• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PESAN IKLAN INDOSAT IM3 SERU ANTI GALAU DI TELEVISI VERSI “LOE GUE END” PADA MASYARAKAT DI SURABAYA (Studi Deskriptif Kuantitatif tentang Efektivitas Pesan Iklan IM3 Seru Anti Galau di Televisi Pada Masyarakat Surabaya).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS PESAN IKLAN INDOSAT IM3 SERU ANTI GALAU DI TELEVISI VERSI “LOE GUE END” PADA MASYARAKAT DI SURABAYA (Studi Deskriptif Kuantitatif tentang Efektivitas Pesan Iklan IM3 Seru Anti Galau di Televisi Pada Masyarakat Surabaya)."

Copied!
145
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi Deskr iptif Kuantitatif tentang Efektivitas Pesan Iklan IM3 Ser u Anti Galau di Televisi Pada Masyarakat Surabaya)

S K R I P S I

Oleh :

CICIEK EKAWATI

0843010072

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

(2)

(Studi Dekr iptif Kuantitatif Efektivitas Pesan Iklan Indosat Im3 Ser u Anti Galau di Televisi Pada Masyar akat Surabaya)

Disusun Oleh :

CICIEK EKAWATI 0843010072

Telah Disetujui Untuk mengikuti ujian Skripsi

PEMBIMBING UTAMA

Ir . H. Didiek Tr anggono, M.Si NIP. 195812251990011001

Mengetahui,

Dekan Pr ogr am Studi Ilmu Komunikasi

(3)

Disusun Oleh :

CICIEK EKAWATI 0843010072

Telah diper tahankan dihadapan dan diter ima oleh Tim Penguji Sk r ipsi J ur usan Ilmu Komunikasi Fak ultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Univer sitas Pembangunan Nasional

“Veteran” J awa Timur Pada Tanggal 13 J uni 2012

PEMBIMBING UTAMA TIM PENGUJ I

1.Ketua

Ir . H. Didiek Tr anggono, M.Si Ir .H. Didiek Tranggono,M.Si

NIP. 195812251990011001 NIP. 195812251990011001

2.Seker tar is

Dr a.Her linaSukmawati,M.Si NIP.196412251993092001

3.Anggota

Dr a.Dyva Clar etta,M.Si NPT.36601900251

Mengetahui,

Dekan Pr ogr am Studi Ilmu Komunikasi

(4)

SERU ANTI GALAU DI TELEVISI VERSI “LOE GUE END” PADA MASYARAKAT DI SURABAYA (Studi Deskr iptif Kuantitatif tentang Efek tivitas Pesan Iklan IM3 Ser u Anti Galau di Televisi pa da Masyar akat Di Sur abaya)

PT Indosat Tbk mencatat jumlah pelanggan sekitar 50 juta lebih pelanggan sebelum tahun 2011 aat ini, pelanggan prabayar Indosat jumlahnya mencapai 98,9 persen dari total pelanggan. Sebesar 65 persen merupakan pelanggan kartu IM3 dan 30 persen adalah pelanggan kartu Mentari. Situasi tersebut terus akan berkembang. Sementara pada semester pertama 2011, jumlah pelanggan Indosat naik 25,1 persen menjadi 47,3 juta pelanggan dibanding semester pertama 2010. Pendapatan rata-rata per pelanggan prabayar Indosat sebesar Rp 24 ribu. Di mana tahun ini Indosat mengestimasi pertumbuhan pelanggan sebesar 9 persen dari tahun lalu.

Efektivitas iklan adalah tingkat keeftivan sebuah iklan baik pada konsumen ataupun masyarakat. Pada dasarnya, suatu iklan dikatakan efektif apabila iklan tersebut dapat terpatri secara mendalam dalam benak konsumen.

Direct Rating Method (DRM) yang diukur dengan lima indikator sebagai berikut:

perhatian (attention), pemahaman (readthrougness), respon kognitif (cognitive), respon afektif (affection) dan sikap terhadap iklan (behaviour).

Teknik yang digunakan dalam penarikan sampel adalah teknik non

probability sampling yaitu purposive sampling adalah teknik penentuan sampel

dengan pertimbangan tertentu. Dalam penelitia ini sampel yang digunakan adlaah sebanyak 100 orang.

Berdasarkan analisis efektivitas iklan Indosat IM3 dalam

mensosialisasikan promo IM3 Seru Anti Galau Versi “Loe Gue End” kepada masyarakat Surabaya melaui media televisi dengan menggunakan metode Direct

Rating method (DRM), secara keseluruhan skor rata-rata DRM Iklan IM3 versi

“Loe Gue End” ini termasuk dalam rentang skala efektif

Indikator perhatian Iklan ini masuk dalam rentang skala sangat efektif, Indikator pemahaman iklan IM3 versi “Loe Gue End” ini termasuk pada rentang skala sangat efektif, Indikator respon kognitif Iklan IM3 versi “Loe Gue End” ini termasuk pada rentang skala sangat efektif, Indikator respon afektif iklan IM3 versi “Loe Gue End” ini termasuk pada rentang skala sangat efektif, dan Indikator sikap terhadap Iklan IM3 versi “Loe Gue End” ini tern:asuk pada rentang skala sangat efektif.

(5)

ANTI tr oubled Indosat IM3 FUN IN TELEVISION VERSION " LOE I 25.1 percent Indosat to 47.3 million subscribers compared to the first half of 2010. Average revenue per customer prepaid Indosat Rp 24 thousand. Where this year's growth estimate Indosat customers by 9 percent from a year ago.

Effectiveness of advertising is good advertising rates on keeftivan a consumer or public. In essence, an effective ad if the ad is said to be deeply etched in the minds of consumers. Direct Rating Method (DRM) as measured by five indicators as follows: attention (attention), understanding (readthrougness), cognitive responses (cognitive), affective responses (affection) and attitudes toward advertising (behavior).

Techniques used in sampling is non-probability sampling technique that is purposive sampling technique is the determination of the sample with a certain consideration. In this sample used Advanced Research tends to be as many as 100 people.

Based on the analysis of advertising effectiveness in disseminating promo Indosat IM3 IM3 Fun Anti troubled Version "I Loe End" to the Surabaya community through the medium of television by using the Direct Rating method (DRM), the overall average score of IM3 Ad DRM version "I Loe End" these include the effective range of the scale

Ads attention indicator is included in the scale range is very effective, Indicators understanding IM3 ad version of "I Loe End" is included in the scale range is very effective, indicators of cognitive response ads IM3 version of "I Loe End" is included in the scale range is very effective, the response indicator IM3 advertising affective version of "I Loe End" is included in the scale range is very effective, and attitudes toward the ad IM3 Indicator version of "I Loe End" is tern: asuk the scale range is very effective.

(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Dengan limpahan

rahmat, karunia serta hidayah-Nya, Skripsi yang berjudul “EFEKTIVITAS PESAN

IKLAN INDOSAT IM3 SERU ANTI GALAU DITELEVISI VERSI ”LOE

GUE END” PADA MASYARAKAT DI SURABAYA dapat selesai guna

memenuhi syarat mencapai gelar sarjana Ilmu Komunikasi, FISIP – Veteran Jawa

Timur.

Dalam proses penyelesaian Skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih

kepada pihak-pihak berikut :

1. Muhammad SAW untuk inspirasi “perjuangan” memaknai hidup.

2. Prof. DR. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor UPN “Veteran” Jatim.

3. Dra. Ec. Hj Suparwati, M.Si, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik (FISIP) UPN “Veteran” Jatim.

4. Juwito, S.Sos, M.Si, sebagai Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP

UPN “Veteran” Jatim.

5. Ir. Didiek Tranggono, Msi sebagai dosen pembimbing. Segenap saran

perbaikan, ilmu dan energy yang tercurah, menjadi spirit yang menemani

penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

6. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi maupun Staf Karyawan FISIP

hingga UPN “Veteran” Jatim.

7. Keluargaku tercinta kususnya Ibu ku yang selalu mendoakanku.

8. Teman- temanku Diyah Rahmawati (Mbak Dyah) makasih banget udah mau

(7)

repotin Mbak Resty makasih buat supportnya, Tanti, Shela (Sisil), Thanks For

Adit teman seperjuangan.

9. Makasih buat Emonku buat kritiknya,buat supportnya.

Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran

selalu penulis harapkan demi tercapainya hal terbaik dari Skripsi ini. Besar

harapan penulis, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat sekaligus

menambah pengetahuan bagi berbagai pihak. Amin.

Surabaya, 21 Juni 2012

(8)

HALAMAN J UDUL ... i

HALAMAN PERSETUJ UAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

ABSTRAKSI ………...…. xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Perumusan Masalah ... 9

1.3Tujuan Penelitian ...9

1.4Manfaat Penelitian ... 9

1.4.1. Secara Teoritis ... 9

1.4.2. Secara Praktis ...…. 10

1.4.3. Secara Sosial ...…. 10

BAB II KAJ IAN PUSTAKA ... 11

2.1 Landasan Teori ... 11

2.1.1. Definisi Efektivitas ... 11

2.1.2. Efektivitas Komunikasi …...….. 12

2.2 Media Televisi... 13

(9)

2.3.3. Tujuan Kegiatan Periklanan ... 17

2.3.4. Staregi Kreatif Pesan Iklan ... 19

2.4 Televisi Sebagai Media Periklanan ... 23

2.4.1. Televisi ... 23

2.4.2. Kekuatan Televisi ... 25

2.4.3. Elemen Iklan Televisi ... 26

2.5 Direct Rating Method (DRM) ... 27

2.5.1. Pengertian DRM ... 27

2.5.2. Fungsi DRM ... 27

2.5.3. Tujuan DRM ... 28

2.5.4. Variabel DRM ... 28

2.6 Kerangka Berpikir ... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 41

3.1 Definisi konseptual………... 41

3.1.1Efektivitas Iklan ...………...41

3.1.2.Direct Rating Method (DRM) ... 41

3.2 Definisi Operasional... 41

3.3 Pengukuran Variabel...… 46

3.4 Metode Penlitian………. 47

3.5 Populasi Sampel dan Penarikan Sampel ... 47

3.5.1. Populasi……… ... 47

3.5.2. Sampel……….. ... 47

(10)

3.7.1. Uji Validitas ... 49

3.7.2. Uji Reliabilitas ... 50

3.7.3. Analisis Data Efektivitas Iklan ... 51

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ………... 55

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ………... 55

4.1.1. Sejarah Singkat ………. 55

4.2 Penyajian Data dan Analisis Data ……….. 56

4.2.1. Identitas Responden ……….. 56

4.2.2. Analisis Data ………. 58

4.2.2.1. Uji Validitas ……….. 58

4.2.2.2. Uji Reabilitas ……… 59

4.3 Efektifitas Iklan ……… 59

4.3.2. Efektifitas Iklan pada Dimensi Perhatian (Attention) ……….. 59

4.3.2.1. Efektifitas Iklan pada Dimensi Pemahaman ……… 77

4.3.2.2. Efektifitas Iklan pada Dimensi Respon Kognitif ………..85

4.3.2.3. Efektifitas Iklan pada Dimensi Respon Afektif ………..…..89

4.3.2.4. Efektifitas Iklan pada Dimensi Sikap terhadap Iklan (Behaviour)……….. 94

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………. 102

5.1 Kesimpulan ………. 102

5.2 Saran ……….104

DAFTAR PUSTAKA ...… 106

(11)

1.1. Latar Belakang Masalah

Di dalam kehidupan manusia komunikasi sangat diperlukan. Komunikasi

merupakan suatu kebutuhan yang memegang peranan penting terutama dalam

proses penyampaian informasi dari satu pihak kepada pihak lain. Hal ini sesuai

dengan pernyataan Soekanto bahwa suatu interaksi sosial tidak mungkin terjadi

apabila tidak memenuhi 2 syarat, yaitu adanya kontak sosial dan komunikasi

(Soekanto,1990 : 71), maka ketika seseorang melakukan suatu proses komunikasi

dengan orang lain dibutuhkan kesamaan makna sehingga diharapkan agar proses

komunikasi yang sedang terjadi dapat berlangsung efektif dan akan terjadi suatu

kepuasan diantara keduanya dan dikemudian hari tidak akan ragu-ragu dalam

mengulangi proses komunikasi.

Komunikasi yang menggunakan media massa disebut sebagai komunikasi

massa (Effendy. 2002:50). Komunikasi massa melibatkan jumlah komunikan

banyak, tersebar dalam area geogrfis yang luas, namun mempunyai perhatian

minat dan isu yang sama. Karena itu, agar pesan dapat diterima serentak pada

waktu yang sama, maka digunakan media massa seperti televisi, radio, surat

kabar. Dalam komunikasi massa, umpan balik relatif tidak ada atau bersifat tunda.

Komunikator cenderung sulit mengetahui umpan balik komunikan dengan segera.

Untuk mengetahuinya, maka biasanya harus dilakukan survey atau penelitian

(12)

bioskop atau gedung sandiwara karena pesawat televisi menyajikan kerumahnya

(Effendy, 2002:60).

Adanya perkembangan media massa sebagai media penyampaian suatu

pesan atau informasi kemasyarakat luas. Televisi sudah merupakan barang umum

yang mudah dijumpai dimana saja. Karena itu potensinya sebagai wahana iklan

sangat besar, karena televisi mampu menjangkau begitu masyarakat atau calon

konsumen. Produk-produk barang dan jasa yang bernilai tinggi semakin sering

diiklankan di televisi (Jefkins 2003:2). Menurut Effendy (2002:60) kelebihan

televisi dari media massa lainnya ialah kemampuan menyajikan berbagai

kebutuhan manusia, baik hiburan, informasi, maupun pendidikan dengan sangat

memuaskan, sehingga pesan yang disampaikan oleh televisi bersifat audio visual

dapat dilihat didengar. Iklan menjadi sarana untuk menjalin komunikasi antara

perusahaan dengan konsumen (Durianto 2003:2). Perusahaan berusaha

mengkomunikasikan dengan baik keberadaan perusahaan itu sendiri maupun

produk atau jasa yang dihasilkan.

“Advertising is a communication tool (iklan merupakan sarana

komunikasi)”, demikian yang diungkapkan oleh para profesor komunikasi, W.

Roland Lane dan J. Thomas Russell (2000:04). Dan menurut wells, et.al

(2003:10) iklan merupakan bentuk komunikasi non personal dari sebuah produsen

yang dikenal dengan menggunakan media massa untuk mempersuasi atau

mempengaruhi khalayak. Sedangkan menurut Lee dan Johnson (2004:03)

mengatakan bahwa iklan adalah komunikasi komersil dan non personal tentang

(13)

melalui media bersifat misal televisi, radio, koran, majalah, direct mail, reklame

luar ruangan atau kendaraan umum. Hingga saat ini iklan masih menjadi sarana

yang tepat dalam menunjang aktivitas pemesaran karena dengan berkomunikasi

melalui iklan beberapa tujuan bisa tercapai, seperti meningkatnya awareness,

sales dan image suaru produk ataupun jasa.

Iklan yang lebih kreatif, simple dan mengena bagi konsumen artinya iklan

yang efektif. Selain itu yang perlu diingat juga, budget iklan yang sangat tinggi,

maka menuntut iklan tersebut harus efektif. Untuk itu, perlu dikaji mengenai

efektivitas iklan. Efektivitas iklan yang berkaitan dengan pengingatan dan

persuasi dapat diketahui melalui riset tentang dampak komunikasi (Durianto,

2003:15).

Pada komunitas global iklan dapat disampaikan melalui media baru

khususnya internet. Iklan merupakan salah satu intrument pemasaran modern

yang aktivitasnya didasarkan pada konsep komunikasinya maka keberhasilannya

dalam mendukung program pemasaran merupakan pencerminan keberhasilan

komunikasi. Iklan juga ditujukan untuk mempengaruhi perasaan, pengetahuan,

makna, kepercayaan, sikap dan citra konsumen yang berkaitan dengan suatu

produk merek (Durianto, 2003:2).

Tujuan periklanan yang berkaitan dengan sasarannya dapat digolongkan,

menjadi tiga macam yaitu (1) iklan untuk memberi informasi (informative) kepada

khalayak tentang seluk beluk suatu produk, (2) iklan membujuk (persuasive)

(14)

mengingatkan (reminding) yaitu untuk menyegarkan informasi yang pernah

diterima masyarakat (Durianto, 2003:4).

Keefektivan pesan iklan dapat dinyatakan dengan dua hal (di dasarkan

Media Public Relations). Pertama, karena pesan yang disampaikan perusahaan

harus diterima dalamarti recived tetapi juga accepted. Kedua, agar mendapatkan

respon yang diharapkan, dalam mengembangkan pesan komunikasi, efektivitas

iklan ini mempunyai arti dapat mengembangkan pesan komunikasi untuk

mengubah sikap atau perilaku khalayak dan terencana agar tujuan komunikasi

dapat tercapai (Syam, 2002:120). Pesan yang baik adalah pesan yang dapat

diterima oleh penerima pesan dengan mudah dan dapat dimengerti, karena pesan

pada dasarnya adalah sebuah informasi yang merupakan inti dari komunikasi oleh

pihak-pihak yang terlibat komunikasi (komunikator dan komunikan).Untuk

menyukseskan pesan dalam komunikasi, pesan harus dirancang dan disampaikan

sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian sasaran yang dimaksud. Agar

komunikasi efektif dan mencapai sasaran harus diperhatikan pengaruh perilaku

dalam proses komunikasinya apakah pengujian pesan tersebut efektif atau tidak.

Dewasa ini semakin meningkatnya tingkat mobilitas dan semakin majunya

perkembangan teknologi menyebabkan manusia memerlukan sarana yang

mendukung untuk berkomunikasi. Dahulu orang harus menggunakan surat untuk

berkomunikasi, namun sekarang sudah ada telepon, telepon genggam

(handphone), televisi, radio bahkan internet sehingga sangat memudahkan proses

komunikasi antarmanusia dan tidak terbatas oleh jarak dan waktu. Internet

(15)

orang di seluruh dunia (LaQuey, 1997: 1). Dengan internet inilah menjadikan

jarak dan waktu bukan suatu masalah lagi karena hanya dengan perangkat sosial

ataupun laptop serta modem seseorang dapat berhubungan dengan orang lain di

berbagai tempat di seluruh dunia.

Menurut pantauan Nielsen Media Research yang menyabutkan nilai

belanja tiga iklan provider GSM terkemuka di Indonesia dan iklan paling besar

selama kuartal pertama 2011, menurut Nielsen, masih perusahaan telekomunikasi,

yang menghabiskan Rp 1,2 triliun untuk beriklan yaitu Indosat (Rp639 miliar).

Untuk XL Axiata (Rp631 miliar) dan Untuk Axis (Rp396 miliar)

(

http://techno.okezone.com/read/2011/02/01/54/420204/2010-belanja-iklan-telekomunikasi-naik-43 ). Persaingan yang terjadi tidak terelakkan lagi, bebrbagai

jalan ditempuh oleh produsen dalam hal ini pihak perusahaan untuk merebut

perhatian calon konsumen melalui berbagai iklan (Kasali, 1992:1).

Dengan kondisi demikian, perusahaan- perusahaan kartu seluler di

Indonesia berlomba-lomba menarik perhatian pengguna social network untuk

memudahkan akses internet. Perang tarif paket internetan, sms, telepon operator

seluler di Indonesia dalam mempromosikan produk dan fitur layanan berbasis

internet murah dan gratis yang ditawarkan dengan harga murah dan berbagai

macam keuntungan. Salah satu bentuk keuntungan yang ditawarkan adalah

berbagai macam produk dan tarif yang ditawarkan seperti XL yang merupakan

salah satu provider terbesar di Indonesia pun menawarkan paket dengan TARIF

INTERNET dari paketGRATIS download & akses KL1K selama 14 hari sesudah

(16)

1/KB hingga pemakaian 5MB, kemudian tarif menjadi Rp 0,5/KB untuk 10MB

berikutnya, selanjutnya GRATIS internetan 35MB. Skema tarif dasar internet

berulang maksimal 10 kali, selanjutnya Rp 0,5/KB.

Di lain pihak Indosat IM3 sebagai provider termurah yang cukup dikenal

oleh masyarakat juga tidak mau kalah, dengan menawarkan inovasi baru yang

belum pernah dikeluarkan pihak Indosat sebelumnya yaitu program paket baru

kartu perdana IM3 Seru Anti Galau. Program kartu perdana IM3 Seru Anti Galau

versi “Loe Gue End” ditujukan untuk memudahkan pelanggan untuk berinteraksi

di jejaring social atau social network tersebut sesuai kebutuhannya. Pelanggan

dapat mengakses Facebook dengan tarif internet GRATIS Facebook & Social

Network SEPUASNYA serta Internetan MURAH hanya dengan Rp 1/kb dengan

kecepatan hingga 2Mbps tanpa potong pulsa dan tanpa syarat apapun: Tarif

Internetan setelah quota dan di luar akses HANYA Rp 1/KB, regestrasi untuk

mendapatkan paket-paket IM3 SERU Anti Galau ini tekan *888*1#.

Indosat dalam memberikan kepuasan pada pelanggan kembali mendapat

pengakuan terbaik atau The Best dalam ajang Indonesian Customer Satisfaction

Award (ICSA) 2011 ndonesia Good Corporate Governance Award 2011 dan

Indonesia Most Trusted Companies 2011 yang diselenggarakan dan diberikan

oleh Majalah SWA bekerjasama dengan IICG (Indonesia Institute for Corporate

Governance). penghargaan lainnya yg diterima Indosat yakni IICD 2011

Corporate Governance Award untuk kategori The Best Right of Shareholders

yang diselenggarakan oleh Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD)

(17)

sahamnya dimiliki Qatar ini juga meraih Indonesia Sustainability Report Award

(ISRA) 2011 sebagai Runner Up 1 - Best Sustainability Reporting on Website

2011, dari National Center for Sustainability Reporting (NCSR). Perusahaan ini

juga menerima TechLife Innovative Award 2011 untuk kategori Operator - Best

Innovative CSR Program (IWIC), serta Charta Peduli Indonesia 2011 untuk

kategori Top CSR on Mobile Clinic Program, dan Project Management Award

2011 untuk kategori 4A Telecommunications Technology. Penghargaan lainnya

yakni Indonesia Good Corporate Governance Award 2011 - Indonesia Most

Trusted Companies 2011 Indonesia Good Corporate Governance Award 2011 -

Indonesia Most Trusted Companies 2011 adalah penghargaan yang diberikan oleh

Majalah SWA dan Swanetwork bekerja sama dengan IICG (Indonesia Institute for

Corporate Governance) kepada perusahaan-perusahaan publik yang menerapkan

praktek GCG. (http://nasional.kompas.com/read/2011/12/23/16075013/

Indosat.Raih.Ragam.Penghargaan.di.Akhir.Tahun.2011.)

PT Indosat Tbk mencatat jumlah pelanggan sekitar 50 juta lebih pelanggan

sebelum tahun 2011 aat ini, pelanggan prabayar Indosat jumlahnya mencapai 98,9

persen dari total pelanggan. Sebesar 65 persen merupakan pelanggan kartu IM3

dan 30 persen adalah pelanggan kartu Mentari. Situasi tersebut terus akan

berkembang.

Sementara pada semester pertama 2011, jumlah pelanggan Indosat naik 25,1

persen menjadi 47,3 juta pelanggan dibanding semester pertama 2010. Pendapatan

rata-rata per pelanggan prabayar Indosat sebesar Rp 24 ribu. Di mana tahun ini

(18)

(

http://www.jpnn.com/read/2011/10/05/104763/Pelanggan-Indosat-Tembus-50-Juta-).

Iklan televisi yang diteliti dalam penelitian ini adalah iklan Indosat IM3

Seru Anti Galau versi “Loe Gue End” ditelevisi. Promo Indosat IM3 ditelevisi

belum pernah dikeluarkan sebelumnya oleh Indosat IM3. Selama ini Indosat IM3

membidik segmen low end dan berjiwa muda yang tidak lepas dari pertimbangan

dalam melihat trend kedepan sekaligus mengakomodir peluang pasar yang

dirasakan masih sangat luas dikalangan anak muda sebagai segmen yang paling

sering up date pada social network yang mereka miliki.

Penelitian ini menekankan tentang pengujian terhadap pesan iklan yang

nantinya yang dapat diketahui bagaimana efek komunikasinya, apakah iklan yang

di keluarkan oleh Indosat IM3 dapat dikatakan efektif sebagai sarana pemberian

informasi mengenai suatu hal yang baru dalam masyarakat. Salah satu metode

pengujian pesan iklan ini adalah dengan Direct Rating Method (DRM) atau

disebut juga Metode Penentuan Peringkat Langsung. Tujuannya adalah

mengevaluasi kekuatan sebuah iklan yang berkaitan dengan kemampuan iklan itu

mendapatkan perhatian, mudah tidaknya iklan tersebut dibaca dengan seksama,

mudah untuk dipahami, kemampuan iklan itu untuk menggugah perasaan dan

kempuannya untuk mempengaruhi perilaku. Melalui metode in, makin tinggi

peringkat sebuah iklan semakin tinggi pula kemungkinan iklan tersebut efektif

(Durianto, 2003:63).

Objek penelitian ini adalah masyarakat Surabaya yang pernah melihat

(19)

merupakan kota metropolis di Indonesia sehingga merupakan masyarakat

heterogen dengan berbagai karakteristik. Alasan lain peneliti memilih masyarkat

Surabaya karena masyarakat Surabaya juga merupakan salah satu wilayah

jangkauan Indosat IM3.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti akan meneliti lebih lanjut

mengenai “Efektivitas pesan Iklan Indosat IM3 Seru anti Galau versi “Loe Gue

End” di televisi pada masyarakat Surabaya.”

1.2. Per umusan Masalah

Dari latar belakang tersebut maka perumusan masalahnya adalah :

“Bagaimanakah Efektivitas pesan Iklan Indosat IM3 Seru Anti Galau versi

“Loe Gue End”di televisi pada masyarakat di Surabaya?”

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektivitas pesan Iklan Indosat

IM3 Seru Anti Galau versi “Loe Gue End” di televisi pada masyarakat Surabaya

diukur dengan Direct Rating Method (DRM).

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Secar a Teor itis

Secara akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian

(20)

efektivitas iklan televisi. Selain itu, penelitian ini diharapkan menjadi bahan bagi

penelitian-penelitian selanjutnya.

1.4.2. Secar a Pr aktis

Manfaat penelitian ini secara praktis adalah sebagai bahan masukan dan

saran bagi perusahaan PT. Indosat Tbk sebagai pengelola kartu prabayar IM3

dalam hal ini penyampaian pesan iklan yang efektif.

1.4.3 Secar a Sosial

Dari hasil penelitian ini masyarakat dapat menggunakan fasilitas yang

telah disediakan sebagai adanya kehadiran media sebagai sumber informasi yang

dipakai perusahaan untuk sarana komunikasi tentang keberadaan produk baru

dengan tujuan membantu masyarakat membandingkan sebuah produk dengan

produk yang lain serta membuat masyarakat lebih konsumtif, artinya iklan lebih

(21)

2.1. Landasan Teor i

2.1.1. Definisi Efektifitas

Pengertian efektivitas adalah bagaimana penerima melakukan tindakan

sesuai dengan makna yang diinginkan si pengirim (Subiakto, 96:192). Definisi

Efektivitas secara umum (Hardjana, 2000:24) adalah mengerjakan hal-hal yang

benar, membawa hasil, menangani tantangan masa depan, meningkatkan

keuntungan atau laba, dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya Tolak ukur

efektifitas dalam iklan adalah :

1. Audience coverage (khalayak yang dicapai), untuk melihat keberhasilannya,

meneliti bagaimana kita mampu atau tidak untuk mencapai target khalayak

sasarannya (target audience). Dalam kampanye tersebut jumlah khalayak dan

bagaimana respon atau tanggapan selanjutnya.

2. Audience respons (tanggapan khalayak), bagaimana tanggapan dari khalayak

sasaran dan apakah isi pesan dari iklan tersebut bermanfaat atau tidak bagi

khalayak yang dituju.

3. Communication impact (pengaruh komunikasi), apa pengaruh atau dampak

dari pesan-pesan dalam komunikasi tersebut setelah diekspose keluar

terhadap khalayak sebagai sasaran?

4. Proses of influence (proses pengaruh), apakah proses dari kegiatan

(22)

pesan-pesan disampaikan melalui media komunikasi dan mekanisme

persuasif tersebut mampu mempengaruhi individu atau kelompok. Bagaimana

efektivitas dari iklan mampu mempengaruhi tanggapan, terhadap sikap

perilaku, dukungan, memotivasi, atau dapat membentuk opini publik sebagai

khalayak sasaran baik secara positif atau negatif (Ishak, Koh siew leng,

1991:136)) .

2.1.2. Efek tivitas Komunikasi

Efektivitas komunikasi berbicara mengenai apakah komunikasi yang

dilakukan itu efektif atau tidak. Secara sederhana, komunikasi dikatakan efektif

bila orang berhasil menyampaikan apa yang dimaksudkannya. Pengertian tersebut

hanya merupakan salah satu ukuran bagi efektivitas komunikasi. Secara umum,

komunikasi dinilai efektif bila rangsangan yang disampaikan dan dimaksudkan

oleh pengirim atau sumber, berkaitan erat dengan rangsangan yang ditangkap dan

dipahami oleh penerima (Mulyana, 2000:22-23).

Iklan yang efektif harus sukses dalam dua level, yaitu pertama,

komunikasi, dan kedua, mencapai target pemasaran (Lane; Russell, 2000:17).

Dalam penelitian ini yang ditekankan adalah level pertama, yaitu sukses dalam

level komunikasi. Wilbur Schramm dalam karyanya yang terkenal, yaitu “How

Communication Works”, mengemukakan apa yang dinamakan the condition of

success in communication, yang secara gamblang diringkas sebagai berikut:

1. Pesan harus dirancangkan dan disampaikan sedemikian rupa sehingga

(23)

2. Pesan harus menggunakan tanda-tanda yang tertuju kepada pengalaman

yang sama antara komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama dapat

dimengerti.

3. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi pihak komunikan, dan

menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan itu.

4. Pesan harus menyarankan suatu cara untuk memperoleh kebutuhan yang

layak bagi situasi kelompok tempat komunikan berada pada saat ia

digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki (Effendy,

2002:32-33).

Wells, Moriarty dan Burnett (2006:98) juga menerangkan bahwa iklan yang

efektif adalah iklan yang mampu bekerja dan memiliki pengaruh, dalam arti

mampu mengirimkan pesan yang dapat membangkitkan hasrat dan memotivasi

konsumen, untuk merespon seperti yang diharapkan pengiklan.

2.2. Media Televisi

Televisi yang memiliki kemampuan untuk menjangkau tiap kategori

demografi, merupakan sarana utama yang dapat menyajikan gambar secara nyata,

khususnya begi pengiklan yang memiliki skala target nasional. Menurut

W.Ronald Lane dan J.Thomas Russel (2000:98-99) Karakteristik televisi

diantaranya :

1. Televisi merupakan sarana yang sangat kreatif dan fleksibel, yang dapat

digunakan untuk membuktikan sebuah pesan iklan. Terutama, iklan televisi

(24)

2. Meskipun memakan biaya tinggi, namun televisi sangat efisien bagi para

pengiklan yang ingin meraih banyak pemirsa.

3. Dapat disiarkan secara tersegmen, sesuai antara terget segmen produk dengan

target segmen stasiun televisi itu, baik lokal maupun regional.

4. Iklan televisi menawarkan gengsi atau kehormatan bagi para pengiklan dan

pengaruh yang lebih tinggi dibandingkan dengan media lain (Seperti majalah,

koran, radio dan lain lain).

5. Pesan iklan televisi mudah dilupakan dibenak pemirsa jika tanpa pengulangan

tayangannya.

6. Pemirsa televisi terpecah-pecah dengan adanya berbagai stasiun televisi.

7. Iklan yang ditayangkan selama 15 detik, biasanya sulit untuk mencapai

komunikasi yang efektif.

8. Adanya remote control dan mudahnya penggantian saluran membuat pemirsa

meluangkan sedikit waktu untuk melihat iklan.

2.3. Iklan

2.3.1 Definisi Iklan

Kata iklan berasal dari bahasa Yunani, yang artinya kurang lebih adalah

‘menggiring orang dari gagasan’ (Durianto, 2003:1). Iklan adalah bentuk

komunikasi tidak langsung, yang didasari pada informasi tentang keunggulan atau

keuntungan suatu produk, yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan

(25)

pembelian. AMA (American Marketing Association) mendefinisikan iklan sebagai

berikut :

“Any paid form of non personal presentation and promotion of ideas,

goods or services by an identified sponsor.”

Sedangkan periklanan menurut Institusi Periklanan Inggris adalah

periklanan merupakan pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang

diarahkan kepada konsumen yang palin potensial atas produk barang atau jasa

tertentu dengan biaya paling ekonomis (Jefkins, Frank :1997).

Definisi standar dari periklanan menurut Sutisna mengandung enam

elemen yaitu :

1. Periklanan adalah bentuk komunikasi yang dibayar, walaupun beberapa

bentuk periklanan seperti iklan layanan masyarakat, biasanya menggunakan

ruang khusus yang gratis atau walaupun harus membayar tapi dengan jumlah

yang sedikit.

2. Dalam iklan juga terjadi proses identifikasi sponsor. Iklan bukan hanya

menampilkan pesan mengenai kehebata produk yang ditawarkan, tapi juga

sekaligus menyampaikan pesan agar konsumen sadar mengenai perusahaan

yang memproduksi produk yang ditawarkan.

3. Periklanan merupakan upaya membujuk dan mempengaruhi konsumen.

4. Periklanan memerlukan elemen media massa sebagai media penyampai

pesan.

(26)

6. Audience. Tanpa identifikasi audience yang jelas, pesan yang disampaikan

dalam iklan tidak akan efektif. (Sutisna, 2003:275-276).

Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa periklanan

merupakan bentuk komunikasi non personal yang dibayar dari sponsor yang

terindetifikasi yang menggunakan media massa untuk membujuk atau

mempengaruhi audience sasaran. Pembuatan program periklanan harus selalu

dimulai dengan mengidentifikasi pasar sasaran dan motif pembeli. Kemudian

membuat lima keputusan utama dalam pembuatan program periklanan, yang

disebut lima (Kotler 2000:578).

1. Mission (misi) : Apakah tujuan periklanan ?

2. Money (uang) : Berapa banyak yang dapat dibelanjakan ?

3. Messsage (pesan) : Pesan apa yang harus disampaikan ?

4. Media (media) : Media yang akan digunakan ?

5. Measurement (pengukuran) : Bagaimana mengevaluasi hasilnya ?

2.3.2. Manfaat dan Fungsi Iklan

Kasali menyebutkan ada beberapa manfaat iklan, antara lain :

1. Iklan memperluas alternatif bagi konsumen.

2. Iklan membantu produsen menimbulkan kepercayaan bagi konsumennya.

3. Iklan membuat orang kenal, ingat dan percaya. (Kasali, 1995:16)

Seiring dengan menjamurnya penawaran-penawaran produk melalui

berbagai media maka konsumen juga dipermudah dalam memilih produk sesuai

(27)

membandingkan dan memilih produk mana yang lebih baik. Melalui iklan

penyampaian pesan dalam penjualan produk akan efektif. Jika sebelumnya

produsen menjual produknya dengan cara bertatap muka secara dan terbatas oleh

ruang dan waktu melalui iklan produsen, dapat mempromosikan produknya

mengenai manfaat, memperlihatkan fisik produk, harga dan sebagainya di

berbagai media.

Terlebih lagi jika dalam tayangan iklan tersebut ditampilkan tokoh yang

sudah dikenal oleh public, sehingga public akan semakin percaya kepada

perusahaan. Dari tayangan-tayangan iklan juga konsumen akan mengenal,

meningkat dan mempercayai produk yang akhirnya pada perusahaan. Hal tersebut

dapat dilakukan dengan menayangkan iklan dengan frekuensi berulang-ulang,

sehingga konsumen akan cepat mengenal, selalu ingat dan percaya pada produk.

Wright dkk (1978) mengatakan, dalam periklanan mencangkup beberapa

fungsi, antara lain :

1. Fungsi pemasaran.

2. Fungsi komunikasi.

3. Fungsi pendidikan.

4. Fungsi ekonomi.

5. Fungsi sosial.

6. Fungsi yang ditinjau dari segi komunikator dan komunikasi. (Wright

(28)

Fungsi pemasaran dalam periklanan merupakan fungsi untuk memenuhi

permintaan para pemakai ataupun pembeli terhadap barang ataupun jasa serta

gagasan yang diperlukannya. Melihat fungsi komunikasi dalam periklanan, semua

bentuk iklan memang mengkomunikasikan melalui media berbagai pesan dari

komunikator kepada komunikan yang terdiri atas sekelompok orang yang menjadi

khalayaknya. Pada umumnya orang belajar sesuatu dari iklan yang dibacanya,

ditonton dan didengarnya dan hal tersebut yang menjadikan periklanan memiliki

fungsi pendidikan.

Selain itu iklan mengakibatkan orang semakin tahu tentang produk-produk

tertentu, pelayanan jasa maupun kebutuhan serta memperluas ide-ide yang

mendatangkan keuntungan financial, tentunya hal ini pula yang menyebabkan

dalam periklanan mencangkup fungsi ekonomi. Sifat manusia yang ingin terus

maju dan menjadi lebih baik dalam iklan juga memiliki fungsi sosial yang

membantu menggerakan sesuatu perubahan standar hidup yang ditentukan oleh

kebutuhan manusia di seluruh dunia. Jika fungsi periklanan ditinjau dari segi

komunikator dan komunikan terdiri dari menambah frekuensi penggunaanya,

menambah frekuensi penggantian benda yang sama, menambah volume

pembelian dari barang atau jasa yang dianjurkan, menambah dan memperluas

musim penggunaan barang atau jasa.

2.3.3. Tujuan Kegiatan Per ik lan

Tujuan periklanan dapat digolongkan menurut sasarannya. Menurut

(29)

menginformasikan, atau mengingatkan. Periklanan informatve biasanya dilakukan

secara besar-besaran pada tahap awal suatu jenis produk. Tujuannya adalah

membentuk permintaan pertama. Periklanan persuasive penting dilakukan pada

tahap kompetitif tujuannya adalah membentuk permintaan selektif untuk suatu

merek tertentu.

Beberapa periklanan persuasive telah beralih ke jenis periklanan

perbandingan (comparative advertising), yang berusaha untuk membentuk

keunggulan suatu merek melalui perbandingan atribut specifik dengan satu atau

beberapa merek lain di jenis produk yang sama. Iklan pengingat sangat penting

untuk produk yang sudah mapan. Bentuk iklan ini adalah iklan penguat

(reinforcement advertising), yang bertujuan meyakinkan pembeli.

2.3.4. Str ategi Kr eatif Pesan Iklan

Strategi kreatif pesan iklan diuraikan oleh Durianto, Sugiarto, Widjaja dan

Supratikno (2003:25-30) dengan menjawab pertanyaan “How to Say?”, yaitu:

1. Directed Creativity

Ada 14 teknik visual untuk membuat naskah iklan yang dramatis:

a. Spokes Person

Suatu teknik dimana seseorang langsung berhadapan dengan kamera

yang menampilkan pandangan atau pendapatnya tentang suatu produk

(30)

b. Testimonial

Teknik ini menggunakan artis untuk memberikan kesaksiannya setelah

menggunakan suatu produk.

c. Demonstrasi

Periklanan yang memakai teknik ini menggambarkan dengan jelas

bagaimana suatu produk bekerja.

d. Close-ups

Teknik ini membuat gambar menjadi lebih hidup. Contohnya adalah

foto-foto gambar makanan yang ada di restoran-restoran,

menggambarkan kelezatan makanan yang ada dalam foto tersebut,

sehingga terlihat lebih indah dan lebih menyentuh jika dibandingkan

dengan aslinya.

e. Story line

Iklan yang menggunakan teknik ini dibuat dalam bentuk cerita-cerita

yang pendek untuk menggambarkan merek yang diiklankan.

f. Direct Product Comparison

Teknik ini langsung membandingkan merek suatu produk dengan merek

pesaingnya. Di Indonesia, teknik ini tidak bisa dibandingkan langsung

antara dua merek yang sedang bertarung di pasaran. Biasanya, pemasar

mnyiasatinya dengan membuat perbandingan tidak langsung, seperti

(31)

g. Humor

Banyak iklan yang menggunakan teknik humor karena biasanya lebih

diingat oleh konsumen.

h. Slice of Life

Iklan dengan teknik ini menggambarkan penggalan kehidupan sehari-hari

yang dimulai dengan adanya masalah, pemecahan masalah, dan diakhiri

dengan happy ending.

i. Customer Interview

Iklan dengan teknik ini berisi wawancara langsung dengan konsumen

yang telah mengkonsumsi produk yang telah diiklankan. Biasanya

konsumen akan menceritakan pengalaman dan pendapatnya tentang

produk tersebut.

j. Vignettes dan Situations

Dalam iklan dengan teknik ini digambarkan seseorang yang sedang

menikmati suatu produk diiringi dengan iringan musik.

k. Animation

Iklan yang menggunakan teknik animasi biasanya ditujukan kepada

konsumen anak-anak.

l. Stop Motion

Jika teknik story line berisi sebuah cerita pendek, maka stop motion

berisi rangkaian cerita bersambung.

m.Rotoscope

(32)

n. Combination

Gabungan dari teknik-teknik diatas.

2. Brand Name Exposure

Brand name exposure terdiri dari individual brand name dan company brand

name. Brand name exposure dianggap penting karena bertujuan untuk

mendapatkan brand awareness. Bila terlalu mementingkan kreativitas iklan

dan mengabaikan brand name exposure maka akan mengalami kegagalan

karena konsumen hanya mengingat kreativitas iklannya (misal, slogannya

saja) tanpa mengingat mereknya.

3. Positive Uniquness

Iklan yang efektif harus mampu menciptakan asosiasi yang positif. Jangan

sampai setelah melihat iklan, konsumen justru memiliki asosiasi yang salah

atau bahkan melenceng. Pertama-tama iklan harus efektif, kemudian kreatif,

karena akan sia-sia bila iklan dibuat sekreatif mungkin namun tidak efektif

mencapai konsumen sasarannya.

4. Selectivity

Berkaitan dengan:

a. Message sources, yaitu pembawa pesan / product endorser yang terbagi

menjadi: expertise (ahli), trustworthness (dipercaya), dan likability

(disukai). Karakter product endorser harus disesuaikan dengan jenis

(33)

b. Message structure

Yang perlu diperhatikan, antara lain:

1) Conclusion maksudnya: apakah perusahaan yang akan membuat

kesimpulan sendiri atau menyerahkan langsung kepada konsumen

untuk menarik kesimpulan.

2) Argumentation, maksudnya: menjelaskan argumen yang mendukung

pesan perusahaan. Umumnya, jenis iklan argumentasi hanya one

side, artinya mendukung dengan argumentasi yang baik. Tetapi, ada

juga yang mendukung dengan two side, artinya mendukung sisi yang

baik.

3) Climax, maksudnya: apakah suatu iklan akan menampilkan klimaks

di depan atau di akhir iklan. Pada umumnya, iklan yang banyak

dibuat memunculkan klimaks di akhir.

c. Message content

Isi pesan dalam iklan biasanya terdiri dari:

1) Rational, untuk industry goods.

2) Emotional, untuk consumer goods.

3) Moral, untuk iklan layanan masyarakat.

2.4. Televisi Sebagai Media Per ik lanan

2.4.1. Televisi

Televisi yang memiliki kemampuan untuk menjangkau tiap kategori

(34)

khususnya bagi pengiklanan yang memiliki skala targetnasional. Menurut W.

Ronald Lane dan J. Thomas Russel (2000: 98-99), karakteristik iklan di televisi

diantaranya adalah :

1.`Televisi merupakan sarana target yang sangat kreatif dan fleksibel, yang

dapat digunakan untuk membuktikan sebuah pesan iklan. Terutama,iklan

televisi menunjukkan demonstrasi sebuah produk.

2.Meskipun memakan biaya tinggi, namun televisi sangat efesien bagi para

pengiklan yang ingin meraih banyak pemirsa.

3.Dapat disiarkan secara tersegmen, sesuai antara target segmen produk

dengan target segmen stasiun televisi itu, baik lokal maupun regional.

4.Iklan televisi menawarkan gengsi atau kehormatan bagi para pengiklan dan

pengaruh lebih tinggi dibandingkan dengan media lain (seperti majalah,

koran, radio dan lain-lain).

5.Pesan iklan televisi mudah dilupakan dibenak pemirsa jika tanpa

pengulangan penayangannya.

6.Pemirsa televisi terpecah-pecah dengan adanya berbagai stasiun televisi.

7.Iklan yang ditayangkan selama 15 detik, biasanya sulit untuk mencapai

komunikasi yang efektif.

8.Adanya remote control dan mudahnya penggantian saluran membuat

(35)

2.4.2. Kekuatan Televisi

Televisi mampu menjawab kesan auatudio visual yang mampu dihadirkan.

Media ini merupakan media massa secara langsung, cepat dan mempunyai efek

yang sangat kuat atas khalayak massa, juga sebagai saluran komunikasi yang

digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan berupa informasi dan hiburan.

Secara kontekstual televisi memiliki tiga kekuatan (Sumartono, 2002:06-07).

Kekuatan :

1. Efisiensi Biaya. Banyak periklanan yang memandang televisi sebagai media

yang paling efektif untuk menyampaikan pesan-pesan komersialnnya. Salah

satu keunggulannya adalah kemampuan menjangkau khalayak sasaran yang

sangat luas. Jutaan orang menonton televisi secara teratur. Televisi selain

menjangkau khalayak sasaran yang dicapai oleh media massa lainnya, juga

dapa menjangkau khalayak yang tidak terjangkau oleh media cetak.

Jangkauan ini menimbulkan efisiensi biaya untuk menjangkau setiap kendala.

2. Dampak yang Kuat. Keunggulan lainnya adalah kemampuannya

menimbulakan dampak yang kuat terhadap konsumen, dengan tekanan pada

sekaligus dua indera yaitu penglihatan dan pendengaran. Televisi juga

mampu menciptakan kelenturan bagi pekerjaan-pekerjaan yang kreatif

dengan mengkombinasikan gerakan, kecantikan, suara, warna, drama, dan

humor.

3. Pengar uh yang Kuat. Televisi mempunyai kemampuan untuk

mempengaruhi persepsi khalayak sasaran. Kebanyakan masyarakat

(36)

sarana pendidikan. Kebanyakan calon pembeli lebih “percaya” pada

perusahaan yang mengiklankan produknya ditelevisi dari pada yang tidak

sama sekali. Inilah adalah cerminan bonafiditas pengiklan.

2.4.3. Elemen Iklan Televisi

Beberapa elemen bekerja sama untuk menciptakan peran visual dari iklan

televisi menurut Wells, Burnett, dan Moriarty (1989:391-394) :

1. Video. Video mengandung rangkaian adegan yang berupa gerakan, kata-kata

yang menceritakan tentang produk perusahaan. Video berperan penting untuk

memberikan informasi kepada konsumen tentang seluk-beluk produk

perusahaan.

2. Audio. Iklan televisi merupakan media audio visual sehingga elemen radio

menjadi penting.

3. Talent. Iklan audio visual di televisi selain menggunakan kata-kata juga

menggunakan cerita atau gambar agar menarik. Untuk iklan televisi

membutuhkan orang untuk memerankan adegan dalam iklan yang

menggunakan manfaat, cara kerja, kehebatan dan lainnya dari produk agar

konsumen mendapati informasi cukup.

4. Pr ops. Di dalam setiap iklan termasuk televisi, hal yang paling penting

adalah produknya. Adegan cerita, figure, musik dan lainnya yang digunakan

hanyalah sebagai pendukung dalam menunjukkan keunggulan produk.

5. Setting. Dalam iklan televisi memerlukan tempat untuk pengambilan adegan.

(37)

6. Lighting. Pencahayaan dalam iklan haruslah tepat untuk membuat iklan

dapat menarik untuk dilihat. Selain itu penggunaan kombinasi harus baik

untuk menarik konsumen akan iklan suatu produk.

7. Pacing. Setiap konsumen memiliki daya tangkap yang berbeda, karena itu,

pengiklan harus merancang iklannya sedemikian rupa agar iklan itu mudah

dimengerti dan ditangkap dengan baik oleh konsumen. Pacing adalah bagian

keseluruhan pengakhiran pesan atau dengan kata lain hasil eksekusi iklan.

2.5. Direct Rating Method (DRM)

2.5.1 Penger tian Direct Rating Method (DRM)

Penelitian efek komunikasi dapat menggunakan alat ukur yang disebut

Direct Rating Method (DRM). Direct Rating Method disebut juga metode

penentuan peringkat langsung untung menguji pesan iklan. Dalam metode ini,

semakin tinggi peringkat yang diperoleh sebuah iklan maka semakin tinggi pula

kemungkinan iklan tersebut efektif (Durianto, dkk 2003: 63). Oleh karena itu,

peneliti menggangap bahwa metode Direct Rating Method (DRM) sangat sesuai

dengan susuai digunakan dalam penelitian ini karena dengan mengetahui

peringkat masing-masing iklan dengan mudah pula diketahui perbedaan tingkat

efektivitasnya.

2.5.2 Fungsi Direct Rating Method (DRM)

Menurut (Durianto, dkk, 2003: 63), Direct Rating Method (DRM)

(38)

komunikasi yang berkaitan dengan: (1) Kemampuan iklan itu untuk mendapat

perhatian,(2) Mudah tidaknya iklan tersebut dibaca secara seksama,(3) Mudah

tidaknya iklan itu dipahamai,(4) Kemampuan iklan itu untuk menggugah

perasaan, dan (5) Kemampuan iklan itu untuk mempengaruhi perilaku.

2.5.3 Tujuan Direct Rating Method (DRM)

Menurut (Durianto, dkk, 2003:80) penelitian dengan menggunakan DRM

ini bertujuan untuk mengetahui :

a. Tingkat attention, seberapa baik iklan ini menarik perhatian pemirsa.

b. Tingkat readthrougness, seberapa baik iklan ini dapat dimengerti pemirsa.

c. Tingkat cognitive, seberapa jelas pesan atau manfaat kontrolnya.

d. Tingkat affection, seberapa efektif daya tarik iklan ini terhadap pemirsa.

e. Tingkat behaviour, seberapa baik iklan ini mengarahkan pemirsa bertindak.

2.5.4. Var iabel Direct Rating Method (DRM)

Ada lima variabel yang digunakan dalam Direct Rating Method (DRM)

atau Metode Penentuan Peringkat Langsung, yaitu:

1. Per hatian (Attention)

Perhatian didiefinisikan sebagai alokasi kapasitas pemrosesan untuk stimulus

yang baru masuk. Kapasaitas merupakan sumber daya yang terbatas, maka

konsumen sangat selektif mengalokasi perhatian mereka. Ini berarti, saat

sejumlah stimulus menerima perhatian melalui salah satu indera maka yang

(39)

Faktor-faktor yang menentukan perhatian dibagi menjadi dua, yaitu

determinan pribadi dan determinan stimulus.

a. Determinan Pribadi

Determinan pribadi merujuk pada karakteristik individu yang

mempengaruhi perhatian. Yang termasuk dalam determinan pribadi,

yaitu:

1. Kebutuhan

Kebutuhan seseorang sangat mempengaruhi penerimaan stimulus

pesan. Sebuah iklan dapat dengan mudah mendapat perhatian jika

pemirsanya sudah dimotivasi oleh kebutuhannnya sendiri (Durianto,

dkk, 2003:64). Kebutuhan adalah dasar pendorong bagi kita untuk

melakukan sesuatu (Wells, Burnett; Moriarty,2006:135).

2. Sikap

Menurut teori konsistensi kognitif orang berusaha mempertahankan

seperangkat kepercayaan dan sikap yang konsisten. Orang dipandang

mau menerima informasi yang mempertahankan atau meningkatkan

konsistensi, dan cenderung menghindari informasi menantang

kepercayaan atau sikap mereka. Dalam hal ini, sikap positif menjadi

fasilitator jika konsumen memiliki perasaan mendukung kearah

produk, tetapi sikap bisa berperan sebagai penghalang saat

(40)

3. Tingkat adaptasi

Diukur apakah iklan ini memiliki pengulangan tayangan yang sudah

cukup (tidak terlalu sering dan tidak terlalu jarang) dan apakah ide

cerita dari iklan ini adalah ide cerita yang kreatif (lain dari pada yang

lainnya).

4. Rentang perhatian

Diukur dari apakah durasi tayang dari iklan ini sudah cukup dan

dapat membuat penonton atau responden fokus pada iklan tersebut.

b. Determinan Stimulus

Sifat fisik dan aktual suatu stimulus memainkan peranan yang signifikan

terhadap perhatian. Yang termasuk dalam determinan stimulus, yaitu:

1. Ukuran

Diukur apakah gambar produk Indosat IM3 Seru Anti Galau terlihat

jelas.

2. Warna

Diukur apakah komposisi warnanya yang digunakan serasidan enak

dipandang.

3. Intensitas

Diukur apakah kreatifitas ide cerita iklannya dapat menarik perhatian

4. Kontras

Diukur apakah ide cerita dengan elemen iklan ditelevisi

(41)

5. Posisi

Diukur apakah iklan iklan ditayangkan pada program acara yang

sesuai dengan target konsumennya

6. Gerakan

Diukur apakah gerakan gambarnya enak dilihat.

7. Kebaruan

Diukur apakah sesuatu yang baru, yang dapat ditampilkan iklan

produk tersebut menarik perhatian.

8. Stimulus pemikat perhatian yang “dipelajari”

Diukur apakah pemikat perhatian yang menjadi ciri khas iklan itu

mempu menarik perhatian

9. Juru bicara yang menarik\

Diukur apakah model iklan itu sesuai dan menarik perhatian

2. Pemahaman (Readthrougness)

Pemahaman berkaitan dengan penafsiran suatu stimulus. Makna suatu

stimulus bergantung pada bagaimana suatu stimulus dikategorikan dan

diuraikan dengan pengetahuan yang sudah ada.

Faktor-faktor yang menentukan pemahaman (readthrougness) dibagi menjadi

empat, yaitu kategori stimulus, elaborasi stimulus, determinan pribadi dan

(42)

a. Kategori Stimulus

Kategori stimulus mengakibatkan penggolongan suatu stimulus dengan

menggunakan konsep yang tersimpan dalam ingatan. Tindakan

mempengaruhi kategori stimulus sangat penting iklan berupaya

meluaskan daya tarik produk dengan mendorong konsumen untuk

menggunakan beberapa kategori stimulus selama proses kategorisasi.

b. Elaborasi Stimulus

Elaborasi mengacu pada banyaknya integrasi informasi yang baru dan

pengetahuan yang sudah tersimpan dalam ingatan. Pencitraan

(imaginary) juga termasuk elaborasi stimulus. Pencitraan adalah suatu

proses dimana informasi dari pengalaman indra digambarkan dalam

ingatan kerja.

c. Determinan pribadi

Determinan pribadi merujuk pada karakteristik individu yang

mempengaruhi pemahaman. Yang termasuk dalam determinan pribadi,

yaitu:

1. Motivasi

Motivasi seseorang juga akan mempengaruhi pemahaman. Jika suatu

stimulus dirasa relevan bagi dirinya, yaitu stimulus itu memiliki

kegunaan untuk memenuhi kebutuhan, maka pemrosesan lebih teliti

terjadi. Konsumen termotivasi, akan terlibat pada pemikiran yang

(43)

produknya. Misalnya, pemikiran keuntungan mememiliki produk,

dan lain-lain. Jika sebaliknya, maka stimulus itu akan diproses secara

dangkal.

2. Pengetahuan dan perangkat harapan

Pengetahuan dan harapan yang tersimpan dalam ingatan merupakan

determinan utama dalam pemahaman. Pengetahuan dan harapan

dapat meningkatkan kemampuan konsumen.

d. Determinan Stimulus

Sifat fisik dan aktual suatu stimulus memainkan peranan yang signifikan

terhadap penafsiran stimulus. Yang termasuk dalam determinan stimulus,

yaitu:

1. Lingustik

Temuan para ahli psikolingustik untuk mengerti dan meningkatkan

pemahaman pesan, diantaranya kata-kata yang sering digunakan

dalam bahasa sehari-hari akan lebih mudah dipahami dan diingat,

kata-kata negatif akan menurunkan citra merek yang dipasarkan,

potensi kesalahpahaman akan lebih besar jika menggunakan kalimat

pasif.

2. Konteks

Konteks atau situasi sekeliling terjadinya suatu stimulus akan

(44)

3. Respon Kognitif

Variabel respon kognitif berbeda dengan variabel perhatian. Pada variabel

perhatian dihubungkan dengan respon pasif, tetapi variabel respon kognitif

merupakan respon aktif dari komunikan (Wells; Burnett; Moriarty, 1989:197).

Fakta menunjukkan bahwa pemahaman pesan tidak sama dengan penerimaan

pesan. Suatu peneliti menunjukkan bahwa penerimaan sangat terkait dengan

pikiran yang muncul selama tahap pemahaman. Fenomena inilah yang disebut

respon kognitif. Respon kognitif merupakan pelengkap pada pengukuran sikap

standar dalam mengevaluasi keefektifan komunikasi. Pengukuran sikap standar

dapat menyikapi apakah suatu komunikasi meninggalkan kesan yang

menguntungkan atau tidak pada pemirsa (Durianto, dkk, 2003: 72-73). Kesan

tersebut terbagi dalam 3 kategori, yaitu :

1. Kesan terhadap produk atau pesan (product or message thoughts).

Support arguments atau argumen yang positif akan terbentuk jika

khalayak tidak percaya maka akan terbentuk counterarguments, atau

argumen yang negatif mengenai produk ataupun pesannya.

2. Kesan terhadap sumber pesan (source-oriented thoughts).

Sumber pesan yaitu, model, bintang iklan, ataupun perusahaan

pengiklanan menentukan apakah pesan iklan tersebut diterima baik atau

tidak. Source degoration, sumber pesan yang tidak disukai dan ditolak,

akan terjadi jika khalayak memiliki stetotipe (pandangan buruk) terhadap

sumber iklan. Namun, sumber pesan yang disukai, source bolster, akan

(45)

3. Kesan terhadap daya tarik iklan (ad execution thoughts).

Pertama, ad execution-related thoughts, berarti kreatifitas iklan, kualitas

efek visual, warna, suara atau musiknya berpengaruh pada brand. Kedua,

Atitude toward the ad, artinya reaksi suka atau tidak suka pada iklan akan

berdampak pada perilaku pembelian (Belch, 2004: 157).

4. Respon Afektif

Respon afektif menggambarkan perasaan dan emosi yang dihasilkan sebuah

stimulus (Durianto,dkk, 2003: 73). Variasi tanggapan afektif dapat berupa

penilaian positif, negatif, menyenagkan atau tidak menyenangkan (Durianto,

dkk, 2003: 87). Respon afektif berupa suka atau tidak suka. Sedangkan yang

mengarah pada level yang lebih kuat seperti:

1. Hasrat (desire)

Keinginan (wants) digambarkan sebagai hal yang banyak dipengaruhi

oleh hasrat. “Aku menginginkan sesuatu” menyatakan secara tidak

langsung bertanya hasrat. Hasrat didasarkan pada harapan (wishes) dan

perasaan sangat membutuhkan (cravings) (Wells; Burnett; Moriary,

2006:109). Iklan yang berisi pesan emosional harus dapat

membangkitkan hasrat khalayak untuk mengkonsumsi produk.

2. Preferensi (preference)

Konsumen yang memiliki keinginan atau hasrat untuk membeli belum

tentu akan langsung membeli produk yang ditawarkan pengiklan karena

(46)

hal inilah pentingnya membangun preferensi konsumen. Pengiklan

perlu menekankan mutu, nilai, daya guna dan ciri lainnya yang

menyagkut kelebihan produk.

3. Pendirian (conviction)

Pendirian artinya konsumen yakin terhadap pesan iklan yang akan

menjadi kenyataan (Wells; Burnett; Moriarty, 2006: 114). Tahap ini

merupakan tahap respon afektif yang paling kuat dimana pembeli

merasa yakin dengan pasti bahwa tindakannya jika membeli produk

tersebut merupakan tindakan yang tepat. Hal ini mengarahkan pada

respon behavior yang diharapkan pengiklan.

5. Sikap ter hadap iklan

Sikap konsumen terhadap suatu iklan dapat berpengaruh signifikan bagi

pembentukan sikap konsumen yang mendukung terhadap produk yang

diiklankan. Jika iklan disukai maka konsumen juga menunjukan sikap positif

terhadap produk. Jika tidak, maka akan menurunkan evaluasi produk dari sisi

konsumen (Durianto, dkk, 2003: 73-74).

2.6. Ker angka Berpikir

Persaingan usaha operator seluler saat ini di Indonesia sangat ketat, perang

iklan antar provider di Indonesia semakin memanas sehingga banyak operator

seluler menawarkan berbagai macam keuntungan. Persaingan yang ketat dan

(47)

ditawarkan kepada pelanggan. Promosi besar-besaran dilakukan, banyak provider

yang menawarkan berbagai program sosial network khususnya facebook murah

dan gratis, telpon, dan sms murah. Iklan ditelevisi sebagai media komunikasi

massa yang ditunjukan untuk memberikan informasi sebuah produk atau objek

tertentu.

PT Indosat Tbk sebagai pengelola kartu prabayar akhirnya makin agresif

dalam menawarkan program Facebook dan Social Network gratis sepuasnya.

Setidaknya terlihat dalam program kartu perdana IM3 Seru Anti Galau, produk

kartu perdana ini baru pertama kali dikeluarkan oleh Indosat. Selama ini pihak

Indosat selalu membidik pelanggan menengah kebawah (low end), namun dengan

meluncurnya produk kartu perdana Indosat IM3 Seru Anti Galau yang lebih

murah dibawah Rp.5.000,- yang dapat dibeli seharga Rp.2.000,- menjadi sebuah

gebrakan baru. Peluncuran produk Indosat IM3 Seru Anti Galau dimaksudkan

membidik segmen pasar low-end dan kalangan anak muda yang berjiwa muda

yang memiliki mobilitas tinggi dan selalu ingin berinteraksi dengan jejaring sosial

yang mereka miliki.

Hingga saat ini iklan masih menjadi sarana yang tepat dalam menunjang

aktivitas pemasaran perusahaan karena dengan berkomunikasi melalui iklan

beberapa tujuan bisa dicapai, seperti awarness, salaes, dan image suatu produk

ataupun jasa. Iklan adalah usaha untuk mempengaruhi konsumen dalam bentuk

tulisan, gambar, suara, atau kombinasi dari semuanya itu diarahkan pada

masyarakat luas dan secara tidk langsung. Dalam membuat suatu iklan diperlukan

(48)

melihatnya. Menurut (Durianto, dkk, 2003) iklan yang efektif adalah iklan yang

terpatri secara mendalam dalam benak konsumen, dan konsumen mencermatinya

dengan sudut pandang yang benar. Menurut Kasali , periklanan bertujuan untuk

menanamkan informasi ataupun mengembangkan sikap maupun mengharapkan

suatu tindakan yang mennguntungkan bagi pengiklan (Kasali, 1992: 51). Oleh

karena itu penting untuk membuat suatu iklan yang efektif, agar pesan yang

terdapat dalamiklan tersebut dapat tepat pada khalayak sasaran.

Iklan adalah usaha untuk mempengaruhi konsumen dalam bentuk tulisan,

gambar, suara, atau kombinasi dari semuanya itu diarahkan pada masyarakat luas

dan secara tidak langsung. Dalam mempromosikan program kartu IM3 Seru Anti

Galu pihak Indosat pun menggunakan media televisi sebagai media komunikasi

untuk menginformasikan produknya kepada konsumen. Hal ini mengingat

kelebihan televisi yang dapat memberikan dampak atau pengaruh yang kuat ke

khalayak luas. Iklan bersifat persuasif untuk merangsang, membujuk khalayak

untuk membeli dan tetap mengkonsumsi produk tertentu.

Tingkat efektivitas iklan akan diukur dengan menggunakan metode Direct

Rating Method (DRM). Perhatian (attention) seseorang dipengaruhi oleh dua

determinan, yaitu determinan pribadi dan determinan stimulus. Determinan

pribadi adalah kebutuhan/motivasi, sikap, tingkat adptasi dan rentang perhatian.

Sedangkan determinan stimuluas adalah ukuran, warna, intensitas, kontras, posisi,

gerakan, kebaruan, stimulus, pemikat perhatian yang “dipelajari’’ dan juru bicara

yang menarik. Pemahaman (readthrougness) terkait pada stimulus, elaborasi

(49)

pemahaman. Kategori stimulus berhubungan dengan penggolongan stimulus itu

pada proses kategorisasi. Elaborasi stimulus berkaitan dengan pencitraan.

Determinan pribadi dalam pemahaman dipengaruhi motivasi, pengetahuan,dan

persepsi.determinan stimulus dalam pemahaman dapat dilihat dari linguistik dan

konteks pesan iklan tersebut. Disamping itu, iklan yang efektif harus dapat

menimbulkan respon afektif dan kognitif. Respon kognitif sesorang dapat dilihat

dari kesan terhadap produk (Indosat IM3 Seru Anti Galau) atau pesan, kesan

terhadap sumber pesan, kesan terhadap daya tarik iklan. Sedangkan, respon afektif

konsumen diukur dari hasrat (desire), preferensi (preference) dan pendirian

(conviction). Hal terakhir dimensi dipakai untuk mengetahui tingkat efektivitas

iklan Indosat IM3 Seru Anti Galau versi “Loe Gue End” adalah sikap masyarakat

Surabaya yang pernah melihat tersebut.

Semua faktor-faktor yang mempengaruhi variabel akan diukur untuk

menghasilkan tingkat efektivitas iklan yang akhirnya dapat ditarik kesimpulan

iklan yang lebih efektif.

Iklan IM 3 Ser u Anti Galau Sebagai sar ana Komunikasi PT Indosat Tbk

Sosialisasi Pr omo Indosat IM3 Ser u Anti Galau Melalui Media Televisi

Elemen Iklan Televisi

a. Video e . Setting

b. Audio f. Lighting

c. Talent g. Pacing

d. Props

(50)

Gambar 2.1 : Bagan Kerangka Pemikiran

”Efektivitas Pesan Iklan Indosat IM3 Ser u Anti Galau ver si “ Loe Gue End”di Televisi Pada Masyar akat Surabaya.”

Pengujian tingkat efektivitas iklan Indosat IM3 Ser u Anti Galau Menggunakan Direct Rating Method

(51)

2.1. Landasan Teor i

2.1.1. Definisi Efektifitas

Pengertian efektivitas adalah bagaimana penerima melakukan tindakan

sesuai dengan makna yang diinginkan si pengirim (Subiakto, 96:192). Definisi

Efektivitas secara umum (Hardjana, 2000:24) adalah mengerjakan hal-hal yang

benar, membawa hasil, menangani tantangan masa depan, meningkatkan

keuntungan atau laba, dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya Tolak ukur

efektifitas dalam iklan adalah :

1. Audience coverage (khalayak yang dicapai), untuk melihat keberhasilannya,

meneliti bagaimana kita mampu atau tidak untuk mencapai target khalayak

sasarannya (target audience). Dalam kampanye tersebut jumlah khalayak dan

bagaimana respon atau tanggapan selanjutnya.

2. Audience respons (tanggapan khalayak), bagaimana tanggapan dari khalayak

sasaran dan apakah isi pesan dari iklan tersebut bermanfaat atau tidak bagi

khalayak yang dituju.

3. Communication impact (pengaruh komunikasi), apa pengaruh atau dampak

dari pesan-pesan dalam komunikasi tersebut setelah diekspose keluar

terhadap khalayak sebagai sasaran?

4. Proses of influence (proses pengaruh), apakah proses dari kegiatan

(52)

pesan-pesan disampaikan melalui media komunikasi dan mekanisme

persuasif tersebut mampu mempengaruhi individu atau kelompok. Bagaimana

efektivitas dari iklan mampu mempengaruhi tanggapan, terhadap sikap

perilaku, dukungan, memotivasi, atau dapat membentuk opini publik sebagai

khalayak sasaran baik secara positif atau negatif (Ishak, Koh siew leng,

1991:136)) .

2.1.2. Efek tivitas Komunikasi

Efektivitas komunikasi berbicara mengenai apakah komunikasi yang

dilakukan itu efektif atau tidak. Secara sederhana, komunikasi dikatakan efektif

bila orang berhasil menyampaikan apa yang dimaksudkannya. Pengertian tersebut

hanya merupakan salah satu ukuran bagi efektivitas komunikasi. Secara umum,

komunikasi dinilai efektif bila rangsangan yang disampaikan dan dimaksudkan

oleh pengirim atau sumber, berkaitan erat dengan rangsangan yang ditangkap dan

dipahami oleh penerima (Mulyana, 2000:22-23).

Iklan yang efektif harus sukses dalam dua level, yaitu pertama,

komunikasi, dan kedua, mencapai target pemasaran (Lane; Russell, 2000:17).

Dalam penelitian ini yang ditekankan adalah level pertama, yaitu sukses dalam

level komunikasi. Wilbur Schramm dalam karyanya yang terkenal, yaitu “How

Communication Works”, mengemukakan apa yang dinamakan the condition of

success in communication, yang secara gamblang diringkas sebagai berikut:

1. Pesan harus dirancangkan dan disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat

Gambar

Gambar 2.1 : Bagan Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1 : Bagan Kerangka Pemikiran ”Efektivitas Pesan Iklan Indosat IM3 Seru Anti Galau versi “ Loe Gue
Tabel 4.1.
Tabel 4.3.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Maluku, Tahun 2016 VI-1 BAB VI.. Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan

dan pajak hotel di kabupaten semarang pada tahun 2011 sampai dengan 2015. Pada tahun 2012 pertumbuhan jumlah wajib pajak

Konsep Pertanggungjawaban pidana dihubungkan dengan Politik hukum Pemberantasan tindak pidana korupsi dimasa yang akan datang bahwa Legal Policy Pemberantasan Tindak

Untuk menghadapi krisis dan kesulitan secara efektif, keluarga harus menggerakan dan mengatur sumber daya mereka, menahan tekanan, dan mengatur kembali submber

Terima kasih atas bimbingan yang telah kalian berikan selama pembuatan Tugas akhir ini.. Terima kasih atas suka dan duka yang telah kalian berikan selama 2

Kecelakaan kendaraan yang mengakibatkan hilangnya nyawa orang lain menurut tinjauan hukum positif diatur dalam Pasal 359 KUHPidana yaitu pidana penjara paling lama lima

tidak sesuai dengan pertanyaan yang diajukan.. Semakin tinggi skor yang diperoleh menunjukkan semakin. tinggi minat remaja dan sebaliknya semakin rendah

a) Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, tanpa motivasi tidak akan timbul perbuatan seperti belajar. b) Sebagai pengarah, artinya mengarahlkan perbuatan kepada