Emeh Nurhamah, 2014
PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU
PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada Program Studi
Pendidikan Kebutuhan Khusus
Oleh :
EMEH NURHAMAH
NIM 1204704
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEBUTUHAN KHUSUS
SEKOLAH PASCASARJANA
Emeh Nurhamah, 2014
PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2014
LEMBAR PENGESAHAN
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing
Dr. Djadja Rahardja, M.Ed. NIP 195904141985031005
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus Sekolah Pasca Sarjana
Emeh Nurhamah, 2014
PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Program Kewirausahaan Batik Jumputan Untuk Anak Tunagrahita Ringan Tingkat SMPLB di SLBN Dompu Propinsi Nusa Tenggara Barat “ beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan
dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam
masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi
yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran
terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain
terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Februari 2014
Yang membuat pernyataan,
Emeh Nurhamah, 2014
PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU
PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT
EMEH NURHAMAH NIM: 1204704
Penelitian ini bertujuan membuat program kewirausahaan batik jumputan untuk anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB, sebagai upaya untuk meminimalisir kesulitan yang dialami anak tunagrahita ringan dalam memperoleh pekerjaan ketika mereka lulus dari sekolah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.. Temuan dari penelitian ini adalah bahwa anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di sekolah yang menjadi lokasi penelitian mampu membuat batik jumputan tapi belum memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengembangkan keterampilan yang dimilikinya untuk menjadi lahan usaha. Pembuatan program kewirausahaan disusun atas tiga bab. Bab satu pendahuluan, meliputi: dasar pemikiran, tujuan penyusunan program, dampak, sasaran program, petunjuk penggunaan, dan rambu-rambu. Bab dua isi program, meliputi: pengertian, ruang lingkup, prosedur pelaksanaan, alat dan media, dan asesmen peserta didik. Bab tiga evaluasi program. Kesimpulan dari penelitian ini adalah anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di sekolah yang menjadi lokasi penelitian mampu membuat batik jumputan tapi belum memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengembangkan keterampilan yang dimilikinya untuk menjadi lahan usaha. Batik jumputan memiliki peluang yang potensial untuk dijadikan lahan usaha bagi anak-anak tunagrahita ringan di SLBN Dompu. Direkomendasikan agar program yang telah disusun dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan program pembelajaran kewirausahaan pada jenis keterampilan lain yang sesuai dengan kebutuhan anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB.
Emeh Nurhamah, 2014
PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
*BATIK JUMPUTAN ENTREPRENEURSHIP PROGRAM FOR
CHILDREN WITH MODERATE INTELLECTUAL DISABILITY IN THE LEVEL OF JUNIOR HIGH SCHOOL IN DOMPU STATE SPECIAL
SCHOOL, NUSA TENGGARA BARAT PROVINCE
EMEH NURHAMAH Student’s Number: 1204704
This research aims to design a batik Jumputan entrepreneurship program for children with moderate intellectual disability in the level of junior high school in one state special school in Nusa Tenggara Barat Province. It is conducted as an effort to anticipate job search-related problem faced by these children after graduating from the school. This qualitative research uses descriptive method Observation, interview and documentary studies are used as data collection technique. The result shows that children with moderate intellectual disability in the research site have not yet gained any experience to develop their skills into a business opportunity. Entrepreneurship program in the research site is developed into three chapters. The first chapter covers program background, aims, effects, target, directions and guidelines. The second chapter includes program content including definition, scope, implementation’s procedures, instruments and media and children assessment. The third chapter defines program evaluation. The research concludes that after the program is developed, children moderate intellectual disability students in the research site are able to develop their skills into a business opportunity. developed into an entrepreneurship program. Batik Jumputan has an open business opportunity for children with moderate intellectual disability in Dompu state special school. The research recommends that the program developed can be used as a reference in the implementation of entrepreneurship learning program towards other kind of creative skill which is suitable to fulfill needs for children with moderate intellectual disability in the level junior high school in special school.
Emeh Nurhamah, 2014
PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
BAB II PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB.
A. Anak Tunagrahita Ringan ... B. Program Kewirausahaan Batik Jumputan
1. Pengertian Program ... 2. Komponen-komponen program pembelajaran ... 3. Program Pembelajaran Individual (PPI) ... C. Kewirausahaan
1. Pengertian ... 2. Kurikulum Pendidikan Kewirausahaan ... 3. Langkah-langkah memulai usaha ... 4. Peluang usaha ... 5. Pentingnya program kewirausahaan ... D. Batik Jumputan ...
A. Pendekatan Penelitian ... B. Subjek dan Lokasi Penelitian ... C. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... D. Teknik Analisis Data ... E. Tahapan Pelaksanaan Penelitian ... F. Desain Prosedur Penelitian ...
Emeh Nurhamah, 2014
PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ... B. Pembahasan ...
48 107
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan ... B. Rekomendasi ...
117 119
DAFTAR PUSTAKA ... 121
Emeh Nurhamah, 2014
PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
2.1 Klasifikasi Tunagrahita ... 8
2.2 Nilai-nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Kewirausahaan ... 17
2.3 Indikator Ketercapaian Nilai-nilai Kewirausahaan Jenjang
SMP/MTs/SMPLB/Paket B ... 20
3.1 Gambaran Subjek Penelitian ... 39
4.1 Hasil Observasi Kondisi Objektif Anak Tunagrahita Ringan Tingkat
SMPLB dalam Membuat Batik Jumputan... 50
4.2 Hasil Wawancara Kondisi Objektif Anak Tunagrahita Ringan Tingkat
SMPLB dalam Membuat Batik Jumputan (NH)... 52
4.3 Hasil Wawancara Kondisi Objektif Anak Tunagrahita Ringan Tingkat
SMPLB dalam Membuat Batik Jumputan (TW) ... 53
4.4 Hasil Observasi Kebutuhan Anak Tunagrahita Ringan Terhadap
Program Kewirausahaan Batik Jumputan... 55
4.5 Hasil Wawancara Kebutuhan Anak Tunagrahita Ringan Terhadap
Program Kewirausahaan Batik Jumputan (NH) ... 56
4.6 Hasil Wawancara Kebutuhan Anak Tunagrahita Ringan Terhadap
Program Kewirausahaan Batik Jumputan (TW) ... 58
4.7 Hasil Observasi Tingkat Kesulitan Penyediaan Alat dan Bahan Batik
Jumputan ... 59
4.8 Hasil Wawancara Tingkat Kesulitan Penyediaan Alat dan Bahan
Batik Jumputan (NH) ... 60
4.9 Hasil Wawancara Tingkat Kesulitan Penyediaan Alat dan Bahan
Batik Jumputan (TW)... 62
4.10 Hasil Observasi Tingkat Kesulitan Produksi Batik Jumputan ... 63
4.11 Hasil Wawancara Tingkat Kesulitan Produksi Batik Jumputan (NH) 65
Emeh Nurhamah, 2014
PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4.13
Hasil Wawancara Kualitas Produksi (NH) ... ...
Hasil Wawancara Kualitas Produksi (TW) ... ...
Hasil Observasi Inovasi Produk ...
Hasil Wawancara Inovasi Produk (NH) ...
Hasil Wawancara Inovasi Produk (TW) ... 67
Hasil Observasi Tingkat Kesulitan Pemasaran ...
Hasil Wawancara Tingkat Kesulitan Pemasaran (NH) ...
Hasil Wawancara Tingkat Kesulitan Pemasaran (TW) ...
Hasil Observasi Keterampilan yang Dimiliki Siswa ...
Hasil Wawancara Keterampilan yang Dimiliki Siswa (NH) ...
Hasil Wawancara Keterampilan yang Dimiliki Siswa (TW) ...
Hasil Observasi Dukungan Lingkungan ...
Hasil Wawancara Dukungan Lingkungan (NH) ...
Hasil Wawancara Dukungan Lingkungan (TW) ...
Hasil Observasi Modal ...
Hasil Wawancara Modal (NH) ...
Hasil Wawancara Modal (TW) ...
Hasil Observasi Kemampuan Bertahan Lama ...
Hasil Wawancara Kemampuan Bertahan Lama (NH)...
Hasil Wawancara Kemampuan Bertahan Lama (TW)...
Hasil Observasi Nilai Jual ...
Hasil Wawancara Nilai Jual (NH)...
Hasil Wawancara Nilai Jual (TW) ...
Hasil Observasi Peningkatan Skala ...
Hasil Wawancara Peningkatan Skala (NH)...
Hasil Wawancara Peningkatan Skala (TW)...
Rangkuman Data Hasil Penelitian Pertimbangan-pertimbangan Dasar
Program Kewirausahaan Batik Jumputan...
Rangkuman Data Hasil Penelitian Peluang Usaha Batik Jumputan
Emeh Nurhamah, 2014
PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR BAGAN
2.1 Perubahan Orientasi Dalam Melihat Masalah ABK ... 9
2.2
2.3
2.4
3.1
4.1
4.2
Framework Pengintegrasian Pendidikan Kewirausahaan Pada Setiap
Satuan Pendidikan...
Tahapan Pertama Memulai Berwirausaha ...
Proses Kewirausahaan (Timmon’s Model) ... Alur Penelitian ...
Program Kewirausahaan Sebelum Divalidasi ...
Program Kewirausahaan Setelah Divalidasi ...
19
22
24
47
105
Emeh Nurhamah, 2014
PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah Luar Biasa (SLB) merupakan suatu lembaga penyelenggara
pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus termasuk di dalamnya anak
tunagrahita ringan. Sebagai suatu lembaga penyelenggara pendidikan, SLB
mempunyai peranan yang sangat penting dalam mempersiapkan para
lulusannya untuk mampu hidup secara mandiri di tengah-tengah masyarakat
sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Baik itu kemandirian secara
personal, ekonomi maupun sosial.
Indikator yang sering digunakan oleh masyarakat dalam menilai apakah
seseorang sudah mandiri secara personal, ekonomi, maupun sosial salah
satunya dengan melihat kemampuan seseorang dalam bekerja dan
memeperoleh penghasilan. Semakin dewasa seseorang, akan semakin
merasakan pentingnya bekerja dan mendapatkan penghasilan. Tuntutan
seperti ini tidak hanya terjadi pada anak-anak pada umumnya, tapi terjadi
juga pada anak tunagrahita ringan. Mereka akan merasakan tuntutan untuk
menunjukkan tanggung jawab sosial mereka dan bekerja.
Kemampuan tunagrahita ringan untuk bekerja dan mendapatkan
penghasilan akan menjadikan mereka mandiri secara ekonomi dan
menumbuhkan rasa percaya diri. Mereka akan bangga dengan hasil jerih
payahnya. Kebanggaan seperti ini tidak hanya dirasakan oleh dirinya sendiri
tapi oleh orang-orang yang ada di sekelilingnya terutama orang tua dan
keluarga.
Program vokasional dan bimbingan karir merupakan suatu program
yang banyak dilaksanakan di sekolah luar biasa dalam mempersiapkan para
lulusannya untuk mampu menghadapi tuntutan dunia kerja. Soendari &
Widati (2000 : 1) , Mumpuniarti ( 2006 : 5), Wahyuni (2011 : 79) dalam
Emeh Nurhamah, 2014
PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bimbingan karir yang diberikan di sekolah masih mengalami beberapa
kendala bagi anak tunagrahita untuk bisa mendapatkan pekerjaan di
masyarakat ketika mereka lulus dari sekolah. Hal ini terjadi karena sulitnya
menyesuaikan antara program vokasional yang diberikan di sekolah dengan
tuntutan di lapangan.
