x Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil dimensi-dimensi religiusitas pada mahasiswa yang mengikuti Kelompok Kecil di Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) Universitas “X” Bandung. Pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling dan sampel penelitian ini berjumlah 120 orang.
Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner yang terdiri dari 3 kuesioner yang dibuat oleh peneliti, mengacu pada teori Religiusitas dari Glock dan Stark, yang meliputi lima dimensi religiusitas. Berdasarkan hasil uji validitas menggunakan Pearson dan uji reliabilitas menggunakan rumus koefisien reliabilitas Alpha Cronbach, untuk kuesioner I (Dimensi Ideologis, Dimensi Pengalaman, dan Dimensi Pengamalan) keseluruhan 39 item diterima dengan validitas berkisar antara 0.3008 – 0.6903 dan reliabitas sebesar 0.8972. Untuk kuesioner II (Dimensi Praktik Agama) terdiri 7 item dengan validitas berkisar 0.3205 – 0.6007 dan reliabilitas sebesar 0.6564. Untuk kuesioner III (Dimensi Pengetahuan Agama) uji validitas menggunakan content validity.
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh profil dimensi-dimensi religiusitas pada mahasiswa yang mengikuti Kelompok Kecil di Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) Universitas “X” Bandung lebih rendah dari kelompoknya, yaitu ideologis lebih rendah (53.3%), praktik agama lebih rendah (58.3%), pengalaman lebih rendah (51.7%), pengetahuan agama lebih rendah (50.8%), dan pengamalan lebih rendah (55%) dari kelompoknya.
xi Universitas Kristen Maranatha This research aims describe the profile of religiosity dimensions of the students who following Small Groups in Community of Christian Students (PMK) University “X” Bandung. Choose the samples by using purposive sampling method which are numbered of 120 people.
The measurement tools which is used questionnaires consisting three questionnaires made by the researcher, referring to the theory of Religiosity of Glock and Stark, which includes five dimensions of religiosity. Based on validation test’s results by using Pearson and reliability test with the coefficient reliability Alpha Cronbach’s formula, for the questionnaire I (the ideological dimensions, the experiential dimensions, and the consequential dimensions) the whole 39 items were accepted with validation range between 0.3008-0.6903 and with reliability 0.8972. Questionnaire II (the ritualistic dimensions) with validation range between 0.3205-0.6007 and with reliability 0.6564. Questionnaire III (the intellectual dimensions) validation test’s using content validity.
Results showed that obtained the profile of religiosity dimensions of the students who following Small Groups in Community of Christian Students (PMK) University “X” Bandung is lower than the group, ideological low (53.3%), religious practice low (58.3%), experience low (51.7%), religious knowledge low (50.8%), and consequential low (55%) of the group.
xii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ……….i
LEMBAR PENGESAHAN ………ii
PERNYATAAN ORISINALITAS PENELITIAN ………...iii
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ………..iv
KATA PENGANTAR ………....v
ABSTRAK ………..x
ABSTRACK ………..xi
DAFTAR ISI ………...xii
DAFTAR TABEL ………....xvi
DAFTAR BAGAN ……….xvii
DAFTAR LAMPIRAN ………..xviii
BAB I PENDAHULUAN………..1
1.1Latar Belakang Masalah ………...1
1.2Identifikasi Masalah ………...8
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian ………..8
1.3.1 Maksud Penelitian ………...8
1.3.2 Tujuan Penelitian ………...8
1.4Kegunaan Penelitian ………..9
1.4.1 Kegunaan Teoritis ………9
xiii Universitas Kristen Maranatha
1.6Asumsi ……….21
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……….22
2.1Religiusitas ………..22
2.1.1 Pengertian Agama ………..22
2.1.2 Pengertian Religiusitas ………..22
2.1.3 Lima Dimensi Religiusitas ………23
2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Religiusitas ………26
2.2Tahap Perkembangan Kepercayaan ………31
2.3Social Learning Theory ………...33 2.4Remaja ……….35
2.4.1 Pengertian Remaja ……….…………35
2.4.2 Perubahan Pada Masa Remaja ………...36
2.4.3 Perkembangan Religiusitas Pada Remaja ………..38
2.5Kelompok Sosial ……….41
2.5.1 Pengertian Kelompok Sosial………...41
2.5.2 Kelompok Primer ………...41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN……….………44
3.1Rancangan dan Prosedur Penelitian ………44
xiv Universitas Kristen Maranatha
3.3Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ……….45
3.3.1 Variabel Penelitian ……….45
3.3.2 Definisi Operasional ………..45
3.4Alat Ukur ……….46
3.4.1 Alat Ukur Religiusitas ……..……….46
3.4.2 Data Pribadi dan Data Penunjang ………..52
3.4.3 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ………..52
3.4.3.1Validitas Alat Ukur ………..52
3.4.3.2Reliabilitas Alat Ukur ………..53
3.5Populasi dan Teknik Penarikan Sampel ………..54
3.5.1 Populasi Sasaran ………54
3.5.2 Karakteristik Sampel ……….54
3.5.3 Teknik Penarikan Sampel ………..55
3.6Teknik Analisis Data ………...55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………...56
4.1Hasil Penelitian ………...56
4.1.1 Gambaran Responden ………...56
4.1.2 Hasil Pengukuran ………..59
4.2Pembahasan ……….60
xv Universitas Kristen Maranatha
5.2Saran ………..69
5.2.1 Saran Teoretis ………69
5.2.2 Saran Praktis ………..70
DAFTAR PUSTAKA………..72
xvi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Dimensi dan Indikator Alat Ukur Religiusitas I ………...47 Tabel 3.2 Dimensi dan Indikator Alat Ukur Religiusitas II ………..49 Tabel 3.3 Dimensi dan Indikator Alat Ukur Religiusitas III ……….50 Table 3.4 Cara Penilaian Religiusitas I (Dimensi Ideologis, Pengalaman
dan Penghayatan, dan Dimensi Pengamalan/Konsekuensi)...……50 Tabel 3.5 Cara Penilaian Religiusitas II (Dimensi Praktik Agama) ...51 Tabel 3.6 Cara Penilaian Religiusitas III (Dimensi Pengetahuan Agama) ...51 Tabel 3.7 Validitas Alat Ukur ...53 Tabel 3.8 Reliabilitas Alat Ukur ...54 Tabel 4.1 Gambaran Responden berdasarkan usia ...56 Tabel 4.2 Gambaran Responden berdasakan lamanya mengikuti
Kelompok Kecil ...57 Tabel 4.3 Gambaran Responden berdasarkan perannya di
Kelompok Kecil ... ...57 Tabel 4.4 Gambaran Responden berdasarkan agama yang dianut ayah ...58 Tabel 4.5 Gambaran Responden berdasarkan agama yang dianut ibu ...58 Tabel 4.6 Profil Dimensi-Dimensi Religiusitas pada Mahasiswa yang
Mengikuti Kelompok Kecil di Persekutuan Mahasiswa Kristen
xvii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR BAGAN
xviii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Kuesioner Pengambilan Data LAMPIRAN 2 Karakteristik Responden
LAMPIRAN 3 Hasil Jawaban Dimensi-Dimensi Religiusitas
LAMPIRAN 4 Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Religiusitas
LAMPIRAN 5 Hasil Penelitian
LAMPIRAN 6 Tabulasi Silang Dimensi-Dimensi Religiusitas dengan Data Penunjang
1 Universitas Kristen Maranatha PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Manusia sering disebut dengan homo religius (makhluk beragama). Pernyataan ini menggambarkan bahwa manusia memiliki potensi dasar yang
dapat dikembangkan sebagai makhluk beragama. Jadi manusia dilengkapi potensi berupa kesiapan untuk menerima pengaruh luar sehingga dirinya dapat dibentuk
menjadi makhluk yang memiliki rasa dan perilaku agama (Jalaluddin, 2002). Untuk dapat mengembangkan potensi agama yang dimiliki oleh manusia, maka
manusia diberikan kebebasan untuk memeluk salah satu agama. Terdapat enam agama yang diakui di Indonesia, yaitu Islam, Kristen Protestan, Katholik, Buddha, Hindu, dan Konghucu.
Menurut Glock dan Stark (dalam Ancok dam Suroso, 1995) mengungkapkan bahwa agama merupakan suatu simbol, keyakinan, nilai, dan
perilaku yang terlembagakan yang semuanya terpusat pada persoalan-persoalan yang dihayati sebagai yang paling maknawi (ultimate meaning). Untuk dapat mengembangkan potensi agama yang dimiliki oleh seorang individu, maka
pendidikan agama di Indonesia sudah dimulai sejak individu berada di dalam keluarganya. Anak-anak sejak masa bayi hingga usia sekolah memiliki
2
Universitas Kristen Maranatha sendiri. Pendidikan agama pun dilanjutkan dan diperkuat di lingkungan sekolah
dan Perguruan Tinggi.
Universitas ”X” merupakan salah satu perguruan tinggi swasta yang berada di kota Bandung. Visi dan misi Universitas ”X” dilandasi oleh nilai – nilai
dan ajaran Kristiani. Berdasarkan data kemahasiswaan dari Badan Pelayanan Kerohanian (BPK) yang ada di Universitas ”X” tahun 2008/2009, terdapat 4515 mahasiswa beragama Kristen Protestan, 1865 mahasiswa beragama Katholik, 1786 mahasiswa beragama Islam, 525 mahasiswa beragama Budha, 108
mahasiswa beragama Hindu, dan 287 mahasiswa mengisi lain - lain. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa beragama Kristen Protestan, yaitu
49.65% dari jumlah mahasiswa secara keseluruhan. Diharapkan dengan visi dan misi tersebut, mahasiswa yang menempuh pendidikan di Universitas “X” dapat
mengintegrasikan ilmu pengetahuan yang dipelajarinya berdasarkan nilai – nilai Kristiani.
Untuk dapat mengembangkan potensi keberagamaan mahasiswa, Universitas ”X” memasukkan mata kuliah Fenomenologi Agama ke dalam
kurikulum pendidikannya sebagai mata kuliah umum, Student Fellowship (SF) merupakan kebaktian yang rutin diadakan setiap hari Jumat dan Persekutuan
Mahasiswa Kristen (PMK). PMK merupakan suatu wadah pembinaan kerohanian bagi mahasiswa Kristen untuk dapat mengembangkan potensi keberagamaan
Universitas Kristen Maranatha dan Jurusan yang ada. Berdasarkan data dari sie Pemerhati dari tiap PMK tahun
2010, terdapat ± 400 mahasiswa yang terdaftar di PMK. Apabila dibandingkan dengan jumlah mahasiswa yang beragama Kristen Protestan secara keseluruhan yang ada di Universitas ”X”, maka hanya 8.85% mahasiswa yang memiliki minat
untuk mengikuti kegiatan pembinaan di PMK. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa yang beragama Kristen Protestan memiliki minat yang rendah untuk
mengikuti kegiatan persekutuan di kampus. Ada 3 kegiatan pembinaan rutin yang dilakukan oleh PMK setiap minggunya, yaitu persekutuan mahasiswa,
persekutuan doa, dan Kelompok Kecil (KK).
Kelompok Kecil (KK) merupakan salah satu wadah pendidikan agama
Kristen yang dapat membantu meningkatkan tingkat keberagamaan mahasiswa. Sebuah Kelompok Kecil terdiri dari 2-4 orang dan seorang pembimbing. Pembimbing kelompok dikenal dengan istilah Pemimpin Kelompok Kecil (PKK)
dan anggotanya dikenal dengan istilah Anggota Kelompok Kecil (AKK). Kegiatan yang dilakukannya adalah Pendalaman Alkitab (PA) yaitu membahas
dan mendiskusikan bagian Alkitab dengan buku panduan, berbagi pengalaman hidup (sharring),dan berdoa.
Kegiatan Kelompok Kecil memiliki tujuan pembinaan yang tertuang
dalam garis besar kurikulum Kelompok Kecil yang disusun oleh pengurus tiap PMK berdasarkan buku panduannya, seperti materi yang ingin diberikan dan
4
Universitas Kristen Maranatha dari tahap dasar, aspek praktis kehidupan kristen, doktrin, dan lanjutan.
Berdasarkan data dari sie Kelompok Kecil dari TPM didapatkan data bahwa dari tujuh PMK yang ada di Universitas ”X” terdapat ± 119 Kelompok Kecil dan ada ± 339 mahasiswa yang mengikuti Kelompok Kecil.
Apabila dilihat dari besar kecilnya jumlah anggota kelompok, maka Kelompok Kecil termasuk dalam kelompok primer (primary group) karena
jumlah anggotanya yang kecil dan interaksi antar anggota kelompok yang intim. Diharapkan dengan jumlah anggotanya yang kecil menjadi lebih efektif untuk
dapat mengembangkan potensi beragama yang dimiliki oleh mahasiswa dibanding dengan persekutuan rutin yang jumlah anggotanya lebih banyak.
Diharapkan setelah mengikuti Kelompok Kecil (KK) beberapa kali pertemuan, mahasiswa dapat menampilkan perilaku yang berdasarkan ajaran agama Kristen, seperti memahami ajaran agama Kristen, rutin melakukan disiplin
rohani yang diajarkan di Kelompok Kecil, dan dapat mengaplikasikan ajaran agamanya dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun telah diberikan pembinaan
melalui Kelompok Kecil, namun masih ada mahasiswa yang belum menunjukkan perilaku yang berdasarkan ajaran agama Kristen seperti yang diajarkan di Kelompok Kecil. Perilaku yang diharapkan Kelompok Kecil agar mahasiswa
menampilkan perilaku sesuai ajaran agama Kristen menurut Glock dan Stark disebut dengan religiuistas. Untuk dapat memahami perilaku religiusitas yang
Universitas Kristen Maranatha dimensi praktik agama(religious practice), dimensi pangalaman dan penghayatan
(religious feeling), dimensi pengetahuan agama (religious knowledge), dan dimensi pengamalan/konsekuensi (religious effect).
Berdasarkan hasil wawancara dengan bidang Kelompok Kecil dari Tim Pelayanan Mahasiswa (TPM) Universitas “X” Bandung mengatakan bahwa
sekitar 45% Kelompok Kecil dapat dikatakan berjalan dengan baik, yaitu
Kelompok Kecil berjalan sesuai dengan Kurikulum Kelompok Kecil. Sementara sisanya sebanyal 55%, beberapa Kelompok Kecil dapat dikatakan tidak sehat.
Maksudnya adalah Kelompok Kecil tidak berjalan sesuai dengan Kurikulum, beberapa Kelompok Kecil yang ditinggalkan oleh Pemimpin Kelompok Kecil
(PKK) karena sudah menyelesaikan studi lebih awal yang menyebabkan Kelompok Kecil tidak berjalan, beberapa Anggota Kelompok Kecil (AKK) yang keluar dari Kelompok Kecil, Anggota Kelompok Kecil (AKK) yang
menunda-nunda waktu untuk Pendalaman Alkitab (PA) dan lebih memilih waktu kebersamaan yang menyebabkan terlambatnya bahan yang diberikan.
Melihat gejala-gejala yang ada maka peneliti melakukan survei awal untuk mendapatkan gambaran mengenai kondisi keberagamaan (religiusitas) mahasiswa yang mengikuti Kelompok Kecil di PMK Universitas “X” Bandung. Berdasarkan survei awal yang dilakukan kepada 10 mahasiswa, didapatkan hasil sebanyak 80% mahasiswa mengatakan yakin mengenai ajaran agama yang bersifat
6
Universitas Kristen Maranatha Sebanyak 100 % mahasiswa melakukan praktek/ritual keagamaan yang
diajarkan di Kelompok Kecil yang termasuk ke dalam dimensi praktik agama (religious practice). Dalam melakukan ritual keagamaan secara pribadi,
didapatkan hasil sebanyak 30% mahasiswa rutin melakukan saat teduh, berdoa syafaat pribadi, dan membaca Alkitab setiap harinya. Sementara sebanyak 70% mahasiswa tidak rutin melakukan saat teduh, berdoa syafaat pribadi, dan
membaca Alkitab setiap harinya. Dalam melakukan ritual keagamaan secara bersama-sama, didapatkan hasil sebanyak 80% mahasiswa rutin mengikuti ibadah
minggu dan persekutuan setiap minggunya. Sementara 20% mahasiswa tidak rutin mengikuti ibadah minggu dan persekutuan setiap minggunya.
Sebanyak 100% mahasiswa memiliki dan merasakan pengalaman saat berelasi dengan Tuhan yang termasuk ke dalam dimensi pengalaman dan penghayatan (religious feeling). Sebanyak 60% mahasiswa mengatakan
merasakan tenang, damai, sukacita, nyaman saat melakukan praktik ritual keagamaannya, dan melihat alam semesta yang merupakan ciptaan Tuhan.
Sementara sebanyak 40% mahasiswa merasakan adanya harapan, jalan keluar, dan kehendak Tuhan saat sedang menghadapi permasalahan, seperti saat menghadapi masalah keluarga Tuhan membukakan jalan keluar yang terbaik.
Masih dari 10 mahasiswa, sebanyak 80% mahasiswa menghayati dirinya mengetahui dan memahami mengenai ajaran agama dan isi Alkitab. Sementara
Universitas Kristen Maranatha Sebanyak 100% mahasiswa mengaplikasikan ajaran agama yang
dipelajarinya di Kelompok Kecil dalam kehidupan sehari-hari yang termasuk ke dalam dimensi pengamalan dan konsekuensi (religious effect). Sebanyak 40%
mahasiswa mengatakan mengaplikasikan dan mengamalkan ajaran agama seperti yang diajarkan di Kelompok Kecil di dalam kehidupan pribadinya, seperti saat menghadapi permasalahan diajarkan untuk bersabar, bersyukur, tidak titip absen
saat kuliah, tidak mencontek saat ujian, dan tidak bolos kuliah. Sementara sebanyak 60% mahasiswa mengatakan mengaplikasikan dan mengamalkan ajaran
agama seperti yang diajarkan di Kelompok Kecil dengan cara menolong sesama, peka terhadap lingkungan sekitar saat orang lain memiliki masalah untuk dapat
saling menguatkan, saling memaafkan, menjaga kelestarian alam, seperti tidak membuang sampah sembarangan.
Berdasarkan hasil survei awal yang telah dilakukan didapatkan hasil yang
beragam pada mahasiswa mengenai kondisi keberagamaan (religiusitas) dalam menjalani dan menghayati ajaran agamanya. Didapatkan juga bahwa kelima
dimensi religiusitas ada dalam diri mahasiswa yang mengikuti Kelompok Kecil, namun belum berkembang secara optimal. Ada mahasiswa yang tinggi pada dimensi tertentu tetapi rendah pada dimensi yang lain dan sebaliknya. Sementara
agama dan tujuan dari Kelompok Kecil yang tertuang dalam kurikulum Kelompok Kecil mengharapkan agar mahasiswa memiliki religiusitas yang tinggi yaitu
8
Universitas Kristen Maranatha Berdasarkan fenomena-fenomena yang terjadi diatas dan perbandingan
tinggi rendahnya tiap dimensi religiusitas yang dimiliki mahasiswa yang mengikuti Kelompok Kecil di PMK Universitas “X” Bandung, maka peneliti tertarik untuk mengetahui seperti apakah profil dimensi-dimensi religiusitas yang dimiliki mahasiswa yang mengikuti Kelompok Kecil di PMK Univesitas “X”
Bandung.
1.2Identifikasi Masalah
Dari penelitian ini ingin diketahui seperti apakah profil dimensi-dimensi religiusitas pada mahasiswa yang mengikuti Kelompok Kecil di PMK Universitas “X” Bandung.
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Untuk mendapat gambaran mengenai profil dimensi-dimensi
religiusitas yang diperlihatkan oleh mahasiswa yang mengikuti Kelompok Kecil di Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) Universitas “X” Bandung.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Universitas Kristen Maranatha Mahasiswa Kristen (PMK) Universitas “X” Bandung, khususnya kelima dimensi religiusitas.
1.4Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Teoretis
Memberikan informasi mengenai profil dimensi-dimensi religiusitas
pada mahasiswa ke dalam bidang Psikologi Integratif dengan kajian
Religiusitas.
Memberikan masukan bagi peneliti lain yang tertarik untuk
melakukan penelitian lanjutan mengenai religiusitas dan dapat mendorong dikembangkannya penelitian yang berhubungan dengan religiusitas.
1.4.2 Kegunaan Praktis
Memberikan informasi kepada Tim Pelayanan Mahasiswa (TPM) dan
Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK), terutama bidang Kelompok Kecil di Universitas “X” Bandung mengenai profil dimensi-dimensi religiusitas pada mahasiswa yang mengikuti Kelompok Kecil di PMK Universitas “X” Bandung sebagai bahan pertimbangan untuk
membuat kebijakan – kebijakan pembinaan di masing - masing PMK dan mengembangkan religiusitas mahasiswa.
Memberikan informasi kepada Kelompok Kecil (PKK dan AKK)
10
Universitas Kristen Maranatha 1.5Kerangka Pikir
Mahasiswa yang mengikuti Kelompok Kecil di Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) Universitas ”X” Bandung berada pada masa remaja akhir. Mahasiswa berada pada rentang usia 18-22 tahun. Mahasiswa diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional.
Menurut Piaget (dalam Santrock, 2003) perkembangan kognitif mahasiswa yang mengikuti Kelompok Kecil di PMK Universitas ”X” Bandung berada pada
tahap operasional formal (formal operational stage). Pada tahap ini, perkembangan kognitif formal operational mahasiswa mulai meningkat, mereka sudah mulai berpikir secara abstrak, logis, dan idealis. Demikian juga dalam hal memandang agama, mahasiswa mulai berusaha memahami ajaran yang bersifat abstrak, mulai merefleksikan, mengajukan pertanyaan-pertanyaan kritis mengenai
kepercayaannya, menganalisis mengenai agama yang dianut sejak kecil bersama orang tuanya, dan meyakini ajaran agamanya berdasarkan pemahamannya sendiri.
Hal ini sejalan dengan tahap perkembangan kepercayaan menurut James W. Fowler (dalam Santrock, 2003), perkembangan konsep religius mahasiswa berada pada tahap Individuating-Reflecive Faith. Pada tahap ini untuk pertama kalinya mahasiswa memiliki tanggung jawab penuh atas keyakinan religius mereka. Mahasiswa sudah dapat mengambil keputusan sendiri mengenai kepercayaannya
Universitas Kristen Maranatha Perubahan biologis pada mahasiswa ditandai dengan pesatnya
pertumbuhan fisik, seperti tinggi dan berat badan. Namun pesatnya pertumbuhan fisik itu belum diimbangi secara setara oleh perkembangan psikologisnya. Kondisi
seperti itu menyebabkan mahasiswa mengalami kelabilan. Dalam upaya mengatasi kegalauan hati batin ini, mahasiswa cenderung bergabung dengan peer group (teman sebaya), untuk saling berbagi rasa dan pengalaman. Dalam kondisi yang demikian, penting bagi mahasiswa untuk dapat memilih peer group yang baik yang dapat mengatur tingkah laku mahasiswa tersebut. Apabila mahasiswa
memilih peer group yang dapat memberi dampak negatif maka mahasiswa akan terjerumus pada hal-hal yang negatif, seperti narkoba, seks bebas, gang motor,
dan lain sebagainya. Salah satu peer group yang dapat diikuti oleh mahasiswa adalah peer group yang didasari dengan nilai-nilai keagamaan yang dapat mengatur tingkah lakunya sehingga tidak berbuat hal-hal yang menyimpang dan
melanggar norma dan ajaran agama, yaitu dengan mengikuti Kelompok Kecil. Selain itu Kelompok Kecil dapat mengembangkan potensi agama mahasiswa dan
mendapatkan bimbingan saat mereka sudah mengambil keputusan mengenai kepercayaannya/keyakinannya itu.
Religiusitas merupakan suatu sikap penyerahan diri kepada suatu kekuatan
yang ada di luar dirinya yang diwujudkan dalam aktivitas sehari-hari, yang diungkap dengan aspek-aspeknya Untuk memahami religiusitas mahasiswa yang mengikuti Kelompok Kecil di PMK Universitas ”X” Bandung secara menyeluruh
12
Universitas Kristen Maranatha ideologis (religious belief), dimensi praktik agama (religious practice), dimensi
pengalaman dan penghayatan (religious feeling), dimensi pengetahuan agama (knowledge), dan dimensi pengamalan dan konsekuensi (religious effect).
Pertama, dimensi ideologis (religious belief) melibatkan proses kognitif yang berisi keyakinan mahasiswa yang mengikuti Kelompok Kecil di PMK Universitas “X” Bandung terhadap kebenaran ajaran – ajaran agama yang bersifat
fundamental dan dogmatis. Mahasiswa yang memiliki profil dimensi ideologis yang tinggi akan memiliki keyakinan dan kepercayaan yang kuat terhadap ajaran
agama yang diajarkan di Kelompok Kecil, seperti mengenai Doktrin Allah, Doktrin manusia dan dosa, Doktrin Yesus, dan Doktrin Keselamatan. Sementara
mahasiswa yang memiliki profil dimensi ideologis yang rendah cenderung meragukan mengenai ajaran agama yang diajarkan di Kelompok Kecil, seperti Doktrin Allah, Doktrin manusia dan dosa, Doktrin Yesus, dan Doktrin
Keselamatan.
Kedua, dimensi praktik agama (religious practice) merupakan aspek
konatif yang mengacu pada tingkat kepatuhan mahasiswa yang mengikuti Kelompok Kecil di PMK Universitas “X” Bandung dalam mengerjakan kegiatan – kegiatan ritual sebagaimana yang dianjurkan oleh agamanya, khususnya yang
diajarkan di Kelompok Kecil. Mahasiswa yang memiliki profil dimensi praktik agama yang tinggi akan rutin melakukan saat teduh, berdoa syafaat pribadi, dan
Universitas Kristen Maranatha berdoa syafaat, dan membaca Alkitab setiap harinya serta tidak rutin untuk
mengikuti ibadah minggu dan persekutuan mahasiswa setiap minggunya.
Ketiga, dimensi pengalaman dan penghayatan (religious feeling) mengacu
pada aspek afektif yang berkaitan dengan perasaan-perasaan dan pengalaman-pengalaman keagamaan yang dialami mahasiswa yang mengikuti Kelompok Kecil di PMK Universitas “X” Bandung. Mahasiswa yang memiliki profil dimensi
pengalaman dan penghayatan yang tinggi sering merasakan sukacita saat melakukan ritual keagamaanya, memiliki perasaan dekat dengan Tuhan, merasa
tenang dalam menghadapai persoalan hidup, dan merasa bersyukur saat mendengar kesaksian yang orang lain ceritakan. Sementara mahasiswa yang
memiliki profil dimensi pengalaman dan penghayatan yang rendah belum memiliki perasaan sukacita saat melakukan ritual keagamaannya, belum memiliki perasaan dekat dengan Tuhan, belum merasa tenang dalam menghadapai
persoalan hidup, dan belum merasa bersyukur saat mendengar kesaksian yang orang lain ceritakan.
Keempat, dimensi pengetahuan agama (religious knowledge) melibatkan proses kognitif yang merujuk pada tingkat pengetahuan dan pemahaman mahasiswa yang mengikuti Kelompok Kecil di PMK Universitas “X” Bandung
terhadap ajaran pokok agama yang diajarkan di Kelompok Kecil. Mahasiswa yang memiliki profil dimensi pengetahuan agama yang tinggi mengetahui dan
14
Universitas Kristen Maranatha kurang memahami mengenai ajaran pokok agama secara keseluruhan, seperti isi
isi Alkitab, hari raya umat Kristen dan tradisi umat Kristen.
Terakhir dimensi pengamalan dan konsekuensi (religious effect)
menunjukkan aspek konatif lain yang menunjukkan bahwa mahasiswa yang mengikuti Kelompok Kecil di Universitas “X” Bandung dalam berperilaku
sehari-hari dimotivasi oleh ajaran agamanya. Mahasiswa yang memiliki profil dimensi
pengamalan dan konsekuensi yang tinggi dapat mengaplikasikan ajaran agamanya dalam kehidupan sehari-hari seperti mengasihi dan menolong sesama, peka
terhadap lingkungan sekitar dengan tidak membuang sampah sembarangan, tidak titip absen saat kuliah, tidak bolos kuliah. Sementara mahasiswa yang memiliki
profil dimensi pengamalan dan konsekuensinya rendah kurang dapat mengaplikasikan ajaran agamanya dalam kehidupan sehari-hari, seperti kurang peduli pada sesama, membuang sampah sembarangan, berbohong, menunjukkan
sikap saling bermusuhan dan tidak bertegur sapa dengan teman dalam beberapa hari, titip absen saat kuliah.
Selain dari kelima dimensi religiusitas, untuk dapat mengembangkan potensi keagamaannya, maka mahasiswa memerlukan bimbingan dari luar. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan agama, yaitu faktor
intern dan faktor ekstern (Jalaluddin, 2002). Faktor intern meliputi usia dan kepribadian. Usia dapat mempengaruhi agama pada tingkat usia yang berbeda.
Universitas Kristen Maranatha dipengaruhi juga dengan perkembangan kognitifnya. Pada mahasiswa cara
berpikirnya sudah mulai muncul sifat kritis terhadap ajaran agama yang sudah diperolehnya sejak anak-anak. Semakin dewasa usia mahasiswa maka mahasiswa
semakin kritis pula dalam memahami ajaran agamanya, baik dalam memahami ajaran agama yang bersifat doktrin, praktik agama, pengalamannya berelasi dengan Tuhan, pengetahuan agamanya, dan saat mengaplikasikan ajaran
agamanya dalam kehidupan sehari-hari.
Kepribadian merupakan gabungan antara unsur hereditas dan pengaruh
lingkungan sehingga mahasiswa akan memiliki kepribadian yang bersifat individu dan unik yang menjadi identitas dirinya. Tipe kepribadian menurut Myers Briggs
terdiri dari empat aspek, yaitu pertama dorongan untuk bertingkah laku yang terdiri dari ekstorvert dan introvert. Kedua, cara memperoleh informasi yang terdiri dari sensing dan intuition. Ketiga, cara mengolah informasi dan mengambil
keputusan yang terdiri dari thinking dan feeling. Terakhir, gaya hidup yang terdiri dari Judging dan Perceiving Perbedaan tipe kepribadian yang dimiliki mahasiswa
mempengaruhi terhadap cara mahasiswa menghayati dan menjalani ajaran agamanya.
16
Universitas Kristen Maranatha secara runtut dari awal sampai akhir dengan cara membaca Alkitab, membaca
buku rohani, mendengarkan khotbah, bertanya pada pemuka agama, dan mendengar kesaksian hidup dari temannya sebelum meyakini ajaran agamanya
itu. Mahasiswa yang memiliki tipe kepribadian Intuition akan memahami ajaran agama yang ada di Alkitab berdasarkan dugaannya.
Mahasiswa yang memiliki tipe kepribadian Thinking akan berpikir menggunakan logikanya, menganalisis, mencari pembuktian mengenai ajaran agamanya, dan memberi kritik secara spontan dalam mempelajari agamanya.
Mahasiswa yang memiliki tipe kepribadian Feeling akan melibatkan emosi dan perasaannya dalam mempelajari ajaran agamanya. Mahasiswa yang memiliki tipe
kepribadian Judging memiliki gaya hidup yang pasti, teratur, dan terencana. Hal ini berkaitan dengan dimensi praktik agama. Mahasiswa memiliki prinsip yang tegas, teguh, dan pasti dalam menjalankan praktik ritual agamanya. Misalnya
mahasiswa memiliki jadwal yang rutin untuk melakukan saat teduh, berdoa syafaat pribadi, dan membaca Alkitab serta akan mematuhi jadwalnya itu
sehingga cenderung kaku dalam melaksanakannya. Sementara mahasiswa yang memiliki tipe kepribadian Perceiving lebih fleksibel, artinya mahasiswa lebih fleksibel dalam menjalankan praktik ritual agamanya. Misalnya mahasiswa dapat
melakukan saat teduh, berdoa syafaat pribadi, dan membaca Alkitab dimana saja, kapan saja dengan waktu yang tidak tentu dan memiliki kecenderungan untuk
Universitas Kristen Maranatha Faktor ekstern meliputi lingkungan keluarga, lingkungan institusional, dan
lingkungan masyarakat. Pertama, lingkungan keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang dikenal oleh mahasiswa. Jalaludin (2002) mengungkapkan
bahwa keluarga merupakan faktor dominan yang meletakan dasar bagi perkembangan jiwa keagamaan. Proses pembentukan agama di lingkungan keluarga pada mahasiswa dimulai sejak ia dilahirkan, orang tua mengajarkan dan
mengenalkan mengenai nilai-nilai iman yang baik dan tidak baik yang sesuai dengan ajaran agama, seperti diajarkan untuk berdoa, beribadah minggu di gereja,
tidak berbohong sehingga mahasiswa melakukan proses imitasi dari tingkah laku agama yang dilakukan oleh orang tuanya dan cenderung memiliki keyakinan yang
sama dengan orang tuanya. Perilaku mahasiswa tersebut akan diulang jika mendapatkan penguatan dari orang tuanya berupa reward, seperti pujian, atau sebaliknya perilaku tidak akan diulang jika mendapat punishment dari orang tua. Pengajaran agama yang diberikan orang tua sejak kecil pada mahasiswa yang menjadi dasar bagi perkembangan religiusitas, proses imitasi yang dilakukan
mahasiswa pada orang tua, dan keyakinan yang sama antara orang tua dan mahasiswa berpengaruh terhadap pemahaman mengenai ajaran agama dan perkembangan religiusitas mahasiswa.
Kedua, lingkungan institusional berupa institusi formal maupun nonformal, seperti sekolah, perkumpulan, dan organisasi yang mempengaruhi
18
Universitas Kristen Maranatha kurikulum, yang berisi materi pengajaran, sikap dan keteladanan guru sebagai
pendidik serta pergaulan antar teman di sekolah dinilai berperan dalam menanamkan kebiasaan baik. Pembiasaan yang baik merupakan bagian dari
pembentukan moral yang erat kaitannya dengan perkembangan religiusitas mahasiswa. Selain itu Kelompok Kecil pun dapat menjadi sarana untuk diwujudkannya perilaku religiusitas mahasiswa dalam kehidupan pribadinya.
Yang terakhir adalah lingkungan masyarakat, lingkungan ini merupakan lingkungan yang dibatasi oleh norma dan nilai-nilai yang didukung oleh warganya
sehingga setiap mahasiswa berusaha untuk menyesuaikan sikap dan tingkah laku dengan norma dan nilai-nilai yang ada. Mahasiswa yang tinggal di lingkungan
masyarakat yang memiliki tradisi keagamaan yang kuat akan berpengaruh positif bagi perkembangan religiusitas mahasiswa dan menuntut mahasiswa untuk memiliki kehidupan pribadi yang sesuai dengan ajaran agamanya, seperti
menolong sesama yang membutuhkan, melakukan praktik ritual agama secara rutin, titip absen saat kuliah, dan dapat menjadi teladan yang baik bagi
teman-temannya dalam kehidupan sehari-hari. Sementara mahasiswa yang tinggal di lingkungan masyarakat yang lebih cair atau bahkan cenderung sekuler, kehidupan keagamaannya cenderung lebih longgar yang tidak dibatasi oleh norma dan
nilai-nilai yang mengikat akan cenderung berperilaku tidak sesuai dengan ajaran agamanya, seperti cenderung menunda untuk melakukan praktik ritual agamanya,
Universitas Kristen Maranatha Kelima dimensi religiusitas dimiliki oleh setiap mahasiswa yang
mengikuti Kelompok Kecil, namun tinggi rendahnya profil dimensi-dimensi religiusitas pada mahasiswa bergantung pada skor masing-masing dimensi
religiusitas. Kelima religiusitas juga dipengaruhi oleh faktor intern dan faktor ekstern sehingga terdapat profil dimensi-dimensi religiuistas yang bervariasi yang dimiliki oleh mahasiswa yang mengikuti Kelompok Kecil. Berdasarkan kelima
dimensi religiusitas dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, maka kita dapat mengetahui profil dimensi-dimensi religiusitas mahasiswa yang mengikuti
Kelompok Kecil di Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) Universitas “X” Bandung. Guna memperjelas uraian di atas, maka kerangka pemikiran dalam
20
Universitas Kristen Maranatha Bagan 1.1 Bagan Kerangka Pikir
Mahasiswa yang mengikuti Kelompok
Kecil di PMK Universitas “X”
Bandung Faktor Intern: - Usia
- Kepribadian
Faktor Ekstern:
- Lingkungan Keluarga - Lingkungan Institusional - Lingkungan Masyarakat
Faktor Intern: - Usia
- Kepribadian
Tinggi
Rendah Dimensi-Dimensi Religiusitas
Dimensi praktik agama (religious practice)
Dimensi pengalaman dan penghayatan (religious feeling)
Dimensi Ideologis (religious belief)
Dimensi Pengetahuan Agama (religious knowledge)
Dimensi pengamalan dan konsekuensi (religious effect) Tinggi Rendah Tinggi Rendah Tinggi Rendah Mahasiswa yang mengikuti Kelompok Kecil di PMK Universitas “X”
Bandung
Faktor Ekstern:
- Lingkungan Keluarga - Lingkungan Institusional - Lingkungan Masyarakat
Faktor Intern: - Usia
- Kepribadian
Tinggi
Universitas Kristen Maranatha 1.6Asumsi
1. Profil dimensi-dimensi religiusitas pada mahasiswa yang mengikuti Kelompok Kecil di Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) Universitas ”X” Bandung merupakan tinggi tinggi rendahnya pemahaman dan
penghayatan mahasiswa yang mengikuti Kelompok Kecil di PMK Universitas “X” Bandung mengenai ajaran agama yang dianutnya serta
pengaplikasiannya dalam aktivitas sehari-hari, yang terwujud melalui lima dimensi, yaitu dimensi ideologis (religious belief), dimensi praktik
agama (religious practice), dimensi pengalaman dan penghayatan (religious feeling), dimensi pengetahuan agama (knowledge), dan dimensi
pengamalan dan konsekuensi (religious effect).
2. Mahasiswa yang mengikuti Kelompok Kecil di Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) Universitas ”X” Bandung memiliki profil dimensi-dimensi
religiusitas yang berbeda-beda, tergantung pada tinggi rendahnya skor masing-masing dimensi.
3. Profil dimensi-dimensi religiusitas pada mahasiwa yang mengikuti Kelompok Kecil di PMK Universitas “X” Bandung dipengaruhi oleh
faktor intern, yaitu usia dan kepribadian.
4. Profil dimensi-dimensi religiusitas pada mahasiwa yang mengikuti Kelompok Kecil di PMK Universitas “X” Bandung dipengaruhi oleh
68 Universitas Kristen Maranatha BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini, peneliti akan memaparkan kesimpulan mengenai hasil analisis dan pengolahan data 120 orang mahasiswa yang mengikuti Kelompok
Kecil di Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) Universitas “X” Bandung
beserta saran yang bernilai teoretis dan praktis yang terarah sesuai dengan hasil penelitian.
5.1Kesimpulan
Dari pembahasan mengenai profil dimensi-dimensi religiusitas pada mahasiswa yang mengikuti Kelompok Kecil di Persekutuan Mahasiswa Kristen
(PMK) Universitas “X” Bandung, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1) Profil dimensi-dimensi religiusitas pada mahasiswa yang mengikuti Kelompok Kecil di Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) Universitas “X”
Universitas Kristen Maranatha 2) Profil dimensi-dimensi religiusitas pada mahasiswa yang mengikuti Kelompok Kecil di Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) Universitas “”X Bandung tidak dipengaruhi oleh usia.
3) Untuk dimensi praktik agama dipengaruhi oleh tipe kepribadian (Judging-Perceiving).
4) Profil dimensi-dimensi religiusitas pada mahasiswa yang mengikuti Kelompok Kecil di Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) Universitas “”X Bandung tidak dipengaruhi oleh faktor ekstern, baik itu lingkungan keluarga, lingkungan institusional, dan lingkungan masyarakat.
5.2Saran
Penelitian ini memiliki kekurangan, maka peneliti memandang perlu mengajukan beberapa saran sebagai berikut :
5.2.1 Saran Teoretis
1) Dapat dipertimbangkan untuk melakukan penelitian korelasional untuk melihat hubungan dimensi-dimensi religiusitas yang ada beserta kaitannyadari setiap dimensi.
70
Universitas Kristen Maranatha 5.2.2 Saran Praktis
1) Bagi Tim Pelayanan Mahasiswa (TPM) dan Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK), terutama bidang Kelompok Kecil dapat memberikan pembinaan mengenai religiusitas sebagai sarana untuk memberikan pemahaman mengenai religiuistas pada mahasiswa yang mengikuti Kelompok Kecil.
Untuk meningkatkan dimensi ideologis agar mengadakan
pembinaan mengenai ajaran doktrin agama Kristen sebagai sarana meningkatkan pemahaman mahasiswa yang mengikuti Kelompok Kecil mengenai ajaran doktrinal.
Untuk meningkatkan dimensi praktik agama agar mengadakan
evaluasi kegiatan disiplin rohani setiap bulannya dalam Kelompok Kecil sehingga dapat melihat perkembangan mahasiswa dalam melakukan praktik agamanya.
Untuk meningkatkan dimensi pengalaman agar mengadakan
kegiatan yang dapat menstimulasi/merangsang pengalaman mahasiswa dalam relasinya dengan Tuhan, seperti AWG (Alone With God), refleksi.
Untuk meningkatkan dimensi pengetahuan agama agar mengadakan
Universitas Kristen Maranatha Untuk meningkatkan dimensi pengamalan agar mengadakan
kegiatan sosial di luar lingkungan PMK sebagai sarana bagi mahasiswa yang mengikuti Kelompok Kecil untuk dapat mengaplikasikan ajaran agamanya dalam kehidupans sehari-hari. 2) Bagi Kelompok Kecil (PKK dan AKK) dapat mengikuti pembinaan
72
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA
Anastasi, Anne. 1990. Psychological Testing. 6th ed. New York: Macmillan
Publishing Company.
Ancok, Dj dan F N Suroso. 1995. Psikologi Islami, Solusi Islam Atas Problem-
Problem Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Barker, S dkk. 2000. Buku Pegangan Pemimpin Kelompok Kecil. Jakarta:
Perkantas.
Boland, B.J. 1976. Intisari Iman Kristen. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia.
Cremers, A. 1995. Tahap-tahap Perkembangan Kepercayaan menurut James
W. Fowler. Sebuah Gagasan Baru dalam Psikologi Agama. Yogyakarta : Kanisius.
Glock, C Y dan R. Stark. 1965. Religion and Society in Tension. USA:
Rand Mc nally & Company.
Jalaluddin. 2002. Psikologi Agama. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Narwoko, J. D dan Bagong S. 2006. Sosiologi Teks Pengantar Dan Terapan.
Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Nazir, Moh. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Rakhmat, Jalaluddin. 2003. Psikologi Agama Sebuah Pengantar.Bandung: Mizan
Santrock, John W. 2002. Life Span Development Perkembangan Masa Hidup
Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
_____________. 2003. Adolescence 6th Perkembangan Remaja. Jakarta:
Erlangga.
Siegel, Sidney. 1994. Statistik Non Parametrik Untuk Ilmu-Ilmu Sosial,. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN
Cahyo, Didik Bintoro. 2005. Pengaruh Pemuridan Melalui kelompok Kecil
terhadap Kedewasaan Rohani Mahasiswa. Tesis. Bandung: Sekolah Tinggi Teologi Bandung.
Chrisna, David Dwi. 2009. Studi Deskriptif Mengenai Status Identitas Bidang
Agama Pada Mahasiswa Anggota Kelompok Kecil PMK di Lingkungan
Universitas “X” Bandung. Skripsi. Bandung: Fakultas Psikologi
Universitas Kristen Maranatha.
Maryani, Rima Sri. 2010. Studi Deskriptif Mengenai Tingkat Religiusitas Pada
Santri di Pondok Pesantern “X” di Kota Tasikmalaya. Skripsi. Bandung:
Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.
Prihastuti, El Nora Theresiawati. 2003. Hubungan Antara Tingkat Religiusitas dengan Metode Active Coping Stress Dimana Tingkat PTSD Merupakan Variabel Kontrol pada Pengungsi Remaja Asal Sampit sebagai Santri
Pondok Pesantren Darussalam Ketapang Sampang Madura dalam Insan
Media Psikologi. Surabaya : Universitas Airlangga.
Rosito, Asina Christina. 2006. Suatu Studi Penelitian Mengenai Religiusitas dan
Penalaran Moral serta Hubungannya Pada Mahasiswa Kristen Protestan Universitas Padjadjaran Jatinangor Usia Remaja Akhir. Skripsi. Jatinangor: Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran.
_____. 2009. Pedoman Penulisan Skripsi Sarjana Edisi Revisi III. Bandung: