• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAKIP TA 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LAKIP TA 2016"

Copied!
203
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KINERJA

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

DAN PERUMAHAN RAKYAT

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkah dan hidayahNya sehingga Laporan Kinerja Kementerian PUPR telah dapat diselesaikan pada waktunya.

Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Kementerian PUPR wajib menyusun dan menyampaikan Laporan Kinerja Tahunan Tingkat Entitas Akuntabilitas Kinerja Kementerian/Lembaga paling lambat 2 (dua) bulan setelah tahun anggaran berakhir.

Kementerian PUPR terdiri dari atas 11 unit organisasi Eselon I yang melaksanakan 12 program dengan 15 sasaran strategis,

sehingga laporan kinerja ini merupakan konsolidasi

pencapaian sasaran program yang telah dilaksanakan selama TA 2016.

Laporan Kinerja yang menggambarkan dinamika Kementerian PUPR sepanjang tahun 2016 dimaksudkan sebagai pertanggung jawaban terhadap penggunaan seluruh sumber daya dengan menerapkan strategi pelaksanaan kegiatan dalam rangka mencapai tujuan dan Sasaran Strategis Kementerian PUPR sebagaimana tertuang di dalam Rencana Strategis Kementerian dan RPJMN 2015-2019.

Selain itu, laporan akuntabilitas ini juga berperan sebagai alat kendali dan penilaian kualitas kinerja secara terukur, serta alat untuk mendorong peningkatan kinerja demi terwujudnya pemerintahan yang akuntabel di lingkungan Kementerian PUPR.

Ungkapan terimakasih dan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah bekerja keras melakukan segala daya dan upaya hingga terselesaikannya laporan kinerja ini dan tercapainya target kinerja Kementerian PUPR Tahun 2016.

Jakarta, 27 Februari 2017

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

(4)

ii

Ringkasan Eksekutif

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Infrastruktur utama yang dibangun oleh kementerian PUPR antara lain jalan dan jembatan, bendungan, irigasi, perumahan, penyediaan air minum, sanitasi, dan revitalisasi kawasan. Dari output pembangunan infrastruktur terbangun tersebut diharapkan dapat tercapai outcome yang berkelanjutan dan berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan ekonomi dan pelayanan infrastruktur dasar.

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tahun 2016 merupakan tahun kedua pengukuran dan evaluasi capaian kinerja Kementerian PUPR untuk masa RPJMN III dan Renstra 2015-2019.

Pada tahun 2016, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mendapatkan alokasi anggaran sebesar 104,08 Triliun untuk mewujudkan ketahanan air, kedaulatan pangan, kedaulatan energi, pengembangan wilayah, penguatan konektivitas nasional, perwujudan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan termasuk pengusahaan penyediaan rumah dan pembiayaannya, industri konstruksi yang kompetitif, sinergi pusat dan daerah, serta pengelolaan sumber daya yang efektif, efisien dan akuntabel. Hal tersebut didukung dengan perwujudan 15 sasaran strategis melalui pelaksanaan 12 program oleh 11 unit organisasi.

Capaian kinerja Kementerian PUPR dikelompokkan ke dalam 3 perspektif yang didukung oleh 15 (lima belas) sasaran strategis sesuai dengan yang telah diperjanjikan oleh Menteri di dalam Perjanjian Kinerja. Capaian kinerja Kementerian PUPR Tahun 2016 adalah sangat memuaskan dengan nilai 102,57%. Capaian ini menunjukkan hasil kerja keras seluruh personil Kementerian PUPR di pusat dan di daerah pada 11 (sebelas) unit organisasi dalam rangka melaksanakan pembangunan infrastruktur yang berkeadilan sesuai dengan rencana strategis dan direktif Presiden.

8 (delapan) capaian sasaran strategis dapat memenuhi target 2016, dengan rincian sebagai berikut:

 Tingkat dukungan kedaulatan pangan dan ketahanan energi, dengan realisasi 53,14% dan kinerja 105,58%;

 Tingkat konektivitas jalan nasional, dengan realisasi 75,35% dan kinerja 101,82%;

 Tingkat dukungan ketahanan air nasional, dengan realisasi 42,90% dan kinerja 122,57%;

(5)

iii  Tingkat pengendalian pelaksanaan konstruksi nasional, dengan realisasi 90,44% dan

kinerja 115,94%;

 Prosentase sumber daya manusia yang kompeten dan berintegritas, dengan realisasi 30,04% dan kinerja 120,16%;

 Tingkat penyediaan dan pemanfaatan hasil inovasi teknis terapan bidang PUPR, dengan realisasi 100% dan kinerja 144,92%;

 Tingkat pengelolaan regulasi dan layanan hukum, data dan informasi publik, serta sarana dan prasarana, dengan realisasi 87,19% dan kinerja 102,58%;ekutif

Terdapat 7 (tujuh) indikator kinerja lainnya yang capaian kinerjanya kurang dari 100%, indikator tersebut adalah:

 Indeks rasio dukungan infrastruktur PUPR terhadap keterpaduan pengembangan kawasan, dengan realisasi 76,59% dan kinerja 90,10%;

 Tingkat layanan infrastruktur dasar permukiman dan perumahan, dengan realisasi 79,95% dan kinerja 95,17%;

 Tingkat keterpaduan kebijakan, perencanaan, pemrograman terhadap penganggaran pembangunan bidang PUPR, dengan realisasi 77,04% dan kinerja 90,63%;

 Tingkat kemantapan jalan nasional, dengan realisasi 89,38% dan kinerja 98,21%;

 Tingkat kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur permukiman, dengan realisasi 75,73% dan kinerja 91,24%;

 Tingkat pemenuhan perumahan yang layak huni bagi rumah tangga berpenghasilan rendah, dengan realisasi 84,17% dan kinerja 99,02%;

 Tingkat kinerja dan integritas Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dengan realisasi 76,51% dan kinerja 98,72%;

Pada tahun 2016, terdapat kebijakan Pemerintah melalui Inpres Nomor 4 Tahun 2016 dan Inpres Nomor 8 Tahun 2016 mengenai penghematan/pemotongan anggaran Kementerian PUPR menjadi Rp. 98,2 Triliun dan kebijakan penghematan II (self blocking) sehingga anggaran efektif Kementerian PUPR menjadi Rp. 91,21 Triliun. Hal ini menyebabkan terjadinya pengurangan output pada beberapa program dan kegiatan sehingga beberapa target outcome tidak tercapai. Meskipun mengalami berbagai kendala dan hambatan dalam proses pelaksanaan dan penyerapan anggaran, capaian penyerapan anggaran tahun 2016 masih menunjukkan hasil yang baik yaitu sebesar 83,88% (terhadap pagu SPAN) dan 90,3% (terhadap Pagu efektif).

(6)

iv

dilakukan pada tahun 2016 oleh Kementerian PUPR dalam peningkatan akuntabilitas kinerja:

 Pelatihan evaluator SAKIP;

 Reviu Renstra Kementerian PUPR;

 Penyusunan Rapermen SAKIP;

 Penyusunan Rapermen IKU;

 Kesepakatan kinerja melalui Berita Acara; dan

(7)

v

DAFTAR ISI

Hal.

Kata Pengantar ... i Ringkasan Eksekutif ... ii Daftar Isi ... v

BAB 1 PENDAHULUAN ... I-1

1.1 LATAR BELAKANG ... I-1 1.2 TUGAS DAN FUNGSI ... I-2 1.3 STRUKTUR ORGANISASI ... I-3 1.4 ASPEK STRATEGIS KEMENTERIAN ... I-7 1.5 ISU STRATEGIS ... I-10

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA ... II-1

2.1 URAIAN SINGKAT RENCANA STRATEGIS ... II-1 2.1.1 Visi dan Misi... II-1 2.1.2 Tujuan dan Sasaran ... II-2 2.1.3 Sasaran Strategis ... II-3 2.1.4 Kebijakan dan Program ... II-6 2.2 PERJANJIAN KINERJA ... II-9 2.3 TARGET TAHUN INI MENURUT RENCANA STRATEGIS ... II-11

BAB 3 KAPASITAS ORGANISASI ... III-1

3.1 SUMBER DAYA MANUSIA ... III-1 3.2 SARANA DAN PRASARANA ... III-4 3.3 DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA) ... III-5 3.3.1 Pagu Anggaran... III-5 3.3.2 Realisasi Anggaran ... III-10 3.3.3 Sandingan Tingkat Penyerapan Anggaran... III-11

BAB 4 AKUNTABILITAS KINERJA ... IV-1

(8)

vi 4.1.1.1 Meningkatnya Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur

PUPR Antardaerah, Antar Sektor, dan Antar Tingkat Pemerintahan ... IV-6 4.1.1.2 Meningkatnya Dukungan untuk Kedaulatan Pangan dan

Energi ... IV-7 4.1.1.3 Meningkatnya Dukungan Konektivitas Bagi Penguatan

Daya Saing ... IV-9 4.1.1.4 Meningkatnya Dukungan Layanan Infrastruktur Dasar

Permukiman dan Perumahan ... IV-13 4.1.2 Internal Process ... IV-10 4.1.2.1 Meningkatnya Keterpaduan Perencanaan, Pemrograman,

dan Penganggaran ... IV-15 4.1.2.2 Meningkatnya Ketahanan Air ... IV-16 4.1.2.3 Meningkatnya Penyediaan dan Pembiayaan

Perumahan ... IV-20 4.1.2.4 Meningkatnya Kemantapan Jalan Nasional ... IV-26 4.1.2.5 Meningkatnya Kualitas dan Cakupan Pelayanan

Infrastruktur Permukiman ... IV-28 4.1.2.6 Meningkatnya Kapasitas dan Kualitas Konstruksi

Nasional ... IV-32 4.1.2.7 Meningkatnya Pengendalian dan Pengawasan

Pelaksanaan Kebijakan dan Rencana Program dan

Anggaran Pembangunan Bidang PUPR ... IV-36 4.1.3 Learning and Growth ... IV-37 4.1.3.1 Meningkatnya SDM yang Kompeten dan BerintegritasIV-38 4.1.3.2 Meningkatnya Budaya Organisasi yang Berkinerja Tinggi

dan Berintegritas ... IV-39 4.1.3.3 Meningkatnya Inovasi Teknis Terapan Bidang PUPR ... IV-40 4.1.3.4 Meningkatnya Pengelolaan Regulasi dan Layanan Hukum,

Data dan Informasi Publik, serta Sarana dan

(9)

vii 4.2 PERBANDINGAN KINERJA ORGANISASI ... IV-45

4.2.1 Perbandingan Kinerja Tahun Lalu ... IV-45 4.2.2 Perbandingan Kinerja Terhadap Renstra ... IV-47 4.2.3 Perbandingan Kinerja Terhadap Target Nasional (Nawacita) .. IV-50 4.3 ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS ... IV-52 4.4 UPAYA PENINGKATAN AKUNTABILITAS ... IV-53 4.5 PENGHARGAAN BAGI KEMENTERIAN PUPR ... IV-55

(10)

viii DAFTAR TABEL

Hal. Tabel II.1 : Perjanjian Kinerja ... II-10 Tabel III.1 : Aset Tetap Kementerian PUPR ... III-4 Tabel III.2 : Alokasi Pagu SPAN per Program ... III-7 Tabel III.3 : Pagu Anggaran Kementerian PUPR Tahun 2016 ... III-9 Tabel III.4 : Realisasi Anggaran Kementerian PUPR Tahun 2016 ... III-11 Tabel IV.1 : Tingkat Akuntabilitas Kinerja ... IV-1 Tabel IV.2 : Capaian Kinerja Kementerian PUPR Tahun 2016 ... IV-3 Tabel IV.3 : Capaian Kinerja dari Perspektif Customer/Stakeholder ... IV-5 Tabel IV.4 : Capaian Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur ... IV-6 Tabel IV.5 : Capaian Dukungan Kedaulatan Pangan dan Energi ... IV-7 Tabel IV.6 : Pengukuran Tingkat Dukungan untuk Kedaulatan Pangan dan Energi ... IV-8 Tabel IV.7 : Capaian Dukungan Konektivitas Bagi Penguatan Daya Saing ... IV-9 Tabel IV.8 : Capaian Dukungan Layanan Infrastruktur Dasar Permukiman dan

Perumahan ... IV-13 Tabel IV.9 : Capaian Kinerja dari Perspektif Internal Process ... IV-14 Tabel IV.10 :Capaian Keterpaduan Perencanaan, Pemrograman, dan Penganggaran . IV-15 Tabel IV.11 : Capaian Ketahanan Air... IV-16 Tabel IV.12 : Pengukuran Tingkat Dukungan Ketahanan Air Nasional ... IV-17 Tabel IV.13 : Capaian Penyediaan dan Pembiayan Perumahan ... IV-20 Tabel IV.14 : Capaian Capaian Kemantapan Jalan Nasional ... IV-26 Tabel IV.15 : Capaian Capaian Kemantapan Jalan Tahun 2016 per BBPJN / BPJN ... IV-26 Tabel IV.16 : Capaian Kualitas dan Cakupan Pelayanan Infrastruktur Permukiman ... IV-28 Tabel IV.17 : Perubahan Target Indikator Kinerja Program ... IV-28 Tabel IV.18 : Capaian Kapasitas dan Kualitas Konstruksi Nasional ... IV-32 Tabel IV.19 : Outcome Pendukung Capaian Kapasitas dan Kualitas Konstruksi Nasional .

IV-33

(11)

ix Tabel IV.31 : Capaian Inovasi Teknis Terapan Bidang PUPR ... IV-40 Tabel IV.32 : Teknologi yang Dihasilkan dan Termanfaatkan ... IV-41 Tabel IV.33 : Rekomendasi yang Dihasilkan dan Termanfaatkan ... IV-42 Tabel IV.34 : Capaian Pengelolaan Regulasi dan Layanan Hukum, Data dan Informasi

Publik, serta Sarana dan Prasarana ... IV-43 Tabel IV.35 : Capaian Indikator Tingkat Pengelolaan Regulasi dan Layanan Hukum, Data

dan Informasi Publik, serta Sarana dan Prasarana ... IV-44 Tabel IV.36 : Capaian Proyek Strategis Nasional Tahun 2016 ... IV-44 Tabel IV.37 : Sandingan Sasaran Strategis Renstra dengan Perjanjian Kinerja ... IV-47 Tabel IV.38 : Perbandingan Kinerja Terhadap Renstra ... IV-48 Tabel IV.39 : Perbandingan Kinerja Terhadap Target Nawacita 2019 Sektor Sumber Daya

Air ... IV-50 Tabel IV.40 : Perbandingan Kinerja Terhadap Target Nawacita 2019 Sektor Jalan dan

Jembatan ... IV-51 Tabel IV.41 : Perbandingan Kinerja Terhadap Target Nawacita 2019 Sektor Cipta Karya

IV-51

(12)

x DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 : Struktur Organisasi ... I-6 Gambar 2.1 : Peta Strategi Kementerian PUPR ... II-6 Gambar 3.1 : Pegawai Berdasarkan Gender (%) ... III-2 Gambar 3.2 : Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan (%) ... III-2 Gambar 3.3 : Jumlah Pegawai Berdasarkan Unir Organisasi ... III-3 Gambar 3.4 : Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan ... III-3 Gambar 3.5 : Kronologis Penganggaran Kementerian PUPR TA. 2016 ... III-5 Gambar 3.6 : Perbandingan Pagu Anggaran ... III-9 Gambar 4.1 : Peta Strategi Kementerian PUPR ... IV-3 Gambar 4.2 : Pembangunan Output Utama sebagai Dukungan Keterpaduan

Pembangunan Infrastruktur ... IV-7 Gambar 4.3 : Pembangunan Output Utama sebagai Dukungan untuk Kedaulatan

Pangan dan Energi ... IV-8 Gambar 4.4 : Pembangunan Output Utama sebagai Dukungan Konektivitas Bagi

Penguatan Daya Saing ... IV-10 Gambar 4.5 : Pembangunan Output Utama sebagai Dukungan Keterpaduan

Perencanaan, Pemrograman, dan Penganggaran ... IV-16 Gambar 4.6 : Pembangunan Output Utama untuk Dukungan Ketahanan Air

Nasional ... IV-18 Gambar 4.7 : Pembangunan Output Strategis untuk Peningkatan Penyediaan dan

Pembiayaan Perumahan ... IV-21 Gambar 4.8 : Capaian Penyediaan Rumah Susun Sewa Tahun 2016 ... IV-22 Gambar 4.9 : Pembangunan Rumah Susun di Jawa Tengah ... IV-22 Gambar 4.10 : Capaian Penyediaan Rumah Khusus Tahun 2016 ... IV-23 Gambar 4.11 : Pembangunan Rumah Khusus di Sulawesi Utara ... IV-23 Gambar 4.12 : Capaian Penyediaan Rumah Swadaya PB Tahun 2016 ... IV-24 Gambar 4.13 : Pembangunan Rumah Swadaya PB di Nusa Tenggara Barat ... IV-24 Gambar 4.14 : Capaian Penyediaan Rumah Swadaya PK Tahun 2016 ... IV-25 Gambar 4.15 : Pembangunan Rumah Swadaya PK di Daerah Istimewa Yogyakarta IV-25 Gambar 4.16 : Pembangunan Rumah Susun di Jawa Tengah ... IV-28 Gambar 4.17 : Pembangunan Output Utama untuk Peningkatan Kemantapan Jalan ..

IV-29

Gambar 4.18 : Target dan Capaian Sasaran Program Tahun 2014-2019... IV-29 Gambar 4.19 : Pembangunan Output Utama untuk Peningkatan Kualitas dan Cakupan

(13)

xi

LAMPIRAN:

LAMPIRAN 1. : Perjanjian Kinerja Tahun 2016

LAMPIRAN 2. : Penghargaan Tahun 2016

LAMPIRAN 3. : Pengukuran Kinerja

LAMPIRAN 4. : Berita Acara Kesepakatan Capaian Kinerja

(14)

B A B . 1

(15)

I-1

1.1

Latar Belakang

Dalam rangka mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai salah satu prasyarat untuk terciptanya pemerintah yang baik dan terpercaya, diperlukan penyelenggaraan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang mengintegrasikan dari sistem perencanaan, pemrograman, penganggaran, serta pelaksanaan program dan kegiatan yang kemudian dituangkan dalam laporan kinerja instansi pemerintah (LaKIP).

LaKIP disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsi yang telah diamanahkan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan seluruh sumber dayanya, meliputi sumber daya manusia, sarana dan prasarana, serta anggaran (DIPA). Untuk itu, di dalam LaKIP akan diuraikan mengenai history suatu instansi sampai dengan habis berlakunya tahun anggaran.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berkewajiban menyusun LaKIP Tahun 2016 dan menyerahkan kepada Kementerian PAN dan RB selambat-lambatnya dua bulan setelah berakhirnya tahun anggaran. Sesuai dengan Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014, LaKIP Kementerian ini berisi ikhtisar pencapaian sasaran strategis sebagaimana telah ditetapkan di dalam Perjanjian Kinerja. Pencapaian sasaran tersebut menjelaskan mengenai visi dan misi Kementerian PUPR, capaian kinerja tahun ini, capaian kinerja tahun berjalan dibandingkan dengan target kinerja lima tahunan yang direncanakan, serta analisis penyebab keberhasilan dan kegagalan programnya.

Pada tahun 2016 ini, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mendapatkan alokasi anggaran sebesar 104,08 Triliun untuk mewujudkan ketahanan air, kedaulatan pangan, kedaulatan energi, pengembangan wilayah, penguatan konektivitas nasional, perwujudan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan termasuk pengusahaan penyediaan rumah dan pembiayaannya, industri konstruksi yang kompetitif, sinergi pusat dan daerah, serta pengelolaan sumber daya yang efektif, efisien dan akuntabel. Hal tersebut didukung dengan perwujudan 15 sasaran strategis melalui pelaksanaan 12 program oleh 11 unit organisasi.

BAB 1

(16)

I-2

Pencapaian sasaran strategis tersebut tentunya tidak mudah, karena kebijakan, program, dan kegiatan yang disusun harus mampu menjawab permasalahan mendasar dan isu strategis pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat. Namun berbagai upaya telah dilakukan oleh Kementerian PUPR untuk mencapai sasaran strategis tersebut dalam rangka mendukung visi pembangunan nasional, yang dituangkan di dalam laporan kinerja ini.

1.2

Tugas dan Fungsi

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menyelenggarakan fungsi:

a. Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan sumber daya air, penyelenggaraan jalan, penyediaan perumahan dan pengembangan kawasan permukiman, pembiayaan perumahan, penataan bangunan gedung, sistem penyediaan air minum, sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan, dan pembinaan jasa konstruksi;

b. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;

c. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;

d. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;

(17)

I-3

f. Pelaksanaan penyusunan kebijakan teknis dan strategi keterpaduan pengembangan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat;

g. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat;

h. Pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat; dan

i. Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

1.3

Struktur Organisasi

Kementerian PUPR terdiri atas 11 unit organisasi eselon IA, 5 staf ahli Menteri, dan 4 pusat dengan rincian sebagai berikut:

1. Sekretariat Jenderal

Sekretariat Jenderal mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

2. Direktorat Jenderal Sumber Daya Air

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan sumber daya air sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

3. Direktorat Jenderal Bina Marga

Direktorat Jenderal Bina Marga mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan jalan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

4. Direktorat Jenderal Cipta Karya

Direktorat Jenderal Cipta Karya mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

5. Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan

(18)

I-4

6. Direktorat Jenderal Bina Konstruksi

Direktorat Jenderal Bina Konstruksi mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan jasa konstruksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

7. Direktorat Jenderal Pembiayaan Perumahan

Direktorat Jenderal Pembiayaan Perumahan mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembiayaan perumahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

8. Inspektorat Jenderal

Inspektorat Jenderal mempunyai tugas menyelenggarakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

9. Badan Pengembangan Insfrastruktur Wilayah

Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis dan strategi keterpaduan antara pengembangan kawasan dengan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat.

10. Badan Penelitian dan Pengembangan

Badan Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat.

11. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia mempunyai tugas melaksanakan pengembangan sumber daya manusia pekerjaan umum dan perumahan rakyat.

12. Staf Ahli Menteri

Staf Ahli berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri dan secara administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris Jenderal.

a. Staf Ahli Bidang Keterpaduan Pembangunan mempunyai tugas memberikan rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri terkait dengan bidang keterpaduan pembangunan.

b. Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Investasi mempunyai tugas memberikan rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri terkait dengan bidang ekonomi dan investasi. c. Staf Ahli Bidang Sosial Budaya dan Peran Masyarakat mempunyai tugas memberikan

rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri terkait dengan bidang sosial budaya dan peran masyarakat.

(19)

I-5

e. Staf Ahli Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan mempunyai tugas memberikan rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri terkait dengan bidang teknologi, industri, dan lingkungan.

13. Pusat-Pusat

a. Pusat di bawah koordinasi Sekretariat Jenderal

Pusat berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Pekerjaan Umum melalui Sekretaris Jenderal, antara lain: Pusat Data dan Teknologi Informasi serta Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan.

b. Pusat di bawah koordinasi Ditjen Sumber Daya Air

(20)

I-6

(21)

I-7

1.4

Aspek Strategis Kementerian

Kementerian PUPR memegang peranan yang sangat penting dalam melaksanakan pembangunan infrastruktur dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, antara lain pembangunan sarana dan prasarana di bidang sumber daya air, jalan dan jembatan, infrastruktur permukiman (air minum, air limbah, penanganan kumuh), dan perumahan rakyat. Infrastruktur PUPR diharapkan dapat memberikan dampak yang dirasakan secara langsung dan tidak langsung kepada masyarakat, antara lain, mencapai kedaulatan pangan dan energi, ketahanan air, peningkatan konektivitas, peningkatan kualitas lingkungan permukiman, dan pembangunan perumahan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Kementerian PUPR berusaha keras untuk dapat mewujudkan kedaulatan pangan dan energi di Indonesia, salah satunya yaitu dengan memprioritaskan pembangunan bendungan/waduk yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan pembangunan waduk dan irigasi, diharapkan produksi pangan akan semakin baik dan swasembada pangan dapat segera terwujud. Selain sebagai sumber penyediaan air baku dan pengairan irigasi, waduk juga dibangun untuk meningkatkan supply energi listrik dengan memanfaatkan waduk sebagai PLTA.

(22)

I-8

Rumah, air bersih, dan lingkungan yang sehat merupakan kebutuhan pokok manusia. Namun demikian, dengan harga tanah dan rummah yang terus meroket, masih banyak penduduk Indonesia yang belum memiliki rumah. Sementara itu di berbagai wilayah, penduduknya juga memiliki permasalahan tersendiri, yaitu hidup di lingkungan dengan kondisi sanitasi yang tidak layak dan sulit mengakses air bersih. Untuk itu, guna meningkatkan kualitas lingkungan permukiman, Kementerian PUPR telah menetapkan target 100-0-100, yaitu 100% akses air minum, 0% permukiman kumuh, dan 100% akses sanitasi yang layak. Peningkatan kualitas lingkungan permukiman tersebut tidak hanya dilakukan di daerah perkotaan, namun juga daerah perdesaan, bahkan hingga daerah perbatasan.

Daerah perbatasan bukan hanya sebuah wilayah yang menjadi batas kedaulatan antara Indonesia dan tetangga, melainkan juga menjadi etalase dan gerbang terdepan wajah Indonesia. Oleh karena itu,

pembangunan daerah

perbatasan tidak hanya mencakup aspek fisik saja, tetapi juga mencakup sumber daya manusia, infrastruktur, dan aktivitas ekonominya, yang mana tugas Kementerian PUPR adalah untuk meningkatkan kualitas fisik dan fungsi kawasan perbatasan. Pembangunan infrastruktur di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) yang menjadi tugas Kementerian PUPR meliputi gedung PLBN, wisma negara, masjid, gudang, area parkir, monument Pancasila, dll. Sementara untuk peningkatan kualitas permukiman meliputi sarana jalan lingkungan, drainase, sanitasi, dan air minum.

Pemerintah terus menggalakkan Program Sejuta Rumah guna mengurangi backlog rumah dari sisi kepemilikan maupun hunian. Program ini merupakan tanggung jawab semua pihak, baik pemerintah pusat, pemda, pengembang, dan masyarakat. Dalam Program Sejuta Rumah ini, Kementerian PUPR memiliki 3 peran, yaitu: 1) Sebagai pembangun dimana Kementerian PUPR aktif menyediakan perumahan; 2) Sebagai stimulan, baik dalam bentuk sarana dan prasarana maupun pembiayaan; 3) Sebagai regulator, hal ini terkait dengan Paket Kebijakan Ekonomi (PKE) XIII tentang perumahan dimana akan memangkas perizinan.

(23)

I-9

dan prasarana pengendali banjir, 500 km sarana dan prasarana pengaman pantai, dan 67,52 m3/det sarana dan prasarana pengelolaan air baku), meningkatkan konektivitas (3.073 km

peningkatan kapasitas jalan nasional, 29.859 m pembangunan jembatan, 1.000 km pembangunan jalan tol, 19.951 m peningkatan jembatan, 2.650 km pembangunan jalan baru), meningkatkan kualitas infrastruktur permukiman (100% akses air minum, 0% permukiman kumuh perkotaan, dan 100% akses sanitasi layak), dan mensukseskan program sejuta rumah (50.000 unit rumah khusus, 550.000 unit rumah susun, 450.000 unit BPSP, dan 676.950 unit fasilitasi PSU untuk rumah umum tapak layak huni).

Peran strategis Kementerian PUPR lainnya adalah dalam penyediaan infrastruktur dukungan untuk penyelenggaraan Asian Games XVIII tahun 2018. Berdasarkan Inpres Nomor 2/2016 tentang Dukungan Penyelenggaraan Asian Games XVIII 2018 salah satu dukungan yang diberikan Kementerian PUPR adalah melaksanakan pembangunan/rehabilitasi prasarana dan sarana olahraga dan penataan kawasan di Komplek Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta serta melaksanakan pembangunan rumah susun sewa bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang sementara waktu selama pelaksanaan Asian Games XVIII 2018 digunakan sebagai wisma atlet di Komplek Kemayoran, Jakarta dan Komplek Olahraga Jakabaring, Palembang. Selain itu, Kementerian PUPR juga berperan dalam penanganan tanggap darurat bencana melalui pembangunan infrastruktur pasca bencana. Beberapa upaya yang telah dilakukan antara lain pada pasca gempa bumi di Aceh pada Desember 2016, Kementerian PUPR berperan dalam menyediakan prasarana dan sarana air bersih dan sanitasi untuk keperluan sehari-hari bagi para korban dan pengungsi serta menyediakan sejumlah peralatan berat untuk memastikan jalur logistik berjalan lancar, termasuk makanan dan obat-obatan.

(24)

I-10

1.5

Isu Strategis

Pembangunan infrastruktur di Indonesia menghadapi tantangan berat untuk terus berbenah menuju infrastruktur yang andal di level global dan internasional. Berdasarkan Global Competitiveness Index tahun 2016, Indonesia berada di peringkat 37 dengan nilai 4,5 yang mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu di peringkat 34 dengan nilai 4,6. Jika dilihat dari aspek infrastruktur transportasi, Indonesia berada pada peringkat 39 dengan nilai 4,4 sementara tahun lalu berada di peringkat yang sama namun dengan nilai 4,5. Dari aspek tersebut infrastruktur transportasi, kualitas jalan berada di peringkat 80 dengan nilai 3,7 yang mengalami penurunan cukup tinggi dibandingkan tahun lalu yaitu peringkat 72 dengan nilai 3,9. Sementara kualitas infrastruktur secara keseluruhan berada pada peringkat 81 dengan nilai 3,8 dibandingkan tahun lalu yaitu peringkat 72 dengan nilai 4,2.

(25)

I-11

Dalam mewujudkan ketahanan air masih terdapat permasalahan-permasalahan seperti: pertama, dampak negatif perubahan iklim terhadap ketersediaan dan kualitas sumber daya air yang terjadi diantaranya karena dinamika masyarakat. Dengan demikian, perlu adanya upaya mitigasi dan adaptasi. Kedua, masih terjadinya kerusakan pada catchment area, perubahan pola hujan, erosi dan sedimentasi sangat tinggi, peningkatan kejadian banjir dan kekeringan, tingginya pencemaran dan rendahnya kualitas air, serta dampak perubahan iklim.

Sementara itu untuk mewujudkan kedaulatan pangan dan energi, masih terdapat permasalahan yaitu jaringan irigasi masih mengalami kerusakan serta perlunya pembangunan waduk dan embung sebagai upaya untuk meningkatkan kapasitas sumber-sumber air masih menghadapi banyak hambatan, terutama disamping anggaran juga terkait dengan penanganan dampak sosial dan pengadaan tanah.

Upaya peningkatan konektivitas bagi penguatan daya saing masih menghadapi beberapa permasalahan, antara lain: 1) Sebanyak 82% logistik nasional masih menggunakan moda transportasi jalan darat, sehingga masih penguatan sistem logistik nasional 2011-2025 agar pada akhir periode 2015-2020 biaya logistik nasional dapat turun 4% dari tahun 2015; 2) Kondisi jalan nasional di Indonesia saat ini cukup baik dengan kemantapan 94% namun perlu sedikit upaya agar mencapai 98% mantap pada tahun 2019 dan perlu tetap dilakukan pemeliharaan secara berkala agar kemantapan jalan nasional tetap terjaga; 3) Pembangunan jalan baru dan jalan bebas hambatan tidak hanya pada kawasan Barat namun juga di kawasan Indonesia Timur serta kawasan terisolir, perbatasan, dan terluar Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk meningkatkan konektivitas nasional, yang hingga saat ini masih sering terhambat karena proses pengadaan tanah.

Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) mengamanatkan terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat melalui penyediaan akses air minum sebesar 100%, terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh, serta pemenuhan sanitasi layak pada tahun 2020. Saat ini masih jauh dari target karena beberapa permasalahan antara lain: 1) Masih rendahnya kesadaran dan partisipasi masyarakat; 2) Perlunya peningkatan peran pemerintah daerah terkait pembangunan hingga tahap pemeliharaan asset; 3) Kesulitan penyediaan lahan yang layak dan sesuai dengan ketentuan teknis pembangunan infrastruktur; dan 4) Terbatasnya APBN sehingga perlu mencari skema-skema pembiayaan non APBN (PHLN, Investor dengan skema-skema KPBU, dll).

(26)

I-12

Kementerian PUPR memiliki tanggung jawab cukup besar untuk menyediakan tempat tinggal yang layak huni sesuai dengan amanat UUD 1945 pasal 28H bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta memperoleh pelayanan kesehatan. Hingga saat ini, masih terdapat backlog kepenghunian rumah sebesar 7,5 juta. Sementara setiap tahun kebutuhan rumah rata-rata adalah 800 ribu unit berdasarkan asumsi bahwa setiap pasangan menikah akan membutuhkan satu rumah. Jika hanya melalui penyediaan program pemerintah maka hanya akan tercukupi kebutuhan 400 ribu unit per tahun. Untuk itu, perlu dilakukan program Pembangunan Sejuta Rumah setiap tahun hingga 2019 yang ikut melibatkan Perumnas dan Developer.

Untuk mewujudkan Program Sejuta Rumah, tentunya diperlukan peluang-peluang sumber pembiayaan lain di luar APBN dan APBD, antara lain: 1) sumber-sumber pembiayaan melalui pelembagaan yang terintegrasi (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan, Tabungan Perumahan, Dana Jangka Panjang); 2) Bank BTN sebagai bank untuk pembiayaan perumahan; 3) Lembaga Keuangan Bank/ Lembaga Keuangan Bukan Bank (Koperasi/ Multifinance); 4) PT. SMF sebagai lembaga pembiayaan sekunder perumahan; 5) penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) pembiayaan perumahan.

(27)

I-13

Kementerian PUPR berperan untuk terus menciptakan teknologi dan inovasi di dalam pembangunan infrastruktur sehingga lebih murah biayanya, lebih cepat proses pengerjaannya, serta lebih ramah lingkungan dan berkualitas. Teknologi yang berhasil diterapkan antara lain Rumah Apung sebagai solusi ramah lingkungan yaitu dengan teknologi apung, listrik tenaga surya, dan sanitasi biofil. Selain itu juga dibangun Jembatan Antapani dengan menggunakan teknologi Corrugated Mortarbusa Pusjatan (CMP) yang memiliki kelebihan masa konstruksi lebih cepat 50%, konsumsi bahan alam jauh lebih rendah, anggaran bisa lebih hemat 50-70%, dan pelaksanaan konstruksi CMP tidak mengharuskan penutupan jalur kendaraan sehingga meminimalkan kemacetan.

(28)

B A B . 2

(29)

II-1

2.1 Uraian Singkat Rencana Strategis

2.1.1 Visi dan Misi

Untuk mewujudkan pembangunan visi pembangunan nasional tahun 2015-2019 menjadi Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong melalui pembangunan nasional yang lebih cepat, kuat, inklusif serta berkelanjutan, maka Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menjabarkan visi pembangunan nasional tersebut ke dalam visi, misi, tujuan, dan sasaran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sesuai dengan peran, tugas dan fungsinya serta dengan mempertimbangkan pencapaian pembangunan bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat periode tahun 2010-2014, potensi dan permasalahan, tantangan utama pembangunan yang dihadapi lima tahun ke depan serta sasaran utama dan arah kebijakan pembangunan nasional dalam RPJMN tahun 2015.

Oleh karena itu visi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tahun 2015-2019 adalah:

TERWUJUDNYA INFRA“TRUKTUR PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT YANG

ANDAL DALAM MENDUKUNG INDONESIA YANG BERDAULAT, MANDIRI, DAN

BERKEPRIBADIAN BERLANDA“KAN GOTONG ROYONG

Infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang andal diartikan sebagai tingkat dan kondisi ketersediaan, keterpaduan, serta kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang produktif dan cerdas, berkeselamatan, mendukung kesehatan masyarakat, menyeimbangkan pembangunan, memenuhi kebutuhan dasar, serta berkelanjutan yang berasaskan gotong royong guna mencapai masyarakat yang lebih sejahtera.

Infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang andal secara lebih rinci diperlukan untuk mendukung agenda prioritas nasional antara lain untuk meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional; mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor strategis ekonomi domestik; membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya; membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan; mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan

BAB 2

(30)

II-2

wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan; serta untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga Negara.

Misi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang merupakan rumusan upaya-upaya yang akan dilaksanakan selama periode Renstra 2015 – 2019 dalam rangka mencapai visi serta mendukung upaya pencapaian target pembangunan nasional, berdasarkan mandat yang diemban oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebagaimana yang tercantum di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 165 Tahun 2014 tentang Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja, amanat RPJMN tahap ketiga serta perubahan kondisi lingkungan strategis yang dinamis sebagai berikut:

1. Mempercepat pembangunan infrastruktur sumberdaya air termasuk sumber daya maritim untuk mendukung ketahanan air, kedaulatan pangan, dan kedaulatan energi, guna menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik dalam rangka kemandirian ekonomi;

2. Mempercepat pembangunan infrastruktur jalan untuk mendukung konektivitas guna meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan pelayanan sistem logistik nasional bagi penguatan daya saing bangsa di lingkup global yang berfokus pada keterpaduan konektivitas daratan dan maritim;

3. Mempercepat pembangunan infrastruktur permukiman dan perumahan rakyat untuk mendukung layanan infrastruktur dasar yang layak dalam rangka mewujudkan kualitas

hidup a usia I do esia sejala de ga pri sip i frastruktur u tuk se ua ;

4. Mempercepat pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat secara terpadu dari pinggiran didukung industri konstruksi yang berkualitas untuk keseimbangan pembangunan antardaerah, terutama di kawasan tertinggal, kawasan perbatasan, dan kawasan perdesaan, dalam kerangka NKRI;

5. Meningkatkan tata kelola sumber daya organisasi bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang meliputi sumber daya manusia, pengendalian dan pengawasan, kesekretariatan serta penelitian dan pengembangan untuk mendukung fungsi manajemen meliputi perencanaan terpadu, pengorganisasian yang efisien, pelaksanaan yang tepat, dan pengawasan yang ketat.

2.1.2 Tujuan dan Sasaran

(31)

II-3

menyeimbangkan pembangunan, memenuhi kebutuhan dasar, serta berkelanjutan yang berasaskan gotong royong guna mencapai masyarakat yang lebih sejahtera. Lebih lanjut, tujuan tersebut di jabarkan sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang terpadu dan berkelanjutan didukung industri konstruksi yang berkualitas untuk keseimbangan pembangunan antardaerah, terutama di kawasan tertinggal, kawasan perbatasan, dan kawasan perdesaan;

2. Menyelenggarakan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat untuk mendukung ketahanan air, kedaulatan pangan, dan kedaulatan energi, guna menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik dalam rangka kemandirian ekonomi;

3. Menyelenggarakan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat untuk konektivitas nasional guna meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan pelayanan sistem logistik nasional bagi penguatan daya saing bangsa di lingkup global yang berfokus pada keterpaduan konektivitas daratan dan maritim;

4. Menyelenggarakan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat untuk mendukung layanan infrastruktur dasar yang layak guna mewujudkan kualitas hidup

a usia I do esia sejala de ga pri sip i frastruktur u tuk se ua ;

5. Menyelenggarakan tata kelola sumber daya organisasi bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang meliputi sumber daya manusia, pengendalian dan pengawasan, kesekretariatan serta penelitian dan pengembangan untuk mendukung penyelenggaraan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel.

2.1.3 Sasaran Strategis

Untuk mewujudkan upaya pencapaian tujuan dan peningkatan keandalan infrastrukur pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang berkelanjutan, maka ditetapkan sasaran strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Penetapan sasaran strategis ini merupakan penjabaran dari tujuan yang dapat diukur secara spesifik untuk menggambarkan tahapan dalam pencapaian tujuan.

Keterkaitan antara tujuan dan sasaran strategis adalah sebagai berikut:

1. Tujuan 1: Menyelenggarakan pembangunan pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang terpadu dan berkelanjutan didukung industri konstruksi yang berkualitas untuk keseimbangan pembangunan antardaerah, terutama di kawasan tertinggal, kawasan perbatasan, dan kawasan perdesaan. Tujuan 1 ini akan dicapai melalui sasaran strategi: a. Meningkatnya keterpaduan pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan

(32)

II-4

2. Tujuan 2: Menyelenggarakan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat untuk mendukung ketahanan air, kedaulatan pangan, dan kedaulatan energi, guna menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik dalam rangka kemandirian ekonomi. Tujuan 2 ini akan dicapai melalui sasaran strategis, yaitu:

a. Meningkatnya dukungan kedaulatan pangan dan energi; dan b. Meningkatnya ketahanan air.

3. Tujuan 3: Menyelenggaraan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat untuk konektivitas nasional guna meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan pelayanan sistem logistik nasional bagi penguatan daya saing bangsa di lingkup global yang berfokus pada keterpaduan konektivitas daratan dan maritim. Tujuan 3 ini akan dicapai melalui sasaran strategis, yaitu:

a. Meningkatnya dukungan konektivitas bagi penguatan daya saing; dan b. Meningkatnya kemantapan jalan nasional.

4. Tujuan 4: Menyelenggarakan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat untuk mendukung layanan infrastruktur dasar yang layak guna mewujudkan

kualitas hidup a usia I do esia sejala de ga pri sip i frastruktur u tuk se ua ,

akan dicapai melalui sasaran strategis:

a. Meningkatnya dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman dan perumahan; b. Meningkatnya kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur permukiman; dan c. Meningkatnya penyediaan dan pembiayaan perumahan.

5. Tujuan 5: Menyelenggarakan tata kelola sumber daya organisasi bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang meliputi sumber daya manusia, pengendalian dan pengawasan, kesekretariatan serta penelitian dan pengembangan untuk mendukung penyelenggaraan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang efektif, efiesien, transparan dan akuntabel. Tujuan 5 ini akan dicapai melalui sasaran srategis, yaitu:

a. Meningkatnya pengendalian dan pengawasan;

b. Meningkatnya sumber daya manusia yang kompeten dan berintegritas; c. Meningkatnya budaya organisasi yang berkinerja tinggi dan berintegritas;

d. Meningkatnya kualitas inovasi teknologi terapan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat;

(33)

II-5

Upaya pencapaian tujuan dan sasaran strategis diwujudkan melalui strategi yang terbagi atas perspektif customer/stakeholder expectation, internal process dan learning and growth. Kerangka perwujudan harapan customer dan stakeholder yang merupakan bagan alir strategi tersebut dipetakan sebagaimana Gambar 2.1.

(34)
[image:34.595.73.510.84.367.2]

II-6

Gambar 2.1. Peta Strategi Kementerian PUPR

2.1.4 Kebijakan dan Program

Pembangunan infrastruktur ke depan perlu diarahkan tidak hanya dititikberatkan untuk mendukung pencapaian pertumbuhan ekonomi wilayah (engine of growth), namun perlu lebih bersinergi dengan kelestarian lingkungan dengan memperhatikan carrying capacity suatu wilayah yang ingin dikembangkan. Hal ini mengingat pembangunan infrastruktur merupakan pemicu (trigger) terciptanya pusat-pusat pertumbuhan baru (new emerging growth center) yang menjadi cikal bakal lahirnya kota-kota baru/pusat permukiman baru yang dapat menjadi penyeimbang pertumbuhan ekonomi wilayah dan mengurangi kesenjangan antar wilayah.

Selain itu pembangunan infrastruktur disamping diarahkan untuk mendukung pengurangan disparitas antar wilayah (perkotaan, pedesaan dan perbatasan), juga untuk pengurangan urbanisasi dan urban sprawl, peningkatan pemenuhan kebutuhan dasar, serta peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat yang pada ahirnya untuk menjaga stabilitas dan kesatuan nasional.

Oleh karena itu pembangunan infrastruktur perlu berlandaskan pada pendekatan pengembangan wilayah secara terpadu oleh seluruh sektor yang bertitik tolak dari sebuah rencana yang sinergi dan mengacu kepada aktivitas ekonomi, sosial, keberlanjutan lingkungan hidup, potensi wilayah dan kearifan lokal, dan rencana tata ruang wilayah. Dengan kata lain pembangunan wilayah perlu didukung kerjasama antara pemerintah pusat,

Harapan Stakeholders dan customer yang harus dipenuhi

SS2. Meningkatnya dukungan untuk kedaulatan pangan dan

energi

SS3. Meningkatnya dukungan konektivitas

bagi penguatan daya saing SS1. Meningkatnya keterpaduan

pembangunan infrastruktur PUPR antar daerah, antar sektor, dan antar

tingkat pemerintahan

SS4. Meningkatnya dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman dan perumahan

Untuk melaksanakan internal proses diperlukan :

SS12. Meningkatnya sumber daya manusia yang kompeten dan berintegritas

SS14. Meningkatnya inovasi teknis terapan bidang PUPR SS13. Meningkatnya budaya organisasi

yang berkinerja tinggi dan berintegritas

SS15. Meningkatnya pengelolaan regulasi dan layanan hukum, data dan informasi publik, serta sarana

dan prasarana

Harapan stakeholders dan customers dapat dipenuhi melalui internal proses :

SS5. Meningkatnya keterpaduan perencanaan, pemrograman dan

penganggaran

SS6. Meningkatnya ketahanan air

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

KETERPADUAN PERENCANAAN, PEMROGRAMAN DAN

PENGANGGARAN

Meningkatnya kehandalan infrastruktur PUPR dalam mewujudkan: ketahanan air, kedaulatan pangan, dan kedaulatan energi; konektivitas bagi penguatan daya saing; layanan infrastruktur dasar; dan keterpaduan pembangunan

antardaerah antar sektor dan antar tingkat pemerintahan untuk mensejahterakan masyarakat

PELAKSANAAN KEBIJKAN

SS8. Meningkatnya kemantapan jalan nasional

SS9. Meningkatnya kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur permukiman SS7. Meningkatnya

penyediaan dan pembiayaan

perumahan

SS10. Meningkatnya kapasitas dan kualitas konstruksi nasional

SS11. Meningkatnya pengendalian dan pengawasan pelaksanaan

(35)

II-7

pemerintah daerah dan melibatkan pihak swasta, mengingat pada kenyataanya kawasan yang sudah berkembang akan lebih menarik banyak investor daripada kawasan yang belum berkembang.

Berdasarkan hal tersebut maka, arah kebijakan pembangunan infrastruktur bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat tahun 2015-2019 secara umum adalah untuk mewujudkan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang andal dalam rangka mewujudkan kedaulatan pangan, ketahanan air, kedaulatan energi, konektivitas bagi penguatan daya saing, dan layanan infrastruktur dasar melalui keterpaduan dan keseimbangan pembangunan antardaerah, antar sektor dan antar tingkat pemerintahan yang didukung dengan industri konstruksi nasional yang berkualitas dan sumber daya organisasi yang kompeten dan akuntabel.

Arah kebijakan tersebut lebih jauh meliputi: 1) untuk meningkatkan ketahanan air, kedaulatan pangan dan kedaulatan energi guna menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik dalam rangka kemandirian ekonomi, akan dilakukan melalui pemenuhan kebutuhan air baku untuk segala kebutuhan peningkatan kinerja jaringan irigasi rawa, peningkatan pengendalian daya rusak air, peningkatan upaya konservasi sumber daya air, peningkatan kinerja operasi dan pemeliharaan sarana prasarana sumber daya air, 2) untuk dukungan terhadap konektivitas nasional guna meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan pelayanan sistem logistik nasional bagi penguatan daya saing bangsa di lingkup global yang berfokus pada keterpaduan konektivitas daratan dan maritim, akan dilakukan melalui penurunan waktu tempuh pada koridor utama, peningkatan pelayanan jalan nasional, dan peningkatan fasilitasi terhadap jalan daerah untuk mendukung pengembangan kawasan; dan 3) untuk dukungan terhadap peningkatan kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur dasar permukiman di perkotaan dan perdesaan akan dilakukan melalui peningkatan pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat, peningkatan pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak, peningkatan pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat, penurunan kekurangan tempat tinggal (backlog) baik melalui penyediaan perumahan maupun melalui bantuan pendanaan dan pembiayaan perumahan, serta peningkatan rumah tangga masyarakat berpenghasilan rendah yang menghuni rumah layak melalui bantuan fasilitas pendanaan dan pembiayaan perumahan.

(36)

II-8

informasi publik, sarana dan prasarana serta kualitas inovasi teknologi terapan bidang PUPR guna mendukung penyelenggaraan pembangunan bidang PUPR yang efektif, efiesien, transparan dan akuntabel akan dilakukan melalui peningkatan kualitas pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara, peningkatan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi, peningkatan kompetensi sumber daya manusia PUPR sesuai dengan persyaratan jabatan, peningkatan pemanfaatan IPTEK bidang PUPR oleh stakeholders, dan peningkatan kualitas layanan teknis bidang PUPR kepada stakeholders, peningkatan kualitas dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya, peningkatan kualitas dukungan sarana dan prasarana aparatur Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Berdasarkan arah kebijakan tersebut di atas, dapat dirumuskan program-program yaitu:

1. Program Teknis, merupakan program-program Kementerian PU dan Perumahan Rakyat

yang menghasilkan pelayanan kepada kelompok sasaran/masyarakat (pelayanan eksternal), yaitu:

a. Program Pengelolaan Sumber Daya Air (Ditjen Sumber Daya Air); b. Program Penyelenggaraan Jalan (Ditjen Bina Marga);

c. Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman (Ditjen Cipta Karya);

d. Program Pembinaan Konstruksi dan Fasilitasi Pengusahaan Infrastruktur (Ditjen Bina Konstruksi);

e. Program Pengembangan Pembiayaan Perumahan (Ditjen Pembiayaan Perumahan); f. Program Pengembangan Perumahan (Ditjen Penyediaan Perumahan);

g. Program Pengembangan Infrastruktur Wilayah (Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah).

2. Program Generik, merupakan program-program kementerian PU dan Perumahan

Rakyat yang bersifat pelayanan internal untuk mendukung pelayanan aparatur dan atau administrasi pemerintahan (pelayanan internal), yaitu:

a. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Lainnya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Sekretariat Jenderal);

b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Sekretariat Jenderal);

c. Program Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Badan Penelitian dan Pengembangan);

d. Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Inspektorat Jenderal);

(37)

II-9

Dalam rangka penyesuaian terhadap perubahan lingkungan strategis dan penajaman sasaran strategis, telah dimulai rangkaian kegiatan Reviu Renstra Kementerian PUPR sesuai dengan SK Nomor. 44/KPTS/M/2017 tentang Tim Penyusunan Review Rencana Strategis Kementerian PUPR 2015-2019 yang melibatkan seluruh unit organisasi dan proses Reviu ini ditargetkan selesai di tahun 2017.

2.2 Perjanjian Kinerja

Perjanjian Kinerja Kementerian PUPR Tahun 2015 mencakup 15 sasaran strategis yang didukung oleh 26 sasaran program. Program Pengembangan Infrastruktur Wilayah, Pengelolaan Sumber Daya Air, Penyelenggaraan Jalan, serta Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman dilaksanakan untuk mendukung masing-masing dua sasaran strategis. Sebaliknya Program Perumahan dan Pengembangan Pembiayaan Perumahan dilaksanakan untuk mewujudkan satu sasaran strategis. Enam program lainnya, yaitu Program Pembinaan Konstruksi, Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya, Peningkatan Sarana dan Prasarana Kementerian PUPR, Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian PUPR, Pengembangan Sumber Daya Manusia Bidang PUPR, serta Penelitian dan Pengembangan Kementerian PUPR dilaksanakan untuk mendukung masing-masing satu sasaran strategis.

[image:37.595.2.328.485.702.2]

Secara garis besar terdapat tiga pengelompokan berdasarkan perspektif dalam sasaran strategis untuk memudahkan pengukuran pencapaian tujuan, yakni perspektif customer/stakeholder expectation, internal process, dan learning and growth. Pengelompokan perspektif ini didukung oleh sasaran strategis yang kemudian dijabarkan dalam sasaran program. Dengan demikian untuk pengukuran kinerja dapat dilakukan dari target dan sasaran yang tercantum di dalam Perjanjian Kinerja Kementerian PUPR Tahun 2016 sebagaimana tabel II.1.

Pada bulan Oktober dilaksanakan revisi Perjanjian Kinerja karena

perubahan pejabat dan

(38)
[image:38.595.66.522.99.665.2]

II-10

Tabel II.1. Perjanjian Kinerja

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

1 Meningkatnya keterpaduan pembangunan infrastruktur PUPR antardaerah, antar sektor dan antar tingkat pemerintahan

Indeks rasio dukungan infrastruktur PUPR terhadap keterpaduan

pengembangan kawasan 85,00%

2 Meningkatnya dukungan untuk

kedaulatan pangan dan energi

Tingkat dukungan kedaulatan pangan

dan ketahanan energi 50,33% 3 Meningkatnya dukungan konektivitas

bagi penguatan daya saing

Tingkat konektivitas jalan nasional

74,00%

4 Meningkatnya dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman dan perumahan

Tingkat layanan infrastruktur dasar

permukiman dan perumahan 84,00%

5 Meningkatnya keterpaduan perencanaan, pemrograman, dan

penganggaran

Tingkat keterpaduan kebijakan, perencanaan, pemrograman terhadap penganggaran pembangunan bidang PUPR

85,00%

6 Meningkatnya ketahanan air

Tingkat dukungan ketahanan air nasional 35,00%

7 Meningkatnya penyediaan dan

pembiayaan perumahan

Tingkat pemenuhan perumahan yang layak huni bagi rumah tangga berpenghasilan rendah

85,00%

8 Meningkatnya kemantapan jalan

nasional

Tingkat kemantapan jalan nasional

91,00%

9 Meningkatnya kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur permukiman

Tingkat kualitas dan cakupan

pelayanan infrastruktur permukiman 83,00% 10 Meningkatnya kapasitas dan kualitas

konstruksi nasional

Tingkat pengendalian pelaksanaan

konstruksi nasional 78,00% 11 Meningkatnya pengendalian dan

pengawasan pelaksanaan kebijakan dan rencana program dan anggaran pembangunan bidang PUPR

Tingkat pengendalian pelaksanaan program dan anggaran pembangunan

bidang PUPR 54,00%

12 Meningkatnya sumber daya manusia yang kompeten dan berintegritas

Prosentase sumber daya manusia yang

kompeten dan berintegritas 25,00% 13 Meningkatnya budaya organisasi

yang berkinerja tinggi dan berintegritas

Tingkat kinerja dan integritas Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

77,5%

14 Meningkatnya inovasi teknis terapan

bidang PUPR

Tingkat penyediaan dan pemanfaatan hasil inovasi teknis terapan bidang PUPR

69,00%

15 Meningkatnya pengelolaan regulasi dan layanan hukum, data dan informasi publik, serta sarana dan prasarana

Tingkat pengelolaan regulasi dan layanan hukum, data dan informasi

(39)

II-11

2.3 Target Tahun Ini Menurut Rencana Strategis

(40)

B A B . 3

(41)

III-1

92

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memiliki kapasitas yang terdiri atas sumber daya manusia, sarana dan prasarana, serta anggaran dalam menjalankan roda organisasi dan seluruh proses pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan tujuan yang tercantum di dalam Rencana Strategis. Hal tersebut merupakan kekuatan untuk melaksanakan seluruh pekerjaan yang bebannya semakin bertambah setiap tahunnya yang salah satunya dapat dilihat tingginya alokasi anggaran pada tahun 2016 yaitu sebesar Rp. 104,08 Triliun. Kementerian PUPR memiliki strategi pengelolaan sumber daya internal yang dimiliki agar seluruh proses dapat berjalan optimal.

3.1

Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia atau dalam pemerintahan disebut dengan sumber daya aparatur adalah salah satu unsur penting dalam pelaksanaan manajemen organisasi pemerintahan. Sumber daya tersebut memegang peran utama dalam menggerakkan dan menentukan keberhasilan organisasi pemerintah untuk mencapai target atau sasarannya. Terutama dalam rangka mewujudkan good governance, maka

organisasi harus didukung oleh sumber daya aparatur yang profesional dan berkompeten. Total Pegawai Negeri Sipil Kementerian PUPR pada akhir tahun 2016 adalah 23.224 orang. Terdapat penurunan jumlah pegawai dari tahun 2015 dikarenakan ada pegawai yang pensiun dan tidak dilakukan perekrutan PNS di tahun 2016. PNS Kementerian PUPR tersebut tersebar di seluruh Indonesia karena adanya Balai Besar/ Balai/ Satker sebagai pelaksana pekerjaan di lapangan.

BAB 3

(42)

III-2

Dari seluruh pegawai yang ada, terdapat 74% (17.191) pegawai laki-laki sementara pegawai perempuan sebanyak 26% (6.033). Kementerian PUPR menjalankan fungsi pembangunan infrastruktur sehingga kebutuhan pegawai yang direkrut adalah pegawai teknis yang sebagian besar adalah laki-laki. Pegawai teknis tersebut mayoritas ditempatkan di balai untuk mengawasi secara langsung pekerjaan di lapangan (on site).

Proporsi pegawai Kementerian PUPR dengan tingkat pendidikan SLTA atau di bawahnya masih cukup tinggi yaitu 44% (10.192 pegawai). Namun guna meningkatkan kualitas SDM PUPR yang profesional dan kompeten, sejak beberapa tahun lalu, pendekatan rekrutmen pegawai telah diubah dengan menetapkan batas latar belakang pendidikan secara umum adalah D3, S1 dan S2. Hal tersebut terbukti dengan jumlah pegawai dengan kategori D1 sampai S2 mencapai 56% atau lebih dari total seluruh pegawai dan proporsinya terus meningkat. Bahkan terdapat 83 pegawai yang telah bergelar doctor (S3).

Sumber: Kompilasi Data Pegawai UNOR, 2016

Gambar 3.2 Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan S3 0% S2 15% S1 36% D1-D3 5% SLTA ATAU KURANG 44% 0%

PEGAWAI BERDASARKAN PENDIDIKAN

S3 S2 S1 D1-D3 SLTA ATAU KURANG

JUMLAH PEGAWAI (ORANG)

S3= 83 S2= 3.451 S1= 8.364 D1-D3= 1.134 < SLTA= 10.192

74%

26%

Pegawai Berdasarkan Gender (%)

Laki-Laki

Sumber: Kompilasi Data Pegawai UNOR, 2016

(43)

III-3

Dari seluruh pegawai yang ada, berdasarkan tugas, fungsi dan kewenangan Kementerian PUPR yang bersifat teknis dan non-teknis, termasuk jangkauannya yang tersebar di seluruh provinsi (Balai Besar/Balai dan Satuan Kerja di daerah), maka dominan jumlah pegawai yaitu pada Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Direktorat Jenderal Bina Marga, dan Direktorat Jenderal Cipta Karya. Pada dasarnya pegawai pada ketiga direktorat tersebut yang menjadi ujung tombak pelaksanaan pembangunan infrastruktur PUPR di lapangan.

[image:43.595.81.502.184.494.2]

Sumber: Kompilasi Data Pegawai UNOR, 2016

Gambar 3.3 Jumlah Pegawai Berdasarkan Unit Organisasi

Pegawai Kementerian PUPR didominasi oleh golongan III, dengan sebaran pegawai terbanyak berada pada golongan IIIb dan golongan IIIa. Hal

tersebut menunjukkan bahwa

Kementerian PUPR mayoritas diisi oleh SDM muda yang berkualitas pendidikan tinggi karena minimal memiliki ijasah S1 untuk mencapai golongan III. Pegawai senior atau yang berada pada golongan IV di lingkungan Kementerian PUPR semakin berkurang jumlahnya karena banyak pegawai yang memasuki usia 3% 1% 34% 11% 39% 1% 1% 5% 2% 1% 2% 0%

PEGAWAI BERDASARKAN UNIT ORGANISASI

SETJEN ITJEN BINA MARGA CIPTA KARYA SDA DITJEN PNP DITJEN PbP BALITBANG DITJEN BK BPIW BPSDM BELUM TERDATA

BINA MARGA: 7.973 CIPTA KARYA: 2.539 SDA: 9.178 PnP: 368

Sumber: Kompilasi Data Pegawai UNOR, 2016

SETJEN: 658 ITJEN: 249 PbP: 145 BALITBANG: 1.066 BINAKON: 400 BPIW: 179 BPSDM: 469 6% 38% 50% 6%

Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan

GOL. I GOL. II

GOL. III

GOL. IV

(44)

III-4

pensiun sementara terjadi moratorium PNS sehingga regenerasi agak lambat. Dengan demikian, manajemen SDM PUPR harus dapat dioptimalkan dalam upaya menghadapi tantangan tersebut, diantaranya dengan peningkatan kompetensi dan keahlian para SDM muda agar memiliki pengalaman yang mumpuni.

3.2

Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana merupakan fasilitasi pendukung dalam pelaksanaan kegiatan di organisasi, Instansi atau perkantoran dalam meningkatakan produktivitas kerja suatu organisasi. Pengertian sarana dan prasarana dalam suatu organisasi dan instansi perkantoran merupakan proses pendukung aktivitas yang dilaksanakan dalam kegiatan organisasi dan instansi perkantoran.

Sarana dan prasarana merupakan pendorong untuk meningkatkan kinerja pegawai, agar teroganisir sehingga bisa tercapai tujuan yang diharapkan. Pelaksanaan kegiatan yang baik perlu ditunjang fasilitas yang memadai sebagai bagian dari proses meningkatkan kinerja dan mengerjakan seluruh kegiatan dengan tepat.

Aset intrakomptabel atau asset tetap adalah aset tetap yang digunakan dalam kegiatan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka pencapaian kegiatan. Aset/barang pengguna intrakomptabel Kementerian PUPR per-sub kelompok barang memiliki rincian sebagai berikut.

Tabel III.1. Aset Tetap Kementerian PUPR

No URAIAN SALDO PER 30 JUNI 2016

KUANTITAS NILAI

1 Tanah 5.316.512.610 288.823.741.067.248 2 Peralatan dan Mesin 445.097 9.610.568.895.462 3 Gedung dan Bangunan 19.467 14.223.048.476.211 4 Jalan dan Jembatan 535.486.370 267.475.833.161.646

5 Irigasi 321.666 142.298.731.931.917

6 Jaringan 55.560 28.792.210.104.450

7 Aset Tetap Dalam Renovasi 3.278 44.309.084.385.917 8 Aset Tetap Lainnya 73.949 1.395.935.971.369 9 Kemitraan Dengan Pihak Ketiga 58.167.854 133.541.579.113.010 10 Aset Tetap Yang Tidak Digunakan 62.767.536 4.164.186.493.949

Total 934.634.919.601.179

(45)

III-5

Beberapa jenis aset tetap yang menunjang secara langsung pada pembangunan infrastruktur fisik bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat antara lain adalah kendaraan yang dapat berupat alat berat (loader, grader, excavator, dump truck, dll), dan kendaraan roda 6 maupun 4. Kendaraan ini memiliki peran langsung terhadap kegiatan pemeliharaan rutin infrastruktur yang menjamin agar infrastruktur jalan/irigasi/bendungan tetap fungsional.

3.3

Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)

3.3.1 Pagu Anggaran

DIPA APBN 2016 awalnya adalah Rp. 104,08 Triliun hingga menjadi pagu efektif sebesar Rp. 91,21 Triliun dengan kronologi sebagai berikut:

[image:45.595.73.475.308.664.2]

Sumber: Kompilasi Data Biro Perencanaan Anggaran dan KLN, 2016

Gambar 3.5 Kronologis Penganggaran Kementerian PUPR TA. 2016 DIPA Awal Kementerian PUPR Tahun 2016

Rp.

104.080.698.865,-Alokasi APBN-P TA. 2016 Rp.

97.073.068.654,-Pagu SPAN Rp.

98.191.487.770,-Pagu Efektif (SPAN-Inpres 8)

Rp.

91.211.487.770,-(-) Penghematan(Inpres No.4 Tahun 2016) sebesarRp. 8.495.396.740,-(+) Perubahan PHLN Rp.

524.766.529,-(+) Tambahan kebutuhan mendesak (Asian Games XVIII) Rp. 963.000.000

(+) Alokasi BUN 999 ke BA 033 (Asian Games XVIII) Rp 689.663.650,-(+) Perubahan PHLN dan tambahan tunjangan kinerjaRp

(46)

6.980.000.000,-III-6

a. Penghematan Tahap I

Sesuai dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2016 tanggal 12 Mei 2016 tentang Langkah-Langkah Penghematan dan Pemotongan Belanja Kementerian/Lembaga dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016, bahwa target penghematan Kementerian PUPR Rp 8.495.396.740.300, selain itu terdapat perubahan percepatan PHLN sebesar Rp 524.766.529.000 dan penambahan kebutuhan mendesak untuk Asian Games XVIII sebesar Rp 963.000.000.000 sehingga total Pagu APBN-P 2016 Kementerian PUPR sebesar Rp 97.073.068.654.000.

Kriteria Penghematan APBN-P 2016:

 Belanja operasional dan belanja modal yang tidak mengganggu outcome prioritas;

 Sisalelang/kontrak, pemotongan paket-paket yang belum lelang dan pemotongan paket yang diprediksi tidak selesai hingga akhir Tahun 2016;

 Paket-paket kegiatan yang diblokir disebabkan oleh: Waktu pelaksanaan yang tidak memungkinkan dan belum mendapatkan rekomendasi dari BPKP;

 Penghematan dapat dilakukan pula pada Kontrak Tahun Jamak (MYC) dengan melakukan perubahan/rekomposisi pendanaan.

b. Usulan Kebutuhan Mendesak Asian Games XVIII

 Untuk penataan kawasan dan rehabilitasi di Gelora Bung Karno (GBK) dan Jakabaring, antara lain: 1) Rehabilitasi 14 venues di GBK; 2) Penataan landscape di GBK; dan 3) Renovasi venue dayung di Jakabaring;

 Pembangunan wisma atlet dan penataan kawasan di Kemayoran 10 tower rusun;

 Kebutuhan dana pada TA. 2016 sebesar Rp 2.594,71 miliar sudah teralokasi dalam DIPA TA. 2016 sebesar Rp 942,04 miliar.

 Kekurangan dana sebesar Rp 1.652,66 miliar akan dipenuhi melalui BA. BUN 999 sebesar Rp 689,66 miliar dan tambahan dana (APBN-P) sebesar Rp 963 miliar.

c. Self Blocking

(47)

III-7

Kriteria Penghematan (Self Blocking) APBN-P 2016:

 Kegiatan operasional (swakelola, perjalanan dinas, dan rapat rutin);

 Kegiatan non operasional (studi, kajian, dan sosialisasi);

 Paket pekerjaan MYC baru/lanjutan yang masih berlanjut di TA. 2017 (rekomposisi MYC);

 Paket-paket SYC yang dapat ditunda;

[image:47.595.83.515.239.760.2]

 Paket pekerjaan yang belum/gagal lelang.

Tabel III.2. Alokasi Pagu SPAN per Program Tahun 2016

NO PROGRAM SASARAN PROGRAM PAGU SPAN

RP(RIBU) 1 Pengembangan Infrastruktur

Wilayah

1 Meningkatnya keterpaduan infrastruktur PUPR dengan

pengembangan Kawasan Strategis baik di Perkotaan, kluster industri maupun pedesaan

414.934.398

2 Meningkatnya keterpaduan perencanaan dan pemrograman infrastruktur PUPR dengan

pengembangan Kawasan Strategis baik di perkotaan, kluster industri maupun perdesaan

2 Pembinaan Konstruksi dan Fasilitasi Pengusahaan Infrastruktur

1 Meningkatnya kapitalisasi konstruksi oleh investor nasional

639.549.456 2 Meningkatnya persentase BUJK yang

berkualifikasi besar

3 Meningkatnya penerapan majemen mutu,K3, tertib pengadaan dan administrasi kontrak

4 Meningkatmya SDM penyedia jasa konstruksi yang kompeten

5 Meningkatnya utilitas produk unggulan 3 Pengelolaan Sumber Daya Air 1 Meningkatnya layanan sarana dan

prasarana penyediaan air baku

28.294.304.251 2 Meningkatnya kapasitas tampung

sumber-sumber air

3 Meningkatnya kinerja layanan irigasi 4 Meningkatnya kapasitas pengendalian

daya rusak air

5 Meningkatnya upaya konservasi sumber daya air

6 Meningkatnya keterpaduan tata kelola pengelolaan SDA

(48)

III-8

NO PROGRAM SASARAN PROGRAM PAGU SPAN

RP(RIBU) 4 Penyelenggaraan Jalan 1 Menurunnya waktu tempuh pada

koridor utama

41.194.940.846 2 Meningkatnya pelayanan jalan nasional

3 Meningkatnya fasilitasi terhadap jalan daerah untuk mendukung kawasan

5 Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman

1 Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat

17.718.709.608 2 Meningkatnya kontribusi terhadap

pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak

3 Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat

6 Pengembangan Perumahan 1 Menurunnya kekurangan tempat tinggal (backlog) dan menurunnya rumah tidak layak huni

8.142.362.419

7 Pengembangan Pembiayaan Perumahan

1 Meningkatnya rumah tangga masyarakat berpenghasilan rendah yang menghuni rumah layak melalui bantuan fasilitas pendanaan dan

Pembiayaan Perumahan 224.171.215

2 Menurunnya kekurangan tempat tinggal (backlog) melalui bantuan pendanaan dan pembiayaan perumahan

8 Dukungan Manajemen

Gambar

Gambar 2.1. Peta Strategi Kementerian PUPR
tabel II.1.
Tabel II.1. Perjanjian Kinerja
Gambar 3.3 Jumlah Pegawai Berdasarkan Unit Organisasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Informasi yang didapat pada Sistem AIS identifikasi kapal (nama kapal, nomor IMO, nomor MMSI, dan call sign), posisi kapal (langitude &amp; latitude), kecepatan, arah

Melalui kegiatan observasi di kelas ini mahasiswa praktikan dapat: 1) Mengetahui situasi pembelajaran yang sedang berlangsung. 2) Mengetahui kesiapan dan kemampuan peserta

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas Rahmat dan Hidayah-Nya penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “Sistem Pendukung Keputusan Untuk

Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 12 Tahun 2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat

[r]

Selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan praktikan memiliki beberapa bidang kerja yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan perusahaan diantaranya berupa

Phenomenology yang dimaksud adalah phenomenology -nya Edmund Husserl (1859-1938), dimana dikemukakan bahwa objek ilmu tidak terbatas pada yang empirik ( sensual ), melainkan

Jika kita memilih ketidaktaatan maka kita sedang memilih kutuk dan itu berarti bahwa kita sedang menghancurkan masa depan kita sendiri; tetapi jika kita memilih berkat