• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI IKLIM ORGANISASI DAN KINERJA TATA USAHA TERHADAP KEPUASAN LAYANAN AKADEMIK PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN :Studi Pada Beberapa SMK Negeri di Kota Palangkaraya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONTRIBUSI IKLIM ORGANISASI DAN KINERJA TATA USAHA TERHADAP KEPUASAN LAYANAN AKADEMIK PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN :Studi Pada Beberapa SMK Negeri di Kota Palangkaraya."

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

i ABSTRAK

KONTRIBUSI IKLIM ORGANISASI DAN KINERJA TATA USAHA TERHADAP KEPUASAN LAYANAN AKADEMIK

PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Studi Pada Beberapa SMK Negeri di Kota Palangkaraya)

Oleh: Asti Putri Kartiwi

NIM 0706477

Pokok masalah penelitian ini adalah kepuasan terhadap layanan akademik pada SMK Negeri di Kota Palangkaraya. Inti kajian difokuskan pada faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan layanan, yang meliputi iklim organisasi dan kinerja tata usaha. Berdasarkan hal tersebut, pokok masalah yang diungkap dalam penelitian ini adalah berapa besar kontribusi iklim organisasi dan kinerja tata usaha sekolah terhadap kepuasan layanan akademik baik secara parsial maupun secara bersama.

Teori-teori yang digunakan sebagai landasan pelaksanaan penelitian ini terutama yang berhubungan dengan konsep-konsep tentang pelayanan secara umum dan khusus, iklim organisasi sekolah, kinerja secara umum, dan kinerja tata usaha sekolah.

Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, dan teknik pengumpulan data menggunakan angket skala lima likert.Teknik pengolahan data yang digunakan adalah regresi ganda. Teknik ini digunakan untuk mengetahui perubahan kontribusi yang disebabkan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji signifikansi menggunakan uji-F dan uji-t.

Hasil penelitian ini adalah: (1) iklim organisasi, berada pada kategori sudah baik. (2) Kinerja tata usaha, berada pada kategori tinggi. (3) Kepuasan layanan akademik, berada pada kategori cukup tinggi. (4) Hasil analisis hubungan antara X1 dan X2 secara bersama-sama terhadap Y pada SMK Negeri 1 menunjukan angka 0,295 (X1) dan 0,330 (X2) artinya jika ada penambahan 1 iklim organisasi maka kepuasan layanan akademik akan meningkat sebesar 29,5%. Dan jika kinerja tata usaha di tingkatkan 1 maka kepuasan layanan akademik akan meningkat sebesar 33 %

Sementara itu Hasil analisis hubungan antara X1 dan X2 secara bersama-sama terhadap Y pada SMK Negeri 2 menunjukan angka 0,596 (X1) dan 0,591 (X2) artinya jika ada penambahan 1 iklim organisasi maka kepuasan layanan akademik akan meningkat sebesar 59,4%. Dan jika kinerja tata usaha di tingkatkan 1 maka kepuasan layanan akademik akan meningkat sebesar 59,1%

(2)

ii

D. Tujuan penelitian 5

E. Manfaat Penelitian 5

F. Kerangka Pemikiran 7

G. Asumsi-Asumsi 11

H. Hipotesis 12

I. Metode penelitian 12

J. Lokasi dan sampel penelitian 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 16

A. Sekolah Sebagai Organisasi 16

B. Konsep Dasar Administrasi Pendidikan 18

C. Pengertian dan Fungsi Administrasi Personil 20

D. Budaya Organisasi 21

E. Iklim organisasi pendidikan 24

1. Definisi Iklim Organisasi 24

2. Dimensi Iklim Organisasi 25

F. Kinerja 27

1. Pengertian Kinerja Tata Usaha 30

(3)

iii

3. Tujuan dan Kegunaan Penilaian Kinerja 33 4. Permasalahan Dalam Penilaian Kinerja 34

G. Mutu Pelayanan Pendidikan 35

1. Definisi Mutu Pelayanan 38

2. Dimensi pelayanan 42

H. Jasa Pendidikan dan Hubungannya Dengan Mutu Pendidikan 43

I. Penelitian Terdahulu 44

J. Posisi dan Kaitan Teori Dengan Penelitian 45

K. Kesimpulan Hasil Studi Pustaka 47

BAB III METODE PENELITIAN 48

A. Metode Penelitian 48

B. Sumber Data 49

1. Populasi dan Sampel 49

2. Teknik Sampling 50

C. Teknik Pengumpulan Data 52

1. Observasi 52

2. Wawancara 52

3. Dokumentasi 53

4. Angket (Questionnaire) 53

D. Instrumen Penelitian 54

E. Pengembangan Instrumen Penelitian 59

1. Pengujian Validitas 59

2. Pengujian Reliabilitas 63

F. Teknik Analisis Data 64

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 70

A. Analisis deskriptif hasil penelitian 70

1. Gambaran responden mengenai iklim organisasi sekolah 71 2. Gambaran responden mengenai kinerja tata usaha 72 3. Gambaran responden mengenai kepuasan layanan akademik 74

B. Hasil Pengujian Data 75

(4)

iv

2. Uji Linieritas 78

C. Analisis Pengaruh Iklim Organisasi Dan Kinerja Tata Usaha Terhadap 79 Kepuasan Pelayanan Akademik pada SMK Negeri 1

1. Hubungan iklim organisasi sekolah dengan kinerja tata usaha 80 2. Pengaruh Iklim organisasisekolah terhadap kualitas layanan akademik 82 3. Pengaruh kinerja tata usaha terhadap kualitas layanan akademik 85 4. Pengaruh iklim organisasi dan kinerja tata usaha terhadap 88

kepuasan layanan akademik

D. Pengaruh iklim organisasi dan kinerja tata usaha terhadap 88 kepuasan layanan akademik pada SMK Negeri 2

1. Hubungan iklim organisasi sekolah dengan kinerja tata usaha 92 2. Pengaruh Iklim organisasisekolah terhadap kualitas layanan akademik 93 3. Pengaruh kinerja tata usaha terhadap kualitas layanan akademik 98 4. Pengaruh iklim organisasi dan kinerja tata usaha terhadap 101

kepuasan layanan akademik

E. Pembahasan 105

1. Iklim Organisasi Sekolah 107

2. Kinerja Tata Usaha 110

3. Kepuasan Layanan Akademik 112

4. Analisis kontribusi iklim organisasi dan kinerja tata usaha 113 Terhadap kepuasan layanan akademik

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 118

A. Kesimpulan 118

B. Rekomendasi 120

DAFTAR PUSTAKA 120

(5)

v

DAFTAR TABEL

1.1 Data pokok SMK Negeri Palangkaraya 14

2.1 Perbedaan service dan ritel 38

3.1 Populasi penelitian 51

3.2 Kisi-kisi instrumen 55

3.3 Standar penilaian koefisien validitas dan reliabilitas 58 3.4 Hasil uji validitas kuesioner iklim organisasi sekolah 60 3.5 Hasil uji validitas kuesioner kinerja tata usaha 61 3.6 Hasil uji validitas kuesioner kepuasan layanan akademik 62 3.7 Uji reliabilitas kuesioner penelitian 63 3.8 Interval koefisien dan tingkat hubungannya 64 4.1 Kriteria penilaian persentase skor tanggapan responden 72 4.2 Kategori skor tanggapan iklim organisasi 71 4.3 Kategori skor tanggapan kinerja tata usaha 73 4.4 Kategori skor tanggapan kepuasan layanan akademik 74 4.5 Hasil normalitas variabel X1,X2 dan Y pada SMKN 1 76 4.6 Hasil normalitas variabel X1,X2 dan Y pada SMKN 2 77 4.7 Uji linearitas variabel X1,X2 dan Y pada SMKN 1 78 4.8 Uji linearitas variabel X1,X2 dan Y pada SMKN 2 79 4.9 Hasil korelasi X1 terhadap X2 SMKN 1 Palangkaraya 81 4.10 Analisis regresi X1 terhadap Y SMKN 1 Palangkaraya 82 4.11 Koefisien determinasi X1 terhadap Y SMKN 1 Palangkaraya 84 4.12 Analisis regresi X2 terhadap Y SMKN 1 Palangkaraya 85 4.13 Koefisien determinasi X2 terhadap Y SMKN 1 Palangkaraya 87 4.14 Analisis regresi X1 dan X2 terhadap Y SMKN 1 Palangkaraya 89 4.15 Hasil anova untuk pengaruh simultan variabel X1 dan X2 90

(6)

vi

4.16 Koefisien determinasi X1dan X2 terhadap Y SMKN 1 Palangkaraya 92 4.17 Hasil korelasi X1 terhadap X2 SMKN 2 Palangkaraya 93 4.18 Analisis regresi X1 terhadap Y SMKN 2 Palangkaraya 95 4.19 Koefisien determinasi X1 terhadap Y SMKN 2 Palangkaraya 97 4.20 Analisis regresi X2 terhadap Y SMKN 1 Palangkaraya 99 4.21 Koefisien determinasi X2 terhadap Y SMKN 2 Palangkaraya 100 4.22 Analisis regresi X1 dan X2 terhadap Y SMKN 2 Palangkaraya 102 4.23 Hasil anova untuk pengaruh simultan variabel X1 dan X2 105

terhadap Y SMKN 2 Palangkaraya

4.24 Koefisien determinasi X1dan X2 terhadap Y SMKN 2 Palangkaraya107

4.25 Fasilitas gedung SMKN 1 Palangkaraya 109

(7)

vii

DAFTAR GAMBAR

1.1 Kerangka pemikiran 8

1.2 Hubungan antara variabel penelitian 13

2.1 Fase-fase kinerja 36

2.2 Model pengembangan pelayanan 46

3.1 Teknik sampling 50

4.1 Distribusi responden berdasarkan penilaian terhadap iklim 72 Organisasi

4.2 Distribusi responden berdasarkan penilaian terhadap Kinerja 74 Tata usaha

(8)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kuesioner 125

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pendidikan merupakan ujung tombak kemajuan di tingkat sekolah, upaya untuk

meningkatkan mutu pendidikan ternyata masih banyak menemukan kendala – kendala

yang harus segera di carikan jalan keluarnya. Kualitas penyelengaraan pendidikan

khususya persekolahan sangat dipengaruhi oleh berbagai factor-faktor tersebut meliputi

: Budaya masyarakat, sosial ekonomi masyarakat, demografis kebijakan pemerintah,

pendanaan penyelengaraan pendidikan, dan profesionalisme dalam pengelolaanya.

Ukuran sekolah berkualitas Selama ini nampaknya masih bersifat normatif. Diantara

permasalahan tersebut yang seperti nya luput dari pantauan banyak orang ialah masalah

mutu pegawai tata usaha sekolah yang masih belum memberikan kontribusi posistif

terhadap peningkatan mutu layanan pendidikan pada sekolah. Tapi patut di sayangkan,

upaya peningkatan mutu dan kinerja pegawai tata usaha sekolah kelihatannya kurang

mendapat perhatian.

Sebagai sebuah sistem, sekolah juga terdiri dari beberapa komponen yang saling

berhubungan dan saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya. Apabila ada

satu komponen saja yang bermasalah, maka sistem sekolah juga akan turut terpengaruh.

Masalahnya, bagaimana sekolah harus distrukturkan agar mampu menciptakan

mutu layanan yang di kehendaki? Aspek-aspek daya dukung dan masalah – masalah

kontekstual sangat mungkin berpengaruh dalam penataan struktur organisasi sekolah

yang memenuhi kriteria untuk mencapai mutu. Mutu sebuah sekolah juga dapat di lihat

(10)

Disadari atau tidak kinerja pegawai tata usaha sekolah merupakan salah satu

factor yang mempengaruhi mutu sebuah sekolah. Peningkatan kinerja tata usaha

sekolah dapat di pengaruhi oleh iklim organisasi, hal ini di dasarkan pada asumsi

bahwa para pegawai tata usaha sekolah bekerja selain untuk mengharapkan imbalan

baik secara material maupun non material namun mereka juga menginginkan iklim

yang sesuai dengan harapan mereka seperti terdapat keterbukaan dalam organisasi,

terdapat perhatian’ dukungan, penghargaan, pendapatan yang layak dan di rasa adil.

Penciptaan iklim yang berorientasi pada pretasi dan mementingkan pekerja dapat

memperlancar pencapaian hasil yang diinginkan

Sesuai dengan fungsinya tata usaha adalah membantu (melayani) warga sekolah

khususnya keadministrasian dan guru untuk meningkatkan mutu belajar dan pelayanan

yang lain dapat berjalan efektif, bila seluruh komponen yang ada dapat berperan

dengan tugas yang diembannya serta saling mendukung dalam rangka mencapai tujuan.

Paradigma atau kerangka berpikir maysarakat yang bersikeras untuk

menyekolahkan anak mencapai sarjana, sebenarnya tidak salah, tapi haruslah

disesuaikan dengan bakat dan kemampuan si anak agar mengikuti jalur bakat dan

kemampuan si anak. Sayang, sampai saat ini kebanyakan sekolah menangah adalah

SMU, bukan SMK atau kejuruan yang mengarah ke dunia kerja. Kalau seorang anak

menempuh pendidikan di SMU, maka untuk memasuki dunia kerja, dia harus

menempuh sekurang-kurangnya tiga tahun lagi atau setingkat akademi. Jadi untuk bisa

masuk dunia kerja, minimal mecapai sarjana muda (atau lulusan akademi). Atau bisa

lebih lama lagi kalau mau mencapai Strata-1.

Tetapi lain halnya kalau anak itu masuk ke SMK yang akan langsung dapat

memasuki dunia kerja setelah menyelesaikan tingkat sekolah menengah kejuruan.

(11)

sudah bisa memasuki lapangan kerja sesuai dengan kejuruan yang dipilihnya. Sekolah

Menengah Kejuruan akan menjadi sekolah yang menghasilkan tenaga kerja

berkompeten di bidangnya.

Provinsi Kalimantan tengah merupakan provinsi yang sedang berkembang.

Pembangunan di segala sector terutama di sector pendidikan sedang di galakan

sedemikian rupa. Kurangnya minat masyarakat terutama orang tua untuk meyekolahkan

anak mereka di Sekolah Menegah Kejuruan merupakan alah satu kendala social yang

harus di tangani oleh pemerintah daerah. Peningkatan kualitas Sekolah Menengah

Kejuruan terus di lakukan oleh pihak pemerintah daerah, selain pemerintah daerah

pihak sekolah juga terus berusaha meningkatkan kualitasnya dengan cara

mengembangkan manajemen sekolah agar menjadi lebih baik lagi. Peningkatan kualitas

sebuah lembaga harus di mulai dari segala sector kecil yang menjadi bagian dari

organisasi tersebut.

Peningkatan mutu / kualitas Sekolah Menengah Kejuruan meliputi seluruh aspek

personil maupun kinerja manajemen organisasinya sehingga untuk mengetahui ada

tidaknya hubungan antara iklim organisasi dan kinerja tata usaha sekolah terhadap

kepuasan terhadap pelayanan admnistrasi akademik di sekolah menengah kejuruan

maka perlu di lakukan penelitian mendalam mengenai pokok bahasan tersebut.

B. Batasan Masalah

Menghadapi tuntutan masyarakat terhadap pelayanan pendidikan khususnya yang

di laksanakan di sekolah, nampaknya semakin kompleks, kompleksitas bertolak dari

kontinum pelayanan yang memuaskan sampai kepersoalan kepercayaan mayarakat satu

sama lain saling mempengaruhi sedangkan pihak institusi dalam hal ini sekolah masih

(12)

Dari identifikasi masalah di atas maka dapat di tentukan batasan-batasan masalah

sebagai berikut :

1. Penelitian akan di lakukan pada lingkungan manajemen sekolah meliputi iklim

organisasi internal, ruang lingkup kinerja tata usaha, dan kepuasan pelayanan

akademik yang di rasa oleh konsumen pendidikan pada SMK Negeri di Kota

Palangkaraya.

2. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh SMK Negeri di Kota Palangkaraya

dengan sampel siswa dari dua SMK Negeri yang mewakili kelompok Sekolah

yang telah memiliki sertifikasi ISO 9001 : 2000 dan SMK Negeri yang belum

memiliki Sertifiksi.

3. Konsumen pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini secara khusus adalah

siswa dalam lingkungan SMK Negeri 1 Palangkaraya dan SMK Negeri 2

Palangkaraya

C. Rumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang penelitian dan identifikasi masalah di atas, maka

dapat di rumuskan pertanyaan penelitian yaitu : “ Seberapa besar kontribusi iklim

organisasi dan kinerja tata usaha terhadap kepuasan pelayanan akademik pada

SMK Negeri di Kota Palangkaraya?” Rumusan masalah penelitian tersebut dapat

dirinci kedalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah iklim organisasi pada SMK Negeri di Kota Palangkaraya?

2. Bagaimanakah kinerja tata usaha pada SMK Negeri di Kota Palangkaraya?

3. Bagaimanakah kepuasan layanan akademik yang di rasakan oleh konsumen

(13)

4. Apakah iklim organisasi memiliki kontribusi positif terhadap kepuasan layanan

akademik pada SMK Negeri di Kota Palangkaraya?

5. Apakah kinerja tata usaha memiliki kontribusi positif terhadap kepuasan

layanan akademik pada SMK Negeri di Kota Palangkaraya?

6. Apakah Iklim organisasi dan kinerja tata usaha secara bersama-sama memiliki

kontribusi positif terhadap kepuasan layanan akademik pada SMK Negeri di

Kota Palangkaraya?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data dan informasi tentang

Iklim organisasi, Kinerja tata usaha dan mutu layanan akademik SMK di kota

Palangkaraya. Ada pun tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Gambaran iklim organisasi yang ada di SMK Negeri di kota Palangkaraya.

2. Gambaran kinerja tata usaha dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya

pada SMK Negeri di Kota Palangkaraya.

3. Gambaran kepuasaan layanan akademik yang di berikan oleh SMK Negeri di

Kota Palangkaraya

4. Kontribusi yang di berikan oleh iklim organisasi dan kinerja tata usaha terhadap

(14)

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak

terkait sebagai berikut :

1. Kepala sekolah

a) Hasil penelitian menjadi masukan bagi kepala sekolah agar dapat mengelola

iklim organisasi nya sehingga tercipta iklim organisasi yang kondusif.

b) Cepat tanggap menghadapi permasalahan yang timbul akibat iklim

organisasi yang tidak sehat, kinerja tata usaha yang rendah serta kepuasan

terhadap layanan akademik yang kurang baik

2. Bagi pengembangan keilmuan

a) Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan kajian dan pengembangan

keilmuan administrasi pendidikan, khususnya dalam manajemen

sumberdaya manusia dan perilaku organisasi pada SMK Negeri di Kota

Palangkaraya.

b) Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai iklim

organisasi dan kinerja tata usaha serta kepuasan layanan akademik pada

lingkungan SMK Negeri di Kota Palangkaraya.

3. Bagi peneliti

a) Memberikan pengetahuan yang berarti dalam memahami proses dan

berbagai upaya dalam peningkatan kinerja tata usaha sekolah serta

menciptakan iklim organisasi yang kondusif di lingkungan sekolah

menengah kejuruan dalam kaitannya dengan peningkatan kepuasan layanan

akademik di lingkungan SMK Negeri di Kota Palangkaraya

b) Memberikan keterampilan dalam menganalisis berbagai permasalahan

(15)

kejuruan khususnya yang berkaitan dengan kinerja tata usaha dalam upaya

peningkatan kepuasan layanan akademik di SMK Negeri

F. Kerangka Pemikiran

Kerangka berpikir adalah dasar pemikiran dari penelitian yang di sintesiskan dari

fakta-fakta, observasi dan telaah kepustakaan. Oleh karena itu, kerangka berpikir

memuat teori, dalil atau konsep-konsep yang akan dijadikan dasar dalam penelitian.

Uraian dalam kerangka berpikir menjelaskan hubungan dan keterkaitan antar variabel

penelitian. Variabel-variabel penelitian dijelaskan secara mendalam dan relevan dengan

permasalahan yang di teliti. Sehingga dapat di jadikan dasar untuk menjawab

permasalahan penelitian (Riduwan,2005.34-35). Kerangka berpikir juga

menggambarkan alur pemikiran penelitian dan memberikan penjelasan kepada

pembaca mengapa ia mempunyai anggapan seperti yang dinyatakan dalam hipotesis.

Kerangka berpikir dapat di sajikan dengan bagan yang menunjukan alur pikir peneliti

serta keterkaitan antar variabel yang di teliti.

Berdasarkan uraian di atas dalam penelitian ini dapat di buat kerangka pemikiran

yang menunjukan hubungan antara variabel yang akan di teliti. Penelitian ini intinya

akan memotret variabel Iklim organsisasi, Kinerja tata usaha sekolah dan kepuasan

(16)

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

Secara lebih rinci, variabel penelitian dapat di identifikasikan sebagai berikut :

Variabel X1 Iklim Organisasi

Iklim organisasi sekolah mempunyai dimensi yang luas, mengingat sebagai

pelayan masyarakat yang syarat dengan keinginan, target-target, dan tujuan yang harus

di capai, yaitu hasil pendidikan yang di tuntut oleh masyarakat. Oleh sebab itu, sebagai

upaya pencapaian harus terbentuk suasana kerja, lingkungan kerja. Dimensi ikim kerja

dapat di identifikasi,melalui suatu analisis faktor yang di timbulkan yang salah satunya

dari lingkungan internal dan eksternal persekolahan. Ada pun lingkungan internal,

meliputi aspek fisik dan sosial

1. Aspek sosial meliputi :

- Rasa kekeluargaan dan kebersamaan antar personil

- Semangat dan komitmen kerja personil

(17)

- Sikap saling membantu antar personil.

2. Aspek fisik internal meliputi :

- Kebersihan ruang dan halaman sekolah (sarana dan prasarana)

- Kesehatan personil (guru, staf tata usaha), dan siswa

- Ketertiban dalam melaksanakan aturan atau kesepakatan bersama

3. Aspek sistem manajemen

- Adanya interaksi kerjasama antara sekolah dengan masyarakat terintitusi

- Adanya bukti monumental hasil kerja sama sekolah dengan masyarakat

terintitusi

- Adanya pernyataan bersama saling membutuhkan, saling membantu antara

sekolah dengan masyarakat terintitusi

Variabel X2 Kinerja Tata Usaha

Kinerja tata usaha sekolah di pandang dari sisi terminologis dapat di rumuskan

sebagai penampilan yang di tunjukan atau hasil yang di capai seseorang atau

sekelompok pegawai tata usaha sekolah pada periode waktu tertentu dalam

melaksanakan tugas administrasi pendidikan level sekolah berdasarkan prosedur dan

aturan yang berlaku untuk kepentingan pencapaian keberhasilan pengelolaan

pendidikan di sekolah. Dari pandangan tersebut kinerja mempunyai tiga aspek, yaitu :

kemampuan profesional tata usaha, kemampuan personal, kemampuan soial.

Dengan demikian, faktor-faktor yang menandai kinerja adalah hasil ketentuan :

(1) Kebutuhan yang di buat pekerja, (2) tujuan yang khusus; (3) kemampuan; (4)

kompleksitas; (5) komitmen; (6) umpan balik; (7) situasi; (8) pembatasan; (9) perhatian

pada setiap kegiatan; (10) usaha; (11) ketekunan; (12) ketaatan; (13) ketersediaan untuk

(18)

Dari 14 indikator tersebut dapat di persempit kembali sesuai dengan jenis kinerja

personil yang di maksud dalam penelitian yaitu menjadi : komitmen, disiplin,

kemampuan, loyalitas, kecakapan, dan kecerdasan emosional, spiritual dan intelektual

dalam memecahkan masalah.

Variabel Y Kepuasan Pelayanan akademik

Pelayanan akademik yang di maksudkan adalah suatu proses dalam rangka

memberikan kepuasan kepada konsumen pendidikan di sekolah yang meliputi : Siswa

dan guru. Kualitas terdiri dari segala sesuatu yang bebas dari kekurangan atau

kerusakan. Acuan dari kualitas seperti dijelaskan diatas menunjukan bahwa kualitas

selalu berfokus pada kepentingan / kepuasan pelanggan (Customer Focused Quality),

sehingga dengan demikian pelayanan diberikan untuk memenuhi keinginan pelanggan.

Oleh karena itu, maka kualitas mengacu pada segala sesuatu yang menentukan

kepuasan pelanggan, suatu produk/jasa yang dihasilkan baru dapat dikatakan

berkualitas apabila sesuai dengan keinginan pelanggan, dapat dimanfaatkan dengan

baik serta didiproduksi dengan cara yang baik dan benar.

Dimensi dari kepuasan pelayanan adalah: (1) Tangibles, penampilan fasilitas fisik

yang meliputi peralatan, personil dan material komunikasi; (2) Reliability, kemampuan

untuk menyampaikan pelayanan dengan tepat dan terpercaya seperti yang di janjikan;

(3) responsiveness, keinginan untuk menolong pelanggan dan menyampaikan atau

menyediakan pelayanan dengan cepat; (4) Assurance, pengetahuan, kemampuan atau

budi pekerti karyawan dalam proses pelayanan, sehingga menimbulkan keyakinan

pelanggan; (5) emphaty, sikap peduli, pengertian dan memberikan perhatian khusus

pada pelanggan. Segala bentuk layanan yang di berikan adalah layanan yang berkaitan

(19)

pengelolaan sarana dan prasarana penunjang pembelajaran,pendanaan pendidikan,

pembelajaran di laboratorium dan di kelas, pembinaan personil pendidikan (guru dan

tata usaha).

G. Asumsi-Asumsi

Arikunto (2001:60-61) mengemukakan bahwa asumsi-asumsi atau anggapan

dasar penelitian dipandang sebagai landasan teori atau titik tolak pemikiran yang di

gunakan dalam suatu penelitian, yang mana kebenaranya di terima oleh peneliti.

Selanjutnya dikemukakan bahwa, peneliti di pandang perlu merumuskan

asumsi-asumsi penelitian dengan maksud : 1). Agar terdapat landasan berpijak yang kokoh

bagi masalah yang sedang diteliti; 2). Mempertegas variable-variabel yang menjadi

focus penelitian; dan 3). Berguna untuk kepentingan menentukan dan merumuskan

hipotesis. Dalam merumuskan asumsi-asumsi penelitian ini ditempuh melalui telaah

berbagai konsep dan teori yang berkaitan dengan iklim organisasi, kinerja tata usaha

dan mutu layanan pendidikan.

1. Kepuasan layanan akademik pada SMK Negeri di Kota palangkaraya di

pengaruhi oleh beberapa variabel antara lain kinerja tata usaha dan iklim

organisasi.

2. Kinerja tata usaha pada SMK Negeri di kota Palangkaraya di rasa cukup baik

3. Iklim organisasi pada SMK Negeri di kota Palangkaraya di rasa cukup baik

4. Kepuasan terhadap layanan akademik pada SMK Negeri di Kota Palangkaraya

(20)

H. Hipotesis

Hipotesa adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bisa di

tinggalkan karena merupakan instrumen kerja dari teori. Suatu hipotesa selalu di

rumuskan dalam bentuk pernyataan yang menghubungkan antara dua variabel atau

lebih. (Sofyan Efendi dan Masri Singaribuan, 1995:45).

Hipotesa adalah suatu pendapat atau kesimpulan yang sifatnya masih sementara,

belum benar-benar berstatus tesis. (Suratno dan Arsyad, 1999:22)

Berkenaan dengan masalah yang di teliti, maka dirumuskan hipotesis penelitiannya

sebagai berikut “ Iklim organisasi dan kinerja tata usaha sekolah memiliki

kontribusi yang signifikan terhadap kepuasan pelayanan akademik pada SMK

Negeri di Kota Palangkaraya”

I. Metode Penelitian

Mencermati masalah yang akan di teliti, yakni mengenai iklim organisasi, kinerja

tata usaha sekolah dan mutu layanan administrasi akademik pada lingkungan sekolah

menengah kejuruan maka metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif korelatif dengan pendekatan kuantitatif.

Metode deskriptif adalah metode yang memusatkan diri pada masalah-masalah

yang ada pada masa sekarang pada masalah aktual. Penelitian deskriptif pada dasarnya

menyelidiki varibel secara lepas seringkali hanya satu, tanpa di hubungkan dengan

variable lain akan tetapi sering pula variabel kategori tertentu tetapi tidak pernah

dengan variabel kontinum untuk melihat secara deskriptif variabel yang diselidiki

tersebut khususnya dalam kategori yang telah di tentukan.

Desain penelitian korelasional menyatakan tingkat hubungan antar variabel yang

(21)

dengan variabel lainnya. Sehingga metode deskriptif korelatif akan

menjelasakan/menggambarkan kondisi variabel per variabel kemudian

menghubungkannya dengan dengan variabel lainnya.

Hubungan antara variabel di atas diilustrasikan pada gambar sebagai berikut :

Gambar 1.2 Hubungan antara variabel penelitian

Keterangan :

X1 = Iklim Organisasi (Variabel bebas)

X2 = Kinerja Tata Usaha (Variabel bebas)

Y = Kepuasan Pelayanan Pendidikan (Variabel terikat)

J. Lokasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk di

pelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya. (Sugiyono,2008:117)

Lokasi penelitian yang di ambil oleh peneliti adalah lingkungan SMK Negeri di

Kota Palangkaraya dengan populasi 13 SMK yang terdiri atas enam SMK Negeri dan

tujuh SMK Swasta, Untuk mempersempit ruang lingkup penelitian maka penelitian di

(22)

Negeri dianggap lebih jelas badan hukumnya di bandingkan SMK Swasta, berikut ini

data Sekolah Menengah Kejuruan Negeri yang ada di Kota Palangkaraya.

Tabel 1.1 Data Pokok SMK Negeri Palangkaraya

No Nama Sekolah Alamat/telp SK

0229/0/1978 - T. Kontruksi

kayu

0208/0/1982 - T. computer

dan jaringan

Sudah

(23)

- Usaha jasa

131/2007/.. - Budidaya ikan

air tawar

Dari keenam sekolah negeri tersebut diambil sampel penelitian dua sekolah yang

masing masing mewakili kelompok populasi sekolah yang sudah tersertifikasi ISO

9001:2000 dan kelompok populasi sekolah yang belum memiliki sertifikasi ISO

9001:2000. Dengan metode random sampling maka di pilihlah SMK Negeri 1

Palangkaraya sebagai sekolah yang mewakili kelompok sekolah yang belum

tersertifikasi ISO 9001:2000 dan SMK Negeri 2 Palangkaraya mewakili sekolah yang

(24)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Untuk dapat melaksanakan suatu penelitian, peneliti harus menentukan metode

yang akan di gunakan agar dapat mengarahkan dan sebagai pedoman dalam kegiatan

penelitian. Berkaitan dengan hal ini surakhmad (2004:131) menjelaskan bahwa:

“ Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis, dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu . Cara utama itu dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajaran di tinjau dari penyelidikan serta situasi penyelidikan.”

Mencermati masalah yang akan di teliti, yakni mengenai iklim organisasi, kinerja

tata usaha sekolah dan mutu layanan administrasi akademik pada lingkungan sekolah

menengah kejuruan maka metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif korelatif dengan pendekatan kuantitatif. Ditegaskan Surakhmad (2004:140),

metode deskriptif adalah metode yang memusatkan diri pada masalah-masalah yang

ada pada masa sekarang pada masalah actual. Penelitian deskriptif pada dasarnya

menyelidiki varibel secara lepas seringkali hanya satu, tanpa di hubungkan dengan

variable lain akan tetapi sering pula variabel kategori tertentu tetapi tidak pernah

dengan variabel kontinum untuk melihat secara deskriptif variabel yang diselidiki

tersebut khususnya dalam kategori yang telah di tentukan.

Desain penelitian korelasional menyatakan tingkat hubungan antar variabel yang

diselidiki, dengan kata lain korelasi adalah menyatakan hubungan antara variabel satu

dengan variabel lainnya. Sehingga metode deskriptif korelatif akan

menjelasakan/menggambarkan kondisi variabel pervariabel kemudian

(25)

Pada dasarnya desain dalam penelitian kuantitatif meliputi penentuan pemilihan

subjek dari mana informasi / data akan di peroleh. Teknik yang di gunakan untuk

mengumpulkan data, prosedur yang akan di tempuh untuk pengumpulan serta

perlakuan yang akan di selengarakan.

B. Sumber Data

1. Populasi dan Sampel

Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil menghitung

ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif dari karakteristik tertentu mengenai

sekumpulan objek yang lengkap dan jelas yang ingin di pelajari sifat-sifatnya

(Sudjana, 1996:6). Surakhmad (2004 : 93) mengemukakan : “ Populasi adalah

sekumpulan objek baik manusia, gejala, nilai, peristiwa dan benda-benda”. Sugiono

dalam bukunya “Metode penelitian pendidikan” mengatakan bahwa Populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian di

tarik kesimpulannya” (2008:117). Jadi populasi juga bukan hanya jumlah yang ada

pada objek/subjek yang di pelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/ sifat yang

dimiliki leh subjek atau objek tersebut. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

penikmat layanan akademik sekolah seperti siswa dan guru, pada lingkungan Sekolah

Menengah Kejuruan di Kota Palangkaraya.

Arikunto (2004:117) mengatakan bahwa: “ Sampel adalah bagian dari populasi”.

Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan

dapat mewakili seluruh populasi. Sugiono (2008:118) mengemukakan juga bahwa

(26)

tersebut. Sampel pada penelitian ini adalah sebuah sekolah yang mewakili tingkatan

akreditas tertinggi, menengah dan terendah.

2. Teknik Sampling

Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel yang

representative dari populasi. Pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa

sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili dan dapat

menggambarkan keadaan populasi yang sebanarnya. Ada dua macam teknik

pengambilan sampling yaitu : 1) Probability sampling dan 2) non probability sampling.

Teknik sampling sebagaimana gambar berikut :

Gambar 3.1 Teknik Sampling

Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan probability sampling,

dengan metode sampel acak sederhana (Simple Random Sampling). metode ini adalah

salah satu teknik pemilihan sampel dimana semua individu anggota populasi

mempunyai kemungkinan kesempatan yang sama dan independen untuk di pilih

sebagai anggota sampel (Borg and Gall, 1979). Simple random sampling adalah cara TEKNIK SAMPLING

Probability sampling Non Probability sampling

1. Simple random sampling 2. Proportionate stratified

random sampling 3. Disproportionate stratified random sampling

(27)

pengambilan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa

memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut. Menentukan ukuran

sapling (pengambilan sampel) dengan menggunakan rumus Taro Yamane yang di kutip

Akdon (2005:107) sebagai berikut :

Dimana :

n = Jumlah Populasi

N = Jumlah Populasi

d2 = Presisi yang ditetapkan

Dari hasil data dokumentasi penelitian pendahuluan di peroleh jumlah populasi sebagai

berikut :

Tabel 3.1 Populasi penelitian

Kelas SMKN 1 Palangkaraya SMKN 2 Palangkaraya

I 314 Orang 214 Orang

II 278 Orang 196 Orang

III 233 Orang 175 Orang

Total Siswa 825 Orang 575 Orang

Sumber : Data Statistik SMKN 1 P.Raya dan SMKN 2 P.Raya 2008 -2009

Berdasarkan rumus Taro Yamane di atas maka jumlah sampel (n) untuk siswa SMKN 1

Palangkaraya adalah sebagai berikut

(28)

Maka jumlah sampel untuk SMKN 2 Palangkaraya adalah 85 responden

C. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian kuantitatif tidak dilakukan secara langsung oleh

peneliti tetapi diwakili oleh angket yang di sebarkan kepada sampel penelitian. Selain

menggunakan angket data juga dapat diperoleh melalui teknik observasi, wawancara

dan studi dokumentasi. Beberapa teknik pengambilan data akan di jelaskan sebagai

berikut :

1. Observasi

Nasution (1988) dalam Sugiono (2008:310) menyatakan bahwa obeservasi adalah

dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data,

yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang di peroleh melalui obeservasi. Marshall

(1995) dalam (sugiono (2008:310) menyatakan bahwa “through observation, the

researcher learn about learn about behavior and the meaning attached to those behavior”, melalui obeservasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari

perilaku tersebut.

2. Wawancara

Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang di gunakan untuk

memperoleh informasi langsung dari sumbernya (Akdon : 2005). Wawancara ini di

gunakan jika ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta

jumlah responden sedikit. Esterberg (2002) mendefinisikan interview sebagai berikut :

(29)

responses, resulting in communication and joint contruction of meaning about a particular topic”. Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam

suatu topic tertentu.

Wawancara di gunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin

melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus di teliti,

tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih

mendalam. Teknik pengumpulan data ini mndasarkan diri pada laporan tentang diri

sendiri atau self report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan keyakinan pribadi.

3. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa

berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen

merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam

penelitian kuantitatif dan kualitatif. Studi dokumentasi di tujukan untuk memperoleh

data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan,

peraturan-peraturan, laporan kegiatan , foto-foto, film documenter, data-data yang relevan

penelitian.

4. Angket (Questionnaire)

AngketAngket (quisionaire) merupakan suatu daftar pertanyaan / pernyataan

tentang topic tertentu yang diberikan kepada subjek baik secara individual / kelompok

untuk mendapatkan informasi tertentu, seperti freperensi, keyakinan, minat, dan

perilaku. (Ibnu Hadjar :181). Angket yang di gunakan dalam penelitian ini adalah

bentuk Skala Likert, angket jenis ini di kembangkan untuk mengukur skala, pendekatan

ini menuntut sejumlah item pertanyaan yang monoton yang terdiri dari positif dan

(30)

kesukaannya dengan cara memilih system rating kategori yang merentang dari “Sangat

Setuju” sampai “Sangat Tidak Sutuju” penskoran untuk pernyataan “Sangat Setuju”

adalah yang tertinggi dan “Sangat Tidak Setuju” terendah. Alasan di gunakan angket

pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif.

b. Dengan menggunakan angket dapat terjaganya objekvitas responden dari

pengaruh permasalahan yang di teliti

c. Tetap terjaganya kerahasiaan responden untuk menjawab pendapat pribadi.

d. Biaya lebih murah

e. Penggunanan waktu yang fleksibel.

Kuesioner dalam penelitian ini dikonstruksikan dalam tiga jenis angket meliputi:

a. Angket tentang iklim organisasi

b. Angket tentang kinerja tata usaha

c. Angket tentang mutu layanan administrasi akademik

D.Instrumen Penelitian

Intrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi

kuantitatif tentang variasi, karakteristik variabel secara objektif (Ibnu Hadjar:2005)

instrument yang baik akan mengahasilkan penemuan yang tingkat akurasinya

meyakinkan. Pengembangan instrument ditempuh melalui beberapa cara, yaitu (a)

menyusun indicator variabel penelitian; (b) menyusun kisi-kisi intrumen; (c)

melakukan uji coba instrument; dan melakukan pengujian validitas dan realibilitas

(31)

Tabel 3.2 Kisi-kisi instrumen

Variabel dan Aspek Indikator-Indikator keterangan

Iklim Organisasi

- Kondisi tempat kerja

- Sarana prasarana

- Penggunaan media atau sarana

(32)

• Kemampuan sosial

- Interaksi dengan kepala sekolah

- Interaksi dengan rekan

- Pengetahuan atau wawasan

- Budi pekerti dalam proses

pelayanan seingga

menimbulkan kepercayaan atau

keyakinan konsumen

- Sikap peduli dan perhatian

(33)

Kualitas instrument di tentukan oleh dua kriterian utama : Validitas dan

Reliabilitas (Muller:1986). Validitas instrument menunjukan seberapa jauh ia akan

mengukur apa yang hendak di ukur. Berkaitan dengan pengujian validitas instrument

arikunto (1995:63) menjelaskan bahwa yang di maksud dengan validitas adalah suatu

ukuran yang menunjukan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Dari

pengertian di atas dapat di artikan lebih luwes lagi bahwa valid itu mengukur apa yang

hendak di ukur. Data yang telah di peroleh dari penyebaran angket kemudian di

tabulasikan dan di ujikan dengan analisis korelasi, yaitu dengan mengunakan korelasi

item total dengan rumus Pearson Product Moment sebagai berikut:

(

) ( )( )

Kemudian nilai koefisien korelasi dari setiap item pertanyaan dibandingkan

dengan 0,3. Jika koefisien korelasi lebih kecil dari 0,3, berarti item tersebut memiliki

hubungan yang lebih tinggi dengan item-item pertanyaan lainnya daripada dengan

variabel yang diteliti, sehingga item tersebut dinyatakan tidak valid.

Reliabilitas menunjukan tingkat konsistensi dan akurasi hasil pengukuran.

Metode pengujian reliabilitas instrument dapat di lakukan dengan berbagai cara yaitu :

Split half, spearman Brown Kuder Richardson – 20 (KR-20), KR – 21, Anova Hyot dan

Alpha. Metode yang akan di gunakan dalam penelitian ini adalah adalah metode Alpha,

metode mencari reliabilitas internal yaitu dengan menganalisis reliabilitas alat ukur dari

satu kali pengukuran, rumus yang digunakan adalah Alpha sebagai berikut : r hitung = Koefisien korelasi

∑Xi = Jumlah skor item

∑Yi = Jumlah skor total (seluruh item)

(34)

Dimana:

Validitas dan reliabilitas suatu instrumen di tentukan oleh banyak factor

misalnya subjek, prosedur pengadministrasian, situasi tes dan karakteristik variabel

yang di ukur. Pada item instrument angket yang tidak valid atau reliable, akan di

koreksi atau diganti sesuai sesuai dengan kadar validitas dan rentabilitas.

Suatu instrument dapat dikatakan andal (reliable) bila memiliki koefisien

keandalan reliabilitas sebesar 0,7 atau lebih. Hal ini berarti bahwa item pertanyaan yang

digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten, dalam arti jika pertanyaan

tersebut diajukan lagi maka akan memperoleh jawaban yang relative sama dengan

jawaban yang pertama.

Tabel 3.3 Standar Penilaian Koefisien Validitas dan Reliabilitas

Criteria Reliability Validity

Good 0,80 0,50

Acceptable 0,70 0,30

Marginal 0,60 0,20

Poor 0,50 0,10

Sumber: Barker et al, 2002; 70

Selain melalui angket pengumpulan data juga di lakukan dengan teknik

wawancara (metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab secara langsung

bertatap muka dengan sumber data seperti tenaga pendidikan di sekolah yang r11 = Nilai Reliabilitas

∑Si = Jumlah varians skor tiap-tiap item

St = Varians total

(35)

bersangkutan), observasi langsung (merupakan proses awal dalam suatu penelitian

untuk mengamati objek yang di teliti segala aspek. Yang diamati terfokus pada

fenomena yang telah di rumuskan terlebih dahulu) dan studi dokumentasi (cara

pengumpulan data dengan melihat dokumen atau catatan-catatan yang berhubungan

dengan penelitian yang dilakukan).

E.Pengembangan Instrumen Penelitian

1. Pengujian Validitas

Sebelum dilakukan pengujian lebih lanjut, semua item pernyataan dalam

kuesioner harus diuji keabsahannya untuk menentukan valid tidaknya suatu item. Uji

validitas dilakukan untuk mengukur pernyataan yang ada dalam kuesioner. Validitas

suatu data tercapai jika pernyataan tersebut mampu mengungkapkan apa yang akan

diungkapkan. Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan masing-masing

pernyataan dengan jumlah skor untuk masing-masing variabel. Teknik korelasi yang

digunakan adalah teknik korelasi product moment setelah data di intervalkan.

Angka yang dipergunakan sebagai pembanding untuk melihat valid tidaknya

suatu item, seperti dikemukakan oleh Barker et al (2002:70) adalah 0,3. Item yang

memiliki korelasi diatas 0,3 dikategorikan item valid, sedangkan item dibawah 0,3

dikategorikan tidak valid dan akan disisihkan dari analisis selanjutnya.

Uji validitas ini dilakukan dengan bantuan software SPSS 15, rangkuman hasil

(36)

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Kuesioner Iklim Organisasi Sekolah

Isntrumen r rkritis Keterangan

Item 1 0,621 0,30 Valid

Item 2 0,495 0,30 Valid

Item 3 0,520 0,30 Valid

Item 4 0,392 0,30 Valid

Item 5 0,438 0,30 Valid

Item 6 0,644 0,30 Valid

Item 7 0,473 0,30 Valid

Item 8 0,520 0,30 Valid

Item 9 0,537 0,30 Valid

Item 10 0,555 0,30 Valid

Item 11 0,593 0,30 Valid

Item 12 0,504 0,30 Valid

Item 13 0,620 0,30 Valid

Item 14 0,608 0,30 Valid

Item 15 0,550 0,30 Valid

Item 16 0,494 0,30 Valid

Item 17 0,384 0,30 Valid

Item 18 0,437 0,30 Valid

Item 19 0,470 0,30 Valid

Item 20 0,433 0,30 Valid

(37)

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Kuesioner Kinerja Tata Usaha

Isntrumen r rkritis Keterangan

Item 1 0,557 0,30 Valid

Item 2 0,367 0,30 Valid

Item 3 0,490 0,30 Valid

Item 4 0,362 0,30 Valid

Item 5 0,432 0,30 Valid

Item 6 0,527 0,30 Valid

Item 7 0,495 0,30 Valid

Item 8 0,427 0,30 Valid

Item 9 0,572 0,30 Valid

Item 10 0,619 0,30 Valid

Item 11 0,623 0,30 Valid

Item 12 0,446 0,30 Valid

Item 13 0,583 0,30 Valid

Item 14 0,472 0,30 Valid

Item 15 0,551 0,30 Valid

Item 16 0,463 0,30 Valid

Item 17 0,360 0,30 Valid

Item 18 0,334 0,30 Valid

Item 19 0,387 0,30 Valid

Item 20 0,392 0,30 Valid

(38)

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Kuesioner Kepuasan Layanan Akademik

Isntrumen r rkritis Keterangan

Item 1 0,554 0,30 Valid

Item 2 0,386 0,30 Valid

Item 3 0,451 0,30 Valid

Item 4 0,368 0,30 Valid

Item 5 0,477 0,30 Valid

Item 6 0,398 0,30 Valid

Item 7 0,451 0,30 Valid

Item 8 0,411 0,30 Valid

Item 9 0,434 0,30 Valid

Item 10 0,493 0,30 Valid

Item 11 0,580 0,30 Valid

Item 12 0,561 0,30 Valid

Item 13 0,502 0,30 Valid

Item 14 0,469 0,30 Valid

Item 15 0,476 0,30 Valid

Item 16 0,393 0,30 Valid

Item 17 0,360 0,30 Valid

Item 18 0,419 0,30 Valid

Item 19 0,580 0,30 Valid

Item 20 0,473 0,30 Valid

Sumber: Lampiran

Melalui hasil uji validitas pada ketiga tabel diatas maka dapat disimpulkan

bahwa keseluruhan butir pernyataan, yaitu 20 item pada kuesioner iklim organisasi

(39)

layanan akademik dapat digunakan untuk analisis selanjutnya. Keputusan ini diambil

karena semua nilai koefisien validitas kuesioner (r) lebih besar dari 0,30 sehingga

dinyatakan valid atau layak digunakan.

2. Pengujian Reliabilitas

Selain valid instrumen penelitian juga harus andal, keandalan instrumen

menjadi indikasi bahwa responden konsisten dalam memberikan tanggapan atas

pernyataan yang diajukan. Untuk menguji keandalan kuesioner digunakan metode

alpha-Cronbach, sekumpulan butir pernyataan yang mengukur variabel dapat diterima

jika memiliki koefisien reliabilitas lebih besar atau sama dengan 0,70 (Barker et al,

2002; 70). Rangkuman hasil uji reliabilitas kuesioner dapat dilihat pada tabel berikut

ini.

Tabel 3.7

Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian

Variabel Koefisien

Reliabilitas

Nilai

Kritis Keterangan

Iklim Organisasi Sekolah 0,894 0,70 Reliabel

Kinerja Tata Usaha 0,870 0,70 Reliabel

Kepuasan Layanan Akademik 0,868 0,70 Reliabel

Sumber: Lampiran ....

Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa butir-butir pernyataan yang disusun untuk

mengukur iklim organisasi sekolah, kinerja tata usaha maupun kepuasan layanan

akademik sudah memiliki keandalan yang sangat tinggi. Hal ini terlihat dari

koefisien reliabilitas kuesioner ketiga variabel sudah mendekati satu sebagai nilai

(40)

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang di gunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi

person product moment dan korelasi ganda. Analisis ini akan di gunakan dalam

menguji besarnya hubungan dan kontribusi variabel X1 dan X2 terhadap Y. Untuk

mengetahui derajat hubungan antar variabel iklim organisasi (X1) dan kinerja tata

usaha (X2) terhadap mutu layanan akademik (Y) dilakukan penyebaran kuisioner yang

bersifat tertutup. Untuk mengetahui hubungan antara variabel X1 dengan Y dan X2

dengan Y dan X1 dan X2 terhadap Y di gunakan teknik koreasi. Analisis korelasi yang

di gunakan adalah (PPM) pearson product moment dengan rumus:

(

) ( )( )

Untuk mengetahui derajat hubungan tersebut, maka diperlukan suatu taksiran

atau batasan-batasan sebagai berikut:

Tabel 3.8

Interval Koefisien dan Tingkat Hubungannya

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 - 0,199 Sangat rendah

dilakukan analisis statistik dengan menggunakan analisis regressi linier berganda.

Hubungan antara variabel digambarkan dengan sebuah model matematik yang

(41)

Y = a + bX1 + b2X2 + e

Keterangan:

Y = Kualitas layanan akademik

X1 = Iklimorganisasi sekolah

X2 = Kinerja tata usaha

a = konstanta

b = koefisien arah regressi

e = pengaruh faktor lain

Selanjutnya koefisien determinasi (R2) dihitung untuk melihat seberapa besar

persentasi proporsi variasi pada variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel

independen secara bersama-sama (Gujarati, 2003). Rumus yang digunakan untuk

menghitung koefisien determinasi diformulasikan sebagai berikut:

1 1 2 2

bi = koefisien regresi variabel Xi

y =

(

Y -Yi

)

x =

(

X -Xi

)

Pengujian Hipotesis

Pengujian Secara Keseluruhan

Pengujian secara keseluruhan digunakan untuk mengetahui apakah ada

pengaruh secara bersama-sama dari variabel X1 (Kepemimpinan), dan X2

(kinerja staf) terhadap variabel Y (kualitas layanan).

(42)

(

1 2

)

/

(

1

)

k : jumlah variabel bebas dalam model

n : jumlah data

Menentukan nilai Ftabel melalui tabel F dengan taraf kesalahan α = 0,05 dan

derajat

dbi = k dan db2 = n-k-1

Kriteria Penolakan dan Penerimaan Hipotesis

Jika Fhitung > Ftabel atau p-value < (α = 0,05) maka Ho ditolak

Jika Fhitung ≤ Ftabel atau p-value ≥ (α = 0,05) maka Ho diterima

Jika pengujian secara keseluruhan ini signifikan, maka langkah

selanjutnya adalah pengujian secara individual. Jika pengujian secara

keseluruhan tidak signifikan, maka pengujian dihentikan.

Pengujian Individual

Pengujian secara individual diperlukan untuk mengetahui apakah variabel X1

(Kepemimpinan), dan X2 (kinerja tata usaha) secara individu memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y (kualitas layanan akademik).

Statistuk uji yang digunakan adalah statistik uji t-student dengan rumus:

(43)

Statistik uji yang digunakan adalah statistik uji t-student dengan derajat

bebas n-k-1. Kriteria penolakan hipotesis adalah :

Jika thitung > ttabel atau thitung <- ttabel atau p-value < (α = 0,05) maka Ho ditolak

Jika ttabel ≤ thitung < ttabel atau thitung < ttabel atau p-value ≥ (α = 0,05) maka Ho

diterima.

Pengujian Data

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah distribusi variabel terikat untuk

setiap nilai variabel bebas tertentu berditribusi normal atau tidak. Dalam model

regressi linier, asumsi ini ditunjukkan oleh nilai error (ε ) yang berdistribusi normal.

Model regresi yang baik adalah model regressi yang memiliki distribusi normal

atau mendekati normal, sehingga layak dilakukan pengujian secara statistik.

Pengujian normalitas data menggunakan Test of Normality Kolmogorov- Smirnov

dalam program SPSS.

Menurut Singgih Santoso (2002;393), dasar pengambilan keputusan bisa

dilakukan berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significance), yaitu:

Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari model adalah normal.

Jika probabilitas < 0,05 maka model tidak berdistribusi secara normal

Pengujian secara visual dapat juga dilakukan dengan metode grafik normal

Probability Plots dalam program SPSS.

Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal,

maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis

diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi

(44)

2. Uji Heteroskedatisitas

Situasi heteroskedastis akan menyebabkan penaksiran koefisien-koefisien

regresi menjadi tidak efisien dan hasil taksiran dapat menjadi kurang atau melebihi

dari yang semestinya. Dengan demikian, agar koefisien-koefisien regresi tidak

menyesatkan, maka situasi heteroskedastis tersebut harus dihilangkan dari model

regresi.

Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji-rank Spearman

(Gujarati, 2003: 406) yaitu dengan mengkorelasikan variabel bebas terhadap nilai

absolut dari residual (error). Jika nilai koefisien korelasi antara variabel bebas

dengan nilai absolut dari residual(error) signifikan, maka kesimpulannya terdapat

heteroskedastisitas (varian dari residual tidak homogen).

3. Uji Multikolineritas

Multikolineritas adalah suatu keadaan dimana antar variabel bebas saling

berkorelasi satu dengan lainnya. Jika suatu persamaan regresi berganda terjadi

multikolineritas diantara veriabel-variabel yang berkolinear tidak memberi

informasi berarti pada variabel tidak bebas. Oleh karena itu persamaan regresi

linear ganda yang baik adalah harus bebas dari multikolinearitas antar variabel

bebasnya.

Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas adalah

dengan menggunakan Variance Inflation Factors (VIF),

2 i

1

VIF=

(45)

Ri2 adalah koefisien determinasi yang diperoleh dengan meregresikan salah satu

variabel bebas Xi terhadap variabel bebas lainnya. Jika nilai VIF kurang atau sama

dengan 10 (Gujarati, 2003 :363) maka diantara variabel independen tidak terdapat

(46)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan mengenai pengaruh kepemimpinan dan

kinerja staf terhadap kualitas layanan SMK Negeri Palangkaraya, dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Iklim organisasi pada SMK Negeri di Palangakaraya sudah baik, mayoritas

siswa SMK Negeri 1 maupun SMK Negeri 2 Palangkaraya memiliki persepsi

yang positif dengan iklim organisasi sekolahnya. Penilaian siswa pada kedua

SMK Negeri di Palangkaraya mengenai iklim organisasi di sekolahnya

masing-masing tidak berbeda, yaitu mayoritas memiliki persepsi yang positif.

2. Kinerja tata usaha pada SMK Negeri di Palangakaraya sudah tinggi, mayoritas

siswa SMK Negeri 1 maupun SMK Negeri 2 Palangkaraya memiliki persepsi

yang positif dengan kinerja tata usaha di sekolahnya. Penilaian siswa pada

kedua SMK Negeri di Palangkaraya mengenai kinerja tata usaha di

sekolahnya masing-masing tidak berbeda, yaitu mayoritas memiliki persepsi

yang positif.

3. Kualitas layanan akademik pada SMK Negeri di Palangakaraya sudah tinggi,

mayoritas siswa SMK Negeri 1 Palangkaraya merasakan kepuasan yang

tinggi atas layanan akademik di sekolahnya sementara paling banyak siswa

SMK Negeri 1 Palangkaraya merasakan kepuasan yang sangat tinggi atas

(47)

Negeri 2 Palangkaraya atas layanan akademik lebih tinggi dibanding kepuasan

yang dirasakan siswa di SMK Negeri 1 Palangkaraya.

4. Hasil pengujian menunjukkan bahwa iklim organisasi sekolah berpengaruh

positif terhadap kepuasan siswa atas layanan akademik pada SMK Negeri 1

dan SMK Negeri 2 di kota Palangkaraya. Semakin baik iklim organisasi

sekolah akan membuat kepuasan siswa atas layanan akademik Pada SMK

Negeri di Kota Palangkaraya meningkat, demikian juga sebaliknya, semakin

tidak baik iklim organisasi sekolah akan membuat kepuasan siswa atas

layanan akademik Pada SMK Negeri di Kota Palangkaraya menurun.

5. Berdasarkan hasil analisis di temukan bahwa hubungan iklim organisasi dan

kinerja tata usaha terhadap kepuasan layanan akademik pada SMK Negeri 2

lebih tinggi dari pada SMK Negeri 1, hal tersebut di sebabkan pada SMK

Negeri 1 belum di terapkan standar mutu yang baku untuk pelayanan sekolah

dan kinerja tata usaha merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

kepuasan siswa terhadap layanan akademik yang di berikan sekolah menengah

kejuruan di kota palangkaraya.

6. Secara bersama-sama iklim organisasi sekolah dan kinerja tata usaha

berpengaruh signifikan terhadap kepuasan siswa atas layanan akademik pada

SMK Negeri 1 dan SMK Negeri 2 di kota Palangkaraya. Sebesar 56,4%

(SMK Negeri 1 Palangkaraya) dan 60,7% (SMK Negeri 2 palangkaraya)

perubahan kepuasan siswa atas layanan akademik pada SMK Negeri di

Palangkaraya dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh iklim organisasi sekolah

(48)

B. Implikasi

1. Penerapan standar ISO 9001:2000 pada SMK Negeri 2 palangkaraya telah

meningkatkan kepuasan siswa terhadap mutu pelayanan sekolah terutama

pelayanan akademik. Adanya interaksi antara siswa dengan personil

administrasi sangat lah penting, karena sikap dan perilaku dari personil

sekolah akan meningkatkan kepuasan siswa.

2. Tanggapan siswa sebagaimana telah di jelaskan pada BAB IV menunjukan

bahwa pandangan siswa terhadap mutu pelayanan masih sangatlah

rendah,terutama pada SMK Negeri 1,dari segi interaksi dengan sesama

guru/personil sekolah serta interaksi dengan siswa dianggap masih

kurang.

C. Rekomendasi

Berdasarkan kegunaan penelitian maka penelitian ini direkomendasikan kepada:

1. Bagi kepala sekolah agar melakukan pengelolaan iklim organisasi sekolah

agar kondusif dimana akan mempengaruhi kepuasan layanan akademik yang

di rasakan oleh konsumen pendidikan.

2. Peningkatan mutu atau kualitas tata usaha akan meningkatan kualitas layanan

akademik, Peningkatan mutu atau kualitas tata usaha dapat di lakukan dengan

memperhatikan indicator yang lemah seperti motivasi untuk melakkan

pekerjaan dan meningkatkan kepekaan terhadap siswa sebagai konsumen

(49)

3. Pihak manajemen harus cepat tanggap dalam mengahadapi permasalahan yang

timbul akibat iklim organisasi sekolah yang kurang kondusif, kinerja tata

usaha yang rendah serta kualitas layanan akademik yang kurang bagus.

Rendahya kepuasan layanan akademik pada SMK Negeri 1 terutama dapat di

lihat dari indicator interaksi social dengan lingkungan sekitar termasuk siswa.

Adanya kesenjangan antara personil bisa menjadi hambatan yang serius dalam

pengembangan mutu sekolah.

4. Bagi pengembang keilmuan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai

kualitas pelayanan akademik di sarankan untuk melakukan kajian mengenai

hubungannya dengan mutu sumber daya manusia yang dimiliki sekolah dang

pengaruhnya terhadap iklim organisasi sekolah dalam wilayah pengkajian

(50)

DAFTAR PUSTAKA

Akdon, dan Sahlan Hadi. (2005). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian Untuk Administrasi

dan Manajemen. Dewa Ruchi : Bandung

Arikonto, S (1998). Prosedur penelitian suatu pendidikan praktek. PT Rereka cipta : Jakarta

Cassidy, Sarah (2006). Staff tell of 'climate of fear' in schools. London: Education Journal

Chris Barker, Nancy Pistrang & Robert Elliot (2002). Research Methods in Clinical

Psychology.( 2nd ed.). John Wiley & Sons, LTD Chichester England

Damodar N. Gujarati, 2003 “Basic Econometrics” fourth edition McGraw-Hill, New York.

Davidoff, D.M. 1994. CONTACT: Customer Service in The Hospitality dan TourismIndustry. Prentice Hall, New York.

Efendi, Sofyan ,Masri Singarimbun. (2000). Metode Penelitian Survey . PT.Pustaka LPJES Indonesia : Jakarta

Fattah. N. (2000). Landasan manajemen pendidikan. Bandung: PT Remaja rosdakarya.

Gamage, David. (2006). Effective Participatory School Administration, Leadership, and Management: Does It Affect The. Trust Levels of Stakeholders?. Diosdado San Antonio: education Journal.

(51)

Handoko, T.H. (2000). Manajemen personalia dan sumberdaya manusia. Yogyakarta: BPFE

Lovelock. H.C. 1991. Service Marketing. Prentice Hall, New York.

Luthans, Fred. (2006). Perilaku Organisasi (terjemahan). Yogyakarta : ANDI Offset.

Mashall, Megan. L. (2003). Examining School Climate: Defining Factors and Educational Influences. Georgia state university: Journal internasional

Marwansyah dan Mukaram (1999). Manajemen sumberdaya manusia perusahaan. Bandung: Pusat penerbitan admnistrasi niaga.

Owens, Robert. G. (1982). Organizational Behavior in Education 2nd edition. New York :

Random House inc.

Pecheone. Raymond L. Ruth R. Chung. (2006). Evidence In Teacher Education: The

Performance Assessment For California Teachers (PACT). Journal of Teachers

Education.

Ridwan. (2005). Belajar penelitian untuk guru. Karyawan dan peneliti pemula. Bandung: CV Alfaheta.

Simanjuntak, Payaman J. (2005). Manajemen dan Evaluasi Kinerja. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia: Jakarta

Singgih Santoso 2002, “Mengolah Data Statistik Secara Profesional” PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

(52)

Sugiono, (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta : Bandung

Surakhmad, Winarno. (2004) Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode dan Teknik, Tarsito:Bandung

Tjiptono, Fandy.(2005). Total Quality Service. CV Andy Offset : Yogyakarta.

Usman, Husaini. (2006).Manajemen-teori, praktik dan riset pendidikan. Jakarta: Bumi aksara.Soeratno, Lincolin Arsyad. (1999). Metodologi Penelitian. (UPP) AMP YKPN : Yogyakarta.

Wirawan. (2008). Budaya dan Iklim Organisasi (Teori Aplikasi dan Penelitian). Salemba Empat ; Jakarta.

Gambar

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
Gambar 1.2 Hubungan antara variabel penelitian
Tabel 1.1 Data Pokok SMK Negeri Palangkaraya
Gambar 3.1 Teknik Sampling
+7

Referensi

Dokumen terkait

Cara yang digunakan agar aplikasi Phone Books ini tidak mudah hilang atau rusak seperti buku telphon biasa dapat disimpan dalam hard disk ataupun disket dengan menggunakan

MENURUT ORGANI SASI / BAGI AN ANGGARAN, UNI T ORGANI SASI , PUSAT,DAERAH DAN KEWENANGAN. KODE PROVINSI KANTOR PUSAT KANTOR

Setelah melalui tahap uji coba sebanyak dua kali dan revisi sebanyak tiga kali, maka dihasilkan produk akhir yaitu desain pembelajaran berbasis masalah berupa Rencana

MENURUT ORGANI SASI / BAGI AN ANGGARAN, UNI T ORGANI SASI , PUSAT,DAERAH DAN KEWENANGAN.

Identifikasi Penyajian Aspek Literasi Sains Buku Teks Pelajaran Ipa Kelas V Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu.. DAFTAR

KETIGA : Segera mengadakan langkah-langkah untuk sejauh mungkin mengarah kepada penertiban terhadap pemilikan dan atau penguasaan atas tanah yang melampaui batas kebutuhan

PERBANDINGAN PENGARUH PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG DALAM PEMBELAJARAN PENJAS TERHADAP KEMANDIRIAN SISWA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Tindakan Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Onan Hasang kecamatan Pahae Julu Kabupaten