• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI MURDER (MOOD UNDERSTAND RECALL DETECT ELABORATE REVIEW) BERBANTU MUTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI MURDER (MOOD UNDERSTAND RECALL DETECT ELABORATE REVIEW) BERBANTU MUTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN."

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IMPLEMENTASI MURDER (MOOD UNDERSTAND RECALL DETECT ELABORATE REVIEW) BERBANTU MUTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SEKOLAH

MENENGAH KEJURUAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer

Oleh:

Leli Rusdiana 0705178

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER

(2)

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013

LELI RUSDIANA

IMPLEMENTASI MURDER (MOOD UNDERSTAND RECALL DETECT ELABORATE REVIEW) BERBANTU MUTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SEKOLAH

MENENGAH KEJURUAN

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Drs. H. Eka Fitrajaya R., M.T.

NIP. 196402141990031003

Pembimbing II

Jajang Kusnendar, M.T.

NIP. 197506012008121001

Mengetahui

(3)

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dr. H. Enjang Ali Nurdin, M.Kom.

NIP. 19671121199101001

IMPLEMENTASI MURDER (MOOD UNDERSTAND RECALL DETECT ELABORATE REVIEW) BERBANTU MUTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SEKOLAH

MENENGAH KEJURUAN

Oleh : Leli Rusdiana

0705178

Sebuah skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Pada Fakultas Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan

Alam

© Leli Rusdiana 2013 Universitas pendidikan indonesia

(4)

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Hak Cipta dilindungi Undang- Undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi atau cara lain tanpa ijin dari penulis.

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Implementasi

Murder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Mutimedia

Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan”

ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak

melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai

dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan

tersebut, saya siap menangguang resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila

dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam

karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.

Bandung, Juni 2013 Yang membuat pernyataan,

(5)

i

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Leli Rusdiana (2013). Implementasi MURDER (Mood Understand Recall

Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan .

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa setelah diterapkannya MURDER (Mood Understand Recall Detect elaborate Review) berbantu Multimedia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan desain The Nonequivalent Control Group. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa – siswi kelas X RPL A sebagai kelas kontrol dan X RPL B sebagai kelas eksperimen di SMK Negeri 2 Cimahi. Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan instrumen tes berupa tes pemahaman konsep berupa soal – soal berbentuk pilihan ganda, dan instrumen non tes yaitu berupa angket dan lembar observasi keterlaksanaan MURDER berbantu Multimedia. Analisis data yang dilakukan dengan cara menghitung skor gain yang dinormalisasi. Hasil analisis data yang diperoleh rata – rata gain ternormalisasi sebesar 0.649 pada kelas eksperimen dan 0.470 pada kelas kontrol, sehingga terdapat perbedaan yang signifikan dapat disimpulkan bahwa peningkatan pemahaman konsep siswa pada kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Diharapkan pada penelitian selanjutnya peneliti dapat menggunakan cara – cara yang lebih kreatif dalam menciptkan perbaikan mood siswa.

(6)

ii

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Leli Rusdiana (2013). Implementation of MURDER (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) assisted Multimedia to increase students’

understanding of concept .

This study aims to determine the increase in students' understanding of the concept after the implementation MURDER (Mood Understand elaborate Detect Recall Review) assisted Multimedia. The method used in this study is a quasi-experimental and with The Nonequivalent Control Group design. The samples in this study are students in X SMKN 2 Cimahi, were students in X RPL A as control class dan X RPL B as experiment class. Data collection was carried out in this study using a test instrument in the form of concept understanding test questions - multiple choice questions, and the non-test instruments in the form of questionnaires and observation sheets of MURDER assisted Multimedia. Data analysis was done by calculating the normalized gain scores. The analysis of data obtained averages normalized gain of 0.649 in the experiment class and 0.470 in the control class, so there is a significant difference can be concluded that an increased understanding of the concept of students in experimental classes are better than the control class. Expected in future studies researchers can use any way more creative in creating mood improvement students.

(7)

vi

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Sistematika Penulisan ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 MURDER ... 9

2.2 Multimedia ... 15

2.3 Pemahaman Konsep ... 25

2.4 Hipotesis Penelitian ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian ... 29

3.1.1 Lokasi Penelitian ... 29

3.1.2 Sampel Penelitian ... 29

3.2 Desain Penelitian ... 30

3.3 Metode Penelitian... 31

3.4 Prosedur Penelitian... 31

3.5 Definisi Operasional... 37

(8)

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.6.1 Instrumen Tes ... 37

3.6.2 Instrumen Non-Tes... 38

3.7 Proses Pengembangan Instrumen ... 38

3.8 Teknik Pengumpulan Data ... 42

3.9 Analisis Data ... 43

3.9.1 Data Kuantitatif ... 43

3.9.2 Data Kualitatif ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53

4.1 Hasil Pengembangan Multimedia ... 53

4.1.1 Pengembangan Multimedia ... 53

4.2 Analisis Data ... 54

4.2.1 Analisis Data Kuantitatif ... 54

4.2.2 Analisis Data Kualitatif ... 70

4.3 Pembahasan Data Hasil Penelitian ... 73

4.3.1 Pembahasan Data ... 73

4.3.2 Sikap Siswa Terhadap Pelaksanaan MURDER ... 78

4.3.2 Deskripsi Pelaksanaan MURDER ... 78

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 80

5.1 Kesimpulan ... 80

5.2 Rekomendasi ... 81

(9)

viii

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design ... 31

Tabel 3.2 Perbedaan Pelaksanaan Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 35

Tabel 3.3 Kriteria Validitas ... 39

Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas ... 40

Tabel 3.5 Kriteria Daya Pembeda ... 41

Tabel 3.6 Kriteria Indeks Kesukaran ... 42

Tabel 3.7 Kriteria Indeks Gain ... 50

Tabel 3.8 Presentase Tafsiran Efektivitas ... 50

Tabel 3.9 Kategori Jawaban Angket ... 51

Tabel 3.10 Interpretasi Presentase... 52

Tabel 4.1 Hasil Uji Coba Pretes ... 54

Tabel 4.2 Hasil Uji Coba Pretes ... 56

Tabel 4.3 Deskripsi Nilai Pretes Eksperimen dan Kontrol ... 59

Tabel 4.4 Uji Normalitas Pretes ... 60

Tabel 4.5 Uji Homogenitas Pretes ... 61

Tabel 4.6 Uji Kesamaan Dua Rata-Rata ... 62

Tabel 4.7 Deskriptif Nilai Postest Eksperimen dan Kontrol ... 63

Tabel 4.8 Uji Normalitas Postes ... 64

Tabel 4.9 Uji Homogenitas Postes ... 65

Tabel 4.10 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata ... 67

Tabel 4.11 Daftar Presentase Kualitas Peningkatan ... 69

(10)

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 3.1 Bagan Alur MURDER ... 33

Diagram 3.2 Bagan Alur Penelitian ... 34

Diagram 4.1 Rata-Rata Nilai Pemahaman Konsep Pretes ... 59

Diagram 4.2 Rata-Rata Nilai Kemampuan Akhir (Postes) ... 64

Diagram 4.3 Perbedaan Rata-Rata <G> ... 68

(11)

x

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

1.1 Gambar Flowchart Multimedia Pembelajaran

1.2 Penjelasan Flowchart

1.3 Story Board Multimedia Pembelajaran

1.4 Gambaran Multimedia Pembelajaran

Lampiran 2

2.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

2.3 Hasil Judgment Instrumen Tes

2.4 Judgement Perbaikan Instrumen Tes

2.5 Judgement Instrumen Media

Lampiran 3

3.1 Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen

3.2 Rekapitulasi Jawaban Pretes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

(12)

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.4 Rekapitulasi Gain Ternormalisasi Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

Lampiran 4

4.1 Surat Uji Coba Penelitian

4.2 Surat Ijin Penelitian

4.3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

(13)

1 Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Berdasarkan kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai bentuk

satuan pendidikan sebagaimana ditegaskan dalam pasal 15 UUSPN, merupakan

pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja

dalam bidang tertentu. Kompetensi sebagai substansi / materi pendidikan dan

pelatihan (Diklat) diorganisasi dan dikelompokkan menjadi berbagai mata

Diklat/substansimateri Diklat. Terdapat tiga mata diklat yang dirumuskan, dalam

pelaksaannya dipilah menenjadi program normatif, adaptif dan produktif.

Maknun (2006:9) menyatakan:

“Pada program adaptif berfungsi untuk membantuk peserta didik sebagai individu yang kuat untuk berkembang dan mampu menyesuaikan diri dengan perubahan. Program adaptif memberi kesempatan untuk memahami dan menguasi konsep dan prinsip dasar keilmuan yang dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari dan atau melandasi suatu kompetensi untuk bekerja. Program adaptif diberikan agar peserta didik tidak hanya memahami dan menguasi “apa” dan “bagaimana” suatu pekerjaan dilakukan, tetapi memberi juga pemahaman dan penguasaan tentang “mengapa”hal tersebut harus dilakukan.”

Pada program adaptif diperlukan kemampuan kognitif siswa, kemampuan

kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek,

yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi , analisis, sintesis, dan

evaluasi (Sudjana, 2005 : 22). Aspek ingatan, pemahaman dan aplikasi merupakan

tiga aspek dasar dalam pembelajaran. Aspek ingatan merupakan aspek terendah

(14)

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Namun bukan berarti aspek tersebut tergolong tingkat kemampuan rendah

makan aspek tersebut dilupakan atau dianggap tidak penting. Aspek dasar tersebut

harus dikuasi oleh siswa secara baik sehingga ketiga aspek selanjutnya dapat

dikuasi dengan mudah oleh siswa. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh

Arikunto ( 2010:121) :

“Dengan urutan yang ada (Ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi) , menunjukkan usaha yang makin kebawah semakin berat. Sebagai contoh , untuk melakukan pemahaman, siswa harus terlebih dahulu dapat mengingat atau mengenal kembali. Dan untuk pemahaman, memang dibutuhkan unsur mengenal dan mengingat kembali.”

Dalam pembelajaran siswa harus belajar dari hal yang kecil kemudian ke hal

yang besar dan bukan sebaliknya. Hal tersebut tidak hanya berlaku dalam

lingkungan pendidikan di sekolah saja tetapi juga di kehidupan sehari – hari. Namun yang terjadi sering kali pendidik mengabaikan aspek pemahaman siswa

contohnya saja pada pelajaran tertentu masih ada pendidik yang hanya

memberikan modul materi dan membiarkan siswa memahaminya sendiri hal

tersebut diperparah dengan beredarnya Lembar Kerja Siswa atau LKS yang bukan

buatan guru mata pelajaran merajalela. Hal tersebut jelas merugikan siswa.

Tidak hanya dalam dunia pendidikan, kita sebagai manusia sosial sering

kali tidak memahami hal – hal yang berkaitan dengan diri dan lingkungan kita. Banyak sekali contoh misalnya masyarakat tidak bisa mempercayai pemerintah

hal tersebut dikarenakan masyarakat tidak memahami apa yang dilakukan

pemerintah, dan pemerintah sendiri tidak memahami apa yang diinginkan

rakyatnya, terjadilah misunderstanding yang mengakibatkan banyak hal. Dan

yang sangat sederhana adalah kita sebagai umat yang beragama sering kali hanya

mengetahui tetapi tidak memahami apa yang agama ajarkan sehingga banyak

penyimpangan dan tentunya azab yang diturunkan.

Banyak hal yang terjadi apabila kita tidak memahami apa yang menjadi

(15)

3

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang diajarkan merupakan hal yang harus diperhatikan sehingga aspek ini dapat

menuju ke aspek yang lebih tinggi dengan baik dan tujuan dari pembelajaran

dapat dicapai. Santyasa ( 2007 : 11) menerangkan bahwa “dalam suatu domain belajar, pemahaman merupakan prasyarat yang mutlak untuk tingkatan kemampuan kognitif yang lebih tinggi, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi”.

Pemahaman menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah

proses, perbuatan, cara memahami atau menanamkan. Tidak hanya sekedar

memahami atau menanamkan tetapi memahami atau menanamkan dengan benar.

Pemahaman menurut Daryanto (2008 :106) mengatakan bahwa kemampuan ini

perlu mendapatkan penekanan dalam proses belajar mengajar. Siswa dituntut

untuk memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang

dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa keharusan

menghubungkannya dengan hal-hal lain.

Bloom (1979:89) mengatakan pemahaman atau comprehension yaitu ketika

siswa dihadapkan pada suatu komunikasi mereka diharapkan mengetahui apa

yang dikomunikasikan dan mampu membuat penggunaan gagasan yang

terkandung didalamnya.

Dalam pembalajaran tidak terlepas dari apa yang diajarkan atau konsep

yang diajarkan, konsep merupakan sesuatu yang abstrak atau frase yang

bermanfaat untuk mengklasifikasikan atau menggolongkan suatu kelompok

berbagai hal gagasana atau peristiwa (Banks, 1977 : 85). Mempelajari konsep

berguna bagi siswa untuk membantu mempelajari sesuatu yang baru, lebih luas,

dan lebih maju (Hamalik, 2001:164).

Dalam pemahaman konsep dibutuhkan kemampuan recalling melalui tahap

(16)

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Permana (2012:142) mengatakan ketika peserta didik mengalami kebuntuan

dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan, peserta didik diarahkan untuk

mengingat kembali informasi – informasi penting pada saat penenaman konsep yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi. Peserta didik diarahakan

untuk bertanya dan mendiskusikan permasalahan tersebut kepada pasangan

dyadnya atau kepada teman sekelompoknya terlebih dahulu.

Ada beberapa media yang sering digunakan dalam pembelajaran yaitu

power point dan e-learning lokal host. Guru belum pernah menggunakan

multimedia yang mampu mencakup pesan teks, audio, video, dan animasi seperti

yang diungkapkan Warsita (2008:153) “ Multimedia dapat diartikan sebagai komputer yang dilengkapi dengan CD-player, sound card, speaker dengan

kemampuan memproses gambar gerak, audio dan grafis dalam resolusi yang tinggi.”

Multimedia juga merupakan media pembelajaran yang efektif dan efesien

dalam pembelajaran seperti yang diungkapkan Schade (Hoogeven, 1995) “ multimedia improves sensory stimulation, particulary due to the inclusion of interactivity ”. Dengan bantuan multimedia dalam pembelajaran dapat memicu motivasi siswa, mengulang pelajaran dengan melihat isi multimedia yang

digunakan sehingga dapat memahami pelajaran yang belum dipahami.

Dari permasalah yang ditemukan maka diperlukan suatu teknik dalam

pengajaran, salah satunya dengan menggunakan teknik MURDER (Mood

Understand Recall Detect Elaborate Review), pada teknik ini siswa dilibatkan untuk berinteraksi dengan sesama siswa dikarenakan terdapat teknik Recall dan

Detect yang merupakan teknik dyad/pasangan 1 memaparkan apa yang ditemukan dalam satu masalah dan menyelesaikan masalah (Recall) tersebut sedangkan

dyad/pasangan 2 atau pasangannya akan memeriksa (Detect) apakah masih

terdapat kesalahan dan kekuranglengkapan dari jawaban pasangannya tersebut,

(17)

5

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menambahkan dan menyempurnakan penyelesaian masalah sehingga menjadi

lengkap dan merincinya secara detil. Seperti yang diungkapkan Santyasa

(2008:15) bahwa :

. . . (2) Understand, membaca bagian materi tertentu dari naskah tanpa menghafalkan; (3) Recall, salah satu anggota kelompok memberikan sajian lisan dengan mengulang materi yang dibaca; (4) Detect yang dilakukan oleh anggota yang lain terhadap munculnya kesalahan atau kealpaan catatan; (5) Elaborate oleh sesama pasangan; langkah-langkah 2, 3, 4, 5 diulang untuk bagian materi selanjutnya; . . . .”

Sehingga kemampuan analisis siswa dapat diasah dan melengkapi

kekurangan dyad pasangannya dalam menganalisis suatu permasalah.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati (2011) yang

mengkolaborasikan antara Project Based Learning dengan teknik MURDER

menunjukkan bahwa prestasi belajar pada kelas eksperiment yang menggunakan

model pembelajaran Project Based Learning dengan MURDER lebih tinggi

daripada kelas kontrok yang menggunakan Project Based Learning biasa.

Berdasarkan pemaparan masalah serta berbagai penelitian yang mendukung,

maka permasalahan yang akan dikaji dan diteliti lebih lanjut adalah apakah

implementasi MURDER (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review)

berbasis Multimedia mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka penulis mengambil

perumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah peningkatan pemahaman konsep siswa yang memperoleh

pembelajaran dengan implementasi MURDER (Mood Understand Recall

Detect Elaborate Review ) berbantu multimedia lebih baik dibandingkan dengan pemahaman konsep siswa yang memperoleh pembelajaran

(18)

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bagaimana kualitas peningkatan pemahaman konsep siswa yang

memperoleh pembelajaran dengan implementasi MURDER (Mood

Understand Recall Detect Elaborate Review ) berbantu multimedia? 3. Bagaimana respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran dengan

implementasi MURDER (Mood Understand Recall Detect Elaborate

Review ) berbantu multimedia ?

4. Bagaimanakah aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran

berlangsung dengan implementasi MURDER (Mood Understand Recall

Detect Elaborate Review ) berbantu multimedia ?

Untuk menghindari meluasnya permasalahan yang akan dikaji dalam

penelitian, maka masalah yang diteliti pada mata pelajaran web dasar dengan

pokok bahasan HTML (HyperTeks Markup Language) dengan sub pokok bahasan

pengenalan HTML (HyperTeks Markup Language), teks formatting, page layout,

link, list, tabel dan form. Pembangunan Mood siswa dilakukan dengan penayangan video motivasi atau cuplikan film. Peningkatan pemahaman konsep

siswa ditinjau pada gain ternormalisasi yang diperolah dari skor pretes dan postes

siswa.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menganalisis peningkatan pemahaman konsep siswa dengan

implementasi MURDER (Mood Understand Recall Detect Elaborate

Review ) berbantu multimedia dan peningkatan pemahaman konsep siswa dengan pembelajaran konvensional.

2. Mengidentifikasi kualitas dari peningkatan pemahaman konsep siswa

dengan implementasi MURDER (Mood Understand Recall Detect

(19)

7

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Memperoleh gambaran mengenai respon siswa terhadap kegiatan

pembelajar menggunakan implementasi MURDER (Mood Understand

Recall Detect Elaborate Review ) berbantu multimedia.

4. Memperoleh gambaran mengenai aktivitas guru dan siswa selama

kegiatan pembelajar menggunakan implementasi MURDER (Mood

Understand Recall Detect Elaborate Review ) berbantu multimedia.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan beberapa manfaat, diantaranya :

1. Bagi Guru bidang studi

Memberikan alternatif teknik dalam pembelajaran dengan menggunakan

MURDER (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) dalam

upaya meningkatkan pemahaman konsep siswa dan Multimedia sebagai

alat bantu dalam pembelajaran.

2. Bagi siswa

Dengan adanya multimedia pembelajaran diharapkan dapat menciptakan

pembelajaran yang menyenangkan dan interaktif dimana siswa menjadi

pusat pembelajaran sehingga belajar menjadi bermakna.

3. Bagi Peneliti

Diharapkan mampu menambah wawasan dan pengetahuan sejauh mana

teknik MURDER (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review)

mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa dan peran multimedia

dalam pembelajaran.

1.5 Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan skripsi ini, sistematika penulisan dibagi menjadi

(20)

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini memuat landasan teori yang berfungsi sebagai sumber atau alat dalam

memahami permasalahan yang berkaitan dengan teori MURDER, Multimedia dan

pemahaman konsep dan hipotesis dalam penelitian.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi penjelasan tentang penjabaran metode penelitian, termasuk

beberapa komponen antara lain : Lokasi dan sampel, desain penelitian, metode

penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan

instrumen, teknik pengumpulan data, serta analisis data.

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan membahas tentang analsis data, pemaparan data kuantitatif dan

data kualitatif serta pemabahasan analisis data/temuan.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan atau jawaban dari rumusan masalah pada penelitian ini

serta intisari dari Bab 4. Saran atas kesimpulan yang dapat dijadikan

pertimbangan dalam penelitian selanjutnya diutarakan pada bagian subbab saran.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka memuat semua sumber tertulis atau tercetak yang dikutip atau

(21)

9

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu HALAMAN LAMPIRAN

(22)

29

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB 3

METODE PENELITIAN

Bab ini berisi penjelasan mengenai persiapan yang dilakukan sebelum

penelitian dilaksanakan. Persiapan yang dilakukan seperti menentukan lokasi,

populasi dan sampel, menentukan metode dan desain penelitian, menyusun

instrumen penelitian. Selain itu, pada bab ini akan dijelaskan mengenai teknik

pengumpulan data, prosedur penelitian dan teknik pengolahan data.

3.1 LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN

3.1.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dipilih yaitu SMKN 2 Cimahi. Peneliti

memilih sekolah ini dikarenakan sekolah ini merupakan sekolah

kejuruan yang memiliki jurusan RPL (Rekayasa Perangkat Lunak) dan

memiliki silabus yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Dan

juga sekolah ini memiliki sistem pengajaran yang cocok dengan sistem

pembelajaran yang akan digunakan peneliti. Teknologi pembelajaran

dan fasilitas yang digunakan oleh sekolah ini juga cukup baik sehingga

tidak menyulitkan peneliti.

3.1.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (

Arikunto, 2010 : 174 ) . Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

siswa kelas X SMKN 2 Cimahi, sedangkan sampel dalam penelitian ini

adalah siswa X RPL SMKN 2 Cimahi dengan kelas X RPL A sebagai

kelas kontrol sebanyak 33 siswa dengan pembelajaran menggunakan

metode konvensional , dan X RPL B sebagai kelas eksperiment

sebanyak 35 siswa dengan pembelajarannya menggunakan implementasi

MURDER (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review)

(23)

30

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pertimbangan bahwa kemampuan siswa pada sekolah ini heterogen dan

tidak memiliki kelas unggulan.

3.2 DESAIN PENELITIAN

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah The

Nonequivalent Control Group Design. Dengan desain ini, baik kelompok eksperimental maupun kelompok kontrol dibandingkan, kendati kelompok

tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa melalui randomisasi. Desain ini

mirip desain kelompok kontrol prates-postes hanya tidak melibatkan

penempatan subjek ke dalam kelompok secara random. Dua kelompok

yang ada di beri pretes, kemudian diberikan perlakuan , dan terakhir

diberikan postes. Pada desain kelompok kontrol non ekivalen subjek tidak

dikelompokkan secara acak (Ruseffendi, 2005 : 52). Pengelompokkan

baru dilapangan sering tidak dimungkinkan sehingga menggunakan

kelompok yang telah ada atau kelas.

Pada desain ini terdapat dua kelompok yang akan dibandingkan

dengan menggunakan dua perlakuan yang berbeda, untuk kelompok

kontrol diterapkan pembelajaran secara konvensional sedangkan untuk

kelompok eksperiment diterapkan pembelajaran dengan menggunakan

implementasi MURDER dengan bantuan Multimedia. Kedua kelompok

tersebut kemudain diberi pretest berupa soal pilihan ganda sebanyak 30

soal untuk mengetahui keadaan awal masing-masing kelompok, kemudian

setiap kelompok akan diberi perlakuan yang berbeda selama waktu

tertentu sesuai dengan pembagianya dan selanjutkan diberi posttest berupa

soal pilihan ganda yang berjumlah 30 soal untuk mengetahui keadaan

akhir dari masing masing kelompok.

Soal pretest dan posttest yang diberikan kepadal kedua kelompok

tersebut berbeda namun memiliki tipe atau jenjang soal yang sama. Secara

(24)

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1

Nonequivalent Control Group Design Kelompok Pretest Treatment Posttest

Eksperiment O1 X O2

Kontrol O1 X O2

Keterangan :

X = Perlakuan

01 = prates

02 = postes

3.3 METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah penelitian kuasi

eksperimen. Pada kuasi eksperimen ini subjek tidak dikelompokkan secara

acak, tetapi peneliti menerima keadaan subjek seadanya (Ruseffendi , 2005 :

52). Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui tentang ada tidaknya

akibat dari sesuatu yang dikenankan atau perlakuan pada subyek yang

diteliti dengan cara membandingkan satu kelompok atau lebih yang diberi

perlakuan tertentu dalam hal ini implementasi pembelajaran MURDER

berbantu multimedia dengan satu kelompok atau lebih yang tidak menerima

perlakuan dalam hal ini pembelajaran konvensional.

3.4 PROSEDUR PENELITIAN

a. Tahap persiapan

Pada tahap ini, dilaksanakan beberapa kegiatan yaitu antara lain : studi

literatur terhadap materi yang akan disampaikan, pengembangan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP), penyusunan instrumen, merancang

multimedia pembelajaran , men-judgment dua jenis instrumen (tes)

bertipe sama kepada dua orang dosen yang terdiri dari dosen pendidikan

(25)

32

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

postes. Analisis dan revisi hasil judgment instrumen Melakukan uji coba

instrumen pada sampel yang memiliki karakteristik sama dengan sampel

penelitian. Menganalisis hasil uji coba instrumen yang meliputi validitas,

tingkat kesukaran, daya pembeda dan reliabilitas sehingga layak dipakai

untuk pretes dan postes.

b. Tahap pelaksanaan

Pada tahap pelaksaaan penelitian dimulai dengan Penentuan sampel

penelitian yang terdiri dari dua kelas, Pelaksanaan pretes bagi kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Tahap ini dilakukan guna mengetahui

kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol, Analisis hasil

pretes, Memberikan perlakuan berupa pembelajaran pada kedua kelas.

Pada kelas eksperimen diterapkan pembelajaran dengan strategi

MURDER (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) berbantu

Multimedia, sedangkan pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran

konvensional. Pelaksanaan tes akhir bagi kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Untuk mengetahui hasil akhir dari kedua kelas tersebut

Pemberian angket kepada siswa kelas eksperimen untuk mengetahui

respon siswa setelah pembelajaran dengan strategi MURDER (Mood

Understand Recall Detect Elaborate Review) berbantu Multimedia. Langkah – langkah penerapan pembelajaran MURDER yang peneliti

gunakan dalam pembelajaran TIK adalah sebagai berikut :

1. Mood , yaitu mengatur suasana hati (mood) yang tepat dengan cara

menggunakan multimedia dalam pembelajaran. Dalam Multimedia

terdapat video atau cuplikan film berguna untuk memperbaiki mood

dan memberi motivasi siswa.

2. Conceptual understanding, yaitu pemahaman terhadap konsep –

konsep atau materi HTML (HyperTeks Markup Languange) dan

(26)

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Recall, yaitu pengulangan kembali terhadap konsep yang telah

diterima, dalam hal ini siswa akan diberi tugas yang dikerjakan

bersama pasangannya.

4. Detect , masing masing pasangan dyad akan mengoreksi jawaban

untuk melihat apakah masih terdapat kesalahan dan

kekuranglengkapan jawaban.

5. Elaborate, pasangan dyad 1 dan dyad 2 akan berdiskusi mengenai

jawaban mereka dan menambahkan serta menyempurnakan hasil

jawaban tersebut sehingga menjadi lengkap.

6. Review, yaitu memeriksa dan mendiskusikan hasil pekerjaannya

kelompok dalam diskusi kelas.

Berikut gambar diagram dari MURDER :

3.1 Gambar Bagan Alur MURDER

c. Tahap analisis data dan penarikan kesimpulan

Mood (Mengatur Mood)

Understanding (Pemahaman materi)

Recall

(Mengingat kembali poin poin materi)

Detect (Memeriksa kesalahan)

Elaborate

(Menyampaikan informasi/presentasi)

(27)

34

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah penelitian dilapangan selesai dilaksanakan, data yang diperoleh

kemudian di analisis baik hasil pretes postes, kemudian pengolahan hasil

angket siswa, dari hasil analisis temuan akan dijadikan dasar dalam

penearikan kesimpulan.

Untuk lebih jelas alur penelitian yang dilakukan dapat digambarkan pada

(28)

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu .

3.2 Gambar Bagan Alur Penelitian

Study literatur

Pembuatan RPP

Menyusun instrumen tes dan Multimedia

Perbaikan

Uji coba instrumen tes :

Validitas, Reliabilitas, Daya pembeda, Tingkat kesukaran Jugement

Penentuan Sample

Kelas Eskperimen Kelas Kontrol

Pretes

Analisis data Pretes

Kelas Eksprimen :

Implementasi MURDER berbantu Multimedia

Kelas Kontrol : Pembelajaran konvensional

Postes

Pengolahan Analisis Data dan Hasil

(29)

36

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berikut tabel perbedaan skenario pembelajaran dikelas antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Tabel 3.2

Tabel perbedaan pelaksanaan pembelajaran kelas eksperimen dan kelas kontrol

TAHAPAN EKSPERIMEN KONTROL

Tahap persiapan

Siswa dibagi kedalam kelompok dengan jumlah siswa sebanyak 4 siswa perkelompok. Dalam satu kelompok dibagi lagi menjadi 2 bagian yaitu dyad 1 dan dyad 2 yang masing ditetapkan oleh pihak sekolah. kompetensi dan tujuan pembelajaran yang harus dicapai pada pertemuan ini serta melakukan apersepsi degan mengajak siswa untuk berdiskusi tentang hal hal yang terkait dengan pokok bahasan kompetensi dan tujuan pembelajaran yang harus dicapai pada pertemuan ini serta melakukan apersepsi degan mengajak siswa untuk berdiskusi tentang hal hal yang terkait dengan pokok bahasan cuplikan film, berguna untuk membangkitkan mood belajar siswa. Video terdapat dalam multimedia

Guru menjelaskan materi dan menginstruksikan siswa untuk mengerjakan latihan – latihan yang untuk membuat tampilan atau duplikasi dari

Pembangunan Konsep Guru menjelaskan materi

(30)

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu mengerjakan latihan –

latihan yang terdapat pada multimedia siswa diberi kesempatan untuk memperlihatkan mengingat kembali siswa diberi tugas untuk membuat tampilan atau duplikasi dari halaman web yang disajikan pada multimedia.

Siswa bekerja sama dengan pasangannya.

Setelah selesai pasangan dyad 1 dan dyad 2 terhadap masalah yang diberikan yang kemudian disempurnakan

Review

Salah satu kelompok diberi kesempatan untuk menampilkan hasil yang mereka lakukan, dan kelompok lain diberikan kesempatan bertanya selanjutnya yang akan dipelajari selanjutnya yang akan dipelajari

(31)

38

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.5 DEFENISI OPERASIONAL

Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah

yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

a. Implementasi merupakan pelaksanaan, penerapan. (kamus Besar Bahasa

Indonesia)

b. MURDER (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review)

merupakan mengatur Mood untuk belajar, memahami (understanding)

tujuan dari tugas/ materi, mengingat (Recalling) informasi yang relevan

dengan meringkas poin utama, mendeteksi (detecting) atau memeriksa

kesalahan, menguraikan (elaborating) informasi, dan mengkaji ulang

(Reviewing) materi. Dansereau (Cutis and Jill, 1991:23)

c. Pemahaman Konsep merupakan kompetensi yang ditunjukkan siswa

dalam memahami konsep dan dalam memahami prosedur (algoritma)

secara luwes, akurat, efesien dan tepat. (Shadiq , 2009:13)

d. Multimedia merupakan merupakan perpaduan antara berbagai media

(format file) yang berupa teks, gambar (vektor dan bitmap), grafik,

sound, animasi, video, interaksi, dan lain – lain yang telah dikemas

menjadi file digital (komputerisasi), digunakan untuk menyampaikan

atau menghantarkan pesan kepada publik. (Munir, 2012 :2 )

3.6 INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri atas

instrumen tes dan instrumen non-tes. Instrumen tes yaitu tes pilihan ganda.

Sedangkan instrumen non-tes terdiri atas skala sikap (angket), dan lembar

observasi.

3.6.1 Instrumen Tes

Intrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah item tes

pilihan ganda. Di ungkapkan oleh Ruseffendi (2005:118) bahwa

(32)

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang ditanyakan dapat lebih luas dan menyeluruh, dan pertanyaannya

dapat mendetail sehingga bila kita ingin mengetahui pengetahuan,

kemampuan dan sebagainnya dari siswa, yang telah dipelajari cukup

lama (banyak), tipe tes yang yang dipakai semestinya tes objektif.

3.6.2 Instrumen Non – Tes

1. Angket atau Skala Sikap Siswa

Angket adalah sekumpulan pernyataan atau pertanyaan yang harus

oleh responden dengan memilih jawaban atau menjawab pertanyaan

melalui jawaban yang sudah disediakan atau melengkapi kalimat

dengan jalan mengisi (Ruseffendi , 2005 : 121). Skala pengukuran

instrumen angket yang digunakan adalah skala likert. Skala likert

meminta kepada kita sebagai individual untuk menjawab suatu

pernyataan dengan jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), tak

memutuskan (N), tidak setuju (T), dan sangat tidak setuju (ST).

Skala likert memiliki dua bentuk pernyataan, yaitu pernyataan positif

dan pernyataan negatif.

2. Lembar Observasi

Lembar observasi merupakan data pendukung yang dinilai pada saat

penelitian berlangsung. Lembar observasi bertujuan untuk

mengamati secara langsung aktivitas yang dilakukan oleh guru dan

siswa yang dilakukan oleh seorang observer (pengamat). Skala yang

digunakan untuk menghitung data lembar observasi adalah Skala

Guttman. Pada skala pengukuran dengan tipe ini, akan didapatkan

jawaban yang tegas, yaitu "ya-tidak"; "benar-salah"; "pernah-tidak

pernah", dan lain-lain (Sugiyono, 2010: 139)

3.7 PROSES PENGEMBANGAN INSTRUMENT

Sebelum instrumen tes pilihan ganda digunakan, terlebih dahulu

peneliti melalukan uji soal agar soal tes tersebut layak digunakan. Untuk

(33)

40

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa yang yang telah atau sudah memperoleh materi HTML (Hyperteks

Markup Language). Selanjutnya diperoleh data yang kemudian akan

dilakukan pengujian validitas, reliabilitas, indeks kesukaran dan daya

pembeda.

a. Validitas Butir Soal

Validitas tes ditentukan untuk mngetahui kualitas tes dalam

kaitannya mengukur hal yang seharusnya di ukur. Cara menentukan

tingkat validitas soal ialah dengan cara menghitung koefisien korelasi

antara alat evaluasi yang akan diketahui validitasnya dengan alat ukur

lain yang telah dilaksanakan dan diasumsikan telah memiliki validitas

yang tinggi. Nilai rxydiartikan sebagai nilai koefisien korelasi, dengan

kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.3 Kriteria Validitas

Koefisien Validitas (rxy) Kriteria Validitas

0.800 – 1.000 Sangat Tinggi

Koefisien validitas butir soal diperoleh dengan menggunakan

rumus korelasi produk-momen memakai angka kasar (raw score), yaitu:

(34)

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Y = skor total butir soal,

rxy= koefisien korelasi antara X dan Y.

b. Reliabilitas Soal

Metode yang digunakan untuk menentukan reliabilitas adalah

internal concictency. Alat ukur ini dlakukan dengan cara mencoba alat ukur cukup sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan

teknik tertentu. Soal yang memiliki validitas yang baik, atau daya

pembeda yang baik, maka soal tersebut akan bersifat ajeg sebagai alat

ukur (Surapranata, 2006:113). Persamaan Hoyt adalah salah satu

persamaan yang digunakan untuk menentukan reliabilitas, persamaan

Hoyt adalah sebagai berikut :

(Surapranata, 2006:117).

Keterangan :

= reliabilitas tes,

= varian peserta tes,

= varian sisa.

Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas

c. Daya Beda Soal

Koefisien Reliabilitas (r11)

Kriteria Reliabilitas

(35)

42

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan

antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang

berkemampuan rendah. Dalam pembagian kelompok digunakan yang

paling stabil dan sensitive serta paling banyak digunakan adalah dengan

menentukan 27% kelompok atas dan 27% kelompok bawah. Rumus

untuk menentukan daya pembeda soal menurut Arikunto (2010 : 213)

adalah :

Keterangan :

J = jumlah peserta tes

JA = banyaknya peserta kelompok atas

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab dengan

benar

PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Adapun klasifikasi daya pembeda soal adalah sebagai berikut :

Tabel 3.5 Kriteria Daya Pembeda Daya pembeda

(D)

Kriteria

Negatif Tidak baik 0,00 – 0,20 Jelek 0,20 – 0,40 Cukup

0,40 – 0,70 Baik 0,70 – 1,00 Baik sekali

Arikunto (2010 : 218)

(36)

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Surapranata (2006:12), proporsi jawaban benar (p), yaitu

jumlah peserta tes yang menjawab benar pada butir soal yang dianalisi

dibandingkan dengan jumlah peserta tes seluruhnya merupakan tingkat

kesukaran yang paling umum digunakan. Persamaan yang digunakan

untuk menentukan tingkat kesukaran dengan proporsi menjawab benar

adalah :

(Surapranata, 2006:12)

Keterangan: = proporsi menjawab benar atau tingkat kesukaran,

= banyaknya peserta tes yang menjawab benar, dan

= skor maksimum,

= jumlah peserta tes

Tabel 3.6

Kriteria Indeks Kesukaran

Indeks P Kategori P < 0.3 Sukar 0.3 ≤ P ≤ 0.7 Sedang

P > 0.7 Mudah

3.8 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini yaitu terdiri

dari :

a. Tes item pilihan ganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pretes dan posttest yang berupa soal soal pilihan ganda yang berkaitan

dengan materi pelajaran yang diberikan dengan jenjang soal C1,C2, dan

C3. Pretest digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa

mengenai materi HTML (Hyperteks Markup Language), sedangkan

posttest digunakan untuk mengetahui kemajuan dan tingkat perubahan

kemampuan siswa setelah diberikan perlakuan. Soal pretest dan posttest

(37)

44

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pretest. Penyusunan instrumen tes ini berdasarkan penguasaan konsep

materi pembelajaran yang hendak dicapai.

Soal dengan jenjang C1:C2:C3 dibuat dengan perbandingan 1:2:1

dengan jumlah total soal adalah 30 soal, sehingga jenjang soal C1

memiliki 8 soal, jenjang soal C2 memiliki 14 soal , dan jenjang soal C3

memiliki 8 soal. Instrumen pretest dan posttest yang digunakan sebagai

alat tes pemahaman konsep telah di nilai / judgement oleh 2 dosen yaitu

1 dosen pendidikan dan 1 dosen non pendidikan. Hasil judgement

terlampir pada lampiran.

b. Angket diberikan setelah proses pembelajaran. Angket digunakan untuk

mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan implementasi

MURDER (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review)

berbantu Multimedia.

c. Pengisian lembar observasi oleh observer selama pembelajaran

berlangsung.

3.9 ANALISIS DATA

Terdapat dua tipe data yang akan dianalisis dalam penelitian ini yaitu

data kuantitatif berupa hasil jawaban siswa atas soal pretest dan posttest

yang diberikan. Uji ini dilakukan dengan bantuan Software Microsoft

Excel. Yang kedua adalah data kualitatif yaitu data yang didapat dari angket dan observasi kegiatan pembelajaran.

3.9.1 Data Kuantitatif

Ada beberapa pengujian yang harus terlebih dahulu dilakukan sebagai

prasyarat untuk menguji hipotesis yaitu uji normalitas dan uji

homogenitas. Setelah kedua pengujian itu dilakukan maka kita dapat

melakukan uji hipotesis yaitu uji kesamaan dua rata-rata, uji perbedaan

dua rata-rata dan gain ternormalisasi.

(38)

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pedoman penskoran yang digunakan untuk soal pilihan ganda adalah

penskoran tanpa hukuman. Penskoran tanpa hukuman dilakukan

dengan cara menghitung banyakna jawaban siswa yang cocok dengan

kunci jawaban.

(Arikunto, 2010: 168) Keterangan :

S = Skor

R = Jumlah jawaban benar

Setiap butir soal yang dijawab benar mendapat skor satu, sehingga

jumlah skor yang diperoleh peserta didik adalah dengan menghitung

banyaknya butir soal yang dijawab benar. Total skor maksimal adalah

25, sehingga untuk menghitung nilai digunakan rumus :

b. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan uji yang dilakukan untuk memperoleh

gambaran mengenai data hasil tes. Data yang dihitung diantaranya

mean, standar deviasi, dan variansi. Pada penelitian analisis deskriptif

akan disajikan secara keseluruhan dalam satu tabel sebelum dilakukan

langkah-langkah pengujian selanjutnya.

c. Uji Normalitas

Pada penelitian ini, uji normalitas yang digunakan adalah uji

chi-kuadrat, yang bertujuan untuk mengetahui apakah data sampel

berdistribusi normal atau tidak. Langkah-langkah dalam melakukan

pengujian normalitasa adalah sebagai berikut :

(39)

46

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Ruseffendi, 1998: 76)

Keterangan :

= Rerata

= Jumlah semua harga X = Jumlah data

b) Menghitung standar deviasi masing-masing kelas dengan rumus :

√ ( )

(Ruseffendi, 1998: 123)

Keterangan :

s = Standar deviasi = Nilai data kuantitatif

= Rerata = Jumlah siswa

c) Menentukan sebaran

sebaran = data terbesar - data terkecil

(Ruseffendi, 1998: 57)

d) Menentukan banyak kelas interval yang diperlukan dengan

menggunakan aturan Sturges, yaitu :

(Ruseffendi, 1998: 60)

Keterangan :

(40)

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu n = Jumlah siswa

e) Tentukan panjang kelas interval dengan rumus :

(Ruseffendi, 1998: 60)

Keterangan :

p = Panjang kelas interval

f) Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi, yang sekaligus

merupakan tabel penolong untuk menghitung harga Chi Kuadrat.

g) Menentukan batas atas dan batas bawah setiap kelas interval. Batas

atas diperoleh dari ujung kelas atas ditambah 0,5 sedangkan batas

bawah diperoleh dari ujung kelas bawah dikurangi 0,5.

h) Menghitung z skor batas nyata masing-masing kelas interval

dengan menggunakan rumus :

(Ruseffendi, 1998: 294)

Keterangan :

= Batas nyata

= Batas atas kelas interval ̅ = Rerata

(41)

48

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

i) Mencari proporsi kumulatif (pk) dengan cara membaca tabel z dari

nilai z yang diperoleh (Ruseffendi, 1998: 294).

j) Mencari frekuensi kumulatif (fk) dengan cara mengalikan pk dan

jumlah siswa (n) (Ruseffendi, 1998: 294).

k) Menentukan frekuensi ekspetasi (fe) dengan cara mengurangi fk

yang ada diatasnya dengan fk yang berada tepat dibawahnya

(Ruseffendi, 1998: 294).

l) Menghitung harga frekuensi dengan rumus Chi-Kuadrat dengan

rumus :

(Ruseffendi, 1998: 294)

Keterangan : χ2

= Chi kuadrat

= Frekuensi observasi

= Frekuensi ekspetasi

m)Mengkonsultasikan harga χ2 dari hasil perhitungan dengan tabel

Chi-Kuadrat pada derajat kebebasan tertentu sebesar banyak kelas dikurangi tiga (dk = banyak kelas - 3) dengan taraf signifikansi

pengujian sebesar 0,01. Taraf signifikansi 0,01 dipilih karena pada

umumnya untuk penelitian-penelitian di bidang ilmu pendidikan

digunakan taraf signifikansi 0,01 atau 0,05 (Arikunto, 2010: 115).

Jika diperoleh χ2hitung < χ2tabel pada taraf signifikansi tertentu, maka

(42)

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

n) Setelah dilakukan uji normalitas diperlukan satu uji lainnya yaitu

uji homogenitas untuk menentukan uji statistik parametrik yang

tepat untuk pengambilan keputusan.

d. Uji Homogenitas

Uji homogenitas ditujukan untuk mengetahui apakah kedua kelas

mempunyai varians yang homogen atau tidak. Untuk melakukan uji

homogenitas, digunakan menggunakan rumus sebagai berikut :

(Ruseffendi, 1998: 295) Nilai Fhitung dibandingkan dengan Ftabel menggunakan taraf signifikansi

0,01, dk pembilang = n-1, dan dk penyebut = n-1.

Jika Fhitung < Ftabel, maka kedua sampel homogen. Apabila sampel

berdistribusi normal dan homogen, maka dapat dilakukan uji t.

e. Uji t

Uji t dilakukan untuk menguji perbedaan dua rerata, apakah terdapat

perbedaan rerata nilai pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Rumus untuk uji t adalah

dengan

(43)

50

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu diketahui bahwa

maka

(Ruseffendi, 1998: 315-316)

Keterangan :

t = Nilai t

= Rerata nilai kelas eksperimen = Rerata nilai kelas kontrol

= Variansi kelas eksperimen dan kelas kontrol

= Variansi kelas eksperimen

= Variansi kelas kontrol

= Variansi

n = Banyak data

= Jumlah siswa kelas eksperimen

= Jumlah siswa kelas kontrol

Hasil perolehan thitung dikonsultasikan pada tabel distribusi t dengan taraf

signifikansi 0,01 dan dk = n1 + n2 - 2. H0 diterima jika thitung < ttabel.

Uji perbedaan dua rata-rata dilakukan pada data pretes untuk

mengetahui apakah kedua kelas memiliki rata-rata awal yang sama

atau tidak. Setelah dilakukan uji perbedaan dua rata-rata pada skor

pretes, apabila kemampuan awal (pretes) siswa di kelas eksperimen

dan di kelas kontrol tidak berbeda secara signifikan, maka analisis

(44)

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu f. Uji Kualitas Peningkatan Kemampuan Analisi Siswa

a) Uji gain

Indeks gain digunakan untuk mengetahui peningkatan pemahaman

konsep siswa. Menurut Hake (1998:65) indeks gain dihitung dengan

rumus berikut:

Keterangan :

G = Gain

Sf = Skor posttest Si = Skor pretest

Keunggulan dari implementasi pembelajaran yang digunakan untuk

meningkatkan kemampuan dan hasil belajar siswa akan ditinjau dari

perbandingan nilai gain yang dinormalisasi (normalized gain) yang

dicapai kelas eksperimen dan kelas kontrol (Meltzer, 2002: 1261).

Untuk perhitungan nilai gain yang dinormalisasi dan interpretasinya

digunakan persamaan berikut (Hake R., 1998: 65) :

Keterangan :

= Gain yang dinormalisasi Sf = Skor posttest

Si = Skor pretest

Tabel 3.7 Kriteria Indeks Gain

b) Keefektifan metode eksperimen

Indeks Gain Interpertasi

(45)

52

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk mengetahui apakah model eksperimen yang digunakan efektif

atau tidak dalam penelitian ini, maka digunakan tafsiran presentase

efektivitas untuk rata-rata <g> (Arikunto, 1998).

Tabel 3.8

Persentase tafsiran efektivitas Persentase Tafsiran Kurang 40 % Tidak efektif

40% - 55% Kurang efektif 56% - 75% Cukup efektif 76% - 100% Efektif

3.9.2 Data Kualitatif

Instrumen non tes terdiri dari angket dan lembar observasi . adapun teknik

pengolahan angket yaitu sebagai berikut :

a. Penilaian angket

Hasil angket merupakan data pendukung dalam penelitian ini, sehingga

angket diperlukan dalam penelitian. Skala penilaian yang digunakan

adalah skala Likert. Berikut penilaian dalam skala likert.

Tabel 3.9

Kategori Jawaban Angket

Jenis Pernyataan

Skor

SS S N T ST

Positif 5 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4 5

(Ruseffendi, 2005:135)

Keterangan :

SS = Sangat Setuju

(46)

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu N = Netral/ Tidak memutuskan

T = Tidak Setuju

ST = Sangat Tidak Setuju

Dalam pengolahan data angket digunakan metode pengolahan data

untuk penafsiran setiap butir pernyataan. Rumus yang digunakan adalah:

100%

f

p x

n

Sudjana (2004: 129)

Keterangan:

p = persentase jawaban f = frekuensi jawaban

n = banyaknya responden (siswa)

Setelah itu dilakukan penafsiran dengan menggunakan kategori yang

dikemukakan oleh Ali (2002: 184) pada Tabel 3.10 berikut.

Tabel 3.10 Interpretasi Presentase

Presentase Interpretasi

0% Tidak ada

1% - 25% Sebagian kecil 25% - 49% Hampir setengahnya

50% Setengahnya

51% - 74% Sebagian besar 75% - 99% Pada Umumnya

100% Seluruhnya

b. Lembar observasi

Data hasil observasi dianalisis untuk mengetahui presentase

keterlaksanaan pembelajaran yang dilakukan. Setiap kegiatan yang

(47)

54

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diberi nilai 0. Kemudian total nilai kegiatan yang terlaksana dihitung

presentasenya. Setelah itu, dapat diketahui presentase keterlaksanaan

pembelajaran menggunakan implementasi MURDER berbantu

Multimedia. Hasilnya kemudian dipersentasekan dengan rumus

berikut :

Sudjana (2004: 129)

Keterangan :

P = Persentase

= Jumlah frekuensi alternatif jawaban

(48)

80

Leli Rusdiana, 2013

Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB 5

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah

dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

Terdapat perbedaan rerata pemahaman konsep siswa pada kelas ekperimen

yang menggunakan implementasi MURDER (Mood Understand Recall Detect

Elaborate Review) berbantu Multimedia dengan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional. Kualitas peningkatan pemahaman konsep pada kelas

ekperimen tergolong “sedang” dengan kualitas efektivitas “cukup efektif”,

sedangkan pada kelas kontrol kualitas peningkatan pemahaman konsep tergolong “sedang” dengan dengan kualitas efektivitas “kurang efektif”.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa implementasi MURDER (Mood

Understand Recall Detect Elaborate Review) berbantu Multimedia lebih efektif dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Dan juga dapat ditarik

kesimpulan bahwa pemahaman konsep siswa yang menggunakan implementasi

MURDER (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) berbantu

Multimedia lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mendapatkan perlakuan

pembelajaran konvensional.

Peningkatan pada masing masing tes pemahaman konsep pada materi

HTML kelas eksperimen hasil tes siswa pada ranah C1,C2,C3 lebih tinggi

daripada kelas kontrol. Dengan kategori C1 tinggi, C2 sedang, dan C3 sedang

pada kelas eksperimen dan pada kelas kontrol C1, C2, dan C3 berkategori sedang.

Berdasarkan data hasil angket menunjukkan bahwa pada umumnya siswa

memberikan respon positif terhadap implementasi MURDER (Mood Understand

Gambar

Tabel 3.1 Nonequivalent Control Group Design
Tabel 3.2 Tabel perbedaan pelaksanaan pembelajaran kelas eksperimen dan kelas kontrol
Tabel 3.3 Kriteria Validitas
Tabel 3.5 Kriteria Daya Pembeda
+4

Referensi

Dokumen terkait

“Pemberdayaan Kemampuan Profesional Kepala Sekolah Dalam Mengelola Pendidikan Untuk Mewujudkan Sekolah Efektif (Studi Evaluatif Pada SDN Di Lingkungan Cabang Dinas P &amp; K

Asal akar adalah dari akar lembaga (radix), pada Dikotil, akar lembaga terus tumbuh sehingga membentuk akar tunggang, pada monokotil, akar lembaga mati, kemudian pada pangkal batang

Banyubiru 03 Kecamatan Banyuberu Kabupaten Semarang, (Salatiga, SATAIN Salatiga, 2011), hlm.. Dari hasil observasi secara langsung peneliti sebelum melakukan penelitian

Efektivitas Metode Stad Dalam Pengajaran Sakubun Universitas Pendidikan Indonesia |

dengan kebutuhan penelitian, karena mengingat pembeli dan pelanggan tersebut.. lebih dari satu orang, maka dalam lampiran ini akan dilampirkan data

Skripsi ini juga tidak dapat terlaksana tanpa bantuan orang-orang dan pihak-pihak yang telah mendukung selama peneliti menjalankan masa perkuliahan hingga skripsi ini

The museum standards programme for Ireland provides a set of standards in relation to the control, care and management of collections. Six OPW heritage locations are participating

Dalam penulisan ilmiah ini penulis membuat suatu CD Interaktif yang memberikan informasi dalam bidang beternak khususnya bagaimana mengenal, merawat dan mengetahui berbagai