Nengsih, 2013
Penerapan Teknik Doll Speak Dalam Menceritakan Pengalaman (Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas VII SMPN 3 Cikajang Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN TEKNIK DOLL SPEAK DALAM MENCERITAKAN PENGALAMAN
(Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas VII SMPN 3 Cikajang Tahun Ajaran 2012/2013)
Skripsi
Oleh
Nengsih
(0606187)
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Nengsih, 2013
Penerapan Teknik Doll Speak Dalam Menceritakan Pengalaman (Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas VII SMPN 3 Cikajang Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN TEKNIK DOLL SPEAK DALAM MENCERITAKAN PENGALAMAN
(Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas VII SMPN 3 Cikajang Tahun Ajaran
2012/2013)
Oleh Nengsih
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
©Nengsih 2013
Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Nengsih, 2013
Penerapan Teknik Doll Speak Dalam Menceritakan Pengalaman (Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas VII SMPN 3 Cikajang Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENEERAPAN TEKNIK DOLL SPEAK DALAM MENCERITAKAN PENGALAMAN
(Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas VII SMPN 3 Cikajang Tahun Ajaran 2012/2013)
oleh
Nengsih
0606187
disetujui dan disahkan oleh:
pembimbing I,
Dr.H. Andoyo Sastromiharjo, M.Pd.
NIP 196109101986031004
Pembimbing II,
Drs, Wawan Hermawan, M.Pd.
NIP 196003071987031003
Diketahui oleh
Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
Universitas Pendidikan Indonesia,
Drs. Sumiyadi, M.Hum.
Nengsih, 2013
Penerapan Teknik Doll Speak Dalam Menceritakan Pengalaman (Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas VII SMPN 3 Cikajang Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN TEKNIK DOLL SPEAK DALAM MENCERITAKAN PENGALAMAN
(Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas VII SMPN 3 Cikajang Tahun Ajaran
2012/2013)
Nengsih
(0606187)
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi adanya praktik pengajaran keterampilan berbicara pada
siswa SMP yang belum terlaksana dengan baik. Siswa yang aktif di kelas hanya siswa tertentu
saja, sedangkan siswa yang lain belum berani mengemukakan gagasannya. Sebagai upaya untuk
memotivasi siswa, peneliti menerapakan teknik Doll Speak untuk menarik siswa berbicara di
depan kelas. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen kuasi (quasi eksperimental).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) kemampuan siswa dalam menceritakan
pengalaman di depan kelas sebelum diberikan teknik Doll Speak, (2) kemampuan siswa dalam
menceritakan pengalaman sesudah diberikan teknik Doll Speak, (30 perbedaan tingkat
kemampuan siswa dalam menceritakan pengalaman sebelum dan sesudah diberikan teknik Doll
Speak. Dari penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa perencanaan pembelajaran
dengan teknik Doll Speak membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan berbicara siswa.
Kata Kunci: Doll Speak, eksperimen, teknik, media, metode.
ABSTRACT
This research based on of a teaching practice conversational skills in junior high school
student who have not done well. Active studens in class only certain studens, while other studens
Nengsih, 2013
Penerapan Teknik Doll Speak Dalam Menceritakan Pengalaman (Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas VII SMPN 3 Cikajang Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
technique Doll Speak to attract studens to speak in front of the class. This research is a quasi
experimental (quasi experimental). The purpose of this study was to determine (1) the ability of
studens to share the experience in front of the class before the given technique Doll Speak, (2)
thev ability of studens to share the experience after the given technique, (3) differences in the level of studens’ ability to share the experience before and after Doll speak given technique. From the research that has been made known that the learning plan with Doll Speak teachnique
help studens to improve their speaking ability.
Keywords: Doll Speak, experiments, technics, media, methods.
PENDAHULUAN
Berbicara merupakan salah satu alat komunikasi yang dilakukan oleh manusia untuk
menyampaikan gagasan, kritikan ataupun perasaan kepada lawan bicaranya. Selain itu berbicara
juga merupakan salah satu cara manusia untuk menambah wawasan dari sekitarnya. Oleh karena
itu, berbicara merupakan salah satu cara untuk menambah wawasan dan komunikasi antara
manusia yang satu dengan yang lainnya. selain memberikan materi guru juga harus sering
memberikan kesempatan kepada semua siswanya untuk melakukan praktik berbicara.
Di sekolah, guru mata Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki peranan sangat penting
dalam melatih dan mendorong siswa untuk dapat berbicara lebih aktif. Pada kenyataannya,
pembelajaran berbicara selama ini belum bisa mengarahkan siswa untuk mampu berbicara secara
aktif dan masih ada masalah dalam pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah khususnya
pengajaran berbicara. Tarigan dan Tarigan (1986:66) menyatakan sebagai berikut.
Keadaan pengajaran berbicara sejalan dengan pengajaran bahasa Indonesia belum
memuaskan. Keterampilan berbicara dalam arti luas, para pelajar belum memadai.
Kenyataan dalam diskusi, seminar ataupun ceramah menunjukkan bahwa sebagian besar
pesertanya diam dan kurang bersuara. Kecakapan beradu argumentasi masih jauh
memadai.
Dari uraian di atas, perlu adanya peningkatan pembelajaran berbicara dalam
Nengsih, 2013
Penerapan Teknik Doll Speak Dalam Menceritakan Pengalaman (Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas VII SMPN 3 Cikajang Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa karena dengan teknik Doll Speak siswa akan
termotivasi dan membantu siswa dalam berbicara di depan kelas terutama pembelajaran
menceritakan pengalaman yang menarik.
Penggunaan teknik Dool Speak dapat dijadikan salah satu alternatif bagi guru dalam
menyusun strategi pembelajaran yang lebih baik, menyenangkan dan memotivasi siswa sehingga
dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa. Penggunaan teknik Doll Speak ini diharapkan
dapat disajikan dengan baik sehingga sebagian siswa tidak lagi bersikap diam (pasif) dan
diharapkan semua siswa aktif mengikuti pembelajaran dengan baik.
Penggunaan teknik Doll Speak ini menggunakan boneka tongkat atau biasa disebut
wayang sebagai medianya untuk memotivasi siswa seperti yang diungkapkan oleh Suyatno
(2008) sebagai berikut. Pada prinsipnya, seseorang akan dapat mengeluarkan gagasan dengan
baik jika gagasan itu dibungkus melalui aspek lain. Siswa akan lancar berbicara jika mereka
berbicara seolah-olah bukan dirinya. Goyangan tangan sambil memegang boneka memberikan
kesempatan siswa untuk memunculkan gagasan. Tarikan tangan sebagai simbol boneka itu
hidup, memberikan kesempatan siswa memunculkan gagasan.
Mengajar dengan menggunakan metode dan media yang baik akan memberikan daya
tarik tersendiri bagi siswa sehingga siswa merasa tertantang dan akan mempermudah proses
belajar-mengajar berbicara. Selain menggunakan media yang baik kita juga harus mengetahui
baik tidaknya teknik Doll Speak bagi siswa karena, apabila teknik yang digunakan tidak menarik
siswa akan merasa jenuh dan bosan. Tarigan dan Tarigan (1986:38) mengemukakan bahwa
teknik pengajaran keterampilan berbahasa dapat dikatakan baik apabila teknik pengajaran
tersebut: (a) memikat, menantang atau merangsang siswa untuk belajar; (b) memberikan
kesempatan yang luas serta mengaktifkan siswa secara mental dan fisik dalam belajar; (c) tidak
terlalu menyulitkan bunyi guru dalam penyusunan, pelaksanaan, dan penilaian program
pengajaran; (d) dapat mengarahkan kegiatan belajar ke arah tujuan pengajaran; (e) tidak
menuntut peralatan yang rumit, mahal, dan sukar pengoprasiannya; (f) mengembangkan
Nengsih, 2013
Penerapan Teknik Doll Speak Dalam Menceritakan Pengalaman (Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas VII SMPN 3 Cikajang Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kelompok; (h) meningkatkan kadar cara belajar siswa aktif dalam belajar; (i) mengembangkan
pemahaman terhadap materi pengajaran.
Paparan di atas mengantarkan peneliti untuk memilih menggunakan teknik Doll speak. “Teknik Doll Speak ini adalah suatu teknik pembelajaran yang memberikan kebebasan siswa untuk bercerita dengan menggunakan boneka sebagai medianya” (Suyatno, 2008). Selain itu,
teknik ini juga memiliki keunggulan merangsang, bahkan tanpa disadari memaksa siswa untuk
berfikir kritis, serta lebih aktif dalam kegiatan berbicara mengemukakan pendapat ataupun
menyampaikan kritik.
METODE
Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui perbedaan kemamapuan
bercerita siswa sebelum dan sesudah menggunakan teknik Doll Speak, metode yang dipilih
peneliti adalah eksperimen kuasi (quasi eksperimental). Desain yang dipilih dalam penelitian ini
adalah desain penelitian pretest and posttest group. Dalam desain ini tes dilakukan sebanyak dua
kali. Pertama, pada saat sebelum eksperimen dan kedua dilakukan setelah eksperimen. Tes yang
dilakukan sebelum eksperimen ( ) disebut pretest, dan ( ) sebagai tes yang dilakukan setelah
eksperimen disebut posttest. Perbedaan dan ( ) diasumsikan sebagai efek dari
treatmen atau perlakuan yang diberikan, yaitu teknik Doll Spaek. Berdasarkan hal tersebut,
desain yang digunakan dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut.
Desain Penelitian
X
Penelitian eksperimen ini dilakukan di SMPN 3 Cikajang Kecamatan Cikajang
Kabupaten Garut. Lokasi sekolah tersebut beralamat di Jl. Cikajang, Desa Cikandang Kecamatan
Cikajang Kabupaten Garut. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII tahun Ajaran 2012/2013
yang berjumlah 33 orang, yaitu 11 orang siswa laki-laki dan 22 orang siswa perempuan.
Nengsih, 2013
Penerapan Teknik Doll Speak Dalam Menceritakan Pengalaman (Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas VII SMPN 3 Cikajang Tahun Ajaran 2012/2013)
[image:8.612.66.549.132.690.2]Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel
Hasil Tes Kemampuan Berbicara Siswa dalam Menceritakan Pengalaman yang Menarik
No Nama Pretes Postes
Nilai rata-rata Nilai rata-rata
1 Agus Gunawan 49 88,5
2 Ahmad Lutfi 45,5 70
3 Ahmad Ropi Manarul 38 69,5
4 Ai Jubaedah 30 72
5 Ai Rosanti 36 77
6 Anita Rizki Rabuanti 33 83,5
7 Chandra Ramlan A 37,5 79,5
8 Dede Risman 45,5 78,5
9 Elis Lisanti 24,5 71
10 Enyang Rudiana 41 77
11 Erna Sri Mutiani 38 77,5
12 Fuja Fujiyah 42 84
13 Herdiyanto 43,5 74,5
14 Indri Hamidah 42,5 75
15 Isan Firmansyah 38 74
16 Kurnia Setiawati 28,5 72
17 Mirawati 36 72
18 Munawar Sidik 32 75,5
19 Neng Dini Apriyanti 40,5 88
20 Neng Wanda Novita 37,5 74
21 Purti Ranggani 35,5 67
22 Riki Handika 29,5 73,5
23 Rini Widiastini 39 85
Nengsih, 2013
Penerapan Teknik Doll Speak Dalam Menceritakan Pengalaman (Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas VII SMPN 3 Cikajang Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
25 Rizwan Firmansyah 43,5 79,5
26 Sinta Munggarani 40,5 70,5
27 Siti Nuraeni 31,5 69
28 Sri Wahyuni 32,5 68
29 Tanti Rismayanti 25,5 72
30 Usi Setiawati 34,5 74
31 Wahidin 24,5 74
32 Wina 25,5 73
33 Yuliana 33 72
Nilai Rata-rata 36 75,5
Dari tabel di atas dapat terlihat nilai siswa saat postes yang cukup memuaskan
dibandingkan dengan nilai pretes yang masih jauh dari yang diharapkan. Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan di SMPN 3 Cikajang Kabupaten Garut membuktikan bahwa
sebelum menggunakan teknik Doll speak kemampuan berbicara siswa kurang baik, hal ini
dikarenakan siswa kurang percaya diri, kurang fokus, dan volume suara yang sangat kecil
membuat sulit dalam penilaian. Kurangnya praktik dan latihan yang membuat kendala-kendala
tersebut muncul. Kendala-kendala tersebut dapat berpengaruh pada hasil kemampuan berbicara
siswa. Oleh karena itu peneliti menerapkan teknik Doll Speak sebagai upaya untuk
meningkatkan kemampuan berbicara siswa khususnya dalam menceritakan penmgalaman yang
menarik di depan kelas pada siswa SMPN 3 Cikajang kelas VII.
Hasil tes kemampuan berbicara siswa sebelum menggunakan teknik Doll Speak (pretes)
belum sesuai dengan yang diharapkan. Seluruh siswa memperoleh nilai dibawah 50. Berdasarkan
dari data yang sudah didapatkan dan diolah peneliti, diperoleh nilai rata-rata kelas saat pretes
yaiti 36,5. Siswa yang mendapatkan nilai rata-rata tertinggi adalag agus Gunawan den gan
perolehan nilai 49 dan nilai rata terendah adalah Elis Lisanti dengan perolehan nilai
rata-rata 24,5. Hal ini disebabkan karena siswa kurang percaya diri, malu, takut salah, kurang
Nengsih, 2013
Penerapan Teknik Doll Speak Dalam Menceritakan Pengalaman (Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas VII SMPN 3 Cikajang Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penilai agak terhambat. Pada saat siswa diminta untuk maju ke depan kelas sebagian besar siswa
menolak dan menunjuk temannya yang lain untuk ke depan.
Setelah mrenggunakan teknik Doll speak (postes) ternyata kemampuan berbicara semua
siswa mengalami peningkatan yang cukup memuaskan dibandingkan dengan sebelumnya. Hal
ini terbukti dengan meningkatnya nilai rata-rata kelas yang mencapai 76,5 dan nilai rata-rata
tetinggi adalah agus gunawan dengan perolehan nilai rata-rata 88,5 dan nilai terendah adalah Sri
Wahyuni yaitu dengan nilai rata-rata 68. Dengan demikian teknik Doll Speak terbukti dapat
meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Secara umum nilai yang diperoleh mengalami
peningkatan di atas 50. Saat postes siswa sangat semangat untuk maju ke depan kelas dan
sebagian siswa menyimak dengan antususias karena mereka tertarik dengan media wayang yang
disediakan peneliti. Dengan demikian penggunaan media yang baik, tepat dan menarik akan
memberikan efek yang baik untuk meningkatkan pembelajaran berbicara di SMPN 3 Cikajang.
KESIMPULAN
Pembelajaran menceritakan pengalaman yang menarik dengan menggunakan teknik Doll
Speak terbukti cukup efektif untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa. Hal ini dapat
dibuktikan dengan adanya peningkatan kemampuan berbicara siswa. Teknik Doll Speak
diharapkan mampu menjadi salah satu alternative bagi guru dalam proses pengajaran berbicara.
Meskipun hasil pembelajaran dengan strategi tersebut belum memahami standar ideal, tetapi
penerapan strategi ini memberikan hasil yang baik terhadap kemampuan berbicara siswa. Oleh
karena itu, penelitian dan pengkajian masih harus dilakukan untuk mengembangkan
pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, khususnya pemberlajaran berbicara.
PUSTAKA RUJUKAN
Suyatno. (2008). Model-model Pembelajaran Inovatif Untuk Digunakan Guru.[Online].
Tersedia:
Nengsih, 2013
Penerapan Teknik Doll Speak Dalam Menceritakan Pengalaman (Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas VII SMPN 3 Cikajang Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nengsih, 2013
Penerapan Teknik Doll Speak Dalam Menceritakan Pengalaman (Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas VII SMPN 3 Cikajang Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK………...………i
KATA PENGANTAR………..……….ii
UCAPAN TERIMAKASIH……….iii
DAFTAR ISI………..……….……..iv
DAFTAR TABEL………..v
DAFTAR LAMPIRAN……….vi
BAB I PENDAHULUAN………...1
1. Latar Belakang Masalah Penelitian ………1
2. Identifikasi Masalah Penelitian………...6
3. Batasan Masalah Penelitian……….7
4. Rumusan Masalah Penelitian………..7
5. Tujuan Penelitian……….8
6. Anggapan Dasar Penelitian………..8
Nengsih, 2013
Penerapan Teknik Doll Speak Dalam Menceritakan Pengalaman (Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas VII SMPN 3 Cikajang Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8. Manfaat Penelitian………...9
9. Definisi Oprasional ………...10
BAB II TEKNIK DOLL SPEAK DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA………12
1. Ikhwal Keterampilan Berbicara……….12
(1) Pengertian Keterampilan Berbicara………...12
(2) Jenis-jenis Berbicara………..13
(3) Tujuan Berbicara………19
(4) Faktor Penunjang Keefektifan Berbicara………...20
(5) Ciri-ciri Pembicara Ideal………....26
(6) Hambatan Keterampilan Berbicara………28
(7) Sikap Mental dalam Berbicara………...30
(8) Penilaian Keterampilan Berbicara……….31
2. Kemampuan Bercerita………...34
3. Teknik Doll Speak………..38
BAB III PROSEDUR PENELITIAN……….41
1. Metode dan Desain Penelitian………...41
(1) Metode Penelitian……….41
(2) Desain Penelitian……….42
2. Teknik Penelitian………..43
Nengsih, 2013
Penerapan Teknik Doll Speak Dalam Menceritakan Pengalaman (Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas VII SMPN 3 Cikajang Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(2) Instrument Pengumpulan Data………45
(3) Teknik Pengolahan Data………46
3. Sumber Data……….49
(1) Populasi………..49
(2) Sampel………50
4. Tahapan Penelitian………...50
(1) Perencanaan………....50
(2) Pelaksanaan Penelitian………50
5. Persiapan Penelitian………..52
BAB IV DESKRIPSI HASIL DAN PEMBAHASAN………...53
1. Deskripsi Hasil………..53
(1) Deskripsi Hasil Data………56
(2) Skor Pretes dan Postes Berbicara Siswa……….62
(3) Deskripsi Data Hasil Postes………65
2. Uji Relibialitas Antarpenimbang………..67
(1) Uji Reliabilitas Antarpenimbang Pretes……….67
(2) Uji Reliabilitas Antarpenimbang postes……….72
3. Uji Normalitas Data Pretes dan Postes………......77
(1) Uji Normalitas Data Pretes……….78
(2) Uji Normalitas Data Postes……….82
4. Pembuktian Hipotesis………85
Nengsih, 2013
Penerapan Teknik Doll Speak Dalam Menceritakan Pengalaman (Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas VII SMPN 3 Cikajang Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(1) Pembahasan Hasil Observasi………...91
(2) Pembahasan Hasil Angket………...93
(3) Pembahasan Kemampuan Berbicara………...97
(4) Pendapat Siswa Terhadap Pembelajaran Berbicara dengan Menggunakan Teknik Doll Speak………...………98
BAB V SIMPULAN DAN SARAN………...102
1. SIMPULAN……….102
2. SARAN……...……….103
DAFTAR PUSTAKA……….104
Nengsih, 2013
Penerapan Teknik Doll Speak Dalam Menceritakan Pengalaman (Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas VII SMPN 3 Cikajang Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial manusia
tidak dapat lepas dari kegiatan komunikasi karena, komunikasi merupakan aset penting manusia
untuk melakukan berbagai kegiatan dengan yang lainnya. Dalam berkomunikasi manusia harus
memperhatikan tingkat kebutuhan pendengar dan sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku di
masyarakat. Secara garis besar ada dua komunikasi, yaitu komunikasi lisan dan tertulis. Dalam
kegiatan komunikasi sehari-hari orang lebih banyak menggunakan bahasa lisan dari pada bahasa
tulis. Bahasa lisan disebut berbicara.
Berbicara sudah kita pelajari semenjak balita, bahkan di sekolah dasar sampai pergguruan
tinggipun keterampilan berbicara mendapatkan perhatian khusus. Keterampilan berbicara
diajarkan dan dikembangkan sejajar dengan keterampilan-keterampilan yang lain seperti
menyimak, membaca dan menulis. Keterampilan berbicara sangat penting dalam kegiatan
pembelajaran, bahasa berperan untuk menyampaikan ilmu dari guru kepada murid.
Berbicara merupakan bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik,
psikologis, neurologis, semantik, dan linguistik. Pada saat berbicara seseorang memanfaatkan
faktor fisik yaitu alat ucap untuk menghasilkan bunyi bahasa. Bahkan organ tubuh yang lain
seperti kepala, tangan, dan roman mukapun dimanfaatkan dalam berbicara. Sesuai dengan
pengertian yang telah dikemukakan oleh Tarigan (2008:16) sebagai berikut.
Nengsih, 2013
Penerapan Teknik Doll Speak Dalam Menceritakan Pengalaman (Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas VII SMPN 3 Cikajang Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis, semantik, dan linguistik sedemikian ekstensif secara luas sehingga dapat dianggap sebagai alat manusia yang paling penting bagi kontrol sosial.
Dalam berbicara untuk penyampaian hal-hal yang sederhana mungkin bukanlah suatu
masalah, akan tetapi untuk menyampaikan suatu ide atau gagasan di depan publik biasanya
memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi bagi seorang pembicara yang belum terbiasa,
bahkan tidak semua orang mampu melakukannya dengan baik. Oleh karena itu dibutuhkan suatu
keterampilan atau kecakapan dengan proses latihan yang secukupnya untuk dapat tampil dengan
baik menjadi seorang pembicara yang handal. Seperti yang telah dikemukakan oleh Zuhri (2010:
12) sebagai berikut.
Keterampilan berbicara dapat kita peroleh dengan jalan praktik dan latihan. Pada dasarnya, ada dua keterampilan dasar berbicara yang sangat membantu melancarkan keterampilan bicara di depan publik yaitu, dengan cara melakukan latihan-latihan yang dapat meningkatkan keterampilan berbicara, serta mengembangkan diri dengan menambah wawasan untuk bahan pengetahuan dalam persiapan berbicara.
Keterampilan berbicara merupakan kegiatan untuk mereproduksi arus sistem bunyi yang
melewati organ-organ tubuh yang digunakan di dalam berbicara misalnya, pita suara, lidah,
gigi, dan bibir. Iskandarwasid dan Suhendar (2008:241) mengatakan bahwa: “Keterampilan
berbicara pada hakikatnya merupakan keterampilan mereproduksi arus sistem bunyi artikulasi
untuk menyampaikan kehendak, kebutuhan perasaan, dan keinginan kepada orang lain”.
Selain kepercayaan diri kesempurnaan alat ucap juga mempengaruhi proses keterampilan
berbicara: “Tidak kalah pentingnya kesempurnaan alat ucap merupakan salah satu syarat
Nengsih, 2013
Penerapan Teknik Doll Speak Dalam Menceritakan Pengalaman (Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas VII SMPN 3 Cikajang Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bicara serta didukung rasa percaya diri untuk berbicara secara wajar, jujur, benar, dan
bertanggungjawab (Subyakto dan Nababan, 1993:174).
Di sekolah, guru mata Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki peranan sangat penting
dalam melatih dan mendorong siswa untuk dapat berbicara lebih aktif. Pada kenyataannya,
pembelajaran berbicara selama ini belum bisa mengarahkan siswa untuk mampu berbicara secara
aktif dan masih ada masalah dalam pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah khususnya
pengajaran berbicara. Tarigan dan Tarigan (1986:88) menyatakan sebagai berikut.
Keadaan pengajaran berbicara sejalan dengan pengajaran bahasa Indonesia belum memuaskan. Keterampilan berbicara dalam arti luas, para pelajar belum memadai. Kenyataan dalam diskusi, seminar ataupun ceramah menunjukkan bahwa sebagian besar pesertanya diam, kurang bersuara. Kecakapan beradu argumentasi masih jauh memadai.
Begitu pula dengan hasil penelitian yang dilakukan Enimartini. Enimartini (2010:3)
menunjukkan beberapa faktor penyebab kesulitan siswa dalam berbicara, yaitu kurang percaya
diri, kesulitan menentukan bahan/topik pembicaraan, kebiasaan malas, pembelajaran yang
monoton dan tidak menarik, dan kurangnya kegiatan pembelajaran yang menekankan pada
pelatihan berbicara.
Hal yang berkenaan dengan masalah di atas juga ditemukan dalam pembelajaran
berbicara di SMPN 2 Bandung. Selama melakukan praktik pengajaran di sekolah ini yang
dilaksanakan 8 Februari sampai dengan 31 Mei 2010, peneliti melihat bahwa praktik pengajaran
keterampilan berbicara belum terlaksana dengan baik. Siswa yang aktif di kelas hanya siswa
tertentu saja, sedangkan siswa yang lain belum berani mengemukakan gagasannya. Hal ini
disebabkan oleh metode yang digunakan guru dalam pembelajaran berbicara kurang efektif, yang
Nengsih, 2013
Penerapan Teknik Doll Speak Dalam Menceritakan Pengalaman (Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas VII SMPN 3 Cikajang Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Selain itu, Wijayanti (2010:3-4) dalam penelitiannya di SMP 4 Pemalang mengemukakan
bahwa proses pembelajaran berbicara selama ini: (a) siswa kurang berani bercerita di depan
umum; (b) siswa merasa takut, malu-malu, dan kurang percaya diri bila ditunjuk untuk bercerita
di depan kelas; (c) kata-kata yang digunakan siswa saat bercerita kurang menarik; (d) siswa tidak
menguasai bahan cerita. Adapun masalah tersebut disebabkan (a) guru sering membatasi topik
pembicaraan; (b) teknik-teknik yang dipakai dalam pembelajaran keterampilan bercerita kurang
efektif; dan (c) penggunaan media pembelajaran yang kurang menarik bagi siswa.
Guru merupakan faktor yang penting dalam proses belajar mengajar karena guru
merupakan salah satu sumber pengetahuan bagi siswa/siswinya oleh karena itu, guru
memerlukan cara-cara (metode) tertentu. Menurut Subyanto dan Nababan (1993:5), “Guru yang
baik, pada umumnya, selalu berusaha untuk menggunakan metode mengajar yang paling efektif
dan memakai alat/media yang terbaik”. Mengajar dengan menggunakan metode dan media yang
baik akan memberikan daya tarik tersendiri bagi siswa sehingga siswa merasa tertantang dan
akan mempermudah proses belajar-mengajar berbicara. Oleh karena itu secara tidak langsung
penerapan teknik Doll Speak dapat meningkatkan pembelajaran berbicara siswa.
Selain menggunakan media yang baik kita juga harus mengetahui baik tidaknya teknik
Doll Speak bagi siswa karena, apabila teknik yang digunakan tidak menarik siswa akan merasa
jenuh dan bosan. Tarigan dan Tarigan (1986:38) mengemukakan bahwa teknik pengajaran
keterampilan berbahasa dapat dikatakan baik apabila teknik pengajaran tersebut:
(a) memikat, menantang atau merangsang siswa untuk belajar;
(b) memberikan kesempatan yang luas serta mengaktifkan siswa secara mental dan fisik
Nengsih, 2013
Penerapan Teknik Doll Speak Dalam Menceritakan Pengalaman (Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas VII SMPN 3 Cikajang Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(c) tidak terlalu menyulitkan bunyi guru dalam penyusunan, pelaksanaan, dan penilaian
program pengajaran;
(d) dapat mengarahkan kegiatan belajar ke arah tujuan pengajaran;
(e) tidak menuntut peralatan yang rumit, mahal, dan sukar pengoprasiannya;
(f) mengembangkan kreativitas siswa;
(g) mengembangkan penampilan siswa secara individu maupun secara kelompok;
(h) meningkatkan kadar cara belajar siswa aktif dalam belajar;
(i) mengembangkan pemahaman terhadap materi pengajaran.
Sama halnya dengan media yang digunakan untuk bercerita, teknik juga berperan besar untuk
meningkatkan kemampuan bercerita siswa. Teknik yang tidak inovatif untuk bercerita
menjadikan kegiatan bercerita terasa membosankan. Teknik yang digunakan seharusnya
mengarah pada pembelajaran yang aktif, inovatif, dan kreatif, serta berpusat pada siswa.
Paparan di atas mengantarkan peneliti untuk memilih menggunakan teknik Doll speak.
Teknik Doll Speak ini adalah suatu teknik pembelajaran yang memberikan kebebasan siswa
untuk bercerita dengan menggunakan boneka sebagai medianya. Selain itu, teknik ini juga
memiliki keunggulan merangsang, bahkan tanpa disadari memaksa siswa untuk berfikir kritis,
serta lebih aktif dalam kegiatan berbicara mengemukakan pendapat ataupun menyampaikan
kritik. Dalam teknik Doll Speak ini, peneliti menggunakan media boneka tongkat atau biasa
disebut wayang golek yang berasal dari Jawa Barat.
Sebelumnya sudah ada penelitian yang menerapkan teknik Doll Speak ini. Penelitian
yang dimaksud dilakukan oleh Widiastuti (2010) yang berjudul “Peningkatan keterampilan
Nengsih, 2013
Penerapan Teknik Doll Speak Dalam Menceritakan Pengalaman (Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas VII SMPN 3 Cikajang Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
III SDN Gambiran”. Selain penelitian di atas, pernah juga dilakukan penelitian yang
menggunakan teknik Doll Speak ini oleh Herianto Salamat (2010) yang berjudul “Penggunaan
Wayang Kertas sebagai Media untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa Kelas V SDN
Juluk 2 Saronggi Sumenep”. Kedua penelitian tersebut membuktikan bahwa ketepatan teknik
yang digunakan berdampak positif terhadap pembelajaran berbicara.
