• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BERPIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MENGGUNAKAN PROJECT CITIZEN :Studi Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis di Universitas Kristen Satya Wacana.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN BERPIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MENGGUNAKAN PROJECT CITIZEN :Studi Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis di Universitas Kristen Satya Wacana."

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN BERPIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MENGGUNAKAN

PROJECT CITIZEN

( Studi Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis di Universitas Kristen Satya Wacana)

DISERTASI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Doktor Ilmu Pendidikan dalam Bidang

Pendidikan Kewarganegaraan

Promovendus

Yosaphat Haris Nusarastriya NIM: 0908378

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

PENGEMBANGAN BERPIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MENGGUNAKAN

PROJECT CITIZEN

( Studi Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis di Universitas Kristen Satya Wacana)

Oleh :

Yosaphat Haris Nusarastriya NIM: 0908378

Sebuah Desertasi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Doktor Pendidikan (Dr) dalam Bidang

Pendidikan Kewarganegaraan

© Yosaphat Haris Nusarastriya 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Maret 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Nusarastriya, Yosaphat Haris 2013. PENGEMBANGAN BERPIKIR

KRITIS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN MENGGUNAKAN PROJECT CITIZEN ( Studi

Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis di Universitas Kristen Satya Wacana) Disertasi, Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Pasca Sarjana: Universitas Pendidikan Indonesia Promotor: Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed, Ko.Promotor. Prof. Dr. H. Abdul Azis Wahab, MA (Ed). Anggota: Prof. Dr. H. Dasim Budimansyah, M.Si.

(7)

ABSTRACT

Nusarastriya, Yosaphat Haris. 2012. DEVELOPING CRITICAL THINKING IN LEARNING CIVIC EDUCATION USING PROJECT CITIZEN ( A Study of Developing Critical Thinking in Satya Wacana Christian University). Dissertation: Civic Education Study Program, School of

Post Graduate Studies: Indonesia University of Education. Promotor: Prof. Dr. H.Sapriya, M.Ed; Co Promotor: Prof.Dr. H. Abdul Azis Wahab M.A (Ed); Member: Prof. Dr. H. Dasim Budimansyah, M.Si

This study is about Developing Critical Thinking in learning Civic Education in Satya Wacana Christian University of Salatiga at semester I-II/2011-2012 using Project citizen model. It was grounded on the fact that critical thinking was frequently ignored in learning process due to the less innovative learning process itself, but in actual case critical thinking considered as the essential element in Civic Education, counted to the demand of globalization era. The objective of this recent research was to find out the defference between the result of o answer how is the using of Project citizen in developing critical thinking. Also, it was aimed to identify the constraint factor for critical and facilitating factor in developing critical thinking such as those in Project citizen. This research employed a quantitative approach by means of quasi experiment method in which data collection was carried out through test giving that followed by statistical analysis, reinforced by observational data, and supported by documentation, questionnaires, and interviews. Some critical thinking theories supported this research : John

Langer’s theory on positive attitude to think critically (2006), CCEI’s critical

(8)

DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR SKEMA ... xvi

DAFTAR GRAFIK ... xvii

DAFTAR DIAGRAM ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Dan Rumusan Masalah ... 13

C. Tujuan Penelitian ... 14

D. Manfaat/Signifikasi Penelitian ... 15

E. Struktur Organisasi Disertasi ... 16

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Pendidikan Kewarganegaraan ... 20

1. Dlihat dari sisi filosofis ... 20

2. Dilihat dari segi historis-yuridis ... 24

3. Dilihat dari sisi pedagogis ... 26

B. Tentang Berpikir dan Berpikir Kritis ... 28

1. Paradigma berpikir (suatu tinjauan historis) ... 28

2. Berpikir pada umumnya ... 29

3. Berpikir ilmiah ... 31

4. Tingkat-tingkat Berpikir ... 33

5. Model-model berpikir ... 34

6. Berpikir kreatif (Creative Thinking) ... 43

(9)

C. Kaitan Antara Berpikir Kritis dan Model Pembelajaran ... 67

1. Berpikir Kritis dan Pembelajaran Konvensional ... 67

2. Berpikir Kritis dan Pembelajaran Inovatif ... 68

3. Pembelajaran PKn dan Tuntutan Berpikir Kritis ... 73

D. Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis Dalam PKn Menggunakan Project Citizen ………... 79

1. Pengembangan Kemampuan Berpikir kritis di Perguruan Tinggi . 79

2. Pengembangan Menggunakan Project Citizen di Perguruan Tinggi………. 81

E. Beberapa Penelitian Terdahulu Sejenis ... 93

F. Kerangka Pemikiran……….. 95

G. Hubungan Antar variable dalam Penelitian ... 96

H. Hipotesis... 99

BAB III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian B. Metode Penelitian ... 101

C. Tehnik Pengumpulan Data ... 102

1. Wawancara ……… 102

2. Angket ... 102

3. Observasi ... 102

4. Tes ... 103

5. Studi Dokumentasi ... 104

D. Subyek dan Lokasi Penelitian ... 106

E. Sumber Data ... 106

F. Tehnik Pengolahan Data ... 107

1. Uji Validitas Data dan Reliabilitas ... 109

2. Uji Normalitas ... 109

3. Pre tes-Post Tes ... 109

4. Uji Hipotesis ... 109

G. Langkah-Langkah Persiapan penelitian ... 109

1. Pendahuluan ... 109

2. Penyusunan Instrumen ... 110

3. Pertimbangan Ahli ... 111

H. Definisi Operasional ... 111

1. Sikap Positif Dalam Berpikir Kritis ... 111

2. Kemampuan Berpikir Kritis ... 113

3. Karakteristik Berpikir kritis ... 116

I. Tahap-Tahap Penelitian ... 125

1. Uji Coba Menggunakan Project Citizen Tahap I ... 126

2. Pengembangan Desain Pembelajaran ... 127

(10)

4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 130

5. Hasil Uji Normalitas ... 131

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 136

1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 136

2. Berpikir Kritis di UKSW ... 136

3. Pendidikan Kewarganegaraan di UKSW ... 139

4. Inventarisasi Masalah dan Kebutuhan ... 140

5. Hasil Uji Coba Tahap I ... 141

6. Hasil Uji Coba Tahap II ... 158

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 182

C. Temuan Penelitian ... 206

D. Keterbatasan Penelitian ... 208

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Umum ... 209

B. Kesimpulan Khusus ... 213

C. Implikasi Hasil Penelitian ... 215

D. Rekomendasi ... 218

DAFTAR PUSTAKA ... 215

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

2.1 Cara Berpikir Pada Umumnya ... ... 29

2.2 Berpikir Ilmiah ... ... 31

2.3 Komponen Struktur Ilmu ... ... 32

2.4 Fungsi Ilmu ... ... 33

2.5 Perbedaan Pemikiran Auguste Comte, Sorokin dan C.A. Van Peursen . ... 42

2.6 Ciri Berpikir Kritis ... ... 53

2.7 Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Berpikir Kritis ... ... 56

2.8 Pengertian Karakter dan Macamnya... 65

2.9 Karakter Individu ... ... 66

2.10 B e l a j a r M e n u r u t E r i c k F r o o m . . . . . . 7 8 2.11 Teori Bloom Mengenai Taksonomi Tujuan Pengajaran ... .... 78

3.1 Masalah Penelitian dan Tehnik Pengumpulan Data ... ... 105

3.2 Sikap Positif dalam Berpikir Kritis, Civic Knowledge, Civic Skills ... .... 112

3.3 Kemampuan Berpikir Kritis, Civic Knowledge, Civic Skills ... .... 115

3.4 Karakteristik berpikir kritis, civic knowledge, civic skills ... .... 123

3.5 Sebaran Item Tes yang Valid dan yang Gugur... 131

3.6 Uji Normalitas Kelas yang Menggunakan Project Citizen ... .... 131

4.1 Masalah dan Kebutuhan Bagi Pengembangan Berpikir Kritis ... .... 141

4.2 Uji Beda Pre test dan Post test Kelas yang Menggunakan Project Citizen... 149

4.3 Uji Beda Pre tes Pos test Kelas yang Tidak Menggunakan Project Citizen... 150

4.4 Skap Positif dalam Berpikir Kritis (T.Test.) ... .... 151

4.5 Kemampuan Berpikir Kritis (T-Test) ... .... 152

4.6 Karakteristik Berpikir Kritis (T-Test) ... .... 154

4.7 Uji Beda Pre tes Pos tes Kelas yang Menggunakan Project Citizen Tahap II ... .... 162

4.8 Uji Beda Antara Kelas yang Menggunakan Project Citizen Tahap I dan Tahap II Pada Elemen Sikap Positif dalam Berpikir Kritis ... .... 164

