• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN IMPLEMENTASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROFIL KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN IMPLEMENTASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK."

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

Feby Deriawan Pratama,2013

Profil Keterampilan Komunikasi Interpersonal Dan Implementasinya Bagi Layanan Dasar Bimbingan PROFIL KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN IMPLEMENTASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN

KONSELING DI SMK

(Studi Deskriptif Terhadap Peserta Didik SMK Negeri 15 Bandung Jurusan Pekerjaan Sosial Tahun Ajaran 2012-2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Oleh

Feby Deriawan Pratama NIM 0800882

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

FEBY DERIAWAN PRATAMA 0800882

Judul Skripsi

PROFIL KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN IMPLEMENTASINYA BAGI LAYANAN DASAR

BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK

(Studi Deskriptif Terhadap Peserta Didik SMK Negeri 15 Bandung Jurusan Pekerjaan Sosial Tahun Ajaran 2012-2013)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I,

Dr. Amin Budiamin, M.Pd. NIP. 19580703 198503 1 001

Pembimbing II,

Dadang Sudrajat, M.Pd. NIP. 19680828 199802 1 002

Mengetahui,

(3)

Feby Deriawan Pratama,2013

Profil Keterampilan Komunikasi Interpersonal Dan Implementasinya Bagi Layanan Dasar Bimbingan NIP. 19600501 1986031004

PROFIL KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN IMPLEMENTASINYA

BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK

(Studi Deskriptif Terhadap Peserta Didik SMK Negeri 15 Bandung Jurusan Pekerjaan Sosial Tahun Ajaran 2012-2013)

Oleh

Feby Deriawan Pratama

(4)

© Feby Deriawan Pratama 2012 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2012

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(5)

ABSTRAK

Feby Deriawan Pratama. (2012). Profil Keterampilan Komunikasi Interpersonal dan Implementasinya Bagi Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling di SMK (Studi Deskriptif terhadap Peserta Didik di SMK Negeri 15 Bandung Jurusan Pekerjaan Sosial Tahun Ajaran 2012-2013).

Keterampilan komunikasi interpersonal peserta didik yang belum optimal dapat

mengakibatkan agresif, senang berkhayal, sakit fisik serta mental, dan mengalami flight syndrome. Tujuan penelitian skripsi ini untuk memperoleh gambaran keterampilan komunikasi interpersonal peserta didik jurusan pekerjaan sosial di SMKN 15 Bandung.

Penelitian menggunakan metode deskriptif dan Instrumen yang digunakan untuk mengungkap data adalah angket keterampilan komunikasi interpersonal dengan

menggunakan skala likert. Hasil penelitian menunjukkan keterampilan komunikasi peserta didik jurusan pekerjaan sosial tergolong cukup tinggi, begitu juga berdasarkan

aspek-aspeknya, gender dan jenjang kelas. Dengan demikian layanan dasar untuk mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dipandang tepat untuk diberikan

sehingga siswa dapat memperoleh pemahaman yang dibutuhkan dan memfasilitasi pengembangan perilaku kearah yang lebih baik.

Kata kunci : peserta didik sekolah menengah kejuruan, keterampilan komunikasi

(6)

ABSTRACT

Feby Deriawan Pratama. (2012). Student’s Interpersonal Communication Skills

Profile and Implementation for Guidance and Counseling Service in Vocational High School (Descriptive study of student attended SMK Negeri 15 Bandung Vocational High School for 2012-2013 Academic Year).

Student with poor interpersonal communication skill can expose any symptoms of behavior disorder like aggressive behaviour, uncontrolled fantasy, flight syndrome, also physical or mental illness. This study aimed to describe interpersonal communication skill of student attended 10th, 11 th dan 12 th Grade in SMK Negeri 15 Bandung Vocational High School for 2012-2013 Academic. Descriptive research method with quantitative approach was used in this study. Data collected by using interpersonal communication

skill questionnaire. Research result indicated that student’s interpersonal communication

skill was included in quite high category, as well as showed by it’s aspect that is gender and grade level. Thus the guidance and counseling services in enhancing student’s

interpersonal communication skill should be given to all student, so that they can obtain knowledge and develop desirable behaviors.

Keywords : vocational high school students, interpersonal communication skills,

(7)

ABSTRAK

Feby Deriawan Pratama. (2012). Profil Keterampilan Komunikasi Interpersonal dan Implementasinya Bagi Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling di SMK (Studi Deskriptif terhadap Peserta Didik di SMK Negeri 15 Bandung Jurusan Pekerjaan Sosial Tahun Ajaran 2012-2013.

Keterampilan komunikasi interpersonal peserta didik yang belum optimal dapat mengakibatkan agresif, senang berkhayal, sakit fisik serta mental, dan mengalami flight

syndrome. Tujuan penelitian skripsi ini untuk memperoleh gambaran keterampilan komunikasi interpersonal peserta didik jurusan pekerjaan sosial di SMKN 15 Bandung. Penelitian menggunakan metode deskriptif dan Instrumen yang digunakan untuk

mengungkap data adalah angket keterampilan komunikasi interpersonal dengan menggunakan skala likert. Hasil penelitian; menyatakan keterampilan komunikasi peserta

didik jurusan pekerjaan sosial tergolong cukup tinggi, begitu juga berdasarkan aspek-aspeknya, gender dan jenjang kelas. Dengan demikian layanan dasar dikira tepat untuk

diberikan sehingga memperoleh pemahaman yang dibutuhkan dan mengembangkannya kearah yang lebih baik.

Kata Kunci :Peserta Didik Jurusan Pekerjaan Sosial, Keterampilan Komunikasi

(8)
(9)

KATA PENGANTAR

Komunikasi interpersonal merupakan bentuk komunikasi yang paling

efektif dalam mengubah sikap, pendapat, persepsi dan perilaku komunikan

dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya. Kegagalan melakukan

komunikasi interpersonal akan membuat remaja semakin mengalami kesulitan

dalam melakukan interaksi sosial yang lebih luas. Fenomena ketidakmampuan

siswa dalam melakukan komunikasi interpersonal, perlu memperoleh perhatian

khusus dari semua pendidik di sekolah dan khususnya Bimbingan dan Konseling

sebagai suatu subsistem pendidikan memiliki peran penting dalam mendukung

pencapaian proses pembelajaran dengan memfasilitasi Peserta Didik agar mampu

mencapai tugas perkembangan yang sesuai serta mengembangkan potensinya

dengan optimal.

Skripsi ini berjudul ”Profil Keterampilan Komunikasi Interpersonal Dan Implementasinya Bagi Layanan Dasar Bimbingan Dan Konseling Di SMK” (Studi Deskriptif Terhadap Peserta Didik Di SMK Negeri 15 Bandung Jurusan Pekerjaan Sosial Tahun Ajaran 2012-2013). Tujuan penulisan skripsi

ini adalah sebagai salah satu persyaratan untuk menempuh ujian sidang Sarjana

Pendidikan pada Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan.

Demikian keseluruhan hasil penelitian yang telah dibuat. Semoga karya ini

dapat bermanfaat bagi berbagai pihak dan menjadi bagian referensi yang

mendukung terutama dalam pengembangan keilmuan bimbingan dan konseling

khususnya di bidang pribadi-sosial.

Bandung, Desember 2012

(10)

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah, ucap syukur dipanjatkan kepada Allah swt. atas segala petunjuk, ridho, kekuatan, dan kemudahan yang telah diberikannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Proses penyelesaian skripsi melibatkan berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Amin Budiamin, M. Pd. selaku pembimbing I dan Dadang Sudrajat, M. Pd. selaku pembimbing II atas segala bimbingan, perhatian, saran, arahan, motivasi dan kesabaran yang diberikan kepada penulis selama menyelesaikan skripsi.

2. Prof. H. Furqon, Ph. D. selaku ketua Dewan Skripsi beserta Dr. Nandang Rusmana, M. Pd. dan Ibu Dr. Ipah Saripah, M. Pd. Ketua dan Sekretaris Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang telah memberikan kemudahan dalam penyusunan skripsi.

3. Dra. R. Tati Kustiawati, M.Pd. selaku pembimbing akademik dan Nandang Budiman, S.Pd., M.Si selaku wali tingkat yang telah memberikan pendampingan, perhatian, dukungan, dan motivasi selama penulis melaksanakan studi di Jurusan PPB.

4. Dra. S.A Lily N, M.Pd., Dra. Yusi Riksa Yustiana M.Pd., dan Eka Sakti Yudha, M.Pd. atas dukungan, motivasi serta kesediaannya untuk melakukan

judgement instrumen penelitian yang disusun penulis.

5. Seluruh Staf Dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UPI atas segala ilmu pengetahuan, suri tauladan dan kehangatan yang telah diberikan kepada penulis selama masa perkuliahan maupun kegiatan formal dan non formal.

6. Dra. Hj. Ema Ratnasih, M.M selaku Kepala Sekolah dan Sugi, S.Pd Guru BK di SMK Negeri 15 Bandung atas izin dan kemudahan dalam melaksanakan penelitian.

7. Ibunda tercinta Kasmanah, S.Pd dan Ayahanda tercinta Achmad Muslih, beserta keluarga. Terimakasih untuk setiap kasih sayang, perjuangan, do’a, suri tauladan, didikan dan candaan yang selalu diberikan.

8. Teman-teman seperjuangan penyusunan skripsi ; Yunia, Vera, Siti, Desi, dan Mustika, ilmu yang saya dapat dari hasil belajar, diskusi, motivasi dan perhatian, dari kalian sangat bermanfaat untuk selesainya penulisan skripsi. 9. Teman-teman seperjuangan angkatan 2008 dan KMJ PPB, kalian merupakan

orang-orang yang bertalenta luar biasa, saya selalu belajar dari kalian dan eksistensi teman-teman begitu terasa.

10. Ibu cucu, Esya Anesti M, M.Pd dan Yayan Kurniawan S.P.d terima kasih atas perhatian, motivasi, arahan dan candaan dalam penyusunan skripsi serta bimbingan dalam pekerjaan pada saat berada di kantor LPPB.

(11)

DAFTAR ISI

halaman

Absrtak i

Kata Pengantar... iii

Ucapan Terima Kasih ... iv

Daftar Isi... v

Daftar Tabel... vii

Daftar Gambar ... viii

Daftar Bagan ... ix

Daftar Lampiran ... x

BAB I PENDAHULUAN A. A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 8

C.Tujuan Penelitian ... 9

D.Manfaat Penelitian... 10

E. Pendekatan dan Metode Penelitian... 11

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 12

BAB II KONSEP HARGA DIRI PESERTA DIDIK DAN PENGEMBANGAN PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI G. A Komunikasi... 13

B. Komunikasi Interpersonal... 15

C.Komunikasi Interpersonal dalam Bimbingan dan Konseling... 39

D.SMK Jurusan Pekerjaan Sosial... 46

E. Konsep Pengukuran Komunikasi Interpersonal... 48

F. Kerangka Pemikiran... 51

G.Asumsi Penelitian... 51

(12)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

H. A. Lokasi dan Subjek Penelitian... 57

B. Metode Penelitian ... 58

C.Definisi Operasional Variable... 60

D.Instrumen Penelitian ... 61

E. Teknik Pengumpulan Data ... 68

F. Teknik Analisis Data ... 69

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN I. A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 70

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 74

C.Rancangan Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling... 86

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN J. A. Kesimpulan... 96

B. Saran... 98

(13)

DAFTAR TABEL

Nama Tabel Halaman

2.1 Pengaruh Perbedaan Persepsi Terhadap Pemahaman Makna Pesan... 32

3.1 Populasi Penelitian ... 57

3.2 Kisi-kisi Angket Pengungkap Keterampilan Komunikasi Interpersonal (sebelum uji coba) ... 62 3.3 Kisi-kisi Angket Pengungkap Keterampilan Komunikasi Interpersonal (setelah uji coba)... 63 3.4 Ketentuan Pemberian Skor Instrumen Pengungkap Keterampilan Komunikasi Interpersonal... 64 3.5 Hasil Penimbangan Angket Pengungkap Keterampilan Komunikasi Interpersonal... 66 3.6 Hasil Uji Validitas Keterampilan Komunikasi Interpersonal Peserta Didik ... 67

3.7 Konversi Skor Mentah Menjadi Skor Matang ... 73

3.8 Interval Konversi Skor Mentah Menjadi Skor Matang... 74

4.1 Tingkat Persentase Penguasaan Skor Berdasakan Aspek-aspeknya Keterampilan Komunikasi Interpersonal Peserta Didik Jurusan Pekerjaan Sosial di SMK Negeri 15 Bandung... 71 4.2 Tingkat Persentase Penguasaan Skor Berdasarkan Indikatornya Keterampilan Komunikasi Interpersonal Peserta Didik Jurusan Pekerjaan Sosial di SMK Negeri 15 Bandung ... 71 4.3 Tingkat Persentase Penguasaan Skor Berdasarkan Gender dan Jenjang... 72

4.4 Tingkat Persentase Penguasaan Skor Berdasarkan kelas... 73

4.5 Tingkat Persentase Penguasaan Skor Berdasarkan kelas... 73

4.6 Prioritas Pengembangan Materi Layanan... 87 4.7 Kegiatan Operasional Layanan Dasar Bimbingan Dan Konseling Untuk

(14)

DAFTAR GAMBAR

Nama Gambar Halaman 2.1 Komponen-Komponen Komunikasi Interpersonal Dalam Sebuah

Model ... 24

(15)

DAFTAR BAGAN

Nama Bagan Halaman 2.1 Kerangka Berpikir... 51 3.1 Alur Penelitian Untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi

Interpersonal... 59

3.2 Aspek-Aspek Komunikasi Interpersonal Yang Digunakan Untuk Pengembangan Instrumen...

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

A. Administrasi Penelitian

B. Instrumen penelitian

C. Data Penelitian dan Pengolahan Data

D. Satuan Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling (SKLBK)

(17)

1

Feby Deriawan Pratama,2013

Profil Keterampilan Komunikasi Interpersonal Dan Implementasinya Bagi Layanan Dasar Bimbingan BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sebagai usaha sadar yang mempunyai tujuan, sedangkan tujuan

pendidikan yang harus dicapai pada hakekatnya merupakan bentuk-bentuk atau

pola tingkah laku yang harus dimiliki dan dikuasai oleh peserta didik, baik

pengetahuan, sikap, maupun komunikasi yang baik dan benar. Sebagai makhluk

sosial manusia membutuhkan komunikasi, salah satu komunikasi yang efektif

adalah komunikasi interpersonal.

Tujuan pendidikan tidak hanya pencapaian standar kemampuan akademis,

tetapi peserta didik juga mampu mengembangkan dirinya terutama potensi yang

dimiliki. Dengan demikian di sekolah diperlukan kerjasama yang harmonis antara

pengelola dan pelaksanaan manajemen pendidikan, pengajaran dan kurikuler,

serta pembinaan peserta didik. Pendidikan yang mengabaikan tugas

perkembangan perserta didik, mungkin akan menghasilkan individu yang pintar

dan terampil dalam aspek akademik, tetapi kurang memiliki kemampuan dan

kematangan dalam aspek psikososiospiritual, termasuk di dalamnya minim akan

keterampilan berkomunikasi yang dimiliki peserta didik (Aminudin. D, 2012; 4).

Peserta didik dalam memasuki lingkungan sekolah terkadang menjadi

kekhawatiran bagi dirinya. Peserta didik merasa dirinya dihadapkan dengan

berbagai hal seperti suasana, kondisi, lingkungan, aturan, norma, budaya

teman-teman yang baru dan lain-lain, sehingga peserta didik harus mampu beradaptasi

dan berinteraksi dengan lingkungan sekolah. Upaya yang dilakukan peserta didik

dalam melakukan proses interaksi dapat ditunjukan dengan kemampuannya dalam

berkomunikasi. Peserta didik harus berkomunikasi dengan efektif, baik secara

verbal maupun non verbal. Peserta didik yang mengalami kesulitan untuk

berinteraksi yang diindikasikan dengan keterbatasan dalam berkomunikasi,

khususnya komunikasi interpersonal dan dapat menimbulkan persoalan bagi

(18)

2

Peserta didik merupakan bagian dari masyarakat yang dituntut untuk dapat

berkomunikasi dengan orang lain di lingkungan sekitarnya terutama sekolah,

peserta didik hampir sebagian waktunya digunakan untuk berinteraksi di Sekolah.

Kebutuhan peserta didik dalam perlakuan sosialnya disebabkan karena para

peserta didik dituntut untuk berinteraksi dengan orang lain dalam situasi tertentu.

Dengan demikian sekolah sebagai suatu lingkungan pendidikan harus dapat

menerapkan, menciptakan, mendorong dan memberikan suasana psikologis yang

dapat mendorong serta merubah perilaku sosial yang memadai dan membenarkan,

sehingga kebutuhan sosial yang diharapkan dapat terpenuhi oleh peserta didik

(Sujarwo 2010; 3).

Menurut Hurlock. E, (1988; 192), peserta didik merupakan individu yang

memiliki karakteristik yang berbeda dalam proses perkembanganya sehingga

memerlukan bantuan dalam mengembangkan keterampilan komunikasi

interpersonal yang baik dan efektif di lingkungan keluarga, sekolah dan

masyarakat. Peserta didik yang belum mampu berkomunikasi dengan efektif akan

mengalami hambatan terutama dalam berinteraksi akan mempengaruhi terhadap

pembentukan kepribadian dan aktualisasi diri dalam kehidupan, terutama dalam

meraih prestasi di sekolah. Perubahan peserta didik salah satunya ditentukan oleh

kemampuan berkomunikasi, yakni cara untuk mengatasi kecemasan dan

kekhawatiran yang disertai tekanan.

Peserta didik di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berada pada tahap

perkembangan remaja khususnya pada usia 15-18 tahun. Remaja adalah masa

peralihan anak-anak yang yang penuh ketergantungan menuju masa pembentukan

tanggung jawab. Perubahan yang terjadi pada masa remaja akan mempengaruhi

perilaku individu pada masa yang akan datang. Dalam hal ini tergantung pada

kemampuan dan kemauan individu pada masa remaja untuk mengungkapkan

keprihatinan serta kecemasanya terhadap orang lain, sehingga ia dapat

memperoleh pandangan yang baru dan lebih baik (Aminudin. D, 2012; 6).

(19)

3

Feby Deriawan Pratama,2013

Profil Keterampilan Komunikasi Interpersonal Dan Implementasinya Bagi Layanan Dasar Bimbingan

merupakan bagian penting dalam kehidupan. Dalam keseharian juga, kita lebih

banyak menghabiskan waktu untuk berkomunikasi daripada aktivitas yang lainnya

dan dapat dipastikan bahwa kita berkomunikasi hampir di semua aspek

kehidupan.

Komunikasi salah satu hal yang terpenting dalam proses kehidupan.

Sebagian besar waktu dan kehidupan sehari-hari yang dijalani manusia digunakan

untuk berkomunikasi. Kualitas dan keterampilan dalam berkomunikasi menjadi

ukuran sejauh mana seseorang dapat diterima atau tidak dalam lingkungannya.

Melalui komunikasi, seseorang dapat memahami antar sesamanya dan mengetahui

informasi mengenai lingkungan sekitarnya, sehingga mampu mengambil tindakan

dan keputusan sebagai respon dari informasi yang diberikan (Aelani. L, 2011; 2).

Dengan komunikasi individu dapat melangsungkan hidupnya baik di

lingkungan keluarga, sekolah maupun di Masyarakat. Di lingkungan sekolah

peserta didik dituntut mampu berkomunikasi dengan baik dan benar dengan warga

sekolah yakni guru-guru, staf tata usaha, teman-teman (peserta didik) maupun

personil sekolah lainnya. Peserta didik yang memiliki perilaku komunikasi

interpersonal yang baik akan mudah bersosialisasi dan lancar dalam memperoleh

pemahaman dari guru serta sumber belajar di sekolah. Belajar bersosialisasi dan

berkomunikasi dengan lingkungan sekitar merupakan proses tak henti-hentinya

atau tak ada batasnya dalam kehidupan (Aminudin. D, 2012; 4).

Bentuk komunikasi yang efektif dilakukan yaitu komunikasi interpersonal.

Komunikasi interpersonal merupakan bentuk komunikasi yang paling efektif

dalam mengubah sikap, pendapat, persepsi dan perilaku komunikan dibandingkan

dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya. Komunikasi interpersonal terjadi

antara dua orang atau lebih dengan bentuk percakapan face to face serta media

dan adanya feedback secara langsung atau seketika dan secara sadar. Dalam

komunikasi interpersonal, dapat berlangsung komunikasi secara mendalam serta

terperinci, karena komunikasi yang berlangsung bersifat dialogis dan para

(20)

4

Tingkatan dan konteks komunikasi interpersonal mewakili satuan terkecil

interaksi manusia sebelum beranjak ke dalam tingkatan dan berbagai jangkauan

yaitu; komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi publik, dan

komunikasi massa. Komunikasi interpersonal dapat mencakup semua jenis

hubungan manusia mulai dari hubungan yang paling singkat, sederhana, biasa dan

bahkan yang rumit, yang seringkali diwarnai oleh kesan pertama, hingga

hubungan yang paling mendalam dan relatif permanen (Aelani L, 2011; 4).

Secara tidak disadari pria dan wanita memiliki gaya dan ciri yang berbeda

dalam berkomunikasi, pernyataan ini di dukung oleh pendapat Hartley P, (1999;

190) berpendapat „pria dan wanita berperilaku berbeda karena perbedaan

mendasar dalam identitas pribadi‟. Menurut Hartley. P, (1999; 190) „pria dan

wanita memiliki aturan yang berbeda saat berinteraksi‟.

Menurut Hartley. P (1999; 190) dijelaskan mengenain komunikasi

interpersonal sebagai berikut ;

men and women are supposed to be different. The most crucial aspect of this difference for the way we communicate is in our sense of self. For men this sense of self is defined; through his ability to achieve results. For women this sense of self is defined; through her feelings and the quality of her relationships.

Pria dan wanita ada perbeda dalam komunikasi. Aspek yang paling

penting dari perbedaan dari cara pria dan wanita berkomunikasi adalah dalam

pemahaman diri pria dan wanita itu sendiri. Untuk pria pemahaman diri diartikan;

melalui kemampuannya untuk mencapai hasil dicapai. Untuk wanita ini

pemahaman diri didefinisikan; melalui perasaan dan kualitas hubungannya.

Bila seseorang mengalami kesulitan bahkan kegagalan dalam melakukan

komunikasi interpersonal akan menjadi agresif, senang berkhayal, dingin, sakit

fisik serta mental, dan mengalami flight syndrome (ingin melarikan diri dari

lingkungannya). Remaja yang mengalami kegagalan dalam melakukan

komunikasi interpersonal dengan lingkungannya, mengakibatkan remaja tidak

(21)

5

Feby Deriawan Pratama,2013

Profil Keterampilan Komunikasi Interpersonal Dan Implementasinya Bagi Layanan Dasar Bimbingan

melakukan interaksi sosial yang lebih luas. Kesedihan akibat ketidakmampuan

melakukan komunikasi interpersonal, remaja cenderung menarik diri dan

melakukan tindakan agresif, sedangkan remaja yang berhasil melakukan

komunikasi interpersonal dengan baik dan efektif akan memberi dampak yang

baik pula pada dirinya sendiri, prestasi, hubungan social dan lingkungannya.

Sholehah. M, (2010; 2), dijelaskan tentang fenomena peserta didik yang

ada di salah satu sekolah swasta pada tahun ajaran 2009/2010 di kabupaten

bandung bedasarkan catatan kasus dan ungkapan konselor yaitu ; (1) sering terjadi

perselisihan antara peserta didik baru dengan peserta didik lama dikarenakan

beranggapan bahwa peserta didik lama (senior) lebih berkuasa; (2) sering terjadi

kesalahpahaman antara peserta didik; (3) adanya persaingan yang kurang sehat

dalam meraih prestasi dan berorganisasi; dan (4) adanya perselisihan dalam

kompetisi olahraga team yang menang dan team yang kalah.

Dalam Sholehah. M, (2010; 2), terdapat beberapa gambaran penting

dalam komunikasi interpersonal yaitu ; (1) hubungan antara tingkat kecerdasan

komunikator dengan seluruh aspek kemampuan komunikasi interpersonal

memiliki hubungan rendah, (2) hubungan antara aspek hubungan interpersonal

Komunikator dengan aspek kemampuan komunikasi interpersonal memiliki

hubungan erat, (3) hubungan antara aspek persuasif komunikator dengan aspek

kemampuan komunikasi interpersonal memiliki hubungan erat.

Fenomena ketidakmampuan peserta didik dalam melakukan komunikasi

interpersonal, perlu memperoleh perhatian khusus dari semua pendidik di sekolah

dan khususnya Bimbingan dan Konseling sebagai suatu subsistem pendidikan

memiliki peran penting dalam mendukung pencapaian proses pembelajaran

dengan memfasilitasi peserta didik agar mampu mencapai tugas perkembangan

dengan optimal serta dapat mengembangkan potensinya. Salah satu

perkembangan yang harus dicapai peserta didik di sekolah yaitu perkembangan

pribadi-sosial terutama dalam mengembangkan keterampilan komunikasi

(22)

6

Aelani. L, (2011; 123), dipaparkan hasil penyebaran angket yang

dilakukan di SMA Negeri Bandung Tahun Ajaran 2011-2012 terhadap kelas X,

dapat simpulakn berada pada kategori sedang, tetapi ada peserta didik yang

memiliki kategori rendah dan tinggi. Peserta didik pada kategori sedang

diasumsikan telah mencapai tingkat kemampuan komunikasi interpersonal yang

cukup optimal pada setiap aspeknya, yaitu kemampuan terhadap pengiriman

pesan atau informasi disertai adanya feedback yang diwujudkan dalam bentuk

keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan.

Menurut Aminudin D, (2012; 7), dipaparkan hasil pengamatan dari SMK

Taruna Bhakti Depok menunjukkan bahwa gejala-gejala peserta didik dapat

berkomunikasi dengan baik tetapi masih banyak pula peserta didik yang

mengalami kesulitan komunikasi interpersonal. Banyak peserta didik yang

cenderung diam ketika diberi kesempatan untuk bertanya serta ada perilaku

komunikasi interpersonal peserta didik yang kurang baik dengan teman

sekelasnya dan kelas lainya. Selain itu masih banyak peserta didik yang kurang

terbuka dalam mengungkapkan masalahnya kepada guru bimbingan dan

konseling, karena ada perasaan sungkan, malu, dan takut.

Trisnaningtyas dan Nursalim, (2009; 2), dijelaskan permasalahan peserta

didik yang berhubungan dengan komunikasi yang Berdasarkan hasil wawancara

dengan guru BK dan informasi dari hasil dokumentasi yang dilaksanakan pada

tanggal 17 April 2010, dapat diketahui bahwa perilaku peserta didik kelas VIII D

memiliki permasalahan mengenai hubungan interpersonalnya dikelas pada

khususnya dan disekolah pada umumnya. Dari pengamatan tersebut yang

dilakukan terbukti peserta didik tersebut tidak pernah bertegur sapa terlebih

dahulu apabila bertemu dengan guru, sulit mengawali dan mengakhiri

pembicaraan dengan orang yang lebih tua, sulit mengatakan tidak setuju akan

sesuatu hal apabila mereka merasa keberatan akan hal tersebut dan masih banyak

peserta didik yang masih sulit mengungkapkan pendapat dalam situasi diskusi

(23)

7

Feby Deriawan Pratama,2013

Profil Keterampilan Komunikasi Interpersonal Dan Implementasinya Bagi Layanan Dasar Bimbingan

Kesulitan yang dialami peserta didik pada umumnya disebabkan peserta

didik tersebut masih kurang memiliki keterampilan dalam melakukan komunikasi

dengan orang lain terutama dalam lingkungan sekolah. Dengan demikian

menyebabkan peserta didik sulit untuk beradaptasi secara langsung, tidak mampu

brsikap asertif, mengekspresikan perasaan. Permasalahan ini tidak dapat dibiarkan

karena dapat berpengaruh terhadap prestasi dan hubungan sosial peserta didik.

Penguasaan komunikasi interpersonal merupakan salah satu keterampilan

pribadi yang perlu dimiliki oleh peserta didik, dalam bimbingan dan konseling hal

tersebut termasuk dalam bimbingan pribadi (Yusuf. S, 2009; 53). menyatakan

“bimbingan dan konseling pribadi merupakan proses bantuan untuk memfasilitasi peserta didik agar memiliki pemahaman tentang karakteristik dirinya, kemampuan

mengembangkan potensi, dan memecahkan masalah-masalah yang dialaminya”. Dalam proses atau layanan konseling harus tercipta komunikasi dialogis,

di mana pihak pemberi dan penerima kedua-duanya berperan sebagai komunikator

yaitu sebagai pemberi pesan sekaligus juga sebagai penerima pesan. Dengan

demikian, kedua partisipan itu berperan aktif saling memberi dan menerima pesan

sehingga dapat meningkatkan pemahaman informasi dan memberi penguruh di

antara kedua belah pihak. Dengan arus umpan balik yang tepat, maka kekurangan

atau kesalahan akan segera terkoreksi dalam komunikasi yang bersifat dialogis

(Surya M, 2009; 113).

Dalam melakukan proses konseling Guru Bimbingan dan Konseling tidak

mampu menangkap dan mendefinisikan masalah konseli sehingga proses

konseling berjalan bolak-balik tanpa arah yang jelas atau mandeg pada

permasalahn tertentu. Selain itu juga kebanyakan Guru Bimbingan dan Konseling

yang teramati, diteliti dan diobservasi membicarakan semua isu konseli yang

muncul tanpa arah. Akibatnya pada akhir proses konseling konseli tidak

memperoleh penyelesaian secara tuntas dan masih dalam kebingungan. Ada saat

melakukan komunikasi interpersonal (wawancara konseling) dengan peserta

didik. Selain itu Guru Bimbingan dan Konseling kurang menunjukan sikap hangat

(24)

8

hubungan konseling tersebut tidak berhasil membuat konseli terlibat (involed) dan

terbuka (dislosed) sehingga tidak dapat memfasilitasi konseli untuk berkembang

(Surya. M, 2009; 113).

Berdasarkan dari persoalan yang ada, diperlukan adanya penelitian secara

empiris yang mampu memberikan gambaran umum tentang Komunikasi

interpersonal serta layanan dasar bimbingan dan konseling khususnya dalam

bidang Pribadi-Sosial sebagai upaya pengembangan dalam meningkatkan

Keterampilan Komunikasi Interpersonal. Oleh karena itu, judul penelitian ini

adalah Profil Keterampilan Komunikasi Interpersonal dan Implementasinya

Bagi Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling di SMK(Studi Deskriptif

terhadap peserta didik di SMK Negeri 15 Bandung Jurusan Pekerjaan Sosial

Tahun Ajaran 2012-2013)

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Komunikasi interpersonal dapat menghilangkan kerugian akibat salah

komunikasi (mis communication) dan salah interpretasi (mis interpretation) yang

terjadi antara sumber dan penerima pesan. Mengapa demikian ? Karena dengan

komunikasi interpersonal dapat dilakukan pendekatan secara langsung atau

melakukan percakapan serta menjelaskan berbagai pesan yang dapat menimbulkan

kesalahfahaman dan kesalahan interpretasi. Komunikasi interpersonal bertujuan

untuk membentuk hubungan dengan orang lain secara langsung. Komunikasi

interpersonal merupakan format komunikasi yang paling sering dilakukan oleh

semua orang dalam hidupnya.

Untuk terlaksanakananya suatu komunikasi dalam konseling yang dialogis

dengan mengajak konseli berpartisipasi secara aktif, selain dari memahami

karakter konseli adalah menguasai materi bahasaan dan menguasai keterampilan

berkomunikasi dialogis khususnya komunikasi interpersonal. sekurang-kurangnya

(25)

9

Feby Deriawan Pratama,2013

Profil Keterampilan Komunikasi Interpersonal Dan Implementasinya Bagi Layanan Dasar Bimbingan

Berdasarkan identifikasi masalah penelitian difokuskan untuk mengetahui

seperti apa keterampilan komunikasi interpersonal peserta didik di SMK Negeri

15 Bandung Jurusan Pekerjaan Sosial Tahun Ajaran 2012-2013, peniliti

membatasi pertanyaan penelitian sebagai berikut;

1. Bagaimana profil keterampilan komunikasi interpersonal Peserta Didik di

SMK Negeri 15 Bandung Jurusan Pekerjaan Sosial Tahun Ajaran

2012-2013.

2. Bagaimana profil keterampilan komunikasi interpersonal berdasarkan

aspek-aspeknya komunikasi interpersonal Peserta Didik di SMK Negeri 15

Bandung Jurusan Pekerjaan Sosial Tahun Ajaran 2012-2013.

3. Bagaimana profil keterampilan komunikasi interpersonal berdasarkan

gender, Peserta Didik di SMK Negeri 15 Bandung Jurusan Pekerjaan

Sosial Tahun Ajaran 2012-2013.

4. Bagaimana menentukan layanan dasar dalam bimbingan dan konseling

dalam mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal terhadap

Peserta Didik di SMK Negeri 15 Bandung Jurusan Pekerjaan Sosial Tahun

Ajaran 2012-2013.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh profil yang jelas

mengenai Kemampuan Komunikasi Interpersonal serta memperoleh data atau

bahan untuk Implementasinya dalam bimbingan dan konseling di SMK,

Kemudian tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengungkap;

1. Mendeskripsikan profil secara umum keterampilan komunikasi

interpersonal Peserta Didik di SMK Negeri 15 Bandung Jurusan Pekerjaan

Sosial Tahun Ajaran 2012-2013.

2. Mengetahui profil keterampilan komunikasi interpersonal berdasarkan

aspek-aspek komunikasi interpersonal Peserta Didik di SMK Negeri 15

(26)

10

3. Mengetahui profil keterampilan komunikasi interpersonal berdasarkan

gender Peserta Didik di SMK Negeri 15 Bandung Jurusan Pekerjaan

Sosial Tahun Ajaran 2012-2013.

4. Mengetahui layanan dasar dalam bimbingan dan konseling untuk

mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal terhadap Peserta

Didik di SMK Negeri 15 Bandung Jurusan pekerjaan Sosial Tahun Ajaran

2012-2013.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoretis

a. Hasil penelitian diharapkan dapat memperkaya khazanah teori, konsep

Komunikasi interpersonal yang mendukung dalam Bimbingan dan

Konseling, khususnya layanan dasar bimbingan pribadi-sosial untuk

Peserta Didik SMK Negri 15 Bandung Jurusan Pekerjaan Sosial tahun

ajaran 2012-2013.

b. Mengembangkan konsep-konsep yang ada hubungannya dengan

Program Bimbingan dan Konseling, khususnya mengenai peningkatan

Keterampilan Komunikasi Interpersonal.

