• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN PENYELESAIAN MASALAH HEURISTIK WICKELGREN PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMPN 1 TINGGIRAJA T.A. 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN PENYELESAIAN MASALAH HEURISTIK WICKELGREN PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMPN 1 TINGGIRAJA T.A. 2013/2014."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN

PENYELESAIAN MASALAH HEURISTIK WICKELGREN PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA

VARIABEL DI KELAS VIII SMPN 1 TINGGI RAJA T.A 2013/2014

Oleh : Mauliana NIM 409111044

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan ridho-Nya yang memberikan karunia kepada penulis hingga penelitian ini dapat selesai tepat pada waktunya. Skripsi ini berjudul Hubungan antara Minat dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika Realistik dengan Penyelesaian Masalah Heuristik Wickelgren terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi SPLDV di Kelas VIII SMPN 1 Tinggi Raja T.A 2013/2014. Adapun skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan ribuan terima kasih kepada Bapak Dr. Kms. M. Amin Fauzi, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal hingga akhir penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. H. Banjarnahor, M.Pd, Bapak Drs. J. Ambarita, M.Pd, dan Ibu Faiz Ahyaningsih, S.Si, M.Si, selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian hingga penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. M. Panjaitan, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing dan memotivasi penulis selama perkuliahan.

(4)

v

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. H.H Saragih, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Tinggi Raja serta Bapak Drs. Supomo, S.Pd dan Ibu Rayani siahaan, S.Pd selaku guru bidang studi matematika yang telah banyak membantu dan membimbing penulis selama penelitian dan para guru serta staf pegawai administrasi yang telah memberikan kesempatan dan bantuan kepada penulis selama melakukan penelitian.

Teristimewa rasa terima kasih dan sayang penulis kepada Ayahanda Ahmad Kodim dan Ibunda Masliah Sinaga, selaku orang tua penulis juga untuk adik-adik terhebat Ikbal, Muda, Lia dan Eva serta seluruh keluarga yang telah memberikan do’a, dukungan dan kasih sayang yang tulus kepada penulis. Semoga Allah membalas semua kebaikan kalian, Amin. Serta terima kasih dan cinta untuk Hendri Syahputra Sinaga atas segala dukungan, do’a, serta kesabaran untuk mendengar keluh kesah penulis selama menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih untuk Kak Sri selaku ibu kost yang selalu memberikan nasehat dan dukungan kepada penulis selama tinggal di kost. Tak lupa pula terima kasih untuk sahabat-sahabat terhebat Lutfia, Tika, Uwis, Asmi, Zura, Ulfa, Ria Maulina serta teman seperjuangan di DIK A 2009 yang selalu mendukung penulis selama perkuliahan.

Penulis menyadari sepenuhnya banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari penbaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan.

Medan, November 2013 Penulis

Mauliana

(5)

iii

HUBUNGAN ANTARA MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN

PENYELESAIAN MASALAH HEURISTIK WICKELGREN PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA

VARIABEL DI KELAS VIII SMPN 1 TINGGI RAJA T.A 2013/2014 MAULIANA (409111044)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana minat belajar, hasil belajar siswa, serta perasaan atau pendapat siswa dalam mengikuti pembelajaran yang digunakan, serta untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang positif dan signifikan antara minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PMR menggunakan penyelesaian masalah heuristik Wickelgren pada materi SPLDV di kelas VIII SMPN 1 Tinggi Raja T.A 2013/2014. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VIII di SMPN 1 Tinggi Raja. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIII-1 yang diajar menggunakan PMR dengan penyelesaian masalah heuristik Wickelgren. Instrument dalam penelitian ini adalah pretest dan posttest yeng berbentuk essay dan berjumlah 5 soal, lembar observasi pembelajaran, angket minat belajar siswa yang terdiri dari 15 item, dan lembar kuesioner pendapat siswa yang terdiri dari 4 pertanyaan terbuka. Setelah diberikan pretest dan postest dilakukan uji normalitas data menggunakan uji Lilliefors. Dari pengujian yang dilakukan diperoleh bahwa data pretest dan postest berdistribusi normal. Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretest adalah 39,625 dan nilai rata-rata posttest siswa 79,94 artinya terdapat peningkatan rata-rata sebesar 40,315. Dari perolehan skor angket minat siswa diperoleh skor rata-rata dari seluruh indikator diatas 75% yakni sebesar 88,645 % sehingga minat siswa dalam pembelajaran yang diterapkan tergolong sangat baik. Sedangkan dari lembar observasi pembelajaran, diperoleh skor rata-rata 3,9. Artinya pembelajaran telah dilaksanakan dengan sangat baik. Dan dari pemberian lembar kuesioner diperoleh bahwa sebanyak 79,58% siswa memberikan komentar positif dan 20,42% siswa memberikan komentar negatif. Artinya pembelajaran ini memberikan dampak positif pada siswa. Dari uji hipotesis diperoleh rhitung > rtabel yaitu 0,793 > 0,349. Artinya terdapat korelasi/hubungan yang positif antara minat belajar dan hasil belajar siswa dalam model yang diterapkan dengan nilai koefisien determinasi sebesar 62,86%. Sedangkan pada diperoleh thitung > ttabel yaitu 5,954 > 2,04 maka nilai korelasi yang diperoleh signifikan. Sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika realistik dengan penyelesaian masalah heuristik Wickelgren pada materi SPLDV di kelas VIII SMPN 1 Tinggi T.A 2013/2014 .

(6)

vi

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar v

Daftar Tabel vi

Daftar Lampiran vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah 1

1.2 Identifikasi masalah 7

1.3 Batasan masalah 8

1.4 Rumusan masalah 8

1.5 Tujuan penelitian 8

1.6 Manfaat penelitian 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Belajar dan pembelajaran 10

2.2 Pembelajaran matematika 11

(7)

vii

heuristik Wickelgren 28

2.10.1 Langkah-langkah PMR dengan penyelesaian masalah heuristik

Wickelgren 29

2.11 Minat belajar 33

2.12 Hasil belajar 34

2.13 Materi pelajaran 36

2.13.1 Persamaan linear dua variabel 36 2.13.2 Sistem persamaan linear dua variabel 36 2.13.3 Metode penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel 37 2.13.4 Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan SPLDV

Menggunakan penyelesaian masalah heuristik Wickelgren 37

2.14 Penelitian yang relevan 39

2.15 Kerangka berpikir 40

2.16 Hipotesis penelitian 42

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan waktu penelitian 43

3.2 Populasi dan sampel 43

3.2.1 Populasi 43

3.2.2 Sampel 43

3.3 Variabel penelitian 43

3.3.1 Variabel bebas 43

3.3.2 Variabel terikat 43

3.4 Rancangan penelitian 44

3.5 Instrumen pengumpul data 47

3.5.1 Test 47

3.5.1.1Validitas test 47

3.5.2 Non tes 47

3.5.2.1Angket 47

3.5.2.1.1 Validitas angket 48

(8)

viii

3.5.2.3Kuesioner 48

3.6 Teknik analisis data 49

3.6.1 Analisis data test 49

3.6.2 Analisis data non test 52

3.6.2.1Analisis data angket minat siswa 52 3.6.2.2Analisis data lembar observasi 52 3.6.2.3Analisis data kuesioner pendapat siswa 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data Hasil penelitian 54

4.1.1 Deskripsi Nilai Pretest 54

4.1.2 Deskripsi Nilai Posttest 54

4.1.3 Deskripsi Angket Minat Belajar Siswa 55 4.1.4 Deskripsi Kuesioner Pendapat Siswa 56 4.1.5 Deskripsi Hasil Observasi Terhadap Pembelajaran 57 4.2 Analisis Data Hasil Penelitian 57

4.2.1 Uji Normalitas Data 57

4.2.2 Uji Hipotesis 57

4.2.3 Analisis Regresi 60

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 65

5.2 Saran 66

(9)

x

[image:9.595.92.520.134.560.2]

DAFTAR TABEL

(10)

ix

[image:10.595.92.518.117.582.2]

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Matematisasi konseptual 13 Gambar 2.2 Model pembelajaran dengan penyelesaian masalah

Kontekstual 16

Gambar 2.3 Skema langkah-langkah PMR menggunakan penyelesaian

Heuristik Wickelgren 32

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Rencana pelaksanaan pembelajaran pertemuan 1 67 Lampiran 2 : Rencana pelaksanaan pembelajaran pertemuan 2 71 Lampiran 3 : Rencana pelaksanaan pembelajaran pertemuan 3 74 Lampiran 4 : Lembar aktivitas siswa (LAS 1) 77 Lampiran 5 : Lembar aktivitas siswa (LAS 2) 83 Lampiran 6 : Lembar aktivitas siswa (LAS 3) 87 Lampiran 7 : Alternatif penyelesaian lembar aktivitas siswa (LAS 1) 91 Lampiran 8 : Alternatif penyelesaian lembar aktivitas siswa (LAS 2) 96 Lampiran 9 : Alternatif penyelesaian lembar aktivitas siswa (LAS 3) 99 Lampiran 10 : Kisi-kisi soal pretest 102

Lampiran 11 : Soal pretest 103

Lampiran 12 : Alternatif jawaban soal pretest 104 Lampiran 13 : Kisi-kisi soal posttest 105

Lampiran 14 : Soal posttest 106

Lampiran 15 : Alternatif jawaban soal posttest 107 Lampiran 16 : Lembar validasi pretest 114 Lampiran 17 : Lembar validasi posttest 117 Lampiran 18 : Daftar validator soal pretest dan posttest 120 Lampiran 19 : Kriteria penilaian jawaban pretest 121 Lampiran 20 : Kriteria penilaian jawaban posttest 122 Lampiran 21 : Lembar observasi pembelajaran 123 Lampiran 22 : Kriteria penskoran observasi proses pembelajaran 126 Lampiran 23 : Lembar hasil observasi pembelajaran 128 Lampiran 24 : Kisi-kisi angket minat belajar siswa 134 Lampiran 25 : Angket minat belajar siswa 135 Lampiran 26 : Kuesioner pendapat siswa 137 Lampiran 27 : Data hasil pretest dan posttest siswa 139 Lampiran 28 : Perhitungan mencari rata-rata, varians, dan standar deviasi

(12)

xii

Lampiran 29 : Perhitungan uji normalitas 144 Lampiran 30 : Perhitungan uji hipotesis 147

Lampiran 31 : Analisis Regresi 151

Lampiran 32 : Validitas angket 158

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah mutu pendidikan di Indonesia khususnya prestasi belajar siswa merupakan masalah nasional yang telah lama diperbincangkan. Upaya yang berkenaan dengan peningkatan prestasi belajar ini telah banyak dilakukan, baik seminar pendidikan maupun penelitian pendidikan tentang model pembelajaran, akan tetapi kenyataannya belum mampu memberikan hasil yang maksimal.

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting dari jenjang pendidikan dasar hingga pendidikan lanjutan. Hal ini disebabkan matematika dapat melatih seseorang (siswa) berfikir logis, bertanggung jawab, memiliki kepribadian baik dan keterampilan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari – hari. Matematika juga berfungsi mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan dan bahasa melalui model matematika yang berupa kalimat dan persamaan matematika, diagram, grafik, dan tabel.

Pembelajaran matematika di Indonesia dari pendidikan dasar hingga pendidikan lanjutan memiliki tujuan tersendiri. Ada beberapa alasan pentingnya menerapkan pembelajaran matematika di sekolah. Matematika perlu diajarkan kepada siswa dikarenakan beberapa hal. Cockroft (dalam Abdurrahman 2009: 253) menyatakan bahwa:

Matematika perlu diajarkan dikarenakan hal-hal berikut: (1) selalu digunakan dalam segala segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan; dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.

Namun kondisi saat ini menunjukkan kualitas pendidikan matematika di Indonesia masih rendah. Indonesia telah berpartisipasi dalam PISA ( programme

for internasional student assessment) sejak pertama kali dilaksanakan di tahun

(14)

2

bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa berusia 15 tahun bisa menerapkan pengetahuan yang sudah mereka pelajari di sekolah. PISA fokus dalam mengukur kemampuan siswa dalam membaca, matematika dan sains. Walaupun Indonesia telah terlibat sejak awal dalam PISA, hasil yang dicapai siswa Indonesia dalam PISA jauh dari memuaskan. Sebagai contoh, pada PISA tahun 2009 skor matematika siswa Indonesia menduduki peringkat 61 dari 65 negara. Dari hasil di atas diperoleh bahwa hampir setengah dari siswa Indonesia yaitu 43,5% tidak mampu menyelesaikan soal PISA paling sederhana. Sekitar sepertiga siswa Indonesia yaitu 33,1% hanya bisa mengerjakan soal jika pertanyaan dari soal kontekstual diberikan secara eksplisit serta semua data yang dibutuhkan untuk mengerjakan soal diberikan dengan tepat. Hanya 0,1% siswa Indonesia yang mampu mengembangkan dan mengerjakan pemodelan matematika yang menuntut keterampilan berpikir dan penalaran. Berdasarkan hasil pencapaian di atas, hal yang harus kita pikirkan adalah “ Apakah betul kalau siswa Indonesia tidak bisa menerapkan apa yang sudah mereka pelajari?”. Lalu untuk apa kita mempelajari suatu ilmu jika ternyata kita tidak bisa memanfaatkanya. Seperti yang dikatakan Freudenthal bahwa “ proses belajar akan terjadi jika pengetahuan yang dipelajari bermakna bagi pembelajar. Dan suatu ilmu pengetahuan akan bermakna bagi pembelajar jika proses belajar melibatkan masalah realistik”. Suatu ilmu pengetahuan akan sulit untuk kita terapkan jika ilmu pengetahuan tersebut tidak bermakna bagi kita. Kebermaknaan ilmu pengetahuan juga menjadi aspek utama dalam proses belajar (Wijaya, 2012: 1- 3).

Salah satu pendekatan yang marak dibicarakan orang belakangan ini adalah Pendekatan Matematika Realistik. Freudenthal dalam Wijaya (2012: 20) menyatakan bahwa “mathematics is a human activity”. Pernyataan tersebutlah yang melandasi pengembangan pembelajaran matematika realistik (PMR). Kebermaknaan konsep matematika merupakan konsep utama dari pembelajaran matematika realistik. Zulkardi (2012) menambahkan dalam

(Http://www.geocities.com/Athens/Crete/2336/rme.html, online: Februari 2013),

(15)

3

Salah satu pendekatan pembelajaran matematika yang menekankan pada kebermaknaaan ilmu pengetahuan dan berorientasi pada pematematisasian pengalaman sehari-hari serta menerapkan matematika dalam kehidupan nyata adalah pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) yang mula-mula dikembangkan di negeri Belanda sekitar 35 tahun yang lalu disebut RME (Realistic Mathematics

Education) dan saat ini sedang dikembangkan oleh tim Pendidikan

Matematika Realistik Indonesia (PMRI) yang beranggotakan para peneliti dan dosen dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Sanata Dharma (USD), Universitas Negeri Surabaya (UNESA) dan Institut Teknologi Bandung (ITB).

Sebelumnya telah dijelaskan Becker dan Selter (1996) dalam Suherman (2003: 143) yang mengungkapkan bahwa:

Pendidikan matematika realistik atau Realistic Mathematics Education (RME) diketahui sebagai pendekatan yang telah berhasil di Nederlands. Ada suatu hasil yang menjanjikan dari penelitian kuantitatif dan kualitatif yang telah ditunjukkan bahwa siswa yang memperoleh pembelajaran dengan PMR mempunyai skor yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan tradisional dalam hal keterampilan berhitung, lebih khusus lagi dalam hal aplikasi. Gagasan pendekatan pembelajaran matematika dengan realistik ini tidak hanya populer di Belanda saja, melainkan banyak mempengaruhi kerja para pendidik matematika di banyak bagian di dunia.

Selain kurangnya kebermaknaan suatu ilmu pengetahuan atau konsep pada siswa, Karakteristik matematika yang abstrak juga menjadi salah satu faktor kesulitan dalam pembelajaran. Sudharta dalam (http://jasapintar-ptkptsskripsitesis.

blogspot.com/2012/11/meningkatkan-ketrampilan-siswa-kelas.html, online: Maret

(16)

4

matematika yang sudah mereka miliki sebelumnya dengan apa yang mereka pelajari di sekolah. Masalah ini dapat diatasi dengan menggunakan sebanyak mungkin contoh rill (nyata) yang dapat memperkuat kemampuan matematika mereka.

Pembelajaran Matematika Realistik menekankan bahwa dalam proses pembelajaran siswa harus diberi kesempatan untuk menemukan sendiri penyelesaian masalah agar konsep matematika yang dipelajari lebih melekat dalam ingatan siswa. Untuk itu dibutuhkan sebuah strategi umum yang bisa menuntun siswa untuk menemukan solusi atau penyelesaian masalah. Sekarang ini, telah diterapkan suatu pendekatan yang mengajarkan sejumlah keterampilan problem-solving (mengatasi masalah) kepada siswa, pendekatan seperti ini disebut dengan pendekatan heuristik. Tujuan pendekatan heuristik adalah untuk mengajarkan ketrampilan mengatasi masalah tertentu, yang dapat digunakan siswa ketika mereka harus mengatasi masalah tertentu. Heuristik dapat disebut sebagai strategi umum yang tidak berkaitan dengan subjek materi yang membantu pemecah masalah dalam usaha untuk mendekati dan memahami masalah serta menggunakan kemampuannya untuk menemukan solusi dari masalah matematika yang dihadapi oleh siswa. Banyak penelitian tentang paradigma ini yang dilakukan dalam kaitannya dengan penyelesaian masalah yang terkait dengan kata-kata, misal pertanyaan matematika yang dalam bentuk konteks pada materi pokok SPLDV. Misalnya, Fia bermaksud membeli buah jeruk dan buah apel. Dia merencanakan membeli sebanyak 10 biji buah. Berapa banyaknya masing-masing buah apel dan buah jeruk yang mungkin dibeli oleh Fia?.

Menurut Polya dalam Suherman (2003: 91), solusi soal pemecahan masalah memuat 4 langkah penyelesaian, yaitu : “ 1) Pemahaman terhadap permasalahan (SEE); 2) Perencanaan penyelesaian masalah (PLAN); 3) Melaksanakan perencanaan penyelesaian masalah (DO); 4) Memeriksa kembali penyelesaian (CHECK)”. Ini merupakan heuristik yang umum sebagai dasar pengembangan model heuristik yang lebih rinci. Wickelgren dalam

(17)

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2251797-tinjauan-tentang-5

heuristik-wickelgren/#ixzz2KkhX02Qw.html, online: 10 Februari 2013),

menjelaskan lebih rinci heuristik Polya namun tetap terdiri dari 4 langkah yaitu; 1) Menganalisis dan memahami masalah (analyzing and understanding a

problem)

2) Merancang dan merencanakan solusi (designing and planning a solution) 3) Mencari solusi dari masalah (exploring solution to difficult problem) 4) Memeriksa solusi (verifying a solution).

SMP Negeri 1 Tinggi Raja adalah sebuah sekolah menengah yang terdiri dari 13 kelas. Sekolah ini terletak di Kecamatan Tinggi Raja, Kabupaten Asahan, tepatnya 15 km dari kota Kisaran. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan penulis 6-7 Mei 2013 di sekolah tersebut, dari pemberian test diagnostik kepada 29 siswa kelas VIII untuk menyelesaian soal uraian pada materi SPLDV, diperoleh fakta bahwa siswa kesulitan mengerjakan soal-soal penerapan seperti berikut ini:

1. Sebuah lapangan berbentuk persegi panjang, panjangnya 5m lebih dari lebarnya. Jika jumlah panjang dan lebarnya adalah 35m, berapakah panjang dan lebar lapangan?

2. Jumlah kelereng andi dan budi adalah 45 dan selisih banyaknya kelereng andi dan budi adalah 5. Tentukan banyak kelereng andi dan banyak kelereng budi!

Hasil test menunjukkan bahwa, hanya 10 orang (34,49%) yang memperoleh nilai ≥ 70 dan 19 orang (65,51%) memperoleh nilai <70. Dengan perolehan nilai rata-rata kelas 55,17. Dari hasil pekerjaan siswa diketahui bahwa siswa tidak memahami masalah yang diberikan sehingga yang terjadi siswa tidak mengerti menyusun langkah awal penyelesaian seperti mengumpulkan informasi yang diperoleh dari masalah tersebut dan siswa kesulitan merencanakan penyelesaiannya dan selanjutnya salah atau tidak mampu mengerjakannya.

(18)

6

oleh metode pembelajaran guru yang kurang kreatif dan masih tradisional yakni guru mendominasi kegiatan pembelajaran dan murid hanya sebagai pendengar. Dalam hal ini murid hanya pasif mendengarkan pelajaran yang disampaikan guru sehingga menimbulkan kejenuhan dalam belajar.

(19)

7

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel merupakan salah satu materi pokok matematika yang tergolong sukar, beberapa siswa kelas VIII menunjukkan bahwa kesulitan yang dialami siswa dikarenakan materi yang diajarkan terlalu abstrak. Selain itu siswa belum mampu memaknai apa yang dipelajarinya dikarenakan adanya pemikiran siswa bahwa persamaan linear dua variabel hanya mempelajari perhitungan-perhitungan yang berupa variabel dan belum mengetahui manfaat mempelajari SPLDV. Siswa belum mampu merasakan manfaat dari belajar sistem persamaan linear dua variabel ini sehingga konsep-konsep yang telah diajarkan dalam materi ini tidak mudah untuk melekat dalam ingatan siswa. Padahal penanaman konsep merupakan hal yang sangat penting dalam belajar matematika.

Berawal dari penjabaran latar belakang diatas penulis ingin mengadakan penelitian yang berjudul “Hubungan antara Minat belajar dengan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika Realistik Menggunakan Penyelesaian Masalah Heuristik Wickelgren pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel di Kelas VIII SMP Negeri 1 Tinggi Raja Kab.Asahan T.A 2013/2014”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka beberapa masalah dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Rendahnya hasil belajar matematika siswa.

2. Kurangnya minat siswa dalam belajar matematika.

3. Model pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi dimana guru mendominasi pembelajaran.

4. Siswa menganggap matematika pelajaran yang sulit dan membosankan.

(20)

8

1.3 Batasan Masalah

Untuk mengarahkan penelitian ini sehingga lebih spesifik dan terfokus serta mengingat luasnya aspek yang dapat diteliti maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada minat belajar dan hasil belajar siswa pada materi pokok SPLDV dan model pembelajaran yang diterapkan adalah PMR dengan penyelesaian masalah heuristik Wickelgren di kelas VIII SMPN 1 Tinggi Raja Kab. Asahan T.A 2013/2014.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana minat belajar siswa dalam proses pembelajaran PMR dengan penyelesaian masalah heuristik Wickelgren pada materi SPLDV?

2. Bagaimana hasil belajar siswa pada pembelajaran PMR dengan penyelesaian masalah heuristik Wickelgren terhadap pada materi SPLDV?

3. Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan hasil belajar siswa pada PMR menggunakan penyelesaian masalah heuristik wickelgren pada materi SPLDV?

4. Bagaimana proses pembelajaran PMR dengan penyelesaian masalah heuristik Wickelgren pada materi SPLDV?

5. Bagaimana perasaan atau pendapat siswa setelah mengikuti pembelajaran PMR dengan penyelesaian masalah heuristik Wickelgren pada materi SPLDV?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun, tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana minat belajar siswa dalam proses PMR dengan penyelesaian masalah heuristik Wickelgren pada materi SPLDV.

(21)

9

3. Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan hasil belajar siswa pada PMR menggunakan penyelesaian masalah heuristik wickelgren pada materi SPLDV

4. Untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran PMR dengan penyelesaian masalah heuristik Wickelgren pada materi SPLDV.

5. Untuk mengetahui bagaimana perasaan atau pendapat siswa setelah mengikuti PMR dengan penyelesaian masalah heuristik Wickelgren pada materi SPLDV.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam dunia pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a) Bagi peneliti

1) Menambah wawasan peneliti tentang pelaksanaan pembelajaran dengan PMR menggunakan penyelesaian masalah heuristik Wickelgren.

2) Menambah wawasan peneliti tentang kesulitan yang dihadapi saat menerapkan pembelajaran matematikaa realistik dengan penyelesaian masalah heuristik Wickelgren dan bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.

b) Bagi guru

1) Memberikan masukan bagi guru sebagai pembelajaran yang lebih variatif untuk meningkatkan hasil belajar dan minat siswa dalam belajar matematika. c) Bagi siswa

1) Membantu siswa untuk bisa meningkatkan minat dan hasil belajar matematika.

2) Meningkatkan motivasi dan daya tarik siswa terhadap mata pelajaran matematika.

3) Meningkatkan pola pikir siswa untuk lebih kreatif dalam menemukan penyelesaian masalah.

d) Bagi sekolah

(22)

65

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis pada BAB IV peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Minat belajar siswa dalam mengikuti proses Pembelajaran Matematika Realistik dengan penyelesaian masalah heuristik Wickelgren tergolong baik. Artinya siswa memberikan respon yang baik dalam mengikuti proses pembelajaran ini.

2. Ada peningkatan hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan. Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretest siswa adalah 39,625 sedangkan pada nilai posttestdiperoleh nilai rata-rata siswa yaitu 79,94. Artinya ada peningkatan nilai dari prestest sebelumnya yakni sebesar 40,315.

3. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika realistik menggunakan penyelesaian masalah heuristik Wickelgren pada materi sistem persamaan linear dua variabel.

4. Kemampuan dalam mengelola pembelajaran sangat penting. Dalam hal ini kriteria yang terpenuhi berada pada nilai 3,9. Artinya kemampuan dalam mengelola pembelajaran PMR dengan penyelesaian masalah Heuristik Wickelgren tersebut sangat baik.

(23)

66

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, maka saran ayng dapat diberikan peneliti adalah:

1. Bagi guru matematika, dapat menjadikan pembelajaran matematika realistik dengan penyelesaian masalah heuristik Wickelgren sebagai salah satu alternatif yang diharapkan dapat meningkatkan minat belajar dan hasil belajar siswa.

2. Bagi guru yang menerapkan pembelajaran PMR dengan penyelesaian masalah Heuristik Wickelgren pada materi SPLDV hendaknya lebih teliti dalam pemilihan soal dan memperhatikan alokasi waktu yang ada agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

(24)

67

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu & Widodo Supriyono. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: Rhineka Cipta

Abdurrahman, M. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.

Eveline, Siregar & Hartini. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. 2012. Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian

Mahasiswa Program Studi Pendidikan. Medan: FMIPA Unimed.

Hasanah, siti uswatun. 2010. pengembangan Pembelajaran Matematika Realistik

(PMR) dengan penyelesaian masalah heuristik Wickelgren pada pokok

bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel di UPTSP SMP Negeri

2 Pungging.

(

http://digilib.sunan-ampel.ac.id/files/disk1/199/jiptiain--sitiuswatu-9912-4-babi.pdf.html) (di akses 13 Februari 2013)

(http://asarohqi.blogspot.com/2012/03/pembelajaran-matematika-dengan.html)

(di akses 10 Februari 2013)

(

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2120611-landasan-filosofi-pendidikan-matematika-realistik.html) (di akses 10 Februari 2013)

(

http://jasapintar-ptkptsskripsitesis.blogspot.com/2012/11/meningkatkan-ketrampilan-siswa-kelas.html) (di akses Maret 2013)

(

http://rahmadwijanarko.blogspot.com/2012/12/modelpembelajaran-matematika-realistik.html) (di akses 13 Februari 2013)

Jaya, Darna. 2003. Hubungan Minat Belajar Matematika Siswa dengan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas II SMP Negeri 1 Tikep. Skripsi: FKIP Unhalu.

(25)

68

Nuharini, Dewi Tri Wahyuni. 2008. Matematika Konsep Dan Aplikasinya Untuk

SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta : depdiknas

Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Sofa . (2008) Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik.

(

http://massofa.wordpress.com/2008/09/13/pendekatan-pembelajaran-matematika-realistik/html) (di akses 5 Maret 2013)

Sudjana. 2005. Metode Statistik. Tarsido: Bandung.

Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Suherman,dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: UPI Bandung

Suprijono, Agus. 2010. Cooperative learning. Jakarta: Rhineka Cipta.

Tanjung, Bahdin Nur, dan Ardial. 2010. Pedoman penulisan karya ilmiah

(Proposal, Skripsi, dan Tesis). Jakarta: Kencana

Wa Ode Sarliati (2006). Hubungan Minat Belajar Matematika Siswa dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas II SMP Negeri 3 Wangi-Wangi Selatan. Skripsi: FKIP Unhalu.

Warli. 2010. pembelajaran matematika realistik materi geometri kelas IV MI.

(http://ejournal.unirow.ac.id/ojs/files/journals/2/articles/4/public/JURNA

L-WARLI-4.pdf.html) (di akses 7 Februari 2013)

Wijaya, Ariyadi. 2012. Pendidikan Matematika Realistik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Zulkardi. 2012. Bagaimana Mendesain Pelajaran Matematika Berdasarkan Pendekatan Realistik. University of Twente, The Netherlands.

(Http://www.geocities.com/Athens/Crete/2336/rme.html)

Gambar

Tabel 2.1 Kelebihan dan kelemahan pembelajaran matematika realistik
Gambar 2.1 Matematisasi konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Puji Syukur yang tak terhingga penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-Nya yang telah diberikan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi dengan

Pada bidang kehutanan dan lahan gambut, mitigasi dapat dilakukan melalui penurunan emisi dari pencegahan deforestasi dan degradasi hutan, serta

Dilakukan exclude dari sumber asli dan dari publikasi yang sama, kemudian diperoleh similarity index 34%, seperti gambar berikut:.. Diperoleh similarity 34% dan merah pada semua teks

b) PVC atau polivinilklorida, juga merupakan plastik yang digunakan pada pembuatan pipa pralon dan pelapis lantai... c) Etanol, merupakan bahan yang sehari-hari dikenal dengan

sebagaimana yang telah saudara sampaikan pada Dokumen Penawaran Administrasi, Teknis dan Biaya beserta Staf Teknis / Administrasi Perusahaan Saudara (jika diperlukan) guna menunjang

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Pembuatan Aplikasi Halo Kids

Berdasarkan hasil analisa data penelitian, dari keseluruhan 28 item pernyataan dalam kuisioner (Lampiran 1), hanya 26 pernyataan yang memiliki nilai korelasi yang lebih

→ Menjawab pertanyaan tentang materi Proses ekskresi pada manusia dan Proses ekskresi pada hewan (belalang dan cacing) yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau