• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS ASPEK VERBA YANG TERDAPAT DALAM BAHAN AJAR BAHASA JEPANG TINGKAT MENENGAH.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS ASPEK VERBA YANG TERDAPAT DALAM BAHAN AJAR BAHASA JEPANG TINGKAT MENENGAH."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS VERBA ASPEK YANG TERDAPAT DALAM BAHAN AJAR

TINGKAT MENENGAH JURUSAN BAHASA JEPANG

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Gelar Master pada Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang

oleh:

PRATAMAWATI 1009703

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

ANALISIS VERBA ASPEK YANG TERDAPAT DALAM BAHAN AJAR

TINGKAT MENENGAH JURUSAN BAHASA JEPANG

Oleh Pratamawati

S.S. STBA Yapari-ABA Bandung, 2005

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang

© Pratamawati 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

DR. WAWAN DANASASMITA, M.ED NIP. 195201281982031002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang

(4)

Analisis Aspek Verba Yang Terdapat Dalam Bahan Ajar Bahasa Jepang Tingkat Menengah

Pratamawati

ABSTRAK

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai aspek verba dalam bahan ajar bahasa jepang tigkat menengah. Dengan mengumpulkan data mengenai aspek verba yang terdapat dalam 5 bahan ajar yang banyak digunakan perguruan tinggi dan lembaga pembelajaran bahasa jepang, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar kebutuhan pemisahan aspek dan system temporal lainnya.

Data yang diambil dari bahan ajar adalah data kuantitaif dengan tambahan data dari kuesioner yang hasilnya dipersentasekan. Data yang ada tidak disajikan dalam bentuk angka-angka melainkan secara deskriptif kualitatif. Pendataan dilakukan dengan teori kindaichi sebagai landasannya.

Berdasarkan hasil penelitian ragam verba aspek dengan kategori tertentu sebaiknya dipisahkan dengan penegrtiannya dalam kalimat sebagai kala. Hal ini akan sangat membantu pembelajar memahami bahwa aspek dan kala merupakan dua hal yang berbeda meskipun memiliki kaitan.

(5)

The Analysis of The Aspect Verbs

Which Contained in The Intermediate Japanese Lesson Books

Pratamawati

ABSTRACT

This research was conducted to obtain the description of aspect verbs which

contained in several intermediate Japanese lesson books. By collecting data about aspect

verbs in five intermediate Japanese lesson books, the results of the research is expected to be

a basic need in distinguishing aspect from the other temporal systems.

The data which collected from several lesson books are quantitative data added with

some data from questionnaire and the results were presented in percentage format. After that,

the data were descriptive qualitatively explained. The data was collected based on The

Kindaichi’s theory.

Based on the results of the research, the meaning of aspect verb in a certain category

which contained in a sentence should be distinguished from the meaning which viewed from

the standpoint of tense. It will help the Japanese learners to understand that aspect and tense

are two different things, although they have some connections.

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI i

KATA PENGANTAR ii

UCAPAN TERIMA KASIH iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR GRAFIK x

DAFTAR LAMPIRAN xi

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan dan Batasan Masalah 1

C. Tujuan Penelitian 5

D. Manfaat Penelitian 5

E. Sistematika Penelitian 6

BAB II LANDASAN TEORI 7

A. Aspek 7

1. Aspek Dalam Bahasa Inggris 7

2. Aspek Dalam Bahasa Indonesia 8

3. Aspek Dalam Bahasa Jepang 13

B. Esensi Aspek dalam Pembelajaran Bahasa Jepang 44

(7)

A. Metode Penelitian 46

B. Teknik Pengumpulan Data 47

C. Instrumen penelitian 48

D. Teknik Analisis Data 50

E. Jadwal Pelaksanaan Penelitian 52

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Kategorisasi 63

B. Analisa Bahan Ajar 67

1. Nihongo Chuukyuu 67

2. Minna No Nihongo II 70

3. Nihongo Shuuchuu Tore-Ningu 73

4. Chuukyuu Dokkai 79

5. New Approach Chuukyuu Nihongo 82

C. Hasil Analisa Data 87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 101

A. Kesimpulan 101

B. Saran 102

DAFTAR PUSTAKA 104

(8)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masalah yang berkenaan dengan aspek dalam Bahasa Jepang telah banyak dibahas

dalam berbagai artikel dan jurnal Bahasa Jepang, dimana didalamnya diterangkan

mengenai perbedaannya dalam berbagai bentuk kalimat. Akan tetapi, masih banyak

pembelajar yang sering salah mengartikan aspek dengan kala.Kesalahan yang dianggap

sederhana tersebut jika kita biarkan terus maka selamanya akan menjadi kesalahan.

Mayumi Kudou (1995) berpendapat bahwa aspek sangat erat hubungannya dengan kala.

Suatu kalimat dapat saja mengandung kedua unsur tersebut. Bagi pelajar pemula hal ini

terkadang dapat membingungkan sudut pandang mereka. Akan tetapi, kebingungan ini

dapat diatasi jika kita dengan teliti melihat perbedaannya. Hanya saja, perbedaan tersebut

tidak dijelaskan secara gamblang pada saat pertama kali pembelajar mempelajari perubahan

bentuk pada verba yang mengalami perubahan sesuai dengan kala pada kalimat tersebut.

Keterbatasan dalam pemahaman mengenai kala dan aspek oleh pembelajar Bahasa

Jepang di Indonesia memungkinkan bertambahnya kesalahan yang dibuat pembelajar. Hal

ini dapat juga dikaitkan dengan tidak adanya kala dalam Bahasa Indonesia (Gorys Keraf:

1991). Pembelajar berusaha mencocokkan perubahan kata kerja dalam Bahasa Jepang

dengan skema bahasa yang dipahaminya, yaitu Bahasa Indonesia sebagai bahasa ibunya.

Padahal, meskipun Bahasa Indonesia tidak memiliki kala, tetapi memiliki kategori aspek

yang mirip dengan kategori kala dalam Bahasa Jepang. Jika dilihat dari sudut pandang

aspek, maka kita dapat membagi verba dalam Bahasa Jepang menjadi beberapa bagian.

Untuk memahami perbedaan verba yang berkaitan dengan kala dan aspek dalam

Bahasa Jepang, kita harus mengetahui fungsi dari kala dan aspek tersebut. Pengetahuan ini

(9)

2

akan menjadi sebuah miscommunication, karena saat seseorang mempelajari bahasa, yang

paling penting adalah kelancaran komunikasi yang baik dan tanpa kesalahpahaman.

Salah satu kesalahan yang menurut penulis paling berbahaya adalah pemahaman

terhadap perubahan verba yang hanya berkaitan dengan kala saja. Penulis pernah

memberikan pertanyaan kepada beberapa orang pembelajar Bahasa Jepang, “Bagaimana

dengan unsur aspek pada verba yang mengalami perubahan dalam kalimatnya? Misalnya,

verba yang mengalami perubahan bentuk ~ い dan ~ い た”. Pembelajar tersebut

tidak menjawab sesuai dengan harapan penulis.kebanyakan dari koresponden menjawab

bahwa kedua bentuk tersebut mengalami perubahan kala. Bahkan beberapa orang

koresponden balik bertanya mengenai apa yang dimaksud “aspek” tersebut.

Kejadian ini menggelitik penulis untuk mengetahui apa yang menjadi penyebab

ketidaktahuan pembelajar mengenai aspek verba dalam kalimatyang mengalami perubahan

bentuk tersebut. Pertanyaan yang serupa penulis tanyakan kepada pembelajar yang saat ini

tengah menyelesaikan skripsinya dan jawabannya hampir sama, yaitu apa itu aspek dan apa

kaitannya dengan perubahan bentuk verba?

Mendapati ketidaktahuan pembelajar Bahasa Jepang mengenai aspek, membuat penulis

beranggapan bahwa penyebab utama ketidaktahuan mengenai unsur aspek pada verba

adalah karena kurangnya penyajian pengetahuan mengenai aspek itu sendiri. Kata aspek

masih belum banyak dikenal pembelajar. Kalaupun ada, yang dipahami oleh pembelajar

adalah kata serapan pada bahasa asing lain yang lebih umum dipelajari di Indonesia, yaitu

Bahasa Inggris.

Pembelajar bahasa secara otomatis biasanya akan membandingkan pengertian atau

pemahaman suatu kata dengan bahasa ibunya. Karena hal tersebut, kadang pengertian yang

tidak memiliki padanan kata atau pola kalimatnya mendapat perhatian yang minim

dibandingkan dengan kata atau pola kalimat yang memiliki padanan yang tepat dalam

(10)

3

Kesalahan yang sering terjadi pada pembelajar bahasa dalam membuat kalimat

diantaranya adalah mengenai kata kerja dan kata sifat yang mengalami perubahan bentuk

waktu lampau, sekarang, dan masa depan. Berdasarkan kebiasaan tersebut, pembelajarakan

mengikuti pola tertentu berdasarkan apa yang telah dipelajarinya. Ketidakutuhan dan

kurangnya pemahaman dalam pola kalimat tertentu memberi dampak ketidak

sempurnaannya suatu kalimat yang mereka buat. Jika dikaitkan dengan aspek dan kala, hal

ini memungkinkan sekali terjadinya kesalahan dalam penyampaian kalimat atau maksud

pembicaraan yang diinginkan oleh pembelajar. Berikut beberapa contoh kalimat yang

terdapat dalam bahan ajar tingkat chuukyuu yang mengandung aspek dalam kalimatnya.

(1) 昔 こ こ 川 流 い ま し た (New Approach Chuukyuu Nihongo:21, aspek

perfektif, kala bentuk lampau)

(2) 彼女 今 台湾 働い います (Chuukyuu Dokkai:1, aspek habituatif)

(3) 降 たい駅 降 く 次 駅ま い しま たん す

(Nihongo Shuuchuu Tore-ningu:164, aspek spontanitas, kala lampau)

Pada contoh (1) verba bentuk ~ い berada dalam posisi lampau yang termasuk ke

dalam kategori aspek perfektif. (Mayumi: 1995) Jika dilihat dari segi kala maka verba

tersebut berada pada bentuk lampau yang menyatakan keberakhiran suatu aktivitas atau

kondisi. Sedang pada kalimat ke (2) verba bentuk ~ い menyatakan kondisi yang masih

berlangsung yang mnunjukkan kebiasaan seseorang saat itu. Walaupun kebiasaan tersebut

bisa saja berhenti tetapi saat kalimat diucapkan, kondisi berada pada masa kini. Pada

contoh kalimat ke (3) verba terjadi pada masa lampau, yang menyatakan spontanitas dan

aktivitas subjek.

Ketiga contoh diatas hanyalah segelintir contoh perubahan verba yang didalamnya

mengandung unsur aspek dan kala. Dengan memahami makna aspek pada verba, penulis

berharap kesalahan yang dibuat pembelajar Bahasa Jepang dapat diminimalisir.

Dedi Sutedi (2009:89), berpendapat bahwa wajar jika pembelajar asing yang

(11)

4

karena kedua hal tersebut sering menjadi penghambat dalam mempelajari linguistik bahasa

Jepang. Berdasarkan uraian diatas, peneliti mengangkat “Analisis Aspek Verba yang

terdapat dalam Bahan Ajar Bahasa Jepang Tingkat Menengah” sebagai bahan

penelitian untuk tesis. Bahan ajar yang penulis gunakan sebagai bahan penelitian

diantaranya adalah Minna No Nihongo II, Nihongo Chuukyuu I, Chuukyuu Dokkai,

Nihongo Shuuchuu Toreningu, dan New Approach Chuukyuu Nihongo.

B. Rumusan dan Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka penulis merumuskan

masalah pada penelitian ini, yaitu sebagai berikut.

1. Aspek verba apa saja yang terdapat dalam bahan ajar tingkat menengah jurusan bahasa

Jepang?

2. Kesulitan apa saja yang dialami pembelajar dalam mempelajari dan memahami aspek

verba yang terdapat dalam bahan ajar tingkat menengah jurusan bahasa Jepang?

3. Upaya apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut?

Untuk menghindari perluasan masalah yang tidak diperlukan, maka penulis membatasi

pokok bahasan pada penelitian ini sebagai berikut.

1. Penelitian ini secara mendalam mencari verba yang menyatakan aspek pada bahan ajar

yang telah disebutkan sebelumnya dan mengkategorikannya sesuai dengan kelompok

aspek yang telah ada.

2. Bahan ajar yang digunakan sebagai bahan penelitian adalah bahan ajar yang digunakan

oleh pembelajar tingkat III dan IV pada perguruan tinggi yang mana kedua tingkatan

ini dipetakan sebagai pembelajar tingkat menengah.

3. Penelitian ini tidak ditujukan untuk meneliti kesalahan dalam kalimat pada bahan ajar

melainkan hanya sebagai media pemetaan aspek verba yang mengalami perubahan

(12)

5

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan dan batasan masalah diatas, dapat penulis paparkan beberapa

tujuan dari penelitian ini sebagai berikut.

1. Mengdeskripsikan jenis aspek verba yang terdapat dalam bahan ajar tingkat menengah.

2. Menemukan kesulitan-kesulitan dalam mempelajari dan memahami aspek verba yang

mungkin dialami pembelajar tingkat menengah.

3. Mencari upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan

tersebut.

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu materi kajian yang dapat

memberikan sumbangan teori mengenai golongan verba atau doushi yang termasuk

aspek berdasarkan fungsi kata kerjanya yang terdapat pada bahan ajar yang digunakan

pembelajar tingkat chuukyuu.

2. Manfaat Praktis

1) Bagi pembelajar Bahasa Jepang, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah

wawasan serta pemahaman mengenai aspek pada verba dalam kalimat yang

muncul dalam bahan ajar yang mereka pelajari. Diharapkan pula hasil penelitian

ini dapat dijadikan bahan kajian atau referensi untuk memperluas pengetahuan

mengenai aspek yang terdapat pada kata kerja dan golongannya.

2) Bagi pengajaran Bahasa Jepang

Bagi pengajaran Bahasa Jepang, diharapkan dapat dijadikan sebagai kajian materi

dalam proses pengajaran, khususnya yang berkaitan dengan pemahaman aspek

(13)

6

yang mungkin menjadi penyebab kesalahan pemahaman pada bahasa yang

dipelajarinya.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika pada tesis ini adalah deskriptif. Pada Bab II akan disajikan pembahasan

mengenai kajian teori yang mendukung penelitian. Landasan teori ini diambil dari berbagai

sumber, baik buku, penetian terdahulu, dan media internet. Berdasarkan rujukan tersebut,

penulis merangkum teori yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan.

Pada Bab III penulis akan membahas mengenai metode penelitian yang digunakan.

Penulis menggunakan macam-macam metode kemudian memilih salah satu yang penulis

rasa sangat sesuai dengan jenis penelitian yang penulis lakukan. Bab ini juga mengupas

mengenai pengumpulan data dari bahan ajar yang menjadi sumber penelitian. Data yang

dikumpulkan kemudian dianalisisdan diolah sesuai dengan tujuan penelitian yang penulis

harapkan.

Penjelasan lebih lengkap mengenai analisis data akan dijabarkan pada Bab IV. Data

akan dibahas sedetil mungkin dan dikaitkan dengan metode yang diusung. Analisis data

akan dilakukan secara sistematika sesuai dengan rumusan masalah.

Kesimpulan dan saran atas penelitian yang penulis lakukan akan disajikan pada bab

akhir tesis ini. Kesimpulan yang penulis sajikan merupakan pendapat subjektif yang

(14)

46

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif

kualitatif. Penelitian ini termasuk salah satu jenis penelitian kualitatif yang datanya didapat

dari dua sumber, yaitu bahan ajar dan data hasil kuesioner, yang dilakukan pada 50 orang

koresponden. Untuk mempermudah pembacaan hasil kuesioner, data akan disertai dengan

grafik persentase kecenderungan jawaban yang benar dari soal-soal yang diberikan. Hal ini

dilakukan agar pembacaan hasil kuesioner menjadi lebih mudah untuk dimengerti.

Dengan penggunaan metode ini diharapkan tujuan dari penelitian ini dapat dicapai.

Tujuan dari penelitian ini sendiri adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan

secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta yang terdapat dalam penelitian.

Serta untuk mengetahui hubungan antar fenomena yang diselidiki dan menyajikan hasilnya

secara apa adanya.

Menurut Whitney (1960), metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif adalah

pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Perspektif waktu yang dijangkau dalam

penelitian deskriptif, adalah waktu sekarang, atau sekurang-kurangnya jangka waktu yang

masih terjangkau dalam ingatan responden dan peneliti.

Metode penelitian kualitatif sendiri merupakan prosedur yang menghasilkan data

deskriptif berupa data tertulis maupun lisan dalam sebuah bahasa. Metode ini bertujuan

membuat deskripsi mengenai sifat-sifat keadaan yang berhubungan dengan

fenomena-fenomena yang diteliti sehingga didapat gambaran data yang ilmiah. Penulis menggunakan

metode ini karena pada proses penelitian akan menjabarkan secara deskriptif mengenai data

penelitian yang telah dikumpulkan. Selain itu penulis ingin membeberkan secara apa

adanya tentang hasil yang didapat dari data-data penelitian, tanpa mengacu pada hipothesis

(15)

47

B. Teknik Pengumpulan Data

1. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah beberapa bahan ajar yang dipakai di beberapa

perguruan tinggi dan lembaga kursus bahasa Jepang. Bahan ajar yang diteliti terdiri dari

lima bahan ajar, yaitu “Minna No Nihongo II” (dari bab 26), “Nihongo Chuukyuu I”,

“New Approach Japanese Intermediate Course”, “Nihongo Shuuchuu Tore-Ningu”

(dari bab 8), dan “Chuukyuu Bunpou” (dipergunakan oleh mahasiswa upi tingkat 3 dan 4). bagian yang dijadikan data penelitian adalah kalimat-kalimat atau frasa yang

didalamnya mengandung verba yang mengalami infleksi. Infleksi pada verba tersebut

kemudian ditelaah dan dikategorikan dalam jenis aspek tertentu.

2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data kualitalif,

yaitu berupa data tulisan karena nantinya akan diklarifikasikan dan digolongkan

berdasarkan kategori tertentu. Pemilihan data tulisan sebagai sumber data didasarkan

pada pertimbangan akan keberagaman verba dalam bahasa Jepang. Karena data yang

diperoleh adalah data kualitatif, maka untuk menghubungkannya dapat dilakukan

pengkategorisasian, dengan karakteristik data berwujud pernyataan-pernyataan, kalimat

majemuk sederhana, kalimat-kalimat tanya, atau berupa kata-kata.

Sumber data yang digunakan oleh peneliti adalah bahan ajar yang digunakan

pembelajar bahasa Jepang tingkat chuukyuu atau setingkat dengan tingkat 3 dan 4

pembelajar di perguruan tinggi. Bahan ajar yang digunakan sebagai sumber data adalah

“Minna No Nihongo II” (Dari Bab 26), “Nihongo Chuukyuu I”, “New Approach

Japanese Intermediate Course”, “Nihongo Shuuchuu Tore-Ningu” (dari Bab 8), dan

(16)

48

Data dipilih berupa kalimat-kalimat yang di dalamnya terdapat verba yang

mengalami perubahan bentuk. Berdasarkan perubahan tersebut golongan verba dapat

dikategorikan dalam golongan aspek sesuai dengan fungsinya masing-masing.

Sumber data lain yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah hasil

kuesioner yang dibagikan pada 50 orang koresponden. 13 orang koresponden adalah

mahasiswa semester 7 dari STBA Yapari-ABA Bandung. Terdiri dari 6 orang laki-laki

dan 7 orang perempuan. 37 orang lainnya adalah koresponden dari UPI Bandung,

semester 7 dan semuanya adalah perempuan.

Koresponden dari STBA penulis anggap sebagai perwakilan dari pembeajar bahasa

Jepang secara umum. Fokus pembelajaran pada mahasisa STBA Yapari-ABA termasuk

kategori bahasa Jepang secara general. Sedang koresponden dari UPI Bandung adalah

perwakilan pembelajar bahasa Jepang secara khusus. Hal ini karena materi yang

diterima pembelajar UPI secara khusus berkaitan dengan pendidikan keguruan yang

mencetak guru-guru bahasa Jepang di Indonesia.

C. Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2000: 134), instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang

dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan

tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Dapat disimpulkan bahwa

instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk

mengumpulkan informasi kuantitatif tentang variabel yang sedang diteliti.

Jenis instrumen yang sedang diteliti oleh peneliti adalah jenis dokumentasi.

Dokumentasi, dari asal kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam

melaksanakan metode dokumentasi, penelitian menyelidiki benda-benda tertulis seperti

buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, bahan ajar, jurnal

(17)

49

Data pada penelitian ini diperoleh melalui langkah-langkah yang disusun secara

sistematik berikut.

a. Pemilahan Verba Aspek

Pemilahan verba aspek dilakukan pada 5 bahan ajar yang menjadi sumber data,

yaitu “Minna No Nihongo II” (Dari Bab 26), “Nihongo Chuukyuu I”, “New

Approach Japanese Intermediate Course”, “Nihongo Shuuchuu Tore-Ningu”

(dari Bab 8), dan “Chuukyuu Bunpou” (dipergunakan oleh mahasiswa UPI

tingkat 3 dan 4). Verba aspek akan digaris bawahi dan kemudian dikategorikan

dalam golongan aspek dan dijabarkan presentasenya dalam bahan ajar tersebut.

b. Penelusuran Pustaka

Penelusuran pustaka dilakukan guna mencari teori-teori yang berkaitan dengan

tema penelitian, karena penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif

kualitalif maka untuk memperoleh pengetahuan dan data mengenai kajian

penelitian, peneliti menggunakan informasi dan dokumentasi seperti buku-buku

yang membahas tentang teori aspek secara umum, jurnal-jurnal yang berkaitan

dengan aspek, dan berbagai hasil ilmiah (tesis).

c. Penelusuran Online

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam

menganalisis data penelitian, baik dalam bentuk pencarian hasil penelitian

terdahulu ataupun dalam bentuk data-data yang berkaitan dengan tema yang

penulis teliti. Untuk menghindari sumber data yang tidak valid, maka

pengambilan data berupa jurnal dibatasi pada situs yang terpercaya, yaitu

dengan nama organisasi dan universitas yang jelas.

d. Kuesioner

Kuesioner berupa 10 kalimat bentuk pernyataan dan pertanyaan. Koresponden

diminta mengisi kuesioner sesuai dengan jawaban yang benar. Berdasarkan

(18)

50

diketahui, meski tidak secara mutlak. Kuesioner ini dilakukan untuk

mendapatkan tambahan data mengenai kesulitan dan penyebab kesalahan

pemahaman verba aspek yang mungkin dialami oleh pembelajar bahasa Jepang

tingkat menengah. Hasil kuesioner akan disertai histagram, hal ini dimaksudkan

agar mempermudah pengelompokan kecenderungan jawaban yang dialami oleh

pembelajar (koresponden).

D. Teknik Analisis Data

Dengan adanya metode yang disebutkan diatas maka teknik analisa data dapat

dilakukan melalui beberapa tahapan, diantaranya:

a. Reduksi Data, yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan data,

transformasi data mentah atau data kasar yang muncul dari catatan-catatan yang

didapat dari bahan ajar. Dengan kata lain proses reduksi data ini dilakukan secara terus

menerus selama penelitian dilakukan untuk menghasilkan data sebanyak mungkin.

b. Penyajian Data, yaitu penyusunan informasi yang kompleks ke dalam suatu bentuk

yang sistematis, sehingga data menjadi lebih selektif dan sederhana serta memberikan

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. Dengan proses penyajian data ini peneliti

telah siap dengan data yang telah disederhanakan dengan hasil yang sistematis.

c. Kesimpulan, yaitu merupakan tahapan akhir dalam proses analisa data. Pada bagian ini

peneliti mengutarakan kesimpulan dari data-data yang telah diperoleh dari observasi

dan dokumentasi. pada akhirnya penarikan kesimpulan akan data yang diambil akan

membuat hasil penelitian ini menjadi valid dan benar-benar maksimal.

Langkah-langkah dalam menganalisis verba aspek yang ditemukan pada data-data

penelitian akan dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu sebagai berikut.

a. Menginvetaris jumlah verba aspek serta memilahnya sesuai dengan kelompok

(19)

51

Aspek verba Jumlah verba Jenis aspek

~ ある 4 buah Tanjunjoutaitai Hikakotai

~ いる 41 buah Kizentai Kakotai, Shinkoutai Kakotai,

Shnkoutai Hikaotai, Shinkoutai

Hanpuku, Tanjun Joutaitai Hikakotai,

Shuuketsutai Fukanryou dan

Keizokutai Shinkotai Hikakotai tabel 3.1 Contoh inventarisasi verba aspek dan pengkategoriannya

b. Melakukan pemberian koding pada verba aspek yang ditemukan pada frase-frase

atau kalimat-kalimat pada bahan ajar. Pemberian koding ini dilakukan guna

mempermudah pengkategorian aspek atau proses kategorisasi. Pemberian koding

disesuaikan dengan jenis aspek yang terkandung dalam verba aspek tersebut.

No Kalimat Bab Hal Bagian Jenis Aspek

c. Menganalisis dan mengklasifikasikan data sesuai jenisnya. Analisis ini dilakukan

untuk mengelompokan verba aspek dalam bahan ajar.

d. Dari hasil klasifikasi yang didapat, penulis kemudian mengambil beberapa

kelompok aspek verba dan menjadikannya kuesiner untuk mengetahui kemungkinan

kesulitan-kesulitan dan penyebab-penyebab kesalahan pemahaman yang dilakukan

siswa dalam penggunaan aspek verba. Hasil kuesioner ini diharapkan dapat

memberikan data mengenai kecenderungan pemahaman verba aspek pada

pembelajar bahasa Jepang tingkat menengah. Kuesioner yang diberikan pada

koresponden dilakukan guna mengetahui kecenderungan pembelajar mengenai

verba aspek. Kuesioner ini menjadi sumber data data tambahan yang diperuntukan

guna mengetahui tingkat pemahaman pembelajar mengenai aspek verba.

(20)

52

e. Menyimpulkan hasil penelitian dari data-data yang telah diinterpretasikan dalam

penelitian. Kesimpulan diambil berdasarkan pengkategorian verba aspek yang

diambil dari bahan ajar. Pada bagian ini juga disampaikan hasil penghitungan

frekuensi kemunculan verba aspek berdasarkan kategorinya, permasalahan yang

timbul dalam pengkategorisasian dan kesimpulan dari data tambahan.

Dengan melakukan analisis data seperti disebutkan di atas, penelitian diharapkan dapat

mendapatkan data yang valid sehingga mempermudah pemerolehan hasil penelitian. Dalam

penelitian ini, data yang sudah ada dikumpulkan secara keseluruhan dan disederhanakan,

disajikan dalam susunan yang rapi, kemudian dianalisis. Data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kuantitatif digunakan untuk

memperkuat hasil analisa yang didapat. Dalam pengolahan data, pada penelitian ini

dilakukan pengkodingan dengan tujuan:

a. Memudahkan identifikasi fenomena.

b. Memudahkan perhitungan frekuensi kemunculan fenomena.

c. Kecenderungan temuan yang sering muncul dapat dikodekan.

d. Memudahkan penyusunan kategori dan sub kategori.

E. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Rancangan kegiatan dan waktu pelaksanaan yang peneliti jadikan pedoman dalam

kegiatan penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel berikut.

No. Kegiatan Bulan ke-

(21)

53

1. Pembuatan proposal √

2. Penelusuran referensi √

3. Pengumpulan data √

4. Pengolahan data √ √

5. Penyusunan laporan √ √ √

(22)

94

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan data dan hasil analisis yang telah diuraikan pada bab

sebelumnya peneliti menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari hasil penelitian dapat kita ketahui bahwa tidak semua jeni aspek verba berada

pada bahan ajar bahasa Jepang tingkat menengah. Sebagian besar jenis aspek verba

yang muncul dalam dalam bahan ajar adalah yang sering muncul dalam percakapan

sehari-hari, seperti bentuk ~ている, ~ てしまう、~てだす、dan lain sebagainya.

2. Jenis verba aspek yang sering muncul dalam bahan ajar yang telah diteliti adalah

jenis shinkoutai dan keizokutai.

3. Banyaknya jenis verba aspek yang tidak diperkenalkan dalam materi yang ada pada

bahan ajar. misalnya bentuk ~ようとする、~尽くす、dan lain sebagainya.

4. Kesulitan-kesulitan yang dialami pembelajar lebih bersifat pada kondisi tidak

diperkenalkannya aspek sebagai materi pembelajaran yang berbeda dengan konsep

kala.

5. Aspek merupakan objek pembelajaran yang dapat membantu meningkatkan

ketertarikan pembelajar dalam menelaah ketatabahasaan Bahasa Jepang.

B. Rekomendasi

Berikut beberapa rekomendasi yang dapat penulis sampaikan berkenaan dengan

(23)

95

1. Bagi Pemberi materi

Bagi pengajar atau pemberi materi alangkah baiknya jika dapat mengkaji lebih

dalam lagi mengenai konsep aspek sehingga pemahaman yang dapat disampaikan

kepada pembelajar menjadi lebih luas. Jika hal ini dilakukan maka manfaatnya

akan sangat besar dirasakan oleh pembelajar, salah satunya adalah dengan

berkurangnya kesalahan pembelajar dalam membuat kalimat berlatar belakang kala

dan aspek. Pemberi materi dapat menyiapkan beberapa drill yang dapat memebantu

pembelajar memahami aspek secara lebih mendalam lagi.

2. Bagi Institusi

Meskipun kategori ketatabahasaan ini tidak ada dalam kurikulum pembelajaran

bahasa Jepang, akan snagat baik jika pembahasan materi aspek disisipkan dalam

mata kuliah dimana konsep tersebut ada didalamnya. Hal ini akan dapat

meningkatkan kemampuan pembelajar dalam pemerolehan pemahaman ketata

bahasaan yang dipelajarinya. Akan lebih baik jika materi ini memiliki mata kuliah

khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan pembelajar.

3. Bagi Peneliti

Bagi peneliti selanjutnya yang akan mengambil kajian yang sama, yaitu aspek

dapat menggunakan teori yang berbeda dalam pendekatannya. Karena fokus

pengkategorian yang peneliti lakukan adalah berdasarkan kategori yang dibuat oleh

Kindaichi maka ragam aspek yang muncul pun menjadi sangat banyak. Pada

kesempatan berikutnya bentuk yang lebih sederhana dapat membantu pembelajar

memahami konsep aspek ini. Selain itu bagi peneliti dapat juga mengkaji metode

yang sesuai dalam pemahaman aspek bagi pembelajar tingkat menengah atau

tingkat atas. Sebagai pedoman penyesuaian akan tingkatannya dapat dengan

menggunakan frekuensi banyaknya jenis verba aspek yang digunakan dalam bahan

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A. Chaedar. (2009). Pokokya Kualitatif. Bandung: Pustaka Jaya.

Arikunto, Suharsimi. (1998). Metode Penelitian ( Pendekatan Penelitian ). Jakarta:PT

Rineka Cipta.

Chaer, Abdul. (2003). Linguistik Umum. Jakarta : Rineka Cipta.

Haruhiko, Kindaichi (1995). Nihongo doushi no asupekuto. Tokyo : Mugi shooboo.

伊織 . (2000). 日本語文法ハン ブック 初級 . 日本:3Aネッ ワーク.

______. (2001). 日本語文法ハン ブック 中級 . 日本:3Aネッ ワーク.

Isao, Iori. 2001. Atarashii Nihongo Gaku Nyuumon. Tokyo: Shuppan.

藤、福地. (1987). テンス∙ アスペク ∙ ムー . 日本:荒竹出版.

Japan Foundation. (1990). Nihongo Chuukyuu 1.Surabaya: Bintang Surabaya.

Keiko, Hoshino. (2008). Nihongo Shuuchuu Toreningu. Jepang: ALC.

Keraf, Gorys. 1996. Linguistik Bandingan Historis. Jakarta: Gramedia.Alwi, Hasan, dkk.

2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Kridalaksana, Harimurti 1983 Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia.

1986. Kelas kata dalam bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Kudou, Mayumi. 1995. Asupekuto Tensu Taikei : Gendai Nihongo no Jikan no Hyougen.

Tokyo: Hitsuji Shoten.

Machida, Ken. 1989. Nihongo no Jisei to Asupekuto. Tokyo : Aruku .

Minna No Nihongo. (1998). Tokyo : 3A Corporation.

Nasir, Moh. (1988). Metode Penelitian. Jakarta :Ghalia Indonesia.

Nelasari, Efni. “Aspek dalam Bahasa Jepang”. Juni 2011.

Noboru Oyanagi. (2002). New Approach Chuukyuu Nihongo.Jepang: Nihongo Kenyuusha.

Ramlan, M. 1996. Sintaksis. Yogyakarta: CV Karyono.

(25)

Sutedi, Dedi. 2003. Dasar-dasar Linguistik Bahasa Jepang. Bandung :Humaniora.

______. (2009). Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora.

Tadjuddin, Moh. Aspektualitas Dalam Kajian Linguistik. Bandung: PT. Alumni, 2005.

Tjandra, N. Sheddy. (2000). Masalah Kala Dan Aspek Dalam Bahasa Indonesia:

Peninjauan Melalui Perantaraan Bahasa Jepang. BKJ. No.13.

Tesis Analisis Kesalahan Mahasiswa dalam Menggunakan Kalimat Aspek dan Kala

dalam Bahasa Jepang. Bandung: Unpad.

Upi. (2010). Chuukyuu Dokkai 2.Bandung : Upi.

Gambar

tabel 3.2 Pengkodingan verba aspek
tabel 3.3. Waktu pelaksanaan kegiatan penelitian

Referensi

Dokumen terkait

ANALISIS PEMAKAIAN VERBA OCHIRU, KOROBU, DAN TAORERU DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG.. (DITINJAU DARI

Analisis Penggunaan Verba Bersinonim Tetsudau, Tasukeru, Dan Sukuu Dalam Kalimat Bahasa Jepang. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Revisi dan dihasilkan pengembangan bahan ajar qawaid bahasa Arab berbasis mind map untuk tingkat perguruan tinggi yaitu bahan ajar yang disajikan dalam bentuk

Penelitian ini merupakan penelitian yang membahas tentang analisis kesalahan penggunaan verba bahasa Jepang yang bermakna memakai yang dilakukan oleh mahasiswa

Berdasarkan hasil analisis, dapat diketahui bahwa verba „naik‟ dalam bahasa Jepang terdiri atas leksikon noru, noboru, dan agaru. VNBJ merepresentasikan

Revisi dan dihasilkan pengembangan bahan ajar qawaid bahasa Arab berbasis mind map untuk tingkat perguruan tinggi yaitu bahan ajar yang disajikan dalam bentuk

Revisi dan dihasilkan pengembangan bahan ajar qawaid bahasa Arab berbasis mind map untuk tingkat perguruan tinggi yaitu bahan ajar yang disajikan dalam bentuk

Terdapat juga perubahan bentuk kata dalam verba bahasa Jepang antara verba intransitif dengan verba transitifnya yaitu penggantian ujung dari kata dasar verba tersebut..