Feby Deriawan Pratama,2013
Profil Keterampilan Komunikasi Interpersonal Dan Implementasinya Bagi Layanan Dasar Bimbingan PROFIL KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN IMPLEMENTASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN
KONSELING DI SMK
(Studi Deskriptif Terhadap Peserta Didik SMK Negeri 15 Bandung Jurusan Pekerjaan Sosial Tahun Ajaran 2012-2013)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Oleh
Feby Deriawan Pratama NIM 0800882
JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
LEMBAR PENGESAHAN
FEBY DERIAWAN PRATAMA 0800882
Judul Skripsi
PROFIL KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN IMPLEMENTASINYA BAGI LAYANAN DASAR
BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK
(Studi Deskriptif Terhadap Peserta Didik SMK Negeri 15 Bandung Jurusan Pekerjaan Sosial Tahun Ajaran 2012-2013)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Pembimbing I,
Dr. Amin Budiamin, M.Pd. NIP. 19580703 198503 1 001
Pembimbing II,
Dadang Sudrajat, M.Pd. NIP. 19680828 199802 1 002
Mengetahui,
Feby Deriawan Pratama,2013
Profil Keterampilan Komunikasi Interpersonal Dan Implementasinya Bagi Layanan Dasar Bimbingan NIP. 19600501 1986031004
PROFIL KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN IMPLEMENTASINYA
BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK
(Studi Deskriptif Terhadap Peserta Didik SMK Negeri 15 Bandung Jurusan Pekerjaan Sosial Tahun Ajaran 2012-2013)
Oleh
Feby Deriawan Pratama
© Feby Deriawan Pratama 2012 Universitas Pendidikan Indonesia
Desember 2012
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
ABSTRAK
Feby Deriawan Pratama. (2012). Profil Keterampilan Komunikasi Interpersonal dan Implementasinya Bagi Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling di SMK (Studi Deskriptif terhadap Peserta Didik di SMK Negeri 15 Bandung Jurusan Pekerjaan Sosial Tahun Ajaran 2012-2013).
Keterampilan komunikasi interpersonal peserta didik yang belum optimal dapat
mengakibatkan agresif, senang berkhayal, sakit fisik serta mental, dan mengalami flight syndrome. Tujuan penelitian skripsi ini untuk memperoleh gambaran keterampilan komunikasi interpersonal peserta didik jurusan pekerjaan sosial di SMKN 15 Bandung.
Penelitian menggunakan metode deskriptif dan Instrumen yang digunakan untuk mengungkap data adalah angket keterampilan komunikasi interpersonal dengan
menggunakan skala likert. Hasil penelitian menunjukkan keterampilan komunikasi peserta didik jurusan pekerjaan sosial tergolong cukup tinggi, begitu juga berdasarkan
aspek-aspeknya, gender dan jenjang kelas. Dengan demikian layanan dasar untuk mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dipandang tepat untuk diberikan
sehingga siswa dapat memperoleh pemahaman yang dibutuhkan dan memfasilitasi pengembangan perilaku kearah yang lebih baik.
Kata kunci : peserta didik sekolah menengah kejuruan, keterampilan komunikasi
ABSTRACT
Feby Deriawan Pratama. (2012). Student’s Interpersonal Communication Skills
Profile and Implementation for Guidance and Counseling Service in Vocational High School (Descriptive study of student attended SMK Negeri 15 Bandung Vocational High School for 2012-2013 Academic Year).
Student with poor interpersonal communication skill can expose any symptoms of behavior disorder like aggressive behaviour, uncontrolled fantasy, flight syndrome, also physical or mental illness. This study aimed to describe interpersonal communication skill of student attended 10th, 11 th dan 12 th Grade in SMK Negeri 15 Bandung Vocational High School for 2012-2013 Academic. Descriptive research method with quantitative approach was used in this study. Data collected by using interpersonal communication
skill questionnaire. Research result indicated that student’s interpersonal communication
skill was included in quite high category, as well as showed by it’s aspect that is gender and grade level. Thus the guidance and counseling services in enhancing student’s
interpersonal communication skill should be given to all student, so that they can obtain knowledge and develop desirable behaviors.
Keywords : vocational high school students, interpersonal communication skills,
ABSTRAK
Feby Deriawan Pratama. (2012). Profil Keterampilan Komunikasi Interpersonal dan Implementasinya Bagi Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling di SMK (Studi Deskriptif terhadap Peserta Didik di SMK Negeri 15 Bandung Jurusan Pekerjaan Sosial Tahun Ajaran 2012-2013.
Keterampilan komunikasi interpersonal peserta didik yang belum optimal dapat mengakibatkan agresif, senang berkhayal, sakit fisik serta mental, dan mengalami flight
syndrome. Tujuan penelitian skripsi ini untuk memperoleh gambaran keterampilan komunikasi interpersonal peserta didik jurusan pekerjaan sosial di SMKN 15 Bandung. Penelitian menggunakan metode deskriptif dan Instrumen yang digunakan untuk
mengungkap data adalah angket keterampilan komunikasi interpersonal dengan menggunakan skala likert. Hasil penelitian; menyatakan keterampilan komunikasi peserta
didik jurusan pekerjaan sosial tergolong cukup tinggi, begitu juga berdasarkan aspek-aspeknya, gender dan jenjang kelas. Dengan demikian layanan dasar dikira tepat untuk
diberikan sehingga memperoleh pemahaman yang dibutuhkan dan mengembangkannya kearah yang lebih baik.
Kata Kunci :Peserta Didik Jurusan Pekerjaan Sosial, Keterampilan Komunikasi
KATA PENGANTAR
Komunikasi interpersonal merupakan bentuk komunikasi yang paling
efektif dalam mengubah sikap, pendapat, persepsi dan perilaku komunikan
dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya. Kegagalan melakukan
komunikasi interpersonal akan membuat remaja semakin mengalami kesulitan
dalam melakukan interaksi sosial yang lebih luas. Fenomena ketidakmampuan
siswa dalam melakukan komunikasi interpersonal, perlu memperoleh perhatian
khusus dari semua pendidik di sekolah dan khususnya Bimbingan dan Konseling
sebagai suatu subsistem pendidikan memiliki peran penting dalam mendukung
pencapaian proses pembelajaran dengan memfasilitasi Peserta Didik agar mampu
mencapai tugas perkembangan yang sesuai serta mengembangkan potensinya
dengan optimal.
Skripsi ini berjudul ”Profil Keterampilan Komunikasi Interpersonal Dan Implementasinya Bagi Layanan Dasar Bimbingan Dan Konseling Di SMK” (Studi Deskriptif Terhadap Peserta Didik Di SMK Negeri 15 Bandung Jurusan Pekerjaan Sosial Tahun Ajaran 2012-2013). Tujuan penulisan skripsi
ini adalah sebagai salah satu persyaratan untuk menempuh ujian sidang Sarjana
Pendidikan pada Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan.
Demikian keseluruhan hasil penelitian yang telah dibuat. Semoga karya ini
dapat bermanfaat bagi berbagai pihak dan menjadi bagian referensi yang
mendukung terutama dalam pengembangan keilmuan bimbingan dan konseling
khususnya di bidang pribadi-sosial.
Bandung, Desember 2012
UCAPAN TERIMA KASIH
Alhamdulillah, ucap syukur dipanjatkan kepada Allah swt. atas segala petunjuk, ridho, kekuatan, dan kemudahan yang telah diberikannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Proses penyelesaian skripsi melibatkan berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Amin Budiamin, M. Pd. selaku pembimbing I dan Dadang Sudrajat, M. Pd. selaku pembimbing II atas segala bimbingan, perhatian, saran, arahan, motivasi dan kesabaran yang diberikan kepada penulis selama menyelesaikan skripsi.
2. Prof. H. Furqon, Ph. D. selaku ketua Dewan Skripsi beserta Dr. Nandang Rusmana, M. Pd. dan Ibu Dr. Ipah Saripah, M. Pd. Ketua dan Sekretaris Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang telah memberikan kemudahan dalam penyusunan skripsi.
3. Dra. R. Tati Kustiawati, M.Pd. selaku pembimbing akademik dan Nandang Budiman, S.Pd., M.Si selaku wali tingkat yang telah memberikan pendampingan, perhatian, dukungan, dan motivasi selama penulis melaksanakan studi di Jurusan PPB.
4. Dra. S.A Lily N, M.Pd., Dra. Yusi Riksa Yustiana M.Pd., dan Eka Sakti Yudha, M.Pd. atas dukungan, motivasi serta kesediaannya untuk melakukan
judgement instrumen penelitian yang disusun penulis.
5. Seluruh Staf Dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UPI atas segala ilmu pengetahuan, suri tauladan dan kehangatan yang telah diberikan kepada penulis selama masa perkuliahan maupun kegiatan formal dan non formal.
6. Dra. Hj. Ema Ratnasih, M.M selaku Kepala Sekolah dan Sugi, S.Pd Guru BK di SMK Negeri 15 Bandung atas izin dan kemudahan dalam melaksanakan penelitian.
7. Ibunda tercinta Kasmanah, S.Pd dan Ayahanda tercinta Achmad Muslih, beserta keluarga. Terimakasih untuk setiap kasih sayang, perjuangan, do’a, suri tauladan, didikan dan candaan yang selalu diberikan.
8. Teman-teman seperjuangan penyusunan skripsi ; Yunia, Vera, Siti, Desi, dan Mustika, ilmu yang saya dapat dari hasil belajar, diskusi, motivasi dan perhatian, dari kalian sangat bermanfaat untuk selesainya penulisan skripsi. 9. Teman-teman seperjuangan angkatan 2008 dan KMJ PPB, kalian merupakan
orang-orang yang bertalenta luar biasa, saya selalu belajar dari kalian dan eksistensi teman-teman begitu terasa.
10. Ibu cucu, Esya Anesti M, M.Pd dan Yayan Kurniawan S.P.d terima kasih atas perhatian, motivasi, arahan dan candaan dalam penyusunan skripsi serta bimbingan dalam pekerjaan pada saat berada di kantor LPPB.
DAFTAR ISI
halaman
Absrtak i
Kata Pengantar... iii
Ucapan Terima Kasih ... iv
Daftar Isi... v
Daftar Tabel... vii
Daftar Gambar ... viii
Daftar Bagan ... ix
Daftar Lampiran ... x
BAB I PENDAHULUAN A. A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 8
C.Tujuan Penelitian ... 9
D.Manfaat Penelitian... 10
E. Pendekatan dan Metode Penelitian... 11
F. Struktur Organisasi Skripsi ... 12
BAB II KONSEP HARGA DIRI PESERTA DIDIK DAN PENGEMBANGAN PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI G. A Komunikasi... 13
B. Komunikasi Interpersonal... 15
C.Komunikasi Interpersonal dalam Bimbingan dan Konseling... 39
D.SMK Jurusan Pekerjaan Sosial... 46
E. Konsep Pengukuran Komunikasi Interpersonal... 48
F. Kerangka Pemikiran... 51
G.Asumsi Penelitian... 51
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
H. A. Lokasi dan Subjek Penelitian... 57
B. Metode Penelitian ... 58
C.Definisi Operasional Variable... 60
D.Instrumen Penelitian ... 61
E. Teknik Pengumpulan Data ... 68
F. Teknik Analisis Data ... 69
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN I. A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 70
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 74
C.Rancangan Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling... 86
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN J. A. Kesimpulan... 96
B. Saran... 98
DAFTAR TABEL
Nama Tabel Halaman
2.1 Pengaruh Perbedaan Persepsi Terhadap Pemahaman Makna Pesan... 32
3.1 Populasi Penelitian ... 57
3.2 Kisi-kisi Angket Pengungkap Keterampilan Komunikasi Interpersonal (sebelum uji coba) ... 62 3.3 Kisi-kisi Angket Pengungkap Keterampilan Komunikasi Interpersonal (setelah uji coba)... 63 3.4 Ketentuan Pemberian Skor Instrumen Pengungkap Keterampilan Komunikasi Interpersonal... 64 3.5 Hasil Penimbangan Angket Pengungkap Keterampilan Komunikasi Interpersonal... 66 3.6 Hasil Uji Validitas Keterampilan Komunikasi Interpersonal Peserta Didik ... 67
3.7 Konversi Skor Mentah Menjadi Skor Matang ... 73
3.8 Interval Konversi Skor Mentah Menjadi Skor Matang... 74
4.1 Tingkat Persentase Penguasaan Skor Berdasakan Aspek-aspeknya Keterampilan Komunikasi Interpersonal Peserta Didik Jurusan Pekerjaan Sosial di SMK Negeri 15 Bandung... 71 4.2 Tingkat Persentase Penguasaan Skor Berdasarkan Indikatornya Keterampilan Komunikasi Interpersonal Peserta Didik Jurusan Pekerjaan Sosial di SMK Negeri 15 Bandung ... 71 4.3 Tingkat Persentase Penguasaan Skor Berdasarkan Gender dan Jenjang... 72
4.4 Tingkat Persentase Penguasaan Skor Berdasarkan kelas... 73
4.5 Tingkat Persentase Penguasaan Skor Berdasarkan kelas... 73
4.6 Prioritas Pengembangan Materi Layanan... 87 4.7 Kegiatan Operasional Layanan Dasar Bimbingan Dan Konseling Untuk
DAFTAR GAMBAR
Nama Gambar Halaman 2.1 Komponen-Komponen Komunikasi Interpersonal Dalam Sebuah
Model ... 24
DAFTAR BAGAN
Nama Bagan Halaman 2.1 Kerangka Berpikir... 51 3.1 Alur Penelitian Untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi
Interpersonal... 59
3.2 Aspek-Aspek Komunikasi Interpersonal Yang Digunakan Untuk Pengembangan Instrumen...
DAFTAR LAMPIRAN
A. Administrasi Penelitian
B. Instrumen penelitian
C. Data Penelitian dan Pengolahan Data
D. Satuan Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling (SKLBK)
1
Feby Deriawan Pratama,2013
Profil Keterampilan Komunikasi Interpersonal Dan Implementasinya Bagi Layanan Dasar Bimbingan BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sebagai usaha sadar yang mempunyai tujuan, sedangkan tujuan
pendidikan yang harus dicapai pada hakekatnya merupakan bentuk-bentuk atau
pola tingkah laku yang harus dimiliki dan dikuasai oleh peserta didik, baik
pengetahuan, sikap, maupun komunikasi yang baik dan benar. Sebagai makhluk
sosial manusia membutuhkan komunikasi, salah satu komunikasi yang efektif
adalah komunikasi interpersonal.
Tujuan pendidikan tidak hanya pencapaian standar kemampuan akademis,
tetapi peserta didik juga mampu mengembangkan dirinya terutama potensi yang
dimiliki. Dengan demikian di sekolah diperlukan kerjasama yang harmonis antara
pengelola dan pelaksanaan manajemen pendidikan, pengajaran dan kurikuler,
serta pembinaan peserta didik. Pendidikan yang mengabaikan tugas
perkembangan perserta didik, mungkin akan menghasilkan individu yang pintar
dan terampil dalam aspek akademik, tetapi kurang memiliki kemampuan dan
kematangan dalam aspek psikososiospiritual, termasuk di dalamnya minim akan
keterampilan berkomunikasi yang dimiliki peserta didik (Aminudin. D, 2012; 4).
Peserta didik dalam memasuki lingkungan sekolah terkadang menjadi
kekhawatiran bagi dirinya. Peserta didik merasa dirinya dihadapkan dengan
berbagai hal seperti suasana, kondisi, lingkungan, aturan, norma, budaya
teman-teman yang baru dan lain-lain, sehingga peserta didik harus mampu beradaptasi
dan berinteraksi dengan lingkungan sekolah. Upaya yang dilakukan peserta didik
dalam melakukan proses interaksi dapat ditunjukan dengan kemampuannya dalam
berkomunikasi. Peserta didik harus berkomunikasi dengan efektif, baik secara
verbal maupun non verbal. Peserta didik yang mengalami kesulitan untuk
berinteraksi yang diindikasikan dengan keterbatasan dalam berkomunikasi,
khususnya komunikasi interpersonal dan dapat menimbulkan persoalan bagi
2
Peserta didik merupakan bagian dari masyarakat yang dituntut untuk dapat
berkomunikasi dengan orang lain di lingkungan sekitarnya terutama sekolah,
peserta didik hampir sebagian waktunya digunakan untuk berinteraksi di Sekolah.
Kebutuhan peserta didik dalam perlakuan sosialnya disebabkan karena para
peserta didik dituntut untuk berinteraksi dengan orang lain dalam situasi tertentu.
Dengan demikian sekolah sebagai suatu lingkungan pendidikan harus dapat
menerapkan, menciptakan, mendorong dan memberikan suasana psikologis yang
dapat mendorong serta merubah perilaku sosial yang memadai dan membenarkan,
sehingga kebutuhan sosial yang diharapkan dapat terpenuhi oleh peserta didik
(Sujarwo 2010; 3).