2. Secara Praktis

a. Bagi Konselor Sekolah ; dapat mengetahui profil keterampilan

Komunikasi Interpersonal Peserta Didik SMK Negeri 15 Bandung

Jurusan Pekerjaan Sosial sebagai dasar bagi guru bimbingan dan

konseling dalam menyusun program dan layanan Bimbingan dan

Konseling serta upaya pemecahan masalah komunikasi interpersonal.

b. Bagi Peserta Didik ; dapat mengetahui manfaat mengenali diri dan

mengembangkan pengetahuan keterampilan komunikasi interpersonal.

c. Bagi Sekolah ; Memberikan gambaran umum keterampilan

(27)

11

Feby Deriawan Pratama,2013

Profil Keterampilan Komunikasi Interpersonal Dan Implementasinya Bagi Layanan Dasar Bimbingan

pengajaran yang dapat mengarahkan Peserta didik menuju

perkembangan Keterampilan Interpersonal yang optimal.

d. Bagi civitas akademika di jurusan Psikologi Pendidikan dan

Bimbingan ; Hasil penelitian ini dapat memperkaya referensi tentang

keterampilan komunikasi interpersonal.

e. Bagi peneliti selanjutnya ; Hasil penelitian dapan dijadikan sebagai

bahan informasi dan bahan pertimbangan bagi penelitian yang lebih

mendalam mengenai komunikasi interpersonal dan dapat menjadi

rujukan untuk pembuatan program.

E. Pendekatan dan Metode Penelitian

1. Metode penelitian

Penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan

pendekatan deskriptif. Penelitian deskriptif (descriptive reaserch) adalah

pendekatan penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan atau menunjukan

fenomena dan kenyataan yang ada pada saat ini atau pada saat yang lampau.

Penelitian ini tidak mengadakan manipulasi atau pengubahan pada

variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondesi apa adanya secara nyata.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekata kuantitatif

(Sukmadinata, 2008 ; 54).

2. Populasi

Penelitian Profil Keterampilan Komunikasi Interpersonal dilakukan di

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 15 Bandung jurusan Pekerjaan Sosial tahun

ajaran 2012-2013.

3. Teknik pengumpulan data

Banyak cara yang dapat ditempuh dalam upaya mengumpulkan data yang

diperlukan, masing-masing cara memiliki tujuan tertentu dan memiliki kelebihan

dan kelemahan masing-masing. Pada kebanyakan pelaksanaan penelitian tidak

hanya menggunakan satu teknik pengumpulan data saja, akan tetapi

(28)

12

diharapkan. Pada pelitian ini, penulis menggunakan angket, dan studi literatur

dalam mengumpulkan data yang menunjang bagi peneitian ini.

4. Teknik analisis data

Proses analisis data dilakukan setelah hasil penyebaran angket. Data

dianalisis dengan menggunakan analisis statistik, yaitu dengan memberikan bobot

skor pada tiap item pernyataan instrumen penelitian, kemudian dijumlahkan untuk

menentukan keterampilan komunikasi interpersonal peserta didik yang tinggi,

sedang, dan rendah.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Untuk memberikan gambaran yang menyeluruh dan memudahkan dalam

penyusunan skripsi, maka perlu disusun struktur organisasi skripsi. Adapun

bagian struktur organisasi skripsi adalah sebagai berikut.

Bab I; Pendahuluan yang meliputi latar belakang penelitian terkait dengan

fenomena yang terjadi pada objek penelitian dan permasalahan yang ada,

identifikasi dan rumusan masalah, tujuan diadakannya penelitian, manfaat yang

diharapkan dari penelitian , metode penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

Bab II; Kajian Pustaka, yang menguraikan tentang beberapa sub bab

komunikasi, komunikasi interpersonal, komunikasi interpersonal dalam

bimbingan dan konseling, SMK jurusan pekerjaan sosial, Konsep Pengukuran

Komunikasi Interpersonal, Kerangka Pemikiran, asumsi penelitian dan penelitian

terdahulu.

Bab III; Metode Penelitian. Dalam bab ini membahas tentang populasi dan

sampel penelitian untuk menentukan jumlah responden, variabel penelitian,

metode pengumpulan data, validitas dan reliabilitas instrumen serta metode

analisis data yang digunakan.

(29)

13

Feby Deriawan Pratama,2013

Profil Keterampilan Komunikasi Interpersonal Dan Implementasinya Bagi Layanan Dasar Bimbingan

Bab V; Kesimpulan dan Saran, yang menyajikan penafsiran dan

(30)

57

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi dan Subjek Penelitian

Sebuah penelitian membutuhkan suatu objek yang akan diteliti sebagai

sumber data, yang dimana objek tersebut disesuaikan dengan masalah-masalah

yang dikemukakan dalam penelitian.Penelitian dilaksanakan di SMK 15 Bandung,

yang bertempat di Jl. Gatot Subroto No 12. Alasan pemilihan lokasi penelitian

karena ingin mengetahui mengenai komunikasi efektif khususnya komunikasi

interpersonal yang mampu diterapakan dalam keseharian jurusan pekerjaan sosial

selain itu juga belum tersedianya layanan bimbingan dan konseling yang khusus

difokuskan untuk mengembangkan komunikasi interpersonal peserta didik di

SMK, khususnya di SMK 15 Bandung jurusan pekerjaan sosial.

Arikunto (2002:130) menyatakan bahwa, populasi adalah keseluruhan

subjek penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono (2009:117) populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya. Dari pernyataan kedua ahli tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang memiliki

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X, XI, dan XII

SMK 15 Bandung Jurusan Pekerja Sosial tahun ajaran 2012-2013. Adapun subjek

dalam penelitian ini ialah seluruh peserta didik kelas X, XI dan XII yang

berjumlah 302 orang, dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

No Kelas Jumlah Peserta Didik

1 X-PS-1 36

(31)

58

6 XI-PS-2 29

7 XI-PS-3 29

8 XII-PS-1 23

9 XII-PS-2 30

10 XII-PS-3 30

Jumlah Total 302

Alasan pemilihan populasi terhadap seluruh kelas jurusan pekerjaan sosial

dikarenakan peserta didik tersebut secara umum masih mempelajari ilmu tentang

komunikasi dengan tuntutan dapat mengaplikasikannya dalam keprofesiannya.

Berdasarkan kerangka pikir tersebut peserta didik jurusan pekerjaan sosial SMK

Negeri 15 Bandung dianggap dapat memperlihatkan profil umum komunikasi

interpersonal secara keseluruhan.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif yaitu metode penelitian yang ditunjukan untuk menggambarkan

fenomena-fenomena yang ada yang berlangsung saat ini atau saat yang lampau.

Sukmadinata (2006: 54).

Lebih lanjut Sukmadinata (2006: 75) mengemukakan bahwa penelitian

deskriptif dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi dalam memecahkan

suatu masalah atau menentukan suatu tindakan. Untuk memecahkan suatu

masalah mungkin hanya diperlukan satu jenis informasi, mungkin dua jenis

informasi tetapi untuk memcahkan masalah tertentu mungkin diperlukan banyak

informasi. Dengan demikian metode deskriptif tersebut bertujuan untuk

menggambarkan kemampuan komunikasi interpersonal peserta didik SMK

Negeri 15 Bandung Jurusan Pekerjaan Sosial.

Berdasarkan tujuan dari penelitian yang dilakukan, maka pelaksanaan

penelitian dilakukan hingga tersusunnya layanan dasar serta revisi layanan dasar

tersebut, tanpa diujicobakan kepada peserta didik, secara lebih rinci berikut alur

(32)

59

TAHAP 1

Kajian Teoretis 1. Bimbingan dan Konseling

2. Keterampilan Komunikasi Interpersonal

Bagan 3.1

Alur penelitian keterampilan komunikasi interpersonal di SMK Negeri 15 Bandung Jurusan Pekerjaan Sosial

Tahap pertama, penelitian dimulai dengan melakukan kajian secara

teoritris mengenai permasalahan yang diteliti mengenai keterampilan komunikasi

interpersonal.

Tahap kedua, kegiatan penelitian difokuskan untuk mengkaji secara

empiris profil keterampilan komunikasi interpersonal peserta didik kelas X, XI

dan XII Jurusan Pekerjaan Sosial di SMK Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran

2012-2013. Kajian empiris dilakukan dengan mengidentifikasi gambaran

komunikasi interpersonal dengan melakukan penyebaran instrumen berupa angket

komunikasi interpersonal kepada peserta didik.

Tahap ketiga adalah pengembangan layanan dasar untuk meningkatkan

TAHAP 2 Kajian Empiris

Keterampilan Komunikasi Interpersonal Peserta Didik

Jurusan Pekerjaan Sosial SMK Negeri 15 Bandung

TAHAP 3

Layanan Dasar untuk Mengembangkan Keterampilan Komunikasi Interpersonal Peserta Didik Jurusan Pekerjaan Sosial di

(33)

60

didik Kelas X, XI dan XII jurusan Pekerjaan Sosial SMK Negeri 15 Bandung

Tahun Ajaran 2012-2013.

C.Definisi Operasional Variabel

Komunikasi interpersonal pada penelitian ini merujuk pada konsep

komunikasi interpersonal yang dikemukakan oleh Hartley. P, (1999; 21-27).

Komunikasi interpersonal adalah kemampuan Peserta Didik dalam berkomunikasi

non-verbal, penguatan, bertanya, merefleksikan, membuka serta menutup,

menyimak dan keterbukaan diri. yang dilakukan terhadap orang lain (lawan

bicara) yang berada dalam lingkunngan sekolah.

Komponen-komponen komunikasi interpersonal yang diungkap adalah:

a. Komunikasi non verbal (non-verbal communication)

Komunikasi non-verbal yang dimaksud meliputi ekspresi wajah, arah

pandangan mata, penampilan dan menunjukan keharuman.

b. Penguatan (reinforcement)

Penguatan yang dimaksud adalah pemberian pujian dan dukungan bagi

orang lain.

c. Bertanya (questioning)

Bertanya yang dimaksudkan adalah mengajukan pertanyaan terbuka yang

memperluas jawaban dan pertanyaan tertutup yang mendorong orang untuk

berbicara langsung.

d. Merefleksikan (reflecting)

Merefleksikan yang dimaksud adalah pertanyaan dengan menggunakan

refleksi percakapan dari beberapa aspek yang telah dikatakan (diutarakan)

e. Membuka dan menutup (opening and closing)

Keterampilan untuk memulai dan mengakhiri percakapan.

f. Pendengar yang Aktif (active listening)

Pendengar yang aktif adalah sebuah proses menangkap pesan yang

(34)

61

g. Keterbukaan diri (self-disclosure)

Keterbukaan diri adalah proses berbagi informasi tentang diri sendiri

kepada orang lain.

Bagan 3.2 Aspek-Aspek Komunikasi Interpersonal Yang Digunakan Untuk Pengembangan Instrumen

D.Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu angket, Angket

pengungkap keterampilan komunikasi interpersonal peserta didik dirancang

berjumlah 41 item pernyataan dan disebarkan pada seluruh peserta didik jurusan

pekerjaan sosial.

1. Pengembangan Kisi-kisi Instrumen Penelitian

a. Pengembangan Kisi-kisi Angket Keterampilan Komunikasi Interpersonal

Peserta Didik

Instrumen Keterampilan komunikasi interpersonal peserta didik

dikembangkan berdasarkan definisi operasional variabel. Instrumen berisi

pernyataan-pernyataan mengenai komunikasi interpersonal merujuk pada konsep

yang dikembangkan oleh Hartley. P, (1999: 21-27) yaitu komunikasi non verbal

(non-verbal communication), penguatan (reinforcement), bertanya (questioning),

Questioning Reinforcement

Reflecting

Opening and Closing

Active Listening

Self-disclosure Interpersonal

communication

(35)

62

disajikan dalam tabel kisi-kisi instrumen pengungkap komunikasi interpersonal

peserta didik.

Tabel 3.2

Kisi-kisi Angket Pengungkap Keterampilan Komunikasi Iterpersonal Peserta Didik (Sebelum Uji Coba)

Mampu memberikan pujian 16, 17, 18, 19, 20

5

(36)

63

Tabel 3.3

Kisi-kisi Angket Pengungkap Keterampilan Komunikasi Interpersonal Peserta Didik (Setelah Uji Coba)

Listening) Mampu memberikan respon yang menunjukan perhatian

informasi diri sendiri kepada orang lain

Menunjukan keharuman 11 1

2 Penguatan (Reinforcement)

Mampu memberikan pujian 12, 13, 14, 15

4

(37)

64

b. Pedoman Penyekoran (scoring)

1) Instrumen Keterampilan Komunikasi Interpersonal Peserta Didik

Instrumen disusun berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat, item pernyataan

komunikasi interpersonal peserta didik dalam bentuk pilihan. Skala pengukuran

yang digunakan menggunakan skala sikap Likert.

Penggunaan Skala Likert biasanya digunakan untuk pernyataan dan jumlah

besar di mana skala nilai psycological continuum tidak diketahui, maka di dalam

memberi respons, subyek diizinkan memberi dalam lima kategori: a) Sangat

Setuju, b) Setuju, c) Bingung, d) Tidak Setuju, dan e) Sangat Tidak Setuju. di

dalam mengkontrukskian Skala Sikap. Azwar. S, (2011: 144) menyatakan

Likert menemukan bahwa skor didasarkan pada hubungan integral korelasi

0,99 dengan sistem deviasi normal yang komplikasi pertimbangannya.” Jadi

statment favorable yang direspons Sangat Setuju diberi nilai pertimbangan= 5,

Setuju= 4, Bingung= 3, Tidak Setuju= 2, dan Sangat Tidak Setuju= 1. Demikian

juga untuk pernyataan yang tidak favorable diberi penilaiaan untuk Sangat Tidak

Setuju= 5, sampai ke yang Sangat Setuju= 1

Angka 0 atau angka 1 semua dapat dipilih sebagai titik awal asalkan semua

pernyataan dalam Skala Sikap yang bersangkutan diperlakukan sama sehingga

peneliti memiliki sebaran (range) nilai skala pada kontinum yang sama.

Azwar. S, (2011: 107) menyatakan cara menyeleksi item dalam metoda ini

yaitu “dengan analisa item; misalnya 25% dari subjek mempunyai total skor

rendah, kedua kelompok ini kemudian dilengkapi dengan kelompok kriteria untuk

mengevaluasi respons kelompok tinggi sampai rendah yaitu rasio.”

(38)

65

Prosedur penskalaan dengan metode rating yang dijumlahkan didasari oleh

dua asumsi, yaitu:

a. Setiap pernyataan sikap yang telah ditulis dapat disepakati sebagai termasuk

pernyataan yang favorable atau pernyataan yang tidak favorable.

b. Jawaban yang diberikan oleh individu yang mempunyai sikap positif harus

diberi bobot atau nilai yang lebih tinggi dari pada jawaban yang diberikan

oleh responden yang mempunyai sikap negatif ( Azwar. S, 2011: 139)

Jawaban favorable adalah respon setuju terhadap pernyataan yang

favorable dan respon yang tidak setuju terhadap pernyataan yang tidak-favorabel.

Jawaban tidak favorable adalah respon setuju terhadap pernyataan yang tidak

favorabel.

Azwar. S, (2011: 141) menyatakan tujuan penentuan skala dengan deviasi

normal adalah “untuk memberikan bobot yang tertinggi bagi kategori jawaban

yang paling favorable dan memberikan bobot rendah bagi kategori jawaban yang

tidak favorable.”

Tujuan kategorisasi ini adalah menempatkan individu ke dalam

kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasar

atribut yang diukur.

Adapun kriteria penyekoran untuk mendapatkan skor angket komunikasi

interpersonal peserta didik dapat dilihat pada tabel 3.4

Tabel 3.4

Ketentuan Pemberian Skor Instrumen

Pengungkap Keterampilan Komunikasi Interpersonal

Pernyataan

Skor Sangat

Sesuai Sesuai Bingung

Tidak

c. Uji Coba Alat Pengumpul Data

1) Uji Kelayakan Instrumen

(39)

66

Pendidikan dan Bimbingan. Penimbangan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat

kelayakan instrumen dari segi bahasa, konstruk, dan konten, yakni kesesuaian

item pernyataan yang telah disusun dengan landasan teoritis dan ketepatan bahasa

yang digunakan, dilihat dari sudut bahasa baku dan subjek yang memberikan

respon.

Instrumen ditimbang oleh tiga dosen jurusan PPB FIP UPI berdasarkan

kepakarannya. Hasilnya ditampilkan pada tabel 3.5

Tabel 3.5

Hasil Penimbangan Angket Pengungkap Keterampilan Komunikasi Interpersonal

Hasil

Direvisi 2,3,5,7,8,12,9, 21,22,25,32,38,43,49,54,55,56 17 Dibuang 4,13,14,20,27,28,30,31,34,35,39,44,46,51 14

2) Uji Keterbacaan

Sebelum instrumen Keterampilan Komunikasi Interpersonal peserta didik

diuji secara empiris, instrumen terlebih dahulu diuji keterbacaan kepada sampel

setara yaitu kepada 9 orang siswa SMK untuk mengukur keterbacaan instrumen.

Uji keterbacaan dilakukan agar dapat memperbaiki redaksi kata yang sulit

dipahami oleh subjek penelitian. Setelah uji keterbacaan pernyataan-pernyataan

yang tidak dipahami kemudian direvisi sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat

dimengerti oleh siswa Kelas X-XI-XII SMK 15 Bandung Jurusan Pekerjaan

Sosial.

3) Uji Validitas dan Reliabilitas

a) Uji Validitas

Pengujian validitas yang dilakukan dalam penelitian melibatkan seluruh

item yang terdapat dalam angket pengungkap Keterampilan Komunikasi

Interpersonal siswa. Sugiyono, (2010: 267) mengungkapkan „uji validitas alat

pengumpulan data dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan

(40)

67

Semakin tinggi nilai validasi maka menunjukan semakin valid instrumen yang

akan digunakan.

Adapun data yang digunakan untuk mengukur validitas item, merupakan

data hasil penyebaran instrumen. Dengan kata lain, penyebaran instrumen

dilaksanakan sekaligus untuk menguji validitas item (built-in). Berdasarkan

pengolahan data menggunakan SPPS, hasil uji validitas menunjukkan bahwa dari

56 item pernyataan dari angket Keterampilan Komunikasi Interpersonal peserta

didik terdapat 41 item pernyataan yang valid dan 15 item pernyataan yang tidak

valid. Berikut disajikan item-item pernyataan setelah validasi.

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Berdasarkan SPSS

Item Keterampilan Komunikasi Interpersonal Peserta Didik

Signifikansi No.Item Jumlah

Valid 1,2,4,5,6,8,9,10,11,12,15,16,17,18,20,21,22,23,24 ,27,28,31,32,33,34,36,37,38,39,40,43,44,47,48,49, 50,51,52,53,54,55

41

Tidak Valid 3,7,13,14,19,25,26,29,30,35,41,42,45,46,56 15

b) Uji Reliabilitas

Reliabilitas instrumen menunjukkan sejauh mana instrumen yang

digunakan tersebut dapat dipercaya atau derajat keajegan (konsistensi) skor yang

diperoleh oleh subjek penelitian dengan instrumen yang sama dalam kondisi yang

berbeda. Arikunto, (2010) mengungkapkan “suatu instrumen dapat dipercaya

untuk digunakan sebagai alat data karena instrumen tersebut sudah baik”.

Instrumen yang reliabel akan menghasilkan data yang dipercaya, karena berapa

kali pun data diambil hasilnya akan tetap sama.

Metode yang digunakan dalam uji reliabilitas adalah metode Alpha. Untuk

mengetahui tingkat reliabilitas instrumen dalam penelitian dengan taraf

signifikansi 5% diolah dengan metode statistika memanfaatkan program komputer

SPSS for Windows Versi 16.0. Menurut Sugiyono (2010: 257) sebagai tolak ukur,

(41)

68

Sebagai tolok ukur, digunakan klasifikasi rentang koefisien reliabilitas

sebagai berikut:

0,00 – 0,199 derajat keterandalan sangat rendah

0,20 – 0,399 derajat keterandalan rendah

0,40 – 0,599 derajat keterandalan cukup

0,60 – 0,799 derajat keterandalan tinggi

0,80 – 1,00 derajat keterandalan sangat tinggi

(Sugiyono, 2011: 257)

Berdasarkan pengolahan data, hasil perhitungan memperlihatkan bahwa

dari ke 41 item pernyataan, menunjukkan koefisien reliabitas (konsistensi

internal) instrumen Keterampilan Komunikasi Interpersonal sebesar 0.807 yang

artinya, tingkat korelasi dan derajat keterandalan instrumen keterampilan

komunikasi interpersonal berada pada kategori tinggi. (hasil perhitungan

reliabilitas pada lampiran).

E.Teknik Pengumpulan Data

Data yang dibutuhkan dalam penelitian yaitu data mengenai Keterampilan

Komunikasi Interperonal peserta didik Kelas X,XI, dan XII Jurusan Pekerjaan

Sosial SMK 15 Bandung. Angket yang digunakan adalah angket terstruktur

dengan bentuk jawaban tertutup. Responden hanya perlu menjawab pernyataan

dengan cara memilih alternatif respon yang telah disediakan. Pengumpulan data

dalam penelitian ini dilakukan dengan penyebaran alat pengumpul data berupa

angket untuk mengumpulkan data mengenai gambaran Keterampilan Komunikasi

Interpersonal peserta didik kelas X,XI dan XII Jurusan Pekerjaan Sosial SMK

Negeri 15 Bandung. Pengumpulan data dilakukan dengan langkah-langkah

sebagai berikut

1.Mempersiapkan kelengkapan instrumen dan petunjuk pengerjaan

instrumen.

(42)

69

3.Membacakan petunjuk dan mempersilahkan peserta didik untuk mengisi

angket yang telah dipersiapkan sebelumnya.

4. Mengumpulkan kembali angket yang telah selesai diisi serta mengecek

kelengkapan identitas dan kelengkapan jawaban para peserta didik.

F. Teknik Analisis data

1. Verifikasi Data

Verifikasi data bertujuan untuk menyeleksi data yang dianggap layak untuk

diolah. Tahapan verifikasi data yang dilakukan dalam penelitian adalah sebagai

berikut.

a. Melakukan pengecekan jumlah instrumen yang telah terkumpul.

b. Melakukan tabulasi data yaitu perekapan data yang diperoleh dari

peserta didik dengan melakukan penyekoran sesuai dengan tahapan

penyekoran yang telah ditetapkan.

c. Setelah tabulasi data maka dilanjutkan dengan melakukan perhitungan

statistik sesuai dengan analisis yang dibutuhkan.

2. Menghitung tingkat penguasaan keterampilan komunikasi interpersonal

Tingkat Penguasaan = Rata-rata skor x 100% Skor ideal

Penentuan nilai pada pendekatan ini, dilakukan dengan jalan

membandingkan skor mentah hasil tes seorang peserta didik dengan skor

maksimum idealnya, maka penentuan nilai yang beracuan pada kriterium, ini juga

sering dikenal dengan istilah penentuan nilai secara ideal, atau penilaian secara

teoritik, atau penentuan nilai secara das sollen. Dengan istilah “teoritik”

dimaksudkan di sini bahwa secara teoritik seorang peserta didik berhak atas nilai

(43)

96

Feby Deriawan Pratama,2013

Profil Keterampilan Komunikasi Interpersonal Dan Implementasinya Bagi Layanan Dasar Bimbingan BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah peneliti melaksanakan proses pengumpulan data, pengolahan, dan

pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat dirumuskan kesimpulan sebagai

berikut:

1. Peserta didik jurusan pekerjaan sosial kelas X, XI dan XII di SMK Negeri 15

Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 secara umum keterampilan komunikasi

interpersonal yang dimilikinya termasuk dalam kategori cukup tinggi

berdasarkan artinya peserta didik telah memahami dan mampu

mengaplikasikan komunikasi yang cukup efektif dan komunikatif terutama

dalam keterampilan komunikasi interpersonal. Akan tetapi peserta didik ini

masih harus banyak belajar mengenai komunikasi efektif dan komunikatif

khuusunya komunikasi interpersonal agar mampu menunjang keprofesian dan

prestasinya. Selain itu juga masih perlu bimbingan untuk seluruh peserta

didik jurusan pekerjaan sosial agar mampu mempertahankan dan

mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal yang sudah cukup

baik, karena bagi jurusan pekerjaan sosial hal tersebut masih perlu

ditingkatkan lagi dikarenakan komunikasi yang efektif dan komunikatif

merupakan modal utama bagi jurusan tersebut dalam pembelajaran di

lingkungan sekolah maupun kehidupan sehari-harinya.

2. Dari tujuh aspek komunikasi interpersonal yaitu yaitu komunikasi non verbal

(non-verbal communication), penguatan (reinforcement), bertanya

(questioning), merefleksikan (reflecting), membuka dan menutup (opening

and closing), Pendengar yang aktif (active listening), keterbukaan diri

(self-disclosure), pada umumnya peserta didik jurusan pekerjaan sosial kelas X, XI

dan XII SMK Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 dapat

memandang dirinya sendiri sebagai seseorang yang memiliki keterampilan

(44)

97

berkomunikasi dengan orang lain dengan efektif. Hal tersebut dibuktikan

dengan perolehan presentase tingkat penguasaan skor sebesar 76,2%, yang

artinya tingkat penguasaan skor komunikasi interpersonal peserta didik

jurusan pekerjaan sosial kelas X, XI dan XII SMK Negeri 15 Bandung

termasuk cukup tinggi untuk jurusan pekerjaan sosial.

3. Tingkat persentase penguasaan setiap aspek komunikasi interpersonal

memiliki perbedaan. Pencapaian aspek terendah yaitu aspek keterbukaan diri

mencapai sebesar 66,8% dan pencapaian aspek tertinggi adalah aspek

merefleksikan sebesar 81,8%. Sedangkan pencapaian indikator terendah ialah

indikator menunjukan keharuman sebesar 58,2%, dan pencapaian indikator

tertinggi ialah indikator kemampuan untuk memberikan respon sebesar

83,1%. Penguasaanya paling tinggi yang diraih oleh salah satu peserta didik

mampu mencapai 93,1%. sedangkan peserta didik yang paling rendah tingkat

ketercapainya mempunyai nilai sebesar 52,1%. dengan demikian peserta

didik yang masih membutuhkan bimbingan secara mendalam dan untuk

peserta didik yang sudah mencapai tingkat penguasaan tinggi bahkan sangat

tinggi diperlukannya bimbingan untuk mempertahankan bahkan

mengembangkannya agar lebih baik lagi. bila dilihat dari penguasaan

keterampilan komunikasi gender dan jenjang pendidikan termasuk pada

tingkat penguasaan cukup tinggi. Maka dari itu layanan dasar diberikan

terhadap peserta didik jurusan pekerjaan sosial SMK Negeri 15 Bandung

dengan tujuan memberikan pemahaman, pemeliharaan dan pengembangan

dalam keterampilan komunikasi interpersonal.

4. Hasil akhir penelitian ini yaitu tersusunnya rancangan layanan dasar

bimbingan dan konseling untuk memberikan pemahaman, pemeliharaan dan

pengembangan keterampilan komunikasi interpersonal peserta didik jurusan

(45)

98

Feby Deriawan Pratama,2013

Profil Keterampilan Komunikasi Interpersonal Dan Implementasinya Bagi Layanan Dasar Bimbingan B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, berikut ini beberapa

rekomendasi/saran yang diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat.

1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat komunikasi interpersonal

peserta didik secara umum tingkat penguasaannya menunjukan 76,2%. Namun

dalam setiap aspek dan indikator yang mengukurnya terdapat tingkat

perkembangan yang berbeda dengan tingkat pencapaian yang masih belum

optimal.

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu pertimbangan

dalam optimalisasi layanan bimbingan dan konseling di sekolah oleh pelaksana

layanan bimbingan dan konseling di SMK Negeri 15 Bandung. Untuk itu, pihak

pelaksana layanan bimbingan dan konseling di SMK Negeri 15 Bandung

direkomendasikan untuk melaksanakan layanan dasar bimbingan dan konseling

untuk memberi pemahaman, mempertahankan dan mengembangkan keterampilan

komunikasi interpersonal peserta didik jurusan pekerjaan sosial.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Layanan dasar yang dirumuskan oleh peneliti masih bersifat hipotetik, oleh

karena itu peneliti selanjutnya direkomendasikan untuk menguji keefektifan

layanan dasar untuk meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal

peserta didik.

b. Pada penelitian ini, peneliti hanya mengambil subjek penelitian kepada

peserta didik jurusan pekerja sosial kelas X, XI dan XII di SMK Negeri 15

Bandung, untuk itu peneliti selanjutnya direkomendasikan untuk meneliti

pada beberapa sekolah dengan jurusaan yang sama.

c. Mengembangkan penelitian ini kedalam bentuk program untuk

(46)

99

d. Mengembangkan dengan membedakan keterampilan komunikasi

interpersonal berdasarkan latar belakang sosial ekonomi, karakteristik orang

(47)

DAFTAR PUSTAKA

ABKIN. (2007). Rambu-rambu Penyelenggaran Bimbingan dan. Konseling

dalam Jalur Pendidikan Formal. Bandung.

Adler, Ronald & Rodman George. (2006). Understanding Human Communication

Ninth Edition. New York: Oxford University Press.

Aelani, Leni (2012). Mengembangkan kemampuan komunikasi interpersonal

siswa. Skripsi : PPB FIP UPI

Aminudin, Djoni, (2012). efektivitas bimbingan teman sebaya dalam

meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa. Disertasi: PPB

FIP UPI.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arkam, L.A (2007). Perbedaan Kompetensi Komunikasi Interpersonal Antara

Penyiar Radio Pria Dan Wanita. Skripsi :Fakultas Psikologi Gunadarma.

Azwar, Saifuddin. (2011). Penyusunan Skala Psikologis. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Azwar, Saifuddin. (2011). Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya). Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Devito, Joseph, A. 1997. Human Communication. New York: Harper Colline Colage Publisher.

Djojonegoro. 1999. forum basandi No. II tahun III. jakarta

Effendy, Uchjana Otong. (1985). Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya.

Effendy, Uchjana Otong. (2003). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Rosdakarya.

Enjang. (2009). Komunikasi konseling. Bandung: Nuansa.

Ernawati. (2008). Hubungan komunikasi interpersonal antara mahasiswa dan

(48)

Hadiati, Nikmah. 2008. Sosialisasi Peran Gender, Komunikasi Interpersonal,

Dan Sikap Terhadap Kekerasan Dalam Rumah Tangga Di Kalangan Mahasiswa Fakultas Dakwah Iain Sunan Ampel Surabaya. [Online].

Tersedia: ejournal.sunan-ampel.ac.id/index.php/Ilmu-Dakwah/article/view/111.

Handarini. Pengaruh Komunikasi Interpersonal Tutor Terhadap Motivasi Peserta Didik Di Kelompok Belajar Keaksaraan Fungsional (Kejar Kf) Binaan Balai Pengembangan Pendidikan Luar Sekolah Dan Pemuda (Bpplsp.

Regional IV

Hardjana, Agus M. (2007). Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Yogyakarta: Kanisius.

Hartley, Peter. (1999). Interpersonal Communication, 2nd, ed. New York: Routledge.

Harjanto. Jarot. (2010). Komunikasi Interpersonal Abdi Dalem. Skripsi Ilmu komunikasi Unikom

Hurlock, Elizabeth B. Alih Bahasa oleh Dra. Istiwidayanti dan Drs. Soedjarwo, M. Sc. (1988). Psikologi Perkembangan “Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan” (Terjemahan Istiwidayanti). Jakarta: Erlangga.

Kuntjojo. _____. Non Verbal Communication. [Online] Tersedia di:

http://www.skillsyouneed.co.uk/IPS/NonVerbal_Communication.html (12 Desember 2012)

Kuntjojo. _____. Verbal Communication. [Online] Tersedia di: http://www.skillsyouneed.co.uk/IPS/Verbal_Communication.html (12 Desember 2012)

Liliweri, Alo.1997. Komunikasi Antar Pribadi. Bandung:Citra Aditya.

Makarao, Ramdhan Nurul. (2010). Neuro Linguistic Programming komunikasi

konseling aplikasi dalampelayanan kesehatan. Bandung : Alfabeta.

Mulyana, Deddy. (2011). Ilmu Komunikasi. Bandung : Rosdakarya.

Novianti, Ina (2009). Kontribusi Komunikasi Interpersonal Terhadap

Penyesuaian Diri Siswa Di Sekolah. Skripsi: PPB FIP UPI.

Noviza, Neni. (____). Komunikasi Dialogis dalam Konseling untuk Memudahkan

Memahami Klien. Palembang: Jurnal

Gambar

Tabel 3.1 Populasi Penelitian
Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Pengungkap Keterampilan Komunikasi Iterpersonal Peserta Didik
Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Pengungkap Keterampilan Komunikasi Interpersonal Peserta Didik
Tabel 3.4 Ketentuan Pemberian Skor Instrumen
+2

Referensi

Dokumen terkait

Keterampilan komunikasi interpersonal sangat penting bagi pustakawan, karena dalam kegiatan layanan informasi pustakawan berhadapan langsung dengan para pengguna

Rini Pranawangsih. Pengelolaan Kedisiplinan Dalam Layanan Bimbingan Dan Konseling Di SMK Asta Mitra Purwodadi. Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta. Tujuan

Ketiga evaluasi dan tindak lanjut layanan bimbingan dan konseling SMK Karnas Kuningan mencakup empat komponen yaitu; (a) melakukan evaluasi secara langsung kepada

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa.. Universitas Pendidikan Indonesia |

pemberdayaan hasil perkembangan IPTEKS dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Dimana proses layanan bimbingan dan konseling tidak lagi terhambat oleh ruang,

Profil Keterampilan Komunikasi Interpersonal Dan Implementasi Bagi Layanan Dasar Bimbingan Dan Konseling Di SMK.. Universitas Pendidikan Indonesia |

PROFIL TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN KARIER SMK DAARUT TAUHIID BOARDING SCHOOL BANDUNG DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN BIMBINGAN KARIER.. (Studi Deskriptif tentang

Implementasi kelekatan oleh guru terlebih lagi oleh guru bimbingan dan konseling dapat diterapkan melalui hubungan komunikasi interpersonal yang dibangun dalam proses layanan dan