak terjadi infeksi silang pada eka:yang ditandai dengan :
- - Tidak ada panas
- Tidak ada
bengkak
- Tidak ada lesi pada tubuh anak
- Suhu tubuh
36,5 – 36,9 o C
- Respirasi 20 X/mnt
- Tensi 110/70 mm Hg
- Kesadaran
kompos mentis - Setiap petugas
dan keluarga
melakukan prosedur cuci tangan sebelum menyentuh klien
Keluarga memberikan
makanan dan
minuman yang
bersih dan sudah dimasak.
Berat badan anak normal (26- 29 kg)
mulut dan lakukan oral hygiene.
- Jaga kebersihan kebersihan anus dan genital.
-- Awasi istirahat dan pola tidur klien secara ketat.
-Kontrol berat badan secara teratur.
- Berikan asupan
makanan yang
adekuat yang
mengandung cairan serta protein tinggi.
- Lakukan tindakan kolaborasi:
Blood test count : WBC dan Neutrofil.
Berikan makanan yang memiliki resiko tinggi menimbulkan
- Untuk mencegah terjadinya infeksi anal maupun genital.
- Untuk
konservasi energi bagi perkembangan sel-sel klien.
- Untuk
menentukan status gizi dan keadaan umum klien. Gizi yang baik dapat mencegah timbulnya infeksi.
- Untuk
memperta-hankan daya tahan tubuh
klien dan
keseimbangan cairan tubuh kien.
- Peningkatan WBC merupakan kesimpulan dari proses penyakit dan efek samping dari pengobatan kemoterapi.
- Indikator dari
perkembangan kondisi klien.
infeksi sperti yang sudah dimasak atau yang sudah diproses secara higienes.
Kolaborasi pemberian obat-obat :
- Cefriaxon 3 X 2 mg - Allopurinol 3 X 100 mg
- Busulfan 3 X 2 mg
Propilaksis Mempertahankan dinding
DX TUJUAN INTERVENSI RASIONAL EVALUASI
2. Setelah dirawat selama 3hari anak dapat beraktivitas secara bertahap mulai duduk hingga berdiri, aktivitas tanpa keluhan nyeri
- Kaji kelemahan tubuh klien dan ajak klien latihan aktivitas bertahapa.
- Berikan kesempatan istirahat dan tidur yang cukup
- Berikan makanan selingan yang cukup selama kemotherapi - Kolaborasi:
- - Fisioterapi
-Mengkaji efek dari leukemia terutama pada fase pengobatan,
sehingga perlu
dianalisa perlu tidaknya bantuan.
- Untuk menyimpan energi dan perbaikan sel.
- Untuk memenuhi kebutuhan energi yang cukup untuk meningkatkan daya tahan.
Agar tidak terjadi kontraktur aktivitas
Setelah tindakan aktivitas klien: -terkontrol dengan kriteria :
- Klien
beraktivitas secara teratur
- Klien tidak mengeluh lelah setelah beraktivitas. - Klien tidak
mengeluh nyeri saat beraktivitas.
klien terkontrol.
-DX TUJUAN INTERVENSI RASIONAL EVALUASI
3 Setelah di rawat klien masih mampu melakukan komunikasi timbal balik dan tidak terjadi mispersepsi - Lakukan komunikasi non verbal secara terapeutik. - Lakukan
komunikasi timbal
balik dengan
menggunakan tulisan
- Kolaborasi CT scan
- Agar tidak terjadi mispersepsi dan klien merasa lebih dihargai.
- Agar klien dapat mempersepsikan bentuk sensori dengan tepat dan komunikasi timbal balik dapat terjaga. - Untuk memastikan
penyebab penurunan fungsi pendengaran dan penglhatan.
- Klien dapat mengungkapkan perasannya.
- Klien mengerti maksud penanya. - Klin tenang.
DX TUJUAN INTERVENSI RASIONAL EVALUASI
4 Setelah dirawat selama seminggu klien dapat mengetahui penyakit, pengobatan, lama
pengobatan,
- Jelaskan tentang patologi leukemia, tindakan serta prognosenya.kepada keluarga
-- Jelaskan tentang
efek samping
penggunaan sitostatika
- Menyiapkan
mental untuk
tindakan menghadapi kasus yang diderita anaknya.
- Mengantisipasi jika terjadi efek samping penggunaan
sitostatika.
Setelah dirawat keluarga dapat :
- mengetahui bahwa penyakit anaknya kanker darah.
prognose serta reaksi yang bisa timbul akibat pengobatan kanker.
Keluarga tetap komitmen untuk terus mendukung pengobatan
klien.
lemas, linglung dan pucat.
-- Tahu penyebab dari anemia adalah, faktor keturunan, lingkungan dan virus.
-- Tahu bahwa
pengobatan yang dilakukan minimal dua tahun
-- Tahu cara mencegah akibat samping dari anemia dengan cara menjaga kebersihan tubuh, memberikan makanan yang bersih dan menghindari perlukaan.
Keluarga bersedia mendukung
-D.Tindakan Keperawatan
Hari/tgl/ Jam
Tindakan
Progress Note
Nama/T.Ta ngan Pelaksana Selasa,
12 Feb 2001
08.00
08.15
08.30
08.30
08.45
11.30
12.00
12.15
- Membersihkan tempat tidur klien.
- Memonitor makan
- Menimbang BB klien
-- Menanyakan tidur anak
-Memberikan obat oral Cefotaxim 1 gr
Busulfan 2 gr Alloprinol 100 gr
- Monitor vital sign dan keadaan umum anak.
Memonitor makan klien
Memberikan obat oral Amox 500 mg
Dexa 1 tab BC 1 tab
Vitamin E 1 tab Vitamin C 1 tab.
S; 36,7 o C, N : 88 X/mnt,
RR : 28 X/mnt, T : 110 mm hg Suara nafas normal, mukosa mulut lembab, mulut bersih
Porsi makan habis
Reaksi alergi tidak ada
Klien tenang dan tidur
13.00
13.30
Rabu, ¾ 2001
08.00
08.15
08.30
08.30
08.45
10.00
Kaji keluhan umum klien
He agar keluarga memperhatikan kebersihan makanan tambahan yang diberikan keluarga.
-- Membersihkan tempat tidur klien.
- Memonitor makan
- Menimbang BB klien
-- Menanyakan tidur anak
-Memberikan obat oral Amox 500 mg
Dexa 1 tab BC 1 tab
Vitamin E 1 tab Vitamin C 1 tab.
Menganjurkan agar keluarga mendampingi anak latihan dan melenturkan badan
Memberikan contoh latihan - Jalan dan melenturkan pinggang
Tempat tidur bersih
Menu yang disediakan berupa diet TKTP habis 1 porsi.
BB 25 kg
Anak tidur cukup
Reaksi alergi tidak ada
Keluarga setuju
Anak mau berlatih, tetapi punggung masih kaku.
S; 36,7 o C, N : 88 X/mnt,
11.30
12.00
12.15
13.00
13.30
Kamis, 4 –4 2001 08.00
08.15
08.30
08.30
08.45
- Monitor vital sign dan keadaan umum anak.
Memonitor makan klien
Memberikan obat oral Amox 500 mg
Dexa 1 tab BC 1 tab
Vitamin E 1 tab Vitamin C 1 tab.
Kaji keluhan umum klien
He agar keluarga memperhatikan kebersihan makanan tambahan yang diberikan keluarga.
-- Membersihkan tempat tidur klien.
- Memonitor makan
- Menimbang BB klien
- Menanyakan keluhan anak
hg Suara nafas normal, mukosa mulut lembab, mulut bersih
Porsi makan habis
Reaksi alergi tidak ada
Klien tenang dan tidur
Keluarga mengatakan mengerti.
Tempat tidur bersih
Menu yang disediakan berupa diet TKTP habis 1 porsi.
BB 25 kg
09.00
11.00
11.30
12.00
12.15
13.00
13.30
Memberikan obat oral Amox 500 mg
Dexa 1 tab BC 1 tab
Vitamin E 1 tab Vitamin C 1 tab.
Persiapan pemeriksaan darah rutin
Memonitorr keadaan anak setelah tindakan pengambilan bahan laboratorium rutin (DL)
-Monitor vital sign dan keadaan umum anak.
Memonitor makan klien
Memberikan obat oral Amox 500 mg
Dexa 1 tab BC 1 tab
Vitamin E 1 tab Vitamin C 1 tab.
Kaji keluhan umum klien
ada dan agak berdebar-debar jika jalan-jalan di tangga.
Reaksi alergi tidak ada
Anak dan keluarga siap secara fisik maupun psikologis dan siap ke laboratorium.
Anak lemas sehingga dianjurkan untuk tidur.
S; 36,9o C, N : 88 X/mnt, RR
: 28 X/mnt, T : 10/60 hg Suara nafas normal, mukosa mulut lembab, mulut bersih
Porsi makan habis
Jumat 5-4-2001 08.00
08.15
08.30
08.30
08.45
11.00
11.15
11.30
He tentang penyakit, jenis pengoba-tan, lama pengobatan dan prognose dari penyakit anak.
Menyampaikan bahwa, jika hasil lab hari ini baik yakni kadar leuko lebih dari 4000, Hb lebih dari 10 % dl dan trobosit cukup anak akan diberikan leonase.
-- Membersihkan tempat tidur klien.
- Memonitor makan
- Menimbang BB klien
- Menanyakan keluhan anak
Memberikan obat oral Amox 500 mg
Dexa 1 tab BC 1 tab
Vitamin E 1 tab Vitamin C 1 tab.
Klien tenang dan tidur
Keluarga mengatakan
mengerti., dapat
mengungkapkan kembali
penjelasan yang
disampaikan.
Keluarga bersedia.
Tempat tidur bersih
Menu yang disediakan berupa diet TKTP habis 1 porsi.
BB 26 kg
12.00
12.15
13.00
13.30
Menerima hasil pemeriksaan DL
Pemberian Leonase 5000 drip
Monitor vital sign dan keadaan umum anak.
Memonitor makan klien
Memberikan obat oral Amox 500 mg
Dexa 1 tab BC 1 tab
Vitamin E 1 tab Vitamin C 1 tab. BM 1 tab
Kaji keluhan umum klien
He agar keluarga menyampaikan jika ada keluhan dari anak
sembelit, BAK biasa warna kuning jernih.
Reaksi alergi tidak ada
Leuko 4500 %/dl, HB 10,8 % /dl, trombo cukup
Reaksi alergi tidak ada netes lancar
S; 36,9o C, N : 88 X/mnt, RR
: 28 X/mnt, T : 10/60 hg Suara nafas normal, mukosa mulut lembab, mulut bersih
Porsi makan habis
Reaksi alergi tidak ada
Klien tenang dan tidur
Evaluasi HARI /TANGGAL
Diagnose S O A P
Senin, 9/4/2001
Senin 9 – 4- 2001
Resiko terjadi infeksi s.e penurunan daya tahan tubuh yang ditandai
dengan kadar leuko 3800 %/ dl, hiperseluler dari sel bone marrow.
Keterbatasan aktivitas s.d dengan
kelemahan pada ektremitas, kelemahan dan kekakuan pada persendian ditandai
dengan tubuh cepat lelah, lemah saat beraktivitas, serta HB 10,8
% dl,
hemiparese dextra.
Pusing, panas, lemas, nyeri tubuh tidak ada
Rasa lelah jika berjalan mulai berkurang, anak dapat berjalan keliling
bangsal anak bahkan
sampai ke kantin.
Punggung masih kaku, kelemahan kaki kanan sudah
berkurang
Leuko : 4500 %/dl, HB : 10,9 %/dl, Trombo
cukup, tanda-tanda infeksi tidak ada, S : 36,9 o C, N :
88 X/mnt, T : : 100/70 RR: : 28 X/mnt, Suara nafas normal, Bab normal,
Bak normal warna jernih.
555 555
444 555
Anak mampu berjalan
hingga
kekantin depan bangsal dan kelaboratorium tanpa
mengeluh lelah yang berarti.
Gerakan ektremitas
Tidak terjadi infeksi silang Akan tetapi mengingat kondisi patologis proliferasi sela darah maka pemantauan harus tetap dilakukan.
Masih terdapat tanda-tanda kelemahan pada kaki kanan,
punggung masih kaku. Hal itu berarti masalah baru dapat diatasi sebagian
Lanjutkan rencana
tindakan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Lanjutkan rencana tindakan
sebelumnya dan lakukan
Senin, 9-4-2001
Kurangnya pengetahuan tentang perjalanan penyakit, prognosis, pengobatan dan efek samping pengobatan s.d kurangnya informasi, atau misinterprestasi
Keluarga dapat
menjelaskan penyakit, pengobatan, jenis tindakan, lama
perawatan , komplikasi yang bisa timbul serta tindakan yang harus
dilakukan untuk mencegah komplikasi
lentur
Keluarga tidak memberikan makanan yang dibeli
sembarangan, keluarga aktif membantu latihan anak, keluarga aktif menasehati
anak agar
menjaga kebersihannya.
Masalah