SIFAT-SIFAT KEPERIODIKAN UNSUR
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kimia
Oleh:
Susi Pupu Marpu’ah
0900388
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
DESAIN PEMBELAJARAN KIMIA
BERMUATAN NILAI PADA SUBTOPIK
SIFAT-SIFAT KEPERIODIKAN UNSUR
Oleh Susi Pupu Marpu’ah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Susi Pupu Marpu’ah 4
Universitas Pendidikan Indonesia Januari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
SUSI PUPU MARPU’AH
DESAIN PEMBELAJARAN KIMIA BERMUATAN NILAI PADA SUBTOPIK SIFAT-SIFAT KEPERIODIKAN UNSUR
Oleh: 0900388
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING
Pembimbing I
Dr. Wawan Wahyu, S.Pd, M.Pd. NIP. 197111201998021001
Pembimbing II
Dra. Gebi Dwiyanti, M.Si. NIP. 195612061983032002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Kimia
Dr. rer. nat. H. Ahmad Mudzakir, M.Si. NIP. 1966112111991031002
DESAIN PEMBELAJARAN KIMIA BERMUATAN NILAI PADA
SUBTOPIK SIFAT-SIFAT KEPERIODIKAN UNSUR
Susi Pupu Marpu’ah, Wawan Wahyu, Gebi Dwiyanti
Universitas Pendidikan Indonesia
susipupu17081991@yahoo.com
Abstrak
Penelitian ini berjudul desain pembelajaran kimia bermuatan nilai pada subtopik sifat-sifat keperiodikan unsur. Peelitian ini bertujuan untuk membuat desain pembelajaran kimia bermuatan nilai pada subtopik sifat-sifat keperiodikan unsur yang dituangkan dalam bentuk RPP dan perangkatnya yang berupa LKS. Metode penelitiannya adalah deskriptif dan obyek penelitiannya adalah desain pembelajaran bermuatan nilai.Instrumen yang digunakan adalah lembar validasi.Instrumen tersebut divalidasi oleh tujuh orang validator. Hasil penelitian dinyatakan valid dengan nilai CVR melebihi nilai CVR minimum (0,612) untuk tujuh validator. Desain tujuan pembelajaran bermuatan nilai menekankan pada tujuan aspek afektif. Desain materi pembelajaran bermuatan nilai terlihat dari adanya materi pembelajaran yang disisipi nilai berdasarkan teks dasar. Berdasarkan hasil validasi diketahui nilai-nilai yang dapat ditanamkan dari materi sifat-sifat keperiodikan unsur adalah: religius, bersahabat/komunikatif, kerja keras, jujur, toleransi, kreatif, disiplin, dan peduli sosial. Desain strategi pembelajaran bermuatan nilai terlihat dari dipilihnya strategi pembelajaran yang dapat menanamkan nilai-nilai (model pembelajaran kooperatif-inkuiri, metode diskusi dan ceramah, pendekatan scientific, dan media pembelajaran LKS). Desain evaluasi pembelajaran terlihat dari adanya lembar penilaian yang dapat mengevaluasi nilai-nilai yang sudah ditanamkan pada siswa yakni lembar observasi aspek afektif dan psikomotorik, lembar penilaian diri, dan lembar penilaian teman sejawat.
Kata kunci :desain pembelajaran, nilai, sifat-sifat keperiodikan unsur .
Abstract
This research entitledcreate a value-laden lesson design in the subject of the periodicityproperties ofelements. This research is aimed to create a value-laden lesson design in the subject of the periodicityproperties ofelementswhich is presented in the form of lesson plan and its supplement in the form of worksheets. The researh method conducted was descriptiveandthe objectof research isvalue-ladenlesson design. The instrument usedwasa validationsheet. Theinstrumentis validatedby aseven validators. The results
ofthe researchdeclared validbythe CVRvalueexceedsthe
designemphasizeto affectivelesson objectives. Value-laden lesson design is realized with the existence of learning materials which are inserted with moral values based on the basic texts.Based onthe results ofthe validationare knownvalueswhich can be inserted into the subject of theperiodicityproperties ofelements are: religious, friends/communicative, hard working, honest, tolerant, creative, discipline, andsocialcaring.Value-laden learning strategies design is realized with the choosing of learning strategies which give moral values to the students (cooperative-inquiry learning models, discussion learning methods, scientific approaches, and worksheets as learning media). Value-laden evaluation design is realized by the existence of rating sheets which evaluate the values that can be taught to students in the form of affective score observation sheets, self assesment sheets, and peer assesment sheets.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... ii
ABSTRAK ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 7
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Desain Pembelajaran ... 10
B. Pembelajaran Bermuatan Nilai ... 25
C. Content Validity Ratio (CVR) ... 40
D. Tinjauan Materi ... 41
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Obyek Penelitian ... 45
B. Metode Penelitian ... 45
C. Definisi Operasional ... 46
D. Instrumen Penelitian ... 46
E. Alur Penelitian ... 47
G. Analisis Data ... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Desain Tujuan Pembelajaran Bermuatan Nilai ... 54
B. Desain Materi Pembelajaran Bermuatan Nilai ... 65
C. Desain Strategi Pembelajaran Bermuatan Nilai ... 72
D. Desain Evaluasi Pembelajaran Bermuatan Nilai ... 81
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 86
B. Saran ... 87
DAFTAR PUSTAKA ... 88
LAMPIRAN ... 94
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Wajah pendidikan di Indonesia saat ini sangatlah jauh dari yang
diharapkan. Kondisi krisis dan dekadensi moral ini menandakan bahwa seluruh
pengetahuan agama dan moral yang didapat di bangku sekolah tidak berdampak
terhadap perubahan perilaku siswa (Zubaedi, 2011). Dengan kata lain, terjadinya
dekadensi moral tersebut menunjukan bahwa fungsi dari sistem pendidikan belum
tercapai. Salah satu fungsi dari sistem pendidikan adalah transfer nilai. Transfer
nilai dapat dilakukan dengan cara pendidikan moral. Salah satu pendekatan dalam
pendidikan moral adalah pendidikan karakter atau pendidikan nilai (Saghafi dan
Shatalebi, 2012).
Situasi dan kondisi karakter bangsa yang memprihatinkan telah
mendorong pemerintah untuk mengambil inisiatif dengan memprioritaskan
pembangunan karakter bangsa. Pembangunan karakter bangsa dijadikan arus
utama pembangunan nasional. Hal tersebut direalisasikan oleh pemerintah
dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu
proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Proses
pembelajaran langsung adalah proses pendidikan yang dapat mengembangkan
pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik peserta didik
melalui interaksi langsung dengan sumber belajar. Proses pembelajaran langsung
menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung atau yang disebut dengan
instructional effect. Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang
terjadi selama proses pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam
kegiatan khusus. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan
nilai dan sikap. Pengembangan nilai dan sikap sebagai proses pengembangan
moral dan perilaku dilakukan dalam seluruh mata pelajaran. Baik pembelajaran
tidak terpisah. Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran yang
menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya,
dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi
wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2. Pembelajaran tidak
langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang
dikembangkan dari KI-1 dan KI-2. (Kemendikbud, 2013).
Adanya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 81A Tahun 2013, menunjukan bahwa pendidikan nilai tidak
hanya menjadi tanggung jawab mata pelajaran tertentu, tetapi menjadi tanggung
jawab semua mata pelajaran termasuk mata pelajaran kimia di Sekolah Menengah
Atas (SMA). Hal tersebut sesuai dengan Lickona (2012) yang menyatakan bahwa
tidak ada satu hal pun yang dapat dianggap sebagai pendidikan tanpa nilai.
Apapun yang dilakukan sekolah dan para guru tentunya harus menyisipkan makna
nilai di dalamnya. Dengan kata lain pendidikan nilai merupakan pendidikan yang
terintegrasi dengan pembelajaran yang terjadi pada semua mata pelajaran.
(Kementrian Pendidikan Nasional, 2011). Pendidikan nilai adalah penanaman dan
pengembangan nilai-nilai pada diri siswa yang bertujuan untuk membantu siswa
agar memahami, menyadari, dan mengalami nilai-nilai serta mampu
menempatkannya secara integral dalam kehidupan (Mulyana, 2011).
Salah satu cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)/sains adalah ilmu
kimia. Pada dasarnya tujuan pembelajaran IPA selain untuk memahami
konsep-konsep IPA dan keterkaiatan antara satu dengan yang lainnya, juga bertujuan
untuk mengembangkan keterampilan proses untuk memperoleh konsep-konsep
IPA dan menumbuhkan nilai serta sikap ilmiah (Sauri, 2012). Akan tetapi,
kenyataannya di lapangan menunjukan bahwa proses pembelajaran kimia
bermuatan nilai cenderung dilupakan dan diabaikan. Hal ini sesuai dengan yang
diungkapkan Salirawati (2010) bahwa kimia sebagai salah satu mata pelajaran di
SMA/MA selama ini diajarkan sebagai ilmu murni yang seolah-olah tidak ada
muatan penanaman nilai. Padahal menurut Rustaman (Sauri, 2012), tujuan
pembelajaran sains (IPA) tidak hanya berorientasi pada konsep akan tetapi juga
3
Terabaikannya pembelajaran kimia bermuatan nilai berdampak pada sikap
dan kepribadian siswa. Hal tersebut sesuai dengan ungkapan Anas (2012), yang
menyatakan bahwa etika dan perilaku anak-anak pada saat ini tidak lagi manis dan
terpuji. Salah satu contoh sikap dan perilaku yang tidak terpuji tersebut adalah
mencontek dan tidak disiplin. Saat ini banyak ditemukan kasus siswa yang
mencontek dan tidak disiplin. Mencontek merupakan salah satu wujud
ketidakjujuran. Menurut Septiarum (2013) awal dari timbulnya mencontek adalah
rendahnya rasa percaya diri. Rasa percaya diri berpengaruh terhadap sikap disiplin
(Handi, 2012).
Adanya permasalahan yang timbul menunjukkan adanya kesenjangan
antara kenyataan yang terjadi di lapangan dengan tuntutan kurikulum. Oleh sebab
itu, untuk mengatasi masalah tersebut perlu dilakukan berbagai upaya. Upaya
tersebut dapat dimulai dengan melakukan perubahan paradigma pendidikan yang
tadinya lebih cenderung berorientasi pada pendidikan berbasis hard skill
(keterampilan teknis) yang bersifat mengembangkan intelligence quotient (IQ),
menjadi pendidikan bermuatan soft skill (interaksi sosial), dengan penanaman
nilai-nilai sebagai wujud terlaksananya pendidikan nilai. Hal ini sesuai dengan
hasil penelitian Trisnahada (2011) yang menunjukkan adanya perubahan sikap
yang diperlihatkan pada mata pelajaran IPA melalui dikembangkannya strategi
penanaman nilai-nilai kejujuran.
Dalam standar proses pendidikan, pembelajaran didesain untuk
membelajarkan siswa, artinya sistem pembelajaran menempatkan siswa sebagai
subjek pembelajaran. Proses kegiatan belajar adalah langkah-langkah atau tahapan
yang dilalui guru dan siswa dalam pembelajaran (Isjoni, 2010). Guru perlu
merencanakan apa yang harus dilakukan siswa agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai secara optimal. Perencanaan tujuan pembelajaran yang dimaksud
mencakup tujuan pembelajaran aspek kognitif, afekif, dan psikomotorik. Proses
perencanaan pembelajaran atau suatu desain pembelajaran memerlukan suatu
pemikiran yang matang, sehingga akan berfungsi sebagai pedoman dalam
mencapai tujuan pendidikan (Sanjaya, 2011). Proses perencanaan pembelajaran
desain pembelajaran yang dimaksud adalah desain pembelajaran kimia bermuatan
nilai. Penanaman nilai-nilai dalam pembelajaran kimia yang terjadi secara
berulang-ulang diharapkan dapat membentuk karakter dari siswa. Megawangi
(2008) menyatakan bahwa membangun karakter memerlukan proses yang
simultan dan berkesinambungan yang melibatkan segala aspek yaitu knowing the
good, loving the good, dan acting the good. Selain itu, reasoning the
good diperlukan agar anak tahu mengapa dia harus berbuat baik. Jika anak
terbiasa melakukan knowing, reasoning, feeling dan acting the good lama
kelamaan akan terbentuk karakter yang baik.
Langkah-langkah desain pembelajaran bermuatan nilai diramu dalam
desain pembelajaran yang tentunya tidak terlepas dari perencanaan pembelajaran
atau yang dalam kenyataannya diwujudkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) bermuatan nilai. Salah satu unsur yang penting dalam
perencanaan pembelajaran adalah menetapkan strategi pembelajaran untuk
mencapai tujuan, baik itu tujuan aspek kognitif, afekif, dan psikomotorik. Strategi
pembelajaran merupakan suatu serangkaian rencana kegiatan yang termasuk di
dalamnya penggunaan metode dan model pembelajaran. Salah satu model
pembelajaran yang dapat digunakan agar tujuan aspek afekif dan psikomotorik
dapat tercapai adalah model pembelajaran kooperatif. Hal itu sesuai dengan
pendapat Lickona (Zubaedi, 2011), yang menyatakan bahwa pendidikan karakter
atau pendidikan nilai amat cocok disajikan dengan format pembelajaran
kooperatif (cooperative learning). Menurut Suyadi (2013) Cooperative learning
merupakan strategi pembelajaran kelompok yang dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa, sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial,
menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain, serta dapat
meningkatkan harga diri. Hasil penelitian Umar (2011) menunjukkan bahwa
model pembelajaran kooperatif sangat efektif dalam mengembangkan nilai-nilai
demokrasi. Penjabaran dari nilai demokrasi adalah kebebasan mengemukakan
pendapat, bertanya, dan menghargai pendapat temannya; saling bekerja sama;
terjadinya dialog, rembug, dan musyawarah; terciptanya rasa persaudaraan dalam
5
Berdasarkan Permendikbud No.81 A Tahun 2013, proses pembelajaran
terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu, mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Agar proses
pembelajaran yang terdiri dari lima pengalaman belajar pokok dapat diterapkan,
maka model pembelajaran kooperatif yang digunakan perlu dipadukan dengan
pembelajaran inkuiri. Perpaduan kedua model tersebut selanjutnya dinamakan
model pembelajaran kooperatif-inkuiri. Perpaduan model pembelajaran tersebut
dimaksudkan agar tujuan aspek kognitif, afekif, dan psikomotorik dapat tercapai
secara optimal. Menurut Suyadi (2013), secara implisit, pembelajaran inkuiri
merupakan manifestasi dari rasa ingin tahu. Sedangkan rasa ingin tahu itu sendiri
adalah salah satu dari nilai karakter yang dirumuskan Kemendikbud. Dengan
demikian, secara tidak langsung pembelajaran inkuiri telah memuat nilai dari
salah satu nilai karakter. Selain itu, pembelajaran inkuiri masih dapat memuat
lebih banyak lagi nilai-nilai karakter, seperti gemar membaca, bekerja keras,
disiplin, dan sebagainya.
Ahmad dan Mahmood (2010) menyatakan bahwa dengan model
pembelajaran kooperatif-inkuiri dapat menjadikan siswa terlibat lebih aktif pada
saat pembelajaran jika dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional. Melalui model pembelajaran tersebut dapat memfasilitasi guru
dalam membimbing siswa untuk merencanakan, melakukan penyelidikan ilmiah,
menyusun hipotesis penelitian, berdiskusi kelompok, serta mengkomunikasikan
hasil penelitian kepada teman-temannya.
Materi yang dipilih untuk membuat desain pembelajaran bermuatan nilai
adalah Sifat-Sifat Keperiodikan Unsur. Hal tersebut dikarenakan menurut
Juniastri (2013), materi ini merupakan salah satu konsep dasar dalam mempelajari
konsep-konsep lain seperti ikatan kimia. Selain itu, menurut Tobing (2010) materi
Sifat-Sifat Keperiodikan Unsur adalah salah satu materi kimia yang dalam
penyampaiannya masih diberikan melalui ceramah (bahasa verbal) dan cenderung
bersifat hafalan sehingga pada saat proses pembelajaran berlangsung kurang bisa
mengembangkan keterampilan sosial siswa seperti mengembangkan keberanian
dapat merangsang rasa ingin tahu siswa secara optimal, dan tidak dapat
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir kreatif dalam memecahkan
masalah. Dengan demikian penggunaan metode ceramah dalam penanaman
konsep materi Sifat-Sifat Keperiodikan Unsur menjadikan nilai-nilai yang
seharusnya bisa ditanamkan pada diri siswa pada saat proses pembelajaran
berlangsung menjadi tidak tertanam secara optimal.
Berdasarkan beberapa permasalahan di atas, maka penulis melakukan
penelitian mengenai “Desain Pembelajaran Kimia Bermuatan Nilai pada Subtopik
Sifat-Sifat Keperiodikan Unsur”.
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan yang
muncul adalah kimia sebagai salah satu bagian dari sains/Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) dan merupakan salah satu mata pelajaran di SMA/MA, selama ini diajarkan
sebagai ilmu murni yang mengabaikan muatan penanaman nilai. Berdasarkan
permasalahan tersebut, maka diperlukan suatu desain pembelajaran kimia
bermuatan nilai. Rancangan desain tersebut dilakukan sebagai wujud
pengintegrasian pendidikan nilai ke dalam mata pelajaran kimia.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan masalah utama yaitu:
“Bagaimanakah desain pembelajaran kimia bermuatan nilai pada subtopik
Sifat-Sifat Keperiodikan Unsur?”
Adapun sub rumusan masalah dalam penelitian yang dilakukan adalah:
1. Bagaimana desain tujuan pembelajaran bermuatan nilai pada subtopik
Sifat-Sifat Keperiodikan Unsur?
2. Bagaimana desain materi pembelajaran bermuatan nilai pada subtopik
Sifat-Sifat Keperiodikan Unsur?
3. Bagaimana desain strategi pembelajaran bermuatan nilai pada subtopik
Sifat-Sifat Keperiodikan Unsur?
4. Bagaimana desain evaluasi pembelajaran bermuatan nilai pada subtopik
7
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan desain pembelajaran kimia
bermuatan nilai yang dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) bermuatan nilai dengan perangkat RPP berupa Lembar Kerja Siswa
(LKS) pada subtopik Sifat-Sifat Keperiodikan Unsur.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti
bagi pihak-pihak dalam dunia pendidikan, diantaranya:
1. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif bahan ajar pada
subtopik Sifat-Sifat Keperiodikan Unsur. Serta dapat memberi wawasan bagi
guru akan pentingnya penanaman nilai-nilai kepada siswa.
2. Bagi LPTK (Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan)
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran di LPTK terkait.
3. Bagi Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia
Dapat memberikan wawasan pengetahuan serta pemahaman tentang model
pembelajaran kooperatif inkuiri.
Dapat memeberikan wawasan tentang pentingnya penerapan pendidikan
nilai.
4. Bagi Peneliti
Dapat menjadi reverensi untuk penelitian selanjutnya.
Sebagai calon guru bisa menggunakan hasil penelitian ini pada masa yang
akan datang untuk diterapkan dalam pembelajaran di sekolah.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Berikut ini secara terperinci dijabarkan mengenai urutan penulisan dari
setiap bab dan bagian sub bab yang terdapat dalam skripsi ini. Penulisan skripsi
Bab III Metode penelitian; Bab IV Hasil dan Pembahasan; serta Bab V
Kesimpulan dan Saran.
Bab I terdiri atas lima bagian sub bab, meliputi Latar Belakang Penelitian,
Identifikasi dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan
Struktur Organisasi. Pada latar belakang penelitian dipaparkan mengenai proses
pembelajaran bermuatan nilai yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti
pada sub bab identifikasi dan perumusan masalah. Pada sub bab identifikasi dan
perumusan masalah, dijabarkan tentang permasalahan yang teriidentifikasi dari
latar belakang yang telah diuraikan, selanjutnya masalah yang teridentifikasi
tersebut dinyatakan dalam bentuk rumusan masalah utama dan sub rumusan
masalah. Pada sub bab tujuan penelitian dijelaskan tentang tujuan dilakukannya
penelitian. Pada sub bab manfaat penelitian dijelaskan secara terperinci manfaat
yang akan diperoleh dari penelitian yang dilakukan baik bagi guru, LPTK,
mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia, maupun bagi peneliti. Sub bab struktur
organisasi berisi penjelasan secara rinci mengenai bagian bab dan sub bab dalam
penulisan skripsi ini, sehingga keterhubungan satu sama lain menjadi jelas.
Bab II terdiri atas empat bagian sub bab, meliputi Desain Pembelajaran,
Pembelajaran Bermuatan Nilai, Content Validity Ratio (CVR), dan Tinjauan
Materi. Pada sub bab Desain Pembelajaran dijabarkan secara terperinci mengenai
desain tujuan pembelajaran, desain materi pembelajaran, desain strategi
pembelajaran, desain evaluasi pembelajaran, serta Hubungan Desain
Pembelajaran dengan Perencanaan Pembelajaran yang membahas tentang
langkah-langkah desain pembelajaran dan dituangkan ke dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan perangkat pendukungnya. Pada sub bab
Pembelajaran Bermuatan Nilai dijabarkan secara lebih rinci mengenai Konsep
Dasar Nilai dan Model Pembelajaran Kooperatif Inkuiri. Pada sub bab Konsep
Dasar Nilai dijabarkan pengertian nilai, pendidikan nilai, dan nilai-nilai yang
dapat ditanamkan saat proses pembelajaran; Pada sub bab Model Pembelajaran
Kooperatif-Inkuiri dijabarkan secara terperinci mengenai sintaks model
9
mengenai kriteria CVR dan nilai minimum CVR. Pada sub bab Tinjauan materi
dijabarkan lebih rinci mengenai sifat-sifat keperiodikan unsur.
Bab III terdiri atas tujuh sub bab, meliputi Lokasi dan Obyek Penelitian,
Metode Penelitian, Definisi Operasional, Instrumen Penilaian, Alur Penelitian,
Pengumpulan Data, dan Analisis Data.
Bab IV terdiri atas empat sub bab, yaitu sub bab Desain tujuan
pembelajaran bermuatan nilai, yang membahas proses dan hasil dari Desain
tujuan pembelajaran bermuatan nilai pada subtopik sifat-sifat keperiodikan unsur;
Pada sub bab Desain materi pembelajaran bermuatan nilai, membahas proses dan
hasil dari Desain materi pembelajaran bermuatan nilai pada subtopik sifat-sifat
keperiodikan unsur; Pada sub bab Desain strategi pembelajaran bermuatan nilai,
membahas proses dan hasil dari Desain strategi pembelajaran bermuatan nilai
pada subtopik sifat-sifat keperiodikan unsur; Pada sub bab Desain evaluasi
pembelajaran bermuatan nilai, membahas proses dan hasil dari Desain evaluasi
pembelajaran bermuatan nilai pada subtopik sifat-sifat keperiodikan unsur ;
Bab V terdiri atas dua sub bab, meliputi Kesimpulan dan Saran. Pada sub
bab kesimpulan dijabarkan mengenai karakteristik desain pembelajaran bermuatan
nilai yang meliputi desain tujuan pembelajaran bermuatan nilai, desain materi ajar
bermuatan nilai, desain strategi pembelajaran bermuatan nilai, dan desain evaluasi
pembelajaran bermuatan nilai, serta kesimpulan mengenai nilai-nilai apa saja yang
dapat ditanamkan pada siswa dari subtopik sifat-sifat keperiodikan unsur. Pada
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah desain pembelajaran bermuatan nilai pada
subtopik sifat-sifat keperiodikan unsur yang dituangkan dalam bentuk RPP
bermuatan nilai beserta perangkat pendukung RPP yaitu LKS. Dalam penelitian
ini, yang menjadi validator untuk memvalidasi desain pembelajaran bermuatan
nilai pada subtopik sifat-sifat keperiodikan unsur adalah lima orang dosen ahli
dari Jurusan Pendidikan Kimia UPI dan dua orang guru kimia profesional dari
beberapa SMA di kabupaten Ciamis. Proses validasi desain pembelajaran
dilakukan di jurusan pendidikan kimia UPI dan SMA di Kabupaten Ciamis.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripif. Dalam
metode deskriptif prosedurnya adalah untuk menggambarkan fenomena-fenomena
yang berlangsung pada saat ini atau di masa lampau. Penelitian deskriptif, bisa
mendeskripsikan sesuatu keadaan saja atau keadaan dalam tahapan-tahapan
perkembangannya (Wersma dan Stephen, 2009). Sedangkan menurut
Sukmadinata (2010) penelitian deskriptif merupakan suatu bentuk penelitian yang
paling dasar, ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan
fenomena-fenomena yang ada.
Penelitian deskriptif tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau
pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan kondisi apa
adanya. Penelitian deskriptif meliputi penelitian yang diarahkan pada penelitian
kualitatif atau kuantitatif (Hartoto, 2009). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki
46
arti data-data yang telah terkumpul, sehingga memperoleh gambaran secara umum
dan menyeluruh tentang keadaan sebenarnya.
Penelitian ini menggambarkan desain pembelajaran bermuatan nilai yang
terdiri dari desain tujuan pembelajaran bermuatan nilai, desain materi
pembelajaran bermuatan nilai, desain strategi pembelajaran bermuatan nilai, dan
desain evaluasi pembelajaran bermuatan nilai. Desain pembelajaran bermuatan
nilai tersebut digambarkan secara sistematis. Validitas dari setiap desain diperoleh
berdasarkan hasil validasi yang dilakukan.
C. Definisi Operasional
Untuk menghindari terjadinya perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah
yang digunakan pada penelitian ini, perlu dikemukakan definisi operasional
sebagai berikut:
1. Desain pembelajaran dapat diartikan sebagai proses yang sistematis untuk
memecahkan persoalan pembelajaran melalui proses perencanaan
bahan-bahan pembelajaran beserta aktivitas yang harus dilakukan, perencanaan
sumber-sumber pembelajaran yang dapat digunakan serta perencanaan
evaluasi keberhasilan (Sanjaya, 2012).
2. Nilai adalah keyakinan yang membuat seseorang bertindak atas dasar
pilihannya (Sanjaya, 2012)
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar validasi.
Lembar validasi berfungsi untuk mengetahui validitas dari setiap item yang
divalidasi. Validitas dapat terlihat dari nilai CVR yang diperoleh. Lembar validasi
pada penelitian ini terdiri dari empat bagian yaitu, lembar validasi desain tujuan
pembelajaran bermuatan nilai, lembar validasi materi pembelajaran bermuatan
nilai, lembar validasi strategi pembelajaran bermuatan nilai yang didalamnya
mencakup lembar validasi LKS Pola 5M, dan lembar validasi evaluasi
pembelajaran bermuatan nilai. Instrumen tersebut dapat dilihat pada Lampiran
E. Alur Penelitian
Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai dengan tujuan
yang diharapkan, diperlukan adanya suatu skema langkah penelitian sebagai
acuan dalam pelaksanaan penelitian yang dilakukan. Pada penelitian ini dibuat
48
Desain Pembelajaran Kimia Bermuatan nilai Hasil Validasi Menganalisis Data
Membuat Desain Pembelajaran Bermuatan nilai (Hipotetik) berupa RPP dan Perangkatnya
Berdasarkan alur penelitian pada Gambar 3.1, langkah-langkah yang ditempuh
dalam penelitian adalah:
1. Studi pustaka mengenai kurikulum 2013
Menelaah kurikulum 2013 yang meliputi pengkajian empat Standar Nasional
Pendidikan. Keempat standar tersebut diantaranya Standar Kompetensi
Lulusan yang terdapat pada Permendikbud No.54 Tahun 2013, Standar Isi
yang terdapat pada Permedikbud No.64 Tahun 2013, Standar Proses yang
terdapat pada Permendikbud No.65 Tahun 2013, dan Standar Penilaian yang
terdapat pada Permendikbud No.66 Tahun 2013.
2. Studi pustaka tentang Standar Kompetensi Lulusan
Menelaah Standar Kompetensi Lulusan yang berkaitan dengan Kompetensi
Inti dan Kompetensi Dasar. Standar Kompetensi Lulusan merupakan acuan
utama bagi Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian.
3. Studi Pustaka tentang Standar Isi
Menelaah Standar Isi yang berkaitan dengan materi pembelajaran sifat-sifat
keperiodikan unsur.
4. Studi pustaka tentang Standar Proses
Menelaah Standar Proses yang berkaitan dengan strategi pembelajaran. Dalam
menyusun strategi pembelajaran berkaitan dengan model pembelajaran,
metode pembelajaran, pendekatan pembelajaran, dan media pembelajaran.
5. Studi Pustaka tentang Standar Penilaian
Menelaah Standar Penilaian berkaitan dengan evaluasi pembelajaran.
Penyusunan evaluasi pembelajaran mengacu kepada indikator pencapaian
kompetensi.
6. Studi Pustaka tentang pustaka pendukung
Menelaah tentang keseluruhan desain pembelajaran secara utuh yang meliputi
tujuan, materi, strategi, dan evaluasi. Artinya, dalam pembuatan desain
pembelajaran bermuatan nilai tidak hanya mengacu pada Kurikulum 2013
namun ada pustaka lain yang mendukung dalam penyusunan desain
pembelajaran kimia bermuatan nilai tanpa mengesampingkan isi dari
50
7. Pembuatan acuan desain pembelajaran bermuatan nilai.
Acuan pembuatan desain pembelajaran bermuatan nilai disusun dengan
mempertimbangkan isi kurikulum dan pustaka pendukung. Karena yang akan
dibuat adalah desain pembelajaran yang bermuatan nilai maka dalam
penyusunan acuannya pun memperhatikan nilai-nilai. Dari acuan yang dibuat
dijadikan patokan dalam membuat setiap komponen desain pembelajaran
bermuatan nilai.
8. Pembuatan desain tujuan pembelajaran bermuatan nilai.
Desain tujuan pembelajaran bermuatan nilai dibuat dengan mengacu kepada
parameter-parameter yang dijadikan acuan dalam pembuatan desain tujuan
pembelajaran dan mengacu kepada indikator pencapaian kompetensi.
9. Pembuatan desain materi pembelajaran bermuatan nilai
Materi pembelajaran bermuatan nilai dibuat dengan mengacu kepada
parameter-parameter yang dijadikan acuan dalam pembuatan desain materi
bermuatan nilai
10.Pembuatan strategi pembelajaran bermuatan nilai
Strategi pembelajaran bermuatan nilai dibuat dengan mengacu kepada
parameter-parameter yang dijadikan acuan dalam pembuatan desain strategi
pembelajaran bermuatan nilai. Berdasarkan hal tersebut, model pembelajaran
yang dipilih adalah model pembelajaran kooperatif-inkuiri. Metode yang
dipilih yaitu metode diskusi. Pendekatan yang dipilih yaitu pendekatan
scientific, dan media pembelajaran yang dipilih adalah LKS Pola 5M.
11.Pembuatan evaluasi pembelajaran bermuatan nilai
Evaluasi pembelajaran bermuatan nilai dibuat dengan mengacu kepada
parameter-parameter yang dijadikan acuan dalam pembuatan desain evaluasi
pembelajaran bermuatan nilai.
12.Pembuatan instrumen penelitian
Instrumen penelitian ini meliputi format kesesuaian desain pembelajaran
bermuatan nilai dengan acuan pembuatan desain pembelajaran dan lembar
antara desain pembelajaran bermuatan nilai pada subtopik sifat-sifat
keperiodikan unsur yang telah dibuat dengan parameter-parameter yang
dijadikan acuan dalam pembuatan desain pembelajaran bermuatan nilai.
Lembar validasi berisi item-item yang akan divalidasi oleh tujuh validator.
13.Pembuatan desain pembelajaran bermuatan nilai
Desain pembelajaran bermuatan nilai pada subtopik sifat-sifat keperiodikan
unsur dituangkan dalam bentuk RPP bermuatan nilai. Dalam RPP bermuatan
nilai mencakup desain tujuan pembelajaran bermuatan nilai, desain materi
pembelajaran bermuatan nilai, desain strategi pembelajaran bermuatan nilai,
dan lembar evaluasi pembelajaran bermuatan nilai. Perangkat RPP bermuatan
nilai pada subtopik sifat-sifat keperiodikan unsur yang berperan sebagai media
pembelajaran adalah LKS Pola 5M. Pembuatan LKS pola 5M disesuaikan
dengan langkah-langkah pembelajaran.
14.Validasi
Validasi dilakukan oleh 7 validator. Hal-hal yang divalidasi meliputi desain
tujuan pembelajaran, desain materi pembelajaran, desain strategi
pembelajaran, dan desain evaluasi pembelajaran
15.Analisis data dan pembahasan hasil penelitian
Data diperoleh dari hasil validasi dianalisis melalui CVR untuk mengerahui
validitas dari setiap item yang divalidasi. Pembahasan hasil penelitian
dijabarkan dalam bentuk deskriptif.
F. Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian diperoleh dari hasil keseluruhan validasi yang mencakup
validasi desain tujuan pembelajaran, validasi materi pembelajaran, validasi
strategi pembelajaran, dan validasi evaluasi pembelajaran. Proses validasi
dilakukan oleh tujuh validator yang terdiri atas lima dosen dan dua guru
52
G. Analisis Data
Data yang diperoleh pada saat penelitian merupakan data mentah yang
belum memiliki makna. Agar data yang diperoleh bermakna dan dapat
memberikan gambaran mengenai permasalahan dan tujuan penelitian, maka data
tersebut dianalisis lebih lanjut. Teknik-teknik pengumpulan dan pengolahan data
yang digunakan pada penelitian ini adalah pada lembar validasi. Kolom kriteria
pada lembar validasi terdiri atas “Ya” dan “Tidak”.
Tabel 3.1 Kriteria Validasi
Kriteria Skor
Ya 1
Tidak 0
(Lawshe, 1975)
Pemberian skor pada jawaban item dengan menggunakan CVR. Setelah
semua item mendapat skor kemudian skor tersebut diolah.
1. Menghitung nilai CVR (rasio validitas konten)
CVR
ne : jumlah responden yang menyatakan Ya
N : total respon
Ketentuan :
Saat jumlah responden yang menyatakan Ya kurang dari ½ total reponden
maka nilai CVR = -
Saat jumlah responden yang menyatakan Ya ½ dari total responden maka
nilai CVR = 0
Saat seluruh responden menyatakan Ya maka nilai CVR = 1 (hal ini diatur
menjadi 0.99 disesuaikan dengan jumlah responden).
2. Menghitung nilai CVI ( indek validitas konten)
Secara sederhana CVI merupakan rata-rata dari nilai CVR untuk sub
pertanyaan yang dijawab “Ya”.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan dijabarkan pada bab
sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Desain tujuan pembelajaran bermuatan nilai pada subtopik sifat-sifat
keperiodikan unsur lebih menekankan pada tujuan pembelajaran aspek afektif.
Hal tersebut terlihat dari lebih banyaknya tujuan pembelajaran aspek afektif
yakni 22 tujuan pembelajaran, daripada tujuan pembelajaran aspek kognitif
yang hanya delapan tujuan pembelajaran. Adanya perumusan tujuan
pembelajaran aspek afektif yang banyak, siswa diharapkan menyadari dan
menunjukkan nilai-nilai yang terdapat pada tujuan tersebut.
2. Desain materi pembelajaran bermuatan nilai terlihat dari adanya materi
pembelajaran bermuatan nilai. Materi pembelajaran bermuatan nilai dirancang
dengan cara menganalogikan teks dasar dengan nilai-nilai. Teks dasar didapat
setelah analisis dari berbagai sumber. Berdasarkan hasil validasi, ada delapan
nilai-nilai yang dapat ditanamkan pada saat proses pembelajaran subtopik
sifat-sifat keperiodikan unsur. Nilai-nilai yang dapat ditanamkan pada siswa
dari subtopik sifat-sifat keperiodikan adalah religius, disiplin, kerja keras,
peduli sosial, kreatif, jujur, bersahabat/komunikatif, dan toleransi.
3. Desain strategi pembelajaran bermuatan nilai terlihat dari dipilihnya strategi
pembelajaran yang dapat menanamkan nilai-nilai pada diri siswa. Yakni,
model pembelajaran kooperatif-inkuiri, metode diskusi dan ceramah,
pendekatan scientific, dan media LKS Pola 5M.
4. Desain evaluasi pembelajaran bermuatan nilai terlihat dari dirancangnya
evaluasi pembelajaran yang dapat mengevaluasi nilai pada diri siswa. Lembar
penilaian yang dapat mengevaluasi nilai meliputi lembar observasi aspek sikap
B. Saran
Sebagai akhir dari skripsi ini disampaikan saran dengan harapan dapat
dijadikan bahan pertimbangan untuk meningkatkan penelitian lain di masa yang
akan datang. Adapun saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian adalah
perlunya implementasi dari desain pembelajaran bermuatan nilai pada subtopik
sifat-sifat keperiodikan unsur. Selain itu perlu dikembangkan lebih lanjut
mengenai desain pembelajaran bermuatan nilai pada berbagai materi
pembelajaran. Dengan penanaman nilai yang berkesinambungan kepada siswa
merupakan cara terbaik agar siswa dapat memiliki kepribadian yang baik dalam
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Z dan Mahmood, N. (2010). “Effects of Cooperative Learning vs. Traditional Instruction on Prospective Teachers’ Learning Experience and Achievement”. Journal of Faculty of Educational Sciences. 43, (1), 154-164.
Anas, Z. (2012). “Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran di
Sekolah: Kajian Pendidikan Karakter”. Makalah Staf Pusat Kurikulum dan
Perbukuan Kemendiknas, Jakarta.
Aqib, Z. (2011). Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter. Bandung : Yrama
Widya.
BNSP. (2007). Standar Proses. Jakarta : BSNP.
Brady, J. (1999). Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta : Bina Rupa
Aksara.
Chang, R. (2004). Kimia Dasar. Bandung : Erlangga.
Dickdan Carey. (2009). The Systematic Design of Instruction, Sixth Edition. New
York : Pearson.
HAM, M. (2010). Media Pembelajaran Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan
Kimia FPMIPA UPI Bandung.
HAM, M. (2011). Handout Perkuliahan Perencanaan Pembelajaran Kimia.
Bandung : Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI Bandung.
Handi, S. (2012). Akibat Tidak Disiplin. [Online]. Tersedia:
http://edukasi.kompasiana.com/2012/12/16/akibat-tidak-disiplin
Hartoto. (2013) penelitian Deskriptif. [online]. Tersedia :
http://www.penalaran-unm.org/index.php/artikel-nalar/penelitian/163-penelitian-deskriptif.html.
[27 Mei 2013].
Isjoni. (2010). Pembelajaran Kooperatif. Bandung : Raneka.
Juniastri, M. (2013). Pengembangan Keterampilan Berfikir Kritis Siswa SMA
Pada Materi Sistem Periodik Unsur dengan Model Pembelajaran
Kooperatif tipe TGT. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung : tidak
diterbitkan.
Kaswardi, E.K. (1993). Pendidikan Nilai Memasuki Tahun 2000. Jakarta : PT
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Kemdiknas . (2010). Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran di
Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Direktorat PSMP Kemendiknas.
. (2010). Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa.
Jakarta : Puskur-Balitbang, Kemdiknas.
Kemendikbud. (2013). Lampiran IV Permendikbud No. 81 A Tentang
Implementasi Kurikulum. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
. (2013). Permendikbud No. 54 Tentang Standar Kompetensi
Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
. (2013). Permendikbud No. 64 Tentang Standar Isi Pendidikan
Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
. (2013). Permendikbud No. 65 Tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
90
. (2013). Permendikbud No. 66 Tentang Standar Penilaian
Pendidikan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kesuma, D. (2012). Pendidikan Karakter. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Lawshe. (1975). “A Quantitative Approach to Content Validity”. Journal of Phersonnel Psychologi, 28, 563-575.
Lickona, T. (2012). Educating for Character : Bagaimana Sekolah Dapat
Memberikan Pendidikan tentang Sikap Hormat dan Tanggung Jawab.
Bandung : Bumi Aksara
Mardiatmadja. (1986). Tantangan Dunia Pendidikan. Yogyakarta : Kanisius.
Megawangi, R. (2008). Pendidikan Karakter Solusi yang Tepat untuk Membangun
Bangsa. Bogor: Indonesia Heritage Foundation.
Mulyana, R. (2011). Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung : Alfabeta.
Mulyatiningsih, E. (2012). Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan.
Bandung: Alfabeta.
Munthe. (2010). Desain Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Intan Mandiri.
Nazir, M. (1999). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Rohani, A. (2004). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Saghafi dan Shatalebi. (2012). “Analyzing The Role of Teachers in The Nature Character Education of Students from The Attitudes of Them”. Arabian Journal of Business and Management Review. 1, (7), 54-59.
Salirawati, D. (2010). “Optimalisasi Pendidikan Nilai/Karakter Dalam
Sanjaya, W. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sanjaya, W. (2012). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Sauri, S. (2012). “Revitalisasi Pendidikan Sains dalam Pembentukan Karakter
Anak Bangsa untuk Menghadapi Tantangan Global”. Makalah UPI,
Bandung.
Septiarum, L. (2013). Dibiarkan Menyontek, Anak menjadi Kecanduan. [Online].
Tersedia:
http://edukasi.kompasiana.com/2013/11/03/dibiarkan-menyontek-anak-menjadi-kecanduan-606220.html. [27 Mei 2013]
Slavin, R.E. (1995). Cooperative Learning. USA : Allyn and Bacon.
Sudjana, N. (2005). Penilaian Hasil Belajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Sukmadinata, N.S. (2010). Metode Penelitian dan Pendidikan. Bandung : PT
Remaja Rosda Karya.
Sunarya, Y dan Agus, S. (2000). Mudah dan Aktif Belajar Kimia untuk Kelas X
SMA dan MA . Jakarta : Depdiknas.
Sunyono. (2008). “Development of Student Worksheet Base on Environmnet to
Sains Material of Junior High School in Class VII on Semester I”. Processing of The 2nd International Seminar of Science Education-UPI. Bandung.
Suprijono, A. (2009). Cooperative Learning Teory & Aplikasi Paikem.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suyadi, (2013). Startegi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung : PT
92
Tobing, N L. (2010). Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
dan Jigsaw Menggunakan Media Komputer Terhadap Aktivitas dan Hasil
Belajar Sistem Periodik Unsur pada Siswa Kelas X SMA. Tesis pada
Program Pascasarjana UNIMED : tidak diterbitkan.
Trisnahada. (2011). Pengembangan Strategi Penanaman Nilai Kejujuran dalam
Upaya membina Disiplin dan Kemandirian Siswa Melalui Pembelajaran
IPA di Sekolah. Disertasi pada Program Studi Pendidikan Umum UPI
Bandung : tidak diterbitkan.
Ullrich, C. (2008) Pedagogicaly Founded Coursware forWpringer-eb Based
Learning. Germany : Springer-verlag Berlin Heidelberg.
Umar, S. (2011). Implementasi Model Pengembangan Nilai-Nilai Demokrasi
Melalui Pembelajaran Kooperatif Bagi Upaya Penumbuhan Sikap Warga
Negara yang Demokratis. Disertasi pada Program Studi Pendidikan
Umum UPI Bandung : tidak diterbitkan.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
Bandung : UPI.
Wahyuningsih, et al. (2012). “Penerapan Model Kooperatif Group Investigation
Eksperimen Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar”.
Unnes Physics Education Journal. 1, 1-6.
Widjayanti, E. et al. (2008). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Mata
Pelajaran Sains Kimia untuk SMP Kelas VII, VIII, dan IX [Online].
Tersedia : http://staff.uny.acc.id/sites/default/files/paper-Dwijawacanaok
[27 Mei 2013].
Zubaedi. (2011). Desain Pendidikan Karakter. Jakarta : Kencana Prenada Media
Group.
Zuriah, N. (2007). Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif