• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS MODEL PROYEK RESPONS KREATIF DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN BAHASA JEPANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS MODEL PROYEK RESPONS KREATIF DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN BAHASA JEPANG."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS MODEL PROYEK RESPONS KREATIF DALAM

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN

BAHASA JEPANG

(Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa Tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa

Jepang FPBS UPI Tahun Ajaran 2013/ 2014)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

Oleh :

Raysha Amanda

0902473

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

(2)

Efektivitas Model Proyek Respons Kreatif

dalam Meningkatkan Kemampuan

Menulis Karangan Bahasa Jepang

(Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap

Mahasiswa Tingkat II Jurusan Pendidikan

Bahasa Jepang FPBS UPI Tahun Ajaran

2013/2014)

Oleh Raysha Amanda

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Raysha Amanda 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Raysha Amanda

NIM : 0902473

Judul : Efektivitas Model Proyek Respons Kreatif dalam Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Bahasa Jepang (Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa Tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI Tahun Ajaran 2013/2014)

SK Dekan No. : 2163/UN40.3/DT/2013

Disetujuidandisahkanoleh:

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Drs. H. Sudjianto, M. Hum. NIP. 195906051985031004

JujuJuangsih, S.Pd., M.Pd. NIP. 197308302008122002 Mengetahui,

KetuaJurusanPendidikanBahasaJepang

(4)

Efektivitas Model Proyek Respons Kreatif dalam Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Bahasa Jepang

(Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa Tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI Tahun Ajaran 2013/ 2014)

Raysha Amanda 0902473

ABSTRAK

Menulis memainkan peranan penting dalam proses belajar, mulai dari tingkat dasar sampai tingkat tertinggi. Menulis dapat mencerminkan apa yang diketahui penulis, apa yang ingin diketahui, apa yang dipelajari, apa yang telah dipelajari mereka. Menulis merupakan faktor kunci bagi pembelajar untuk dapat berhasil dalam belajar. Pembelajaran menulis harus diarahkan kepada kemampuan penguasaan bahasa Jepang secara kreatif dan berfikir logis dalam berbicara dan menulis. Pembelajaran menulis harus mengajak anak didik untuk menggunakan bahasa dalam segala bentuk dan variasinya. Pembelajaran menulis tidak semata-mata untuk keterampilan komunikasi, tetapi juga untuk berfikir kreatif dan logis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas model proyek respons

kreatif dalam meningkatkan keterampilan menulis bahasa Jepang serta tanggapan

siswa mengenai model proyek respons kreatif dalam meningkatkan keterampilan menulis bahasa Jepang. Penelitian ini menggunakan Quasi Experiment dengan desain eksperimen yaitu One Grup Pretest Posttest Design. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa tingkat II jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI sebanyak 20 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes dan angket. Setelah dilakukan analisis data, diketahui hasil 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari hasil keterampilan menulis karangan bahasa Jepang setelah menggunakan model

proyek respons kreatif. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa model proyek respons kreatif efektif dalam meningkatkan keterampilan menulis

karangan bahasa Jepang. Selain itu, dilihat dari hasil angket dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memberikan respon positif pada model proyek

respons kreatif.

(5)

Effectively of Model Project Response Creative to Increase Capability of Writing Essay

(Study of Quasi Experiment to Second Grade Student of Japanese Language Education Program Faculty of Language and Art Education 2013/2014)

Raysha Amanda 0902473 ABSTRACT

Writing is the most important in study process, start from primary level until advance level. Writing process can explain what writer knows about, what their want to know and what their want to learn. Writing is the key for student for success in study. Learning of writing should be directed to ability of Japanese language for creative and logical thinking in speaking and writing. Learning of writing should be encourage students to use the language in all variations. Learning of writing is not just for communication skill, but it is for logical and creative thinking. Purpose of this research was to determine the effectiveness of the model project response creative in improving writing skill of Japanese language and students responses on a model project response creative in improving writing skill of Japanese language. This study used quasi experiment with experiment design name is one group pretest-posttest design. Sample of this research is second grade student (20 people) of Japanese language education program Faculty of Language and Art Education 2013/2014. Instrument in this study used form of test and questionnaire. After analysis of data, known results 0,000 < 0,05, then H0 rejected. There is significant influence from the Japanese language skill to write essay after using model project respons creative. It can be concluded that model project response creative effective in improving capability writing skill of Japanese language. Other than that, judging from the results of the questionnaire can be seen the most of the respondent gave a positive response in model project response creative.

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK …………...………... i

KATA PENGANTAR ………..………. ix

DAFTAR ISI ………. DAFTAR TABEL ………... xi xiv BAB I PENDAHULUAN ……….. 1

A. Latar Belakang Masalah ……….. 1

B. Rumusan dan Batasan Masalah ………... 4

1. Rumusan Masalah ………... 4

2. Batasan Masalah ………. 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……… 5

1. Tujuan Penelitian ……… 5

2. Manfaat Penelitian ……….. 5

D. Definisi Operasional ……… 6

1. Model Pembelajaran ………... 6

2. Model Proyek ………. 7

3. Model Proyek Respons Kreatif .………. 8

4. Karangan ……… 8

E. Metode Penelitian ……… 8

1. Metode Penelitian ………... 8

2. Teknik Pengumpulan Data ...……….. 9

3. Populasi dan Sampel ………... 10

4. Instrumen Penelitian ……..………. 10

5. Langkah-langkah Penelitian ………... 11

6. Teknik Pengolahan Data ……….………... 12

F. Hipotesis ……….. G. Sistematika Penulisan ……….. 12 13 BAB II LANDASAN TEORI ………..……….. 14

(7)

B. Model Proyek Respons Kreatif ……… 1. Pengertian Model Proyek Respons Kreatif ……… 2. Karakteristik Model Proyek Respons Kreatif ………

16 16 17

3. Prosedur Penerapan Model Proyek Respons Kreatif …..……….. 18

4. Langkah-langkah Menulis Karangan dengan Menggunakan Model Proyek Respons Kreatif ……….………. 19

C. Pembelajaran Menulis ……….……….……… 20

1. Pengertian Menulis ………..……….…………. 20

2. Fungsi Menulis ……….….…..….. 22

3. Tujuan Menulis ………..……..……….. 22

4. Manfaat Menulis ……….………..………. 25

5. Proses Pembelajaran Keterampilan Menulis ……….. 27

D. Menulis Karangan ……… 28

1. Pengertian Karangan ………... 28

2. Tujuan Menulis Karangan ……….. 28

3. Jenis-jenis Karangan ………... 29

4. Hal-hal yang Harus diperhatikan dalam Menulis Karangan Bahasa Jepang ... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……… 34

A. Metode Penelitian ……… 34

B. Desain Penelitian ………. 36

C. Populasi dan Sampel Penelitian ………... 37

1. Populasi ………... 37

2. Sampel ………... 38

D. Waktu dan Tempat Penelitian ……….. 38

E. Variabel Penelitian ………... 39

F. Instrumen Penelitian ……… 39

1. Tes ………... 40

2. Angket ………. 42

(8)

1. Teknik Pengumpulan Data ………. 44

2. Teknik Pengolahan Data ………. 45

H. Prosedur Penelitian ……….. 49

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ……… 52

A. Pelaksanaan Penelitian ………... 52

B. Deskripsi Data ……….. 55

1. Uji Normalitas Data Pre-test dan Post-test ………. 55

2. Uji Homogenitas Varians ………... 57

3. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata………. 58

C. Analisis Data Angket ………... 59

D. Pembahasan Hasil Angket ………... 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 70

A. Kesimpulan ……….. 70

B. Saran ……… 71

DAFTAR PUSTAKA………. 73 LAMPIRAN – LAMPIRAN

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam mempelajari suatu bahasa ada empat keterampilan berbahasa yang terdiri atas keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Setiap keterampilan berkaitan erat dengan keterampilan lainnya. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa biasanya melalui suatu hubungan yang teratur mulai dari menyimak, kemudian berbicara, setelah itu belajar membaca dan menulis (Tarigan, 1994: 1). Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan menghasilkan teks lisan atau tulis yang direalisasikan dalam beberapa keterampilan berbahasa. Dalam mempelajari bahasa terdapat empat aspek keterampilan yang harus dikuasai, yaitu keterampilan menyimak atau mendengar, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Kedua keterampilan seperti kemampuan menyimak dan kemampuan membaca disebut aspek reseptif atau pemahaman informasi yang diterima. Sedangkan kedua keterampilan yang lain, yaitu keterampilan berbicara dan keterampilan menulis disebut dengan aspek produktif atau aspek penggunaan (Danasasmita 2009: 76).

Menulis merupakan kegiatan yang ekspresif dan produktif. Aktifitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan dan keterampilan berbahasa yang paling akhir dikuasai oleh pembelajar bahasa. Walaupun dalam pemerolehan keterampilan berbahasa menulis berada di urutan terakhir, tetapi keterampilan ini menjadi sebuah keterampilan yang sangat penting.

(10)

banyak pembelajar merasa kesulitan dalam menulis karangan bahasa Jepang.

Dalam mempelajari empat keterampilan berbahasa, menulis merupakan keterampilan berbahasa yang cukup sulit untuk dikuasai. Tarigan berpendapat bahwa keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus terus melalui latihan dan praktek yang banyak dan teratur (Tarigan, 1994: 4). Kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan. Hal ini disebabkan kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi tulisan (Iskandarwassid, 2011: 248).

Menulis sebuah karangan dapat berarti menuangkan ide atau gagasan yang ada dalam pikiran. Tetapi bagi pembelajar yang memiliki keterbatasan ide atau memiliki kesulitan dalam menghidupkan gagasan akan merasa kesulitan untuk menuangkannya kedalam bentuk sebuah karangan bahasa Jepang (sakubun).

Menurut standar proses pembelajaran, pembelajaran harus diselenggarakan secara interaktif, memberi inspirasi, menyenangkan dan memberikan kebebasan untuk tumbuhnya prakarsa, kreativitas, dan kemandirian. Dengan kata lain, pengajar harus menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dengan berbagai variasi yang dapat mengoptimalkan pembelajaran yang tepat dan sesuai, serta penerapan teknik yang beragam dan inovatif (Lestari, 2012: 4).

(11)

respons yang cepat dan beragam terhadap stimulasi berupa gambar atau barang-barang yang ditunjukan oleh pengajar. Hal ini akan mempermudah pembelajar dalam menemukan berbagai ide untuk mengawali menulis sebuah karangan bahasa Jepang.

Seperti pada skripsi yang ditulis oleh Ragil Lia Lestari (2012) yang berjudul “Penerapan Model Proyek Respons Kreatif Dalam Pembelajaran Menulis Paragraf deskripsi (studi eksperimen semu pada siswa kelas X SMAN 1 Cibadak tahun ajaran 2011/2012)”, diketahui bahwa keefektifan dari model proyek respons kreatif yaitu terbukti dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi siswa secara signifikan, dari kemampuan siswa yang rendah untuk menulis karangan deskripsi dalam pelajaran bahasa Indonesia.

Penulis akan melakukan penelitian menggunakan model proyek respons kreatif ini dalam pembalajaran menulis karangan bahasa Jepang, karena sistem pembalajaran yang pernah dilakukan selama belajar di kelas dirasakan sangat sulit untuk mendapatkan ide dalam mengarang. Kondisi yang dirasakan adalah mengarang itu sulit apalagi untuk mengarang menggunakan bahasa Jepang. Dengan keadaan seperti ini banyak mahasiswa kurang menyukai pembelajaran mengarang bahasa Jepang. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal sangat sulit karena itu prestasi mahasiswa dalam pembelajaran sakubun sangat beragam.

(12)

B. Rumusan dan Batasan Masalah Penelitian 1. Rumusan Masalah

Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kemampuan mengarang bahasa Jepang mahasiswa sebelum menggunakan model proyek respons kreatif ?

2. Bagaimana kemampuan mengarang bahasa Jepang mahasiswa setelah menggunakan model proyek respons kreatif ?

3. Bagaimana efektivitas model proyek respons kreatif dalam meningkatkan kemampuan mengarang mahasiswa ?

4. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan mahasiswa antara sebelum dan sesudah menggunakan model proyek respons kreatif ?

5. Bagaimana kesan mahasiswa setelah diberikan perlakuan (treatment) terhadap model proyek respons kreatif dalam pembelajaran sakubun ?

2. Batasan Masalah

Agar fokus penelitian tidak meluas, penulis membatasi masalah dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

1. Penelitian ini akan meneliti kemampuan menulis mahasiswa sebelum diberikan model proyek respons kreatif.

2. Penelitian ini akan meneliti kemampuan menulis mahasiswa sesudah diberikan model proyek respons kreatif.

3. Penelitian ini akan meneliti keefektifan model proyek respons kreatif dalam meningkatkan keterampilan menulis karangan dalam bahasa Jepang pada mahasiswa tingkat dua.

(13)

5. Penelitian ini akan meneliti tanggapan mahasiswa tingkat dua terhadap model proyek respons kreatif dalam meningkatkan keterampilan menulis karangan bahasa Jepang.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan beberapa hal berikut :

1. Untuk mengetahui kemampuan menulis mahasiswa sebelum menggunakan model proyek respons kreatif.

2. Untuk mengetahui kemampuan menulis mahasiswa sesudah menggunakan model proyek respons kreatif.

3. Untuk mengetahui keefektivitasan dari model proyek respons kreatif dalam meningkatkan kemampuan menulis bahasa Jepang pada mahasiswa tingkat dua.

4. Untuk mengetahui adanya perbedaaan kemampuan mahasiswa sebelum dan sesudah menggunakan model proyek respons kreatif. 5. Untuk mengetahui tanggapan mahasiswa terhadap model proyek

respons kreatif dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan bahasa Jepang.

2. Manfaat penelitian

Apabila tujuan penelitian yang dikemukakan diatas dapat tercapai, peneliti berharap penelitian ini akan memberikan manfaat sebagai berikut :

a. Manfaat Teoritis

(14)

b. Manfaat Praktis

Secara langsung penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :

 Bagi peneliti : Melalui penelitian ini, peneliti dapat mengaplikasikan pelajaran serta wawasan selama perkuliahan yang dapat digunakan dalam kegiatan mengajar.

 Bagi mahasiswa : Penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan agar mahasiswa semakin bersemangat dalam menulis karangan bahasa Jepang. Dan memberikan suasana yang berbeda dalam pengajaran bahasa, serta sebagai rujukan dalam membuat karangan bahasa Jepang agar lebih mudah.

 Bagi pengajar : Menjadi salah satu rujukan bagi pengembangan kegiatan pembelajaran menulis karangan bahasa Jepang kemudian mensosialisasikan model pembelajaran ini kepada guru lainnya untuk mengatasi kendala dalam proses mengajar.

 Bagi Peneliti Selanjutnya : Dapat memperbaiki kekurangan dalam penelitian ini dan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.

D. Definisi operasional

Dalam bagian ini, akan dijelaskan definisi dari masing-masing variabel yang dijadikan kata kunci penelitian ini. Adapun kata kunci yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Model Pembelajaran

(15)

menyenangkan dan menantang, serta tempat yang bebas untuk tumbuhnya prakarsa yang kreatif dan mandiri dalam aktivitas diskusi, penugasan dan permainan (Dananjaya, 2010: 37).

Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Jadi, sebenarnya model pembelajaran memiliki arti yang sama dengan pendekatan, strategi atau metode pembelajaran. Saat ini telah banyak dikembangkan berbagai macam model pembelajara, dari yang sederhana sampai model yang agak kompleks dan rumit karena memerlukan banyak alat bantu dalam penerapannya.

Dalam model pembelajaran, peran penting guru adalah menyadari fungsinya hanya sebatas fasilitator dan motivator, bukan mendikte pikiran dan operasionalisasi karena hal ini merupakan suatu aktivitas instruksional yang melibatkan para pelajar dalam pengalaman mengerjakan berbagai hal dalam kegiatan fisik maupun psikis.

2. Model proyek

(16)

3. Model Proyek Respons Kreatif

Suatu proses pembelajaran yang membimbing agar siswa dapat berpikir bebas dan mampu memberikan respons terhadap suatu rangsangan yang berupa perintah untuk menyebutkan persepsi siswa terhadap suatu benda. Kemudian dalam waktu yang relative singkat siswa merespons dengan menyebutkan beberapa kata yang ada kaitannya dengan benda tersebut sebanyak mungkin (Lestari, 2012).

4. Karangan

Karangan merupakan suatu proses menyusun, mencatat, dan mengkomunikasikan makna dalam tataran ganda, bersifat interaktif dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan sistem tanda konvensional yang dapat dilihat.

Menurut St. Y. Slamet (2006: 96) menyatakan bahwa penggunaan istilah menulis dan mengarang merupakan dua hal yang dianggap sama pengertiannya oleh sebagian ahli dan berbeda oleh sebagian ahli lainnya, maka sejalan dengan hal itu, tulisan sebagai hasil tulis menulis berpadanan dengan karangan sebagai hasil mengarang.

E. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian

(17)

Sudrajat, 2005: 95). Penelitian eksperimen atau penelitian uji coba merupakan salah satu metode yang sering digunakan dalam bidang pengajaran. Tujuan metode ini yaitu untuk menguji efektivitas dan efesiensi dari suatu pendekatan, metode, teknik, atau media pengajaran dan pembelajaran, sehingga hasilnya dapat diterapkan jika memang baik, atau tidak digunakan jika memang tidak baik, dalam pengajaran sebenarnya (Sutedi, 2009: 64).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperimen (metode eksperimen semu) yang dilaksanakan tanpa ada kelas pembanding (Arikunto, 2006: 80). Desain eksperimen yang digunakan adalah one group before after atau pre-test and post-test. Yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap satu kelompok subjek dengan dua kondisi observasi tanpa adanya kelompok pembanding, sehingga setiap subjek merupakan control akan dirinya sendiri (Suryana, 1996: 11)

O1 X O2

Keterangan :

O1 : Pre-test

X : Treatment atau perlakuan O2 : Post-test

(Arikunto, 2006: 85)

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini terbagi menjadi dua teknik yaitu :

(18)

Tes yang dilakukan berupa pre-test dan post-test. Pre-test ini dilakukan untuk mengukur kemampuan mahasiswa sebelum diterapkan model pembelajaran, hal ini pun sebagai pembanding kemampuan mahasiswa dalam menulis sakubun. Sementara

post-test dilakukan sebagai hasil akhir setelah diterapkan model proyek

respons kreatif. 2. Angket

Pengumpulan data dengan angket dilakukan pada saat setelah dilakukannya post-test. Dari situ dapat diketahui pendapat dan kesan mahasiswa tentang model proyek respons kreatif. Hal ini juga menjadi alat bantu untuk mengukur efektivitas model proyek respons kreatif.

3. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006: 130). Menurut Sutedi sampel adalah manusia yang dijadikan sebagai sumber data penelitian (Sutedi, 2009: 179). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI.

Sampel adalah sebagian dari populasi tersebut yang dianggap bisa mewakili seluruh karakter dari populasi yang ada dapat dipilih untuk dijadikan subjek penelitian (Sutedi, 2009: 179). Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Jepang tingkat dua semester tiga tahun ajaran 2013/2014. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Jepang tingkat dua kelas A sebagai kelas eksperimen.

4. Instrumen Penelitian

(19)

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam yaitu instrument berupa tes dan non tes. Instrument yang berupa tes adalah tes dan instrument berupa non tes adalah angket.

a. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2006: 150). Tes tersebut harus memiliki validitas dan reliabilitas yang cukup terandalkan, di samping harus memiliki sifat praktis yaitu mudah digunakannya, dan ekonomis yaitu tidak terlampau memakan waktu dan biaya dalam pembuatan dan pengolahannya (Sutedi, 2009: 157). Tes yang akan digunakan pada penelitian ini adalah

pre-test dan post-test yang bertujuan untuk mengetahui hasil

belajar mahasiswa terhadap pelajaran sakubun bahasa Jepang yang menggunakan model proyek respons kreatif.

b. Angket merupakan salah satu instrument pengumpul data penelitian yang diberikan kepada responden (manusia dijadikan subjek penelitian) (Sutedi, 2009: 164). Seperti yang dikatakan Faisal dalam Sutedi (Sutedi, 2009: 164) bahwa teknik angket ini dilakukan dengan cara pengumpulan datanya melalui daftar pertanyaan tertulis yang disusun dan disebarkan untuk mendapatkan informasi atau keterangan dari responden. Angket dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pendapat mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang tingkat dua UPI terhadap penggunaan model proyek respons kreatif sebagai alat bantu dalam mata pelajaran sakubun.

5. Langkah-langkah Penelitian

Langkah-langkah penelitian pada penelitian ini adalah :

(20)

b. Menentukan sampel penelitian yang akan dibagi menjadi satu kelas eksperimen saja.

c. Memberikan pretest kepada kelas eksperimen.

d. Melaksanakan treatment untuk kelas eksperimen yaitu menulis karangan bahasa Jepang dengan menggunakan model proyek respons kreatif.

e. Memberikan post-test kepada kelas eksperimen untuk mengetahui perbandingan antara hasil pretest dan post-test. f. Menyebarkan angket kepada kelas eksperimen setelah

diberikan model proyek respons kreatif. g. Menganalisis data.

h. Menyusun laporan penelitian. i. Melaporkan hasil penelitian.

6. Teknik Pengolahan Data

Setelah data diperoleh dilanjutkan pada proses pengolahan data. Data yang diperoleh berupa hasil tes khusus dan hasil angket. Hasil tes khusus masuk pada data kuantitatif, dan hasil angket masuk pada data kualitatif. Data kuantitatif diolah dengan menggunakan t hitung dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Menentukan gain (d) antara pre-test dan post-test. b. Mencari nilai rata-rata (mean) dari kedua variabel. c. Mencari jumlah kuadrat deviasi.

d. Mencari t hitung

e. Interpretasi dengan t table.

F. Hipotesis

(21)

parameter yang akan diuji kebenerannya melalui sampel statistik. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Ho : Jika model proyek respons kreatif dalam pembelajaran sakubun diterapkan maka kemampuan mengarang siswa tidak akan meningkat.

Hk : Jika model proyek respons kreatif dalam pembelajaran sakubun diterapkan maka kemampuan mengarang siswa akan meningkat.

G. Sistematika Penulisan

(22)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian adalah cara penemuan kebenaran atau pemecahan masalah yang dilakukan secara ilmiah. Prosesnya dilakukan melalui cara tertentu yang dilakukan secara terencana, sistematik, dan teratur sedemikian rupa sehingga setiap tahap diarahkan kepada pemecahan masalah. Proses itu dikenal dengan metode penelitian (Purwanto, 2010: 163).

Penelitian pendidikan merupakan upaya untuk memahami permasalahan yang dihadapi dalam bidang pendidikan, serta hal-hal yang berhubungan dengannya dengan mengumpulkan berbagai bukti yang dilakukan secara sistematis berdasarkan metode ilmiah sehingga diperoleh suatu jawaban untuk memecahkan masalah tersebut (Sutedi, 2005: 16).

Metode penelitian merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang dilaksanakan secara terencana dan cermat dengan maksud mendapatkan fakta dan kesimpulan agar dapat memahami, menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikan keadaan (Syamsuddin dan Vismaia, 2007: 14). Selain itu, Sutedi mengemukakan bahwa dalam kegiatan penelitian, metode dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang bersifat sistematis mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengambilan kesimpulan yang harus ditempuh untuk menjawab masalah penelitian.

(23)

coba merupakan salah satu metode yang sering digunakan dalam bidang pengajaran yang bertujuan untuk menguji efektivitas dan efisiensi dari suatu pendekatan, metode, teknik, atau media pengajaran dan pembelajaran.

Sutedi (2009: 66-67) mengungkapkan beberapa ciri dari penelitian eksperimental, yaitu :

a. Adanya manipulasi terhadap variabel bebas, yaitu memberikan perlakuan secara terencana dan sistematis yang merupakan inti dari kegiatan eksperimen terhadap variabel bebas.

b. Adanya kegiatan pengontrolan terhadap variabel lain yang berpengaruh. Perlu dibuat kelas control untuk dijadikan bahan pembanding dan untuk membuktikan baik tidaknya materi yang diuji cobakan.

c. Adanya pengamatan dan pengukuran terhadap efek atau pengaruh dari manipulasi terhadap variabel bebas. Peneliti perlu mengamati dan mencatat apa yang terjadi pada kelas control, karena efektif tidaknya suatu perlakuan dapat dilihat dari variabel terikat yang menjadi responnya.

Langkah-langkah pokok yang ada dalam penelitian eksperimen antara lain sebagai berikut (Sutedi, 2009: 67-68) :

a. Peneliti menemukan suatu masalah berdasarkan pengalamannya.

b. Mengkaji literatur yang relevan dengan masalah yang akan diteliti.

c. Mengidentifikasi dan membatasi masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian.

d. Merumuskan hipotesis penelitian.

e. Menyusun rancangan penelitian eksperimental secara lengkap. Dalam hal ini perlu menentukan beberapa hal berikut :

(24)

2) Memilih desain eksperimen. 3) Menentukan sampel.

4) Menyusun instrument pengumpulan data.

Penelitian eksperimental yang penulis gunakan bertujuan untuk menguji efektivitas dari suatu model proyek respons kreatif dalam meningkatkan kemampuan menulis bahasa Jepang untuk tingkat mahasiswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasy experimental). Metode ini merupakan metode penelitian yang menguji hipotesis berbentuk hubungan sebab akibat melalui manipulasi variabel independen misalnya treatment, stimulus, kondisi, dan menguji perubahan yang diakibatkan oleh pemanipulasian tersebut (Subana dan Sudrajat, 2001: 95).

B. Desain Penelitian

Setiap penelitian harus direncanakan. Untuk itu diperlukan suatu desain penelitian. Desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian itu (Nasution, 2003: 23).

Menurut Sugiyono (2010:73) terdapat beberapa desain eksperimen, yaitu:

1. Pre-experimental, yang meliputi one shot case study, one group pretset-posttest, intec-group comparison.

2. True experimental, yang meliputi posttest only control design, pretest-control group design.

3. Factorial experimental

4. Quasi experimental, yang meliputi time series design, dan nonequivalent control group design.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu one

group pre-test-post-test design. Dalam penelitian ini, kepada kelas

(25)

(treatment). Adapun alasan peneliti menggunakan quasi experiment (penelitian semu) adalah peneliti tidak mampu untuk mengumpulkan sampel dengan baik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dan sesuai dengan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas model proyek respons kreatif dalam meningkatkan keterampilan menulis karangan bahasa Jepang.

Desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Keterangan:

O1 : tes awal (pre-test) sebelum perlakuan

X : perlakuan

O2 : tes akhir (post-test)

Dalam penelitian ini penulis hanya akan memperoleh data dari satu kelompok sampel yang telah diberikan perlakuan. Adapun langkah-langkah yang penulis tempuh adalah sebagai berikut:

1. Memberikan pre-test untuk mengukur kemampuan mahasiswa sampel sebelum diberikan perlakuan.

2. Memberikan perlakuan kepada mahasiswa sampel penelitian. 3. Memberikan post-test sebagai langkah untuk mengetahui

perkembangan yang dialami setelah skor pre-test dan post-test. 4. Menyebarkan angket pada mahasiswa sampel penelitian.

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Sugiyono (2006: 117) mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek/ objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu untuk dipelajari kemudian disimpulkan.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa

(26)

Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006:130). Menurut Sutedi sampel adalah manusia yang dijadikan sebagai sumber data penelitian (Sutedi, 2009: 179). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang UPI.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2006: 118). Adapun sampel pada penelitian ini adalah mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI tahun ajaran 2012/ 2013. Sampel adalah sebagian dari populasi tersebut yang dianggap bisa mewakili seluruh karakter dari populasi yang ada dapat dipilih untuk dijadikan subjek penelitian (Sutedi, 2009: 179). Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang tingkat dua tahun ajaran 2013/2014. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang tingkat dua kelas A sebagai kelas eksperimen.

Sampel tidak diperoleh dengan teknik acak melainkan menggunakan kelas yang ada, yaitu kelas 3A sebanyak 20 orang dengan kata lain teknik pengambilan sampel ini dilakukan dengan teknik purposive sample atau sampel bertujuan. Pengambilan sampel dengan teknik ini dirasa peneliti cukup baik dan sesuai untuk mewakili populasi yang ada.

D. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Lantai 3 gedung Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia. Waktu pelaksanaannya dimulai dari tanggal 11 November 2013 sampai 18 November 2013 sebanyak enam kali pertemuan.

(27)

dilaksanakan pada tanggal 12 November 2013 sampai 15 November 2013 sampel diberikan treatment. Pada tanggal 18 November 2013 yang merupakan pertemuan terakhir, sampel diberikan post-test dan menyebarkan angket.

E. Variabel Penelitian

Variabel atau pengubah adalah karakteristik dari sekelompok orang, perilakunya ataupun lingkungannya yang bervariasi dari individu satu dengan individu yang lainnya (Setiyadi, 2006: 101).

Penelitian ini terdiri atas dua variabel, yaitu:

a. Variabel bebas (x) yang merupakan model proyek respons kreatif yang diterapkan dalam pembelajaran bahasa Jepang untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan pada mahasiswa. b. Variabel terikat (y) yang merupakan hasil belajar pada mahasiswa

yang menunjukkan tingkat keterampilan menulis karangan bahasa Jepang.

F. Instrumen Penelitian

Sutedi (2009: 155) menyatakan bahwa instrumen penelitian yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau menyediakan berbagai data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian. Instrumen yang digunakan sangat menentukan terhadap keberhasilan suatu kegiatan penelitian, sebab data yang diperoleh untuk menjawab masalah penelitian atau menguji hipotesis diperoleh melalui instrumen.Instrumen penelitian merupakan alat bantu pengumpulan dan pengolahan data tentang cariabel – variabel yang diteliti (Subana dan Sudrajat, 2005). Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun instrumen penelitian, antara lain:

(28)

b. Sumber data/informasi baik jumlah maupun keragamannya harus diketahui terlebih dahulu, sehingga bahan atau dasar dalam menentukan isi, bahasa, sistematika item dalam instrumen penelitian.

c. Keterampilan dalam instrumen itu sendiri sebagai alat pengumpul data baik dari keajegan, kesahihan maupun objektifitasnya.

d. Jenis data yang diharapkan dari penggunaan instrumen harus jelas, sehingga peneliti dapat memperkirakan cara analisis data guna pemecahan masalah penelitian.

e. Mudah dan praktis digunakan akan tetapi dapat menghasilkan data yang diperlukan.

1. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2006: 150). Tes tersebut harus memiliki validitas dan reliabilitas yang cukup terandalkan, di samping harus memiliki sifat praktis yaitu mudah digunakannya, dan ekonomis yaitu tidak terlampau memakan waktu dan biaya dalam pembuatan dan pengolahannya (Sutedi, 2009: 157). Tes yang akan digunakan pada penelitian ini adalah pre-test dan post-test yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar mahasiswa terhadap pelajaran sakubun bahasa Jepang yang menggunakan model proyek respons kreatif.

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-test dan

post-test. Pre-test berguna untuk mengukur kemampuan awal sebelum treatment diberikan. Sedangkan post-test berguna untuk mengukur

kemampuan akhir setelah treatment diberikan. Soal pre-test dan

post-test yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa soal yang berisi

petunjuk untuk membuat suatu karangan. Adapun kisi-kisi soal

(29)

Tabel 3.1

Kisi-kisi Soal Pre-Test

Kompetensi dasar Indikator Materi Nomor

soal

Jumlah soal Mengungkapkan

(30)

Tabel 3.2

Kisi-kisi Soal Post-Test

2. Angket

Angket merupakan salah satu instrument pengumpul data penelitian yang diberikan kepada responden (manusia dijadikan subjek penelitian) (Sutedi, 2009: 164). Seperti yang dikatakan Faisal dalam Sutedi (Sutedi, 2009: 164) bahwa teknik angket ini dilakukan dengan cara pengumpulan datanya melalui daftar pertanyaan tertulis yang disusun dan disebarkan untuk mendapatkan informasi atau keterangan

Kompetensi dasar Indikator Materi Nomor

(31)

dari responden. Angket dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pendapat mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang tingkat dua UPI terhadap penggunaan model proyek respons kreatif sebagai alat bantu dalam mata pelajaran sakubun.

Ada beberapa langkah dalam menyusun instrument angket, diantaranya yang dikemukakan oleh Sakai (Sutedi, 2009: 165-166) :

a. Merumuskan kisi-kisi dan item pertanyaan.

b. Merumuskan dan menetapkan bentuk jawaban yang diharapkan. c. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh responden. d. Merumuskan kategori jawabannya secara lengkap.

e. Membuat petunjuk atau perintah pengisian. f. Membuat kalimat pengantar.

g. Uji coba.

h. Mengolah dan merevisinya.

i. Memperbaiki dan menetapkan bentuknya. j. Pencetakan dan penggandaan

Angket digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya. Dalam penelitian ini penulis memberikan angket-angket kepada kelas sampel setelah menempuh tahap-tahap penelitian dari mulai pre-test hingga post-test. Angket ini diberikan dengan tujuan untuk mengetahui pendapat kelas sampel mengenai mata kuliah sakubun, dan model proyek respons kreatif. Adapun kisi-kisi angket sebagai berikut :

Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket

No. Indikator Nomor Soal Jumlah Soal

1. Mengetahui kesan siswa terhadap bahasa Jepang

(32)

2. Mengetahui kesan siswa terhadap

sakubun (mengarang bahasa Jepang)

3, 4, 5, 6, 7 5 soal

3. Mengetahui pendapat siswa mengenai efektifitas model proyek respons kreatif dalam pembelajaran sakubun (mengarang bahasa Jepang)

8, 9, 10 3 soal

4. Mengetahui kesan siswa terhadap model proyek respons kreatif setelah mempelajari sakubun (mengarang bahasa Jepang) dengan model proyek respons kreatif.

11,12, 13 3 soal

G. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data 1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Kajian Pustaka

Melalui teknik ini peneliti mengumpulkan berbagai materi dan teori yang relevan dengan permasalahan penelitian. Kajian pustaka ini dapat bersumber dari buku-buku, catatan-catatan ataupun dokumentasi tertulis lainnya.

b. Tes

Tes yang digunakan dalam penelitian ini merupakan tes tertulis yang berupa pre-test (tes awal) dan post-test (tes akhir).

c. Treatment (perlakuan)

(33)

d. Angket

Teknik angket ini dilakukan dengan cara pengumpulan datanya melalui daftar pertanyaan tertulis yang disusun dan disebarkan untuk mendapatkan informasi atau keterangan dari responden (Faisal, 1981: 2 dalam Sutedi, 2009: 164).

2. Teknik Pengolahan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian kuantitatif, yaitu hasil dari tes penguasaan bahasa Jepang tingkat dasar brupa angka, kemudian diolah dengna menggunakan rumus statistik.

Data yang diolah dalam penelitian ini adalah data yang berasal dari nilai tes awal (pre test) nilai tes akhir (post tes) dan angket yang diberikan kepada sampel penelitian. Setelah data diperoleh, kemudina data diolah dengan perincian sebagai berikut :

a. Tes (Pre-test dan post-test)

1) Membuat tabel persiapan untuk menilai

Tabel 3.4

Persiapan untuk Menghitung Nilai

No. X Y d d2

(1) (2) (3) (4) (5)

M

Keterangan:

a. Kolom (1) diisi dengan nomor urut, sesuai dengan jumlah sampel

b. Kolom (2) diisi dengan nilai pre-test c. Kolom (3) diisi dengan nilai post-test

(34)

e. Kolom (5) diisi dengan pengkuadratan angka-angka pada kolom (4)

f. Isi baris sigma (jumlah) dari setiap kolom tersebut

g. M (mean) adalah nilai rata-rata dari kolom (2), (3), dan (4)

2) Mencari nilai rata-rata (mean) kedua variabel dengan rumus:

dan

Keterangan:

Mx : mean hasil pre-test My : mean hasil post-test

∑x : jumlah seluruh nilai pre-test

∑y : jumlah seluruh nilai post-test N : jumlah sampel

(Sutedi, 2009: 218)

3) Mencari gain (d) antara pre-test dan post-test

4) Mencari mean gain (d) antara pre-test dan post-test dengan rumus:

(35)

Keterangan:

Md : mean gain atau selisih antara pre-test dan post-test

∑d : jumlah gain secara keseluruhan N : jumlah sampel

5) Menghitung nilai kuadrat deviasi

Keterangan:

∑x2

d : jumlah kuadrat deviasi

∑d2

: jumlah gain setelah dikuadratkan

∑d : jumlah gain N : jumlah sampel

6) Mencari nilai

Keterangan:

Md : mean gain atau selisih antara post-test dan pre-test

∑x2d : jumlah kuadrat deviasi N : jumlah sampel

(36)

b. Mengolah data angket

Selain hasil pre-test dan post-test, dalam penelitian ini juga dipergunakan angket sebagai alat pengumpul data yang kemudian akan diolah dengan cara sebagai berikut:

Keterangan:

P : persentasi jawaban

f : frekuensi setiap jawaban dari responden N : jumlah responden

100% : persentase frekuensi dari setiap jawaan responden

Hasil pengolahan angket tersebut kemudian akan ditafsirkan sebagai berikut:

Tabel 3.5

Klasifikasi Interprestasi Perhitungan Persentasi Tiap Kategori

Interval Presentase Interprestasi

0% Tidak seorang pun

1%-5% Hampir tidak ada

6%-25% Sebagian Kecil

26%-49% Hampir setengahnya

50% Setengahnya

51%-75% Lebih dari setengahnya

76%-95% Sebagian besar

96%-99% Hampir seluruhnya

100% Seluruhnya

(37)

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan tahap-tahap yang dilalui oleh seorang peneliti untuk memperlancar kegiatan penelitian. Prosedur penelitian ini terdiri atas beberapa tahap, yaitu:

1. Tahap Awal (Persiapan)

a. Menentukan objek/ subjek yang akan diteliti

(38)

menggunakan model proyek respons kreatif.

5. Jum’at, 15

November 2013

10.00 - 11.30 Pertemuan ke-5:

Pembelajaran sakubun menggunakan model proyek respons kreatif dengan menggunakan media benda asli.

6. Senin, 18 November 2013

11.00 - 12.30 Pertemuan ke-6:

Mengadakan post-test,

pengisian angket

b. Mengumpulkan data dari proses eksperimen

c. Menganalisis data dengan menggunakan rumus statistika yang relavan d. Membuat rumusan sementara

e. Menyusun laporan

Tabel 3.7

Langkah-langkah Menulis Karangan dengan Menggunakan Model Proyek Respons Kreatif

No Langkah-langkah permainan Banana Tree

1 Mahasiswa masing-masing membuat kartu respons yang diberi nomor sesuai dengan urutan kelompok (kelompok 1 menomori kartunya dengan angka 1).

2 Mahasiswa diperlihatkan sebuah objek berupa gambar atau foto atau benda asli atau bisa juga dengan memberikan tema.

3 Mahasiswa bersama dengan kelompoknya merespons dengan menyebutkan beberapa kata yang ada asosiasinya dengan gambar tersebut sebanyak-banyaknya dalam waktu 2 menit.

(39)

T a b e l

3. Tahap Akhir (kesimpulan)

Tahap pengambilan kesimpulan yang di dalamnya terdapat gambaran mengenai hasil yang diperoleh dari penelitian ini.

terus menerus.

5 Dalam dua menit, setiap kelompok menuliskan kegunaan, cirri-ciri fisik atau karakteritik benda tersebut pada kartu respons yang sudah dibuat sebanyak mungkin, sekreatif mungkin dan seunik mungkin.

(40)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pretest yang dilakukan sebelum diterapkannya perlakuan (treatment)

memperoleh nilai rata-rata 66,95. Dari data tersebut menunjukan bahwa kemampuan menulis mahasiswa belum baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis karangan bahasa Jepang mahasiswa sebelum mendapatkan perlakuan (treatment) dengan menggunakan model proyek respons kreatif masih kurang baik.

2. Post-test yang dilakukan setelah diterapkannya perlakuan (treatment)

memperoleh nilai rata-rata 75,20. Dari hasil perhitungan dapat diperoleh Sig. perbedaan dua rata-rata adalah dari Sig.(2-tailed) yaitu 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak. Artinya bahwa terdapat perbedaan rata-rata pre-test dan post-test.

3. Dengan melihat hasil pretest (sebelum diberikan perlakuan berupa keterampilan menulis karangan bahasa Jepang dengan menggunakan model proyek respons kreatif) dan post-test (setelah diberikan perlakuan berupa keterampilan menulis karangan bahasa Jepang dengan menggunakan model proyek respons kreatif) dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa model proyek respons kreatif efektif dalam meningkatkan keterampilan menulis karangan bahasa Jepang mahasiswa tingkat II jurusan pendidikan bahasa Jepang FPBS UPI.

(41)

saat menuangkan ide mereka ke dalam tulisan, namun hal itu bisa diatasi dengan menggunakan model proyek respons kreatif dalam keterampilan menulis karangan bahasa Jepang mereka, sehingga mereka dapat dengan mudah mendapatkan ide untuk menulis karangan bahasa Jepang. Model proyek respons kreatif ini sangat cocok digunakan untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan bahasa Jepang mahasiswa tingkat II karena sangat efektif digunakan sebagai salah satu upaya meningkatkan kemampuan menulis karangan bahasa Jepang mahasiswa. Pengujian efektif atau tidaknya dapat dilihat dari hasil perhitungan normalized gain.

5. Berdasarkan data angket diketahui bahwa tanggapan mahasiswa terhadap keterampilan menulis karangan bahasa Jepang dengan menggunakan model proyek respons kreatif menjadi sangat menyenangkan, mahasiswa aktif dan mandiri, tidak membosankan, melatih kreatifitas mahasiswa dalam menentukan judul karangan, dan menjadikan proses belajar mengajar menjadi kondusif, efektif dan efisien dari segi waktu.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti mengenai efektivitas model proyek respons kreatif dalam meningkatkan keterampilan menulis karangan bahasa Jepang, peneliti merasa perlu merekomendasikan hasil tersebut untuk kepentingan pembelajaran bahasa Jepang ke depannya. Ada pun rekomendasi yang ingin penulis sampaikan di antaranya:

1. Untuk dosen

Penulis berharap dosen mata kuliah sakubun dapat menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model proyek respons kreatif sebagai alternatif untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan bahasa Jepang karena telah teruji efektivitasnya.

(42)

Mahasiswa yang sudah merasakan manfaat dan kelebihan sakubun dengan menggunakan model proyek respons kreatif diharapkan mengaplikasikan model pembelajaran ini dalam proses belajar tidak hanya mata kuliah sakubun, tetapi pada mata kuliah lainnya karena model proyek respons kreatif sangat cocok diterapkan dalam mata kuliah yang berkaitan dengan keterampilan menulis, membaca, menyimak, dan berbicara. Selain itu, diharapkan agar pandangan mahasiswa bahwa sakubun itu sulit dan membosankan dapat berubah menjadi mudah dan menyenangkan.

3. Untuk peneliti selanjutnya

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti dan Maidar G. (1988). Pembinaan Kemampuan Menulis

Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga

Alwasilah, A. Chaedar dan Senny Suzanna. (2005). Pokoknya Menulis ! Cara

Baru Menulis dengan Metode Kolaborasi. Bandung: Kiblat Buku Utama.

Ambo Enre, Fachruddin. (1994). Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Ujung Pandang: IKIP Ujung Pandang.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penlitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Arsyad, Azhar. (2009). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali.

Chaer, Abdul. (2007). Linguistik Umum untuk Penutur Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta

Chairunnisa, Triani Rizky. (2012). Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Make A Match dalam Penguasaan Kosakata Bahasa Jepang. Skripsi Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI Bandung: Tidak

diterbitkan.

Dahidi, Ahmad. (2004). “Ihwal Pembelajaran Menulis (Sakubun) di Program Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI”. Jurnal Asosiasi Studi Pendidikan Bahasa Jepang Indonesia (ASPBJI). 2, 1-10.

Dananjaya, Utomo. (2010). Media Pembelajaran Aktif. Bandung: Nuansa.

Danasasmita, Wawan. (2009). Metodologi Pembelajaran Bahasa Jepang. Bandung: Rizqi Perss.

Darmadi, Kaswan. (1996). Meningkatkan Kemampuan Menulis. Yogyakarta: Andi.

Depdiknas. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Hamid, Nuke D.U. (2010). Efektivitas Metode Cooperative Learning Tipe Paired

Story Telling dalam Pembelajaran Sakubun. Skripsi pada FPBS UPI

(44)

Hidayah, Ami Nurul. (2012). Efektivitas Metode Cooperative Learning Teknink

Think-Pair-Share Dalam Pembelajaran Sakubun. Skripsi pada FPBS UPI

Bandung: Tidak diternitkan.

Isjoni. (2010). Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.

Iskandarwassid, dan Dadang Suhendar. (2008). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Rosda Karya.

Karangan. (2013). Retrieved September, 30, 2013 from http://id.wikipedia.org/ wiki/karangan

Lestari, Ragil Lia. (2012). Penerapan Model Proyek Respons Kreatif Dalam

Pembelajaran Menulis Paragraf deskripsi. Skripsi Pendidikan Bahasa

Indonesia FPBS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Makmun, Abin Syamsuddin. (2007). Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem

Pengajaran Modul. Bandung: Rosdakarya.

Margono. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Okuaki, Yoshinobu. (1993). Nihongo No Bunshoujutsu. Tokyo.

Pengertian Menulis dan Manfaat Menulis. (2013). Retrieved September 30, 2013, from http://www.gakbasi.com/pengertian-menulis-dan-manfaat-menulis. htm/

Pengertian Model Pembelajaran. (2013). Retrieved September 25, 2013, from http://belajarpsikologi.com/pengertian-model-pembelajaran/

Pengertian Tujuan dan Tahapan Menulis. (2013). Retrieved September 30, 2013, from http://www.kajianpustaka.com/2013/07/pengertian-tujuan-dan- tahapan-menulis.html#.UkhLBRBhiK0

Purwanto. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan. Jogjakarta: Pustaka Pelajar.

Setiyadi, Bambang. (2006). Metode Penelitian untuk Pengajaran Bahasa Asing. Bandung: Graha Ilmu

St. Y. Slamet. (2008). Dasar-dasar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di

Sekolah Dasar. Surakarta: UNS Press.

(45)

Sudjianto. (2010). Metodologi Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Jepang. Bekasi: Kesaint Blanc.

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sutedi, Dedi. (2009). “Beberapa Alternatif untuk Mengatasi Masalah dalam

Pembelajaran Sakubun”. Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang, Panduan

bagi Guru dan Calon Guru dalam Meneliti Bahasa Jepang dan Pengajarannya. Bandung: Humaniora.

Sutedi, Dedi. (2009) Pengantar Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora.

Syamsudin dan Vismaia S. Damaianti. (2007). Metode Penelitian Pendidikan

Bahasa. Bandung: Rosdakarya.

Tarigan, HG. (1994). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tim Penyusun. (2008). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Pendidikan Indonesia.

Tujuan dan Manfaat Menulis. (2012). Retrieved September, 30, 2013, from http://bahasakublog.wordpress.com/2012/08/13tujauan-dan-manfaat-menulis/

Widianingsih. (2009). Efektivitas Penggunaan Metode Imajinative Learning

Terhadap Kemampuan Menulis Sakubun Tingkat Dasar. Skripsi

Gambar

Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Pre-Test
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Persiapan untuk Menghitung Nilai Tabel 3.4
+5

Referensi

Dokumen terkait

menyatakan bahwa jika strategi diimpementasikan secara wajar dengan struktur organisasi yang tepat maka. perusahaan lebih

Dari makna tersebut, ada dua hal yang dapat ditarik sebagai kesimpulan dari rumusan tersebut: (1) jika sesuatu perbuatan yang dilarang atau pengabaian sesuatu

Kajian ini memiliki tujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan representasi verbal, matematik, gambar, dan grafik siswa setelah diterapkan model pembelajaran

Evaluasi dokumen penawaran dilakukan dari tanggal 31 Agustus – 7 September 2016, yang dituangkan dalam Berita Acara Evaluasi Penawaran Nomor 07-Jawas/Pokja.PA-Pry/IX/2016, tanggal

Kegagalan UNCLOS I dan UNCLOS II dalam menentukan lebar laut territorial dan konsepsi Negara kepulauan dikarenakan berbagai kepentingan setiap Negara, maka PBB terus

disampaikan kepada Pokja Konstr uksi II KLP Kabupaten Tapin, maka ber sama ini kami.. mengundang saudar a agar dapat mengikuti acar a Pembuktian Kualifikasi atas

Penelitian Kuntarto (1999) tentang Strategi Kesantunan Dwibahasawan Indonesia-Jawa menunjukkan hal-hal sebagai berikut: (1) Dwibahasawan Indonesia-Jawa memilih strategi

Raden Wijaya untuk menyerang Kadiri bisa berhasil disebabkan oleh jumlah prajurit kerajaan Kediri yang begitu besar, oleh karena itu untuk menambah kekuatan, ia