• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Tuwed - Kecamatan Melaya - Kabupaten Juwed.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Tuwed - Kecamatan Melaya - Kabupaten Juwed."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAMPINGAN KELUARGA KKN PPM UNUD PERIODE TAHUN 2016/2017

DESA/DUSUN : TUWED/BERAWANTANGI

KECAMATAN : MELAYA

KABUPATEN : JEMBRANA

OLEH

FEBIO TOMASINI MARCIANO MEUS 1309005087

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT(LPPM)

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Dengan telah selesainya kegiatan KKN PPM yang saya kerjakan, maka saya :

Nama Mahasiswa : Febio Tomasini Marciano Meus No. Mahasiswa : 1309005087

Tanda Tangan :

Telah menyelesaikan laporan kegiatan saya selama di lokasi KKN PPM, Desa Tuwed, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana.

Tuwed, 26 Agustus 2016

Menyetujui, Menyetujui,

DPL KKN PPM Unud Desa Tuwed

I Made Astika, ST, M.Erg.,MT I Nengah Malya

NIP. 19680619 199702 1 001 Keluarga Dampingan

Mengetahui,

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat Rahmat dan Hidayahnya penulis dapat menyelesaikan laporan keluarga dampingan ini.

Terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini dapat membantu dalam proses penilaian dan pertimbangan kelanjutan bimbingan pada keluarga dampingan ini..

Kritik dan saran sangat penulis harapkan sebagai pedoman penulisan laporan selanjutnya. Demikian makalah ini dibuat. Terima kasih.

Tuwed, 26 Agustus 2016

(4)

DAFTAR ISI

COVER ... 1

HALAMAN PENGESAHAN ... 2

KATA PENGANTAR ... 3

DAFTAR ISI ... 4

BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN ... 5

1.1 Profil Keluarga Dampingan ... 5

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan ... 5

1.2.1 Pendapatan Keluarga ... 5

1.2.2 Pengeluaran Keluarga ... 5

BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH ... 7

2.1 Permasalahan Keluarga ... 7

2.2 Masalah Prioritas ... 7

BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH ... 8

3.1 Program ... 8

3.1.1 Penjelasan Mengenai Prioritas Masalah ... 8

3.2 Jadwal Kegiatan ... 9

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA 10 BAB V PENUTUP ... 12

5.1 Simpulan ... 12

5.2 Saran ... 12

DAFTAR PUSTAKA ... 13

(5)

BAB I

GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

1.1PROFIL KELUARGA DAMPINGAN

NO NAMA STATUS PENDIDIKAN PEKERJAAN KETERANGAN

1 I NENGAH MALYA

KAWIN SLTA/SEDERAJAT PETANI/BERKEBUN KEPALA KELUARGA 2 NI KETUT

SANGSI

KAWIN TAMAT

SD/SEDERAJAT

MENGURUS

RUMAH TANGGA ISTRI

3 I KADEK DWI

DARMIKA

BELUM KAWIN

SMK/SEDERAJAT PELAJAR ANAK

4 NI

KOMANG ARINI BELUM KAWIN BELUM TAMAT SD/SEDERAJAT

PELAJAR ANAK

5 KETUT

ADI LIANTARA BELUM KAWIN BELUM TAMAT SD/SEDERAJAT

PELAJAR ANAK

1.2EKONOMI KELUARGA DAMPINGAN

1.2.1 PENDAPATAN KELUARGA

Sumber penghasilan keluarga bapak Nengah Malya berasal dari beberapa sumber diantaranya yakni didapatkan dari hasil berkebun coklat dan dari hasil kerja ibu Ketut Sangsi sebagai buruh serabutan dengan upah per hari Rp 50.000.

Keluarga bapak Malya mendapatkan sumbangan berupa ternak (sapi) dari desa sejumlah 1 ekor (betina) dari simantri, dengan program pembagian anak, yang harus dipelihara keluarga tersebut, namun dengan suatu system terikat dengan simantri tersebut.

1.2.2 PENGELUARAN KELUARGA

Dalam memenuhi kehidupan sehari-hari, bapak Nengah Malya mengandalkan penghasilan istri. Pengeluaran untuk kebutuan sehari-harinya berupa:

1. Bekal untuk anak pertama (SMK) sebesar Rp 10.000/hari. Pengeluaran ini disebabkan karena anak tidak sarapan di rumah setiap pagi, sehingga uang yang dibawa digunakan untuk membeli nasi.

2. Bekal untuk 2 anak SD Rp 5.000/anak/hari.

(6)

4. Pengeluaran darurat lainnya seperti saat tahun ajaran baru membeli peralatan sekolah diusahakan sebisa mungkin untuk dipinjam kepada tetangga.

5. Menurut hasil wawancara dengan bapak Nengah Malya, untuk masalah kesehatan tidak begitu banya pengeluaran yang dihabiskan, karena keluarga ini telah memiliki Kartu Jaminan Kesehatan yang dikeluarkan oleh desa.

Keluarga bapak Malya memiliki 3 anak, dan semuanya sedang bersekolah. Dua diantaranya sekolah dasar dan satu sedang menempuh sekolah menengah. Pengeluaran yang dibutuhkan yakni pada saat tahun ajaran baru diantaranya membeli buku untuk ketiga anaknya, ditambah dengan membayar SPP anaknya yang sedang SMK. Dana yang dikeluarkan berasal dari pinjaman kepada tetangga.

Pengeluaran lainnya oleh bapak Malya berupa listrik sebesar Rp 20.000 per bulan. Listrik dan air yang didapatkan bapak Malya berasal dari tetangga karena keluaraga bapak Malya belum memiliki meteran sendiri. Begitu pula dengan air, bapak Malya mengambil dari sumur tetangga.

(7)

BAB II

IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

2.1 PERMASALAHAN KELUARGA

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Nengah Malya, diketahui ada beberapa

masalah yang sedang dialami oleh keluarga tersebut, diantaranya :

1. Kondisi rumah rusak sedang.

2. Ekonomi tidak mencukupi.

3. Suami tidak memiliki pekerjaan tetap (hanya menunggu penghasilan coklat)

4. Tidak memiliki jamban dan kamar mandi.

5. Tidak memiliki meteran listrik PLN dan PDAM (menumpang tetangga)

6. Kurang inovasi tentang pemanfaatan lahan dan limbah.

7. Kondisi rumah yang kumuh (kotor)

8. Kurangnya pengethuan tentang beternak (Bapak Malya baru pertama kali beternak).

2.2 MASALAH PRIORITAS

Berdasarkan hasil identifikasi yang telah dilakukan, dapat diambil tiga masalah prioritas

yang telah disetujui dan diminati oleh keluarga diantaranya:

1. Suami tidak memiliki pekerjaan tetap.

2. Kurang inovasi pemanfaatan lahan dan limbah.

3. Kurang pengatahuan akan beternak.

Pengambilan prioritas ini dilakukan dengan teknik KUWAT dan memperhatikan minat

keluarga. Perlu ditekankan bahwa dengan rendahnya tingkat pendidikan baik bapak Malya

maupun ibu Ketut Sangsi serta dengan kondisi mudanya umur pasangan ketika menikah

(umur 17 tahun untuk bapak Malya dan 15 tahun untuk ibu Ketut Sangsi), menjadikan SDM

pasangan tersebut sangat kurang dan inovasi terhadap sesuatu yang baru menjadi sangat sulit,

ditambah dengan pengeluaran jajan anak-anaknya yang tinggi membuat keluarga ini susah

(8)

BAB III

USULAN PENSOLUSIAN MASALAH

1.1 PROGRAM

Program yang akan dicanangkan dimulai dari jadwal kunjungan, diskusi dan pensolusian masalah.

1.1.1 PENJELASAN MENGENAI PRIORITAS MASALAH

Berdasarkan masalah yang telah didiskusikan bersama bapak Malya bersama keluarga, telah disetujui tiga program yang akan dibantu pemecahannya.

Program pertama yakni mengenai pekerjaan yang tidak tetap. Bapak Malya penulis tawarkan untuk mencari pekerjaan tambahan seperti menjadi buruh di pagi sampai sore hari sembari menunggu coklat berbuah dan panen coklat. Hal ini

dilakukan melihat kenyataan bahwa bapak Malya pada pagi hari tidak melakukan aktivitas tertentu yang dapat menghasilkan uang dan hanya jalan melakukan aktivitas yang tidak menghasilkan. Beliau hanya menganggur di rumah sembari menunggu anak-anaknya pulang dari sekolah. Hal ini dapat dilihat sebagai kesempatan, dengan ketidakadaanya pekerjaan bapak Malya pada pagi hari dapat dimanfaatkan untuk mencari pekerjaan sehingga penghasilan keluarga bapak Malya dapat meningkat dan dapat menabung untuk keperluan lainnya.

Program kedua yakni kurangnya inovasi pemanfaatan lahan dan limbah, hal ini dapat dilaksanakan melihat pada bagian depan rumah bapak Malya terdapat lahan kosong yang cukup luas. Hal ini dapat dimanfaatkan dengan menanam sayuran, seperti singkong sehingga dapat mengurangi pengeluaran pembelian harian keluarga bapak Malya. Pemanfaatan limbah yang penulis sarankan kepada keluarga bapak Malya ditujukan untuk makanan tambahan ternak.

Berdasarkan hasil wawancara dengan keluarga, pada saat panen kulit buah

(9)

Program ketiga kurangnya pengetahuan akan beternak. Hal ini merupakan kelanjutan dengan program sebelumnya yakni pemanfatan limbah. Bapak Malya diberitahukan akan cara menjaga kesehatan ternak. Hal ini berupa kapan waktu pemberian obat cacing dan vitamin yang tepat dan diakhir pertemuan, penulis

memberikan injeksi vitamin B kompleks pada ternak dan pemberian obat cacing (Rintal Bolus). Serta memberitahukan harus sering melakukan kontak dengan dokter hewan terdekat.

1.2 JADWAL KEGIATAN

Jadwal kegiatan yang dicanangkan penulis dapat dilihat pada table:

MINGGU PROGRAM

MINGGU KE I

MINGGU KE II

MINGGU KE III

MINGGU KE IV

MINGGU KE V

PERKENALAN

(10)

BAB IV

PELAKSANAAN, HASIL DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA

Pelaksanaan program dilakukan sebanyak 2 kali seminggu, namun disesuaikan

dengan keadaan keluarga bapak Malya. Artinya dalam melakukan kunjungan harus

menghubungi bapak Malya terlebih dahulu, agar tidak terjadi kesalahan misalnya tidak ada

orang di rumah. Kunjungan informal lain dikondisikan dengan situasi. Jumlah jam yang

dihabiskan dalam sekali kunjungan ke rumah keluarga bapak Malya kira-kira 2-3 jam sekali

pertemuan, sehingga waktu efektif formal yang dilakukan didapatkan sebanyak 20-30 jam

efektif formal, sedangkan waktu informal yang ada adalah 30-40 jam. Waktu informal

maksudnya adalah waktu kunjungan informal diluar jadwal yang telah ditetapkan yakni 2

kali seminggu, dan dalam satu kali kunjungan dihabiskan mencapai 3-4 jam. Waktu informal

ini ditujukan untuk mengakrabkan diri dengan keluarga bapak Malya. Hal-hal yang dilakukan

selama waktu informal ini adalah membantu pekerjaan sehari-hari bapak Malya, juga ikut

serta dan ambil bagian dalam berkebun dan membersihkan lingkungan sekitar rumah

keluarga bapak Malya. Sehingga total waktu yang dihabiskan dalam waktu informal ini

dalam 5 minggu adalah 30-40 jam. Waktu pergi mengunjungi yang selama ini dilaksanakan

untuk pergi mengunjungi keluarga bapak Malya adalah siang hari pukul 10.00-12.00 dan sore

hari pukul 16.00-18.00.

Dari penjelasan tersebut, didapatkan waktu total selama 5 minggu mendampingi

keluarga bapak Malya sebanyak (20-30) jam formal + (30-40) jam informal = 50-80 jam.

Jika ditarik harga tengah jam tersebut didapatkan nilai rata-rata 65 jam.

Jika ditinjau dari segi prosedur, jam ini jauh dari yang diharapkan, yakni 90 jam minimal,

namun, mengingat prioritas masalah yang diambil, jumlah jam ini dirasa cukup untuk

mendampingi keluarga bapak Malya.

Hasil yang didapatkan selama mendampingi keluarga bapak Malya dapat dikatakan

bagus. Dalam pertemuan pada akhir minggu ketiga, setelah melaksanakan program pertama

mengenai mencari pekerjaan tambahan, bapak Malya akhirnya berusaha mencari pekerjaan

dan pada minggu keempat telah bekerja sebagai kuli bangunan pada sebuah toko bangunan

dengan dan digaji perhari.

Program kedua dan ketiga telah selesai berjalan dan keluarga bapak Malya mendapat

(11)

pengetahuan mengenai tanaman beracun yang harus diketahui agar pada proses pengembilan

pakan (rumput) dapat memilah sebelum diberikan kepada sapi.

Kendala yang dihadapi selama mendampingi keluarga bapak Malya terletak pada

kesulitan mencari waktu yang tepat untuk mengunjungi. Hal ini disebabkan walaupun bapak

Malya tidak bekerja, ia sering keluar dan tidak ada di tempat. Jadi rumah itu terkesan selalu

kosong. Kendala berikutnya adalah bapak Malya kurang terbuka memberitahukan kepada

(12)

BAB V

PENUTUP

1.1SIMPULAN

Berdasarkan hasil wawancara dengan keluarga bapak Malya dan hasil diskusi

dengan keluarga, dapat disimpulkan masalah utama yang dihadapi oleh bapak

Nengah Malya sekeluarga adalah seputaran ekonomi. Masalah ekonomi ini

menyebabkan keluarga ini tidak dapat melakukan banyak aktivitas sebagaimana

mestinya hal ini juga mengakibatkan kondisi rumahnya yang tidak bagus dan

memberikan kesan menjadi pemukiman yang kumuh.

Hal lain yang menyebabkan kondisi ini adalah rendahnya SDM pasangan ini,

karena pendidikan yang rendah. Pendidikan yang rendah ini menyebabkan

kurangnya pengetahuan dan kemampuan melihat kesempatan. Hal ini dibuktikan

dengan banyaknya lahan kosong di bagian depan rumah yang seharusnya dapat

dimanfaatkan untuk menanam sayuran sehingga biaya untuk membeli sayur dapat

dialihkan ke bagian yang lain.

1.2SARAN

Saran yang dapat penulis berikan kepada keluarga ini diantaranya;

1. Perbanyak mengikuti kegiatan baik dengan kelompok tani ataupun dengan

simantri mengenai pemanfaatan dan pengetahuan mengenai beternak sehingga

dengan demikian dapat meningkatkan SDM keluarga.

2. Keluarga ini harus bisa belajar menabung, walaupun sedikit, agar pada saat

darurat tidak begitu banyak meminjam uang kepada orang lain.

3. Pengetahuan akan pentingnya jamban sederhana (seperti VIP latrine) dan

kamar mandi harus lebih banyak diberikan lagi, agar dapat menghindari

kemungkinan terhindar dari penyakit yang disebabkan karena BAB

sembarangan.

4. Keluarga ini harus lebih memperketat pengeluaran, dan membatasi uang jajan

kepada anaknya, mengingat pendapatan keluarga yang kecil harus diimbangi

dengan pengeluaran jajan yang banyak untuk setiap anak terhitung besar untuk

ukuran rumah tangga miskin. Hal ini termasuk harus membiasakan anak-anak

untuk sarapan pagi di rumah sebelum pergi ke sekolah.

5. Keluarga ini harus lebih banyak berdoa agar kuat menghadapi cobaan yang

(13)

DAFTAR PUSTAKA

(14)

LAMPIRAN

NAMA : FEBIO TOMASINI MARCIANO MEUS

NIM :1309005087

[image:14.595.101.516.198.448.2]

KK DAMPINGAN : BAPAK I NENGAH MALYA

Gambar 1 Kartu keluarga bapak I Nengah Malya

[image:14.595.106.520.486.746.2]
(15)
[image:15.595.102.516.73.326.2]

Gambar 3 Kondisi kamar mandi di belakang rumah tanpa jamban

[image:15.595.99.516.380.637.2]

Gambar

Gambar 1 Kartu keluarga bapak I Nengah Malya
Gambar 3 Kondisi kamar mandi di belakang rumah tanpa jamban

Referensi

Dokumen terkait

Adanya kondisi-kondisi diatas maka penulis ingin melakukan perbandingan perhitungan harga pokok berdasarkan sistem tradisional yang digunakan perusahaan dengan metode

[r]

Untuk menunjang keefektivan suatu pengendalian internal maka salah satu unsur yang penting adalah adanya suatu bagian dalam perusahaan yang bertugas dalam menilai

Struktur berbasis fungsi diterapkan pada KPP Pratama Sukabumi dengan sistem administrasi modern untuk dapat merealisasikan debirokratisasi pelayanan sekaligus

Adapun usulan pensolusian masalah yang telah penulis lakukan adalah penulis melakukan diskusi dan pembinaan mengenai pentingnya kebersihan dan kesehatan keluarga,

Hasil analisa menunjukan bahwa komposisi kimia minyak atsiri tersebut tersusun dari 34 komponen dan didominasi oleh 10 komponen utama dengan kadar lebih dari 2 %.. Salah satu

Fakultas Psikologi Universitas “X” khususnya dekan, para dose n, dan para dosen pembimbing mengenai tingkatan Adversity Quotient (AQ) pada mahasiswa yang sedang menempuh

Data yang diperoleh dari perhitungan dengan haemocytometer tersebut digunakan sebagai acuan dalam penggunaan optical densitometer. Kultivasi hari ke-1 dengan kepekatan sampel