• Tidak ada hasil yang ditemukan

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA POLITISI DALAM INDONESIA LAWYERS CLUB DI TV ONE DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR BERBICARA DI SMA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA POLITISI DALAM INDONESIA LAWYERS CLUB DI TV ONE DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR BERBICARA DI SMA."

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

oleh

FRINAWATY L. BARUS

NIM 1201445

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

SEKOLAH PASCASARJANA

(2)
(3)

BERBICARA DI SMA

Oleh

Frinawaty Lestarina Barus S.Pd Unimed, 2012

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Frinawaty Lestarina Barus 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(4)

ABSTRAK

Penelitian ini mengkaji kesantunan berbahasa politisi, wujud tuturan, fungsi tuturan, dan pamanfaatan hasil analisis kesantunan berbahasa sebagai bahan ajar berbicara di SMA. Penelitian ini dilatarbelakangi adanya tuturan politisi yang kurang santun dalam kegiatan berkomunikasi. Akibatnya tuturan tersebut akan berpengaruh terhadap masyarakat dan ada yang menggunakannya dalam kegiatan berkomunikasi.

Penelitian ini dirumuskan sebagai berikut. 1) Bagaimanakah kesantunan berbahasa politisi dalam Indoneseia Lawyers Club? 2) Bagaimanakah wujud tuturan kesantunan berbahasa politisi dalam Indonesia Lawyers Club? 3) Bagaimanakah fungsi tuturan kesantunan berbahasa politisi dalam Indonesia Lawyers Club? 4) Bagaimanakah bahan ajar berbicara dari kesantunan berbahasa politisi dalam Indonesia Lawyers Club?. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kesantunan berbahasa politisi dalam Indonesia Lawyers Club; mendeskripsikan wujud tuturan kesantunan berbahasa politisi dalam Indonesia Lawyers Club; mendeskripsikan fungsi tuturan kesantunan berbahasa politisi dalam Indonesia Lawyers Club; mendeskripsikan pemanfaatan kesantunan berbahasa politisi sebagai bahan ajar berbicara di SMA.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori dari Leech. Teori tersebut digunakan untuk mengkaji kesantunan berbahasa politisi dengan enam maksim yang terdiri dari maksim kebijaksanaan, maksim penerimaan, maksim kemurahan, maksim kerendahan hati, maksim kecocokan, dan maksim kesimpatian.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini adalah tuturan politisi dalam Indonesia Lawyers Club selama bulan November tahun 2013. Teknik pengumpulan datanya dengan menggunakan teknik dokumentasi.

(5)

ABSTRACT

This research reviewing politeness politician, a form of speech, speech function, and the results of analysis of linguistic politeness use as speaking in high school teaching materials. This research is motivated politicians any less politican speech in communication activities. As a result, the speech will affect the community and no one will use it in communication activities.

The background of the problems in this research are. 1) How is the politness of political language in the Indonesia Lawyers Club? 2 (How is the form of the politness of political language in the Indonesia Lawyers Club? 3) How is the function of the politness of political language in the Indonesia Lawyers Club? 4) How is the speaking teaching material of the politeness politician in the Indonesia Lawyers Club? The purpose of this research is to describe the politness of political language in the Indonesia Lawyers Club; to describe the form of the politness of political language in the Indonesia Lawyers Club; to describe the function of the politness of political language in the Indonesia Lawyers Club; to describe the utilization of the politness of political language as speaking teaching material at high school.

Leech's theory was used in this research. This theory was used to examine the politness of political language in six maksim: tact maxim, generosity maxim, approbation maxim, modesty maxim, agreement maxim and sympathy maxim.

This study used a descriptive research method. Sources of data in this study is the speech of politicians in Indonesia Lawyers Club during the month of November of 2013. The documentation technique was used to collect the data.

(6)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Struktur Organisasi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Konsep Dasar Pragmatik ... 8

B. Tindak Tutur... 9

C. Fungsi–fungsi Pertuturan ... 12

D. Indonesia Lawyers Club ... 16

E. Politisi ... 17

F. Prinsip Kerja Sama ... 17

G. Kesantunan Berbahasa ... 20

H. Bahan Ajar ... 25

I. Kemampuan Berbicara ... 30

(7)

B. Sumber Data ... 32

C. Teknik Pengumpulan Data ... 32

D. Teknik Analisis Data ... 33

E. Alur Penelitian ... 34

F. Instrumen Penelitian... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

A. Deskripsi Data ... 40

B. Hasil Analisis Data ... 43

1. Kesantunan Berbahasa ... 43

a. Maksim Kebijaksanaan ... 43

(8)

BAB V PEMANFAATAN HASIL ANALISIS KESANTUNAN BERBAHASA POLITISI DALAM ACARA INDONESIA

LAWYERS CLUB DI TV ONE SEBAGAI BAHAN AJAR……174

A. Pengantar ... 174

B. Desain Bahan Ajar (Modul) ... 176

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ... 195

A. Simpulan ... 195

B. Saran ... 196

DAFTAR PUSTAKA ... 197

(9)

DAFTAR TABEL

3.1 Parameter Kesantunan Berbahasa ... 35

3.2 Format Instrumen Kesantunan Berbahasa Berdasarkan Maksim ... 36

3.3 Parameter Wujud Tuturan ... 37

3.4 Format Instrumen Wujud Tuturan ... 37

3.5 Parameter Fungsi Tuturan ... 38

3.6 Format Instrumen Fungsi Tuturan ... 39

4.1 Rincian Politisi yang Dianalisis Tuturannya ... 42

4.2 Rekapitulasi Hasil Analisis Maksim Kebijaksanaan... 51

4.3 Rekaptulasi Hasil Analisis Maksim Penerimaan ... 57

4.4 Rekapitulasi Hasil Analisis Maksim Kemurahan ... 80

4.5 Rekapitulasi Hasil Analisis Maksim Kerendahan Hati ... 84

4.6 Rekapitulasi Hasil Analisis Maksim Kecocokan ... 91

4.7 Rekapitulasi Hasil Analisis Maksim Kesimpatian ... 96

4.8 Rekapitulasi Hasil Analisis Wujud Tuturan Representatif ... 97

4.9 Rekapitulasi Hasil Analisis Wujud Tuturan Direktif ... 102

4.10 Rekapitulasi Hasil Analisis Wujud Tuturan Ekspresif ... 109

4.11 Rekapitulasi Hasil Analisis Wujud Tuturan Komisif ... 127

4.12 Rekapitulasi Hasil Analisis Wujud Tuturan Deklarasi ... 129

4.13 Rekapitulasi Hasil Analisis Fungsi Tuturan Menyatakan ... 133

4.14 Rekapitulasi Hasil Analisis Fungsi Tuturan Menanyakan ... 145

4.15 Rekapitulasi Hasil Analisis Fungsi Tuturan Memerintah ... 148

4.16 Rekapitulasi Hasil Analisis Fungsi Tuturan Meminta Maaf ... 151

4.17 Rekapitulasi Hasil Analisis Fungsi Tuturan Mengkritik ... 153

4.18 Jumlah Pelanggaran dan Pematuhan Maksim ... 170

4.19 Rekapitulasi Hasil Analisis Wujud Tuturan ... 171

(10)
(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dalam berbahasa diperlukan kesantunan, karena tujuan berkomunkasi bukan hanya bertukar pesan melainkan menjalin hubungan sosial. Chaer (2010:15) mengatakan bahwa tidak semua orang dapat berbahasa dengan santun, orang sering menyamakan berbahasa halus dengan berbahasa santun, tetapi ternyata berbahasa halus tidak sama dengan berbahasa santun. Kesantunan berbahasa menekankan pada penciptaan situasi yang baik dan menguntungkan bagi mitra tutur sehingga mitra tutur tidak merasa terbebani dengan isi dan maksud tuturan.

Kesantunan merupakan suatu kondisi komunikasi yang didalamnya terjadi interaksi antara dua orang partisipan (atau lebih) yang dikendalikan oleh aspek bahasa, aspek sosial, dan aspek budaya. Kesantunan sebagai sebuah perilaku berbahasa masih menjadi bagian yang penting dalam tindak berkomunikasi. Teori – teori kesantunan sudah banyak ditulis, namun ini tidak dapat digunakan sebagai tolak ukur akan terwujudnya kesantunan berbahasa. Teori tersebut hanyalah kumpulan gejala, data, dan fakta dari realitas bahasa yang ada. Kesantunan yang sesungguhnya adalah bagaimana kita menerapkan bahasa ketika kita berkomunikasi.

(12)

terlibat, masalah yang dipercakapkan, tempat dan waktu terjadinya percakapan, dan sebagainya.

Kesantunan berbahasa juga tidak bisa lepas dari teori tindak tutur. Chaer (2010) memperlihatkan bahwa jenis tindak tutur beragam (misalnya: representatif, direktif, ekspresif, komisif, dan deklaratif), fungsi tindak tutur beragam (misalnya: fungsi meminta, memerintah, dan melarang), dan strategi penyampaian tindak tutur tersebut juga beragam (misalnya, disampaikan secara langsung atau tidak langsung) yang terkait dengan konteks sosial budaya. Oleh karena itu, pengkajian mengenai tindak tutur kesantunan berbahasa perlu melibatkan teori tindak tutur.

Salah satu kelompok masyarakat yang harus memperhatikan kesantunan dalam tuturannya adalah politisi. Kaum politisi merupakan orang yang berkecimpung di dunia politik, dan dianggap`sebagai warga negara terhormat oleh masyarakat. Mereka bukan warga masyarakat biasa karena mereka memiliki kemampuan sekaligus kekuasaan yang tidak dimiliki oleh masyarakat biasa. Karena mereka mempunyai kelebihan tersebut mereka sering menjadi sorotan baik dari segi perilakunya maupan juga dari tutur sapa dan bahasa yang digunakannya.

Politisi diharapkan mampu berkomunikasi secara santun terhadap orang lain. Mereka diharapkan dapat mengkomunikasikan gagasan dan pemikiran mereka secara jelas. Politisi harus menanggapi serta memberi respon yang baik terhadap segala masukan, nasihat, kritik, dan sanggahan terhadap pemikiran maupun kinerja mereka. Dengan berbahasa santun dalam setiap komunikasi yang dilakukannya maka secara tidak langsung akan meningkatkan citra mereka demikian juga sebaliknya. Oleh karena itu kesantunan berbahasa pada politisi merupakan hal yang mutlak.

(13)

kita berbicara kurang santun. Pada era demokrasi ini kita dapat melihat bagaimana politisi kita berkomunikasi dalam berbagai kesempatan terutama di televisi.

Salah satu acara di televisi yang menyiarkan bagaimana politisi kita berbahasa adalah acara talk show. Tayangan-tayangan tersebut menampilkan narasumber yang berasal dari berbagai kalangan. Narasumber tersebut dapat berasal dari kalangan masyarakat biasa dengan keahlian tertentu, tetapi dapat juga berasal dari kalangan pemerintah atau politisi. Narasumber yang diundang tersebut berdialog, yaitu saling bertukar pendapat dan informasi tentang suatu topik yang sudah ditentukan oleh pembawa acara. Bahasa yang digunakan oleh para narasumber itu adalah bahasa lisan yang menurut Wahyu (www@t_wahyu.staff.gunadarma.ac.id) mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1) memerlukan kehadiran orang lain; 2) unsur gramatikal tidak dinyatakan dengan lengkap; 3) terkait ruang dan waktu; dan 4) dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara.

Salah satu televisi yang menayangkan talk show adalah TV One dengan program acara Indonesia Lawyers Club yang tayang setiap hari Selasa pukul 19.30 WIB yang dipandu oleh Karni Ilyas. Program ini sangat menarik karena membahas isu–isu yang berkembang saat ini dengan mendatangkan narasumber– narasumber yang kompeten dibidangnya. Narasumber yang paling sering didatangkan dalam acara ini adalah politisi karena masalah yang sering diangkat dalam acara ini adalah masalah yang berkaitan dengan pemerintahan dan politisi sebagai pelaksananya.

(14)

Para peserta diskusi akan melakukan kegiatan diskusi yang dipandu oleh Karni Ilyas. Dalam acara ini kita akan melihat bagaimana politisi mengungkapkan pendapatnya tentang sesuatu hal dan merespon pendapat orang lain maupun pembawa acara. Politisi–politisi yang didatangkan dalam acara ini juga merupakan politisi yang memiliki kedudukan tinggi dalam pemerintahan sehingga diharapakan dapat berkomunikasi dengan santun dan pada umumnya acara ini ditayangkan live oleh TV One sehingga tidak ada pengeditan dalam penayangannya. Dalam tayangan tersebut kita dapat melihat segala tindak tanduk politisi terutama dalam berkomunikasi.

Penelitan mengenai kesantunan berbahasa sudah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya antara lain kesantunan imperatif bahasa Indonesia yang dilakukan oleh Rahardi (2005) dan kesopanan berbahasa politisi Indonesia menjelang pemilu 2004 yang dilakukan oleh Nadar (2004). Rahardi mengatakan bahwa kesantunan pemakaian imperatif bahasa Indonesia mencakup dua perwujudan, yakni (1) kesantunan linguistik dan (2) kesantunan pragmatik. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Nadar tersebut kesimpulan bahwa para politisi Indonesia yang sopan mengikuti maksim kesopanan berbahasa sedangkan bahasa politisi yang tidak sopan melanggar maksim kesopanan berbahasa. Afiyani (2012) juga pernah melakukan penelitian mengenai strategi kesantunan berbahasa siswa pada tuturan menolak dalam berkomunikasi dengan guru dari hasil penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa sebanyak 88,75% tuturan penolakan yang siswa terhadap guru direalisasikan secara tidak langsung, dan 11,25 % lainnya direalisasikan secara langsung.

(15)

kesantunan berbahasa politisi (menyatakan, menanyakan, memerintah, meminta maaf, dan mengkritik).

Pentingnya memperhatikan kesantunan berbahasa bagi kaum politisi merupakan hal yang mutlak terutama dalam acara talk show karena pada umumnya acara tersebut ditayangkan secara langsung. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk menganalisis kesantunan berbahasa tuturan politisi dalam acara Indonesia Lawyers Club selama bulan November 2013. Pemilihan bulan November untuk mewakili data karena pada bulan tersebut narasumber politisi ada dalam setiap acara yang ditayangkan selama bulan tersebut. Politisi sebagai narasumber selama bulan November tersebut akan dianalisis kesantunan berbahasa, wujud tuturan, dan fungsi tuturan. Peneliti juga berasumbsi bahwa dari hasil penellitian kesantunan berbahasa para politisi dalam Indonesia Lawywers Club dapat dijadikan sebagai bahan ajar di SMA.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diidentifikasi masalah–masalah sebagai berikut:

1. kesantunan berbahasa merupakan hal yang sangat penting diperhatikan ketika berkomunikasi;

2. kesantunan berbahasa dapat dilihat dari segi wujud dan fungsi;

3. tuturan politisi merupakan hal yang menarik untuk diteliti kesantunannya; 4. penyusunan bahan ajar berdasarkan penelitian, khususnya penelitian

tentang kesantunan berbahasa dalam tuturan politisi.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dikemukanan rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut

(16)

2. Bagaimana wujud kesantunan berbahasa dicerminkan oleh tuturan politisi dalam acara Indonesia Lawyers Club?

3. Bagaimana fungsi kesantunan berbahasa dicerminkan oleh politisi dalam acara Indonesia Lawyers Club?

4. Bagaimanakah bahan ajar berbicara yang dihasilkan dari realisasi kesantunan berbahasa politisi dalam acara Indonesia Lawyers Club?

D. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang kesantunan, wujud, dan fungsi kesantunan berbahasa politisi dalam acara Indonesia Lawyers Club. Berdasarkan hal di atas secara operasional penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan berikut ini:

1.kesantunan berbahasa politisi dalam acara Indonesia Lawyers Club;

2.wujud kesantunan berbahasa dalam tuturan politisi dalam acara Indonesia Lawyers Club;

3.fungsi kesantunan berbahasa dalam tuturan politisi dalam acara Indonesia Lawyers Club;

4.bahan pembelajaran kesantunan berbahasa yang dihasilkan dari tuturan politisi dalam acara Indonesia Lawyers Club.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis. Manfaat secara teoritis adalah sebagai berikut ini.

1. Penelitian ini sebagai masukan untuk menambah wawasan dalam bidang pragmatik khususnya dalam kesantuan berbahasa.

2. Penelitian ini diharapkan dapat menyingkap wujud dan fungsi kesantuan berbahasa dalam tuturan politisi.

(17)

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu bahan pengajaran di SMA.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuat politisi untuk lebih memperhatikan kesantunan berbahasa dalam setiap tuturannya.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuat pengajar dan peserta didik semakin santun dalam berbahasa serta menerapkan tata cara berbahasa santun ini dalam proses belajar mengajar sehingga tercipta keharmonisan berbahasa yang lebih baik dengan siswa.

F. Struktur Organisasi

Dalam penulisan tesis ini peneliti membagi ke dalam enam bab, diantaranya:

Bab I tersusun atas latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi tesis.

Bab II ini berisikan tentang kajian pustaka yang berisi tentang pragmatik, tindak tutur, fungsi–fungsi pertuturan, politisi, prinsip kerja sama Grice dan kesantunan berbahasa dari Leech.

Bab III tersusun atas metode penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan alur penelitian.

Bab IV merupakan gambaran berkenaan dengan bagaimana peneliti menganalisis hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian meliputi data dan analisis data. Pembahasan meliputi deskripsi kesantuan berbahasa politisi, wujud tuturan, dan fungsi tuturan dalam acara Indonesia Lawyers Club.

Bab V merupakan pemanfataan hasil analisis kesantunan berbahasa politisi dalam acara Indonesia Lawyers Club sebagai bahan ajar di kelas X SMA.

(18)
(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bagian metode penelitian ini akan dijelaskan tentang metode yang digunakan dalam penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan alur penelitian.

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Menurut Arikunto (2006) metode deskriftif dapat digunakan untuk memerikan, menggambarkan, menguraikan, dan menjelaskan fenomena objek penelitian. Dalam kajiannya metode ini menjelaskan data atu objek secara natural, objektif dan faktual.

Metode ini dipilih dengan alasan karena permasalahan dalam penelitian ini belum jelas, holistik, dinamis, dan kompleks, sehingga tidak mungkin data pada situasi sosial tersebut dijaring secara kuantitatif. Metode ini digunakan untuk mendeskrpsikan keadaan objek yang diteliti dengan menguraikan hal–hal yang menjadi perhatian dan mendukung objek penelitian.

Pada penelitian ini data yang terkumpul berwujud kata – kata dan tidak mengadakan perhitungan. Menurut Sugiyono (2009: 15) penelitian kualitatif digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci.

(20)

B. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tuturan politisi dalam acara Indonesia Lawyers Club selama bulan November tahun 2013. Pemilihan acara tersebut untuk mencerminkan kesantunan berbahasa para politisi adalah karena acara tersebut merupakan acara talk show yang sering mendatangkan politisi dan selalu mengangkat isu–isu yang sedang terjadi.

Data dalam penelitian ini adalah rekaman video Indonesia Lawyers Club selama bulan November yang merepresentasikan kesantunan berbahasa di antaranya adalah: Terbongkarnya Korupsi di Bea Cukai (6 November 2013), Hambalang Semakin terang (12 November 2013), Rusuh MK: Puncak Pelecehan Peradilan (19 November 2013), dan Wapres Boediono Dibidik KPK (26 November 2013). Jadi ada empat rekaman acara Indonesia Lawyers Club yang akan dianalisis.

C. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan tujuan penelitian maka untuk memperoleh data yang diperlukan maka peneliti menggunakan teknik dokumentasi. Arikunto (2006) menyatakan bahwa teknik dokumentasi merupakan mencari data mengenai hal – hal yang berkaitan dengan penelitian berupa catatan, tanskrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, dan sebagainya. Sugiyono (2009) menyatakan bahwa dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya–karya monumental dari seseorang. Sugiyono juga menegaskan bahwa studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Bahkan kredibilitas hasil penelitian kualitatif akan semakin tinggi jika melibatkan tau menggunakan studi dokumen dalam metode penelitian kualitatifnya.

(21)

diprediksi melalui paparan kebahasaan yang mencerminkan kesantunan berbahasa.

D. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data bertujuan untuk mengungkapkan proses pengorganisasian dan pengurutan data tentang kesantunan berbahasa politisi dalam acara Indonesia Lawyers Club. Selanjutnya hasilnya dimasukan ke dalam pola kategori satuan uraian sehingga pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan tentang kesantunana berbahasa dalam tuturan politisi.

Berdasarkan data penelitian yang telah terkumpul data dianalisis dengan langkah – langkah sebagai berikut.

1. Menonton dan mendownlod video Indonesia Lawyers Club di www.tvonenews.tv atau www.youtube.com.

2. Mengidentifikasi dialog yang memperlihatkan kesantunan berbahasa politisi dalam acara Indonesia Lawyers Club.

3. Mengklasifikasikan dialog kesantunan berbahasa politisi dalam acara Indonesia Lawyers Club.

4. Menganalisis dialog kesantunan berbahasa politisi dalam acara Indonesia Lawyers Club dan ditentukan wujud tuturan dan fungsi pertuturannya. 5. Mendeskripsikan dialog kesantunan berbahasa politisi dalam acara

(22)

E. Alur Penelitian

Alur penelitian Realisasi kesantunan berbahasa politisi dalam Indonesia Lawyers Club di TV One dan pemanfaatan sebagai bahan ajar berbicara di SMA.

Gambar 3.1

Alur Penelitian

Pemilihan dan Perumusan Judul Penelitian

Menentukan Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitan

Menyusun Rancangan Penelitian

Melakukan Studi Pustaka

Metodologi Penelitian

Mengumpulkan data dan memberi kode

Pengolahan Data

Pemeriksaan Keabsahan Data Temuan (validasi data)

(23)

F. Instrumen Penelitian

Untuk memudahkan peneliti dalam menganalisis kesantunan berbahasa, wujud tuturan, dan fungsi tuturan maka dibuat sebuah instrumen untuk menganalisis tuturan politisi dalam Indonesia Lawyers Club. Di bawah ini akan dipaparkan parameter dan format instrumen penelitian tersebut.

Tabel 3.1

Parameter Kesantunan Berbahasa

No Maksim Deskriptor

1 Kebijaksanaan Setiap peserta tuturan harus meminimilkan kerugian orang lain, atau memaksimalkan keuntungan bagi orang lain.

2 Penerimaan Mengharuskan penutur untuk meminimalkan keuntungan diri sendiri dan memaksimalkan kerugian diri sendiri.

3 Kemurahan Mengharuskan penutur untuk meminimalkan kecaman terhadap orang lain, tetapi harus memaksimalkan pujian kepada orang lain.

4 Kerendahan Hati Mengharuskan penutur untuk meminimalkan pujian kepada dirinya, tetapi harus mengecam diri sendiri sebanyak mungkin.

5 Kecocokan Mengharuskan seseorang untuk memaksimalkan kesepakatan dengan orang lain dan meminimalkan ketidaksepakatan dengan orang lain.

(24)

Tabel 3.2

Format Instrumen Kesantunan Berbahasa

Maksim Kebijaksanaan

No Hari/Tanggal Tema Politisi Tuturan

1 2

Maksim Penerimaan

No Hari/Tanggal Tema Politisi Tuturan

1 2

Maksim Kemurahan

No Hari/Tanggal Tema Politisi Tuturan

1 2

Maksim Kerendahan Hati

No Hari/Tanggal Tema Politisi Tuturan

1 2

Maksim Kecocokan

No Hari/Tanggal Tema Politisi Tuturan

1 2

Maksim Kesimpatian

(25)

Tabel 3.3

Parameter Wujud Tuturan

No Wujud Deskriptor

1 Representatif Mengatakan, melaporkan, dan menyebutkan.

2 Direktif Menyuruh, memohon, menuntut, menyarankan, dan menantang.

3 Ekspresif Memuji, mengucapkan terima kasih, mengkritik, dan menyelak.

4 Komisif Berjanji, bersumpah, dan mengancam.

5 Deklarasi Memutuskan, membatalkan, melarang, mengizinkan, dan memberi maaf.

Tabel 3.4

Format Instrumen Wujud Tuturan

Wujud Tuturan Representatif

No Hari/Tanggal Tema Politisi Tuturan

1 2

Wujud Tuturan Direktif

No Hari/Tanggal Tema Politisi Tuturan

1 2

Wujud Tuturan Ekspresif

No Hari/Tanggal Tema Politisi Tuturan

(26)

Wujud Tuturan Komisif

No Hari/Tanggal Tema Politisi Tuturan

1 2

Wujud Tuturan Deklarasi

No Hari/Tanggal Tema Politisi Tuturan

1 2

Tabel 3.5

Parameter Fungsi Tuturan

No Fungsi Deskriptor

1 Menyatakan Menyampaikan berita atau kabar tentang keadaan di sekeliling penutur.

2 Menanyakan Tuturan dengan fungsi menanyakan dilakukan dalam bentuk kalimat bermodus interogatif.

3 Memerintah Disampaikan oleh penutur kepada lawan tutur dengan harapan agar lawan tutur melaksanakan isi tuturan itu. 4 Meminta maaf Dilakukan oleh penutur maupun lawan lawan tutur karena

penutur atau lawan tutur merasa punya kesalahan atau telah dan akan melakukan “ketidaknyamanan” terhadap mitra tuturnya.

(27)

Tabel 3.4

Format Instrumen Fungsi Tuturan

Fungsi Tuturan Menyatakan

No Hari/Tanggal Tema Politisi Tuturan

1

2

Fungsi Tuturan Menanyakan

No Hari/Tanggal Tema Politisi Tuturan

1 2

Fungsi Tuturan Memerintah

No Hari/Tanggal Tema Politisi Tuturan

1 2

Fungsi Tuturan Meminta Maaf

No Hari/Tanggal Tema Politisi Tuturan

1 2

Fungsi Tuturan Mengkritik

No Hari/Tanggal Tema Politisi Tuturan

(28)

BAB V

PEMANFAATAN HASIL ANALISIS KESANTUNAN BERBAHASA

POLITISI DALAM ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB SEBAGAI

BAHAN AJAR

A. Pengantar

Pada sub bab ini peneliti memanfaatkan hasil analisis terhadap kesantunan berbahasa politisi dalam acara Indonesia Lawyers Club sebagai modul dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indoensia di kelas X SMA.

Sebelum menyusun modul ini peneliti mengkaji terlebih dahulu kompetensi inti dan kompetensi dasar dalam Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 SMA terdiri dari empat kompetesi inti salah satu kompetensi inti tepatnya kompetensi inti 2 mengharapkan peserta didik

Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

Dari kompetensi inti di atas terlihat bahwa kompetensi inti tersebut mengharapkan peserta didik mampu bersikap santun baik dalam sikap maupun berbahasa tetapi dalam modul ini yang diharapkan adalah kesantunan dalam berbahasa. Dari KI 2 tersebut kemudian dikembangkan menjadi kompetensi dasar yang terdapat dalam

kompetensi dasar 2.5 “Menunjukkan perilaku jujur, peduli, santun, dan tanggung

jawab dalam penggunaan bahasa Indonesia untuk memaparkan konflik sosial, politik, ekonomi,dan kebijakan publik.”

(29)

politik. Dengan adanya modul ini dapat membantu siswa untuk menjadi lebih santun dalam berbahasa terutama dalam masalah politik.

KI 3 yang dikaitkan dengan kesantunan berbahasa adalah KI 3.1 “Memahami struktur dan kaidah teks eksposisi baik melalui lisan maupun tulisan”. Sedangkan KI 4 adalah 4.1 “Menginterpretasi makna teks eksposisi baik secara lisan maupun tulisan”. Modul ini tidak akan terlalu berfokus kepada teks ekposisi melainkan penerapan kesantunan berbahasa dalam berpendapat.

(30)

B. Desaian Bahan Ajar Berbicara (Modul)

Sekolah : SMA

Kelas : X

MARI BERPENDAPAT DENGAN SANTUN

A. Deskripsi Singkat

(31)

(1) “Toko buku Gramedia di mana ya?”

(2) “Maaf Pak menggangu, saya mau bertanya Toko Gramedia ada di

mana Pak?”

Pada umumnya kita akan memilih kalimat kedua karena kalimat tersebut terdengar lebih santun apalagi dengan orang yang belum kita kenal. Pada dasarnya kesantunan berbahasa harus dimiliki oleh setiap orang untuk memudahkan dalam berkomunikasi. Setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan dapat memperaktikan kesantunan berbahasa dalam kehidupan Anda.

B. Kompetensi

Kompetensi inti yang ingin dicapai adalah agar peserta didik mampu menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif , pro-aktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

Adapun kompetensi dasar yang ingin dicapai adalah menunjukkan perilaku jujur, peduli, santun, dan tanggung jawab dalam penggunaan bahasa Indonesia untuk memaparkan konflik sosial, politik, ekonomi, dan kebijakan publik.

C. Peta Konsep

BAHASA INDONESIA KELAS X SMA

(32)

D. Petunjuk Penggunaan Modul

a) Petunjuk untuk siswa

1. Bacalah modul ini dengan teliti. Materi dalam modul ini merupakan pengetahuan dan keterampilan yang Anda perlukan untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan.

2. Siswa mengetahui kesantunan berbahasa.

3. Anda diperbolehkan bertanya selama proses berlangsung.

4. Kerjakanlah latihan yang disediakan dan jawablah tes yang diberikan dengan teliti.

5. Periksakan hasil pekerjaan Anda kepada fasilitator atau guru Anda.

b) Petunjuk untuk fasilitator/guru

1. Bacalah modul ini dengan teliti. Materi dalam modul ini merupakan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan oleh siswa Anda untuk mencapai kompetensi berkomunikasi dengan santun.

KB1:

Berbahasa dengan Santun

(33)

2. Jelaskanlah terlebih dahulu kepada siswa tentang cara mempelajari modul ini dan kaitkanlah dengan kesantunan yang diperlukan dalam berkomunikasi.

3. Bimbinglah siswa Anda agar tidak mendapat kesulitan selama proses pembelajaran berlangsung.

4. Berikanlah penjelasan berupa materi, dan contoh agar keterangan yang diperlukan oleh siswa Anda mengenai modul ini semakin jelas.

5. Buatlah suasana pembelajaran yang menyenangkan. 6. Berilah penilaian atas kinerja siswa Anda.

E. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai mempelajai modul ini, siswa diharapkan dapat 1. mampu berbicara dengan santun dalam setiap kesempatan; 2. mampu berdiskusi dengan santun.

KEGIATAN BELAJAR 1

BERBAHASA DENGAN SANTUN

Tujuan:

Setelah mempelajari materi ini diharapkan siswa mampu 1. menjelaskan kesantunan berbahasa;

2. mengetahui maksim kesantunan Leech; 3. berbicara dengan memperhatikan kesantunan.

(34)

Apakah Anda pernah berpikir bahwa apa yang Anda katakan terdengar santun bagi orang lain? Atau Anda hanya asal berbicara tanpa memikirkan perasaan orang lain? Sehingga tidak jarang Anda menemui bahwa segala sesuatu bisa menimbulkan masalah hanya karena perkataan. Oleh sebab itu kita berbicara harus memperhatikan kesantunan supaya komunikasi dapat berjalan dengan lancar.

Sebenarnya apa yang dimaksud dengan kesantunan? Kesantunan merupakan suatu tindakan bertutur yang membuat lawan berbicara kita tidak merasa tersinggung dengan apa yang kita katakan. Ada beberapa alasan mengapa kita harus berbicara santun antara lain

1. Penghormatan kepada orang lain

Menggunakan bahasa yang santun berarti seseorang telah menunjukkan sikap penghargaannya kepada orang lain serta memperlakukan manusia sebagaimana seharusnya manusia. Penghargaan kepada lawan berbicara akan membuat mitra tutur kita nyaman sehingga konflik akan terhindar.

2. Harmonis

Kehidupan yang harmonis antarindividu dalam masyarakat akan sulit tercapai jika anggota-anggota masyarakat tersebut tidak memiliki etika dan sopan santun berbahasa. Saling ejek, saling melontarkan kata-kata kasar, menghina, dan merendahkan lawan bicara dapat memancing emosi yang berujung pada perkelahian. Jangankan kata-kata yang yang memang kasar dan bermuatan penghinaan, kata-kata yang awalnya dimaksudkan untuk bercanda saja pun dapat mengundang datangnya pertengkaran jika disampaikan pada orang dan saat yang tidak tepat.

3. Saling pengertian

(35)

Kesantunan berbahasa harus Anda terapkan dalam setiap komunikasi yang dilakukan supaya komunikasi yang dilakukan berjalan dengan lancar. Perhatikan dialog berikut. Ini merupakan salah satu percakapan yang memperhatikan kesantunan berbahasa

Dialog di atas memperlihatkan bagaimana lawan tutur memberikan pujian kepada kepolisian yang telah mengungkap kasus korupsi di bea cukai dengan memberi pujian berarti menghargai orang lain. Dari tuturan politisi tersebut juga tidak ada unsur yang membuat orang lain mendengar percapakan tersebut tersinggung. Kita tidak perlu selalu memuji lawan tutur dalam setiap kegiatan

Bagaimana menurut

Anda kasus di bea cukai

ini?

Saya pikir ini merupakan prestasi

kepolisian yang harus kita

aparesiasi. Inilah era kebangkita

(36)

komunikasi karena akan terkesan berlebihan dan tidak tulus, tetapi setidaknya dalam komunikasi kita sebisa mungkin jangan menyakiti perasaan lawan tutur.

Agar terwujudnya kesantunan berbahasa tersebut, ada hal–hal yang harus diperhatikan salah satunya adalah teori kesantunan Leech yang menyatakan adanya beberapa maksim yang harus diperhatikan supaya komunikasi dapat berjalan dengan lancar, yaitu

1. Maksim kebijaksanaan

Maksim ini menggariskan bahwa setiap peserta tuturan harus meminimilkan kerugian orang lain, atau memaksimalkan keuntungan bagi orang lain.

2. Maksim penerimaan

Maksim penerimaan mengharuskan penutur untuk meminimilkan keuntungan diri sendiri dan memaksimalkan kerugian diri sendiri.

3. Maksim Kemurahan

Maksim kemurahan mengharuskan penutur untuk meminimalkan kecaman terhadap orang lain, tetapi memaksimalkan pujian kepada orang lain.

4. Maksim kerendahan hati

Maksim ini mengharuskan penutur untuk meminimalkan pujian kepada dirinya, tetapi harus mengecam diri sendiri sebanyak mungkin.

5. Maksim Kecocokan

Maksim kecocokan mengharuskan seseorang untuk memaksimalkan kesepakatan dengan orang lain dan meminimalkan ketidasepakantan dengan orang lain.

6. Maksim Kesimpatian

Maksim ini mengharuskan penutur dan mitra tutur memaksimalkan rasa simpati dan meminimalkan rasa antipati di antara mereka.

(37)

a) Maksim kebijaksanaan, maksim penerimaan, maksim kemurahan hati dan maksim kerendahan hati adalah maksim yang berhubungan degan keuntungan atau kerugian diri sendiri dan orang lain.

b) Maksim kecocokan dan maksim kesimpatian adalah maksim yang berhubungan degan penilaian buruk atau baik penutur terhadap dirinya sendiri atau orang lain.

c) Maksim kebijaksanaan dan maksim kemurahan hati adalah maksim yang berpusat pada orang lain.

d) Maksim penerimaan dan kerendahan hati adalah maksim yang berpusat pada diri sendiri.

Dengan memperhatikan maksim kesantunan dari Leech kamu akan dapat berbahasa dengan santun. Mungkin pertama akan sulit, tetapi selanjutnya akan menjadi kebiasaan dan membuat kamu disukai di mana saja.

B. Tugas/Latihan

1.Bergabunglah dengan teman sebangkumu ( 2 orang ) untuk mengamati percakapan yang ada di masyarakat!

2.Transkripsikanlah percakapan tersebut!

3.Tentukanlah percakapan tersebut apakah santun atau tidak santun dengan menerapkan prinsip kerja sama dari Grice dan kesantunan dari Leech! 4.Persentasikanlah hasil kerjamu di depan kelas dan tanggapilah respon dari

temanmu dengan memperhatikan kesantunan berbahasa!

C. Rangkuman

(38)

harus diperhatikan salah satunya teori kesantunan yang dipaparkan oleh Leech yang terdiri dari maksim:

(39)

KEGIATAN BELAJAR 2

BERDISKUSI MASALAH POLITIK DENGAN SANTUN

Tujuan:

Setelah mempelajari materi ini diharapkan siswa memiliki kemampuan untuk 1. melakukan persiapan diskusi;

2. menentukan secara jelas jenis diskusi yang akan digunakan untuk keperluan tertentu;

3. melakukan kegiatan diskusi masalah politik dengan memperhatikan kesantunan berbahasa.

A. Diskusi

(40)

dipandu oleh Karni Ilyas tersebut? Tayangan tersebut merupakan salah satu contoh diskusi. Apakah Anda pernah terlibat dalam sebuah diskusi? Atau ikut dalam sebuah diskusi?

Dalam kehidupan sehari-hari, Anda sering berdiskusi. Diskusi pada dasarnya merupakan kegiatan bertukar pikiran. Dalam konteks formal, diskusi adalah pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah. Dalam hal ini, yang bertukar pikiran adalah pembicara dan peserta diskusi. Pembicara menyampaikan gagasan, pendapat, dan saran; peserta menyimak dan meresponsnya. Agar mudah dipahami oleh peserta; gagasan, pendapat, dan saran tersebut perlu disampaikan secara runtut atau teratur. Hal itu berarti bahwa sebelumnya harus ada penataan ide lebih dahulu.

Ada beberapa jenis diskusi antara lain 1. Sarasehan/ Simposium

Sarasehan /Simposium adalah pertemuan dengan beberapa pembicara atau para ahli yang mengemukakan sebuah pidato atau pendapat tentang suatu hal masalah dalam bidang tertentu.

2. Seminar

Seminar adalah pertemuan para pakar ilmu pengetahuan yang berusaha untuk mendapatkan kata sepakat dalam suatu hal.

3. Santiaji

Santiaji adalah pertemuan/ pengarahan singkat yang digunakan untuk pengarahan/ pelatihan menjelang pelaksanaan kegiatan.

4. Lokakarya/ Sanggar Kerja

Lokakarya/ sanggar kerja adalah pertemuan antara sesama pakar ahli dalam bidang tertentu yang membahas masalah praktis atau masalah yang bersangkutan dengan bidangnya.

(41)

Muktamar adalah pertemuan para wakil organisasi untuk berunding atau bertukar pendapat mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama.

6. Konferensi

Konferensi adalah pertemuan untuk membahasa suatu masalah yang dihadapi bersama.

7. Diskusi Panel

Diskusi panel adalah pertemuan yang dilangsungkan oleh panelis dan disaksikan oleh para pendengar lalu diatur oleh seorang moderator.

8. Diskusi Kelompok

Diskusi kelompok adalah pertemuan untuk mencari pemecahan masalah yang dilakukan oleh suatu kelompok kecil.

Diskusi juga harus memperhatikan kesantunan dalam berbahasa seperti yang telah kita pelajari dalam pembelajaran sebelumnya agar berjalan dengan lancar. Indonesia Lawyers Club merupakan salah satu acara yang selalu menayangkan diskusi secara langsung di TV One. Acara yang dipandu oleh Karni Ilyas tersebut merupakan salah satu acara yang mengangkat masalah dalam masyarakat Indonesia. Narasumber yang sering diundang dalam acara tersebut adalah politisi. Politisi merupakan orang yang berkecimpung dalam dunia politik. Kesantunan berbahasa politisi dalam acara tersebut merupakan hal yang menarik diamati dan dapat menjadi contoh saat kamu berdiskusi dalam kehidupan sehari – hari terutama masalah politik.

(42)

Tuturan politisi di atas memperlihatkan kesantunan berbahasa dengan memberikan pujian kepada acara tersebut karena memberikan narasi yang baik menurut politisi tersebut. Tuturan politisi tersebut mematuhi maksim kemurahan karena memberi penghormatan kepada lawan tutur. Dengan melihat tuturan di atas, diharapkan Anda dapat berbendapat masalah politik dengan santun dengan penerapan maksim dari Leech.

B. Tugas/Latihan 1

Bergabunglah dalam kelompok (maksimal empat orang). Diskusikanlah masalah–masalah politik. Setelah melakukan diskusi paparkanlah hasil kerja kelompok Anda di depan kelas dengan tetap memperhatikan kesantunan berbahasa.

Topik pilihan

Narasi yang dilakukan oleh TV One saya

kira cukup bagus dan baik sekali

(43)

1. Kriteria presiden yang diperlukan masyarakat Indonesia 2. Kepala daerah yang ideal

3. Black campain dalam pemilihan presiden 2014

C. Rangkuman

Diskusi merupakan sebuah pertemuan ilmiah untuk bertukar pikrian mengenai suatu masalah. Dalam kegiatan diskusi kita juga harus memperhatikan kesantunan berbahasa supaya dapat berjalan dengan lancar. Diskusi dibagi dalam beberapa jenis antara lain:

a. Sarasehan/ Simposium b. Seminar

c. Santiaji

d. Lokakarya/ Sanggar Kerja e. Muktamar

f. Konferensi g. Diskusi Panel h. Diskusi Kelompok

TES FORMATIF

1. Selenggarakanlah diskusi kelas dengan masalah politik yang menurut kalian menarik. Anda bersama teman Anda dapat menggunakan wacana di bawah ini sebagai bahan diskusi atau memilih permasalah diskusi yang lebih menarik!

2. Tetaplah memperhatikan kesantunan berbahasa dalam diskusi Anda! 3. Laporkanlah hasil diskusi kelas kepada guru atau fasilitator!

KESANTUNAN BERBAHASA POLITISI DALAM ACARA INDONESIA

(44)

Kesantuan berbahasa merupakan kemampuan yang seharusnya dimiliki oleh setiap orang untuk kelancaran dalam berkomunikasi. Kesantunan berbahasa sangat penting karena dengan memperhatikan kesantunan berbahasa tidak akan membuat lawan bicara menjadi sakit hati. Pada kenyataanya tidak mudah untuk menerapkan kesantunan berbahasa karena adanya perbedaan kepentingan dan perbedaan pendapat.

Adanya perbedaan dalam setiap individu sering menimbulkan permasalahan. Misalnya dalam sebuah diskusi sering sekali adanya perbedaan yang tidak dapat diselesaikan dengan baik sehingga menimbulkan permusuhan. Salah satu penyebabnya adalah peserta diskusi tidak lagi memperhatikan kesantunan berbahasanya dalam mengemukakan pendapat.

Salah satu kelompok yang menarik untuk mengkaji kesantunan berbahasanya adalah politisi. Politisi merupakan orang yang berkecimpung di dunia politik. Seorang politisi akan selalu berusaha dengan segala cara untuk membela kepentingan kelompoknya. Salah satu acara yang sering mendatangkan politisi sebagai narasumber dalam diskusi adalah Indonesia Lawyers Club di TV One yang ditayangkan setiap hari Selasa pukul 19.30 – 23.00 WIB.

Di Indonesia Lawyers Club dapat dilihat bagaimana mereka mengemukakan pendapat dengan santun maupun tidak santun. Di bawah ini akan di paparkan beberapa tuturan politisi yang tergolong santun dan tidak santun dalam acara tersebut.

(45)

Baik Bang Karni. Saya kira yang pertama kita patut memberikan apresiasi terhadap institusi kepolisian dan jajarannya karena tadi sudah disampaikan bahwa didasarkan laporan dari BPATK yang tidak ada predikat rainnya. Itu berarti pihak kepolisian melakukan proses penyelidikan yang begitu panjang akhirnya menemukan satu tindak pidana dalam laporan BPATK itu yang diduga kuat itu adalah transaksi yang mencurigakan.

Tuturan di atas memperlihatkan bagaimana politisi tersebut memuji pihak kepolisian yang telah berhasil mengungkap kasus tersebut ini terlihat dari penggunaan kata apresiasi yang digunakan. Tuturan tersebut tergolong santun dan tidak ada perkataan yang menyinggung pihak lain.

Selain tuturan yang santun ada juga tuturan politisi yang kurang santun dalam diskusi tanggal 12 November 2013 dengan tema diskusi “Hambalang semakin Terang” tersebut salah satunya adalah ketika Karni Ilyas menanyakan tentang tanggapan politisi tesebut mengenai wawancara politisi tersebut di suatu majalah tentang anggot –anggota DPR yang telah terima duit (adanya korupsi). Dalam salah satu tuturanya politisi tersebut mengatakan “Dari situlah saya kemudian menelepon Bapak Mustafa Bubakar, Pak Mustafa ini ada direktur BUMN yang telah membagi–bagikan uang di DPR saya bilang direktur ini sangat kurang ajar, sepantasnya bapak pecat.” Penggunaan kata ‘kurang ajar’ dan ‘sepantasnya bapak pecat” merupakan pelanggaran terhadap kesantunan berbahasa. Tuturan tersebut pasti membuat orang yang dituduhkan merasa tersinggung.

(46)

sebuah diskusi dan ditayangkan secara live sehingga dapat disaksikan oleh semua masyarakat Indonesia.

Kesantunan berbahasa politisi merupakan salah satu faktor penentu dalam karier politik suatu politisi. Apabila kita melihat satu politisi yang berbahasa kurang santun, akan membuat masyarakat tidak memilihnya lagi sebagai wakil rakyat dan juga berdampak terhadap tidak senang masyarakat terhadap politisi yang tidak santun. Apalagi masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang masih sangat teguh memegang budaya. Diharapkan politisi senantiasa memperhatikan kesantunan berbahasanya karena mereka merupakan contoh bagi masyarakat.

Kunci Jawaban

Jawaban disesuaikan dengan rubrik penilaian berbicara. Nama :

Kelas : Tanggal :

Rubrik Penilaian Kemampuan Berbicara Siswa

(47)

4 3 2 1 terjalin dengan baik, gagasan menarik,dan menyajikan unsur politik

Jika isi pembicaraan hanya menyajikan tiga dari keempat unsur di atas

Jika isi pembicaraan hanya memuat dua dari keempat unsur

Jika isi pembicaraan hanya memuat satu dari empat unsur

Kesantunan Berbahasa 4

3

2

Jika bahasa yang digunakan menerapkan kesantunan berbahasa antara lain: memaksimalkan keuntungan orang lain, memaksimalkan kerugian diri sendiri, memaksimalkan rasa hormat orang lain, dan memaksimalkan rasa simpati kepada orang lain

Jika isi pembicaraan hanya menyajikan tiga dari keempat hal di atas

(48)

1 Jika isi pembicaraan hanya menyajikan satu

Jika unsur pembicaraan disampaikan dengan penguasaan materi yang baik, tidak terlalu banyak membaca, alami dan santai

Jika unsur pembicaraan hanya menyajikan tida dari keempat hal di atas

Jika unsur pembicaraan hanya menyajikan dua dari keempat hal di atas

Jika unsur pembicaraan hanya menyajikan satu dari keempat hal di atas

Performansi 4

3

2

1

Jika penyampaian dilakukan dengan lancar, menhormati siswa lain, bahasa tubuh yang santai, dan penampilan sesuai dengan tema Jika penyampaian yang diperlihatkan memnuhi tiga unsur dari empat hal di atas Jika penyampaian yang diperlihatkan memenuhi dua unsur dari empat hal di atas Jika penyampaian yang diperlihatakan memenuhi satu unsur dari empat hal di atas

(49)

Chaer, A. (2010) Kesantunan Berbahasa. Bandung: Rineka Cipta.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013) Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas X. Jakarta: Kemendikbud.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X. Jakarta: Kemendikbud.

Wijaya, I.D.P.(1996) Dasar – Dasar Pragmatik. Yogyakarta: ANDI

(50)

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan temuan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut 1. Kesantunan berbahasa politisi dalam Indonesia Lawyers Club di TV One

selama bulan November 2013 terdapat dalam maksim kebijaksanaan, penerimaan, kemurahan, kerendahan hati, kecocokan, dan kesimpatian. Maksim kebijaksanaan merupakan maksim yang paling sering dipatuhi dalam tuturan politisi di Indonesia Lawyers Club sedangkan maksim lain lebih sering dilanggar. Maksim yang paling banyak dilanggar adalah maksim kemurahan ini terlihat dari tiga puluh sembilan tuturan hanya tujuh tuturan yang mematuhi maksim tersebut sedangkan yang lainnya merupakan pelanggaran. Dari hasil pematuhan terhadap maksim kesantunan dari Leech dapat disimpulkan bahwa tidak semua politisi dapat berbahasa santun. Politisi dikatakan santun apabila mematuhi maksim dari Leech dan kurang santun apabila melanggar maksim dari Leech.

2. Wujud kesantunan berbahasa politisi terdapat dalam tuturan representatif, ekspresif, direktif, komisif, dan deklarasi. Wujud tuturan politisi yang paling banyak terdapat dalam tuturan ekspresif yang berupa tuturan mengkritik. 3. Fungsi pertuturan kesantunan berbahasa politisi terdapat dalam fungsi

menyatakan, menanyakan, memerintah, meminta maaf, dan mengkritik. Fungsi tuturan politisi yang paling banyak terdapat dalam fungsi tuturan mengkritik.

(51)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang ditemukan, peneliti memaparkan beberapa saran.

1. Bagi Politisi

Melalui penelitian ini diharapkan politisi dalam setiap tuturannya terutama dalam acara talk show untuk mematuhi kesantunan berbahasa yang dicerminkan dalam maksim Leech. Pematuhan terhadap maksim tersebut akan membuat politisi semakin dihargai oleh masyarakat bahkan lawan politiknya.

2. Bagi Mahasiswa

Mahasiswa yang ingin meneliti bidang kesantunan berbahasa dapat mengembangkan objek kajian yang berbeda selain politisi (hakim, remaja, dan dosen). Mahasiswa juga dapat mengkaji kesantunan berbahasa dengan teori lain (Lakoff dan Levinson) dan dapat menganalisis tingkat kesantunan dalam setiap tuturan.

3. Bagi Guru/Siswa

Guru dan siswa diharapkan dapat menerapkan maksim-maksim kesantunan dari Leech dalam proses kegiatan pembelajaran sehingga suasana belajar yang kondusif dapat tercipta.

(52)
(53)

DAFTAR PUSTAKA

Anshori, D.S. (2003) Bahasa Politik: Objek Studi Kritis Penelitian Bahasa. @rtikulasi. Jurnal Kajian Bahasa dan Sastra Indonesia, hlm.125-132.

Chaer, A. (2010) Kesantunan Berbahasa. Bandung: Rineka Cipta.

Cummings, L. (2007) Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Darma. Y.A. (2010) Analisis Wacana Kritis: Yrama Widya.

Dianawati. (2009). “Prinsip Kesantunan dalam tuturan Siswa MTs”,Tesis. Sekolah Pascasarjana UPI.

Harjanto. (2008) Perencanaan Pengajaran. Bandung: Rineka Cipta.

Ibrahim dan Nana S.( 2003). Perencanaan Pengajaran. Bandung: Rineka Cipta.

Iskandarwassid dan Sunendar, D. (2011) Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT. Rosdakarya.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013) Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas X. Jakarta: Kemendikbud.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X. Jakarta: Kemendikbud.

(54)

Levinson, S, C. (1995) Pragmatics. London: Cambridge Univerisity Press.

Lubis, A. H. (2011) Analisis Wacana Pragmatik. Bandung: Angkasa.

Nadar, F.X. (2009) Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Prastowo, A. (2013) Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: DIVA Press.

Rahardi, K. (2010) Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Tarigan, H.G. (2009) Pengajaran Pragmatik. Bandung: Angkasa.

Sugiyono. (2009) Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sumarsono.( 2010). Sosiolinguistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wahyu. (2012). Bahasa Lisan. [online]. Tersedia di: http;//www. @t_wahyu. Staff.gunadarma.ac.id. Diakses 30 Sepetember 2013

Wijaya, I.D.P.(1996) Dasar – Dasar Pragmatik. Yogyakarta: ANDI.

(55)

Gambar

Gambar 3.1 Alur Penelitian
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.4
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui

Penambahan elemen reaktif yttrium dan cerium pada cuplikan FeNiCr dan FeAl dengan teknik implantasi untuk meningkatkan ketahanan oksidasi suhu tinggi memberikan hasil yang

Pengaruh Tahapan Prediksi Dan Diskusi Pada Pembelajaran Berbasis Learning Cycle Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dan Penguasaan Konsep Sistem Saraf Pada Siswa SMA..

[r]

Jakarta : Bumi aksara Didin, Wahyudin, 2007, Belajar Mudah Mikrokontroller AT89S52 dengan Basic.. Menggunakan BASCOM-8051,

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata pada Program Studi Manajemen Pemasaran

Peraturan yang ditetapkan menjadikan saya termotivasi dalam menyelesaikan tugas yang diberikan pimpinan.. Peraturan kerja yang dibuat sesuai dengan

Hubungan tingkat implementasi industrialisasi pedesaan dan tingkat kontribusi sektor industri keripik terhadap struktur nafkah rumahtangga pemilik usaha keripik dalam