4.9 Uji Beda Antara Kelas yang Menggunakan Project Citizen Tahap I dan Tahap II Pada Elemen Kemampuan Berpikir Kritis ... .... 166

4.10 Uji Beda Antara Kelas yang Menggunakan Project Citizen Tahap I dan Tahap II Pada Elemen Karakteristik Berpikir Kritis ... .... 167

4.11 Kendala Mahasiswa dalam Berpikir Kritis ... .... 172

4.12 Faktor-Faktor yang Mempermudah Pengembangan Berpikir Kritis dengan Project Citizen ... .... 175

4.13 Project Citizen dan Berpikir Pada Umumnya Dilihatdari Kegiatan Kelompok Portofolio... 177

(12)

4.15 Enam Tahap dalam Project Citizen dan Unsur Berpikir Kritisnya... 179 4.16 Project Citizen dan Berpikir Kritis Dilihat dari Kegiatan Setiap

(13)

SKEMA

Skema Hal

2.1 Unsur Berpikir Kritis ... 53

2.2 Pemikir Kritis yang Baik ... 54

2.3 Jati Diri, Karakter dan Kepribadian ... 61

2.4 Fungsi Pendidikan ... 62

2.5 Karakter Seseorang dengan Berbagai Unsurnya ... 64

2.6 Tuntutan Nasional, Global untuk Berpikir Kritis ... 74

2.7 Tiga Komponen Pengembangan PKn ... 76

2.8 PKn Sebagai Kajian Imiah ... 80

2.9 Model Belajar Project Citizen ... 84

2.10 Fokus Perhatian Project Citizen ... 85

2.11 Kerangka Operasional Pedagogis Project Citizen ... 86

2.12 Kemasan Portofolio Project Citizen ... 87

2.13 Strategi Instruksional Project Citizen ... 88

2.14 Posisi Penelitian dalam Konteks Domain Citizenship Education ... 96

3.1 Tahap I ... 126

(14)

DAFTAR GRAFIK

Grafik Hal

3.1 Grafik Uji Normalitas Kelas yang Menggunakan Project Citizen Tahap I .... 132 3.2 Grafik Uji Normalitas Kelas Konvensional ... ... 133

3.3 Grafik Uji Normalitas Kelas yang Menggunakan Project Citizen Tahap II.... 134 4.1 Grafik Hasil Observasi Kegiatan Kelompok dalam Kelas

Konvensional ... … 155 4.2 Grafik Hasil Observasi Kegiatan Kelompok dalam Kelas

Project Citizen (Tahap I) ... … 156 4.3 Grafik Uji t Untuk Pre tes dan Pos test Tahap II ... .... 162 4.4 Hasil Observasi Kegiatan Kelompok dalam KelasProject Citizen

Tahap II ... .... 163 4.5 Grafik Uji t Untuk Variabel Sikap Positif Dalam Berpikir Kritis.

Antara Kelas yang Menggunakan Project Citizen Tahap I dan II ... .... 165 4.6 Grafik Uji t Untuk Variabel Kemampuan Berpikir Kritis

Antara Kelas yang Menggunakan Project Citizen Tahap I dan II ... .... 166 4.7 Grafik Uji t Untuk Variabel Karakteristik Berpikir Kritis.

Antara Kelas yang Menggunakan Project Citizen Tahap I dan II ... .... 168

(15)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Hal

4.1 Diagram Hasil Pemahaman Tentang “Sikap Positif

Dalam Berpikir Kritis Kelas Konvensional ... 142 4.2 Diagram Hasil Pemahaman Tentang “Kemampuan Berpikir Kritis”

Kelas Konvensional ... 143 4.3 Diagram Hasil Pemahaman Tentang “Karakteristik Berpikir Kritis”

Kelas Konvensional ... 144 4.4 Diagram Hasil Pemahaman Tentang Sikap Positif Dalam Berpikir

Kritis Kelas yang Menggunakan Project Citizen Tahap I ... 145 4.5 Diagram Hasil Pemahaman Tentang “Kemampuan Berpikir Kritis”

Kelas yang Menggunakan Project Citizen Tahap I ... 146 4.6 Diagram Hasil Pemahaman Tentang “Karakteristik Berpikir Kritis”

Kelas yang Menggunakan Project Citizen Tahap I ... 148 4.7 Diagram Hasil Pemahaman Tentang “Sikap Positif Dalam

Berpikir kritis” Kelas yang Menggunakan Project Citizen Tahap II ... 158 4.8 Diagram Hasil Pemahaman Tentang “Kemampuan Berpikir Kritis”

Kelas yang Menggunakan Project Citizen Tahap II ... 159

(16)

DAFTAR DENAH

Denah Hal

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal

Lampiran 01 : Denah ... 236

Lampiran 02 : Surat-Surat ... 238

Lampiran 03 : Instrumen ... 242

Lampiran 04 : Pengesahan Dari Ahli ... 257

Lampiran 05 : Uji Validitas dan Reliabilitas ... 359

Lampiran 06 : Angket Hasil pemahaman Mengenai Berpikir Kritis ... 267

Lampiran 07 : Tes Tertulis ... 288

Lampiran 08 : Hasil Pre tes Kelas yang Menggunakan Cara konvensional ... 315

Lampiran 09 : Hasil Post tes Kelas yang Menggunakan Cara Konvensional ... 316

Lampiran 10 : Hasil Pre Tes Kelas Yang Menggunakan Project Citizen ... 317

Lampiran 11 : Hasil Post Tes Kelas Yang Menggunakan Project Citizen ... 329

Lampiran 12 : Hasil Pre Tes Kelas Yang menggunakan Project Citizen Tahap II 341

Lampiran 13 : Hasil Post Tes Kelas Yng Menggunakan Project Citizen Tahap II 342

Lampiran 14 : Hasil Observasi ... 343

Lampiran 15 : Managemen Pembelajaran PKn ... 385

Lampiran 16 : Desain Pembelajaran untuk Pengembangan Berpikir Kritis Dalam PKn ... 389

Lampiran 17 : Latihan-Latihan ... 414

Lampiran 18 : Lembar Wawancara... 423

(18)

DAFTAR FOTO

Foto Hal

Foto 1: Suasana Rapat dan Diskusi Dosen PKn ... 426

Foto 2: Suasana Tanya-Jawab dan Diskusi ... 426

Foto 3: Sosialisasi Project Citizen ... 427

Foto 4: Diskusi dalam Kelompok Kecil ... 429

Foto 5: Diskusi dalam Kelompok Kecil ... 429

Foto 6: Diskusi dalam Kelmpok Kecil ... 430

Foto 7: Diskusi dalam Kelompok Kecil ... 430

Foto 8 Wakil Kelompok I Mengkomunikasikan Hasil Diskusi ... 432

Foto 9: Wakil Kelompok II Mengkomunikasikan Hasil Diskusi ... 432

Foto 10: Wakil kelompok III Mengkomunikasikan Hasil Diskusi ... 433

Foto 11: Wakil kelompok IV Mengkomunikasikan Hasil Diskusi ... 435

Foto 12: Mengumpulkan Informasi dari Berbagai Sumber ... 435

Foto 13: Memadukan Informasi dan Gambar ... 435

Foto 14: Sambil Berdiskusi Tentang Hasil Pengumpulan Data untuk Dibuat ... Portofolio Dokumentasi dan Tayangan ... 435

Foto 15: Tayangan Kelompok I dan II ... 437

Foto 16: Tayangan Kelompok III dan IV ... 437

Foto 17: Show Case: Tahap I: Kelompok Satu Memaparkan Hasil ... 439

Foto 18: Kelompok Lain Memperhatikan ... 439

Foto 19: Mencoba Menjelaskan dan Menjawab Pertanyaan ... 440

Foto 20: Berusaha Melihat Portofolio Untuk Menjawab Pertanyaan ... 440

Foto 21 :Melakukan Unjuk Kebolehan dengan Menyanyi Setelah Presentasi ... 441

Foto 22: Kelompok II Memaparkan Hasilnya di Depan Kelompok Lain Berusaha Menggambarkan dan Menjelaskan ... 442

Foto 23: Kelompok Lain Berusaha Melakukan Klarifikasi atau Penjelasan... Kelompok II ... 442

