• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA GURU DAN KARYAWAN SMA Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Kadar Kolesterol Total Pada Guru Dan Karyawan SMA Muhammadiyah 1 Dan 2 Surakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA GURU DAN KARYAWAN SMA Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Kadar Kolesterol Total Pada Guru Dan Karyawan SMA Muhammadiyah 1 Dan 2 Surakarta."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA GURU DAN KARYAWAN SMA

MUHAMMADIYAH 1 DAN 2 SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran

Diajukan Oleh: AZIZ NUGRAHA

J500100029

FAKULTAS KEDOKTERAN

(2)
(3)

ABSTRAK

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA GURU DAN KARYAWAN SMA

MUHAMMADIYAH 1 DAN 2 SURAKARTA

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta Aziz Nugraha, Sigit Widyatmoko, Nining Lestari

Status gizi orang dewasa dapat dipantau secara sederhana dengan menggunakan indeks massa tubuh khususnya status gizi yang berkaitan dengan kelebihan dan kekurangan berat badan. Kelebihan berat badan juga dapat mempengaruhi kadar kolesterol dalam tubuh yang merupakan salah satu faktor terpenting untuk menentukan risiko seseorang untuk menderita penyakit pembuluh darah jantung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan indeks massa tubuh dengan kadar kolesterol total pada guru dan karyawan di SMA MUHAMMADIYAH 1 dan 2 Surakarta.

Desain penelitian ini menggunakan analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel berjumlah 96 guru dan karyawan SMA MUHAMMADIYAH 1 dan 2 Surakarta. Sampel dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan lembar persetujuan dan kuesioner, mengukur tinggi badan dan berat badan, kemudian mengukur kadar kolesterol total. Data dianalisis menggunakan uji komparatif Chi-Square.

Sampel terbanyak berjenis kelamin pria sebanyak 49 sampel. Kelompok umur di dominasi umur 50-60 tahun sebanyak 34 sampel. Indeks massa tubuh dan kadar kolesterol total dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu berlebih dan normal. Hasil analisis Chi- Square didapatkan nilai p = 0,773 (p > 0,05) yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan indeks massa tubuh dengan kadar kolesterol total.

Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan indeks massa tubuh dengan kadar kolesterol total pada guru dan karyawan SMA MUHAMMADIYAH 1 dan 2 Surakarta.

(4)

ABSTRACK

CORRELATION BODY MASS INDEKS WITH TOTAL CHOLESTEROL LEVELS OF TEACHERS AND EMPLOYEES SMA MUHAMMADIYAH

1 AND 2 SURAKARTA

Faculty of Medicine of Muhammadiyah University of Surakarta Aziz Nugraha, Sigit Widyatmoko, Nining Lestari

Adult nutritional status can be monitored simply by using body mass index of nutritional status, especially with regard to weight the advantages and disadvantages. Being overweight can also affect cholesterol levels in the body which is one of the most important factors to determine a person's risk of developing cardiovascular disease. This research aims to know the correlation of body mass index with total cholesterol levels on teachers and employees in SMA MUHAMMADIYAH 1 and 2 Surakarta.

The design of this research use analytic observational approach of cross sectional. Sample of 96 teachers and employees in SMA MUHAMMADIYAH 1 and 2 Surakarta. The sample was selected using a purposive sampling technique. This research was conducted with the spread sheet approval and questionnaires, measuring the height and weight, then measure total cholesterol levels. Data analysis using the comparative chi-square.

The highest sample is male with total of 49 samples. Age group in the domination of age 50-60 years about 34 samples. Body mass index and total cholesterol levels were grouped into two categories: normal and excess. In the analysis of the results of Chi- Square p value = 0.773 ( p > 0.05 ), which indicates that there is not correlation of body mass index with total cholesterol levels.

