Leli Rusdiana, 2013
Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
IMPLEMENTASI MURDER (MOOD UNDERSTAND RECALL DETECT ELABORATE REVIEW) BERBANTU MUTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer
Oleh:
Leli Rusdiana 0705178
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER
Leli Rusdiana, 2013
Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
LELI RUSDIANA
IMPLEMENTASI MURDER (MOOD UNDERSTAND RECALL DETECT ELABORATE REVIEW) BERBANTU MUTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I
Drs. H. Eka Fitrajaya R., M.T.
NIP. 196402141990031003
Pembimbing II
Jajang Kusnendar, M.T.
NIP. 197506012008121001
Mengetahui
Leli Rusdiana, 2013
Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dr. H. Enjang Ali Nurdin, M.Kom.
NIP. 19671121199101001
IMPLEMENTASI MURDER (MOOD UNDERSTAND RECALL DETECT ELABORATE REVIEW) BERBANTU MUTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN
Oleh : Leli Rusdiana
0705178
Sebuah skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Pada Fakultas Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan
Alam
© Leli Rusdiana 2013 Universitas pendidikan indonesia
Leli Rusdiana, 2013
Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Hak Cipta dilindungi Undang- Undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi atau cara lain tanpa ijin dari penulis.
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Implementasi
Murder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Mutimedia
Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan”
ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak
melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan
tersebut, saya siap menangguang resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila
dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam
karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.
Bandung, Juni 2013 Yang membuat pernyataan,
i
Leli Rusdiana, 2013
Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Leli Rusdiana (2013). Implementasi MURDER (Mood Understand Recall
Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan .
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa setelah diterapkannya MURDER (Mood Understand Recall Detect elaborate Review) berbantu Multimedia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan desain The Nonequivalent Control Group. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa – siswi kelas X RPL A sebagai kelas kontrol dan X RPL B sebagai kelas eksperimen di SMK Negeri 2 Cimahi. Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan instrumen tes berupa tes pemahaman konsep berupa soal – soal berbentuk pilihan ganda, dan instrumen non tes yaitu berupa angket dan lembar observasi keterlaksanaan MURDER berbantu Multimedia. Analisis data yang dilakukan dengan cara menghitung skor gain yang dinormalisasi. Hasil analisis data yang diperoleh rata – rata gain ternormalisasi sebesar 0.649 pada kelas eksperimen dan 0.470 pada kelas kontrol, sehingga terdapat perbedaan yang signifikan dapat disimpulkan bahwa peningkatan pemahaman konsep siswa pada kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Diharapkan pada penelitian selanjutnya peneliti dapat menggunakan cara – cara yang lebih kreatif dalam menciptkan perbaikan mood siswa.
ii
Leli Rusdiana, 2013
Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
Leli Rusdiana (2013). Implementation of MURDER (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) assisted Multimedia to increase students’
understanding of concept .
This study aims to determine the increase in students' understanding of the concept after the implementation MURDER (Mood Understand elaborate Detect Recall Review) assisted Multimedia. The method used in this study is a quasi-experimental and with The Nonequivalent Control Group design. The samples in this study are students in X SMKN 2 Cimahi, were students in X RPL A as control class dan X RPL B as experiment class. Data collection was carried out in this study using a test instrument in the form of concept understanding test questions - multiple choice questions, and the non-test instruments in the form of questionnaires and observation sheets of MURDER assisted Multimedia. Data analysis was done by calculating the normalized gain scores. The analysis of data obtained averages normalized gain of 0.649 in the experiment class and 0.470 in the control class, so there is a significant difference can be concluded that an increased understanding of the concept of students in experimental classes are better than the control class. Expected in future studies researchers can use any way more creative in creating mood improvement students.
vi
Leli Rusdiana, 2013
Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
1.5 Sistematika Penulisan ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
2.1 MURDER ... 9
2.2 Multimedia ... 15
2.3 Pemahaman Konsep ... 25
2.4 Hipotesis Penelitian ... 28
BAB III METODE PENELITIAN ... 29
3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian ... 29
3.1.1 Lokasi Penelitian ... 29
3.1.2 Sampel Penelitian ... 29
3.2 Desain Penelitian ... 30
3.3 Metode Penelitian... 31
3.4 Prosedur Penelitian... 31
3.5 Definisi Operasional... 37
Leli Rusdiana, 2013
Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.6.1 Instrumen Tes ... 37
3.6.2 Instrumen Non-Tes... 38
3.7 Proses Pengembangan Instrumen ... 38
3.8 Teknik Pengumpulan Data ... 42
3.9 Analisis Data ... 43
3.9.1 Data Kuantitatif ... 43
3.9.2 Data Kualitatif ... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53
4.1 Hasil Pengembangan Multimedia ... 53
4.1.1 Pengembangan Multimedia ... 53
4.2 Analisis Data ... 54
4.2.1 Analisis Data Kuantitatif ... 54
4.2.2 Analisis Data Kualitatif ... 70
4.3 Pembahasan Data Hasil Penelitian ... 73
4.3.1 Pembahasan Data ... 73
4.3.2 Sikap Siswa Terhadap Pelaksanaan MURDER ... 78
4.3.2 Deskripsi Pelaksanaan MURDER ... 78
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 80
5.1 Kesimpulan ... 80
5.2 Rekomendasi ... 81
viii
Leli Rusdiana, 2013
Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design ... 31
Tabel 3.2 Perbedaan Pelaksanaan Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 35
Tabel 3.3 Kriteria Validitas ... 39
Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas ... 40
Tabel 3.5 Kriteria Daya Pembeda ... 41
Tabel 3.6 Kriteria Indeks Kesukaran ... 42
Tabel 3.7 Kriteria Indeks Gain ... 50
Tabel 3.8 Presentase Tafsiran Efektivitas ... 50
Tabel 3.9 Kategori Jawaban Angket ... 51
Tabel 3.10 Interpretasi Presentase... 52
Tabel 4.1 Hasil Uji Coba Pretes ... 54
Tabel 4.2 Hasil Uji Coba Pretes ... 56
Tabel 4.3 Deskripsi Nilai Pretes Eksperimen dan Kontrol ... 59
Tabel 4.4 Uji Normalitas Pretes ... 60
Tabel 4.5 Uji Homogenitas Pretes ... 61
Tabel 4.6 Uji Kesamaan Dua Rata-Rata ... 62
Tabel 4.7 Deskriptif Nilai Postest Eksperimen dan Kontrol ... 63
Tabel 4.8 Uji Normalitas Postes ... 64
Tabel 4.9 Uji Homogenitas Postes ... 65
Tabel 4.10 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata ... 67
Tabel 4.11 Daftar Presentase Kualitas Peningkatan ... 69
Leli Rusdiana, 2013
Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 3.1 Bagan Alur MURDER ... 33
Diagram 3.2 Bagan Alur Penelitian ... 34
Diagram 4.1 Rata-Rata Nilai Pemahaman Konsep Pretes ... 59
Diagram 4.2 Rata-Rata Nilai Kemampuan Akhir (Postes) ... 64
Diagram 4.3 Perbedaan Rata-Rata <G> ... 68
x
Leli Rusdiana, 2013
Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
1.1 Gambar Flowchart Multimedia Pembelajaran
1.2 Penjelasan Flowchart
1.3 Story Board Multimedia Pembelajaran
1.4 Gambaran Multimedia Pembelajaran
Lampiran 2
2.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
2.3 Hasil Judgment Instrumen Tes
2.4 Judgement Perbaikan Instrumen Tes
2.5 Judgement Instrumen Media
Lampiran 3
3.1 Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen
3.2 Rekapitulasi Jawaban Pretes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
Leli Rusdiana, 2013
Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.4 Rekapitulasi Gain Ternormalisasi Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
Lampiran 4
4.1 Surat Uji Coba Penelitian
4.2 Surat Ijin Penelitian
4.3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
1 Leli Rusdiana, 2013
Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Berdasarkan kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai bentuk
satuan pendidikan sebagaimana ditegaskan dalam pasal 15 UUSPN, merupakan
pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja
dalam bidang tertentu. Kompetensi sebagai substansi / materi pendidikan dan
pelatihan (Diklat) diorganisasi dan dikelompokkan menjadi berbagai mata
Diklat/substansimateri Diklat. Terdapat tiga mata diklat yang dirumuskan, dalam
pelaksaannya dipilah menenjadi program normatif, adaptif dan produktif.
