Universitas Kristen Maranatha
日本語
補助動詞
~
いく
~
く
意味分析
意味論
考察
フ
ステイ
サ
0442020マ
ターキ
ス
教大学
文学部
日本文学科
序論
日本語 あ 動詞 意味 強く 詳 く そ
補助動詞 付 あ そ 一 補助動詞 ~いく ~く
あ
動詞 テ形 く いく く いく 程
度動詞 独立性 持 意味用法 変わ く 通常
四 段階 分 考え 多い う 市川保子
段階 く いく 本来 動詞 性質 持
段階 段階 い く いく 動詞 性質
残 い
段階 く いく 動詞 意味 く 方向性
残 い
段階 く いく 本来 動詞 意味 い 動
作 変化 表
金田一 動詞 四 ープ 分 い
そ 次 う あ
静動詞 動作 伴わ 変化 生 さ い動詞
Universitas Kristen Maranatha 瞬間動詞 短い時間 起 動作 動詞
例
第四種 動詞
例 あ ふ
本論
補助動詞 ~ いく ~く 意味 そ 文 背景 あ
場面 知 事 以下 いく 例文 挙 分折 試
. キキ 町へ い (MnT: 13)
文 ~ い く 意 味 そ へ 赴 く い う あ
~ いく 階 ~ いく 変化 あ ~
いく 段階 い いく 動詞 性質 残 い
~ いく 動詞 拘束 あ
的 行わ 動作 動詞 入
.聖司 雫 ス (MwS: 65)
文 い ~ く 階 ~ く 変 化 あ
~ く 段階 い く 動詞 性質 残 い
~ く 側 向 う い う 意 味 あ
起 動作 的 行わ 動作 あ
動詞 入
結論
. ~ いく ~ く 付く動詞 種類 静動詞 動詞 瞬
間動詞 あ
. 一 ~ い く 意 味 そ へ 赴 く あ
く ~ 最 中 益 々 現 い う 意 味 あ ~
く 意 味 く 経 験 行 う 益 々
~ 最 中 あ ~ い く ~ く 変 化 段 階 そ 意
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……….. ii
DAFTAR ISI ………. vi
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ………. 1
1.2 Rumusan Masalah ………... 5
1.3 Tujuan Penelitian ……….... 5
1.4 Metode Penelitian dan Teknik Kajian ... 5
1.4.1 Metode Penelitian ... 5
1.4.2 Teknik Kajian ... 7
1.5 Organisasi Penelitian ... 8
BAB II. KAJIAN TEORI 2.1 Semantik ... 10
2.1.1 Semantik Kata ... 13
2.1.2 Semantik Kalimat ………15
3.1.2 ‘Melanjutkan’ ... 27
3.1.3 ‘Sedang’ ... 32
3.1.4 ‘Semakin’ ... 35
3.1.5 ‘Kelihatan/Tampak’ ... 39
3.2 Bentuk ~ く ... 41
3.2.1 ‘Mengalami’ ... 41
3.2.2 ‘Datang’ ... 43
3.2.3 ‘Melakukan’ ... 48
3.2.4 ‘Semakin’ ... 52
3.2.5 ‘Sedang’ ... 53
3.3 Rangkuman Analisis ... 55
BAB IV. KESIMPULAN ... 60
DAFTAR PUSTAKA ... 64
LAMPIRAN I DATA ... i
LAMPIRAN II TABEL ………... xiv
i
LAMPIRAN I
DATA
Bentuk ~ い
1. キキ 町 い
Kiki wa, harikitte, machi he orite ikimashita.
Dengan penuh semangat Kiki pergi ke kota. (Majyo no Takkyubin, 1989: 13)
2. ス ー い 一 家 見え
Furusupi-do de tonde iku to, ikken no ie ga miete kimashita.
Kiki terbang dengan kecepatan tinggi, lalu terlihat sebuah rumah. (Majyou no Takkyubin, 1989: 39)
3. キキ あ い い
Sugu chikaku na no de, Kiki wa, aruite iku koto ni shimashita.
Kiki berjalan kaki karena tempatnya dekat. (Majyou no Takkyubin, 1989: 66)
4. い い わ わ い う
“Okotte nankai nai wa. Watashi, shigoto garu no.” sono iu to, Kiki wa kururi tomuki wo kae, kaette ikimashita.
“Ga marah kok. Tapi aku ada kerjaan.” Sambil berkata demikian, Kiki berbalik memutar badannya, lalu pergi pulang.
(Majyou no Takkyubin, 1989: 77)
5. ウ スラ わ キキ い
Urusura ni sasoware, Kiki wa dekakkete ikimashita.
Karena diajak Ursula, Kiki pun pergi keluar. (Majyou no Takkyubin, 1989: 85)
6. え わ あ い
キキ い い
“Egao wo wasurezu ni ne.” okaasan no kotoba wo omoidashinagara, Kiki wa chotto tokui ge ni tonde ikimashita.
“Jangan lupa untuk tersenyum.” Sambil mengingat kata-kata ibunya, Kiki terbang menurun.
(Majyou no Takkyubin, 1989: 14)
7. キ キ 気 う う 早 足 あ い
iii
Kiki berjalan dengan sangat cepat supaya perasaannya tidak menjadi buruk. (Majyou no Takkyubin, 1989: 18)
8. 中 学 う い 雫 思 い う
歌 コ ー ラ ス 部 う い ゼ ン
Chuugaku wo sotsugyou shite iku Shizuku tachi wa, furusato he no omoi wo
utatta kono uta wo, kora-su bu no kou wa itachi ni, purezento suru tsumori
nano desu.
Lagu yang dinyanyikan ini mengingatkan Shizuku dkk yang telah lulus SMP, akan kampung halamannya, dan menjadi hadiah untuk teman-teman kelasnya.
(Mimi wo Sumaseba, 1995: 10)
9. 少年 雫 立 部屋 い い
Shounen wa, Shizuku no saki ni tatte, heya ni haitte ikimashita.
Pemuda itu berdiri jauh Shizuku, lalu masuk ke dalam ruangan. (Mimi wo Sumaseba, 1995: 52)
10. 少年 うい い い
Shounen, sou itte, shizuka ni kaidan wo orite ikimashita.
11. キキ 力 い
Kiki wa, omote he tobidasu to, zensoku chikara de hashitte ikimashita.
Kiki melompat ke depan, lalu berlari dengan sekuat tenaga. (Majyou no Takkyubin, 1989: 95)
12. ー わ 赤 う 車
い 女 人 見え
“Okusan, wasuremono.” to oku ni, akachan wo noseta uba kuruma wo oshite iku onna no hito ga miemasu.
“Nyonya… Ada barang yang tertinggal!” kata wanita itu, terlihat seorang wanita yang sedang mendorong kereta bayi.
(Majyou no Takkyubin, 1989: 21)
13. 客 案 内 い 少 年 雫
気 い う い
Okyaku san wo annai shite iru rashiku, shounen wa, Shizuku no koto nado,
zenzen kizukanai yousu de, surechigatte ikimashita.
Tamu yang sepertinya dikenali Shizuku sebagai pemuda itu, sama sekali tidak menunjukkan tanda tertekan atau khawatir saat berselisih jalan dengan Shizuku.
v
14. 下 い 少 年 い う い
い
Shita he orite iku to, shounen wa, isshoukenmei nani ka wo tsukutte imashita.
Ketika Shizuka turun ke bawah, dia melihat pemuda tersebut sedang membuat sesuatu dengan sekuat tenaga.
(Mimi wo Sumaseba, 1995: 56)
15. 飛 行 船 少 年 ー 空 う あ
い
Hikousen wa, hitori no shounen wo ro-bu ni burasaketa mama, sora he uki
agatte ikimashita.
Ada seorang anak laki-laki yang bergelantungan pada sebuah tali, di kapal udara yang melayang di langit.
(Majyou no Takkyubin, 1989: 95)
16. あ い い い 気 . . . キ キ
空 見あ ス ー あ い
“Sakki made annai ni ii otenki datta no ni…” Kiki wa, sora wo miageru to, gungun supi-do wo agete ikimashita.
“Tadi diinformasikan kalau cuaca akan baik...” Kiki mengagumi langit, dan menaikkan kecepatannya.
17. う キ キ い う 絵
い い
Mada kakikake no you desuga, Kiki wa suiyoserareru you ni e ni chikazuite
ikimashita.
Kiki mendekati lukisan yang (sepertinya) belum selesai. (Majyou no Takkyubin, 1989: 86)
18. 沢 聖 司 い う 名 前 雫 心 中 い 大 い
Amasawa Seiji to iu namae ga, Shizuku no kokoro no naka de, shidai ni
ookiku natte ikimashita.
Bila memikirkan nama Amasawa Seiji, hati Shizuku menjadi semakin besar dengan cepatnya.
(Mimi wo Sumaseba, 1995: 35)
19. 心 い
Kokoro ga, sukoshi zutsu, hogurete ikimasu.
Perasaan ini sedikit demi sedikit melunak. (Mimi wo Sumaseba, 1995: 58)
vii
Tada, hi nichi bakari ga sugi, Shizuku no seiseki wa, dondon ochite
ikimashita.
Hari demi hari terlewati, nilai Shizuku di sekolah semakin jatuh/merosot. (Mimi wo Sumaseba, 1995: 86)
21. 陽 東 京 町 金 色 い
Yukkuri to taiyou ga nobori hajime, Toukyou no machi wo, kin iro ni somete
ikimasu.
Perlahan-lahan matahari mulai nampak, dan Tokyo terlihat berwarna keemasan.
(Mimi wo Sumaseba, 1995: 106)
22. ン ボ 手 う ー い
Tonbo no te wa mou shibire, zuruzzurutto ro-bu wo suberi ochite ikimasu.
Tangan Tonbo sudah kebas (kesemutan), dan lama kelamaan tali itu terlepas dan jatuh.
(Majyou no Takkyubin, 1989: 102)
23. 空 う ン ボ 見 い う キ キ
Sora wo tobu koto ni muchuu no Tonbo wo mite iru uchi ni, Kiki mo
tanoshiku natte kimashita.
Melihat Tonbo yang keasyikan membicarakan hal-hal mengenai penerbangan, Kiki pun menjadi senang.
(Majyou no Takkyubin, 1989: 70)
24. ス 森 中 あ あ 見 え
Basu wo ori, mori no naka wo shibaraku aruku to, ano marutagoya ga,
miete kimashita.
Kiki dan Ursula menaiki bis, lalu ketika bis mereka sedang berjalan melewati hutan, terlihat kayu-kayu batangan.
(Majyou no Takkyubin, 1989: 85)
25. テ ア ウ ン サ ー う え
Sono toki, terebi kara, anaunsa- no koufun shita koe ga kikoete kimashita.
ix
26. い い 見 物 語 店 い
ー!
“Ii toko mitsukechatta. Monogatari ni dete kuru omise mitai. Suteki-!” “Tempat yang menarik. Seperti toko yang muncul dari dongeng. Keren!” (Mimi wo Sumaseba, 1995: 31)
27. え い わ わ 楽 い 演 奏 会
Soko he, kaette kita ojiisan tachi mo kuwawari, tanoshii ensoukai ni
narimashita.
Setelah itu, kakek dan teman-temannya yang sudah pulang ikut ambil bagian memainkan alat musik, dan akhirnya menjadi pertunjukan musik yang menyenangkan.
(Mimi wo Sumaseba, 1995: 58)
28. 聖司 雫 クラス
Seiji ga Shizuku no kurasu wo tazunete kimashita.
Seiji berkunjung ke kelas Shizuku. (Mimi wo Sumaseba, 1995: 65)
29. 物 語 い 最 初 読 者
“Monogatari wo kaita node, motte kimashita. Yakusoku desu. Saisho no dokusha ni natte kudasai.”
“Karena sudah menulis dongeng, aku (datang) membawanya kesini. Sesuai janji, tolong jadilah pembaca dongengku yang pertama.”
(Mimi wo Sumaseba, 1995: 94)
30. 恋 人 彼 女 人 形
い
“Koibito ga modotte kitara, kanojyo ga hikitori, futatsu no ningyou wo, kitto isshoni suru karatte ne.”
Setelah kekasihnya kembali, wanita itu meminta supaya kedua boneka itu tidak dipisahkan.
(Mimi wo Sumaseba, 1995: 98)
31. 車 少年
Soko he, jitensha ni notta shounen ga yatte kimashita.
Setelah itu, datang seorang pemuda yang mengendarai sepeda. (Majyou no Takkyubin, 1989: 18)
xi
Pada saat itu, tiba-tiba dari toko roti, muncul seorang wanita yang sedang hamil.
(Majyou no Takkyubin, 1989: 21)
33. 読 書 大 雫 今 夜 図 書 館 本 い
Dokusho ga daisuki na Shizuku wa, konya mo, toshokan kara karite kita hon
wo, yonde imasu.
Shizuku, yang sangat menyukai membaca buku, malam ini pun membaca buku yang dipinjamnya dari perpustakaan.
(Mimi wo Sumaseba, 1995: 4)
34. わ ム ー ン 店 物 語
中 い
“Watashi, Mu-n wo tsukete kitara, kono omise ni kichatta no. Monogatari
no naka mitai de, doki doki shichatta.”
“Aku menemukan toko ini ketika mengikuti Moon. Dan karena toko ini seperti yang ada di dalam dongeng, aku berdebar-debar.”
35. 高校 い ういう
い 道 い チ ャ ン ス い
“Sorede, dame dattara, koukou he ikette. Sou iu no, suki ja nai yo. Nigemichi tsukutte oku mitai de. Demo, chansu dakara, itte kuru.”
Lalu, walaupun sekolah tidak berguna, aku tetap pergi ke sekolah. Aku tidak suka berkata seperti ini. Karena seperti melarikan diri. Tapi, karena ini merupakan kesempatan, aku akan pergi.
(Mimi wo Sumaseba, 1995: 67)
36. ベ 男 子
Doki doki shinagara genkan no beru wo narasu to, otoko no ko ga
tobidashite kimashita.
Dengan berdebar-debar Kiki memencet bel yang ada di teras, lalu seorang anak laki-laki meloncat keluar.
(Majyou no Takkyubin, 1989: 40)
37. わ ! わ 物 語
い あ 夕 子 あ う わ
xiii
“Dattara, watashi mo, tame shite miru. Kimeta! Watashi, monogatari wo kaku. Kakitai mono ga, aru no. Yuuko, arigatou. Watashi, nan da ka,
chikara ga waite kita.”
“Karena itu, aku juga akan mencoba. Kuputuskan! Aku akan menulis dongeng. Ada yang ingin aku tulis. Terima kasih Yuuko. Entah bagaimana, semangatku meluap.”
(Mimi wo Sumaseba, 1995: 71)
38. ス ー い 一 家 見え
Furusupi-do de tonde iku to, ikken no ie ga miete kimashita.
Kiki terbang dengan kecepatan tinggi, lalu terlihat sebuah rumah. (Majyou no Takkyubin, 1989: 39)
39. 家 え い ン ボ 見 え
Ie no soba made modotte kuru to, kaette iku Tonbo no sugata ga miemashita.
Ketika Kiki, yang sedang dalam perjalanan pulang, sudah sampai di samping rumahnya, tampak sosok Tonbo yang sedang berjalan pulang.
(Majyou no Takkyubin, 1989: 62)
40. あ 空 飛行船
Sono toki, asa no sora ni, hikousen ga tonde kimashita.
LAMPIRAN II
TABEL
1. Tabel – 1 Makna bentuk ~ い dan bentuk ~
Bentuk
Makna ~ い ~
1. Datang 9
2. Kelihatan/Tampak 9
3. Melakukan 3
4. Melanjutkan 3
5. Mengalami 3
6. Pergi 3
7. Sedang 3 3
8. Semakin 3 3
2. Tabel – 2 Verba dan bentuk ~ い dan ~
Bentuk
Verba ~ い ~
1. あ 9
2. あ 9
24. 9
25. 9
26. 9 9
27. 9
28. う あ 9
29. わ 9
30. 9
3. Tabel – 3 Jenis-jenis Verba Jenis Verba
Verba Stative Continuative Instantaneous Type 4
1. あ 9
2. あ 9
3. 9
4. 9
5. 9
6. い 9
7. 9
8. 9
30. 9
4. Tabel – 4 Hubungan ~ い ~ dengan jenis-jenis verba
Jenis Verba
Verba ~ い ~ Stat. Con. Ins.
1. あ 9 9
2. あ 9 9
3. 9 9
4. 9 9
5. 9 9
6. い 9 9
7. 9 9
8. 9 9
9. い 9 9
10. え 9 9 9
11. 9 9
12. え 9 9
13. え 9 9
14. 9 9
xix
17. 9 9
18. 9 9
19. 9 9
20. 9 9
21. う 9 9
22. 9 9
23. う 9 9
24. 9 9
25. 9 9
26. 9 9 9
27. 9 9
28. う あ 9 9
29. わ 9 9
RIWAYAT HIDUP PENULIS
NAMA : VASTHY ALISA
NRP : 0442020
ALAMAT : PERUMDAM II SRIWIJAYA BLOK M NO. 04 RT
03 RW 02 SUKABUMI BANDAR LAMPUNG 35134 NAMA AYAH : SAMUEL HERMAN FREDERICK SIAHAYA
NAMA IBU : LYDIA HANNA RIBKA TOENLIOE
RIWAYAT PENDIDIKAN:
• 1990-1992 : TKK DHARMAWIYATA • 1992-1998 : SDK DHARMAWIYATA
• 1998-2001 : SMPK BPK PENABUR BANDAR LAMPUNG • 2001-2004 : SMAK BPK PENABUR BANDAR LAMPUNG
Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Manusia memerlukan alat atau media untuk menyampaikan gagasan atau pemikirannya, maka manusia menciptakan bahasa. Bahasa adalah sistem lambang bunyi berartikulasi (yang dihasilkan alat-alat ucap) yang bersifat sewenang-wenang dan konvensional yang dipakai sebagai alat komunikasi untuk melahirkan perasaan dan pikiran (KBBI, 1989: 67). Hal serupa mengenai pengertian bahasa 語 /go/ dinyatakan oleh Matsuki dan Yamamoto (1994: 658) dengan:
語 人間 あ 事柄 感情 考え を伝え た 用い 音
そ を文字 表わした
Go wa ningen ga aru kotogara ya kanjyoo, kangae nado wo tsutaeru tame ni mochi iru onsei ya, sore wo moji ni arawashita mono.
Bahasa adalah alat yang digunakan manusia untuk menyampaikan suatu masalah, perasaan, maupun pemikiran, yang ditunjukkan atau dinyatakan dengan menggunakan suara (lisan) maupun melalui huruf (tulisan). Jadi bahasa merupakan media atau alat yang diciptakan oleh manusia untuk berkomunikasi sehingga mereka bisa menyampaikan perasaan dan pikirannya, baik secara lisan maupun tertulis.
yang teratur dalam pembentukan suatu kalimat, yang disebut grammar atau tata bahasa (Lyons, 1995: 72).
Pembentukan tata bahasa bertujuan untuk membuat setiap pengguna atau pemakai bahasa dalam suatu masyarakat dapat saling mengerti. Tiap bahasa memiliki caranya sendiri-sendiri dalam pembentukan makna kalimat (Kentjono, 1982: 73). Hal ini mengakibatkan terjadinya perbedaan tata bahasa antar satu bahasa dengan bahasa lainnya.
Dalam tata bahasa terdapat bentuk-bentuk yang digunakan untuk lebih menekankan atau menjelaskan makna suatu kalimat atau kata. Bahasa Jepang, contohnya, memiliki bentuk-bentuk yang ditambahkan atau digabungkan pada verba maupun kata sifat. Verba atau kata sifat yang memiliki bentuk tambahan akan mengalami perubahan makna dan dapat memberi makna tambahan yang lebih mendetail atau mendalam dari verba asal.
Bentuk-bentuk tersebut ada yang dapat mengubah kelas kata (contoh: kata sifat pertama た い /takai/ ‘tinggi’, jika ditambahkan dengan ~さ akan berubah kelas kata menjadi kata benda た さ /takasa/ ‘ketinggian’); ada yang menyatakan waktu terjadinya suatu peristiwa (contoh: verba た /taberu/ ‘makan’ jika ditambahkan bentuk ~ い akan menjadi た い /tabete iru/ yang berarti ‘sedang makan’); dan sebagainya.
Pada penelitian ini, penulis akan menganalisis mengenai bentuk ~ い
Universitas Kristen Maranatha 3
(1) 毎朝会社 歩イテクル (NSI: 157) Mai asa kaisha he aruite kuru.
Setiap pagi (saya) berjalan kaki ke perusahaan.
Pada kalimat tersebut, 歩 イ テ berfungsi memperjelas ク ル , yaitu menyatakan tindakan datang dengan berjalan kaki yang ‘saya’ lakukan.
(2) 彼 2階 上 っ いった (NGRS: 119)
Kare wa 2 kai ni agatte itta.
Dia naik ke lantai 2.
Pada kalimat tersebut, bentuk ~ いく menunjukkan terjadinya pergerakan ‘dia’ yang jauh dari awal tempat pergerakan tersebut.
(3) すいた 食堂 食 く (SNBKP: 221)
Onaka ga suitakara, shokudou de tabete kuruyo.
Karena lapar, (saya) makan ke kantin.
Kalimat (3) dengan verba bentuk ~ く bermakna bahwa setelah selesai makan di kantin, ‘saya’ akan kembali ke tempat sebelum ‘saya’ pergi makan. ‘Saya’ pergi dengan tujuan hanya untuk makan di kantin.
(4) すいた 食堂 食 いく (SNBKP: 221)
Onaka ga suitakara, shokudou de tabete ikuyo.
Karena lapar, (saya) makan di kantin.
Selain karena verba bentuk ~ い く dan bentuk ~ く masing-masing memiliki arti atau makna dan fungsi yang berbeda-beda dalam pemakaiannya, verba bentuk ~ い く dan bentuk ~ く juga dalam pemahamannya seringkali tidak mudah untuk dibedakan dengan verba 行く/iku/ yang berarti ‘pergi’ dan verba 来 /kuru/ yang berarti ‘datang’. Hal-hal tersebut yang membuat penulis merasa tertarik untuk meneliti tentang gabungan verba bentuk ~ いく dan bentuk ~ く tersebut.
Penelitian ini diarahkan pada penginterpretasian kalimat-kalimat dengan verba bentuk ~ いく dan bentuk ~ く yang akan dikaji secara semantik. Semantik merupakan ilmu yang membahas mengenai makna kata, frase dan kalimat (Yule, 1985: 114). Sehingga penelitian ini merupakan penelitian yang membahas atau meneliti mengenai makna kata-kata dan kalimat-kalimat yang berbentuk verba ~ いく dan ~ く .
Penelitian mengenai bentuk sambung pada verba sebelumnya pernah dilakukan oleh Devi pada tahun 2000 dengan judul Analisis Kanryou dalam Aspek Bahasa Jepang yang juga membahas bentuk sambung aspek perfektif ~
Universitas Kristen Maranatha 5
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan tersebut, penulis menemukan permasalahan sebagai berikut:
1. Jenis verba apa saja yang dapat digunakan dengan bentuk ~ い
く dan ~ く ?
2. Makna apa saja yang terkandung dalam kalimat berpola V + い
く dan V + く ?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini diadakan penulis dengan tujuan untuk menjawab pertanyaan yang muncul pada Rumusan Masalah, yaitu sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan jenis verba yang dapat digunakan dengan bentuk ~ いく dan ~ く .
2. Mendeskripsikan makna yang terkandung dalam kalimat berpola V + いく dan V + く .
1.4 Metode Penelitian dan Teknik Kajian 1.4.1 Metode Penelitian
Menurut Whitney dalam Moh. Nazir (1988: 63), metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Surakhmad (1990: 139) menambahkan dengan menyatakan bahwa pelaksanaan metode deskriptif tidak terbatas hanya sampai pengumpulan data dan penyusunan data, tetapi meliputi analisa dan interpretasi tentang arti data itu.
Interpretasi yang dimaksud merupakan pemahaman penulis atas kasus yang akan dianalisis, yaitu mengenai verba bentuk ~ いく dan bentuk ~ く
dalam bahasa Jepang. Dalam interpretasi itu juga mencakup cara yang dilakukan untuk memecahkan masalah yang muncul dengan menuturkan, menganalisis dan mengklasifikasi data-data verba bentuk ~ いく dan bentuk ~
く dalam bahasa Jepang sehingga pada akhirnya dapat ditarik suatu kesimpulan. Kesimpulan dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan yang muncul dalam Rumusan Masalah.
Universitas Kristen Maranatha 7
toko roti, sebagai pengantar barang. Dia juga mendapat teman dan banyak pengalaman melalui pekerjaannya itu.
Sementara itu, Mimi wo Sumaseba merupakan buku yang ceritanya dikarang olah Hiiragi Aoi, dan gambar pada buku tersebut dibuat oleh Miyazaki Hayao. Mimi wo Sumaseba berlatar waktu Jepang modern. Cerita pada buku tersebut mengenai seorang anak perempuan bernama Shizuku yang memiliki hobi membaca buku. Shizuku tertarik dengan seseorang yang bernama Amasawa Seiji, dan dia berusaha mengetahui siapa sebenarnya Amasawa Seiji itu. Perkenalan Shizuku dengan Amasawa Seiji mempengaruhi impian Shizuku.
Dari kedua buku tersebut, penulis menemukan banyak kalimat dengan bentuk V bentuk + いく dan V bentuk + く . Hal tersebut yang membuat penulis menggunakan kedua buku tersebut sebagai sumber data utama penulis dalam penulisan skripsi.
1.4.2 Teknik Kajian
Teknik adalah langkah dan kegiatan yang sistematis dalam melakukan suatu penelitian. Dengan kata lain, teknik adalah cara untuk melaksanakan metode. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik kajian studi pustaka. Langkah-langkah yang akan penulis lakukan sesuai dengan teknik yang penulis gunakan, yaitu kajian pustaka dalam penelitian ini adalah:
2. Memilah-milah data yang sesuai dengan bahasan penulis, yaitu mengenai verba bentuk ~ い く dan bentuk ~ く dalam bahasa Jepang
3. Data-data mengenai verba bentuk ~ いく dan bentuk ~ く tersebut akan penulis analisis berdasarkan teori-teori yang telah penulis dapatkan
4. Penulis menarik kesimpulan mengenai bahasan yang penulis teliti, yaitu mengenai verba bentuk ~ い く dan bentuk ~ く , sehingga penulis dapat menjawab pertanyaan yang muncul dalam Rumusan Masalah.
1.5 Organisasi Penelitian
Penulisan penelitian ini memiliki struktur penulisan sebagai berikut: Bab I terdiri atas Subbab Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Metode Penelitian dan Teknik Kajian, dan Organisasi Penelitian. Subbab Metode Penelitian dan Teknik Kajian terbagi menjadi Sub Subbab Metode Penelitian dan Teknik Kajian. Bab II terdiri atas Subbab Semantik, Bentuk Sambung Verba, dan Rangkuman Teori. Subbab Semantik terbagi menjadi Sub Subbab Semantik Kata dan Sub Subbab Semantik Kalimat, sementara Subbab Bentuk Sambung Verba terbagi menjadi Sub Subbab Bentuk ~ いく dan Bentuk ~ く . Pada Bab III akan diisi dengan Analisis ~ い
Universitas Kristen Maranatha 9
menjadi Sub Subbab ‘Pergi’, ‘Melanjutkan’, Sedang’, Semakin’ dan ‘Kelihatan/Tampak’. Sementara Subbab Bentuk ~ く terbagi menjadi ‘Mengalami’, ‘Datang’, ‘Melakukan’, ‘Semakin’ dan ‘Sedang’. Bab IV akan diisi dengan Kesimpulan.
BAB IV KESIMPULAN
Analisis bentuk ~ い dan ~ yang penulis lakukan,
memungkinkan penulis memperoleh dua kesimpulan, yang merupakan jawaban dan pemahaman dari dua buah rumusan masalah yang ada pada bab pertama. 1) Ada tiga jenis verba yang dapat digunakan dengan bentuk ~ い dan
~ , yaitu Stative Verb, Continuative Verb dan Instantaneous Verb.
Stative Verb termasuk verba-verba yang tidak melibatkan suatu tindakan,
dan tidak mengakibatkan terjadinya perubahan, contoh: え
/kikoeru/ ‘terdengar’. Continuative Verb merupakan verba-verba yang melibatkan suatu tindakan yang terus berlanjut, contohnya: は し
/hashiru/ ‘lari’. Dan yang termasuk Instantaneous Verb adalah verba-verba yang menyatakan suatu tindakan yang berlangsung atau terjadi dalam waktu singkat, contohnya: /ochiru/ ‘jatuh’.
2) Dalam menganalisis makna-makna bentuk ~ い dan ~ ,
perlu dipahami situasi yang melatarbelakangi data-data yang ada. Selain itu, tingkatan-tingkatan perubahan bentuk ~ い dan ~ juga
sangat berpengaruh untuk memahami makna yang terdapat dalam data-data kalimat berbentuk V + い dan V + . Makna-makna
Universitas Kristen Maranatha 61
13. みえ 9 9
14. 9 9
15. 9 9
16. 9 9 9
17. 9 9
18. 9 9
19. 9 9
20. そ 9 9
21. そ ょう 9 9
22. べ 9 9
23. う 9 9
24. ね 9 9
25. び 9 9
26. ぶ 9 9 9
27. 9 9
28. う あ 9 9
29. わ 9 9
Universitas Kristen Maranatha 63
Dari tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa bentuk ~ い lebih
sering menggunakan verba jenis Instantaneous Verb dan Continuative Verb dalam penggunaannya. Sementara bentuk ~ menggunakan verba jenis Stative
DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa). 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Matsuki, Shoukei & Yamamoto Kiyotaka. 1994. A Dictionary of Synonyms in
Japanese. Tokyo: Shogakukan.
Lyons, John. 1995. Linguistic Semantic: An Introduction. London: Cambridge University Press.
Kentjono, Djoko. 1982. Dasar-dasar Linguistik Umum. Jakarta: Fakultas Sastra Universitas Indonesia.
Teramura, Hideo. 1984. Nihongo no Shintakusu to Imi II. Tokyo: Kuroshio. Ichikawa, Yasuko. 1997. Nihongo Goyou Reibun Shojiten. Isebu.
Ichikawa, Yasuko. 2005. Shokyuu Nihongo Bunpou to Kangaekata no Pointo. Tokyo: Suri-e-.
Yule, George. 1985. The Study of Language. London: Cambridge University Press. Nazir, Moh. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Surakhmad, Winarno. 1990. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito. Hudford, James R. & Brendan Heasley. 1983. Semantic: A Coursebook. London:
Cambridge University Press.
Universitas Kristen Maranatha 65
Depdikbud (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa). 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka.
Tsujimura, Natsuko. 1996. An Introduction to Japanese Linguistic. London: Blackwell.
Hockett, Charles F. 1958. A Course in Modern Linguistics. New York: Macmillan. Radford, Andrew, dkk. 1999. Lingustics: An Introduction. London: Cambridge
University Press.
Harumi, Tanaka. 1975. Gengogaku Nyumon. Tokyo: Daishuu.