• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP DESAKRALISASI AL-QUR’AN MENURUT NASR HAMID ABU ZAYD Konsep Desakralisasi al-Qur'an Menurut Nasr Hamid Abu Zayd.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONSEP DESAKRALISASI AL-QUR’AN MENURUT NASR HAMID ABU ZAYD Konsep Desakralisasi al-Qur'an Menurut Nasr Hamid Abu Zayd."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

KONSEP DESAKRALISASI AL-

QUR’AN

MENURUT NASR HAMID ABU ZAYD

TESIS

Diajukan kepada

Program Studi Magister Pemikiran Islam

Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Gelar Magister Pemikiran Islam (MPI)

Oleh :

Mutsanna Abdul Qohhar NIM : O 000 080 018

PROGRAM STUDI MAGISTER PEMIKIRAN ISLAM

SEKOLAH PASCASARJANA

(2)
(3)
(4)
(5)

v

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi Arab-Latin ialah penyalinan huruf Arab dengan huruf latin

dan perangkat-perangkatnya. Tesis ini menggunakan ejaan berdasarkan Surat

Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan RI No. 158/1987 dan No. 0543 b/U/1987 tertanggal 22 Januari 1988:

(6)

vi

28 hamzam ’ apostrof, (tidak dipergunakan untuk hamzah diawal kata)

29 ya’ y

-B. Konsonan Rangkap/Syaddah, ditulis rangkap. Contoh:

نَّر

ditulis rabbana>,

َّق

ditulis qarraba.

C. Ta>’ Marbu>t}ah di Akhir Kata, transliterasinya menggunakan pedoman:

1. Ta>’ marbu>t}ah yang mati/ berharakat sukun, transliterasinya h, kecuali

untuk kata-kata Arab yang sudah terserap menjadi bahasa Indonesia,

seperti shalat, zakat, dan sebagainaya. Contoh:

ةمط ف

ditulis Fa>timah.

2. Kata yang terakhir dengan ta>’ marbu>t}ah diikuti oleh kata yang

menggunakan kata sandang al serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka

(7)

vii

Ta>’ marbu>t}ah bila dihidupkan ditulis t. Contoh:

ل فْطأْ ةضْ ر

ditulis

raud}atul at}fa>l.

3. Huruf ta>’ marbu>t}ah di akhir kata dapat dialihaksarakan sebagai t atau

dialihbunyikan sebagai h (ketika waqaf/berhenti). Bahasa Indonesia dapat

menyerap salah satu atau keduanya. Contoh: haqiqat-haqiqah-hakikat.

D. Vokal Pendek, harakat farhah ditulis a, kasrah ditulis i, dan d}ammah ditulis u.

Contoh:

ّسك

ditulis kasara,

ّْضي

ditulis yad}ribu,

ل س

ditulis su’ila.

1. Kata sandang yang diikuti huruf syamsiyah ditransliterasikan sesuai

dengan bunyinya (huruf sama dengan huruf yang langsung mengikuti).

Contoh:

مْيحَّل

ditulis ar-Rah}i>mu.

2. Kata sandang yang diikuti huruf qamariyah ditulis al-. Contoh:

كلملْ

ditulis al-Maliku.

H. Huruf Besar, disesuaikan dengan EYD, walaupun dalam sistem tulisan Arab

tidak dikenal. Kata yang didahului oleh alif lam (huruf awal kata ditulis

kapital), kecuali diawal kalimat (huruf awal kata sandang ditulis kapital).

(8)

viii

I. Kata dalam Rangkaian Frase/Kalimat, ditulis kata per kata menurut bunyi/

pengucapannya. Contoh:

م

ن

ْس

ت

ط

ع

إ

لْي

ه

س

بْي

ًا

ditulis Manistat}a>’a ilaihi sabi>la,

(9)

ix

MOTTO

Nabi Muhammad Saw. bersabda:

“Sungguh kalian akan mengikuti tradisi orang-orang sebelumkalian, sejengkal

demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga meskipun mereka

berjalan masuk ke dalam lubang biawak,niscaya kalian akan

mengikuktinya.” Lalu kami bertanya,“Wahai Rasulullah,

apakah mereka ituadalah Yahudidan Nasrani?

Beliau menjawab, “Siapa lagi?!”

(10)

x

PERSEMBAHAN

Aku persembahkan dan hadiahkan karyaku ini kepada:

 Ayahanda dan alm. ibunda tersayang (ayahanda Kromo Setu dan alm.

Ibunda Painem). Terima kasih atas doa dan kasih sayangnya. Semoga

ibunda berbahagia di alam baqa’ sana.

 Istri dan anak-anakku tercinta (Mustaqimawati, Hasan, Husain dan

Zainab). Abi bangga dengan kalian semuannya. Teruslah berjuang untuk

menggapai cita-cita dan keridhaan-Nya.

 Kakak-kakak dan adikku di tanah Sumatera (mas Sumpono, mbak Ratih,

mbak Sukinem, mbak Neni, dek Pani, dek Seti dan dek Parwati). Terima

kasih atas dukungan dan motivasinya.

 Almamater Universitas Muhammadiyah Surakarta. Selamatkan umat dari

kebodohan ilmu dan agama.

 Ikhwan-ikhwan di yayasan PUSQIBA Surakata. Teruslah berdakwah di

jalan-Nya.

 Seluruh umat Islam di manapun berada. Mari kembali kepada al-Qur’an

(11)
(12)

xii

KATA PENGATAR

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga

senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad Saw., beserta keluarga, para sahabat

dan siapa saja yang mengikuti beliau dengan benar sampai hari pembalasan

(kiamat). Amma ba’d.

Penulis sangat bersyukur kepada Allah Swt. yang telah melimpahkan

rahmat, nikmat dan kemudahan, sehingga tesis dengan judul, “Konsep

Desakralisasi al-Qur’an Menurut Nasr Hamid Abu Zayd” dapat terselesaikan,

untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar magister pada Program

Studi Pemikiran Islam Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Tesis ini akan membahas tentang konsep desakralisasi al-Qur’an yang

dicetuskan oleh salah satu tokoh modernis Islam liberal Mesir, yakni Prof. Dr.

Nasr Hamid Abu Zayd. Demikian pula, tesis ini akan mengupas apa saja implikasi

(13)

xiii

Penulis menyadari, dalam penyusunan tesis ini banyak mendapatkan

masukan dan bantuan, baik berupa pemikiran maupun tenaga, dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Bambang Setiaji, MS., selaku rektor Universitas Muhammadiyah

Surakarta yang selalu mengembangkan dan memajukan Universitas ini.

2. Prof. Dr. Khudzaifah Dimyati, S.H., M. Hum, selaku direktur Sekolah

Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta yang selalu

mengorganisir dengan baik Sekolah Pascasarjana ini.

3. Dr. Sudarno Shobron, M.Ag., selaku ketua Program Studi Pemikiran Islam

Universitas Muhammadiyah Surakarta yang tak bosan-bosannya selalu

memotivasi penulis untuk segera merampungkan studinya.

4. Dr. Syamsul Hidayat, M.Ag. dan Dr. M. Muinudinillah Basri, M.A., selaku

pembimbing I dan II yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing,

mengarahkan dan mengoreksi Tesis penulis, sehingga Tesis ini bisa

terselesaikan dengan baik.

5. Pimpinan dan staf perpustakaan pusat maupun perpustakaan Pascasarjana

Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan fasilitas

kepada penulis demi kelancaran Tesis ini.

6. Dosen-dosen Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta,

terutama para dosen Program Studi Magister Pemikiran Islam (Dr. Adian

Husaini, M.A., Adnin Armas M.A., dll), yang selalu memotivasi dan

(14)
(15)

xv

ABSTRAK

Nasr Hamid Abu Zayd adalah salah satu tokoh cendikiawan modernis Islam Liberal yang sangat kontraversial. Pasalnya, Abu Zayd berani menggugat otentisitas dan kesakralan al-Qur’an dengan mencetuskan konsep desakralisasi

al-Qur’an. Hal itulah yang melatarbelakangi penulis ingin mengungkap secara lebih

detail bagaimana konsep desakralisasi al-Qur’an menurut Nasr Hamid Abu Zayd, dan apa saja implikasi dari konsep desakralisasi al-Qur’an ini terhadap studi

al-Qur’an.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mengambil data primer dan sekunder dari kepustakaan (library research). Data primer yang digunakan adalah buku-buku atau artikel yang ditulis oleh Nasr Hamid Abu Zayd, sementara data sekundernya adalah buku-buku atau penelitian lain yang terkait dengan masalah tersebut. Adapun analisa data yang digunakan adalah, analisis isi (content analysis), yaitu sebuah teknik yang digunakan untuk menganalisis dan memahami teks.

Berdasarakan hasil penelitian, menunjukkan bahwa faktor utama yang melatarbelakangi konsep desakralisasi al-Qur’an Nasr Hamid Abu Zayd adalah digunakannya metode hermeneutika untuk menafsirkan al-Qur’an. Padahal, hermeneutika sebagai metode tafsir, hanya sesuai diterapkan untuk Bibel, bukan untuk al-Qur’an. Akibat menggunakan metode hermeneutika ini untuk menafsirkan al-Qur’an, maka Abu Zayd mencetuskan konsep desakralisasi

al-Qur’an. Konsep desakralisasi al-Qur’an tersebut lahir dari gagasan-gagasan dan pemikirannya yang kontraversial berikut ini, dan yang terpenting: (1) al-Qur’an adalah produk budaya; (2) al-Qur’an adalah fenomena sejarah/historis; (3)

al-Qur’an adalah teks manusiawi dan karangan Muhammad Saw.; (4) al-Qur’an adalah teks bahasa Arab biasa, seperti teks-teks lainnya; dan (5) al-Qur’an boleh ditafsirkan oleh siapa saja, bahkan kaum ateis.

Konsep desakralisasi al-Qur’an yang dicetuskan oleh Abu Zayd ini banyak mengandung implikasi negatifnya, dan yang terpenting adalah: (1) dekonstruksi al-Qur’an; (2) relativisme tafsir; dan (3) curiga dan mencerca ulama Islam.

(16)

xvi

ABSTRACT

Nasr Hamid Abu Zayd was one of the highly controversial modernist scholar leaders of Liberal Islam. Abu Zayd was unafraid to criticize the authenticity and sanctity of the Quran by sparking the concept of desecration of the Quran. That is what encourages the writer to reveal in more detail the concept of desecration of the Quran aceording to Nasr Hamid Abu Zayd and its implications towards the Quranic studies.

This study uses a qualitative method by taking primary and secondary data from the literature (library research). The primary data used are books or articles written by Nasr Hamid Abu Zayd, while the secondary ones are books or other studies related to the issue. The analysis of the data used here is the content analysis, namely a technique used to analyze and comprehend texts.

Based on the results of the study, it is showed that the main factor behind

Abu Zayd’s concept of desecration of the Quran is the use of the hermeneutic

method to interpret the Quran. In fact, hermeneutics, as a method of interpretation, shall only be appropriate applied to the Bible, not to the Quran. In the aftermath of using this hermeneutic method to interpret the Quran, then Abu Zayd sparked the concept of desecration of the Quran. The concept was born from his controversial ideas and thoughts, and the most important are: (1) The Quran is a cultural product; (2) The Quran is a historical phenomenon; (3) The Quran is a humane text and work of Muhammad; (4) The Quran is no more than an ordinary Arabic text, like other texts; and (5) It is allowed for anyone, even an atheist, to interpret the Quran.

The concept of desecration of the Quran triggered by Abu Zayd contains many negative implications, and the most critical ones are: (1) deconstruction of the Quran; (2) the relativism of interpretation; and (3) distrust and insult towards the Muslim scholars.

(17)
(18)

xviii

C. Studi Kritis Komparatif antara Tafsir dan Hermeneutika ... 51

1. Konsep Tafsir dalam Tradisi Keilmuan Islam ... 51

a. Definisi Tafsir Secara Etimologi dan Terminologi ... 51

b. Syarat-syarat dan Adab Mufasir ... 56

2. Konsep Hermeneutika dalam Tradisi Keilmuan Barat ... 63

(19)

xix

b. Sejarah Hermeneutika dan Perkembangannya ... 65

c. Ruang Lingkup Hermeneutika ... 68

d. Madzhab-madzhab dalam Hermeneutika ... 72

3. Komparasi antara Tafsir dan Hermeneutika ... 73

BAB III. BIOGRAFI NASR HAMID ABU ZAYD DAN KONSEP DESAKRALISASI AL-QUR’AN YANG DICETUSKANNYA ... 80

A. Sekilas Biografi Nasr Hamid Abu Zayd ... 80

1. Biografi dan Latar Belakang Pendidikan Nasr Hamid Abu Zayd ... 80

2. Karya-karya Nasr Hamid Abu Zayd ... 82

a. Karya-karyanya yang Berupa Buku ... 83

b. Karya-karyanya yang Berupa Artikel Berbahasa Inggris ... 86

3. Penghargaan-penghargaan yang Pernah Diterima Nasr Hamid Abu Zayd ... 89

4. Vonis Murtad Pengadilan Mesir Terhadap Nasr Hamid Abu Zayd .... 90

B. Konsep Desakralisasi al-Qur’an Nasr Hamid Abu Zayd ... 98

1. Al-Qur’an adalah Produk Budaya ... 99

2. Al-Qur’an adalah Fenomena Sejarah ... 100

3. Al-Qur’an adalah Teks Manusiawi dan Karangan Muhammad Saw .. 101

4. Al-Qur’an adalah Teks Bahasa Arab Biasa Seperti Teks-teks Lainnya ... 103

(20)

xx

BAB IV. TELAAH KRITIS KONSEP DESAKRALISASI

AL-QUR’AN NASR HAMID ABU ZAYD ... 106

A. Kritik terhadap Konsep Desakralisasi al-Qur’an Nars Hamid Abu Zayd .. 106

1. Pendapat al-Qur’an adalah Produk Budaya ... 111

2. Pendapat al-Qur’an adalah Fenomena Sejarah ... 114

3. Pendapat al-Qur’an adalah Teks Manusiawi dan Karangan Muhammad Saw. ... 117

4. Pendapat al-Qur’an adalah Teks Bahasa Arab Biasa Seperti Teks-teks Lainnya ... 119

5. Gagasan al-Qur’an Boleh Ditafsirkan Oleh Siapa Saja, Bahkan Kaum Ateis ... 123

B. Implikasi Konsep Desakralisasi al-Qur’an Nars Hamid Abu Zayd ... 125

Referensi

Dokumen terkait

“ Konsep Tafsir dan Tantangannya .” Dalam Adian Husaini (Ed.), Islamic Worldview: Bahan-Bahan Mata Kuliah di Program Pendidikan dan Pemikiran Islam Pasca Sarjana

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah content analysis untuk menganalisis kerangka berpikir Nas{ r H{ a> mid Abu> Zayd dalam membangun hermeneutikanya

pertama dibangun kemudian Abu Zayd menyatakan bahwa umat Islam saat ini memerlukan kebebasan mutlak dari otoritas teks- teks keagamaan (khususnya al-Qur ’an) dalam

28 Pembedaan level makna yang oleh Abu Zayd tersebut, di sisi lain juga berarti bahwa makna suatu pesan tidak selalu menuntut ditariknya suatu signifikansi, seperti

Dengan menegaskan tekstualitas Alquran, Abu> Zayd hendak mengaitkan kembali kajian ilmu Alquran dengan konteks studi kritik sastra. Artinya, layaknya teks-teks lain,

Tentang konsep warisan yang mana teks al-Qur’an menyebutkan bahwa bagian laki-laki dua kali bagian perempuan, Abu Zayd mengatakan bahwa teks-teks tersebut tidak boleh dibaca

Justeru, hasil kajian mendapati, terdapat alasan-alasan yang signifikan dalam pembentukan pemikiran Abu Zayd yang secara keseluruhannya dapat difahami faktor

Dan ketiga unsur tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain, karenanya paradigma besar dari konsep yang ditawarkan oleh Nasr Hamid adalah teks al-Qur’an tidak