Foto 24: Kelompok II Berusaha Mencari Jawaban Melalui Portofolio Tayangannya ... 443

Foto 25: Melakukan Unjuk Kebolehan Baca Puisi Setelah Presentasi ... 443

Foto 26: Kelompok III Memulai Presentasi Untuk Hasil Portofolio Tayangannya.. 444

Foto 27: Kelompok Lain Terlihat Serius Mendengarkan Paparan Kelompok III .... 444

Foto 28: Kelompok III Berusaha Menggambarkan dan Menjelaskan Portofolio Tayangannya dengan Membawa Portofolio Dokumennya ... .. 445

(19)

Foto 30: Kelompok III Unjuk Kebolehan Menyanyikan Lagu ... .. 446

Foto 31: Kelompok IV Action Plan Memulai Pemaparannya ... .. 447

Foto 32: Kelompok IV Mencoba Menjelaskan Portofolio Tayangannya ... .. 447

Foto 33: Kelompok lain Mencoba Bertanya dan Mempertahankan Pendapat ... .. 448

Foto 34: Kelompok IV dalam Rangka Menjawab Pertanyaan Melakukan Koordinasi ... .. 448

Foto 35: Dalam Rangka Menjawab Melihat Tayangan ... .. 449

Foto 36: Kelompok IV Unjuk Kebolehan dengan Menyanyikan Lagu Setelah... Presentasi Selesai ... . . 449

Foto 37: Menyanyi ... ... 450

Foto 38: Refleksi Kelompok I dan Kelompok II ... ... 452

Foto 39: Refleksi Kelompok III dan IV ... ... 452

Foto 40: Membawa Tulisan Hasil Kelas Projec citizen Untuk Dibawa ke Forum thalen show antar Kelas di Balairung Utama (BU) ... ... 453

Foto 41: Foto Bersama Setelah Selesai Show case ... .... 453

Foto 42: Tahap II: Memperhatikan dan Mendengarkan ... .... 454

Foto 43: Kelompok I Presentasi ... .... 454

Foto 44: Kelompok II Presentasi ... .... 455

Foto 45: Kelompok lain Mendengarkan ... .... 455

Foto 46: Kelompok III Menjawab Pertanyaan dan Berdiskusi ... .... 456

Foto 47: Kelompok IV Menjawab Pertanyaan dan Memberi Alasan ... ... . 456

Foto 48: Yuri Minta Klarifikasi ... .... 457

Foto 49: Kelompok Lain Mendengarkan dan Mencatat ... ... 457

Foto 50: Presentasi Kelompok IV Mendengarkan dan Menjelaskan ... .... 458

Foto 51: Kelompok IV Menjelaskan dan Mempertahankan Pendapat ... .... 458

(20)
(21)

BAB I

PENDAHULUAN

Bab. I ini merupakan bagian awal disertasi berisi uraian tentang pendahuluan yang maliputi latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat atau signifikansi penelitian serta struktur organisasi disertasi. Dengan dikemukakan hal-hal tersebut maka akan lebih dipahami apa latar belakang dan masalah yang diangkat dalam penelitian ini serta tujuan dan manfaat atau signifikansi serta struktur organisasi disertasi ini.

A. Latar Belakang Penelitian

(22)

dewasa ini banyak terjadi paradoks. Hal demikian itu bisa terjadi juga pada tataran berpikir sehingga sering muncul hal-hal yang kontroversial termasuk isu-isu yang menuntut untuk dihadapi sebagai konsekuensi dari kekompleksitasan masalah dalam realitas yang senantiasa terus mengalami perkembangan.

Pernyataan Toffler jika dicermati secara kritis dan dihubungkan dengan perkembangan di Indonesia sudah terbukti terutama setelah terjadinya reformasi di bidang politik dan hukum sehingga ledakan organisasi masyarakat sungguh terjadi dan ini menimbulkan perkembangan baru di dalam kehidupan masyarakat. Begitu juga apa yang dikemukakan Soewondo tentang civil society apabila dikaitkan dengan organisasi masyarakat dan LSM di Indonesia menunjukkan bahwa ada perkembangan civil society yang cukup signifikan sebagai wujud partisipasi warga negara di negara demokrasi.

(23)

adalah hard skills dan soft skills yang menurutnya harus diperhatikan dalam proses pembelajaran.

Pendapat Habib dan Wahab di atas sebenarnya merupakan fenomena di era yang semakin mengglobal dimana kekuatan baik ekonomi maupun politik semakin mencair atau memencar akibat demokratisasi dan kebebasan yang menimbulkan persaingan di dalam masyarakat baik secara nasional maupun internasional. Dan justru itulah Soemantri memberi tekanan pada perlunya penyiapan sumber daya manusia yang inovatif melalui pendidikan dengan memperhatikan unsur hard skills dan soft skills khususnya dalam proses pembelajaran.

Berkaitan dengan hal di atas, UNESCO telah menyatakan bahwa belajar pada abad 21 harus didasarkan kepada empat pilar yaitu: (1) Learning how to know, (2) Learning to do, (3) Learning to be , (4) Learning how to live together. Keempat hal tersebut

disebutnya sebagai empat soko guru dari pembangunan sumber daya manusia abad 21 untuk menghadapi arus informasi dan kehidupan yang terus menerus berubah. Hampir senada dengan empat pilar yang dikemukakan UNESCO itu, Maftuh (2010:5) sebagaimana juga Trilling dan Fadel (2009) mengemukakan pula sejumlah keterampilan yang harus dimiliki dalam abad ke-21, diantaranya yaitu tentang critical thinking and problem solving. Tuntutan keterampilan abad ke 21 oleh Partnership for 21st century

dirumuskan sebagai berikut: thinking, reasoning and innovation skills, yang meliputi: (a) critical thinking, (b) systems thinking, (c) problem solving, (d) creating and innovating.

(Maftuh:2010:5)

(24)

meliputi: (a) adaptabilitas/mengelola kompleksitas dan kemandirian (self direction), (b) keingintahuan, kreativitas dan keberanian mengambil resiko, (c) berpikir pada tatanan yang lebih tinggi dan bernalar.

Memahami apa yang dikemukakan UNESCO, Maftuh dan Metiri Group di atas bangsa-bangsa di dunia termasuk di dalamnya bangsa Indonesia sangat bergantung pada beberapa aspek diantaranya yang menyangkut karakter seperti cara berpikir, sebaran dan keefektifan pendidikan yang diterima masyarakat dan penggunaan sains dan teknologi secara bijaksana. Oleh karena itu tujuan utama pendidikan yang diperlukan adalah mempersiapkan manusia untuk mengarahkannya dalam mengisi kehidupan secara bijaksana, efektif dan bertanggungjawab. Dalam kaitannya dengan tujuan utama pendidikan itu Wahab (2007:45) menyatakan bahwa di era globalisasi dan abad informasi ada implikasi yang menuntut kemampuan tertentu dari setiap individu dalam kedudukannya sebagai warga negara. Begitu juga NEA sejak tahun 1937 dalam (Wahab:2007:46) mengemukakan bahwa para pemuda membutuhkan sesuatu hal untuk tumbuhnya kemampuan berpikir rasional, menyatakan pikiran secara jelas, dan membaca serta mendengar dengan penuh pemahaman.

(25)

dikemukakan Sapriya (2008:42-43) saat ini belum banyak muncul kesadaran yang tinggi di kalangan pendidik di persekolahan untuk mengajar para siswa tentang kondisi dunia yang semakin berkembang pesat yang menuntut adanya respon dengan pemikiran secara kritis. Oleh karena itu menurutnya diharapkan pembelajaran dengan ketrampilan berpikir kritis di kelas merupakan cara yang paling tepat untuk menjawab tantangan ini.

Untuk menjawab tantangan tersebut, pengembangan keterampilan berpikir kritis yang juga dapat dipandang sebagai salah satu unsur pembentukan karakter bangsa Indonesia sudah sangat mendesak untuk dilakukan. Dalam Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945 sebagai salah satu pilar kebangsaan khususnya di dalam Pembukaan UUD NKRI 1945 alinea yang keempat terdapat salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia yaitu: ”Mencerdaskan kehidupan bangsa”. Sudah barang tentu keterampilan berpikir kritis merupakan unsur penting bagi pembentukan karakter bangsa sangat tepat dikembangkan melalui Pendidikan Kewarganegaraan karena salah satu komponen dalam Pendidikan Kewarganegaraan adalah civic skills, yang termasuk didalamnya yaitu intellectual skills.

