• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KUALITAS PRODUK, CITRA MEREK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN NOTEBOOK ACER DI “MIO” HI TECH MALL SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KUALITAS PRODUK, CITRA MEREK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN NOTEBOOK ACER DI “MIO” HI TECH MALL SURABAYA."

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KUALITAS PRODUK, CITRA MEREK DAN

HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

NOTEBOOK ACER DI “MIO” HI TECH MALL

SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi

Univer sita s Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

Oleh :

VENDY AHMAD SYAHPUTRA 0712010018 / EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

(2)

USULAN PENELITIAN

PENGARUH KUALITAS PRODUK, CITRA MEREK DAN

HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

NOTEBOOK ACER

Yang diajukan

FENDY 0712010203 / EM

Telah disetujui untuk diseminar kan

Pembimbing Utama

Dr s. Ec. Pandji Soegiono, MM Tanggal………

Mengetahui

Ketua Progr am Studi

Manajemen

(3)

USULAN PENELITIAN

PENGARUH KUALITAS PRODUK, CITRA MEREK DAN

HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

NOTEBOOK ACER DI “WOM” HI TECH MALL

SURABAYA

Yang diajukan

VENDY AHMAD SYAHPUTRA 0712010018 / EM

Telah diseminar kan dan disetujui untuk menyusun skripsi :

Pembimbing Utama

Dr s. Ec. Pandji Soegiono, MM Tanggal………

Mengetahui

Ketua Progr am Studi

Manajemen

(4)

SKRIPSI

PENGARUH KUALITAS PRODUK, CITRA MEREK DAN

HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

NOTEBOOK ACER DI “WOM” HI TECH MALL

SURABAYA

Yang diajukan

VENDY AHMAD SYAHPUTRA 0712010018 / EM

disetujui untuk Ujian Lisan oleh

Pembimbing Utama

Dr s. Ec. Pandji Soegiono, MM Tanggal………

Mengetahui

Wakil Dekan I

(5)

SKRIPSI

PENGARUH KUALITAS PRODUK, CITRA MEREK DAN

HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

NOTEBOOK ACER DI “MIO” HI TECH MALL

SURABAYA

Disusun Oleh:

VENDY AHMAD SYAHPUTRA 0712010018 / EM

Telah Diper tahankan Dihadapan Dan Diter ima Oleh Tim Penguji Skr ipsi Pr ogr am Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veter an” J awa Timur Pada tanggal 24 Febr uar i 2012

Pembimbing Utama : Tim Pengguji : Ketua

`

Dr s. Ec. Pandji Soegiono, MM Dr a. Ec. Nur Mahmudah, MS Sekr etar is

Dr s. Ec. Pandji Soegiono, MM Anggota

Dr a. Ec. Nuruni Ika KW, MM

Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional ”Veter an” J awa Timur

(6)
(7)

Dengan memanjatkan puji syukur kepada allah swt, atas rahmat dan hidayah-nya yang diberikan kepada penyusun sehingga skripsi yang berjudul : “Pengar uh Kualitas Pr oduk, Citr a Mer ek Dan Ha rga Ter hadap Keputusan Pembelian Notebook Acer Di “MIO” Hi Tech Mall Surabaya”

Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat penyelesaian Studi Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Pada kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi bimbingan, petunjuk serta bantuan baik spirituil maupun materiil, khususnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

(8)

kepada penulis selama menjadi mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran “Jawa Timur.

6. Kepada kedua orang tuaku beserta adikku yang telah memberikan dukungan baik moril ataupun material.

7. Berbagai pihak yang turut membantu dan menyediakan waktunya demi terselesainya skripsi ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa apa yang telah disusun dalam skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat berharap saran dan kritik membangun dari pembaca dan pihak lain.

Akhir kata, Penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan

Wassalamualaikum Wr. Wb. Surabaya, Januari 2012

(9)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

ABSTRAKSI ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA ... 6

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 6

2.2. Landasan Teori... 8

2.2.1. Pengertian Pemasaran. ... 8

2.2.2. Konsep Pemasaran ... 9

2.2.3. Merek ... 13

2.2.4. Kualitas Produk ... 17

2.2.5. Citra Merek ... 19

2.2.6. Harga ... 24

2.2.7. Pembelian ... 26

(10)

2.2.10. Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian ... 32

2.3. Kerangka Konseptual ... 34

2.4. Hipotesis ... 34

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 35

3.2 Populasi Dan Sampel Penelitian ... 38

3.3 Jenis Data dan Sumber Data ... 39

3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 47

4.2. Hasil Penelitian ... 49

4.2.1. Analisis Statistik Deskriptif ... 49

4.2.2. Uji Outlier ... 50

4.2.3. Uji Reliabilitas ... 52

4.2.4. Uji Validitas ... 53

4.2.5. Uji Construct Reliability dan Variance Extracted ... 54

4.2.6. Uji Normalitas ... 56

4.2.7. Evaluasi Model One – Step Approach to SEM ... 57

4.2.8. Uji Hipotesis Kausalitas ... 60

(11)

4.4.3. Pengaruh Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian .... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64 5.1. Kesimpulan ... 64 5.2. Saran ... 64

(12)

Tabel 4.1. Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin ... 59

Tabel 4.2. Identitas Responden Menurut Usia ... 50

Tabel 4.3. Identitas Responden Menurut Pendidikan ... 50

Tabel 4.4. Hasil Uji Outlier Multivariate ... 51

Tabel 4.5. Pengujian Reliability Consistency Internal... 52

Tabel 4.6. Hasil Uji Validitas ... 54

Tabel 4.7. Construct Reliability & Variance Extrated ... 55

Tabel 4.8. Assessment of Normality ... 56

Tabel 4.9. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indeces ... 58

Tabel 4.10. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indeces ... 59

(13)

DAFTAR GAMBAR

(14)

PENGARUH KUALITAS PRODUK, CITRA MEREK DAN

HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

NOTEBOOK ACER DI “MIO” HI TECH MALL

SURABAYA

Vendy Ahmad Syahputr a

ABSTRAK

Dalam kondisi persaingan usaha yang semakin ketat saat ini perusahaan perlu memanfaatkan sumber dayanya dengan optimal, termasuk berusaha menciptakan atau melakukan rekayasa yang dapat mempengaruhi persepsi konsumen, misalnya melalui citra merek produknya. Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi penurunan Top Brand Index pada Notebook Acer dari tahun 2009-2011. Hal ini diindikasikan dari penurunan penjulan dari Notebook Acer, hal ini diindikasikan karena pengaruh harga dari Notebook Acer yang mahal dan iklan Notebook Acer yang juga semakin berkurang. Berdasarkan uraian di atas maka tujuan penelitian ini untuk mengetahui Kualitas Produk, Citra Merek dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Notebook Acer.

Populasi dalam penelitian ini adalah calon pembeli produk notebook Acer di Mio - Hi Tech Mall Surabaya. Metode pengambilan sampel dengan metode non probability sampling dengan teknik Purposive Sampling yaitu sampel dipilih berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh peneliti, dengan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 108 responden Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah Structural Equation Modeling (SEM).

Berdasarkan analisis data dengan menggunakan SEM (Stuctural Equation Modeling) dan pembahasan hasil penelitian yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan hal-hal untuk menjawab permasalahan sebagai berikut : Faktor Product Quality berpengaruh terhadap Faktor Purchase Decision. Faktor Price tidak berpengaruh terhadap Faktor Purchase Decision. Faktor Brand Image berpengaruh terhadap Faktor Purchase Decision..

(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam kondisi persaingan usaha yang semakin ketat saat ini perusahaan perlu memanfaatkan sumber dayanya dengan optimal, termasuk berusaha menciptakan atau melakukan rekayasa yang dapat mempengaruhi persepsi konsumen, misalnya melalui citra merek produknya.

Fenomena tersebut dapat dilihat dari kondisi persaingan saat ini yang terjadi pada produk Notebook. Keanekaragaman produk Notebook yang ada pada saat ini mendorong konsumen untuk melakukan identifikasi dalam pengambilan keputusan saat menentukan suatu merek yang menurut mereka memenuhi kriteria sebuah produk Notebook yang ideal. Kompetisi tersebut akan terus berlanjut karena beberapa merek baru terus bermunculan dengan berbagai macam varian seperti: HP, Dell, Acer, Asus, dll. Hal tersebut juga dibuktikan dengan penguasaan pangsa pasar (market share) pada produk Notebook.

(16)

dibuktikan dengan data Top Brand Index yang diperoleh dari berbagai jenis merek dan mengalami fluktuatif, dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 1.1. Top Brand Notebook 2009-2011

Mer ek TBI

Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi penurunan Top Brand Index pada Notebook Acer dari tahun 2009-2011. Hal ini diindikasikan dari penurunan penjulan dari Notebook Acer, hal ini diindikasikan karena pengaruh harga dari Notebook Acer yang mahal dan iklan Notebook Acer yang juga semakin berkurang. “Mio” bergerak dalam bidang penjualan perangkat komputer, Notebook, notebook , monitor, printer, server, pemasangan CCTV, warnet, game online.

(17)

dapat dilihat dari komplain pelanggan, seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut :

Tabel 1.3. Data Keluhan Notebook Acer

J enis Komplain Tahun

2009 2010 2011

Komplain pelanggan Acer kebanyakan mengeluhkan tentang sering matinya layar LCD pada notebook, pelayanan servise kurang cepat, dan jaringan service resmi atau cabang notebook Acer yang kurang banyak. Jika komplain- komplain tersebut tidak segera direspon oleh pihak notebook Acer, dikhawatirkan akan menimbulkan ketidakpuasan pelanggan dan menyebabkan kemungkinan beralih ke merek lain.

Kualitas dapat dinyatakan sebagai sebagai harapan dan persepsi para konsumen yang sama baiknya dengan kinerja yang sesungguhnya. Kualitas produk harus sesuai dengan yang dijanjikan oleh semua kegiatan dalam bauran pemasaran. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Budiyono, Bernard NM (2004) menunjukkan bahwa kualitas produk merupakan antecedent yang berpengaruh terhadap pembelian.

(18)

suatu produk menciptakan image dari produk itu sendiri di benak pikiran konsumen dan menjadikan motivasi dasar bagi konsumen dalam memilih suatu produk (Aaker dalam Vranesevic, 2003).

Agar dapat sukses dalam memasarkan suatu barang atau jasa, setiap perusahaan harus menetapkan harganya secara tepat (Tjiptono, 1997 : 151). Dari sudut pandang perusahaan, harga merupakan komponen yang berpengaruh langsung terhadap laba perusahaan, karena tingkat harga yang ditetapkan perusahaan akan mempengaruhi kuantitas produk yang dijualnya. Sedangkan dari sudut pandang konsumen, harga digunakan sebagai pengukur nilai dari manfaat yang dirasakan terhadap barang atau jasa yang pada akhirnya berpengaruh terhadap keputusan pembelian

Pada umumnya konsumen bersedia untuk membeli apabila produk sesuai dengan harapan mereka, ketika akan mengkonsumsinya. Sesuai dengan pendapat Parasuraman (1991), konsumen mau mengorbankan uang yang dimilikinya untuk membeli produk tertentu bila produk tersebut mampu memenuhi harapannya. Berdasarkan uraian di atas dalam penelitian ini peneliti mengambil judul “Pengar uh Kualitas Pr oduk, Citr a Mer ek dan Har ga Ter hadap Keputusan Pembelian Notebook Acer ”.

1.2. Per umu san Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

(19)

2. Apakah citra merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian Notebook Acer di Surabaya ?

3. Apakah harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian Notebook Acer di Surabaya ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini: 1. Untuk membuktikan pengaruh kualitas produk terhadap keputusan

pembelian Notebook Acer di Surabaya.

2. Untuk membuktikan pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian Notebook Acer di Surabaya.

3. Untuk membuktikan pengaruh harga terhadap keputusan pembelian Notebook Acer di Surabaya.

1.4. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian tersebut diharapkan akan diperoleh manfaat : 1. Bagi ilmu pengetahuan

Menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya Manajemen Pemasaran terutama bagi akademisi yang ingin menganalisis pengaruh kualitas produk, citra merek dan hargadan bermuara pada pembelian.

2. Bagi perusahaan

(20)

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Ter dahulu

1. Kurniawati, 2009, Pengaruh Harga dan Iklan terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda (Studi Kasus pada Konsumen di Kelurahan Tegalsari Semarang)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh harga dan iklan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda. Tipe penelitian ini adalah explanatory research dengan sampel 100 responden yang diambil dengan teknik bertahap. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji validitas, reliabilitas, regresi linier sederhana dan regresi linier berganda. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa harga berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Sedangkan iklan berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Secara bersama-sama, harga dan iklan berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

2. Hidayat, 2009, Pengaruh Kualitas Layanan, Kualitas Produk dan Nilai Nasabah Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Nasabah Bank Mandiri

(21)

terhadap kepuasan nasabah. Nilai bagi nasabah berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan nasabah. Kualitas layanan tidak berpengaruh terhadap loyalitas nasabah. Kualitas produk tidak berpengaruh signifikan terhadap loyalitas nasabah

3. Danibrata , 2007, Pengaruh Perluasan Merek Terhadap Citra Merk Pada Produk-Produk Pepsodent

Similaritas, reputasi, perceived risk dan inovasi merupakan dimensi pembentuk perluasan merk dan similaritas merupakan dimensi yang berpengaruh paling besar membentuk perluasan merk. Pengetahuan danfit to the brand merupakan dimensi pembentuk citra nierk dan pengetahuan merupakan dimensi yang berpengaruh paling besar membentuk citra merk. Terdapat pengaruh variabel perluasan merk terhadap variabel citra merk pada produk-produk Pepsodent.

(22)

2.2. Landasan Teor i

2.2.1. Penger tian Pemasar an.

Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan – kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk meningkatkan laba, aktivitas pemasaran memegang peranan penting dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Menurut Kotler (1997 : 8) "Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang di dalamnya ( individu dan kelompok ) mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain".

Jadi menurut definisi diatas, semua manusia harus menemukan kebutuhanya dulu baru kemudian berusaha memenuhinya dengan cara mengadakan hubungan dengan pihak lain. Pemasaran mencakup usaha perusahaan yang dimulai dengan mengidentitikasi kebutuhan dan keinginan konsumen, menentukan produk yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen, menentukan tingkat harga yang sesuai, menentukan jenis Iklan dan media Iklan yang tepat, serta menentukan saluran distribusi yang digunakan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan yang diinginkan. Sehingga pemasaran bukanlah hal yang sederhana yang hanya sekedar menghasilkan uang.

(23)

pemasaran.

Menurut Kotler (1997 : 13) "Manajemen Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga dan Iklan serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran uang dan memuaskan tujuan individu organisasi.

Dari definisi diatas terdapat fungsi-fungsi manajemen meliputi penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan serta pengawasan. Perencanaan merupakan upaya pemeliharaan tindakan yang diikuti suatu usaha, juga merupakan upaya untuk memutuskan sebelumnya apa yang dilakukan, bagaimana, bila dan siapa yang akan melakukannya. Perencanaan menjembatani kesenjangan antara keadaan yang diinginkan di masa depan. Penganalisaan merupakan fungsi yang penting sebagai dasar suatu rencana yang dibuat dengan lebih matang dan tepat. Sedangkan pelaksanaan merupakan tindakan yang diambil sesuai dengan rencana. Pengawasan (Controlling) adalah pengukuran dan koreksi terhadap kegiatan para bawahan untuk menjamin bahwa apa yang terlaksana itu sesuai dengan rencana.

2.2.2. Konsep Pemasar an

(24)

Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat tentunya membawa dampak pada situasi persaingan yang semakin ketat pula. Untuk mengatasi persaingan tersebut salah satunya dengan menggunakan konsep pemasaran, karena konsep pemasaran bertujuan untuk memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen. Disinilah pemasaran berperan untuk menjembatani permasalahan yang ada sehingga memungkinkan bagi konsumen untuk membuat pilihan yang nantinya akan coba dipenuhi oleh penjual.

Sedangkan Kotler dan Amstrong (2001:23), berpendapat bahwa konsep pemasaran bertujuan untuk mencapai tujuan organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar serta memuaskan pelanggan secara lebih efektif dan efisien daripada yang dilakukan oleh para pesaing.

Konsep pemasaran merupakan suatu kunci atau keseluruhan sistem untuk meraih tujuan perusahaan yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha dalam merencanakan, menentukan hingga melaksanakan kegiatan pemasaran.

Tiga faktor penting yang dipakai sebagai dasar konsep pemasaran menurut Swastha dan Handoko (2006:6-8), meliputi:

a. Orientasi Konsumen

Perusahaan yang benar-benar memperhatikan konsumen maka harus:

(25)

2. Menentukan kelompok pembeli yang akan dijadikan sasaran penjualan.

3. Menentukan produk dan program pemasarannya.

4. Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai, dan menafsirkan keinginan, sikap, serta tingkah laku mereka.

5. Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah pada mutu yang tinggi atau pada harga yang murahserta model yang menarik.

b. Penyusunan kegiatan secara integral

Untuk memberikan kepuasan yang optimal, semua elemen-elemen harus dikoordinasikan dan diintegrasikan, selain itu juga berusaha untuk menghindari adanya pertentangan didalam maupun diluar perusahaan dengan pasar. Semua bagian yang ada dalam perusahaan harus menyadari bahwa bahwa setiap perilaku dan pola pikir mereka sangat mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam menciptakan dan mempertahankan pelanggan, jadi dapat dikatakan bahwa setiap orang dan setiap bagian dalam perusahaan harus mampu berkoordinasi untuk memberikan kepuasan kepada konsumen sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

(26)

Faktor yang menentukan apakah dalam jangka panjang perusahaan akan mendapatkan laba adalah tingkat kepuasan konsumen yang dapat terpenuhi. Laba merupakan pencerminan dari usaha perusahaan yang berhasil memberikan kepuasan kepada konsumen, dimana perusahaan dapat menyediakan atau menjual barang atau jasa yang paling baik, yang sesuai dengan keinginan konsumen dan dengan harga yang layak.

Berdasarkan pengertian diatas, konsep pemasaran merupakan orientasi perusahaan yang menekankan bahwa tugas pokok perusahaan adalah menentukan kebutuhan dan keinginan pasar, selanjutnya memenuhi kebutuhan tersebut, sehingga tercapai tingkat kepuasan yang melebihi dari kepuasan yang diberikan oleh para pesaing.

(27)

2.2.3. Mer ek

Menurut American Marketing Associattion (dalam Kotler, 2000 : 460) mendefinisikan merek sebagi berikut :

Merek adalah nama, istilah, tanda, symbol, rancangan, atau kombinasidari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing.

Keegan, Moriarty, dan Duncan (1995 : 318) mendevinisikan merek sebagai satu kumpulan yang kompleks dari citra, janji, dan pengalaman dalam pikiran konsumen yang menghadirkan janji oleh perusahaan tentang produk tertentu. Merek sebenarnya merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan tampilan, manfaat, dan jasa tertentu pada pembeli. Nilai dari suatu merek muncul dari presepsi dan asaosiasi positif yang dipegang oleh seseorang dan tidak hanya terdiri dari idwe tentang fungsi perasaan dan asosiasi (Keegan, Moriarty, dan Duncan, 1995 : 145).

Merek dapat memiliki enam tingkatan pengertian : (Kotler, 2000 : 460) 1. Atribut (attributes)

(28)

2. Manfaat (benefits)

Artribut harus diterjemahkan ke dalam manfaat fungsional dan emosional. Atribut “tahan lama” dapat diterjemahkan menjadi manfaat fungsional. Atribut “mahal” mungkin diterjemahkan menjadi manfaat emosional.

3. Nilai (Value)

Merek yang menyatakan sesuatu tentang nilai yang dimiliki oleh produsen. Jadi Mercedes berarti kinerja tinggi, keamanan, gengsi, dan lain-lain.

4. Budaya (culture)

Merek juga mewakili kriteria budaya tertentu. Mercedes mewakili budaya Jerman : terorganisasi, efisien, bermutu tinggi.

5. Kepribadian (personality)

Mercedes mencerminkan pimpinan yang masuk akal (orang), singa yang memerintah (binatang), atauistana yang agung (obyek).

6. Pemakai (user)

Merek menunjukkan konsumen mana yang membeli atau menggunakn produk tersebut.

Suatu merek mempunyai lima komponen (Assael, 1993 : 393-400) 1. Nama merek (brand name)

(29)

2. Simbol (symbol)

Simbol adalah bagian yang penting dari suatu merek yang mempunyai bentuk yang unik. Suatu simbol dapat mengkomunikasikan asosiasi-asosiasi atau bahkan atribut-atribut yang spesisfik (Aaker, 1997). Sebuah symbol bisa dengan sendirinya menciptakan kesadaran, asosiasi, dan rasa suka atau perasaan mempengaruhi loyalitas atau kesan kualitas (Aaker, 1997: 294).

3. Pengemasan (the package)

Pengemasan mencakup kegiatan-kegiatan dalam mendesain dan memproduksi kontainer atau pembungkus untuk suatu produk. Fungsi utama kemasan adalah untuk membungkus dan melindungi produk. Selain itu, kemasan juga berfungsi untuk menarik perhatian, menjelaskan produk, hingga membuat penjualan (Aaker. 1997: 287)

4. The warranty

Pernyataan tertulis yang menggambarkan komitmen perusahaan untuk mengganti atau memperbaiki produk yang rusak / cacat.

5. Citra merek (brand image)

Keseluruhan kesan yang terbuentuk dalam benak konsumen oleh karakteristik fisik merek, nama, symbol, keriaasan, dan reputasi untuk jasa.

(30)

Keuntungan pemberian merek bagi perusahaan (Assael, 1993: 400) :

1. Bila nama merek diasosiasikan dengan produk yang sukses, hal ini akan menarik loyalitas pelanggan

2. Merek yang telah membangun dasar loyalitas konsumen telah mempunyai kekuatan.

3. Merek dengan loyalitas konsumen juga memlihara pendukung distribusi lebuih mudah.

4. Merek yang kuat dapat diturunkan dengan menerapkannya pada spin-offs

dalam lini produk.

Keuntungan pemberian merek (branding) bagi konsumen

1. Nama merek mengidentifikasi manfaat produk sehingga konsumen mengetahui apa yang akan mereka peroleh.

Konsumen tidak perlu kawatir tentang variasi dalam isi dan kualitas dari satu pembeli ke pembelian berikutnya.

2. Branding memfasilitasi belanja.

Penghargaan nama merek mengijinkan konsumen untuk membeli dengan sedikit waktu yang diperlukan untuk membandingkan dan mencari informasi. 3. Nama merek juga memberikan informasi kepada konsumen

Konsumen ingat rasa, isi, harga, dan kinerja suatu merek. Konsumen ingat merek mana yang memuaskan mereka dan mana yang tidak. Karena hal inilah

(31)

2.2.3. Kualitas Pr oduk

Kualitas produk atau mutu produk sering diartikan sebagai komposisi teknis dari suatu produk, Kotler (1997: 49) mutu adalah keseluruhan ciri serta sifat dari produk atau layanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau kebutuhan tersirat. Ada hubungan kuat antara mutu, layanan dengan kepuasan konsumen dan profitabilitas. Semakin tinggi tingkat mutu menyebabkan semakin tingginya kepuasan konsumen, mutu produk merupakan hal yang perlu mendapat perhatian utama dari perusahaan atau produsen mengingat suatu produk berkaitan erat dengan masalah kepuasaan konsumen yang merupakan tujuan dari kegiatan pemasaran yang dilakukan untuk mencapai posisi produk. Mutu menyatakan tingkat kemampuan fungsinya yang diharapkan.

Berdasarkan kedua pengertian diatas, maka kualitas produk tidak hanya ditentukan oleh spesifikasi yang tampak pada produk tersebut, melainkan ditentukan oleh persepsi konsumen. Jadi kualitas produk tidak hanya berdasarkan dari sudut pandang produsen saja, tetapi juga dari sudut pandang konsumen sebab suatu produk dikatakan berkualitas menurut konsumen apabila memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen, seperti pengertian kualitas produk menurut Keegan dan Moriaty Duncan ( 1993,p 352 ) yaitu :"From producer's perspective, the degree to which finished prduct meet specifications,

from customer's perspective, the degree to which product match needs and wants

(32)

Dimensi daripada kualitas produk diuraikan oleh Tjiptono (1997:25) yaitu sebagai berikut:

1. Performance yaitu kualitas produk yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya atau pelayanan yang diberikan oleh suatu produk dengan Cara benar.

2. Feature yaitu kemampuan atau keistimewaan yang dimiliki oleh suatu produk.

3. Reliabiilty and durability yaitu kehandalan suatu produk dan tahan lama produk tersebut sehingga tidak perlu terlalu sering melakukan perbaikan. 4. Estetika yaitu penampilan, corak, daya tarik yang menjadi aspek penting

dalam kualitas.

5. Perceived yaitu kesan konsumen terhadap suatu produk terhadap kelebihan – kelebihan yang dimilikinya menyangkut citra dan reputasi produk.

Harapan Konsumen diyakini mempunyai peranan yang besar dalam menentukan kualitas produk dan kepuasan konsumennya. Pada dasarnya ada hubungan yang erat antara penentuan kualitas dan kepuasan konsumen.

2.2.3.2. Faktor -Faktor yang Mempengar uhi Kualitas Pr oduk

Ada tiga faktor yang menentukan tingkatan kualitas produk menurut Sofyan Assauri (1993:269), antara lain:

1. Fungsi Produk

(33)

mempengaruhi kepuasan konsumen. Fungsi produk akan tercermin pada spesifikasinya seperti: tahan lamanya, kegunaannya, beratnya, mudah atau tidaknya perawatan dan kepercayaannya.

2. Wujud Luar

Wujud luar suatu produk juga mempengaruhi pandangan konsumen atas kualitasnya. Walaupun produk yang dihasilkan dengan teknologi tinggi tetapi bila wujud luamya kuno, maka konsumen cenderung beranggapan produk tersebut kurang berkualitas. Wujud luar ini tidak hanya dilihat dari bentuknya saja tetapi dari komposisi warna, pengemasan dan lainnya.

3. Biaya produk

Umumnya biaya dan harga suatu produk ikut menentukan kualitasnya. Jika harga atau biaya suatu produk mahal, maka konsumen akan beranggapan bahwa kualitas produk tersebut baik dan demikian juga sebaliknya. Perlu disadari bahwa biaya produk tidak selamanya dapat digunakan untuk menentukan kualitas produk karena biaya yang diperkirakan tidak selalu biaya yang sebenarnya. Biaya atau harga suatu produk lebih tinggi dari nilai yang sebenarnya karena ketidakefisienan atau tingginya keuntungan yang diambil

2.2.4. Citr a Mer ek

(34)

pengetahuan yang cukup tentang suatu produk. Terdapat kecnderungan bahwa konsumen akan memilih produk yang telah dikenal baik melalui pengalaman menggunakan produk maupun berdasarkan informasi yang diperoleh melalui berbagai sumber.

Citra merek menurut Keller (2008:51) adalah persepsi konsumen tentang suatu merek sebagai refleksi dari asosiasi merek yang ada pada pikiran konsumen. Sedangkan Aaker (1991:109) menyatakan bahwa citra merek merupakan kumpulan asosiasi yang diorganisir menjadi suatu yang berarti.

Citra merek berdasarkan memori konsumen tentang suatu produk, sebagai akibat dari apa yang dirasakan oleh seseorang terhadap merek tersebut. Perasaan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap suatu merek akan membentuk citra tersebut dan akan tersimpan dalam memori konsumen.

(35)

berdampak positif atau negatif, bergantung kepada bagaimana konsumen menafsirkan asosiasi tersebut. Asosiasi merek dan citra merek merupakan persepsi konsumen yang mungkin atau mungkin tidak merefleksikan realitas secara objektif.

Asosiasi merek dapat membantu meringkaskan fakta dan spesifikasi yang sulit diproses dan diakses oleh konsumen serta sangat mahal bagi perusahaan untuk mengomunikasikannya. Suatu asosiasi dapat menghasilkan informasi yang penting bagi konsumen dan memberikan cara untuk mendapatkannya. Asosiasi dapat pula menjadi dasar yang sangat penting untuk diferensiasi dan dapat menjadi kunci bagi keunggulan kompetitif.

(36)

tersohor atau khalayak (celebrity/person). (8) Gaya hidup atau kepribadian (life-style/personality). (9) Kelas produk (product class). (10) Para kompetitor (competitors), dan (11) Negara atau wilayah geografis (country or geographic area).

Identitas merek adalah sekumpulan asosiasi merek yang menjadi tujuan atau cita-cita dari strategi merek itu sendiri untuk menciptakan atau mempertahankan kelangsungan sebuah merek di pasar (Surachman, 2008:47).

Identitas merek harus berbeda dari pesaing dan dikembangkan secara komprehensif untuk konsumen. Park (1986) Park (1986) dalam Janonis, Dovalien, dan Virvilait (2007:74) menyatakan bahwa kesuksesan suatu merek di pasar tergantung kepada pemilihan identitas merek, penggunaan identitas dalam mengembangkan citra, dan jaminan bahwa citra dapat mentransfer identitas merek yang dipilih oleh perusahaan, membedakannya dari pesaing dan merespon keinginan konsumen.. Sedangkan Kapferer (2003) dalam artikel yang sama menyatakan citra merek merupakan cara berkomunikasi dengan konsumen yang paling efisien dan secara signifikan berkaitan dengan identitas merek.

(37)

lebih emosional atau simbolik, fungsi utama dari periklanan adalah menghasilkan kepribadian atau persepsi merek di pasar.

Pada berbagai tingkat yang menyangkut pemasaran citra, periklanan dikenal sebagai salah satu komponen utama yang menciptakan citra. Fungsi dari periklanan adalah untuk menciptakan simbol dan citra tentang suatu produk yang akan mengakibatkan adanya hubungan antara merek dengan konsumen.

Peran periklanan sangat penting dan tidak dapat dikesampingkan karena periklanan membantu mengembangkan pengenalan merek, kesadaran dan citra yang pada akhirnya memperkuat kepemimpinan merek. Alba dan Marmorstein (1987) dalam Koubaa (2008:140) menyatakan bahwa frekuensi informasi atau informasi yang berulang akan mempengaruhi kebiasaan, kemudian akan mempengaruhi reputasi dan pada akhirnya mempengaruhi citra dalam pikiran konsumen. Aaker dan Joachimsthaler (2001) dalam Janonis dan Virvilait (2007:81) menggambarkan proses pembentukan citra merek.

(38)

Dalam proses pengembangan citra merek, pemosisian merek (brand positioning) adalah salah satu tahap yang sangat penting dalam proses pengembangan citra merek. Pemosisian merek mengacu pada tindakan untuk menempatkan merek suatu produk dalam pikiran pelanggan terhadap produk-produk lain dalam bentuk atribut dan keuntungan yang ditawarkan. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa hubungan antara identitas merek dengan citra merek didasarkan pada proses komunikasi, yaitu perusahaan sebagai pengirim serta konsumen sebagai penerima, dan citra merek terbentuk dalam pikiran konsumen sebagai akibat dari proses komunikasi yang dilakukan oleh perusahaan.

2.2.5. Har ga

Menurut Swastha (2003 : 241) harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya.

Menurut Kotler (2001 : 439) Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli yaitu peranan alokasi dan peranan informasi :

(39)

adanya harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang dan jasa. 2. Peranan informasi dan harga, yaitu fungsi harga dalam mendidik

konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk atau manfaatnya secara obyektif. Persepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi

Harga merupakan elemen penting dalam bauran pemasaran karena harga ditentukan oleh pembeli dan penjual melalui tawar-menawar diantara mereka, sedangkan pembeli akan menawar dengan harga yang lebih rendah dan mereka yang bersedia membayar.

Menurut Tjiptono (2000 : 152) ada empat jenis tujuan penetapan harga, yaitu :

1. Tujuan berorientasi pada laba. Istilah ini dikenal dengan maksimisasi laba. Adanya tingkat laba yang sesuai atau yang diharapkan sebagai sasaran laba.

2. Tujuan Berorientasi pada Volume. Istilah ini bisanya disebut volume pricing objectives. Harga yang ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai target volume penjualan atau pangsa pasar.

(40)

prestisius. Pada hakekatnya baik penerapan harga tinggi maupun rendah bertujuan untuk meningkatkan persepsi konsumen terhadap keseluruhan bauran produk yang ditawarkan perusahaan.

4. Tujuan Stabilitas Harga. Dalam pasar yang konsumennya sangat sensitive terhadap harga, bila suatu perusahaan menurunkan harganya, maka para pesaingnya harus menurunkan pula harga mereka. Kondisi seperti ini yang mendasari terbentuknya tujuan stabilisasi harga dalam industri tertentu yang produknya sangat terstandarisasi. Tujuan stabilisasi dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan yang stabil antara harga suatu perusahaan dan harga pemimpin industri.

5. Tujuan-tujuan lainnya Harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan mencegah masuknya pesaing, mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung penjualan ulang atau menghindari campur tangan pemerintah.

Tujuan-tujuan penetapan harga diatas memiliki implikasi panting terhadap strategi bersaing perusahaan. Tujuan yang ditetapkan harus konsisten dengan cara yang ditempuh perusahaan dalam menempatkan posisi relatifnya dalam persaingan.

2.2.6 Pembelian

(41)

Definisi pengambilan keputusan konsumen menurut Kotler (1997:257) adalah tahap penilaian yang menyebabkan konsumen membentuk suatu pilihan yang mengakibatkan konsumen tertarik untuk membeli atau menggunakan produk yang ditawarkan.

Setiap perusahaan dapat mengusahakan untuk menyederhanakan pengambilan keputusan pembelian yang akan dilakukan oleh para pembeli karena banyak orang yang menemui kesulitan dalam membuat keputusan. Pembeli yang sering membeli suatu produk merk tertentu kadang-kadang secara singkat sekali mempertimbangkan pilihan-pilihan produk merk lain, sebelum memilih produk dengan merk seperti biasanya. Sedangkan untuk seorang pembeli yang membeli produk tertentu untuk pertama kalinya, maka dapat dengan mudah terlihat bahwa mereka melaksanakan upaya pencarian informasi tentang alternatif-alternatif yang dikemukakan.

Ada lima keadaan mental melalui apa para pembeli membeli produk-produk baru, yaitu : (Winardi, 1991:75-76)

a. Tahap timbulnya kesadaran

(42)

b. Tahap timbulnya minat

Para konsumen mulai mengetahui bahwa produk yang bersangkutan dapat memberikan keuntungan-keuntungan yang membantu memecahkan problem-problem tertentu. Pada tahap ini para pembeli (calon) mulai mengumpulkan secara aktif informasi-informasi yang diperlukan.

c. Tahap timbulnya keinginan

Pembeli mulai yakin bahwa mereka mempunyai keinginan dan menyukai produk tertentu, hingga mereka ingin memilikinya. Mereka mengkhayalkan situasi dimana mereka menikmati produk tersebut, dan kepuasan yang menurut anggapan mereka dapat dicapai dari produk tersebut. Keinginan tumbuh menjadi suatu keyakinan bahwa barang tersebut yang menang dibandingkan dengan saingannya, harus dibeli. d. Tahap dilakukannya tindakan-tindakan

Apabila keinginan cukup kuat, maka para pembeli mengambil keputusan untuk membeli. Dorongan untuk membeli segera mengalahkan kecenderungan untuk menangguhkan aktivitas pembelian.

e. Tahap timbulnya reaksi

(43)

2.2.7 Tahap–Tahap Dalam Pengambilan Keputusan Untuk Membeli. Menurut Swasta (1990:120), proses keputusan untuk membeli dalam mengambil keputusan merupakan suatu pendekatan penyelesaian masalah pada kegiatan manusia untuk membeli sesuatu barang atau jasa dalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Proses pengambilan keputusan yang dilakukan konsumen untuk membeli suatu produk, sama untuk setiap orang hanya seluruh proses tersebut tidak selalu dilaksanakan oleh konsumen. Tahap dalam proses pengambilan keputusan oleh konsumen untuk membeli suatu produk tersebut :

a. Pengenalan Masalah

Proses dimulai saat pembeli menyadari adanya masalah atau kebutuhan. Kebutuhan ini menyebabkan karna adanya rangsangan internal maupun rangsangan eksternal.

b. Pencarian informasi

Seorang konsumen yang terdorong kebutuhannya mungkin, atau mungkin juga tidak, mencari informasi lebih lanjut. Pencarian informasi terdiri dari dua jenis menurut tingkatnya yang pertama adalah permintaan yang meningkat yang ditandai dengan pencarian informasi yang sedang-sedang saja.

c. Evaluasi alternatif

(44)

d. Keputusan pembelian

Sesudah pembelian terhadap suatu produk . konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidak puasan. Konsumen mendasarkan harapannya kepadaa informasi yang mereka terima tentang produk. Jika kenyataan yangmereka dapat ternyata berbeda dengan yang diharapkan maka mereka merasa tidak puas.

2.2.7.1. Indikator Keputusan Pembelian

Indikator dari keputusan pembelian menurut Kurniawati, (2009 : 5) adalah sebagai berikut :

1. Problem Recognition yaitu menganalisa keinginan dan kebutuhan. 2. Search yaitu pencarian informasi tentang sumber-sumber dan

menilainya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan yang dirasakan dengan melakukan perbandingan sehingga memperoleh beberapa alternatif pembelian yang dapat dilakukan.

3. Alternative Evaluation yaitu menetapkan tujuan pembelian dan menilai serta menyeleksi terhadap alternatif pembelian berdasarkan tujuan pembelian.

4. Choice yaitu proses dalam pembelian yang nyata, artinya bahwa konsumen harus mengambil keputusan untuk membeli atau tidak. 5. Out Comes yaitu apakah produk yang dipilih telah memuaskan

(45)

2.2.8 Penga r uh Kualitas Pr oduk Ter hadap Keputusan Pembelian

Suatu perusahaan yang mengetahui hal tersebut, tentu tidak hanya menjual produk itu sendiri, tetapi juga manfaat dari produk tersebut dimana pada akhirnya hal tersebut membentu perusahaan untuk meningkatkan penjualan karena akan berpengaruh pada keputusan

pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Melihat hal tersebut pada

akhirnya akan dapat ditarik suatu kesimpulan untuk dijadikan suatu

hipotesis bahwa kualitas produk berpengaruh positif terhadap keputusan

pembelian konsumen (Sulistyawati, 2009:4)

Dalam pemasaran barang atau produk sangat penting dalam pengaruhnya terhadap keputusan konsumen dalam membeli produk karena salah satu sifat atau karakteristik barang atau produk yaitu inseparability, dimana barang atau produk diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nanda Irawan (2009) mengenai pengaruh kualitas produk, promosi, harga, dan layanan purna jual terhadap keputusan pembelian mobil merek honda jazz, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kualitas produk ternyata berpengaruh positif dalam keputusan pembelian.

(46)

2.2.9 Penga r uh Citra Mer ek Ter hadap Keputusan Pembelian

Wicaksono (2007) mengemukakan pentingnya pengembangan

citra merek dalam keputusan pembelian. Brand image yang dikelola

dengan baik akan menghasilkan konsekuensi yang positif, meliputi: meningkatkan pemahaman terhadap aspek-aspek perilaku konsumen dalam mengambil keputusan pembelian. Memperkaya orientasi konsumsi tehadap hal-hal yang bersifat simbolis lebih dari fungsi-fungsi produk. Meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk. Meningkatkan keunggulan bersaing berkelanjutan, mengingat inovasi teknologi sangat mudah untuk ditiru oleh pesaing.

Penciptakan kesan menjadi salah satu karateristik dasar dalam orientasi pemasaran modern yaitu lewat pemberian perhatian lebih serta penciptaan merek yang kuat. Implikasi dari hal tersebut menjadikan merek suatu produk menciptakan image dari produk itu sendiri di benak pikiran konsumen dan menjadikan motivasi dasar bagi konsumen dalam memilih suatu produk (Aaker dalam Vranesevic, 2003).

Jadi berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa citra merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian

2.2.10 Penga r uh Har ga Ter hadap Keputusan Pembelian

Harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk

atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk

memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau

(47)

Dengan kata lain, pada tingkat harga tertentu yang telah dikeluarkan, konsumen dapat merasakan manfaat dari produk yang telah dibelinya. Dan konsumen akan merasa puas apabila manfaat yang mereka dapatkan sebanding atau bahkan lebih tinggi dari nominal uang yang mereka keluarkan.

Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli, yaitu peranan alokasi dan peranan informasi (Fandy Tjiptono, 2001). Peranan alokasi dari harga adalah fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan berdasarkan kekuatan membelinya. Dengan demikian adanya harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan kekuatan membelinya pada berbagai jenis barang dan jasa. Pembeli membandingkan harga dari berbagai alternatif yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki. Peranan informasi dari harga adalah fungsi harga dalam "mendidik" konsumen mengenai faktor produk, misalnya kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi di mana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk atau manfaatnya secara objektif. Persepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi (Tjiptono, 2002)

(48)

2.3. Ker angka Konseptual

2.4. Hipotesis

1. Didiuga bahwa kualitas produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian notebook Acer di Surabaya.

2. Didiuga bahwa citra merek berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian notebook Acer di Surabaya.

3. Didiuga bahwa harga berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian notebook Acer di Surabaya.

Citra Merek (X2)

Pembelian (Y)

Kualitas Produk

(X1)

(49)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1. Definisi Oper asional dan Pengukur an Var iabel

Definisi operasional dan pengukuran variabel berisi pernyataan tentang pengoperasiaan atau pendefinisian konsep penelitian termasuk penetapan cara dan satuan pengukuran variabelnya, adalah sebagai berikut:

1. Kualitas Produk (X1) merupakan penilaian konsumen terhadap kualitas notebook Acer untuk dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen diindikatori oleh (Hidayat, 2009 : 60) :

X1.1 = performance adalah hasil yang dicapai menurut ukuran yang berlaku.

X1.2 = features adalah karakteristik produk yang dirancang untuk menyempurnakan fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk

X1.3 = serviceablility adalah kemampuan produk dalam memberikan layanan kepada konsumen.

X1.4 = conformance adalah produk yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan

X1.5 = image adalah citra dari produk tersebut.

(50)

a) X2.1 = Knowledge with the brand, dengan indikator :

X2.1.1. = mengetahui merek adalah mengetahui perkembangan merek tersebut

X2.1.2. = frekuensi pembelian adalah intensitas pembelian produk tersebut.

X2.1.3. = informasi produk adalah informasi mengenai spesifikasi dan type produk.

b) X2.2 = Fit to brand, dengan indikator :

X2.2.1. = kesesuaian kategori produk adalah konsistensi kualitas dari semua type produk yang dikeluarkan

X2.2.2. = kesesuaian produk dengan image adalah kesesuaian notebook dengan citra perusahaan.

3. Harga (X3) adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat (Desmiati, 2009 : 97) :

X3.1 = Harga yang ditawarkan adalah harga dasar yang ditawarkan pada konsumen

(51)

4. Keputusan pembelian yang dimaksud pada penelitian ini adalah rasa percaya pelanggan pada dirinya yang merupakan keyakinan bahwa keputusan yang diambilnya adalah benar. Indikator keputusan pembelian adalah (Qamariah, 2009 : 53) :

Y1 = Problem Recognition yaitu menganalisa keinginan dan kebutuhan. Y2 = Search yaitu pencarian informasi tentang sumber-sumber dan

menilainya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan yang dirasakan dengan melakukan perbandingan sehingga memperoleh beberapa alternatif pembelian yang dapat dilakukan.

Y3 = Alternative Evaluation yaitu menetapkan tujuan pembelian dan menilai serta menyeleksi terhadap alternatif pembelian berdasarkan tujuan pembelian.

Y4 = Choice yaitu proses dalam pembelian yang nyata, artinya bahwa konsumen harus mengambil keputusan untuk membeli atau tidak. Y5 = Out Comes yaitu apakah produk yang dipilih telah memuaskan

konsumen atau menjadikan ia ragu-ragu dari keputusan yang ia ambil.

3.1.1. Pengukur an Var iabel

(52)

ini, setiap pernyataan masing-masing diukur dalam 7 skala dan ujung-ujung ditetapkan dengan kata sifat yang tidak secara kontras berlawanan. sebagai berikut:

Sangat Jelek Sangat Bagus 3.2.Teknik Pengambilan Sampel

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pembeli produk notebook Acer di Mio - Hi Tech Mall Surabaya.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut. Karena itu sample harus representative dari sebuah populasi (Sumarsono, 2002 : 45). Metode pengambilan sampel yang dilakukan adalah non probability sampling dengan teknik teknik accidental sampling, yaitu pengambilan dengan cara memberikan kuesioner kepada setiap pembeli produk notebook Acer di Mio - Hi Tech Mall Surabaya

Teknik penentuan sampel yang dipergunakan adalah berdasarkan pedoman pengukuran sampel menurut Augusty (2002:48), antara lain :

1. 100 – 200 sampel untuk teknik maximum likelihood estimation. 2. Pedomannya adalah 5 – 10 kali jumlah parameter yang diestimasi.

(53)

3. Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh variabel laten. Jumlah sampel adalah jumlah indikator dikali 5-10. bila terdapat 20 indikator, besarnya sampel adalah 100-200.

Karena terdapat 18 indikator maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah (18 X 6 = 108) maka sampel yang digunakan adalah minimal sebesar 108 responden.

3.3.Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. J enis Data

• Data Primer

Data primer yang diolah dalam penelitian ini diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada konsumen di Surabaya .

3.3.2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam analisis ini adalah data yang diambil langsung kepada konsumen yang hendak membeli atau membeli laptop Acer di Surabaya dengan cara menyebarkan kuesioner.

3.3.3. Tehnik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam skripsi ini dilakukan dengan menggunakan beberapa cara berikut:

a. Observasi

(54)

b. Kuisioner

Yaitu pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan kepada konsumen di Surabaya.

c. Dokumentasi

Yaitu dengan mengumpulkan data, menggali data dokumen atau arsip-arsip aturan yang disepakati, misalnya keberadaan perusahaan dan struktur manajemen perusahaan.

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.4.1. Tek nik Analisis

Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah Structural Equation Modelling [SEM]. Merupakan teknik statistik yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan yang relatif rumit. Model pengukuran variabel menggunakan confirmatory factor analyses. Penaksiran pengaruh masing-masing variable bebas terhadap variable terikatnya menggunakan koefidien jalur

3.4.2. Outlier s

(55)

• Pertama, Outlier muncul karena kesalahan prosedur seperti kesalahan dalam memasukkan data atau kesalahan dalam mengkoding data. Misalnya 8 diketik 80 sehingga jauh berbeda dengan nilai-nilai lainnya dalam rentang jawaban responden antara 1-10 jika hal semacam ini lolos maka akan menjadi sebuah nilai ekstrim.

• Kedua, outlier dapat muncul karena keadaan yang benar-benar khusus yang memungkinkan profil datanya lain daripada yang lain daripada tetapi peneliti mempunyai penjelasan mengenai penyebab munculnya nilai ekstrim itu.

• Ketiga, outlier dapat muncul karena adanya sesuatu alasan tetapi peneliti tidak dapat mengetahui apa penyebabnya atau tidak ada penjelasan mengenai nilai ekstrim itu.

• Keempat, outlier dapat muncul dalam range nilai yang ada, tetapi bila dikombinasi dengan varibel lainnya, kombinasinya menjadi tidak lazim atau sangat ekstrim. Inilah yang disebut multivariate outlier.

3.4.3. Evaluasi atas outlier s

Menagamati atas z-score variabel: ketentuan diantara +_ 3,0 non outlier

Multivariate outlier diukur dengan kriteria jarak mahalanobis pada tingkat p < 0,001.Jarak diuji dengan Chi-Square (X2) pada df (degrees of Freedom) sebesar

(56)

3.4.4. Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang isi sebenarnya yang diukur. Analisis validitas item bertujuan untuk menguji apakah tiap butir pertanyaan benar-benar sudah sahih, paling tidak kita dapat menetapkan derajat yang tinggi dari kedekatan data yang diperoleh dengan apa yang diyakini dalam pengukuran. Sebagai alat ukur yang digunakan, analisis ini dilakukan dengan cara mengkorelasiakn antar skor item denga skor total item. Dalam hal ini koefisien korelasi yang nilai signifikasinya lebih kecil dari 5 % (level of significance) menunjukkan bahwa item-item tersebut sudah sahih sebagai pembentukan indikator.

3.4.5. Uji Reliabilitas

Yang dimaksud dengan reabilitas ukuran mengenai konsistensi internal dari indikator-indikator sebuah konstruk yang menunjukan derajat sampai dimana masing-masing indicator itu menghasilakan sebuah konstruk/faktor laten yang umum. Secara umum, nilai construct reliability yang dapat diterima adalah ≥ 0,70 dan variance extracted ≥ 0,5 Hair et. al., (1998).

3.4.6. Uji Nor malitas

(57)

Bila nilai z lebih besar dari nilai kritis, maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal. Nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan tingkat signifiukasi yag dikehendaki. Misalnya, bila nilai yang dihitung lebih besar dari

±2,58 berarti kita dapat menolak asumsi mengenai normalitas dari distribusi pada tingkat 0,01 (1%). Nilai kritis lainnya yang umum digunakan adalah nilai kritis sebesar ±1,96 yang berarti bahwa asumsi normalitas ditolak pada tingkat signifikasi 0.05 (5%) Sumber Augusty (2002 : 95 )

3.4.7. Multicollinear ity dan Singular ity

Untuk melihat apakah pada data penelitian terdapat multikolinieritas dan singularitas dalam kombinasi-komninasi variabel, maka perlu mengamati determinan dari variable kovarian sampelnya. Determinan yang benar-benar kecil mengindikasikan adanya multikolinieritas dan singularitas, sehingga data tidak dapat digunakan untuk analisis yang sedang dilakukan. Augusty (2002 : 108). 3.4.8. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal

Pengaruh langsung [koefisien jalur] diamati dari bobot regresi terstandar, dengan pengujian signifikansi pembanding nilai CR [Critical Ratio] atau p

[probability] yang sama dengan nilai t hitung. Apabila t hitung lebih besar daripada t table berarti pengujian hipotesis kausal berarti signifikan.

3.4.9. Evaluasi Model

(58)

diperkuat. Sebaliknya, suatu model teotitis tidak diperkuat jika teori tersebut mempunyai suatu “poor fit” dengan data. Amos dapat menguji apakah model

“good fit” atau “poor fit”. Jadi, “good fit” model yang diuji sangat penting dalam penggunaan structural equation modelling.

Tabel 3.1. Goodness of Fit Indices

GOODNESS OF

FIT INDEX KETERANGAN CUT-OFF VALUE

X2 - Chi-square Menguji apakah covariance populasi yang destimasi sama dengan cova-riance sample [apakah model sesuai dengan data].

Diharapkan Kecil, 1 s.d 5. atau paling baik diantara 1 dan 2.

Probability Uji signifikansi terhadap perbedaan matriks covariace data dan matriks covariance yang diestimasi.

Minimum 0,1 atau 0,2, atau ≥ 0,05 RMSEA Mengkompensasi kelemahan Chi-Square pada sample besar. ≤ 0,08

GFI

Menghitung proporsi tertimbang varians dalam matrtiks sample yang dijelaskan oleh matriks covariance populasi yang diestimasi [analog dengan R2 dalam regresi berganda].

≥ 0,90

AGFI GFI yang disesuaikan terhadap DF. ≥ 0,90

CMIND/DF Kesesuaian antara data dan model ≤ 2,00

TLI Pembandingan antara model yang diuji terhadap baseline model. ≥ 0,95

CFI Uji kelayakan model yang tidak sensitive terhadap besarnya sample dan kerumitan model. ≥ 0,95

Sumber : Hair et.al., [1998]

1. X² CHI SQUARE STATISTIK

(59)

sangat sensitif terhadap besarnya sampel yaitu terhadap sampel yang terlalu kecil maupun yang terlalu besar.

2. RMSEA-THE ROOT MEAN SQUARE ERROR Of

APPROXIMATION

RMSEA adalah sebuah indeks yang dapat digunakan mengkompensasi chi-square statistik dalam sampel yang besar. Nilai RMSEA menunjukkan goodness-of-fit yang dapat diharapkan bila model diestimasi alam populasi. Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0,08 merupakan indeks untuk dapat diterimanya degress of freedom.

3. GFI – GOODNES of FIT INDEKS

GFI adalah analog dari R dalam regresi berganda. Indeks kesesuaian ini akan menghitung proporsi tertimbang dari varians dalam matriks kovarians sampel yang dijelaskan oleh kovarians matriks populasi yang terestimasi. GFI adalah sebuah ukuran non- statistika yang mempunyai rentang nilai antara 0 (poor fit) sampai dengan 1,0 (perfect fit). Nilai yang tinggi dalam indeks ini menunjukkan sebuah “better fit”.

4. AGFI – ADJ UST GOODNES of FIT INDEX

AGFI = GFI/df Tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah bila AGFI mempunyai niali yang sama dengan atau lebih besar dari 0.90. GFI maupun AGFI adalah kriteria yang memperhitungkan proporsi tertimbang dari varians alam sebuah matriks kovarians sampel. Nilai sebesar 0,95 dapat diinterprestasikan sebagai tingkatan yang baik (good overall model fit) sedangkan besaran nilai antara 0,90-0,95 menunjukkan tingkatan cukup (adequate fit).

(60)

Sebagai salah satu indikator untuk mengukur tingkat fitnya sebuah model. Dalam hal ini CMNI/DF tidak lain adalah statistik chi-square, X² dibagi Dfnya sehingga disebut X² relatif. Nilai X² relatif kurang dari 2,0 atau bahkan kurang dari 3,0 adalah indikasi dari acceptable fit antara model dan data. Nilai X² relatif yang tinggi menandakan adanya perbedaan yang signifikan antara matriks kovarians yang diobservasikan dan diestimasi.

6. TLI – TUCKER LEWIS INDEKS

TLI adalah sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model. Nilai yang direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya sebuah model adalah penerimaan ≥0,95 nilai yang sangat mendekati 1 menunjukkan a verry good fit. 7. CFI – COMPERATIF FIT INDEX

Besaran indeks ini adalah pada rentang nilai sebesar 0-1, dimana semakin mendekati 1, mendidentifikasikan tingkat fit yang paling tinggi (a very good fit). Nilai yang direkomendasikan adalah CFI > 0.95. Keunggulan dari indeks ini besarnya tidak dipengaruhi oleh ukuran sampel karena itu sangat baik untuk mengukur tingkat penerimaan sebuah model. Indeks CFI adalah identik dengan

(61)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskr ipsi Obyek Penelitian 4.1.1. Sejarah singkat Per usahaan

Acer, adalah perusahaan Jepang yang memproduksi dan memasarkan berbagai peralatan listrik dan produk elektronik yang canggih, yang berkantor pusat di Tokyo, Jepang. Acer dinilai sebagai perusahaan no 7 dunia untuk produsen terintegrasi untuk peralatan listrik, elektronik dan sebagai pembuat chip. Acer Semikonduktor termasuk 20 besar pemimpin penjualan semikonduktor di dunia.

(62)

Acer Corporation adalah salah satu perusahaan diversifikasi produsen dan pemasar produk digital, perangkat elektronik dan komponen, sistem infrastruktur sosial dan Home appliances. Sebagai pendiri dan inovator terkemuka dalam komputasi portabel dan produk-produk jaringan, Acer mulai memasarkan notebook, PC, dan PC server untuk rumah, kantor dan pengguna mobile. Acer Qosmio Notebook PC memimpin jalan dalam konvergensi komputasi dan kemampuan, menawarkan konsumen yang lengkap solusi hiburan pribadi. Sementara itu, seri “Tipis dan Ringan” membawa tingkat mobilitas tinggi dan daya tahan untuk notebook PC untuk penggunaan bisnis di era ini.

(63)

4.2. Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.2.1. Analisis Statistik Deskr iptif

Gambaran statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran jawaban responden berdasarkan hasil penyebaran kuesioner terhadap unsur-unsur yang ada pada setiap variabel.

a. Deskr ipsi r esponden ber dasarkan jenis kelamin

Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.1. Dalam Tabel 4.1 terlihat bahwa dari 108 responden 100 responden (92.5%) adalah laki-laki, 8 responden (7.5%) perempuan.

Tabel 4.1

Identitas Responden Menur ut J enis Kelamin

J enis Kelamin J umlah Per senta se

Laki-Laki 100 92.5

Perempuan 8 7.5

Total 108 100

Sumber : Lampiran.

b. Deskr ipsi r esponden ber dasarkan kelompok umur

(64)

Tabel 4.2

Identitas Responden Menur ut Umur

No Umur Jumlah (orang) Persentase (%)

c. Deskr ipsi r esponden ber dasarkan kelompok pendidikan

Pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa responden terbesar adalah berpendidikan D3 sebanyak 52 orang (38%), selanjutnya responden yang berpendidikan S1 sebanyak 32 orang (29%), dan D1 masing-masing sebanyak sejumlah 32orang (29%), SMU sejumlah 12 orang (14%).

Tabel 4.3

Identitas Responden Menur ut Pendidikan No Jabatan Jumlah (orang) Persentase (%)

1. SMU 12 14

4.2.2. Uji Outlier Multivar iate

(65)

dianalisis menunjukkan tidak ada outliers pada tingkat univariate, tetapi observasi itu dapat menjadi outliers bila sudah saling dikombinasikan. Jarak antara Mahalanobis untuk tiap-tiap observasi dapat dihitung dan akan menunjukkan sebuah observasi dari rata-rata semua variabel dalam sebuah ruang multidimensional (Hair.dkk, 1998; Tabachnick & Fidel, 1996). Uji terhadap outliers multivariate dilakukan dengan menggunakan jarak Mahalanobis pada tingkat p < 1%. Jarak Mahalanobis itu dievaluasi dengan menggunakan χ² (chi kuadrat) pada derajat bebas sebesar jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil uji outlier tampak pada tabel berikut :

Tabel 4.4. Hasil Uji Outlier Multivar iate

(66)

4.2.3. Uji Reliabilitas

Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa Cronbach’s

Alpha ini digunakan untuk mengestimasi reliabiltas setiap skala (variabel atau observasi indikator). Sementara itu item to total correlation digunakan untuk memperbaiki ukuran – ukuran dan mengeliminasi butir – butir yang kehadirannya akan memperkecil koefisien Cronbach’s Alpha yang dihasilkan (Purwanto, 2002). Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.5. Pengujian Reliability Consistency Inter nal Konst rak I ndikat or I t em t o Tot al

(67)

Proses eleminasi diperlakukan pada item to total correlation pada indikator yang nilainya < 0,5 [Purwanto,2003]. Terjadi eliminasi karena nilai item to total correlation indikator belum seluruhnya ≥ 0,5. Indikator yang tereliminasi tidak disertakan dalam perhitungan cronbach's alpha. Perhitungan cronbach's dilakukan setelah proses eliminasi.

Hasil pengujian reliabilitas konsistensi internal untuk setiap construct di atas menunjukkan hasil cukup baik dimana koefisien Cronbach’s Alpha yang diperoleh belum seluruhnya memenuhi rules of thumb yang disyaratkan yaitu ≥ 0,7 [Hair et.al.,1998]..

4.2.4. Uji Validitas

Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah indikator dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran atas apa yang seharusnya diukur, karena indikator multidimensi, maka uji validitas dari setiap latent variable / construct akan diuji dengan melihat loading factor

(68)

Tabel 4.6. Hasil Uji Validitas

Berdasarkan hasil confirmatory factor analysis terlihat bahwa factor loadings masing masing butir pertanyaan yang membentuk setiap construct belum seluruhnya ≥ 0,5, sehingga butir-butir instrumentasi setiap konstruk tersebut dapat dikatakan validitasnya cukup baik..

4.2.5. Uji Construct Reliability Dan Variance Eztracted

(69)

tingkat 0,50. Hasil perhitungan construct reliability dan variance extracted

dapat dilihat dalam tabel di bawah ini

Tabel 4.7. Constr uct Reliability & Var iance Extr ated

Konst rak I ndikat or

Selain melakukan pengujian konsistensi internal Cronbach’s Alpha, perlu juga dilakukan pengujian construct reliability dan variance extracted. Kedua pengujian tersebut masih termasuk uji konsistensi internal yang akan memberikan peneliti kepercayaan diri yang lebih besar bahwa indikator-indikator individual mengukur suatu pengukuran yang sama.

(70)

pun masih dapat diterima sepanjang disertai alasan–alasan empirik yang terlihat dalam proses eksplorasi. Dan variance extracted direkomendasikan pada tingkat 0,50.

4.2.6. Uji Nor malitas

Uji normalitas sebaran dilakukan dengan Skewness Value dari data yang digunakan yang biasanya disajikan dalam statistik deskriptif. Nilai statistik untuk menguji normalitas itu disebut z-value. Bila nilai-z lebih besar dari nilai kritis maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal. Nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan tingkat signifikansi 0,01 (1%) yaitu sebesar ± 2,58. Hasilnya diperoleh nilai c.r. multivariat diantara ± 2,58 dan itu berarti asumsi normalitas tidak terpenuhi dan data layak untuk digunakan dalam estimasi selanjutnya. Hasil analisis tampak pada tabel berikut :

Tabel 4.8. Assessment of Nor mality

(71)

Uji normalitas sebaran dilakukan dengan Kurtosis Value dari data yang digunakan yang biasanya disajikan dalam statistik deskriptif. Nilai statistik untuk menguji normalitas itu disebut Z-value. Bila nilai-Z lebih besar dari nilai kritis maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal. Nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan tingkat signifikansi 0,01 [1%] yaitu sebesar ± 2,58.

Hasil uji menunjukkan bahwa nilai c.r. mutivariate berada di antaraq ± 2,58 itu berarti asumsi normalitas terpenuhi. Fenomena ini tidak menjadi masalah serius seperti dikatakan oleh Bentler & Chou [1987] bahwa jika teknik estimasi dalam model SEM menggunakan maximum likelihood estimation [MLE] walau ditribusi datanya tidak normal masih dapat menghasilkan good estimate, sehingga data layak untuk digunakan dalam estimasi selanjutnya.

4.2.7. Evaluasi Model One-Steep Approach to SEM

(72)

Gambar 4.1. Model Penguk uran dan Str uktur al MODEL PENGUKURAN & STRUKTURAL

Product Quality, Brand Image, & Purchase Decision Model Specification : One Step Approach - Base Model

1

Tabel 4.9. Evaluasi Kr iter ia Goodness of Fit Indeces Krit eri a Hasil Ni lai Kr it is Eval uasi

(73)

sesuai dengan data. Artinya, model konseptual yang dikembangkan dan dilandasi oleh teori telah sepenuhnya didukung oleh fakta.

Gambar 4.2. Model Penguk uran dan Str uktur al

MODEL PENGUKURAN & STRUKTURAL Product Quality, Brand Image, & Purchase Decision

Model Specification : One Step Approach - Elimination Modification Model

1

Tabel 4.10. Evaluasi Kr iter ia Goodness of Fit Indeces

Gambar

Tabel 1.1. Top Brand Notebook 2009-2011
Tabel 1.3. Data Keluhan Notebook Acer
Tabel 3.1. Goodness of Fit Indices
Tabel  4.1 Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin
+7

Referensi

Dokumen terkait

The Information Systems International Conference (ISICO) adalah sebuah konferensi internasional yang didedikasikan untuk kemajuan teori dan praktik dalam Sistem

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat, hidayah, kasih sayang dan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Hubungan

Seperti yang dikemukakan oleh Syah (2010, h.129), bahwa secara global faktor- faktor yang memengaruhi prestasi belajar dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

Berdasarkan latar belakang, peneliti akan melakukan penelitian guna mengetahui adakah pengaruh gaya belajar dan kemampuan berpikir kritis terhadap prestasi

Menurut Parasuraman dalam (Tjiptono 2003: ³)DNWRU XWDPD \DQJ PHPSHQJDUXKL NXDOLWDV SHOD\DQDQ DGDODK layanan yang diharapkan pelanggan ( expected service) dan persepsi

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya serta memberikan petunjuk, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Karakteristik

Karakteristik beban nol adalah karakteristik yang menggambarkan hubunga antara tegangan ke motor dengan arus daya cos φ motor pada keadaan tanpa beban, seperti

letter r; wrote 130 poems without using that letter, he also omitted the letter r from his daily conversation for 17 years….. 1945) proved the one time pad guaranties