• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE BERTUKAR PASANGAN DENGAN MEDIA KARTU JODOH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK : Studi Kuasieksperimen terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Lemahabang Tahun Pelajaran 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE BERTUKAR PASANGAN DENGAN MEDIA KARTU JODOH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK : Studi Kuasieksperimen terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Lemahabang Tahun Pelajaran 2014/2015."

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (Studi Kuasieksperimen terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Lemahabang Tahun Pelajaran 2014/2015)

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

oleh

Teguh Iman Perdana NIM 1302274

PROGRAM STUDI

(2)

PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK

Oleh

Teguh Iman Perdana S.Pd Unswagati Cirebon, 2012

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia

© Teguh Iman Perdana 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

TEGUH IMAN PERDANA

PENERAPAN METODE BERTUKAR PASANGAN DENGAN MEDIA KARTU JODOH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Lemahabang Tahun Pelajaran 2014/2015)

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Dosen Pembimbing,

Dr. Hj. Isah Cahyani, M. Pd.

NIP 196407071989012001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

Sekolah Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

Teguh Iman Perdana,2015

PENERAPAN METODE BERTUKAR PASANGAN

Penerapan Metode Mencari Pasangan dengan Media Kartu Jodoh dalam Menulis Cerita Pendek (Studi Kuasieksperimen terhadap Siswa Kelas VII

SMP Negeri 1 Lemahabang Tahun Pelajaran 2014/2015) Teguh Iman Perdana

Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia Email: tmanperdana@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Penerapan Metode Mencari Pasangan dengan Media Kartu Jodoh dalam Menulis Cerita Pendek”. Rumusan masalah masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah perbedaan kemampuan menulis cerita pendek berorientasi berpikir kreatif sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan metode bertukar pasangan bila dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan metode alamiah? Bagaimanakah pelaksanaan metode bertukar pasangan dengan media kartu jodoh dalam menulis kreatif cerita pendek? Bagaimanakah perbedaan signifikansi penerapan metode bertukar pasangan dengan media kartu jodoh dalam menulis cerita pendek berorientasi berpikir kreatif bila dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan metode alamiah?

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan menulis kreatif cerita pendek menggunakan metode mencari pasangan dengan media kartu jodoh, mengujicobakan metode mencari pasangan dengan media kartu jodoh dan mengukur tingkat signifikansi penerapan metode mencari pasangan dengan media kartu jodoh. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian kuasi eksperimen. Teknik pengambilan data dilakukan melalui test dan observasi. Tes dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan peserta didik setelah diberi perlakuan, sedangkan observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran.

(5)

Teguh Iman Perdana,2015

PENERAPAN METODE BERTUKAR PASANGAN

Kata kunci : metode pembelajaran, metode bertukar pasangan, menulis cerpen

Implementation Method for Couples with Media Card dating in Short Story Writing (Study Quasiexperiment to Grade VII SMP Negeri 1

Lemahabang academic year 2014/2015) Teguh Iman Perdana

Graduate School of Education University of Indonesia Email: tmanperdana@gmail.com

ABSTRACT

This study, entitled "Implementation Method for Couples with Media Card dating in Short Story Writing". The formulation of the problem the problem in this research is how differences in the ability to write a short story-oriented creative thinking before and after learning to use a method of exchanging couples when compared to learning using natural methods? How is the implementation of a method of exchanging pairs mate with media card in creative writing short stories? How significant differences in the application of methods of exchanging pairs mate with media card in short story writing creative thinking oriented learning when compared with using natural methods?

This study aimed to describe the ability of creative writing short stories using the method of looking for a partner with a media card mate, trying out methods of looking for a partner with a mate and a media card measuring the level of significance of the application of methods looking for a partner with a media card mate. The method used in this research is to use a quasi-experimental research method. Techniques of data collection is done through tests and observation. Tests were conducted to determine the extent of the ability of learners after being treated, while observation was conducted to determine the activity of the students in learning activities.

(6)

Teguh Iman Perdana,2015

PENERAPAN METODE BERTUKAR PASANGAN

for a partner with a mate is effective in improving the ability of creative writing short stories.

Keywords: teaching methods, methods of exchange of partners, writes short stories

(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ...

SURAT PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2Identifikasi Masalah Penelitian... 3

1.3Rumusan Masalah Penelitian ... 3

1.4Tujuan Penelitian ... 4

1.5Manfaat Penelitian ... 4

1.6Hipotesis ... 4

1.7Definisi Operasional ... 5

1.8Struktur Organisasi Tesis ... 6

BAB II PENERAPAN METODE BERTUKAR PASANGAN DENGAN MEDIA KARTU JODOH DALAM MENULIS CERITA PENDEK 2.1 Metode Mencari Pasangan ... 8

2.1.1 Konsep Dasar Metode Pembelajaran ... 8

(8)

2.1.3 Tujuan Metode Bertukar Pasangan... 11

2.1.4 Langkah-langkah Metode Bertukar Pasangan ... 12

2.1.5 Kelebihan dan Kekurangan Metode Bertukar Pasangan ... 14

2.2 Media Kartu Jodoh ... 15

2.2.1 Konsep Dasar Media Pembelajaran ... 15

2.2.2 Fungsi Media Pembelajaran ... 17

2.2.3 Manfaat Media Pembelajaran ... 19

2.2.4 Karakteristik Media Pembelajaran ... 21

2.2.5 Media Kartu Jodoh ... 22

2.3 Menulis Cerpen ... 23

2.3.1 Menulis ... 23

2.3.1.1 Konsep Dasar Menulis ... 23

2.3.1.2 Tujuan Menulis ... 25

2.3.1.3 Fungsi dan Manfaat Menulis ... 27

2.3.2 Cerita Pendek ... 30

2.3.2.1 Konsep Dasar Cerita Pendek ... 30

2.3.2.2 Karakteristik Cerita Pendek ... 31

2.3.2.3 Struktur Cerita Pendek ... 33

2.3.2.4 Unsur-unsur Cerita Pendek ... 34

2.4 Desain Pembelajaran Menulis Cerpen ... 40

2.4.1 Tujuan Pembelajaran ... 40

2.4.2 Materi Pembelajaran ... 41

(9)

BAB III METODE PENELITIAN ... 44

3.1 Desain Penelitian ... 44

3.2 Populasi dan Sampel ... 45

3.2.1 Populasi ... 45

3.2.2 Sampel ... 45

3.3 Instrumen Penelitian ... 45

3.3.1 Instrumen Perlakuan ... 46

3.3.1.1 Ancangan Model ... 46

3.3.1.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 48

3.3.2 Instrumen Pengumpulan Data ... 54

3.3.2.1 Tes ... 54

3.3.2.2 Observasi ... 57

3.4 Prosedur Penelitian ... 59

3.5 Teknik Pengumpulan Data Penelitian ... 61

3.6 Teknik Pengolahan Data Penelitian ... 61

3.6.1 Validitas ... 62

3.6.2 Reliabilitas ... 63

3.7 Analisis Data ... 64

3.7.1 Uji Normalitas ... 64

(10)

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 66

4.1 Deskripsi Profil Pembelajaran Menulis Cerpen ... 66

4.2 Deskripsi Profil Kemampuan Menulis Cerpen ... 67

4.3 Kemampuan Menulis Cerpen ... 116

4.3.1 Kemampuan Menulis Kreatif Cerpen di Kelas Eksperimen ... 116

4.3.1.1 Hasil Tes Awal Kelas Eksperimen ... 116

4.3.1.2 Hasil Tes Akhir Kelas Eksperimen ... 118

4.3.2 Kemampuan Menulis Kreatif Cerpen di Kelas Kontrol ... 120

4.3.2.1 Hasil Tes Awal Kelas Kontrol ... 120

4.3.2.2 Hasil Tes Akhir Kelas Kontrol ... 120

4.4 Deskripsi Proses Pembelajaran Menulis Cerpen Menggunakan Metode Bertukar Pasangan dengan Media Kartu Jodoh ... 123

4.5 Analisis Data ... 126

4.5.1 Analisis Data Nilai Kelas Eksperimen ... 126

4.5.2 Analisis Data Nilai Kelas Kontrol ... 127

4.6 Pengujian Sifat Data ... 129

4.6.1 Uji Validitas ... 129

4.6.2 Uji Reliabilitas ... 131

4.6.3 Uji Normalitas ... 133

4.6.4 Uji Homogenitas ... 145

4.7 Pengujian Hipotesis ... 146

(11)

4.8.1 Kemampuan Awal dan Akhir Menulis Cerpen ... 149

4.8.2 Aktivitas Guru Selama Pembelajaran ... 150

4.8.3 Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Menulis Cerpen ... 152

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ... 154

5.1 Simpulan ... 154

5.2 Implikasi Penelitian ... 155

5.3 Rekomendasi ... 155

DAFTAR PUSTAKA ... 157

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 160

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Soal ... 54

Tabel 3.2 Instrumen Pratest dan Posttest ... 55

Tabel 3.3 Kriteria Penilaian ... 55

Tabel 3.4 Lembar Observasi Pembelajaran Menulis Cerpen ... 57

Tabel 4.1 Hasil Tes Awal Kelas Eksperimen Pembelajaran Menulis Cerpen 117 Tabel 4.2 Hasil Tes Akhir Kelas Eksperimen Pembelajaran Menulis Cerpen ... 118

Tabel 4.3 Hasil Tes Awal Kelas Kontrol Pembelajaran Menulis Cerpen ... 120

Tabel 4.4 Hasil Tes Akhir Kelas Kontrol Pembelajaran Menulis Cerpen ... 122

Tabel 4.5 Hasil Selisih Tes Awal dan Tes Akhir Kelas Eksperimen ... 126

Tabel 4.6 Hasil Selisih Tes Awal dan Tes Akhir Kelas Kontrol ... 127

Tabel 4.7 Daftar Skor Hasil Uji Coba Instrumen ... 129

Tabel 4.8 Persiapan untuk Menghitung Validitas ... 130

Tabel 4.9 Tabel Kerja Rumus Rulon... 131

Tabel 4.10 Menentukan Standar Deviasi dan Varians Pretest Kelas Kontrol... 133

Tabel 4.11 Menentukan Zi Pretest Kelas Kontrol ... 133

(13)

Tabel 4.12 Menentukan Standar Deviasi dan Varians Pretest Eksperimen ... 135

Tabel 4.13 Menentukan Zi Pretest Kelas Eksperimen ... 136

Tabel 4.14 Menentukan Li Pretest dan Ei Kelas Eksperimen ... 136

Tabel 4.15 Menentukan Standar Deviasi dan Varians Pretest Kelas Kontrol... 137

Tabel 4.16 Menentukan Zi Pretest Kelas Kontrol ... 138

Tabel 4.17 Menentukan Li Pretest dan Ei Kelas Kontrol ... 138

Tabel 4.18 Menentukan Standar Deviasi dan Varians Pretest Eksperimen ... 139

Tabel 4.19 Menentukan Zi Pretest Kelas Eksperimen ... 140

Tabel 4.20 Menentukan Li Pretest dan Ei Kelas Eksperimen ... 140

Tabel 4.21 Menentukan Standar Deviasi dan Varians Gain Kelas Kontrol ... 141

Tabel 4.22 Menentukan Zi Pretest Gain Kelas Kontrol ... 142

Tabel 4.23 Menentukan Li Pretest dan Ei Gain Kelas Kontrol ... 142

Tabel 4.24 Menentukan Standar Deviasi dan Varians Gain Kelas Eksperimen . 143 Tabel 4.25 Menentukan Zi Pretest Gain Kelas Eksperimen ... 143

Tabel 4.26 Menentukan Li Pretest dan Ei Gain Kelas Eksperimen ... 144

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

(15)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

Pembelajaran merupakan suatu proses penyampaian ilmu dari guru kepada siswa untuk meningkatkan kompetensi siswa. Pembelajaran yang baik tidak hanya dapat meningkatkan kemampuan siswa, tetapi juga dapat membuat pembelajaran menjadi lebih efektif, dan efisien. Dunn dan Dunn dalam Huda (2014, hlm. 7) mengungkapkan bahwa agar pengajaran menjadi lebih efektif dan afektif, pembelajaran seharusnya dipahami lebih dari sekedar penerima pasif pengetahuan, melainkan seseorang yang secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran yang diarahkan oleh guru menuju lingkungan kelas yang nyaman dan kondisi emosional, sosiologis, psikologis, dan fisiologis yang kondusif.

Faktor lain yang membuat pengajaran menjadi efektif menurut Borish dalam Huda (2014, hlm. 7) adalah bagaimana guru berusaha menjadi panutan dengan memperlihatkan kepribadian dan sikapnya yang positif, berpengalaman dalam mengajar, cakap dalam menyampaikan informasi, reflektif, motivatoris, dan bergairah untuk juga turut belajar. Dengan demikian dapat diketahui bahwa faktor kualitas guru dan keaktifan siswa sangat mempengaruhi pembelajaran agar dapat berjalan efektif dan efisien.

Disamping itu, pembelajaran yang baik juga dituntut untuk dapat meningkatkan karakter para peserta didik. Seperti diketahui semua bahwa karakter peserta didik pada zaman sekarang banyak sekali dipengaruhi oleh hal-hal yang bersifat negatif seperti tayangan dalam televisi, pergaulan bebas, dan sebagainya. Agar karakter peserta didik tidak dipengaruhi oleh hal-hal yang berdampak negatif tersebut diperlukan tindakan khusus dalam pembelajaran.

(16)

untuk memperbaiki dan mencegah semakin terpuruknya karakter peserta didik. Salah satu materi pembelajaran yang mempunyai nilai karakter adalah mengenai cerita pendek. Dalam cerita pendek diselipkan nilai-nilai karakter melalui amanat. Melalui amanat ini diharapkan siswa dapat mengambil hikmah dari apa yang terdapat dalam sebuah cerita pendek tersebut.

Pembelajaran cerita pendek sendiri terdiri dari beberapa materi pembelajaran. Dimulai dari memahami cerita pendek hingga sampai ke menulis cerita pendek. Pembelajaran tentang cerita pendek ini dalam prosesnya tidak berjalan mulus begitu saja. Ada sesuatu yang dapat menghambat kegiatan pembelajaran cerita pendek ini. Salah satunya dalam pembelajaran menulis cerita pendek.

Dalam pembelajaran menulis cerita pendek ini siswa dihadapkan pada beberapa masalah berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru mata pelajaran bahasa Indonesia. Masalah yang terdapat dalam pembelajaran menulis cerita pendek adalah dari segi struktur cerita pendek masih banyak siswa yang belum mengetahui bagaimana struktur dari sebuah cerita pendek. Tidak jarang, siswa dalam menulis cerita pendek sangat kebingungan memulai menulis cerita pendek. Kalau memulai penulisan cerita pendek saja masih kebingungan apalagi menghasilkan sebuah cerita pendek.

Dari segi unsur-unsur cerita pendek juga mereka masih kebingungan membedakan mana unsur yang termasuk ke dalam unsur intrinsik ataupun ekstrinsik. Jangankan untuk membedakan unsur-unsur mana yang termasuk ke dalam unsur intrinsik atau ekstrinsik, untuk memahami pengertian unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik pun siswa masih banyak yang merasa kebingungan.

(17)

Berdasarkan beberapa permasalahan di atas, maka metode yang tepat diharapkan dapat menjadi jawaban yang dapat mengatasi permasalahan tersebut. Metode bertukar pasangan diharapkan menjadi solusi atas masalah yang terdapat dalam kegiatan pembelajaran selama ini. Untuk mengetahui efektif atau tidak penggunaan metode betukar pasangan dilakukanlah eksperimen sehingga akan diketahui efektif atau tidak penggunaan metode bertukar pasangan dengan media kartu jodoh dalam pembelajaran menulis cerita pendek.

Adapun penelitian tentang penggunaan metode make a match (bertukar pasangan) pernah dilaksanakan sebelumnya oleh Yayuk (2014), hasil penelitian menyimpulkan bahwa penggunaan model make a match dapat meningkatkan keaktifan siswa dan kemampuan siswa. Penelitian selanjutnya adalah oleh Febriana (2011) , hasil penelitiannya adalah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat meningkatkan hasil belajar.

1.2 Identifikasi Masalah Penelitian

Identifikasi masalah dilakukan untuk mengetahui masalah-masalah apa yang menjadi penyebab tidak tercapainya tujuan pembelajaran. Berdasarkan latar belakang masalah penelitian di atas maka yang menjadi masalah penelitian di atas adalah sebagai berikut.

1) Dari segi struktur cerita pendek masih banyak siswa yang tidak mengetahui struktur cerita pendek.

2) Dari segi unsur cerita pendek siswa masih tidak dapat membedakan unsur yang termasuk ke dalam unsur intrinsik dan unsur yang termasuk ke dalam unsur ekstrinsik cerita pendek.

3) Dari segi unsur intrinsik cerita pendek siswa masih kesulitan membedakan mana yang termasuk ke dalam tema, latar/setting, penokohan, dsb.

1.3Rumusan Masalah Penelitian

(18)

1) Bagaimanakah profil pembelajaran menulis cerita pendek di kelas VII SMP Negeri 1 Lemahabang?

2) Bagaimanakah pelaksanaan metode bertukar pasangan dengan media kartu jodoh dalam menulis cerita pendek?

3) Bagaimanakah perbedaan kemampuan menulis cerita pendek sebelum dan sesudah pembelajaran pada kelas kontrol dan kelas eksperimen siswa kelas VII SMP Negeri 1 Lemahabang?

1.4 Tujuan Penelitian

Setiap penelitian pasti mempunyai tujuan diadakannya penelitian tersebut. Tanpa adanya tujuan penelitian tersebut akan berjalan tanpa arah. Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Mendeskripsikan profil pembelajaran menulis cerita pendek di SMP Negeri 1 Lemabahang.

2) Mengujicobakan metode bertukar pasangan dengan media kartu jodoh dalam pembelajaran menulis cerita pendek.

3) Mendeskripsikan perbedaan kemampuan menulis cerita pendek sebelum dan sesudah pembelajaran pada kelas kontrol dan kelas eksperimen siswa kelas VII SMP Negeri 1 Lemahabang.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian dirasakan kurang lengkap jika tidak ada manfaat yang didapatkan dari penelitian yang dilakukan. Untuk itu manfaat dari penelitian ini. 1) Penelitian ini dapat memberikan manfaat secara praktis sebagai pengalaman

dan tambahan pengetahuan sehingga hasil penelitian dapat dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

(19)

3) Penelitian ini dapat dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan penelitian selanjutnya.

1.6 Hipotesis

Dalam sebuah penelitian pasti ada hipotesis yang melandasi penelitian tersebut.Arikunto (2010, hlm. 110) menjelaskan bahwa hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.Sementara Kountur (2009, hlm. 89) menyatakan yang dimaksud dengan hipotesis adalah dugaan sementara atau jawaban sementara atas permasalahan penelitian yang memerlukan data untuk menguji kebenaran dugaan tersebut.

Berdasarkan keterangan yang disampaikan oleh kedua ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan hipotesis adalah dugaan sementara atas masalah dalam penelitian yang masih diperlukan pembuktian atas dugaan tersebut.Pembuktian atas dugaan tersebut diperlukan untuk menguji kebenaran dari hipotesis yang dikeluarkan. Adapun hipotesis dari penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

1) penerapan metode bertukar pasangan dengan media kartu jodoh dalam pembelajaran menulis cerita pendek dapat meningkatkan kemampuan siswa. 2) penerapan metode bertukar pasangan dengan media kartu jodoh dalam

pembelajaran menulis cerita pendek dapat meningkatkan aktivitas siswa. 3) pengujicobaan metode bertukar pasangan dengan media kartu jodoh dalam

pembelajaran menulis cerita pendek berhasil.

1.7 Definisi Operasional

(20)

a. Metode bertukar pasangan dengan media kartu jodoh adalah sebuah metode pembelajaran menggunakan kartu jodoh dalam pembelajarannya. Metode pembelajaran ini dimulai dengan membagi kelas menjadi dua kelompok, yaitu kelompok A dan kelompok B. Kemudian guru membagikan kartu jodoh kepada masing-masing siswa dalam kelompoknya. Kelompok A mendapatkan kartu yang berisikan istilah yng berhubungan dengan struktur dan unsur cerpen, sedangkan kelompok B mendapatkan kartu yang berisikan pengertian ataupun contoh dari istilah yang berhubungan dengan struktur dan unsur cerpen. Setelah masing siswa mendapatkan kartu jodohnya masing-masing siswa tersebut diminta oleh guru untuk mencocokkan kartu yang diperolehnya dengan kelompok lain. Setelah siswa mendapatkan pasangannya masing-masing siswa diminta untuk mempresentasikan dengan pasangannya di depan kelas. Setelah siswa mempresentasikan kemudian guru membahas bagaimana pasangan yang benar/sesuai. Setelah pembahasan oleh guru baru kemudian siswa diminta untuk membuat sebuah cerpen sesuai dengan materi yang disampaikan oleh guru.

b. Pembelajaran menulis cerpen adalah kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk menjadikan siswa mampu untuk membuat sebuah cerita pendek dengan memperhatikan unsur dan struktur pembentuk cerita pendek.

c. Media kartu jodoh adalah media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran berupa kartu yang mempunyai dua sisi. Sisi pertama berisikan gambar buah-buahan sedangkan sisi kedua berisikan istilah, pengertian atau contoh mengenai sesuatu hal yang berhubungan dengan unsur dan struktur pembangun cerita pendek.

d. Kemampuan menulis cerita pendek adalah kemampuan siswa dalam mengembangkan ide-ide/gagasan menjadi sebuah cerita pendek yang utuh. e. Cerita pendek adalah cerita yang memaparkan kisah seluk-beluk tentang

(21)

1.8 Struktur Organisasi Tesis

Struktur organisasi tesis berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab dalam tesis, mulai dari bab I sampai bab V.

Bab I berisi uraian tentang pendahuluan dan merupakan bagian awal dari tesis yang terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis, definisi operasional, dan struktur organisasi tesis.

Bab II berisi uraian tentang kajian pustaka. Kajian pustaka merupakan bagian yang sangat penting karena berfungsi sebagai landasan teoretik dalam menyusun pertanyaan penelitian, tujuan, serta hipotesis. Bab II terdiri dari pembahasan teori-teori dan turunannya dalam bidang yang dikaji.

Bab III berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian yang terdiri dari desain penelitian populasi dan sampel, instrumen penelitian antara lain : instrument perlakuan dan instrument pengumpulan data, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data penelitian, teknik pengolahan data penelitian : validitas dan reliabilitas, analisis data : rincian tahap analisis data dan teknik yang dipakai dalam analisis data.

Bab IV berisi tentang temuan penelitian dan pembahasannya yang terdiri dari: deskripsi profil pembelajaran menulis cerpen, deskripsi kemampuan menulis cerpen, kemampuan menulis cerpen, deskripsi proses pembelajaran menulis cerpen menggunakan metode bertukar pasangan dengan media kartu jodoh, analisis data, pengujian data : validitas, reliabilitas, uji normalitas, uji homogenitas, pengujian hipotesis, pembahasan hasil penelitian.

(22)
(23)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Desain Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian, agar penelitian dapat berjalan dengan lancar diperlukan metode penelitian untuk menunjang kegiatan penelitian tersebut. Yang dimaksud dengan metode penelitian sendiri menurut Sukmadinata (2010, hlm. 52) adalah merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi.

Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen. Metode ini menurut Frenkel (2008, hlm. 271) tidak menggunakan penempatan secara acak. Metode ini tidak mengandalkan teknik lain untuk mengontrol (setidaknya mengurangi) ancaman terhadap validitas internal. Desain yang digunakan adalah desain The Matching Pretest-Posttest Control Group Design. Menurut Fraenkel (2008, hlm. 271) desainnya adalah sebagai berikut.

Treatment group M O X O

Control group M O C O

Desain ini melibatkan dua kelompok yaitu sebagai kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kedua kelompok sama-sama melakukan pratest dan posttest. Kelas eksperimen akan diberikan perlakuan seperti terlihat dalam desain

(24)

3.2Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi menurut Arikunto (2010, hlm. 173) adalah keseluruhan subjek penelitian.Sedangkan menurut Kountur (2009, hlm. 145) populasi merupakan suatu kumpulan menyeluruh dari suatu obyek yang merupakan perhatian peneliti. Obyek penelitian dapat berupa makhluk hidup, benda, sistem dan prosedur, fenomena, dan lain-lain. Berdasarkan pengertian populasi menurut kedua ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan jumlah keseluruhan objek/subjek yang akan dijadikan sebagai sumber data penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data penelitian populasinya adalah siswa SMP Negeri 1 Lemahabang kelas VII.

3.2.2 Sampel

Sampel menurut Kountur (2009, hlm. 146) adalah bagian dari populasi. Penelitian tidak bisa diadakan kepada seluruh anggota populasi karena jumlahnya terlalu banyak.Yang bisa dilakukan adalah dengan mengambil respresentatif dari suatu populasi dan kemudian diteliti. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik cluster random sampling.

Teknik cluster random sampling menurut Fraenkel (2008, hlm. 95) adalah teknik pemilihan sampel yang mirip dengan simple random sampling. Bedanya adalah teknik sampel ini yang dipilih secara acak bukan individunya melainkan kelompok yang dipilih secara acak. Keuntungan dari teknik sampling ini adalah digunakan untuk mengatasi kesulitan atau ketidakmungkinan memilih sampel individu secara acak. Hal ini sering dilakukan di sekolah-sekolah dan dapat menghemat waktu. Berdasarkan teknik sampling yang digunakan maka didapatlah kelas VII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VII B sebagai kelas kontrol di sekolah SMP Negeri 1 Lemahabang.

(25)

Instrumen penelitian menurut Kountur (2009, hlm. 159) merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian ini instrument yang digunakan adalah berupa instrument tes dan observasi. Instrumen tes digunakan untuk mendapatkan data hasil dari penelitian terkait dari prestasi belajar siswa, sedangkan instrument observasi yaitu pengamatan secara langsung dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran.

3.3.1 Instrumen Perlakuan

Instrumen perlakuan merupakan alat yang digunakan dalam mengadakan perlakuan penggunaan metode pembelajaran dalam penelitian ini. Instrumen perlakuan dalam penelitian ini adalah berupa ancangan model pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan metode bertukar pasangan dengan media kartu jodoh. Ancangan model ini dipaparkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebagai acuan pembelajaran.

a. Ancangan Model Pembelajaran Menulis Cerpen dengan Menggunakan

Metode Bertukar Pasangan dengan Media Kartu Jodoh

1) Rasional

Metode bertukar pasangan merupakan metode pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa dengan bantuan metode bertukar pasangan untuk memperdalam pemahaman siswa terhadap unsur-unsur dan struktur cerita pendek. Melalu metode ini, siswa diarahkan untuk memahami terlebih dahulu secara mendalam unsur dan struktur dari cerita pendek kemudian siswa diarahkan untuk membangun satu keutuhan cerita berbentuk cerita pendek. 2) Tujuan

Adapun tujuan rancangan model pembelajaran menulis cerpen dengan metode bertukar pasangan dengan media kartu jodoh adalah sebagai berikut. a) Menarik perhatian siswa.

b) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir kreatif. c) Menjadikan pembelajaran efektif dan efisien.

(26)

3) Prinsip Dasar

Pemilihan metode bertukar pasangan dengan media kartu jodoh dalam menulis cerpen oleh peneliti didasarkan oleh hal-hal sebagai berikut.

a) Tema/topik:  Kooperatif.

 Mencerminkan nilai-nilai kerja sama yang terdapat di masyarakat. b) Gaya sajian:

 Memuat kata-kata yang memuat struktur dan unsur-unsur cerita pendek.  Serangkaian permainan yang dapat menarik perhatian siswa.

c) Keterkaitan metode dengan materi pembelajaran

 Metode bertukar pasangan digunakan sebagai dasar agar siswa memahami secara mendalam konsep struktur dan unsur-unsur cerita pendek.

 Berpikir kreatif digunakan agar siswa dapat mengembangkan ide-ide yang didapat menjadi sebuah kesatuan cerita pendek yang utuh.

4) Sintak Pembelajaran

Sintak pembelajaran merupakan langkah-langkah pembelajaran menulis cerpen menggunakan metode bertukar pasangan dengan media kartu jodoh sesuai dengan prinsip-prinsip di atas. Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut.

1) Guru menyampaikan materi pembelajaran mengenai unsur cerita pendek, unsur intrinsik cerita pendek, struktur cerita pendek, dan cara menulis cerita pendek. 2) Siswa dibagi ke dalam 2 kelompok yaitu kelompok A dan kelompok B. Kedua

kelompok diminta untuk saling berhadap-hadapan.

3) Guru membagikan kartu jodoh kepada kelompok A dan kelompok B.

4) Guru menyampaikan kepada siswa bahwa mereka harus mencari/mencocokkan kartu yang dipegang dengan kartu kelompok lain. Guru juga perlu menyampaikan batasan maksimum waktu yang ia berikan kepada mereka. 5) Guru meminta semua anggota kelompok A untuk bertukar pasangannya di

(27)

6) Jika waktu sudah habis, mereka harus diberitahu bahwa waktu sudah habis. Siswa yang belum menemukan pasangan diminta untuk berkumpul tersendiri. 7) Guru memanggil satu pasangan untuk berpresentasi. Pasangan lain dan siswa

yang tidak mendapat pasangan memperhatikan dan memberikan tanggapan apakah pasangan itu cocok atau tidak.

8) Terakhir, guru memberikan kofirmasi tentang kebenaran dan kecocokan pertanyaan dan jawaban dari pasangan yang memberikan presentasi.

9) Guru memanggil pasangan berikutnya, begitu seterusnya sampai seluruh pasangan melakukan presentasi.

10) Setelah seluruh siswa telah melakukan persentasi guru menjelaskan bagaimana struktur dan unsur intrinsik dari cerita pendek yang benar.

11) Guru menugaskan kepada siswa untuk menulis cerita pendek dengan memperhatikan struktur dan unsur intrinsik dari cerita pendek yang telah dipelajari.

12) Guru membahas beberapa hasil cerita pendek yang didapat oleh siswa.

13) Guru menugaskan kepada siswa untuk membuat kembali cerita pendek dengan memperhatikan struktur dan unsur intrinsik cerita pendek.

14) Guru dan siswa melakukan refleksi 5) Evaluasi

Alat evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah berupa tes menulis cerpen. Proses evaluasi berupa pratest, posttest, dan evaluasi saat pembelajaran berlangsung. Evaluasi pada saat pratest dan posttest menggunakan soal yang sama agar dapat diketahui seberapa besar perbedaan yang terdapat antara pratest dan posttest. Sedangkan evaluasi pada saat pembelajaran berlangsung dilaksanakan dengan melakukan observasi.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) ini dibuat sebagai pedoman yang mengarahkan kegiatan pembelajaran di kelas.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(28)

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Lemahabang Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : VII/1

Materi Pokok : Teks Cerpen

Alokasi Waktu : 6 x 40 menit (3 x Tatap Muka)

A.Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Menyusun teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan.

Indikator:

1) Mampu menjelaskan struktur cerita pendek 2) Mampu menjelaskan unsur-unsur cerita pendek 3) Mampu membedakan unsur intrinsik cerita pendek 4) Mampu menulis cerita pendek

B.Tujuan Pembelajaran

1) Dapat menggunakan Bahasa Indonesia untuk untuk mempersatukan bangsa Indonesia ditengah keberagaman bahasa dan budaya.

2) Selama mengikuti kegiatan pembelajaran siswa menunjukkan perilaku jujur dan kreatif dalam memaparkan langkah-langkah suatu proses berbentuk linear. 3) Siswa mampu menjelaskan struktur cerita pendek

4) Siswa mampu menjelaskan unsur-unsur cerita pendek 5) Siswa mampu membedakan unsur intrinsik cerita pendek 6) Siswa mampu menulis cerita pendek

C.Materi Pembelajaran

1) Struktur cerita pendek 2) Unsur-unsur cerita pendek 3) Unsur intrinsik cerita pendek

(29)

Metode bertukar pasangan (make a match), diskusi, tanya jawab, penugasan, dan presentasi.

E.Bahan Ajar

1) Buku paket bahasa Indonesia kelas VII

2) Aminudin. (2009). Kreatif Membuat Ragam Tulisan. Bandung: Puri Pustaka. 3) Ishak, Saidulkarnain. (2014). Cara Menulis Mudah. Jakarta: Gramedia. 4) Jabrohim, dkk. (2009). Cara Menulis Kreatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 5) Nurgiyantoro, Burhan. (2001). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa Indonesia.

Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

6) Sayuti. Suminto A. (2000). Berkenalan dengan Prosa. Yogyakarta: Gama Media.

7) Siswanto, Wahyudi. (2014). Cara Menulis Cerita. Yogyakarta: Aditya Media. 8) Soebachman, Agustina. (2014). 4 Hari Mahir Menulis. Yogyakarta: Syura

Media Utama.

9) Tarigan, Henry Guntur. (2013). Menulis. Bandung: Angkasa.

10) Thahar, Harris Effendi. (2008). Kiat Menulis Cerita Pendek. Bandung: Angkasa.

F. Alat

1) Kartu Jodoh 2) Spidol

G.Langkah-langkah Pembelajaran

a. Kegiatan Pendahuluan

1. Siswa merespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan kondisi dan pembelajaran sebelumnya

2. Siswa menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

3. Siswa menerima informasi kompetensi, meteri, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan

b. Kegiatan Inti

1. Dengan santun dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, siswa bertanya hal-hal yang berhubungan dengan konteks pembelajaran

(30)

3. Guru memberikan penjelasan mengenai materi pembelajaran menulis cerita pendek, dimulai dengan penjelasan struktur, unsur, unsur intrinsik cerpen hingga ke cara menulis cerita pendek

4. Guru membagi siswa ke dalam dua kelompok, diberi nama kelompok A dan kelompok B.

5. Masing-masing siswa dalam kelompok tersebut dibagikan kartu jodoh, kelompok A mendapatkan kartu jodoh yang berisikan materi struktur, unsur atau unsur intrinsik, sedangkan kelompok B mendapatkan kartu jodoh yang berisikan kalimat yang termasuk ke dalam unsur struktur, unsur, atau unsur intrinsik cerita pendek.

6. Guru memberikan instruksi kepada siswa untuk bertukar pasangan dari kartu jodoh yang mereka dapatkan.

7. Setelah mendapatkan pasangannya siswa diminta untuk melaporkan ke guru , kemudian guru mencatat nama pasangan masing-masing

8. Setelah semuanya mendapatkan pasangannya guru meminta siswa untuk mempresentasikan jawaban dengan pasangannya masing-masing

9. Kelompok lain menanggapi dengan responsif, santun, dan kreatif.

10. Guru membahas jawaban yang benar/pasangan yang benar dari kartu jodoh yang mereka dapatkan

11. Guru meminta kepada siswa untuk berlatih membuat sebuah cerita pendek 12. Guru dan siswa sama-sama membahas beberapa hasil dari latihan siswa

dalam membuat cerita pendek

c. Kegiatan Penutup

1. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk menulis cerita pendek dengan memperhatikan unsur-unsur yang terdapat dalam cerita pendek.

(31)

3. Setelah waktu yang ditentukan telah habis guru meminta siswa untuk mengumpulkan cerita pendek yang mereka buat

4. Guru dan siswa mengadakan evaluasi/refleksi 5. Guru mengakhiri pelajaran dengan berdoa

H.Penilaian Proses dan Hasil Belajar

a. Penilaian Proses

No Nama Kriteria Aktivitas

1 2 3 4 5 6

1 Siswa1

2 Siswa2

3 Siswa3

4 Siswa4

KETERANGAN :

1. Siswa aktif dalam membentuk kelompok

2. Siswa aktif dalam mencari jawaban/pasangannya 3. Siswa aktif dalam melakukan presentasi

4. Siswa aktif dalam merevisi jawaban yang disampaikan dalam presentasi 5. Siswa aktif dalam menulis cerita pendek

6. Siswa aktif dalam mengedit cerita pendek

b. Penilaian Hasil

Indikator

Pencapaian Kompetensi

Teknik Penilaian

Bentuk

Penilaian Instrumen Mampu menjelaskan

struktur cerita pendek

Tes tertulis Tes uraian 1. Buatlah sebuah cerita pendek! Mampu menjelaskan

unsur-unsur cerita pendek

(32)

Mampu membedakan unsur intrinsik cerita pendek

Tes tertulis Tes uraian 3. Buatlah sebuah cerita pendek!

Mampu menulis cerita pendek

Tes Tertulis Tes uraian 4. Buatlah sebuah cerita pendek!

c. Pedoman Penskoran

Aspek Kriteria dan Skor

25 20 15 10

(33)

(awal, tengah, akhir)

2) dimensi tokoh (fisiologis, psiklogis, dan sosiologis 3) dimensi latar (tempat, waktu

Menggunakan 1) kaidah EYD 2) keajekan

penulisan 3) ragam bahasa yang disesuaikan dengan dimensi tokoh dan latar

Memuat

3.3.2 Instrumen Pengumpulan Data

(34)

a) Tes

Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah berbentuk soal uraian dengan kisi-kisi soal sebagai berikut.

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Soal

Format soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah berbentuk soal uraian. Format soal tersebut adalah sebagai berikut.

Tabel 3.2

Instrumen pretes dan postes

Tabel 1.3 No Kompetensi

Dasar/Indikat

Indikator Soal Bentu k Soal teks yang akan dibuat baik

Buatlah sebuah cerita pendek dengan ketentuan sebagai berikut.

Tema yang dituliskan bebas

(35)

Beberapa aspek yang dinilai dalam pembuatan cerpen tersebut adalah meliputi empat aspek, yaitu (1) kelengkapan aspek formal cerpen, (2) kelengkapan unsur intrinsic cerpen, (3) keterpaduan unsur/struktur cerpen, dan (4) kesesuaian penggunaan bahasa cerpen. Format penilaiannya adalah sebagai berikut.

Tabel 3.3

Kriteria Penilaian Tes Menulis Cerpen Menurut Sumiadi [2010]

Aspek Kriteria dan Skor

25 20 15 10

(36)

penahapan plot (awal, tengah, akhir)

2) dimensi tokoh (fisiologis, psiklogis, dan sosiologis 3) dimensi latar (tempat, waktu

Menggunakan 1) kaidah EYD 2) keajekan

penulisan 3) ragam bahasa yang disesuaikan dengan dimensi tokoh dan latar

(37)

Instrumen observasi dalam penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui bagaimana aktivitas siswa dan guru di dalam kegiatan pembelajaran. Adapun format lembar observasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 3.4 Lembar Observasi Pembelajaran Menulis Cerpen

Sekolah : ………..

Kelas/Semester : ………..

Mata Pelajaran : ………...

Petunjuk: Berilah tanda centang (√) pada kolom yang disediakan dengan ketentuan sebagai berikut:

√√√√ : dilakukan dengan sangat baik dengan skor 4

√√√ : dilakukan dengan baik dengan skor 3

Tujuan Kegiatan

(38)

masing siswa partisipasi aktif siswa hasil latihan siswa

Mengawasi dan membimbing siswa selama

(39)

Keterangan :

skor maksimal penilaian guru adalah skor total

11

dengan memiliki 4 kriteria.

Sangat Baik : 3,50 - 4,0 Baik : 3,00 -3,49 Cukup : 2,50- 2,99 Kurang Baik : < 2,5

3.4Prosedur Penelitian

Agar terlihat lebih sederhana prosedur penelitian disajikan dalam bentuk diagram. Berikut prosedur pelaksanaan penelitian.

Proses Pelaksanaan Penelitian

menulis cerita pendek

membuat cerita pendek

11. Guru dan siswa melakukan refleksi

Edutainmen t

Guru menutup pembelajaran dengan mengucap salam

Siswa menjawab salam dari guru

PERSIAPAN (Instrumen, Bahan ajar)

PELAKSANAAN Pretes atau tes awal

(40)

Berdasarkan diagram di atas, pelaksanaan penelitian melalui beberapa tahapan. Tahapan tersebut adalah sebagai berikut.

1) Peneliti melakukan persiapan penelitian yaitu menyiapkan instrument penelitian, bahan ajar yang dibutuhkan serta alat-alat yang dibutuhkan dalam melakukan penelitian.

2) Peneliti memberikan tes awal kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol pada tanggal 18 April 2015. Pada tes awal ini siswa diminta untuk membuat sebuah cerita pendek untuk mengetahui seberapa besar kemampuan awal pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

3) Peneliti melaksanakan treatment atau perlakuan pada kelas eksperimen yaitu pada tanggal 22 April 2015, 25 April 2015, dan pada tanggal 29 April 2015. 4) Peneliti melaksanakan tes akhir pada kelas eksperimen dan kelas control yaitu

tanggal 2 Mei 2015. Pada tes akhir ini siswa diminta untuk membuat kembali sebuah cerita pendek dengan memperhatikan unsur dan struktur cerpen. Hal ini dilakukan untuk mengukut seberapa besar kemampuan menulis cerpen siswa setelah diberikan perlakuan.

3.5Teknik Pengumpulan Data Penelitian

Teknik penelitian harus ada dalam sebuah penelitian untuk memperoleh data dari penelitian yang akan digali informasinya. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini penulis menggunakan tes dan observasi sebagai alat untuk megumpulkan data. Arikunto (2010, hlm. 266) menyatakan bahwa untuk mengukur ada tidaknya ataupun besar atau tidaknya suatu kemampuan objek yang

ANALISIS DATA

(41)

diteliti perlu digunakan tes untuk mengukur kemampuan tersebut. Dalam penelitian ini objek yang akan diteliti adalah para siswa. Dengan menggunakan tes tersebut nantinya akan diketahui seberapa besar pengaruh penelitian ini terhadap kemampuan dan prestasi siswa. Apakah berpengaruh secara signifikan terhadap siswa, berpengaruh namun sedikit saja ataukah malah tidak berpengaruh sama sekali.

Seperti yang dijelaskan di atas bahwa teknik pengumpulan data lainnya dalam penelitian adalah dengan observasi. Menurut Arikunto (2010, hlm. 272) dalam menggunakan metode observasi ini cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blanko pengamatan sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. Mencatat observasi bukanlah hanya sekadar mencatat, tetapi juga mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian ke dalam suatu skala bertingkat.

3.6Teknik Pengolahan Data

Dalam mengolah data khusunya data yang diperoleh dari hasil tes memerlukan beberapa tekhnik pengolahan. Teknik tersebut adalah dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. Hal tersebut dilakukan untuk dapat mengetahui sejauh mana tingkat validitas dan reliabilitas data yang diperoleh berdasarkan hasil tes.

3.6.1 Validitas

(42)

atau kesahihan suatu instrument. Suatu instrument yang valid ata sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrument yang yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.

Untuk menguji tingkat validitas data penelitian dalam hal ini berupa data yang bersumber dari hasil tes dapat menggunakan rumus koefisien relasi product moment dengan angka kasar menurut Arikunto (2010, hlm. 213) sebagai berikut.

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y N = banyaknya siswa yang mengikuti tes

X = nilai hasil uji coba Y = skor total

Untuk mengukur tingkat kevalidan suatu data seperti tersebut di atas maka Arikunto (2010, hlm. 319) merumuskan kriteria kevalidan dalam tabel sebagai berikut.

(43)

3.6.2 Reliabilitas

Selain menguji tingkat kevalidan sebuah data penelitian, pengujian tingkat reliabilitas pun diperlukan untuk dapat mengetahui tinggi rendahnya tingkat reliabilitas sebuah data penelitian. Reliabilitas menurut Arikunto (2010, hlm. 221) merujuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen tes yang penulis buat maka digunakan rumus rulon menurut Arikunto (2010, hlm. 229) sebagai berikut.

r11 = 1- Vd

��

Dengan keterangan :

r11 = reliabilitas instrumen

Vt = varians total atau varians skor total

Vd = varians (varians difference)

d = skor pada belahan awal dikurangi skor pada belahan akhir Antara 0,800 sampai 1,00

Antara 0,600 sampai 0,800 Antara 0,400 sampai 0,600 Antara 0,200 sampai 0,400 Antara 0,000 sampai 0,200

Tinggi Cukup Agak rendah

Rendah

(44)

Seperti halnya tingkat kevalidan suatu data penelitian, tingkat reliabilitas pun mempunyai kriteria kereliabilitasan suatu data. Menurut Arikunto (2010, hlm. 319) kriteria kereliabilitas sebuah data penelitian adalah sebagai berikut.

3.7 Analisis Data

3.7.1 Uji Normalitas

Selain memerlukan pengujian validitas dan reliabilias, sebuah data penelitian juga memerlukan uji normalitas agar kualitas data penelitian yang didapat memenuhi standar. Pengujian normalitas dapat dilakukan dengan banyak cara. Dalam penelitian ini uji normalitas yang dilakukan oleh penulis dengan menggunakan rumus Chi-kuadrat sebagai berikut.

H0 = distribusi sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H1 = distribusi sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal

Rumus yang digunakan menurut Subana, dkk (2005, hlm. 126) adalah sebagai berikut.

X

2

=

( �−��)

2

�� �

�−1

Keterangan :

Oi = frekuensi pengamatan Ei = frekuensi yang diharapkan

Besarnya nilai r Interpretasi

Antara 0,800 sampai 1,00 Antara 0,600 sampai 0,800 Antara 0,400 sampai 0,600 Antara 0,200 sampai 0,400 Antara 0,000 sampai 0,200

(45)

Kriteria pengujian adalah tolak H1 jika : X2 hitung < X2 (1-α)(db) dengan α taraf nyata pengujian dan db = k-3. Dalam hal lainnya H1 diterima.

3.7.2 Uji Hipotesis

Langkah terakhir dalam pengolahan data adalah dengan melakukan uji hipotesis yaitu dengan menggunakan uji-t. Rumus uji statistik uji t (t-test) berdasarkan adaptasi dari Sugiyono (2011, hlm. 138) adalah sebagai berikut.

=

⅀ 2++ 22 1

+ 1

Keterangan :

M = Nilai rata-rata hasil per-kelompok N= Banyaknya subjek

x = Deviasi setiap x2 dan x1

y = Deviasi setiap nilai y2 dari mean y1

Langkah selanjutnya adalah mencari t tabel. Untuk mencari ttabel menggunakan interpolasi sebagai berikut:

t tabel = t [1-1

2α] (db)

Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan rumus statistik

� = −

⅀ 2++ 22 1

+ 1

dihasilkan t hitung dan derajat kebebasan berdasarkan

(46)

Teguh Iman Perdana,2015

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

5.1 Simpulan

Berdasarkan temuan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Pembelajaran menulis cerpen pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Lemahabang menemui beberapa masalah yaitu dari segi struktur cerita pendek siswa banyak yang tidak mengetahui struktur cerpen yang benar, sehingga mereka merasa kebingungan untuk memulai dalam menulis cerita pendek. Dalam hal unsur-unsur cerita pendek, siswa juga masih banyak yang belum dapat membedakan unsur-unsur yang termasuk ke dalam unsur intrinsik ataupun unsur yang termasuk ke dalam unsur ekstrinsik. Dalam hal unsur intrinsik secara lebih mendalam, banyak siswa juga yang kebingungan membedakan unsur intrinsik yang termasuk ke dalam tema, latar/setting, penokohan, sudut pandang, ataupun plot/alur. Berdasarkan hal tersebut maka penulis berasumsi bahwa pembelajaran menulis cerita pendek pada kelas VII SMP Negeri 1 Lemahabang kurang maksimal.

2. Pengujicobaan pelaksanaan metode bertukar pasangan dengan media kartu jodoh dalam pembelajaran menulis cerpen berhasil. Hal tersebut dapat terlihat dari perolehan nilai siswa setelah kegiatan pembelajaran mengalami peningkatan.

3. Hasil kemampuan menulis cerpen sebelum dan sesudah pembelajaran antara kelas kontrol dan kelas eksperimen mempunyai perbedaan yang cukup siginifikan. Kelas eksperimen sebelum pembelajaran mendapatkan nilai sebesar 63,57 meningkat menjadi 79,05. Sedangkan kelas kontrol sebelum pembelajaran mendapatkan nilai sebesar 69,78 meningkat menjadi 75,47. Berdasarkan hasil tersebut maka kelas eksperimen mempunyai nilai dan peningkatan lebih baik apabila dibandingkan dengan kelas kontrol.

(47)

Teguh Iman Perdana,2015

5.2 Implikasi Penelitian

Implikasi hasil penelitian ini merupakan konsekuensi dari penerapan metode bertukar pasangan berorientasi berpikir kreatif untuk meningkatkan kemampuan menulis cerita pendek siswa. Implikasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Metode bertukar pasangan turut memperkaya upaya peningkatan kualitas pembelajaran bahasa Indonesia. Metode ini memiliki implikasi yang memudahkan guru untuk dapat aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai. Faktor lain yang menjadi komponen utama berupa kartu jodoh dapat dipersiapkan sebelum proses pembelajaran dan dapat dipergunakan secara berulang-ulang.

2. Metode bertukar pasangan merupakan metode yang berusaha untuk memperkuat ingatan siswa dalam memahami materi tentang cerita pendek. Selain itu, metode ini juga berusaha untuk memudahkan siswa dalam menyusun gagasan dalam menulis cerita pendek dengan proses kreatif. Dengan demikian memudahkan siswa dalam menulis sebuah cerita pendek.

Metode ini dapat digunakan pada hamper semua topik kegiatan pembelajaran. Kemampuan metode ini untuk didiseminasi pada beberapa topik pembelajaran menjadikan metode bertukar pasangan merupakan metode yang mudah digunakan oleh guru dalam pembelajaran di kelas. Model ini memiliki sifat adaptif sehingga menjadikan metode ini dapat digunakan di hampir seluruh topik kegiatan pembelajaran.

5.3 Rekomendasi

Berdasarkan temuan di dalam penelitian ini, ada beberapa rekomendasi yang perlu dikemukakan. Rekomendasi tersebut adalah sebagai berikut.

(48)

Teguh Iman Perdana,2015

2) Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan ternyata dalam melakukan metode pembelajaran bertukar pasangan guru harus sebisa mungkin mampu mengontrol kelasnya secara maksimal karena apabila kita tidak mampu mengontrol kelas maka kelas akan gaduh dan tidak terkontrol.

(49)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian. Rev.ed. Jakarta: Rineka Cipta. Aminudin. (2009). Kreatif membuat ragam tulisan. Bandung: Puri Pustaka. Aunurrahman. (2011). Belajar dan pembelajaran.Bandung: Alfabeta.

Arsyad, A. (2014). Media pembelajaran Rev.ed.Jakarta: Rajagrafindo Persada. Asyhar, R. (2012). Kreatif mengembangkan media pembelajaran. Jakarta:

Referensi.

Daryanto. (2013). Media pembelajaran. Yogyakarta:Gava Media.

Dwiastuti, Y. (2014). Penerapan model pembelajaran make a match untuk meningkatkan kemampuan menjumlah berbagai macam bentuk pecahan pada

siswa kelas V SD. (Jurnal). Jurnal Inspirasi Pendidikan Universitas Kanjuruhan Malang.

Febriana, A. (2011). Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match untuk meningkatkan kualitas pembelajaran ips siswa kelas V SDN

Kalibanteng Kidul 01 Kota Semarang. (Jurnal). Jurnal Kependidikan Dasar.

Fraenkel, J.P. & Wallen N.P. (2008). How to design and evaluate research in education. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.

Huda, M. (2014). Cooperative learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Huda, M. (2014). Model-model pengajaran pembelajaran.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ishak, S. (2014). Cara Menulis mudah. Jakarta: Gramedia.

Jabrohim, dkk. (2009). Cara menulis kreatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kountor, R. (2009). Metode penelitian untuk skripsi dan tesis. Rev.ed. Jakarta: PPM.

(50)

Mahsun. (2014). Teks dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Jakarta: Rajagrafindo Persada

Munandar, U. (2012). Pengembangan kreativitas anak berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurgiyantoro, B. (2001). Penilaian dalam pengajaran bahasa indonesia. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Ruhimat, dkk. (2013). Kurikulum & pembelajaran.Bandung: Rajawali Pers. Rusman. (2010). Model-model pembelajaran.Bandung: Rajawali Pers. Sayuti. S. A. (2000). Berkenalan dengan prosa. Yogyakarta: Gama Media. Siswanto, W. (2014). Cara menulis cerita. Yogyakarta: Aditya Media.

Slavin, R. E. (2008). Cooperative learning,terj.Nurulita. Bandung: Nusa Media. Soebachman, A. (2014). 4 Hari mahir menulis. Yogyakarta: Syura Media Utama. Subana, dkk. (2005). Statistik pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Sudarma, M. (2013). Mengembangkan keterampilan berpikir kreatif. Jakarta: Rajawali Pers.

Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan r&d. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, (2011). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, S. N. (2010). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Rosda. Sumiadi, (2010). Kriteria penilaian menulis cerpen. [Online]. diakses dari

http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_IND

ONESIA/196603201991031-SUMIYADI/SUMIYADI/KRITERIA_PENILAIAN_MENULIS_CERPEN.p df

(51)

Tarigan, H. G. (2013). Menulis. Bandung: Angkasa.

Thahar, H. E. (2008). Kiat menulis cerita pendek. Bandung: Angkasa.

(52)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Teguh Iman Perdana. Lahir di Cirebon, 24 April 1990 dari ayah Abubakar dan ibu Rohimi sebagai putra pertama dari tiga bersaudara. Penulis menamatkan SMA pada tahun 2008 dari SMA Negeri 1 Lemahabang, Cirebon dan pada tahun yang sama diterima di Universitas Swadaya Gunung Jati. Penulis memilih program studi bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan lulus pada tahun 2012. Setahun kemudian penulis melanjutkan studi di Universitasi Pendidikan Indonesia. Penulis memilih program studi pendidikan bahasa Indonesia, fakultas Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia dan lulus pada tahun 2015.

Penulis menyelesaikan tesis dengan judul “Penerapan Metode Bertukar

Pasangan dengan Media Kartu Jodoh dalam Pembelajaran Menulis Cerpen pada

siswa kelas VII SMP Negeri 1 Lemahabang Tahun Ajaran 2014/2015” untuk

Gambar

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Soal
Tabel 3.4 Lembar Observasi Pembelajaran Menulis Cerpen

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya ruang terbuka publik yang berada di kampus UPI karena keberadaan ruang publik pada perguruan tinggi sangat penting

Ova tablica se nadovezuje na Wilcoxov test ranga te se donosi zaključak o prihvaćanju hipoteze H1 kako imidž marke IKEA ima pozitivan imidž u javnosti, budući je testiranjem

Berdasarkan hasil penilaian resiko diperoleh program yang memiliki potensi dampak yang tinggi ada 3 (Penanganan sisa bahan bakar minyak, pelumas, serta bahan kimia Pemulihan tanah

Dari beberapa kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian terjemahan dan diksi arti yang diberikan KMY dalam memberi padanan kata dalam bahasa Indonesia

Pendidikan non-formal berperan penting dalam membentuk minat saya menjadi wirausaha8. Pengalaman kerja orang lain

Hak Cipta Komisi

Perencanaan makan DM pada prinsipnya sama dengan perencanaan orang sehat, bedanya perencanaan makan orang DM sesuai prinsip 3 J yaitu: Tepat jumlah, jenis, dan jadwal. Hal-hal

Gus Dur tidak memcampur adukkan keimanan antar pemeluk agama, karna selain bertentangan dengan dogma ajaran agama Islam hal itu tentunya pasti di tolak oleh semua agama