• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESAIN PEMBELAJARAN KIMIA BERMUATAN NILAI PADA SUBTOPIK SIFAT-SIFAT KEPERIODIKAN UNSUR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DESAIN PEMBELAJARAN KIMIA BERMUATAN NILAI PADA SUBTOPIK SIFAT-SIFAT KEPERIODIKAN UNSUR."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

SIFAT-SIFAT KEPERIODIKAN UNSUR

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh:

Susi Pupu Marpu’ah

0900388

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

(2)

DESAIN PEMBELAJARAN KIMIA

BERMUATAN NILAI PADA SUBTOPIK

SIFAT-SIFAT KEPERIODIKAN UNSUR

Oleh Susi Pupu Marpu’ah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Susi Pupu Marpu’ah 4

Universitas Pendidikan Indonesia Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

SUSI PUPU MARPU’AH

DESAIN PEMBELAJARAN KIMIA BERMUATAN NILAI PADA SUBTOPIK SIFAT-SIFAT KEPERIODIKAN UNSUR

Oleh: 0900388

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I

Dr. Wawan Wahyu, S.Pd, M.Pd. NIP. 197111201998021001

Pembimbing II

Dra. Gebi Dwiyanti, M.Si. NIP. 195612061983032002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kimia

Dr. rer. nat. H. Ahmad Mudzakir, M.Si. NIP. 1966112111991031002

(4)

DESAIN PEMBELAJARAN KIMIA BERMUATAN NILAI PADA

SUBTOPIK SIFAT-SIFAT KEPERIODIKAN UNSUR

Susi Pupu Marpu’ah, Wawan Wahyu, Gebi Dwiyanti

Universitas Pendidikan Indonesia

susipupu17081991@yahoo.com

Abstrak

Penelitian ini berjudul desain pembelajaran kimia bermuatan nilai pada subtopik sifat-sifat keperiodikan unsur. Peelitian ini bertujuan untuk membuat desain pembelajaran kimia bermuatan nilai pada subtopik sifat-sifat keperiodikan unsur yang dituangkan dalam bentuk RPP dan perangkatnya yang berupa LKS. Metode penelitiannya adalah deskriptif dan obyek penelitiannya adalah desain pembelajaran bermuatan nilai.Instrumen yang digunakan adalah lembar validasi.Instrumen tersebut divalidasi oleh tujuh orang validator. Hasil penelitian dinyatakan valid dengan nilai CVR melebihi nilai CVR minimum (0,612) untuk tujuh validator. Desain tujuan pembelajaran bermuatan nilai menekankan pada tujuan aspek afektif. Desain materi pembelajaran bermuatan nilai terlihat dari adanya materi pembelajaran yang disisipi nilai berdasarkan teks dasar. Berdasarkan hasil validasi diketahui nilai-nilai yang dapat ditanamkan dari materi sifat-sifat keperiodikan unsur adalah: religius, bersahabat/komunikatif, kerja keras, jujur, toleransi, kreatif, disiplin, dan peduli sosial. Desain strategi pembelajaran bermuatan nilai terlihat dari dipilihnya strategi pembelajaran yang dapat menanamkan nilai-nilai (model pembelajaran kooperatif-inkuiri, metode diskusi dan ceramah, pendekatan scientific, dan media pembelajaran LKS). Desain evaluasi pembelajaran terlihat dari adanya lembar penilaian yang dapat mengevaluasi nilai-nilai yang sudah ditanamkan pada siswa yakni lembar observasi aspek afektif dan psikomotorik, lembar penilaian diri, dan lembar penilaian teman sejawat.

Kata kunci :desain pembelajaran, nilai, sifat-sifat keperiodikan unsur .

Abstract

This research entitledcreate a value-laden lesson design in the subject of the periodicityproperties ofelements. This research is aimed to create a value-laden lesson design in the subject of the periodicityproperties ofelementswhich is presented in the form of lesson plan and its supplement in the form of worksheets. The researh method conducted was descriptiveandthe objectof research isvalue-ladenlesson design. The instrument usedwasa validationsheet. Theinstrumentis validatedby aseven validators. The results

ofthe researchdeclared validbythe CVRvalueexceedsthe

(5)

designemphasizeto affectivelesson objectives. Value-laden lesson design is realized with the existence of learning materials which are inserted with moral values based on the basic texts.Based onthe results ofthe validationare knownvalueswhich can be inserted into the subject of theperiodicityproperties ofelements are: religious, friends/communicative, hard working, honest, tolerant, creative, discipline, andsocialcaring.Value-laden learning strategies design is realized with the choosing of learning strategies which give moral values to the students (cooperative-inquiry learning models, discussion learning methods, scientific approaches, and worksheets as learning media). Value-laden evaluation design is realized by the existence of rating sheets which evaluate the values that can be taught to students in the form of affective score observation sheets, self assesment sheets, and peer assesment sheets.

(6)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Desain Pembelajaran ... 10

B. Pembelajaran Bermuatan Nilai ... 25

C. Content Validity Ratio (CVR) ... 40

D. Tinjauan Materi ... 41

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Obyek Penelitian ... 45

B. Metode Penelitian ... 45

C. Definisi Operasional ... 46

D. Instrumen Penelitian ... 46

E. Alur Penelitian ... 47

(7)

G. Analisis Data ... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Desain Tujuan Pembelajaran Bermuatan Nilai ... 54

B. Desain Materi Pembelajaran Bermuatan Nilai ... 65

C. Desain Strategi Pembelajaran Bermuatan Nilai ... 72

D. Desain Evaluasi Pembelajaran Bermuatan Nilai ... 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 86

B. Saran ... 87

DAFTAR PUSTAKA ... 88

LAMPIRAN ... 94

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Wajah pendidikan di Indonesia saat ini sangatlah jauh dari yang

diharapkan. Kondisi krisis dan dekadensi moral ini menandakan bahwa seluruh

pengetahuan agama dan moral yang didapat di bangku sekolah tidak berdampak

terhadap perubahan perilaku siswa (Zubaedi, 2011). Dengan kata lain, terjadinya

dekadensi moral tersebut menunjukan bahwa fungsi dari sistem pendidikan belum

tercapai. Salah satu fungsi dari sistem pendidikan adalah transfer nilai. Transfer

nilai dapat dilakukan dengan cara pendidikan moral. Salah satu pendekatan dalam

pendidikan moral adalah pendidikan karakter atau pendidikan nilai (Saghafi dan

Shatalebi, 2012).

Situasi dan kondisi karakter bangsa yang memprihatinkan telah

mendorong pemerintah untuk mengambil inisiatif dengan memprioritaskan

pembangunan karakter bangsa. Pembangunan karakter bangsa dijadikan arus

utama pembangunan nasional. Hal tersebut direalisasikan oleh pemerintah

dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi kurikulum 2013.

Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu

proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Proses

pembelajaran langsung adalah proses pendidikan yang dapat mengembangkan

pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik peserta didik

melalui interaksi langsung dengan sumber belajar. Proses pembelajaran langsung

menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung atau yang disebut dengan

instructional effect. Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang

terjadi selama proses pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam

kegiatan khusus. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan

nilai dan sikap. Pengembangan nilai dan sikap sebagai proses pengembangan

moral dan perilaku dilakukan dalam seluruh mata pelajaran. Baik pembelajaran

(9)

tidak terpisah. Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran yang

menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya,

dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi

wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2. Pembelajaran tidak

langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang

dikembangkan dari KI-1 dan KI-2. (Kemendikbud, 2013).

Adanya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 81A Tahun 2013, menunjukan bahwa pendidikan nilai tidak

hanya menjadi tanggung jawab mata pelajaran tertentu, tetapi menjadi tanggung

jawab semua mata pelajaran termasuk mata pelajaran kimia di Sekolah Menengah

Atas (SMA). Hal tersebut sesuai dengan Lickona (2012) yang menyatakan bahwa

tidak ada satu hal pun yang dapat dianggap sebagai pendidikan tanpa nilai.

Apapun yang dilakukan sekolah dan para guru tentunya harus menyisipkan makna

nilai di dalamnya. Dengan kata lain pendidikan nilai merupakan pendidikan yang

terintegrasi dengan pembelajaran yang terjadi pada semua mata pelajaran.

(Kementrian Pendidikan Nasional, 2011). Pendidikan nilai adalah penanaman dan

pengembangan nilai-nilai pada diri siswa yang bertujuan untuk membantu siswa

agar memahami, menyadari, dan mengalami nilai-nilai serta mampu

menempatkannya secara integral dalam kehidupan (Mulyana, 2011).

Salah satu cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)/sains adalah ilmu

kimia. Pada dasarnya tujuan pembelajaran IPA selain untuk memahami

konsep-konsep IPA dan keterkaiatan antara satu dengan yang lainnya, juga bertujuan

untuk mengembangkan keterampilan proses untuk memperoleh konsep-konsep

IPA dan menumbuhkan nilai serta sikap ilmiah (Sauri, 2012). Akan tetapi,

kenyataannya di lapangan menunjukan bahwa proses pembelajaran kimia

bermuatan nilai cenderung dilupakan dan diabaikan. Hal ini sesuai dengan yang

diungkapkan Salirawati (2010) bahwa kimia sebagai salah satu mata pelajaran di

SMA/MA selama ini diajarkan sebagai ilmu murni yang seolah-olah tidak ada

muatan penanaman nilai. Padahal menurut Rustaman (Sauri, 2012), tujuan

pembelajaran sains (IPA) tidak hanya berorientasi pada konsep akan tetapi juga

(10)

3

Terabaikannya pembelajaran kimia bermuatan nilai berdampak pada sikap

dan kepribadian siswa. Hal tersebut sesuai dengan ungkapan Anas (2012), yang

menyatakan bahwa etika dan perilaku anak-anak pada saat ini tidak lagi manis dan

terpuji. Salah satu contoh sikap dan perilaku yang tidak terpuji tersebut adalah

mencontek dan tidak disiplin. Saat ini banyak ditemukan kasus siswa yang

mencontek dan tidak disiplin. Mencontek merupakan salah satu wujud

ketidakjujuran. Menurut Septiarum (2013) awal dari timbulnya mencontek adalah

rendahnya rasa percaya diri. Rasa percaya diri berpengaruh terhadap sikap disiplin

(Handi, 2012).

Adanya permasalahan yang timbul menunjukkan adanya kesenjangan

antara kenyataan yang terjadi di lapangan dengan tuntutan kurikulum. Oleh sebab

itu, untuk mengatasi masalah tersebut perlu dilakukan berbagai upaya. Upaya

tersebut dapat dimulai dengan melakukan perubahan paradigma pendidikan yang

tadinya lebih cenderung berorientasi pada pendidikan berbasis hard skill

(keterampilan teknis) yang bersifat mengembangkan intelligence quotient (IQ),

menjadi pendidikan bermuatan soft skill (interaksi sosial), dengan penanaman

nilai-nilai sebagai wujud terlaksananya pendidikan nilai. Hal ini sesuai dengan

hasil penelitian Trisnahada (2011) yang menunjukkan adanya perubahan sikap

yang diperlihatkan pada mata pelajaran IPA melalui dikembangkannya strategi

penanaman nilai-nilai kejujuran.

Dalam standar proses pendidikan, pembelajaran didesain untuk

membelajarkan siswa, artinya sistem pembelajaran menempatkan siswa sebagai

subjek pembelajaran. Proses kegiatan belajar adalah langkah-langkah atau tahapan

yang dilalui guru dan siswa dalam pembelajaran (Isjoni, 2010). Guru perlu

merencanakan apa yang harus dilakukan siswa agar tujuan pembelajaran dapat

tercapai secara optimal. Perencanaan tujuan pembelajaran yang dimaksud

mencakup tujuan pembelajaran aspek kognitif, afekif, dan psikomotorik. Proses

perencanaan pembelajaran atau suatu desain pembelajaran memerlukan suatu

pemikiran yang matang, sehingga akan berfungsi sebagai pedoman dalam

mencapai tujuan pendidikan (Sanjaya, 2011). Proses perencanaan pembelajaran

(11)

desain pembelajaran yang dimaksud adalah desain pembelajaran kimia bermuatan

nilai. Penanaman nilai-nilai dalam pembelajaran kimia yang terjadi secara

berulang-ulang diharapkan dapat membentuk karakter dari siswa. Megawangi

(2008) menyatakan bahwa membangun karakter memerlukan proses yang

simultan dan berkesinambungan yang melibatkan segala aspek yaitu knowing the

good, loving the good, dan acting the good. Selain itu, reasoning the

good diperlukan agar anak tahu mengapa dia harus berbuat baik. Jika anak

terbiasa melakukan knowing, reasoning, feeling dan acting the good lama

kelamaan akan terbentuk karakter yang baik.

Langkah-langkah desain pembelajaran bermuatan nilai diramu dalam

desain pembelajaran yang tentunya tidak terlepas dari perencanaan pembelajaran

atau yang dalam kenyataannya diwujudkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) bermuatan nilai. Salah satu unsur yang penting dalam

perencanaan pembelajaran adalah menetapkan strategi pembelajaran untuk

mencapai tujuan, baik itu tujuan aspek kognitif, afekif, dan psikomotorik. Strategi

pembelajaran merupakan suatu serangkaian rencana kegiatan yang termasuk di

dalamnya penggunaan metode dan model pembelajaran. Salah satu model

pembelajaran yang dapat digunakan agar tujuan aspek afekif dan psikomotorik

dapat tercapai adalah model pembelajaran kooperatif. Hal itu sesuai dengan

pendapat Lickona (Zubaedi, 2011), yang menyatakan bahwa pendidikan karakter

atau pendidikan nilai amat cocok disajikan dengan format pembelajaran

kooperatif (cooperative learning). Menurut Suyadi (2013) Cooperative learning

merupakan strategi pembelajaran kelompok yang dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa, sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial,

menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain, serta dapat

meningkatkan harga diri. Hasil penelitian Umar (2011) menunjukkan bahwa

model pembelajaran kooperatif sangat efektif dalam mengembangkan nilai-nilai

demokrasi. Penjabaran dari nilai demokrasi adalah kebebasan mengemukakan

pendapat, bertanya, dan menghargai pendapat temannya; saling bekerja sama;

terjadinya dialog, rembug, dan musyawarah; terciptanya rasa persaudaraan dalam

(12)

5

Berdasarkan Permendikbud No.81 A Tahun 2013, proses pembelajaran

terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu, mengamati, menanya,

mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Agar proses

pembelajaran yang terdiri dari lima pengalaman belajar pokok dapat diterapkan,

maka model pembelajaran kooperatif yang digunakan perlu dipadukan dengan

pembelajaran inkuiri. Perpaduan kedua model tersebut selanjutnya dinamakan

model pembelajaran kooperatif-inkuiri. Perpaduan model pembelajaran tersebut

dimaksudkan agar tujuan aspek kognitif, afekif, dan psikomotorik dapat tercapai

secara optimal. Menurut Suyadi (2013), secara implisit, pembelajaran inkuiri

merupakan manifestasi dari rasa ingin tahu. Sedangkan rasa ingin tahu itu sendiri

adalah salah satu dari nilai karakter yang dirumuskan Kemendikbud. Dengan

demikian, secara tidak langsung pembelajaran inkuiri telah memuat nilai dari

salah satu nilai karakter. Selain itu, pembelajaran inkuiri masih dapat memuat

lebih banyak lagi nilai-nilai karakter, seperti gemar membaca, bekerja keras,

disiplin, dan sebagainya.

Ahmad dan Mahmood (2010) menyatakan bahwa dengan model

pembelajaran kooperatif-inkuiri dapat menjadikan siswa terlibat lebih aktif pada

saat pembelajaran jika dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran

konvensional. Melalui model pembelajaran tersebut dapat memfasilitasi guru

dalam membimbing siswa untuk merencanakan, melakukan penyelidikan ilmiah,

menyusun hipotesis penelitian, berdiskusi kelompok, serta mengkomunikasikan

hasil penelitian kepada teman-temannya.

Materi yang dipilih untuk membuat desain pembelajaran bermuatan nilai

adalah Sifat-Sifat Keperiodikan Unsur. Hal tersebut dikarenakan menurut

Juniastri (2013), materi ini merupakan salah satu konsep dasar dalam mempelajari

konsep-konsep lain seperti ikatan kimia. Selain itu, menurut Tobing (2010) materi

Sifat-Sifat Keperiodikan Unsur adalah salah satu materi kimia yang dalam

penyampaiannya masih diberikan melalui ceramah (bahasa verbal) dan cenderung

bersifat hafalan sehingga pada saat proses pembelajaran berlangsung kurang bisa

mengembangkan keterampilan sosial siswa seperti mengembangkan keberanian

(13)

dapat merangsang rasa ingin tahu siswa secara optimal, dan tidak dapat

memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir kreatif dalam memecahkan

masalah. Dengan demikian penggunaan metode ceramah dalam penanaman

konsep materi Sifat-Sifat Keperiodikan Unsur menjadikan nilai-nilai yang

seharusnya bisa ditanamkan pada diri siswa pada saat proses pembelajaran

berlangsung menjadi tidak tertanam secara optimal.

Berdasarkan beberapa permasalahan di atas, maka penulis melakukan

penelitian mengenai “Desain Pembelajaran Kimia Bermuatan Nilai pada Subtopik

Sifat-Sifat Keperiodikan Unsur”.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan yang

muncul adalah kimia sebagai salah satu bagian dari sains/Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA) dan merupakan salah satu mata pelajaran di SMA/MA, selama ini diajarkan

sebagai ilmu murni yang mengabaikan muatan penanaman nilai. Berdasarkan

permasalahan tersebut, maka diperlukan suatu desain pembelajaran kimia

bermuatan nilai. Rancangan desain tersebut dilakukan sebagai wujud

pengintegrasian pendidikan nilai ke dalam mata pelajaran kimia.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan masalah utama yaitu:

“Bagaimanakah desain pembelajaran kimia bermuatan nilai pada subtopik

Sifat-Sifat Keperiodikan Unsur?”

Adapun sub rumusan masalah dalam penelitian yang dilakukan adalah:

1. Bagaimana desain tujuan pembelajaran bermuatan nilai pada subtopik

Sifat-Sifat Keperiodikan Unsur?

2. Bagaimana desain materi pembelajaran bermuatan nilai pada subtopik

Sifat-Sifat Keperiodikan Unsur?

3. Bagaimana desain strategi pembelajaran bermuatan nilai pada subtopik

Sifat-Sifat Keperiodikan Unsur?

4. Bagaimana desain evaluasi pembelajaran bermuatan nilai pada subtopik

(14)

7

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan desain pembelajaran kimia

bermuatan nilai yang dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) bermuatan nilai dengan perangkat RPP berupa Lembar Kerja Siswa

(LKS) pada subtopik Sifat-Sifat Keperiodikan Unsur.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti

bagi pihak-pihak dalam dunia pendidikan, diantaranya:

1. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif bahan ajar pada

subtopik Sifat-Sifat Keperiodikan Unsur. Serta dapat memberi wawasan bagi

guru akan pentingnya penanaman nilai-nilai kepada siswa.

2. Bagi LPTK (Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan)

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran di LPTK terkait.

3. Bagi Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia

 Dapat memberikan wawasan pengetahuan serta pemahaman tentang model

pembelajaran kooperatif inkuiri.

 Dapat memeberikan wawasan tentang pentingnya penerapan pendidikan

nilai.

4. Bagi Peneliti

 Dapat menjadi reverensi untuk penelitian selanjutnya.

 Sebagai calon guru bisa menggunakan hasil penelitian ini pada masa yang

akan datang untuk diterapkan dalam pembelajaran di sekolah.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Berikut ini secara terperinci dijabarkan mengenai urutan penulisan dari

setiap bab dan bagian sub bab yang terdapat dalam skripsi ini. Penulisan skripsi

(15)

Bab III Metode penelitian; Bab IV Hasil dan Pembahasan; serta Bab V

Kesimpulan dan Saran.

Bab I terdiri atas lima bagian sub bab, meliputi Latar Belakang Penelitian,

Identifikasi dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan

Struktur Organisasi. Pada latar belakang penelitian dipaparkan mengenai proses

pembelajaran bermuatan nilai yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti

pada sub bab identifikasi dan perumusan masalah. Pada sub bab identifikasi dan

perumusan masalah, dijabarkan tentang permasalahan yang teriidentifikasi dari

latar belakang yang telah diuraikan, selanjutnya masalah yang teridentifikasi

tersebut dinyatakan dalam bentuk rumusan masalah utama dan sub rumusan

masalah. Pada sub bab tujuan penelitian dijelaskan tentang tujuan dilakukannya

penelitian. Pada sub bab manfaat penelitian dijelaskan secara terperinci manfaat

yang akan diperoleh dari penelitian yang dilakukan baik bagi guru, LPTK,

mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia, maupun bagi peneliti. Sub bab struktur

organisasi berisi penjelasan secara rinci mengenai bagian bab dan sub bab dalam

penulisan skripsi ini, sehingga keterhubungan satu sama lain menjadi jelas.

Bab II terdiri atas empat bagian sub bab, meliputi Desain Pembelajaran,

Pembelajaran Bermuatan Nilai, Content Validity Ratio (CVR), dan Tinjauan

Materi. Pada sub bab Desain Pembelajaran dijabarkan secara terperinci mengenai

desain tujuan pembelajaran, desain materi pembelajaran, desain strategi

pembelajaran, desain evaluasi pembelajaran, serta Hubungan Desain

Pembelajaran dengan Perencanaan Pembelajaran yang membahas tentang

langkah-langkah desain pembelajaran dan dituangkan ke dalam Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan perangkat pendukungnya. Pada sub bab

Pembelajaran Bermuatan Nilai dijabarkan secara lebih rinci mengenai Konsep

Dasar Nilai dan Model Pembelajaran Kooperatif Inkuiri. Pada sub bab Konsep

Dasar Nilai dijabarkan pengertian nilai, pendidikan nilai, dan nilai-nilai yang

dapat ditanamkan saat proses pembelajaran; Pada sub bab Model Pembelajaran

Kooperatif-Inkuiri dijabarkan secara terperinci mengenai sintaks model

(16)

9

mengenai kriteria CVR dan nilai minimum CVR. Pada sub bab Tinjauan materi

dijabarkan lebih rinci mengenai sifat-sifat keperiodikan unsur.

Bab III terdiri atas tujuh sub bab, meliputi Lokasi dan Obyek Penelitian,

Metode Penelitian, Definisi Operasional, Instrumen Penilaian, Alur Penelitian,

Pengumpulan Data, dan Analisis Data.

Bab IV terdiri atas empat sub bab, yaitu sub bab Desain tujuan

pembelajaran bermuatan nilai, yang membahas proses dan hasil dari Desain

tujuan pembelajaran bermuatan nilai pada subtopik sifat-sifat keperiodikan unsur;

Pada sub bab Desain materi pembelajaran bermuatan nilai, membahas proses dan

hasil dari Desain materi pembelajaran bermuatan nilai pada subtopik sifat-sifat

keperiodikan unsur; Pada sub bab Desain strategi pembelajaran bermuatan nilai,

membahas proses dan hasil dari Desain strategi pembelajaran bermuatan nilai

pada subtopik sifat-sifat keperiodikan unsur; Pada sub bab Desain evaluasi

pembelajaran bermuatan nilai, membahas proses dan hasil dari Desain evaluasi

pembelajaran bermuatan nilai pada subtopik sifat-sifat keperiodikan unsur ;

Bab V terdiri atas dua sub bab, meliputi Kesimpulan dan Saran. Pada sub

bab kesimpulan dijabarkan mengenai karakteristik desain pembelajaran bermuatan

nilai yang meliputi desain tujuan pembelajaran bermuatan nilai, desain materi ajar

bermuatan nilai, desain strategi pembelajaran bermuatan nilai, dan desain evaluasi

pembelajaran bermuatan nilai, serta kesimpulan mengenai nilai-nilai apa saja yang

dapat ditanamkan pada siswa dari subtopik sifat-sifat keperiodikan unsur. Pada

(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah desain pembelajaran bermuatan nilai pada

subtopik sifat-sifat keperiodikan unsur yang dituangkan dalam bentuk RPP

bermuatan nilai beserta perangkat pendukung RPP yaitu LKS. Dalam penelitian

ini, yang menjadi validator untuk memvalidasi desain pembelajaran bermuatan

nilai pada subtopik sifat-sifat keperiodikan unsur adalah lima orang dosen ahli

dari Jurusan Pendidikan Kimia UPI dan dua orang guru kimia profesional dari

beberapa SMA di kabupaten Ciamis. Proses validasi desain pembelajaran

dilakukan di jurusan pendidikan kimia UPI dan SMA di Kabupaten Ciamis.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripif. Dalam

metode deskriptif prosedurnya adalah untuk menggambarkan fenomena-fenomena

yang berlangsung pada saat ini atau di masa lampau. Penelitian deskriptif, bisa

mendeskripsikan sesuatu keadaan saja atau keadaan dalam tahapan-tahapan

perkembangannya (Wersma dan Stephen, 2009). Sedangkan menurut

Sukmadinata (2010) penelitian deskriptif merupakan suatu bentuk penelitian yang

paling dasar, ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan

fenomena-fenomena yang ada.

Penelitian deskriptif tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau

pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan kondisi apa

adanya. Penelitian deskriptif meliputi penelitian yang diarahkan pada penelitian

kualitatif atau kuantitatif (Hartoto, 2009). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki

(18)

46

arti data-data yang telah terkumpul, sehingga memperoleh gambaran secara umum

dan menyeluruh tentang keadaan sebenarnya.

Penelitian ini menggambarkan desain pembelajaran bermuatan nilai yang

terdiri dari desain tujuan pembelajaran bermuatan nilai, desain materi

pembelajaran bermuatan nilai, desain strategi pembelajaran bermuatan nilai, dan

desain evaluasi pembelajaran bermuatan nilai. Desain pembelajaran bermuatan

nilai tersebut digambarkan secara sistematis. Validitas dari setiap desain diperoleh

berdasarkan hasil validasi yang dilakukan.

C. Definisi Operasional

Untuk menghindari terjadinya perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah

yang digunakan pada penelitian ini, perlu dikemukakan definisi operasional

sebagai berikut:

1. Desain pembelajaran dapat diartikan sebagai proses yang sistematis untuk

memecahkan persoalan pembelajaran melalui proses perencanaan

bahan-bahan pembelajaran beserta aktivitas yang harus dilakukan, perencanaan

sumber-sumber pembelajaran yang dapat digunakan serta perencanaan

evaluasi keberhasilan (Sanjaya, 2012).

2. Nilai adalah keyakinan yang membuat seseorang bertindak atas dasar

pilihannya (Sanjaya, 2012)

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar validasi.

Lembar validasi berfungsi untuk mengetahui validitas dari setiap item yang

divalidasi. Validitas dapat terlihat dari nilai CVR yang diperoleh. Lembar validasi

pada penelitian ini terdiri dari empat bagian yaitu, lembar validasi desain tujuan

pembelajaran bermuatan nilai, lembar validasi materi pembelajaran bermuatan

nilai, lembar validasi strategi pembelajaran bermuatan nilai yang didalamnya

mencakup lembar validasi LKS Pola 5M, dan lembar validasi evaluasi

pembelajaran bermuatan nilai. Instrumen tersebut dapat dilihat pada Lampiran

(19)

E. Alur Penelitian

Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai dengan tujuan

yang diharapkan, diperlukan adanya suatu skema langkah penelitian sebagai

acuan dalam pelaksanaan penelitian yang dilakukan. Pada penelitian ini dibuat

(20)

48

Desain Pembelajaran Kimia Bermuatan nilai Hasil Validasi Menganalisis Data

Membuat Desain Pembelajaran Bermuatan nilai (Hipotetik) berupa RPP dan Perangkatnya

(21)

Berdasarkan alur penelitian pada Gambar 3.1, langkah-langkah yang ditempuh

dalam penelitian adalah:

1. Studi pustaka mengenai kurikulum 2013

Menelaah kurikulum 2013 yang meliputi pengkajian empat Standar Nasional

Pendidikan. Keempat standar tersebut diantaranya Standar Kompetensi

Lulusan yang terdapat pada Permendikbud No.54 Tahun 2013, Standar Isi

yang terdapat pada Permedikbud No.64 Tahun 2013, Standar Proses yang

terdapat pada Permendikbud No.65 Tahun 2013, dan Standar Penilaian yang

terdapat pada Permendikbud No.66 Tahun 2013.

2. Studi pustaka tentang Standar Kompetensi Lulusan

Menelaah Standar Kompetensi Lulusan yang berkaitan dengan Kompetensi

Inti dan Kompetensi Dasar. Standar Kompetensi Lulusan merupakan acuan

utama bagi Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian.

3. Studi Pustaka tentang Standar Isi

Menelaah Standar Isi yang berkaitan dengan materi pembelajaran sifat-sifat

keperiodikan unsur.

4. Studi pustaka tentang Standar Proses

Menelaah Standar Proses yang berkaitan dengan strategi pembelajaran. Dalam

menyusun strategi pembelajaran berkaitan dengan model pembelajaran,

metode pembelajaran, pendekatan pembelajaran, dan media pembelajaran.

5. Studi Pustaka tentang Standar Penilaian

Menelaah Standar Penilaian berkaitan dengan evaluasi pembelajaran.

Penyusunan evaluasi pembelajaran mengacu kepada indikator pencapaian

kompetensi.

6. Studi Pustaka tentang pustaka pendukung

Menelaah tentang keseluruhan desain pembelajaran secara utuh yang meliputi

tujuan, materi, strategi, dan evaluasi. Artinya, dalam pembuatan desain

pembelajaran bermuatan nilai tidak hanya mengacu pada Kurikulum 2013

namun ada pustaka lain yang mendukung dalam penyusunan desain

pembelajaran kimia bermuatan nilai tanpa mengesampingkan isi dari

(22)

50

7. Pembuatan acuan desain pembelajaran bermuatan nilai.

Acuan pembuatan desain pembelajaran bermuatan nilai disusun dengan

mempertimbangkan isi kurikulum dan pustaka pendukung. Karena yang akan

dibuat adalah desain pembelajaran yang bermuatan nilai maka dalam

penyusunan acuannya pun memperhatikan nilai-nilai. Dari acuan yang dibuat

dijadikan patokan dalam membuat setiap komponen desain pembelajaran

bermuatan nilai.

8. Pembuatan desain tujuan pembelajaran bermuatan nilai.

Desain tujuan pembelajaran bermuatan nilai dibuat dengan mengacu kepada

parameter-parameter yang dijadikan acuan dalam pembuatan desain tujuan

pembelajaran dan mengacu kepada indikator pencapaian kompetensi.

9. Pembuatan desain materi pembelajaran bermuatan nilai

Materi pembelajaran bermuatan nilai dibuat dengan mengacu kepada

parameter-parameter yang dijadikan acuan dalam pembuatan desain materi

bermuatan nilai

10.Pembuatan strategi pembelajaran bermuatan nilai

Strategi pembelajaran bermuatan nilai dibuat dengan mengacu kepada

parameter-parameter yang dijadikan acuan dalam pembuatan desain strategi

pembelajaran bermuatan nilai. Berdasarkan hal tersebut, model pembelajaran

yang dipilih adalah model pembelajaran kooperatif-inkuiri. Metode yang

dipilih yaitu metode diskusi. Pendekatan yang dipilih yaitu pendekatan

scientific, dan media pembelajaran yang dipilih adalah LKS Pola 5M.

11.Pembuatan evaluasi pembelajaran bermuatan nilai

Evaluasi pembelajaran bermuatan nilai dibuat dengan mengacu kepada

parameter-parameter yang dijadikan acuan dalam pembuatan desain evaluasi

pembelajaran bermuatan nilai.

12.Pembuatan instrumen penelitian

Instrumen penelitian ini meliputi format kesesuaian desain pembelajaran

bermuatan nilai dengan acuan pembuatan desain pembelajaran dan lembar

(23)

antara desain pembelajaran bermuatan nilai pada subtopik sifat-sifat

keperiodikan unsur yang telah dibuat dengan parameter-parameter yang

dijadikan acuan dalam pembuatan desain pembelajaran bermuatan nilai.

Lembar validasi berisi item-item yang akan divalidasi oleh tujuh validator.

13.Pembuatan desain pembelajaran bermuatan nilai

Desain pembelajaran bermuatan nilai pada subtopik sifat-sifat keperiodikan

unsur dituangkan dalam bentuk RPP bermuatan nilai. Dalam RPP bermuatan

nilai mencakup desain tujuan pembelajaran bermuatan nilai, desain materi

pembelajaran bermuatan nilai, desain strategi pembelajaran bermuatan nilai,

dan lembar evaluasi pembelajaran bermuatan nilai. Perangkat RPP bermuatan

nilai pada subtopik sifat-sifat keperiodikan unsur yang berperan sebagai media

pembelajaran adalah LKS Pola 5M. Pembuatan LKS pola 5M disesuaikan

dengan langkah-langkah pembelajaran.

14.Validasi

Validasi dilakukan oleh 7 validator. Hal-hal yang divalidasi meliputi desain

tujuan pembelajaran, desain materi pembelajaran, desain strategi

pembelajaran, dan desain evaluasi pembelajaran

15.Analisis data dan pembahasan hasil penelitian

Data diperoleh dari hasil validasi dianalisis melalui CVR untuk mengerahui

validitas dari setiap item yang divalidasi. Pembahasan hasil penelitian

dijabarkan dalam bentuk deskriptif.

F. Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian diperoleh dari hasil keseluruhan validasi yang mencakup

validasi desain tujuan pembelajaran, validasi materi pembelajaran, validasi

strategi pembelajaran, dan validasi evaluasi pembelajaran. Proses validasi

dilakukan oleh tujuh validator yang terdiri atas lima dosen dan dua guru

(24)

52

G. Analisis Data

Data yang diperoleh pada saat penelitian merupakan data mentah yang

belum memiliki makna. Agar data yang diperoleh bermakna dan dapat

memberikan gambaran mengenai permasalahan dan tujuan penelitian, maka data

tersebut dianalisis lebih lanjut. Teknik-teknik pengumpulan dan pengolahan data

yang digunakan pada penelitian ini adalah pada lembar validasi. Kolom kriteria

pada lembar validasi terdiri atas “Ya” dan “Tidak”.

Tabel 3.1 Kriteria Validasi

Kriteria Skor

Ya 1

Tidak 0

(Lawshe, 1975)

Pemberian skor pada jawaban item dengan menggunakan CVR. Setelah

semua item mendapat skor kemudian skor tersebut diolah.

1. Menghitung nilai CVR (rasio validitas konten)

CVR

ne : jumlah responden yang menyatakan Ya

N : total respon

Ketentuan :

 Saat jumlah responden yang menyatakan Ya kurang dari ½ total reponden

maka nilai CVR = -

 Saat jumlah responden yang menyatakan Ya ½ dari total responden maka

nilai CVR = 0

 Saat seluruh responden menyatakan Ya maka nilai CVR = 1 (hal ini diatur

menjadi 0.99 disesuaikan dengan jumlah responden).

(25)

2. Menghitung nilai CVI ( indek validitas konten)

Secara sederhana CVI merupakan rata-rata dari nilai CVR untuk sub

pertanyaan yang dijawab “Ya”.

(26)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan dijabarkan pada bab

sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Desain tujuan pembelajaran bermuatan nilai pada subtopik sifat-sifat

keperiodikan unsur lebih menekankan pada tujuan pembelajaran aspek afektif.

Hal tersebut terlihat dari lebih banyaknya tujuan pembelajaran aspek afektif

yakni 22 tujuan pembelajaran, daripada tujuan pembelajaran aspek kognitif

yang hanya delapan tujuan pembelajaran. Adanya perumusan tujuan

pembelajaran aspek afektif yang banyak, siswa diharapkan menyadari dan

menunjukkan nilai-nilai yang terdapat pada tujuan tersebut.

2. Desain materi pembelajaran bermuatan nilai terlihat dari adanya materi

pembelajaran bermuatan nilai. Materi pembelajaran bermuatan nilai dirancang

dengan cara menganalogikan teks dasar dengan nilai-nilai. Teks dasar didapat

setelah analisis dari berbagai sumber. Berdasarkan hasil validasi, ada delapan

nilai-nilai yang dapat ditanamkan pada saat proses pembelajaran subtopik

sifat-sifat keperiodikan unsur. Nilai-nilai yang dapat ditanamkan pada siswa

dari subtopik sifat-sifat keperiodikan adalah religius, disiplin, kerja keras,

peduli sosial, kreatif, jujur, bersahabat/komunikatif, dan toleransi.

3. Desain strategi pembelajaran bermuatan nilai terlihat dari dipilihnya strategi

pembelajaran yang dapat menanamkan nilai-nilai pada diri siswa. Yakni,

model pembelajaran kooperatif-inkuiri, metode diskusi dan ceramah,

pendekatan scientific, dan media LKS Pola 5M.

4. Desain evaluasi pembelajaran bermuatan nilai terlihat dari dirancangnya

evaluasi pembelajaran yang dapat mengevaluasi nilai pada diri siswa. Lembar

penilaian yang dapat mengevaluasi nilai meliputi lembar observasi aspek sikap

(27)

B. Saran

Sebagai akhir dari skripsi ini disampaikan saran dengan harapan dapat

dijadikan bahan pertimbangan untuk meningkatkan penelitian lain di masa yang

akan datang. Adapun saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian adalah

perlunya implementasi dari desain pembelajaran bermuatan nilai pada subtopik

sifat-sifat keperiodikan unsur. Selain itu perlu dikembangkan lebih lanjut

mengenai desain pembelajaran bermuatan nilai pada berbagai materi

pembelajaran. Dengan penanaman nilai yang berkesinambungan kepada siswa

merupakan cara terbaik agar siswa dapat memiliki kepribadian yang baik dalam

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Z dan Mahmood, N. (2010). “Effects of Cooperative Learning vs. Traditional Instruction on Prospective Teachers’ Learning Experience and Achievement”. Journal of Faculty of Educational Sciences. 43, (1), 154-164.

Anas, Z. (2012). “Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran di

Sekolah: Kajian Pendidikan Karakter”. Makalah Staf Pusat Kurikulum dan

Perbukuan Kemendiknas, Jakarta.

Aqib, Z. (2011). Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter. Bandung : Yrama

Widya.

BNSP. (2007). Standar Proses. Jakarta : BSNP.

Brady, J. (1999). Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta : Bina Rupa

Aksara.

Chang, R. (2004). Kimia Dasar. Bandung : Erlangga.

Dickdan Carey. (2009). The Systematic Design of Instruction, Sixth Edition. New

York : Pearson.

HAM, M. (2010). Media Pembelajaran Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan

Kimia FPMIPA UPI Bandung.

HAM, M. (2011). Handout Perkuliahan Perencanaan Pembelajaran Kimia.

Bandung : Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI Bandung.

Handi, S. (2012). Akibat Tidak Disiplin. [Online]. Tersedia:

http://edukasi.kompasiana.com/2012/12/16/akibat-tidak-disiplin

(29)

Hartoto. (2013) penelitian Deskriptif. [online]. Tersedia :

http://www.penalaran-unm.org/index.php/artikel-nalar/penelitian/163-penelitian-deskriptif.html.

[27 Mei 2013].

Isjoni. (2010). Pembelajaran Kooperatif. Bandung : Raneka.

Juniastri, M. (2013). Pengembangan Keterampilan Berfikir Kritis Siswa SMA

Pada Materi Sistem Periodik Unsur dengan Model Pembelajaran

Kooperatif tipe TGT. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung : tidak

diterbitkan.

Kaswardi, E.K. (1993). Pendidikan Nilai Memasuki Tahun 2000. Jakarta : PT

Gramedia Widiasarana Indonesia.

Kemdiknas . (2010). Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran di

Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Direktorat PSMP Kemendiknas.

. (2010). Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa.

Jakarta : Puskur-Balitbang, Kemdiknas.

Kemendikbud. (2013). Lampiran IV Permendikbud No. 81 A Tentang

Implementasi Kurikulum. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan.

. (2013). Permendikbud No. 54 Tentang Standar Kompetensi

Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan.

. (2013). Permendikbud No. 64 Tentang Standar Isi Pendidikan

Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

. (2013). Permendikbud No. 65 Tentang Standar Proses

Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan

(30)

90

. (2013). Permendikbud No. 66 Tentang Standar Penilaian

Pendidikan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Kesuma, D. (2012). Pendidikan Karakter. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Lawshe. (1975). “A Quantitative Approach to Content Validity”. Journal of Phersonnel Psychologi, 28, 563-575.

Lickona, T. (2012). Educating for Character : Bagaimana Sekolah Dapat

Memberikan Pendidikan tentang Sikap Hormat dan Tanggung Jawab.

Bandung : Bumi Aksara

Mardiatmadja. (1986). Tantangan Dunia Pendidikan. Yogyakarta : Kanisius.

Megawangi, R. (2008). Pendidikan Karakter Solusi yang Tepat untuk Membangun

Bangsa. Bogor: Indonesia Heritage Foundation.

Mulyana, R. (2011). Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung : Alfabeta.

Mulyatiningsih, E. (2012). Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan.

Bandung: Alfabeta.

Munthe. (2010). Desain Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Intan Mandiri.

Nazir, M. (1999). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Rohani, A. (2004). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Saghafi dan Shatalebi. (2012). “Analyzing The Role of Teachers in The Nature Character Education of Students from The Attitudes of Them”. Arabian Journal of Business and Management Review. 1, (7), 54-59.

Salirawati, D. (2010). “Optimalisasi Pendidikan Nilai/Karakter Dalam

(31)

Sanjaya, W. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sanjaya, W. (2012). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Sauri, S. (2012). “Revitalisasi Pendidikan Sains dalam Pembentukan Karakter

Anak Bangsa untuk Menghadapi Tantangan Global”. Makalah UPI,

Bandung.

Septiarum, L. (2013). Dibiarkan Menyontek, Anak menjadi Kecanduan. [Online].

Tersedia:

http://edukasi.kompasiana.com/2013/11/03/dibiarkan-menyontek-anak-menjadi-kecanduan-606220.html. [27 Mei 2013]

Slavin, R.E. (1995). Cooperative Learning. USA : Allyn and Bacon.

Sudjana, N. (2005). Penilaian Hasil Belajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Sukmadinata, N.S. (2010). Metode Penelitian dan Pendidikan. Bandung : PT

Remaja Rosda Karya.

Sunarya, Y dan Agus, S. (2000). Mudah dan Aktif Belajar Kimia untuk Kelas X

SMA dan MA . Jakarta : Depdiknas.

Sunyono. (2008). “Development of Student Worksheet Base on Environmnet to

Sains Material of Junior High School in Class VII on Semester I”. Processing of The 2nd International Seminar of Science Education-UPI. Bandung.

Suprijono, A. (2009). Cooperative Learning Teory & Aplikasi Paikem.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suyadi, (2013). Startegi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung : PT

(32)

92

Tobing, N L. (2010). Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

dan Jigsaw Menggunakan Media Komputer Terhadap Aktivitas dan Hasil

Belajar Sistem Periodik Unsur pada Siswa Kelas X SMA. Tesis pada

Program Pascasarjana UNIMED : tidak diterbitkan.

Trisnahada. (2011). Pengembangan Strategi Penanaman Nilai Kejujuran dalam

Upaya membina Disiplin dan Kemandirian Siswa Melalui Pembelajaran

IPA di Sekolah. Disertasi pada Program Studi Pendidikan Umum UPI

Bandung : tidak diterbitkan.

Ullrich, C. (2008) Pedagogicaly Founded Coursware forWpringer-eb Based

Learning. Germany : Springer-verlag Berlin Heidelberg.

Umar, S. (2011). Implementasi Model Pengembangan Nilai-Nilai Demokrasi

Melalui Pembelajaran Kooperatif Bagi Upaya Penumbuhan Sikap Warga

Negara yang Demokratis. Disertasi pada Program Studi Pendidikan

Umum UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.

Bandung : UPI.

Wahyuningsih, et al. (2012). “Penerapan Model Kooperatif Group Investigation

Eksperimen Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar”.

Unnes Physics Education Journal. 1, 1-6.

Widjayanti, E. et al. (2008). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Mata

Pelajaran Sains Kimia untuk SMP Kelas VII, VIII, dan IX [Online].

Tersedia : http://staff.uny.acc.id/sites/default/files/paper-Dwijawacanaok

[27 Mei 2013].

(33)

Zubaedi. (2011). Desain Pendidikan Karakter. Jakarta : Kencana Prenada Media

Group.

Zuriah, N. (2007). Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif

Gambar

Gambar 3.1 Alur Penelitian
Tabel 3.1 Kriteria Validasi

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis optimal ekstrak daun mara tunggal ( Clausena excavata Burm F) sebagai bioinsektisida hama Spodoptera litura pada tanaman sawi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan dalam pengembangan studi keperawatan yang baik dalam pemberian promosi kesehatan kepada masyarakat khususnya yang

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi menulis puisi bebas di kelas V SD Negeri

[r]

X = MsgBox("Apakah Anda yakin ingin keluar??",

uji statistik dengan chi square tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara kadar HbAlc dengan kejadian kandidiasis kutis pada pasien DM tipe 2.. penelitian-yang menyatakan

Sambung, Roy, 2014, Pengaruh Kepribadian Terhadap Organizational Citizenship Behaviour (OCB) Dengan Komitmen Organisasional Sebagai Variabel Intervening (Studi pada

 If the enzyme glyceraldehyde 3-phosphate dehydrogenase that has play role in the converting reaction is inhibited, the and the production of 4 molecule of ATP and 2 molecule of