NASKAH PUBLIKASI
PRARANCANGAN PABRIK
ETIL ASETAT DARI ASAM ASETAT DAN ETANOL
DENGAN KATALIS ASAM SULFAT
KAPASITAS 45.000 TON PER TAHUN
Oleh:
Verry Junaidi Rachmawan D 500 080 002
DosenPembimbing: Eni Budiyati, ST, M.Eng. Dr. Ir. H. Ahmad M. Fuadi, M.T.
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS TEKNIK
Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan, Kartasura, Telp. (0271) 717417, Fax.715448 Surakarta 57102
Website: http://www.ums.ac.id , Email: ums@ums.ac.id
Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi/ tugas akhir:
Pembimbing I : Eni Budiyati, S.T., M.Eng.
NIK : 991
Pembimbing II : Dr. Ir. H. Ahmad M. Fuadi, M.T.
NIK : 618
Telah membaca dan mencermatinaskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi/ tugas akhir dari mahasiswa:
Nama : Verry Junaidi Rachmawan
NIM : D 500 080 002
Program Studi : TEKNIK KIMIA
Judul Skripsi : PRARANCANGAN PABRIK ETIL ASETAT DARI ASAM ASETAT DAN ETANOL DENGAN KATALIS ASAM SULFAT KAPASITAS 45.000 TON PER TAHUN
Naskah artikel tersebut layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujuan ini dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.
Surakarta, 23 Desember 2014
ABSTRAK
Etil asetat merupakan cairan tidak berwarna yang mudah larut dalam air dan pelarut organik, yang mempunyai kegunaan sebagai bahan pelarut organik dalam industri pembuatan tinta, pembuatan resin serta dalam industri farmasi dan kosmetik. Untuk memenuhi kebutuhan etil asetat dalam negeri dirancang pabrik etil asetat dari etanol dan asam asetat dengan kapasitas 45.000 ton per tahun dan tidak menutup kemungkinan untuk diekspor.
Proses pembuatan Etil asetat menggunakan reaksi esterifikasi etanol dan asam asetat dengan katalis asam sulfat, dilakukan di dalam Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB). Membutuhkan bahan baku etanol sebanyak 53.505,16 ton per tahun yang diperoleh dari PT. Molindo Raya Industrial sedangkan asam asetat sebanyak 59.200,87 ton per tahun diperoleh dari PT. Indo Acidatama. Reaksi berlangsung pada fase cair, suhu 70ºC dan tekanan 1 atm. Untuk memperoleh produk etil asetat dengan kemurnian 99%. dilakukan proses distilasi. Bentuk perusahaan adalah perseroan terbatas (PT). Dalam pelaksanaan proses, pabrik membutuhkan karyawan sebanyak 96 orang. Kebutuhan unit pendukung proses pabrik etil asetat meliputi 6.297.112.623,01 liter air per tahun, 1.700.609.196,92 kg steam per tahun, 25.414.939,60 liter bahan bakar per tahun, dan 2.225.359,69 kW listrik per tahun.
Dari hasil analisis ekonomi diperoleh hasil yaitu Percent Return On Investment (ROI) sebelum pajak sebesar 59,63% dan setelah pajak sebesar 41,74%. Pay Out Time (POT) sebelum pajak sebesar 1,44 tahun sedangkan setelah pajak sebesar 1,93 tahun. Break Even Point (BEP) sebesar 37,76%, dan Shut Down Point (SDP) sebesar 23,21%. Discounted Cash Flow (DCF) sebesar 35 %. Berdasarkan data di atas maka pabrik etil asetat dari asam asetat dan etanol ini layak untuk didirikan..
1.1. Latar Belakang
Etil asetat dengan rumus molekul (CH3COOC2H5) merupakan cairan
tidak berwarna yang mudah larut dalam air dan pelarut organik, salah satu bahan kimia yang digunakan sebagai bahan pelarut organik dalam pembuatan tinta, pembuatan resin dan terutama dalam industri farmasi dan kosmetik. Dari tahun ketahun perkembangan industri di Indonesia semakin bertambah sangat banyak, baik pabrik industri milik pemerintah maupun pabrik industri milik swasta. Dengan berdirinya banyak pabrik di Indonesia dapat menghemat devisa negrara, karena mengurangi impor negara, sehingga perekonomian Indonesia bisa lebih baik.
Reaksi pembentukan esterifikasi merupakan reaksi yang berjalan lambat dengan penambahan asam sulfat sebagai katalis. Fungsi katalis dalam reaksi tersebut adalah untuk mempercepat reaksi pembentukan etil asetat (Groggins, 1985).
1.2. Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Pemilihan proses
Macam-macam proses produksi etil asetat yaitu: a. Esterifikasi
Reaksi esterifikasi antara asam asetat dan etanol menggunakan katalis asam sulfat. Reaksi yang terjadi adalah reaksi reversibel, dimana konversi dari etil asetat sebesar 65%. Untuk meningkatkan yield, pembentukan air harus diminimalkan (McKetta and Chuningham, 1994).
b. proses reaksi tischenco
Proses Tischenco merupakan produksi etil asetat secara komersial dengan mengubah etanol menjadi asetaldehid menggunakan katalis aluminum alkoxide (Rahman et al., 2003). Yield pada proses ini sebesar 61%. Reaksi yang terjadi yaitu (McKetta and Chuningham, 1994):
2CH3CHO CH3COOCH2CH3 (1.1)
c. proses sintesis etil asetat dari etilena dan asam asetat
Etil asetat dapat disintesis dari etilen dan asam asetat menggunakan katalis asam padat, misalnya zeolit. Reaksinya dituliskan:
CH2CH2 + CH3COOH 2CH3CHO (1.2)
2CH3CHO CH3COOC2H5 (1.3)
METODE PENELITIAN
Dasar Reaksi
Proses pembuatan etil asetat dari asam asetat dan etanol dengan katalis asam sulfat dilakukan melalui esterifikasi terjadi pada Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) dengan reaksi sebagai berikut:
CH3COOH(c) + C2H5OH(c) CH3COOC2H5(c) + H2O(c) (2.1)
Kondisi Operasi
Untuk proses pembuatan etil asetat dari asam asetat dan etanol menggunakan katalis asam sulfat beroperasi pada suhu 70ºC dan tekanan 1 atm. Fase yang terjadi dalam reaksi ini adalah fase cair, umpan dan produk dalam keadaan fase cair. Reaksi ini adalah reversible.
Tinjauan Kinetika
Ditinjau dari segi kinetika reaksi, kecepatan reaksi asam asetat dan etanol menjadi etil asetat adalah reaksi orde dua. Persamaan reaksinya dapat dituliskan sebagai berikut (Tajdari et al., 2009) :
Reaksi :
asam asetat + etanol etil asetat + air (2.2)
( )
Dimana ,r = kecepatan reaksi (mol.m-3.s-1)
k1 = konstanta kecepatan reaksi ( m3.mol-1.s-1)
KC = konstanta kesetimbangan
C = konsentrasi (mol.m-3) Ck = persen volume katalis
T = temperatur (K)
AA = acetic acid (asam asetat)
E = etanol
EA = ethyl acetate (etil asetat)
W = water (air)
Tinjauan Termodinamika
Untuk menentukan reaksi apakah reaksi endotermis atau eksotermis dapat diketahui dari entalpi reaksi (∆H). Entalpi reaksi antara asam asetat dan etanol adalah ∆H = -0,0114kL/mol, dan untuk konstanta keseimbangan pada suhu 70ºC sebesar Kc =3,4402. Dilihat dari harga Kc
reaksi ini bersifat reversible (Faith et al,1957). Karena entalpi reaksinya negatif, maka reaksi antara asam asetat dan etanol merupakan reaksi eksotermis.
Langkah proses
Secara umum proses pembentukan etil asetat dari etanol dan asam asetat dapat dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:
1. Tahap penyiapan bahan baku 2. Tahap esterifikasi
Untuk lebih jelasnya tahapan-tahapan proses tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tahap penyiapan bahan baku
Etanol dalam kondisi cair yang disimpan pada tangki 03 (01T03A/B) pada suhu 32oC dan tekanan 1 atm diumpankan bersama dengan produk atas menara distilasi 04 (01C04) ke reaktor 01 (R01) yang sebelumnya dilewatkan pada heater 02 (E102) untuk dinaikan suhunya menjadi 70oC.
Asam asetat dalam kondisi cair yang disimpan pada tangki 01 (F01A/B) dialirkan bersama produk bawah menara distilasi 01 (D01) menuju mixer 01 (M01). Selanjutnya dilewatkan pada heater 01 (E101) untuk dinaikan suhunya menjadi 70oC sebelum masuk reaktor 01 (R01).
Pada pembuatan etil asetat ini digunakan perbandingan antara asam asetat dan etanol adalah 1.375 kg : 1.240 kg (Faith et al., 1957).
2. Tahap esterifikasi
Asam asetat dan etanol direaksikan dengan katalis asam sulfat di dalam reaktor pada suhu 70oC dan tekanan 1 atm. Reaksi berlangsung di dalam Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) pada fase cair, kondisi nonadiabatis, isotermal dan eksotermis. Adapun reaksi ditunjukkan pada persamaan 2.3 :
CH3COOH + C2H5OH CH3COOC2H5 + H2O (2.3)
asam asetat etanol etil asetat air
Reaksi esterifikasi terjadi dalam 2 buah reaktor yang disusun secara seri (R01, R02) dimana konversinya berturut-turut sebesar 45,69%, dan 65%. Produk keluar dari reaktor 02 (R02) dan diumpankan menuju menara distilasi 01 (D01).
3. Tahap pemisahan dan pemurnian produk
Produk keluar reaktor 02 (R02) dilewatkan pada heater 03(E103) untuk dinaikan suhunya dari 70oC menjadi 88,96oC dan selanjutnya diumpankan menuju menara distilasi 01 (D01) untuk memisahkan produk dari asam sulfat dan asam asetat.Asam sulfat dan asam asetat sebagai hasil bawah menara distilasi 01 (D01) kemudian di-recycle ke reaktor 01 (R01) yang sebelumnya dialirkan melewati mixer 01 (M01).
Produk atas menara distilasi 01 (D01) yang berupa etil asetat, etanol, air, dan sedikit asam asetat diumpankan menuju menara distilasi 02 (D02). Produk atasnya yaitu etil asetat, etanol , air dan asam asetat didinginkan dalam cooler 01 (E401) menjadi 34,36oC. Selanjutnya, etil asetat, etanol, air dan asam asetat yang telah didinginkan, dialirkan ke mixer 02 (M02). Di dalam mixer ini, campuran dilarutkan dengan menambahkan air di dalamnya.
Dari mixer 02 (M02), dialirkan ke dekanter (H) sehingga terbentuk 2 lapisan. Hasil atas berupa etil asetat, sedikit air, dan sedikit etanol, sedangkan hasil bawahnya berupa campuran etanol, air, dan sedikit etil asetat. Hasil bawah kemudian dilewatkan heater 04 (E104) sebelum diumpankan ke menara distilasi 04 (D04), dengan etanol sebagai produk atas di-recycle ke reaktor 01 (R01). Produk bawah yang terdiri dari air dan sedikit etanol dibuang.
HASIL PENELITIAN
Dari analisis ekonomi, pabrik etil asetat ini mendapat keuntungan sebelum pajak sebesar Rp 716.833.066.642,20 per tahun sedangkan keuntungan sesudah pajak sebesar Rp 501.783.146.649,54 per tahun. Percent Return On Investment (ROI) sebelum pajak sebesar 59,63% dan setelah pajak sebesar 41,74%. Pay Out Time (POT) sebelum pajak sebesar 1,44 tahun sedangkan setelah pajak sebesar 1,93 tahun. Break Even Point (BEP) sebesar 37,76% kapasitas, dan Shut Down Point (SDP) sebesar 23,21% kapasitas. Discounted Cash Flow (DCF) sebesar 35%. Berdasarkan data–data di atas maka pabrik setil asetat dari asam asetat dan etanol layak untuk didirikan.
KESIMPULAN
Berdasarkan tinjauan kondisi operasinya. Pabrik Etil Asetat dari Asam Asetat dan Etanol dengan kapasitas 45.000 ton per tahun digolongkan sebagai pabrik dengan resiko rendah.
Hasil kelayakan ekonomi adalah sebagai berikut:
1. Keuntungan sebelum pajak Rp 716.833.066.642,20 dan Keuntungan setelah pajak Rp 501.783.146.649,54.
2. Return On Investement (ROI) sebelum pajak 59,63% dan ROI setelah pajak 41,74%.
3. Pay Out Time (POT) sebelum pajak 1,44 tahun sedangkan POT setelah pajak 1,93 tahun.
4. Break Event Point (BEP) adalah 37,76% dan Shut Down Point (SDP) adalah 23,21% Discounted Cash Flow (DCF) adalah 35%.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2014, Chemical Product, www.petrokimia-gresik.com
Anonim, 2014, Equipment Cost, www.matche.com
Anonim, 2014, Product Directory, www.made-in-china.com
Aries, R.S and Newton R.D., 1955,Chemical Engineering Cost Estimation, Mc. Graw Hill Book Company, New York.
Badan Pusat Statistik, 2014, Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia,www.bps.go.id, Indonesia.
Brown, G.G, 1978, Unit Operation, John Wiley and Sons. Inc., New York.
Crane, R.A., Brown, S.H., Caul, L.D., 2011, Ethyl Acetate Synthesis from
Ethylene and Acetic Acid Using Solid Acid Catalysts,
http://www.google.com/patents/US5973193
Dutia, P, 2004, Ethyl Acetate: A Techno-Commercial Profile, Chemical Weekly, pp: 179-186.
Faith, W.L., Keyes, D.B., and Clark, R.L., 1957, Industrial Chemicals , John Wiley
and Sons Inc, London.
Groggins, P.H., 1958, “Unit Processes in Organic Synthesis”, McGraw-Hill, New York.
Kirk R.E. and Othmer, D.F., 1982, Encyclopedia of Chemical Technology , vol.1, 2nd edition, A Willey Interscience Publication, John Wiley and Sons Co., Mc Ketta, John, J., Cunningham W.A., 1984, Encyclopedia of Chemical
Processing and Design, Vol 20, Marcel Dekker Inc, New York.
Rahman, S.A.S.A., Bakar M.Z.A., and Ahmad, Zainal., 1988, Preliminary Study of The Heat Release From Esterification Proces, , Vol: 10 No: 03, International Journal of Engineering & Technology IJET-IJENS.
Tajdari, M., Ardjmand, M., Soltanieh. M., Safekordi, A.A., 2009, Shock-Control Study in Ethyl Acetate Production Process in a Reactive Distillation