Menurut Hurlock. E, (1988; 192), peserta didik merupakan individu yang
memiliki karakteristik yang berbeda dalam proses perkembanganya sehingga
memerlukan bantuan dalam mengembangkan keterampilan komunikasi
interpersonal yang baik dan efektif di lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat. Peserta didik yang belum mampu berkomunikasi dengan efektif akan
mengalami hambatan terutama dalam berinteraksi akan mempengaruhi terhadap
pembentukan kepribadian dan aktualisasi diri dalam kehidupan, terutama dalam
meraih prestasi di sekolah. Perubahan peserta didik salah satunya ditentukan oleh
kemampuan berkomunikasi, yakni cara untuk mengatasi kecemasan dan
kekhawatiran yang disertai tekanan.
Peserta didik di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berada pada tahap
perkembangan remaja khususnya pada usia 15-18 tahun. Remaja adalah masa
peralihan anak-anak yang yang penuh ketergantungan menuju masa pembentukan
tanggung jawab. Perubahan yang terjadi pada masa remaja akan mempengaruhi
perilaku individu pada masa yang akan datang. Dalam hal ini tergantung pada
kemampuan dan kemauan individu pada masa remaja untuk mengungkapkan
keprihatinan serta kecemasanya terhadap orang lain, sehingga ia dapat
memperoleh pandangan yang baru dan lebih baik (Aminudin. D, 2012; 6).
3
Feby Deriawan Pratama,2013
Profil Keterampilan Komunikasi Interpersonal Dan Implementasinya Bagi Layanan Dasar Bimbingan
merupakan bagian penting dalam kehidupan. Dalam keseharian juga, kita lebih
banyak menghabiskan waktu untuk berkomunikasi daripada aktivitas yang lainnya
dan dapat dipastikan bahwa kita berkomunikasi hampir di semua aspek
kehidupan.
Komunikasi salah satu hal yang terpenting dalam proses kehidupan.
Sebagian besar waktu dan kehidupan sehari-hari yang dijalani manusia digunakan
untuk berkomunikasi. Kualitas dan keterampilan dalam berkomunikasi menjadi
ukuran sejauh mana seseorang dapat diterima atau tidak dalam lingkungannya.
Melalui komunikasi, seseorang dapat memahami antar sesamanya dan mengetahui
informasi mengenai lingkungan sekitarnya, sehingga mampu mengambil tindakan
dan keputusan sebagai respon dari informasi yang diberikan (Aelani. L, 2011; 2).
Dengan komunikasi individu dapat melangsungkan hidupnya baik di
lingkungan keluarga, sekolah maupun di Masyarakat. Di lingkungan sekolah
peserta didik dituntut mampu berkomunikasi dengan baik dan benar dengan warga
sekolah yakni guru-guru, staf tata usaha, teman-teman (peserta didik) maupun
personil sekolah lainnya. Peserta didik yang memiliki perilaku komunikasi
interpersonal yang baik akan mudah bersosialisasi dan lancar dalam memperoleh
pemahaman dari guru serta sumber belajar di sekolah. Belajar bersosialisasi dan
berkomunikasi dengan lingkungan sekitar merupakan proses tak henti-hentinya
atau tak ada batasnya dalam kehidupan (Aminudin. D, 2012; 4).
Bentuk komunikasi yang efektif dilakukan yaitu komunikasi interpersonal.
Komunikasi interpersonal merupakan bentuk komunikasi yang paling efektif
dalam mengubah sikap, pendapat, persepsi dan perilaku komunikan dibandingkan
dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya. Komunikasi interpersonal terjadi
antara dua orang atau lebih dengan bentuk percakapan face to face serta media
dan adanya feedback secara langsung atau seketika dan secara sadar. Dalam
komunikasi interpersonal, dapat berlangsung komunikasi secara mendalam serta
terperinci, karena komunikasi yang berlangsung bersifat dialogis dan para
4
Tingkatan dan konteks komunikasi interpersonal mewakili satuan terkecil
interaksi manusia sebelum beranjak ke dalam tingkatan dan berbagai jangkauan
yaitu; komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi publik, dan
komunikasi massa. Komunikasi interpersonal dapat mencakup semua jenis
hubungan manusia mulai dari hubungan yang paling singkat, sederhana, biasa dan
bahkan yang rumit, yang seringkali diwarnai oleh kesan pertama, hingga
hubungan yang paling mendalam dan relatif permanen (Aelani L, 2011; 4).
Secara tidak disadari pria dan wanita memiliki gaya dan ciri yang berbeda
dalam berkomunikasi, pernyataan ini di dukung oleh pendapat Hartley P, (1999;
190) berpendapat „pria dan wanita berperilaku berbeda karena perbedaan
mendasar dalam identitas pribadi‟. Menurut Hartley. P, (1999; 190) „pria dan
wanita memiliki aturan yang berbeda saat berinteraksi‟.
Menurut Hartley. P (1999; 190) dijelaskan mengenain komunikasi
interpersonal sebagai berikut ;
men and women are supposed to be different. The most crucial aspect of this difference for the way we communicate is in our sense of self. For men this sense of self is defined; through his ability to achieve results. For women this sense of self is defined; through her feelings and the quality of her relationships.
Pria dan wanita ada perbeda dalam komunikasi. Aspek yang paling
penting dari perbedaan dari cara pria dan wanita berkomunikasi adalah dalam
pemahaman diri pria dan wanita itu sendiri. Untuk pria pemahaman diri diartikan;
melalui kemampuannya untuk mencapai hasil dicapai. Untuk wanita ini
pemahaman diri didefinisikan; melalui perasaan dan kualitas hubungannya.
Bila seseorang mengalami kesulitan bahkan kegagalan dalam melakukan
komunikasi interpersonal akan menjadi agresif, senang berkhayal, dingin, sakit
fisik serta mental, dan mengalami flight syndrome (ingin melarikan diri dari
lingkungannya). Remaja yang mengalami kegagalan dalam melakukan
komunikasi interpersonal dengan lingkungannya, mengakibatkan remaja tidak
5
Feby Deriawan Pratama,2013
Profil Keterampilan Komunikasi Interpersonal Dan Implementasinya Bagi Layanan Dasar Bimbingan
melakukan interaksi sosial yang lebih luas. Kesedihan akibat ketidakmampuan
melakukan komunikasi interpersonal, remaja cenderung menarik diri dan
melakukan tindakan agresif, sedangkan remaja yang berhasil melakukan
komunikasi interpersonal dengan baik dan efektif akan memberi dampak yang
baik pula pada dirinya sendiri, prestasi, hubungan social dan lingkungannya.
Sholehah. M, (2010; 2), dijelaskan tentang fenomena peserta didik yang
ada di salah satu sekolah swasta pada tahun ajaran 2009/2010 di kabupaten
bandung bedasarkan catatan kasus dan ungkapan konselor yaitu ; (1) sering terjadi
perselisihan antara peserta didik baru dengan peserta didik lama dikarenakan
beranggapan bahwa peserta didik lama (senior) lebih berkuasa; (2) sering terjadi
kesalahpahaman antara peserta didik; (3) adanya persaingan yang kurang sehat
dalam meraih prestasi dan berorganisasi; dan (4) adanya perselisihan dalam
kompetisi olahraga team yang menang dan team yang kalah.
Dalam Sholehah. M, (2010; 2), terdapat beberapa gambaran penting
dalam komunikasi interpersonal yaitu ; (1) hubungan antara tingkat kecerdasan
komunikator dengan seluruh aspek kemampuan komunikasi interpersonal
memiliki hubungan rendah, (2) hubungan antara aspek hubungan interpersonal
Komunikator dengan aspek kemampuan komunikasi interpersonal memiliki
hubungan erat, (3) hubungan antara aspek persuasif komunikator dengan aspek
kemampuan komunikasi interpersonal memiliki hubungan erat.
Fenomena ketidakmampuan peserta didik dalam melakukan komunikasi
interpersonal, perlu memperoleh perhatian khusus dari semua pendidik di sekolah
dan khususnya Bimbingan dan Konseling sebagai suatu subsistem pendidikan
memiliki peran penting dalam mendukung pencapaian proses pembelajaran
dengan memfasilitasi peserta didik agar mampu mencapai tugas perkembangan
dengan optimal serta dapat mengembangkan potensinya. Salah satu
perkembangan yang harus dicapai peserta didik di sekolah yaitu perkembangan
pribadi-sosial terutama dalam mengembangkan keterampilan komunikasi
6
Aelani. L, (2011; 123), dipaparkan hasil penyebaran angket yang
dilakukan di SMA Negeri Bandung Tahun Ajaran 2011-2012 terhadap kelas X,
dapat simpulakn berada pada kategori sedang, tetapi ada peserta didik yang
memiliki kategori rendah dan tinggi. Peserta didik pada kategori sedang
diasumsikan telah mencapai tingkat kemampuan komunikasi interpersonal yang
cukup optimal pada setiap aspeknya, yaitu kemampuan terhadap pengiriman
pesan atau informasi disertai adanya feedback yang diwujudkan dalam bentuk
keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan.
Menurut Aminudin D, (2012; 7), dipaparkan hasil pengamatan dari SMK
Taruna Bhakti Depok menunjukkan bahwa gejala-gejala peserta didik dapat
berkomunikasi dengan baik tetapi masih banyak pula peserta didik yang
mengalami kesulitan komunikasi interpersonal. Banyak peserta didik yang
cenderung diam ketika diberi kesempatan untuk bertanya serta ada perilaku
komunikasi interpersonal peserta didik yang kurang baik dengan teman
sekelasnya dan kelas lainya. Selain itu masih banyak peserta didik yang kurang
terbuka dalam mengungkapkan masalahnya kepada guru bimbingan dan
konseling, karena ada perasaan sungkan, malu, dan takut.
Trisnaningtyas dan Nursalim, (2009; 2), dijelaskan permasalahan peserta
didik yang berhubungan dengan komunikasi yang Berdasarkan hasil wawancara
dengan guru BK dan informasi dari hasil dokumentasi yang dilaksanakan pada
tanggal 17 April 2010, dapat diketahui bahwa perilaku peserta didik kelas VIII D
memiliki permasalahan mengenai hubungan interpersonalnya dikelas pada
khususnya dan disekolah pada umumnya. Dari pengamatan tersebut yang
dilakukan terbukti peserta didik tersebut tidak pernah bertegur sapa terlebih
dahulu apabila bertemu dengan guru, sulit mengawali dan mengakhiri
pembicaraan dengan orang yang lebih tua, sulit mengatakan tidak setuju akan
sesuatu hal apabila mereka merasa keberatan akan hal tersebut dan masih banyak
peserta didik yang masih sulit mengungkapkan pendapat dalam situasi diskusi
7
Feby Deriawan Pratama,2013
Profil Keterampilan Komunikasi Interpersonal Dan Implementasinya Bagi Layanan Dasar Bimbingan
Kesulitan yang dialami peserta didik pada umumnya disebabkan peserta
didik tersebut masih kurang memiliki keterampilan dalam melakukan komunikasi
dengan orang lain terutama dalam lingkungan sekolah. Dengan demikian
menyebabkan peserta didik sulit untuk beradaptasi secara langsung, tidak mampu
brsikap asertif, mengekspresikan perasaan. Permasalahan ini tidak dapat dibiarkan
karena dapat berpengaruh terhadap prestasi dan hubungan sosial peserta didik.
Penguasaan komunikasi interpersonal merupakan salah satu keterampilan
pribadi yang perlu dimiliki oleh peserta didik, dalam bimbingan dan konseling hal
tersebut termasuk dalam bimbingan pribadi (Yusuf. S, 2009; 53). menyatakan
“bimbingan dan konseling pribadi merupakan proses bantuan untuk memfasilitasi peserta didik agar memiliki pemahaman tentang karakteristik dirinya, kemampuan
mengembangkan potensi, dan memecahkan masalah-masalah yang dialaminya”. Dalam proses atau layanan konseling harus tercipta komunikasi dialogis,
di mana pihak pemberi dan penerima kedua-duanya berperan sebagai komunikator
yaitu sebagai pemberi pesan sekaligus juga sebagai penerima pesan. Dengan
demikian, kedua partisipan itu berperan aktif saling memberi dan menerima pesan
sehingga dapat meningkatkan pemahaman informasi dan memberi penguruh di
antara kedua belah pihak. Dengan arus umpan balik yang tepat, maka kekurangan
atau kesalahan akan segera terkoreksi dalam komunikasi yang bersifat dialogis
(Surya M, 2009; 113).
Dalam melakukan proses konseling Guru Bimbingan dan Konseling tidak
mampu menangkap dan mendefinisikan masalah konseli sehingga proses
konseling berjalan bolak-balik tanpa arah yang jelas atau mandeg pada
permasalahn tertentu. Selain itu juga kebanyakan Guru Bimbingan dan Konseling
yang teramati, diteliti dan diobservasi membicarakan semua isu konseli yang
muncul tanpa arah. Akibatnya pada akhir proses konseling konseli tidak
memperoleh penyelesaian secara tuntas dan masih dalam kebingungan. Ada saat
melakukan komunikasi interpersonal (wawancara konseling) dengan peserta
didik. Selain itu Guru Bimbingan dan Konseling kurang menunjukan sikap hangat
8
hubungan konseling tersebut tidak berhasil membuat konseli terlibat (involed) dan
terbuka (dislosed) sehingga tidak dapat memfasilitasi konseli untuk berkembang
(Surya. M, 2009; 113).
Berdasarkan dari persoalan yang ada, diperlukan adanya penelitian secara
empiris yang mampu memberikan gambaran umum tentang Komunikasi
interpersonal serta layanan dasar bimbingan dan konseling khususnya dalam
bidang Pribadi-Sosial sebagai upaya pengembangan dalam meningkatkan
Keterampilan Komunikasi Interpersonal. Oleh karena itu, judul penelitian ini
adalah “Profil Keterampilan Komunikasi Interpersonal dan Implementasinya
Bagi Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling di SMK” (Studi Deskriptif
terhadap peserta didik di SMK Negeri 15 Bandung Jurusan Pekerjaan Sosial
Tahun Ajaran 2012-2013)
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah
Komunikasi interpersonal dapat menghilangkan kerugian akibat salah
komunikasi (mis communication) dan salah interpretasi (mis interpretation) yang
terjadi antara sumber dan penerima pesan. Mengapa demikian ? Karena dengan
komunikasi interpersonal dapat dilakukan pendekatan secara langsung atau
melakukan percakapan serta menjelaskan berbagai pesan yang dapat menimbulkan
kesalahfahaman dan kesalahan interpretasi. Komunikasi interpersonal bertujuan
untuk membentuk hubungan dengan orang lain secara langsung. Komunikasi
interpersonal merupakan format komunikasi yang paling sering dilakukan oleh
semua orang dalam hidupnya.
Untuk terlaksanakananya suatu komunikasi dalam konseling yang dialogis
dengan mengajak konseli berpartisipasi secara aktif, selain dari memahami
karakter konseli adalah menguasai materi bahasaan dan menguasai keterampilan
berkomunikasi dialogis khususnya komunikasi interpersonal. sekurang-kurangnya
9
Feby Deriawan Pratama,2013
Profil Keterampilan Komunikasi Interpersonal Dan Implementasinya Bagi Layanan Dasar Bimbingan
Berdasarkan identifikasi masalah penelitian difokuskan untuk mengetahui
seperti apa keterampilan komunikasi interpersonal peserta didik di SMK Negeri
15 Bandung Jurusan Pekerjaan Sosial Tahun Ajaran 2012-2013, peniliti
membatasi pertanyaan penelitian sebagai berikut;
1. Bagaimana profil keterampilan komunikasi interpersonal Peserta Didik di
SMK Negeri 15 Bandung Jurusan Pekerjaan Sosial Tahun Ajaran
2012-2013.
2. Bagaimana profil keterampilan komunikasi interpersonal berdasarkan
aspek-aspeknya komunikasi interpersonal Peserta Didik di SMK Negeri 15
Bandung Jurusan Pekerjaan Sosial Tahun Ajaran 2012-2013.
3. Bagaimana profil keterampilan komunikasi interpersonal berdasarkan
gender, Peserta Didik di SMK Negeri 15 Bandung Jurusan Pekerjaan
Sosial Tahun Ajaran 2012-2013.
4. Bagaimana menentukan layanan dasar dalam bimbingan dan konseling
dalam mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal terhadap
Peserta Didik di SMK Negeri 15 Bandung Jurusan Pekerjaan Sosial Tahun
Ajaran 2012-2013.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh profil yang jelas
mengenai Kemampuan Komunikasi Interpersonal serta memperoleh data atau
bahan untuk Implementasinya dalam bimbingan dan konseling di SMK,
Kemudian tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengungkap;
1. Mendeskripsikan profil secara umum keterampilan komunikasi
interpersonal Peserta Didik di SMK Negeri 15 Bandung Jurusan Pekerjaan
Sosial Tahun Ajaran 2012-2013.
2. Mengetahui profil keterampilan komunikasi interpersonal berdasarkan
aspek-aspek komunikasi interpersonal Peserta Didik di SMK Negeri 15
10
3. Mengetahui profil keterampilan komunikasi interpersonal berdasarkan
gender Peserta Didik di SMK Negeri 15 Bandung Jurusan Pekerjaan
Sosial Tahun Ajaran 2012-2013.
4. Mengetahui layanan dasar dalam bimbingan dan konseling untuk
mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal terhadap Peserta
Didik di SMK Negeri 15 Bandung Jurusan pekerjaan Sosial Tahun Ajaran
2012-2013.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoretis
a. Hasil penelitian diharapkan dapat memperkaya khazanah teori, konsep
Komunikasi interpersonal yang mendukung dalam Bimbingan dan
Konseling, khususnya layanan dasar bimbingan pribadi-sosial untuk
Peserta Didik SMK Negri 15 Bandung Jurusan Pekerjaan Sosial tahun
ajaran 2012-2013.
b. Mengembangkan konsep-konsep yang ada hubungannya dengan
Program Bimbingan dan Konseling, khususnya mengenai peningkatan
Keterampilan Komunikasi Interpersonal.
2. Secara Praktis
a. Bagi Konselor Sekolah ; dapat mengetahui profil keterampilan
Komunikasi Interpersonal Peserta Didik SMK Negeri 15 Bandung
Jurusan Pekerjaan Sosial sebagai dasar bagi guru bimbingan dan
konseling dalam menyusun program dan layanan Bimbingan dan
Konseling serta upaya pemecahan masalah komunikasi interpersonal.
b. Bagi Peserta Didik ; dapat mengetahui manfaat mengenali diri dan
mengembangkan pengetahuan keterampilan komunikasi interpersonal.
c. Bagi Sekolah ; Memberikan gambaran umum keterampilan
11
Feby Deriawan Pratama,2013
Profil Keterampilan Komunikasi Interpersonal Dan Implementasinya Bagi Layanan Dasar Bimbingan
pengajaran yang dapat mengarahkan Peserta didik menuju
perkembangan Keterampilan Interpersonal yang optimal.
d. Bagi civitas akademika di jurusan Psikologi Pendidikan dan
Bimbingan ; Hasil penelitian ini dapat memperkaya referensi tentang
keterampilan komunikasi interpersonal.
e. Bagi peneliti selanjutnya ; Hasil penelitian dapan dijadikan sebagai
bahan informasi dan bahan pertimbangan bagi penelitian yang lebih
mendalam mengenai komunikasi interpersonal dan dapat menjadi
rujukan untuk pembuatan program.
E. Pendekatan dan Metode Penelitian
1. Metode penelitian
Penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan
pendekatan deskriptif. Penelitian deskriptif (descriptive reaserch) adalah
pendekatan penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan atau menunjukan
fenomena dan kenyataan yang ada pada saat ini atau pada saat yang lampau.
Penelitian ini tidak mengadakan manipulasi atau pengubahan pada
variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondesi apa adanya secara nyata.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekata kuantitatif
(Sukmadinata, 2008 ; 54).
2. Populasi
Penelitian Profil Keterampilan Komunikasi Interpersonal dilakukan di
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 15 Bandung jurusan Pekerjaan Sosial tahun
ajaran 2012-2013.
3. Teknik pengumpulan data
Banyak cara yang dapat ditempuh dalam upaya mengumpulkan data yang
diperlukan, masing-masing cara memiliki tujuan tertentu dan memiliki kelebihan
dan kelemahan masing-masing. Pada kebanyakan pelaksanaan penelitian tidak
hanya menggunakan satu teknik pengumpulan data saja, akan tetapi
12
diharapkan. Pada pelitian ini, penulis menggunakan angket, dan studi literatur
dalam mengumpulkan data yang menunjang bagi peneitian ini.
4. Teknik analisis data
Proses analisis data dilakukan setelah hasil penyebaran angket. Data
dianalisis dengan menggunakan analisis statistik, yaitu dengan memberikan bobot
skor pada tiap item pernyataan instrumen penelitian, kemudian dijumlahkan untuk
menentukan keterampilan komunikasi interpersonal peserta didik yang tinggi,
sedang, dan rendah.
F. Struktur Organisasi Skripsi
Untuk memberikan gambaran yang menyeluruh dan memudahkan dalam
penyusunan skripsi, maka perlu disusun struktur organisasi skripsi. Adapun
bagian struktur organisasi skripsi adalah sebagai berikut.
Bab I; Pendahuluan yang meliputi latar belakang penelitian terkait dengan
fenomena yang terjadi pada objek penelitian dan permasalahan yang ada,
identifikasi dan rumusan masalah, tujuan diadakannya penelitian, manfaat yang
diharapkan dari penelitian , metode penelitian, dan struktur organisasi skripsi.
Bab II; Kajian Pustaka, yang menguraikan tentang beberapa sub bab
komunikasi, komunikasi interpersonal, komunikasi interpersonal dalam
bimbingan dan konseling, SMK jurusan pekerjaan sosial, Konsep Pengukuran
Komunikasi Interpersonal, Kerangka Pemikiran, asumsi penelitian dan penelitian
terdahulu.
Bab III; Metode Penelitian. Dalam bab ini membahas tentang populasi dan
sampel penelitian untuk menentukan jumlah responden, variabel penelitian,
metode pengumpulan data, validitas dan reliabilitas instrumen serta metode
analisis data yang digunakan.
13
Feby Deriawan Pratama,2013
Profil Keterampilan Komunikasi Interpersonal Dan Implementasinya Bagi Layanan Dasar Bimbingan
Bab V; Kesimpulan dan Saran, yang menyajikan penafsiran dan
57
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Lokasi dan Subjek Penelitian
Sebuah penelitian membutuhkan suatu objek yang akan diteliti sebagai
sumber data, yang dimana objek tersebut disesuaikan dengan masalah-masalah
yang dikemukakan dalam penelitian.Penelitian dilaksanakan di SMK 15 Bandung,
yang bertempat di Jl. Gatot Subroto No 12. Alasan pemilihan lokasi penelitian
karena ingin mengetahui mengenai komunikasi efektif khususnya komunikasi
interpersonal yang mampu diterapakan dalam keseharian jurusan pekerjaan sosial
selain itu juga belum tersedianya layanan bimbingan dan konseling yang khusus
difokuskan untuk mengembangkan komunikasi interpersonal peserta didik di
SMK, khususnya di SMK 15 Bandung jurusan pekerjaan sosial.
Arikunto (2002:130) menyatakan bahwa, populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono (2009:117) populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Dari pernyataan kedua ahli tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang memiliki
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X, XI, dan XII
SMK 15 Bandung Jurusan Pekerja Sosial tahun ajaran 2012-2013. Adapun subjek
dalam penelitian ini ialah seluruh peserta didik kelas X, XI dan XII yang
berjumlah 302 orang, dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
No Kelas Jumlah Peserta Didik
1 X-PS-1 36
58
6 XI-PS-2 29
7 XI-PS-3 29
8 XII-PS-1 23
9 XII-PS-2 30
10 XII-PS-3 30
Jumlah Total 302
Alasan pemilihan populasi terhadap seluruh kelas jurusan pekerjaan sosial
dikarenakan peserta didik tersebut secara umum masih mempelajari ilmu tentang
komunikasi dengan tuntutan dapat mengaplikasikannya dalam keprofesiannya.
Berdasarkan kerangka pikir tersebut peserta didik jurusan pekerjaan sosial SMK
Negeri 15 Bandung dianggap dapat memperlihatkan profil umum komunikasi
interpersonal secara keseluruhan.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif yaitu metode penelitian yang ditunjukan untuk menggambarkan
fenomena-fenomena yang ada yang berlangsung saat ini atau saat yang lampau.
Sukmadinata (2006: 54).
Lebih lanjut Sukmadinata (2006: 75) mengemukakan bahwa penelitian
deskriptif dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi dalam memecahkan
suatu masalah atau menentukan suatu tindakan. Untuk memecahkan suatu
masalah mungkin hanya diperlukan satu jenis informasi, mungkin dua jenis
informasi tetapi untuk memcahkan masalah tertentu mungkin diperlukan banyak
informasi. Dengan demikian metode deskriptif tersebut bertujuan untuk
menggambarkan kemampuan komunikasi interpersonal peserta didik SMK
Negeri 15 Bandung Jurusan Pekerjaan Sosial.
Berdasarkan tujuan dari penelitian yang dilakukan, maka pelaksanaan
penelitian dilakukan hingga tersusunnya layanan dasar serta revisi layanan dasar
tersebut, tanpa diujicobakan kepada peserta didik, secara lebih rinci berikut alur
59
TAHAP 1
Kajian Teoretis 1. Bimbingan dan Konseling
2. Keterampilan Komunikasi Interpersonal
Bagan 3.1
Alur penelitian keterampilan komunikasi interpersonal di SMK Negeri 15 Bandung Jurusan Pekerjaan Sosial
Tahap pertama, penelitian dimulai dengan melakukan kajian secara
teoritris mengenai permasalahan yang diteliti mengenai keterampilan komunikasi
interpersonal.
Tahap kedua, kegiatan penelitian difokuskan untuk mengkaji secara
empiris profil keterampilan komunikasi interpersonal peserta didik kelas X, XI
dan XII Jurusan Pekerjaan Sosial di SMK Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran
2012-2013. Kajian empiris dilakukan dengan mengidentifikasi gambaran
komunikasi interpersonal dengan melakukan penyebaran instrumen berupa angket
komunikasi interpersonal kepada peserta didik.
Tahap ketiga adalah pengembangan layanan dasar untuk meningkatkan
TAHAP 2 Kajian Empiris
Keterampilan Komunikasi Interpersonal Peserta Didik
Jurusan Pekerjaan Sosial SMK Negeri 15 Bandung
TAHAP 3
Layanan Dasar untuk Mengembangkan Keterampilan Komunikasi Interpersonal Peserta Didik Jurusan Pekerjaan Sosial di
60
didik Kelas X, XI dan XII jurusan Pekerjaan Sosial SMK Negeri 15 Bandung
Tahun Ajaran 2012-2013.
C.Definisi Operasional Variabel
Komunikasi interpersonal pada penelitian ini merujuk pada konsep
komunikasi interpersonal yang dikemukakan oleh Hartley. P, (1999; 21-27).
Komunikasi interpersonal adalah kemampuan Peserta Didik dalam berkomunikasi
non-verbal, penguatan, bertanya, merefleksikan, membuka serta menutup,
menyimak dan keterbukaan diri. yang dilakukan terhadap orang lain (lawan
bicara) yang berada dalam lingkunngan sekolah.
Komponen-komponen komunikasi interpersonal yang diungkap adalah:
a. Komunikasi non verbal (non-verbal communication)
Komunikasi non-verbal yang dimaksud meliputi ekspresi wajah, arah
pandangan mata, penampilan dan menunjukan keharuman.
b. Penguatan (reinforcement)
Penguatan yang dimaksud adalah pemberian pujian dan dukungan bagi
orang lain.
c. Bertanya (questioning)
Bertanya yang dimaksudkan adalah mengajukan pertanyaan terbuka yang
memperluas jawaban dan pertanyaan tertutup yang mendorong orang untuk
berbicara langsung.
d. Merefleksikan (reflecting)
Merefleksikan yang dimaksud adalah pertanyaan dengan menggunakan
refleksi percakapan dari beberapa aspek yang telah dikatakan (diutarakan)
e. Membuka dan menutup (opening and closing)
Keterampilan untuk memulai dan mengakhiri percakapan.
f. Pendengar yang Aktif (active listening)
Pendengar yang aktif adalah sebuah proses menangkap pesan yang
61
g. Keterbukaan diri (self-disclosure)
Keterbukaan diri adalah proses berbagi informasi tentang diri sendiri
kepada orang lain.
Bagan 3.2 Aspek-Aspek Komunikasi Interpersonal Yang Digunakan Untuk Pengembangan Instrumen
D.Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu angket, Angket
pengungkap keterampilan komunikasi interpersonal peserta didik dirancang
berjumlah 41 item pernyataan dan disebarkan pada seluruh peserta didik jurusan
pekerjaan sosial.
1. Pengembangan Kisi-kisi Instrumen Penelitian
a. Pengembangan Kisi-kisi Angket Keterampilan Komunikasi Interpersonal
Peserta Didik
Instrumen Keterampilan komunikasi interpersonal peserta didik
dikembangkan berdasarkan definisi operasional variabel. Instrumen berisi
pernyataan-pernyataan mengenai komunikasi interpersonal merujuk pada konsep
yang dikembangkan oleh Hartley. P, (1999: 21-27) yaitu komunikasi non verbal
(non-verbal communication), penguatan (reinforcement), bertanya (questioning),
Questioning Reinforcement
Reflecting
Opening and Closing
Active Listening
Self-disclosure Interpersonal
communication
62
disajikan dalam tabel kisi-kisi instrumen pengungkap komunikasi interpersonal
peserta didik.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Angket Pengungkap Keterampilan Komunikasi Iterpersonal Peserta Didik (Sebelum Uji Coba)
Mampu memberikan pujian 16, 17, 18, 19, 20
5
63
Tabel 3.3
Kisi-kisi Angket Pengungkap Keterampilan Komunikasi Interpersonal Peserta Didik (Setelah Uji Coba)
Listening) Mampu memberikan respon yang menunjukan perhatian
informasi diri sendiri kepada orang lain
Menunjukan keharuman 11 1
2 Penguatan (Reinforcement)
Mampu memberikan pujian 12, 13, 14, 15
4
64
b. Pedoman Penyekoran (scoring)
1) Instrumen Keterampilan Komunikasi Interpersonal Peserta Didik
Instrumen disusun berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat, item pernyataan
komunikasi interpersonal peserta didik dalam bentuk pilihan. Skala pengukuran
yang digunakan menggunakan skala sikap Likert.
Penggunaan Skala Likert biasanya digunakan untuk pernyataan dan jumlah
besar di mana skala nilai psycological continuum tidak diketahui, maka di dalam
memberi respons, subyek diizinkan memberi dalam lima kategori: a) Sangat
Setuju, b) Setuju, c) Bingung, d) Tidak Setuju, dan e) Sangat Tidak Setuju. di
dalam mengkontrukskian Skala Sikap. Azwar. S, (2011: 144) menyatakan
Likert menemukan bahwa skor didasarkan pada hubungan integral korelasi
0,99 dengan sistem deviasi normal yang komplikasi pertimbangannya.” Jadi
statment favorable yang direspons Sangat Setuju diberi nilai pertimbangan= 5,
Setuju= 4, Bingung= 3, Tidak Setuju= 2, dan Sangat Tidak Setuju= 1. Demikian
juga untuk pernyataan yang tidak favorable diberi penilaiaan untuk Sangat Tidak
Setuju= 5, sampai ke yang Sangat Setuju= 1
Angka 0 atau angka 1 semua dapat dipilih sebagai titik awal asalkan semua
pernyataan dalam Skala Sikap yang bersangkutan diperlakukan sama sehingga
peneliti memiliki sebaran (range) nilai skala pada kontinum yang sama.
Azwar. S, (2011: 107) menyatakan cara menyeleksi item dalam metoda ini
yaitu “dengan analisa item; misalnya 25% dari subjek mempunyai total skor
rendah, kedua kelompok ini kemudian dilengkapi dengan kelompok kriteria untuk
mengevaluasi respons kelompok tinggi sampai rendah yaitu rasio.”
65
Prosedur penskalaan dengan metode rating yang dijumlahkan didasari oleh
dua asumsi, yaitu:
a. Setiap pernyataan sikap yang telah ditulis dapat disepakati sebagai termasuk
pernyataan yang favorable atau pernyataan yang tidak favorable.
b. Jawaban yang diberikan oleh individu yang mempunyai sikap positif harus
diberi bobot atau nilai yang lebih tinggi dari pada jawaban yang diberikan
oleh responden yang mempunyai sikap negatif ( Azwar. S, 2011: 139)
Jawaban favorable adalah respon setuju terhadap pernyataan yang
favorable dan respon yang tidak setuju terhadap pernyataan yang tidak-favorabel.
Jawaban tidak favorable adalah respon setuju terhadap pernyataan yang tidak
favorabel.
Azwar. S, (2011: 141) menyatakan tujuan penentuan skala dengan deviasi
normal adalah “untuk memberikan bobot yang tertinggi bagi kategori jawaban
yang paling favorable dan memberikan bobot rendah bagi kategori jawaban yang
tidak favorable.”
Tujuan kategorisasi ini adalah menempatkan individu ke dalam
kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasar
atribut yang diukur.
Adapun kriteria penyekoran untuk mendapatkan skor angket komunikasi
interpersonal peserta didik dapat dilihat pada tabel 3.4
Tabel 3.4
Ketentuan Pemberian Skor Instrumen
Pengungkap Keterampilan Komunikasi Interpersonal
Pernyataan
Skor Sangat
Sesuai Sesuai Bingung
Tidak
c. Uji Coba Alat Pengumpul Data
1) Uji Kelayakan Instrumen
66
Pendidikan dan Bimbingan. Penimbangan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
kelayakan instrumen dari segi bahasa, konstruk, dan konten, yakni kesesuaian
item pernyataan yang telah disusun dengan landasan teoritis dan ketepatan bahasa
yang digunakan, dilihat dari sudut bahasa baku dan subjek yang memberikan
respon.
Instrumen ditimbang oleh tiga dosen jurusan PPB FIP UPI berdasarkan
kepakarannya. Hasilnya ditampilkan pada tabel 3.5
Tabel 3.5
Hasil Penimbangan Angket Pengungkap Keterampilan Komunikasi Interpersonal
Hasil
Direvisi 2,3,5,7,8,12,9, 21,22,25,32,38,43,49,54,55,56 17 Dibuang 4,13,14,20,27,28,30,31,34,35,39,44,46,51 14
2) Uji Keterbacaan
Sebelum instrumen Keterampilan Komunikasi Interpersonal peserta didik
diuji secara empiris, instrumen terlebih dahulu diuji keterbacaan kepada sampel
setara yaitu kepada 9 orang siswa SMK untuk mengukur keterbacaan instrumen.
Uji keterbacaan dilakukan agar dapat memperbaiki redaksi kata yang sulit
dipahami oleh subjek penelitian. Setelah uji keterbacaan pernyataan-pernyataan
yang tidak dipahami kemudian direvisi sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat
dimengerti oleh siswa Kelas X-XI-XII SMK 15 Bandung Jurusan Pekerjaan
Sosial.
3) Uji Validitas dan Reliabilitas
a) Uji Validitas
Pengujian validitas yang dilakukan dalam penelitian melibatkan seluruh
item yang terdapat dalam angket pengungkap Keterampilan Komunikasi
Interpersonal siswa. Sugiyono, (2010: 267) mengungkapkan „uji validitas alat
pengumpulan data dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan
67
Semakin tinggi nilai validasi maka menunjukan semakin valid instrumen yang
akan digunakan.
Adapun data yang digunakan untuk mengukur validitas item, merupakan
data hasil penyebaran instrumen. Dengan kata lain, penyebaran instrumen
dilaksanakan sekaligus untuk menguji validitas item (built-in). Berdasarkan
pengolahan data menggunakan SPPS, hasil uji validitas menunjukkan bahwa dari
56 item pernyataan dari angket Keterampilan Komunikasi Interpersonal peserta
didik terdapat 41 item pernyataan yang valid dan 15 item pernyataan yang tidak
valid. Berikut disajikan item-item pernyataan setelah validasi.
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Berdasarkan SPSS
Item Keterampilan Komunikasi Interpersonal Peserta Didik
Signifikansi No.Item Jumlah
Valid 1,2,4,5,6,8,9,10,11,12,15,16,17,18,20,21,22,23,24 ,27,28,31,32,33,34,36,37,38,39,40,43,44,47,48,49, 50,51,52,53,54,55
41
Tidak Valid 3,7,13,14,19,25,26,29,30,35,41,42,45,46,56 15
b) Uji Reliabilitas
Reliabilitas instrumen menunjukkan sejauh mana instrumen yang
digunakan tersebut dapat dipercaya atau derajat keajegan (konsistensi) skor yang
diperoleh oleh subjek penelitian dengan instrumen yang sama dalam kondisi yang
berbeda. Arikunto, (2010) mengungkapkan “suatu instrumen dapat dipercaya
untuk digunakan sebagai alat data karena instrumen tersebut sudah baik”.
Instrumen yang reliabel akan menghasilkan data yang dipercaya, karena berapa
kali pun data diambil hasilnya akan tetap sama.
Metode yang digunakan dalam uji reliabilitas adalah metode Alpha. Untuk
mengetahui tingkat reliabilitas instrumen dalam penelitian dengan taraf
signifikansi 5% diolah dengan metode statistika memanfaatkan program komputer
SPSS for Windows Versi 16.0. Menurut Sugiyono (2010: 257) sebagai tolak ukur,
68
Sebagai tolok ukur, digunakan klasifikasi rentang koefisien reliabilitas
sebagai berikut:
0,00 – 0,199 derajat keterandalan sangat rendah
0,20 – 0,399 derajat keterandalan rendah
0,40 – 0,599 derajat keterandalan cukup
0,60 – 0,799 derajat keterandalan tinggi
0,80 – 1,00 derajat keterandalan sangat tinggi
(Sugiyono, 2011: 257)
Berdasarkan pengolahan data, hasil perhitungan memperlihatkan bahwa
dari ke 41 item pernyataan, menunjukkan koefisien reliabitas (konsistensi
internal) instrumen Keterampilan Komunikasi Interpersonal sebesar 0.807 yang
artinya, tingkat korelasi dan derajat keterandalan instrumen keterampilan
komunikasi interpersonal berada pada kategori tinggi. (hasil perhitungan
reliabilitas pada lampiran).
E.Teknik Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian yaitu data mengenai Keterampilan
Komunikasi Interperonal peserta didik Kelas X,XI, dan XII Jurusan Pekerjaan
Sosial SMK 15 Bandung. Angket yang digunakan adalah angket terstruktur
dengan bentuk jawaban tertutup. Responden hanya perlu menjawab pernyataan
dengan cara memilih alternatif respon yang telah disediakan. Pengumpulan data
dalam penelitian ini dilakukan dengan penyebaran alat pengumpul data berupa
angket untuk mengumpulkan data mengenai gambaran Keterampilan Komunikasi
Interpersonal peserta didik kelas X,XI dan XII Jurusan Pekerjaan Sosial SMK
Negeri 15 Bandung. Pengumpulan data dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1.Mempersiapkan kelengkapan instrumen dan petunjuk pengerjaan
instrumen.
69
3.Membacakan petunjuk dan mempersilahkan peserta didik untuk mengisi
angket yang telah dipersiapkan sebelumnya.
4. Mengumpulkan kembali angket yang telah selesai diisi serta mengecek
kelengkapan identitas dan kelengkapan jawaban para peserta didik.
F. Teknik Analisis data
1. Verifikasi Data
Verifikasi data bertujuan untuk menyeleksi data yang dianggap layak untuk
diolah. Tahapan verifikasi data yang dilakukan dalam penelitian adalah sebagai
berikut.
a. Melakukan pengecekan jumlah instrumen yang telah terkumpul.
b. Melakukan tabulasi data yaitu perekapan data yang diperoleh dari
peserta didik dengan melakukan penyekoran sesuai dengan tahapan
penyekoran yang telah ditetapkan.
c. Setelah tabulasi data maka dilanjutkan dengan melakukan perhitungan
statistik sesuai dengan analisis yang dibutuhkan.
2. Menghitung tingkat penguasaan keterampilan komunikasi interpersonal
Tingkat Penguasaan = Rata-rata skor x 100% Skor ideal
Penentuan nilai pada pendekatan ini, dilakukan dengan jalan
membandingkan skor mentah hasil tes seorang peserta didik dengan skor
maksimum idealnya, maka penentuan nilai yang beracuan pada kriterium, ini juga
sering dikenal dengan istilah penentuan nilai secara ideal, atau penilaian secara
teoritik, atau penentuan nilai secara das sollen. Dengan istilah “teoritik”
dimaksudkan di sini bahwa secara teoritik seorang peserta didik berhak atas nilai
96
Feby Deriawan Pratama,2013
Profil Keterampilan Komunikasi Interpersonal Dan Implementasinya Bagi Layanan Dasar Bimbingan BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah peneliti melaksanakan proses pengumpulan data, pengolahan, dan
pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat dirumuskan kesimpulan sebagai
berikut:
1. Peserta didik jurusan pekerjaan sosial kelas X, XI dan XII di SMK Negeri 15
Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 secara umum keterampilan komunikasi
interpersonal yang dimilikinya termasuk dalam kategori cukup tinggi
berdasarkan artinya peserta didik telah memahami dan mampu
mengaplikasikan komunikasi yang cukup efektif dan komunikatif terutama
dalam keterampilan komunikasi interpersonal. Akan tetapi peserta didik ini
masih harus banyak belajar mengenai komunikasi efektif dan komunikatif
khuusunya komunikasi interpersonal agar mampu menunjang keprofesian dan
prestasinya. Selain itu juga masih perlu bimbingan untuk seluruh peserta
didik jurusan pekerjaan sosial agar mampu mempertahankan dan
mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal yang sudah cukup
baik, karena bagi jurusan pekerjaan sosial hal tersebut masih perlu
ditingkatkan lagi dikarenakan komunikasi yang efektif dan komunikatif
merupakan modal utama bagi jurusan tersebut dalam pembelajaran di
lingkungan sekolah maupun kehidupan sehari-harinya.
2. Dari tujuh aspek komunikasi interpersonal yaitu yaitu komunikasi non verbal
(non-verbal communication), penguatan (reinforcement), bertanya
(questioning), merefleksikan (reflecting), membuka dan menutup (opening
and closing), Pendengar yang aktif (active listening), keterbukaan diri
(self-disclosure), pada umumnya peserta didik jurusan pekerjaan sosial kelas X, XI
dan XII SMK Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 dapat
memandang dirinya sendiri sebagai seseorang yang memiliki keterampilan
97
berkomunikasi dengan orang lain dengan efektif. Hal tersebut dibuktikan
dengan perolehan presentase tingkat penguasaan skor sebesar 76,2%, yang
artinya tingkat penguasaan skor komunikasi interpersonal peserta didik
jurusan pekerjaan sosial kelas X, XI dan XII SMK Negeri 15 Bandung
termasuk cukup tinggi untuk jurusan pekerjaan sosial.
3. Tingkat persentase penguasaan setiap aspek komunikasi interpersonal
memiliki perbedaan. Pencapaian aspek terendah yaitu aspek keterbukaan diri
mencapai sebesar 66,8% dan pencapaian aspek tertinggi adalah aspek
merefleksikan sebesar 81,8%. Sedangkan pencapaian indikator terendah ialah
indikator menunjukan keharuman sebesar 58,2%, dan pencapaian indikator
tertinggi ialah indikator kemampuan untuk memberikan respon sebesar
83,1%. Penguasaanya paling tinggi yang diraih oleh salah satu peserta didik
mampu mencapai 93,1%. sedangkan peserta didik yang paling rendah tingkat
ketercapainya mempunyai nilai sebesar 52,1%. dengan demikian peserta
didik yang masih membutuhkan bimbingan secara mendalam dan untuk
peserta didik yang sudah mencapai tingkat penguasaan tinggi bahkan sangat
tinggi diperlukannya bimbingan untuk mempertahankan bahkan
mengembangkannya agar lebih baik lagi. bila dilihat dari penguasaan
keterampilan komunikasi gender dan jenjang pendidikan termasuk pada
tingkat penguasaan cukup tinggi. Maka dari itu layanan dasar diberikan
terhadap peserta didik jurusan pekerjaan sosial SMK Negeri 15 Bandung
dengan tujuan memberikan pemahaman, pemeliharaan dan pengembangan
dalam keterampilan komunikasi interpersonal.
4. Hasil akhir penelitian ini yaitu tersusunnya rancangan layanan dasar
bimbingan dan konseling untuk memberikan pemahaman, pemeliharaan dan
pengembangan keterampilan komunikasi interpersonal peserta didik jurusan
98
Feby Deriawan Pratama,2013
Profil Keterampilan Komunikasi Interpersonal Dan Implementasinya Bagi Layanan Dasar Bimbingan B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, berikut ini beberapa
rekomendasi/saran yang diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat.
1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat komunikasi interpersonal
peserta didik secara umum tingkat penguasaannya menunjukan 76,2%. Namun
dalam setiap aspek dan indikator yang mengukurnya terdapat tingkat
perkembangan yang berbeda dengan tingkat pencapaian yang masih belum
optimal.
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu pertimbangan
dalam optimalisasi layanan bimbingan dan konseling di sekolah oleh pelaksana
layanan bimbingan dan konseling di SMK Negeri 15 Bandung. Untuk itu, pihak
pelaksana layanan bimbingan dan konseling di SMK Negeri 15 Bandung
direkomendasikan untuk melaksanakan layanan dasar bimbingan dan konseling
untuk memberi pemahaman, mempertahankan dan mengembangkan keterampilan
komunikasi interpersonal peserta didik jurusan pekerjaan sosial.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Layanan dasar yang dirumuskan oleh peneliti masih bersifat hipotetik, oleh
karena itu peneliti selanjutnya direkomendasikan untuk menguji keefektifan
layanan dasar untuk meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal
peserta didik.
b. Pada penelitian ini, peneliti hanya mengambil subjek penelitian kepada
peserta didik jurusan pekerja sosial kelas X, XI dan XII di SMK Negeri 15
Bandung, untuk itu peneliti selanjutnya direkomendasikan untuk meneliti
pada beberapa sekolah dengan jurusaan yang sama.
c. Mengembangkan penelitian ini kedalam bentuk program untuk
99
d. Mengembangkan dengan membedakan keterampilan komunikasi
interpersonal berdasarkan latar belakang sosial ekonomi, karakteristik orang
DAFTAR PUSTAKA
ABKIN. (2007). Rambu-rambu Penyelenggaran Bimbingan dan. Konseling
dalam Jalur Pendidikan Formal. Bandung.
Adler, Ronald & Rodman George. (2006). Understanding Human Communication
Ninth Edition. New York: Oxford University Press.
Aelani, Leni (2012). Mengembangkan kemampuan komunikasi interpersonal
siswa. Skripsi : PPB FIP UPI
Aminudin, Djoni, (2012). efektivitas bimbingan teman sebaya dalam
meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa. Disertasi: PPB
FIP UPI.
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Arkam, L.A (2007). Perbedaan Kompetensi Komunikasi Interpersonal Antara
Penyiar Radio Pria Dan Wanita. Skripsi :Fakultas Psikologi Gunadarma.
Azwar, Saifuddin. (2011). Penyusunan Skala Psikologis. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Azwar, Saifuddin. (2011). Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya). Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Devito, Joseph, A. 1997. Human Communication. New York: Harper Colline Colage Publisher.
Djojonegoro. 1999. forum basandi No. II tahun III. jakarta
Effendy, Uchjana Otong. (1985). Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya.
Effendy, Uchjana Otong. (2003). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Rosdakarya.
Enjang. (2009). Komunikasi konseling. Bandung: Nuansa.
Ernawati. (2008). Hubungan komunikasi interpersonal antara mahasiswa dan
Hadiati, Nikmah. 2008. Sosialisasi Peran Gender, Komunikasi Interpersonal,
Dan Sikap Terhadap Kekerasan Dalam Rumah Tangga Di Kalangan Mahasiswa Fakultas Dakwah Iain Sunan Ampel Surabaya. [Online].
Tersedia: ejournal.sunan-ampel.ac.id/index.php/Ilmu-Dakwah/article/view/111.
Handarini. Pengaruh Komunikasi Interpersonal Tutor Terhadap Motivasi Peserta Didik Di Kelompok Belajar Keaksaraan Fungsional (Kejar Kf) Binaan Balai Pengembangan Pendidikan Luar Sekolah Dan Pemuda (Bpplsp.
Regional IV
Hardjana, Agus M. (2007). Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Yogyakarta: Kanisius.
Hartley, Peter. (1999). Interpersonal Communication, 2nd, ed. New York: Routledge.
Harjanto. Jarot. (2010). Komunikasi Interpersonal Abdi Dalem. Skripsi Ilmu komunikasi Unikom
Hurlock, Elizabeth B. Alih Bahasa oleh Dra. Istiwidayanti dan Drs. Soedjarwo, M. Sc. (1988). Psikologi Perkembangan “Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan” (Terjemahan Istiwidayanti). Jakarta: Erlangga.
Kuntjojo. _____. Non Verbal Communication. [Online] Tersedia di:
http://www.skillsyouneed.co.uk/IPS/NonVerbal_Communication.html (12 Desember 2012)
Kuntjojo. _____. Verbal Communication. [Online] Tersedia di: http://www.skillsyouneed.co.uk/IPS/Verbal_Communication.html (12 Desember 2012)
Liliweri, Alo.1997. Komunikasi Antar Pribadi. Bandung:Citra Aditya.
Makarao, Ramdhan Nurul. (2010). Neuro Linguistic Programming komunikasi
konseling aplikasi dalampelayanan kesehatan. Bandung : Alfabeta.
Mulyana, Deddy. (2011). Ilmu Komunikasi. Bandung : Rosdakarya.
Novianti, Ina (2009). Kontribusi Komunikasi Interpersonal Terhadap
Penyesuaian Diri Siswa Di Sekolah. Skripsi: PPB FIP UPI.
Noviza, Neni. (____). Komunikasi Dialogis dalam Konseling untuk Memudahkan
Memahami Klien. Palembang: Jurnal