• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DENGAN BANK KONVENSIONAL Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah dengan Bank Konvensional Periode 2010-2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DENGAN BANK KONVENSIONAL Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah dengan Bank Konvensional Periode 2010-2012."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK

SYARIAH DENGAN BANK KONVENSIONAL

PERIODE 2010-2012

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun oleh :

PUTRA ARYA NUGROHO

B100110182

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kinerja keuangan antara Bank Syariah dengan Bank Konvensional di Indonesia pada periode 2010-2012 dengan menggunakan rasio keuangan. Rasio keuangan yang digunkan terdiri dari CAR, ROA, ROE, NPL, LDR, dan BOPO.

Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan Publikasi Bank Umum tahun 2010 hingga 2012 yang telah diterbitkan.

Teknik analisis yang digunakan untuk melihat perbandingan kinerja keuangan keuangan Bank Syariah dan Bank Konvensional adalah metode Independent sample t-test.

Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara Bank Syariah dengan Bank Konvensional di Indonesia. Bank Syariah lebih baik kinerjanya dari segi likuiditasnya. Sedangkan Bank Konvensional lebih baik kinerjanya dari segi permodalan, profitabilitas dan kualitas asetnya.

(4)

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Bank merupakan lembaga keuangan yang terpenting dalam perekonomian dalam suatu negara karena bank berperan sebagai perantara dalam mobilitas dana masyarakat yang digunakan sebagai pembiayaan investasi serta memfasilitasi lalu lintas pembayaran. Berdasarkan fungsi bank diatas, bank merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa tetapi yang membedakan bank dengan perusahaan jasa lainnya terletak di aktiva dan pasivanya. Sebagian besar aktiva bank adalah aktiva likuid dan tingkat perputaran aktiva dan pasivanya sangat tinggi. Jadi bisnis perbankan sangat membutuhkan tingkat kepercayaan yang tinggi dari masyarakat yang sebagai pengguna jasa karena ada sedikit isu-isu yang berkaitan tentang kondisi bank yang tidak sehat maka masyarakat yang sebagai pengguna berbondong-bondong menarik dananya dari bank tersebut, sehingga akan lebih memperburuk keadaan bank tersebut.

(5)

tidak sehat maka masyarakat yang sebagai pengguna berbondong-bondong menarik dananya dari bank tersebut, sehingga akan lebih memperburuk keadaan bank tersebut.

Dalam perkembangannya bank juga mengalami perubahan, Di Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim, bank juga menyesuaikan dengan keadaan masyarakat didalamnya dengan meluncurkan sistem keuangan Islam atau syariah yang berguna untuk mengakomodasi masyarakat muslim dalam melakukan pembiayaan-pembiayaan keuangan yang sesuai dengan prinsip syariah. Bank konvensional dan bank syariah dalam beberapa hal memiliki persamaan, terutama dalam sisi teknis penerimaan uang, mekanisme transfer, teknologi komputer yang digunakan, syarat-syarat umum memperoleh pembiayaan seperti KTP, NPWP, proposal, laporan keuangan, dan sebagainya. Perbedaan mendasar diantara keduanya yaitu menyangkut aspek legal, stuktur organisasi, usaha yang dibiayai dan lingkungan kerja (Antonio, 2001:29).

(6)

bank secara keseluruhannya. Kinerja bank secara keseluruhan dapat menggambarkan prestasi yang dicapai bank dalam operasionalnya, baik menyangkut aspek keuangan, pemasaran, penghimpunan dan penyaluran dana, teknologi maupun sumber daya manusia. Oleh karena itu diperlukan untuk menganalisis perbandingan kinerja keuangan Bank Syariah dengan Bank Kovensional..

2. Tujuan Penelitian

Tujuan secara umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan Bank Syariah dengan Bank Konvensional secara keseluuruhan dan membandingkan kinerja keuangan Bank Syariah dengan Bank Konvensional .

B. TINJAUAN PUSTAKA

Landasan Teori

1. Sejarah Perbankan

Dalam sejarahnya, usaha perbankan dimulai dari zaman Babylonia, dilanjutkan ke zaman Yunani Kuno dan Romawi. Pada saat itu, kegiatan utama bank hanya sebagai tempat tukar menukar uang. Selanjutnya, kegiatan bank berkembang menjadi tempat penitipan dan peminjaman uang. Uang yang disimpan oleh masyarakat, oleh bank dipinjamkan kembali ke masyarakat yang membutuhkannya.

(7)

masa itu De javasche Bank, NV didirikan di Batavia pada tanggal 24 Januari 1828 kemudian menyusul Nederlandsche Indische Escompto

Maatschappij, NV pada tahun 1918 sebagai pemegang monopoli

pembelian hasil bumi dalam negeri dan penjualan ke luar negeri serta terdapat beberapa bank yang memegang peranan penting di Hindia Belanda

2. Pengertian dan Jenis-jenis Bank

Menurut Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Menurut Kasmir (2010:20), jenis-jenis bank berdasarkan dari cara menentukan harga dapat dibagi menjadi 2, yaitu:

a. Bank yang berdasarkan Prinsip Konvensional

Menetapkan bunga sebagai harga jual, menggunakan atau menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau persentase tertentu.

b. Bank yang berdasarkan Prinsip Syariah

Menetapkan aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain.

3. Bank Syariah

(8)

kredit dan jasa jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi dengan prinsip prinsip syariah.

4. Bank Konvensional

Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998, bank konvensional adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

5. Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah laporan yang berisi informasi keuangan sebuah organisasi. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan hasil proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal.

6. Analisis Laporan Keuangan

(9)

7. Kinerja Keuangan

Menurut Janes C. Horne (1998:9), kinerja kuangan adalah ukuran prestasi perusahaan maka keuntungan adalah merupakan salah satu alat yang digunakan oleh para manajer. Kinerja keuangan juga akan memberikan gambaran efisiensi atas pengunaan dana mengenai hasil akan memperoleh keuntungan dapat dilihat setelah membandingkan pendapatan bersih setelah pajak

8. Pengertian dan Jenis-jenis Rasio Keuangan

Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering digunakan. Rasio keuangan menghubungkan berbagai perkiraan yang terdapat pada laporan keuangan sehingga kondisi keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan dapat diinterpretasikan. Menurut Simamora (2000 : 822) rasio adalah pedoman yang berfaedah dalam mengevaluasi posisi dan operasi keuangan perusahaan dan mengadakan perbandingan dengan hasil-hasil dari tahun-tahun sebelumnya atau perusahaaan-perusahaan lain. Jenis-jenis rasio keuangan perbankan, antara lain:

a. Rasio Likuiditas

b. Rasio Solvabilitas (Capital) c. Rasio Profitabilitas

(10)

9. Analisis Rasio Keuangan

Menurut Abdullah (2005: 123, analisis ratio keuangan merupakan teknik analisis keuangan untuk mengetahui hubungan di antara pos-pos tertentu dalam neraca maupun laporan laba rugi baik secara individu maupun secara simultan.

10. Hipotesis

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H1 : Ya, terdapat perbandingan yang signifikan antara kinerja keuangan perbankan syariah dengan perbankan konvensional.

H2 : Kinerja keuangan perbankan syariah lebih baik jika dibandingkan dengan kinerja keuangan perbankan konvensional.

C. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian dan Sumber Data

Jenis penelitian ini adalah deskriptif komparatif, yaitu metode yang digunakan dalam penelitian yang diarahkan untuk membandingkan antara dua variabel atau lebih.

(11)

2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

a. Kinerja keuangan merupakan penilaian mengenai kondisi keuangan bank yang dapat diukur berdasarkan rasio-rasio keuangan bank.

b. Rasio keuangan yang merupakan variabel independent yang digunakan untuk menilai kinerja bank syariah maupun bank konvensional meliputi :

1) Rasio likuiditas untuk menganalisa kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek atau kewajiban yang sudah jatuh tempo yang diukur menggunakan LDR (Loan to Deposit Ratio).

2) Rasio Solvabilitas utnuk menganalisa kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jika terjadi likuidasi bank yang diukur menggunakan CAR (Current Asset Ratio).

3) Rasio Profitabilitas untuk menganalisa tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan diukur mengggunakan ROA (Return On Assets), ROE (Return On Equity, BOPO (Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional).

(12)

3. Metode Pengumpulan Data

Tahap ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data sekunder berupa Laporan Keuangan Publikasi Bank selama periode yang telah ditentukan. Data yang diperoleh diambil melalui beberapa website dari bank yang bersangkutan dan Perpustakaan Bank Indonesia.

4. Desain Pengambilan Sampel

Penelitian ini menggunakan desain perbandingan dua rata-rata dari dua populasi yang independen. Populasi penelitian ini adalah bank konvensional dan bank syariah yang terdaftar di Bank Indonesia periode 2010-2012 dengan jumlah 120 bank. Adapun dalam menentukan sampel ditarik berdasarkan jumlah laba bank terbesar pada tahun 2012 dan diambil 5 bank yang memiliki jumlah laba bank terbesar karena keterbatasan data keuangan yang dipublikasikan.

5. Metode Analisa Data

Setelah semua data terkumpul, langkah selanjutnya adalah pengolahan data yang diawali dengan menghitung variabel-variabel yang digunakan. Variabel-variabel tersebut yaitu rasio keuangan yang meliputi:

(13)

f. LDR

Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik statistik yang berupa uji beda dua rata-rata

(independent sample T-Test). Tujuan dari uji hipotesis yang berupa uji

beda dua rata-rata pada penelitian ini adalah untuk menerima atau menolak hipotesis yang telah dibuat.

D. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

1. Analisis Deskriptif dan Variabel Rasio Keuangan

Statistik deskriptif digunakan untuk menunjukkan nilai rata-rata dan standar deviasi masing-masing variabel, serta jumlah data yang digunakan dalam penelitian ini. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Asset (ROA), Return

On Equity (ROE), Loan Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan

(NPL), dan Rasio Biaya Efisiensi dan Biaya Operasional (BOPO). Berikut ini hasil pengolahan data statistik deskriptif

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Rasio Keuangan Bank Syariah dengan Bank Konvensional di Indonesia

RASIO BANK N Mean

CAR

SYARIAH 15 14.9113

KONVENSIONAL 15 15.1960

ROA

SYARIAH 15 1.5493

(14)

ROE

SYARIAH 15 18.4727

KONVENSIONAL 15 23.9887

LDR

SYARIAH 15 86.9200

KONVENSIONAL 15 78.9547

NPL

SYARIAH 15 1.8373

KONVENSIONAL 15 .6173

BOPO SYARIAH 15 85.6420

KONVENSIONAL 15 71.2073

Sumber : Data yang sudah diolah SPSS a. Analiasis Rasio CAR

Pada tabel di atas dapat terlihat bahwa Bank Syariah mempunyai rata-rata (mean) rasio CAR sebesar 14,91%, lebih kecil dibandingkan dengan mean rasio CAR Bank Konvensional sebesar 15,19%. Hal itu berarti bahwa selama periode 2010-2012 Bank Konvensional memiliki CAR lebih baik dibandingkan dengan Bank Syariah.

b. Analisis Rasio ROA

(15)

Bank Konvensional memiliki ROA lebih baik dibandingkan dengan Bank Syariah.

c. Analisis Rasio ROE

Pada tabel di atas dapat terlihat bahwa Bank Syariah mempunyai rata-rata (mean) rasio ROE sebesar 18,47%, lebih kecil dibandingkan dengan mean rasio ROE Bank Konvensional sebesar 23,98%. Hal itu berarti bahwa selama periode 2010-2012 Bank Konvensional memiliki ROE lebih baik dibandingkan dengan Bank Syariah.

d. Analisis Rasio LDR

Pada tabel di atas dapat terlihat bahwa Bank Syariah mempunyai rata-rata (mean) rasio LDR sebesar 86,92%, lebih besar dibandingkan dengan mean rasio LDR Bank Konvensional sebesar 78,95%. Hal itu berarti bahwa selama periode 2010-2012 Bank Syariah memiliki LDR lebih baik dibandingkan dengan Bank Konvensional.

e. Analisis Rasio NPL

(16)

f. Analisis Rasio BOPO

Pada tabel di atas dapat terlihat bahwa Bank Syariah mempunyai rata-rata (mean) rasio BOPO sebesar 85,64%, lebih besar dibandingkan dengan mean rasio BOPO Bank Konvensional sebesar 71,20%. Hal itu berarti bahwa selama periode 2010-2012 Bank Konvensional memiliki BOPO lebih baik dibandingkan dengan Bank Syariah.

2. Uji Normalitas

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Variabel

Nilai

Kolmogorov-Smirnov Z

Nilai Asym

Sig (2-tailed) Distribusi

CAR 1,012 0,258 > 0,050 Normal

ROA 0,654 0,786 > 0,050 Normal

ROE 0,592 0,874 > 0,050 Normal

LDR 0,559 0,914 > 0,050 Normal

NPF 0,687 0,733 > 0,050 Normal BOPO 0,852 0,852 > 0,050 Normal Sumber: Data yang sudah diolah SPSS

(17)

3. Uji Independent Sample T-test

a. Rasio CAR

Tabel 4.3 Hasil Uji Statistik Independent Sample t-Test Rasio CAR

RASIO

t-test for equality of Mean interval = 95%

F Sig. T df Sig. Sumber: Data yang sudah diolah SPSS

(18)

b. Rasio ROA

t-test for equality of Mean interval = 95%

F Sig. t df Sig.

Sumber: Data yang sudah diolah SPSS

(19)

c. Rasio ROE

Tabel 4.5 Hasil Uji Statistik Independent Sample t-Test Rasio ROE

RASIO ROE

Statistical Test Levene’s Test for

Equality of Variance

t-test for equality of Mean interval = 95%

F Sig. T df Sig.

Sumber: Data yang sudah diolah SPSS

(20)

d. Rasio LDR

t-test for equality of Mean interval = 95%

(21)

e. Rasio NPL

t-test for equality of Mean interval = 95%

F Sig. T Df Sig.

(22)

f. Rasio BOPO

Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik Independent Sample t-Test Rasio BOPO

RASIO

t-test for equality of Mean interval = 95%

F Sig. T Df Sig.

Sumber: Data yang sudah diolah SPSS

kedua varians sama, maka digunakan Equal Variances Assumed t hitung untuk BOPO dengan menggunakan Equal Variances Assumed adalah 5,466 dengan signifikan sebesar 0,000. Oleh karena nilai sig t hitung < t tabel (0,000 < 0,05), maka dapat dikatakan bahwa jika dilihat dari rasio BOPO maka kinerja keuangan Bank Syariah dengan Bank Konvensional terdapat perbedaan yang signifikan.

E. PENUTUP

1. Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan data dan hasil analisis data yang mengacu pada masalah dan tujuan penelitian, maka dapat dirumuskan kesimpulan sebagai berikut :

(23)

signifikansi 0,828 lebih besar dari nilai signifikansi 0,05. Rasio CAR Bank Syariah lebih rendah dibandingkan dengan Bank Konvensional yaitu Bank Syariah mempunyai rata-rata rasio CAR sebesar 14,91% lebih kecil dibandingkan rasio CAR Bank Konvensional sebesar 15,19%. Hal ini berarti Bank Konvensional memiliki kualitas CAR lebih baik. Kedua bank berada pada kondisi sehat karena memiliki nilai CAR sesuai ketentuan Bank Indonesia yaitu diatas 8%.

b . Hasil uji statistik independent sample t-test menunjukkan bahwa pada rasio ROA terdapat perbedaan yang signifikan antara Bank Syariah dengan Bank Konvensional yaitu dengan nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05. Rasio ROA Bank Syariah lebih rendah dibandingkan dengan Bank Konvensional yaitu Bank Syariah mempunyai rata-rata rasio ROA sebesar 1,54% lebih kecil dibandingkan rasio ROA Bank Konvensional sebesar 3,17%. Hal ini berarti Bank Konvensional memiliki kualitas ROA lebih baik. Kedua bank berada pada kondisi sehat karena memiliki nilai ROA sesuai ketentuan Bank Indonesia yaitu diatas 1,5%.

(24)

ROE Bank Syariah lebih rendah dibandingkan dengan Bank Konvensional yaitu Bank Syariah mempunyai rata-rata rasio ROE sebesar 18,47% lebih kecil dibandingkan rasio ROE Bank Konvensional sebesar 23,98%. Hal ini berarti Bank Konvensional memiliki kualitas ROE lebih baik. Kedua bank berada pada kondisi sehat karena memiliki nilai ROE sesuai ketentuan Bank Indonesia yaitu diatas 12%.

d . Hasil uji statistik independent sample t-test menunjukkan bahwa pada rasio LDR tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara Bank Syariah dengan Bank Konvensional yaitu dengan nilai signifikansi 0,071 lebih besar dari nilai signifikansi 0,05. Rasio LDR Bank Syariah lebih besar dibandingkan dengan Bank Konvensional yaitu Bank Syariah mempunyai rata-rata rasio LDR sebesar 86,92% lebih besar dibandingkan rasio LDR Bank Konvensional sebesar 78,95%. Hal ini berarti Bank Syariah memiliki kualitas LDR lebih baik. Tetapi Bank Konvensional berada pada kondisi kurang sehat karena memiliki nilai LDR dibawah ketentuan Bank Indonesia yaitu 85-110%.

(25)

Konvensional yaitu Bank Syariah mempunyai rata-rata rasio NPL sebesar 1,83% lebih besar dibandingkan rasio NPL Bank Konvensional sebesar 0,61%. Hal ini berarti Bank Konvensional memiliki kualitas NPL lebih baik. Kedua bank berada pada kondisi sehat karena memiliki nilai NPL sesuai ketentuan Bank Indonesia yaitu dibawah 5%.

f . Hasil uji statistik independent sample t-test menunjukkan bahwa pada rasio BOPO terdapat perbedaan yang signifikan antara Bank Syariah dengan Bank Konvensional yaitu dengan nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05. Rasio BOPO Bank Syariah lebih besar dibandingkan dengan Bank Konvensional yaitu Bank Syariah mempunyai rata-rata rasio BOPO sebesar 85,64% lebih besar dibandingkan rasio BOPO Bank Konvensional sebesar 71,20%. Hal ini berarti Bank Konvensional memiliki kualitas BOPO lebih baik. Kedua bank berada pada kondisi sehat karena memiliki nilai BOPO sesuai ketentuan Bank Indonesia yaitu 92%.

2. Keterbatasan Penelitian

(26)

3. Saran

Dari hasil kesimpulan dalam penelitian ini, penulis memberikan saran sebagai berikut:

a. Bagi Bank Syariah

Dilihat dari likuiditas Bank Syariah lebih baik dibandingkan dengan Bank Konvensional. Akan tetapi, ada beberapa rasio yang lebih rendah dari perbankan konvensional, yaitu rasio permodalan (CAR), rasio profibilitas (ROA, ROE dan BOPO), dan rasio kualitas aktiva produktif (NPL).

Untuk meningkatkan rasio-rasio tersebut, perbankan syariah perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) Rasio permodalan (CAR) Bank Syariah dapat ditingkatkan kualitasnya dengan penambahan modal. Hal ini dapat dilakukan dengan lebih memperhatikan kebutuhan modal pada setiap ekspansi kredit. Usahakan setiap asset yang berisiko tersebut menghasilkan pendapatan, sehinggga tidak perlu menekan permodalan.

(27)

3) Rasio Kualitas Asset (NPL) dapat dapat ditingkatkan kualitasnya dengan lebih berhati-hati dalam pemberian kredit terhadap nasabah untuk mengurangi jumlah kredit yang macet dan bermasalah.

Selain itu, Bank Syariah juga perlu melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar masyarakat lebih mengerti tentang produk- produk Bank Syariah dan memiliki ketertarikan untuk menjadi nasabahnya.

b. Bagi Bank Konvensional

Penelitian ini menyimpulkan bahwa kinerja Bank Konvensional secara umum dari segi permodalan, profitabilitas dan kualitas aset lebih baik dibandngkan Bank Syariah. Oleh karena itu, Bank Konvensional bisa mempertimbangkan untuk membuka atau menambah Unit Usaha Syariah atau mengkonversi menjadi Bank Syariah.

c. Bagi peneliti yang akan datang

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta:

Gema Insani Press dan Tazkia Cendikia.

Kasmir, S.E, M.M, 2010. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Raja Graffindo Pers. Jakarta.

Heri Sudarsono. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Ekonisia, Yogyakarta.

Van Horne, James C. dan John M. Wachowicz, Jr., 1998, Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, Alih Bahasa : Heru Sutojo, Buku Dua, Edisi Kesembilan, Salemba Empat, Jakarta.

Henry Simamora. 2000, Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis, Jakarta: Salemba Empat.

Gambar

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Rasio Keuangan Bank Syariah dengan Bank Konvensional di Indonesia
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas
Tabel 4.3 Hasil Uji Statistik Independent Sample t-Test Rasio CAR
tabel (0,000 < 0,05), maka dapat dikatakan bahwa jika dilihat dari rasio
+3

Referensi

Dokumen terkait

(PJT) DAN HAMIL NORMAL ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis I Obstetri dan Ginekologi di Fakultas Kedokteran

Pada kasus limbah cair yang dihasilkan dari proses produksi tahu, internalisasi biaya eksternal dapat dilakukan melalui pengolahan limbah cair menjadi biogas sehingga biaya

Penggunaan logam sebagai bahan struktural diawali dengan besi tuang untuk bentang lengkungan ( arch ) sepanjang 100 ft (30 m) yang dibangun di Inggris pada tahun 1777 – 1779,

Staff pustakawan di Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya yang telah memberi informasi serta pemikirannya sehingga membantu kelancaran

Üò Ê¿®·¿¾»´ л²»´·¬·¿² ¼¿² Ü»º·²·-· Ñ°»®¿-·±²¿´ -»®¬¿ ο²½¿²¹¿².

MR imaging accurately quantifies and characterizes coronary and aortic atherosclerotic lesions, including the vessel wall, in this experimental porcine model of

Abstrak : Preeklampsia dan eklampsia merupakan penyebab kematian ibu hamil dan neonatal yang tinggi terutama di negara berkembang Sampai saat ini preeklampsia dan eklampsia

Selain itu para mahasiswa juga belajar untuk bekerja sama dengan segala pihak dalam pelaksanaan proyek secara nyata, khususnya dalam pemanfaatan bahan bekas