Namun, dalam penelitian ini peneliti menggunakan media dan objek yang berbeda
dengan peneliti sebelumnya. Adapun perbedaan penelitian teknik Doll Speak yang dilakukan
oleh Widiastuti, Herianto Salamat dan peneliti adalah sebagai berikut: (a) Widiastuti
menggunakan teknik Doll Speak dengan menggunakan media boneka tangan yang dilakukan
pada siswa kelas III SDN Gambiran; (b) Herianto Salamat menggunakan teknik Doll Speak
dengan menggunakan media wayang kertas yang langsung dibuat oleh siswa kelas V SDN Juluk
2 Saronggi Sumenep; (c) sedangkan peneliti menggunakan teknik Doll Speak dengan
menggunakan media wayang asli yang akan dilaksanakan pada siswa kelas VII SMPN 3
Cikajang. Ketiga penelitian ini sama menggunakan teknik Doll Speak yang membedakan adalah
media dan objek yang digunakan untuk penelitian.
Dengan teknik Doll Speak ini peneliti mengupayakan permasalahan-permasalahan yang
ada dilapangan dapat teratasi. Peneliti berharap semoga tindakan ini dapat meningkatkan
keaktifan siswa dan dapat memotivasi siswa agar mereka tidak malu dan ragu dalam
mengungkapkan pendapat sehingga, pada akhirnya dapat meningkatkan keterampilan berbicara
Nengsih, 2013
Penerapan Teknik Doll Speak Dalam Menceritakan Pengalaman (Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas VII SMPN 3 Cikajang Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul penelitian ”Penerapan Teknik Doll speak dalam Menceritakan Pengalaman (Eksperimen
Kuasi Terhadap Siswa Kelas VII SMPN 3 Cikajang”.
1.1Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian, peneliti mengidentifikasi beberapa
permasalahan yang akan menjadi bahan penelitian ini, yaitu sebagai berikut.
1) Siswa sulit berbicara di depan kelas karena kurang percaya diri, adanya perasaan takut salah,
dan mereka kurang menguasai bahan yang dibicarakan.
2) Kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat di depan kelas masih rendah dan kurang
merata.
3) Model pembelajaran berbicara yang selama ini digunakan guru masih monoton dan kurang
variatif sehingga kurang menarik dan kurang menggali potensi siswa.
1.2Pembatasan Masalah
Untuk mencegah meluasnya pembahasan dan agar peneliti fokus pada tujuan yang ingin
dicapai, penelitian ini dibatasi pada penelitian eksperimen kuasi di kelas VII SMPN 3 Cikajang
tahun ajaran 2012/2013 sebagai sumber data dalam penelitian karena, SMPN tersebut tergolong
SMPN yang baru didirikan dan belum pernah dijadikan objek penelitian. Penelitian ini
menitikberatkan pada upaya peningkatan keterampilan berbicara siswa pada pembelajaran
berbicara memaparkan pengalaman menarik yang pernah siswa alami, karena kemampuan
menceritakan pengalaman yang menarik merupakan suatu cara yang sederhana dalam
Nengsih, 2013
Penerapan Teknik Doll Speak Dalam Menceritakan Pengalaman (Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas VII SMPN 3 Cikajang Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
monoton. Teknik yang dipilih peneliti adalah Doll Speak karena, teknik ini selain dapat
memotivasi siswa menceritakan pengalaman yang menarik, siswa juga dapat menggunakan
wayang asli sebagai media sehingga, siswa dapat merasakan menjadi seorang dalang secara
langsung.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1)Bagaimanakah kemampuan siswa kelas VII SMPN 3 Cikajang dalam menceritakan
pengalaman sebelum diberikan teknik Doll speak?
2) Bagaimanakah kemampuan siswa kelas VII SMPN 3 Cikajang dalam menceritakan
pengalaman sesudah diberikan teknik Doll Speak?
3) Apakah ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa kelas VII SMPN 3 Cikajang
dalam menceritakan pengalaman sebelum dan sesudah diberikan teknik Doll Spek.
1.4 Tujuan Penelitian
Penulis dalam penelitian ini menetapkan beberapa tujuan yaitu untuk mengetahui:
1)kemampuan siswa dalam menceritakan pengalaman di depan kelas sebelum diberikan teknik
Doll Speak,
2) kemampuan siswa dalam menceritakan pengalaman sesudah diberikan teknik Doll Speak,
3) perbedaan tingkat kemampuan siswa dalam menceritakan pengalaman sebelum dan sesudah
Nengsih, 2013
Penerapan Teknik Doll Speak Dalam Menceritakan Pengalaman (Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas VII SMPN 3 Cikajang Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1.5Anggapan Dasar
Winarno mengemukakan anggapan dasar atau postulat adalah sebuah titik tolak
pemikiran yang sebenarnya diterima oleh penyidik (Arikunto, 2006: 65). Anggapan dasar yang
dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Untuk meningkatkan pembelajaran berbicara diperlukan suatu model pembelajaran yang
menarik dan dapat memotivasi siswa
2) Kemampuan menceritakan pengalaman merupakan salah satu untuk meningkatkan
keterampilan berbicara siswa.
3) Penggunaan teknik Doll Speak merangsang dan memotivasi siswa agar berani
mengungkapkan gagasan.
1.6Hipotesis
Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan (Sugiyono, 2009:
64). Berdasarkan batasan di atas, hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menceritakan pengalaman pada siswa
kelas VII SMPN 3 Cikajang sebelum dan sesudah diberikannya teknik Doll Speak.
1.7Manfaat Penelitian
Manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah untuk memperkaya khasanah teori pada ilmu
Bahasa dan Sastra Indonesia khususnya dalam pembelajaran berbicara, dan dapat dijadikan
bahan kajian lebih lanjut mengenai teknik pembelajaran dan kemampuan menceritakan
Nengsih, 2013
Penerapan Teknik Doll Speak Dalam Menceritakan Pengalaman (Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas VII SMPN 3 Cikajang Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Manfaat secara praktis, penelitian ini dapat memberikan masukan dan bantuan kepada
guru untuk meningkatkan kemampuan siswa mereka dalam hal keterampilan berbicara. Selain
itu, penelitian ini juga dapat memberikan motivasi bagi guru untuk memikirkan pembelajaran
yang lebih kreatif, inovatif , variatif, dan lebih menggali potensi siswa.
Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat mengoptimalkan atau meningkatkan kemampuan
berbicara khususnya dalam menceritakan pengalaman di depan kelas karena, teknik Doll Speak
ini dapat membantu siswa agar lebih berani berbicara di depan kelas dan teknik ini memberikan
kesempatan kesemua siswa untuk berbicara tanpa terkecuali sehingga, tujuan meningkatkan
pembelajaran berbicara khususnya menceritakan pengalaman yang menarik dapat meningkat.
Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat mendorong pihak sekolah memotivasi semangat
para guru untuk mengadakan penelitian yang sejenis, karena teknik Doll speak ini dapat
digunakan dalam pembelajaran berbicara lainnya sehingga, dapat meningkatkan kinerja guru dan
dapat mempengaruhi mutu sekolah menjadi lebih baik dan berkualitas.
Bagi peneliti sebagai calon guru Bahasa dan Sastra Indonesia, hasil penelitian ini dapat
menjadi masukan tentang bagaimana perencanaan, pelaksanaan, dan hasil yang diperoleh dari
penerapan teknik Doll Speak dalam pembelajaran berbicara siswa. Peneliti juga menjadi lebih
paham akan permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran berbicara di kelas, dan
bagaimana cara pemecahannya sehingga, ketika telah menjadi guru nanti peneliti dapat lebih
berusaha untuk memilih model pembelajaran yang variatif, kreatif, dan inovatif.
Nengsih, 2013
Penerapan Teknik Doll Speak Dalam Menceritakan Pengalaman (Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas VII SMPN 3 Cikajang Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk menghindari penafsiran-penafsiran yang berbeda terhadap penelitian ini, peneliti
perlu menjelaskan definisi oprasional variabel sebagai berikut.
1) Menceritakan pengalaman adalah bercerita mengenai hal-hal menarik yang pernah
dialami oleh siswa. Dalam penelitian ini, ada tiga tahap pelaksanaan penelitian yaitu
tahap pertama sebelumnya siswa diminta untuk menceritakan pengalaman yang menarik
di depan kelas sebelum diberikan perlakuan menggunakan teknik Doll Speak. Pada tahap
kedua siswa diberikan perlakuan yaitu penyampaian materi, penjelasan dan pelaksanaan
penerapan teknik Doll Speak. Pada tahap ketiga siswa diminta untuk berbicara di depan
kelas setelah diterapkannya teknik Doll Speak hal ini dilakukan untuk mengetahui
perbedaan sebelum dan sesudah diterapkannya teknik Doll Speak (wayang).
2) Teknik Doll Speak adalah suatu teknik pembelajaran yang memberikan kebebasan pada
siswa untuk bercerita dengan menggunakan boneka sebagai medianya. Media yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu boneka tongkat atau biasa disebut wayang yang
berasal dari Jawa Barat. Teknik ini diterapkan pada pembelajaran berbicara dengan cara
menceritakan pengalaman. Keterampilan berbicara dalam kompetensi dasar ini adalah
berbicara di depan kelas untuk menceritakan pengalaman menarik yang dialami oleh
siswa dengan menggunakan wayang sebagai medianya. Teknik Doll Speak ini dilakukan
oleh dua atau lebih siswa yang saling bercerita pengalaman sehingga, terbentuk sebuah
Nengsih, 2013
Penerapan Teknik Doll Speak Dalam Menceritakan Pengalaman (Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas VII SMPN 3 Cikajang Tahun Ajaran 2012/2013)
Nengsih, 2013
Penerapan Teknik Doll Speak Dalam Menceritakan Pengalaman (Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas VII SMPN 3 Cikajang Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
1.1Metode dan Desain Penelitian
Metode dan desain penelitian merupakan rancangan yang terpenting dalam sebuah
penelitian. Metode dan desain penelitian berperan sebagai salah satu rancangan pelaksanaan
penelitian. Berikut ini adalah rincian metode dan desain penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini.
3.1.1 Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu (Sugiyono, 2009:2). Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan hasilnya.
Secara umum data yang telah diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk memahami,
memecahkan dan mengantisipasi masalah. Sugiyono (2008:4) mengklasifikasikan jenis-jenis
metode penelitian berdasarkan tujuan dan tingkat kealamiahan (natural setting) objek yang
diteliti. Berdasarkan tujuan, metode penelitian dapat diklasifikasikan sebagai penelitian dasar
(basic research), penelitian terapan (applied research), dan penelitian pengembangan.
Berdasarkan tingkat kealamiahan, metode penellitian dapat dikelompokkan menjadi metode
penelitian eksperimen, survei, dan naturalistik.
Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui perbedaan kemamapuan
Nengsih, 2013
Penerapan Teknik Doll Speak Dalam Menceritakan Pengalaman (Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas VII SMPN 3 Cikajang Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
peneliti adalah eksperimen kuasi (quasi eksperimental) karena variabel dalam penelitian ini
belum diujicobakan oleh peneliti sebelumnya. Dalam penelitian ini, peneliti memanipulasi suatu
perlakuan, stimulus, atau kondisi-kondisi tertentu, kemudian mengamati perbedaan yang
diakibatkan oleh manipulasi yang dilakukan secara sengaja.
1.1.2 Desain Penelitian
Selain sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui perbedaan
kemampuan bercerita siswa sebelum dan sesudah menggunakan teknik Doll Speak, peneliti juga
ingin mendapatkan gambaran tentang pembelajaran berbicara dengan menggunakan teknik Doll
Speak. Sesuai dengan permasalahannya, yaitu menguji-cobakan teknik Doll Speak dalam
pembelajaran berbicara dengan menceritakan pengalaman yang menarik, desain yang dipilih
dalam penelitian ini adalah desain penelitian pretest and posttest group.
Dalam desain ini tes dilakukan sebanyak dua kali. Pertama, pada saat sebelum
eksperimen dan kedua dilakukan setelah eksperimen. Tes yang dilakukan sebelum eksperimen
( ) disebut pretest, dan ( ) sebagai tes yang dilakukan setelah eksperimen disebut posttest.
Perbedaan dan ( ) diasumsikan sebagai efek dari treatmen atau perlakuan yang
diberikan, yaitu teknik Doll Spaek.
Berdasarkan hal tersebut, desain yang digunakan dalam penelitian ini digambarkan
[image:29.612.65.541.159.621.2]sebagai berikut.
Tabel 3.1
Nengsih, 2013
Penerapan Teknik Doll Speak Dalam Menceritakan Pengalaman (Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas VII SMPN 3 Cikajang Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
X
Keterangan:
= hasil pretest
X = perlakuan di kelas yang berupa penerapan teknik Doll Speak
= hasil posttest
Ada dua variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel
bebas adalah variabel yang sangat memengaruhi atau menjadi sebab adanya perubahan.
Sementara itu, variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena
adanya variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media wayang, sedangkan
variabel terikat adalah kemampuan berbicara dalam menceritakan pengalaman yang menarik.
1.2Teknik Penelitian
Teknik adalah metode atau sistem dalam mengerjakan sesuatu (KBBI, 2005: 1158).
Berdasarkan definisi teknik tersebut maka dapat disimpulkan bahwa teknik penelitian merupakan
cara peneliti dalam menyelesaikan penelitiannya mulai dari mengumpulkan data sampai
mengolah data.
3.2.1 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes dan nontes.
Nengsih, 2013
Penerapan Teknik Doll Speak Dalam Menceritakan Pengalaman (Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas VII SMPN 3 Cikajang Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1)Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh
individu atau kelompok (Arikunto, 2006: 150). Teknik tes yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah tes keterampilan berbicara. Teknik tersebut dilakukan untuk mengetahui kemampuan
bercerita siswa sebelum diberi perlakuan serta mengetahui peningkatan kemampuan bercerita
siswa setelah diberi perlakuan yaitu teknik Doll Speak. Hasil tes keterampilan berbicara
kemudian dituangkan ke dalam lembar penilaian.
2)Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data
dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung
(Sukmadinata, 2009:220). Observasi dilakukan dengan memperhatikan dan mencatat kegiatan
kreativitas guru dan siswa. Kedua format observasi diisi oleh observer yang dilakukan bersama
dengan pelaksanaan penelitian untuk melihat aktivitas guru dan kreativitas siswa selama
pembelajaran bercerita berlangsung.
Adapun hal-hal yang harus diamati terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran
yaitu keaktifan dalam menjawab pertanyaan guru, keaktifan dalam mengemukakan pendapat
atau bertanya, keseriusan dalam menyimak penjelasan guru, keseriusan mengikuti pembelajaran,
kerjasama dengan siswa lain, dan keberanian mengemukakan pendapat. Format observasi
Nengsih, 2013
Penerapan Teknik Doll Speak Dalam Menceritakan Pengalaman (Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas VII SMPN 3 Cikajang Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3)Teknik perekaman
Teknik perekaman ini dilakukan untuk menganalisis kemampuan bercerita siswa. Data
yang diperoleh melalui teknik perekaman ini kemudian dialihbahasakan ke dalam tulisan/bahasa
tulis.
3.2.2 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen dalam sebuah penelitian merupakan hal penting yang tidak bisa dilupakan
karena instrumen merupakan alat untuk mengumpulkan data penelitian. Arikunto berpendapat
bahwa “Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih
cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah” (Arikunto, 2010: 203).
