• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Kadar Hemoglobin Glikosilat (HbA1c) Dengan Kandidiasis Kutis Pada Pasien Diabetes tipe 2 di RSUP Haji Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Kadar Hemoglobin Glikosilat (HbA1c) Dengan Kandidiasis Kutis Pada Pasien Diabetes tipe 2 di RSUP Haji Adam Malik Medan"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN GLIKOSILAT (HbA1c) DENGAN KANDIDIASIS KUTIS PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2

DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN

T E S I S

MAULINA NIM : 097105005

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN GLIKOSILAT (HbA1c) DENGAN KANDIDIASIS KUTIS PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2

DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN

T E S I S

Diajukan untuk Melengkapi Tugas dan Persyaratan Memperoleh Keahlian dalam Bidang

Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin

Oleh MAULINA NIM : 097105005

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)
(4)

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Tesis ini adalah hasil karya penulis sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah penulis nyatakan dengan benar

Nama : Maulina

NIM : 097105005

(5)

Hubungan kadar hemoglobin glikosilat ( HbAlc ) dengan kandidiasis kutis pada pasien diabetes mellitus tipe 2

Maulina, Nelva K Jusuf, Kamaliah Muis

Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

RSUP Haji Adam Malik Medan – Indonesia

ABSTRAK

Latar belakang :Kandidiasis kutis merupakan salah satu manisfestasi kelainan kulit oleh karena komplikasi Diabetes melitus (DM). Komplikasi yang timbul berhubungan dengan kondisi hiperglikemia yang ditandai dengan ketiadaan absolut insulin atau penunman relatif insensitivitas sel terhadap insulin. Pemeriksaan hemoglobin

glikosilat (HbAlc) merupakan salah satu pemeriksaan untuk menilai kadar gula darah pada pasien DM. Kadar HbAlc merupakan nilai dari glukosa yang terikat pada hemoglobin. Nilai ini menggambarkan status glikemik dari seseorang pada 2 atau 3

bulan sebelumnya.

Tujuan : Menganalisis hubungan kadar HbAlc dengan kejadian kandidiasis kutis pada pasien DM tipe,2.

Subjek dan metode : Penelitian ini merupakan suatu studi analitik dengan rancangan cross sectional study yang melibatkan 50 orang pasien yang terdiri dari 21 pasien kandidiasis kutis berdasarkan pemeriksaan kerokan kulit, kultur dan slide culture dan 29 pasien non kandidiasis yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, dermatofita dan kelainan kulit non infeksi.

Hasil : Pada penelitian ini didapati distribusi jenis kandidiasis kutis adalah onikomikosis kandida (81%) dari kandidiasis intertriginosa (19%). Distribusi spesies

penyebab kandidiasis kutis terbanyak adalah Candida albicans (67%). Pada perielitian ini ditemukan kandidiasis kutis pada pasien DM tipe 2 umumnya dengan kadar HbAlc tidak terkontrol (90,5%) demikian juga pada kelompok kelainan kulit non kandidiasis kutis sebagian besar dengan kadar HbAlc tidak terkontrol (75,9%). Dari

uji statistik dengan chi square tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara kadar HbAlc dengan kejadian kandidiasis kutis pada pasien DM tipe 2.

Kesimpulan : Hipotesis. penelitian-yang menyatakan ada hubungan kadar HbAlc dengan kejadian kandidiasis kutis pa'da pasien DM tipe 2 ditolak.

(6)

Correlation between the Content of Glycocylate Hemoglobin (HbAlc) and Candidiasis Cutis in Diabetes Melitus Type 2 Patients at Haji Adam Malik

General Hospital, Medan

Maulina, Nelva K. Jusuf, Kamaliah Muis

Department of Dermatology and Venereology Faculty of Medicine, University of Sumatera Utara Haji Adam Malik Generaln Hospital, Medan – Indonesia

Background: Candidiasis cutis is one of the manifestations of skin abnormality caused by the complication of diabetes mellirus (DM). The complication is related to the condition of hyperglycemia which is identified by the absolute absence of insulin or the relative decrease in cell insensitivity to insulin. The complication is related to its glycemyc control. The examination of hemoglobin glycocylate (HbAlc) is one of the examinations to measure sugar blood content in DM patients. HbAlc content is the value of glucose which is attached to hemoglobin. This value reflects glycemyc status of a person in the previous two or three months.

Objective: To analyze the correlation between HbAlc content and the incidence of candidiasis cutis in DM type 2 patients.

Subject and Method: The research was an analytic study with cross sectional study design which involved 50 patients that consisted of 21 candidiasis cutis patients, based on skin scrub, culture, and slid culture and 29 non candidiasis cutis patients caused by bacterium infection, virus, dermatophytes, and non-infection skin abnormality.

Result: It was found that the distribution of candidiasis cutis type was onychomycosis Candida (81%) and candidiasis intertriginous (19%). The distribution of species which caused the most candidiasis cutis was Candida albicans (67%). The result of the research also showed that candidiasis cutis in DM type 2 patients generally had uncontrolled HbAlc content (90.5%); the same was true for the group of non-candidiasis skin abnormality, where most of HbAlc content was not controlled (75.9%). The result of statistic test with chi square showed that there was no significant correlation between HbAlc content and the incidence of candidiasis cutis in DSM type 2 patients.

Conclusion: The hypothesis of the research showed that there was no significant correlation between HbAlc content and the incidence of candidiasis cutis in DM type 2 patients.

(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur, hormat dan kemuliaan penulis panjatkan kehadirat Allah

Subhana Wata’ala yang maha pengasih, yang telah memampukan penulis dalam menyelesaikan seluruh rangkaian punyusunan tesis yang berjudul: ―Hubungan Kadar

Hemoglobin Glikosilat (HbA1c) Dengan Kandidiasis Kutis Pada Pasien Diabetes

tipe 2 di RSUP Haji Adam Malik Medan‖ sebagai salah satu persyaratan untuk

memperoleh gelar keahlian dalam bidang Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin di

Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara.

Dalam penyelesaian tesis ini ada banyak pihak yang Allah telah kirimkan untuk

membantu, memberikan dorongan dan masukan kepada penulis. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini, ijinkanlah penulis menyampaikan rasa terima kasih dan perhargaan

yang setinggi-tingginya kepada:

1. Yang terhormat dr. Kamaliah Muis SpKK selaku pembimbing utama penulis,

yang dengan penuh kesabaran membimbing, memberi masukan dan koreksi

kepada penulis selama proses penyusunan tesis ini, yang juga telah banyak

membantu saya, senantiasa mengingatkan dan memberikan dorongan selama

menjalani pendidikan.

2. Yang terhormat DR.dr. Nelva K Jusuf SpKK(K) selaku pembimbing kedua, yang

dengan penuh kesabaran membimbing, memberi masukan, koreksi dan dorongan

semangat kepada saya.

3. Yang terhormat Prof. Dr. dr. Irma D. Roesyanto-Mahadi, SpKK (K), selaku

sebagai Ketua Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan kesempatan

kepada saya untuk mengikuti pendidikan spesialisasi di bidang Ilmu Kesehatan

Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

4. Yang terhormat dr. Chairiyah Tanjung, SpKK(K), sebagai Ketua Program Studi

(8)

Utara, yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti

pendidikan spesialis ini.

5. Prof. Dr. Chairuddin P Lubis,SpA(K),DTM&H, Bapak Rektor Universitas

Sumatera Utara pada saat saya diterima sebagai peserta Program Magister

Kedokteran Klinik dan Program pendidikan spesialisasi di bidang Ilmu

Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk dapat melaksanakan studi

pada Universitas yang Bapak pimpin.

6. Bapak Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Prof. dr. Gontar

A. Siregar, SpPD,KGEH, yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk

mengikuti Program Magister Kedokteran Klinik dan Program Pendidikan Dokter

Spesialis di Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara.

7. Yang terhormat dr. Irwan Fahri Rangkuti SpKK, sebagai ketua tim penguji, yang

telah memberikan bimbingan dan koreksi atas penyempurnaan tesis ini.

8. Yang terhormat dr. Kristo A Nababan, SpKK, sebagai anggota tim penguji yang

telah banyak memberikan bimbingan, masukan dan koreksi kepada saya dalam

penyusunan tesis ini.

9. Yang terhormat dr. Donna Partogi, SpKK, sebagai anggota tim penguji yang

telah banyak memberikan bimbingan, masukan dan koreksi kepada saya dalam

penyusunan tesis ini.

10. Yang terhormat para Guru Besar, Alm. Prof. Dr. dr. Marwali Harahap, SpKK (K),

Prof. dr. Mansur A. Nasution, SpKK (K), Prof dr. Diana Nasution, SpKK(K)

serta seluruh staf pengajar di Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK

USU, RSUP. H. Adam Malik Medan dan RSU Dr. Pirngadi Medan yang tidak

dapat saya sebutkan satu persatu, yang telah membantu dan membimbing saya

(9)

11. Yang terhormat Bapak Direktur RSUP. H. Adam Malik Medan dan Direktur

RSU Dr. Pirngadi Medan, yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas

kepada saya selama menjalani pendidikan keahlian ini.

12. Yang terhormat dr.Surya Darma, MA selaku konsultan statistik, yang telah

banyak membantu penulis dalam hal metodologi penelitian dan pengolahan

statistik penelitian ini.

13. Yang terhormat seluruh staf/pegawai dan perawat di Bagian Ilmu Kesehatan

Kulit dan Kelamin, baik di RSUP. H. Adam Malik Medan dan RSU Dr. Pirngadi

Medan atas bantuan, dukungan, dan kerjasama yang baik selama ini.

14. Yang terhormat seluruh staf/pegawai dan perawat di Bagian Ilmu Penyakit

Dalam di RSUP. H. Adam Malik Medan atas bantuan, dukungan, dan kerjasama

yang baik selama saya menyelesaikan tesis ini.

15. Yang terhormat semua pasien pasien kandidiasis kutis dengan DM tipe 2 yang

telah terlibat dalam penelitian ini, penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya.

16. Yang tercinta Ayahanda H Dasril,SH tidak ada kata yang mampu menggantikan

rasa terima kasih saya untuk semua pengorbanan, jerih payah dan kasih sayang

bapak untuk saya selama ini, saya berdoa semoga bapak selalu diberikan Allah

kesehatan dan kepada Ibunda tersayang Hj Ernayati , yang dengan penuh cinta

kasih, keikhlasan, doa, kesabaran, dan pengorbanan yang luar biasa untuk

mengasuh, mendidik, dan membesarkan penulis. Tiada ungkapan yang mampu

melukiskan betapa bersyukurnya saya mempunyai kedua orangtua seperti kalian.

Kiranya hanya Allag SWT Yang Maha Kuasa yang dapat membalas segala

kebaikan kalian.

17. Yang tercinta ibunda Soefiatoen dan tante dr.Fatima Indarso SpA(K) terima kasih

atas doa, semangat dan dukungan yang telah diberikan kepada saya selama ini.

18. Yang terkasih Saudara-saudara saya, Ir.Dedi Ermanda, Muhardi, Muhammad

Yamin SE, Ir.Dede Dermawan, Balgis dan Balqis SE, terima kasih atas doa,

(10)

19. Yang terbaik Ir. Ganggas Widjajanto, terima kasih untuk segala dukungan doa,

moril dan materil, perhatian dan kebersamaan kita selama ini.

20. Teristimewa kepada anak-anakku tersayang, Raihana Putri Zefina dan Raihan

Prasetya Nugraha yang telah menjadi motivasi dan inspirasi saya dalam

penyelesaian tesis ini.

21. Yang terhormat dan tersayang Naufilla Shyfa Pradnya dan Drs. Hartoyo Sirkoen

Msi terima kasih atas doa dan semangat dari kalian merupakan salah satu sumber

kekuatan dalam menjalani suka duka masa pendidikan ini.

22. Teman seangkatan dan sahabat saya tersayang, dr. Ririe A Lubis, dr. Dinna devi,

dr.Julianti Tarigan, dr.Rini Chrisna, dr.E.Heriawati, dr.Rizky Kurniawan, dr. Ade

Sri Wahyuni, terima kasih untuk kerja sama, kebersamaan, waktu dan kenangan

yang tidak akan pernah terlupakan selama menjalani pendidikan ini.

23. Sahabat-sahabat saya tersayang dr.Samira, dr.Ade Arhamni Mked(KK) ,

dr.Erlinta Sembiring, dr. Nency Nora Sitohang, dr. Liza Arianita, dr.Ridha

Raudah, dr.Nita Andrini, Hj Yusnita, Dewi Maya Octarina, Yunita Siregar,

Chandra Dewi Batu Bara, yang telah menjadi teman berbagi cerita suka dan duka

selama menjalani pendidikan ini.

24. Yang terhormat seluruh teman sejawat peserta Program Pendidikan Dokter

Spesialis Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK USU yang tidak dapat saya

sebutkan satu-persatu atas segala bantuan, dukungan, dan kerjasama yang telah

diberikan kepada saya selama menjalani masa pendidikan dan penyelesaian tesis

ini.

25. Trimakasi kepada bibik Mukidah dan Adek Herman atas bantuannya menjaga

anak-anak disaat saya menjalani masa pendidikan, bantuan yang sangat saya

hargai.

26. Kepada seluruh staf Laboratorium RSUP. H. Adam Malik Medan, yang telah

(11)

Saya menyadari bahwa tesis ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi

kesempurnaan tesis ini. Kiranya tesis ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Pada kesempatan ini, perkenankanlah saya untuk menyampaikan permohonan

maaf yang setulus-tulusnya atas segala kesalahan atau kekhilafan yang telah saya

lakukan selama proses penyusunan tesis dan selama menjalani masa pendidikan ini.

Dan akhir kata, dengan penuh kerendahan hati, saya panjatkan doa kepada

Allah SWT Yang Maha Pengasih, agar kiranya berkenan untuk memberkati dan

melindungi kita sekalian. Amin.

Medan, Agustus 2014

Penulis

(12)

DAFTAR ISI

1.4.3 Bidang pengembangan penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Kandidiasis kutis ... 7

2.1.1 Epidemiologi ... 7

2.1.2 Etiologi dan pathogenesis ... 7

2.1.3 Gambaran klinis ... 11

2.1.4 Diagnosis ... 13

2.1.5 Pemeriksaan penunjang... 13

2.1.6 Diagnosis banding ... 14

2.1.7 Pengobatan ... 14

2.2 Diabetes melitus ... 15

2.3 Hemoglobin glikosilat ... 17

(13)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 22

3.5 Cara pemilihan sampel penelitian ... 24

3.6 Kriteria inklusi dan eksklusi ... 24

3.9 Rencana pengolahan dan analisis data ... 33

3.10 Kerangka operasional ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35

4.1 Karakteristik subyek Penelitian ... 35

(14)
(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kriteria diagnosis DM ... 16

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gambaran mikroskopis candida ... 10

Gambar 2.2 Diagram kerangka teori ... 20

Gambar 2.3 Diagram kerangka konsep ... 21

Gambar 3.1 Diagram kerangka operasional... 34

Gambar 4.1 Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin ... 35

Gambar 4.2 Distribusi subjek penelitian berdasarkankelompok umur ... 36

Gambar 4.3 Distribusi subjek penelitian berdasarkanspesies candida ... 37

Gambar 4.4 Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis-jenis kandidiasis kutis ... 38

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Naskah penjelasan kepada pasien / orangtua/ keluarga pasien ... 45

2. Lembar persetujuan setelah penjelasan (informed consent) ... 47

3. Status sampel penelitian ... 48

4. Lembar persetujuan komite etik ... 53

5. Data penderita ... 54

6. Tabel frekuensi ... 56

7. Onikomikosis kandida/paronikia kandida ... 59

8. Dermatofit onikomikosis ... 60

9. Kandidiasis kutis intrtriginosa ... 61

(18)

DAFTAR SINGKATAN DAN TANDA

ABC : ATP-binding cassette

ADS : American Diabetes Association

ALS : Adhesion like sequence

ASD : Agar Sabouraud dekstrosa

AIDS : Aquaired imunodefisiensi syndrome

ALS : Adhesion like sequence

Antidiabetik CYP2C9 : Antidiabetik cytochrome P2C9

BB : BeratBadan

C. albicans : Candida albicans

C. stellatoidea : Candidastellatoidea

C. tropicalis : Candidatropicalis

C.krusei : Candida krusei

C.guillermondi : Candida guillermondi

C.parapsilosis : Candida parapsilosis

C. non albicans : Candida non albicans

Flukonazol CYP3A : Flukonazolcytochrome P3A Cut off : Nilai batas normal dan abnormal DM tipe 2 : Diabetes mellitus tipe 2

Dkk : dan kawan-kawan

FKUSU : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

GDP : Glukosa Darah Puasa

GDS : Glukosa Darah Sewaktu

GDM : Diabetes mellitus gestasional

HbA1a : Haemoglobin glikosilat a HbA1b : Haemoglobin glikosilat b HbA1c : Haemoglobin glikosilat c

HIV : Human Immunodeficiency Virus

HWP1 : Hipal wall protein 1

Hb : Haemoglobin

IDDM : Insulin dependent diabetes melitus

IMT : Indeks Masa Tubuh

Itrakonazol CYP3A4 : Itrakonazo cytochrome P3A4 g/dL : gram per desiliter

KOH : Kalium hidroksida

Ketakonazol CYP3A4 : Ketakonazol cytochrome P2C9

Kg : kilogram

NIDDM : Non nsulin dependent diabetes melitus

m2 : Meter bujur sangkar

PMN : Polimononuklear

RSUP HAM : Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

SD : Sekolah Dasar

SLTA : Sekolah Lanjutan Tingkat Atas SLTP : Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

Gambar

Tabel frekuensi ......................................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pengolahan analisis statistik chi – square tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara umur dengan kejadian stroke fase

Skripsi dengan judul “Hubungan Penyakit Diabetes Melitus Dengan Kejadian Kandidiasis Kutis Di RSUP DR Soeradji Tirtonegoro Klaten” ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak..

Siregar, SpPD,KGEH, yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti Program Magister Kedokteran Klinik dan Program Pendidikan Dokter Spesialis di

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang pentingnya kontrol glikemik yang baik untuk menurunkan resiko infeksi jamur superfisial

The frequency of superficial fungal infection in patients with diabetes mellitus and its relation to the level of HbA1c.. Perkumpulan Endokrinologi

Untuk memenuhi salah satu persyaratan menyelesaikan Program Magister Kedokteran Klinik dengan konsentrasi pada Spesialisasi Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas

Di Indonesia, penelitian yang dilakukan oleh Harjuna Duta (2014) di RS Haji Surabaya mengemukakan bahwa kadar HbA1c pada pasien DM tipe 2 memiliki hubungan yang bermakna

Penelitian sebelumnya yang membandingkan kadar HbA1C pada penderita DM tipe 2 dengan kadar glukosa darah puasa terkait terapi anitidiabetik, menunjukkan bahwa