• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU

PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada Program Studi

Pendidikan Kebutuhan Khusus

Oleh :

EMEH NURHAMAH

NIM 1204704

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEBUTUHAN KHUSUS

SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2014

LEMBAR PENGESAHAN

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing

Dr. Djadja Rahardja, M.Ed. NIP 195904141985031005

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus Sekolah Pasca Sarjana

(3)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Program Kewirausahaan Batik Jumputan Untuk Anak Tunagrahita Ringan Tingkat SMPLB di SLBN Dompu Propinsi Nusa Tenggara Barat “ beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan

dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam

masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi

yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran

terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain

terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Februari 2014

Yang membuat pernyataan,

(4)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU

PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

EMEH NURHAMAH NIM: 1204704

Penelitian ini bertujuan membuat program kewirausahaan batik jumputan untuk anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB, sebagai upaya untuk meminimalisir kesulitan yang dialami anak tunagrahita ringan dalam memperoleh pekerjaan ketika mereka lulus dari sekolah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.. Temuan dari penelitian ini adalah bahwa anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di sekolah yang menjadi lokasi penelitian mampu membuat batik jumputan tapi belum memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengembangkan keterampilan yang dimilikinya untuk menjadi lahan usaha. Pembuatan program kewirausahaan disusun atas tiga bab. Bab satu pendahuluan, meliputi: dasar pemikiran, tujuan penyusunan program, dampak, sasaran program, petunjuk penggunaan, dan rambu-rambu. Bab dua isi program, meliputi: pengertian, ruang lingkup, prosedur pelaksanaan, alat dan media, dan asesmen peserta didik. Bab tiga evaluasi program. Kesimpulan dari penelitian ini adalah anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di sekolah yang menjadi lokasi penelitian mampu membuat batik jumputan tapi belum memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengembangkan keterampilan yang dimilikinya untuk menjadi lahan usaha. Batik jumputan memiliki peluang yang potensial untuk dijadikan lahan usaha bagi anak-anak tunagrahita ringan di SLBN Dompu. Direkomendasikan agar program yang telah disusun dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan program pembelajaran kewirausahaan pada jenis keterampilan lain yang sesuai dengan kebutuhan anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB.

(5)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

*BATIK JUMPUTAN ENTREPRENEURSHIP PROGRAM FOR

CHILDREN WITH MODERATE INTELLECTUAL DISABILITY IN THE LEVEL OF JUNIOR HIGH SCHOOL IN DOMPU STATE SPECIAL

SCHOOL, NUSA TENGGARA BARAT PROVINCE

EMEH NURHAMAH Student’s Number: 1204704

This research aims to design a batik Jumputan entrepreneurship program for children with moderate intellectual disability in the level of junior high school in one state special school in Nusa Tenggara Barat Province. It is conducted as an effort to anticipate job search-related problem faced by these children after graduating from the school. This qualitative research uses descriptive method Observation, interview and documentary studies are used as data collection technique. The result shows that children with moderate intellectual disability in the research site have not yet gained any experience to develop their skills into a business opportunity. Entrepreneurship program in the research site is developed into three chapters. The first chapter covers program background, aims, effects, target, directions and guidelines. The second chapter includes program content including definition, scope, implementation’s procedures, instruments and media and children assessment. The third chapter defines program evaluation. The research concludes that after the program is developed, children moderate intellectual disability students in the research site are able to develop their skills into a business opportunity. developed into an entrepreneurship program. Batik Jumputan has an open business opportunity for children with moderate intellectual disability in Dompu state special school. The research recommends that the program developed can be used as a reference in the implementation of entrepreneurship learning program towards other kind of creative skill which is suitable to fulfill needs for children with moderate intellectual disability in the level junior high school in special school.

(6)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

BAB II PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB.

A. Anak Tunagrahita Ringan ... B. Program Kewirausahaan Batik Jumputan

1. Pengertian Program ... 2. Komponen-komponen program pembelajaran ... 3. Program Pembelajaran Individual (PPI) ... C. Kewirausahaan

1. Pengertian ... 2. Kurikulum Pendidikan Kewirausahaan ... 3. Langkah-langkah memulai usaha ... 4. Peluang usaha ... 5. Pentingnya program kewirausahaan ... D. Batik Jumputan ...

A. Pendekatan Penelitian ... B. Subjek dan Lokasi Penelitian ... C. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... D. Teknik Analisis Data ... E. Tahapan Pelaksanaan Penelitian ... F. Desain Prosedur Penelitian ...

(7)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... B. Pembahasan ...

48 107

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ... B. Rekomendasi ...

117 119

DAFTAR PUSTAKA ... 121

(8)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

2.1 Klasifikasi Tunagrahita ... 8

2.2 Nilai-nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Kewirausahaan ... 17

2.3 Indikator Ketercapaian Nilai-nilai Kewirausahaan Jenjang

SMP/MTs/SMPLB/Paket B ... 20

3.1 Gambaran Subjek Penelitian ... 39

4.1 Hasil Observasi Kondisi Objektif Anak Tunagrahita Ringan Tingkat

SMPLB dalam Membuat Batik Jumputan... 50

4.2 Hasil Wawancara Kondisi Objektif Anak Tunagrahita Ringan Tingkat

SMPLB dalam Membuat Batik Jumputan (NH)... 52

4.3 Hasil Wawancara Kondisi Objektif Anak Tunagrahita Ringan Tingkat

SMPLB dalam Membuat Batik Jumputan (TW) ... 53

4.4 Hasil Observasi Kebutuhan Anak Tunagrahita Ringan Terhadap

Program Kewirausahaan Batik Jumputan... 55

4.5 Hasil Wawancara Kebutuhan Anak Tunagrahita Ringan Terhadap

Program Kewirausahaan Batik Jumputan (NH) ... 56

4.6 Hasil Wawancara Kebutuhan Anak Tunagrahita Ringan Terhadap

Program Kewirausahaan Batik Jumputan (TW) ... 58

4.7 Hasil Observasi Tingkat Kesulitan Penyediaan Alat dan Bahan Batik

Jumputan ... 59

4.8 Hasil Wawancara Tingkat Kesulitan Penyediaan Alat dan Bahan

Batik Jumputan (NH) ... 60

4.9 Hasil Wawancara Tingkat Kesulitan Penyediaan Alat dan Bahan

Batik Jumputan (TW)... 62

4.10 Hasil Observasi Tingkat Kesulitan Produksi Batik Jumputan ... 63

4.11 Hasil Wawancara Tingkat Kesulitan Produksi Batik Jumputan (NH) 65

(9)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4.13

Hasil Wawancara Kualitas Produksi (NH) ... ...

Hasil Wawancara Kualitas Produksi (TW) ... ...

Hasil Observasi Inovasi Produk ...

Hasil Wawancara Inovasi Produk (NH) ...

Hasil Wawancara Inovasi Produk (TW) ... 67

Hasil Observasi Tingkat Kesulitan Pemasaran ...

Hasil Wawancara Tingkat Kesulitan Pemasaran (NH) ...

Hasil Wawancara Tingkat Kesulitan Pemasaran (TW) ...

Hasil Observasi Keterampilan yang Dimiliki Siswa ...

Hasil Wawancara Keterampilan yang Dimiliki Siswa (NH) ...

Hasil Wawancara Keterampilan yang Dimiliki Siswa (TW) ...

Hasil Observasi Dukungan Lingkungan ...

Hasil Wawancara Dukungan Lingkungan (NH) ...

Hasil Wawancara Dukungan Lingkungan (TW) ...

Hasil Observasi Modal ...

Hasil Wawancara Modal (NH) ...

Hasil Wawancara Modal (TW) ...

Hasil Observasi Kemampuan Bertahan Lama ...

Hasil Wawancara Kemampuan Bertahan Lama (NH)...

Hasil Wawancara Kemampuan Bertahan Lama (TW)...

Hasil Observasi Nilai Jual ...

Hasil Wawancara Nilai Jual (NH)...

Hasil Wawancara Nilai Jual (TW) ...

Hasil Observasi Peningkatan Skala ...

Hasil Wawancara Peningkatan Skala (NH)...

Hasil Wawancara Peningkatan Skala (TW)...

Rangkuman Data Hasil Penelitian Pertimbangan-pertimbangan Dasar

Program Kewirausahaan Batik Jumputan...

Rangkuman Data Hasil Penelitian Peluang Usaha Batik Jumputan

(10)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR BAGAN

2.1 Perubahan Orientasi Dalam Melihat Masalah ABK ... 9

2.2

2.3

2.4

3.1

4.1

4.2

Framework Pengintegrasian Pendidikan Kewirausahaan Pada Setiap

Satuan Pendidikan...

Tahapan Pertama Memulai Berwirausaha ...

Proses Kewirausahaan (Timmon’s Model) ... Alur Penelitian ...

Program Kewirausahaan Sebelum Divalidasi ...

Program Kewirausahaan Setelah Divalidasi ...

19

22

24

47

105

(11)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah Luar Biasa (SLB) merupakan suatu lembaga penyelenggara

pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus termasuk di dalamnya anak

tunagrahita ringan. Sebagai suatu lembaga penyelenggara pendidikan, SLB

mempunyai peranan yang sangat penting dalam mempersiapkan para

lulusannya untuk mampu hidup secara mandiri di tengah-tengah masyarakat

sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Baik itu kemandirian secara

personal, ekonomi maupun sosial.

Indikator yang sering digunakan oleh masyarakat dalam menilai apakah

seseorang sudah mandiri secara personal, ekonomi, maupun sosial salah

satunya dengan melihat kemampuan seseorang dalam bekerja dan

memeperoleh penghasilan. Semakin dewasa seseorang, akan semakin

merasakan pentingnya bekerja dan mendapatkan penghasilan. Tuntutan

seperti ini tidak hanya terjadi pada anak-anak pada umumnya, tapi terjadi

juga pada anak tunagrahita ringan. Mereka akan merasakan tuntutan untuk

menunjukkan tanggung jawab sosial mereka dan bekerja.

Kemampuan tunagrahita ringan untuk bekerja dan mendapatkan

penghasilan akan menjadikan mereka mandiri secara ekonomi dan

menumbuhkan rasa percaya diri. Mereka akan bangga dengan hasil jerih

payahnya. Kebanggaan seperti ini tidak hanya dirasakan oleh dirinya sendiri

tapi oleh orang-orang yang ada di sekelilingnya terutama orang tua dan

keluarga.

Program vokasional dan bimbingan karir merupakan suatu program

yang banyak dilaksanakan di sekolah luar biasa dalam mempersiapkan para

lulusannya untuk mampu menghadapi tuntutan dunia kerja. Soendari &

Widati (2000 : 1) , Mumpuniarti ( 2006 : 5), Wahyuni (2011 : 79) dalam

(12)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bimbingan karir yang diberikan di sekolah masih mengalami beberapa

kendala bagi anak tunagrahita untuk bisa mendapatkan pekerjaan di

masyarakat ketika mereka lulus dari sekolah. Hal ini terjadi karena sulitnya

menyesuaikan antara program vokasional yang diberikan di sekolah dengan

tuntutan di lapangan.

Banyak orang tua dan pihak keluarga yang merasa kebingungan ketika

anak-anaknya lulus dari SLB walaupun mereka sudah dibekali berbagai jenis

keterampilan. Bahkan tidak sedikit para orang tua yang meminta kepada

pihak sekolah untuk tidak meluluskan anaknya dari SLB tersebut. Para orang

tua merasa lebih nyaman anaknya berada di sekolah daripada di rumah dan

lingkungan masyarakat pada umumnya. Hal ini terjadi kemungkinan karena

anak tunagrahita ringan kurang mandiri dalam menjalankan kehidupannya di

masyarakat.

SLB sebagai suatu lembaga pendidikan yang ikut bertanggung jawab

terhadap lulusannya perlu memikirkan untuk membuat suatu program yang

bisa membekali para lulusannya supaya bisa hidup mandiri secara ekonomi

dan sosial di masyarakat sesuai kemampuan yang dimilikinya. Disamping

dibekali dengan berbagai keterampilan, anak tunagrahita ringan juga perlu

mendapatkan suatu pengalaman untuk mengembangkan keterampilan yang

sudah dimilikinya menjadi suatu lahan usaha yang bisa membimbing anak

tunagrahita ringan ke arah yang lebih mandiri. Hal ini sangat penting, berguna

dan dibutuhkan anak tunagrahita ringan, karena untuk memenuhi tanggung

jawab ekonomi dan sosialnya anak tunagrahita ringan perlu menyiapkan diri

dan melatih kemampuan yang dimilikinya agar dapat bekerja dan

memperoleh penghasilan.

Keterampilan yang sudah dimiliki siswa perlu dikembangkan menjadi

suatu program kewirausahaan. Dengan adanya program kewirausahaan siswa

lulusan SLB termasuk di dalamnya anak tunagrahita ringan tidak sepenuhnya

harus mendapatkan pekerjaan dan bekerja pada orang lain karena mereka bisa

(13)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masih memerlukan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Dengan

demikian maka keterampilan-keterampilan yang diperoleh di sekolah bisa

dijadikan bekal untuk hidup mandiri di masyarakat ketika mereka lulus dari

sekolah.

Menurut Ibnu Syamsi (2001:91) pemberdayaan anak berkebutuhan

khusus merupakan suatu solusi yang bisa dilakukan baik oleh pemerintah

maupun masyarakat. Salah satu bentuk pemberdayaan anak berkebutuhan

khusus adalah dengan memberikan latihan berwirausaha. Hal ini merupakan

upaya yang bisa dilakukan dalam mengatasi persoalan pengangguran anak

berkebutuhan khusus.

Banyak faktor yang harus dipelajari untuk mempersiapkan seseorang

agar mampu berwirausaha. Menurut Kementrian Pendidikan Nasional

( 2010 : 4) penanaman nilai-nilai kewirausahaan merupakan hal yang sangat

penting dan harus dibentuk sedini mungkin agar tercipta calon-calon

wirausaha yang handal. Pendidikan formal jenjang PAUD/TK. SD/MI/SDLB,

SMP/MTS/SMPLB. SMA/MA/SMALB, dan SMK hingga PNF (Pendidikan

Non Formal) harus membuat suatu model pembelajaran kewirausahaan yang

mampu menumbuhkan karakter dan perilaku wirausaha pada peserta didik.

Penyusunan program kewirausahaan dari jenis keterampilan yang

sudah dimiliki siswa akan lebih mudah dan efektif dalam menanamkan

nilai-nilai serta menumbuhkan karakter dan perilaku wirausaha siswa. Hal ini

didasarkan pada asumsi bahwa anak (termasuk di dalamnya anak tunagrahita

ringan) akan senang melakukan suatu pekerjaan yang sudah dia kuasai. Hal

ini akan mempengaruhi terhadap minat dan semangat mereka untuk

menyelesaikan suatu pekerjaan dan melakukannya dengan penuh

kegembiraan.

Jenis keterampilan yang diberikan untuk anak-anak tunagrahita ringan

tingkat SMPLB di SLBN Dompu propinsi Nusa Tenggara Barat, diantaranya

yaitu keterampilan yang berupa kerajinan tangan batik jumputan atau biasa

(14)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembuatannya kain diikat kemudian dicelupkan ke dalam air yang sudah

diberi pewarna.

Keterampilan membuat batik jumputan yang dimiliki oleh anak-anak

tunagrahita ringan di SLBN Dompu belum mendapatkan penanganan secara

serius untuk dikembangkan menjadi suatu lahan usaha sebagai bekal bagi

mereka agar dapat bekerja dan memperoleh penghasilan. Dengan demikian,

anak-anak tunagrahita ringan di SLBN Dompu kurang mendapatkan

pengalaman dalam mengembangkan keterampilan yang dimilikinya menjadi

suatu lahan usaha yang memiliki nilai jual.

SLBN Dompu selama ini berupaya untuk mempublikasikan dan

memasarkan batik jumputan hasil karya anak tunagrahita ringan melalui

kegiatan pameran. Kegiatan pameran pembangunan yang diselenggarakan

oleh pemerintah daerah Kabupaten Dompu merupakan suatu kegiatan yang

ditunggu-tunggu oleh siswa-siswa yang ada di SLBN Dompu, termasuk di

dalamnya anak tunagrahita ringan. Pada kegiatan pameran tersebut

anak-anak tunagrahita ringan mendapatkan pengalaman langsung tentang

bagaimana mempublikasikan suatu produk dan memasarkannya.

Kegiatan pameran sifatnya temporer dan sangat terbatas (musiman)

serta belum terprogram secara sistematis. Untuk mengikuti suatu kegiatan

pameran biasanya dibutuhkan biaya dan persiapan yang tidak sedikit

sementara pelaksanaan pameran hanya berkisar satu minggu, sehingga modal

yang dikeluarkan dengan hasil yang dicapai tidak seimbang. Bahkan tidak

menutup kemungkinan ketika jadwal pameran sudah ada dana yang

dibutuhkan dan barang yang mau dipamerkan belum siap sehingga SLB tidak

bisa memanfaatkan momen tersebut. Belum lagi kondisi cuaca yang kurang

mendukung, misalnya hujan terus menerus. Hal itu juga sangat berpengaruh

terhadap efektivitas kegiatan pameran.

Kegiatan yang sifatnya temporer lebih cenderung mengarah kepada

suatu kegiatan yang turun temurun/tradisi/momentum, tidak sistematis, dan

(15)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dimaksud adalah keilmuan tentang kewirausahaan yang bisa dijadikan bekal

oleh mereka ketika lulus dari sekolah. Dengan demikian peneliti merasa perlu

menyusun program kewirausahaan yang sistematis dan benar-benar sesuai

untuk anak-anak tunagrahita ringan. Timbul pertanyaan dalam benak peneliti “Bagaimana rumusan program kewirausahaan yang sesuai untuk anak tunagrahita ringan?”

Mengingat keterampilan yang dikembangkan dalam program

kewirausahaan ini adalah keterampilan batik jumputan, maka penelitian ini

difokuskan pada penyusunan program kewirausahaan batik jumputan yang

sesuai untuk anak-anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB yang ada di

SLBN Dompu propinsi Nusa Tenggara Barat.

B. Fokus dan Pertanyaan Penelitian

Fokus masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana program kewirausahaan batik jumputan yang sesuai untuk anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu propinsi Nusa Tenggara Barat?” Untuk mempermudah dan lebih terarah dalam pengumpulan data yang dibutuhkan

peneliti menyusun beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Pertimbangan-pertimbangan apa yang menjadi dasar program

kewirausahaan batik jumputan untuk anak tunagrahita ringan tingkat

SMPLB di SLBN Dompu propinsi Nusa Tenggara Barat?

2. Bagaimana peluang usaha batik jumputan untuk anak tunagrahita ringan

tingkat SMPLB di SLBN Dompu propinsi Nusa Tenggara Barat?

3. Bagaimana rumusan program kewirausahaan batik jumputan yang sesuai

untuk anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu Propinsi

Nusa Tenggara Barat?

(16)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tujuan dari penelitian ini adalah ingin membuat rumusan program

tentang kewirausahaan batik jumputan yang sesuai untuk anak tunagrahita

ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu propinsi Nusa Tenggara Barat.

Untuk perumusan program tersebut peneliti perlu mendapatkan gambaran

tentang:

a. Pertimbangan dasar program kewirausahaan batik jumputan untuk

anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu propinsi

Nusa Tenggara Barat.

b. Peluang usaha batik jumputan untuk anak tunagrahita ringan tingkat

SMPLB di SLBN Dompu Propinsi Nusa Tenggara Barat.

c. Rumusan program kewirausahaan batik jumputan yang sesuai untuk

anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu propinsi

Nusa Tenggara Barat.

2. Kegunaan penelitian a. Bagi guru

Memberikan informasi tentang program kewirausahaan dari jenis

keterampilan yang sudah diajarkan di sekolah yaitu batik jumputan,

sehingga mereka termotifasi untuk membuat program kewirausahaan

pada jenis keterampilan yang lain sesuai kebutuhan siswanya.

b. Bagi sekolah

Memberikan informasi tentang program kewirausahaan batik

jumputan untuk anak tunagrahita ringan yang bisa dijadikan sebagai

salah satu alternatif bagi sekolah dalam upaya meminimalisir

kesulitan yang biasa mereka hadapi ketika mereka lulus dari sekolah.

c. Bagi orang tua

Memberikan bekal pengetahuan tentang program kewirausahaan batik

jumputan yang bisa dijadikan motifasi sekaligus acuan/pedoman

untuk berwirausaha dengan mengoptimalkan kemampuan yang

(17)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Bagi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga (DIKPORA)

Memberikan informasi tentang program kewirausahaan di SLBN

Dompu sehingga mempermudah dalam penyusunan berbagai

program pelatihan dan kemitraan yang sesuai dengan kebutuhan di

(18)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam penelitiam maka peneliti

memerlukan berbagai data di lapangan. Data-data yang dibutuhkan dalam

penelitian akan diperoleh peneliti dengan menggunakan metode tertentu yang

sekiranya dapat menggali berbagai informasi tentang data-data tersebut.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif. Pemilihan metode yang digunakan sesuai dengan tujuan penelitian

yang ingin dicapai yaitu ingin mendapatkan data secara deskriptif tentang

pertimbangan-pertimbangan dasar program kewirausahaan batik jumputan dan

peluang usaha batik jumputan yang kemudian dibuat program kewirausahaan

batik jumputan untuk anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu

propinsi Nusa Tenggara Barat. .

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitataif, yaitu sebuah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari prilaku yang diamati . Pendekatan

kualitatif merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk meneliti pada

kondisi objek yang alamiah.

Pendekatan kualitatif dilakukan dengan maksud ingin berusaha

menggambarkan kondisi objektif, menjelaskan situasi nyata dari fakta-fakta

yang berhasil dihimpun dari pengamatan di lapangan serta mengkaji secara

mendalam berdasarkan teori-teori yang mendukung. Melalui pendekatan

kualitatif akan memberikan peluang yang cukup luas untuk dapat memahami

data yang diperoleh dari informan lebih mendalam.

Ada beberapa alasan mengapa pendekatan kualitatif digunakan dalam

(19)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Masalah yang dikaji merupakan suatu kejadian atau peristiwa yang sedang

berlangsung saat ini.

2. Gejala-gejala yang diperoleh dari lapangan lebih banyak menyangkut

perbuatan dan kata-kata dari informan yang sedapat mungkin tidak

dipengaruhi dari luar.

3. Antara peneliti dan informan terjadi interaktif (saling mengenal).

4. Lebih bersifat natural, induktif dan upaya untuk menemukan makna dari

suatu penomena.

5. Dapat menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dengan

subjek penelitian.

Melalui pendekatan kualitatif peneliti bermaksud mengungkapkan secara

deskriptif pertimbangan-pertimbangan dasar program kewirausahaan batik

jumputan untuk anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu

propinsi Nusa Tenggara Barat dan peluang usaha batik jumputan untuk anak

tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu propinsi Nusa Tenggara

Barat, yang selanjutnya akan dikembangkan menjadi suatu program

kewirausahaan batik jumputan untuk anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB

di SLBN Dompu propinsi Nusa Tenggara Barat.

B. Subjek dan Lokasi Penelitian 1. Subjek penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah guru yang sehari-hari

melaksanakan tugas sebagai guru keterampilan pada anak tunagrahita ringan

tingkat SMPLB di SLBN Dompu, siswa tunagrahita ringan tingkat SMPLB

yang mengikuti program kewirausahaan batik jumputan, dan orang tua

siswa. Untuk lebih jelasnya peneliti sajikan data mengenai subjek penelitian

(20)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1

Gambaran Subjek Penelitian

No Nama Usia Jenis

Kelamin

Jenis Subyek

Pendidikan

1. TW 16 Th L Siswa Kls I/SMPLB

2. NH 13 Th P Siswa Kls I/SMPLB

3. SM 40 Th P Orang tua SMA

4. MR 41 Th L Orang tua S1

5. UH 41 Th P Guru Ket. DII/SGPLB

2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di SLBN Dompu propinsi Nusa Tenggara Barat.

Pemilihan tempat penelitian dilakukan dengan mempertimbangkan asas

manfaat dari hasil penelitian. Penelitian ini sangat sesuai dengan kebutuhan

yang ada di lapangan yaitu di SLBN Dompu propinsi Nusa Tenggara Barat

dalam upaya mengembangkan keterampilan di sekolah menjadi suatu

keterampilan yang mempunyai nilai jual dan lebih bermakna bagi kehidupan

anak tunagrahita ringan.

C. Teknik Pengumpulan Data dan Pengembangan Instrumen Penelitian 1. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang komprehensif tentang permasalahan

yang dikaji, diperlukan berbagai teknik pengumpulan data yang relevan.

Ada beberapa teknik pengumpulan data yang peneliti anggap relevan dalam

penelitian ini, yaitu: teknik observasi, teknik wawancara dan studi

dokumentasi. Untuk lebih terperincinya, maka akan dipaparkan sebagai

berikut:

a. Observasi

Observasi dilakukan dengan cara mengamati secara langsung

(21)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berlangsungnya pengamatan. Sebelum melaksanakan observasi, terlebih

dahulu peneliti menyusun panduan atau pedoman observasi. Dengan

pedoman observasi yang telah disiapkan maka hasil pengamatan akan

lebih terarah, tajam dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari

setiap perilaku yang nampak. Pedoman observasi yang disiapkan

sifatnya fleksibel untuk mengantisifasi kejadian-kejadian di lapangan

yang tidak terdapat dalam pedoman observasi.

Observasi dilakukan sebagai teknik pengumpulan data tambahan

guna memperoleh kejelasan informasi selain melalui wawancara. Jenis

observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis observasi

terfokus. Menurut Sugiyono (2010: 228) observasi terfokus yaitu suatu

observasi yang telah dipersempit dan difokuskan pada aspek tertentu.

b. Wawancara

Wawancara dilakukan langsung terhadap informan dalam suasana

yang alami apa adanya, kekeluargaan dan waktu pelaksanaan sangat

fleksibel. Agar waktu yang digunakan efektif maka sebelum proses

wawancara itu dilaksanakan, peneliti membuat janji terlebih dahulu

tentang waktu dan tempat pelaksanaan wawancara dengan tetap

memberikan peluang-peluang untuk terjadinya perubahan apabila hal ini

memang dikehendaki oleh informan.

Proses selama wawancara berlangsung direkam kemudian hasilnya

diputar berulang-ulang untuk dianalisis dan kemudian memilih

bagian-bagian penting yang berkaitan dengan penelitian dan disalin ke dalam

bentuk tulisan. Proses perekaman wawancara tidak terlepas dari izin

informan. Jadi sebelum wawancara itu dilaksanakan peneliti meminta

izin terlebih dahulu untuk merekam proses wawancara tersebut.

Alasan penggunaan teknik wawancara sebagai teknik utamanya

didasarkan kepada fenomena yang akan diungkap dalam penelitian ini

lebih banyak didapat dari informasi lisan yang memerlukan penjelasan

(22)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peneliti melakukan wawancara terhadap informan dengan

menggunakan pedoman wawancara yang telah dipersiapkan sebelumnya

berlandaskan pada fokus penelitian. Pedoman wawancara disusun

meliputi ketentuan siapa yang harus diwawancara, bentuk pertanyaan

yang bagaimana yang harus dibuat sehingga menghasilkan data yang

diperlukan. Supaya jawaban informan lebih jelas dan terarah, selain

menggunakan pedoman juga peneliti menjelaskan terlebih dahulu kepada

informan apa maksud dari wawancara tersebut, mengapa dijadikan

sumber data dan seberapa pentingnya informasi diperlukan.

Data yang diperoleh dari hasil wawancara kemudian akan dirangkum

(direduksi). Jika di lapangan ditemukan data penelitian yang bukan

merupakan jawaban dari pertanyaan penelitian yang tercantum dalam

pedoman wawancara, namun data-data tersebut masih relevan, maka

data tersebut akan digunakan sebagai data penunjang. Untuk

data-data yang peneliti anggap tidak relevan maka data-data tersebut akan

dihilangkan..

Dengan wawancara ini peneliti dapat menelusuri pikiran dan

perasaan informan yaitu dengan cara menginterpretasikan apa yang

dikatakan dengan apa yang diperbuat.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan mempelajari

data-data yang ada baik berupa gambar/foto, catatan, portofolio, dan lain

sebagainya yang merupakan pelengkap dari penggunaan teknik

wawancara dan observasi. Tapi tidak menutup kemungkinan data yang

dihasilkan dari studi dokumentasi ini dapat memberikan informasi lebih

jelas. Menurut Sugiyono ( 2010 : 240) dokumen merupakan

catatan-catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan,

gambar atau karya-karya monumental dari seseorang.

(23)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah teknik pengumpulan data ditentukan, langkah selanjutnya

adalah membuat pengembangan instrumen. Penyusunan instrumen ini

merupakan langkah penting untuk mengungkap berbagai data yang

diperlukan dalam sebuah penelitian. Pengembangan instrumen penelitian

diawali dengan pembuatan kisi-kisi instrumen, meliputi aspek-aspek yang

akan digali dalam penelitian dan subjek yang akan diminta keterangan.

Selanjutnya dari kisi-kisi instrumen penelitian tersebut dibuat panduan

wawancara dan observasi untuk mempermudah dan lebih terarah dalam

proses pengumpulan data di lapangan. Untuk lebih jelasnya tentang

kisi-kisi instrumen penelitian dan pedoman wawancara dapat dilihat pada

lampiran.

D. Teknik Analisis Data

Data-data yang telah terkumpul kemudian dianalisis sehingga menjadi

sebuah informasi yang dapat digunakan untuk mengambil suatu kesimpulan.

Data yang diperoleh dari lapangan (data murni) dianalisis berdasarkan kepada

aturan/petunjuk yang ada dalam ketentuan observasi dan wawancara yang

dikembangkan dalam penelitian.

Analisis dalam penelitian ini dilakukan prosedur yang disarankan oleh

pendapat Nasution (1999 : 129) yaitu, “Tidak ada suatu cara tertentu yang

dapat dijadikan pegangan bagi semua peneliti, yang dapat dilakukan sebagai

langkah-langkah umum, yaitu: (1) reduksi data (2) display data dan (3)

mengambil kesimpulan dan verifikasi”.

Sesuai dengan fokus masalah dan tujuan penelitian maka untuk

menggali data mengenai pertimbangan-pertimbangan dasar dan peluang

usaha dalam program kewirausahaan batik jumputan untuk anak tunagrahita

ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu propinsi Nusa Tenggara Barat, maka

data yang diperoleh dari lapangan disajikan dalam bentuk deskriptif dengan

menggunakan pendekatan kualitataif yang selanjutnya dianalisis dengan

(24)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Tahap Reduksi

Aktivitas dalam analisis data yang pertama adalah melakukan

reduksi data atau merangkum data yang diperoleh dari lapangan. Menurut

Sugiyono (2010 : 247) mereduksi data berarti merangkum, memilih

hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal-hal-hal yang penting, dicari tema dan

polanya.

Agar suatu data dapat direduksi tentu langkah awal yang harus

dilakukan oleh peneliti adalah mengumpulkan data-data penelitian di

lapangan. Hasil pengumpulan data tersebut baru direduksi oleh peneliti.

Untuk mempermudah peneliti dalam melakukan reduksi data, maka

peneliti merekam semua hasil wawancara dan observasi di lapangan. Hasil

rekaman tersebut diputar berulang-ulang atau bila ada data tertulis maka

tulisan tersebut dibaca berulang-ulang kemudian dirangkum dan dipilih

hal-hal penting yang relevan dengan fokus dan tujuan penelitian.

Data dipilah berdasarkan suatu konsep, tema dan kategori yang

dapat memberikan hasil yang tajam tentang hasil pengamatan sehingga

mempermudah peneliti mencari data tambahan kembali bila diperlukan.

2. Tahap Display

Hasil dari reduksi data kemudian peneliti menuliskannya kembali

ke dalam sebuah data display. Menurut Sugiyono (2010 : 249) dengan

mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang

terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami

tersebut.

Data yang diperoleh dikategorikan menurut pokok permasalahan

dan dibuat dalam bentuk matriks sehingga memudahkan peneliti untuk

melihat pola hubungan satu data dengan lainnya.

3. Tahap Pengambilan Kesimpulan dan Verifikasi

Ketika data-data yang dibutuhkan di lapangan telah terkumpul

maka peneliti akan membaca berulang-ulang data display yang diperoleh

(25)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

suatu kesimpulan dari data display tersebut (conclusion drawing

verification). Selanjutnya peneliti melakukan kajian literatur untuk

dijadikan sebagai bahan perbandingan.

Selanjutnya peneliti memverifikasi dengan melakukan proses

pengecekan ulang dari awal survey, observasi dan wawancara sehingga

diperoleh persetujuan atau kesepakatan bersama sebagai upaya nyata

untuk menjamin validitas yang diperoleh dalam rangka mencapai tujuan

penelitian.

Hasil penelitian, analisis dan pembahasannya akan diuraikan secara

lengkap pada Bab IV tesis ini.

E. Tahapan Pelaksanaan Penelitian

Untuk memberikan gambaran yang terperinci mengenai langkah-langkah

yang dilakukan peneliti dalam melaksanakan penelitian, maka akan diuraikan

tahap-tahap pelaksanaan penelitian sebagai berikut:

1. Tahap Orientasi

Tahap orientasi sering juga disebut sebagai tahap studi pendahuluan.

Tahap orientasi ini dilakukan untuk mengetahui pemetaan masalah yang

akan diteliti sehingga jelas dan terarah.

Pada penelitian ini peneliti telah melakukan orientasi atau studi

pendahuluan semenjak perkuliahan dilakukan dengan mencari fokus

permasalahan yang akan diteliti. Hal ini dilakukan karena peneliti

melaksanakan tugas sebagai tenaga pendidik di lokasi penelitian tersebut

yaitu di SLBN Dompu propinsi Nusa Tenggara Barat.

Langkah selanjutnya dalam tahap orientasi ini peneliti melakukan

komunikasi dengan pihak-pihak sekolah dan masyarakat di sekitarnya,

seperti: siswa tunagrahita ringan tingkat SMPLB, dewan guru dan kepala

sekolah di SLBN Dompu propinsi Nusa Tenggara Barat, orang tua siswa

dan orang-orang terdekat yang ada di lingkungan sekolah. Komunikasi

(26)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jumputan, seperti: kemampuan anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB

dalam membuat batik jumputan, tindak lanjut dari pembelajaran

keterampilan batik jumputan.

Dari kegiatan orientasi ini peneliti mendapat gambaran atau

terinventarisir segala sesuatu yang berhubungan dengan rencana penelitian,

Data atau informasi yang berhasil diinventarisir oleh peneliti selanjutnya

dijadikan modal bagi peneliti untuk merumuskan fokus pemasalahan yang

akan diteliti.

2. Tahap Eksplorasi

Pada tahap eksplorasi ini peneliti melakukan kegiatan-kegiatan yang

akan mendukung pelaksanaan penelitian dalam rangka pengumpulan data.

Peneliti memilih dan menentukan subjek yang akan dijadikan sebagai

sumber data penelitian, menentukan data-data yang dibutuhkan yang relevan

dengan permasalahan dalam penelitian, melakukan aktivitas wawancara dan

observasi terhadap subjek penelitian.

Peneliti mendokumentasikan data-data yang diperoleh dengan cara

mengumpulkan dokumen-dokumen penting yang berhubungan dengan

fokus masalah dalam penelitian. Dokumen-dokumen penting tersebut

disusun dalam bentuk:

a. Catatan lapangan, yaitu catatan yang dibuat saat peneliti berada di

lapangan. Sebagai alat bantu dipergunakan kamera digital.

b. Catatan laporan lapangan, yaitu catatan lengkap hasil wawancara,

observasi dan dokumentasi yang disusun setelah selesai dari lapangan.

c. Catatan harian lapangan, yaitu catatan yang berisi pengalaman,

perasaan, kesulitan, pertimbangan atau rencana dan keputusan yang

diambil peneliti.

Pada tahap ini peneliti berusaha seoptimal mungkin untuk dapat

mengumpulkan data atau informasi selengkap mungkin untuk kemudian

(27)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Tahap Member Chek

Member chek adalah mengecek kebenaran data yang telah diperoleh

sebelumnya dengan cara mengembalikan data tersebut kepada sumber data

yang selanjutnya diperikasa kebenaran dari data tersebut. Member chek

merupakan uji kritis terhadap data sementara yang telah diperoleh.

Pada tahap ini , peneliti menyusun laporan hasil penelitian. Data-data

yang tertuang dalam laporan hasil penelitian dicek kembali kebenarannya

untuk mencapai keabsahan serta relevansi dengan permasalahan penelitian

yang sudah diajukan sebelumnya. Kegiatan ini betujuan agar data-data yang

diperoleh menjadi valid, reliabel dan objektif.

Secara operasional langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam

tehap member chke adalah sebagai berikut:

a. Melakukan pengecekan ulang semua data yang terkumpul dengan mela

kukan perbandingan substansi penelitian seperti yang disusun dalam

pedoman penelitian dan relevansinya dengan permasalahan penelitian.

b. Apabila data yang terkumpul ada yang belum lengkap, maka peneliti

meminta ulang kepada sumber data.

c. Meminta kejelasan dan kepastian apabila terdapat pernyataan yang tidak

jelas dari subjek penelitian .

d. Jika pada saat member chek berlangsung ternyata ditemukan data dan

informasi yang belum lengkap maka akan dihimpun kembali melalui

klarifikasi dengan subjek penelitian melalui media komunikasi yang

memungkinkan seperti telepon atau bertemu langsung.

4. Tahap Triangulasi

Teknik triangulasi dilakukan untuk meyakinkan bahwa data yang

diperoleh benar-benar diyakini kebenarannya. Caranya dengan menanyakan

kebenaran data yang diperoleh tidak hanya kepada satu sumber.

Moleong (2005 :330) mengemukakan bahwa triangulasi adalah teknik

(28)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data lain.

Cara-cara yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa

yang dikatakannya secara pribadi.

c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi

penelitian dengan apa yang dilaksanakan sepanjang waktu.

d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan orang.

e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan.

Dalam hal ini peneliti membandingkan data hasil wawancara

dengan data hasil pengamatan, dan membandingkan hasil wawancara

(29)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

(30)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berikut akan dikemukakan beberapa kesimpulan berdasarkan hasil

penelitian dan pembahasan yang dibuat sesuai dengan pertanyaan penelitian.

1. Pertimbangan-pertimbangan dasar program kewirausahaan batik jumputan untuk anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB

Kondisi objektif di lapangan menunjukkan bahwa anak tunagrahita ringan

tingkat SMPLB di SLBN Dompu propinsi Nusa Tenggara Barat:

a. Memiliki kemampuan dasar membuat batik jumputan dengan urutan

kerja yang tepat.

b. Belum mendapatkan pengetahuan dan pengalaman untuk menyediakan

alat dan bahan sendiri karena disediakan oleh sekolah.

c. Perlu bimbingan lebih lanjut dalam hal peningkatan kecepatan kerja

membuat batik jumputan.

d. Perlu bimbingan lebih lanjut dalam hal peningkatan kualitas dan inovasi

produk /motif.

e. Keterampilan batik jumputan semata-mata untuk pemenuhan kurikulum

pada bidang studi keterampilan.

f. Belum mendapatkan pengetahuan dan pengalaman untuk

mengembangkan keterampilan batik jumputan agar menjadi lahan

usaha.

Berdasarkan kondisi objektif di lapangan juga menunjukkan bahwa ada

beberapa keunggulan dari keterampilan batik jumputan untuk anak

tunagrahita ringan. Keunggulan tersebut adalah:

a. Tingkat kesulitan penyediaan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk

membuat batik jumputan sangat mudah.

b. Tingkat kesulitan produksi batik jumputan sangat sederhana dan tidak

(31)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Batik jumputan memiliki variasi motif dan barang yang sangat banyak.

2. Peluang usaha batik jumputan untuk anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu.

Berdasarkan analisis data hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa

batik jumputan memiliki peluang yang potensial untuk anak tunagrahita

ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu, karena:

a. Anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu memiliki

sumber peluang berupa keterampilan membuat batik jumputan.

b. Keterampilan batik jumputan pada anak tunagrahita ringan tingkat

SMPLB di SLBN Dompu mendapat dukungan penuh dari orang tua

siswa.

c. Banyak barang dengan motif batik jumputan dibutuhkan oleh banyak

orang.

d. Modal yang dibutuhkan untuk membuat batik jumputan sangat

terjangkau.

e. Modal yang sangat terjangkau, tingkat kesulitan produksi yang tidak

rumit, produk yang dibutuhkan oleh banyak orang, sangat

memungkinkan usaha batik jumputan dapat bertahan lama.

f. Modal yang dibutuhkan sangat terjangkau sangat berpengaruh terhadap

harga jual.

g. Batik jumputan sangat memungkinkan untuk dibuat berbagai jenis

barang dan motif, dibutuhkan oleh banyak orang sehingga sangat

memungkinkan adanya peningkatan skala.

3. Program Kewirausahaan Batik Jumputan Untuk Anak Tunagrahita Ringan Tingkat SMPLB.

Program kewirausahaan batik jumputan bertujuan untuk menanamkan

nilai-nilai kewirausahaan kepada anak-anak tunagrahita ringan tingkat

SMPLB. Mengingat keterampilan yang dikembangkan adalah keterampilan

(32)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

program kewirausahaan ini meliputi nilai-nilai kewirausahaan batik

jumputan.

Ruang lingkup program kewirausahaan batik jumputan untuk

anak-anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB meliputi: peningkatan keterampilan

anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu dalam

menyediakan alat dan bahan untuk membuat batik jumputan, meningkatkan

kemampuan anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu

dalam membuat batik jumputan, memberikan pengetahuan dan pengalaman

kepada anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu dalam

memasarkan batik jumputan, memberikan pengetahuan dan pengalaman

kepada anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu dalam

memanajemen keuangan secara sederhana.

Program kewirausahaan batik jumputan disusun ke dalam tiga bab.

Bab I Pendahuluan, meliputi: dasar pemikiran, tujuan, sasaran, dampak,

petunjuk pelaksanaan, rambu-rambu. Bab II Isi Program, meliputi:

pengertian kewirausahaan, pengertian program kewirausahaan, ruang

lingkup, prosedur pelaksanaan, draf program, asesmen peserta didik. Bab III

Evaluasi.

B. Rekomendasi

Berdasarkan pembahasan dan temuan dari lapangan, maka ada beberapa

hal yang akan direkomendasikan yaitu:

1. Bagi Orangtua

Program ini hanya dapat digunakan oleh orang yang sudah memiliki

dasar-dasar keterampilan batik jumputan. Agar orang tua dapat

menggunakan program ini di rumah maka diharapkan orangtua untuk ikut

terlibat dalam proses pembelajaran membuat batik jumputan. Dengan

demikian maka orang tua dapat menindaklanjuti kegiatan yang dilakukan di

sekolah yang berkaitan dengan keterampilan kewirausahaan batik jumputan

(33)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Bagi Guru

Program pembelajaran kewirausahaan batik jumputan ini hanya

merupakan salah satu contoh pengembangan keterampilan yang telah

dimiliki siswa agar menjadi lahan usaha. Guru di sekolah dapat menjadikan

program ini sebagai acuan untuk mengembangkan program pembelajaran

kewirausahaan pada jenis keterampilan yang lain sesuai kebutuhan siswa di

sekolah masing-masing.

3. Bagi Sekolah

Program ini sebagai salah satu alternatif dalam meminimalisir

kesulitan yang biasa dihadapi oleh anak-anak tunagrahita ringan untuk

memperoleh pekerjaan ketika mereka lulus dari sekolah. Pihak sekolah

mempersiapkan para lulusannya untuk mampu mengembangkan

keterampilan yang sudah dimilikinya dari sekolah agar menjadi lahan

usaha.

4. Bagi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga

Program ini bisa dijadikan acuan dalam perumusan program kerja dan

pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan di SLBN Dompu dan memudahkan

dalam menentukan kerjasama yang perlu dibangun dengan berbagai pihak

atau instansi.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Program kewirausahaan batik jumputan ini hanya merupakan salah

satu contoh jenis keterampilan yang dikembangkan menjadi lahan usaha.

Untuk peneliti-peneliti selanjutnya bisa membuat program kewirausahaan

dari jenis keterampilan yang berbeda sesuai dengan minat dan kemampuan

yang dimiliki peserta didik masing-masing.

Penelitian ini menghasilkan program yang belum diuji cobakan

(34)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk menguji efektivitas program sehingga dapat dipergunakan dalam

Gambar

Tabel  3.1  Gambaran Subjek Penelitian
gambar atau karya-karya monumental dari seseorang.

Referensi

Dokumen terkait

Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan di Kota Tangerang Selatan memiliki kekhasan terkait dengan strategi mereka dalam menghadapi pandemi COVID-19 ini, di mana

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui untuk mengetahui efektivitas ion kalsium dan pH saliva sesudah mengonsumsi yoghurt yang mengandung probiotik dua strains

Hasil penggalian data awal seperti dalam tabel 1 menunjukkan bahwa proses stimulasi kemampuan literasi awal oleh guru PAUD di sekolah mayoritas dilakukan melalui cara

selulosa, hemiselulosa, dan lignin terhadap pulp yang dihasilkan pada proses.. delignifikasi serta analisa kadar glukosa terhadap kadar glukosa yang

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama R.I, menyatakan bahwa lembaga di bawah ini telah melakukan updating data Pendidikan Islam (EMIS) Periode Semester GENAP

[r]