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1)Soal keterampilan berbicara
Salah satu teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes yaitu siswa
diminta untuk menceritakan pengalaman menarik yang pernah mereka alami. Adapun aspek
yang dinilai adalah pemakaian kalimat dan diksi, ketepatan ucapan, tekanan, volume suara,
kelancaran, dan ketepatan dalam menggunakan media. Adapun soal keterampilan berbicara
terlampir. Hasil tes dituangkan ke dalam lembar penilaian yang meliputi beberapa faktor yang
dinilai dalam penelitian kemampuan menceritakan pengalaman yang menarik dengan teknik Doll
Speak. Adapun format penilaiannya terlampir.
Nengsih, 2013
Penerapan Teknik Doll Speak Dalam Menceritakan Pengalaman (Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas VII SMPN 3 Cikajang Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lembar observasi ini berisi kegiatan atau aktivitas guru dan siswa pada saat pembelajaran
menceritakan pengalaman yang menarik dengan menggunakan teknik Doll Speak. Lembar
observasi ini diisi oleh observer sebanyak dua orang yaitu Widaningsih selaku lulusan UPI
jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Dadang Kurnia selaku mahasiswa STKIP
PERSIS tingkat dua jurusan Bahasa Inggris. Adapun formatnya terlampir.
3)Transkrip data
Setelah perekaman dilaksanakan maka data akan ditranskrip dalam bahasa tulis.
Transkrip data akan digunakan sebagai bahan analisis data transkrip dalam pembahasan hasil
penelitian.
4)Lembar penilaian pembelajaran berbicara dalam menceritakan pengalaman yang menarik
Lembar penilaian pembelajaran berbicara dalam menceritakan pengalaman yang menarik
ini berisi tentang kriteria penilaian berbicara yang digunakan sebagai pedoman dalam
memberikan penilaian terhadap kemampuan berbicara siswa. Adapun aspek yang dinilai adalah
pemakaian kalimat dan diksi, ketepatan ucapan, tekanan, volume suara, kelancaran, dan
ketepatan dalam menggunakan media.
3.2.3 Teknik Pengolahan Data
Setelah semua data diperoleh, langkah selanjutnya adalah mengolah seluruh data itu
menjadi alat ukur yang dapat menunjukkan seberapa besar pengaruh perlakuan yang diberikan
pada sampel penelitian terhadap tujuan pembelajaran yang diharapkan sekaligus untuk menjawab
permasalahan-permasalahan yang telah dirumuskan pada penelitian ini. Pengolahan data
penelitian dilakukan dengan cara-cara statistik. Langkah-langkah pengolahan data sebagai
Nengsih, 2013
Penerapan Teknik Doll Speak Dalam Menceritakan Pengalaman (Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas VII SMPN 3 Cikajang Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Mentranskrip bahasa lisan yang sebelumnya direkam ke dalam bahasa tulis;
2) Menganalisis transkrip kemampuan bercerita siswa; dan
3) Melakukan analisis statistik yang dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut.
a) Menghitung rata-rata hasil pretest dan posttest serta standar deviasi.
Rata-rata X=∑
b) Menentukan nilai simpangan baku
S = √ ∑ ∑
c) Menentukan nilai distribusi normal dengan rumus Chi-kuadrat.
= ∑
Data penelitian dikatakan berdistribusi normal bila Chi-kuadrat
pada derajat kebebasan (db) = Bk-3.
d) Menentukan nilai menggunakan rumus berikut.
t = √∑ ∑
( Arikunto, 2006:86)
keterangan:
Md = mean dari deviasi (d) antara pretes dan posttest
∑ = perbedaan deviasi dengan mean deviasi
N = banyak subjek
Nengsih, 2013
Penerapan Teknik Doll Speak Dalam Menceritakan Pengalaman (Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas VII SMPN 3 Cikajang Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Mean deviasi dari perbedaan pretest dan posttest adalah:
Md = ∑
e) Melakukan pengujian hipotesis dengan menetukan signifikan perbedaan dua
variabel dengan kriteria jika dapat disimpulkan kedua variabel
mempunyai perbedaan yang signifikan.
4. Mengolah data yang diperoleh dari hasil pengamatan observasi lalu menafsirkannya.
Rumusan menghitung skor aktivitas guru adalah sebagai berikut.
Nilai = =
Keterangan:
: Observer pertama
: Observer kedua
Peneliti menggunakan klasifikasi yang terdapat dalam buku PLP (Program Latihan
[image:35.612.82.539.133.666.2]Profesi) untuk menginterpretasaikan rata-rata nilai yang diberikan oleh observer.
Tabel 3.2
Kriteria Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran
Nilai Rentang Nilai Keterangan
A 4,00 – 3,50 Baik sekali
B 3,49 – 3,00 Baik
C 2,99 – 2, 50 Cukup
Nengsih, 2013
Penerapan Teknik Doll Speak Dalam Menceritakan Pengalaman (Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas VII SMPN 3 Cikajang Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E 1,99 – 1,50 Kurang sekali
Untuk mengetahui keberhasilan suatu pembelajaran tentunya diperlukan penilaian.
Adapun aspek yang dinilai dalam pembelajaran berbicara menggunakan teknik Doll Speak
[image:36.612.69.547.163.667.2]adalah sebagai berikut.
Tabel 3.3
Penilaian Kemampun Berbicara Siswa
No. Aspek yang dinilai Skala Nilai Bobot Skor
5 4 3 2 1
1 Pemakaian kalimat dan diksi 5
2 Ketepatan ucapan 4
3 Tekanan 4
4 Volume Suara 3
5 Kelancaran 2
6 Ketepatan dalam menggunakan
media
2
Nengsih, 2013
Penerapan Teknik Doll Speak Dalam Menceritakan Pengalaman (Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas VII SMPN 3 Cikajang Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.3 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah tuturan siswa SMPN 3 Cikajang yang terletak di
Desa Cikandang, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut.
3.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:80). Populasi sumber data dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas VII-B SMPN 3 Cikajang sebanyak 33 siswa.
3.3.2 Sampel
Penentuan untuk mengambil sampel tersebut adalah dengan teknik probability sampling.
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang maemberikan peluang yang sama
bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Sejalan dengan
pendapat Sugiyono (2009:91) pengambilan sampel yang spesifik yakni, dengan menggunakan
teknik pengambilan sampel Probability Sampling berdasarkan kepada simple random sampling
atau sampel acak, atau sampel sederhana karena pengambilan sampel dari populasi dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut.
3.4Tahap Penelitian
Nengsih, 2013
Penerapan Teknik Doll Speak Dalam Menceritakan Pengalaman (Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas VII SMPN 3 Cikajang Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan kegiatan-kegiatan yang terkait dengan
penelitian. Berikut adalah tahap penelitian yang menjadi acuan dalam pelaksanaan
penelitian yaitu:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
2) Menyiapkan bahan pembelajaran
3) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas guru dan siswa
4) Menyiapkan format penilaian
b. Pelaksanaan penelitian
Tahap ini merupakan pelaksanaan rencana pembelajaran yang telah ditetapkan.
Tindakan yang dilakukan secara garis besar adalah pembelajaran berbicara
menceritakan pengalaman yang menarik. Pada tahap ini dilakukan tiga tahap proses
belajar mengajar, yaitu pendahuluan, inti dan penutup.
Pada tahap pendahuluan, siswa dikondisikan agar siap melaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan teknik Doll Speak. Di dalam tindakan ini guru
menjelaskan tata cara pelaksanaan dan aturan-aturan yang ada dalam pembelajaran
berbicara menggunakan teknik Doll Speak.
Pada tahap inti dilakukan tindakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Pada pertemuan pertama dilakukan pretes, siswa diminta perorangan untuk
menceritakan pengalaman menarik yang pernah siswa alami di depan kelas tanpa
menggunakan teknik Doll Speak. pertemuan kedua dilakukannya perlakuan yaitu
Nengsih, 2013
Penerapan Teknik Doll Speak Dalam Menceritakan Pengalaman (Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas VII SMPN 3 Cikajang Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Doll Speak setelah dilakukannya pretes dan perlakuan siswa diminta berbicara di
depan kelas untuk menghasilkan data postes, untuk mengetahui perbedaan sebelum
dan sesudah diberikannya teknik Doll Speak.
Pada tahap penutup, peneliti yang bertindak sebagai guru mengulas kembali
kesalahan dan kekeliruan yang sering dilakukan oleh siswa saat berbicara dalam
menceritgakan pengalaman yang menarik di depan kelas. Penjelasan ini bertujuan
supaya siswa tahu benar bagaimana menceritakan pengalaman yang menarik di depan
kelas.
Selama tindakan berlangsung, observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas
guru dan siswa, serta proses belajar mengajar yang berlangsung. Pelaksanaan
tindakan pengamatan ini dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang
telah disiapkan.
3.6 Persiapan penelitian
Sebelum mengadakan penelitian di SMPN 3 Cikajang, penulis mengadakan persiapan
sebagai berikut.
1)Melengkapi persiapan administrasi.
Sebelum melakukan penelitian, penulis melengkapi persyaratan administrasi untuk
memperoleh izin dari sekolah tempat dilaksanakan penelitian. Kelengkapan administrasi yang
diperglukan untuk maemperoleh izin penelitian adalah
Nengsih, 2013
Penerapan Teknik Doll Speak Dalam Menceritakan Pengalaman (Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas VII SMPN 3 Cikajang Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Sureat izin penelitian dari FPBS UPI, dan
Nengsih, 2013
Penerapan Teknik Doll Speak Dalam Menceritakan Pengalaman (Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas VII SMPN 3 Cikajang Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Uji kebenaran atas penelitian ini dilakukan dengan dua cara yaitu angket dan tes. Angket
bertujuan untuk melihat seberapa besar respon siswa terhadap pembelajaran berbicara dalam
menceritakan pengalaman yang menarik dengan menggunakan teknik Doll Speak sedangkan tes
adalah untuk mengukur nilai atau hasil pembelajaran. Berdasarkan data-data yang diperoleh dari
penelitian peneliti merumuskan simpulan sebagai berikut.
1) Kemampuan berbicara siswa kelas VII SMPN 3 Cikajang dalam pembelajaran berbicara
sebelum diberikan teknik Doll speak memiliki rata-rata nilai sebesar 36,2. Siswa yang
mendapatkan nilai rata tertinggi adalah Agus Gunawan dengan perolehan nilai
rata-rata 49 dan nilai rata-rata-rata-rata terendah adalah Elis Lisanti dengan perolehan rata-rata-rata-rata 24,5.
Kesenjangan antara nilai tertinggi dan terendah yang diperoleh siswa pada pretes
menunjukkan bahwa sebagian siswa belum sepenuhnya siap untuk terlibat dalam
pembelajaran. Ketidak siapan siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain siswa
merasa malu berbicara di depan kelas dan volume suara yang dihasilkan sangat kecil.
2) Saat perlakuan mempraktikan teknik Doll Speak, siswa sangat antusias saling berebutan
ke depan kelas untuk berbicara karena mereka termotivasi dengan media wayang yang
Nengsih, 2013
Penerapan Teknik Doll Speak Dalam Menceritakan Pengalaman (Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas VII SMPN 3 Cikajang Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran berbicara setelah diberikan teknik Doll Speak memiliki rata-rata nilai yaitu
75,2. Nilai rata-rata saat postes mengalami peningkatan yang cukup memuaskan hal ini
terbukti dengan melihat nilai rata-rata siswa. Siswa yang mendapat nilai tertinggi adalah
Agus Gunawan dengan nilai rata-rata 88,5 dan nilai terendah Sri Wah Yuni yaitu dengan
nilai rata-rata 68. Meningkatnya nilai rata-rata saat postes dikarenakan siswa percaya diri
dan terlihat lebih fokus pada cerita yang akan dibicarakan.
3) Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh sebesar 1,9 dan sebesar
11,94. Hal tersebut membuktikan bahwa ≥ artinya Ho ditolak dan Ha
diterima. Dengan demikian, terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan
menceritakan pengalaman yang menarik sebelum menggunakan teknik Doll Speak
dengan kemampuan menceritakan pengalaman yang menarik setelah menggunakan
teknik Doll Speak. maksudnya adanya peningkatan kemampuan berbicara siswa dalam
menceritakan pengalaman yang menarik dengan menggunakan teknik Doll Speak.
5.2 Saran
Setelah melaksanakan penelitian, melakukan pengolahan data hasil penelitian, hingga
akhirnya memperoleh jawaban atas hipotesis yang diajukan, peneliti mengajukan beberapa saran
sebagai berikut.
1) Teknik Doll Speak telah terbukti dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa.
Oleh karena itu, para guru Bahasa dan Sastra Indonesia dapat menerapkan teknik Doll
Speak ini sebagai alternatif dalam pembelajaran berbicara.
Nengsih, 2013
Penerapan Teknik Doll Speak Dalam Menceritakan Pengalaman (Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas VII SMPN 3 Cikajang Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. [2010]. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arsad, Maidar G. dan Mukti U.S. [1987]. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia.
Jakarta: Erlangga.
Azies, Furqanul dan Alwasilah. A Chaedar. [2000]. Pengajaran Bahasa Komuniktif. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Djiwandono, Soenardi. [2008]. Tes Bahasa. Malang: Indeks.
Effendi, Onong Oehjana. [1984]. Ilmu Komunikasi. Bandung: ROSDA.
Enimartiny. (2010). Upaya Meningkatkan Pembelajaran Berbicara Melalui Kolaborasi Model
Active Debate dan Time Token (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X-A
SMA Negeri 14 Bandung Tahun Ajaran 2009-2019). Skripsi pada FPBS UPI
Bandung: tidak diterbitkan.
KBBI. [2005]. Departemen Pendidikan Naasional. Jakarta: Balai Pustaka.
M.S Mahsun. [2005]. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
UPI. Pedoman Penulisan karya Ilmiah. Bandung: UPI.
Putrayasa, Ida Bagus. [2008]. Analisis Kalimat. Bandung: Refika Aditama.
Rahmat, Jalaluddin. [2007]. Retorika Modern. Bandung: ROSDA.
Nengsih, 2013
Penerapan Teknik Doll Speak Dalam Menceritakan Pengalaman (Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas VII SMPN 3 Cikajang Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sukmadinata, Nana Syaodih. [2009]. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. ROSDA.
Subyakto, Sri Utari. Dan Nababan. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Suhendar dan Pien Supinah, [1992]. MKDU Bahasa Indonesia. Bandung: Pionir Jaya.
Suyatno. [2009]. Menjelajar Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia buana Pustaka.
Sugiyono. [2009]. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA.
Tarigan, Djago dan Tarigan H.G [1986]. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.
Tarigan, Henri Guntur. [2008]. Berbicara. Bandung: Angkasa. UPI. [2006].
Wasid, Iskandar dan Suhendar. Dadang. [2008]. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung:
ROSDA.
Widaningsih. (2010). Penerapan Teknik REIS (Read, Explain, And Imitation Style) (Eksperimen
Kuasi terhadap Siswa Kelas VII SMP Persada Bayongbong Tahun Ajaran 2009/2010).
Skripsi pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Zuhri, Saifiddin. [2010]. Public Speaking.Yogyakarta: Graha Ilmu.
berbicara-bahasa-indonesia-dengan-menggunakan-media-permainan-doll-speak-pada-siswa-Nengsih, 2013
Penerapan Teknik Doll Speak Dalam Menceritakan Pengalaman (Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas VII SMPN 3 Cikajang Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu