• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Abang songan - Kecamatan Kintamani - Kabupaten Bbang songan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Abang songan - Kecamatan Kintamani - Kabupaten Bbang songan."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAMPINGAN KELUARGA KKN-PPM UNUD

PERIODE XIII TAHUN 2016

DESA : ABANGSONGAN KECAMATAN : KINTAMANI KABUPATEN/KOTA : BANGLI

NAMA MAHASISWA : AYU GITA BHAGAWANTI NIM : 1002005054

FAKULTAS/PS : KEDOKTERAN /PENDIDIKAN DOKTER

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN

KEPADA MASYARAKAT (LPPM)

(2)
(3)

BAB I

GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

1.1.Profil Keluarga Dampingan

Program pendampingan keluarga merupakan program yang dikembangkan sebagai muatan lokal dalam pelaksanaan program KKN-PPM di Universitas Udayana. Sasaran dari program ini adalah Rumah Tangga Miskin (RTM), keluarga yang tergolong ke dalam keluarga prasejahtera, atau keluarga yang mengalami ketertinggalan sehingga memerlukan pendampingan. Di Desa Abangsongan periode XIII tahun 2016 ini, terdapat sebanyak 105 KK miskin dari total 367 KK. Penulis mendapat kesempatan untuk mendampingi salah satu keluarga di Banjar Abangsongan, Desa Abangsongan. Keluarga dampingan tersebut tergolong salah satu KK miskin. Adapun identitas keluarga dampingan adalah sebagai berikut:

sekolah Buruh tani Istri

3

(4)

Bangunan milik Bapak I Made Yasa ini terdiri dari lima bangunan, yaitu satu bangunan untuk ruang tamu dan kamar, satu untuk dapur, satu untuk gudang, satu bangunan sebagai kamar mandi, dan satu tempat sembahyang. Atapnya terbuat dari seng, dengan dinding batako yang disemen dan lantai terbuat dari semen tanpa ubin. Sedangkan untuk dapur, terletak di bangunan yang terbuat dari dinding yang diplester beratapkan seng dan terkesan lebih gelap daripada bangunan lain dikarenakan terkena asap dari pembakaran kayu bakar pada tungku masak. Bangunan rumah terdiri dari dua ruangan, yaitu sebuah kamar tidur dan satu ruang keluarga. Satu ruang tidur dipakai oleh Bapak I Made Yasa beserta istrinya dan ruang lainnya dipakai sebagai tempat penyimpanan perabotan lainnya. Secara umum kondisi rumah terasa cukup pengap karena jumlah ventilasi dan pencahayaan dari sinar matahari yang kurang.

1.2Ekonomi Keluarga Dampingan 1. Pendapatan Keluarga

Bapak I Made Yasa sudah 6 bulan berhenti bekerja sebagai buruh tani karena kondisi fisiknya yang terbatas akibat faktor usia dan penyakit yang dideritanya. Sehari-hari Bapak Made Yasa hanya berdiam di rumah sambil menunggu istrinya pulang dari ladang dan memasak di dapur. Istrinya, Ibu Ni Wayan Nuriani, bekerja sebagai buruh tani di ladangnya di desa Abangsongan. Pekerjaan ini dilakukannya setiap hari dari pagi hari hingga siang hari, mulai pukul 08.00 sampai 13.00 WITA. Penghasilan yang didapat sangat tergantung dari jumlah dagangan hasil panennya yang dijual di pasar, dengan rata-rata penghasilan per minggunya Rp 200.000,00. Pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari dikatakan cukup, termasuk untuk biaya makan 3 kali sehari, tagihan listrik, kebutuhan air, dan biaya untuk berobat per bulan. Terkadang Bapak I Made Yasa menerima bantuan dana dari anaknya yang bekerja sebagai montir di Ubud per minggunya.

Pengeluaran Keluarga

(5)

a. Kebutuhan sehari – hari

Pendapatan sebagian besar digunakan untuk kebutuhan dapur seperti makan dan minum, kurang lebihnya sebesar Rp 30.000,00 per harinya. Selain itu juga untuk kebutuhan sembahyang sekitar Rp 5.000,00 per harinya.

b. Kesehatan

Bapak I Made Yasa memiliki riwayat penyakit jantung koroner sejak 6 bulan yang lalu. Ketika itu Bapak I Made Yasa tengah bertani di kebunnya, beliau sedang mengarit gulma di sekitar tanamannya. Lalu, tiba-tiba Bapak I Made Yasa merasa pening dan pusing, ia merasakan nyeri di dada kirinya dan rasa sakitnya menjalar ke bahu. Nyerinya digambarkan seperti tertindih dan terasa berasal dari dada. Bapak I Made Yasa mengatakan rasanya seperti tertindih benda berat di dadanya sehingga ia sangat sulit bernapas. Gejala tersebut dirasakannya kurang lebih selama 10 menit lamanya. Kemudian, tiba-tiba ia pingsan dan terjatuh di tanah. Beberapa menit kemudian, ia tersadar telah dibawa ke IGD RS Surya Husada dan didiagnosa mempunyai penyakit jantung koroner. Bapak I Made Yasa dirawat inap selama ± 1 minggu dan selanjutnya rutin kontrol ke poli jantung di rumah sakit. Pasien mengatakan rutin mengonsumsi obat dari dokter spesialis sejak saat itu. Sedangkan istrinya, Ibu Ni Wayan Nuriani tidak melaporkan adanya masalah kesehatan pada dirinya. Kebiasaan merokok dan minum-minuman beralkohol di keluarganya tidak ada. Kondisi rumah dan lingkungannya cukup bersih, namun agak terasa kumuh. Ketersediaan air bersih dan jamban dalam keluarga sudah terpenuhi. Keluarga ini menggunakan jaminan BPJS kesehatan dan berobat ke puskesmas atau praktik dokter terdekat ketika mengalami keluhan yang tidak membaik dengan istirahat.

c. Kebutuhan sosial dan lain-lain

(6)

BAB II

IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

2.1 Permasalahan Keluarga

Pemasalahan yang dialami keluarga dampingan dapat diidentifikasi sebagai berikut:

2.1.1Kondisi Kesehatan

Kondisi kesehatan merupakan salah satu masalah yang dapat diidentifikasi dari keluarga Bapak I Made Yasa. Keluarga ini memiliki riwayat penyakit jantung koroner kurang lebih 6 bulan yang lalu. Pola makan dan minum serta gaya hidup

sedentary Bapak I Made Yasa diduga menjadi penyebab utama munculnya

penyakit tersebut. Dikatakan sejak usia muda, Bapak I Made Yasa suka mengonsumsi makanan berlemak jenuh seperti daging dan gorengan dan juga mengonsumsi makanan manis. Keluarga ini menggunakan jaminan BPJS Kesehatan sehingga cukup terbantu dalam hal pembiayaan pengobatan. Anggota keluarga lainnya tidak ada yang menderita penyakit kronis.

2.1.2 Kurangnya Kesadaran Akan Pentingnya Kesehatan dan Kebersihan Lingkungan Sekitar

(7)

keluarga dan sekitarnya menjadi tidak terjaga higienitasnya. Lingkungan yang tidak sehat merupakan sumber penyakit yang dapat mempengaruhi kualitas kesehatan anggota keluarga.

2.2 Masalah Prioritas

Permasalahan yang menjadi prioritas utama dalam keluarga dampingan adalah sebagai berikut:

2.2.1 Kurangnya Kesadaran Akan Pentingnya Kesehatan dan Kebersihan

Lingkungan Sekitar

Kebersihan lingkungan sekitar rumah merupakan cerminan bagi terwujudnya hidup yang sehat dan jauh dari penyakit. Terganggunya kesehatan keluarga berarti juga memperlambat aktivitas sehari-hari yang dapat mengakibatkan menurunnya kualitas hidup, yang mana berhubungan dengan masalah-masalah lainnya pada keluarga ini. Permasalahan ini yang sebenarnya dapat diintervensi dan dicarikan solusinya dengan lebih mudah.

2.2.2 Kondisi Kesehatan Keluarga

(8)

BAB III

USULAN PENSOLUSIAN MASALAH

Dalam pemecahan permasalahan yang menjadi prioritas tersebut di atas dapat kami jabarkan alternatif pemecahannya yang selama ini kami rekomendasikan di lapangan bersama keluarga dampingan. Adapun alternatif solusi yang kami tawarkan antara lain:

3.1 Alternatif Pemecahan Masalah Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan

Kebersihan lingkungan mencakup kebersihan di dalam maupun di luar rumah. Kondisi bangunan rumah keluarga ini sangat tertutup sehingga sedikit cahaya yang dapat masuk dan sirkulasi udara yang tidak cukup baik, yang kemudian menyebabkan suasana pengap dan tidak sehat. Untuk itu disarankan agar dibuatkan ventilasi udara, misalnya dengan sering membuka pintu rumah, dan seharusnya rutin dibersihkan setiap harinya. Untuk lingkungan luar rumah disarankan agar membersihkan halaman setiap pagi dan sore hari serta membuatkan tempat pembuangan sampah yang baik. Kemudian, setelah terkumpul semua sampah, nanti dapat dikelola sesuai manfaatnya contohnya sampah organik sebagai pupuk kompos. Dengan edukasi yang telah diberikan diharapkan bermanfaat bagi keluarga ini dan adanya kesadaran akan pentingnya hidup bersih dan sehat dalam keluarga.

3.2 Alternatif Pemecahan Masalah dalam Kesehatan

(9)

1 tanah. Beberapa menit kemudian, ia tersadar telah dibawa ke IGD RS Surya Husada dan didiagnosa mempunyai penyakit jantung koroner. Bapak I Made Yasa dirawat inap selama ± 1 minggu dan selanjutnya rutin kontrol ke poli jantung di rumah sakit. Pasien mengatakan rutin mengonsumsi obat dari dokter spesialis sejak saat itu. Maka dari itu, perilaku yang tepat dalam menjaga kesehatan sirkulasi jantung diperlukan adanya perubahan diet dan gaya hidup dari Bapak I Made Yasa sendiri. Faktor resiko perilaku yang ditemui pada keluarga ini adalah saat masih muda Bapak I Made Yasa sering mengonsumsi makan-makanan yang mengandung lemak jenuh maupun trans fat. Diet rendah lemak jenuh, asam lemak trans, dan kolesterol merupakan faktor resiko terhadap penyakit jantung koroner. Tindakan pencegahan komplikasi berupa menjaga pola makan, perubahan gaya hidup yang lebih aktif terutama aktifitas fisik, penyesuaian berat badan agar dalam batas normal, menghindari paparan asap rokok, dan manajemen terhadap tekanan darah dan kadar gula darah oleh keluarga Bapak I Made Yasa.

Keluarga Bapak I Made Yasa ini berobat ke poli jantung di RSUD Bangli ketika mengalami keluhan yang tidak membaik dengan istirahat. Untuk sekali pengobatan, biaya yang dikeluarkan sangat tergantung pada jenis obat yang ditanggung, dan dalam sebulan biaya pengobatan untuk keluarga Bapak I Made Yasa dapat mencapai Rp 100.000,00. Biaya tersebut tentunya dapat diringankan dengan menggunakan jaminan kesehatan, yang mana Bapak I Made Yasa menggunakan BPJS Kesehatan.

3.3 Jadwal Kegiatan

Dalam sub bab ini mahasiswa membahas mengenai jadwal (waktu dan kegiatan) dari awal hingga hari terakhir kunjungan yang dilakukan oleh mahasiswa yang bersangkutan di keluarga Bapak I Made Yasa. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah:

Perkenalan dengan KK Dampingan

No Kegiatan Tempat Org Jam Total

1. Bertemu dengan Kepala

(10)

2 2. Bertemu dengan Ketua

Sekaa Teruna Teruni Kantor Desa 1 2 2

3. Berkenalan dan sosialisasi kepada KK Dampingan

Rumah KK

Dampingan 1 6 6

Total 10

Kunjungan ke KK Dampingan

No Kegiatan Tempat Org Jam Total

1. Kunjungan, inventarisasi masalah, dan pemecahannya

Rumah KK

Dampingan 1 90 90

Total 90

Pembuatan Laporan KK Dampingan

No Kegiatan Tempat Org Jam Total

(11)
(12)

4

Mengunjungi tempat berladang -

(13)

5

(14)

BAB IV

PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA KEGIATAN

Berhasil tidaknya suatu upaya sangat tergantung pada kesadaran dan partisipasi aktif masing – masing keluarga serta tidak lepas dari bagaimana solusi yang diberikan dalam menjawab permasalahan – permasalahan yang ditemui serta partisipasi positif demi terwujudnya kondisi yang diinginkan.

Pendampingan terhadap keluarga Bapak I Made Yasa menghasilkan beberapa hal positif seperti berikut:

1. Peningkatan Kesehatan Keluarga

Berdasarkan hasil pantauan selama kunjungan KK dampingan terdapat banyak perubahan dalam hal kesehatan keluarga Bapak I Made Yasa. Hal ini tampak dari keluhan semakin membaik. Hal ini juga membuat Bapak I Made Yasa tidak perlu mengeluarkan biaya ekstra untuk pergi ke puskesmas atau praktik dokter. Bapak I Made Yasa juga sudah mulai mempertimbangkan untuk mencoba menggunakan jaminan BPJS Kesehatan untuk memperingan biaya tanggungan obat.

2. Peningkatan Kebersihan Lingkungan

Untuk saat ini kemajuan yang tampak adalah lingkungan rumah baik di dalam maupun di luar yang dari hari ke hari semakin bersih dan tertata dengan baik dan rapi. Hal ini dapat dilihat dari membaiknya kondisi kesehatan Bapak I Made Yasa dan juga tidak ada anggota keluarga yang sehat menjadi sakit. Selain itu, keluarga dampingan merasa puas karena rumah sekarang lebih nyaman untuk ditempati.

(15)

BAB V PENUTUP

5.1. Simpulan

Simpulan yang diperoleh dari hasil keluarga dampingan selama 5 minggu di Desa Abangsongan adalah sebagai berikut:

 Kesehatan keluarga dapat terwujud apabila seluruh anggota keluarga ikut berpartisipasi dan saling bahu-membahu mengerjakan semua aktivitas yang direncanakan dan berusaha menerapkan hidup sehat

 Masalah ditemukan pada keluarga Bapak I Made Yasa terutama masalah kesehatan disebabkan oleh karena pola makan dan gaya hidup sedentary  Masalah kebersihan dan kesehatan perlu mendapat perhatian mengingat

keluarga Bapak I Made Yasa sangat rentan terkena penyakit yang disebabkan minimnya pengertian tentang hidup sehat dan faktor usia

 Solusi yang dapat diberikan kepada keluarga dampingan hanya dapat berupa saran dan pandangan mengenai cara mengatasi masalah yang ada dan pencegahan komplikasi yang lebih lanjut pada keluarga dampingan

5.2. Saran

Sehubungan dengan permasalahan yang dihadapi oleh keluarga Bapak I Made Yasa maka selaku pendamping keluarga ini berusaha memberikan saran sebagai berikut:

 Keluarga perlu mengetahui informasi mengenai masalah kebersihan dan kesehatan sehingga terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat

(16)

1

LAMPIRAN

Gambar 1 Foto Kunjungan ke KK Dampingan

(17)

2

Gambar

TABEL JADWAL KEGIATAN
Gambar 1 Foto Kunjungan ke KK Dampingan
Gambar 2 Kondisi Rumah KK Dampingan

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini akan diterapkan Program Integer untuk penyusunan jadual mata pelajaran dan jadual mengajar guru pada Sekolah Menengah Atas yang mempunyai banyak kelas paralel

[r]

[r]

Tuduhan zina adalah kasus pencemaran Nama baik, di dalam al-Quran terdapat cara menanggulanginya secara bijak dan tanpa emosi yang berlebihan dengan kepala dingin

Dari pengamatan selama pendampingan maka dapat disimpulkan bahwa kelompok Niniak Mamak Saiyo dapat mendirikan sebuah alat produksi nilai yang sesuai dengan

Peneliti menyarankan untuk meneliti lebih lanjut mengenai Stage of Integrity pada mahasiswa Pemimpin Kelompok Kecil PMK di Universitas “X” Bandung, dengan

[r]

[r]