KABUPATEN SUMEDANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
WAWAN 0905378
PGSD PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI S-1 KAMPUS SUMEDANG
Meningkatkan Pembelajaran Gerak Dasar Atletik Lompat Jauh Gaya Gantung Melalui Permainan Melompati Ban Pada Siswa Kelas IV SDN Margaluyu
Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang.
Oleh.
WAWAN 0905378
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I
Dr. TATANG MUHTAR, M.Si. NIP. 19590603 198603 1 005
Pembimbing II
Drs. INDRA SAFARI, M.Pd. NIP. 19770902 200810 1 016
Mengetahui:
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar S-1 Pendidikan Jasmani
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Meningkatkan Pembelajaran Gerak Dasar Atletik Lompat Jauh Gaya Gantung Melalui Permainan Melompati Ban Pada Siswa Kelas IV SDN Margaluyu Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang” Ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar hasil karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan
dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku di
masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko atau sangsi yang
dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran
terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak-pihak lain
terhadap keaslian karya saya ini
Sumedang, Juni 2011
i
B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah... 8
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 11
D. Penjelasan Istilah ... 13
BAB II KAJIAN TEORITIS ... 15
A. Pengertian Pendidikan ... 15
B. Pengertian Pembelajaran ... 16
C. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 18
1. Hakikat Pendidikan Jasmani ... 18
2. Tujuan Pendidikan Jasmani ... 19
1. Bermain Dalam Kehidupan Anak... 36
2. Fungsi Bermain... 36
3. Teori bermain ... 37
F. Permainan Melompati Benda ... 38
1. Pengertian ... 38
2. Langkah-langkah Pembelajaran Permainan Melompati Ban ... 38
G. PenemuanPenelitian Terdahulu yang Relevan ... 40
ii
B. Subyek Penelitian ... 44
C. Metode dan Desain Penelitian ... 44
1. Metode Penelitian ... 44
2. Desain Penelitian ... 45
D. Prosedur Penelitian dan Rencana Tindakan ... 47
1. Prosedur Penelitian ... 47
2. Rencana Tindakan ... 49
a. Tahap Perencanaan Tindakan ... 49
b. Pelaksanaan Tindakan ... 49
3. Observasi ... 51
4. Refleksi ... 51
E. Instrumen Penelitian... 52
1. Lembar Observasi ... 52
2. Lembar Wawancara... 53
3. Catatan Lapangan ... 53
4. Tes Hasil Belajar Siswa... 53
F. Tehnik Pengumpulan Data dan Intrumen Penelitian ... 54
1. Tehnik Pengumpulan data ... 54
2. Intrumen Penelitian ... 54
G. Prosedur Pengolahan Data dan Analisis Data ... 55
1. Prosedur Pengolahan Data ... 55
a. Paparan Data Observasi Perencanaan Pembelajaran siklus I 65 b. Paparan Data Kinerja Guru Siklus I ... 67
c. Paparan Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 69
d. Paparan Data Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 70
4. Analisis dan Refleksi Siklus I ... 72
a. Análisis dan Refleksi Perencanaan Pembelajaran Siklus I .. 72
b. Analisis dan Refleksi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I .. 73
c. Analisis dan Refleksi Aktivitas Siswa Siklus I ... 74
d. Analisis dan Refleksi Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 76
C. Paparan Siklus II ... 77
1. Paparan Data Perencanaan Siklus II... 77
2. Paparan Data Pelaksanaan Siklus II ... 78
iii
a. Paparan Data Observasi Perencanaan Pembelajaran siklus II 79
b. Paparan Data Kinerja Guru Siklus II ... 80
c. Paparan Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 82
d. Paparan Data Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 84
4. Analisis dan Refleksi Siklus II ... 86
a. Análisis dan Refleksi Perencanaan Pembelajaran Siklus II 87
b. Analisis dan Refleksi Kinerja Guru Siklus II ... 87
c. Analisis dan Refleksi Aktivitas Siswa Siklus II ... 89
d. Analisis dan Refleksi Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 90
D. Paparan Siklus III ... 91
1. Paparan Data Perencanaan Siklus III ... 91
2. Paparan Data Pelaksanaan Siklus III ... 92
3. Paparan Data Hasil Observasi Siklus III ... 93
a. Paparan Data Observasi Perencanaan Pembelajaran siklus III 93 b. Paparan Data Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 94
c. Paparan Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 96
d. Paparan Data Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 98
4. Analisis dan Refleksi Siklus III ... 100
a. Análisis dan Refleksi Perencanaan Pembelajaran Siklus III 101 b. Analisis dan Refleksi Kinerja Guru Siklus III ... 102
c. Analisis dan Refleksi Aktivitas Siswa Siklus III ... 103
d. Analisis dan Refleksi Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 104
E. Paparan Wawancara Siswa dan Guru ... 105
1. Deskripsi Wawancara Siswa ... 105
iv
1.1: Rekapitulasi Data Tes Awal Kemampuan Gerak Dasar Atletik Lompat
Jauh Gaya Gantung Melalui Permainan Melompati Ban Kelas IV SDN
Margaluyu Tahun Ajaran. 2010-2011 ... 14
3.1: Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 44
3.2: Indikator Kemampuan Gerak Dasar Lompat Jauh ... 56
4.1: Rekapitulasi Data Tes Awal Kemampuan Gerak Dasar Atletik Lompat Jauh Gaya Gantung Melalui Permainan Melompati Ban Kelas IV SDN Margaluyu Tahun Ajaran. 2010-2011 ... 61
4.2: Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I (Tahap Perencanaan) ... 66
4.3: Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 67
4.4: Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 69
4.5: Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 71
4.6: Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Perencanaan Siklus I ... 73
4.7: Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus I ... 74
4.8: Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 75
4.9: Rekapitulasi Persentase Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Gerak Dasar Atletik Lompat Jauh Gaya Gantung Melalui Permainan Melompati Ban Siklus I ... 76
v
4.11: Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II... 81
4.12: Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 83
4.13: Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 85
4.14: Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Perencanaan Siklus II ... 87
4.15: Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 88
4.16: Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 89
4.17: Rekapitulasi Persentase Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Gerak Dasar Atletik Lompat Jauh Gaya Gantung Melalui Permainan Melompati Ban Siklus II ... 90
4.18: Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III(Tahap Perencanaan) ... 93
4.19: Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III ... 95
4.20: Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 97
4.21: Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 99
4.22: Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Perencanaan Siklus III ... 101
4.23: Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus III ... 102
4.24: Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 103
vi Gambar
2.1: Gaya Potulat/Propulsif ... 27
2.2: Jarak Lompatan Ditentukan Saat Kaki Menolak Sampai Kaki Mendarat ... 28
2.3: Teknik Saat Menolak ... 31
2.4: Teknik Saat Melayang Gaya Gantung ... 34
2.5: Lending/Pendaratan ... 34
2.6: Lapangan Permainan Melompati Ban ... 39
3.1: Denah SDN Margaluyu ... 43
vii
DAFTAR DIAGRAM
Diagram
4.4: Kinerja Guru (aspek perencanaan) Siklus I, II, dan III ... 108
4.5: Kinerja Guru Siklus I, II, dan III... 110
4.6: Aktifitas Siswa Siklus I, II, dan III ... 111
viii Lampiran
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 121
2. Lembar Kriteria Penilaian ... 133
3. Format Wawancara Siswa... 134
4. Format Wawancara Guru ... 135
5. Catatan Lapangan... 136
6. Surat Permohonan Izin Penelitian ... 143
7. Surat Keputusan Dosen Pembimbing ... 144
8. Surat Keterangan Penelitian ... 145
9. Dokumentasi ... 146
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani merupakan alat untuk mendorong perkembangan
keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan
nilai (sikap, mental, emosional, spiritual, sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat
yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang
seimbang. Sehingga pendidikan jasmani sebagai wahana untuk mendidik anak.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Lutan (2001:17) yaitu sebagai berikut:
Bahwa pendidikan jasmani merupakan alat untuk membina anak muda agar kelak
mampu membuat keputusan terbaik tentang aktivitas jasmani yang dilakukan dan
menjalani pola hidup sehat disepanjang hayatnya.
Dengan pendidikan jasmani siswa akan memperoleh berbagai keterampilan
yang erat kaitannya dengan kesan pribadi yang menyenangkan serta berbagai
keterampilan yang kreatif, inovatif, terampil, memiliki kebugaran jasmani,
kebiasaan hidup sehat memiliki pengetahuan pemahaman terhadap gerak manusia.
Hal tersebut di atas sesuai dengan pendapat Sopandi (1991 : 39 ) sebagai berikut:
gerak atau khususnya olahraga sangat berguna bagi kehidupan manusia.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP 2006 Pendidikan
Jasmani Olahraga dan kesehatan merupakan salah satu mata pelajaran yang harus
diajarkan di sekolah dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat sekolah menengah
atas. Adapun ruang lingkup KTSP mata pelajaran Pendidikan Jasmani,Olah raga,
dan Kesehatan (2008:195) meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
(1) Permainan dan Olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan, eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor, dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippres, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya; (2) Aktivitas pengembangan; (3) Aktivitas senam; (4) Aktivitas ritmik; (5) Aktivitas air; (6) Pendidikan di luar kelas; (7) Kesehatan.
Pelaksanaan Penjas di SDN Margaluyu kurang berjalan dengan baik
dikarenakan situasi dan kondisi yang kurang memungkinkan dimana sarana dan
prasarana tidak memadai, halaman yang kurang luas sehingga waktu istirahat atau
berolahraga anak kurang bergerak, serta didasari dengan bukti bahwa anak kurang
menyenangi olahraga atletik, tetapi ada yang sering dilakukan di halaman sekolah,
waktu sebelum masuk sekolah dan istirahat yaitu melakukan permainan
melompati benda yaitu salah satunya menggunakan ban bekas, karena itulah yang
dapat dilakukan oleh anak-anak SDN Margaluyu dalam beraktivitas. Yang
dijadikan subjek penelitian dalam hal ini murid kelas IV SDN Margaluyu
Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang, berjumlah 24 orang siswa, dibuat
menjadi 6 regu dan tiap anak melakukan 30 kali gerakan. Alasan pemilihan subjek
penelitian adalah bahwa berdasarkan hasil observasi awal pada pembelajaran
Lompat Jauh terutama gaya gantung sebagian kurang mampu melakukan gerak
dasar lompat jauh yang benar sehingga diperlukan upaya meningkatkan
kemampuan gerak dasar lompat jauh melalui penggunaan media permainan
melompati ban untuk menambah kecepatan lari, kekuatan tolakan, dan kelenturan
dalam melakukan lompat jauh.
Data emperik membuktikan dari data awal melatar belakangi bahwa masih
3
benar. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan pada hari selasa
tanggal 24 Januari 2011 diperoleh data awal sebagai berikut.
Tabel 1.1
Data Tes Awal Penguasaan Kemampuan Gerak Dasar Lompat Jauh Gaya Gantung Kelas IV SDN Margaluyu Tahun Ajaran. 2010-2011
Tujuan pembelajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar Depdiknas
(2008:195) adalah sebagai berikut:
tujuan Pendidikan Jasmani Olahraga, dan kesehatan di Sekolah Dasar bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga terpilih
2. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik
3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar
4. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani olahraga kesehatan 5. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab,
kerjasama, percaya diri, dan demokratis
6. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan
7. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.
Sudah tidak diragukan lagi bahwa pendidikan jasmani yang bermutu
diselenggarakan dengan mematuhi kaidah-kaidah pedagogik. Pendidikan jasmani
memberikan sumbangan yang sangat besar bagi perkembangan siswa secara
menyeluruh. Para pelaku pendidikan terkadang melupakan kesempatan baik untuk
mendidik dan sekaligus membentuk siswa, terutama usia Sekolah Dasar, yang kita
pahami bersama merupakan pondasi, perkembangan siswa-siswa kita seterusnya.
Materi tersebut dijadikan pedoman bagi guru Pendidikan Jasmani dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran Pendidikan Jasmani guru diharapkan
dapat mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi
5
bertanggung jawab, dan pembiasaan pola hidup yang sehat, dalam pelaksanaan
penjabarannya bukan didapat melalui pengajaran konvensional di dalam kelas saja
yang bersifat kajian teoritis, namun melibatkan unsur fisik, mental, intelektual,
emosi, dan sosial. Aktivitas diberikan dalam pengajaran harus mendapat sentuhan
didaktik dan metodik, sehingga aktivitas dilakukan, mencapai tujuan pengajaran.
Diharapkan guru dapat mengembangkan dirinya untuk dapat menggunakan
media pembelajaran sebagai sarana untuk mencapai suatu keberhasilan
pembelajaran. Guru sebagai tokoh utama dalam proses pembelajaran tentunya
memiliki tanggung jawab paling besar dalam upaya mengefektipkan pengajaran
penjas di Sekolah Dasar. Dalam hal ini peneliti belum melihat adanya penerapan
penjelasan hal di atas di SDN Margaluyu, sehingga peneliti berupaya untuk
menemukan kendala-kendala yang ada.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal diharapkan mempunyai
program yang baik dan bermanfaat dalam melaksanakan Pendidikan Jasmani.
Guru yang baik akan mengerti manfaat Pendidikan Jasmani dalam perkembangan
anak dan dapat memberikan waktu yang luas untuk dapat memberikan
teknik-teknik serta berbagai keterampilan aktivitas olah raga. Adapun salah satu cabang
olah raga yaitu Atletik sesuai dengan pendapat Syarifudin (1992:9) “atletik
merupakan induk dari semua cabang olahraga, karena di dalam atletik terdapat
gerakan-gerakan seperti jalan, lari, lompat, dan lempar. Cabang olah raga Atletik
dalam kurikulum KTSP termasuk pada Permainan dan Olahraga”.
Cabang olahraga Atletik mempunyai beberapa cabang yang dilombakan,
penjas kegiatan Atletik adalah mempraktikan gerak dasar atletik sederhana, serta
nilai semangat percaya diri dan disiplin.
Gerakan lompat jauh yang baik akan membentuk lintasan parabola yang
sangat dipengaruhi oleh tiga faktor utama sesuai dengan prinsip gerak proyektil,
yaitu kecepatan atau kekuatan awal, sudut elevasi, dan jarak horizontal sebagai
hasil. Jadi dalam lompat jauh, pelompat harus dapat mengerahkan tenaganya dan
memperhatikan sudut lintasan atau sudut elevasi tolakan secara cermat, sehingga
diharapkan mendapat jarak horizontal masimal sesuai tujuan yang akan dicapai.
Sesuai dengan pendapat Jarver (dalam Handoko 1999: 32) yaitu:
Memperhitungkan pusat gravitasi (gaya berat) dari tubuh sipelompat di udara pada kecepatan maksimum, dengan arah sesuai tujuan. Jauhnya lompatan tergantung pada kecepatan lari, kekuatan dan percepatan pada saat take off (memindahkan kecepatan horizontal kegerakan bersudut).
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam melakukan
lompatan sangat dipengaruhi oleh faktor dari dalam maupun dari luar, faktor dari
dalam diantaranya menyangkut tehnik dasar lompat jauh yaitu kecepatan lari,
awalan, tenaga saat menolak, gerakan saat melayang, dan gerakan saat mendarat,
sedangkan faktor dari luar diantaranya adalah kecepatan angin, sepatu, dan gaya
gravitasi bumi dan sebagainya.
Sehingga berdasarkan pada fakta empirik penulis, lompat jauh ini
merupakan suatu gerakan perpaduan kecepatan lari (awalan), kekuatan tolakan
dan percepatan pada saat take off atau memindahkan kecepatan horizontal ke
gerakan bersudut, dan dapat melawan gaya gravitasi bumi supaya lama di udara,
sehingga dapat menghasilkan jauhnya lompatan. Lompat jauh gaya Gantung ini
7
Menurut Moeslim (1973: 99)
Lompat jauh terdiri dari empat tahap gerakan yaitu 1. Awalan (ancang-ancang); 2. Menolak; 3. Melayang di udara dan 4. Mendarat. Tahap-tahap gerakan tersebut akan saling berkaitan dengan satu sama lain untuk membentuk suatu sistem gerak yang tidak dapat dipisah pisahkan.
Agar dapat memacu prestasi yang optimal serta kualitas siswa meningkat,
diperlukan usaha-usaha yang sungguh-sungguh dalam membina, ini merupakan
tugas guru Pendidikan Jasmani. Guru pendidikan jasmani haruslah pandai
memilih media atau alat pembelajaran yang tepat sesuai dengan situasi dan
kondisi yang dihadapinya, agar dapat meningkatkan kemampuan siswa atau atlet.
Untuk mendukung keberhasilan dalam mengajarkan Pendidikan Jasmani di SD,
guru harus mampu mengembangkan media pembelajaran untuk mencapai
keberhasilan, pencapaian program pembelajaran.
Sesuai dengan pendapat Lutan (2001:65) yaitu sebagai berikut:
“Media/alat, waktu dan ruang merupakan sumber daya penting untuk
mendukung pelaksanaan proses belajar mengajar (PBM). Ketiga sumber daya ini
harus dikelola dan dimanfaatkan sebaik-baiknya karena bersifat langka”.
Dalam hal ini penulis tertarik untuk meneliti salah satu pengunaan media
untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada lompat jauh gaya gantung melalui
penggunaan media permainan melompati ban. Penulis menduga dengan
penggunaan media permainan melompati ban sebagai alat melatih menolak dan
mendarat pada lompat jauh gaya gantung akan melatih ketika menolak, sikap di
udara dan mendarat, diharapkan akan meningkatkan hasil lompatan lebih jauh.
Kendala yang dihadapi di SDN Margaluyu penguasan lompat jauh
maksimal oleh guru Penjas, maka diperlukan suatu cara untuk menyelesaikan
permasalahan di atas, sehingga bertitik tolak dari uraian di atas penulis terdorong
untuk mencoba untuk meneliti tentang. Meningkatkan Pembelajaran Gerak
Dasar Atletik Lompat jauh Gaya Gantung Melalui Permainan Melompati Ban Pada Siswa Kelas IV di SDN Margaluyu Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang.
B.Rumusan Masalah Dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah
Bertitik tolak pada latar belakang masalah, penulis mencoba menerapkan
pembelajaran atletik yaitu lompat jauh gaya gantung dengan media permainan
melompati ban. Penulis merumuskan masalah tersebut, sebagai berikut:
a. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran lompat jauh gaya gantung
dengan menggunakan permainan melompati ban?
b. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran lompat jauh gaya gantung
dengan menggunakan permainan melompati ban?
c. Bagaimana hasil evaluasi pembelajaran lompat jauh gaya gantung dengan menggunakan permainan melompati ban?
2. Pemecahan Masalah
Untuk kelancaran dan mempermudah penelitian penulis mencoba dengan
membatasi serta memecahkan masalah sebagai berikut:
a. Analaisis Proses. 1) Kinerja Guru
9
dengan mengaitkan materi sebelumnya, guru tidak menciptakan kerjasama antar
siswa dalam membentuk kelompok belajar, guru tidak melaksanakan kegiatan
pemebelajaran sesuai dengan RPP, guru tidak menggunakan media sebagai alat
bantu, guru tidak menggunakan teknik atau metode yang bermakna dalam
pengajaran lompat jauh gaya gantung, guru tidak memberikan motivasi kepada
siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, guru tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mengungkapkan pendapat, dan guru
tidak membimbing siswa dalam menyimpulkan isi pembelajaran.
2) Aktivitas Siswa
Pada saat pembelajaran berlangsung sebagian dari siswa kurang
memperhatikan materi dari guru, siswa tidak berantusias dalam mengikuti
pelajaran, hanya sebagian kecil siswa yang mengikuti pelajaran dengan penuh
semangat.
b. Analisis Hasil
Hasil belajar siswa dalam melakukan gerak dasat atletik lompat jauh gaya
gantung masih rendah. Dari kondisi pembelajaran dan hasil tes yang diperoleh,
memberikan gambaran bahwa masalah pembelajaran lompat jauh gaya gantung di
SDN Margaluyu perlu diperbaiki.
c. Tindakan
Setelah menemukan akar permasalahan di atas, langkah selanjutnya mencari
alternatif pemecahan masalah dengan melalui permainan melompati ban. Dengan
melalui permainan melompati ban siswa dapat melakukan lompat jauh gaya
lompat melalui permainan melompati ban tersebut adalah dengan melakukan
tahapan-tahapan lompat jauh gaya gantung perorangan dengan peraturan yang
ditetapkan. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pemebelajaran yang
diharapkan, maka diperlukan siklus-siklus. Tiap siklus siswa secara perseorangan
melakukan lompat jauh gaya jongkok melalui permainan melompati ban.
Siklus ke- 1 lompat jauh gaya gantung dengan melalui permainan
melompati ban yang disukai siswa melakukan sebanyak satu kali. Selanjutnya
pada siklus ke-2, lompat jauh gaya gantung dengan melalui permainan melompati
ban yang disukai siswa melakukan sebanyak dua kali. Siklus ke-3 lompat jauh
gaya gantung dengan melalui permainan melompati ban yang disukai siswa
melakukan sebanyak tiga kali.
Pembelajaran dikatakan berhasil apabila:
a) Ada peningkatan hasil belajar lompat jauh gaya gantung dengan indikator
ada perubahan yang dicapai tiap siklusnya.
b) Keinginan siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan baik, sehingga
siswa ingin terus mencoba melakukan tugas gerak.
c) Mempunyai kepuasan dengan memperlihatkan keantusiasan dalam
melakukan lompat jauh gaya gantung
d. Target Proses 1) Kinerja guru
a) Perencanaan
Guru dapat menyusun rencana pembelajaran lompat jauh gaya gantung
11
Baik Sekali atau 100% muncul indikator dalam perencanaan.
b)Pelaksanaan
Guru dapat melaksanakan kinerjanya pada saat pembelajaran lompat jauh
gaya gantung melalui permainan melompati ban sesuai dengan indikator sehingga mendapatkan interprestasi nilai Baik Sekali atau mendapatkan ≥
81-100%.
c) Evaluasi
Guru dapat melaksanakan evaluasi lompat jauh gaya gantung melalui
permainan melompati ban sesuai indikator dengan baik.
2) Aktivitas Siswa
Untuk aktivitas siswa ≥ 80% siswa mendapatkan interprestasi siswa Baik
Sekali dalam menjalankan aktivitasnya pada saat pembelajaran lompat jauh
gaya jongkok melalui permainan melompati ban.
e. Target Hasil
Pembelajaran dikatakan berhasil, dengan ketentuan sebagai berikut.
- Jika siswa mendapat skor > 7 dikatakan tuntas
- Jika siswa mendapat skor < 7 dikatakan tidak tuntas.
C.Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah memberikan gamabaran tentang model
permainan melompati ban yang paling efektif dalam meningkatkan lompat jauh
bermanfaat dan dapat digunakan untuk meningkatkan gerak dasar atletik lompat
jauh gaya gantung pada siswa kelas IV SDN Margaluyu Kecamatan Sukasari
Kabupaten Sumedang.
Selanjutnya penelitian ini menggunakan permainan melompati ban
ditujukan pada pola tertentu dan diarahkan untuk mencapai tujuan sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran lompat jauh gaya gantung
dengan menggunakan permainan melompati ban.
b. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran lompat jauh gaya gantung
dengan menggunakan permainan melompati ban.
c. Untuk mengetahui hasil evaluasi pembelajaran lompat jauh gaya gantung
dengan menggunakan permainan melompati ban.
2. Manfaat Penelitian a. Bagi siswa:
Dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran lompat
jauh gaya gantung melalui permainan melompati ban.
b. Bagi Guru:
Dapat memberikan alternatif dalam mengajarkan gerak dasar atletik
lompat jauh gaya gantung melalui permainan melompati ban.
c. Bagi Sekolah
Dapat memberikan kontribusi dalam usaha memperbaiki pembelajaran
lompat jauh gaya gantung melalui permainan melompati ban, untuk
13
d. Bagi Lembaga UPI:
Dapat memberikan manfaat dalam rangka perbaikan pembelajaran
sebagai lembaga yang mendidik calon guru propesional.
e. Bagi Peneliti:
Menambah pengetahuan, mempunyai kemampuan penggunaan media
pembelajaran, dan dapat digunakan rujukan bagi peneliti yang lain.
D.Batasan Istilah
Meningkatkan: adalah suatu proses perubahan yang terjadi pada diri hasil belajar atau latihan (SISDIKNAS, 2003);
Pembelajaran: adalah suatu proses yang dilaksanakan oleh individu untuk memperoleh perubahan prilaku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil
dari pengalaman individu itu dalam interaksi dengan lingkungannya (Surya,
2003:40).
Gerak Dasar: adalah kemampuan awal yang dimiliki seseorang (Kamus Besar : 359). Landasan dalam pengembangan keterampilan yang lebih
Kompleks (UT, 2000:63).
Atletik: atletik adalah salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan atau diperlombakan yang meliputi atas nomor-nomor jalan, lari, lompat dan
lempar. (Syarifuddin, 1992:2)
Lompat Jauh Gaya Gantung: adalah melakukan bentuk gerakan lompatan menggantung dengan tujuan untuk memperoleh hasil lompatan yang
Permainan Melompati Ban adalah sesuatu alat yang digunakan untuk bermain; dalam penelitian ini, dimana alat tersebut yang digunakan
43 BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Lokasi Dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan SDN Margaluyu Kecamatan Sukasari
Kabupaten Sumedang. Alasan mengambil lokasi ini mengingat masih rendahnya
aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajran pendidikan jasmani olahraga
dan kesehatan yaitu cabang atletik khusunya hasil belajar lompat jauh. Berikut
denah SDN Margaluyu Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang.
U
Gambar 3.1 Denah SDN Margaluyu
2. Waktu Penelitian
Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan penelitian ini adalah empat
bulan dimulai bulan Januari 2011 sampai dengan bulan April 2011.
Pelaksanaannya disesuaikan dengan jadwal mata pelajaran pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan di SDN Margaluyu kecamatan Sukasari kabupaten Kelas
V Kelas II Kelas IV Kantor
Kelas I
Kelas VI
Sumedang. Berikut jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 di bawah ini:
Tabel 3.1
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No Uraian Kegiatan
WAKTU PELAKSANAAN
Januari Pebruari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Margaluyu Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang tahun pelajaran 2010/2011,
yang berjumlah 24 orang siswa. Alasan pemilihan subjek penelitian adalah bahwa
berdasarkan hasil observasi awal pada pembelajaran lompat jauh sebagian kurang
mampu melakukan gerak dasar lompat jauh yang benar sehingga diperlukan
upaya meningkatkan kemampuan gerak dasar lompat jauh gaya gantung melalui
penggunaan permainan melompati ban untuk menambah kekuatan keseimbangan
lompat jauh.
C. Metode Dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian
Berpedoman pada latar belakang bahwa permasalahan dalam penelitian ini
muncul dari adanya praktik pembelajaran sehari-hari yang dirasakan langsung
45
kurang mampu melakukan lompat jauh dengan baik karena kekuatan otot kaki
anak yang kurang mendapat latihan kekuatan, kelenturan, dan keseimbangan.
2. Desain Penelitian
Oleh karena itu diperlukan upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan
kualitas praktik pembelajaran tersebut. Salah satu cara untuk menyelesaikan
permasalahan yang ada dalam penelitian ini, dengan menggunakan metode
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Class Action Research. Arti dari Penelitian
Tindakan Kelas yaitu suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif untuk memahami,
meningkatkan kemahiran, memperbaiki proses pembelajaran. Sesuai dengan
pendapat dari Rochiati (2008: 13).
“Bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran
mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu”.
Sementara yang dimaksud dengan metoda itu sendiri seperti yang dikemukakan oleh Surakhman (1989:131) adalah “merupakan cara utama yang
dikemukakan untuk mencapai tujuan”. Sedangkan alasan peneliti menggunakan
metode penelitian tindakan kelas ini bertolak dari latar belakang masalah yang
terjadi di lapangan. Dalam hal ini peneliti mencoba mengupayakan dalam
meningkatkan kemampuan gerak dasar atletik lompat jauh gaya gantung melalui
permainan melompati ban pada siswa kelas IV di SDN Margaluyu Kecamatan
Sukasari Kabupaten Sumedang.
Beberapa ahli mengemukakan tentang pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Taggart (Dikdasmen, 1993:3), “Penelitian Tindakan Kelas
biasanya dilakukan oleh guru di kelas atau sekolah tempat ia mengajar dengan
penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses pembelajaran yang sudah dilakukannya”.
Menurut Hopkins (yang diterjemahkan oleh Tim Pelatihan Proyek PGSM,
1996:6) mengemukakan bahwa
“Class Action Research adalah: Sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan rasional dari tidakan-tindakan mereka dalam dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan.
Juga dikuatkan menurut Dikdasmen (1999:8) arti dari PTK adalah.
”Penelitian Tindakan Kelas merupakan upaya kolaboratif antara guru dan
siswa-siswinya, yaitu suatu kesatuan kerja sama dengan perspektif berbeda. Misalnya, bagi guru demi mutu profesionalnya dan bagi siswa peningkatan prestasi belajarnya”.
Dengan mengacu pada pendapat di atas maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa penelitian tindakan kelas merupakan bentuk penelitian tindakan yang
dilakukan di kelas atau di lapangan dengan tujuan untuk memperbaiki serta
meningkatkan kualitas praktek pembelajaran Penjas sehingga PTK berfokus pada
permasalahan praktik yaitu permasalahan yang muncul pada proses pembelajaran
Penjas yaitu pada anak yang kurang mampu menguasai gerak dasar lompat jauh.
Dengan demikian bidang kajian penelitian ini yaitu praktik pembelajaran
Penjas dengan memfokuskan pada upaya meningkatkan kemampuan gerak dasar
lompat jauh melalui penggunaan permainan melompati ban pada siswa kelas IV di
47
D. Prosedur Penelitian Dan Rencana Tindakan 1. Prosedur Penelitian
Ada empat komponen yang menjadi konsep PTK. Sesuai dengan pendapat
Suharsimi Arikunto (2002:83), Keempat komponen tersebut menunjukkan
langkah-langkah atau tahapan yaitu sebagai berikut:
a. Perencanaan atau Planning.
b. Tindakan atau Acting
c. Pengamatan atau Observing dan
d. Refleksi atau Reflecting.
Sedangkan menurut Raka Joni (1999:22) terdapat lima tahap penelitian
tindakan kelas yaitu sebagai berikut.
a) Pengembangan fokus masalah penelitian b) Perencanaan tindakan perbaikan
c) Pelaksanaan tindakan perbaikan, observasi dan interpretasi d) Analisis dan refleksi
e) Perencanaan tindak lanjut
Berdasarkan langkah-langkah penelitian tindakan di atas maka untuk
mempermudah alur penelitian dibuatlah skema prosedur penelitiannya sesuai dengan pendapat yang dikemukan Udin S. Sa’ud (2006:8) maka setiap satu siklus
tindakan memuat langkah-langkah yaitu.
1. Membuat Rencana Tindakan.
2. Pelaksanaan Tindakan.
3. Observasi. dan
Kesemua tahapan itu dilaksanakan setelah melakukan observasi awal,
memperoleh gambaran mengenai karakteristik aktivitas belajar siswa
menunjukkan oleh jumlah aktif belajar siswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran Penjas khususnya materi lompat jauh.
Di bawah ini adalah gambar Spiral pelaksanaan tindakan PTK menurut
Kemmis dan Taggart
Gambar 3.3
Model Spiral Kemmis dan Taggart (Rochiati,2008:66)
Prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah berbentuk
siklus. Setiap siklus dilakukan 1 pertemuan dimana setiap pertemuan
menggunakan 2 jam pelajaran secara lebih rinci penelitian tersebut dapat
49
2. Rencana Tindakan
a. Tahap perencanaan Tindakan.
1) Mengadakan penelitian awal untuk mengidentifikasi masalah yang perlu diatasi. Dalam tahap ini peneliti melakukan observasi pada proses
pembelajaran lompat jauh.
2) Membuat Rencana Pembelajaran (RPP) untuk setiap siklus.
3) Peneliti dan guru mengadakan diskusi mengenai cara melakukan tindakan mengenai langkah-langkah penerapan tiga kunci memotivasi anak untuk
belajar.
4) Menyiapkan alat pembelajaran dalam rangka meningkatkan kemampuan gerak dasar lompat jauh.
5) Menyiapkan lembar observasi kinerja guru dan aktivitas siswa, pedoman wawancara, serta alat evaluasi.
6) Mendesain alat evaluasi untuk melihat:
a) Apakah kemampuan gerak dasar lompat jauh dapat meningkat?
b) Apakah melalui permainan melompati ban pembelajaran lompat jauh akan
mampu menjadikan alat bantu yang dapat meningkatkan tujuan?
b. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan adalah melaksanakan
tindakan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam
pelaksanaannya mengacu pada anlisis pengamatan kemampuan kinerja guru yang
telah disiapkan.
langkah sebagai berikut:
a) Siklus 1 : permainan melompati ban bekas secara beregu, jika menemukan
ban berwarna hitam menolak dengan satu kaki jika menemukan ban putih
mendarat dengan dua kaki
b) Siklus 2 : permainan melompati ban bekas secara beregu, jika menemukan
ban berwarna hitam menolak dengan satu kaki jika menemukan ban putih
mendarat dengan dua kaki
c) Siklus 3 : permainan melompati ban bekas secara beregu, jika menemukan
ban berwarna hitam menolak dengan satu kaki jika menemukan ban putih
mendarat dengan dua kaki
2) Pelaksanaan pembelajaran yang meliputi sebagai berikut:
a) Kegiatan Awal
(1)Menyiapkan alat-alat pelajaran.
(2)Guru dan siswa berdoa bersama.
(3)Siswa dan guru melaksanakan pemanasan sesuai dengan petunjuk guru.
(4)Menjelaskan kegiatan belajar yang akan dilaksanakan siswa. Pada
kegiatan ini peneliti menerapkan strategi memotivasi siswa belajar atau
berlatih yang berorentasi pada keberhasilan.
b) Kegiatan Inti.
(1)Peneliti yang berperan sebagai guru dan observer melakukan pengamatan
terhadap perilaku siswa yang belajar sebagai informasi peneliti. Proses
pengamatan harus didasari dengan sadar, kritis, sistematis, dan objektif.
51
(1)Setelah pembelajaran berakhir, peneliti mencatat segala bentuk kegiatan,
kejadian, kendala-kendala yang muncul selama pembelajaran
berlangsung ke dalam lembar observasi yang disiapkan.
(2)Murid duduk membuat formasi setengah lingkaran, guru menjelaskan
kembali materi yang sudah disampaikan, kemudian menyampaikan
tindak lanjut.
3. Observasi.
Selama pelaksanaan tindakan tugas peneliti adalah mengobservasi semua
kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Pelaksanaan observasi
dilaksanakan sesuai dengan rencana penelitian objek yang diamati adalah seluruh
aktivitas siswa selama pembelajaran dilaksanakan, baik berupa perubahan yang
bersifat individu maupun secara klasikal. Observasi yang dapat dilakukan adalah:
a. Observasi Peer (pengamatan sejawat).
Observasi Peer adalah observasi terhadap pengajaran seseorang oleh
orang lain.
b. Observasi Terstruktur.
Pelaksanaan observasi terstruktur dilakukan peneliti dengan cara
bertanya kepada siswa. Peneliti sebagai guru mengajukan beberapa
pertanyaan kepada siswa kemudian siswa menjawab.
4. Refleksi.
Tahap refleksi merupakan tahap kegiatan untuk menganalisa, interprestasi
dan penjelasan terhadap semua informasi yang diperoleh selama pelaksanaan
dibandingkan dengan data awal. Hasil informasi atau data yang sudah dianalisis
kemudian melalui proses refleksi akan ditarik kesimpulan.
Hasilnya akan dijadikan sumber bagi tindakan selanjutnya yaitu dalam
rangka memperbaiki, menyempurnakan atau meningkatkan kebiasaan yang
kurang yang baik menjadi baik dalam pelaksanaan tindakan. Adapun langkah
refleksi adalah:
a. Analisis, sintensis, dan interprestasi terhadap semua informasi yang
diperoleh dalam pelaksanaan tindakan.
b. Melakukan evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan
tindakan.
c. Apabila hasil refleksi menunjukkan belum ada peningkatan optimal maka
dibuat perencanaan siklus 2, 3 yang perlu dibuat langkah-langkahnya
seperti siklus 1.
E. Intrumen Penelitian
Intrumen penelitian yang digunakan adalah pemodana observasi, pedoman
wawancara, catatan lapangan dan lembar tes hasil belajar siswa. Data yang
dikumpulkan penulis adalah data kinerja guru dan aktivitas siswa serta
peningkatan kemampuan gerak dasar lompat jauh gaya gatung melalui
permainan melompati ban pada siswa kelas IV di SDN Margaluyu
Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang. Teknik yang digunakan oleh
penulis dalam mengumpulkan data yaitu:
1. Lembar Observasi
53
yang digambarkan ketika pelaksanaaan pembelajaran lompat jauh gaya gantung
melalui permainan melompati ban pada siswa kelas IV di SDN Margaluyu
Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang. Melalui observasi ini diharapkan
diperoleh gambaran tentang interaksi guru dan siswa maupun siswa dengan siswa.
2. Lembar Wawancara.
Lembar wawancara berisi sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk
mengungkap kinerja guru dan aktivitas siswa selama pelaksanaan
pembelajaran lompat jauh gaya gantung melalui permainan melompati ban
pada siswa kelas IV di SDN Margaluyu Kecamatan Sukasari Kabupaten
Sumedang, supaya data-data yang belum terungkap dengan data yang lainnya
dapat terungkap. Teknik wawancara ini bersifat informal dan diajukan kepada
siswa tertentu yang dianggap penting untuk diteliti.
3. Catatan lapangan.
Catatan lapangan yang digunakan dalam penelitian adalah catatan yang
berbentuk deskrifsi secara garis besar untuk menggambarkan suatu proses dan
kejadian-kejadian yang didengar, dilihat, dan dialami selama pelaksanaan
tindakan. Catatan lapangan meliputi proses pembelajaran melompati ban,
kinerja guru, dan aktivitas siswa.
4. Tes Hasil Belajar Siswa.
Tes hasil belajar adalah untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa baik
sebelum, sesudah tindakan dilakukan. Tes ini diberikan kepada siswa secara
individu pada akhir pembelajaran berupa tes perbuatan lompat jauh gaya gantung
F. Teknik Pengumpulan Data Dan Instrumen Penelitian 1. Teknik Pengumpulan Data.
Proses pengumpulan data dilakukan melalui observasi pada setiap tindakan
dalam proses pembelajaran Penjas dalam hal ini materi Atletik yaitu lompat jauh,
proses pengumpulan data dibantu pula guru Kelas dan Kepala Sekolah sebagai
rekan peneliti (mitra sejawat).
Data atau informasi yang dijadikan sumber untuk kepentingan analisis guna
memecahkan masalah penelitian berasal dari hasil observasi selama pelaksanaaan
tindakan, meliputi aktivitas yang ditunjukkan oleh seluruh siswa dan perilaku
guru selama proses pembelajaran dalam pelaksanaan tindakan.
Berdasarkan itu maka data penelitian dapat diklasifikasikan menjadi dua
sumber data yang berasal dari:
a. Siswa: melalui perubahan perilaku yang ditunjukkan oleh aktivitasnya
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran Penjas.
b. Guru: catatan jurnal dan data peneliti dari setiap perubahan siklus pada
setiap observasi dan refleksi dari setiap kegiatan.
2. Instrumen Penelitian.
Untuk mengetahui jumlah waktu aktif berlatih atau belajar siswa melalui
penerapan strategi tiga kunci dengan memotivasi siswa berlatih, maka peneliti
langsung melaksanakan observasi untuk mengumpulkan data. Instrumen
55
Melalui pedoman observasi dalam bentuk format yang telah dibuat untuk
mengumpulkan data, berbagai informasi dalam upaya mengetahui perubahan
peningkatan jumlah aktif berlatih atau belajar siswa.
G. Prosedur Pengolahan Data Dan Analisis Data 1. Prosedur Pengolahan Data.
Prosedur pengolahan data dilakukan setelah data dikumpulkan terlebih
dahulu, teknik pengolahan data yang digunakan bersifat kualitatif. Data yang
diperoleh dalam penelitian tindakan kelas ini adalah hasil dari observasi, dan
teshasil belajar siswa yang dilakukan terhadap siswa kelas IV SDN Margaluyu.
Menurut Nasution (1996:114) mengenai proses pengolahan data yaitu
Proses pengolahan data seiring dengan proses pelaksanaan tindakan pembelajaran sebagai bentuk dari rancangan pengolahan data kualitatif dalam kerangka Penelitian Tindakan Kelas. Sedangkan analisis data biasanya dilakukan pada tahap akhir penelitian tindakan kelas untuk menjawab pertanyaan penelitian, namun demikian untuk kepentingan tertentu analisis data dapat dilaksanakan beriringan dengan pengolahan data disetiap selesainya satu tahap atau siklus tindakan pembelajaran.
Secara umum kegiatan pengolahan data dan analisis data dalam proses
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Mengumpulkan format hasil observasi dari setiap kegiatan pembelajaran
pada setiap siklus penelitian yang sudah dilaksanakan.
b. Membandingkan jumlah siswa yang terlibat secara aktif pada setiap
kegiatan pembelajaran Penjas setiap siklus penelitian yang dilaksanakan.
c. Menganalisa perubahan perilaku siswa dari seluruh format observasi dan
d. Menganalisa jumlah waktu aktif berlatih atau belajar siswa dari awal
tindakan sampai akhir tindakan.
Setelah semua data terkumpul maka dilakukan pengolahan data teknik
pengolahan data yang digunakan adalah teknik pengolahan data kualitatif.
Pengolahan data dimulai pada saat melakukan refleksi dari setiap tindakan yang
dilaksanakan pada setiap siklus dalam penelitian tentang proses pembelajaran
lompat jauh gaya gantung melalui permainan melompati ban.
Teknik pengolahan data untuk hasil belajar siswa dilakukan dengan
menentukan skor dari setiap indikator, menghitung jumlah skor yang diperoleh
setiap siswa, memberi nilai angka, menghitung presentase ketercapaian setiap
indikator, dan merekapitulasi presentase jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas
tes hasil belajar siswa yang berbentuk tes perbuatan dengan setiap indikator
tercantum dalam tabel 3.2 berikut ini
Tabel 3.2
Indikator Kemampuan Gerak Dasar Lompat Jauh
Nomor Indikator
1 Awalan
2 Tolakan
3 Sikap di udara
4 Sikap mendarat
Kriteria keberhasilan siswa ditentukan oleh batas kelulusan berdasarkan pada
57
2. Analisis Data.
a. Pengolahan dan Kategori Data.
Data mentah yang terkumpul dari hasil observasi dan wawancara
dikelompokkan menjadi unit-unit dengan memperhatikan karakteristik data
mentah, berdasarkan atas unit-unit yang ada, lalu diterapkan kategorisasi. Dalam
pengolahan data ini, perilaku siswa selama kegiatan pembelajaran Penjas sebagai
aktivitas siswa apakah aktif, aktivitas manajemen, aktivitas memperhatikan
intruksi, dan aktivitas lain.
Menurut Patton (moleong, 2002:103) analisis adalah.
Proses mengatur urutan data, mengorganisasikan ke dalam suatu pola, katagori dan satuan uraian dasar. Ia membedakan dengan penafsiran, yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan diantara dimensi-dimensi uraian.
Sedangkan menurut Moleong (2002:190) tentang proses adalah:
Proses analisis diawali dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah ditulis dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto dan sebagainya.
Pengolahan data dilakukan dalam tiga tahap yaitu: reduksi data, paparan
data, dan penyimpulan.
1) Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi,
pemfokusan, dan pengabtrakkan data mentah menjadi informasi yang
bermakna pada pembelajaran lompat jauh gaya gantung yaitu awalan,
2) Paparan data adalah proses penampilan data secara lebih sederhana dalam
bentuk paparan naratif, termasuk dalam format matrik, representatif grafik
dan sebagainya tentang proses pembelajaran lompat jauh gaya gantung.
3) Penyimpulan data adalah proses pengambilan intisari dari penyajian data
yang telah terorganisir dalam bentuk pertanyaan kalimat atau formula yang
singkat dan padat tetapi mengandung arti yang luas tentang proses
pembelajaran lompat jauh gaya gantung.
b. Validitas atau Teknik Keabsahan Data.
Tahap validitasi melalui empat tahapan yang terdiri dari:
1) Triangulasi maksudnya adalah rumusan hipotesa tersebut divalidasi berdasarkan tiga sudut pandang yang berbeda dimana masing-masing
sudut pandang mengakses data yang relevan dengan situasi proses
pembelajaran. (Nasution, 1996:115). Ketiga sudut pandang tersebut
adalah.
a) Peneliti sebagai observer yang memperoleh informasi berkaitan dengan keseluruhan aspek yang diamati dari setiap pelaksanaan skenario tindakan pembelajaran penjas.
b) Siswa mengakses reaksi terhadap apa saja dan bagaimana proses pembelajaran yang disajikan oleh guru penjas?
c) Guru penjas sebagai peneliti yang memberikan masukan intropeksi diri terhadap pembelajaran yang sedang dan sudah dilaksanakan.
2) Member check yaitu mengecek kebenaran dan kesahihan data temuan penelitian dengan melakukan diskusi antara peneliti dan mitra peneliti
pada setiap akhir tindakan pembelajaran. Tahap ini juga merupakan
refleksi untuk mengetahui sejauh mana kesesuaian tindakan dengan tujuan
59
3) Audit trail yaitu mengecek kebenaran hasil penelitian dengan mengkomfirmasikan pada bukti-bukti temuan yang telah diperiksa dan
mencek kesahihan pada sumber data hasil member check.
4) Expert opinion adalah pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan penelitian dengan para pembimbing penelitian ini. Yaitu suatu kegiatan
pertemuan antara peneliti dengan pembimbing Dr. Tatang Muhtar M.Si
dan Drs. Indra Safari M.Pd. untuk mengadakan pengecekan terakhir dalam
115 A.Kesimpulan
Dari hasil penelitian melalui proses pengolahan data, analisis data dan
pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai penggunaan
permainan melompati ban ternyata dapat meningkatkan pembelajaran gerak dasar
atletik lompat jauh gaya gantung di kelas IV SDN Margaluyu, maka penulis
menarik kesimpulan sebagai berikut;
1. Perencanaan
Pada bagian ini peneliti menyimpulkan tahap perencanaan pembelajaran.
peneliti mempersiapkan materi yang akan disampaikan dalam pembelajaran gerak
dasar atletik lompat jauh gaya gantung, menentukan tujuan pembelajaran, metode
pembelajaran, dan penggunaan permainan melompati ban untuk meningkatkan
awalan, tolakan, sikap di udara, dan sikap mendarat pada pembelajaran gerak
dasar atletik lompat jauh gaya gantung. Setelah itu menentukan langkah-langkah
pembelajaran dalam RPP, menentukan instrumen yang digunakan selama proses
pembelajaran, menentukan teknik pengolahan data yang digunakan untuk
mengetahui hasil. Hasilnya pada pembelajaran menggunakan permainan
melompati ban, tahap perencanaan siklus I mencapai 89% belum mencapai target,
maka dilakukan perbaikan pada siklus II, pada siklus II mencapai 92,8%, dan
pada siklus III sudah tercapai target yaitu 100%. Sehingga kesimpulannya tahap
116
2. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, guru menyampaikan tujuan penggunaan permainan
melompati ban untuk meningkatkan gerak dasar atletik lompat jauh gaya gantung.
Penilaian hasil pembelajaran dilakukan dengan melakukan tes akhir dan
penilaian selama proses pembelajaran. Penilaian proses pembelajaran dilakukan
dengan observasi dan wawancara guru serta siswa, yang meliputi aspek motivasi,
disiplin, dan kerjasama. Sedangkan tes akhir dilakukan dengan tes praktik
melakukan gerak dasar atletik lompat jauh gaya gantung.
Pelaksanaan kinerja guru mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus
III. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari persentase setiap siklusnya selama
penggunaan melompati ban pada pembelajaran gerak dasar atletik lompat jauh
gaya gantung Siklus I diperoleh persentase sebesar 93,2%, pada siklus II
persentase sebesar 94,3% atau naik sekitar 1,1% dari siklus I. kemudian pada
siklus III diperoleh persentase sebesar 100%, dan telah mencapai target yang
ditetapkan.
Peningkatan terhadap kinerja guru ternyata mempengaruhi aktivitas siswa
dalam pembelajaran, hal tersebut terlihat dari persentase aktivitas siswa pada
setiap siklus yang terjadi peningkatan. Pada siklus I siswa yang memperoleh
kriteria baik sebanyak 17 orang siswa atau 71%, dan kriteria cukup sebanyak 7
orang siswa atau 29%. Pada siklus II meningkat sekitar 20,9% menjadi 91,7%
atau sebanyak 22 orang siswa yang memperoleh kriteria baik, sedangkan siswa
yang menperoleh kriteria cukup adalah 2 orang siswa (8,3%). Pada siklus III juga
baik, atau meningkat 4,3% dari siklus II, sedangkan siswa yang memperoleh
kriteria cukup sebanyak 1 orang saja atau 4%. Berdasarkan hal tersebut maka
dapat disimpulkan bahwa dengan perencanaan pembelajaran yang baik ternyata
berpengaruh terhadap aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh siswa.
3. Hasil Belajar
Berdasarkan data hasil tes praktek gerak dasar atletik lompat jauh gaya
gantung yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan persentase hasil belajar siswa
dari siklus I sampai dengan siklus III. Pada siklus I siswa yang telah tuntas
berjumlah 15 orang (62,5%) atau bertambah 7 orang siswa dari data awal yang
berjumlah 8 orang siswa (33%). Pada siklus II siswa yang telah tuntas berjumlah
20 orang siswa (83%) atau bertambah 5 orang siswa dari siklus I. Kemudian pada
siklus III siswa yang telah tuntas berjumlah 23 orang siswa (96%) atau bertambah
3 orang siswa dari siklus II.
Dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa dalam melakukan pembelajaran
gerak dasar atletik lompat jauh gaya gantung, dapat disimpulkan bahwa
penggunaan permainan melompati ban dapat meningkatkan kemampuan siswa
dalam melakukan meningkatkan awalan, tolakan, sikap di udara, dan sikap
mendarat pada pembelajaran gerak dasar atletik lompat jauh gaya gantung kelas
IV SDN Margaluyu Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang.
B.Saran
Hasil temuan yang diperoleh dalam penelitian yang telah dilakukan, maka
118
peneliti sendiri khususnya, umumnya bagi pembaca sekalian, saran tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a. Guru harus memiliki kemampuan dan keterampilan mengelola siswa di
lapangan dan menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan dengan menggunakan metode permainan pembelajaran
tersebut. Pembelajaran ini baik digunakan untuk guru kelas IV dalam
melakukan gerak dasar atletik lompat jauh gaya gantung.
b. Hal yang harus diperhatikan guru seharusnya pembelajaran menggunakan
berbagai permainan yang bisa meningkatkan pembelajaran gerak dasar
atletik lompat jauh gaya gantung, dan menyiapkan sarana prasarana yang
akan dibutuhkan dalam penerapan permainan melewati ban. Serta
menjelaskan aturan pembelajaran permainan melewati ban dengan jelas dan
mudah dimengerti oleh anak.
c. Guru hendaknya termotivasi untuk selalu meningkatkan kemampuan dan
profesionalisme, dalam upaya membantu anak mempermudah untuk
memahami materi yang diajarkan. Oleh karena itu hendaknya guru dapat
memilih model pembelajaran yang tepat dalam setiap pembelajaran.
2. Untuk Lembaga
a. Dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran pendidikan jasmani.
b. Dapat menerapkan berbagai macam pembelajaran permainan pada
udara, dan sikap mendarat pada pembelajaran gerak dasar atletik lompat
jauh gaya gantung.
c. Menyediakan alat serta aturan berbagai macam permainan untuk diterapkan
pada berbagai macam permainan.
3. Bagi Peneliti Lain
a. Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian, disarankan agar mengadakan
penelitian lebih lanjut dengan menyiapkan berbagai macam permainan dan
berbagai metode pembelajaran.
b. Bagi peneliti lain disarankan mengembangkan permainan sebagai media
pembelajaran disarankan untuk meningkatkan teknik dasar atletik yang
120
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini. (2002) Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosda Karya
Depdikbud. (1979) Atletik. Jakarta Dirjen Diktri Proyek Pembinaan Tenaga Pendidikan.
Eka Nugraha (1997) Naskah Atletik Praktis Untuk Pelatih Atletik Tingkat Dasar. Bandung: PASI Jawa Barat.
Guthrie dalam Supandi. (1986) Teori Belajar Gerak. Bandung: FPOK IKIP
JS, Badudu ST., Mohamad, Zain (1982) Kamus Umum Indonesia. PT Intergrafika.
Jarver, Jess. (1999) Belajar dan Berlatih Atletik. Bandung. Pionir Jaya.
Lutan, R (1988) Belajar Keterampilan Motorik. Jakarta. Depdikbud.
Moelim, Mochamad (1973) Atletik. Jakarta.
Nurhasanah dan Tumianto D (2007) Kamus Besar Bergambar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Bina Sarana.
Sadulloh, S dan Komar, O (1984) Dasar-dasar Pendidikan. Bandung IKIP.
Surakhmad (1980) Pengantar Interaksi Belajar Dasar dan Tehnik Metodologi Pengajaran. Bandung Tarsito.
Syarifudin aip, Muhadi (1993) Atletik. Jakarta: Depdikbud.
Wiriaatmadja, R. (2008) Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung :UPI PT Remaja Rosda Karya.
Wardhani, I. (2007) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: UT.
Yudha, M. Saputra (2001) Pembelajaran Atletik di Sekolah Dasar. Jakarta: DepDikNas.