i ABSTRAK
KONTRIBUSI IKLIM ORGANISASI DAN KINERJA TATA USAHA TERHADAP KEPUASAN LAYANAN AKADEMIK
PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Studi Pada Beberapa SMK Negeri di Kota Palangkaraya)
Oleh: Asti Putri Kartiwi
NIM 0706477
Pokok masalah penelitian ini adalah kepuasan terhadap layanan akademik pada SMK Negeri di Kota Palangkaraya. Inti kajian difokuskan pada faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan layanan, yang meliputi iklim organisasi dan kinerja tata usaha. Berdasarkan hal tersebut, pokok masalah yang diungkap dalam penelitian ini adalah berapa besar kontribusi iklim organisasi dan kinerja tata usaha sekolah terhadap kepuasan layanan akademik baik secara parsial maupun secara bersama.
Teori-teori yang digunakan sebagai landasan pelaksanaan penelitian ini terutama yang berhubungan dengan konsep-konsep tentang pelayanan secara umum dan khusus, iklim organisasi sekolah, kinerja secara umum, dan kinerja tata usaha sekolah.
Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, dan teknik pengumpulan data menggunakan angket skala lima likert.Teknik pengolahan data yang digunakan adalah regresi ganda. Teknik ini digunakan untuk mengetahui perubahan kontribusi yang disebabkan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji signifikansi menggunakan uji-F dan uji-t.
Hasil penelitian ini adalah: (1) iklim organisasi, berada pada kategori sudah baik. (2) Kinerja tata usaha, berada pada kategori tinggi. (3) Kepuasan layanan akademik, berada pada kategori cukup tinggi. (4) Hasil analisis hubungan antara X1 dan X2 secara bersama-sama terhadap Y pada SMK Negeri 1 menunjukan angka 0,295 (X1) dan 0,330 (X2) artinya jika ada penambahan 1 iklim organisasi maka kepuasan layanan akademik akan meningkat sebesar 29,5%. Dan jika kinerja tata usaha di tingkatkan 1 maka kepuasan layanan akademik akan meningkat sebesar 33 %
Sementara itu Hasil analisis hubungan antara X1 dan X2 secara bersama-sama terhadap Y pada SMK Negeri 2 menunjukan angka 0,596 (X1) dan 0,591 (X2) artinya jika ada penambahan 1 iklim organisasi maka kepuasan layanan akademik akan meningkat sebesar 59,4%. Dan jika kinerja tata usaha di tingkatkan 1 maka kepuasan layanan akademik akan meningkat sebesar 59,1%
ii
D. Tujuan penelitian 5
E. Manfaat Penelitian 5
F. Kerangka Pemikiran 7
G. Asumsi-Asumsi 11
H. Hipotesis 12
I. Metode penelitian 12
J. Lokasi dan sampel penelitian 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 16
A. Sekolah Sebagai Organisasi 16
B. Konsep Dasar Administrasi Pendidikan 18
C. Pengertian dan Fungsi Administrasi Personil 20
D. Budaya Organisasi 21
E. Iklim organisasi pendidikan 24
1. Definisi Iklim Organisasi 24
2. Dimensi Iklim Organisasi 25
F. Kinerja 27
1. Pengertian Kinerja Tata Usaha 30
iii
3. Tujuan dan Kegunaan Penilaian Kinerja 33 4. Permasalahan Dalam Penilaian Kinerja 34
G. Mutu Pelayanan Pendidikan 35
1. Definisi Mutu Pelayanan 38
2. Dimensi pelayanan 42
H. Jasa Pendidikan dan Hubungannya Dengan Mutu Pendidikan 43
I. Penelitian Terdahulu 44
J. Posisi dan Kaitan Teori Dengan Penelitian 45
K. Kesimpulan Hasil Studi Pustaka 47
BAB III METODE PENELITIAN 48
A. Metode Penelitian 48
B. Sumber Data 49
1. Populasi dan Sampel 49
2. Teknik Sampling 50
C. Teknik Pengumpulan Data 52
1. Observasi 52
2. Wawancara 52
3. Dokumentasi 53
4. Angket (Questionnaire) 53
D. Instrumen Penelitian 54
E. Pengembangan Instrumen Penelitian 59
1. Pengujian Validitas 59
2. Pengujian Reliabilitas 63
F. Teknik Analisis Data 64
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 70
A. Analisis deskriptif hasil penelitian 70
1. Gambaran responden mengenai iklim organisasi sekolah 71 2. Gambaran responden mengenai kinerja tata usaha 72 3. Gambaran responden mengenai kepuasan layanan akademik 74
B. Hasil Pengujian Data 75
iv
2. Uji Linieritas 78
C. Analisis Pengaruh Iklim Organisasi Dan Kinerja Tata Usaha Terhadap 79 Kepuasan Pelayanan Akademik pada SMK Negeri 1
1. Hubungan iklim organisasi sekolah dengan kinerja tata usaha 80 2. Pengaruh Iklim organisasisekolah terhadap kualitas layanan akademik 82 3. Pengaruh kinerja tata usaha terhadap kualitas layanan akademik 85 4. Pengaruh iklim organisasi dan kinerja tata usaha terhadap 88
kepuasan layanan akademik
D. Pengaruh iklim organisasi dan kinerja tata usaha terhadap 88 kepuasan layanan akademik pada SMK Negeri 2
1. Hubungan iklim organisasi sekolah dengan kinerja tata usaha 92 2. Pengaruh Iklim organisasisekolah terhadap kualitas layanan akademik 93 3. Pengaruh kinerja tata usaha terhadap kualitas layanan akademik 98 4. Pengaruh iklim organisasi dan kinerja tata usaha terhadap 101
kepuasan layanan akademik
E. Pembahasan 105
1. Iklim Organisasi Sekolah 107
2. Kinerja Tata Usaha 110
3. Kepuasan Layanan Akademik 112
4. Analisis kontribusi iklim organisasi dan kinerja tata usaha 113 Terhadap kepuasan layanan akademik
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 118
A. Kesimpulan 118
B. Rekomendasi 120
DAFTAR PUSTAKA 120
v
DAFTAR TABEL
1.1 Data pokok SMK Negeri Palangkaraya 14
2.1 Perbedaan service dan ritel 38
3.1 Populasi penelitian 51
3.2 Kisi-kisi instrumen 55
3.3 Standar penilaian koefisien validitas dan reliabilitas 58 3.4 Hasil uji validitas kuesioner iklim organisasi sekolah 60 3.5 Hasil uji validitas kuesioner kinerja tata usaha 61 3.6 Hasil uji validitas kuesioner kepuasan layanan akademik 62 3.7 Uji reliabilitas kuesioner penelitian 63 3.8 Interval koefisien dan tingkat hubungannya 64 4.1 Kriteria penilaian persentase skor tanggapan responden 72 4.2 Kategori skor tanggapan iklim organisasi 71 4.3 Kategori skor tanggapan kinerja tata usaha 73 4.4 Kategori skor tanggapan kepuasan layanan akademik 74 4.5 Hasil normalitas variabel X1,X2 dan Y pada SMKN 1 76 4.6 Hasil normalitas variabel X1,X2 dan Y pada SMKN 2 77 4.7 Uji linearitas variabel X1,X2 dan Y pada SMKN 1 78 4.8 Uji linearitas variabel X1,X2 dan Y pada SMKN 2 79 4.9 Hasil korelasi X1 terhadap X2 SMKN 1 Palangkaraya 81 4.10 Analisis regresi X1 terhadap Y SMKN 1 Palangkaraya 82 4.11 Koefisien determinasi X1 terhadap Y SMKN 1 Palangkaraya 84 4.12 Analisis regresi X2 terhadap Y SMKN 1 Palangkaraya 85 4.13 Koefisien determinasi X2 terhadap Y SMKN 1 Palangkaraya 87 4.14 Analisis regresi X1 dan X2 terhadap Y SMKN 1 Palangkaraya 89 4.15 Hasil anova untuk pengaruh simultan variabel X1 dan X2 90
vi
4.16 Koefisien determinasi X1dan X2 terhadap Y SMKN 1 Palangkaraya 92 4.17 Hasil korelasi X1 terhadap X2 SMKN 2 Palangkaraya 93 4.18 Analisis regresi X1 terhadap Y SMKN 2 Palangkaraya 95 4.19 Koefisien determinasi X1 terhadap Y SMKN 2 Palangkaraya 97 4.20 Analisis regresi X2 terhadap Y SMKN 1 Palangkaraya 99 4.21 Koefisien determinasi X2 terhadap Y SMKN 2 Palangkaraya 100 4.22 Analisis regresi X1 dan X2 terhadap Y SMKN 2 Palangkaraya 102 4.23 Hasil anova untuk pengaruh simultan variabel X1 dan X2 105
terhadap Y SMKN 2 Palangkaraya
4.24 Koefisien determinasi X1dan X2 terhadap Y SMKN 2 Palangkaraya107
4.25 Fasilitas gedung SMKN 1 Palangkaraya 109
vii
DAFTAR GAMBAR
1.1 Kerangka pemikiran 8
1.2 Hubungan antara variabel penelitian 13
2.1 Fase-fase kinerja 36
2.2 Model pengembangan pelayanan 46
3.1 Teknik sampling 50
4.1 Distribusi responden berdasarkan penilaian terhadap iklim 72 Organisasi
4.2 Distribusi responden berdasarkan penilaian terhadap Kinerja 74 Tata usaha
viii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kuesioner 125
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pendidikan merupakan ujung tombak kemajuan di tingkat sekolah, upaya untuk
meningkatkan mutu pendidikan ternyata masih banyak menemukan kendala – kendala
yang harus segera di carikan jalan keluarnya. Kualitas penyelengaraan pendidikan
khususya persekolahan sangat dipengaruhi oleh berbagai factor-faktor tersebut meliputi
: Budaya masyarakat, sosial ekonomi masyarakat, demografis kebijakan pemerintah,
pendanaan penyelengaraan pendidikan, dan profesionalisme dalam pengelolaanya.
Ukuran sekolah berkualitas Selama ini nampaknya masih bersifat normatif. Diantara
permasalahan tersebut yang seperti nya luput dari pantauan banyak orang ialah masalah
mutu pegawai tata usaha sekolah yang masih belum memberikan kontribusi posistif
terhadap peningkatan mutu layanan pendidikan pada sekolah. Tapi patut di sayangkan,
upaya peningkatan mutu dan kinerja pegawai tata usaha sekolah kelihatannya kurang
mendapat perhatian.
Sebagai sebuah sistem, sekolah juga terdiri dari beberapa komponen yang saling
berhubungan dan saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya. Apabila ada
satu komponen saja yang bermasalah, maka sistem sekolah juga akan turut terpengaruh.
Masalahnya, bagaimana sekolah harus distrukturkan agar mampu menciptakan
mutu layanan yang di kehendaki? Aspek-aspek daya dukung dan masalah – masalah
kontekstual sangat mungkin berpengaruh dalam penataan struktur organisasi sekolah
yang memenuhi kriteria untuk mencapai mutu. Mutu sebuah sekolah juga dapat di lihat
Disadari atau tidak kinerja pegawai tata usaha sekolah merupakan salah satu
factor yang mempengaruhi mutu sebuah sekolah. Peningkatan kinerja tata usaha
sekolah dapat di pengaruhi oleh iklim organisasi, hal ini di dasarkan pada asumsi
bahwa para pegawai tata usaha sekolah bekerja selain untuk mengharapkan imbalan
baik secara material maupun non material namun mereka juga menginginkan iklim
yang sesuai dengan harapan mereka seperti terdapat keterbukaan dalam organisasi,
terdapat perhatian’ dukungan, penghargaan, pendapatan yang layak dan di rasa adil.
Penciptaan iklim yang berorientasi pada pretasi dan mementingkan pekerja dapat
memperlancar pencapaian hasil yang diinginkan
Sesuai dengan fungsinya tata usaha adalah membantu (melayani) warga sekolah
khususnya keadministrasian dan guru untuk meningkatkan mutu belajar dan pelayanan
yang lain dapat berjalan efektif, bila seluruh komponen yang ada dapat berperan
dengan tugas yang diembannya serta saling mendukung dalam rangka mencapai tujuan.
Paradigma atau kerangka berpikir maysarakat yang bersikeras untuk
menyekolahkan anak mencapai sarjana, sebenarnya tidak salah, tapi haruslah
disesuaikan dengan bakat dan kemampuan si anak agar mengikuti jalur bakat dan
kemampuan si anak. Sayang, sampai saat ini kebanyakan sekolah menangah adalah
SMU, bukan SMK atau kejuruan yang mengarah ke dunia kerja. Kalau seorang anak
menempuh pendidikan di SMU, maka untuk memasuki dunia kerja, dia harus
menempuh sekurang-kurangnya tiga tahun lagi atau setingkat akademi. Jadi untuk bisa
masuk dunia kerja, minimal mecapai sarjana muda (atau lulusan akademi). Atau bisa
lebih lama lagi kalau mau mencapai Strata-1.
Tetapi lain halnya kalau anak itu masuk ke SMK yang akan langsung dapat
memasuki dunia kerja setelah menyelesaikan tingkat sekolah menengah kejuruan.
sudah bisa memasuki lapangan kerja sesuai dengan kejuruan yang dipilihnya. Sekolah
Menengah Kejuruan akan menjadi sekolah yang menghasilkan tenaga kerja
berkompeten di bidangnya.
Provinsi Kalimantan tengah merupakan provinsi yang sedang berkembang.
Pembangunan di segala sector terutama di sector pendidikan sedang di galakan
sedemikian rupa. Kurangnya minat masyarakat terutama orang tua untuk meyekolahkan
anak mereka di Sekolah Menegah Kejuruan merupakan alah satu kendala social yang
harus di tangani oleh pemerintah daerah. Peningkatan kualitas Sekolah Menengah
Kejuruan terus di lakukan oleh pihak pemerintah daerah, selain pemerintah daerah
pihak sekolah juga terus berusaha meningkatkan kualitasnya dengan cara
mengembangkan manajemen sekolah agar menjadi lebih baik lagi. Peningkatan kualitas
sebuah lembaga harus di mulai dari segala sector kecil yang menjadi bagian dari
organisasi tersebut.
Peningkatan mutu / kualitas Sekolah Menengah Kejuruan meliputi seluruh aspek
personil maupun kinerja manajemen organisasinya sehingga untuk mengetahui ada
tidaknya hubungan antara iklim organisasi dan kinerja tata usaha sekolah terhadap
kepuasan terhadap pelayanan admnistrasi akademik di sekolah menengah kejuruan
maka perlu di lakukan penelitian mendalam mengenai pokok bahasan tersebut.
B. Batasan Masalah
Menghadapi tuntutan masyarakat terhadap pelayanan pendidikan khususnya yang
di laksanakan di sekolah, nampaknya semakin kompleks, kompleksitas bertolak dari
kontinum pelayanan yang memuaskan sampai kepersoalan kepercayaan mayarakat satu
sama lain saling mempengaruhi sedangkan pihak institusi dalam hal ini sekolah masih
Dari identifikasi masalah di atas maka dapat di tentukan batasan-batasan masalah
sebagai berikut :
1. Penelitian akan di lakukan pada lingkungan manajemen sekolah meliputi iklim
organisasi internal, ruang lingkup kinerja tata usaha, dan kepuasan pelayanan
akademik yang di rasa oleh konsumen pendidikan pada SMK Negeri di Kota
Palangkaraya.
2. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh SMK Negeri di Kota Palangkaraya
dengan sampel siswa dari dua SMK Negeri yang mewakili kelompok Sekolah
yang telah memiliki sertifikasi ISO 9001 : 2000 dan SMK Negeri yang belum
memiliki Sertifiksi.
3. Konsumen pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini secara khusus adalah
siswa dalam lingkungan SMK Negeri 1 Palangkaraya dan SMK Negeri 2
Palangkaraya
C. Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang penelitian dan identifikasi masalah di atas, maka
dapat di rumuskan pertanyaan penelitian yaitu : “ Seberapa besar kontribusi iklim
organisasi dan kinerja tata usaha terhadap kepuasan pelayanan akademik pada
SMK Negeri di Kota Palangkaraya?” Rumusan masalah penelitian tersebut dapat
dirinci kedalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimanakah iklim organisasi pada SMK Negeri di Kota Palangkaraya?
2. Bagaimanakah kinerja tata usaha pada SMK Negeri di Kota Palangkaraya?
3. Bagaimanakah kepuasan layanan akademik yang di rasakan oleh konsumen
4. Apakah iklim organisasi memiliki kontribusi positif terhadap kepuasan layanan
akademik pada SMK Negeri di Kota Palangkaraya?
5. Apakah kinerja tata usaha memiliki kontribusi positif terhadap kepuasan
layanan akademik pada SMK Negeri di Kota Palangkaraya?
6. Apakah Iklim organisasi dan kinerja tata usaha secara bersama-sama memiliki
kontribusi positif terhadap kepuasan layanan akademik pada SMK Negeri di
Kota Palangkaraya?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data dan informasi tentang
Iklim organisasi, Kinerja tata usaha dan mutu layanan akademik SMK di kota
Palangkaraya. Ada pun tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Gambaran iklim organisasi yang ada di SMK Negeri di kota Palangkaraya.
2. Gambaran kinerja tata usaha dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
pada SMK Negeri di Kota Palangkaraya.
3. Gambaran kepuasaan layanan akademik yang di berikan oleh SMK Negeri di
Kota Palangkaraya
4. Kontribusi yang di berikan oleh iklim organisasi dan kinerja tata usaha terhadap
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak
terkait sebagai berikut :
1. Kepala sekolah
a) Hasil penelitian menjadi masukan bagi kepala sekolah agar dapat mengelola
iklim organisasi nya sehingga tercipta iklim organisasi yang kondusif.
b) Cepat tanggap menghadapi permasalahan yang timbul akibat iklim
organisasi yang tidak sehat, kinerja tata usaha yang rendah serta kepuasan
terhadap layanan akademik yang kurang baik
2. Bagi pengembangan keilmuan
a) Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan kajian dan pengembangan
keilmuan administrasi pendidikan, khususnya dalam manajemen
sumberdaya manusia dan perilaku organisasi pada SMK Negeri di Kota
Palangkaraya.
b) Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai iklim
organisasi dan kinerja tata usaha serta kepuasan layanan akademik pada
lingkungan SMK Negeri di Kota Palangkaraya.
3. Bagi peneliti
a) Memberikan pengetahuan yang berarti dalam memahami proses dan
berbagai upaya dalam peningkatan kinerja tata usaha sekolah serta
menciptakan iklim organisasi yang kondusif di lingkungan sekolah
menengah kejuruan dalam kaitannya dengan peningkatan kepuasan layanan
akademik di lingkungan SMK Negeri di Kota Palangkaraya
b) Memberikan keterampilan dalam menganalisis berbagai permasalahan
kejuruan khususnya yang berkaitan dengan kinerja tata usaha dalam upaya
peningkatan kepuasan layanan akademik di SMK Negeri
F. Kerangka Pemikiran
Kerangka berpikir adalah dasar pemikiran dari penelitian yang di sintesiskan dari
fakta-fakta, observasi dan telaah kepustakaan. Oleh karena itu, kerangka berpikir
memuat teori, dalil atau konsep-konsep yang akan dijadikan dasar dalam penelitian.
Uraian dalam kerangka berpikir menjelaskan hubungan dan keterkaitan antar variabel
penelitian. Variabel-variabel penelitian dijelaskan secara mendalam dan relevan dengan
permasalahan yang di teliti. Sehingga dapat di jadikan dasar untuk menjawab
permasalahan penelitian (Riduwan,2005.34-35). Kerangka berpikir juga
menggambarkan alur pemikiran penelitian dan memberikan penjelasan kepada
pembaca mengapa ia mempunyai anggapan seperti yang dinyatakan dalam hipotesis.
Kerangka berpikir dapat di sajikan dengan bagan yang menunjukan alur pikir peneliti
serta keterkaitan antar variabel yang di teliti.
Berdasarkan uraian di atas dalam penelitian ini dapat di buat kerangka pemikiran
yang menunjukan hubungan antara variabel yang akan di teliti. Penelitian ini intinya
akan memotret variabel Iklim organsisasi, Kinerja tata usaha sekolah dan kepuasan
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
Secara lebih rinci, variabel penelitian dapat di identifikasikan sebagai berikut :
Variabel X1 Iklim Organisasi
Iklim organisasi sekolah mempunyai dimensi yang luas, mengingat sebagai
pelayan masyarakat yang syarat dengan keinginan, target-target, dan tujuan yang harus
di capai, yaitu hasil pendidikan yang di tuntut oleh masyarakat. Oleh sebab itu, sebagai
upaya pencapaian harus terbentuk suasana kerja, lingkungan kerja. Dimensi ikim kerja
dapat di identifikasi,melalui suatu analisis faktor yang di timbulkan yang salah satunya
dari lingkungan internal dan eksternal persekolahan. Ada pun lingkungan internal,
meliputi aspek fisik dan sosial
1. Aspek sosial meliputi :
- Rasa kekeluargaan dan kebersamaan antar personil
- Semangat dan komitmen kerja personil
- Sikap saling membantu antar personil.
2. Aspek fisik internal meliputi :
- Kebersihan ruang dan halaman sekolah (sarana dan prasarana)
- Kesehatan personil (guru, staf tata usaha), dan siswa
- Ketertiban dalam melaksanakan aturan atau kesepakatan bersama
3. Aspek sistem manajemen
- Adanya interaksi kerjasama antara sekolah dengan masyarakat terintitusi
- Adanya bukti monumental hasil kerja sama sekolah dengan masyarakat
terintitusi
- Adanya pernyataan bersama saling membutuhkan, saling membantu antara
sekolah dengan masyarakat terintitusi
Variabel X2 Kinerja Tata Usaha
Kinerja tata usaha sekolah di pandang dari sisi terminologis dapat di rumuskan
sebagai penampilan yang di tunjukan atau hasil yang di capai seseorang atau
sekelompok pegawai tata usaha sekolah pada periode waktu tertentu dalam
melaksanakan tugas administrasi pendidikan level sekolah berdasarkan prosedur dan
aturan yang berlaku untuk kepentingan pencapaian keberhasilan pengelolaan
pendidikan di sekolah. Dari pandangan tersebut kinerja mempunyai tiga aspek, yaitu :
kemampuan profesional tata usaha, kemampuan personal, kemampuan soial.
Dengan demikian, faktor-faktor yang menandai kinerja adalah hasil ketentuan :
(1) Kebutuhan yang di buat pekerja, (2) tujuan yang khusus; (3) kemampuan; (4)
kompleksitas; (5) komitmen; (6) umpan balik; (7) situasi; (8) pembatasan; (9) perhatian
pada setiap kegiatan; (10) usaha; (11) ketekunan; (12) ketaatan; (13) ketersediaan untuk
Dari 14 indikator tersebut dapat di persempit kembali sesuai dengan jenis kinerja
personil yang di maksud dalam penelitian yaitu menjadi : komitmen, disiplin,
kemampuan, loyalitas, kecakapan, dan kecerdasan emosional, spiritual dan intelektual
dalam memecahkan masalah.
Variabel Y Kepuasan Pelayanan akademik
Pelayanan akademik yang di maksudkan adalah suatu proses dalam rangka
memberikan kepuasan kepada konsumen pendidikan di sekolah yang meliputi : Siswa
dan guru. Kualitas terdiri dari segala sesuatu yang bebas dari kekurangan atau
kerusakan. Acuan dari kualitas seperti dijelaskan diatas menunjukan bahwa kualitas
selalu berfokus pada kepentingan / kepuasan pelanggan (Customer Focused Quality),
sehingga dengan demikian pelayanan diberikan untuk memenuhi keinginan pelanggan.
Oleh karena itu, maka kualitas mengacu pada segala sesuatu yang menentukan
kepuasan pelanggan, suatu produk/jasa yang dihasilkan baru dapat dikatakan
berkualitas apabila sesuai dengan keinginan pelanggan, dapat dimanfaatkan dengan
baik serta didiproduksi dengan cara yang baik dan benar.
Dimensi dari kepuasan pelayanan adalah: (1) Tangibles, penampilan fasilitas fisik
yang meliputi peralatan, personil dan material komunikasi; (2) Reliability, kemampuan
untuk menyampaikan pelayanan dengan tepat dan terpercaya seperti yang di janjikan;
(3) responsiveness, keinginan untuk menolong pelanggan dan menyampaikan atau
menyediakan pelayanan dengan cepat; (4) Assurance, pengetahuan, kemampuan atau
budi pekerti karyawan dalam proses pelayanan, sehingga menimbulkan keyakinan
pelanggan; (5) emphaty, sikap peduli, pengertian dan memberikan perhatian khusus
pada pelanggan. Segala bentuk layanan yang di berikan adalah layanan yang berkaitan
pengelolaan sarana dan prasarana penunjang pembelajaran,pendanaan pendidikan,
pembelajaran di laboratorium dan di kelas, pembinaan personil pendidikan (guru dan
tata usaha).
G. Asumsi-Asumsi
Arikunto (2001:60-61) mengemukakan bahwa asumsi-asumsi atau anggapan
dasar penelitian dipandang sebagai landasan teori atau titik tolak pemikiran yang di
gunakan dalam suatu penelitian, yang mana kebenaranya di terima oleh peneliti.
Selanjutnya dikemukakan bahwa, peneliti di pandang perlu merumuskan
asumsi-asumsi penelitian dengan maksud : 1). Agar terdapat landasan berpijak yang kokoh
bagi masalah yang sedang diteliti; 2). Mempertegas variable-variabel yang menjadi
focus penelitian; dan 3). Berguna untuk kepentingan menentukan dan merumuskan
hipotesis. Dalam merumuskan asumsi-asumsi penelitian ini ditempuh melalui telaah
berbagai konsep dan teori yang berkaitan dengan iklim organisasi, kinerja tata usaha
dan mutu layanan pendidikan.
1. Kepuasan layanan akademik pada SMK Negeri di Kota palangkaraya di
pengaruhi oleh beberapa variabel antara lain kinerja tata usaha dan iklim
organisasi.
2. Kinerja tata usaha pada SMK Negeri di kota Palangkaraya di rasa cukup baik
3. Iklim organisasi pada SMK Negeri di kota Palangkaraya di rasa cukup baik
4. Kepuasan terhadap layanan akademik pada SMK Negeri di Kota Palangkaraya
H. Hipotesis
Hipotesa adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bisa di
tinggalkan karena merupakan instrumen kerja dari teori. Suatu hipotesa selalu di
rumuskan dalam bentuk pernyataan yang menghubungkan antara dua variabel atau
lebih. (Sofyan Efendi dan Masri Singaribuan, 1995:45).
Hipotesa adalah suatu pendapat atau kesimpulan yang sifatnya masih sementara,
belum benar-benar berstatus tesis. (Suratno dan Arsyad, 1999:22)
Berkenaan dengan masalah yang di teliti, maka dirumuskan hipotesis penelitiannya
sebagai berikut “ Iklim organisasi dan kinerja tata usaha sekolah memiliki
kontribusi yang signifikan terhadap kepuasan pelayanan akademik pada SMK
Negeri di Kota Palangkaraya”
I. Metode Penelitian
Mencermati masalah yang akan di teliti, yakni mengenai iklim organisasi, kinerja
tata usaha sekolah dan mutu layanan administrasi akademik pada lingkungan sekolah
menengah kejuruan maka metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif korelatif dengan pendekatan kuantitatif.
Metode deskriptif adalah metode yang memusatkan diri pada masalah-masalah
yang ada pada masa sekarang pada masalah aktual. Penelitian deskriptif pada dasarnya
menyelidiki varibel secara lepas seringkali hanya satu, tanpa di hubungkan dengan
variable lain akan tetapi sering pula variabel kategori tertentu tetapi tidak pernah
dengan variabel kontinum untuk melihat secara deskriptif variabel yang diselidiki
tersebut khususnya dalam kategori yang telah di tentukan.
Desain penelitian korelasional menyatakan tingkat hubungan antar variabel yang
dengan variabel lainnya. Sehingga metode deskriptif korelatif akan
menjelasakan/menggambarkan kondisi variabel per variabel kemudian
menghubungkannya dengan dengan variabel lainnya.
Hubungan antara variabel di atas diilustrasikan pada gambar sebagai berikut :
Gambar 1.2 Hubungan antara variabel penelitian
Keterangan :
X1 = Iklim Organisasi (Variabel bebas)
X2 = Kinerja Tata Usaha (Variabel bebas)
Y = Kepuasan Pelayanan Pendidikan (Variabel terikat)
J. Lokasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk di
pelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya. (Sugiyono,2008:117)
Lokasi penelitian yang di ambil oleh peneliti adalah lingkungan SMK Negeri di
Kota Palangkaraya dengan populasi 13 SMK yang terdiri atas enam SMK Negeri dan
tujuh SMK Swasta, Untuk mempersempit ruang lingkup penelitian maka penelitian di
Negeri dianggap lebih jelas badan hukumnya di bandingkan SMK Swasta, berikut ini
data Sekolah Menengah Kejuruan Negeri yang ada di Kota Palangkaraya.
Tabel 1.1 Data Pokok SMK Negeri Palangkaraya
No Nama Sekolah Alamat/telp SK
0229/0/1978 - T. Kontruksi
kayu
0208/0/1982 - T. computer
dan jaringan
Sudah
- Usaha jasa
131/2007/.. - Budidaya ikan
air tawar
Dari keenam sekolah negeri tersebut diambil sampel penelitian dua sekolah yang
masing masing mewakili kelompok populasi sekolah yang sudah tersertifikasi ISO
9001:2000 dan kelompok populasi sekolah yang belum memiliki sertifikasi ISO
9001:2000. Dengan metode random sampling maka di pilihlah SMK Negeri 1
Palangkaraya sebagai sekolah yang mewakili kelompok sekolah yang belum
tersertifikasi ISO 9001:2000 dan SMK Negeri 2 Palangkaraya mewakili sekolah yang
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Untuk dapat melaksanakan suatu penelitian, peneliti harus menentukan metode
yang akan di gunakan agar dapat mengarahkan dan sebagai pedoman dalam kegiatan
penelitian. Berkaitan dengan hal ini surakhmad (2004:131) menjelaskan bahwa:
“ Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis, dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu . Cara utama itu dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajaran di tinjau dari penyelidikan serta situasi penyelidikan.”
Mencermati masalah yang akan di teliti, yakni mengenai iklim organisasi, kinerja
tata usaha sekolah dan mutu layanan administrasi akademik pada lingkungan sekolah
menengah kejuruan maka metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif korelatif dengan pendekatan kuantitatif. Ditegaskan Surakhmad (2004:140),
metode deskriptif adalah metode yang memusatkan diri pada masalah-masalah yang
ada pada masa sekarang pada masalah actual. Penelitian deskriptif pada dasarnya
menyelidiki varibel secara lepas seringkali hanya satu, tanpa di hubungkan dengan
variable lain akan tetapi sering pula variabel kategori tertentu tetapi tidak pernah
dengan variabel kontinum untuk melihat secara deskriptif variabel yang diselidiki
tersebut khususnya dalam kategori yang telah di tentukan.
Desain penelitian korelasional menyatakan tingkat hubungan antar variabel yang
diselidiki, dengan kata lain korelasi adalah menyatakan hubungan antara variabel satu
dengan variabel lainnya. Sehingga metode deskriptif korelatif akan
menjelasakan/menggambarkan kondisi variabel pervariabel kemudian
Pada dasarnya desain dalam penelitian kuantitatif meliputi penentuan pemilihan
subjek dari mana informasi / data akan di peroleh. Teknik yang di gunakan untuk
mengumpulkan data, prosedur yang akan di tempuh untuk pengumpulan serta
perlakuan yang akan di selengarakan.
B. Sumber Data
1. Populasi dan Sampel
Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil menghitung
ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif dari karakteristik tertentu mengenai
sekumpulan objek yang lengkap dan jelas yang ingin di pelajari sifat-sifatnya
(Sudjana, 1996:6). Surakhmad (2004 : 93) mengemukakan : “ Populasi adalah
sekumpulan objek baik manusia, gejala, nilai, peristiwa dan benda-benda”. Sugiono
dalam bukunya “Metode penelitian pendidikan” mengatakan bahwa Populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian di
tarik kesimpulannya” (2008:117). Jadi populasi juga bukan hanya jumlah yang ada
pada objek/subjek yang di pelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/ sifat yang
dimiliki leh subjek atau objek tersebut. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
penikmat layanan akademik sekolah seperti siswa dan guru, pada lingkungan Sekolah
Menengah Kejuruan di Kota Palangkaraya.
Arikunto (2004:117) mengatakan bahwa: “ Sampel adalah bagian dari populasi”.
Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan
dapat mewakili seluruh populasi. Sugiono (2008:118) mengemukakan juga bahwa
tersebut. Sampel pada penelitian ini adalah sebuah sekolah yang mewakili tingkatan
akreditas tertinggi, menengah dan terendah.
2. Teknik Sampling
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel yang
representative dari populasi. Pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili dan dapat
menggambarkan keadaan populasi yang sebanarnya. Ada dua macam teknik
pengambilan sampling yaitu : 1) Probability sampling dan 2) non probability sampling.
Teknik sampling sebagaimana gambar berikut :
Gambar 3.1 Teknik Sampling
Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan probability sampling,
dengan metode sampel acak sederhana (Simple Random Sampling). metode ini adalah
salah satu teknik pemilihan sampel dimana semua individu anggota populasi
mempunyai kemungkinan kesempatan yang sama dan independen untuk di pilih
sebagai anggota sampel (Borg and Gall, 1979). Simple random sampling adalah cara TEKNIK SAMPLING
Probability sampling Non Probability sampling
1. Simple random sampling 2. Proportionate stratified
random sampling 3. Disproportionate stratified random sampling
pengambilan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa
memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut. Menentukan ukuran
sapling (pengambilan sampel) dengan menggunakan rumus Taro Yamane yang di kutip
Akdon (2005:107) sebagai berikut :
Dimana :
n = Jumlah Populasi
N = Jumlah Populasi
d2 = Presisi yang ditetapkan
Dari hasil data dokumentasi penelitian pendahuluan di peroleh jumlah populasi sebagai
berikut :
Tabel 3.1 Populasi penelitian
Kelas SMKN 1 Palangkaraya SMKN 2 Palangkaraya
I 314 Orang 214 Orang
II 278 Orang 196 Orang
III 233 Orang 175 Orang
Total Siswa 825 Orang 575 Orang
Sumber : Data Statistik SMKN 1 P.Raya dan SMKN 2 P.Raya 2008 -2009
Berdasarkan rumus Taro Yamane di atas maka jumlah sampel (n) untuk siswa SMKN 1
Palangkaraya adalah sebagai berikut
Maka jumlah sampel untuk SMKN 2 Palangkaraya adalah 85 responden
C. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data penelitian kuantitatif tidak dilakukan secara langsung oleh
peneliti tetapi diwakili oleh angket yang di sebarkan kepada sampel penelitian. Selain
menggunakan angket data juga dapat diperoleh melalui teknik observasi, wawancara
dan studi dokumentasi. Beberapa teknik pengambilan data akan di jelaskan sebagai
berikut :
1. Observasi
Nasution (1988) dalam Sugiono (2008:310) menyatakan bahwa obeservasi adalah
dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data,
yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang di peroleh melalui obeservasi. Marshall
(1995) dalam (sugiono (2008:310) menyatakan bahwa “through observation, the
researcher learn about learn about behavior and the meaning attached to those behavior”, melalui obeservasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari
perilaku tersebut.
2. Wawancara
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang di gunakan untuk
memperoleh informasi langsung dari sumbernya (Akdon : 2005). Wawancara ini di
gunakan jika ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta
jumlah responden sedikit. Esterberg (2002) mendefinisikan interview sebagai berikut :
responses, resulting in communication and joint contruction of meaning about a particular topic”. Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam
suatu topic tertentu.
Wawancara di gunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus di teliti,
tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam. Teknik pengumpulan data ini mndasarkan diri pada laporan tentang diri
sendiri atau self report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan keyakinan pribadi.
3. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen
merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam
penelitian kuantitatif dan kualitatif. Studi dokumentasi di tujukan untuk memperoleh
data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan,
peraturan-peraturan, laporan kegiatan , foto-foto, film documenter, data-data yang relevan
penelitian.
4. Angket (Questionnaire)
AngketAngket (quisionaire) merupakan suatu daftar pertanyaan / pernyataan
tentang topic tertentu yang diberikan kepada subjek baik secara individual / kelompok
untuk mendapatkan informasi tertentu, seperti freperensi, keyakinan, minat, dan
perilaku. (Ibnu Hadjar :181). Angket yang di gunakan dalam penelitian ini adalah
bentuk Skala Likert, angket jenis ini di kembangkan untuk mengukur skala, pendekatan
ini menuntut sejumlah item pertanyaan yang monoton yang terdiri dari positif dan
kesukaannya dengan cara memilih system rating kategori yang merentang dari “Sangat
Setuju” sampai “Sangat Tidak Sutuju” penskoran untuk pernyataan “Sangat Setuju”
adalah yang tertinggi dan “Sangat Tidak Setuju” terendah. Alasan di gunakan angket
pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif.
b. Dengan menggunakan angket dapat terjaganya objekvitas responden dari
pengaruh permasalahan yang di teliti
c. Tetap terjaganya kerahasiaan responden untuk menjawab pendapat pribadi.
d. Biaya lebih murah
e. Penggunanan waktu yang fleksibel.
Kuesioner dalam penelitian ini dikonstruksikan dalam tiga jenis angket meliputi:
a. Angket tentang iklim organisasi
b. Angket tentang kinerja tata usaha
c. Angket tentang mutu layanan administrasi akademik
D.Instrumen Penelitian
Intrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi
kuantitatif tentang variasi, karakteristik variabel secara objektif (Ibnu Hadjar:2005)
instrument yang baik akan mengahasilkan penemuan yang tingkat akurasinya
meyakinkan. Pengembangan instrument ditempuh melalui beberapa cara, yaitu (a)
menyusun indicator variabel penelitian; (b) menyusun kisi-kisi intrumen; (c)
melakukan uji coba instrument; dan melakukan pengujian validitas dan realibilitas
Tabel 3.2 Kisi-kisi instrumen
Variabel dan Aspek Indikator-Indikator keterangan
Iklim Organisasi
- Kondisi tempat kerja
- Sarana prasarana
- Penggunaan media atau sarana
• Kemampuan sosial
- Interaksi dengan kepala sekolah
- Interaksi dengan rekan
- Pengetahuan atau wawasan
- Budi pekerti dalam proses
pelayanan seingga
menimbulkan kepercayaan atau
keyakinan konsumen
- Sikap peduli dan perhatian
Kualitas instrument di tentukan oleh dua kriterian utama : Validitas dan
Reliabilitas (Muller:1986). Validitas instrument menunjukan seberapa jauh ia akan
mengukur apa yang hendak di ukur. Berkaitan dengan pengujian validitas instrument
arikunto (1995:63) menjelaskan bahwa yang di maksud dengan validitas adalah suatu
ukuran yang menunjukan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Dari
pengertian di atas dapat di artikan lebih luwes lagi bahwa valid itu mengukur apa yang
hendak di ukur. Data yang telah di peroleh dari penyebaran angket kemudian di
tabulasikan dan di ujikan dengan analisis korelasi, yaitu dengan mengunakan korelasi
item total dengan rumus Pearson Product Moment sebagai berikut:
(
) ( )( )
Kemudian nilai koefisien korelasi dari setiap item pertanyaan dibandingkan
dengan 0,3. Jika koefisien korelasi lebih kecil dari 0,3, berarti item tersebut memiliki
hubungan yang lebih tinggi dengan item-item pertanyaan lainnya daripada dengan
variabel yang diteliti, sehingga item tersebut dinyatakan tidak valid.
Reliabilitas menunjukan tingkat konsistensi dan akurasi hasil pengukuran.
Metode pengujian reliabilitas instrument dapat di lakukan dengan berbagai cara yaitu :
Split half, spearman Brown Kuder Richardson – 20 (KR-20), KR – 21, Anova Hyot dan
Alpha. Metode yang akan di gunakan dalam penelitian ini adalah adalah metode Alpha,
metode mencari reliabilitas internal yaitu dengan menganalisis reliabilitas alat ukur dari
satu kali pengukuran, rumus yang digunakan adalah Alpha sebagai berikut : r hitung = Koefisien korelasi
∑Xi = Jumlah skor item
∑Yi = Jumlah skor total (seluruh item)
Dimana:
Validitas dan reliabilitas suatu instrumen di tentukan oleh banyak factor
misalnya subjek, prosedur pengadministrasian, situasi tes dan karakteristik variabel
yang di ukur. Pada item instrument angket yang tidak valid atau reliable, akan di
koreksi atau diganti sesuai sesuai dengan kadar validitas dan rentabilitas.
Suatu instrument dapat dikatakan andal (reliable) bila memiliki koefisien
keandalan reliabilitas sebesar 0,7 atau lebih. Hal ini berarti bahwa item pertanyaan yang
digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten, dalam arti jika pertanyaan
tersebut diajukan lagi maka akan memperoleh jawaban yang relative sama dengan
jawaban yang pertama.
Tabel 3.3 Standar Penilaian Koefisien Validitas dan Reliabilitas
Criteria Reliability Validity
Good 0,80 0,50
Acceptable 0,70 0,30
Marginal 0,60 0,20
Poor 0,50 0,10
Sumber: Barker et al, 2002; 70
Selain melalui angket pengumpulan data juga di lakukan dengan teknik
wawancara (metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab secara langsung
bertatap muka dengan sumber data seperti tenaga pendidikan di sekolah yang r11 = Nilai Reliabilitas
∑Si = Jumlah varians skor tiap-tiap item
St = Varians total
bersangkutan), observasi langsung (merupakan proses awal dalam suatu penelitian
untuk mengamati objek yang di teliti segala aspek. Yang diamati terfokus pada
fenomena yang telah di rumuskan terlebih dahulu) dan studi dokumentasi (cara
pengumpulan data dengan melihat dokumen atau catatan-catatan yang berhubungan
dengan penelitian yang dilakukan).
E.Pengembangan Instrumen Penelitian
1. Pengujian Validitas
Sebelum dilakukan pengujian lebih lanjut, semua item pernyataan dalam
kuesioner harus diuji keabsahannya untuk menentukan valid tidaknya suatu item. Uji
validitas dilakukan untuk mengukur pernyataan yang ada dalam kuesioner. Validitas
suatu data tercapai jika pernyataan tersebut mampu mengungkapkan apa yang akan
diungkapkan. Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan masing-masing
pernyataan dengan jumlah skor untuk masing-masing variabel. Teknik korelasi yang
digunakan adalah teknik korelasi product moment setelah data di intervalkan.
Angka yang dipergunakan sebagai pembanding untuk melihat valid tidaknya
suatu item, seperti dikemukakan oleh Barker et al (2002:70) adalah 0,3. Item yang
memiliki korelasi diatas 0,3 dikategorikan item valid, sedangkan item dibawah 0,3
dikategorikan tidak valid dan akan disisihkan dari analisis selanjutnya.
Uji validitas ini dilakukan dengan bantuan software SPSS 15, rangkuman hasil
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Kuesioner Iklim Organisasi Sekolah
Isntrumen r rkritis Keterangan
Item 1 0,621 0,30 Valid
Item 2 0,495 0,30 Valid
Item 3 0,520 0,30 Valid
Item 4 0,392 0,30 Valid
Item 5 0,438 0,30 Valid
Item 6 0,644 0,30 Valid
Item 7 0,473 0,30 Valid
Item 8 0,520 0,30 Valid
Item 9 0,537 0,30 Valid
Item 10 0,555 0,30 Valid
Item 11 0,593 0,30 Valid
Item 12 0,504 0,30 Valid
Item 13 0,620 0,30 Valid
Item 14 0,608 0,30 Valid
Item 15 0,550 0,30 Valid
Item 16 0,494 0,30 Valid
Item 17 0,384 0,30 Valid
Item 18 0,437 0,30 Valid
Item 19 0,470 0,30 Valid
Item 20 0,433 0,30 Valid
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Kuesioner Kinerja Tata Usaha
Isntrumen r rkritis Keterangan
Item 1 0,557 0,30 Valid
Item 2 0,367 0,30 Valid
Item 3 0,490 0,30 Valid
Item 4 0,362 0,30 Valid
Item 5 0,432 0,30 Valid
Item 6 0,527 0,30 Valid
Item 7 0,495 0,30 Valid
Item 8 0,427 0,30 Valid
Item 9 0,572 0,30 Valid
Item 10 0,619 0,30 Valid
Item 11 0,623 0,30 Valid
Item 12 0,446 0,30 Valid
Item 13 0,583 0,30 Valid
Item 14 0,472 0,30 Valid
Item 15 0,551 0,30 Valid
Item 16 0,463 0,30 Valid
Item 17 0,360 0,30 Valid
Item 18 0,334 0,30 Valid
Item 19 0,387 0,30 Valid
Item 20 0,392 0,30 Valid
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Kuesioner Kepuasan Layanan Akademik
Isntrumen r rkritis Keterangan
Item 1 0,554 0,30 Valid
Item 2 0,386 0,30 Valid
Item 3 0,451 0,30 Valid
Item 4 0,368 0,30 Valid
Item 5 0,477 0,30 Valid
Item 6 0,398 0,30 Valid
Item 7 0,451 0,30 Valid
Item 8 0,411 0,30 Valid
Item 9 0,434 0,30 Valid
Item 10 0,493 0,30 Valid
Item 11 0,580 0,30 Valid
Item 12 0,561 0,30 Valid
Item 13 0,502 0,30 Valid
Item 14 0,469 0,30 Valid
Item 15 0,476 0,30 Valid
Item 16 0,393 0,30 Valid
Item 17 0,360 0,30 Valid
Item 18 0,419 0,30 Valid
Item 19 0,580 0,30 Valid
Item 20 0,473 0,30 Valid
Sumber: Lampiran
Melalui hasil uji validitas pada ketiga tabel diatas maka dapat disimpulkan
bahwa keseluruhan butir pernyataan, yaitu 20 item pada kuesioner iklim organisasi
layanan akademik dapat digunakan untuk analisis selanjutnya. Keputusan ini diambil
karena semua nilai koefisien validitas kuesioner (r) lebih besar dari 0,30 sehingga
dinyatakan valid atau layak digunakan.
2. Pengujian Reliabilitas
Selain valid instrumen penelitian juga harus andal, keandalan instrumen
menjadi indikasi bahwa responden konsisten dalam memberikan tanggapan atas
pernyataan yang diajukan. Untuk menguji keandalan kuesioner digunakan metode
alpha-Cronbach, sekumpulan butir pernyataan yang mengukur variabel dapat diterima
jika memiliki koefisien reliabilitas lebih besar atau sama dengan 0,70 (Barker et al,
2002; 70). Rangkuman hasil uji reliabilitas kuesioner dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
Tabel 3.7
Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian
Variabel Koefisien
Reliabilitas
Nilai
Kritis Keterangan
Iklim Organisasi Sekolah 0,894 0,70 Reliabel
Kinerja Tata Usaha 0,870 0,70 Reliabel
Kepuasan Layanan Akademik 0,868 0,70 Reliabel
Sumber: Lampiran ....
Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa butir-butir pernyataan yang disusun untuk
mengukur iklim organisasi sekolah, kinerja tata usaha maupun kepuasan layanan
akademik sudah memiliki keandalan yang sangat tinggi. Hal ini terlihat dari
koefisien reliabilitas kuesioner ketiga variabel sudah mendekati satu sebagai nilai
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang di gunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi
person product moment dan korelasi ganda. Analisis ini akan di gunakan dalam
menguji besarnya hubungan dan kontribusi variabel X1 dan X2 terhadap Y. Untuk
mengetahui derajat hubungan antar variabel iklim organisasi (X1) dan kinerja tata
usaha (X2) terhadap mutu layanan akademik (Y) dilakukan penyebaran kuisioner yang
bersifat tertutup. Untuk mengetahui hubungan antara variabel X1 dengan Y dan X2
dengan Y dan X1 dan X2 terhadap Y di gunakan teknik koreasi. Analisis korelasi yang
di gunakan adalah (PPM) pearson product moment dengan rumus:
(
) ( )( )
Untuk mengetahui derajat hubungan tersebut, maka diperlukan suatu taksiran
atau batasan-batasan sebagai berikut:
Tabel 3.8
Interval Koefisien dan Tingkat Hubungannya
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199 Sangat rendah
dilakukan analisis statistik dengan menggunakan analisis regressi linier berganda.
Hubungan antara variabel digambarkan dengan sebuah model matematik yang
Y = a + bX1 + b2X2 + e
Keterangan:
Y = Kualitas layanan akademik
X1 = Iklimorganisasi sekolah
X2 = Kinerja tata usaha
a = konstanta
b = koefisien arah regressi
e = pengaruh faktor lain
Selanjutnya koefisien determinasi (R2) dihitung untuk melihat seberapa besar
persentasi proporsi variasi pada variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel
independen secara bersama-sama (Gujarati, 2003). Rumus yang digunakan untuk
menghitung koefisien determinasi diformulasikan sebagai berikut:
1 1 2 2
bi = koefisien regresi variabel Xi
y =
(
Y -Yi)
x =
(
X -Xi)
Pengujian Hipotesis
Pengujian Secara Keseluruhan
Pengujian secara keseluruhan digunakan untuk mengetahui apakah ada
pengaruh secara bersama-sama dari variabel X1 (Kepemimpinan), dan X2
(kinerja staf) terhadap variabel Y (kualitas layanan).
(
1 2)
/(
1)
k : jumlah variabel bebas dalam model
n : jumlah data
Menentukan nilai Ftabel melalui tabel F dengan taraf kesalahan α = 0,05 dan
derajat
dbi = k dan db2 = n-k-1
Kriteria Penolakan dan Penerimaan Hipotesis
Jika Fhitung > Ftabel atau p-value < (α = 0,05) maka Ho ditolak
Jika Fhitung ≤ Ftabel atau p-value ≥ (α = 0,05) maka Ho diterima
Jika pengujian secara keseluruhan ini signifikan, maka langkah
selanjutnya adalah pengujian secara individual. Jika pengujian secara
keseluruhan tidak signifikan, maka pengujian dihentikan.
Pengujian Individual
Pengujian secara individual diperlukan untuk mengetahui apakah variabel X1
(Kepemimpinan), dan X2 (kinerja tata usaha) secara individu memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y (kualitas layanan akademik).
Statistuk uji yang digunakan adalah statistik uji t-student dengan rumus:
Statistik uji yang digunakan adalah statistik uji t-student dengan derajat
bebas n-k-1. Kriteria penolakan hipotesis adalah :
Jika thitung > ttabel atau thitung <- ttabel atau p-value < (α = 0,05) maka Ho ditolak
Jika ttabel ≤ thitung < ttabel atau thitung < ttabel atau p-value ≥ (α = 0,05) maka Ho
diterima.
Pengujian Data
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah distribusi variabel terikat untuk
setiap nilai variabel bebas tertentu berditribusi normal atau tidak. Dalam model
regressi linier, asumsi ini ditunjukkan oleh nilai error (ε ) yang berdistribusi normal.
Model regresi yang baik adalah model regressi yang memiliki distribusi normal
atau mendekati normal, sehingga layak dilakukan pengujian secara statistik.
Pengujian normalitas data menggunakan Test of Normality Kolmogorov- Smirnov
dalam program SPSS.
Menurut Singgih Santoso (2002;393), dasar pengambilan keputusan bisa
dilakukan berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significance), yaitu:
Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari model adalah normal.
Jika probabilitas < 0,05 maka model tidak berdistribusi secara normal
Pengujian secara visual dapat juga dilakukan dengan metode grafik normal
Probability Plots dalam program SPSS.
Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal,
maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis
diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi
2. Uji Heteroskedatisitas
Situasi heteroskedastis akan menyebabkan penaksiran koefisien-koefisien
regresi menjadi tidak efisien dan hasil taksiran dapat menjadi kurang atau melebihi
dari yang semestinya. Dengan demikian, agar koefisien-koefisien regresi tidak
menyesatkan, maka situasi heteroskedastis tersebut harus dihilangkan dari model
regresi.
Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji-rank Spearman
(Gujarati, 2003: 406) yaitu dengan mengkorelasikan variabel bebas terhadap nilai
absolut dari residual (error). Jika nilai koefisien korelasi antara variabel bebas
dengan nilai absolut dari residual(error) signifikan, maka kesimpulannya terdapat
heteroskedastisitas (varian dari residual tidak homogen).
3. Uji Multikolineritas
Multikolineritas adalah suatu keadaan dimana antar variabel bebas saling
berkorelasi satu dengan lainnya. Jika suatu persamaan regresi berganda terjadi
multikolineritas diantara veriabel-variabel yang berkolinear tidak memberi
informasi berarti pada variabel tidak bebas. Oleh karena itu persamaan regresi
linear ganda yang baik adalah harus bebas dari multikolinearitas antar variabel
bebasnya.
Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas adalah
dengan menggunakan Variance Inflation Factors (VIF),
2 i
1
VIF=
Ri2 adalah koefisien determinasi yang diperoleh dengan meregresikan salah satu
variabel bebas Xi terhadap variabel bebas lainnya. Jika nilai VIF kurang atau sama
dengan 10 (Gujarati, 2003 :363) maka diantara variabel independen tidak terdapat
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan mengenai pengaruh kepemimpinan dan
kinerja staf terhadap kualitas layanan SMK Negeri Palangkaraya, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Iklim organisasi pada SMK Negeri di Palangakaraya sudah baik, mayoritas
siswa SMK Negeri 1 maupun SMK Negeri 2 Palangkaraya memiliki persepsi
yang positif dengan iklim organisasi sekolahnya. Penilaian siswa pada kedua
SMK Negeri di Palangkaraya mengenai iklim organisasi di sekolahnya
masing-masing tidak berbeda, yaitu mayoritas memiliki persepsi yang positif.
