1 A.Latar Belakang
Pembangunan bertujuan untuk perubahan atau perbaikan kualitas hidup. Proses ini dijalani sebagai hubungan triparti antara negara, pihak swasta dan masyarakat (civil society) secara harmonis. Peran sentral berada di tangan negara atau pemerintah sebagai perencana dan pelaksana program pembangunan. Sehingga, keberlangsungan pembangunan sangat ditentukan proses organisasi dalam struktur pemerintahan. Pihak ketiga dan masyarakat, hanya menjadi patner pendukung jalannya pembangunan. Secara universal hal ini berlaku di belahan mana saja.
Dalam kajian komunikasi, kesolidan dari jajaran pemerintah daerah sebagai sebuah organisasi dapat diamati atau menjadi objek kajian utama bagi pendekatan komunikasi organisasi. Pendekatan komunikasi organisasi ditujukan memberikan gambaran tingkat kompleksitas komunikasi yang terjadi dalam sebuah organisasi, terlebih dalam tata pemerintahan daerah.
Menurut Redding dan Sonborn (dalam Muhammad, 2005:65), kajian komunikasi organisasi terkait dengan pengiriman, penerimaan serta kemampuan komunikasi dalam memproses informasi hingga evaluasi dari proses tersebut dalam sebuah organisasi. Selanjutnya, kembali pada konteks penelitian ini; peneliti memulai dari kondisi pembangunan yang terjadi di Kabupaten Pemalang, lewat kesolidan organisasi tata pemerintahan daerah Kabupaten Pemalang.
Secara kasat mata terutama dari segi fisik, banyak perubahan yang terjadi di berbagai bidang. Namun, dalam amatan peneliti; ada beberapa bidang yang justru tidak bergerak serta bersama kemajuan pembangunan fisik tadi. Salah satunya bidang pariwisata. Secara geografis di sebelah selatan Kabupaten Pemalang berupa dataran tinggi yang berhawa sejuk penuh dengan panorama alam pegunungan, sedangkan belahan utara adalah daerah pantai dengan pemandangan yang mempesona. (Profile Tourism in Pemalang Regency, 2004:2)
dikembangkan oleh pemerintah Kabupaten Pemalang serta dipenuhi berbagai macam industri kerajinan yang khas Pemalang seperti industri tenun, konveksi, kulit ular dan masih banyak lagi. (Profile Tourism in Pemalang Regency, 2004:2)
Di samping itu, masih terdapat sarana penunjang lainnya seperti hotel, restoran tempat - tempat hiburan, pusat perbelanjaan, perbankan, tour operator meskipun masih dalam skala kecil, tetapi dengan adanya faktor tersebut mampu menciptakan suasana yang kondusif, bagi kegiatan pengembangan wisata. Potensi yang cukup baik untuk menambang devisa (Pendapatan Asli Daerah) ini sampai sekarang belum dikembangkan secara optimal.
Menurut artikel website Badan Promosi Wisata Pemalang; ada empat persoalan mendasar berkaitan dengan kondisi internal pengembangan kepariwisataan di Pemalang, yaitu:
Pertama, implementasi kebijakan pengembangan obyek wisata yang
milyaran rupiah, namun tidak mendatangkan multistage efek bagi pembangunan pariwisata di Pemalang.
Persoalan di atas timbul lebih banyak diakibatkan ketidaksolidan komunikasi organisasi dari pelaksana teknis kepariwisataan pemerintahan daerah Kabupaten Pemalang. Sehingga, dalam pandangan peneliti; point of view utama dalam penelitian ini adalah ketidakadaan niat baik komunikasi
(communication will) terkait kebijakan promosi objek wisata Kabupaten Pemalang. Akar persoalan bermula melalui kebijakan promosi pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pemalang.
Padahal kebijakan promosi objek wisata merupakan perencanaan jangka panjang yang mencakup tujuan promosi pariwisata dan cara atau prosedur pencapaian tujuan tersebut yang dibuat dalam pernyataan-pernyataan formal seperti hukum dan dokumen-dokumen resmi lainya. Kebijakan yang dibuat pemerintah harus sepenuhnya dijadikan panduan dan ditaati oleh para stakeholders.
Sehingga, rancangan penelitian ini didasarkan pada fenomena kebijakan promosi objek wisata yang belum menghasilkan formula baik untuk kemajuan pariwisata Kabupaten Pemalang. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan tujuan untuk melihat komunikasi organisasi pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pemalang mengenai kebijakan promosi objek wisata di wilayah Kabupaten Pemalang.
tiga tahap. Pertama, perumusan kebijakan promosi; dari mana pengambil keputusan (decision maker) dan stakeholder mengambil referensi informasi, media apa yang digunakan untuk mengetahui informasi tersebut serta hasil akhir proses perumusan kebijakan promosi objek wisata. Kedua, pelaksanaan kebijakan promosi; saluran dan kebijakan komunikasi penerapan kebijakan promosi objek wisata dan ketiga, pengawasan kebijakan promosi objek wisata yaitu ukuran pengawasan serta keberhasilan proses mengkomunikasikan penerapan kebijakan promosi objek wisata yang kesemuanya berada pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pemalang.
B.Rumusan Masalah
Dari uraian di atas, maka ditemukan permasalahan yaitu;
1. Bagaimana implementasi komunikasi organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pemalang tentang perumusan kebijakan promosi pariwisata?
2. Bagaimana implementasi komunikasi organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pemalang tentang pelaksanaan kebijakan promosi pariwisata?
C.Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang dipaparkan di atas serta agar penelitian ini nantinya akan lebih terarah, maka ditetapkan suatu tujuan penelitian, sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan implementasi komunikasi organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pemalang tentang perumusan kebijakan promosi pariwisata.
2. Untuk mendeskripsikan implementasi komunikasi organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pemalang tentang pelaksanaan kebijakan promosi pariwisata.
3. Untuk mendeskripsikan implementasi komunikasi organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pemalang tentang pengawasan kebijakan promosi pariwisata.
D.Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, maka diharapkan bermanfaat baik secara praktis maupun teoritis dapat diperoleh dalam penelitian ini. Manfaat tersebut meliputi:
1. Manfaat Praktis
b. Memberikan masukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pemalang tentang efektifitas komunikasi organisasi mengenai program kepariwisataan sehingga kebijakan promosi tersebut cukup disosialisasikan kepada satu pihak atau orang yang menjadi opinion leader pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pemalang.
2. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan bisa memberikan sumbangan pemikiran pada keterkaitan kajian pembangunan terutama pariwasata dengan kajian komunikasi terlebih komunikasi organisasi.