(26)

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih kurangnya pengembangan berpikir kritis di dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang disebabkan antara lain masih kurang dipahaminya oleh sebagian pengajar (sebagaimana yang penulis ketahui ketika melakukan studi pendahuluan penelitian ini) mengenai model pembelajaran yang bagaimana yang memberi fokus pada pengembangan berpikir kritis itu, pada hal berpikir kritis merupakan tuntutan di dalam PKn termasuk tuntutan di era globalisasi. Santoso (1992:39) menyoroti dari sisi kultural dengan mengatakan bahwa dari segi budaya, pemikiran atau sikap kritis ada yang menolak karena pemikiran kritis dianggap serangan, menjatuhkan martabat dan berbagai segi negativ lainnya terutama di dalam masyarakat yang masih feodalistis , paternalistis dan otoriter. Begitu juga yang dirasakan oleh Liliasari (2010:457) yang memprihatinkan kondisi sosial seperti tawuran pelajar, mahasiswa, antar kampung, antar etnis, sikap konsumeristis akibat iklan. Menurutnya setiap anggota masyarakat haruslah berkualitas dalam arti memiliki kemampuan berpikir (kritis) sehingga tidak gampang terpengaruh baik oleh isu-isu yang tidak jelas dan iklan-iklan yang ditayangkan di berbagai media elektronik.

(27)

statusnya masih rentan dan masih jauh di bawah tingkat aman yaitu pada level 33,3. Indeks radikalisme ini diperoleh dari hasil penelitian kerentanan radikalisme terhadap 33 provinsi dengan jumlah responden sebanyak 4840.

Selanjutnya Al Muhtar (2010:834) sebagaimana juga dikemukakan oleh Abdul Karim (2011:8) melalui pidato pengukuhan Guru Besarnya mencatat bahwa kualitas pendidikan masih lemah dengan ditandai oleh salah satu cirinya yaitu proses pendidikan yang memberikan sebanyak mungkin bahan pelajaran untuk mencapai target kurikulum, sedangkan kapasitas berpikir tidak ditingkatkan kepada tarap yang optimal (higher order thinking skills). Keprihatinan semacam itu juga muncul dari Sanusi (1998:222-227)

dalam pembahasannya mengenai perspektif pendidikan Ilmu (Pengetahuan) Sosial yang mengemukakan bahwa pengajaran IPS di sekolah cenderung menitikberatkan pada penguasaan hafalan dan pencapaian tujuan kognitif yang “mengulit bawang” dan dominannya latihan berpikir taraf rendah.

Kritikan tajam muncul dari Pitalokasari (2012) yang dimuat di media Suara Merdeka 29 September 2012 yang menyoroti proses pembelajaran kaitannya denga kualitas lulusan Perguruan Tinggi yang mengatakan: “jika dosen masih menggunakan

metode mengajar konvensional, maka kurikulum sebagus apa pun tidak bisa membentuk lulusan yang berkualitas”. Menanggapi pernyataan yang keras tersebut penulis mengerti

(28)

Harapan senada juga datang dari Sumantri (2009) yang disampaikan dalam seminar nasional: “Aktualisasi Pendidikan Kewarganegaraan dalam membina warga

Negara Indonesia di masa depan” di Aula UPI Bandung yang kemudian dipertegas

dalam kegiatan Pra Kuliah S3 Sekolah Pasca Sardjana Prodi Kewarganegaraan bahwa pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan harus memperhatikan aspek psikologi dan falsafah pendidikan dengan perlu membangun spirit berpikir di dalamnya. Hal itu tentu dimaksudkan supaya mendidik itu jangan hafalan saja yang dikedepankan tetapi mengajar harus dengan pemahaman atau pengertian serta memahami jalan pikirannya.

Dari beberapa pandangan di atas sebagaimana dikemukakan Soemantri (2011), Sumantri (2009), Wahab (2010), Al Muhtar (2010), Sapriya (2008), Liliasari (2010), Abdulkarim (2010), Sanusi (1998), Santoso (1992) yang melihat kelemahan dalam proses pembelajaran, jika ditarik intinya ialah bahwa spirit berpikir dan pemberian tekanan pada berpikir kritis masih kurang.

(29)

Dari studi kepustakaan yang penulis lakukan menunjukkan bahwa penelitian pengembangan berpikir lebih banyak dilakukan di bidang Ilmu Pengetahuan Alam dan sangat kurang untuk bidang studi kewarganegaraan atau bidang sosial lainnya pada hal civic skills dalam hal ini berpikir kritis tidak boleh diabaikan karena di era global dengan

permasalahan di bidang kewarganegaraan yang kompleks pasti berdampak pada tuntutan pemikiran yang kompleks. Kecenderungan global dengan permasalahan yang kompleks itu secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi pula konsep dan pelaksanaan Pendidikan Kewarganegaraan khususnya yang menyangkut model pembelajaran dan civic skills. Berdasarkan kecenderungan Pendidikan Kewarganegaraan di era global,

output dari Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan dapat menampilkan sosok pengetahuan warga negara yang integratif dari hasil sinergi pengetahuan, keterampilan, dan civic virtue (nilai) secara fungsional.

Terintegrasinya antara pengetahuan, keterampilan, dan civic virtue secara fungsional akan menghasilkan kompetensi yang diharapkan seperti berpikir secara kritis dan bertindak secara efektif, serta pandai dalam menjawab permasalahan di seputar isu-isu sosial kemasyarakatan. Disamping dapat menjawab permasalahan di seputar isu-isu-isu-isu sosial itu, siswa/mahasiswa juga akan dapat memahami sumber isu dan alternatif jawaban terhadap isu, serta kemungkinan akibat dari jawaban-jawaban terhadap permasalahan/isu tersebut berdasarkan sosok pengetahuan warga negara ( a body of civic knowledge) yang integratif itu.

(30)

setelah reformasi) Pendidikan Kewarganegaraan menurut Wahab (2010:709) lebih diupayakan untuk menyiapkan warga negara yang demokratis, cerdas dan religius. Itu berarti makna “warga negara yang baik” yang merupakan arah dan tujuan Pendidikan Kewarganegaraan masa lalu menurutnya dapat lebih diperjelas pada pengertian “warga negara yang demokratis dan berkarakter. Untuk memenuhi tuntutan baru sebagaimana

tuntutan-tuntutan ketrampilan berpikir dan memecahkan masalah dalam hidup di abad 21 yang telah dirumuskan berbagai kalangan di atas, diperlukan inovasi pembelajaran yang dapat mengembangkan dan membiasakan berpikir secara kritis.

Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) sadar betul mengenai pentingnya kemampuan berpikir kritis ini sehingga dimasukkan dalam statuta pendirian UKSW agar dapat diwujudkan dalam kegiatan-kegiatannya (termasuk dalam proses belajar-mengajar). Para pendiri UKSW menempatkan pentingnya berpikir kritis ini dalam kerangka menjadi universitas magistrorum et scolarium untuk pembentukan minoritas yang berdaya cipta (creative minority) bagi pembangunan dan pembaharuan masyarakat dan negara Indonesia.

(31)

Mengapa Project citizen? Alasannya yaitu ada alasan subyektif dan alasan objektif. Secara subyektif sebagaimana yang pernah penulis lihat dan alami sendiri ketika mengikuti pelatihan Project ciizen di UPI, memang ada sesuatu yang menarik khususnya dalam kaitannya dengan pengembangan berpikir kritis. Daya tarik itu pada cara kerja baik itu dalam mencari data, membuat porto folio baik tayangan maupun dukumen sangat menunjang cara kerja ilmiah. Kemudian secara objektif telah dikemukakan oleh orang lain serta hasil penelitian terdahulu misalnya hasil penelitian dalam lingkup lokal seperti pada hasil penelitian Suabuana dan Maksum menunjukkan bahwa pada kelas-kelas Project citizen menunjukkan lebih baik dibanding pada kelas konvesional. Begitu juga

pada aras internasional sebagaimana dilaporkan oleh International Democratic Educational Institute (Craddock et.al, 2007) berkesimpulan bahwa Project citizen

memberikan dampak/pengaruh bagi pengetahuan, sikap dan keterampilan kewarganegaraan siswa. Meskipun demikian, ruang lingkup (jangkauan) dan derajad pengaruh ini sangat beragam di antara berbagai kawasan di beberapa Negara.

Disamping itu alasan yang lain sebagaimana dikemukakan Budimansyah (2009:22-25) mengenai desain pembelajarannya menarik bagi penulis karena memadukan secara sinergis model-model “social problem solving” (pemecahan masalah), social inquiry (penelitian sosial), social involvement (perlibatan sosial) cooperative learning (belajar bersama), simulated hearing (simulasi dengar pendapat), deep dialogue and critical thinking (dialog mendalam dan berpikir kritis), value clarification (klarifikasi nilai),

(32)

Dari beberapa hal di atas termasuk alasan subjektif maupun objektif mengapa Project citizen, maka penelitian ini hendak mencoba mengembangkan berpikir kritis

dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi dalam hal ini UKSW juga menggunakan Project citizen. Penelitian ini dilatarbelakangi dan berkaitan dengan masalah serta tujuan sebagaimana dirumuskan di bawah ini.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah penulis paparkan di atas dengan berbagai tantangan ke depan serta kondisi yang ada kaitannya dengan berpikir kritis dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaran maka dapat ditarik rumusan masalah penelitian sebagai berikut :Bagaimana Pengembangan Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menggunakan Project Citizen di

Universitas Kristen Satya Wacana?

Rumusan masalah di atas dapat dijabarkan ke dalam beberapa rumusan berikut: 1. Bagaimana pemahaman mahasiswa mengenai elemen berpikir kritis (sikap positif

untuk berpikir kritis, kemampuan berpikir kritis dan karakteristik berpikir kritis) ? 2. Adakah perbedaan yang signifikan mengenai sikap positif untuk berpikir kritis antara

mahasiswa yang mendapat perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan dengan project citizen dan mahasiswa yang mendapat perkuliahan secara konvensional?

(33)

4. Adakah perbedaan yang signifikan mengenai karakteristik berpikir kritis antara mahasiswa yang mendapat perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan dengan Project citizen dan mahasiswa yang mendapat perkuliahan secara konvensional?

5. Bagaimana pengembangan berpikir kritis menggunakan Project citizen dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ?

6. Faktor-faktor apa yang menjadi kendala bagi pengembangan berpikir kritis?

7. Faktor determinan apa yang mempermudah pengembangan kemampuan berpikir kritis menggunakan Poject Citizen?.

C. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran tentang: Pengembangan Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Menggunakan Project Citizen di Universitas Kristen Satya Wacana. Disamping tujuan

umum penelitian ini secara khusus memaparkan tujuh hal sebagaimana dipaparkan dibawah ini yaitu untuk mengetahui:

1. pemahaman mahasiswa mengenai elemen berpikir kritis (sikap positif untuk berpikir kritis, kemampuan berpikir kritis dan karakteristik berpikir kritis)

2. perbedaan sikap positif untuk berpikir kritis antara mahasiswa yang mendapat perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan menggunakan Project citizen dengan mahasiswa yang mendapat perkuliahan secara konvensional

(34)

4. perbedaan karakteristik berpikir kritis antara mahasiswa yang mendapat perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan menggunakan Project citizen dengan mahasiswa yang mendapat perkuliahan secara konvensional

5. pengembangan berpikir kritis menggunakan Project citizen dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

6. faktor yang menjadi kendala bagi pengembangan berpikir kritis.

7. faktor determinan dalam Poject Citizen yang mempermudah pengembangan berpikir kritis.

D. Manfaat /Signifikansi Penelitian

Mengenai manfaat atau signifikansi dari penelitian ini secara teoritis ialah memperkuat sisi akademis – ilmiah bagi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), khususnya yang berkaitan dengan keterampilan (civic skills) mengingat struktur keilmuan/mata pelajaran kewarganegaraan mencakup dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge) ketrampilan kewarganegaraan (civic skills), dan watak atau karakter

kewarganegaraan (civic disposition). Sedangkan secara praktis penelitian ini menyumbangkan konsep pembelajaran yang mendekatkan mahasiswa dengan pemahaman dan pengalaman konkrit dalam kaitannya dengan berpikir kritis menghadapi berbagai permasalahan di bidang kewarganegaraan.

Kemampuan/ketrampilan menghadapi dan memecahkan permasalahan melalui analisis menuntut kemampuan berpikir kritis warga negara terutama sebagai wujud dari civic skills yang juga berimplikasi pada civic disposition tanpa harus meremehkan

(35)

konsep, pengertian, teori, metode yang dapat membantu memahami, menganalisis, memecahkan masalah di bidang kewarganegaraan.

Di UKSW sendiri penelitian ini berkaitan erat dengan semangat dan cita-cita sebagai ”universitas scientiarum” yang harus mencari kebenaran mentransenden batas-batas kelas, masyarakat dan negara. Magistra dan scholaria dituntut tidak hanya menghafalkan atau memproduksi, tetapi untuk meningkatkan pengetahuan mereka secara metodis demi mencapai cara berpikir kreatif dan kritis.

E. Struktur Organisasi Disertasi

Struktur organisasi disertasi ini mencakup Bab. I sampai Bab.V yang masing-masing bab diuraikan sebagai berikut:

Bab I. Pendahuluan berisi latar belakang penelitian yann mengemukakan tuntutan, keprihatinan dan realitas yang menjadi tantangan kaitannya dengan pengembangan berpikir kritis dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang menarik untuk dilakukan penelitian. Selain itu juga identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat atau signifikansi penelitian serta struktur organisasi disertasi. Dengan dikemukakan hal-hal tersebut maka akan lebih memahami apa latar belakang dan masalah yang diangkat dalam penelitian ini serta tujuan dan manfaat atau signifikansi serta struktur organisasi disertasi ini.

(36)

kreatif dan berpikir kritis itu sendiri. Dalam bab ini juga dikemukakan kaitan antara berpikir kritis dan model pembelajaran yang antara lain meliputi berpikir kritis dan pembelajaran konvensional, berpikir kritis dan pembelajaran inovatif, serta pembelajaran PKn dan tuntutan berpikir kritis. Secara konsep juga dikemukakan tentang pengembangan kemampuan berpikir kritis dalam PKn menggunakan Project citizen khususnya di Perguruan Tinggi. Dalam bab ini juga dibandingkan dan dikontraskan antara hasil dan temuan para peneliti sejenis yang pernah dilakukan kemudian memposisikan penelitian ini diantara penelitian yang telah dilakukan. Hal terakhir dalam bab ini mengemukakan hubungan antar variabel dalam penelitian yaitu terutama antara aspek positif sebagai landasan berpikir kritis, kemampuan berpikir kritis serta karakteristik berpikir kritis dengan Project citizen.

Bab III. Metode Penelitian, menguraikan beberapa hal yang berkaitan dengan penggunaan metodologi penelitian yang mencakup: pendekatan, metode penelitian itu sendiri, populasi dan sampel, jenis data, pengembangan instrumen dan tehnik analisa data. Bagian ini memberikan gambaran tentang pelaksanaan penelitian, seperti bagaimana cara memperoleh data, dimana dilakukan penelitian, melibatkan siapa dan bagaimana data diolah. Dengan kata lain bagian ini memberi gambaran mengenai bagaimana cara penelitian itu dilakukan dan bagaimana penelitian ini mencapai hasil dan tujuan.

(37)

statistik dan uji hipotesis dilakukan sebagai bagian dari analisis data. Kemudian dilanjutkan dengan pembahasan atau analisis temuan yang dikaitkan dengan landasan teori sertahasil dan temuan penelitian sebelumnya.

(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III ini menguraikan beberapa hal yang berkaitan dengan penggunaan metodologi penelitian yang mencakup: pendekatan, metode penelitian itu sendiri, populasi dan sampel, jenis data, pengembangan instrumen dan tehnik analisa data. Sudah barang tentu hal tersebut untuk memberikan gambaran tentang pelaksanaan penelitian sehingga dapat dipahami bagaimana cara memperoleh data, dimana dilakukan penelitian, melibatkan siapa dan bagaimana data diolah. Dengan kata lain bagian ini memberi gambaran mengenai bagaimana cara penelitian itu dilakukan dan bagaimana penelitian ini mencapai hasil dan tujuan.

A. Pendekatan Penelitian

Untuk menjawab permasalahan dan tujuan penelitian ini, dilakukan penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Kegiatan pendahuluan meliputi kajian pustaka dan studi lapangan. Dalam penelitian ini diawali dengan melakukan analisis kebutuhan dan inventarisasi masalah yang berkaitan dengan pengembangan berpikir kritis melalui wawancara dengan dosen-dosen Pendidikan Kewarganegaraan

B. Metode Penelitian

(39)

citizen. Sejauhmana efektifitas dan dimana letak kelebihan dan kelemahan sampai dua

tahap untuk mengembangkan berpikir kritis dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

C. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan teknik sebagai berikut: 1. Wawancara

Wawancara (interview) digunakan sebagai teknik pengumpulan data dalam penelitian ini kaitannya dengan menginventarisasi masalah kaitannya dengan pengembangan berpikir kritis. Wawancara dilakukan secara terstruktur supaya terarah dan fokus pada hal-hal yang hendak peneliti lakukan dan saling mendukung dengan aspek-aspek yang hendak diteliti lainnya. Peneliti sependapat dengan Sugiyono (2009:138) yang antara lain mengatakan bahwa wawancara termasuk angket ini digunakan berdasarkan anggapan bahwa subyek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri. Dalam penelitian ini wawancara dipakai untuk mengumpulkan data dari dosen dan mahasiswa. Dari dosen kaitannya dengan masalah dan kebutuhan seputar pengembangan berpikir kritis, sedangkan kepada mahasiswa wawancara untuk mengumpulkan data kaitannya dengan kendala berpikir kritis dan tentang faktor determinan apa yang mempermudah berpikir kritis menggunakan Project citizen.

2. Angket

(40)

diberikan kepada mahasiswa untuk mendapatkan informasi tentang data yang berkaitan dengan pemahaman mengenai berpikir kritis itu sendiri yang elemennya meliputi sikap positip dalam berpikir kritis, kemampuan berpikir kritis dan karakter berpikir kritis. Angket yang digunakan adalah angket tertutup sehingga responden tinggal memilih salah satu alternatif dari jawaban yang tersedia. Angket yang digunakan dalam penelitian ini dengan bentuk rating scale karena responden tidak akan menjawab salah satu dari jawaban kualitatif yang telah disediakan, tetapi menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang telah disediakan. (Sugiyono,2009:97-98)

3. Observasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data digunakan berkenaan dengan perilaku manusia, proses kegiatan dan tahapan-tahapannya, yang sudah barang tentu dalam penelitian dikaitkan dengan pengembangan berpikir kritis menggunakan Project citizen. Observasi dalam penelitian ini menggunakan participant observation dengan

instrumen terstruktur. 4. Tes

(41)

Dilihat dari bentuknya, tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes uraian atau essay karena tes uraian jika digunakan untuk menilai atau mengukur kemampuan berpikir lebih mendukung karena dalam jawaban uraian dimungkinkan ada penalaran dan argumentasi yang cukup. Dengan kata lain jika yang hendak dilihat adalah kemampuan atau perkembangan berpikir kritis, maka tes uraian memiliki kelebihan. Kelebihan itu dikemukakan Sudjana (2001) antara lain (1) dapat mengukur proses mental yang tinggi atau aspek kognitif yang tinggi; (2) dapat mengembangkan kemampuan berbahasa baik lisan maupun tertulis dengan menggunakan kaidah-kaidah bahasa yang baik dan benar; (3) dapat melatih kemampuan berpikir teratur atau penalaran, yakni berpikir logis, analitis dan sistematis; (4) mengembangkan keterampilan pemecahan masalah.

5. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk melengkapi data yang sudah diperoleh dalam rangkain /proses penelitian. Dokumentasi ini antara lain kurikulum dan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan penyelenggaraan perkuliahan PKn di Perguruan Tinggi. Dokumen serta buku-buku di sini sebagai sumber informasi tentang pengalaman UKSW menyelenggarakan proses perkuliahan yang berkaitan dengan pengembangan berpikir kritis.

(42)

bawah ini merupakan tabel yang menunjukkan hubungan antara masalah dengan tehnik pengumpulan data yang dapat menggambarkan kejelasan hubungan keduanya:

Tabel 3. 1

Masalah Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

No Masalah Teknik

Pengumpulan Data

1 Pemahaman Mengenai Berpikir Kritis

Pemahaman ”berpikir kritis” yang dimiliki mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana sebelum dilakukan pengembangan ?

Angket

2 Mengenai Aspek positif sebagai landasan

dalam berpikir kritis antara mahasiswa yang

mendapat perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan model project citizen dengan mahasiswa yang mendapat perkuliahan dengan model konvensional

Pretest Posttest observasi

3 Mengenai Kemampuan berpikir kritis antara mahasiswa yang mendapat perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan model project citizen dengan mahasiswa yang mendapat perkuliahan dengan model konvensional.

Pretest Posttest observasi 4 Mengenai Karakteristik berpikir kritisnya

antara mahasiswa yang mendapat perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan model project citizen dengan mahasiswa yang mendapat perkuliahan dengan model konvensional

Pretes Posttest observasi 5 Faktor-faktor apa pada umumnya yang menjadi

kendala bagi pengembangan berpikir kritis?

Wawancara 6 Faktor determinan apa yang mempermudah

pengembangan kemampuan berpikir kritis melalui implementasi Poject Citizen di Universitas Kristen Satya Wacana?

Wawancara Observasi

D. Subyek dan Lokasi Penelitian

(43)

pemikiran yang kritis prinsipiil dan kreatif-realistis berdasarkan kepekaan hati nurani yang luhur dan dibimbing oleh firman Allah. Sebagai lembaga ilmiah, Universitas dengan ilmu yang dikuasainya ada dalam posisi dan kondisi mampu untuk berpikir secara benar dan tepat dalam menanggapi keadaan dan perkembangan.

Disamping itu juga UKSW diharapkan mewujudkan pusat pemikiran dan pengalaman untuk pembinaan kehidupan yang adil, bebas, tertib dan sejahtera. Itu berarti sebagai pelaksana dari Tri Darma Perguruan Tinggi, kampus UKSW diupayakan dapat menjadi pusat dan ajang bagi munculnya pemikiran-pemikiran kritis-prinsipiil, kreatif-realistis dan terwujudnya pengalaman-pengalaman dalam membina kehidupan yang adil, bebas, tertib, serta sejahtera. Ini membawa konsekuensi bahwa di dalam kehidupan dan kegiatan di lingkungan kampus sendiri, pemikiran-pemikiran kritis-prinsipiil, kreatif-realistis, keadaan yang adil, bebas, tertib serta sejahtera itu juga harus diusahakan perwujudannya dengan sebaik-baiknya.

E. Sumber Data

Sumber data terdiri dari dosen PKn dan mahasiswa yang sedang mengambil dan mengikuti perkuliahan PKn pada Tahun Ajaran 2011-2012 khusus pada kelas yang menggunakan perkuliahan secara konvensional dan kelas yang menggunakan Project citizen. Dosen 14 dan mahasiswa dengan jumlah populasi 560 dengan sampel : untuk

kelas eksperimen berjumlah 44 mahasiswa dan kelas kontrol berjumlah 44 mahasiswa ditambah tahap kedua untuk kelas eksperimen ada 37 sehinga semuanya berjumlah: 125.

F. Teknik Pengolahan Data

(44)

teknik mana yang dipakai harus memperhatikan jenis data yang mana. Penelitian eksperimen biasanya menggunakan tipe analisis statistik karena dalam eksperimen diperoleh data-data kuantitatif. Ada dua macam perhituangan statistik yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif untuk pengukuran pretest dan posttest seperti rata-rata (means), simpangan baku, rentangan (range) serta untuk observasi. Sedangkan statistik inferensial untuk membuktikan hipotesis yang dalam penelitian ini t-test.

Pengujian signifikansi kemampuan berpikir kritis dilakukan menggunakan uji beda (t-test berpasangan/related ) dengan rumus demikian (Sugiyono:209:307-308)

t =

X1 - X2

S 2 1 + n1

S 2 2

n2

- 2r S1 n1

(45)

1. Uji Validitas dan Reliabilitas Data

Pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment yang diproses dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS Versi 16. Data disebut valid apabila memiliki koefisien korelasi item total ≥ 0,25 (Azwar, 1999). Uji validitas dilakukan dan selanjutnya item-item yang tidak valid dikeluarkan dari analisis, dan dilakukan uji validitas kembali. Setelah diuji validitasnya kemudian item-item dari hasil tes diuji reliabilitas (keandalannya) dan perhitungan reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan teknik analisis Alpha Cronbach dan dari perhitungan itu diperoleh hasil reliabilitas.

X1 = Rata-rata sampel 1 (model konvensional)

X2 = Rata-rata sample 2 (model project citizen)

s1 = Simpangan baku sampel1 (model konvensional)

s2 = Simpangan baku sample 2 (model project citizen)

S12

= Varians sample 1

S22 = Varian sampel 2

(46)

Uji Normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji One Sample – Kolmogorov – Smirnov Test. Dari hasil perhitungan diperoleh hasil skor pretest yang

dapat dilihat dari besarnya koefisien kolmogorove demikian pada data posttest dapat dilihat dari besarnya koefisien kolmogorove juga.

3. Pretes-Postest

Sebelum dilakukan treatmen maka dilakukan pretest terhadap responden baik pada kelas yang menggunakan project citizen maupun yang tidak menggunakan project citizen. Masing-masing baik kelas yang menggunakan project citizen atau kelas

eksperimen dan yang tidak menggunakan project citizen atau kelas kontrol dihitung meannya sehingga kalau dibandingkan antara keduannya akan diketahui sejauh berapa terjadinya peningkatan skor antara kedua kelas itu pada pretes dan posttesnya.

4. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini digunakan uji statistik yaitu uji t untuk mengetahui perbedaan pada sikap positif untuk berpikir kritis antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kemudian untuk megetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis antara kelas eksperimen dan kelas kontrol serta untuk mengetahui perbedaan karakteristik berpikir kritis antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

G. Langkah-Langkah Persiapan Penelitian

1. Pendahuluan

(47)

ini tentu membahani dalam rangka menyusun konsep dan pengembangan model itu sendiri.

Kegiatan studi dokumentasi dilanjutkan dengan melakukan wawancara untuk lebih mendekatkan dengan masalah dan kebutuhan yang berkaitan dengan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi termasuk segala potensi yang bisa dikembangkan. Tujuan kegiatan pada tahap ini ialah mengumpulkan dan mendapatkan informasi atau gambaran umum tentang berbagai hal di UKSW kaitannya dengan masalah, kebutuhan dan pengembangan yang menyangkut proses pembelajaran seperti kurikulum, aktivitas belajar mahasiswa, model pembelajaran yang berjalan, cara mengajar dosen, sumber-sumber belajar, SAP, dll.

2. Penyusunan Instrumen

Instrumen penting dalam penelitian ini adalah angket dan tes yang akan digunakan untuk mengetahui pemahaman berpikir kritis dan kemampuan berpikir kritis mahasiswa. Angket disusun terdiri dari beberapa pernyataan yang tujuannya untuk mngetahui bagaimana pemahaman mahasiswa mengenai elemen berpikir kritis yang meliputi sikap positif untuk berpikir kritis, kemampuan berpikir kritis dan karakteristik berpikir kritis. Instrumen berikutnya yaitu tes terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui kemampuan dalam menjawab soal yang diberikan secara uraian yang juga mencakup elemen sikap positif dalam berpikir kritis, kemampuan berpikir kritis dan karakteristik berpikir kritis.

3. Pertimbangan Ahli

(48)

yang tidak bisa ditinggalkan dengan cara mengkonsultasikan pada Promotor dan Ko-Promotor secara bertahap. Konsultasi berulang diperlukan untuk memperoleh umpan balik.

H. Definisi Operasional

1. Sikap Positif Untuk Bepikir Kritis

Sikap positif untuk berpikir kritis merupakan salah satu elemen yang menjadi prasyarat agar dapat berpikir kritis dengan baik. Elemen ini terdiri dari kemampuan melakukan klarifikasi, kemampuan bersikap terbuka, kemampuan berpikir obyektif dan kemampuan berpikir fleksibel. (Langrehr: 2006)

I Pengukuran

Sikap positif untuk berpikir kritis

Kemampuan mengklarifikasi

Definisi Unsur Kemampuan Keterangan

Melakukan koreksi untuk

a. Melakukan koreksi Sangat kurang jika hanya

memuat satu unsur

1

b. Melakukan penjelasan Kurang jika memuat dua

unsur

Definisi Unsur Kemampuan Keterangan

Sikap menerima perubahan, pendapat lain, mencari alternatif dan dapat menyesuaikan dengan perkembangan

a. Tidak dogmatis/kaku Sangat kurang jika hanya

(49)

menyesuaikan dengan

b. Sesuai dengan kenyataan Kurang jika memuat dua

unsur

e Terukur Sangat Baik jika memuat

unsur a,b,c,d,e

5

Kemampuan berpikir fleksibel

Definisi Unsur Kemampuan Keterangan

Berpikir tidak kaku dan tidak hanya berdasar pada satu hal saja (pendapat, kebenaran, sudut pandang)

a. Menerima perbedaan Sangat kurang jika hanya

memuat satu unsur

c. Menentukan prioritas Cukup jika memuat tiga

unsur

3

d. Mampu menyesuaikan Baik jika memuat empat

unsur

4

e. Mengarah ke hal yang baik

Sangat baik jika memuat

unsur a,b,c,d,e

5

Tabel.3.2

Sikap positif untuk berpikir kritis, Civic knowledge, Civic skills

No

2 Bersikap terbuka Sikap demokratis

Dan

(50)

4 Berpikir fleksibel Kualitas lembaga

Kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu elemen dalam berpikir kritis yang unsurnya mencakup melakukan identifikasi, menggambarkan dan menjelaskan, melakukan evaluasi, tuntutan kemampuan berpendapat, kemampuan mempertahankan pendapat dan kemampuan mendengar. (CCE, 2004)

II Pengukuran

Untuk Kemampuan Berpikir Kritis

Kemampuan mengidentifiksi

Definisi Unsur Kemampuan Keterangan

Melakukan kegiatan untuk

b. Membuat kategori Kurang jika memuat dua

unsur

2

c. Memisahkan dengan yang lain

Cukup jika memuat tiga

unsur

3

d. Penggolongan Baik jika memuat empat

unsur

4

e . Menentukan pilihan Sangat baik jika memuat

unsur a,b,c,d,e

5

Kemampuan Menggambarkan dan Menjelaskan

Definisi Unsur Kemampuan Keterangan

Penggambaran merupakan

a.Membuat ilustrasi Sangat kurang jika hanya

memuat satu unsur

1

b. Melakukan pendeskripsian Kurang jika memuat dua

unsur

2

c. Mengandung kejelasan Cukup jika memuat tiga

unsur

3

d. Dapat dimengerti Baik jika memuat empat

(51)

Definisi Unsur Kemampuan Keterangan

a. Menentukan ukuran Sangat kurang jika hanya

memuat satu unsur

1

b. Membuat kriteria Kurang jika memuat dua

unsur

2

c. Melakukan pertimbangan Cukup jika memuat tiga

unsur

3

d. Menentukan kualitas Baik jika memuat empat

unsur

Definisi Unsur Kemampuan Keterangan

Menyampaikan pikiran, pandangan, gagasan kepada pihak lain mengenai sesuatu hal dengan tujuan tetrtentu

a. Kejelasan Sangat kurang jika hanya

memuat satu unsur

1

b. Relevansi Kurang jika memuat dua

unsur

2

c. Objektifitas Cukup jika memuat tiga

unsur

3

d. Rasionalitas Baik jika memuat empat

unsur

4

e. Memliki dasar Sangat baik jika memuat

unsur a,b,c,d,e

5

Kemampuan mempertahankan pendapat

Definisi Unsur Kemampuan Keterangan

Mempertahankan pandangan, gagasan, hasil pemikiran dari bantahan atau kritikan dari pihak lain mengenai sesuatu hal dengan tujuan tertentu

a. Logis (berargumentatif) Sangat kurang jika hanya

memuat satu unsur

1

b. Rasional/ tidak emosional Kurang jika memuat dua

unsur

2

c. Mudah dipahami Cukup jika memuat tiga

unsur

3

d. Mengandung kebenaran Baik jika memuat unsur

empat

4

e. Penjelasannya meyakinkan Sangat baik jika memuat

unsur a,b,c,d,e

5

Kemampuan mendengar

Definisi Unsur Kemampuan Keterangan

Kegiatan dengan penuh perhatian untuk menangkap pesan yang disampaikan pihak lain dengan tujuan tertentu

a. Memperhatikan Sangat kurang jika hanya

memuat satu unsur

1

b. Menangkap Kurang jika memuat dua

unsur

2

c. Mengingat Cukup jika memuat tiga

unsur

3

d. Mencatat Baik jika memuat empat

(52)

Tabel. 3.3

Kemampuan berpikir kritis, Civic knowledge, Civic skills

No Item

3 Melakukan evaluasi Partisipasi warga, Anarkhisme,

Prinsip-4 Berpendapat Money politik Dan

6 mendengar Memperhatikan Kalimat dengan judul

(53)

dan mana yang bukan dalam kategori berpikir kritis. Moore and Parker ( 2009) mengemukakan elemen ini terdiri dari menentukan informasi yang tepat, membedakan klaim yang rasional dan emosional, memisahkan antara fakta dan pendapat, menentukan bukti apakah terbatas atau bisa diterima, menunjukkan tipuan dan kekurangan dalam argumentasi orang lain, menunjukkan analisis data atau informasi, menyadari kesalahan logika, menggambarkan hubungan antara sumber-sumber data yang terpisah, memperhatikan informasi yang bertentangan tidak memadai, membangun argumen yang meyakinkan yang berakar pada data, memilih data penunjang yang paling kuat, menghindarkan kesimpulan yang berlebihan, mengidentifikasi celah-celah dalam bukti dan menyarankan pengumpulan informasi tambahan, menyadari tidak jelas atau banyaknya kemungkinan jawaban suatu masalah, mengusulkan opsi lain dalam pengambilan keputusan, mempertimbangkan semua pemangku kepentingan atau, menyatakan argumen dan konteks untuk apa argumen itu, menggunakan bukti secara betul dan tepat untuk menyanggah argumen, menyusun argumen secara logis dan kohesif, menunjukkan bukti untuk mendukung argumen yang meyakinkan.

III

Pengukuran Karakteristik Berpikir Kritis

Kemampuan menentukan informasi mana yang tepat atau tidak tepat

Definisi Unsur Kemampuan Keterangan

Kemampuan untuk

Kurang jika memuat dua

unsur

2

c. Membedakan dengan informasi yang lain

Cukup jika memuat tiga

unsur

3

d. Menimbang-nimbang kebenaran informasi

Baik jika memuat empat

(54)

Kemampuan membedakan klaim yang rasional dan emosional

Definisi Unsur Kemampuan Keterangan

Kemampuan membedakan

Kurang jika memuat dua

unsur

2

c. Menentukan bukti atas klaim tersebut

Cukup jika memuat tiga

unsur

3

d.Mengeliminir klaim yang hanya berdasarkan perasaan

Baik jika memuat empat

unsur

Kemampuan memisahkan fakta dari pendapat

Definisi Unsur Kemampuan Keterangan

Kemampuan melakukan

Kurang jika memuat dua

unsur

2

c. Membuat kategori mana yang pendapat dan mana yang fakta

Cukup jika memuat tiga

unsur

3

d. Mengelompokkan fakta yang mana sesuai dengan pendapat yang mana

Baik jika memuat empat

unsur

4

e. Menunjukkan pendapat yang salah

Sangat baik jika memuat

unsur a,b,c,d,e

5

Kemampuan menyadari apakah bukti itu terbatas atau dapat diterima

Definisi Unsur Kemampuan Keterangan

Menyadari apakah bukti

Kurang jika memuat dua

unsur

2

c. Mengetahui keakuratan sebuah bukti

Cukup jika memuat tiga

unsur

3

d. Mengetahui bahwa bukti itu belum bisa diterima

Baik jika memuat empat

unsur

(55)

Mampu menunjukkan

Kurang jika memuat dua

unsur

Baik jika memuat empat

unsur

Kemampuan menunjukkan analisis data atau informasi

Definisi Unsur Kemampuan Keterangan

Kemampuan menunjukkan

Kurang jika memuat dua

unsur

2

c.Membuat kategori data atau informasi

Cukup jika memuat tiga

unsur

3

d.Menghubungkan dan menggabungkan

Baik jika memuat empat

unsur

Kemampuan menyadari kesalahan logika dalam suatu argumen

Definisi Unsur Kemampuan Keterangan

Kemampuan menyadari

Kurang jika memuat dua

unsur

2

c.Mengetahui letak kekurangannya argumen itu

Cukup jika memuat tiga

unsur

3

d.Mengetahui argumen yang benar

Baik jika memuat empat

unsur

Kemampuan menggambarkan hubungan antara sumber –sumber data yang terpisah dan informasi

(56)

menggambarkan hubungan antara sumber –sumber data yang terpisah dan

dan informasi memuat satu unsur b.Membuat penggolongan

dan klasifikasi sumber data dan informasi

Kurang jika memuat dua

unsur

2

c.Memberi arti sumber data dan informasi

Cukup jika memuat tiga

unsur

3

d.Menghubungkan sumber data dan informasi dengan yang lain

Baik jika memuat empat

unsur

4

e.Memberi makna hubungan sumber data dan informasi dengan yang lain

Sangat baik jika memuat

unsur a,b,c,d,e

5

Kemampuan memperhatikan informasi yang bertentangan, tidak memadai atau bermakna ganda

Definisi Unsur Kemampuan Keterangan

Kemampuan

a.Tahu informasi yang jelas

Sangat kurang jika hanya

memuat satu unsur

1

b.Tahu informasi yang salah

Kurang jika memuat dua

unsur

2

c.Tahu informasi yang dapat

dipertanggungjawabkan

Cukup jika memuat tiga

unsur

3

d. Mengerti informasi yang dibutuhkan

Baik jika memuat empat

unsur

Kemampuan membangun argumen yang meyakinkan yang berakar pada data dibanding dari pendapat

Definisi Unsur Kemampuan Keterangan

Kemampuan membangun

Kurang jika memuat dua

unsur

Cukup jika memuat tiga

unsur

3

d.Mampu membuat argumen yang bersumber pada data

Baik jika memuat empat

(57)

Kemampuan memilih data penunjang yang paling kuat

Definisi Unsur Kemampuan Keterangan Kemampuan memilih data

Kurang jika memuat dua

unsur

2

c.Mampu membedakan data yang tepat dan yang tidak

Cukup jika memuat tiga

unsur

3

d.Mampu menentukan data yang akurat

Baik jika memuat empat

unsur

Kemampuan menghindarkan kesimpulan yang berlebihan

Definisi Unsur Kemampuan Keterangan

Kemampuan

menghindarkan kesimpulan yang berlebihan

a.Memahami alasannya Sangat kurang jika hanya

memuat satu unsur

1

b.Memahami hubungan antara alasan dan kesimpulan

Kurang jika memuat dua

unsur

2

c.Mengetahui kesimpulan yang salah

Cukup jika memuat tiga

unsur

3

d.Mengetahui kesimpulan yang tidak didukung alasan

Baik jika memuat empat

unsur

Kemampuan mengidentifikasikan celah-celah dalam bukti dan menyarankan pengumpulan informasi tambahan

Definisi Unsur Kemampuan Keterangan

Kemampuan

menunjukkan bukti yang kurang

Kurang jika memuat dua

unsur

Cukup jika memuat tiga

unsur

3

d.Mengetahui informasi yang harus

ditambahkanannya

Baik jika memuat empat

Gambar

Tabel                                                                                                                               Hal
Grafik Uji Normalitas Kelas yang Menggunakan Project Citizen Tahap I ....    132                    Grafik Uji Normalitas Kelas Konvensional  ..............................................
Tabel 3. 1 Masalah Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
Tabel. 3.3 Kemampuan berpikir kritis, Civic knowledge, Civic skills
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pihak Pengelola LKM UED-SP Sinar Dana perlu mempertahankan Kinerja staf yang berpengaruh terhadap produktifitas staf melayani dan memperluas menjangkau nasabah

Hasil KLT tersebut dapat diketahui bahwa ekstrak etanol biji sirsak ( Annona muricata L.) positif mengandung senyawa golongan alkaloid dan negatif mengandung

pendidikan budi pekerti, softskill dan karakter yang berbasis kebudayaan lokal di Jawa Timur dalam bentuk buku sekolah dasar berdasarkan hasil tahun 1 yaitu

Penerapan Model Discovery Learning Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa Pada Pembelajaran Ipa Materi Sifat-Sifat Cahaya.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dua Mantan Anggota DPRD Kota Yogya, Laporkan Budiono Ke POLDA DIY Sahabat MQ/ dua mantan anggota DPRD Kota Yogyakarta/ hari ini melaporkan Budiono ke POLDA DIY// Kedua

[r]

Use Case Diagram, Sequence Diagram, dan Class Diagram dengan data input yaitu berupa data pengrajin, data.. produk, data jenis produk, data daerah, dan data pengelola

Berdasarkan data tersebut kelembaban di Desa Pandu Senjaya untuk tanaman kelapa sawit termasuk ke dalam kelas sangat sesuai atau S1 dimana lahan tidak memiliki pembatas