Maknun (2006:9) menyatakan:
“Pada program adaptif berfungsi untuk membantuk peserta didik sebagai individu yang kuat untuk berkembang dan mampu menyesuaikan diri dengan perubahan. Program adaptif memberi kesempatan untuk memahami dan menguasi konsep dan prinsip dasar keilmuan yang dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari dan atau melandasi suatu kompetensi untuk bekerja. Program adaptif diberikan agar peserta didik tidak hanya memahami dan menguasi “apa” dan “bagaimana” suatu pekerjaan dilakukan, tetapi memberi juga pemahaman dan penguasaan tentang “mengapa”hal tersebut harus dilakukan.”
Pada program adaptif diperlukan kemampuan kognitif siswa, kemampuan
kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek,
yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi , analisis, sintesis, dan
evaluasi (Sudjana, 2005 : 22). Aspek ingatan, pemahaman dan aplikasi merupakan
tiga aspek dasar dalam pembelajaran. Aspek ingatan merupakan aspek terendah
Leli Rusdiana, 2013
Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Namun bukan berarti aspek tersebut tergolong tingkat kemampuan rendah
makan aspek tersebut dilupakan atau dianggap tidak penting. Aspek dasar tersebut
harus dikuasi oleh siswa secara baik sehingga ketiga aspek selanjutnya dapat
dikuasi dengan mudah oleh siswa. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh
Arikunto ( 2010:121) :
“Dengan urutan yang ada (Ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi) , menunjukkan usaha yang makin kebawah semakin berat. Sebagai contoh , untuk melakukan pemahaman, siswa harus terlebih dahulu dapat mengingat atau mengenal kembali. Dan untuk pemahaman, memang dibutuhkan unsur mengenal dan mengingat kembali.”
Dalam pembelajaran siswa harus belajar dari hal yang kecil kemudian ke hal
yang besar dan bukan sebaliknya. Hal tersebut tidak hanya berlaku dalam
lingkungan pendidikan di sekolah saja tetapi juga di kehidupan sehari – hari. Namun yang terjadi sering kali pendidik mengabaikan aspek pemahaman siswa
contohnya saja pada pelajaran tertentu masih ada pendidik yang hanya
memberikan modul materi dan membiarkan siswa memahaminya sendiri hal
tersebut diperparah dengan beredarnya Lembar Kerja Siswa atau LKS yang bukan
buatan guru mata pelajaran merajalela. Hal tersebut jelas merugikan siswa.
Tidak hanya dalam dunia pendidikan, kita sebagai manusia sosial sering
kali tidak memahami hal – hal yang berkaitan dengan diri dan lingkungan kita. Banyak sekali contoh misalnya masyarakat tidak bisa mempercayai pemerintah
hal tersebut dikarenakan masyarakat tidak memahami apa yang dilakukan
pemerintah, dan pemerintah sendiri tidak memahami apa yang diinginkan
rakyatnya, terjadilah misunderstanding yang mengakibatkan banyak hal. Dan
yang sangat sederhana adalah kita sebagai umat yang beragama sering kali hanya
mengetahui tetapi tidak memahami apa yang agama ajarkan sehingga banyak
penyimpangan dan tentunya azab yang diturunkan.
Banyak hal yang terjadi apabila kita tidak memahami apa yang menjadi
3
Leli Rusdiana, 2013
Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang diajarkan merupakan hal yang harus diperhatikan sehingga aspek ini dapat
menuju ke aspek yang lebih tinggi dengan baik dan tujuan dari pembelajaran
dapat dicapai. Santyasa ( 2007 : 11) menerangkan bahwa “dalam suatu domain belajar, pemahaman merupakan prasyarat yang mutlak untuk tingkatan kemampuan kognitif yang lebih tinggi, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi”.
Pemahaman menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah
proses, perbuatan, cara memahami atau menanamkan. Tidak hanya sekedar
memahami atau menanamkan tetapi memahami atau menanamkan dengan benar.
Pemahaman menurut Daryanto (2008 :106) mengatakan bahwa kemampuan ini
perlu mendapatkan penekanan dalam proses belajar mengajar. Siswa dituntut
untuk memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang
dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa keharusan
menghubungkannya dengan hal-hal lain.
Bloom (1979:89) mengatakan pemahaman atau comprehension yaitu ketika
siswa dihadapkan pada suatu komunikasi mereka diharapkan mengetahui apa
yang dikomunikasikan dan mampu membuat penggunaan gagasan yang
terkandung didalamnya.
Dalam pembalajaran tidak terlepas dari apa yang diajarkan atau konsep
yang diajarkan, konsep merupakan sesuatu yang abstrak atau frase yang
bermanfaat untuk mengklasifikasikan atau menggolongkan suatu kelompok
berbagai hal gagasana atau peristiwa (Banks, 1977 : 85). Mempelajari konsep
berguna bagi siswa untuk membantu mempelajari sesuatu yang baru, lebih luas,
dan lebih maju (Hamalik, 2001:164).
Dalam pemahaman konsep dibutuhkan kemampuan recalling melalui tahap
Leli Rusdiana, 2013
Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Permana (2012:142) mengatakan ketika peserta didik mengalami kebuntuan
dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan, peserta didik diarahkan untuk
mengingat kembali informasi – informasi penting pada saat penenaman konsep yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi. Peserta didik diarahakan
untuk bertanya dan mendiskusikan permasalahan tersebut kepada pasangan
dyadnya atau kepada teman sekelompoknya terlebih dahulu.
Ada beberapa media yang sering digunakan dalam pembelajaran yaitu
power point dan e-learning lokal host. Guru belum pernah menggunakan
multimedia yang mampu mencakup pesan teks, audio, video, dan animasi seperti
yang diungkapkan Warsita (2008:153) “ Multimedia dapat diartikan sebagai komputer yang dilengkapi dengan CD-player, sound card, speaker dengan
kemampuan memproses gambar gerak, audio dan grafis dalam resolusi yang tinggi.”
Multimedia juga merupakan media pembelajaran yang efektif dan efesien
dalam pembelajaran seperti yang diungkapkan Schade (Hoogeven, 1995) “ multimedia improves sensory stimulation, particulary due to the inclusion of interactivity ”. Dengan bantuan multimedia dalam pembelajaran dapat memicu motivasi siswa, mengulang pelajaran dengan melihat isi multimedia yang
digunakan sehingga dapat memahami pelajaran yang belum dipahami.
Dari permasalah yang ditemukan maka diperlukan suatu teknik dalam
pengajaran, salah satunya dengan menggunakan teknik MURDER (Mood
Understand Recall Detect Elaborate Review), pada teknik ini siswa dilibatkan untuk berinteraksi dengan sesama siswa dikarenakan terdapat teknik Recall dan
Detect yang merupakan teknik dyad/pasangan 1 memaparkan apa yang ditemukan dalam satu masalah dan menyelesaikan masalah (Recall) tersebut sedangkan
dyad/pasangan 2 atau pasangannya akan memeriksa (Detect) apakah masih
terdapat kesalahan dan kekuranglengkapan dari jawaban pasangannya tersebut,
5
Leli Rusdiana, 2013
Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menambahkan dan menyempurnakan penyelesaian masalah sehingga menjadi
lengkap dan merincinya secara detil. Seperti yang diungkapkan Santyasa
(2008:15) bahwa :
“ . . . (2) Understand, membaca bagian materi tertentu dari naskah tanpa menghafalkan; (3) Recall, salah satu anggota kelompok memberikan sajian lisan dengan mengulang materi yang dibaca; (4) Detect yang dilakukan oleh anggota yang lain terhadap munculnya kesalahan atau kealpaan catatan; (5) Elaborate oleh sesama pasangan; langkah-langkah 2, 3, 4, 5 diulang untuk bagian materi selanjutnya; . . . .”
Sehingga kemampuan analisis siswa dapat diasah dan melengkapi
kekurangan dyad pasangannya dalam menganalisis suatu permasalah.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati (2011) yang
mengkolaborasikan antara Project Based Learning dengan teknik MURDER
menunjukkan bahwa prestasi belajar pada kelas eksperiment yang menggunakan
model pembelajaran Project Based Learning dengan MURDER lebih tinggi
daripada kelas kontrok yang menggunakan Project Based Learning biasa.
Berdasarkan pemaparan masalah serta berbagai penelitian yang mendukung,
maka permasalahan yang akan dikaji dan diteliti lebih lanjut adalah apakah
implementasi MURDER (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review)
berbasis Multimedia mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa.
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang maka penulis mengambil
perumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah peningkatan pemahaman konsep siswa yang memperoleh
pembelajaran dengan implementasi MURDER (Mood Understand Recall
Detect Elaborate Review ) berbantu multimedia lebih baik dibandingkan dengan pemahaman konsep siswa yang memperoleh pembelajaran
Leli Rusdiana, 2013
Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Bagaimana kualitas peningkatan pemahaman konsep siswa yang
memperoleh pembelajaran dengan implementasi MURDER (Mood
Understand Recall Detect Elaborate Review ) berbantu multimedia? 3. Bagaimana respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran dengan
implementasi MURDER (Mood Understand Recall Detect Elaborate
Review ) berbantu multimedia ?
4. Bagaimanakah aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran
berlangsung dengan implementasi MURDER (Mood Understand Recall
Detect Elaborate Review ) berbantu multimedia ?
Untuk menghindari meluasnya permasalahan yang akan dikaji dalam
penelitian, maka masalah yang diteliti pada mata pelajaran web dasar dengan
pokok bahasan HTML (HyperTeks Markup Language) dengan sub pokok bahasan
pengenalan HTML (HyperTeks Markup Language), teks formatting, page layout,
link, list, tabel dan form. Pembangunan Mood siswa dilakukan dengan penayangan video motivasi atau cuplikan film. Peningkatan pemahaman konsep
siswa ditinjau pada gain ternormalisasi yang diperolah dari skor pretes dan postes
siswa.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menganalisis peningkatan pemahaman konsep siswa dengan
implementasi MURDER (Mood Understand Recall Detect Elaborate
Review ) berbantu multimedia dan peningkatan pemahaman konsep siswa dengan pembelajaran konvensional.
2. Mengidentifikasi kualitas dari peningkatan pemahaman konsep siswa
dengan implementasi MURDER (Mood Understand Recall Detect
7
Leli Rusdiana, 2013
Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Memperoleh gambaran mengenai respon siswa terhadap kegiatan
pembelajar menggunakan implementasi MURDER (Mood Understand
Recall Detect Elaborate Review ) berbantu multimedia.
4. Memperoleh gambaran mengenai aktivitas guru dan siswa selama
kegiatan pembelajar menggunakan implementasi MURDER (Mood
Understand Recall Detect Elaborate Review ) berbantu multimedia.
1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan beberapa manfaat, diantaranya :
1. Bagi Guru bidang studi
Memberikan alternatif teknik dalam pembelajaran dengan menggunakan
MURDER (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) dalam
upaya meningkatkan pemahaman konsep siswa dan Multimedia sebagai
alat bantu dalam pembelajaran.
2. Bagi siswa
Dengan adanya multimedia pembelajaran diharapkan dapat menciptakan
pembelajaran yang menyenangkan dan interaktif dimana siswa menjadi
pusat pembelajaran sehingga belajar menjadi bermakna.
3. Bagi Peneliti
Diharapkan mampu menambah wawasan dan pengetahuan sejauh mana
teknik MURDER (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review)
mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa dan peran multimedia
dalam pembelajaran.
1.5 Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan skripsi ini, sistematika penulisan dibagi menjadi
Leli Rusdiana, 2013
Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang masalah, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini memuat landasan teori yang berfungsi sebagai sumber atau alat dalam
memahami permasalahan yang berkaitan dengan teori MURDER, Multimedia dan
pemahaman konsep dan hipotesis dalam penelitian.
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi penjelasan tentang penjabaran metode penelitian, termasuk
beberapa komponen antara lain : Lokasi dan sampel, desain penelitian, metode
penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan
instrumen, teknik pengumpulan data, serta analisis data.
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan membahas tentang analsis data, pemaparan data kuantitatif dan
data kualitatif serta pemabahasan analisis data/temuan.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan atau jawaban dari rumusan masalah pada penelitian ini
serta intisari dari Bab 4. Saran atas kesimpulan yang dapat dijadikan
pertimbangan dalam penelitian selanjutnya diutarakan pada bagian subbab saran.
DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka memuat semua sumber tertulis atau tercetak yang dikutip atau
9
Leli Rusdiana, 2013
Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu HALAMAN LAMPIRAN
29
Leli Rusdiana, 2013
Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB 3
METODE PENELITIAN
Bab ini berisi penjelasan mengenai persiapan yang dilakukan sebelum
penelitian dilaksanakan. Persiapan yang dilakukan seperti menentukan lokasi,
populasi dan sampel, menentukan metode dan desain penelitian, menyusun
instrumen penelitian. Selain itu, pada bab ini akan dijelaskan mengenai teknik
pengumpulan data, prosedur penelitian dan teknik pengolahan data.
3.1 LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN
3.1.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang dipilih yaitu SMKN 2 Cimahi. Peneliti
memilih sekolah ini dikarenakan sekolah ini merupakan sekolah
kejuruan yang memiliki jurusan RPL (Rekayasa Perangkat Lunak) dan
memiliki silabus yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Dan
juga sekolah ini memiliki sistem pengajaran yang cocok dengan sistem
pembelajaran yang akan digunakan peneliti. Teknologi pembelajaran
dan fasilitas yang digunakan oleh sekolah ini juga cukup baik sehingga
tidak menyulitkan peneliti.
3.1.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (
Arikunto, 2010 : 174 ) . Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas X SMKN 2 Cimahi, sedangkan sampel dalam penelitian ini
adalah siswa X RPL SMKN 2 Cimahi dengan kelas X RPL A sebagai
kelas kontrol sebanyak 33 siswa dengan pembelajaran menggunakan
metode konvensional , dan X RPL B sebagai kelas eksperiment
sebanyak 35 siswa dengan pembelajarannya menggunakan implementasi
MURDER (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review)
30
Leli Rusdiana, 2013
Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pertimbangan bahwa kemampuan siswa pada sekolah ini heterogen dan
tidak memiliki kelas unggulan.
3.2 DESAIN PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah The
Nonequivalent Control Group Design. Dengan desain ini, baik kelompok eksperimental maupun kelompok kontrol dibandingkan, kendati kelompok
tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa melalui randomisasi. Desain ini
mirip desain kelompok kontrol prates-postes hanya tidak melibatkan
penempatan subjek ke dalam kelompok secara random. Dua kelompok
yang ada di beri pretes, kemudian diberikan perlakuan , dan terakhir
diberikan postes. Pada desain kelompok kontrol non ekivalen subjek tidak
dikelompokkan secara acak (Ruseffendi, 2005 : 52). Pengelompokkan
baru dilapangan sering tidak dimungkinkan sehingga menggunakan
kelompok yang telah ada atau kelas.
Pada desain ini terdapat dua kelompok yang akan dibandingkan
dengan menggunakan dua perlakuan yang berbeda, untuk kelompok
kontrol diterapkan pembelajaran secara konvensional sedangkan untuk
kelompok eksperiment diterapkan pembelajaran dengan menggunakan
implementasi MURDER dengan bantuan Multimedia. Kedua kelompok
tersebut kemudain diberi pretest berupa soal pilihan ganda sebanyak 30
soal untuk mengetahui keadaan awal masing-masing kelompok, kemudian
setiap kelompok akan diberi perlakuan yang berbeda selama waktu
tertentu sesuai dengan pembagianya dan selanjutkan diberi posttest berupa
soal pilihan ganda yang berjumlah 30 soal untuk mengetahui keadaan
akhir dari masing masing kelompok.
Soal pretest dan posttest yang diberikan kepadal kedua kelompok
tersebut berbeda namun memiliki tipe atau jenjang soal yang sama. Secara
Leli Rusdiana, 2013
Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1
Nonequivalent Control Group Design Kelompok Pretest Treatment Posttest
Eksperiment O1 X O2
Kontrol O1 X O2
Keterangan :
X = Perlakuan
01 = prates
02 = postes
3.3 METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah penelitian kuasi
eksperimen. Pada kuasi eksperimen ini subjek tidak dikelompokkan secara
acak, tetapi peneliti menerima keadaan subjek seadanya (Ruseffendi , 2005 :
52). Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui tentang ada tidaknya
akibat dari sesuatu yang dikenankan atau perlakuan pada subyek yang
diteliti dengan cara membandingkan satu kelompok atau lebih yang diberi
perlakuan tertentu dalam hal ini implementasi pembelajaran MURDER
berbantu multimedia dengan satu kelompok atau lebih yang tidak menerima
perlakuan dalam hal ini pembelajaran konvensional.
3.4 PROSEDUR PENELITIAN
a. Tahap persiapan
Pada tahap ini, dilaksanakan beberapa kegiatan yaitu antara lain : studi
literatur terhadap materi yang akan disampaikan, pengembangan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), penyusunan instrumen, merancang
multimedia pembelajaran , men-judgment dua jenis instrumen (tes)
bertipe sama kepada dua orang dosen yang terdiri dari dosen pendidikan
32
Leli Rusdiana, 2013
Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
postes. Analisis dan revisi hasil judgment instrumen Melakukan uji coba
instrumen pada sampel yang memiliki karakteristik sama dengan sampel
penelitian. Menganalisis hasil uji coba instrumen yang meliputi validitas,
tingkat kesukaran, daya pembeda dan reliabilitas sehingga layak dipakai
untuk pretes dan postes.
b. Tahap pelaksanaan
Pada tahap pelaksaaan penelitian dimulai dengan Penentuan sampel
penelitian yang terdiri dari dua kelas, Pelaksanaan pretes bagi kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Tahap ini dilakukan guna mengetahui
kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol, Analisis hasil
pretes, Memberikan perlakuan berupa pembelajaran pada kedua kelas.
Pada kelas eksperimen diterapkan pembelajaran dengan strategi
MURDER (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) berbantu
Multimedia, sedangkan pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran
konvensional. Pelaksanaan tes akhir bagi kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Untuk mengetahui hasil akhir dari kedua kelas tersebut
Pemberian angket kepada siswa kelas eksperimen untuk mengetahui
respon siswa setelah pembelajaran dengan strategi MURDER (Mood
Understand Recall Detect Elaborate Review) berbantu Multimedia. Langkah – langkah penerapan pembelajaran MURDER yang peneliti
gunakan dalam pembelajaran TIK adalah sebagai berikut :
1. Mood , yaitu mengatur suasana hati (mood) yang tepat dengan cara
menggunakan multimedia dalam pembelajaran. Dalam Multimedia
terdapat video atau cuplikan film berguna untuk memperbaiki mood
dan memberi motivasi siswa.
2. Conceptual understanding, yaitu pemahaman terhadap konsep –
konsep atau materi HTML (HyperTeks Markup Languange) dan
Leli Rusdiana, 2013
Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Recall, yaitu pengulangan kembali terhadap konsep yang telah
diterima, dalam hal ini siswa akan diberi tugas yang dikerjakan
bersama pasangannya.
4. Detect , masing masing pasangan dyad akan mengoreksi jawaban
untuk melihat apakah masih terdapat kesalahan dan
kekuranglengkapan jawaban.
5. Elaborate, pasangan dyad 1 dan dyad 2 akan berdiskusi mengenai
jawaban mereka dan menambahkan serta menyempurnakan hasil
jawaban tersebut sehingga menjadi lengkap.
6. Review, yaitu memeriksa dan mendiskusikan hasil pekerjaannya
kelompok dalam diskusi kelas.
Berikut gambar diagram dari MURDER :
3.1 Gambar Bagan Alur MURDER
c. Tahap analisis data dan penarikan kesimpulan
Mood (Mengatur Mood)
Understanding (Pemahaman materi)
Recall
(Mengingat kembali poin poin materi)
Detect (Memeriksa kesalahan)
Elaborate
(Menyampaikan informasi/presentasi)
34
Leli Rusdiana, 2013
Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setelah penelitian dilapangan selesai dilaksanakan, data yang diperoleh
kemudian di analisis baik hasil pretes postes, kemudian pengolahan hasil
angket siswa, dari hasil analisis temuan akan dijadikan dasar dalam
penearikan kesimpulan.
Untuk lebih jelas alur penelitian yang dilakukan dapat digambarkan pada
Leli Rusdiana, 2013
Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu .
3.2 Gambar Bagan Alur Penelitian
Study literatur
Pembuatan RPP
Menyusun instrumen tes dan Multimedia
Perbaikan
Uji coba instrumen tes :
Validitas, Reliabilitas, Daya pembeda, Tingkat kesukaran Jugement
Penentuan Sample
Kelas Eskperimen Kelas Kontrol
Pretes
Analisis data Pretes
Kelas Eksprimen :
Implementasi MURDER berbantu Multimedia
Kelas Kontrol : Pembelajaran konvensional
Postes
Pengolahan Analisis Data dan Hasil
36
Leli Rusdiana, 2013
Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berikut tabel perbedaan skenario pembelajaran dikelas antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tabel 3.2
Tabel perbedaan pelaksanaan pembelajaran kelas eksperimen dan kelas kontrol
TAHAPAN EKSPERIMEN KONTROL
Tahap persiapan
Siswa dibagi kedalam kelompok dengan jumlah siswa sebanyak 4 siswa perkelompok. Dalam satu kelompok dibagi lagi menjadi 2 bagian yaitu dyad 1 dan dyad 2 yang masing ditetapkan oleh pihak sekolah. kompetensi dan tujuan pembelajaran yang harus dicapai pada pertemuan ini serta melakukan apersepsi degan mengajak siswa untuk berdiskusi tentang hal hal yang terkait dengan pokok bahasan kompetensi dan tujuan pembelajaran yang harus dicapai pada pertemuan ini serta melakukan apersepsi degan mengajak siswa untuk berdiskusi tentang hal hal yang terkait dengan pokok bahasan cuplikan film, berguna untuk membangkitkan mood belajar siswa. Video terdapat dalam multimedia
Guru menjelaskan materi dan menginstruksikan siswa untuk mengerjakan latihan – latihan yang untuk membuat tampilan atau duplikasi dari
Pembangunan Konsep Guru menjelaskan materi
Leli Rusdiana, 2013
Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu mengerjakan latihan –
latihan yang terdapat pada multimedia siswa diberi kesempatan untuk memperlihatkan mengingat kembali siswa diberi tugas untuk membuat tampilan atau duplikasi dari halaman web yang disajikan pada multimedia.
Siswa bekerja sama dengan pasangannya.
Setelah selesai pasangan dyad 1 dan dyad 2 terhadap masalah yang diberikan yang kemudian disempurnakan
Review
Salah satu kelompok diberi kesempatan untuk menampilkan hasil yang mereka lakukan, dan kelompok lain diberikan kesempatan bertanya selanjutnya yang akan dipelajari selanjutnya yang akan dipelajari
38
Leli Rusdiana, 2013
Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.5 DEFENISI OPERASIONAL
Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah
yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:
a. Implementasi merupakan pelaksanaan, penerapan. (kamus Besar Bahasa
Indonesia)
b. MURDER (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review)
merupakan mengatur Mood untuk belajar, memahami (understanding)
tujuan dari tugas/ materi, mengingat (Recalling) informasi yang relevan
dengan meringkas poin utama, mendeteksi (detecting) atau memeriksa
kesalahan, menguraikan (elaborating) informasi, dan mengkaji ulang
(Reviewing) materi. Dansereau (Cutis and Jill, 1991:23)
c. Pemahaman Konsep merupakan kompetensi yang ditunjukkan siswa
dalam memahami konsep dan dalam memahami prosedur (algoritma)
secara luwes, akurat, efesien dan tepat. (Shadiq , 2009:13)
d. Multimedia merupakan merupakan perpaduan antara berbagai media
(format file) yang berupa teks, gambar (vektor dan bitmap), grafik,
sound, animasi, video, interaksi, dan lain – lain yang telah dikemas
menjadi file digital (komputerisasi), digunakan untuk menyampaikan
atau menghantarkan pesan kepada publik. (Munir, 2012 :2 )
3.6 INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri atas
instrumen tes dan instrumen non-tes. Instrumen tes yaitu tes pilihan ganda.
Sedangkan instrumen non-tes terdiri atas skala sikap (angket), dan lembar
observasi.
3.6.1 Instrumen Tes
Intrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah item tes
pilihan ganda. Di ungkapkan oleh Ruseffendi (2005:118) bahwa
Leli Rusdiana, 2013
Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang ditanyakan dapat lebih luas dan menyeluruh, dan pertanyaannya
dapat mendetail sehingga bila kita ingin mengetahui pengetahuan,
kemampuan dan sebagainnya dari siswa, yang telah dipelajari cukup
lama (banyak), tipe tes yang yang dipakai semestinya tes objektif.
3.6.2 Instrumen Non – Tes
1. Angket atau Skala Sikap Siswa
Angket adalah sekumpulan pernyataan atau pertanyaan yang harus
oleh responden dengan memilih jawaban atau menjawab pertanyaan
melalui jawaban yang sudah disediakan atau melengkapi kalimat
dengan jalan mengisi (Ruseffendi , 2005 : 121). Skala pengukuran
instrumen angket yang digunakan adalah skala likert. Skala likert
meminta kepada kita sebagai individual untuk menjawab suatu
pernyataan dengan jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), tak
memutuskan (N), tidak setuju (T), dan sangat tidak setuju (ST).
Skala likert memiliki dua bentuk pernyataan, yaitu pernyataan positif
dan pernyataan negatif.
2. Lembar Observasi
Lembar observasi merupakan data pendukung yang dinilai pada saat
penelitian berlangsung. Lembar observasi bertujuan untuk
mengamati secara langsung aktivitas yang dilakukan oleh guru dan
siswa yang dilakukan oleh seorang observer (pengamat). Skala yang
digunakan untuk menghitung data lembar observasi adalah Skala
Guttman. Pada skala pengukuran dengan tipe ini, akan didapatkan
jawaban yang tegas, yaitu "ya-tidak"; "benar-salah"; "pernah-tidak
pernah", dan lain-lain (Sugiyono, 2010: 139)
3.7 PROSES PENGEMBANGAN INSTRUMENT
Sebelum instrumen tes pilihan ganda digunakan, terlebih dahulu
peneliti melalukan uji soal agar soal tes tersebut layak digunakan. Untuk
40
Leli Rusdiana, 2013
Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
siswa yang yang telah atau sudah memperoleh materi HTML (Hyperteks
Markup Language). Selanjutnya diperoleh data yang kemudian akan
dilakukan pengujian validitas, reliabilitas, indeks kesukaran dan daya
pembeda.
a. Validitas Butir Soal
Validitas tes ditentukan untuk mngetahui kualitas tes dalam
kaitannya mengukur hal yang seharusnya di ukur. Cara menentukan
tingkat validitas soal ialah dengan cara menghitung koefisien korelasi
antara alat evaluasi yang akan diketahui validitasnya dengan alat ukur
lain yang telah dilaksanakan dan diasumsikan telah memiliki validitas
yang tinggi. Nilai rxydiartikan sebagai nilai koefisien korelasi, dengan
kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.3 Kriteria Validitas
Koefisien Validitas (rxy) Kriteria Validitas
0.800 – 1.000 Sangat Tinggi
Koefisien validitas butir soal diperoleh dengan menggunakan
rumus korelasi produk-momen memakai angka kasar (raw score), yaitu:
Leli Rusdiana, 2013
Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Y = skor total butir soal,
rxy= koefisien korelasi antara X dan Y.
b. Reliabilitas Soal
Metode yang digunakan untuk menentukan reliabilitas adalah
internal concictency. Alat ukur ini dlakukan dengan cara mencoba alat ukur cukup sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan
teknik tertentu. Soal yang memiliki validitas yang baik, atau daya
pembeda yang baik, maka soal tersebut akan bersifat ajeg sebagai alat
ukur (Surapranata, 2006:113). Persamaan Hoyt adalah salah satu
persamaan yang digunakan untuk menentukan reliabilitas, persamaan
Hoyt adalah sebagai berikut :
(Surapranata, 2006:117).
Keterangan :
= reliabilitas tes,
= varian peserta tes,
= varian sisa.
Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas
c. Daya Beda Soal
Koefisien Reliabilitas (r11)
Kriteria Reliabilitas
42
Leli Rusdiana, 2013
Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan
antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang
berkemampuan rendah. Dalam pembagian kelompok digunakan yang
paling stabil dan sensitive serta paling banyak digunakan adalah dengan
menentukan 27% kelompok atas dan 27% kelompok bawah. Rumus
untuk menentukan daya pembeda soal menurut Arikunto (2010 : 213)
adalah :
Keterangan :
J = jumlah peserta tes
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab dengan
benar
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Adapun klasifikasi daya pembeda soal adalah sebagai berikut :
Tabel 3.5 Kriteria Daya Pembeda Daya pembeda
(D)
Kriteria
Negatif Tidak baik 0,00 – 0,20 Jelek 0,20 – 0,40 Cukup
0,40 – 0,70 Baik 0,70 – 1,00 Baik sekali
Arikunto (2010 : 218)
Leli Rusdiana, 2013
Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Surapranata (2006:12), proporsi jawaban benar (p), yaitu
jumlah peserta tes yang menjawab benar pada butir soal yang dianalisi
dibandingkan dengan jumlah peserta tes seluruhnya merupakan tingkat
kesukaran yang paling umum digunakan. Persamaan yang digunakan
untuk menentukan tingkat kesukaran dengan proporsi menjawab benar
adalah :
(Surapranata, 2006:12)
Keterangan: = proporsi menjawab benar atau tingkat kesukaran,
= banyaknya peserta tes yang menjawab benar, dan
= skor maksimum,
= jumlah peserta tes
Tabel 3.6
Kriteria Indeks Kesukaran
Indeks P Kategori P < 0.3 Sukar 0.3 ≤ P ≤ 0.7 Sedang
P > 0.7 Mudah
3.8 TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini yaitu terdiri
dari :
a. Tes item pilihan ganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pretes dan posttest yang berupa soal soal pilihan ganda yang berkaitan
dengan materi pelajaran yang diberikan dengan jenjang soal C1,C2, dan
C3. Pretest digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa
mengenai materi HTML (Hyperteks Markup Language), sedangkan
posttest digunakan untuk mengetahui kemajuan dan tingkat perubahan
kemampuan siswa setelah diberikan perlakuan. Soal pretest dan posttest
44
Leli Rusdiana, 2013
Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pretest. Penyusunan instrumen tes ini berdasarkan penguasaan konsep
materi pembelajaran yang hendak dicapai.
Soal dengan jenjang C1:C2:C3 dibuat dengan perbandingan 1:2:1
dengan jumlah total soal adalah 30 soal, sehingga jenjang soal C1
memiliki 8 soal, jenjang soal C2 memiliki 14 soal , dan jenjang soal C3
memiliki 8 soal. Instrumen pretest dan posttest yang digunakan sebagai
alat tes pemahaman konsep telah di nilai / judgement oleh 2 dosen yaitu
1 dosen pendidikan dan 1 dosen non pendidikan. Hasil judgement
terlampir pada lampiran.
b. Angket diberikan setelah proses pembelajaran. Angket digunakan untuk
mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan implementasi
MURDER (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review)
berbantu Multimedia.
c. Pengisian lembar observasi oleh observer selama pembelajaran
berlangsung.
3.9 ANALISIS DATA
Terdapat dua tipe data yang akan dianalisis dalam penelitian ini yaitu
data kuantitatif berupa hasil jawaban siswa atas soal pretest dan posttest
yang diberikan. Uji ini dilakukan dengan bantuan Software Microsoft
Excel. Yang kedua adalah data kualitatif yaitu data yang didapat dari angket dan observasi kegiatan pembelajaran.
3.9.1 Data Kuantitatif
Ada beberapa pengujian yang harus terlebih dahulu dilakukan sebagai
prasyarat untuk menguji hipotesis yaitu uji normalitas dan uji
homogenitas. Setelah kedua pengujian itu dilakukan maka kita dapat
melakukan uji hipotesis yaitu uji kesamaan dua rata-rata, uji perbedaan
dua rata-rata dan gain ternormalisasi.
Leli Rusdiana, 2013
Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pedoman penskoran yang digunakan untuk soal pilihan ganda adalah
penskoran tanpa hukuman. Penskoran tanpa hukuman dilakukan
dengan cara menghitung banyakna jawaban siswa yang cocok dengan
kunci jawaban.
(Arikunto, 2010: 168) Keterangan :
S = Skor
R = Jumlah jawaban benar
Setiap butir soal yang dijawab benar mendapat skor satu, sehingga
jumlah skor yang diperoleh peserta didik adalah dengan menghitung
banyaknya butir soal yang dijawab benar. Total skor maksimal adalah
25, sehingga untuk menghitung nilai digunakan rumus :
b. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan uji yang dilakukan untuk memperoleh
gambaran mengenai data hasil tes. Data yang dihitung diantaranya
mean, standar deviasi, dan variansi. Pada penelitian analisis deskriptif
akan disajikan secara keseluruhan dalam satu tabel sebelum dilakukan
langkah-langkah pengujian selanjutnya.
c. Uji Normalitas
Pada penelitian ini, uji normalitas yang digunakan adalah uji
chi-kuadrat, yang bertujuan untuk mengetahui apakah data sampel
berdistribusi normal atau tidak. Langkah-langkah dalam melakukan
pengujian normalitasa adalah sebagai berikut :
46
Leli Rusdiana, 2013
Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(Ruseffendi, 1998: 76)
Keterangan :
= Rerata
= Jumlah semua harga X = Jumlah data
b) Menghitung standar deviasi masing-masing kelas dengan rumus :
√ ( )
(Ruseffendi, 1998: 123)
Keterangan :
s = Standar deviasi = Nilai data kuantitatif
= Rerata = Jumlah siswa
c) Menentukan sebaran
sebaran = data terbesar - data terkecil
(Ruseffendi, 1998: 57)
d) Menentukan banyak kelas interval yang diperlukan dengan
menggunakan aturan Sturges, yaitu :
(Ruseffendi, 1998: 60)
Keterangan :
Leli Rusdiana, 2013
Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu n = Jumlah siswa
e) Tentukan panjang kelas interval dengan rumus :
(Ruseffendi, 1998: 60)
Keterangan :
p = Panjang kelas interval
f) Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi, yang sekaligus
merupakan tabel penolong untuk menghitung harga Chi Kuadrat.
g) Menentukan batas atas dan batas bawah setiap kelas interval. Batas
atas diperoleh dari ujung kelas atas ditambah 0,5 sedangkan batas
bawah diperoleh dari ujung kelas bawah dikurangi 0,5.
h) Menghitung z skor batas nyata masing-masing kelas interval
dengan menggunakan rumus :
(Ruseffendi, 1998: 294)
Keterangan :
= Batas nyata
= Batas atas kelas interval ̅ = Rerata
48
Leli Rusdiana, 2013
Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
i) Mencari proporsi kumulatif (pk) dengan cara membaca tabel z dari
nilai z yang diperoleh (Ruseffendi, 1998: 294).
j) Mencari frekuensi kumulatif (fk) dengan cara mengalikan pk dan
jumlah siswa (n) (Ruseffendi, 1998: 294).
k) Menentukan frekuensi ekspetasi (fe) dengan cara mengurangi fk
yang ada diatasnya dengan fk yang berada tepat dibawahnya
(Ruseffendi, 1998: 294).
l) Menghitung harga frekuensi dengan rumus Chi-Kuadrat dengan
rumus :
(Ruseffendi, 1998: 294)
Keterangan : χ2
= Chi kuadrat
= Frekuensi observasi
= Frekuensi ekspetasi
m)Mengkonsultasikan harga χ2 dari hasil perhitungan dengan tabel
Chi-Kuadrat pada derajat kebebasan tertentu sebesar banyak kelas dikurangi tiga (dk = banyak kelas - 3) dengan taraf signifikansi
pengujian sebesar 0,01. Taraf signifikansi 0,01 dipilih karena pada
umumnya untuk penelitian-penelitian di bidang ilmu pendidikan
digunakan taraf signifikansi 0,01 atau 0,05 (Arikunto, 2010: 115).
Jika diperoleh χ2hitung < χ2tabel pada taraf signifikansi tertentu, maka
Leli Rusdiana, 2013
Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
n) Setelah dilakukan uji normalitas diperlukan satu uji lainnya yaitu
uji homogenitas untuk menentukan uji statistik parametrik yang
tepat untuk pengambilan keputusan.
d. Uji Homogenitas
Uji homogenitas ditujukan untuk mengetahui apakah kedua kelas
mempunyai varians yang homogen atau tidak. Untuk melakukan uji
homogenitas, digunakan menggunakan rumus sebagai berikut :
(Ruseffendi, 1998: 295) Nilai Fhitung dibandingkan dengan Ftabel menggunakan taraf signifikansi
0,01, dk pembilang = n-1, dan dk penyebut = n-1.
Jika Fhitung < Ftabel, maka kedua sampel homogen. Apabila sampel
berdistribusi normal dan homogen, maka dapat dilakukan uji t.
e. Uji t
Uji t dilakukan untuk menguji perbedaan dua rerata, apakah terdapat
perbedaan rerata nilai pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Rumus untuk uji t adalah
√
dengan
50
Leli Rusdiana, 2013
Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu diketahui bahwa
maka
(Ruseffendi, 1998: 315-316)
Keterangan :
t = Nilai t
= Rerata nilai kelas eksperimen = Rerata nilai kelas kontrol
= Variansi kelas eksperimen dan kelas kontrol
= Variansi kelas eksperimen
= Variansi kelas kontrol
= Variansi
n = Banyak data
= Jumlah siswa kelas eksperimen
= Jumlah siswa kelas kontrol
Hasil perolehan thitung dikonsultasikan pada tabel distribusi t dengan taraf
signifikansi 0,01 dan dk = n1 + n2 - 2. H0 diterima jika thitung < ttabel.
Uji perbedaan dua rata-rata dilakukan pada data pretes untuk
mengetahui apakah kedua kelas memiliki rata-rata awal yang sama
atau tidak. Setelah dilakukan uji perbedaan dua rata-rata pada skor
pretes, apabila kemampuan awal (pretes) siswa di kelas eksperimen
dan di kelas kontrol tidak berbeda secara signifikan, maka analisis
Leli Rusdiana, 2013
Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu f. Uji Kualitas Peningkatan Kemampuan Analisi Siswa
a) Uji gain
Indeks gain digunakan untuk mengetahui peningkatan pemahaman
konsep siswa. Menurut Hake (1998:65) indeks gain dihitung dengan
rumus berikut:
Keterangan :
G = Gain
Sf = Skor posttest Si = Skor pretest
Keunggulan dari implementasi pembelajaran yang digunakan untuk
meningkatkan kemampuan dan hasil belajar siswa akan ditinjau dari
perbandingan nilai gain yang dinormalisasi (normalized gain) yang
dicapai kelas eksperimen dan kelas kontrol (Meltzer, 2002: 1261).
Untuk perhitungan nilai gain yang dinormalisasi dan interpretasinya
digunakan persamaan berikut (Hake R., 1998: 65) :
Keterangan :
= Gain yang dinormalisasi Sf = Skor posttest
Si = Skor pretest
Tabel 3.7 Kriteria Indeks Gain
b) Keefektifan metode eksperimen
Indeks Gain Interpertasi
52
Leli Rusdiana, 2013
Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk mengetahui apakah model eksperimen yang digunakan efektif
atau tidak dalam penelitian ini, maka digunakan tafsiran presentase
efektivitas untuk rata-rata <g> (Arikunto, 1998).
Tabel 3.8
Persentase tafsiran efektivitas Persentase Tafsiran Kurang 40 % Tidak efektif
40% - 55% Kurang efektif 56% - 75% Cukup efektif 76% - 100% Efektif
3.9.2 Data Kualitatif
Instrumen non tes terdiri dari angket dan lembar observasi . adapun teknik
pengolahan angket yaitu sebagai berikut :
a. Penilaian angket
Hasil angket merupakan data pendukung dalam penelitian ini, sehingga
angket diperlukan dalam penelitian. Skala penilaian yang digunakan
adalah skala Likert. Berikut penilaian dalam skala likert.
Tabel 3.9
Kategori Jawaban Angket
Jenis Pernyataan
Skor
SS S N T ST
Positif 5 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4 5
(Ruseffendi, 2005:135)
Keterangan :
SS = Sangat Setuju
Leli Rusdiana, 2013
Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu N = Netral/ Tidak memutuskan
T = Tidak Setuju
ST = Sangat Tidak Setuju
Dalam pengolahan data angket digunakan metode pengolahan data
untuk penafsiran setiap butir pernyataan. Rumus yang digunakan adalah:
100%
f
p x
n
Sudjana (2004: 129)
Keterangan:
p = persentase jawaban f = frekuensi jawaban
n = banyaknya responden (siswa)
Setelah itu dilakukan penafsiran dengan menggunakan kategori yang
dikemukakan oleh Ali (2002: 184) pada Tabel 3.10 berikut.
Tabel 3.10 Interpretasi Presentase
Presentase Interpretasi
0% Tidak ada
1% - 25% Sebagian kecil 25% - 49% Hampir setengahnya
50% Setengahnya
51% - 74% Sebagian besar 75% - 99% Pada Umumnya
100% Seluruhnya
b. Lembar observasi
Data hasil observasi dianalisis untuk mengetahui presentase
keterlaksanaan pembelajaran yang dilakukan. Setiap kegiatan yang
54
Leli Rusdiana, 2013
Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diberi nilai 0. Kemudian total nilai kegiatan yang terlaksana dihitung
presentasenya. Setelah itu, dapat diketahui presentase keterlaksanaan
pembelajaran menggunakan implementasi MURDER berbantu
Multimedia. Hasilnya kemudian dipersentasekan dengan rumus
berikut :
Sudjana (2004: 129)
Keterangan :
P = Persentase
= Jumlah frekuensi alternatif jawaban
80
Leli Rusdiana, 2013
Implementasi Nurder (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) Berbantu Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB 5
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah
dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
Terdapat perbedaan rerata pemahaman konsep siswa pada kelas ekperimen
yang menggunakan implementasi MURDER (Mood Understand Recall Detect
Elaborate Review) berbantu Multimedia dengan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional. Kualitas peningkatan pemahaman konsep pada kelas
ekperimen tergolong “sedang” dengan kualitas efektivitas “cukup efektif”,
sedangkan pada kelas kontrol kualitas peningkatan pemahaman konsep tergolong “sedang” dengan dengan kualitas efektivitas “kurang efektif”.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa implementasi MURDER (Mood
Understand Recall Detect Elaborate Review) berbantu Multimedia lebih efektif dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Dan juga dapat ditarik
kesimpulan bahwa pemahaman konsep siswa yang menggunakan implementasi
MURDER (Mood Understand Recall Detect Elaborate Review) berbantu
Multimedia lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mendapatkan perlakuan
pembelajaran konvensional.
Peningkatan pada masing masing tes pemahaman konsep pada materi
HTML kelas eksperimen hasil tes siswa pada ranah C1,C2,C3 lebih tinggi
daripada kelas kontrol. Dengan kategori C1 tinggi, C2 sedang, dan C3 sedang
pada kelas eksperimen dan pada kelas kontrol C1, C2, dan C3 berkategori sedang.
Berdasarkan data hasil angket menunjukkan bahwa pada umumnya siswa
memberikan respon positif terhadap implementasi MURDER (Mood Understand