• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN LIMBAH PECAHAN TEMPURUNG KELAPASEBAGAI BAHAN TAMBAH PADA CAMPURAN Pemanfaatan Limbah Pecahan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Tambah Pada Campuran Bahan Baku Batako.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMANFAATAN LIMBAH PECAHAN TEMPURUNG KELAPASEBAGAI BAHAN TAMBAH PADA CAMPURAN Pemanfaatan Limbah Pecahan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Tambah Pada Campuran Bahan Baku Batako."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

i

SEBAGAI BAHAN TAMBAH PADA CAMPURAN

BAHAN BAKU BATAKO

NASKAH PUBLIKASI

untuk memenuhi sebagian persyaratan

mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil

diajukan oleh :

Kukuh Hartanto

NIM : D 100 090 030

NIRM : 09.6.106.03010.50030

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

PEMANFAATAN LIMBAH PECAHAN TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI BAHAN TAMBAH

PADA CAMPURAN BAHAN BAKU BATAKO

Kukuh Hartanto1),Ali Asroni2)dan Aliem Sdjatmiko3)

1)Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Jl. A. Yani Tromol Pos 1, Pabelan Surakarta 57102.

2), 3)Staf pengajar Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Jl. A. Yani Tromol Pos 1, Pabelan Surakarta 57102.

ABSTRAK

Batako merupakan bagian dari unsur suatu bangunan yang digunakan pada pasangan dinding. Permintaan batako sebagai pasangan dinding pada bangunan gedung dan perumahan semakin bertambah, akan menyebabkan jumlah material bahan penyusun batako semakin berkurang. Berbagai macam inovasi atau alternatif campuran batako sudah pernah dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan nilai kuat tekan, kuat tarik belah, uji geser dan uji jatuh gravitasi batako, dengan memakai bahan tambah dari pecahan tempurung kelapa serta untuk mengetahui besarnya persentase terbaik dari pecahan tempurung kelapa yang ditambahkan dalam campuran adukan batako. Penelitian ini menggunakan benda uji berupa batako dengan ukuran 30 cm x 15 cm x 10 cm dan silinder beton dengan ukuran diameter 15 cm dan tinggi 25 cm. Jumlah benda uji batako sebanyak 60 buah dan silinder beton 30 buah. Perbandingan berat antara semen dan agregat halus sebesar 1 : 6. Faktor air semen yang digunakan pada penelitian ini 0,4. Persentase penambahan pecahan tempurung kelapa sebanyak 0%, 1%, 2%, 3% dan 4%. Pengujian dilakukan dengan umur benda uji selama 28 hari. Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh nilai kuat tekan batako dan kuat tarik belah batako dengan nilai fas 0,4 pada penambahan pecahan tempurung kelapa 1% menghasilkan nilai kuat tekan batako sebesar 7,168 MPa dan pada penambahan pecahan tempurung kelapa 2%; 3% nilai kuat tarik belah batako sebesar 0,467 MPa. Pada pengujian uji geser batako yang telah dilakukan menunjukkan batako telah mengalami keausan tetapi batako masih bisa untuk digunakan. Pada pengujian uji jatuh gravitasi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa batako dengan panambahan pecahan tempurung kelapa lebih dari 4% mengalami pecah/terlepas yang lebih banyak bila dibandingkan dengan persentase penambahan pecahan tempurung kelapa yang lain. Hasil penelitian juga menunjukkan, bahwa penambahan pecahan tempurung kelapa dalam campuran adukan batako dapat meningkatkan mutu dan kualitas batako.

Kata kunci : Batako, pecahan tempurung kelapa, kuat tekan, kuat tarik, uji geser

PENDAHULUAN

Perkembangan jumlah penduduk saat ini berkembang dengan begitu pesat sehingga kebutuhan gedung dan perumahan meningkat pula. Permintaan batako sebagai pasangan dinding pada bagian bangunan gedung dan perumahan kian bertambah menyebabkan jumlah material bahan penyusun batako semakin berkurang. Hal ini menimbulkan kekhwatiran bagi produsen batako untuk memproduksi batako.

Berbagai macam inovasi atau alternatif campuran batako sudah pernah dilakukan sebuah penelitian untuk mendapatkan mutu batako yang baik. Batako merupakan suatu jenis unsur bangunan berbentuk bata yang dibuat dari bahan utama semen portland, air dan agregat yang dipergunakan untuk pasangan dinding (Departemen Pekerjaan Umum, SNI 03-0349-1989). Berdasarkan dari sebuah penelitian yang telah dilakukan oleh Child, 1974 (dalam Soekardi, 2012) diperoleh komposisi yang terkandung di dalam tempurung kelapa adalah sellulose 26,60%, lignin 29,40%, pentosan 27,70%, solvent

ekstraktif 4,20%, uronat anhydrad 3,50%, abu 0,60%, nitrogen 0,11% dan air sebesar 8,00%. Dalam penelitian

ini akan meneliti batako dengan memakai bahan tambah dari pecahan tempurung kelapa.

TINJAUAN PUSTAKA

Beton merupakan fungsi dari bahan penyusunnya yang terdiri dari bahan semen hidrolik (porland cement), agregat kasar, agregat halus, air dan bahan tambah

(admixture atau adititive). Untuk mengetahui dan

mempelajari perilaku dari elemen gabungan bahan penyusun beton harus mengetahui karakteristik masing-masing dari komponen campuran penyusun beton (Mulyono, 2004).

Faktor-faktor yang mempengaruhi dari kekuatan beton yaitu kualitas semen, proporsi semen terhadap campuran, kekuatan dan kebersihan agregat serta perawatan beton. Dalam pembuatan campuran beton harus memenuhi proporsi campuran yang tepat agar mendapatkan kuat tekan yang disyaratkan (Nawy, 1985, dalam Mulyono, 2004).

LANDASAN TEORI

Untuk mendapatkan mutu dan kualitas batako yang baik perlu diperhatikan bahan penyusun batako. Perencanaan campuran yang baik akan menentukan kualitas batako

.

Pengujian benda uji batako yang dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Kuat tekan batako

Kuat tekan benda percobaan (batako) merupakan hasil bagi antara beban tekan maksimal dan luas pemukaan benda uji. Menurut Departemen Pekerjaan Umum (SNI 03-0691-1996), besarnya kuat tekan batako dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

f’c= ...(III.1)

(4)

dengan :f’c = kuat tekan batako (kg/cm2)

P = beban tekan maksimal (kg) L = luas bidang tekan (cm2)

2. Uji kuat tarik belah batako

Uji kuat tarik belah batako dilakukan bertujuan untuk mengevaluasi ketahanan geser dari komponen struktur yang terbuat dari beton yang menggunakan agregat ringan. Menurut Departemen Pekerjaan Umum (SNI 03-2491-2002), besarnya kuat tarik belah beton dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

fct= . . ...(III.2)

dengan : fct = kuat tarik belah batako (kg/cm2)

P = beban tarik maksimum (kg) L = panjang benda uji (cm) D = diameter benda uji (cm)

3. Uji geser batako

Uji geser batako dilakukan dengan cara dua buah batako diletakkan pada permukaan batako kemudian dilakukan penggeseran. Menurut (Sarlindawati, 2005) uji geser bertujuan untuk mengetahui apakah permukaan batako akan aus (berkurang atau tidak permukaanya) akibat penggeseran tersebut. Penggeseran dilakukan sebanyak ± 10 kali.

4. Uji jatuh gravitasi batako

Uji jatuh gravitasi batako dimaksudkan untuk mendapatkan berapa besar energi potensial batako serta

untuk mengetahui batako hancur atau tidak ketika batako tersebut dijatuhkan. Menurut (Sarlindawati, 2005) uji jatuh gravitasi dilakukan dengan cara menjatuhkan dua buah batako. Batako pertama diletakkan di atas permukaan lantai, batako kedua dijatuhkan dengan tinggi ±1 m. Batako layak digunakan apabila batako tersebut tidak hancur atau pecah ketika dijatuhkan.

METODE PENELITIAN

Pelaksanaan pengujian dan pembuatan benda uji batako dilakukan di Laboratorium Bahan Bangunan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta. Penelitian dilakukan dalam 5 (lima) tahapan adalah sebgai berikut :

1). Tahap I : Persiapan alat dan penyediaan bahan 2). Tahap II : Pemeriksaan bahan dasar

3). Tahap III : Pembuatan dan perawatan batako Pada tahap ini dilakukan perhitungan rencana campuran adukan batako dengan menggunakan perbandingan berat semen dan agregat halus 1 : 6. Pembuatan benda uji 90 buah dengan ukuran balok 30 cm x 15 cm x 10 cm dan silinder beton berdiameter 15 cm dengan tinggi 25 cm dengan kandungan nilai fas sebesar 0,4. Perawatan dilakukan dengan proses dibiarkan kering udara.

4). Tahap IV : Pengujian kuat tekan, kuat tarik belah, uji geser dan uji jatuh gravitasi Tahapan ini dilakukan pengujian sampel benda uji. Pengujian yang dilakukan meliputi kuat tekan, kuat tarik belah, uji geser dan uji jatuh gravitasi batako pada umur 28 hari dengan memberikan beban pada benda uji sampai hancur pada mesin uji tekan, uji tarik belah, digeser dan dijatuhkan secara gravitasi

.

5). Tahap V : Analisis data dan kesimpulan

Pada tahap ini dilakukan pengolahan data hasil yang diperoleh dalam pengujian kuat tekan, kuat tarik belah, uji geser dan uji jatuh gravitasi. Data-data dari hasil pengujian dianalisa kemudian dari hasil pengujian tersebut apakah sesuai dengan karakteristik batako. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil kuat tekan batako

Pengujian kuat tekan batako dilakukan dengan menggunakan benda uji silinder beton dengan ukuran diameter 15 cm dan tinggi 25 cm. Nilai kuat tekan batako pada umur 28 hari dengan nilai fas 0,4 diperoleh bahwa pada penambahan pecahan tempurung kelapa 0%, 1%, 2%, 3% dan 4%, secara berturut-turut menghasilkan nilai kuat tekan batako rata-rata sebesar 5,187 MPa; 7,168 Perata beban

Perata beban Benda uji

P

Gambar III.1. Skema pengujian kuat tekan batako

Gambar III.2. Skema pengujian kuat tarik belah batako P Gambar III.3. Skema pengujian uji geser batako Arah penggeseran

Arah jatuh

(5)

MPa; 6,225 MPa; 5,470 MPa; 3,207 MPa. Jadi nilai kuat tekan batako maksimum terjadi pada persentase penambahan pecahan tempurung kelapa 1% dengan nilai kuat tekan batako yang dihasilkan sebesar 7,168 MPa, seperti tampak pada Gambar V.1.

Berdasarkan pada Gambar V.1. diatas, didapatkan nilai kuat tekan batako maksimum terjadi pada penambahan pecahan tempurung kelapa 1% dengan nilai kuat tekan maksimum sebesar 7,168 MPa dan kuat tekan batako akan menurun pada penambahan pecahan tempurung kelapa lebih dari 1%.

2. Hasil kuat tarik belah batako

Pengujian kuat tarik belah batako dilakukan dengan menggunakan benda uji silinder beton dengan ukuran diameter 15 cm dan tinggi 25 cm. Nilai kuat tarik belah batako pada umur 28 hari dengan nilai fas 0,4 diperoleh bahwa pada penambahan pecahan tempurung kelapa 0%, 1%, 2%, 3% dan 4%, secara berturut-turut menghasilkan nilai kuat tarik belah batako rata-rata sebesar 0,368 MPa; 0,439 MPa; 0,467 MPa; 0,467 MPa; 0,439 MPa. Jadi nilai kuat tarik belah batako maksimum terjadi pada persentase penambahan pecahan tempurung kelapa 2% dan 3% dengan nilai kuat tarik belah batako yang dihasilkan sebesar 0,467 MPa, seperti tampak pada Gambar V.2.

Berdasarkan pada Gambar V.2. diatas, didapatkan nilai kuat tarik belah batako maksimum terjadi pada penambahan pecahan tempurung kelapa 2% dan 3% dengan nilai kuat tarik belah maksimum 0,467 MPa dan nilai kuat tarik belah batako akan menurun pada penambahan pecahan tempurung kelapa lebih dari 3%.

3. Hasil uji geser batako

Pengujian uji geser batako dilakukan dengan menggunakan benda uji batako dengan ukuran 30 x 15 x 10 cm. Hasil dari pengujian uji geser dapat dilihat pada Tabel V.1.

Berdasarkan pada Tabel V.1, maka dapat diketahui bahwa batako telah mengalami aus atau berkurang pada permukaanya tetapi batako tersebut masih utuh dan dapat digunakan.

Tabel V.1. Hasil pengujian uji geser batako

Keterangan : Pengujian tambahan 4. Uji jatuh gravitasi batako

Pengujian uji jatuh gravitasi batako dilakukan dengan menggunakan benda uji batako dengan ukuran 30 x 15 x 10 cm. Hasil dari pengujian uji jatuh gravitasi dapat dilihat pada Tabel V.2.

Berdasarkan pada Tabel V.2, maka dapat diketahui bahwa benda uji batako dengan persentase penambahan pecahan tempurung kelapa sebanyak 4% mengalami pecah/terlepas yang lebih banyak bila dibandingkan

5,187

Gambar V.1. Grafik hubungan antara kuat tekan batako dan persentase pecahan tempurung kelapa pada umur 28 hari dengan nilai fas 0,4

Kuat tekan

(6)

dengan persentase penambahan pecahan tempurung kelapa yang lain. Hal ini karena persentase penambahan pecahan tempurung kelapa 4% tidak memiliki tingkat kekerasan yang tinggi sehingga batako pecah/terlepas dan tidak bisa bila digunakan.

Tabel V.2. Hasil pengujian uji jatuh gravitasi batako

Keterangan : Pengujian tambahan

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1). Pada pengujian kuat tekan batako kuat tekan maksimum terjadi pada penambahan pecahan tempurung kelapa sebesar 1% dengan menghasilkan nilai kuat tekan batako rata-rata sebesar 7,168 MPa. 2). Pada pengujian kuat tarik belah batako kuat tarik

belah maksimum terjadi pada penambahan pecahan tempurung kelapa sebesar 2% dan 3% dengan menghasilkan nilai kuat tarik belah batako rata-rata sebesar 0,467 MPa.

3). Pada pengujian uji geser batako menunjukkan bahwa batako telah mengalami keausan tetapi batako masih bisa untuk digunakan.

4). Pada pengujian uji jatuh gravitasi batako menunjukkan bahwa batako pada penambahan

pecahan tempurung kelapa sebesar 4% mengalami pecah/terlepas lebih banyak bila dibandingkan dengan persentase penambahan pecahan tempurung kelapa yang lain.

Saran

Dari penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan, maka untuk penelitian yang akan dilakukan dimasa yang akan datang, peneliti memberikan saran sebagai berikut :

1). Dibutuhkan kecermatan dan ketelitian dalam pembuatan batako agar batako sesuai dengan yang direncanakan.

2). Dalam melakukan pembuatan batako harus semaksimal mungkin dari segi komposisi campuran bahan yang akan digunakan agar bahan dapat tercampur dengan rata dan memperoleh hasil yang bisa maksimal.

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Antoni, dan Paul Nugraha, 2007. Teknologi Beton, Penerbit C.V Andi Offset, Yogyakarta.

Departemen Pekerjaan Umum, 1989. Bata Beton Untuk Pasangan Dinding SNI 03-0348-1989, Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.

Departemen Pekerjaan Umum, 1993. Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal SNI 03-2834-1993, Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.

Departemen Pekerjaan Umum, 1996. Bata Beton (Paving block) SNI 03-0691-1996, Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.

Departemen Pekerjaan Umum, 2002. Metode Pengujian Kuat Tarik Belah Beton SNI 03-2491-2002, Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.

Mulyono, T., 2004. Teknologi Beton, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Prayitno, A., 2013. Pemenfaatan Pecahan Tempurung Kelapa Sebagai Fiber Dalam campuran Adukan Beton, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Samsudin, A., 2011. Analisis Kuat Tekan dan Kuat Tarik Belah Beton dengan Abu Tempurung Kelapa Sebagai Bahan

Tambah, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta,

Surakarta.

Sarlindawati, S., 2005. Pemanfaatan Limbah Batu Bata sebagai Bahan Batako Alternatif, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Soekardi, Y., Pemanfaatan dan Pengolahan Kelapa Menjadi Berbagai Bahan Makanan dan Obat Berbagai Penyakit, Penerbit C. V Yrama Widya, Bandung.

Tjokrodimuljo, K., 1996. Teknologi Beton, Biro Penerbit Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Yulianto, Y.,E., 2007. Pemanfaatan Limbah Batubara (Bottom Ash) Sebagai Bata Beton Ditinjau dari Aspek Teknik

dan Lingkungan, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta,

Gambar

Gambar III.1. Skema pengujian kuat tekan batako
Tabel V.1. Hasil pengujian uji geser batako
Tabel V.2. Hasil pengujian uji jatuh gravitasi batako

Referensi

Dokumen terkait

Pemanfaatan Limbah Kertas HVS Sebagai Bahan Campuran Batako Dengan Alat Kuat Tekan Manual yang lembab atau tidak terkena sinar matahari langsung atau hujan, tetapi dalam

Untuk mengetahui besarnya persentase serbuk halus ex cold milling yang ditambahkan pada pengujian kuat tekan, kuat lentur, uji absorbsi, uji kuat tarik belah, uji gravitasi dan

Pengujian daya serap, kuat tekan dan kuat tarik belah dapat disimpulkan bahwa campuran yang paling optimum adalah batako dengan komposisi 0%, yaitu tanpa tambahan abu batu dan

Pengujian daya serap, kuat tekan dan kuat tarik belah dapat disimpulkan bahwa campuran yang paling optimum adalah batako dengan komposisi 0%, yaitu tanpa tambahan abu batu dan

Pengujian daya serap, kuat tekan dan kuat tarik belah dapat disimpulkan bahwa campuran yang paling optimum adalah batako dengan komposisi 0%, yaitu tanpa tambahan abu batu dan

Analisis Kuat Tekan Batako dengan Limbah Karbit Sebagai Bahan Tambah, Tugas Akhir Program Studi Teknik Sipil Universitas Negeri Yogyakarta..

Tujuan pemakaian limbah catalyst sebagai bahan tambah pada campuran beton ini adalah untuk dapat mengetahui nilai kuat tekan hancur yang dihasilkan dengan

Kuat tekan rata-rata batako kubus Penambahan serat pelepah kelapa sawit yang berasal dari Dumai sebanyak 1% dari berat semen pada sampel batako serat melebihi standar mutu I SNI bahkan