In this research it can be concluded that there is no correlation of body mass index with total cholesterol levels of teachers and employees in SMA MUHAMMADIYAH1 and 2 Surakarta

(5)

PENDAHULUAN

Salah satu akibat yang ditimbulkan dari perubahan pola dan gaya hidup adalah obesitas. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2007 prevalensi nasional obesitas umum pada penduduk berusia ≥ 15 tahun di Indonesia adalah 10,3% (laki-laki 13,9%, perempuan 23,8%) (Depkes RI, 2009). Pravelensi obesitas di Jawa Tengah berdasarkan data Dinas Kesehatan Jawa Tengah ialah sekitar 18,4% (Dinkes Jateng, 2007). Obesitas dapat diukur melalui pemeriksaan antropometri. Indeks massa tubuh (IMT) adalah salah satu indikator penghitungan untuk antropometri yang berkaitan dengan lemak tubuh orang dewasa, Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa pria dan wanita dari berbagai kelompok umur mengalami kenaikan kadar kolesterol total dan kolesterol LDL dengan meningkatnya IMT/BMI (Ecol, 2008).

Prevalensi peningkatan total kolesterol tertinggi adalah Wilayah Eropa (54% untuk kedua jenis kelamin), diikuti oleh Wilayah Amerika (48% untuk kedua jenis kelamin) (WHO, 2008). Di Indonesia angka kejadian hiperkoles terolemia penelitian MONICA I (Multinational Monitoring of Trends Deter minants in Cardiovascular Diseases) sebesar 13.4 % untuk wanita dan 11,4 % untuk pria. Pada MONICA II didapatkan meningkat menjadi 16,2 % untuk wanita dan 14 % pria. Penderita pada generasi muda yakni usia 25-34 tahun mencapai 9,3 persen. Wanita menjadi kelompok paling banyak menderita masalah ini yakni 14,5 persen atau hampir dua kali lipat kelompok laki-laki (Linawati, 2011).

Berdasarkan dengan uraian latar belakang di atas mengindikasikan bahwa indeks masa tubuh sebagai salah satu indeks distribusi lemak tubuh yang dapat menentukan hiperkolesterolemia berdasarkan kadar kolesterol total. Hal ini mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai hubungan indeks masa tubuh dengan kolesterol total pada guru dan karyawan SMA MUHAMMADIYAH 1 dan 2 Surakarta.

TINJAUAN PUSTAKA

(6)

dengan kelebihan dan kekurangan berat badan. Obesitas dapat diukur melalui pemeriksaan antropometri. Seseorang dengan IMT/BMI sama dengan atau lebih dari 25 dianggap kelebihan berat badan. Seseorang dengan IMT/BMI 30 atau lebih umumnya dianggap obesitas. Saat ini IMT merupakan indikator yang paling bermanfaat untuk menentukan berat badan lebih atau obes. Hubungan antara lemak tubuh dan IMT sangat ditentukan oleh bentuk tubuh dan proporsional tubuh (Sugondo, 2009).

Obesitas dapat didefinisikan sebagai kelebihan lemak tubuh. Penentu yang digunakan adalah indeks massa tubuh (IMT). Obesitas merupakan suatu penyakit multifaktorial yang terjadi akibat akumulasi jaringan lemak berlebihan sehingga dapat mengganggu kesehatan. Kecenderungan terjadinya obesitas dijumpai pada sebagian orang yang umumnya berkaitan erat dengan pola makanan, ketidak seimbangan aktivitas tubuh, status sosial, dan konsumsi makan (Mumpuni, 2011). Obesitas terjadi bila besar dan jumlah sel lemak bertambah pada tubuh seseorang. Bila seseorag bertambah berat badannya maka ukuran sel lemak akan bertambah besar dan kemudian jumlahnya bertambah banyak (Sugondo, 2009).

BMI/IMT berlebih atau obesitas menandakan cukup banyak lemak yang tersimpan dalam tubuh serta dapat dipastikan juga akan ada lemak yang tersimpan di dalam darah. Berat badan berlebih dapat menyebabkan kolesterol tinggi, penyakit jantung, diabetes dan penyakit serius lainnya. Obesitas merupakan keabnormalan jumlah lipid dalam darah, salah satunya adalah peningkatan kolesterol. Peningkatan kolesterol total dalam darah >240 mg/dl disebut sebagai hiperkolesterolemia ( WHO, 2013). Kadar kolesterol dalam tubuh adalah satu faktor terpenting untuk menentukan risiko seseorang untuk menderita penyakit pembuluh darah jantung. Ada beberapa faktor yang terbukti melalui penelitian dapat mempengaruhi kadar kolesterol dalam darah antara lain usia, berat badan, pola makan, aktifitas fisik, merokok, stres dan faktor keturunan ( Miranti, 2008 ).

