PENGEMBANGAN BERPIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MENGGUNAKAN
PROJECT CITIZEN
( Studi Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis di Universitas Kristen Satya Wacana)
DISERTASI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Doktor Ilmu Pendidikan dalam Bidang
Pendidikan Kewarganegaraan
Promovendus
Yosaphat Haris Nusarastriya NIM: 0908378
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH PASCASARJANA
PENGEMBANGAN BERPIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MENGGUNAKAN
PROJECT CITIZEN
( Studi Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis di Universitas Kristen Satya Wacana)
Oleh :
Yosaphat Haris Nusarastriya NIM: 0908378
Sebuah Desertasi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Doktor Pendidikan (Dr) dalam Bidang
Pendidikan Kewarganegaraan
© Yosaphat Haris Nusarastriya 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Maret 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
ABSTRAK
Nusarastriya, Yosaphat Haris 2013. PENGEMBANGAN BERPIKIR
KRITIS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN MENGGUNAKAN PROJECT CITIZEN ( Studi
Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis di Universitas Kristen Satya Wacana) Disertasi, Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Pasca Sarjana: Universitas Pendidikan Indonesia Promotor: Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed, Ko.Promotor. Prof. Dr. H. Abdul Azis Wahab, MA (Ed). Anggota: Prof. Dr. H. Dasim Budimansyah, M.Si.
ABSTRACT
Nusarastriya, Yosaphat Haris. 2012. DEVELOPING CRITICAL THINKING IN LEARNING CIVIC EDUCATION USING PROJECT CITIZEN ( A Study of Developing Critical Thinking in Satya Wacana Christian University). Dissertation: Civic Education Study Program, School of
Post Graduate Studies: Indonesia University of Education. Promotor: Prof. Dr. H.Sapriya, M.Ed; Co Promotor: Prof.Dr. H. Abdul Azis Wahab M.A (Ed); Member: Prof. Dr. H. Dasim Budimansyah, M.Si
This study is about Developing Critical Thinking in learning Civic Education in Satya Wacana Christian University of Salatiga at semester I-II/2011-2012 using Project citizen model. It was grounded on the fact that critical thinking was frequently ignored in learning process due to the less innovative learning process itself, but in actual case critical thinking considered as the essential element in Civic Education, counted to the demand of globalization era. The objective of this recent research was to find out the defference between the result of o answer how is the using of Project citizen in developing critical thinking. Also, it was aimed to identify the constraint factor for critical and facilitating factor in developing critical thinking such as those in Project citizen. This research employed a quantitative approach by means of quasi experiment method in which data collection was carried out through test giving that followed by statistical analysis, reinforced by observational data, and supported by documentation, questionnaires, and interviews. Some critical thinking theories supported this research : John
Langer’s theory on positive attitude to think critically (2006), CCEI’s critical
DAFTAR ISI
Hal
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
LEMBAR PERNYATAAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
ABSTRAK ... ix
ABSTRACT ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR SKEMA ... xvi
DAFTAR GRAFIK ... xvii
DAFTAR DIAGRAM ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xx
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Dan Rumusan Masalah ... 13
C. Tujuan Penelitian ... 14
D. Manfaat/Signifikasi Penelitian ... 15
E. Struktur Organisasi Disertasi ... 16
BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Pendidikan Kewarganegaraan ... 20
1. Dlihat dari sisi filosofis ... 20
2. Dilihat dari segi historis-yuridis ... 24
3. Dilihat dari sisi pedagogis ... 26
B. Tentang Berpikir dan Berpikir Kritis ... 28
1. Paradigma berpikir (suatu tinjauan historis) ... 28
2. Berpikir pada umumnya ... 29
3. Berpikir ilmiah ... 31
4. Tingkat-tingkat Berpikir ... 33
5. Model-model berpikir ... 34
6. Berpikir kreatif (Creative Thinking) ... 43
C. Kaitan Antara Berpikir Kritis dan Model Pembelajaran ... 67
1. Berpikir Kritis dan Pembelajaran Konvensional ... 67
2. Berpikir Kritis dan Pembelajaran Inovatif ... 68
3. Pembelajaran PKn dan Tuntutan Berpikir Kritis ... 73
D. Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis Dalam PKn Menggunakan Project Citizen ………... 79
1. Pengembangan Kemampuan Berpikir kritis di Perguruan Tinggi . 79
2. Pengembangan Menggunakan Project Citizen di Perguruan Tinggi………. 81
E. Beberapa Penelitian Terdahulu Sejenis ... 93
F. Kerangka Pemikiran……….. 95
G. Hubungan Antar variable dalam Penelitian ... 96
H. Hipotesis... 99
BAB III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian B. Metode Penelitian ... 101
C. Tehnik Pengumpulan Data ... 102
1. Wawancara ……… 102
2. Angket ... 102
3. Observasi ... 102
4. Tes ... 103
5. Studi Dokumentasi ... 104
D. Subyek dan Lokasi Penelitian ... 106
E. Sumber Data ... 106
F. Tehnik Pengolahan Data ... 107
1. Uji Validitas Data dan Reliabilitas ... 109
2. Uji Normalitas ... 109
3. Pre tes-Post Tes ... 109
4. Uji Hipotesis ... 109
G. Langkah-Langkah Persiapan penelitian ... 109
1. Pendahuluan ... 109
2. Penyusunan Instrumen ... 110
3. Pertimbangan Ahli ... 111
H. Definisi Operasional ... 111
1. Sikap Positif Dalam Berpikir Kritis ... 111
2. Kemampuan Berpikir Kritis ... 113
3. Karakteristik Berpikir kritis ... 116
I. Tahap-Tahap Penelitian ... 125
1. Uji Coba Menggunakan Project Citizen Tahap I ... 126
2. Pengembangan Desain Pembelajaran ... 127
4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 130
5. Hasil Uji Normalitas ... 131
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 136
1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 136
2. Berpikir Kritis di UKSW ... 136
3. Pendidikan Kewarganegaraan di UKSW ... 139
4. Inventarisasi Masalah dan Kebutuhan ... 140
5. Hasil Uji Coba Tahap I ... 141
6. Hasil Uji Coba Tahap II ... 158
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 182
C. Temuan Penelitian ... 206
D. Keterbatasan Penelitian ... 208
BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Umum ... 209
B. Kesimpulan Khusus ... 213
C. Implikasi Hasil Penelitian ... 215
D. Rekomendasi ... 218
DAFTAR PUSTAKA ... 215
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
2.1 Cara Berpikir Pada Umumnya ... ... 29
2.2 Berpikir Ilmiah ... ... 31
2.3 Komponen Struktur Ilmu ... ... 32
2.4 Fungsi Ilmu ... ... 33
2.5 Perbedaan Pemikiran Auguste Comte, Sorokin dan C.A. Van Peursen . ... 42
2.6 Ciri Berpikir Kritis ... ... 53
2.7 Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Berpikir Kritis ... ... 56
2.8 Pengertian Karakter dan Macamnya... 65
2.9 Karakter Individu ... ... 66
2.10 B e l a j a r M e n u r u t E r i c k F r o o m . . . . . . 7 8 2.11 Teori Bloom Mengenai Taksonomi Tujuan Pengajaran ... .... 78
3.1 Masalah Penelitian dan Tehnik Pengumpulan Data ... ... 105
3.2 Sikap Positif dalam Berpikir Kritis, Civic Knowledge, Civic Skills ... .... 112
3.3 Kemampuan Berpikir Kritis, Civic Knowledge, Civic Skills ... .... 115
3.4 Karakteristik berpikir kritis, civic knowledge, civic skills ... .... 123
3.5 Sebaran Item Tes yang Valid dan yang Gugur... 131
3.6 Uji Normalitas Kelas yang Menggunakan Project Citizen ... .... 131
4.1 Masalah dan Kebutuhan Bagi Pengembangan Berpikir Kritis ... .... 141
4.2 Uji Beda Pre test dan Post test Kelas yang Menggunakan Project Citizen... 149
4.3 Uji Beda Pre tes Pos test Kelas yang Tidak Menggunakan Project Citizen... 150
4.4 Skap Positif dalam Berpikir Kritis (T.Test.) ... .... 151
4.5 Kemampuan Berpikir Kritis (T-Test) ... .... 152
4.6 Karakteristik Berpikir Kritis (T-Test) ... .... 154
4.7 Uji Beda Pre tes Pos tes Kelas yang Menggunakan Project Citizen Tahap II ... .... 162
4.8 Uji Beda Antara Kelas yang Menggunakan Project Citizen Tahap I dan Tahap II Pada Elemen Sikap Positif dalam Berpikir Kritis ... .... 164
4.9 Uji Beda Antara Kelas yang Menggunakan Project Citizen Tahap I dan Tahap II Pada Elemen Kemampuan Berpikir Kritis ... .... 166
4.10 Uji Beda Antara Kelas yang Menggunakan Project Citizen Tahap I dan Tahap II Pada Elemen Karakteristik Berpikir Kritis ... .... 167
4.11 Kendala Mahasiswa dalam Berpikir Kritis ... .... 172
4.12 Faktor-Faktor yang Mempermudah Pengembangan Berpikir Kritis dengan Project Citizen ... .... 175
4.13 Project Citizen dan Berpikir Pada Umumnya Dilihatdari Kegiatan Kelompok Portofolio... 177
4.15 Enam Tahap dalam Project Citizen dan Unsur Berpikir Kritisnya... 179 4.16 Project Citizen dan Berpikir Kritis Dilihat dari Kegiatan Setiap
SKEMA
Skema Hal
2.1 Unsur Berpikir Kritis ... 53
2.2 Pemikir Kritis yang Baik ... 54
2.3 Jati Diri, Karakter dan Kepribadian ... 61
2.4 Fungsi Pendidikan ... 62
2.5 Karakter Seseorang dengan Berbagai Unsurnya ... 64
2.6 Tuntutan Nasional, Global untuk Berpikir Kritis ... 74
2.7 Tiga Komponen Pengembangan PKn ... 76
2.8 PKn Sebagai Kajian Imiah ... 80
2.9 Model Belajar Project Citizen ... 84
2.10 Fokus Perhatian Project Citizen ... 85
2.11 Kerangka Operasional Pedagogis Project Citizen ... 86
2.12 Kemasan Portofolio Project Citizen ... 87
2.13 Strategi Instruksional Project Citizen ... 88
2.14 Posisi Penelitian dalam Konteks Domain Citizenship Education ... 96
3.1 Tahap I ... 126
DAFTAR GRAFIK
Grafik Hal
3.1 Grafik Uji Normalitas Kelas yang Menggunakan Project Citizen Tahap I .... 132 3.2 Grafik Uji Normalitas Kelas Konvensional ... ... 133
3.3 Grafik Uji Normalitas Kelas yang Menggunakan Project Citizen Tahap II.... 134 4.1 Grafik Hasil Observasi Kegiatan Kelompok dalam Kelas
Konvensional ... … 155 4.2 Grafik Hasil Observasi Kegiatan Kelompok dalam Kelas
Project Citizen (Tahap I) ... … 156 4.3 Grafik Uji t Untuk Pre tes dan Pos test Tahap II ... .... 162 4.4 Hasil Observasi Kegiatan Kelompok dalam KelasProject Citizen
Tahap II ... .... 163 4.5 Grafik Uji t Untuk Variabel Sikap Positif Dalam Berpikir Kritis.
Antara Kelas yang Menggunakan Project Citizen Tahap I dan II ... .... 165 4.6 Grafik Uji t Untuk Variabel Kemampuan Berpikir Kritis
Antara Kelas yang Menggunakan Project Citizen Tahap I dan II ... .... 166 4.7 Grafik Uji t Untuk Variabel Karakteristik Berpikir Kritis.
Antara Kelas yang Menggunakan Project Citizen Tahap I dan II ... .... 168
DAFTAR DIAGRAM
Diagram Hal
4.1 Diagram Hasil Pemahaman Tentang “Sikap Positif
Dalam Berpikir Kritis Kelas Konvensional ... 142 4.2 Diagram Hasil Pemahaman Tentang “Kemampuan Berpikir Kritis”
Kelas Konvensional ... 143 4.3 Diagram Hasil Pemahaman Tentang “Karakteristik Berpikir Kritis”
Kelas Konvensional ... 144 4.4 Diagram Hasil Pemahaman Tentang Sikap Positif Dalam Berpikir
Kritis Kelas yang Menggunakan Project Citizen Tahap I ... 145 4.5 Diagram Hasil Pemahaman Tentang “Kemampuan Berpikir Kritis”
Kelas yang Menggunakan Project Citizen Tahap I ... 146 4.6 Diagram Hasil Pemahaman Tentang “Karakteristik Berpikir Kritis”
Kelas yang Menggunakan Project Citizen Tahap I ... 148 4.7 Diagram Hasil Pemahaman Tentang “Sikap Positif Dalam
Berpikir kritis” Kelas yang Menggunakan Project Citizen Tahap II ... 158 4.8 Diagram Hasil Pemahaman Tentang “Kemampuan Berpikir Kritis”
Kelas yang Menggunakan Project Citizen Tahap II ... 159
DAFTAR DENAH
Denah Hal
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Hal
Lampiran 01 : Denah ... 236
Lampiran 02 : Surat-Surat ... 238
Lampiran 03 : Instrumen ... 242
Lampiran 04 : Pengesahan Dari Ahli ... 257
Lampiran 05 : Uji Validitas dan Reliabilitas ... 359
Lampiran 06 : Angket Hasil pemahaman Mengenai Berpikir Kritis ... 267
Lampiran 07 : Tes Tertulis ... 288
Lampiran 08 : Hasil Pre tes Kelas yang Menggunakan Cara konvensional ... 315
Lampiran 09 : Hasil Post tes Kelas yang Menggunakan Cara Konvensional ... 316
Lampiran 10 : Hasil Pre Tes Kelas Yang Menggunakan Project Citizen ... 317
Lampiran 11 : Hasil Post Tes Kelas Yang Menggunakan Project Citizen ... 329
Lampiran 12 : Hasil Pre Tes Kelas Yang menggunakan Project Citizen Tahap II 341
Lampiran 13 : Hasil Post Tes Kelas Yng Menggunakan Project Citizen Tahap II 342
Lampiran 14 : Hasil Observasi ... 343
Lampiran 15 : Managemen Pembelajaran PKn ... 385
Lampiran 16 : Desain Pembelajaran untuk Pengembangan Berpikir Kritis Dalam PKn ... 389
Lampiran 17 : Latihan-Latihan ... 414
Lampiran 18 : Lembar Wawancara... 423
DAFTAR FOTO
Foto Hal
Foto 1: Suasana Rapat dan Diskusi Dosen PKn ... 426
Foto 2: Suasana Tanya-Jawab dan Diskusi ... 426
Foto 3: Sosialisasi Project Citizen ... 427
Foto 4: Diskusi dalam Kelompok Kecil ... 429
Foto 5: Diskusi dalam Kelompok Kecil ... 429
Foto 6: Diskusi dalam Kelmpok Kecil ... 430
Foto 7: Diskusi dalam Kelompok Kecil ... 430
Foto 8 Wakil Kelompok I Mengkomunikasikan Hasil Diskusi ... 432
Foto 9: Wakil Kelompok II Mengkomunikasikan Hasil Diskusi ... 432
Foto 10: Wakil kelompok III Mengkomunikasikan Hasil Diskusi ... 433
Foto 11: Wakil kelompok IV Mengkomunikasikan Hasil Diskusi ... 435
Foto 12: Mengumpulkan Informasi dari Berbagai Sumber ... 435
Foto 13: Memadukan Informasi dan Gambar ... 435
Foto 14: Sambil Berdiskusi Tentang Hasil Pengumpulan Data untuk Dibuat ... Portofolio Dokumentasi dan Tayangan ... 435
Foto 15: Tayangan Kelompok I dan II ... 437
Foto 16: Tayangan Kelompok III dan IV ... 437
Foto 17: Show Case: Tahap I: Kelompok Satu Memaparkan Hasil ... 439
Foto 18: Kelompok Lain Memperhatikan ... 439
Foto 19: Mencoba Menjelaskan dan Menjawab Pertanyaan ... 440
Foto 20: Berusaha Melihat Portofolio Untuk Menjawab Pertanyaan ... 440
Foto 21 :Melakukan Unjuk Kebolehan dengan Menyanyi Setelah Presentasi ... 441
Foto 22: Kelompok II Memaparkan Hasilnya di Depan Kelompok Lain Berusaha Menggambarkan dan Menjelaskan ... 442
Foto 23: Kelompok Lain Berusaha Melakukan Klarifikasi atau Penjelasan... Kelompok II ... 442
Foto 24: Kelompok II Berusaha Mencari Jawaban Melalui Portofolio Tayangannya ... 443
Foto 25: Melakukan Unjuk Kebolehan Baca Puisi Setelah Presentasi ... 443
Foto 26: Kelompok III Memulai Presentasi Untuk Hasil Portofolio Tayangannya.. 444
Foto 27: Kelompok Lain Terlihat Serius Mendengarkan Paparan Kelompok III .... 444
Foto 28: Kelompok III Berusaha Menggambarkan dan Menjelaskan Portofolio Tayangannya dengan Membawa Portofolio Dokumennya ... .. 445
Foto 30: Kelompok III Unjuk Kebolehan Menyanyikan Lagu ... .. 446
Foto 31: Kelompok IV Action Plan Memulai Pemaparannya ... .. 447
Foto 32: Kelompok IV Mencoba Menjelaskan Portofolio Tayangannya ... .. 447
Foto 33: Kelompok lain Mencoba Bertanya dan Mempertahankan Pendapat ... .. 448
Foto 34: Kelompok IV dalam Rangka Menjawab Pertanyaan Melakukan Koordinasi ... .. 448
Foto 35: Dalam Rangka Menjawab Melihat Tayangan ... .. 449
Foto 36: Kelompok IV Unjuk Kebolehan dengan Menyanyikan Lagu Setelah... Presentasi Selesai ... . . 449
Foto 37: Menyanyi ... ... 450
Foto 38: Refleksi Kelompok I dan Kelompok II ... ... 452
Foto 39: Refleksi Kelompok III dan IV ... ... 452
Foto 40: Membawa Tulisan Hasil Kelas Projec citizen Untuk Dibawa ke Forum thalen show antar Kelas di Balairung Utama (BU) ... ... 453
Foto 41: Foto Bersama Setelah Selesai Show case ... .... 453
Foto 42: Tahap II: Memperhatikan dan Mendengarkan ... .... 454
Foto 43: Kelompok I Presentasi ... .... 454
Foto 44: Kelompok II Presentasi ... .... 455
Foto 45: Kelompok lain Mendengarkan ... .... 455
Foto 46: Kelompok III Menjawab Pertanyaan dan Berdiskusi ... .... 456
Foto 47: Kelompok IV Menjawab Pertanyaan dan Memberi Alasan ... ... . 456
Foto 48: Yuri Minta Klarifikasi ... .... 457
Foto 49: Kelompok Lain Mendengarkan dan Mencatat ... ... 457
Foto 50: Presentasi Kelompok IV Mendengarkan dan Menjelaskan ... .... 458
Foto 51: Kelompok IV Menjelaskan dan Mempertahankan Pendapat ... .... 458
BAB I
PENDAHULUAN
Bab. I ini merupakan bagian awal disertasi berisi uraian tentang pendahuluan yang maliputi latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat atau signifikansi penelitian serta struktur organisasi disertasi. Dengan dikemukakan hal-hal tersebut maka akan lebih dipahami apa latar belakang dan masalah yang diangkat dalam penelitian ini serta tujuan dan manfaat atau signifikansi serta struktur organisasi disertasi ini.
A. Latar Belakang Penelitian
dewasa ini banyak terjadi paradoks. Hal demikian itu bisa terjadi juga pada tataran berpikir sehingga sering muncul hal-hal yang kontroversial termasuk isu-isu yang menuntut untuk dihadapi sebagai konsekuensi dari kekompleksitasan masalah dalam realitas yang senantiasa terus mengalami perkembangan.
Pernyataan Toffler jika dicermati secara kritis dan dihubungkan dengan perkembangan di Indonesia sudah terbukti terutama setelah terjadinya reformasi di bidang politik dan hukum sehingga ledakan organisasi masyarakat sungguh terjadi dan ini menimbulkan perkembangan baru di dalam kehidupan masyarakat. Begitu juga apa yang dikemukakan Soewondo tentang civil society apabila dikaitkan dengan organisasi masyarakat dan LSM di Indonesia menunjukkan bahwa ada perkembangan civil society yang cukup signifikan sebagai wujud partisipasi warga negara di negara demokrasi.
adalah hard skills dan soft skills yang menurutnya harus diperhatikan dalam proses pembelajaran.
Pendapat Habib dan Wahab di atas sebenarnya merupakan fenomena di era yang semakin mengglobal dimana kekuatan baik ekonomi maupun politik semakin mencair atau memencar akibat demokratisasi dan kebebasan yang menimbulkan persaingan di dalam masyarakat baik secara nasional maupun internasional. Dan justru itulah Soemantri memberi tekanan pada perlunya penyiapan sumber daya manusia yang inovatif melalui pendidikan dengan memperhatikan unsur hard skills dan soft skills khususnya dalam proses pembelajaran.
Berkaitan dengan hal di atas, UNESCO telah menyatakan bahwa belajar pada abad 21 harus didasarkan kepada empat pilar yaitu: (1) Learning how to know, (2) Learning to do, (3) Learning to be , (4) Learning how to live together. Keempat hal tersebut
disebutnya sebagai empat soko guru dari pembangunan sumber daya manusia abad 21 untuk menghadapi arus informasi dan kehidupan yang terus menerus berubah. Hampir senada dengan empat pilar yang dikemukakan UNESCO itu, Maftuh (2010:5) sebagaimana juga Trilling dan Fadel (2009) mengemukakan pula sejumlah keterampilan yang harus dimiliki dalam abad ke-21, diantaranya yaitu tentang critical thinking and problem solving. Tuntutan keterampilan abad ke 21 oleh Partnership for 21st century
dirumuskan sebagai berikut: thinking, reasoning and innovation skills, yang meliputi: (a) critical thinking, (b) systems thinking, (c) problem solving, (d) creating and innovating.
(Maftuh:2010:5)
meliputi: (a) adaptabilitas/mengelola kompleksitas dan kemandirian (self direction), (b) keingintahuan, kreativitas dan keberanian mengambil resiko, (c) berpikir pada tatanan yang lebih tinggi dan bernalar.
Memahami apa yang dikemukakan UNESCO, Maftuh dan Metiri Group di atas bangsa-bangsa di dunia termasuk di dalamnya bangsa Indonesia sangat bergantung pada beberapa aspek diantaranya yang menyangkut karakter seperti cara berpikir, sebaran dan keefektifan pendidikan yang diterima masyarakat dan penggunaan sains dan teknologi secara bijaksana. Oleh karena itu tujuan utama pendidikan yang diperlukan adalah mempersiapkan manusia untuk mengarahkannya dalam mengisi kehidupan secara bijaksana, efektif dan bertanggungjawab. Dalam kaitannya dengan tujuan utama pendidikan itu Wahab (2007:45) menyatakan bahwa di era globalisasi dan abad informasi ada implikasi yang menuntut kemampuan tertentu dari setiap individu dalam kedudukannya sebagai warga negara. Begitu juga NEA sejak tahun 1937 dalam (Wahab:2007:46) mengemukakan bahwa para pemuda membutuhkan sesuatu hal untuk tumbuhnya kemampuan berpikir rasional, menyatakan pikiran secara jelas, dan membaca serta mendengar dengan penuh pemahaman.
dikemukakan Sapriya (2008:42-43) saat ini belum banyak muncul kesadaran yang tinggi di kalangan pendidik di persekolahan untuk mengajar para siswa tentang kondisi dunia yang semakin berkembang pesat yang menuntut adanya respon dengan pemikiran secara kritis. Oleh karena itu menurutnya diharapkan pembelajaran dengan ketrampilan berpikir kritis di kelas merupakan cara yang paling tepat untuk menjawab tantangan ini.
Untuk menjawab tantangan tersebut, pengembangan keterampilan berpikir kritis yang juga dapat dipandang sebagai salah satu unsur pembentukan karakter bangsa Indonesia sudah sangat mendesak untuk dilakukan. Dalam Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945 sebagai salah satu pilar kebangsaan khususnya di dalam Pembukaan UUD NKRI 1945 alinea yang keempat terdapat salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia yaitu: ”Mencerdaskan kehidupan bangsa”. Sudah barang tentu keterampilan berpikir kritis merupakan unsur penting bagi pembentukan karakter bangsa sangat tepat dikembangkan melalui Pendidikan Kewarganegaraan karena salah satu komponen dalam Pendidikan Kewarganegaraan adalah civic skills, yang termasuk didalamnya yaitu intellectual skills.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih kurangnya pengembangan berpikir kritis di dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang disebabkan antara lain masih kurang dipahaminya oleh sebagian pengajar (sebagaimana yang penulis ketahui ketika melakukan studi pendahuluan penelitian ini) mengenai model pembelajaran yang bagaimana yang memberi fokus pada pengembangan berpikir kritis itu, pada hal berpikir kritis merupakan tuntutan di dalam PKn termasuk tuntutan di era globalisasi. Santoso (1992:39) menyoroti dari sisi kultural dengan mengatakan bahwa dari segi budaya, pemikiran atau sikap kritis ada yang menolak karena pemikiran kritis dianggap serangan, menjatuhkan martabat dan berbagai segi negativ lainnya terutama di dalam masyarakat yang masih feodalistis , paternalistis dan otoriter. Begitu juga yang dirasakan oleh Liliasari (2010:457) yang memprihatinkan kondisi sosial seperti tawuran pelajar, mahasiswa, antar kampung, antar etnis, sikap konsumeristis akibat iklan. Menurutnya setiap anggota masyarakat haruslah berkualitas dalam arti memiliki kemampuan berpikir (kritis) sehingga tidak gampang terpengaruh baik oleh isu-isu yang tidak jelas dan iklan-iklan yang ditayangkan di berbagai media elektronik.
statusnya masih rentan dan masih jauh di bawah tingkat aman yaitu pada level 33,3. Indeks radikalisme ini diperoleh dari hasil penelitian kerentanan radikalisme terhadap 33 provinsi dengan jumlah responden sebanyak 4840.
Selanjutnya Al Muhtar (2010:834) sebagaimana juga dikemukakan oleh Abdul Karim (2011:8) melalui pidato pengukuhan Guru Besarnya mencatat bahwa kualitas pendidikan masih lemah dengan ditandai oleh salah satu cirinya yaitu proses pendidikan yang memberikan sebanyak mungkin bahan pelajaran untuk mencapai target kurikulum, sedangkan kapasitas berpikir tidak ditingkatkan kepada tarap yang optimal (higher order thinking skills). Keprihatinan semacam itu juga muncul dari Sanusi (1998:222-227)
dalam pembahasannya mengenai perspektif pendidikan Ilmu (Pengetahuan) Sosial yang mengemukakan bahwa pengajaran IPS di sekolah cenderung menitikberatkan pada penguasaan hafalan dan pencapaian tujuan kognitif yang “mengulit bawang” dan dominannya latihan berpikir taraf rendah.
Kritikan tajam muncul dari Pitalokasari (2012) yang dimuat di media Suara Merdeka 29 September 2012 yang menyoroti proses pembelajaran kaitannya denga kualitas lulusan Perguruan Tinggi yang mengatakan: “jika dosen masih menggunakan
metode mengajar konvensional, maka kurikulum sebagus apa pun tidak bisa membentuk lulusan yang berkualitas”. Menanggapi pernyataan yang keras tersebut penulis mengerti
Harapan senada juga datang dari Sumantri (2009) yang disampaikan dalam seminar nasional: “Aktualisasi Pendidikan Kewarganegaraan dalam membina warga
Negara Indonesia di masa depan” di Aula UPI Bandung yang kemudian dipertegas
dalam kegiatan Pra Kuliah S3 Sekolah Pasca Sardjana Prodi Kewarganegaraan bahwa pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan harus memperhatikan aspek psikologi dan falsafah pendidikan dengan perlu membangun spirit berpikir di dalamnya. Hal itu tentu dimaksudkan supaya mendidik itu jangan hafalan saja yang dikedepankan tetapi mengajar harus dengan pemahaman atau pengertian serta memahami jalan pikirannya.
Dari beberapa pandangan di atas sebagaimana dikemukakan Soemantri (2011), Sumantri (2009), Wahab (2010), Al Muhtar (2010), Sapriya (2008), Liliasari (2010), Abdulkarim (2010), Sanusi (1998), Santoso (1992) yang melihat kelemahan dalam proses pembelajaran, jika ditarik intinya ialah bahwa spirit berpikir dan pemberian tekanan pada berpikir kritis masih kurang.
Dari studi kepustakaan yang penulis lakukan menunjukkan bahwa penelitian pengembangan berpikir lebih banyak dilakukan di bidang Ilmu Pengetahuan Alam dan sangat kurang untuk bidang studi kewarganegaraan atau bidang sosial lainnya pada hal civic skills dalam hal ini berpikir kritis tidak boleh diabaikan karena di era global dengan
permasalahan di bidang kewarganegaraan yang kompleks pasti berdampak pada tuntutan pemikiran yang kompleks. Kecenderungan global dengan permasalahan yang kompleks itu secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi pula konsep dan pelaksanaan Pendidikan Kewarganegaraan khususnya yang menyangkut model pembelajaran dan civic skills. Berdasarkan kecenderungan Pendidikan Kewarganegaraan di era global,
output dari Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan dapat menampilkan sosok pengetahuan warga negara yang integratif dari hasil sinergi pengetahuan, keterampilan, dan civic virtue (nilai) secara fungsional.
Terintegrasinya antara pengetahuan, keterampilan, dan civic virtue secara fungsional akan menghasilkan kompetensi yang diharapkan seperti berpikir secara kritis dan bertindak secara efektif, serta pandai dalam menjawab permasalahan di seputar isu-isu sosial kemasyarakatan. Disamping dapat menjawab permasalahan di seputar isu-isu-isu-isu sosial itu, siswa/mahasiswa juga akan dapat memahami sumber isu dan alternatif jawaban terhadap isu, serta kemungkinan akibat dari jawaban-jawaban terhadap permasalahan/isu tersebut berdasarkan sosok pengetahuan warga negara ( a body of civic knowledge) yang integratif itu.
setelah reformasi) Pendidikan Kewarganegaraan menurut Wahab (2010:709) lebih diupayakan untuk menyiapkan warga negara yang demokratis, cerdas dan religius. Itu berarti makna “warga negara yang baik” yang merupakan arah dan tujuan Pendidikan Kewarganegaraan masa lalu menurutnya dapat lebih diperjelas pada pengertian “warga negara yang demokratis dan berkarakter. Untuk memenuhi tuntutan baru sebagaimana
tuntutan-tuntutan ketrampilan berpikir dan memecahkan masalah dalam hidup di abad 21 yang telah dirumuskan berbagai kalangan di atas, diperlukan inovasi pembelajaran yang dapat mengembangkan dan membiasakan berpikir secara kritis.
Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) sadar betul mengenai pentingnya kemampuan berpikir kritis ini sehingga dimasukkan dalam statuta pendirian UKSW agar dapat diwujudkan dalam kegiatan-kegiatannya (termasuk dalam proses belajar-mengajar). Para pendiri UKSW menempatkan pentingnya berpikir kritis ini dalam kerangka menjadi universitas magistrorum et scolarium untuk pembentukan minoritas yang berdaya cipta (creative minority) bagi pembangunan dan pembaharuan masyarakat dan negara Indonesia.
Mengapa Project citizen? Alasannya yaitu ada alasan subyektif dan alasan objektif. Secara subyektif sebagaimana yang pernah penulis lihat dan alami sendiri ketika mengikuti pelatihan Project ciizen di UPI, memang ada sesuatu yang menarik khususnya dalam kaitannya dengan pengembangan berpikir kritis. Daya tarik itu pada cara kerja baik itu dalam mencari data, membuat porto folio baik tayangan maupun dukumen sangat menunjang cara kerja ilmiah. Kemudian secara objektif telah dikemukakan oleh orang lain serta hasil penelitian terdahulu misalnya hasil penelitian dalam lingkup lokal seperti pada hasil penelitian Suabuana dan Maksum menunjukkan bahwa pada kelas-kelas Project citizen menunjukkan lebih baik dibanding pada kelas konvesional. Begitu juga
pada aras internasional sebagaimana dilaporkan oleh International Democratic Educational Institute (Craddock et.al, 2007) berkesimpulan bahwa Project citizen
memberikan dampak/pengaruh bagi pengetahuan, sikap dan keterampilan kewarganegaraan siswa. Meskipun demikian, ruang lingkup (jangkauan) dan derajad pengaruh ini sangat beragam di antara berbagai kawasan di beberapa Negara.
Disamping itu alasan yang lain sebagaimana dikemukakan Budimansyah (2009:22-25) mengenai desain pembelajarannya menarik bagi penulis karena memadukan secara sinergis model-model “social problem solving” (pemecahan masalah), social inquiry (penelitian sosial), social involvement (perlibatan sosial) cooperative learning (belajar bersama), simulated hearing (simulasi dengar pendapat), deep dialogue and critical thinking (dialog mendalam dan berpikir kritis), value clarification (klarifikasi nilai),
Dari beberapa hal di atas termasuk alasan subjektif maupun objektif mengapa Project citizen, maka penelitian ini hendak mencoba mengembangkan berpikir kritis
dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi dalam hal ini UKSW juga menggunakan Project citizen. Penelitian ini dilatarbelakangi dan berkaitan dengan masalah serta tujuan sebagaimana dirumuskan di bawah ini.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah penulis paparkan di atas dengan berbagai tantangan ke depan serta kondisi yang ada kaitannya dengan berpikir kritis dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaran maka dapat ditarik rumusan masalah penelitian sebagai berikut :Bagaimana Pengembangan Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menggunakan Project Citizen di
Universitas Kristen Satya Wacana?
Rumusan masalah di atas dapat dijabarkan ke dalam beberapa rumusan berikut: 1. Bagaimana pemahaman mahasiswa mengenai elemen berpikir kritis (sikap positif
untuk berpikir kritis, kemampuan berpikir kritis dan karakteristik berpikir kritis) ? 2. Adakah perbedaan yang signifikan mengenai sikap positif untuk berpikir kritis antara
mahasiswa yang mendapat perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan dengan project citizen dan mahasiswa yang mendapat perkuliahan secara konvensional?
4. Adakah perbedaan yang signifikan mengenai karakteristik berpikir kritis antara mahasiswa yang mendapat perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan dengan Project citizen dan mahasiswa yang mendapat perkuliahan secara konvensional?
5. Bagaimana pengembangan berpikir kritis menggunakan Project citizen dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ?
6. Faktor-faktor apa yang menjadi kendala bagi pengembangan berpikir kritis?
7. Faktor determinan apa yang mempermudah pengembangan kemampuan berpikir kritis menggunakan Poject Citizen?.
C. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran tentang: Pengembangan Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Menggunakan Project Citizen di Universitas Kristen Satya Wacana. Disamping tujuan
umum penelitian ini secara khusus memaparkan tujuh hal sebagaimana dipaparkan dibawah ini yaitu untuk mengetahui:
1. pemahaman mahasiswa mengenai elemen berpikir kritis (sikap positif untuk berpikir kritis, kemampuan berpikir kritis dan karakteristik berpikir kritis)
2. perbedaan sikap positif untuk berpikir kritis antara mahasiswa yang mendapat perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan menggunakan Project citizen dengan mahasiswa yang mendapat perkuliahan secara konvensional
4. perbedaan karakteristik berpikir kritis antara mahasiswa yang mendapat perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan menggunakan Project citizen dengan mahasiswa yang mendapat perkuliahan secara konvensional
5. pengembangan berpikir kritis menggunakan Project citizen dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
6. faktor yang menjadi kendala bagi pengembangan berpikir kritis.
7. faktor determinan dalam Poject Citizen yang mempermudah pengembangan berpikir kritis.
D. Manfaat /Signifikansi Penelitian
Mengenai manfaat atau signifikansi dari penelitian ini secara teoritis ialah memperkuat sisi akademis – ilmiah bagi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), khususnya yang berkaitan dengan keterampilan (civic skills) mengingat struktur keilmuan/mata pelajaran kewarganegaraan mencakup dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge) ketrampilan kewarganegaraan (civic skills), dan watak atau karakter
kewarganegaraan (civic disposition). Sedangkan secara praktis penelitian ini menyumbangkan konsep pembelajaran yang mendekatkan mahasiswa dengan pemahaman dan pengalaman konkrit dalam kaitannya dengan berpikir kritis menghadapi berbagai permasalahan di bidang kewarganegaraan.
Kemampuan/ketrampilan menghadapi dan memecahkan permasalahan melalui analisis menuntut kemampuan berpikir kritis warga negara terutama sebagai wujud dari civic skills yang juga berimplikasi pada civic disposition tanpa harus meremehkan
konsep, pengertian, teori, metode yang dapat membantu memahami, menganalisis, memecahkan masalah di bidang kewarganegaraan.
Di UKSW sendiri penelitian ini berkaitan erat dengan semangat dan cita-cita sebagai ”universitas scientiarum” yang harus mencari kebenaran mentransenden batas-batas kelas, masyarakat dan negara. Magistra dan scholaria dituntut tidak hanya menghafalkan atau memproduksi, tetapi untuk meningkatkan pengetahuan mereka secara metodis demi mencapai cara berpikir kreatif dan kritis.
E. Struktur Organisasi Disertasi
Struktur organisasi disertasi ini mencakup Bab. I sampai Bab.V yang masing-masing bab diuraikan sebagai berikut:
Bab I. Pendahuluan berisi latar belakang penelitian yann mengemukakan tuntutan, keprihatinan dan realitas yang menjadi tantangan kaitannya dengan pengembangan berpikir kritis dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang menarik untuk dilakukan penelitian. Selain itu juga identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat atau signifikansi penelitian serta struktur organisasi disertasi. Dengan dikemukakan hal-hal tersebut maka akan lebih memahami apa latar belakang dan masalah yang diangkat dalam penelitian ini serta tujuan dan manfaat atau signifikansi serta struktur organisasi disertasi ini.
kreatif dan berpikir kritis itu sendiri. Dalam bab ini juga dikemukakan kaitan antara berpikir kritis dan model pembelajaran yang antara lain meliputi berpikir kritis dan pembelajaran konvensional, berpikir kritis dan pembelajaran inovatif, serta pembelajaran PKn dan tuntutan berpikir kritis. Secara konsep juga dikemukakan tentang pengembangan kemampuan berpikir kritis dalam PKn menggunakan Project citizen khususnya di Perguruan Tinggi. Dalam bab ini juga dibandingkan dan dikontraskan antara hasil dan temuan para peneliti sejenis yang pernah dilakukan kemudian memposisikan penelitian ini diantara penelitian yang telah dilakukan. Hal terakhir dalam bab ini mengemukakan hubungan antar variabel dalam penelitian yaitu terutama antara aspek positif sebagai landasan berpikir kritis, kemampuan berpikir kritis serta karakteristik berpikir kritis dengan Project citizen.
Bab III. Metode Penelitian, menguraikan beberapa hal yang berkaitan dengan penggunaan metodologi penelitian yang mencakup: pendekatan, metode penelitian itu sendiri, populasi dan sampel, jenis data, pengembangan instrumen dan tehnik analisa data. Bagian ini memberikan gambaran tentang pelaksanaan penelitian, seperti bagaimana cara memperoleh data, dimana dilakukan penelitian, melibatkan siapa dan bagaimana data diolah. Dengan kata lain bagian ini memberi gambaran mengenai bagaimana cara penelitian itu dilakukan dan bagaimana penelitian ini mencapai hasil dan tujuan.
statistik dan uji hipotesis dilakukan sebagai bagian dari analisis data. Kemudian dilanjutkan dengan pembahasan atau analisis temuan yang dikaitkan dengan landasan teori sertahasil dan temuan penelitian sebelumnya.
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab III ini menguraikan beberapa hal yang berkaitan dengan penggunaan metodologi penelitian yang mencakup: pendekatan, metode penelitian itu sendiri, populasi dan sampel, jenis data, pengembangan instrumen dan tehnik analisa data. Sudah barang tentu hal tersebut untuk memberikan gambaran tentang pelaksanaan penelitian sehingga dapat dipahami bagaimana cara memperoleh data, dimana dilakukan penelitian, melibatkan siapa dan bagaimana data diolah. Dengan kata lain bagian ini memberi gambaran mengenai bagaimana cara penelitian itu dilakukan dan bagaimana penelitian ini mencapai hasil dan tujuan.
A. Pendekatan Penelitian
Untuk menjawab permasalahan dan tujuan penelitian ini, dilakukan penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Kegiatan pendahuluan meliputi kajian pustaka dan studi lapangan. Dalam penelitian ini diawali dengan melakukan analisis kebutuhan dan inventarisasi masalah yang berkaitan dengan pengembangan berpikir kritis melalui wawancara dengan dosen-dosen Pendidikan Kewarganegaraan
B. Metode Penelitian
citizen. Sejauhmana efektifitas dan dimana letak kelebihan dan kelemahan sampai dua
tahap untuk mengembangkan berpikir kritis dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
C. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik sebagai berikut: 1. Wawancara
Wawancara (interview) digunakan sebagai teknik pengumpulan data dalam penelitian ini kaitannya dengan menginventarisasi masalah kaitannya dengan pengembangan berpikir kritis. Wawancara dilakukan secara terstruktur supaya terarah dan fokus pada hal-hal yang hendak peneliti lakukan dan saling mendukung dengan aspek-aspek yang hendak diteliti lainnya. Peneliti sependapat dengan Sugiyono (2009:138) yang antara lain mengatakan bahwa wawancara termasuk angket ini digunakan berdasarkan anggapan bahwa subyek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri. Dalam penelitian ini wawancara dipakai untuk mengumpulkan data dari dosen dan mahasiswa. Dari dosen kaitannya dengan masalah dan kebutuhan seputar pengembangan berpikir kritis, sedangkan kepada mahasiswa wawancara untuk mengumpulkan data kaitannya dengan kendala berpikir kritis dan tentang faktor determinan apa yang mempermudah berpikir kritis menggunakan Project citizen.
2. Angket
diberikan kepada mahasiswa untuk mendapatkan informasi tentang data yang berkaitan dengan pemahaman mengenai berpikir kritis itu sendiri yang elemennya meliputi sikap positip dalam berpikir kritis, kemampuan berpikir kritis dan karakter berpikir kritis. Angket yang digunakan adalah angket tertutup sehingga responden tinggal memilih salah satu alternatif dari jawaban yang tersedia. Angket yang digunakan dalam penelitian ini dengan bentuk rating scale karena responden tidak akan menjawab salah satu dari jawaban kualitatif yang telah disediakan, tetapi menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang telah disediakan. (Sugiyono,2009:97-98)
3. Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data digunakan berkenaan dengan perilaku manusia, proses kegiatan dan tahapan-tahapannya, yang sudah barang tentu dalam penelitian dikaitkan dengan pengembangan berpikir kritis menggunakan Project citizen. Observasi dalam penelitian ini menggunakan participant observation dengan
instrumen terstruktur. 4. Tes
Dilihat dari bentuknya, tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes uraian atau essay karena tes uraian jika digunakan untuk menilai atau mengukur kemampuan berpikir lebih mendukung karena dalam jawaban uraian dimungkinkan ada penalaran dan argumentasi yang cukup. Dengan kata lain jika yang hendak dilihat adalah kemampuan atau perkembangan berpikir kritis, maka tes uraian memiliki kelebihan. Kelebihan itu dikemukakan Sudjana (2001) antara lain (1) dapat mengukur proses mental yang tinggi atau aspek kognitif yang tinggi; (2) dapat mengembangkan kemampuan berbahasa baik lisan maupun tertulis dengan menggunakan kaidah-kaidah bahasa yang baik dan benar; (3) dapat melatih kemampuan berpikir teratur atau penalaran, yakni berpikir logis, analitis dan sistematis; (4) mengembangkan keterampilan pemecahan masalah.
5. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk melengkapi data yang sudah diperoleh dalam rangkain /proses penelitian. Dokumentasi ini antara lain kurikulum dan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan penyelenggaraan perkuliahan PKn di Perguruan Tinggi. Dokumen serta buku-buku di sini sebagai sumber informasi tentang pengalaman UKSW menyelenggarakan proses perkuliahan yang berkaitan dengan pengembangan berpikir kritis.
bawah ini merupakan tabel yang menunjukkan hubungan antara masalah dengan tehnik pengumpulan data yang dapat menggambarkan kejelasan hubungan keduanya:
Tabel 3. 1
Masalah Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
No Masalah Teknik
Pengumpulan Data
1 Pemahaman Mengenai Berpikir Kritis
Pemahaman ”berpikir kritis” yang dimiliki mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana sebelum dilakukan pengembangan ?
Angket
2 Mengenai Aspek positif sebagai landasan
dalam berpikir kritis antara mahasiswa yang
mendapat perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan model project citizen dengan mahasiswa yang mendapat perkuliahan dengan model konvensional
Pretest Posttest observasi
3 Mengenai Kemampuan berpikir kritis antara mahasiswa yang mendapat perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan model project citizen dengan mahasiswa yang mendapat perkuliahan dengan model konvensional.
Pretest Posttest observasi 4 Mengenai Karakteristik berpikir kritisnya
antara mahasiswa yang mendapat perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan model project citizen dengan mahasiswa yang mendapat perkuliahan dengan model konvensional
Pretes Posttest observasi 5 Faktor-faktor apa pada umumnya yang menjadi
kendala bagi pengembangan berpikir kritis?
Wawancara 6 Faktor determinan apa yang mempermudah
pengembangan kemampuan berpikir kritis melalui implementasi Poject Citizen di Universitas Kristen Satya Wacana?
Wawancara Observasi
D. Subyek dan Lokasi Penelitian
pemikiran yang kritis prinsipiil dan kreatif-realistis berdasarkan kepekaan hati nurani yang luhur dan dibimbing oleh firman Allah. Sebagai lembaga ilmiah, Universitas dengan ilmu yang dikuasainya ada dalam posisi dan kondisi mampu untuk berpikir secara benar dan tepat dalam menanggapi keadaan dan perkembangan.
Disamping itu juga UKSW diharapkan mewujudkan pusat pemikiran dan pengalaman untuk pembinaan kehidupan yang adil, bebas, tertib dan sejahtera. Itu berarti sebagai pelaksana dari Tri Darma Perguruan Tinggi, kampus UKSW diupayakan dapat menjadi pusat dan ajang bagi munculnya pemikiran-pemikiran kritis-prinsipiil, kreatif-realistis dan terwujudnya pengalaman-pengalaman dalam membina kehidupan yang adil, bebas, tertib, serta sejahtera. Ini membawa konsekuensi bahwa di dalam kehidupan dan kegiatan di lingkungan kampus sendiri, pemikiran-pemikiran kritis-prinsipiil, kreatif-realistis, keadaan yang adil, bebas, tertib serta sejahtera itu juga harus diusahakan perwujudannya dengan sebaik-baiknya.
E. Sumber Data
Sumber data terdiri dari dosen PKn dan mahasiswa yang sedang mengambil dan mengikuti perkuliahan PKn pada Tahun Ajaran 2011-2012 khusus pada kelas yang menggunakan perkuliahan secara konvensional dan kelas yang menggunakan Project citizen. Dosen 14 dan mahasiswa dengan jumlah populasi 560 dengan sampel : untuk
kelas eksperimen berjumlah 44 mahasiswa dan kelas kontrol berjumlah 44 mahasiswa ditambah tahap kedua untuk kelas eksperimen ada 37 sehinga semuanya berjumlah: 125.
F. Teknik Pengolahan Data
teknik mana yang dipakai harus memperhatikan jenis data yang mana. Penelitian eksperimen biasanya menggunakan tipe analisis statistik karena dalam eksperimen diperoleh data-data kuantitatif. Ada dua macam perhituangan statistik yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif untuk pengukuran pretest dan posttest seperti rata-rata (means), simpangan baku, rentangan (range) serta untuk observasi. Sedangkan statistik inferensial untuk membuktikan hipotesis yang dalam penelitian ini t-test.
Pengujian signifikansi kemampuan berpikir kritis dilakukan menggunakan uji beda (t-test berpasangan/related ) dengan rumus demikian (Sugiyono:209:307-308)
t =
X1 - X2
S 2 1 + n1
S 2 2
n2
- 2r S1 n1
1. Uji Validitas dan Reliabilitas Data
Pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment yang diproses dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS Versi 16. Data disebut valid apabila memiliki koefisien korelasi item total ≥ 0,25 (Azwar, 1999). Uji validitas dilakukan dan selanjutnya item-item yang tidak valid dikeluarkan dari analisis, dan dilakukan uji validitas kembali. Setelah diuji validitasnya kemudian item-item dari hasil tes diuji reliabilitas (keandalannya) dan perhitungan reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan teknik analisis Alpha Cronbach dan dari perhitungan itu diperoleh hasil reliabilitas.
X1 = Rata-rata sampel 1 (model konvensional)
X2 = Rata-rata sample 2 (model project citizen)
s1 = Simpangan baku sampel1 (model konvensional)
s2 = Simpangan baku sample 2 (model project citizen)
S12
= Varians sample 1
S22 = Varian sampel 2
Uji Normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji One Sample – Kolmogorov – Smirnov Test. Dari hasil perhitungan diperoleh hasil skor pretest yang
dapat dilihat dari besarnya koefisien kolmogorove demikian pada data posttest dapat dilihat dari besarnya koefisien kolmogorove juga.
3. Pretes-Postest
Sebelum dilakukan treatmen maka dilakukan pretest terhadap responden baik pada kelas yang menggunakan project citizen maupun yang tidak menggunakan project citizen. Masing-masing baik kelas yang menggunakan project citizen atau kelas
eksperimen dan yang tidak menggunakan project citizen atau kelas kontrol dihitung meannya sehingga kalau dibandingkan antara keduannya akan diketahui sejauh berapa terjadinya peningkatan skor antara kedua kelas itu pada pretes dan posttesnya.
4. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini digunakan uji statistik yaitu uji t untuk mengetahui perbedaan pada sikap positif untuk berpikir kritis antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kemudian untuk megetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis antara kelas eksperimen dan kelas kontrol serta untuk mengetahui perbedaan karakteristik berpikir kritis antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
G. Langkah-Langkah Persiapan Penelitian
1. Pendahuluan
ini tentu membahani dalam rangka menyusun konsep dan pengembangan model itu sendiri.
Kegiatan studi dokumentasi dilanjutkan dengan melakukan wawancara untuk lebih mendekatkan dengan masalah dan kebutuhan yang berkaitan dengan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi termasuk segala potensi yang bisa dikembangkan. Tujuan kegiatan pada tahap ini ialah mengumpulkan dan mendapatkan informasi atau gambaran umum tentang berbagai hal di UKSW kaitannya dengan masalah, kebutuhan dan pengembangan yang menyangkut proses pembelajaran seperti kurikulum, aktivitas belajar mahasiswa, model pembelajaran yang berjalan, cara mengajar dosen, sumber-sumber belajar, SAP, dll.
2. Penyusunan Instrumen
Instrumen penting dalam penelitian ini adalah angket dan tes yang akan digunakan untuk mengetahui pemahaman berpikir kritis dan kemampuan berpikir kritis mahasiswa. Angket disusun terdiri dari beberapa pernyataan yang tujuannya untuk mngetahui bagaimana pemahaman mahasiswa mengenai elemen berpikir kritis yang meliputi sikap positif untuk berpikir kritis, kemampuan berpikir kritis dan karakteristik berpikir kritis. Instrumen berikutnya yaitu tes terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui kemampuan dalam menjawab soal yang diberikan secara uraian yang juga mencakup elemen sikap positif dalam berpikir kritis, kemampuan berpikir kritis dan karakteristik berpikir kritis.
3. Pertimbangan Ahli
yang tidak bisa ditinggalkan dengan cara mengkonsultasikan pada Promotor dan Ko-Promotor secara bertahap. Konsultasi berulang diperlukan untuk memperoleh umpan balik.
H. Definisi Operasional
1. Sikap Positif Untuk Bepikir Kritis
Sikap positif untuk berpikir kritis merupakan salah satu elemen yang menjadi prasyarat agar dapat berpikir kritis dengan baik. Elemen ini terdiri dari kemampuan melakukan klarifikasi, kemampuan bersikap terbuka, kemampuan berpikir obyektif dan kemampuan berpikir fleksibel. (Langrehr: 2006)
I Pengukuran
Sikap positif untuk berpikir kritis
Kemampuan mengklarifikasi
Definisi Unsur Kemampuan Keterangan
Melakukan koreksi untuk
a. Melakukan koreksi Sangat kurang jika hanya
memuat satu unsur
1
b. Melakukan penjelasan Kurang jika memuat dua
unsur
Definisi Unsur Kemampuan Keterangan
Sikap menerima perubahan, pendapat lain, mencari alternatif dan dapat menyesuaikan dengan perkembangan
a. Tidak dogmatis/kaku Sangat kurang jika hanya
menyesuaikan dengan
b. Sesuai dengan kenyataan Kurang jika memuat dua
unsur
e Terukur Sangat Baik jika memuat
unsur a,b,c,d,e
5
Kemampuan berpikir fleksibel
Definisi Unsur Kemampuan Keterangan
Berpikir tidak kaku dan tidak hanya berdasar pada satu hal saja (pendapat, kebenaran, sudut pandang)
a. Menerima perbedaan Sangat kurang jika hanya
memuat satu unsur
c. Menentukan prioritas Cukup jika memuat tiga
unsur
3
d. Mampu menyesuaikan Baik jika memuat empat
unsur
4
e. Mengarah ke hal yang baik
Sangat baik jika memuat
unsur a,b,c,d,e
5
Tabel.3.2
Sikap positif untuk berpikir kritis, Civic knowledge, Civic skills
No
2 Bersikap terbuka Sikap demokratis
Dan
4 Berpikir fleksibel Kualitas lembaga
Kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu elemen dalam berpikir kritis yang unsurnya mencakup melakukan identifikasi, menggambarkan dan menjelaskan, melakukan evaluasi, tuntutan kemampuan berpendapat, kemampuan mempertahankan pendapat dan kemampuan mendengar. (CCE, 2004)
II Pengukuran
Untuk Kemampuan Berpikir Kritis
Kemampuan mengidentifiksi
Definisi Unsur Kemampuan Keterangan
Melakukan kegiatan untuk
b. Membuat kategori Kurang jika memuat dua
unsur
2
c. Memisahkan dengan yang lain
Cukup jika memuat tiga
unsur
3
d. Penggolongan Baik jika memuat empat
unsur
4
e . Menentukan pilihan Sangat baik jika memuat
unsur a,b,c,d,e
5
Kemampuan Menggambarkan dan Menjelaskan
Definisi Unsur Kemampuan Keterangan
Penggambaran merupakan
a.Membuat ilustrasi Sangat kurang jika hanya
memuat satu unsur
1
b. Melakukan pendeskripsian Kurang jika memuat dua
unsur
2
c. Mengandung kejelasan Cukup jika memuat tiga
unsur
3
d. Dapat dimengerti Baik jika memuat empat
Definisi Unsur Kemampuan Keterangan
a. Menentukan ukuran Sangat kurang jika hanya
memuat satu unsur
1
b. Membuat kriteria Kurang jika memuat dua
unsur
2
c. Melakukan pertimbangan Cukup jika memuat tiga
unsur
3
d. Menentukan kualitas Baik jika memuat empat
unsur
Definisi Unsur Kemampuan Keterangan
Menyampaikan pikiran, pandangan, gagasan kepada pihak lain mengenai sesuatu hal dengan tujuan tetrtentu
a. Kejelasan Sangat kurang jika hanya
memuat satu unsur
1
b. Relevansi Kurang jika memuat dua
unsur
2
c. Objektifitas Cukup jika memuat tiga
unsur
3
d. Rasionalitas Baik jika memuat empat
unsur
4
e. Memliki dasar Sangat baik jika memuat
unsur a,b,c,d,e
5
Kemampuan mempertahankan pendapat
Definisi Unsur Kemampuan Keterangan
Mempertahankan pandangan, gagasan, hasil pemikiran dari bantahan atau kritikan dari pihak lain mengenai sesuatu hal dengan tujuan tertentu
a. Logis (berargumentatif) Sangat kurang jika hanya
memuat satu unsur
1
b. Rasional/ tidak emosional Kurang jika memuat dua
unsur
2
c. Mudah dipahami Cukup jika memuat tiga
unsur
3
d. Mengandung kebenaran Baik jika memuat unsur
empat
4
e. Penjelasannya meyakinkan Sangat baik jika memuat
unsur a,b,c,d,e
5
Kemampuan mendengar
Definisi Unsur Kemampuan Keterangan
Kegiatan dengan penuh perhatian untuk menangkap pesan yang disampaikan pihak lain dengan tujuan tertentu
a. Memperhatikan Sangat kurang jika hanya
memuat satu unsur
1
b. Menangkap Kurang jika memuat dua
unsur
2
c. Mengingat Cukup jika memuat tiga
unsur
3
d. Mencatat Baik jika memuat empat
Tabel. 3.3
Kemampuan berpikir kritis, Civic knowledge, Civic skills
No Item
3 Melakukan evaluasi Partisipasi warga, Anarkhisme,
Prinsip-4 Berpendapat Money politik Dan
6 mendengar Memperhatikan Kalimat dengan judul
dan mana yang bukan dalam kategori berpikir kritis. Moore and Parker ( 2009) mengemukakan elemen ini terdiri dari menentukan informasi yang tepat, membedakan klaim yang rasional dan emosional, memisahkan antara fakta dan pendapat, menentukan bukti apakah terbatas atau bisa diterima, menunjukkan tipuan dan kekurangan dalam argumentasi orang lain, menunjukkan analisis data atau informasi, menyadari kesalahan logika, menggambarkan hubungan antara sumber-sumber data yang terpisah, memperhatikan informasi yang bertentangan tidak memadai, membangun argumen yang meyakinkan yang berakar pada data, memilih data penunjang yang paling kuat, menghindarkan kesimpulan yang berlebihan, mengidentifikasi celah-celah dalam bukti dan menyarankan pengumpulan informasi tambahan, menyadari tidak jelas atau banyaknya kemungkinan jawaban suatu masalah, mengusulkan opsi lain dalam pengambilan keputusan, mempertimbangkan semua pemangku kepentingan atau, menyatakan argumen dan konteks untuk apa argumen itu, menggunakan bukti secara betul dan tepat untuk menyanggah argumen, menyusun argumen secara logis dan kohesif, menunjukkan bukti untuk mendukung argumen yang meyakinkan.
III
Pengukuran Karakteristik Berpikir Kritis
Kemampuan menentukan informasi mana yang tepat atau tidak tepat
Definisi Unsur Kemampuan Keterangan
Kemampuan untuk
Kurang jika memuat dua
unsur
2
c. Membedakan dengan informasi yang lain
Cukup jika memuat tiga
unsur
3
d. Menimbang-nimbang kebenaran informasi
Baik jika memuat empat
Kemampuan membedakan klaim yang rasional dan emosional
Definisi Unsur Kemampuan Keterangan
Kemampuan membedakan
Kurang jika memuat dua
unsur
2
c. Menentukan bukti atas klaim tersebut
Cukup jika memuat tiga
unsur
3
d.Mengeliminir klaim yang hanya berdasarkan perasaan
Baik jika memuat empat
unsur
Kemampuan memisahkan fakta dari pendapat
Definisi Unsur Kemampuan Keterangan
Kemampuan melakukan
Kurang jika memuat dua
unsur
2
c. Membuat kategori mana yang pendapat dan mana yang fakta
Cukup jika memuat tiga
unsur
3
d. Mengelompokkan fakta yang mana sesuai dengan pendapat yang mana
Baik jika memuat empat
unsur
4
e. Menunjukkan pendapat yang salah
Sangat baik jika memuat
unsur a,b,c,d,e
5
Kemampuan menyadari apakah bukti itu terbatas atau dapat diterima
Definisi Unsur Kemampuan Keterangan
Menyadari apakah bukti
Kurang jika memuat dua
unsur
2
c. Mengetahui keakuratan sebuah bukti
Cukup jika memuat tiga
unsur
3
d. Mengetahui bahwa bukti itu belum bisa diterima
Baik jika memuat empat
unsur
Mampu menunjukkan
Kurang jika memuat dua
unsur
Baik jika memuat empat
unsur
Kemampuan menunjukkan analisis data atau informasi
Definisi Unsur Kemampuan Keterangan
Kemampuan menunjukkan
Kurang jika memuat dua
unsur
2
c.Membuat kategori data atau informasi
Cukup jika memuat tiga
unsur
3
d.Menghubungkan dan menggabungkan
Baik jika memuat empat
unsur
Kemampuan menyadari kesalahan logika dalam suatu argumen
Definisi Unsur Kemampuan Keterangan
Kemampuan menyadari
Kurang jika memuat dua
unsur
2
c.Mengetahui letak kekurangannya argumen itu
Cukup jika memuat tiga
unsur
3
d.Mengetahui argumen yang benar
Baik jika memuat empat
unsur
Kemampuan menggambarkan hubungan antara sumber –sumber data yang terpisah dan informasi
menggambarkan hubungan antara sumber –sumber data yang terpisah dan
dan informasi memuat satu unsur b.Membuat penggolongan
dan klasifikasi sumber data dan informasi
Kurang jika memuat dua
unsur
2
c.Memberi arti sumber data dan informasi
Cukup jika memuat tiga
unsur
3
d.Menghubungkan sumber data dan informasi dengan yang lain
Baik jika memuat empat
unsur
4
e.Memberi makna hubungan sumber data dan informasi dengan yang lain
Sangat baik jika memuat
unsur a,b,c,d,e
5
Kemampuan memperhatikan informasi yang bertentangan, tidak memadai atau bermakna ganda
Definisi Unsur Kemampuan Keterangan
Kemampuan
a.Tahu informasi yang jelas
Sangat kurang jika hanya
memuat satu unsur
1
b.Tahu informasi yang salah
Kurang jika memuat dua
unsur
2
c.Tahu informasi yang dapat
dipertanggungjawabkan
Cukup jika memuat tiga
unsur
3
d. Mengerti informasi yang dibutuhkan
Baik jika memuat empat
unsur
Kemampuan membangun argumen yang meyakinkan yang berakar pada data dibanding dari pendapat
Definisi Unsur Kemampuan Keterangan
Kemampuan membangun
Kurang jika memuat dua
unsur
Cukup jika memuat tiga
unsur
3
d.Mampu membuat argumen yang bersumber pada data
Baik jika memuat empat
Kemampuan memilih data penunjang yang paling kuat
Definisi Unsur Kemampuan Keterangan Kemampuan memilih data
Kurang jika memuat dua
unsur
2
c.Mampu membedakan data yang tepat dan yang tidak
Cukup jika memuat tiga
unsur
3
d.Mampu menentukan data yang akurat
Baik jika memuat empat
unsur
Kemampuan menghindarkan kesimpulan yang berlebihan
Definisi Unsur Kemampuan Keterangan
Kemampuan
menghindarkan kesimpulan yang berlebihan
a.Memahami alasannya Sangat kurang jika hanya
memuat satu unsur
1
b.Memahami hubungan antara alasan dan kesimpulan
Kurang jika memuat dua
unsur
2
c.Mengetahui kesimpulan yang salah
Cukup jika memuat tiga
unsur
3
d.Mengetahui kesimpulan yang tidak didukung alasan
Baik jika memuat empat
unsur
Kemampuan mengidentifikasikan celah-celah dalam bukti dan menyarankan pengumpulan informasi tambahan
Definisi Unsur Kemampuan Keterangan
Kemampuan
menunjukkan bukti yang kurang
Kurang jika memuat dua
unsur
Cukup jika memuat tiga
unsur
3
d.Mengetahui informasi yang harus
ditambahkanannya
Baik jika memuat empat