2. Kinerja tata usaha pada SMK Negeri di Palangakaraya sudah tinggi, mayoritas
siswa SMK Negeri 1 maupun SMK Negeri 2 Palangkaraya memiliki persepsi
yang positif dengan kinerja tata usaha di sekolahnya. Penilaian siswa pada
kedua SMK Negeri di Palangkaraya mengenai kinerja tata usaha di
sekolahnya masing-masing tidak berbeda, yaitu mayoritas memiliki persepsi
yang positif.
3. Kualitas layanan akademik pada SMK Negeri di Palangakaraya sudah tinggi,
mayoritas siswa SMK Negeri 1 Palangkaraya merasakan kepuasan yang
tinggi atas layanan akademik di sekolahnya sementara paling banyak siswa
SMK Negeri 1 Palangkaraya merasakan kepuasan yang sangat tinggi atas
Negeri 2 Palangkaraya atas layanan akademik lebih tinggi dibanding kepuasan
yang dirasakan siswa di SMK Negeri 1 Palangkaraya.
4. Hasil pengujian menunjukkan bahwa iklim organisasi sekolah berpengaruh
positif terhadap kepuasan siswa atas layanan akademik pada SMK Negeri 1
dan SMK Negeri 2 di kota Palangkaraya. Semakin baik iklim organisasi
sekolah akan membuat kepuasan siswa atas layanan akademik Pada SMK
Negeri di Kota Palangkaraya meningkat, demikian juga sebaliknya, semakin
tidak baik iklim organisasi sekolah akan membuat kepuasan siswa atas
layanan akademik Pada SMK Negeri di Kota Palangkaraya menurun.
5. Berdasarkan hasil analisis di temukan bahwa hubungan iklim organisasi dan
kinerja tata usaha terhadap kepuasan layanan akademik pada SMK Negeri 2
lebih tinggi dari pada SMK Negeri 1, hal tersebut di sebabkan pada SMK
Negeri 1 belum di terapkan standar mutu yang baku untuk pelayanan sekolah
dan kinerja tata usaha merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
kepuasan siswa terhadap layanan akademik yang di berikan sekolah menengah
kejuruan di kota palangkaraya.
6. Secara bersama-sama iklim organisasi sekolah dan kinerja tata usaha
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan siswa atas layanan akademik pada
SMK Negeri 1 dan SMK Negeri 2 di kota Palangkaraya. Sebesar 56,4%
(SMK Negeri 1 Palangkaraya) dan 60,7% (SMK Negeri 2 palangkaraya)
perubahan kepuasan siswa atas layanan akademik pada SMK Negeri di
Palangkaraya dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh iklim organisasi sekolah
B. Implikasi
1. Penerapan standar ISO 9001:2000 pada SMK Negeri 2 palangkaraya telah
meningkatkan kepuasan siswa terhadap mutu pelayanan sekolah terutama
pelayanan akademik. Adanya interaksi antara siswa dengan personil
administrasi sangat lah penting, karena sikap dan perilaku dari personil
sekolah akan meningkatkan kepuasan siswa.
2. Tanggapan siswa sebagaimana telah di jelaskan pada BAB IV menunjukan
bahwa pandangan siswa terhadap mutu pelayanan masih sangatlah
rendah,terutama pada SMK Negeri 1,dari segi interaksi dengan sesama
guru/personil sekolah serta interaksi dengan siswa dianggap masih
kurang.
C. Rekomendasi
Berdasarkan kegunaan penelitian maka penelitian ini direkomendasikan kepada:
1. Bagi kepala sekolah agar melakukan pengelolaan iklim organisasi sekolah
agar kondusif dimana akan mempengaruhi kepuasan layanan akademik yang
di rasakan oleh konsumen pendidikan.
2. Peningkatan mutu atau kualitas tata usaha akan meningkatan kualitas layanan
akademik, Peningkatan mutu atau kualitas tata usaha dapat di lakukan dengan
memperhatikan indicator yang lemah seperti motivasi untuk melakkan
pekerjaan dan meningkatkan kepekaan terhadap siswa sebagai konsumen
3. Pihak manajemen harus cepat tanggap dalam mengahadapi permasalahan yang
timbul akibat iklim organisasi sekolah yang kurang kondusif, kinerja tata
usaha yang rendah serta kualitas layanan akademik yang kurang bagus.
Rendahya kepuasan layanan akademik pada SMK Negeri 1 terutama dapat di
lihat dari indicator interaksi social dengan lingkungan sekitar termasuk siswa.
Adanya kesenjangan antara personil bisa menjadi hambatan yang serius dalam
pengembangan mutu sekolah.
4. Bagi pengembang keilmuan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
kualitas pelayanan akademik di sarankan untuk melakukan kajian mengenai
hubungannya dengan mutu sumber daya manusia yang dimiliki sekolah dang
pengaruhnya terhadap iklim organisasi sekolah dalam wilayah pengkajian
DAFTAR PUSTAKA
Akdon, dan Sahlan Hadi. (2005). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian Untuk Administrasi
dan Manajemen. Dewa Ruchi : Bandung
Arikonto, S (1998). Prosedur penelitian suatu pendidikan praktek. PT Rereka cipta : Jakarta
Cassidy, Sarah (2006). Staff tell of 'climate of fear' in schools. London: Education Journal
Chris Barker, Nancy Pistrang & Robert Elliot (2002). Research Methods in Clinical
Psychology.( 2nd ed.). John Wiley & Sons, LTD Chichester England
Damodar N. Gujarati, 2003 “Basic Econometrics” fourth edition McGraw-Hill, New York.
Davidoff, D.M. 1994. CONTACT: Customer Service in The Hospitality dan TourismIndustry. Prentice Hall, New York.
Efendi, Sofyan ,Masri Singarimbun. (2000). Metode Penelitian Survey . PT.Pustaka LPJES Indonesia : Jakarta
Fattah. N. (2000). Landasan manajemen pendidikan. Bandung: PT Remaja rosdakarya.
Gamage, David. (2006). Effective Participatory School Administration, Leadership, and Management: Does It Affect The. Trust Levels of Stakeholders?. Diosdado San Antonio: education Journal.
Handoko, T.H. (2000). Manajemen personalia dan sumberdaya manusia. Yogyakarta: BPFE
Lovelock. H.C. 1991. Service Marketing. Prentice Hall, New York.
Luthans, Fred. (2006). Perilaku Organisasi (terjemahan). Yogyakarta : ANDI Offset.
Mashall, Megan. L. (2003). Examining School Climate: Defining Factors and Educational Influences. Georgia state university: Journal internasional
Marwansyah dan Mukaram (1999). Manajemen sumberdaya manusia perusahaan. Bandung: Pusat penerbitan admnistrasi niaga.
Owens, Robert. G. (1982). Organizational Behavior in Education 2nd edition. New York :
Random House inc.
Pecheone. Raymond L. Ruth R. Chung. (2006). Evidence In Teacher Education: The
Performance Assessment For California Teachers (PACT). Journal of Teachers
Education.
Ridwan. (2005). Belajar penelitian untuk guru. Karyawan dan peneliti pemula. Bandung: CV Alfaheta.
Simanjuntak, Payaman J. (2005). Manajemen dan Evaluasi Kinerja. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia: Jakarta
Singgih Santoso 2002, “Mengolah Data Statistik Secara Profesional” PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
Sugiono, (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta : Bandung
Surakhmad, Winarno. (2004) Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode dan Teknik, Tarsito:Bandung
Tjiptono, Fandy.(2005). Total Quality Service. CV Andy Offset : Yogyakarta.
Usman, Husaini. (2006).Manajemen-teori, praktik dan riset pendidikan. Jakarta: Bumi aksara.Soeratno, Lincolin Arsyad. (1999). Metodologi Penelitian. (UPP) AMP YKPN : Yogyakarta.
Wirawan. (2008). Budaya dan Iklim Organisasi (Teori Aplikasi dan Penelitian). Salemba Empat ; Jakarta.