Banyak orang tua dan pihak keluarga yang merasa kebingungan ketika
anak-anaknya lulus dari SLB walaupun mereka sudah dibekali berbagai jenis
keterampilan. Bahkan tidak sedikit para orang tua yang meminta kepada
pihak sekolah untuk tidak meluluskan anaknya dari SLB tersebut. Para orang
tua merasa lebih nyaman anaknya berada di sekolah daripada di rumah dan
lingkungan masyarakat pada umumnya. Hal ini terjadi kemungkinan karena
anak tunagrahita ringan kurang mandiri dalam menjalankan kehidupannya di
masyarakat.
SLB sebagai suatu lembaga pendidikan yang ikut bertanggung jawab
terhadap lulusannya perlu memikirkan untuk membuat suatu program yang
bisa membekali para lulusannya supaya bisa hidup mandiri secara ekonomi
dan sosial di masyarakat sesuai kemampuan yang dimilikinya. Disamping
dibekali dengan berbagai keterampilan, anak tunagrahita ringan juga perlu
mendapatkan suatu pengalaman untuk mengembangkan keterampilan yang
sudah dimilikinya menjadi suatu lahan usaha yang bisa membimbing anak
tunagrahita ringan ke arah yang lebih mandiri. Hal ini sangat penting, berguna
dan dibutuhkan anak tunagrahita ringan, karena untuk memenuhi tanggung
jawab ekonomi dan sosialnya anak tunagrahita ringan perlu menyiapkan diri
dan melatih kemampuan yang dimilikinya agar dapat bekerja dan
memperoleh penghasilan.
Keterampilan yang sudah dimiliki siswa perlu dikembangkan menjadi
suatu program kewirausahaan. Dengan adanya program kewirausahaan siswa
lulusan SLB termasuk di dalamnya anak tunagrahita ringan tidak sepenuhnya
harus mendapatkan pekerjaan dan bekerja pada orang lain karena mereka bisa
Emeh Nurhamah, 2014
PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
masih memerlukan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Dengan
demikian maka keterampilan-keterampilan yang diperoleh di sekolah bisa
dijadikan bekal untuk hidup mandiri di masyarakat ketika mereka lulus dari
sekolah.
Menurut Ibnu Syamsi (2001:91) pemberdayaan anak berkebutuhan
khusus merupakan suatu solusi yang bisa dilakukan baik oleh pemerintah
maupun masyarakat. Salah satu bentuk pemberdayaan anak berkebutuhan
khusus adalah dengan memberikan latihan berwirausaha. Hal ini merupakan
upaya yang bisa dilakukan dalam mengatasi persoalan pengangguran anak
berkebutuhan khusus.
Banyak faktor yang harus dipelajari untuk mempersiapkan seseorang
agar mampu berwirausaha. Menurut Kementrian Pendidikan Nasional
( 2010 : 4) penanaman nilai-nilai kewirausahaan merupakan hal yang sangat
penting dan harus dibentuk sedini mungkin agar tercipta calon-calon
wirausaha yang handal. Pendidikan formal jenjang PAUD/TK. SD/MI/SDLB,
SMP/MTS/SMPLB. SMA/MA/SMALB, dan SMK hingga PNF (Pendidikan
Non Formal) harus membuat suatu model pembelajaran kewirausahaan yang
mampu menumbuhkan karakter dan perilaku wirausaha pada peserta didik.
Penyusunan program kewirausahaan dari jenis keterampilan yang
sudah dimiliki siswa akan lebih mudah dan efektif dalam menanamkan
nilai-nilai serta menumbuhkan karakter dan perilaku wirausaha siswa. Hal ini
didasarkan pada asumsi bahwa anak (termasuk di dalamnya anak tunagrahita
ringan) akan senang melakukan suatu pekerjaan yang sudah dia kuasai. Hal
ini akan mempengaruhi terhadap minat dan semangat mereka untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan dan melakukannya dengan penuh
kegembiraan.
Jenis keterampilan yang diberikan untuk anak-anak tunagrahita ringan
tingkat SMPLB di SLBN Dompu propinsi Nusa Tenggara Barat, diantaranya
yaitu keterampilan yang berupa kerajinan tangan batik jumputan atau biasa
Emeh Nurhamah, 2014
PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembuatannya kain diikat kemudian dicelupkan ke dalam air yang sudah
diberi pewarna.
Keterampilan membuat batik jumputan yang dimiliki oleh anak-anak
tunagrahita ringan di SLBN Dompu belum mendapatkan penanganan secara
serius untuk dikembangkan menjadi suatu lahan usaha sebagai bekal bagi
mereka agar dapat bekerja dan memperoleh penghasilan. Dengan demikian,
anak-anak tunagrahita ringan di SLBN Dompu kurang mendapatkan
pengalaman dalam mengembangkan keterampilan yang dimilikinya menjadi
suatu lahan usaha yang memiliki nilai jual.
SLBN Dompu selama ini berupaya untuk mempublikasikan dan
memasarkan batik jumputan hasil karya anak tunagrahita ringan melalui
kegiatan pameran. Kegiatan pameran pembangunan yang diselenggarakan
oleh pemerintah daerah Kabupaten Dompu merupakan suatu kegiatan yang
ditunggu-tunggu oleh siswa-siswa yang ada di SLBN Dompu, termasuk di
dalamnya anak tunagrahita ringan. Pada kegiatan pameran tersebut
anak-anak tunagrahita ringan mendapatkan pengalaman langsung tentang
bagaimana mempublikasikan suatu produk dan memasarkannya.
Kegiatan pameran sifatnya temporer dan sangat terbatas (musiman)
serta belum terprogram secara sistematis. Untuk mengikuti suatu kegiatan
pameran biasanya dibutuhkan biaya dan persiapan yang tidak sedikit
sementara pelaksanaan pameran hanya berkisar satu minggu, sehingga modal
yang dikeluarkan dengan hasil yang dicapai tidak seimbang. Bahkan tidak
menutup kemungkinan ketika jadwal pameran sudah ada dana yang
dibutuhkan dan barang yang mau dipamerkan belum siap sehingga SLB tidak
bisa memanfaatkan momen tersebut. Belum lagi kondisi cuaca yang kurang
mendukung, misalnya hujan terus menerus. Hal itu juga sangat berpengaruh
terhadap efektivitas kegiatan pameran.
Kegiatan yang sifatnya temporer lebih cenderung mengarah kepada
suatu kegiatan yang turun temurun/tradisi/momentum, tidak sistematis, dan
Emeh Nurhamah, 2014
PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dimaksud adalah keilmuan tentang kewirausahaan yang bisa dijadikan bekal
oleh mereka ketika lulus dari sekolah. Dengan demikian peneliti merasa perlu
menyusun program kewirausahaan yang sistematis dan benar-benar sesuai
untuk anak-anak tunagrahita ringan. Timbul pertanyaan dalam benak peneliti “Bagaimana rumusan program kewirausahaan yang sesuai untuk anak tunagrahita ringan?”
Mengingat keterampilan yang dikembangkan dalam program
kewirausahaan ini adalah keterampilan batik jumputan, maka penelitian ini
difokuskan pada penyusunan program kewirausahaan batik jumputan yang
sesuai untuk anak-anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB yang ada di
SLBN Dompu propinsi Nusa Tenggara Barat.
B. Fokus dan Pertanyaan Penelitian
Fokus masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana program kewirausahaan batik jumputan yang sesuai untuk anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu propinsi Nusa Tenggara Barat?” Untuk mempermudah dan lebih terarah dalam pengumpulan data yang dibutuhkan
peneliti menyusun beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Pertimbangan-pertimbangan apa yang menjadi dasar program
kewirausahaan batik jumputan untuk anak tunagrahita ringan tingkat
SMPLB di SLBN Dompu propinsi Nusa Tenggara Barat?
2. Bagaimana peluang usaha batik jumputan untuk anak tunagrahita ringan
tingkat SMPLB di SLBN Dompu propinsi Nusa Tenggara Barat?
3. Bagaimana rumusan program kewirausahaan batik jumputan yang sesuai
untuk anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu Propinsi
Nusa Tenggara Barat?
Emeh Nurhamah, 2014
PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tujuan dari penelitian ini adalah ingin membuat rumusan program
tentang kewirausahaan batik jumputan yang sesuai untuk anak tunagrahita
ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu propinsi Nusa Tenggara Barat.
Untuk perumusan program tersebut peneliti perlu mendapatkan gambaran
tentang:
a. Pertimbangan dasar program kewirausahaan batik jumputan untuk
anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu propinsi
Nusa Tenggara Barat.
b. Peluang usaha batik jumputan untuk anak tunagrahita ringan tingkat
SMPLB di SLBN Dompu Propinsi Nusa Tenggara Barat.
c. Rumusan program kewirausahaan batik jumputan yang sesuai untuk
anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu propinsi
Nusa Tenggara Barat.
2. Kegunaan penelitian a. Bagi guru
Memberikan informasi tentang program kewirausahaan dari jenis
keterampilan yang sudah diajarkan di sekolah yaitu batik jumputan,
sehingga mereka termotifasi untuk membuat program kewirausahaan
pada jenis keterampilan yang lain sesuai kebutuhan siswanya.
b. Bagi sekolah
Memberikan informasi tentang program kewirausahaan batik
jumputan untuk anak tunagrahita ringan yang bisa dijadikan sebagai
salah satu alternatif bagi sekolah dalam upaya meminimalisir
kesulitan yang biasa mereka hadapi ketika mereka lulus dari sekolah.
c. Bagi orang tua
Memberikan bekal pengetahuan tentang program kewirausahaan batik
jumputan yang bisa dijadikan motifasi sekaligus acuan/pedoman
untuk berwirausaha dengan mengoptimalkan kemampuan yang
Emeh Nurhamah, 2014
PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Bagi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga (DIKPORA)
Memberikan informasi tentang program kewirausahaan di SLBN
Dompu sehingga mempermudah dalam penyusunan berbagai
program pelatihan dan kemitraan yang sesuai dengan kebutuhan di
Emeh Nurhamah, 2014
PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam penelitiam maka peneliti
memerlukan berbagai data di lapangan. Data-data yang dibutuhkan dalam
penelitian akan diperoleh peneliti dengan menggunakan metode tertentu yang
sekiranya dapat menggali berbagai informasi tentang data-data tersebut.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif. Pemilihan metode yang digunakan sesuai dengan tujuan penelitian
yang ingin dicapai yaitu ingin mendapatkan data secara deskriptif tentang
pertimbangan-pertimbangan dasar program kewirausahaan batik jumputan dan
peluang usaha batik jumputan yang kemudian dibuat program kewirausahaan
batik jumputan untuk anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu
propinsi Nusa Tenggara Barat. .
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitataif, yaitu sebuah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari prilaku yang diamati . Pendekatan
kualitatif merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk meneliti pada
kondisi objek yang alamiah.
Pendekatan kualitatif dilakukan dengan maksud ingin berusaha
menggambarkan kondisi objektif, menjelaskan situasi nyata dari fakta-fakta
yang berhasil dihimpun dari pengamatan di lapangan serta mengkaji secara
mendalam berdasarkan teori-teori yang mendukung. Melalui pendekatan
kualitatif akan memberikan peluang yang cukup luas untuk dapat memahami
data yang diperoleh dari informan lebih mendalam.
Ada beberapa alasan mengapa pendekatan kualitatif digunakan dalam
Emeh Nurhamah, 2014
PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Masalah yang dikaji merupakan suatu kejadian atau peristiwa yang sedang
berlangsung saat ini.
2. Gejala-gejala yang diperoleh dari lapangan lebih banyak menyangkut
perbuatan dan kata-kata dari informan yang sedapat mungkin tidak
dipengaruhi dari luar.
3. Antara peneliti dan informan terjadi interaktif (saling mengenal).
4. Lebih bersifat natural, induktif dan upaya untuk menemukan makna dari
suatu penomena.
5. Dapat menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dengan
subjek penelitian.
Melalui pendekatan kualitatif peneliti bermaksud mengungkapkan secara
deskriptif pertimbangan-pertimbangan dasar program kewirausahaan batik
jumputan untuk anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu
propinsi Nusa Tenggara Barat dan peluang usaha batik jumputan untuk anak
tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu propinsi Nusa Tenggara
Barat, yang selanjutnya akan dikembangkan menjadi suatu program
kewirausahaan batik jumputan untuk anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB
di SLBN Dompu propinsi Nusa Tenggara Barat.
B. Subjek dan Lokasi Penelitian 1. Subjek penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah guru yang sehari-hari
melaksanakan tugas sebagai guru keterampilan pada anak tunagrahita ringan
tingkat SMPLB di SLBN Dompu, siswa tunagrahita ringan tingkat SMPLB
yang mengikuti program kewirausahaan batik jumputan, dan orang tua
siswa. Untuk lebih jelasnya peneliti sajikan data mengenai subjek penelitian
Emeh Nurhamah, 2014
PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1
Gambaran Subjek Penelitian
No Nama Usia Jenis
Kelamin
Jenis Subyek
Pendidikan
1. TW 16 Th L Siswa Kls I/SMPLB
2. NH 13 Th P Siswa Kls I/SMPLB
3. SM 40 Th P Orang tua SMA
4. MR 41 Th L Orang tua S1
5. UH 41 Th P Guru Ket. DII/SGPLB
2. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di SLBN Dompu propinsi Nusa Tenggara Barat.
Pemilihan tempat penelitian dilakukan dengan mempertimbangkan asas
manfaat dari hasil penelitian. Penelitian ini sangat sesuai dengan kebutuhan
yang ada di lapangan yaitu di SLBN Dompu propinsi Nusa Tenggara Barat
dalam upaya mengembangkan keterampilan di sekolah menjadi suatu
keterampilan yang mempunyai nilai jual dan lebih bermakna bagi kehidupan
anak tunagrahita ringan.
C. Teknik Pengumpulan Data dan Pengembangan Instrumen Penelitian 1. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang komprehensif tentang permasalahan
yang dikaji, diperlukan berbagai teknik pengumpulan data yang relevan.
Ada beberapa teknik pengumpulan data yang peneliti anggap relevan dalam
penelitian ini, yaitu: teknik observasi, teknik wawancara dan studi
dokumentasi. Untuk lebih terperincinya, maka akan dipaparkan sebagai
berikut:
a. Observasi
Observasi dilakukan dengan cara mengamati secara langsung
Emeh Nurhamah, 2014
PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berlangsungnya pengamatan. Sebelum melaksanakan observasi, terlebih
dahulu peneliti menyusun panduan atau pedoman observasi. Dengan
pedoman observasi yang telah disiapkan maka hasil pengamatan akan
lebih terarah, tajam dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari
setiap perilaku yang nampak. Pedoman observasi yang disiapkan
sifatnya fleksibel untuk mengantisifasi kejadian-kejadian di lapangan
yang tidak terdapat dalam pedoman observasi.
Observasi dilakukan sebagai teknik pengumpulan data tambahan
guna memperoleh kejelasan informasi selain melalui wawancara. Jenis
observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis observasi
terfokus. Menurut Sugiyono (2010: 228) observasi terfokus yaitu suatu
observasi yang telah dipersempit dan difokuskan pada aspek tertentu.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan langsung terhadap informan dalam suasana
yang alami apa adanya, kekeluargaan dan waktu pelaksanaan sangat
fleksibel. Agar waktu yang digunakan efektif maka sebelum proses
wawancara itu dilaksanakan, peneliti membuat janji terlebih dahulu
tentang waktu dan tempat pelaksanaan wawancara dengan tetap
memberikan peluang-peluang untuk terjadinya perubahan apabila hal ini
memang dikehendaki oleh informan.
Proses selama wawancara berlangsung direkam kemudian hasilnya
diputar berulang-ulang untuk dianalisis dan kemudian memilih
bagian-bagian penting yang berkaitan dengan penelitian dan disalin ke dalam
bentuk tulisan. Proses perekaman wawancara tidak terlepas dari izin
informan. Jadi sebelum wawancara itu dilaksanakan peneliti meminta
izin terlebih dahulu untuk merekam proses wawancara tersebut.
Alasan penggunaan teknik wawancara sebagai teknik utamanya
didasarkan kepada fenomena yang akan diungkap dalam penelitian ini
lebih banyak didapat dari informasi lisan yang memerlukan penjelasan
Emeh Nurhamah, 2014
PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Peneliti melakukan wawancara terhadap informan dengan
menggunakan pedoman wawancara yang telah dipersiapkan sebelumnya
berlandaskan pada fokus penelitian. Pedoman wawancara disusun
meliputi ketentuan siapa yang harus diwawancara, bentuk pertanyaan
yang bagaimana yang harus dibuat sehingga menghasilkan data yang
diperlukan. Supaya jawaban informan lebih jelas dan terarah, selain
menggunakan pedoman juga peneliti menjelaskan terlebih dahulu kepada
informan apa maksud dari wawancara tersebut, mengapa dijadikan
sumber data dan seberapa pentingnya informasi diperlukan.
Data yang diperoleh dari hasil wawancara kemudian akan dirangkum
(direduksi). Jika di lapangan ditemukan data penelitian yang bukan
merupakan jawaban dari pertanyaan penelitian yang tercantum dalam
pedoman wawancara, namun data-data tersebut masih relevan, maka
data tersebut akan digunakan sebagai data penunjang. Untuk
data-data yang peneliti anggap tidak relevan maka data-data tersebut akan
dihilangkan..
Dengan wawancara ini peneliti dapat menelusuri pikiran dan
perasaan informan yaitu dengan cara menginterpretasikan apa yang
dikatakan dengan apa yang diperbuat.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan mempelajari
data-data yang ada baik berupa gambar/foto, catatan, portofolio, dan lain
sebagainya yang merupakan pelengkap dari penggunaan teknik
wawancara dan observasi. Tapi tidak menutup kemungkinan data yang
dihasilkan dari studi dokumentasi ini dapat memberikan informasi lebih
jelas. Menurut Sugiyono ( 2010 : 240) dokumen merupakan
catatan-catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan,
gambar atau karya-karya monumental dari seseorang.
Emeh Nurhamah, 2014
PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setelah teknik pengumpulan data ditentukan, langkah selanjutnya
adalah membuat pengembangan instrumen. Penyusunan instrumen ini
merupakan langkah penting untuk mengungkap berbagai data yang
diperlukan dalam sebuah penelitian. Pengembangan instrumen penelitian
diawali dengan pembuatan kisi-kisi instrumen, meliputi aspek-aspek yang
akan digali dalam penelitian dan subjek yang akan diminta keterangan.
Selanjutnya dari kisi-kisi instrumen penelitian tersebut dibuat panduan
wawancara dan observasi untuk mempermudah dan lebih terarah dalam
proses pengumpulan data di lapangan. Untuk lebih jelasnya tentang
kisi-kisi instrumen penelitian dan pedoman wawancara dapat dilihat pada
lampiran.
D. Teknik Analisis Data
Data-data yang telah terkumpul kemudian dianalisis sehingga menjadi
sebuah informasi yang dapat digunakan untuk mengambil suatu kesimpulan.
Data yang diperoleh dari lapangan (data murni) dianalisis berdasarkan kepada
aturan/petunjuk yang ada dalam ketentuan observasi dan wawancara yang
dikembangkan dalam penelitian.
Analisis dalam penelitian ini dilakukan prosedur yang disarankan oleh
pendapat Nasution (1999 : 129) yaitu, “Tidak ada suatu cara tertentu yang
dapat dijadikan pegangan bagi semua peneliti, yang dapat dilakukan sebagai
langkah-langkah umum, yaitu: (1) reduksi data (2) display data dan (3)
mengambil kesimpulan dan verifikasi”.
Sesuai dengan fokus masalah dan tujuan penelitian maka untuk
menggali data mengenai pertimbangan-pertimbangan dasar dan peluang
usaha dalam program kewirausahaan batik jumputan untuk anak tunagrahita
ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu propinsi Nusa Tenggara Barat, maka
data yang diperoleh dari lapangan disajikan dalam bentuk deskriptif dengan
menggunakan pendekatan kualitataif yang selanjutnya dianalisis dengan
Emeh Nurhamah, 2014
PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Tahap Reduksi
Aktivitas dalam analisis data yang pertama adalah melakukan
reduksi data atau merangkum data yang diperoleh dari lapangan. Menurut
Sugiyono (2010 : 247) mereduksi data berarti merangkum, memilih
hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal-hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya.
Agar suatu data dapat direduksi tentu langkah awal yang harus
dilakukan oleh peneliti adalah mengumpulkan data-data penelitian di
lapangan. Hasil pengumpulan data tersebut baru direduksi oleh peneliti.
Untuk mempermudah peneliti dalam melakukan reduksi data, maka
peneliti merekam semua hasil wawancara dan observasi di lapangan. Hasil
rekaman tersebut diputar berulang-ulang atau bila ada data tertulis maka
tulisan tersebut dibaca berulang-ulang kemudian dirangkum dan dipilih
hal-hal penting yang relevan dengan fokus dan tujuan penelitian.
Data dipilah berdasarkan suatu konsep, tema dan kategori yang
dapat memberikan hasil yang tajam tentang hasil pengamatan sehingga
mempermudah peneliti mencari data tambahan kembali bila diperlukan.
2. Tahap Display
Hasil dari reduksi data kemudian peneliti menuliskannya kembali
ke dalam sebuah data display. Menurut Sugiyono (2010 : 249) dengan
mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang
terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami
tersebut.
Data yang diperoleh dikategorikan menurut pokok permasalahan
dan dibuat dalam bentuk matriks sehingga memudahkan peneliti untuk
melihat pola hubungan satu data dengan lainnya.
3. Tahap Pengambilan Kesimpulan dan Verifikasi
Ketika data-data yang dibutuhkan di lapangan telah terkumpul
maka peneliti akan membaca berulang-ulang data display yang diperoleh
Emeh Nurhamah, 2014
PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
suatu kesimpulan dari data display tersebut (conclusion drawing
verification). Selanjutnya peneliti melakukan kajian literatur untuk
dijadikan sebagai bahan perbandingan.
Selanjutnya peneliti memverifikasi dengan melakukan proses
pengecekan ulang dari awal survey, observasi dan wawancara sehingga
diperoleh persetujuan atau kesepakatan bersama sebagai upaya nyata
untuk menjamin validitas yang diperoleh dalam rangka mencapai tujuan
penelitian.
Hasil penelitian, analisis dan pembahasannya akan diuraikan secara
lengkap pada Bab IV tesis ini.
E. Tahapan Pelaksanaan Penelitian
Untuk memberikan gambaran yang terperinci mengenai langkah-langkah
yang dilakukan peneliti dalam melaksanakan penelitian, maka akan diuraikan
tahap-tahap pelaksanaan penelitian sebagai berikut:
1. Tahap Orientasi
Tahap orientasi sering juga disebut sebagai tahap studi pendahuluan.
Tahap orientasi ini dilakukan untuk mengetahui pemetaan masalah yang
akan diteliti sehingga jelas dan terarah.
Pada penelitian ini peneliti telah melakukan orientasi atau studi
pendahuluan semenjak perkuliahan dilakukan dengan mencari fokus
permasalahan yang akan diteliti. Hal ini dilakukan karena peneliti
melaksanakan tugas sebagai tenaga pendidik di lokasi penelitian tersebut
yaitu di SLBN Dompu propinsi Nusa Tenggara Barat.
Langkah selanjutnya dalam tahap orientasi ini peneliti melakukan
komunikasi dengan pihak-pihak sekolah dan masyarakat di sekitarnya,
seperti: siswa tunagrahita ringan tingkat SMPLB, dewan guru dan kepala
sekolah di SLBN Dompu propinsi Nusa Tenggara Barat, orang tua siswa
dan orang-orang terdekat yang ada di lingkungan sekolah. Komunikasi
Emeh Nurhamah, 2014
PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
jumputan, seperti: kemampuan anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB
dalam membuat batik jumputan, tindak lanjut dari pembelajaran
keterampilan batik jumputan.
Dari kegiatan orientasi ini peneliti mendapat gambaran atau
terinventarisir segala sesuatu yang berhubungan dengan rencana penelitian,
Data atau informasi yang berhasil diinventarisir oleh peneliti selanjutnya
dijadikan modal bagi peneliti untuk merumuskan fokus pemasalahan yang
akan diteliti.
2. Tahap Eksplorasi
Pada tahap eksplorasi ini peneliti melakukan kegiatan-kegiatan yang
akan mendukung pelaksanaan penelitian dalam rangka pengumpulan data.
Peneliti memilih dan menentukan subjek yang akan dijadikan sebagai
sumber data penelitian, menentukan data-data yang dibutuhkan yang relevan
dengan permasalahan dalam penelitian, melakukan aktivitas wawancara dan
observasi terhadap subjek penelitian.
Peneliti mendokumentasikan data-data yang diperoleh dengan cara
mengumpulkan dokumen-dokumen penting yang berhubungan dengan
fokus masalah dalam penelitian. Dokumen-dokumen penting tersebut
disusun dalam bentuk:
a. Catatan lapangan, yaitu catatan yang dibuat saat peneliti berada di
lapangan. Sebagai alat bantu dipergunakan kamera digital.
b. Catatan laporan lapangan, yaitu catatan lengkap hasil wawancara,
observasi dan dokumentasi yang disusun setelah selesai dari lapangan.
c. Catatan harian lapangan, yaitu catatan yang berisi pengalaman,
perasaan, kesulitan, pertimbangan atau rencana dan keputusan yang
diambil peneliti.
Pada tahap ini peneliti berusaha seoptimal mungkin untuk dapat
mengumpulkan data atau informasi selengkap mungkin untuk kemudian
Emeh Nurhamah, 2014
PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Tahap Member Chek
Member chek adalah mengecek kebenaran data yang telah diperoleh
sebelumnya dengan cara mengembalikan data tersebut kepada sumber data
yang selanjutnya diperikasa kebenaran dari data tersebut. Member chek
merupakan uji kritis terhadap data sementara yang telah diperoleh.
Pada tahap ini , peneliti menyusun laporan hasil penelitian. Data-data
yang tertuang dalam laporan hasil penelitian dicek kembali kebenarannya
untuk mencapai keabsahan serta relevansi dengan permasalahan penelitian
yang sudah diajukan sebelumnya. Kegiatan ini betujuan agar data-data yang
diperoleh menjadi valid, reliabel dan objektif.
Secara operasional langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam
tehap member chke adalah sebagai berikut:
a. Melakukan pengecekan ulang semua data yang terkumpul dengan mela
kukan perbandingan substansi penelitian seperti yang disusun dalam
pedoman penelitian dan relevansinya dengan permasalahan penelitian.
b. Apabila data yang terkumpul ada yang belum lengkap, maka peneliti
meminta ulang kepada sumber data.
c. Meminta kejelasan dan kepastian apabila terdapat pernyataan yang tidak
jelas dari subjek penelitian .
d. Jika pada saat member chek berlangsung ternyata ditemukan data dan
informasi yang belum lengkap maka akan dihimpun kembali melalui
klarifikasi dengan subjek penelitian melalui media komunikasi yang
memungkinkan seperti telepon atau bertemu langsung.
4. Tahap Triangulasi
Teknik triangulasi dilakukan untuk meyakinkan bahwa data yang
diperoleh benar-benar diyakini kebenarannya. Caranya dengan menanyakan
kebenaran data yang diperoleh tidak hanya kepada satu sumber.
Moleong (2005 :330) mengemukakan bahwa triangulasi adalah teknik
Emeh Nurhamah, 2014
PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data lain.
Cara-cara yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa
yang dikatakannya secara pribadi.
c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dilaksanakan sepanjang waktu.
d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang.
e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.
Dalam hal ini peneliti membandingkan data hasil wawancara
dengan data hasil pengamatan, dan membandingkan hasil wawancara
Emeh Nurhamah, 2014
PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT
Emeh Nurhamah, 2014
PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berikut akan dikemukakan beberapa kesimpulan berdasarkan hasil
penelitian dan pembahasan yang dibuat sesuai dengan pertanyaan penelitian.
1. Pertimbangan-pertimbangan dasar program kewirausahaan batik jumputan untuk anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB
Kondisi objektif di lapangan menunjukkan bahwa anak tunagrahita ringan
tingkat SMPLB di SLBN Dompu propinsi Nusa Tenggara Barat:
a. Memiliki kemampuan dasar membuat batik jumputan dengan urutan
kerja yang tepat.
b. Belum mendapatkan pengetahuan dan pengalaman untuk menyediakan
alat dan bahan sendiri karena disediakan oleh sekolah.
c. Perlu bimbingan lebih lanjut dalam hal peningkatan kecepatan kerja
membuat batik jumputan.
d. Perlu bimbingan lebih lanjut dalam hal peningkatan kualitas dan inovasi
produk /motif.
e. Keterampilan batik jumputan semata-mata untuk pemenuhan kurikulum
pada bidang studi keterampilan.
f. Belum mendapatkan pengetahuan dan pengalaman untuk
mengembangkan keterampilan batik jumputan agar menjadi lahan
usaha.
Berdasarkan kondisi objektif di lapangan juga menunjukkan bahwa ada
beberapa keunggulan dari keterampilan batik jumputan untuk anak
tunagrahita ringan. Keunggulan tersebut adalah:
a. Tingkat kesulitan penyediaan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk
membuat batik jumputan sangat mudah.
b. Tingkat kesulitan produksi batik jumputan sangat sederhana dan tidak
Emeh Nurhamah, 2014
PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Batik jumputan memiliki variasi motif dan barang yang sangat banyak.
2. Peluang usaha batik jumputan untuk anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu.
Berdasarkan analisis data hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa
batik jumputan memiliki peluang yang potensial untuk anak tunagrahita
ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu, karena:
a. Anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu memiliki
sumber peluang berupa keterampilan membuat batik jumputan.
b. Keterampilan batik jumputan pada anak tunagrahita ringan tingkat
SMPLB di SLBN Dompu mendapat dukungan penuh dari orang tua
siswa.
c. Banyak barang dengan motif batik jumputan dibutuhkan oleh banyak
orang.
d. Modal yang dibutuhkan untuk membuat batik jumputan sangat
terjangkau.
e. Modal yang sangat terjangkau, tingkat kesulitan produksi yang tidak
rumit, produk yang dibutuhkan oleh banyak orang, sangat
memungkinkan usaha batik jumputan dapat bertahan lama.
f. Modal yang dibutuhkan sangat terjangkau sangat berpengaruh terhadap
harga jual.
g. Batik jumputan sangat memungkinkan untuk dibuat berbagai jenis
barang dan motif, dibutuhkan oleh banyak orang sehingga sangat
memungkinkan adanya peningkatan skala.
3. Program Kewirausahaan Batik Jumputan Untuk Anak Tunagrahita Ringan Tingkat SMPLB.
Program kewirausahaan batik jumputan bertujuan untuk menanamkan
nilai-nilai kewirausahaan kepada anak-anak tunagrahita ringan tingkat
SMPLB. Mengingat keterampilan yang dikembangkan adalah keterampilan
Emeh Nurhamah, 2014
PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
program kewirausahaan ini meliputi nilai-nilai kewirausahaan batik
jumputan.
Ruang lingkup program kewirausahaan batik jumputan untuk
anak-anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB meliputi: peningkatan keterampilan
anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu dalam
menyediakan alat dan bahan untuk membuat batik jumputan, meningkatkan
kemampuan anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu
dalam membuat batik jumputan, memberikan pengetahuan dan pengalaman
kepada anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu dalam
memasarkan batik jumputan, memberikan pengetahuan dan pengalaman
kepada anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu dalam
memanajemen keuangan secara sederhana.
Program kewirausahaan batik jumputan disusun ke dalam tiga bab.
Bab I Pendahuluan, meliputi: dasar pemikiran, tujuan, sasaran, dampak,
petunjuk pelaksanaan, rambu-rambu. Bab II Isi Program, meliputi:
pengertian kewirausahaan, pengertian program kewirausahaan, ruang
lingkup, prosedur pelaksanaan, draf program, asesmen peserta didik. Bab III
Evaluasi.
B. Rekomendasi
Berdasarkan pembahasan dan temuan dari lapangan, maka ada beberapa
hal yang akan direkomendasikan yaitu:
1. Bagi Orangtua
Program ini hanya dapat digunakan oleh orang yang sudah memiliki
dasar-dasar keterampilan batik jumputan. Agar orang tua dapat
menggunakan program ini di rumah maka diharapkan orangtua untuk ikut
terlibat dalam proses pembelajaran membuat batik jumputan. Dengan
demikian maka orang tua dapat menindaklanjuti kegiatan yang dilakukan di
sekolah yang berkaitan dengan keterampilan kewirausahaan batik jumputan
Emeh Nurhamah, 2014
PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Bagi Guru
Program pembelajaran kewirausahaan batik jumputan ini hanya
merupakan salah satu contoh pengembangan keterampilan yang telah
dimiliki siswa agar menjadi lahan usaha. Guru di sekolah dapat menjadikan
program ini sebagai acuan untuk mengembangkan program pembelajaran
kewirausahaan pada jenis keterampilan yang lain sesuai kebutuhan siswa di
sekolah masing-masing.
3. Bagi Sekolah
Program ini sebagai salah satu alternatif dalam meminimalisir
kesulitan yang biasa dihadapi oleh anak-anak tunagrahita ringan untuk
memperoleh pekerjaan ketika mereka lulus dari sekolah. Pihak sekolah
mempersiapkan para lulusannya untuk mampu mengembangkan
keterampilan yang sudah dimilikinya dari sekolah agar menjadi lahan
usaha.
4. Bagi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga
Program ini bisa dijadikan acuan dalam perumusan program kerja dan
pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan di SLBN Dompu dan memudahkan
dalam menentukan kerjasama yang perlu dibangun dengan berbagai pihak
atau instansi.
5. Bagi Peneliti Selanjutnya
Program kewirausahaan batik jumputan ini hanya merupakan salah
satu contoh jenis keterampilan yang dikembangkan menjadi lahan usaha.
Untuk peneliti-peneliti selanjutnya bisa membuat program kewirausahaan
dari jenis keterampilan yang berbeda sesuai dengan minat dan kemampuan
yang dimiliki peserta didik masing-masing.
Penelitian ini menghasilkan program yang belum diuji cobakan
Emeh Nurhamah, 2014
PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
untuk menguji efektivitas program sehingga dapat dipergunakan dalam