• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FREKUENSI GERAK DAN TEKNIK DENGAN MENGGUNAKAN MOTION DAN NOTATIONAL ANALYSIS METHODS DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS : Studi Banding Antara Sistem Rally Point Dengan 15 Poin.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS FREKUENSI GERAK DAN TEKNIK DENGAN MENGGUNAKAN MOTION DAN NOTATIONAL ANALYSIS METHODS DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS : Studi Banding Antara Sistem Rally Point Dengan 15 Poin."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FREKUENSI GERAK DAN TEKNIK DENGAN

MENGGUNAKAN MOTION DAN NOTATIONAL ANALYSIS

METHODS DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

( Studi Banding Antara Rally Point Dengan 15 Poin)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Program Studi Ilmu Keolahragaan

Oleh

ATIAN RAHMAN MAULA 0905897

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN

JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

ANALISIS FREKUENSI GERAK DAN TEKNIK DENGAN

MENGGUNAKAN MOTION DAN NOTATIONAL ANALYSIS

METHODS DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

(Studi Banding Antara Rally Point Dengan 15 Poin)

Oleh:

Atian Rahman Maula

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar sarjana sains program studi ilmu keolahragaan

©Atian Rahman Maula 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2014

Hak cipta dilindungi undang-undang

(3)

ATIAN RAHMAN MAULA

ANALISIS FREKUENSI GERAK DAN TEKNIK DENGAN

MENGGUNAKAN MOTION DAN NOTATIONAL ANALYSIS

METHODS DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

(Studi Banding Antara Rally Point Dengan 15 Poin)

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Agus Rusdiana, M.Sc., Ph.D. NIP. 197608122001121001

Pembimbing II

Nur Indri Rahayu,S.Pd., M.Ed. NIP. 198110192003122001

Mengetahui

Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan FPOK UPI

(4)

Atian Rahman Maula, 2014

Analisis Frekuensi Gerak Dan Teknik Dengan Menggunakan Motion Dan Notational Analysis Methods Dalam Permainan Bulutangkis

ABSTRAK

ANALISIS FREKUENSI GERAK DAN TEKNIK DENGAN MENGGUNAKAN MOTION DAN NOTATIONAL ANALYSIS

METHODS DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

( Studi Banding Antara Sistem Rally Point Dengan 15 Poin )

Atian Rahman Maula

0905897

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis perbandingan frekuensi gerak dan teknik antara sistem rally point dengan sistem 15 poin. sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah atlet putra kelompok remaja sebanyak 8 orang yang diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengambilan data dilakukan dengan melakukan simulasi game. Dalam penelitian ini, penulis hanya menggunakan dua game saja. Langkah pertama tiap sampel bermain dengan menggunakan sistem rally point selama dua game. Selanjutnya tiap sampel bermain dengan menggunakan sistem 15 poin. Untuk pengolahan dan analisis datanya menggunakan statistik Uji-T yaitu Independent Sample T-test. Sedangkan untuk pengolahan hasil datanya menggunakan program SPSS for

Windows versi 16. Dari pengolahan analisis data diperoleh hasil data sebagai

berikut: untuk frekuensi gerak nilai (p) = 0,043. Sedangkan untuk frekuensi teknik nilai (p) = 0,034. Dari hasil kedua data tersebut dapat diketahui bahwa nilai (p) < 0,05. Berdasarkan hasil tersebut, penulis menyimpulkan bahwa: Terdapat perbedaan frekuensi gerak yang signifikan antara sistem rally point dengan sistem 15 poin. Dan Terdapat perbedaan frekuensi teknik yang signifikan antara sistem

rally point dengan sistem 15 poin.

(5)

Atian Rahman Maula, 2014

Analisis Frekuensi Gerak Dan Teknik Dengan Menggunakan Motion Dan Notational Analysis Methods Dalam Permainan Bulutangkis

ABSTRACT

ANALYSIS FREQUENCIES OF MOTION AND TECHNIQUE BY

USING MOTION AND NOTATIONAL ANALYSIS METHODS IN

GAME OF BADMINTON

Atian Rahman Maula 0905897

This research’s aimed to analyze comparison between the frequency of the motion and technical rally point with 15 points system. The sample used in this research were male athlete group of teenagers from 8 people were taken by using purposive sampling. Technique data collection conducted with the simulation game. In these studies, author used only two games. First steps each sample played by using with rallying point in two games. Furthermore every sample plays in the 15 points. For processing and analysis of data using statistical t-test is Independent Sample t-test. Meanwhile, for the processing of data using SPSS for Windows version 16. Analysis of the results of processing data obtained as follows: for frequency of the motion was value (p) = 0,043. While the value of the technique for frequency (p) = 0,034. Based on these results, the author that concludes, there was a significant difference between the frequencies of the motion system rally point with the 15 points system. And there was significant difference frequencies technique between the rally point with 15 points system.

(6)

Atian Rahman Maula, 2014

Analisis Frekuensi Gerak Dan Teknik Dengan Menggunakan Motion Dan Notational Analysis Methods Dalam Permainan Bulutangkis

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka ... 7

B. Kerangka Berfikir ... 31

C. Asumsi Penelitian ... 32

D. Hipotesis Penelitian ... 32

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 34

B. Desain Penelitian ... 34

C. Populasi dan Sampel ... 35

D. Definisi Operasional ... 35

E. Instrumen Penelitian ... 37

(7)

Atian Rahman Maula, 2014

Analisis Frekuensi Gerak Dan Teknik Dengan Menggunakan Motion Dan Notational Analysis Methods Dalam Permainan Bulutangkis

G. Analisis Data ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian ... 41

B. Pengolahan dan Analisis Data ... 53

C. Pembahasan ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 62

(8)

Atian Rahman Maula, 2014

Analisis Frekuensi Gerak Dan Teknik Dengan Menggunakan Motion Dan Notational Analysis Methods Dalam Permainan Bulutangkis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Olahraga bulutangkis merupakan suatu permainan yang dimainkan oleh dua orang atau empat orang yang saling berlawanan dengan menggunakan raket, net dan satelkok sebagai peralatannya. Menurut Subarjah (2009, hlm. 1) mengemukakan bahwa:

Permainan bulutangkis ini pada hakikatnya adalah suatu permainan yang saling berhadapan satu orang lawan satu orang atau dua orang lawan dua orang, dengan menggunakan raket dan satelkok sebagai alat permainan, yang dimainkan pada lapangan tertutup maupun terbuka dengan lapangan permainan berupa lapangan yang datar terbuat dari lantai beton, kayu atau karpet yang ditandai dengan garis sebagai batas lapangan dan dibatasi oleh net pada tengah lapangan permainan.

Bagi bangsa Indonesia olahraga bulutangkis merupakan olahraga semua lapisan masyarakat, karena olahraga ini dapat dimainkan oleh berbagai kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa pria sampai wanita. Seperti yang dikemukakan oleh Tohar (dalam Jaya, L, 2011, hlm. 37) „bahwa olahraga bulutangkis adalah olahraga rakyat dan telah dikenal di tanah air sejak lama. Dikatakan sebagai olahraga rakyat karena sudah dimainkan oleh segenap lapisan masyarakat, baik di kota, di desa, oleh orang tua, anak-anak, laki-laki maupun perempuan‟. Selain sebagai olahraga rekreasi, bulutangkis juga merupakan olahraga prestasi yang mampu membawa bangsa Indonesia ke prestasi tingkat dunia. Terbukti dari berbagai kejuaraan tingkat dunia, baik perorangan maupun beregu, Indonesia mampu memboyong beberapa lambang supermasi di bidang olahraga bulutangkis.

(9)

2

Atian Rahman Maula, 2014

Analisis Frekuensi Gerak Dan Teknik Dengan Menggunakan Motion Dan Notational Analysis Methods Dalam Permainan Bulutangkis

berhasil menjadi juara, tidak hanya di nomor tunggal, akan tetapi di semua nomor (Tribun Jabar, 3 Desember 2012, hlm. 12). Terlebih jika melihat hasil tim

Puncak merosotnya penampilan bulutangkis Indonesia terjadi di Olimpiade London 2012. Saat itu, Taufik Hidayat dan kawan-kawan tak mampu mempersembahkan medali dari cabang olahraga bulutangkis ini. Tragisnya lagi, satu harapan di ganda putri Indonesia , Gresia Polli/Meiliana Juahari yang saat itu bertarung di semi final harus didiskualifikasi dari arena olimpiade bersama 3 pasangan ganda putri semi finalis lainnya dari Korea dan Cina karena terbukti tidak sportif dan professional. Yaitu tidak berusaha menampilkan permainan terbaiknya dan justru mencari kekalahan untuk mendapatkan strategi lawan di babak berikutnya. Padahal sejak tahun 60-an, Indonesia memegang peran penting dalam even-even international. Indonesia mampu bicara banyak dan selalu menjadi juara dalam even-even tersebut (Adi Surya, R, 2012).

Para mantan atlet bulutangkis Indonesia sangat prihatin terhadap prestasi bulutangkis Indonesia saat ini. Salah satunya adalah Susi Susanti yang merasa sedih atas menurunnya prestasi bulutangkis Indonesia di kancah internasional. Sementara itu, legenda hidup lainnya, Liem Swie King mengatakan, kegagalan dalam mempertahankan tradisi emas menjadi pukulan tersendiri. “Secara garis besar, di ajang Olimpiade dan piala Thomas-Uber memang sangat menurun. Indonesia sekarang ada di bawah, negara lain menganggap Indonesia bukan sebagai juara dunia lagi. Indonesia kehilangan pamor sebagai salah satu kekuatan bulutangkis dunia,” ujar pemain yang dijuluki King Smash ini (Akhrizal, 2012).

(10)

3

Atian Rahman Maula, 2014

Analisis Frekuensi Gerak Dan Teknik Dengan Menggunakan Motion Dan Notational Analysis Methods Dalam Permainan Bulutangkis

ditakutkan di mata dunia, tetapi kenapa setelah itu grafiknya menurun," ujar Pemain spesialis ganda yang pernah menyabet medali emas Olimpiade tahun 1996 bersama pasangannya, Ricky Soebagja (Monalisa, 2012).

Sedangkan menurut mantan juara dunia Joko Suprianto, terputusnya rantai tradisi emas di ajang olimpiade merupakan kesalahan Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) dalam pembinaan. “ ada yang keliru dalam sistem pembinaan disana. Mereka menganggap bahwa apa yang mereka programkan sudah tepat, padahal belum tentu, karena mereka tidak melibatkan orang-orang yang betul-betul paham dalam soal bulutangkis. Sinyal ini sudah kami nyalakan pasca kehancuran di Thomas dan Uber Cup kemarin lewat putusan petisi bulutangkis Indonesia. Komponen bulutangkis Indonesia harus secepatnya menyadari bahwa pola pembinaan di PBSI harus di rubah,” beber Joko yang juga anggota petisi bulutangkis Indonesia pada pos kota, Jumat (3/8/2012).

Penurunan prestasi bulutangkis di Indonesia dipengaruhi oleh banyak faktor mulai dari atletnya sendiri, proses dan model latihannya yang masih menggunakan cara tradisional, kurang adanya pemanfaatan teknologi, perubahan sistem pertandingan, serta masih rendahnya kualitas pembinaan. Seperti yang diungkapkan oleh Kurniawan dan Siregar (dalam Sugandi, B, 2013, hlm. 1)

„bahwa rendahnya kualitas pembinaan dianggap sebagai salah satu penyebab pokok kondisi ini, lebih khususnya tentang penyebab menurunnya prestasi bulutangkis Indonesia‟. Dari segi waktu, sistem poin yang dulu dalam satu pertandingan bisa mencapai satu jam bahkan lebih, sedangkan sistem poin yang sekarang bisa diselesaikan dalam waktu 30 menit.

(11)

4

Atian Rahman Maula, 2014

Analisis Frekuensi Gerak Dan Teknik Dengan Menggunakan Motion Dan Notational Analysis Methods Dalam Permainan Bulutangkis

point bagi pemain bulu tangkis. Pertama, sistem ini telah menghilangkan esensi

dari sebuah servis. Siapa pun yang servis tidak berpengaruh pada penambahan poin. Dalam skor lama, angka diperoleh pemegang servis setelah mematikan lawan. Sedangkan pada skor baru penentu angka bukan pada servis melainkan pada permainan setelah servis.

Kedua, prinsip dasar sistem rally point adalah reward and punishment. Angka diperoleh sebagai ''hadiah'' bagi pemain yang berhasil

mematikan lawan atau akibat ''hukuman'' atas kesalahan lawan. Siapa yang bermain bagus dan teliti, dia mendapat angka. Siapa yang bermain jorok (boros), lawan yang mendapatkan angka. Prinsip dasar itu tampaknya belum dihayati sepenuhnya oleh pemain-pemain elite Indonesia. Taufik Hidayat masih bermain dengan pola lama, membiarkan diri terus tertinggal angka dari Bao Chunlai di semifinal Indonesia super series 2007, sehingga akhirnya kalah. Begitu pula dengan Nova Widianto/Lilyana Natsir. Sistem ini memberikan tekanan ganda pada pemain yang ketinggalan angka. Batas tekanan itu biasanya hingga lima angka. Artinya, bila seorang pemain sudah ketinggalan sampai lima angka, lebih-lebih saat lawan mencapai poin kritis 18, hampir dapat dipastikan dia akan kalah. Tidak ada lagi cerita skor 1 - 14 bisa terkejar seperti ketika Rudy Hartono melawan Liem Swie King.

Pendeknya, pemain tidak lagi punya otonomi terhadap permainan. Tidak lagi bisa seenaknya karena sedang pegang servis. Sedikit saja berbuat salah, dia akan kehilangan angka. Harus konsentrasi penuh sejak menit pertama sampai menit terakhir. Ketiga, sistem ini juga menuntut kecermatan yang prima dari seorang pemain. Tidak ada lagi toleransi terhadap kecerobohan. Kontrol bola yang bagus akan menyumbangkan banyak angka. Kondisi fisik yang kurang prima merupakan ancaman besar, seperti yang dialami pasangan Flandy Limpele/ Vita Marissa saat tersisih di babak awal, meski baru saja juara di Singapura. Dalam sistem rally point, para pemain bulutangkis tidak hanya mengandalkan speed dan

power saja, tetapi masih perlu kelengkapan lainnya, yaitu kecermatan,

(12)

5

Atian Rahman Maula, 2014

Analisis Frekuensi Gerak Dan Teknik Dengan Menggunakan Motion Dan Notational Analysis Methods Dalam Permainan Bulutangkis

Dalam kaitannya dengan masalah di atas, banyak sekali faktor-faktor yang membuat turunnya prestasi bulutangkis Indonesia. Salah satunya yaitu faktor perubahan sistem poin. Dari sistem poin yang dulu (15 x 3) ke sistem poin yang baru (21 x 3) yaitu rally point. Perubahan sistem poin ini dibuat oleh BWF pada bulan desember tahun 2005, dan mulai digunakan pada tahun 2006. Di antara kedua sistem poin tersebut kemungkinan besar memiliki perbedaan-perbedaan, baik dari segi waktu, teknik , gerak maupun dari segi fisiknya. Dengan demikian melihat penjelasan masalah di atas perlu kajian lebih dalam mengenai perbedaan dari kedua sistem poin tersebut. Maka penulis melakukan penelitian yang berjudul

“Analisis Frekuensi Gerak Dan Teknik Dengan Menggunakan Motion Dan

Notational Analysis Methods Dalam Permainan Bulutangkis ( Studi Banding

Antara Sistem Rally Point Dengan 15 Poin )”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka permasalahan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah terdapat perbedaan frekuensi gerak yang signifikan antara sistem

rally point dengan 15 poin ?

2. Apakah terdapat perbedaan frekuensi teknik yang signifikan antara sistem

rally point dengan 15 poin ?

3. Bagaimana gambaran teknik yang dominan pada sistem rally point dan 15 poin ?

C. Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menganalisis perbedaan frekuensi gerak antara rally point dengan 15 poin. 2. Menganalisis perbedaan frekuensi teknik antara rally point dengan 15 poin. 3. Mengetahui gambaran teknik yang dominan pada sistem rally point dan 15

(13)

6

Atian Rahman Maula, 2014

Analisis Frekuensi Gerak Dan Teknik Dengan Menggunakan Motion Dan Notational Analysis Methods Dalam Permainan Bulutangkis

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bukti deskripsi perbedaan frekuensi gerak dan teknik antara sistem rally point dengan sistem 15 poin yang nantinya dapat dipergunakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan.

1. Bagi akademisi.

a. Sebagai informasi ilmiah bagi dunia olahraga bulutangkis terutama bagi para atlet maupun pelatih dan pihak yang berkompeten terhadap pembinaan atlet bulutangkis Indonesia.

b. Bahan kajian bagi para pakar dalam bidang olahraga bulutangkis dalam meningkatkan kualitas atlet baik dari segi fisik maupun teknik, agar mendapatkan prestasi yang lebih baik.

2. Bagi praktisi.

a. Acuan dalam melaksanakan pembinaan atlet bulutangkis Indonesia.

(14)

Atian Rahman Maula, 2014

Analisis Frekuensi Gerak Dan Teknik Dengan Menggunakan Motion Dan Notational Analysis Methods Dalam Permainan Bulutangkis

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

„Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data penelitiannya‟ (Arikunto, dalam Arinil, N, 2013, hlm. 34).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif komparatif. Metode penelitian kuantitatif menurut Sugiono (2009, hlm. 8) yaitu:

Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Sedangkan penelitian komparatif adalah „penelitian yang berusaha untuk menemukan perbedaan tentang benda, orang, prosedur kerja, ide, kritik terhadap orang, kelompok, terhadap suatu ide, atau suatu prosedur kerja‟ (Arikunto, dalam Sudijono, 2008, hlm. 274). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebasnya adalah sistem rally point dan 15 Poin. Sedangkan yang menjadi variabel terikatnya adalah Frekuensi gerak dan teknik dalam permainan bulutangkis.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah “semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian” (Suherman, dkk, 2009, hlm. 50). Berikut gambar desain penelitian ditunjukkan oleh Gambar 3.1.

(15)

35

Atian Rahman Maula, 2014

Analisis Frekuensi Gerak Dan Teknik Dengan Menggunakan Motion Dan Notational Analysis Methods Dalam Permainan Bulutangkis

Dari gambar desain penelitian diatas, yang menjadi variabel bebasnya adalah sistem poin. sedangkan yang menjadi variabel terikatnya adalah gerak dan teknik.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiono, 2009, hlm. 80). Populasi dalam penelitian ini adalah atlet laki-laki PB. Mutiara Bandung tingkat remaja yang berusia antara 14-17 tahun yang berjumlah 40 orang.

2. Sampel

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut” (Sugiono, 2009, hlm. 81). Sampel dalam penelitian ini adalah 8 orang atlet laki-laki PB. Mutiara Bandung tingkat remaja yang berusia antara 14- 17 tahun. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

Sampling Purposive. “Yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu” (Sugiono, 2009, hlm. 85). Pertimbangan pengambilan sampel dalam penelitian ini didasarkan pada raihan prestasi atau mempunyai peringkat ranking di tingkat provinsi Jawa Barat.

D. Definisi Operasional

1. Frekuensi Gerak Dan Teknik a. Frekuensi

(16)

36

Atian Rahman Maula, 2014

Analisis Frekuensi Gerak Dan Teknik Dengan Menggunakan Motion Dan Notational Analysis Methods Dalam Permainan Bulutangkis

langkah maupun melakukan salah satu teknik bulutangkis dalam satu pertandingan.

b. Gerak

“Gerak itu merupakan keniscayaan dan tergolong kebutuhan dasar seperti

halnya makan dan minum. Karena bergerak manusia mampu bertahan hidup dan melalui gerak itulah manusia mencapai beberapa tujuan seperti pertumbuhan fisik, perkembangan mental dan sosial” (Supandi, 1991, hlm. 33). Dalam hubungannya dengan olahraga gerak sangat berkaitan dengan fisik. Kondisi fisik yang baik dapat menunjang penampilan keterampilan gerak dan penguasaan teknik dasar dari suatu cabang olahraga. Dalam penelitian ini gerak langkah yang akan diteliti yaitu gerak langkah kedepan kanan dan kiri, kesamping kanan dan kiri maupun kebelakang kanan dan kiri.

c. Teknik

Menurut Suharno (dalam Kurnia, A, 2010, hlm. 37) berpendapat bahwa

„teknik adalah suatu proses gerakan dan pembuktian dalam praktek dengan sebaik

mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam cabang olahraga‟. Dalam penelitian ini teknik bulutangkis yang akan diteliti yaitu teknik netting, dropshot,

drive, underhand lob/ clear, overhead lob/ clear, smash, return of smash, dan

overhead backhand.

2. Motion dan Notational Analysis Methods

Metode ini digunakan untuk menghitung atau menganalisis frekuensi gerak dan teknik yang dilakukan selama permainan bulutangkis berlangsung. 3. Permainan Bulutangkis

Permainan bulutangkis merupakan suatu permainan yang dimainkan oleh dua orang atau empat orang yang saling berlawanan dengan menggunakan raket, net dan satelkok sebagai peralatannya. Seperti yang dikemukakan oleh Subarjah (2009, hlm. 19) bahwa “Permainan bulutangkis merupakan jenis olahraga yang dimainkan dengan menggunakan net, raket sebagai alat pemukul, satelkok sebagai objek yang dipukul, dan berbagai keterampilan, mulai keterampilan dasar hingga

(17)

37

Atian Rahman Maula, 2014

Analisis Frekuensi Gerak Dan Teknik Dengan Menggunakan Motion Dan Notational Analysis Methods Dalam Permainan Bulutangkis

4. Sistem Rally Point dan 15 Poin

Sistem rally point merupakan sistem poin baru dalam permainan bulutangkis yang ditentukan oleh Badminton World Federation (BWF) pada bulan Desember tahun 2005 dan mulai digunakan pada tahun 2006. Jika sebelumnya perolehan angka ditentukan oleh pemegang servis, dalam sistem rally

point hal itu tidak berlaku lagi. Pemain yang tidak memegang sevis pun bisa

langsung memperoleh poin jika satelkok pukulannya masuk ke daerah lawan atau lawan melakukan kesalahan. Sedangkan sistem 15 poin telah digunakan dalam permainan bulutangkis sejak dulu. Yaitu dengan menggunakan sistem 15x3 untuk pemain pria dan 11x3 untuk pemain wanita. Perolehan angka dalam sistem poin ini ditentukan oleh pemegang servis.

E. Instrumen Penelitian

1. Kamera

(18)

38

Atian Rahman Maula, 2014

Analisis Frekuensi Gerak Dan Teknik Dengan Menggunakan Motion Dan Notational Analysis Methods Dalam Permainan Bulutangkis

2. Motion dan Notational Analysis Methods

Motion Analysis Methods digunakan untuk menganalisis atau menghitung

frekuensi gerak langkah selama permainan bulutangkis berlangsung. Sedangkan

Notational Analysis Methods digunakan untuk menganalisis atau menghitung

frekuensi teknik-teknik bulutangkis yang dilakukan pemain bulutangkis selama bermain bulutangkis.

3. Perlengkapan Permainan Bulutangkis

Perlengkapan dalam permainan bulutangkis adalah raket, satelkok, net, tiang net dan lapangan bulutangkis.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan untuk pengambilan data adalah sebagai berikut:

Gambar 3.2

(19)

39

Atian Rahman Maula, 2014

Analisis Frekuensi Gerak Dan Teknik Dengan Menggunakan Motion Dan Notational Analysis Methods Dalam Permainan Bulutangkis

1. Dokumentasi

„Dokumentasi adalah suatu cara pengambilan data yang bertujuan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian‟ (Soehartono, dalam Astriani, 2010, hlm. 37). Langkah Pertama, mempersiapkan peralatan dan perlengkapan untuk pengambilan data, seperti raket, satelkok, mengecek kondisi lapangan serta menempatan posisi kamera. Kedua, mempersiapkan sampel yang akan bermain. Teknik pelaksanaannya, sampel akan bermain dengan kategori tunggal remaja putra. Untuk pengambilan data pertama, sampel bermain dengan menggunakan sistem rally point. Ketiga, setelah semua sampel bermain dengan sistem rally

point, kemudian dilanjutkan dengan pengambilan data yang kedua yaitu sampel

bermain dengan menggunakan sistem 15 Poin.

Selanjutnya, semua data video yang telah dilakukan oleh seluruh sampel diolah dan dihitung dengan menggunakan metode Motion dan Notational

Analysis. Untuk mengolah data Frekuensi gerak menggunakan metode Motion

Analysis. Sedangkan untuk mengolah data Frekuensi teknik menggunakan Metode

Notational Analysis.

(20)

40

Atian Rahman Maula, 2014

Analisis Frekuensi Gerak Dan Teknik Dengan Menggunakan Motion Dan Notational Analysis Methods Dalam Permainan Bulutangkis

G. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji-T. Yaitu,

Independen Sample T-test yang bertujuan untuk menguji perbedaan yang

signifikan diantara dua kelompok sampel. Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah perbandingan yang dilakukan antara Frekuensi gerak dan teknik pada sistem rally point dengan Frekuensi gerak dan teknik pada sistem 15 poin. Tingkat kepercayaan analisis data pada penelitian ini adalah 95%, sehingga nilai α dalam penelitian ini adalah 0,05. Analisis statistik yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan program SPSS for Windows versi 16.

(21)

Atian Rahman Maula, 2014

Analisis Frekuensi Gerak Dan Teknik Dengan Menggunakan Motion Dan Notational Analysis Methods Dalam Permainan Bulutangkis

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil Penelitian, pengolahan dan analisis data, serta pembahasan yang telah Penulis lakukan, maka dapat disimpulkan beberapa poin penting dari Penelitian ini. Diantaranya Penulis dapat menyimpulkan bahwa :

1. Terdapat perbedaan frekuensi gerak yang signifikan antara sistem rally point dengan sistem 15 poin. Yang mana frekuensi gerak pada sistem 15 poin lebih banyak dari pada rally point. Hal ini dikarenakan dalam sistem 15 poin waktu bermainnya lebih lama, sehingga pemain bisa melakukan gerak ke setiap sudut lapangannya lebih banyak.

2. Terdapat perbedaan frekuensi teknik yang signifikan antara sistem rally point dengan sistem 15 poin. Yang mana frekuensi gerak pada sistem 15 poin lebih banyak dari pada rally point. Hal ini dikarenakan dalam sistem 15 poin waktu bermainnya lebih lama, sehingga pemain bisa melakukan variasi-variasi tekniknya lebih banyak.

3. Pada sistem 15 poin, teknik yang paling dominanya adalah teknik netting,

drop shot, backhand, underhand lob dan overhead lob. Hal ini dikarenakan

pada sistem 15 poin watu bermainnya lebih lama, sehingga pemain lebih banyak menggunakan pola bertahan. Sedangkan pada sistem rally point teknik yang palind dominannya adalah teknik drive, return of smash, dan smash. Karena jika dilihat dari gaya permainan pada sistem rally point, pemain lebih banyak menggunakan pola menyerang. Sehingga ketiga teknik tersebut lebih sering dilakukan.

B. Saran

(22)

61

Atian Rahman Maula, 2014

Analisis Frekuensi Gerak Dan Teknik Dengan Menggunakan Motion Dan Notational Analysis Methods Dalam Permainan Bulutangkis

1. Penelitian mengenai perbandingan antara kedua sistem poin ini perlu dilanjutkan. Agar mendapatkan penjelasan yang lebih detail. Karena Penelitian ini hanya terbatas pada variabel gerak dan teknik saja. Untuk itu Penulis merekomendasikan kepada Peneliti berikutnya untuk menambahkan variabel lain yang lebih detail, seperti, waktu bermain, waktu kerja, waktu istirahat, ataupun dari segi tingkat kesalahannya.

2. Dalam Penelitian ini, variabel teknik yang ditelitinya hanya sebagian. Untuk itu Penulis merekomendasikan supaya melakukan Penelitian lebih lanjut mengenai teknik bulutangkis yang lainnya seperti High Service, Short Service,

Flick Service,Offensive Underhand Lob, Drive Dropshot, Offensive Overhead

Lob, Chopped, Overhead Backhand Dropshot Dan Around The Head.

3. Sampel yang digunakan dalam Penelitian ini adalah atlet laki-laki tingkat remaja yang berusia antara 14-17 tahun, oleh karena itu Penulis merekomendasikan untuk menggunakan sampel dengan tingkatan yang berbeda seperti tingkat usia dini, pemula, taruna maupun tingkat dewasa. 4. Dalam Penelitian ini sampel yang dipilih adalah atlet dengan kelompok

tunggal putra. Oleh karena itu, Penulis merekomendasikan untuk menggunakan sampel dengan Kelompok yang berbeda seperti kelompok tunggal putri, ganda putra, ganda putri, ganda campuran, maupun kelompok dewasa.

(23)

Atian Rahman Maula, 2014

Analisis Frekuensi Gerak Dan Teknik Dengan Menggunakan Motion Dan Notational Analysis Methods Dalam Permainan Bulutangkis

DAFTAR PUSTAKA

Adi Surya, R. (2012). Prestasi bulutangkis indonesia menurun. [online]. Tersedia di: inilah.com. [Diakses 7 Juni 2013].

Afandi, A. (2012). Menurunnya prestasi badminton indonesia. [online]. Tersedia di: http://fandyalves.blogspot.com/2012/12/menurunnya-prestasi-badminton-indonesia.html. [Diakses 18 Juni 2013].

Ahmad, D. (2012). Catatan Prestasi Bulutangkis Indonesia. Tribun Jabar, 3 Desember, hlm. 12.

Arinil, N. (2013). Efektivitas penggunaan tegangan senar terhadap teknik lob

defensive pada atlet bulutangkis kelompok usia dini. Skripsi, Universitas

Pendidikan Indonesia, Bandung.

Astriani, L. (2010). Pengaruh kepercayaan diri terhadap peak performance atlet

bola basket sekolah menengah atas negeri di kota Malang. Skripsi,

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang.

Chang-Jun WU. dkk. (2009). Physiological And Notational Comparison Of New

And Old Scoring Systems Of Singles Matches In Men’s Badminton. Asian

Journal of Physical Education and Recreation, 17 (1), hlm. 6-17.

Chee Lee Ming. dkk. (2008). Time Motion And Notational Analysis Of 21 Point And 15 Point Badminton Match Play. International Journal of Sports

Science and Engineering, 2 (4), hlm. 216-222.

Herman. (2010). Pengaruh Latihan Terhadap Fungsi Otot Dan Pernafasan. Skripsi, Universitas Negeri Makasar, Makasar.

Hidayat, Y. (2012). Modul pelatihan, intervensi strategi multiteknik latihan

mental untuk pelatih bulutangkis. Bandung: FPOK UPI.

Hsin-lian Chen, Trevor c. dan Chen. (2008). Temporal structure comparison of the new and Conventional scoring systems for men’s badminton Singles in taiwan. Journal Of Exercise And Fitness, 6 (1), hlm. 34-43.

Iman Imanudin. (2008). Ilmu Kepelatihan Olahraga. Bandung: UPI.

Jaya, L. (2011). Kebiasaan belajar pemain pemula olahraga bulutangkis yang

berlatih di siang dan malam hari. Skripsi, Universitas Pendidikan

Indonesia, Bandung.

(24)

63

Atian Rahman Maula, 2014

Analisis Frekuensi Gerak Dan Teknik Dengan Menggunakan Motion Dan Notational Analysis Methods Dalam Permainan Bulutangkis

Khodir, M. (2013). Efektivitas latihan footwork berpola tetap dan tidak tetap

terhadap kelincahan kaki pada atlet bulutangkis. Skripsi, Universitas

Pendidikan Indonesia, Bandung.

Kurnia, A. (2010). Profil antropometrik, tingkat kebugaran, dan status sosial

orangtua atlet bulutangkis di PB. Surya Arena di Kabupaten Bandung Barat. Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Monalisa. (2012). Rexy Mainaky gemas prestasi bulutangkis indonesia turun. [online]. Tersedia di: http://www.antaratv.com/berita/350565/rexy-mainaky-gemas-prestasi-bulu-tangkis-indonesia-turun. [Diakses 29 April 2013].

Nawariz. (2012). Pengertian frekuensi. [online]. Tersedia di: http://id.shvoong.com/exact-sciences/architecture . [Diakses 12 Novermber 2013].

Permatasari, R. (2012). Pengaruh model pelatihan korea terhadap prestasi atlet

pelatda panahan jawa barat di pon xviii riau 2012. Skripsi, Universitas

Pendidikan Indonesia, Bandung.

Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia. (2002). Pedoman praktis bermain

bulutangkis. Jakarta: PBSI.

Subarjah, H. (2009). Permainan bulutangkis. Bandung: FPOK UPI.

Sudijono, A. (2008). Statistika Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sugandi, B. (2013). Pengaruh intervensi metode latihan imajeri motivasional

terhaddap penguasaan keterampilan teknik dasar lob bertahan dan kepercayaan diri atlet bulutangkis pemula isua 10-12 tahun (studi eksperimen pada ekskul bulutangkis di SDN Grogol Kabupaten Cirebon).

Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Sugiono. (2009). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R & D. Bandung: Alfabet.

Suherman, A., dkk. (2009). Metode penelitian olahraga. Bandung: FPOK UPI.

Supandi, dkk, (1991). Manusia Dan Olahraga. Bandung: ITB.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.

(25)

64

Atian Rahman Maula, 2014

Analisis Frekuensi Gerak Dan Teknik Dengan Menggunakan Motion Dan Notational Analysis Methods Dalam Permainan Bulutangkis

Gambar

gambar desain penelitian ditunjukkan oleh Gambar 3.1.
Gambar 3.2  Desain Posisi Kamera untuk Merekam Jalannya Permainan Bulutangkis

Referensi

Dokumen terkait

Dalam ilmu matematika terdapat salah satu cabang yang mengkorespondensi dan menghubungkan persamaan matematika secara aljabar dengan tempat kedudukan secara geometrik

Metode Media Estimasi Waktu Sumber Kepustakaan (tidak dalam urutan) penelitian kuantitatif Mampu menjelaskan berbagai macam teknik kontrol yang dapat digunakan dalam

LAMS akan digunakan sebagai materi utama untuk melakukan proses belajar mengajar dan bila dibutuhkan, aktivitas dan resourse yang disediakan oleh Moodle dapat digunakan untuk

Pseudoefedrin Sulfat 120 mg terbagi dalam jumlah sama antara dalam tablet penyalut maupun dalam inti tablet yang disalut.. Catatan : Kedua komponen aktif dalam penyalut cepat

Dengan demikian, seorang muslim dituntut untuk senantiasa meningkatkan kualitas hidup sehingga eksistensinya bermakna dan bermanfaat di hadapan Allah SWT, yang pada

Empat dari enam Bacillus sp asal limbah cair RPA tradisional memiliki kemampuan menghasilkan protease dalam uji kualitatif dan uji aktivitas protease dengan satu

1.5.2 Dengan mengetahui bagaimana realitas yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat di sekitar aliran kali pasar sentral Kelurahan Limba U 1serta

Untuk mendukung pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran strategis Kedeputian PSA yang telah ditetapkan; maka Pusat ALLI, sebagai salah satu Unit Kerja di Kedeputian PSA, sesuai