iv Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk merupakan suatu perusahaan yang menyediakan jasa telekomunikasi berupa kegiatan menyampaikan suatu informasi dari satu tempat menuju satu tujuan yang lain. Salah satu divisi yang berpengaruh dalam proses penyampaian informasi tersebut adalah divisi sentral, dan ruangan yang digunakan untuk bekerja adalah ruang operation maintenance centre (OMC). Untuk menunjang kegiatan pekerjaan, diperlukan fasilitas fisik, lingkungan fisik, tata letak, serta aspek K3 yang memadai sehingga menunjang kenyamanan para operator saat berada di ruang OMC. Pada saat ini, ada beberapa keluhan dari operator yang bekerja di ruang OMC seperti tidak adanya penyimpanan dokumen pada meja kerja yang menyebabkan area kerja terlihat berantakan, juga tata letak yang masih kurang baik yang menyebabkan kurangnya keleluasaan operator pada stasiun kerja, dari keluhan tersebut penulis melakukan analisis dari faktor-faktor yang mungkin berpotensi menyebabkan stress pada operator saat bekerja, seperti fasilitas fisik, lingkungan, tata letak, kerapihan area kerja, dan faktor K3.
Data-data yang diperlukan antara lain data antropometri yang diambil dari
buku “Ergonomi : Konsep Dasar dan Aplikasinya” karangan Eko Nurmianto, dimensi ruangan aktual, dimensi fasilitas fisik aktual (meja operator, kursi operator, meja asisten manager, kursi asisten manager, rak dokumen, lemari dokumen, dan sofa set), lingkungan fisik (pencahayaan, temperatur, kelembaban, dan kebisingan), tata letak fasilitas fisik aktual, dan K3. Data-data tersebut di dapatkan dengan cara melakukan penelitian secara langsung dan wawancara dengan operator sentral.
Setelah itu, dilakukan pengolahan data dan analisis yang meliputi, perbandingan dimensi fasilitas fisik aktual dengan data antropometri, di dapat hasil bahwa semua fasilitas fisik pada ruangan ini sudah sesuai dengan data antropometri, untuk lingkungan fisik pada ruang ini sudah ideal dengan pencahayaan berkisar antara 426-710 lux, temperatur berkisar antara 24-25°C, kelembaban berkisar antara 40-43%, kebisingan berkisar antara 29-56 dB. Untuk tata letak masih perlu adanya perbaikan karena di beberapa gang ukurannya tidak ergonomis. Untuk faktor K3 ada beberapa potensi kecelakaan yang belum ada upaya pencegahan dan penanggulangannya.
vii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI... iii
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1-1 1.2 Identifikasi Masalah ... 1-2 1.3 Batasan Masalah dan Asumsi ... 1-3 1.4 Perumusan Masalah ... 1-4 1.5 Tujuan Penelitian ... 1-5 1.6 Sistematika Penulisan ... 1-6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
viii Universitas Kristen Maranatha 2.3.1 Daerah Kerja Horisontal ... 2-12 2.3.2 Ketinggian Bangku ... 2-13 2.4 Penerapan Data Antropometri ... 2-15 2.5 Konsep Perancangan dan Pengukuran ... 2-17 2.5.1 Definisi Perancangan ... 2-17 2.5.2 Teknik Perancangan ... 2-17 2.5.3 Karakteristik dari Teknik Perancangan dan Karakteristik
Perancang ... 2-17 2.5.4 Prosedur Perancangan ... 2-18 2.5.5 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Membuat Suatu
ix Universitas Kristen Maranatha BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Flowchart ... 3-1 3.2 Keterangan Flowchart... 3-3
BAB 4 PENGUMPULAN DATA
x Universitas Kristen Maranatha 4.4.1.1 Lokasi Pengukuran Cahaya ... 4-34 4.4.1.2 Hasil Pengukuran Cahaya ... 4-35 4.4.2 Data Temperatur dan Kelembaban Udara ... 4-36
4.4.2.1 Lokasi Pengukuran Temperatur dan
Kelembaban Udara ... 4-37 4.4.2.2 Hasil Pengukuran Temperatur dan
Kelembaban Udara ... 4-38 4.4.3 Data Kebisingan ... 4-38 4.4.3.1 Lokasi Pengukuran Kebisingan ... 4-40 4.4.3.2 Hasil Pengukuran Kebisingan ... 4-41 4.4.4 Data Sirkulasi Udara... 4-41 4.5 Data Kesehatan dan Keselamatan Kerja ... 4-41 4.5.1 Data Kecelakaan yang Pernah Terjadi ... 4-42 4.5.2 Data Kecelakaan yang Berpotensi Terjadi ... 4-42 4.5.3 Data Perlengkapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Aktual ... 4-42
BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS
5.1 Pengolahan Data Antropometri dan Analisis Fasilitas
Fisik Saat Ini ... 5-1 5.1.1 Meja Kerja Operator ... 5-1 5.1.1.1 Penentuan Data Antropometri Meja Kerja Operator .. 5-1 5.1.1.2 Analisis Data Antropometri Meja Kerja Operator... 5-5 5.1.2 Meja Kerja Asisten Manager ... 5-9
5.1.2.1 Penentuan Data Antropometri Meja Kerja
Asisten Manager ... 5-9 5.1.2.2 Analisis Data Antropometri Meja Kerja
xi Universitas Kristen Maranatha 5.1.3 Kursi Kerja Operator ... 5-16
5.1.3.1 Penentuan Data Antropometri Kursi Kerja Operator . 5-16 5.1.3.2 Analisis Data Antropometri Kursi Kerja Operator ... 5-18 5.1.4 Kursi Kerja Asisten Manager ... 5-22
5.1.4.1 Penentuan Data Antropometri Kursi Kerja
Asisten Manager ... 5-22 5.1.4.2 Analisis Data Antropometri Kursi Kerja
xii Universitas Kristen Maranatha 5.3.2.1 Kebakaran ... 5-66 5.3.2.2 Terluka oleh Paper Cutter ... 5-68 5.3.3 Usaha Menanggulangi Kecelakaan ... 5-69 5.3.4 Analisis Menurut 10 Kunci Kesehatan dan Keselamatan
Kerja ... 5-72
BAB 6 PERANCANGAN DAN ANALISIS
6.1 Perancangan Pada Ruang Operation Maintenance Centre (OMC) .. 6-1 6.2 Perancangan Sirkulasi Udara ... 6-1 6.3 Perancangan Paper Tray ... 6-2 6.3.1 Kriteria Perancangan Paper Tray ... 6-2 6.3.2 Alternatif Paper Tray ... 6-4 6.3.3 Concept Scoring Paper Tray ... 6-12 6.4 Kriteria Perancangan Sistem Aliran Dokumen ... 6-13 6.5 Kriteria Perancangan Tata Letak Fasilitas Fisik ... 6-15 6.5.1 Kriteria Perancangan Tata Letak Fasilitas Fisik ... 6-16 6.5.2 Alternatif Tata Letak Fasilitas Fisik ... 6-18 6.5.3 Concept Scoring Tata Letak Fasilitas Fisik ... 6-25 6.6 Usulan Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Kecelakaan
yang Lebih Optimal ... 6-28
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan ... 7-1 7.2 Saran ... 7-4
DAFTAR PUSTAKA ... xix LAMPIRAN
xiii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
2.1 Antropometri masyarakat Indonesia yang didapat dari interpolasi masyarakat British dan Hongkong (Pheasant, 1986) terhadap
masyarakat Indonesia (Suma’mur 1989) serta istilah
dimensionalnya dari (Nurmianto, 1991a; Nurmianto, 1991b) 2-9 2.2 Antropometri telapak tangan orang Indonesia yang didapat dari
interpolasi data pheasant (1986) Suma’nur (1989) dan Nurmianto
(1991) 2-10
2.3 Antropometri kaki orang Indonesia yang didapat dari interpolasi
data Dempster (1955), Reynolds (1978) dan Nurmianto (1991) 2-11 2.4 Tingkat Penerangan yang Disarankan Untuk Penerangan Ruangan
(Kaufman dan Christensen, 1984) 2-27
2.5 Tingkat Kebisingan yang Disarankan 2-32
2.6 Efek Kebisingan Terhadap Pendengaran 2-32
2.7 Contoh Tabel Concept Scoring 2-34
4.1 Spesifikasi Dimensi Meja Operator Saat Ini 4-14
4.2 Spesifikasi Dimensi Meja Asisten Manager Saat Ini 4-16
4.3 Spesifikasi Dimensi Kursi Operator Saat Ini 4-18
4.4 Spesifikasi Dimensi Kursi Asisten Manager Saat Ini 4-20
4.5 Spesifikasi Dimensi Rak Dokumen 4-23
4.6 Spesifikasi Dimensi File Box 4-25
4.7 Spesifikasi Dimensi Lemari Dokumen Saat Ini 4-27
4.8 Spesifikasi Dimensi Sofa Set Saat Ini 4-32
4.9 Hasil pengukuran pencahayaan 4-35
4.10 Hasil pengukuran temperatur dan kelembaban 4-38
xiv Universitas Kristen Maranatha
Tabel Judul Halaman
5.1 Penentuan Data Antropometri Meja Operator 5-4
5.2 Penentuan Data Antropometri Meja Asisten Manager 5-12
5.3 Penentuan Data Antropometri Kursi Operator 5-17
5.4 Penentuan Data Antropometri Kursi Asisten Manager 5-23
5.5 Penentuan Data Antropometri Rak Dokumen 5-30
5.6 Penentuan Data Antropometri Lemari Dokumen 5-44
5.7 Penentuan Data Antropometri Kursi Sofa 5-48
5.8 Penentuan Data Antropometri Meja Sofa 5-49
6.1 Kelebihan dan Keterbatasan Paper Tray Alternatif 1 6-6 6.2 Kelebihan dan Keterbatasan Paper Tray Alternatif 2 6-8 6.3 Kelebihan dan Keterbatasan Paper Tray Alternatif 3 6-11
6.4 Concept Scoring Paper Tray 6-12
xv Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
2.1 Diagram fishbone 2-38
3.1 Flowchart Metodologi Penelitian 3-1
4.1 Letak ruang OMC secara umum 4-3
4.2 Ruang OMC 4-4
4.3 Denah keseluruhan aktual 4-5
4.4 Dimensi pintu ruang OMC 4-8
4.5 Pintu ruang OMC saat ini 4-8
4.6 Dimensi jendela ruang OMC 4-9
4.7 Jendela ruang OMC saat ini 4-9
4.8 Sistem pencahayaan OMC 4-10
4.9 Pencahayaan OMC saat ini 4-10
4.10 Penempatan kipas angin gantung OMC 4-11
4.11 Penempatan kipas angin gantung OMC saat ini 4-11
4.12 Penempatan Air conditioner (AC) OMC 4-12
4.13 Ukuran/Dimensi Meja Operator Saat Ini 4-13
4.14 Meja Operator Saat Ini 4-14
4.15 Ukuran/Dimensi Meja Asisten Manager Saat Ini 4-15
4.16 Meja Asisten Manager Saat Ini 4-16
4.17 Ukuran/Dimensi Kursi Operator Saat Ini 4-17
4.18 Kursi Operator Saat Ini 4-18
4.19 Ukuran/Dimensi Kursi Asisten Manager Saat Ini 4-19
4.20 Kursi Asisten Manager Saat Ini 4-20
4.21 Ukuran/Dimensi Rak Dokumen Saat Ini 4-21
4.22 Rak Dokumen Saat Ini 4-22
xvi Universitas Kristen Maranatha
Gambar Judul Halaman
4.24 Ukuran/Dimensi File box 4-24
4.25 Ukuran/Dimensi Lemari Dokumen Saat Ini 4-26
4.26 Lemari Dokumen Saat Ini 4-27
4.27 Ukuran/Dimensi Kursi Panjang Sofa Set Saat Ini 4-28 4.28 Ukuran/Dimensi Kursi Personal Sofa Set Saat Ini 4-29
4.29 Ukuran/Dimensi Meja Sofa Set Saat Ini 4-30
4.30 Sofa Set Saat Ini 4-31
4.31 Lokasi Pengukuran Cahaya 4-34
4.32 Lokasi Pengukuran Temperatur dan Kelembaban Udara 4-37
4.33 Lokasi Pengukuran Kebisingan 4-40
4.34 APAR saat ini 4-42
4.35 Kotak P3K saat ini 4-43
4.36 Tata letak Perlengkapan K3 saat ini 4-44
5.1 Meja Operator 5-2
5.2 Pembagian Area Meja Operator 5-3
5.3 Meja Asisten Manager 5-10
5.4 Pembagian Area Meja Asisten Manager 5-11
5.5 Kursi Operator 5-16
5.6 Kursi Asisten Manager 5-22
5.7 Rak Dokumen 5-29
5.8 Bagian-bagian Rak Dokumen 5-29
5.9 Lemari Dokumen 5-43
5.10 Sofa Set 5-47
5.11 Comfort Zone as Function of Relative Humidity Versus
Temperature 5-59
5.12 Diagram fishbone terpleset 5-62
xvii Universitas Kristen Maranatha
Gambar Judul Halaman
5.14 Diagram fishbone terkena staples 5-66
5.15 Diagram fishbone kebakaran 5-67
5.16 Diagram fishbone terkena paper cutter 5-69
6.1 Teknis Penempatan Paper Tray Alternatif 1 6-5
6.2 Usulan Paper Tray Alternatif 1 6-6
6.3 Teknis Penempatan Paper Tray Alternatif 2 6-7
6.4 Usulan Paper Tray Alternatif 2 6-8
6.5 Teknis Penempatan Paper Tray Alternatif 3 6-10
6.6 Usulan Paper Tray Alternatif 3 6-11
6.7 Sistem Aliran Dokumen Masuk 1 6-14
6.8 Sistem Aliran Dokumen Masuk 2 6-14
6.9 Sistem Aliran Dokumen Masuk 3 6-15
6.10 Tanda Sistem Aliran Dokumen Masuk Rancangan Pada PaperTray 6-15
6.11 Tata Letak Fasilitas Fisik Alternatif 1 6-18
6.12 Tata Letak Fasilitas Fisik Alternatif 2 6-21
6.13 Tata Letak Fasilitas Fisik Alternatif 3 6-23
6.14 Tata Letak Fasilitas Terpilih 6-26
6.15 Jalur Aliran Dokumen Tata Letak Terpilih 6-27
6.16 Usulan Rambu Untuk Lantai Basah 6-28
6.17 Jalur Evakuasi 6-30
6.18 Usulan Rambu untuk Jalur Evakuasi 6-31
6.19 Usulan Rambu untuk Paper Cutter 6-31
7.1 Paper Tray Usulan 7-1
7.2 Tata Letak Fasilitas Fisik Usulan 7-2
7.3 Papan wet floor Usulan 7-3
7.4 Rambu Jalur Evakuasi Usulan 7-4
xviii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul
L Gambar dan Data Antropometri Tubuh, Telapak Tangan, Kepala, Kaki
Lampiran L-4
KOMENTAR DOSEN PENGUJI
Nama Mahasiswa : Shindy Lanova Budiman
NRP : 0623044
Judul Tugas Akhir : Analisis dan Usulan Fasilitas Fisik, Lingkungan Fisik, Lingkungan, Tata Letak, dan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Operation Maintenance Centre Room Ditinjau Dari Segi Ergonomi (Studi kasus di PT Telekomunikasi Indonesia,Tbk)
Lampiran L-5
DATA PENULIS
Nama : Shindy Lanova Budiman
Alamat : Jl. Babakan jeruk 1 no.43 Pasteur-Bandung
TTL : Cianjur, 14 November 1988
No Handphone : 081321632699
Alamat email : shindylanova@yahoo.co.id Pendidikan : 1992 – 1994 : TK
1994 – 2000 : SD Karya Bakti 1, Bandung 2000 – 2003 : SMP Negeri 1, Cianjur 2003 – 2006 : SMA Negeri 1, Cianjur
2006 - : Fakultas Teknik / Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha, Bandung
Laporan Tugas Akhir 1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Telekomunikasi merupakan suatu kegiatan menyampaikan suatu informasi dari satu tempat menuju satu tujuan yang lain. Informasi yang disampaikan juga dapat berupa data, suara, dan gambar yang dikirimkan melalui suatu media komunikasi. Perkembangan teknologi informasi berjalan seiringan dengan perkembangan telekomunikasi yang belakangan sudah semakin mudah dan berkembang luas. Peningkatan kebutuhan masyarakat akan komunikasi yang semakin cepat, handal, mudah dan murah digunakan, serta daya jangkau dan cakupan yang besar menuntut perusahaan-perusahaan telekomunikasi terus melakukan inovasi dan perkembangan untuk menjawab berbagai kebutuhan bertelekomunikasi. Salah satu perusahaan telekomunikasi yang berinovasi dan berkembang luas adalah PT.TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk. PT Telekomunikasi Indonesia,Tbk sebagai salah satu perusahaan telekomunikasi terkemuka di Indonesia memiliki ruang operation maintenance centre (OMC) yang terletak di kantor cabang jalan lembong Bandung, bagian ini saling mendukung dengan bagian-bagian lain pada perusahaan demi mencapai visi dan misi perusahaan.
Bab 1 Pendahuluan 1-2
Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha sehingga manusia dapat merasa aman, sehat, dan nyaman ketika bekerja, dan dengan begitu manusia akan dapat melakukan pekerjaan secara efektif dan efisien juga hal-hal yang mendukung ini juga dapat meningkatkan produktifitas dari PT Telekomunikasi Indonesia,Tbk.
Banyaknya keluhan dari operator yang bekerja pada ruang kerja operation maintenance centre saat ini kemungkinan timbul karena beberapa faktor,
diantaranya dapat berasal dari fasilitas fisik yang tidak ergonomis, lingkungan fisik, tata letak, hingga dapat dipengaruhi oleh faktor kesehatan dan keselamatan kerja. Oleh sebab itu, maka sisi ergonomis dan desain dari suatu ruangan adalah menjadi hal yang sangat penting yang harus diperhatikan. Pada penelitian pendahuluan yang dilakukan oleh penulis, pengamatan pada ruang kerja yang digunakan tidak memenuhi persyaratan ergonomi sehingga berpotensi besar menimbulkan berbagai masalah kesehatan dan ketidaknyamanan pada operator, demikian juga pengamatan tentang lingkungan kerja dan tata letak fasilitas. Dari indikator di atas penulis menyimpulkan bahwa ruangan ini belum menerapkan ergonomi dengan baik. Penulis menganggap pentingnya “sentuhan” ergonomi dalam ruang operation maintenance centre (OMC), dengan perbaikan yang dilakukan pada ruangan tersebut diyakini akan meningkatkan efisiensi perusahaan, mengurangi waktu pengerjaan, dan membuat lingkungan kerja menjadi lebih nyaman dan aman bagi pekerja. Dilatar belakangi hal tersebut maka analisis dan perancangan ruang operation maintenance centre (OMC) dilakukan.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat diidentifikasikan bahwa permasalahan yang ada adalah tingginya tingkat stress yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor, dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis maka didapat beberapa permasalahan, diantaranya:
Tata letak stasiun kerja yang kurang tertata dengan rapi
Kurangnya keleluasaan operator pada stasiun kerja
Bab 1 Pendahuluan 1-3
Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha
Tidak adanya jalur evakuasi jika terjadi kebakaran
Tidak adanya peringatan pada beberapa peralatan kantor yang berbahaya
1.3 Batasan dan Asumsi
Karena keterbatasan waktu dan biaya maka penelitiaan yang dilakukan oleh penulis perlu dibatasi, selain itu agar penelitian menjadi lebih fokus dan terarah sesuai dengan perumusan masalah dan tujuan penelitian yang akan dicapai, maka penulis membuat batasan masalah dan asumsi, diantaranya,
Batasan masalah :
1. Perusahaan yang telah dipilih oleh penulis adalah PT Telekomunikasi Indonesia,Tbk dengan tema tempat yang telah dipilih oleh penulis adalah ruang operation maintenance centre (OMC) yang terletak di Jl.Lembong 2. Data antropometri yang digunakan adalah data antropometri penduduk
Indonesia, hasil penelitian Eko Nurmianto ( Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya, 2003) dengan persentil yang digunakan adalah persentil minumum (P5), persentil rata-rata (P50) dan persentil maksimum (P95) 3. Perancangan fasilitas fisik dilihat dari dimensi fasilitas, jenis bahan dari
fasilitas tersebut, tata letak penempatan dan fungsi dari fasilitas tersebut. 4. Analisis nilai meliputi use value dan esteem value.
5. Lingkungan fisik yang diamati adalah pencahayaan, sirkulasi udara, kelembaban, temperatur, dan kebisingan.
6. Pemilihan alternatif berdasarkan scoring concept.
7. Tidak melakukan perubahan terhadap struktur bangunan operation maintenance centre room.
Bab 1 Pendahuluan 1-4
Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha Asumsi yang digunakan pada penelitian ini adalah :
1. Data antropometri staff di ruang operation maintenance centre (OMC) sama dengan data antropometri penduduk Indonesia, hasil penelitian Eko Nurmianto ( Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya, 2003)
2. Ukuran panjang adalah sejajar dengan dada manusia jika dilihat dari
Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian tugas akhir ini adalah bagaimana melakukan perbaikan ditinjau dari segi ergonomi terhadap ruangan tempat operator bekerja
Maka perumusan masalah yang akan dibahas pada laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana fasilitas fisik aktual di ruangan operation maintenance centre (OMC), apakah sudah memenuhi kebutuhan operator dari segi ergonomi? 2. Bagaimana lingkungan fisik aktual di ruangan operation maintenance
centre (OMC), apakah sudah memenuhi kebutuhan operator dari segi
ergonomi?
3. Bagaimana tata letak aktual di ruangan operation maintenance centre (OMC), apakah sudah memenuhi kebutuhan operator dari segi ergonomi? 4. Bagaimana upaya penanggulangan kecelakaan kerja di ruangan operation
maintenance centre (OMC), apakah sudah memenuhi standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja?
Bab 1 Pendahuluan 1-5
Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha 6. Bagaimana kelebihan dan kekurangan rancangan fasilitas fisik, lingkungan
fisik, dan tata letak ruangan ruang untuk operation maintenance centre (OMC)?
7. Bagaimana usulan upaya pencegahan dan penanggulangan kecelakaan kerja yang optimal?
1.5Tujuan Penelitian
Dalam tugas akhir ini akan dibahas tentang perbaikan dari ruang kerja bagian operation maintenance centre (OMC). Dengan memperhatikan uraian dalam latar
belakang dan perumusan masalah, tugas akhir ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui kesesuaian fasilitas fisik aktual di ruangan operation maintenance centre (OMC) dengan kebutuhan operator dari segi ergonomi
2. Mengetahui kesesuaian lingkungan fisik aktual di ruangan operation maintenance centre (OMC) dengan kebutuhan operator dari segi ergonomi
3. Mengetahui kesesuaian tata letak aktual di ruangan operation maintenance centre (OMC) dengan kebutuhan operator dari segi ergonomi
4. Mengetahui upaya penanggulangan kecelakaan kerja di ruangan operation maintenance centre (OMC), dengan pemenuhan standar Kesehatan dan
Keselamatan Kerja
5. Mengetahui rancangan fasilitas fisik, lingkungan fisik, dan tata letak ruangan yang ergonomis untuk ruang operation maintenance centre (OMC)
6. Mengetahui kelebihan dan kekurangan rancangan fasilitas fisik, lingkungan fisik, dan tata letak ruangan ruang untuk operation maintenance centre (OMC)?
Bab 1 Pendahuluan 1-6
Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha
1.6Sistematika Penulisan
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini memuat latar belakang masalah sehingga dipilih menjadi topik dalam Tugas Akhir, identifikasi dan pembatasan masalah yang akan dibahas, tujuan, dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan Tugas Akhir secara garis besar.
1.1 Latar Belakang Masalah
Berisi gambaran ringkas tentang objek yang diteliti dan pernyataan mengenai masalah yang dihadapi oleh objek yang diteliti.
1.2 Identifikasi Masalah
Berisi uraian tentang masalah yang dihadapi dan faktor-faktor yang diperkirakan menyebabkan masalah tersebut.
1.3 Perumusan Masalah
Berisi pertanyaan atau pernyataan mengenai masalah yang dipilih untuk diselesaikan.
1.4 Pembatasan Masalah
Berisi pernyataan untuk memfokuskan ruang lingkup penelitian dari berbagai faktor yang diperkirakan menyebabkan masalah.
1.5 Maksud dan Tujuan
Memaparkan maksud dan tujuan dilakukannya penelitian dan pembahasan dalam laporan
1.6 Sistematika Penulisan
Berisi tentang uraian singkat isi laporan dari bab 1 sampai bab 6. Bab 2 Tinjauan Pustaka
Bab 1 Pendahuluan 1-7
Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha Bab 3 Metodologi Penelitian (Flow chart)
Dalam bab ini dibahas tentang diagram aliran (flow chart) yang merupakan gambaran urutan proses penelitian dan pembuatan laporan dari awal sampai akhir
Bab 4 Pengumpulan Data
Dalam bab ini berisi data-data yang diperoleh dari penelitian Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis
Dalam bab ini berisi tentang pengolahannya dengan mengacu pada teori-teori yang ada dan analisisnya
Bab 6 Perancangan dan Analisis
Berisi tentang perancangan yang mengacu kepada teori-teori yang ada beserta keterangannya
Bab 7 Kesimpulan dan Saran
Merupakan bab terakhir yang berisikan kesimpulan dan saran. Saran berisikan usulan
7.1 Kesimpulan
Kesimpulan berisikan rangkuman intisari dari penelitian yang dilakukan yang berisi hal-hal penting dari analisis dan implementasi rancangan 7.2 Saran
Laporan Tugas Akhir 6-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB 6
PERANCANGAN DAN ANALISIS
6.1 Perancangan Pada Ruang Operation Maintenance Centre (OMC)
Perancangan merupakan perbaikan yang dilakukan terhadap fasilitas fisik, lingkungan fisik, dan tata letak fasilitas fisik. Fasilitas fisik yang terdapat pada ruang operation maintenance centre (OMC) sudah dinilai cukup ergonomis, juga dalam hal lingkungan fisik tetapi untuk hal lingkungan fisik ternyata pada saat dilakukannya pengukuran terhadap temperatur suhu di setiap lokasi operator bekerja terjadi perbedaan antara temperatur suhu lokasi operator yang dekat dengan AC dan yang jauh dari AC, maka perlu dilakukan perbaikan terhadap sistem aliran udara, juga dari hasil wawancara penulis dengan pihak perusahaan adanya permintaan perubahan tata letak fasilitas fisik yang ada di ruang operation maintenance centre (OMC) dengan tidak merubah struktur bangunan. Pada perancangan
juga akan diusulkan fasilitas fisik yang belum ada, yaitu paper tray, juga sistem aliran dokumen pada setiap meja kerja. Berikut akan diberikan penjelasan mengenai perancangan tersebut.
6.2 Perancangan Sirkulasi Udara
Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-2
Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha
6.3 Perancangan Paper Tray
Perancangan paper tray diusulkan karena adanya keluhan dari beberapa operator saat dilakukan wawancara yaitu operator tidak adanya tempat penyimpanan dokumen di atas meja kerja sehingga terkadang berkas-berkas kerja yang belum selesai dikerjakan tercecer dan bersatu dengan berkas-berkas yang sudah selesai dikerjakan, kadang juga terjadi sebaliknya, sehingga seringkali berkas tersebut dianggap hilang dan mengganggu berjalannya proses pekerjaan para operator. Untuk usulan perancangan paper tray penulis mengusulkan untuk membeli, dengan pertimbangan telah
tersedianya paper tray siap pakai di toko-toko peralatan perkantoran, tetapi tetap melalui pemilihan dari beberapa alternatif jenis paper tray. Berikut ini akan dijelaskan kriteria pemilihan dari beberapa alternatif paper tray beserta scoring concept yang digunakan untuk menentukan alternatif mana yang
terpilih.
6.2.1 Kriteria Perancangan Paper Tray
1. Kemudahan Perawatan
Paper tray terbuat dari bahan plastik, dengan berbagai tipe
tingkatan yang berbeda-beda, ada yang tidak bertingkat, tingkat 1, tingkat 2, hingga yang lebih dari 2 tingkat. Perawatannya sangat mudah dilakukan, karena bahan dasarnya adalah plastik maka hanya perlu dibersihkan dengan pembersih debu biasa atau dapat juga dengan dibersihkan oleh kain lap.
2. Kenyamanan
Kenyamanan paper tray dilihat dari dimensinya, apakah dimensi paper tray tersebut sudah sesuai dengan dimensi benda yang akan
Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-3
Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha telepon langsung di kerjakan oleh operator dengan membuka suatu aplikasi untuk memperbaiki gangguan tersebut. Umumnya berkas-berkas laporan menggunakan kertas A4 sehingga ukuran paper tray minimal harus seukuran dengan kertas A4. Untuk pilihan alternatif paper tray yang diusulkan semuanya mempunyai dimensi lebih besar
dari kertas A4 untuk alternatif 1, alternatif 2, maupun alternatif 3. Sehingga paper tray tersebut layak untuk dijadikan bahan pertimbangan.
3. Keamanan
Keamanan paper tray dapat dilihat dari bahan apa yang digunakan dan bagaimana kontur benda tersebut. Paper tray yang diusulkan berbahan dasar plastik dengan kontur benda yang tidak membahayakan penggunanya diantaranya sudut-sudut tray melengkung dan tidak tajam, untuk paper tray yang bertingkat, penghubung yang digunakan cukup kuat untuk menopang berat beban atasnya sehingga untuk hal keamanan konstruksi penghubung pun aman.
4. Multifungsi
Paper tray selain dapat digunakan menyimpan berkas-berkas
laporan kerja, operator juga dapat menggunakannya sebagai tempat menyimpan buku. Bahkan untuk alternatif 3 usulan yang ditawarkan dengan model paper tray dilengkapi dengan tempat alat tulis untuk menyimpan pensil, bolpoint, penggaris,tip-x, dll. Hal ini tentunya sangat berguna dimana operator dapat meletakan alat tulis pada tempatnya dan meja kerja dapat tertata dengan rapi.
5. Keindahan
Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-4
Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha operator. Perbedaan yang terletak dari setiap alternatif adalah pada tingkatan tray, pada alternatif 1, model tray ini tidak bertingkat, pada alternatif 2, model tray ini adalah bertingkat 1, dan alternatif 3, model tray ini adalah juga bertingkat 1
6.2.2 Alternatif Paper Tray
Alternatif 1
Paper tray alternatif 1 ini terbuat dari bahan plastik dengan merek
joyko, berbentuk persegi panjang dengan dimensi 35x25x10 cm dengan tebal plastik 1 cm. Paper tray ini tidak mempunyai tingkat sehingga jika berkas ingin dikelompokan maka dapat digunakan kertas pembatas, paper tray ini dapat didapat di toko-toko peralatan kantor ataupun di toko buku, berdasarkan hasil penelitian paper tray dengan model ini mempunyai harga Rp. 43000.
o Analisis Teknik
Pemasangan paper tray ini dapat langsung diletakan di atas meja kerja operator karena tidak memerlukan cara pemasangan khusus. paper tray ini akan diletakan pada area 3 meja operator karena pada saat
Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-5
Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha
P ap
er tray
AREA 1
AREA 2 AREA 3
Gambar 6.1
Teknis penempatan paper tray alternatif 1
o Use Value
Paper tray ini berfungsi untuk menyimpan berkas-berkas kerja yang
belum dikerjakan, yang sedang dikerjakan, maupun yang sudah dikerjakan. Terdapat pembatas pada kiri, kanan, dan depan paper tray yang berfungsi untuk penahan agar berkas yang disimpan didalamnya tetap tertata rapi, hal ini sesuai dengan apa yang diminta oleh pihak perusahaan yaitu untuk merancang usulan agar dokumen kerja pada meja operator tertata dengan rapi.
o Esteem Value
Keindahan paper tray ini dapat dilihat dari bentuknya yang sederhana dan simple juga warna yang digunakannya. Warna yang digunakan pada paper tray ini adalah hitam, pemilihan warna ini karena sebagian besar furniture pada ruang operation maintenance centre ini bernuansa natural dan tidak mencolok
o Kelebihan dan Keterbatasan
Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-6
Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha Tabel 6.1
Kelebihan dan Keterbatasan Paper Tray Alternatif 1
no kelebihan keterbatasan
1 desain minimalis tidak bertingkat 2 ukuran sesuai kebutuhan kapasitas terbatas 3 mudah dibersihkan jenis dokumen tidak dapat
diklasifikasikan 4 dapat disimpan dimana
saja -
Gambar 6.2
Usulan Paper Tray Alternatif 1
Alternatif 2
Untuk usulan paper tray alternatif 2 ini bahan dasarnya juga terbuat dari bahan plastik dengan merek joyko, berbentuk persegi panjang dengan dimensi 32x25x10 cm dengan tebal plastik 1 cm. Paper tray ini mempunyai 1 tingkat sehingga berkas dapat dikelompokan, paper tray ini dapat didapat di toko-toko peralatan kantor ataupun di toko
buku, berdasarkan hasil penelitian paper tray dengan model ini mempunyai harga Rp. 56000.
o Analisis Teknik
Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-7
Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha Oleh karena itu untuk menambah nilai fungsi dan tidak mengurangi keleluasaan area kerja operator maka paper tray ini akan diletakan di area 3, teknik peletakan paper tray ini yaitu miring, hal ini agar operator dapat mengambil berkas pada paper tray ketika dibutuhkan baik bila operator sedang bekerja menghadap monitor (area 1) ataupun jika sedang menyelesaikan dokumen (area 2). Berikut adalah gambaran teknis penataan paper tray.
AREA 1
AREA 2 AREA 3
Pap er tray
Gambar 6.3
Teknis penempatan paper tray alternatif 2 o Use Value
Paper tray ini berfungsi untuk menyimpan berkas-berkas kerja yang
belum dikerjakan, yang sedang dikerjakan, maupun yang sudah dikerjakan. Terdapat pembatas pada kiri, kanan, dan depan paper tray yang berfungsi untuk penahan agar berkas yang disimpan didalamnya tetap tertata rapi, hal ini sesuai dengan apa yang diminta oleh pihak perusahaan yaitu untuk merancang usulan agar dokumen kerja pada meja operator tertata dengan rapi.
o Esteem Value
Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-8
Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha besar furniture pada ruang operation maintenance centre ini bernuansa natural dan tidak mencolok
o Kelebihan dan Keterbatasan
Terdapat beberapa kelebihan dan keterbatasan pada paper tray yang diusulkan pada alternatif 2 ini. hal tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 6.2
Kelebihan dan Keterbatasan Paper Tray Alternatif 2
no kelebihan keterbatasan
1 desain minimalis kapasitas tray atas max 1 rim
2 ukuran sesuai kebutuhan -
3 mudah dibersihkan -
4 dapat disimpan dimana saja -
5 terdapat tingkatan -
6 berkas dapat diklasifikasikan -
Gambar 6.4
Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-9
Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha
Alternatif 3
Untuk usulan paper tray alternatif 3 ini bahan dasarnya juga terbuat dari bahan plastik dengan merek joyko, berbentuk persegi panjang dengan dimensi 40x30x7 cm dengan tebal plastik 1 cm. Paper tray ini mempunyai 1 tingkat sehingga berkas dapat dikelompokan, selain itu pada alternatif 3 ini terdapat juga tempat penyimpanan alat tulis yang langsung menyatu dengan paper tray. Paper tray ini dapat didapat di toko-toko peralatan kantor ataupun di toko buku, berdasarkan hasil penelitian paper tray dengan model ini mempunyai harga Rp. 75000.
o Analisis Teknik
Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-10
Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha AREA 1
AREA 2 AREA 3
P ap
er tra y
Gambar 6.5
Teknis penempatan paper tray alternatif 3
o Use Value
Paper tray ini berfungsi untuk menyimpan berkas-berkas kerja yang
belum dikerjakan, yang sedang dikerjakan, maupun yang sudah dikerjakan. Terdapat pembatas pada kiri, kanan, dan depan paper tray yang berfungsi untuk penahan agar berkas yang disimpan didalamnya tetap tertata rapi, hal ini sesuai dengan apa yang diminta oleh pihak perusahaan yaitu untuk merancang usulan agar dokumen kerja pada meja operator tertata dengan rapi. Paper tray ini juga dilengkapi dengan tempat menyimpan alat tulis sehingga operator dapat menyimpan alat tulis yan digunakan saat bekerja pada tempatnya dan tidak tercecer di meja kerja.
o Esteem Value
Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-11
Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha o Kelebihan dan Keterbatasan
Terdapat beberapa kelebihan dan keterbatasan pada paper tray yang diusulkan pada alternatif 3 ini. hal tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 6.3
Kelebihan dan Keterbatasan Paper Tray Alternatif 3
no kelebihan keterbatasan
1 terdapat tempat alat tulis kapasitas tray atas max 1 rim 2 ukuran sesuai kebutuhan desain kurang minimalis
3 mudah dibersihkan -
4 dapat disimpan dimana saja -
5 terdapat tingkatan -
6 berkas dapat diklasifikasikan -
Gambar 6.6
Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-13
Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha warnanya yang disesuaikan dengan warna dari sebagian besar furniture yang ada. Selanjutnya untuk kriteria seleksi kemudahan perawatan diberikan bobot sebesar 1 karena dimensi paper tray tidak terlalu besar dan ini menjadikan paper tray mudah untuk dibersihkan.
6.3 Perancangan Sistem Aliran Dokumen
Usulan untuk perancangan sistem aliran dokumen dilakukan karena adanya penambahan fasilitas fisik berupa paper tray pada meja kerja operator dan asisten manager, maka dari itu sistem aliran dokumen pun perlu adanya rancangan ulang. Dokumen kerja umumnya berupa keluhan-keluhan dari pelanggan diserahkan dari bagian customer service ke bagian administrasi, lalu setelah diklasifikasikan, maka untuk dokumen yang menyangkut dengan bagian teknis dimasukan ke bagian sentral yang menempati operation maintenance centre room lalu diproses oleh operator bagian sentral.
Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-14
Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha
Area 1 Area 3
Area 2 Dokumen
Kerja Masuk
Gambar 6.7
Sistem aliran dokumen masuk aktual 1
Dokumen Kerja masuk
Area 1 Area 3
Area 2
Gambar 6.8
Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-15
Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha Dokumen
Kerja masuk
Area 1 Area 3
Area 2
Gambar 6.9
Sistem aliran dokumen masuk aktual 3
Dengan adanya penambahan fasilitas fisik berupa paper tray maka agar lebih berguna, sistem aliran dokumen pun lalu dirancang ulang, dengan sistem usulan yaitu dokumen masuk langsung disimpan di atas paper tray bagian atas, sedangkan untuk dokumen yang telah selesai disimpan pada tray
bagian bawah dengan menambahkan tanda „in‟ pada sisi tray bagian atas, dan „out‟ pada sisi tray bagian bawah seperti gambar dibawah ini.
IN
OUT
Gambar 6.10
Tanda Sistem Aliran Dokumen Masuk Rancangan Pada Paper Tray
6.4 Perancangan Tata Letak Fasilitas Fisik
Perancangan tata letak fasilitas fisik pada ruangan operation maintenance centre (OMC) ini dilakukan atas permintaan dari pihak perusahaan karena
Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-16
Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha serbaguna yang berfungsi tempat penyimpanan paper cutter, printer, lem, dan alat-alat perkantoran lainnya yang menyebabkan terganggunya proses pekerjaan. Juga adanya permintaan dari operator untuk mendekatkan meja kerja antar operator karena pada saat bekerja seringkali operator bolak-balik ke meja operator lainnya hanya untuk menanyakan sesuatu, atau untuk mendiskusikan sesuatu. Tata letak fasilitas fisik dari suatu ruangan akan menentukan kelancaran dari aktivitas yang dilakukan dalam ruangan tersebut. Penataan dari suatu fasilitas fisik harus disesuaikan dengan fungsi dan tujuannya. Misal antar satu operator dengan operator lain membutuhkan komunikasi yang cukup intens, maka letak mejanya pun seharusnya berdekatan, dan juga ruang operation maintenance centre (OMC) ini dirancang untuk operator agar dapat bekerja dengan nyaman dan yang paling penting operator merasa betah di kantor sehingga aktivitas bekerja menjadi menyenangkan dan dapat mengurangi stress.
Dengan demikian, maka diperlukannya perancangan tata letak yang baik agar dalam pemakaiannya jangan sampai mengganggu aktivitas operator yang bekerja didalamnya. Karena tata letak fasilitas fisik adalah bebas atau fleksibel maka perancangan lebih ditujukan pada kenyamanan ruang. Untuk mendapatkan perancangan tata letak fasilitas fisik yang baik maka, harus memperhatikan beberapa aspek, diantaranya adalah kenyamanan, keleluasaan, keamanan, dan keindahan. Aspek-aspek tersebut akan lebih lengkap dijelaskan di bawah ini.
6.4.1 Kriteria Perancangan Tata Letak Fasilitas Fisik
1. Kenyamanan
Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-17
Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha menggunakannya. Juga karena adanya permintaan dari pihak perusahaan untuk merubah tata letak fasilitas, karena dianggap tata letak fasilitas aktual jarak antar meja operator terlalu berjauhan sehingga untuk kasus-kasus pekerjaan tertentu yang membutuhkan komunikasi antar operator, menyebabkan operator harus bolak-balik ke meja kerja operator lainnya. Juga khusus untuk meja asisten manager, ada permintaan untuk merubah posisi meja tersebut, karena untuk masuk ke area kerja meja asisten manager terkadang terhalang oleh kursi, dan terkadang juga terhalang oleh operator lain yang sedang beraktivitas di dekat area meja peralatan kantor (printer, paper cutter, dll) karena letak meja peralatan yang terlalu dekat dengan meja asisten manager.
2. Keleluasaan
Tata letak fasilitas fisik dari suatu ruangan harus memenuhi aspek keleluasaan, yaitu operator yang bekerja pada ruangan tersebut dapat bergerak dengan leluasa (tidak sempit). Aspek ini salah satu yang menunjang kenyamanan ruangan, karena dengan keleluasaan operator maka operator yang bekerja pun tidak akan merasa gerakan mereka terbatasi sehingga operator dapat dengan nyaman bekerja
3. Keamanan
Aspek keamanan yaitu tata letak fasilitas tidak akan membahayakan operator maupun asisten manager yang bekerja pada ruangan tersebut, salah satunya misalkan semua fasilitas fisik harus diletakan dapat berdiri dengan kokoh, misalnya fasilitas fisik yang ada harus diletakan pada lantai yang rata, karena jika tidak maka akan membahayakan penggunanya.
4. Keindahan
Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-18
Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha
6.4.2 Alternatif Tata Letak Fasilitas Fisik
Alternatif 1
Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-19
Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-20
Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha yang sudah sesuai dengan kebutuhan kedekatan dan membentuk sebuah area.
Fokus utama pada perancangan tata letak fasilitas fisik pada ruang operation maintenance centre (OMC) ini lebih difokuskan pada hal-hal
Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-21
Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-22
Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha Pada perancangan tata letak fasilitas fisik pada alternatif 2 dengan mempertimbangkan aspek kenyamanan, keleluasaan, keamanan, dan keindahan. Aspek kenyamanan pada tata letak fasilitas fisik alternatif 2 ini adalah pada perubahan letak meja-meja kerja operator yang sebelumnya berada menempel pada kedua sisi ruangan, lalu kemudian dirancang ulang menjadi berkelompok dan berdekatan satu sama lain, hal ini memenuhi permintaan dari perusahaan untuk perancangan meja kerja operator yang dibuat berdekatan. Untuk aspek keleluasaan pada tata letak fasilitas fisik alternatif 2 ini memperhitungkan faktor antropometri Untuk akses masuk ke meja operator, beberapa meja operator memiliki akses untuk masuk ke area meja kerja nya dengan beberapa jalan dan hal ini mempengaruhi keleluasaan, yaitu operator dapat lebih leluasa dibanding dengan tata letak yang sebelumnya. Letak meja yang digunakan untuk peralatan kantor pun dirubah letaknya menjadi ditengah-tengah antara meja-meja operator, hal ini untuk memudahkan operator yang sering menggunakan peralatan kantor dan agar area kerja asisten manager tidak terganggu. Selebihnya fasilitas fisik yang ada tidak dirubah tata letaknya karena dianggap tidak mengganggu proses aktivitas pekerjaan, juga dirasa sudah nyaman. Aspek selanjutnya adalah jika dilihat dari segi keamanan semua fasilitas fisik yang ditempatkan tidak ada yang membahayakan, semuanya dapat berdiri dengan kokoh pada tempatnya. Aspek keindahan dapat dilihat dari tata letak fasilitas fisik yang tertata dengan rapi, dan juga simetris. Juga penempatan meja-meja kerja operator yang sudah sesuai dengan kebutuhan kedekatan dan membentuk sebuah area.
Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-23
Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-24
Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-25
Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha dengan kokoh pada tempatnya. Aspek keindahan dapat dilihat dari tata letak fasilitas fisik yang tertata dengan rapi, dan juga simetris. Juga penempatan meja-meja kerja operator yang sudah sesuai dengan kebutuhan kedekatan dan membentuk sebuah area.
Perancangan tata letak fasilitas fisik pada ruang operation maintenance centre (OMC) ini lebih difokuskan pada hal-hal yang menyebabkan
keluhan perusahaan, atau lebih ke apa yang diminta oleh perusahaan, yang mana perusahaan meminta untuk mendekatkan meja-meja kerja operator dan merubah posisi meja asisten manager. Sedangkan untuk penambahan fasilitas fisik hanya penambahan tray pada setiap meja kerja operator dan pada meja asisten manager. Pada perancangan tata letak fasilitas fisik alternatif 3 ini sudah memenuhi kebutuhan permintaan perusahaan. Oleh karena itu alternatif 3 ini layak untuk diperhitungkan.
6.4.3 Scoring Concept Tata Letak Fasilitas Fisik
Tabel 6.5
Scoring Concept Tata Letak Fasilitas Fisik
kriteria
Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-27
Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-28
Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha Alternatif perancangan tata letak yang terpilih juga memudahkan sistem aliran dokumen, operator yang membagikan dokumen kerja dapat masuk melalui pintu 1 dan dalam sekali berkeliling untuk mengantarkan dokumen-dokumen kerja lalu keluar melalui pintu 3.
6.5 Usulan Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Kecelakaan yang Lebih
Optimal
Pada ruang OMC ini ada beberapa kecelakaan kerja yang pernah terjadi dan yang berpotensi terjadi pada saat bekerja dan membutuhkan perancangan pencegahan dan penanggulangan yang lebih optimal diantaranya adalah:
Terpeleset
Usulan yang diberikan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja berupa terpeleset adalah dengan memberikan rambu lantai basah ketika lantai masih belum kering, hal ini agar pada saat operator melewati lantai yang masih basah maka operator tersebut dapat berjalan dengan hati-hati dan mencegah terjadinya kecelakaan kerja terpeleset, berikut ini adalah contoh rambu yang biasanya digunakan untuk mencegah kecelakaan kerja terjadi:
Gambar 6.16
Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-29
Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha
Kebakaran
Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-30
Bab 6 Perancangan dan Analisis 6-31
Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha Gambar 6.18
Usulan Rambu untuk Jalur Evakuasi
Terluka oleh paper cutter
Untuk usulan yang diberikan penulis pada potensi terjadinya kecelakaan kerja berupa tangan terluka oleh paper cutter adalah dengan cara
memberikan tanda bahaya “Hati-hati saat menggunakan paper cutter” di
dekat paper cutter hal ini dapat memberikan rasa waspada pada pengguna saat akan memotong kertas. Berikut ini adalah usulan rambu untuk paper cutter.
HATI-HATI SAAT
MENGGUNAKAN
PAPER CUTTER
Gambar 6.19
Laporan Tugas Akhir 7-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1Kesimpulan
1. Semua fasilitas fisik di ruangan OMC ini sudah ergonomis, diantaranya yaitu meja operator, meja asisten manager, kursi operator, kursi asisten manager, rak dokumen, lemari dokumen, dan sofa set.
2. Semua aspek lingkungan fisik di ruangan OMC ini sudah ideal, diantaranya yaitu pencahayaan berkisar antara 426-710 lux, temperatur berkisar antara 24-25 °C, kelembaban berkisar antara 40-43 %, dan tingkat kebisingan berkisar antara 29-56 dB.
3. Tata letak fasilitas fisik saat ini masih dirasa belum cukup baik, dimana banyaknya keluhan dan permintaan perusahaan.
4. Prosedur kesehatan dan keselamatan kerja aktual yang ada adalah 2 buah APAR dan 1 kotak P3K.
5. Perancangan yang dilakukan pada fasilitas fisik, dan tata letak adalah:
Usulan penambahan fasilitas fisik berupa paper tray dengan merek Joyko seharga Rp.75000
Gambar 7.1 Paper Tray Usulan
Bab 7 Kesimpulan dan Saran 7-2
Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha
Perancangan tata letak fasilitas fisik
Bab 7 Kesimpulan dan Saran 7-3
Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha 6. Kelebihan dan kekurangan dari fasilitas fisik usulan dan tata letak fasilitas
fisik usulan jika dibandingkan dengan kondisi aktual adalah sebagai berikut:
Paper Tray Usulan
Kelebihan:
- Penyimpanan dokumen lebih teratur - Dokumen tidak terlihat berantakan - Memanfaatkan area 3 pada meja kerja Kekurangan :
- Perusahaan harus mengeluarkan anggaran untuk pembelian paper tray tersebut
Tata Letak Fasilitas Fisik Usulan Kelebihan:
- Jarak antar meja kerja lebih ergonomis - Jarak gang lebih ergonomis
- Memudahkan sistem aliran dokumen - Memudahkan jalur evakuasi
Kekurangan :
- Perusahaan harus meluangkan waktu untuk perubahan tata letak ini
7. Perancangan yang dilakukan pada prosedur kesehatan dan keselamatan kerja adalah:
Usulan terhadap prosedur kesehatan dan keselamatan kerja berupa papan wet floor.
Bab 7 Kesimpulan dan Saran 7-4
Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha
Usulan terhadap prosedur kesehatan dan keselamatan kerja berupa rambu jalur evakuasi.
Gambar 7.4
Rambu jalur evakuasi Usulan
Usulan terhadap prosedur kesehatan dan keselamatan kerja berupa peringatan untuk peralatan berbahaya (paper cutter)
HATI-HATI SAAT
MENGGUNAKAN
PAPER CUTTER
Gambar 7.5
Peringatan bahaya Usulan
7.2Saran
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
1. Dosen dan Team Asisten Laboratorium Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi II. “Kumpulan Teori dan Diktat Kuliah Analisis Perancangan dan Ergonomi II”, Jurusan Teknik Industri, Universitas Kristen Maranatha,
Bandung, Indonesia, 2006.
2. Kroemer, Karl., Henrike Kroemer., Katrin Kroemer –Elbert. “How to Design for Ease and Efficiency”.
3. Nurmianto, Eko. “Ergonomi : Konsep Dasar dan Aplikasinya”, Guna Widya, Surabaya, Indonesia, 2003.
4. Openshaw, Scott., Erin Taylor. “Ergonomics and Design A Reference Guide” Allsteel, 2006.
5. Sanders, Mark S and Ernest J.McCormick. “Human Factors In Engineering And Design”, Seventh Edition McGraw Hill International Editions,
Psychology Series, Singapore, 1993.
6. Sugiyono, Dr,. “Metode Penelitian Administrasi”, Edisi ke sepuluh, Alfabeta, Bandung,2003.
7. Sutalaksana, IZ., Anggawisastra, R., Tjakraatmadja, J. H. “Teknik Tata Cara Kerja”, Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Bandung, Bandung,
Indonesia, 1979.
8. Ulrich, Karl T,. Steven D. Eppinger., “Perancangan dan Pengembangan Produk”, Salemba Teknika, Jakarta, Indonesia, 2001.
9. Weimer, Jon. “Handbook of Ergonomic and Human Factors Tables”, Prentice Hall, New Jersey, 1993.
10. P.K , Suma’mur, “KESELAMATAN KERJA & PENCEGAHAN