• Tidak ada hasil yang ditemukan

Panduan Utuh KKN 2017 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Panduan Utuh KKN 2017 1"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah yang telah memberikan nikmat yang tiada terhingga, shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW., yang telah membawa umat manusia, dari masyarakat jahiliyah yang tidak berdaya menuju masyarakat madaniyah yang semakin berdaya.

Pada tahun akademik 2017-2018, UIN Sunan Gunung Djati melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat menyelenggarakan Kuliah Kerja Nyata Berbasis Pemberdayaan Masyarakat atau disebut KKN Sisdamas. Sejak tahun 1980-an KKN UIN SGD Bandung telah banyak melakukan pembinaan, pembelajaran dan advokasi terhadap masyarakat sebagai induk lahirnya Perguruan Tinggi Keagamaan Islam. Dari tahun ke tahun, pola, manajemen dan tujuan KKN senantiasa dilakukan perubahan guna menyahuti kebutuhan masyarakat agar kehadiran perguruan tinggi memberi manfaat yang luhur.

Salah satu perubahan terhadap tata kelola KKN tahun 2017 terletak pada proses dan hasilnya, yang pada tahun ini disebut dengan KKN Sisdamas. KKN Sisdamas merupakan kegiatan pembelajaran mahasiswa yang mengintegrasikan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di daerah tertentu untuk turut melakukan pemberdayaan masyarakat dengan prinsip pembangunan partisipatif, demokratis dan berkelanjutan berlandaskan nilai-nilai luhur kemanusiaan.

Pemberdayaan masyarakat adalah strategi yang digunakan dalam pembangunan masyarakat sebagai upaya untuk mewujudkan kemampuan dan kemandirian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan kata lain pemberdayaan masyarakat merupakan upaya mengembangkan masyarakat dari keadaan kurang atau tidak berdaya menjadi punya daya dengan tujuan agar masyarakat tersebut mencapai/ memperoleh kehidupan yang lebih baik.

Pemberdayaan masyarakat merupakan tujuan akhir dari dharma pengabdian kepada masyarakat. Oleh karena itu, KKN mahasiswa dengan basis pemberdayaan masyarakat (sisdamas) merupakan upaya untuk melatih para mahasiswa bersama masyarakat menyusun agenda perubahan yang disusun dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan mahasiswa sebagai fasilitator pemberdayaan dan dosen selaku pembimbing lapangan.

(3)

kesadaran kritis mereka tentang arti perubahan yang mesti masyarakat sadari.

Akhirnya, kita berharap semoga keterlibatan mahasiswa dengan dosen sebagai pembimbing di lapangan melakukan pemberdayaan masyarakat menjadi titik baru bagi lahirnya kesadaran kritis masyarakat untuk melakukan perubahan yang mereka mimpikan.

Bandung, 2 Juli 2017

Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat

(4)

SAMBUTAN KETUA LP2M

Bismilahirrahmanirrahim Assalamu alaikum Wr. Wb.,

Segala puji bagi Allah Swt., atas rahmat dan inayah-Nya Panduan Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung Tahun 2017 dapat dirampungkan sesuai dengan rencana. Shalawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada Nabi Muhammad Saw., keluarga dan sahabatnya, serta para pengikutnya hingga akhir zaman.

Kuliah Kerjanyata Mahasiswa (KKN), yang diselenggarakan oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung, merupakan mata kuliah wajib yang harus diambil oleh seluruh mahasiswa sebelum mereka menyelesaikan studi jenjang S-1. Lebih dari itu, KKN sesungguhnya merupakan salah satu bentuk implementasi Tridarma Perguruan Tinggi, selain pendidikan dan penelitian. Karena itu, dibutuhkan persiapan sebaik mungkin, yang tidak saja oleh mahasiswa sebagai peserta, tetapi juga dosen sebagai pembimbing dan tenaga kependidikan lainnya sebagai operator bidang lainnya.

Sebagai sebuah bentuk pelaksanaan Tridarma, KKN memiliki fungsi ganda (double function) dalam proses siklus pengetahuan (knowledge cycle). Di satu sisi, KKN dapat menjadi media penerapan ilmu yang diperoleh oleh sivitas akademika di masayarakat. Di sisi lain, ia dapat mengilhami mereka untuk mengembangkan ilmu yang selama ini digeluti di kampus. Dengan begitu diharapkan terjadi integrasi ilmu dan praktik (tawhid al-ilm wa al-amal), yang pada gilirannya akan tercipta

masyarakat yang melek pengetahuan knowledge-based society) dan pengetahuan berbasis masyarakat society-based knowledge).

Sesuai dengan perkembangannya, KKN sendiri telah mengalami peralihan orientasi, dari semula berbasis pembangunan (development) menuju basis pemberdayaan (empowerment). Dengan kata lain, diyakini bahwa masyarakat sebenarnya memiliki potensi dan kemampuan untuk mengembangkan dirinya. Namun, untuk mempercepat pembangunan tersebut pendampingan diperlukan sesuai dengan kebutuhan yang semestinya. Karena itu, KKN diharapkan dapat membantu akselerasi bagi aktualisasi potensi yang dimiliki oleh masing-masing daerah.

Panduan KKN Sisdamas Tahun 2017 ini merupakan sebuah ikhtiar menuju penyelenggaraan KKN yang lebih baik dan bermutu. Sebagian besar dari isi buku ini cukup banyak mengalami perubahan. Ini terlihat, antara lain, dari adanya KKN yang murni berbasis pemberdayaan masyarakat. Ke depan, tentu, lebih banyak lagi yang bisa diperbaiki, di antaranya, dengan menjadikan laporan KKN lebih bernilai akademik, ketimbang sekadar informatif.

(5)

masing-masing, dengan ucapan jazakumullah khayran katsiran. Meskipun demikian, kesalahan di sana-sini tetap menjadi tanggung jawab LP2M untuk diperbaiki di waktu yang akan datang. Untuk itulah kritik dan saran sangat diharapkan, dari manapun datangnya.

Wassalamu alaikum Wr. Wb.

Bandung, 2 Juli 2017 Ketua LP2M,

Dr. Munir, MA NIP.

(6)

SAMBUTAN REKTOR

Bismilahirrahmanirrahim Assalamu alaikum Wr. Wb.,

Puji dan syukur senantiasa kita haturkan kepada Allah Swt., atas

limpahan nikmat dan karunia yang tidak berhingga. Shalawat dan

salam semoga terus tercurah kepada Nabi Muhammad Saw., para

keluarga dan sahabatnya, serta para pengikutnya.

Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan kegiatan akademik yang

dari tahun ke tahun telah dilaksanakan oleh Universitas Islam Negeri

(UIN) Sunan Gunung Djati Bandung, melalui Lembaga Penelitian dan

Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M). Karena itu, saya berharap

pelaksanaan KKN Tahun 2017 ini mengalami peningkatan dari aspek

mutu layanan dan mutu akademiknya, sebagaimana saya berharap ada

inovasi-inovasi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.

Sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, mahasiswa

sebagai peserta dituntut untuk terlibat aktif dalam kegiatan ini sehingga

mereka memiliki kompetensi sosial yang lebih tinggi. Dengan begitu,

saya yakin mereka kelak dapat terjun mengabdi ke masyarakat dengan

bekal yang memadai, selain kompetensi akademik yang telah mereka

peroleh di kampus.

Saya menyambut baik penerbitan

Panduan KKN Sisdamas

Tahun

2017, dengan harapan dapat mempermudah dan memperlancar seluruh

kesiapan dan pelaksanaan KKN. Akhirnya, ucapan terimakasih patut

kita berikan kepada LP2M dan seluruh pihak yang terlibat, tidak hanya

dalam mempersiapkan buku ini, tetapi juga telah berkontribusi dalam

penyelenggaran kegiatan ini.

Wassalaamu’alaikum Wr. Wb.

Bandung, 2 Juli 2017 Rektor,

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

SAMBUTAN KETUA LP2M ... iii

SAMBUTAN REKTOR ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR SINGKATAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Dasar Pemikiran ... 1

B. Landasan ... 2

C. Ketentuan KKN Sisdamas ... 2

1. Pengertian ... 2

2. Sekilas tentang KKN Sisdamas ... 2

3. Status dan Beban SKS ... 7

4. Tujuan, Sasaran dan Manfaat ... 7

5. Peserta ... 8

a) Persyaratan ... 9

b) Pendaftaran Peserta ... 9

c) Ketentuan Peserta ... 9

d) Pengelompokan Peserta ... 10

e) Tata Tertib di Lokasi KKN ... 11

f) Sanksi ... 12

6. Dosen Pembimbing Lapangan ... 13

a) Mekanisme Penentuan DPL ... 14

b) Syarat Calon DPL ... 14

c) Penetapan DPL ... 14

d) Kewajiban DPL ... 14

e) Pemberhentian DPL ... 15

D. Struktur Pelaksana KKN Sisdamas ... 15

E. Perubahan Desain KKN Sisdamas Tahun 2017 ... . 16

F. Force Majeure ... 16

G. Waktu dan Lokasi ... 17

H. Pembiayaan dan Fasilitas ... 17

BAB II PERSIAPAN ... 19

A. Sosialisasi ... 19

B. Recruitmen Dosen Pembimbing Lapangan ... 19

C. Penentuan Lokasi KKN ... 19

(8)

E. Survey Penentuan Lokasi KKN ... 19

F. Pendaftaran Peserta KKN ... 19

G. Pembekalan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) ... 20

1. Hak dan Kewajiban DPL ... 20

2. Materi Bimbingan DPL ... 20

3. Metode KKN Sisdamas ... 20

H. Observasi Partisipatif oleh DPL dan Peserta ... 20

I. Pembekalan Peserta KKN ... 20

J. Pembukaan KKN ... 20

BAB III PELAKSANAAN ... 21

A. Pelepasan Peserta KKN ... 21

B. Serah Terima Peserta di Kecamatan/Kabupaten ... 21

C. Tahapan Pelaksanaan KKN Sisdamas... 21

D. Pengabdian kepada Masyarakat ... 34

E. Pamitan dan Penutupan KKN ... 35

BAB IV PEMANTAUAN DAN EVALUASI ... 37

A. Pemantauan ... 37

B. Evaluasi ... 38

BAB V PELAPORAN DAN PENILAIAN ... 39

A. Laporan Akhir Kolektif ... 39

B. Laporan Akhir Individual ... 39

C. Pemberian Nilai ... 40

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 43

1. Jadwal kegiatan KKN Sisdamas ... 43

2. Format Cover Laporan Kelompok ... 45

3. Lembar Pengesahan Laporan Kelompok ... 46

4. Sistematika Laporan Kelompok ... 47

5. Format Cover Laporan Individual ... 50

6. Lembar Pengesahan Laporan Individu ... 51

7. Sistematika Laporan Individu ... 52

(9)

DAFTAR SINGKATAN

Cantif : Perencanaan Partisipatif DPL : Dosen Pembimbing Lapangan HDI : Human Development Index IPM : Indeks Pembangunan Manusia

IPTEKS : Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni KKN : Kuliah Kerja Nyata

KKP : Ketua Kelompok Peserta KORDES : Kordinator Desa

KORCAM : Kordinator Kecamatan KORKAB : Kordinator Kabupaten

LP2M : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

MAQ : Melek Aksara Al-Qur’an Monev : Monitoring Evaluasi

Orgamas : Pengorganisasian Masyarakat PAR : ParticipationAction Research Pepro : Pelaksanaan Program

Peso : Pemetaan Sosial PNA : Penetapan Nilai Akhir PP-KKN : Panitia Penyelenggara KKN Refso : Refleksi Sosial

Sipro : Sinergi Program

Sisdamas : Berbasis Pemberdayaan Masyarakat Soswal & RW : Sosialisasi Awal & Rembug Warga Transect : Penelusuran wilayah

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

I. Dasar Pemikiran

Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa (yang selanjutnya disingkat dengan KKN Mahasiswa) UIN Sunan Gunung Djati Bandung merupakan kegiatan akademik mahasiswa yang berlangsung melalui tahapan pembelajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat. Lebih jauh, KKN merupakan bagian dari pembelajaran dengan masyarakat (learning with community) sebagai bentuk pengamalan IPTEKS yang telah dipelajari oleh para mahasiswa selama perkuliahan di kampus. Oleh karena itu, KKN harus berorientasi pada visi U)N Bandung, yaitu Menjadi universitas yang unggul dan kompetitif berbasis wahyu memandu ilmu dalam bingkai akhlak karimah di Asean tahun 2025 . Sedangkan misi U)N adalah:

1. Menyelenggarakan dan mengelola pendidikan tinggi yang pro-fesional, akuntabel, dan berdaya saing di tingkat nasional dan Asean dalam rangka memperkuat pembangunan nasional;

2. Menyelenggarakan proses perkuliahan, penelitian dan kajian ilmiah dengan bingkai akhlak karimah berbasis wahyu memandu imu untuk mengembangkan pengetahuan dan teknologi;

3. Menyelenggarakan pengabdian untuk mengembangkan dan memberdayakan masyarakat menuju tatanan masyarakat madani yang demokratis dan berkeadilan;

4. Menyelenggarakan tri dharma perguruan tinggi yang berorientasi pada pembentukan jiwa enterpreneurship di kalangan civitas akade-mika.

Sejalan dengan visi dan misi di atas, pelaksanaan KKN dimak-sudkan agar mahasiswa belajar membantu dan mendampingi masyarakat secara profesional sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat, termasuk mengamalkan keilmuan yang telah dipelajari selama proses pembelajaran di kampus sesuai dengan program studi (Prodi) masing-masing. Diharapkan, dengan kehadiran mahasiswa di tengah-tengah masyarakat, problem dan kebutuhan nyata masyarakat secara perlahan dan berkelanjutan dapat diselesaikan.

(11)

program kegiatan untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan KKN. Di lokasi KKN, kompleksitas persoalan dalam berbagai bidang dapat ditemukan, seperti keagamaan, kemasyarakatan dan pembangunan. Dalam bidang keagamaan, misalnya, masalah tersebut dapat berupa Melek Aksara Al-Quran (MAQ), sedangkan yang terkait dengan masalah sosial-kemasyarakatan dapat berupa Ketahanan Keluarga, Pranata Sosial dan sebagainya. Adapun yang berhubungan dengan masalah pembangunan secara umum dapat berupa disparitas pecapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI), yang indikatornya meliputi Indeks Pendidikan, Indeks Kesehatan, dan Indeks Daya Beli.

Untuk membantu memberikan solusi terhadap berbagai persoalan di atas, UIN SGD Bandung melalui LP2M menyelenggarakan KKN Sisdamas (berbasis pemberdayaan masyarakat) yang aktonya adalah mahasiswa di mana peran mahasiswa di dalam pemberdayaan ini berfungsi sebagai fasilitator yang bersama masyarakat melakukan perubahan.

J. Landasan Hukum

Pennyelenggaraan KKN Sisdamas mengacu kepada berbagai regulasi, yaitu :

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tetang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara RI Tahun 2003 Tahun 78, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4301);

2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara RI Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4586);

3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara RI Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5336);

4. Keputusan Presiden Nomor 57 Tahun 2005 tentang Perubahan Status dari Institut Agama Islam Negeri menjadi Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran Negara RI Tahun 2009 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5007);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara RI Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5157);

(12)

Tahun 2010 (Lembaran Negara RI Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5157);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang

Penyeleng-garaan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi;

10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi;

11. Peraturan Menteri Agama Nomor 7 Tahun 2013 jo. Peraturan Menteri Agama Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung;

12. Peraturan Menteri Agama Nomor 14 Tahun 2015 tentang Statuta Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung;

13. Keputusan Menteri Agama Nomor 55 Tahun 2014 tentang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat pada Perguruan Tinggi Keagamaan;

14. Keputusan Menteri Agama Nomor B. II/3/3106361/2015 tanggal 6 Juli 2015 tentang Pengangkatan Rektor;

15. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 4834 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pengabdian Kepada Masyarakat Di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam;

16. Keputusan Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung Nomor B-176/Un.05/II.2/Kp.07.6/06/2016 tentang Revisi Rencana Strategis UIN SGD Bandung Tahun 2015-2019

17. Keputusan Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung Nomor 117 Tahun 2015 tentang Panduan Pelaksanaan Kegiatan Akademik;

18. Surat Keputusan Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung Nomor Un.05/II.2/KP.076/152/2015 tentang Pengangkatan Ketua Lembaga dan Kepala Pusat di LP2M.

19. Surat Keputusan Rektor Nomor 003/Un.05?V.2/Kp.02.3/01/2017 tentang Pedoman Pengabdian kepada Masyarakat.

K. Ketentuan KKN Sisdamas

1. Pengertian KKN Sisdamas (KKN Berbasis Pemberdayaan Masyarakat)

(13)

2. Sekilas tentang KKN Sisdamas

KKN Sisdamas merupakan kegiatan akademik dengan basis pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa dengan supervisi dosen pembimbing lapangan. Pemberdayaan Masyarakat adalah suatu strategi yang digunakan dalam pembangunan masyarakat sebagai upaya untuk mewujudkan kemampuan dan kemandirian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan kata lain pemberdayaan masyarakat merupakan upaya mengembangkan masyarakat dari keadaan kurang atau tidak berdaya menjadi punya daya dengan tujuan agar masyarakat tersebut mencapai/memperoleh kehidupan yang lebih baik.

Dalam program pemberdayaan ini, individu, kelompok maupun komunitas berusaha mengkontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka. Gagasan ini bermakna bahwa pemberdayaan sebagai upaya mendorong masyarakat menentukan sendiri apa yang harus dilakukan dalam kaitannya dengan upaya mengatasi masalah yang sedang dihadapi sehingga masyarakat mempunyai kesadaran dan kekuasaan penuh di dalam menentukan hari depannya.

Pemberdayaan masyarakat merupakan tujuan akhir dari dharma pengabdian kepada masyarakat. Oleh karena itu, KKN mahasiswa dengan basis pemberdayaan masyarakat (sisdamas) merupakan upaya untuk melatih para mahasiswa bersama masyarakat menyusun agenda perubahan yang disusun dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan mahasiswa sebagai fasilitator pemberdayaan dan dosen selaku pembimbing lapangan.

(14)

Sebagai fasilitator, mahasiswa peserta KKN akan membangun kesadaran kritis masyarakat. Ini menjadi penting, karena selama ini seringkali dalam berbagai program, masyarakat ditempatkan sebagai ’objek’ pembangunan dan masyarakat acapkali tidak diajak untuk melakukan berbagai upaya pemecahan masalah tanpa me-ngetahui serta menyadari masalah yang sebenarnya karena masalah dirumuskan oleh ’Orang Luar’. Kondisi tersebut menyebabkan dalam pemecahan masalah masyarakat hanya sekedar melaksanakan kehendak ’Orang Luar’ atau karena tergiur dengan ’iming-iming’ bantuan uang, bukan melaksanakan kegiatan karena benar-benar menyadari bahwa kegiatan tersebut memang bermanfaat bagi pemecahan masalah mereka.

Jika dilihat dari proses operasionalisasinya, maka ide pember-dayaan memiliki dua kecenderungan, antara lain : pertama, kecen-derungan primer, yaitu kecenkecen-derungan proses yang memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan, atau kemampuan (power) kepada masyarakat atau individu menjadi lebih berdaya. Proses ini dapat dilengkapi pula dengan upaya membangun asset material guna mendukung pembangunan kemandirian mereka melalui organisasi; dan kedua, kecenderungan sekunder, yaitu kecenderungan yang menekankan pada proses memberikan stimulasi, mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi pilihan hidupnya melalui proses dialog. Dua kecenderungan tersebut memberikan (pada titik ekstrem) seolah berseberangan, namun seringkali untuk mewujudkan kecenderungan primer harus melalui kecenderungan sekunder terlebih dahulu.

Dalam upaya memberdayakan masyarakat dapat dilihat dari tiga sisi, yaitu ; pertama, menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling). Disini titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia, setiap masyarakat, memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Artinya, tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa daya, karena jika demikian akan sudah punah. Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu, dengan mendorong, memotivasikan, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya.

(15)

meliputi penguatan individu anggota masyarakat, tetapi juga pranata-pranatanya. Menanamkan nilai-nilai budaya modern, seperti kerja keras, hemat, keterbukaan, dan kebertanggungjawaban adalah bagian pokok dari upaya pemberdayaan ini. Demikian pula pembaharuan institusi-institusi sosial dan pengintegrasiannya ke dalam kegiatan pembangunan serta peranan masyarakat di dalamnya. Yang terpenting disini adalah peningkatan partisipasi rakyat dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut diri dan masyarakatnya. Oleh karena itu, pemberdayaan masyarakat amat erat kaitannya dengan pemantapan, pembudayaan, pengamalan demokrasi.

Ketiga, memberdayakan mengandung pula arti melindungi. Dalam proses pemberdayaan, harus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah, oleh karena kekurangberdayaan dalam menghadapi yang kuat. Oleh karena itu, perlindungan dan pemihakan kepada yang lemah amat mendasar sifatnya dalam konsep pemberdayaan masyarakat. Melindungi tidak berarti mengisolasi atau menutupi dari interaksi, karena hal itu justru akan mengerdilkan yang kecil dan melunglaikan yang lemah. Melindungi harus dilihat sebagai upaya untuk mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang, serta eksploitasi yang kuat atas yang lemah. Pemberdayaan masyarakat bukan membuat masyarakat menjadi makin tergantung pada berbagai program pemberian (charity). Karena, pada dasarnya setiap apa yang dinikmati harus dihasilkan atas usaha sendiri (yang hasilnya dapat dipertukarkan dengan pihak lain).

Dengan demikian tujuan akhirnya adalah memandirikan masyarakat, memampukan, dan membangun kemampuan untuk memajukan diri ke arah kehidupan yang lebih baik secara berkesinambungan.

Guna mewujudkan keberhasilan pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan KKN ini, diperlukan berbagai langkah atau metode pemberdayaan. Siklus pemberdayaan masyarakat merupakan tahapan yang penting dilalui oleh mahasiswa dan dosen pembimbing lapangan (DPL), yaitu:

1. Transect (penelusuran wilayah) atau observasi partisipatif. 2. Soswal & RW (Sosialisasi Awal & Rembug Warga)

3. Refso (Refleksi Sosial) 4. Pesos (Pemetaan Sosial)

5. Orgamas (Pengorganisasian Masyarakat) 6. Cantif (Perencanaan Partisipatif)

(16)

Penjelasan lebih rinci mengenai tahapan KKN Sisdamas ini dapat diliihat pada Bab III panduan ini.

3. Status dan Beban SKS a. Status

KKN merupakan bagian dari kegiatan akademik, yang wajib diikuti oleh mahasiswa program Strata Satu (S1) Semester VII yang telah memenuhi syarat.

b. Beban Kredit

Beban kredit KKN Sisdamas adalah 2 SKS (Satuan Kredit Semester) sesuai dengan kurikulum yang wajib ditempuh mahasiswa angkatan bersangkutan.

Penghitungan 2 SKS dalam matakuliah KKN setara dengan 5440 menit atau 91 jam dibagi 30 hari = 3 jam sehari (minimal) selama di lokasi KKN.

4. Tujuan dan Manfaat a. Tujuan

1) Menerapkan atau memanfaatkan ipteks secara multi-disipliner bagi kepentingan masyarakat;

2) Meningkatkan interaksi, pemahaman dan kepedulian mahasiswa dari berbagai prodi dalam memberdayakan masyarakat;

3) Menerapkan beragam keterampilan memecahkan masalah berbasis kompetensi prodi, terpadu, dan interdisipliner yang menekankan pada pemberdayaan masyarakat;

4) Mendorong mahasiswa peserta KKN untuk berperan menjadi Fasilitator, Motivator, Problem Solvers dan Konsultan yang profesional berlandaskan kesadaran Pengabdian Kepada Masyarakat; dan

5) Membantu penyelenggaraan program pemerintah dalam bidang keagamaan, kemasyarakatan, dan pembangunan, memberikan dukungan riil terhadap peningkatan IPM, menjalin kemitraan, peningkatan akses, mutu, relevansi, dan daya saing serta akuntabilitas penyelenggaraan KKN.

b. Manfaat

1) Bagi Mahasiswa

a) Memperdalam penghayatan dan pengalaman mahasiswa tentang:

(17)

(2)Kegunaan hasil pendidikan dan penelitian bagi pembangunan pada umumnya dan pembangunan daerah pedesaan pada khususnya.

(3)Kesulitan yang dihadapi masyarakat dalam pembangunan serta keseluruhan konteks masalah pembangunan pengembangan daerah.

b) Terbentuk sikap rasa cinta, kepedulian sosial, dan tang-gung jawab mahasiswa terhadap kemajuan masyarakat. c) Terbentuk beragam keterampilan yang dimiliki

ma-hasiswa untuk melaksanakan program-program pem-berdayaan dan pembangunan.

d)Memberi pengalaman kepada mahasiswa agar menjadi seorang fasilitator, innovator, motivator dan problem solver.

e) Mendewasakan pola pikir mahasiswa dalam menganalisis dan menyelesaikan masalah yang ada di masyarakat secara pragmatis ilmiah.

f) Memberikan pengalaman dan keterampilan kepada ma-hasiswa sebagai kader pemberdayaan dan pembangunan. 2) Masyarakat dan pemerintah

a) Memperoleh bantuan pemikiran dan tenaga untuk meren-canakan serta melaksanakan pengembangan masyarakat; b) Meningkatknya kemampuan berfikir, bersikap, dan

bertindak dalam menyelesaikan permasalahan;

c) Memperoleh pembaharuan-pembaharuan yang diper-lukan dalam pemberdayaan daerah;

d)Membentuk kader-kader pemberdayaan masyarakat. 3) Perguruan tinggi

a) Pengembangan ipteks di UIN Sunan Gunung Djati akan memperoleh umpan balik berdasarkan hasil pem-berdayaan masyarakat. Dengan demikian, kurikulum UIN SGD Bandung akan relevan dengan dinamika masyarakat;

b) UIN SGD Bandung dapat menjalin kerjasama dengan instansi pemerintah atau lembaga lainnya dalam pengembangan ipteks;

c) UIN SGD Bandung dapat mengembangkan ipteks yang lebih bermanfaat dalam pengelolaan dan penyelesaian berbagai masalah di masyarakat.

5. Peserta

a. Persyaratan

1)Mencantumkan matakuliah KKN dalam KRS;

(18)

b. Pendaftaran Peserta

1) Mahasiswa calon peserta KKN mendaftarkan diri secara daring (online) dalam website pusatpengabdian.uinsgd.ac.id; 2) Memilih lokasi/desa yang telah ditentukan dalam web

pusatpengabdian.uinsgd.ac.id;

3) Upload formulir, berupa surat keterangan telah melaksana-kan perkuliahan setara 75 % SKS, pas foto dan bukti Lunas SPP sampai semester VII/ganjil tahun 2017.

c. Ketentuan Peserta:

1) Sebelum Pelaksanaan KKN

a) Wajib mengikuti observasi partisipatif ke lokasi KKN bersama DPL yang diwakili oleh perwakilan peserta; b) Wajib mengikuti orientasi dan pembekalan KKN

Sis-damas oleh Dosen Pembimbing Lapangan; c) Wajib menghadiri pelepasan/pembukan KKN; 2) Saat Pelaksanaan KKN

a) Wajib mengikuti seluruh tahapan kegiatan KKN Sisdamas yang terdiri dari 4 (empat) siklus, yaitu : (1) sosialiasasi awal, rembug warga dan refleksi sosial, (2) pemetaan sosial dan pengorganisasian masyarakat, (3) perenca-naan partisipatif dan sinergi program serta (4) pelak-sanaan program dan monev

b) Melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan basis prodi;

c) Merencanakan, melaksanakan, dan menyusun laporan kegiatan lapangan KKN sebagaimana format pada Buku Laporan Harian (BLH) dan Buku Laporan Kelompok (BLK) dengan dibimbing DPL;

d) Menjaga ketertiban dan ketentraman serta menghargai norma, peraturan dan keyakinan yang hidup di masyarakat, serta menjaga nama baik almamater;

e) Wajib memakai Jaket Almamater pada setiap acara kegiatan resmi.

f) Meng-upload setiap kegiatan kelompok dan individu ke dalam blog (per desa) yang tersedia di web pu-satpengabdian.uinsgd.ac.id;

g) Meng-upload tayangan di blog tentang kepuasan masya-rakat atas kegiatan KKN Mahasiswa UIN SGD Bandung; 3) Setelah Pelaksanaan

a) Menyerahkan laporan kelompok KKN Sisdamas dan laporan individu sesuai dengan format laporan kelompok dan individu kepada DPL (lihat lampiran);

(19)

d. Pengelompokan Peserta

1) Peserta dikelompokkan dalam satuan kelompok yang berasal dari berbagai Fakultas/Prodi berjumlah 12-15 orang;

2) Dalam setiap kelompok terdapat KKP (Ketua Kelompok Peserta);

3) KKP dipilih dari dan oleh peserta;

4) Dalam setiap desa dibentuk koordinator desa (kordes); 5) Kordes dipilih oleh ketua kelompok peserta dan atau

ditunjuk oleh DPL (KKP);

6) Dalam setiap kecamatan dan kabupaten/kota ditunjuk seorang Korcam dan Korkab;

7) Korcam dan Korkab ditunjuk oleh Panitia KKN; 8) Tugas KKP:

a. Mengordinasikan kegiatan kelompok peserta dengan DPL, PP-KKN atau pihak lain selama kegiatan KKN;

b. Menjadi utusan kelompok untuk mengikuti pertemuan teknis yang diselenggarakan PP-KKN.

c. Bersama dengan DPL bertugas melaksanakan orientasi lokasi dan konsultasi sebelum pelaksanaan KKN;

d. Berkordinasi dengan aparatur pemerintahan setempat, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan tokoh agama; e. Bertanggungjawab atas terlaksananya siklus KKN

Sisda-mas selama di lokasi KKN;

f. Menghadiri dan mengkoordinasikan kehadiran anggota dalam upacara pemberangkatan;

g. Koordinator pemberangkatan peserta dari kampus ke lokasi;

h. Menghadiri dan terlibat koordinasi pada acara serah terima di Kecamatan dan Desa/Kelurahan;

i. Koordinator pelaksanaan program di lapangan;

j. Memimpin anggota dalam pengisisan agenda pada BLH (dan membubuhkan paraf) dan mengisi BLK;

k. Koordinator penyelenggaraan acara perpisahan tingkat RW atau gabungan tingkat Desa;

l. Melakukan pamitan atas nama kelompoknya kepada tokoh masyarakat setempat dan aparat pemerintah pada kegiatan perpisahan (dalam acara/upacara perpisahan atau pamitan kunjungan rumah), dan pelaksana pemberian cindera mata kepada aparat/tokoh ma-syarakat.

m.Bertanggungjawab atas tersusunnya laporan akhir kelom-pok;

(20)

a. Mengkomunikasikan acara serah terima peserta KKN (bersama dengan DPL) di desa;

b. Mengkordinasikan kegiatan KKN yang dipusatkan untuk satu desa;

c. Bertanggungjawab atas terbentuknya blog KKN Sisdamas;

d. Mengkoordinasikan terlaksananya siklus KKN Sisdamas pada setiap kelompok;

e. Mengkordinasikan acara pamitan/perpisahan peserta KKN di desa;

10) Tugas Koordinator Kecamatan (Korcam)

a. Mengkomunikasikan acara serah terima peserta KKN (bersama dengan DPL) di tingkat kecamatan;

b. Mengkordinasikan kegiatan KKN yang dipusatkan untuk satu kecamatan;

c. Melakukan koordinasi dengan setiap kordes; 11) Tugas Koordinator Kabupaten/kota (Korkab/kota)

a. Mengkomunikasikan acara serah terima peserta KKN (bersama dengan DPL) di tingkat kabupaten/kota;

b. Mengkordinasikan kegiatan KKN yang dipusatkan untuk satu kabupaten;

c. Melakukan koordinasi dengan setiap korcam; e. Tata Tertib di Lokasi KKN

1) Peserta KKN harus bersikap sopan, berpakaian rapi dan senantiasa menjunjung tinggi nama baik almamater; 2) Pada waktu melaksanakan kegiatan resmi peserta KKN harus

mengenakan jaket almamater;

3) Dalam melaksanakan program kegiatan, dilarang mengang-kat tema-tema sensitif dan mengandung masalah SARA yang membahayakan ukhuwah Islamiyah dan keutuhan NKRI; 4) Peserta KKN setelah berada di lokasi menjadi tanggungjawab

DPL. Oleh karena itu peserta KKN tidak diperkenankan ber-hubungan langsung dengan Panitia Pelaksana KKN, tetapi harus melalui DPL (kecuali dalam keadaan darurat), begitu pula segala bentuk hubungan ke luar harus sepe-ngetahuan/seizin DPL. Semua urusan surat menyurat yang penting yang berhubungan dengan kegiatan KKN baik ke luar maupun ke dalam harus diketahui dan ditandatangani oleh DPL;

(21)

6) Peserta KKN dibenarkan memberikan keterangan pers kepada wartawan/media massa secara individu maupun kelompok;

7) Peserta KKN harus mentaati peraturan dan ketentuan seperti yang tercantum dalam surat izin pelaksanaan KKN yang diberikan oleh Pemkab/Pemkot setempat, antara lain:

a) Wajib menjaga tata tertib dan mentaati ketentuan yang berlaku;

b) Tidak menyalahgunakan ijin untuk tujuan tertentu yang dapat mengganggu kestabilan daerah setempat.

f. Sanksi

Sanksi diberikan secara bertahap dengan ketentuan sebagai be-rikut:

1) Peringatan tingkat I diberikan kepada mahasiswa yang melakukan pelanggaran ringan seperti:

a)

Tidak mengisi presensi di lokasi yang telah disediakan.

b)

Meninggalkan lokasi tanpa izin pada waktu kegiatan yang

seharusnya atau sedang dilakukan sebanyak 1 x (satu kali).

c)

Mengisi presensi harian melebihi tanggal/hari yang sedang berjalan.

2) Peringatan tingkat II diberikan kepada mahasiswa yang telah mendapatkan peringatan I tetapi masih tetap belum ada perbaikan atau tanpa peringatan tingkat I akan tetapi langsung diberikan peringatan II terhadap maha-siswa yang melakukan pelanggaran sedang seperti:

a)

Meninggalkan lokasi melebihi izin yang diajukan, tetapi

masih dalam batas toleransi;

b)

Meninggalkan lokasi tanpa izin pada waktu kegiatan seharusnya atau sedang dilakukan sebanyak 2 x (dua kali);

c)

Keluarga/teman dari mahasiswa peserta KKN menginap di lokasi 2 malam atau lebih dengan alasan apapun.

d)

Tidak dapat menghayati dan menyesuikan diri dengan

kehidupan di lokasi.

3) Peringatan tingkat III diberikan kepada mahasiswa yang melakukan perbuatan yang termasuk kategori pelanggaran ringan dan sedang dan telah mendapat peringatan tingkat I dan II, tetapi belum ada perbaikan, atau tanpa peringatan terlebih dahulu akan tetapi langsung diberi Peringatan tingkat III terhadap mahasiswa yang melakukan pelanggaran berat, seperti:

(22)

seharusnya sedang dilakukan sebanyak 30% dari hari efektif pelaksanaan KKN;

b)

Melakukan tindakan yang dapat dikategorikan sebagai tindakan kriminal, tindakan asusila, kegiatan yang menyebabkan timbulnya keresahan masyarakat;

c)

Mengeluarkan perkataan, pernyataan (tertulis atau lisan), sikap dan perbuatan yang oleh pejabat yang berwenang dianggap sebagai tindakan yang mencemarkan nama baik pemerintah setempat maupun almamater UIN Sunan Gunung Djati.

Prosedur pemberian sanksi dengan peringatan tingkat III ini dilaksanakan dengan tata cara sebagai berikut:

1. Mahasiswa yang bersangkutan akan dipanggil ke kantor Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UIN Sunan Gunung Djati oleh Panitia Pelaksana KKN. Kemudian dilakukan sidang untuk menetapkan sanksi yang akan diberikan kepada mahasiswa tersebut. Persidangan dihadiri oleh mahasiswa, DPL, Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat, dan Panitia Pelaksana KKN.

2. Apabila keadaan sangat memaksa maka sanksi terhadap pelanggaran berat ini dapat diberikan di lokasi dengan sekurang-kurangnya dihadiri oleh Panitia Pelaksana KKN, untuk mendapatkan pengesahan dari Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat;

3. Sanksi terhadap mahasiswa yang melakukan pelanggaran berat ini dapat berupa, antara lain:

a)

Meneruskan kegiatan di lokasi, tetapi mendapatkan penurunan nilai; bila perlu sampai batas minimal kelulusan.

b)

Penarikan dari lokasi (drop out KKN) dan diwajibkan mengikuti KKN pada Angkatan berikutnya dengan hak dan kewajiban yang sama dengan peserta KKN lainnya.

c)

Direkomendasikan kepada Rektor dan tembusannya disampaikan kepada Dekan Fakultas yang bersangkutan untuk diberikan sanksi lainnya (skorsing dan sebagainya). Peringatan tingkat III hanya dikeluarkan oleh Panitia Pelaksana KKN UIN Sunan Gunung Djati, setelah mendapat laporan DPL yang bersangkutan, dan atau diketahui sendiri oleh Panitia Pelaksana secara langsung.

6. Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) a. Mekanisme Penentuan DPL

(23)

(DPL) sesuai dengan permintaan LP2M dengan memper-timbangkan rasio jumlah mahasiswa peserta KKN;

2) LP2M dapat menambah jumlah calon DPL yang tidak dikirm oleh fakultas untuk diikutsertakan dalam pelatihan DPL dengan mempertimbangkan track record DPL selama ini; b. Syarat calon DPL

1) Dosen tetap pada UIN SGD Bandung dan diprioritaskan bagi dosen yang belum pernah menjadi DPL atau tidak menjadi DPL dalam 2 tahun terakhir;

2) Tidak sedang malaksanakan tugas belajar;

3) Membuat narasi singkat (2 halaman) tentang desain pemberdayaan masyarakat di lokasi KKN diserahkan saat pelatihan/pembekalan DPL;

4) Menandatangani komitmen kerja DPL diserahkan ke TU LP2M;

c. Penetapan DPL

1) Calon DPL yang telah diusulkan oleh fakultas dan LP2M wajib mengikuti pelatihan/pembekalan DPL;

2) Calon DPL yang mengikuti pelatihan/pembekalan DPL dan segala ketentuan dalam kegiatan pembekalan DPL tersebut akan memperoleh sertifikat pelatihan;

3) Calon DPL yang tidak menghadiri 2 JPL pelatihan /pem-bekalan dianggap mengundurkan diri sebagai calon DPL; 4) Calon DPL yang telah memperoleh sertifikat diusulkan

untuk menjadi DPL melalui SK rektor;

5) Rektor menetapkan nama-nama DPL yang bersertifikat. d. Kewajiban DPL

1) Sebelum KKN

a) Mengahadiri rapat-rapat yang dilaksanakan oleh PP KKN;

b) Menghadiri pembukaan/pelepasan KKN;

c) Melakukan Transect (penelusuran wilayah) atau observasi partisipatif dengan mahasiswa ke lokasi KKN;

2) Saat Pelaksanaan di lokasi KKN

a) Menghadiri serah terima peserta di lokasi KKN (Kab/Kec/Desa);

b) Melakukan sosialisasi awal, rembug warga dan refleksi sosial (minggu ke I);

(24)

d) Mengarahkan dan mengawasi kegiatan peserta KKN demi terlaksanakannya program kerja sesuai dengan hasil soswal dan rembug warga;

e) Menanamkan disiplin di kalangan peserta KKN selama melaksanakan KKN;

f) Menampung, dan memberikan jalan keluar terhadap permasalahan yang timbul di lokasi KKN;

g) Melakukan pemetaan sosial (diperkirakan minggu ke II);

h) Melakukan pembimbingan di dalam Perencanaan Partisipatif (diperkirakan akhir minggu ii awal minggu iii);

i) Melakukan pembimbingan di dalam pelaksanaan program (diperkirakan minggu III);

j) Melakukan monitoring dan evaluasi atas program KKN sekaligus pamitan pulang (minggu ke iv);

3) Setelah Pelaksanaan KKN

a) Menetapkan nilai akhir peserta KKN;

b) Meng-input nilai akhir peserta KKN ke web pusat pengabdian (pusatpengabdian.uinsgd.ac.id);

c) Menyerahkan laporan kegiatan pembimbingan KKN yang meliputi; sebelum KKN, saat KKN dan setelah KKN disertai dengan bukti pendukung berupa daftar hadir dan foto kegiatan yang diupload di blog peserta KKN Sisdamas.

e. Hak DPL

1) Mendapatkan fasilitas dari LP2M sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

2) Mengambil inisiatif demi keberhasilan program KKN dengan persetujuan LP2M.

f. Pemberhentian DPL

DPL diberhentkan dengan hormat apabila: 1) Mengundurkan diri atas permintaan sendiri; 2) Telah selesai melaksanakan tugas sebagai DPL. DPL diberhentikan dengan tidak hormat apabila;

1) Melanggar 3 kewajiban sebagai DPL setelah diperingati terlebih dahulu;

2) Pemberhentian dilakukan melalui surat keputusan rektor. L. Stuktur Pelaksana KKN Sisdmas

(25)

mengikuti pelatihan KKN Sisdamas, Penanggungjawab teknis adalah ketua LP2M, ketua pelaksana adalah kapus PkM, sekretaris adalah sekretaris LP2M dan anggota adalah unsur LP2M, ketua prodi dan tenaga kependidikan.

Kordinator kabupaten/kota ditunjuk dari unsur pelaksana, dinator kecamatan ditunjuk dari unsur DPL oleh Korkab/kota dan koor-dinator desa ditunjuk dari unsur ketua kelompok oleh DPL

M. Perubahan Desain KKN Sisdamas Tahun 2017

KKN Sisdamas sudah dilakukan bagi mahasiswa angkatan 2013 pada bulan Februari dan Maret Tahun 2017. Beberapa perubahan telah dilakukan dari pelaksanaan KKM tahun 2016 yang lalu. Pada KKN Sisdamas Tahun 2017 bagi mahasiswa angkatan 2014, terjadi berbagai perubahan dan penyempurnaan dari KKN Sisdamas 2017 pada bulan Februari-Maret lalu. Adapun perubahan KKN Sisdamas 2017 bagi mahasiswa angkatan 2014 dapat diihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 1

Perubahan KKN Sisdamas

KKN Sisdamas bagi Mhs angk. 2013 KKN Sisdamas bagi Mhs angk. 2014

Melatih DPL dlm wkt 2 hari dikampus Melatih DPL dlm wkt 2 hari dgn pola hari seperti dilakukan ke DPL

Pengelompokan peserta secara acak Pengelompokan peserta dgn keterwa-kilan mhs prodi PMI di setiap kelom-pok

Penomoran kelompok tidak berurutan setiap desa

Penomoran kelompok berurutan setiap desa

Siklus KKN Sisdamas ada 7 siklus Penyederhanaan Siklus menjadi 4 DPL memilih lokasi KKN secara manual DPL memilih lokasi KKN scr online Penyerahan nilai oleh DPL ke LP2M scr

manual

Penyerahan nilai oleh DPL ke LP2M scr online melalui web pusat pengabdian Laporan individu peserta KKN dalam

format A4 dg sampul sesuai warna skripsi fakultas

Laporan individu peserta KKN dalam format B5 (dummy book) dg sampul full colors;

Pemberian award bagi DPL Tetap sama

Pembuatan Blog desa Tetap sama

Lomba Blog Tetap sama

Testimoni warga yang di upload di blog Tetap sama

N. Force majeure

(26)

maka dilakukan penyelesaian sebagai berikut:

1. DPL melakukan pertolongan pertama untuk menangani kejadian luar biasa ini sesuai dengan asas kemanusiaan;

2. Mengkordinasikan ke PP KKN telah terjadi kejadian luar biasa; 3. PP KKN memberikan bantuan sesuai dengan kemampuan anggaran

yang tersedia;

Bentuk dan pola force majeure setiap pelaksanaan KKN senantiasa berubah disesuaikan dengan kejadian atau peristiwanya.

O. Waktu dan Lokasi

Waktu pelaksanaan KKN Sisdamas dimulai pada tanggal 1 Agutus s.d. 2 September 2017. Adapun lokasi KKN Sisdamas di Kota Banjar, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat. Jumlah desa lokasi KKN Sisdamas sebanyak 110 Desa yang tersebar di 4 kabupaten/kota.

P. Pembiayaan dan Fasilitas 1. Pembiayaan

a. Pembiayaan untuk penyelenggaraan kegiatan KKN UIN Sunan Gunung Djati Bandung diperoleh dari:

1) Dana DIPA UIN Tahun 2017

2) Sumber keuangan lainnya melalui jaringan kemitraan yang tidak mengikat, dan dibenarkan menurut perundang-undangan yang berlaku.

b. Pengelolaan dana operasional KKN diatur oleh PP-KKN sesuai dengan ketentuan yang berlaku; dan

c. Pelaporan dan pertanggungjawaban pengelolaan dana operasional KKN dilaporkan oleh PP-KKN kepada Rektor.

2. Penyediaan Fasilitas

Fasilitas yang disediakan antara lain: a. Buku Panduan KKN;

b. BLK (Buku Laporan Kelompok)

(27)

BAB II

PERSIAPAN

K. Sosialisasi Pelaksanaan KKN

Sosialisasi pelaksanaan KKN dilaksanakan dalam bentuk pertemuan PP-KKN dengan Ketua Prodi dan Sosialisasi kegiatan KKN kepada mahasiswa oleh Ketua Prodi.

L. Recruitmen Calon Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)

Pusat Pengabdian kepada Masyarakat LP2M UIN SGD Bandung merekrut dosen untuk ikut serta menjadi Calon Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) dalam penyelenggaraaan KKN Mahasiswa tahun 2017 yang ketentuannya sebagaimana di atur dalam BAB I

M.Penentuan Lokasi KKN

Penentuan lokasi KKN Mahasiswa Reguler didasarkan atas kabupaten dan kota yang telah melakukan MoU dengan UIN SGD Bandung. Kriteria lokasi KKN ditentukan atas permintaan kab/kota setempat atau lokasi KKN ditentukan dengan kriteria lokasi yang bisa dijangkau.