(7)

an arteri. Penyumbatan pada arteri kaki menyebabkan klaudikasio (nyeri saat berjalan) karena penyakit arteri perifer. Penyumbatan arteri karotis dapat menye babkan stroke, dan penyumbatan arteri koroner menyebabkan angina (nyeri dada) dan serangan jantung ( Wedro, 2013).

METODE PENELITIAN

Penelitian cross sectional analitik observasional dilakukan di SMA MUHAMMADIYAH 1 dan 2 Surakarta pada bulan September - Oktober 2013. Subyek penelitian adalah seluruh guru dan karyawan SMA MUHAMMADIYAH 1 dan 2 Surakarta. Kriteria Inklusi : 1) Responden bersedia menjadi sampel penelitian. 2) Responden dalam keadaan mampu untuk menyelesaikan rangkaian pengambilan data. 3) Responden adalah guru dan karyawan SMA MUHAMMADIYAH 1 dan 2 Surakarta. 4) Responden tidak mengalami kelainan anatomi sehingga dapat diukur antropometrinya. 5) Responden bersedia untuk mengikuti seluruh proses pengambilan data. Kriteria Eksklusi : 1) Responden wanita yang sedang hamil atau menyusui. 2) Responden tidak bisa berbicara (afasia). 3) Responden memiliki riwayat penyakit seperti penyakit diabetes mellitus, penyakit hormonal dan penyakit lain yang dapat mempengaruhi kadar kolesterol total. 4) Responden merupakan seorang atlet atau binaragawan.

HASIL

(8)
[image:8.595.110.517.150.746.2]

1. Hasil Deskriptif

Tabel 8. Gambaran Umum Sampel

Variabel Jumlah Persentase (%)

Jenis Kelamin Pria Wanita Total 49 47 96 51 % 49 % 100 % Umur 21-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun 51-60 tahun Total 12 24 26 34 96 12,5 % 25,0 % 27,1 % 35,4 % 100 % Berat Badan 40-51 kg 52-63 kg 64-75 kg 76-86 kg Total 15 42 30 9 96 15,6 % 43,8 % 31,3 % 9,4 % 100 % Tinggi Badan

< 150 cm 150-160 cm > 160 cm Total 20 39 37 96 20,8 % 40,6 % 38,5 % 100 % Indeks Massa Tubuh

(9)

Kadar Kolesterol Total Normal : < 200 mg/dl Berlebih : > 200 mg/dl Total

61 35 96

63.3 % 36.5 % 100 %

Dari data jenis kelamin didapatkan jumlah responden pria lebih banyak daripada responden wanita yaitu sebanyak 49 sampel dengan persentase 51 %. Pada responden wanita didapatkan 47 sampel dengan persentase 49 %. Pada data distribusi usia responden didominasi usia 51-60 tahun yaitu sebanyak 34 sampel dengan presentase 35,4 % kemudian diikuti oleh responden dengan usia 41-50 tahun sebanyak 26 sampel dengan persentase 27,1%. Usia 31-40 tahun sebanyak 24 sampel dengan persentase 25 % dan yang terakhir adalah responden dengan usia 21-30 tahun yaitu sebanyak 12 sampel dengan presentase 12,5%.

Pada tabel distribusi berat badan didominasi dengan berat badan 52-63 kg sebanyak 42 sampel dengan persentase 43,8%, kemudian sampel dengan berat badan 64-75 kg sebanyak 30 sampel dengan persentase 31,3%. Sampel dengan berat badan 40-51 kg sebanyak 15sampel dengan persentase 15,6 %, dan sampel dengan berat badan 76-86 kg sebanyak 9 sampel dengan persentase 9,4%.

Pada tabel frekuensi tinggi badan pada rentang 150-160 cm mendapat sampel paling banyak yaitu sebanyak 39 sampel dengan persentase 40,6%, diikuti oleh sampel dengan tinggi badan > 160 cm sebanyak 37 sampel dengan presentase 38,5% dan yang terakhir didapatkan 20 sampel dengan tinggi badan < 150 cm dengan persentase 20,8%.

(10)
[image:10.595.111.519.198.309.2]

Hasil analisis Chi–Square antara indeks massa tubuh dengan kadar kolesterol total ditampilkan dalam tabel berikut:

Tabel 10. Hasil analisis Chi-Square Indeks Massa Tubuh dengan Kadar Kolesterol Total

Kadar Kolesterol Total

P Normal Berlebih N % N %

Normal 28 29,2% 15 15,6 %

0,773 IMT

Berlebih 33 34,4% 20 20,8%

Total 61 63,6% 35 36,4 %

Tabel 10 menunjukkan bahwa sampel yang memiliki indeks massa tubuh normal dengan kadar kolesterol total normal sebanyak 28 sampel, kemudian didapatkan 15 sampel yang memiliki indeks massa tubuh normal dengan kadar kolesterol berlebih. Sampel yang memiliki indeks massa tubuh berlebih dengan kadar kolesterol total normal berjumlah 33 sampel, kemudian sampel yang memiliki indeks massa tubuh berlebih dengan kadar kolesterol total berlebih berjumlah 20 sampel. Tabel di atas menunjukkan hasil analisis Chi-Square dengan nilai significancy-nya atau nilai p 0,773 (p > 0,05) yang artinya tidak terdapat hubungan antara indeks massa tubuh dengan kadar kolesterol total.

PEMBAHASAN

(11)

dapat diketahui dengan mengukur tinggi badan sampel dengan menggunakan tinggi badan microtoa dengan keakuratan 0,1 cm yang telah dipasang di dinding. Selanjutnya sampel dilakukan pengukuran kadar kolesterol total. Pengambilan kadar kolesterol total dengan menggunakan Easy Touch. Pengukuran indeks massa tubuh dan kadar kolesterol total dilakukan di SMA MUHAMMADIYAH 1 dan 2 Surakarta.

Pada tabel 10 di atas menunjukkan hasil analisis Chi-Square dengan nilai significancy-nya atau nilai p 0,773 (p > 0,05) yang artinya tidak terdapat hubungan antara indeks massa tubuh dengan kadar kolesterol total. Penelitan ini tidak sesuai dengan hipotesis yang diharapkan oleh peneliti, yaitu adanya hubungan antara indeks massa tubuh dengan kadar kolesterol total. Kesimpulan yang didapat pada penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan antara indeks massa tubuh dengan kadar kolesterol total pada guru dan karyawan SMA MUHAMMADIYAH 1 dan 2 Surakarta.

Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Sara Sofia dengan judul Hubungan indeks massa tubuh dengan biokimia darah pada karyawan PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya, Jakarta yang menyimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara indeks massa tubuh dengan kadar kolesterol total. Dari hasil berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) penderita obesitas tidak selalu memiliki kadar kolesterol yang tinggi. Kolesterol yang tinggi tidak selalu dipengaruhi oleh obesitas, tetapi lebih dipengaruh pada konsumsi makanan yang banyak mengandung kolesterol seperti mengkonsumsi daging, jeroan, dan telur yang dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah karena di dalam makanan seperti daging, jeroan, dan telur terdapat kandungan kolesterol yang cukup tinggi (Sofia, 2008).

(12)

hiperkolesterolemia setelah dilakukannya konseling. Konseling diperlukan untuk meningkatkan pemahaman klien serta mendorong klien untuk membuat penyelesaian terhadap masalahnya. Selain itu konseling gizi diperlukan agar terjadi perubahan perilaku menjadi gaya hidup sehat. Pencegahan penyakit kardiovaskular dapat dilakukan dengan menurunkan kadar kolesterol LDL. Konseling memegang peranan yang penting dalam memberikan pengetahuan dan motivasi untuk melakukan perubahan gaya hidup dan mempertahankan gaya hidup sehat yang pada akhirnya akan menurunkan kadar kolesterol LDL (Grace, 2013).

Penelitian lain dengan judul Hubungan antara konsumsi pangan dan aktivitas fisik dengan kadar kolesterol darah pria dan wanita dewasa di Bogor menyatakan bahwa aktivitas fisik berpengaruh nyata terhadap kadar kolesterol darah. Olahraga secara teratur dapat nurunkan berat badan dan mengurangi endapan kolesterol dalam pembuluh darah. Dengan berolahraga dapat menurunkan kadar LDL kolesterol dan trigliserid serta meningkatkan kadar HDL kolesterol yang disebabkan karna berkurangnya aktifitas lipase hati yang berfungsi dalam katabolisme HDL kolesterol (Waloya, 2013).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan kadar kolesterol total pada guru dan karyawan SMA MUHAMMADIYAH 1 dan 2 Surakarta.

SARAN

1. Sebaiknya untuk dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode yang lebih baik yaitu dengan menggunakan metode penelitian “cohort “ untuk mengetahui hubungan indeks massa tubuh (IMT) dengan kadar kolesterol total.

(13)

tetapi menjaga berat badan normal pada kisaran IMT yang normal merupakan hal yang sangat perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan. 3. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya harus lebih diperhatikan variabel

perancu (stres, aktivitas fisik, dan riwayat penyakit).

4. Lebih diperhatikan metode penelitian, cara pengukuran, dan besar sampel.

DAFTAR PUSTAKA

Arisman, MB. 2010. Buku Ajar Ilmu Gizi Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC hal: 216

Botham, Kathleen. 2009. Sintesis,Transpor & Eksresi Kolesterol. jakarta: EGC hal: 239

Clair, Daiel. 2011. Lipid Blood Test.http://my.clevelandclinic-.org/heart/ services /tests/-labtests/lipid.asx diakses pada tanggal 28 mei 2013

Dahlan, MS. 2011. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika

Departemen Kesehatan RI, 2009. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional. Badan Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI http://www.depkes.go.id/ diakses pada tanggal 1 mei 2013 Dinas Kesehatan Jawa Tengah. 2007. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007.

http://www.dinkesjatengprov.go.id/download/mi/riskesdas_jateng2007. pdf diakses pada 7 mei 2013

Ecol , J. 2008. A Study of Correlation between Lipid Profile and Body Mass Index (BMI) in Patients with Diabetes Mellitus. http://www.krepublishers .com/02-Journals/ diakses pada tanggal 7 juni 2013

Gibney, MJ., Margaretts, BM., Kearney JM., Arab, L. 2008. Gizi Kesahatan Masyarakat. Jakarta: EGC hal: 54

Grace, Ruth. 2013. Peran Konseling Berkelanjutan pada Penanganan Pasien Hiperkolesterolemia.http%3A%2F%2Findonesia.digitaljournals.org%2Fi ndex.php%2Fidnmed%2Farticle%2Fdownload%2F1278%2F1255&ei diakses pada tanggal 8 Januari 2014

(14)

Hamdy, Osama. 2013. Obesity.http://emedicine.medscape.com/article/123702-ove rview#showall diakses pada tanggal 28 mei 2013

Linawati, Sienny. 2011. Perbandingan Marker Inflamasi Antara Sindroma Koroner Akut dan Non Sindroma Koroner Akut. etd.ugm.ac.id/-index.php?mod=download&sub.act. diakses pada tanggal 24 mei 2013. Miranti, Yeni. 2008. Hubungan Persentase Lemak Tubuh,Indeks Masa

Tubuh,Asupan Lemak dan Serat dengan Kadar Kolesterol Darah pada Wanita Dewasa di Perumahan Madu Asri Kabupaten Karanganyar. http://eprints.undip.ac.id/7148/. diakses pada tanggal 20 mei 2013.

Mumpuni Y, Wulandari A. 2011. Cara Jitu Mengatasi Kolesterol. Yogyakarta : ANDI.

Nelson, Michael. 2009. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Profil SMA MUHAMMADIYAH 1 Solo. 2013.

http://smamuh1solo.sch.id-/index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=13&Itemid=7 diakses pada tanggal 1 mei 2013

Profil SMA MUHAMMADIYAH 2 Surakarta. 2010. http ://smamuh2ska.sch.id /sekolah-profil/sekolah-visi/. diakses pada tanggal 28 agustus 2013

Sastroasmoro, Sudigdo dan Sofyan Ismael. 2006. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: FKUI

Sofia, Sara. 2008. Hubungan indeks massa tubuh dengan biokimia darah pada karyawan PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya http%253A%252F%252

Flontar.ui.ac.id%252Ffile%253Ffile%253Ddigital%252F126760-S-5637-Hubungan%252520indeks-Abstrak.pdf diakses pada tanggal 8 Januari 2014

(15)

Supariasa, IDN., Baktri, B., Fajar, I. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC hal: 59

Suyatna F.D. 2009. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Balai Penerbit FK UI

Thompson, Gregory. 2010. Cholesterol. http://www.webmd.com/hw-popup/cho lesterol diakses pada tanggal 28 mei 2013

Waloya, Tugul. 2013. Hubungan antara konsumsi pangan dan aktivitas fisik dengan kadar kolesterol darah pria dan wanita dewasa di Bogor. https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd= 5&cad=rja&ved=0CEcQFjAE&url=http%3A%2F%2Fportalgaruda.org% 2Fdownload_article.php. diakses pada tanggal 8 Januari 2014

Wedro, Benjamin. 2013. Cholesterol. http://www.emedicinehealth.com-/high_ cholesterol/article_em.htm#high_cholesterol_overview diakses pada tang gal 28 mei 2013

World Health Organisation (WHO). 2008. Global Health Observatory. http:// www.who.int/gho/ncd/risk_factors/cholesterol_text/en/ diakses pada tang gal 20 mei 2013.

World Health Organisation (WHO). 2013. Obesity. ttp://www.who-.int/ topics /obesity/en/ diakses pada tanggal 1 mei 2013

World Health Organisation (WHO). 2013. Obesity and Overweight. http://www .who.int/mediacentre/factsheets/fs311/en/index.html diakses pada 28 mei 2013

Gambar

Tabel 8. Gambaran Umum Sampel
Tabel 10. Hasil analisis Chi-Square Indeks Massa Tubuh dengan Kadar Kolesterol Total

Referensi

Dokumen terkait

Syarat-syarat yang terdapat dalam pasal 1320 KUH Perdata menjadi penting untuk mengetahui kedudukan Nota Kesepahaman dalam hukum kontrak yang berlaku di

Berdasarkan data angket siswa yang memiliki pendapat positif, maka dapat dianalisis bahwa pembelajaran menulis naskah drama berorientasi pada pembentukan karakter

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah dimensi dan deskripsi setiap dimensi yang ditemukan dalam gambar bagian torso yang dihasilkan dari tes

6 Jenis Pekerjaan memiliki hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan derajat hipertensi khsususnya bagi yang memiliki pekerjaan akan mendapatkan pengetahuan

Berdasarkan hasil percobaan diperoleh informasi bahwa interaksi gen pada karakter jumlah buah dan overdonzinance pada karakter bobot buah per tanaman: umur panen,

Perjanjian yang dilakukan oleh para pihak merupakan perjanjian segi tiga antara tiga pihak yaitu: Perusahaan/Bank penerbit kartu kredit dengan pemegang kartu kredit (card

Dalam penulisan ilmiah ini, penulis akan menjelaskan tentang cara pembuatan hiperlink yang merupakan penghubung antara satu halaman dengan yang lainnya serta penggunaan FrontPage

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan pada perusahaan dengan kebijakan dividen dan kesempatan