N. Ijin Lokasi KKN

1. Konsultasi dan pengurusan surat permohonan perizinan penyelenggaraan KKN kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat c.q Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Daerah Jawa Barat;

2. Konsultasi dan pengurusan perizinan kepada Pemerintah Kota/Kabupaten c.q Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota/Kabupaten;

3. Konsultasi dan pengiriman tembusan perizinan penyelenggaraan KKN kepada Kecamatan; dan

4. Konsultasi dan konfirmasi lokasi kepada Kepala Desa/Kelurahan.

O. Survey Penentuan Lokasi KKN

(28)

P. Pendaftaran Peserta KKN (secara daring/online)

1) Mahasiswa calon peserta KKN reguler mendaftarkan diri secara daring (online) melalui web pusatpengabdian.uinsgd.ac.id;

2) Tahapan pendaftaran dan penyusunan kelompok peserta KKN reguler:

a) Mengisi form pendaftaran secara on line;

b) Memilih lokasi KKN Sisdamas yang sudah tersedia sesuai dengan pilihan peserta KKN;

c) Upload formulir, surat keterangan telah melaksanakan perkuliahan setara 75 % SKS, pas foto dan bukti Lunas SPP sampai semester VII/ganjil tahun 2017.

Q. Pembekalan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) dan Ketua Kelompok Peserta (KKP)

Pembekalan DPL dan KKP dilakukan selama dua hari sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Dalam kegiatan pembekalan ini diberikan penjelasan mengenai :

4. Hak dan Kewajiban DPL 5. Metode KKN Sisdamas 6. Pelaporan KKN Sisdamas

R. Observasi Partisipatif oleh DPL dan Peserta

1. Observasi dilakukan bersamaan dengan perkenalan peserta dan sosialisasi program KKN kepada masyarakat;

2. Observasi dan sosialisasi dilakukan secara simultan dan dalam bentuk partisipasi langsung dengan kegiatan masyarakat antara lain melalui aktivitas ibadah, dan silaturahmi; serta

3. Sasaran observasi meliputi:

a) Potensi sosial dan keagamaan atau monografi yang menjadi lokasi KKN;

b) Masalah agama dan kemasyarakatan dalam tiga aspek program garapan: yaitu pemahaman, pengamalan dan lembaga dan sarana; dan

c) Problematika sosial yang dapat dipecahkan oleh peserta KKN.

S. Pembekalan Peserta KKN

1. Diklat/Pembekalan peserta dilaksanakan oleh DPL di Kampus UIN Bandung.

2. Materi Diklat/Pembengkalan meliputi: a) Teori-teori Pemberdayaan

b) Siklus KKN Sisdamas c) Teknis Pelaporan;

(29)

e) Gambaran Obyektif Lokasi KKN berdasarkan hasil observasi partisipatif.

T. Pembukaan/pelepasan KKN

(30)

BAB III

PELAKSANAAN

F. Pelepasan Peserta KKN

Pelepasan mahasiswa peserta KKN dilakukan oleh rektor secara simbolik. Pelepasan dilakukan pada saat peserta KKN hendak berangkat dari kampus. Pemberangkatan direncanakan menggunakan bus dan atau kendaraan lain yang sudah disiapkan oleh PP KKN.

G. Serah Terima Peserta di Kecamatan/Kabupaten

Serah terima peserta KKN di kecamatan dilakukan oleh masing-masing DPL dan dikoordinir oleh Korcam (koordinator kecamatan). Sedangkan serah terima peserta di Kabupaten diselenggarakan atas koordinasi dengan Pemda setempat dengan dihadiri oleh masing-masing peserta yang terdekat dengan kabupaten.

H. Tahapan Pelaksanaan KKN Sisdamas

KKN Sisdamas dilaksanakan selama 30 hari terhitung sejak keda-tangan ke lokasi KKN. Berdasarkan hitungan waktu tersebut, peserta KKN dan DPL memastikan bahwa tahapan KKN Sisdamas dapat dilaksanakan menggunakan alokasi waktu yang tersedia. Secara terjadwal tahapan KKN sisdamas terdiri atas :

1. Soswal, RW, dan Refso (Sosialisasi Awal, Rembug Warga dan Refleksi Sosial) dilaksanakan pada minggu I, kegiatan tersebut dihadiri oleh DPL;

2. Pesos (Pemetaan Sosial) dilaksanakan pada Minggu II dan dihadiri oleh DPL;

3. Orgamas (Pengorganisasian Masyarakat) dilaksanakan oleh peserta pada Minggu II;

4. Cantif (Perencanaan Partisipatif) dilaksanakan pada akhir minggu II dan atau pada awal minggu III yang dihadiri oleh DPL;

5. Sipro (Sinergi Program) dilaksanakan oleh peserta KKN pada Minggu III;

6. Pepro (Pelaksanaan Program) dilaksanakan pada minggu III dengan dihadiri oleh DPL;

7. Monev (Monitoring Evaluasi) dilaksanakan pada minggu ke IV seka-lian melaksanakan penutupan KKN dengan dihadiri oleh DPL;

Sekalipun jadwal tahapan KKN Sisdamas telah ditentukan wak-tunya, namun dalam pelaksanaannya sangat fleksibel dengan memper-hatikan kondisi dan kesiapan warga di lokasi KKN.

(31)

secara singkat Siklus KKN Sisdmas yang mesti dilakukan oleh peserta KKN.

1. Siklus 1. Sosialisasi Awal, Rembug Warga dan Refleksi Sosial a. Tujuan

1) Terjalinnya hubungan yang baik dengan masyarakat;

2) Teridentifikasinya kelompok-kelompok masyarakat;

3) Mengetahui klasifikasi masyarakat;

4) Mengetahui berbagai masalah yang ada di masyarakat;

5) Membangun kesadaran atas akar permasalahan yang ada di masyarakat;

6) Menginventarisir harapan-harapan masyarakat dan peme-rintah;

b. Proses 1. Target 1

1) Mulailah diskusi dengan memperkenalkan diri dan men-jelaskan maksud dan tujuan mengundang masyarakat, yaitu untuk belajar bersama mengenai penghidupan masyarakat, perobahan yang terjadi, kegiatan sehari hari, dan sebagainya.

2) Sampaikan bahwa Fasilitator (kami) adalah orang luar yang tidak banyak tahu mengenai kondisi penghidupan masyarakat, karenanya hadirin diminta untuk aktif memberikan informasi / pengethuannya mengenai masyarakat di sini.

3) Buatlah suasana menjadi cair dengan berbagai cara (bina suasana), dan sampaikan bahwa semua peserta berkedudukan setara, semua mempunyai hak yang sama untuk menyampaikan pengetahuannya atau pengalamannya.

2. Target 2 s.d.4:

1) Masuklah ke pertanyaan kunci yaitu mengenai:

a) Kelompok-kelompok masyarakat seperti siapa tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, dalam bidang apa, komunitas masyarakat seperti komunitas petani, seni, atau kelompok-kelompok lain yang ada di masyarakat;

b) Klasifikasi masyarakt dibagi berdasar kesejahteraannya. Tanyakan : bila masyarakat di bagi menurut tingkat kesejahteraannya ada berapa kelompok/ kategorikah? . Disini sangat umum bahwa masyarakat tidak mau membagi / resisten dengan alasan :...mereka sama saja, mereka semua miskin, mereka tidak berbeda beda, dsb.. Upayakan dengan cara lain sehingga kategori kese-jahteraan didapatkan dan mereka menjelaskan sendiri.

(32)

d) Bagi peserta diskusi menjadi beberapa kelompok sesuai banyaknya kelompok/tingkat kesejahteraan tersebut. Setiap kelompok mewakili satu tingkat kesejahteraan.

e) Pisahkan antara satu kelompok dengan lainnya. Jelaskan bahwa masing masing kelompok mewakili setiap kelompok kesejahteraan dan mintalah masing-masing kelompok menggambar ciri-ciri dari kelompok yang diwakili, (misal kelompok miskin menggambar mengenai ciri-ciri yang terlihat dari orang miskin), pada selembar kertas (flipchart dipotong 2).

f) Dengan menggunakan gambar tersebut, minta masing-masing kelompok menjelaskan ciri-ciri setiap kategori, dilakukan secara bergiliran. Minta peserta menuliskan ciri-ciri tersebut pada kertas metaplan dan tempatkan di bawah gambar masing-masing kelompok.

g) Langkah ini dilanjutkan terus hingga sekurangnya 6 atau 7 ciri muncul untuk masing-masing kategori (ciri yang muncul harus komparatif untuk setiap kategori). Jika hanya aset material yang dicontohkan oleh peserta, gali lagi mengenai aspek lain seperti aspek kesehatan, pendidikan, dan lain-lain. Caranya: mintalah peserta diskusi membagi sejumlah kancing (yang jumlahnya 100) ke dalam masing-masing kelompok sesuai proporsinya. Hitung jumlah biji di masing-masing tingkatan yang akan menandakan perkiraan proporsi seluruh masyarakat desa setempat menurut tingkat kesejah teraannya. Pastikan bahwa mereka sepakat dengan hasil yang didapat.

h) Dalami setiap ciri-ciri tingkat kesejahteraan yang disebutkan, jika kepemilikan sawah muncul sebagai ciri semua tingkatan kesejahteraan, apa yang membedakan kepemilikan sawah tersebut? Juga untuk ciri-ciri lainnya.

i) Jika kriteria tingkat kesejahteraan sudah disepakati, mintalah peserta diskusi untuk memperkirakan propor-si dari setiap tingkatan kesejahteraan.

j) Kemudian tanyakan kepada kelompok diskusi apakah ada perbedaan presentase dengan keadaan lima tahun yang lalu. Catat perubahan persentase dari masing-masing tingkat kesejahteraan/ekonomi.

k) Diskusikan perubahan yang terjadi, pancing dengan pertanyaan kondisi mana yang lebih baik, bentuk peru-bahan yang terjadi, apa penyebabnya dan kelompok kesejahteraan mana yang terpengaruh.

(33)

berada di suatu wilayah tertentu? (untuk keperluan pengamatan/transect dan diskusi selanjutnya).

m)Mintalah agar dengan sukarela salah seorang peserta menjelaskan hasil diskusi kepada peserta lainna.

3. Target 5-6

a) Jelaskan kepada peseta diskusi bahwa akan membahas sebab-akibat berbagai masalah yang ada di masyarakat (tulis kata dalam bahasa lokal yang mengacu pada golo-ngan tertentu (misalnya miskin, premanisme, sampah, ren-tenir dll. yang digunakan pada Klasifikasi Masalah dalam satu kartu ide dan letakkan di tengah kertas plano ukuran besar).

b) Diskusikan mengenai pengalaman mereka tentang masalah tersebut dan tanyakan apa yang menyebabkan masalah tersebut terjadi di masyarakat ini? .

c) Tuliskan jawaban pada metaplan dan letakkan di bagian kiri kartu masalah , diskusikan lagi untuk mencari sebab-sebab yang lain dan tanyakan apa yang menyebabkan hal tersebut? atau mengapa hal itu terjadi? . Kembangkan masing-masing penyebab sampai 3-4 penyebab secara berturut-turut atau sampai peserta diskusi sulit untuk menjawab.

d) Tanyakan kepada peserta apakah ada sesuatu penyebab menyebabkan timbulnya masalah yang lain?

e) Tanyakan apa akibat akibat masalah, dan letakkan di sebelah kanan tulisan masalah . Lanjutkan dengan pertanyaan apa yang terjadi kemudian dari masing-masing akibat, dan telusuri serta diskusikan secara mendalam.

f) Setelah diagram selesai, minta peserta untuk memeriksa diagram secara seksama dan lakukan analisis bersama untuk mengenali permasalahan yang paling utama bagi masyarakat terdampak.

g) Selanjutnya minta peserta untuk menandai permasalahan tersebut dan memilih masalah yang akan dibahas dalam diskusi prioritas masalah dan alternatif pemecahannya.

h) Catat dan simpan permasalahan yang dipilih oleh peserta untuk didiskusikan pada aktivitas Prioritas Masalah.

(34)

j) Rekapitulasi sesuai kategori harapan pemerintah dan masyarakat pada tabel yang difasilitasi oleh fasilitator. 2. Siklus 2 : Pemetaan sosial dan pengorganisasian masyarakat

a. Tujuan

Mengidentifikasi:

1) Garis besar kondisi geografis desa (batas desa, sungai, laut, rawa, bukit/gunung, jalan, dsb);

2) Akses masyarakat (rumah tangga) kepada sumber daya alam yang ada di desa (hutan, kebun, sawah, laut, danau, mata air, dll);.

3) Akses masyarakat (rumah tangga) kepada pelayanan dasar/sarana umum yang ada di desa (sarana air bersih, puskesmas, listrik, jamban, sekolah, kantor desa, dan lain-lain);

4) Rumah-rumah di desa studi menurut tingkat kesejahtera-annya, berdasarkan hasil kegiatan Klasifikasi Kesejahtera -an , d-an khususnya lokasi rumah or-ang miskin d-an tingkat kerentanan (crisis);

5) Bangunan bangunan/ infrastuktur yang mempunyai makna strategis di desa;

6) Rumah tokoh tokoh/ persons yang mempunyai arti penting bagi masyarakat desa;

7) Tokoh-tokoh yang mempunyai kedekatan hubungan dengan masyarakat;

8) Potensi Sumber Daya (alam, manusia, ekonomi) terutama dalam bidang penggunaan dan pemanfaatan teknologi;

9) Potensi kerentanan wilayah (kekeringan, kebakaran, bencana alam);

10) Kebutuhan dan masalah yang ada di lingkungan sekitar desa pada bidang keagamaan, sosial, ekonomi, dan lingkungan. b. Peserta

1) Terdiri dari tim kajian pemetaan sosial sebanyak 5-10 orang, tergantung besar dan kondisi desa;

2) Peserta adalah perwakilan dari kelompok masyarakat (Laki-laki/ perempuan/ miskin/kaya) di desa tersebut, terutama perwakilan dari masing-masing wilayah (RT/RW/dusun/) yang ada di desa, dan memahami kondisi desa dan berbagai sumberdaya dan fasilitas umum yang ada.

c. Waktu

1 Jpl (100 menit) d. Acuan

(35)

e. Perlengkapan

Kertas Plano, LCD, Metaplan, spidol, selotip kertas dan jepitan besar, Papan Tulis dengan perlengkapannya, Kamera, Recorder Laptop. (Perlengkapan ini sifatnya kondisional, tergantung keter-sediaan di lokasi KKN)

f. Informasi minimum yang diharapkan

1) Lokasi keluarga kaya, miskin, dan menengah berdasarkan kriteria yang disetujui dalam Klasifikasi Kesejahteraan, dan kaitannya dengan akses terhadap sarana/infrastruktur umum atau sumber daya alam yang ada di desa.

2) Kondisi dan posisi geografis desa: batas desa, luas desa, topografi, penggunaan lahan, dll.

3) Berbagai sarana penting yang ada di desa.

4) Berbagai sumber daya alam dan buatan yang menjadi seumber mata pencaharian masyarakat.

5) Lokasi rumah-rumah keluarga miskin.

6) Lihat list dalam legenda peta. g. Proses

1) Siapkan tempat yang cukup luas, mudah diakses oleh kelompok masyarakat yang akan membuat peta, cukup penerangan dan terlindung dari cuaca buruk (angin, hujan).

2) Bagi peran dan tugas tim fasilitator (peserta KKN) ada beberapa orang yang menjadi pemandu, asisten, petugas dokumentasi proses, petugas penyedia perlengkapan dan sebagainya.

3) Fasilitator menjelaskan tujuan kegiatan yaitu Membuat peta

yang memberikan gambaran kondisi sarana, prasarana, perumahan dan sumberdaya yang ada di desa, posisi rumah rumah orang kaya, sedang dan miskin dan langkah-langkah dalam membuat peta desa, yang akan dilakukan bersama masyarakat,

4) Diskusikan dengan peserta untuk menyepakati apa saja yang akan tertera dalam peta sosial dan peta sumber daya, dan minta peserta untuk membuat legenda peta terlebih dahulu. Berikan warna-warni dan simbol-simbol berbeda untuk menunjukkan perbedaan, misalnya: rumah orang kaya, miskin, sedang, masing-masing diberi warna berbeda. Rumah kepala desa, kepala dusun atau tokoh desa juga diberi tanda yang berbeda, masjid, madrasah, dengan simbol yang disepakati.

(36)

menem-patkan berbagai informasi di dalamnya. Sesuaikan juga dgn luas desa dan banyaknya rumah yang ada di desa.

6) Agar lebih mudah, dapat dibuat peta tematik, yaitu dengan membuat peta yang sama beberapa gambar peta namun antara peta yang satu dengan yang lain dibedakan dengan tema bahasan dan simbolnya sesuai bidang masing-masing. Misalnya, Peta 1 bidang keagamaan isinya simbol masjid, madrasah, rumah ustadz di lokasi mana saja, Peta 2 bidang sosial berisi simbol-simbol tentang masalah dan potensi sosial seperti posisi warga miskin, anak gizi buruk, pengangguran, dokter desa, puskesmas dan seterusnya.

7) Mengacu pada simbol/lambang pada legenda, mintalah peserta FGD untuk memulai dengan batas-batas desa terlebih dahulu, kemudian jalan-jalan desa, sungai, dan sarana-sarana penting untuk memudahkan orientasi. Tentukan juga arah mata angin dalam peta.

8) Mintalah kepada peserta untuk membagi tugas dalam pembuatan peta sesuai dengan wilayah yang mereka kenal berdasarkan legenda yang sudah disepakati.

9) Untuk mengidentifikasi rumah penduduk berdasarkan ting-katan kesejahteraannya, terlebih dahulu gambarkan/ letak-kan rumah-rumah penduduk dusun secara keseluruhan, baru kemudian tandai dengan warna/simbol yang berbeda yang disesuaikan dengan kriteria yang telah disetujui dari Klasi-fikasi Kesejahteraan. (tampilkan hasil KlasiKlasi-fikasi Kesejah-teraan ketika masyarakat sedang mengerjakan peta sosial)

10) Minta masyarakat untuk menandai rumah-rumah Aparat desa dan BPD, serta institusi formal lain yang ada di desa.

11) Beri tanda khusus pada sumber daya (alam dan buatan) yang menjadi sumber mata pencaharian penduduk. Beri tanda pada sumber daya yang tidak bisa diakses oleh penduduk.

12) Hubungkan dengan tali, ke sumberdaya yang mana masing-masing rumah tangga menggantungkan mata pencaha-riannya (jika ada pola berdasarkan wilayah).

13) Tanyakan mengenai sarana-sarana umum yang ada di setiap kampung/lorong/RW, bagaimana akses mereka. Tanyakan juga apakah ada perbedaan akses yang dimiliki oleh kelom-pok masyarakat yang berbeda tingkatan kesejahteraannya, apakah ada kelompok masyarakat tertentu yang sulit untuk mengakses sarana-sarana umum tersebut?

14) Gambarkan dan beri tanda untuk hal-hal berikut:

(37)

b) Beri tanda untuk sarana dan prasarana yang dibangun oleh program bantuan, misal: jalan, jembatan, rumah, atau infrastruktur lainnya.

15) Catat semua informasi tentang akses terhadap sarana umum dan sumberdaya alam, termasuk kepemilikan lahan yang disampaikan peserta pada saat pemetaan.

16) Salin peta yang sudah lengkap ke kertas lain berukuran A4, karena peta asli akan ditinggalkan di desa.

17) Buat rekapitulasi hasil pemetaan dengan menggunakan tabel secara tematik seperti contoh berikut:

Contoh: Bidang Keagamaan

18) Selesaikan pemetaan hingga tuntas dan pastikan bahwa proses pemetaan ada persetujuan pertemuan lanjutan;

19) Bentuk dan atau sepekati satu organisasi yang bertang-gungjawab untuk menindaklanjut pemetaan sosial seperti LPM Desa, atau Karangtaruna, Remaja Masjid, DKM dll, dan tutup pertemuan dengan hamdallah.

20) Organisasi masyarakat sebagai penggerak masyarakat ber-tugas melanjutkan pemetaan sosial dengan melakukan analisis kecenderungan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Sebelum memulai FGD, jelaskan terlebih dahulu kepada peserta maksud dan tujuan diskusi, yaitu belajar bersama mengenai kecenderungan2 yang terjadi dalam peng-hidupan masyarakat dengan membandingkan keadaan 10 tahun yang lalu dengan 5 tahun yang lalu, dan keadaan saat ini, dengan melihat berbagai faktor yang mem-pengaruhi penghidupan sehari-hari masyarakat, terutama yang menyebabkan kemiskinan, atau permasalahan yang dirasakan oleh masyarakat. Ingatkan kelompok dengan hasil diskusi sebelumnya yaitu Klasifikasi Kesejahteraan dan adanya perubahan proporsi masing-masing kelompok kesejahteraan.

(38)

Faktor

Catatan: *) Penjelasan diisi keterangan mengenai perubahan yang terjadi dengan alasan-alasan yang memperjelas pendapat mereka dan pengaruhnya pada berbagai kelompok kesejahteraan (siapa yang mendapat manfaat dan siapa yang dirugikan)

c) Diskusikan mengenai apa saja yang mengalami perubahan dalam kurun waktu tersebut, terutama yang berkaitan dengan kualitas hidup masyarakat, baik yang bermakna positif maupun negatif terhadap kesejahteraan masyarakat. Mulai dengan isu atau permasalahan yang muncul pada saat diskusi Klasifikasi Kesejahteraan, tanyakan apakah ada perubahan lain yang belum ter-cantum. Tuliskan semua informasi yang diperoleh pada kolom pertama dari format tabel yang tersedia;

d) Untuk setiap faktor yang mengalami perubahan, disku-sikan mengenai kecenderungan perubahan yang terjadi pada kurun waktu tersebut; apakah semakin membaik atau memburuk, bertambah banyak atau semakin sedikit, dsb, dengan cara menanyakan kondisi suatu faktor 10 tahun yang lalu (tuliskan pada kolom dua), kondisi 5 tahun yang lalu (tuliskan pada kolom tiga), kondisi saat ini (kolom 4) serta alasan perubahan yang terjadi (tuliskan pada kolom lima). Minta peserta menjelaskan berapa banyak perubahan terjadi dengan ukuran/angka. Misalnya perubahan harga,perubahan biaya, perubahan pendapatan atau perubahan hasil produksi.

e) Tanyakan kelompok dengan tingkat kesejahteraan mana yang paling terkena dampak dengan adanya perubahan-perubahan tersebut. Bagaimana dengan dampak yang dirasakan oleh kelompok miskin?

f) Diskusikan juga kecenderungan perubahan faktor-faktor tersebut lima tahun ke depan.

g) Lakukan probing untuk pendalaman dan pengkayaan informasi.

(39)

i) Salin hasil diskusi dan akhiri sesi ini dan ucapkan terima kasih.

3. Siklus 3 : Perencanaan partisipatif dan sinergi program a. Tujuan

1) Menyusun hasil pemetaan sosial menjadi dokumen peren-canaan partisipatif bersama masyarakat dengan prinsip kesetaraan, demokratis dan keadilan;

2) Mengidentifikasi dan menentukan prioritas permasalahan utama yang dirasakan oleh masyarakat

3) Menggali potensi dan sumber daya di masyarakat yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah

4) Menggali alternatif pemecahan masalah yang bisa dilakukan oleh masyarakat, sekaligus melihat kemungkinan adanya intervensi pemecahan masalah.

5) Membangun sinergi program berdasarkan konsep good governance untuk membiayai program-program yang telah disepakati.

6) Menentukan tim pelaksana program sebagai penang-gungjawab dari setiap program yang telah disepakati.

b. Peserta

1) Pembahasan diinisiasi oleh organisasi masyarakat yang bertanggungjawab hasil rekomendasi pemetaan sosial, dan mengundang perwakilan setiap warga miskin, tokoh, dan pemerintah desa;

2) Peserta adalah perwakilan dari kelompok masyarakat (Laki-laki/ perempuan/ miskin/kaya) di desa tersebut, terutama perwakilan dari masing-masing wilayah (RT/RW/dusun/ kampung) yang ada di desa, memahami kondisi desa, berbagai sumberdaya dan fasilitas umum yang ada.

c. Waktu

2 Jpl (90 menit) d. Acuan

Bahan Bacaan : Paradigma dan Siklus KKN Sisdamas UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Dokumen Musyawarah Perencanaan Pembangunan tahun sebelumnya.

e. Perlengkapan

Kertas Plano, LCD, Metaplan, spidol, selotip kertas dan jepitan besar Papan Tulis dengan perlengkapannya, Kamera, Recorder dan Laptop. (Perlengkapan ini sifatnya kondisional, tergantung ketersediaan di lokasi KKN).

f. Proses

(40)

2) Orgamas mengundang warga dan stakeholder desa untuk hadir pada acara pertemuan warga untuk membahas peren-canaan partisipatif dan sinergi program;

3) Ketua atau sekretaris orgamas membuka acara pertemuan warga dan menyampaikan tujuan pertemuan tersebut;

4) Orgamas bersama tim fasilitator memandu acara dengan membahas pokok permasalahan hasil pemetaan sosial;

5) Lakukan proses tabulasi hasil pemetaan dengan model tabel dokumen perencanaan partisipatif sebagai berikut:

No Kegiatan

Vol Frek Lokasi Satuan Harga Jumlah PJ

6) Lakukan diskusi Sebab Akibat Masalah Masyarakat, tanyakan apakah masalah tersebut dialami oleh mayoritas masyarakat? Sejak kapan dirasakan masalah tersebut? Dampak apa yang dirasakan, baik langsung maupun tidak langsung?

7) Keluarkan matriks prioritas masalah yang sudah disiapkan dalam flipchart atau jika ada LCD ditampilkan melalui layar LCD Proyektor, kemudian tempelkan/tuliskan pokok-pokok masalah tersebut di kolom pokok masalah. Tanyakan apakah ada pokok masalah lain yang dirasakan oleh masyarakat yang perlu dimasukkan ke dalam matriks tersebut.

8) Minta peserta diskusi untuk memberikan penilaian setiap pokok masalah untuk menentukan prioritas dari pemecahan masalah. Jelaskan sistem penilaian dengan menggunakan skor 1-5, skor 5 mempunyai arti sangat penting/dampaknya sangat besar, sedangkan angka 1 artinya tidak terlalu penting/dampaknya tidak terlalu besar.

(41)

Kriteria skor:

- Nilai 1 : sangat sedikit, tidak terlalu berpengaruh - Nilai 2 : agak banyak tapi kurang dari setengah - Nilai 3 : separuh atau setengah

- Nilai 4 : agak banyak, lebih dari setengah - Nilai 5 : hampir seluruhnya, banyak sekali

10) Jumlahkan total skor yang diberikan untuk mendapatkan nilai akhirnya. Berikan penilaian pada semua permasalahan yang ada. Semakin besar total nilainya berarti proritasnya semakin tinggi. Sehingga akan didapat ranking prioritas permasalahan.

11) Tanyakan pada peserta apakah mereka sepakat dengan ranking tersebut.

12) Lanjutkan dengan matriks alternatif pemecahan masalah. Tempelkan pokok masalah pada kolom paling kiri sesuai dengan urutan prioritas.

13) Tuliskan juga setiap potensi/sumber daya yang ada sesuai dengan masalahnya yang telah dibahas sebelumnya.

Referensi

Dokumen terkait

tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 35 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Pendaftaran

Sistem stratiikasi sosial adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat, yang diwujudkan dalam kelas tinggi, kelas sedang, dan kelas sedang..

Melihat dari beberapa definisi di atas sehingga dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah sebuah kegiatan yang akan dilakukan oleh perusahaan yang

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan bahwa: 1) Terdapat pengaruh yang signifikan keaktifan siswa dalam pembelajaran terhadap

Metode perancangan Tugas Akhir menjelaskan tentang sejarah singkat dan perkenalan seni tari modern baru yang di sajikan dalam unsur Desain Komunikasi Visual dengan bentuk

Merakit (pemasangan setiap komponen, handle, poros pemutar, dudukan handle alas atas bawah, dan saringan).. Mengelas (wadah dengan alas atas, saringan, handle, dan

SDIT AL uswah Surabaya is one unified Islamic elementary school that has problems ranging from frequent mistake inputting data, loss of data that has been collected, the data is not

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN MODEL DISCOVERY LEARNING.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |