• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan dampak gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok terhadap minat beli ulang rokok.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbedaan dampak gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok terhadap minat beli ulang rokok."

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PERBEDAAN DAMPAK GAMBAR PERINGATAN BAHAYA MEROKOK

PADA KEMASAN ROKOK TERHADAP MINAT BELI ULANG ROKOK

Anastasia Dwi Puspitasari

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan

dampak dari gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok yang

mempengaruhi minat beli dan konsumsi rokok. Penelitian ini dilakukan di seluruh

wilayah Yogyakarta, dengan sampel sebanyak 100 responden. Teknik sampling

yang digunakan adalah Accidental Sampling. Uji validitas menggunakan Pearson

Product Moment dan Uji Reliabilitas menggunakan rumus Cronbach Alpha.

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Uji Beda

(One Way Anova). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelima gambar

peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok tidak berdampak terhadap minat

(2)

ABSTRACT

THE DIFFERENT IMPACT ABOUT THE DANGER WARNING

PICTURES OF SMOKING IN CIGARETTE BOXES ON THE REPEATING

PURCHASE INTEREST OF CIGARETTE

Anastasia Dwi Puspitasari

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2015

This research aimed to discover whether or not there is a different impact

about the danger warning pictures in cigarette boxes which influence the repeating

purchase and the cigarette consumption. The research was done in all of

Yogyakarta region, which took the sample from 100 respondents. The sampling

technique applied in this research was Accidental Sampling. Moreover, the

validity and reliability were tested by using Pearson Product Moment and

Cronbach Alpha formula. The analysis technique which was used in this research

was One Way Anova. As a result, this research found out that the five danger

warning pictures in cigarette boxes did not impact the consumers purchase

(3)

PERBEDAAN DAMPAK GAMBAR PERINGATAN BAHAYA MEROKOK

PADA KEMASAN ROKOK TERHADAP MINAT BELI ULANG ROKOK

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Anastasia Dwi Puspitasari

NIM : 112214001

PROGAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)

i

PERBEDAAN DAMPAK GAMBAR PERINGATAN BAHAYA MEROKOK

PADA KEMASAN ROKOK TERHADAP MINAT BELI ULANG ROKOK

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Anastasia Dwi Puspitasari

NIM : 112214001

PROGAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(5)

ii Skripsi

PERBEDAAN DAMPAK GAMBAR PERINGATAN BAHAYA MEROKOK

PADA KEMASAN ROKOK TERHADAP MINAT BELI ULANG ROKOK

(6)

iii Skripsi

PERBEDAAN DAMPAK GAMBAR PERINGATAN BAHAYA MEROKOK

PADA KEMASAN ROKOK TERHADAP MINAT BELI ULANG ROKOK

Dipersiapkan dan Ditulis oleh:

Anastasia Dwi Puspitasari

(7)

iv MOTTO

"Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang

harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan, entah mereka

menyukainya atau tidak." (Aldus Huxley)

―Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit

kembali setiap kali kita jatuh.‖ ( Muhammad Ali )

―Jangan lihat masa lampau dengan penyesalan; jangan pula lihat masa depan

dengan ketakutan; tapi lihatlah sekitar anda dengan penuh kesadaran.‖ (Mark

Twain)

―Bermimpilah setinggi-tingginya dan berusahalah untuk mencapinya, jangan takut

gagal, pergilah kemanapun yang kamu inginkan, jadilah apapun yang kamu mau

(just be your self).‖ (Anastasia Dwi Puspitasari)

Skripsi ini dipersembahkan kepada:

Allah SWT

Keluarga tercinta saya

(8)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN-PROGAM STUDI MANAJEMEN

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, dengan ini menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:

PERBEDAAN DAMPAK GAMBAR PERINGATAN BAHAYA MEROKOK PADA KEMASAN ROKOK TERHADAP MINAT BELI ULANG ROKOK

Diajukan untuk diuji pada tanggal 26 juni 2015 adalah karya asli saya. Saya juga menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau symbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam referensi) pada penulisan aslinya.

Bila di kemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan tersebut, maka saya bersedia menerima sanksi, yaitu skripsi ini digugurkan dan gelas akademik yang saya peroleh (S.E.) dibatalkan serta diproses sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku (UU No 20 Tahun 2003, pasal 25 dan pasal 70).

Yogyakarta, 30 Juni 2015

Yang membuat pernyataan,

Anastasia Dwi Puspitasari

(9)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Anastasia Dwi Puspitasari

Nomor Mahasiswa : 11 2214 001

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PERBEDAAN DAMPAK GAMBAR PERINGATAN BAHAYA MEROKOK PADA KEMASAN ROKOK TERHADAP MINAT BELI ULANG ROKOK

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media sosial lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya, tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta,

Pada tanggal 30 Juni 2015

(10)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Allah SWT atas karunia dan rahmat-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ―Perbedaan

Dampak Gambar Peringatan Bahaya Merokok pada Kemasan Rokok

terhadap Minat Beli Ulang Rokok‖. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen,

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai pihak.

Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi,

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, selaku Ketua Program Studi Manajemen

Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Albertus Yudi Yuniarto S.E., M.B.A., selaku Dosen Pembimbing I,

yang telah mengarahkan dan membimbing penulis dengan sabar dan

kesungguhan hati.

4. Bapak Drs. Gregorius Hendra Poerwanto M.Si., selaku Dosen

Pembimbing II, yang juga telah mengarahkan dan membimbing penulis

dengan sabar dan kesungguhan hati.

5. Ibu Dra. Yuliana Rini Hardanti M.Si., selaku anggota tim penguji yang

(11)

viii

6. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata

Dharma.

7. Bapak dan ibuku tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, doa,

dukungan, nasehat, kebahagiaan, dan memberikan kehidupan yang layak

bagiku. Terima kasih juga telah menjadikanku orang yang kuat, tegar, dan

bertanggung jawab dalam menghadapi kehidupan dan membuatku menjadi

lebih dewasa dalam menjalani kehidupan.

8. Terima kasih kepada kakak perempuan saya satu-satunya Violita yang

telah memotivasi saya untuk segera menyelesaikan skripsi ini dengan

sebaik mungkin.

9. Terima kasih juga untuk semua keluarga saya atas dukungan dan doa

kalian dalam menyelesaikan kuliah.

10.Untuk kucing tersayang Khenzo, terima kasih telah menemani dan

membuat gembira saat sedang terpuruk mengerjakan skripsi dengan

tingkah lucunya.

11.Buat teman-teman terhebat saya Wati, Vio, Aven, Sonia, Leni, Yovita,

Enggrit, Yosi, Rahayu Lisa, Tami, Fira, Danang, Rinda, Anestyah, Vani,

Igna, yang telah memberikan kebahagiaan, keceriaan dan kegilaan serta

selalu mendorong dan membantu saya dalam menyelesaikan penelitian ini.

12.Buat teman-teman seperjuangan saya Manajamen 2011 Wulan, Christin,

Eva, Galih, Alfo, Samuel, Risky, Edwin, Anton, Dian, Adhi, Bagio, Yoga,

Suster, Handoko, Yoga Dipa, Praska, Valen, Mia dan yang lainnya terima

(12)

ix

sangat beruntung bisa bertemu dan mengenal kalian semua di Sanata

Dharma ini.

13.Teman-teman Manajemen 2012-2014 terima kasih juga untuk semangat

dan motivasi yang selalu kalian berikan kepada saya.

14.Untuk para perokok dan tidak perokok yang telah membantu saya dalam

pengisian kuisioner, yang telah disebarkan oleh penulis.

15.Dan untuk semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skirpsi

ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu saya ucapkan terima kasih.

Yogyakarta, 30 Juni 2015

Penulis

Anastasia Dwi Puspitasari

(13)

x DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... x

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiv

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xv

HALAMAN ABSTRAK ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ……… 1

B. Rumusan Masalah ………. 3

(14)

xi

D. Tujuan Penelitian ……… 3

E. Manfaat Penelitian ……….. 4

F. Sistematika Penulisan ………. 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Pengertian Pemasaran ……….. 7

B. Manajemen Pemasaran ………. 9

C. Perilaku Konsumen ………... 9

D. Minat Beli Konsumen ………... 11

E. Rokok ………. 17

F. Penyakit Bahaya Merokok ……… 19

G. Peringatan Bergambar ……… 26

H. Penelitian Sebelumnya ……… 31

I. Kerangka Konseptual ………. 32

J. Rumusan Hipotesis ……… 34

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

A. Jenis Penelitian ……….. 35

B. Waktu dan Lokasi Penelitian ……… 35

(15)

xii

D. Definisi Operasional ………. 40

E. Populasi dan Sampel ……….. 40

F. Teknik Pengambilan Sampel ……….. 41

G. Sumber Data ……… 42

H. Teknik Pengumpulan Data ………. 42

I. Teknik Pengujian Instrumen ………... 43

J. Teknik Analisis Data ………... 45

BAB IV GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN ... 47

A. Jenis Rokok ………... 47

B. Kedigdayaan Industri Kretek ……… 56

C. Industri Rokok di Zaman Kemerdekaan ……….. 59

D. Industri Rokok di Indonesia ……….. 62

E. Total Produksi Rokok di Indonesia ……….. 64

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 68

A. Deskripsi Karakteristik Responden ………. 68

B. Uji Validitas dan Reabilitas ……….. 70

C. Uji Hipotesis ……….. 72

D. Pembahasan ……… 75

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ... 76

A. Kesimpulan ……… 76

(16)

xiii

C. Keterbatasan Penelitian ………. 77

DAFTAR PUSTAKA ... 78

(17)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel V.1 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 68

Tabel V.2 Karakteristik Responden berdasarkan Usia ... 69

Tabel V.3 Karakter Responden dilihat dari Jumlah Batang Rokok yang dikonsumsi per Hari ... 70

Tabel V.4 Tabel Validitas ... 71

Tabel V.5 Tabel Reabilitas ... 72

(18)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Print out hasil olah data Kuisioner Penelitian ... 82

(19)

xvi ABSTRAK

PERBEDAAN DAMPAK GAMBAR PERINGATAN BAHAYA MEROKOK

PADA KEMASAN ROKOK TERHADAP MINAT BELI ULANG ROKOK

Anastasia Dwi Puspitasari

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan

dampak dari gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok yang

mempengaruhi minat beli dan konsumsi rokok. Penelitian ini dilakukan di seluruh

wilayah Yogyakarta, dengan sampel sebanyak 100 responden. Teknik sampling

yang digunakan adalah Accidental Sampling. Uji validitas menggunakan Pearson

Product Moment dan Uji Reliabilitas menggunakan rumus Cronbach Alpha.

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Uji Beda

(One Way Anova). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelima gambar

peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok tidak berdampak terhadap minat

(20)

xvii

ABSTRACT

THE DIFFERENT IMPACT ABOUT THE DANGER WARNING

PICTURES OF SMOKING IN CIGARETTE BOXES ON THE REPEATING

PURCHASE INTEREST OF CIGARETTE

Anastasia Dwi Puspitasari

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2015

This research aimed to discover whether or not there is a different impact

about the danger warning pictures in cigarette boxes which influence the repeating

purchase and the cigarette consumption. The research was done in all of

Yogyakarta region, which took the sample from 100 respondents. The sampling

technique applied in this research was Accidental Sampling. Moreover, the

validity and reliability were tested by using Pearson Product Moment and

Cronbach Alpha formula. The analysis technique which was used in this research

was One Way Anova. As a result, this research found out that the five danger

warning pictures in cigarette boxes did not impact the consumers purchase

(21)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan pemerintah

mengenai gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan merokok

menjadi sebuah wacana baru. Pemerintah juga mewajibkan perusahaan

rokok untuk mencantumkan pesan gambar peringatan bahaya merokok di

setiap bungkus produknya. Semua produk yang ada di pasaran harus

memuat gambar peringatan itu mulai 24 Juni 2014, sesuai dengan isi

Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012. Kementerian Kesehatan

sudah menetapkan lima gambar peringatan yang bisa dipilih untuk dicetak

pada kemasan rokok. Yaitu, gambar dengan tema merokok menyebabkan

kanker paru-paru, merokok menyebabkan kanker mulut, merokok

menyebabkan kanker tenggorokan, merokok membunuhmu dan merokok

dekat dengan anak berbahaya.

Lima gambar tersebut dipilih karena menurut kementrian kesehatan

gambar tersebut paling efektif menekan pembelian rokok. Karena

konsumen secara tidak langsung akan berfikir untuk membeli rokok

dengan gambar yang bisa saja itu berakibat pada diri mereka sendiri.

Dengan melihat gambar ini, diharapkan perokok takut dan bisa menekan

(22)

Dalam Peraturan Pemerintah (PP) No 109 Tahun 2012 tentang

Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk

Tembakau Bagi Kesehatan disebutkan, mulai tahun 2014 seluruh rokok

yang beredar di Indonesia harus menyertakan peringatan bahaya rokok,

disertai gambar menyeramkan dari akibat merokok pada bungkusnya.

Tetapi ternyata gambar-gambar ini akan terus diganti setiap 2 tahun sesuai

respon masyarakat. Hal ini tercantum dalam peraturan

perundang-undangan yaitu pada pasal 9 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28

Tahun 2013 tentang Pencantuman Peringatan Kesehatan dan Informasi

Kesehatan pada Kemasan Produk Tembakau. Pasal itu berisikan

peringatan bergambar paling cepat diubah 24 bulan sekali atau bisa

dikatakan 2 tahun sekali.

Penelitian ini akan mencoba meneliti apakah tujuan pemerintah

menekan pembelian rokok dengan adanya gambar peringatan bahaya

merokok pada kemasan rokok akan efektif dan berjalan sesuai rencana

pemerintah atau tidak ada dampaknya sama sekali. Dengan adanya topik

baru ini peneliti tertarik mengambil judul penelitian ―PERBEDAAN

DAMPAK GAMBAR PERINGATAN BAHAYA MEROKOK PADA

(23)

B. Rumusan Masalah

Apakah ada perbedaan dampak gambar peringatan bahaya

merokok pada kemasan rokok terhadap minat beli ulang rokok ?

C. Pembatasan Masalah

Gambar peringatan bahaya merokok yang akan diteliti adalah ke

lima gambar yang sering ditampilkan pada kemasan rokok. Yaitu, gambar

dengan tema merokok menyebabkan kanker mulut, merokok

membunuhmu, merokok menyebabkan kanker tenggorokan, merokok

dekat dengan anak berbahaya, dan merokok menyebabkan kanker

paru-paru.

D. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui apakah ada perbedaan dampak gambar

peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok terhadap minat beli ulang

rokok.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan

referensi untuk penelitian selanjutnya atau bisa diteliti lebih lanjut

(24)

2. Bagi Penulis

Penelitian ini berguna bagi penulis sebagai syarat menyelesaikan

pendidikan, juga dapat menambah informasi yang baru dan ilmu yang

lebih luas yang didapatkan serta untuk mengetahui perilaku, minat,

sikap konsumen dan melatih penulis untuk dapat menerapkan teori

yang selama ini didapatkan dan bisa mempraktikannya langsung.

3. Bagi Pemerintah

Penelitian ini juga berguna bagi pemerintah untuk meninjau lebih

lanjut apakah strategi yang digunakan untuk menekan konsumsi rokok

di Indonesia sudah berhasil atau belum dengan diterapkannya gambar

visual peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok. Dan

pemerintah juga dapat meninjau lebih lanjut apakah respon dari

(25)

F. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi mengenai latar belakang, rumusan masalah,

batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan

sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini berisi mengenai landasan teori, hasil penelitian

sebelummnya, kerangka konseptual penelitian dan

hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi mengenai jenis penelitian, waktu dan lokasi

penelitian, variabel, definisi operasional, populasi dan

sampel, teknik pengumpulan data, teknik pengujian

instrument, teknik analisis data.

BAB IV GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN

Bab ini menjelaskan mengenai subjek penelitian.

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi dua hal pokok. Pertama paparan/deskripsi

(26)

secara kuantitatif (data dalam tabel atau grafik) maupun

secara kualitatif. Kedua memuat hasil uji statistik.

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN

Bab ini berisi kesimpulan dan saran terhadap masalah yang

(27)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang

dilakukan oleh pengusaha untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,

untuk berkembang, dan mendapatkan laba. Pemasaran dikembangkan dari

kata pasar yang berarti sarana atau tempat berkumpulnya orang yang

terlibat dalam pemasaran. Dalam pengertian abstrak pemasaran diartikan

sebagai suatu kegiatan, proses atau sistem keseluruhan. Definisi

pemasaran menurut para ahli antara lain: Menurut Kotler dan Amstrong

(2008) pemasaran adalah proses dimana perusahaan menciptakan nilai

bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan

dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya.

Menurut Kotler (2005) pemasaran adalah suatu proses sosial yang

dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara

bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain.

Pemasaran menurut Sofyan Assauri (2004) adalah kegiatan manusia yang

diarahkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan

melalui proses pertukaran. Sedangkan menurut Stanton (Umar, 2005)

pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang

(28)

mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik pada

pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Menurut Umar (2005)

pemasaran meliputi keseluruhan sistem yang berhubungan dengan

kegiatan-kegiatan usaha yang bertujuan merencanakan, menentukan harga,

hingga mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang atau jasa

yang akan memuaskan kebutuhan pembeli, baik yang aktual maupun yang

potensial. Menurut Kartajaya (2005) pemasaran adalah sebuah disiplin

bisnis strategi yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan

perubahan values dari satu inisiator kepada stakeholders-nya. Menurut

Sunarto (2003) pemasaran adalah proses sosial yang didalamnya individu

dan kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan dengan

menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai

dengan pihak lain.

Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika Serikat (American

Marketing Association) yang dikutip Ma’ruf (2005) definisi pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan ide, barang dan jasa berikut

harga, promosi, dan pendistribusiannya untuk menciptakan transaksi yang

memuaskan kebutuhan individu dan institusi. Berdasarkan definisi-definisi

pemasaran di atas dapat di tarik suatu kesimpulan bahwa pemasaran

adalah segala usaha atau aktifitas dalam menyampaikan barang atau jasa

para produsen kepada para konsumen, dimana kegiatan tersebut bertujuan

untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan dalam cara tertentu yang

(29)

B. Manajemen Pemasaran

Definisi manajemen pemasaran menurut para ahli antara lain:

Manajemen pemasaran dipandang sebagai seni dan ilmu dalam memilih

target pasar serta meraih, menjaga, dan menumbuhkan pelanggan dengan

cara menciptakan, memberikan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan

yang superior (Kotler 2003). Menurut Stanton (2005) manajemen

pemasaran adalah sarana yang didayagunakan oleh bisnis untuk

menjalankan konsep pemasaran. Menurut Kotler dan Amstrong (2008)

manajemen pemasaran adalah seni dan ilmu memilih target pasar dan

membangun hubungan yang menguntungkan dengan target pasar itu.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen

pemasaran adalah suatu kegiatan yang direncanakan dan dilakukan oleh

pemasar untuk mencapai tujuan perusahaannya.

C. Perilaku Konsumen

Perilaku Konsumen merupakan suatu tindakan yang ditunjukkan

oleh konsumen dalam hal mencari, menukar, menggunakan, menilai,

mengatur barang atau jasa yang mereka anggap akan memuaskan

kebutuhan mereka. Dalam arti lain perilaku ditunjukkan, yakni bagaimana

konsumen mau mengeluarkan sumber daya yang terbatas seperti uang,

waktu, tenaga untuk mendapatkan/ menukarkan dengan barang atau jasa

yang diinginkannya. Analisis tentang berbagai faktor yang berdampak

(30)

pemasaran. Untuk itu pemasar wajib memahami konsumen, seperti apa

yang dibutuhkan, apa seleranya, dan bagaimana konsumen mengambil

keputusan. Menurut Mowen (2002) bahwa, ―perilaku konsumen

(consumer behaviour) didefinisikan sebagai studi tentang unit pembelian

(buying units) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi

dan pembuangan barang, jasa, pengalaman serta ide-ide‖. Sedangkan

menurut Kotler (2007) bahwa, ―perilaku konsumen merupakan studi

tentang cara individu, kelompok, dan organisasi menyeleksi, membeli,

menggunakan, dan memposisikan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman

untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka‖.

The American Marketing Association dalam Setiadi (2003)

menyatakan bahwa perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara

afeksi & kognisi, perilaku, dan lingkungannya dimana manusia melakukan

kegiatan pertukaran dalam hidup mereka. Dari definisi tersebut terdapat 3

(tiga) ide penting perilaku konsumen, yaitu :

1. Perilaku konsumen bersifat dinamis. Itu berarti bahwa perilaku seorang

konsumen, grup konsumen, ataupun masyarakat luas selalu berubah

dan bergerak sepanjang waktu.

2. Perilaku konsumen melibatkan interaksi antara afeksi (perasaan) dan

kognisi (pemikiran), perilaku dan kejadian di sekitar.

3. Perilaku konsumen melibatkan pertukaran, karena itu peran pemasaran

adalah untuk menciptakan pertukaran dengan konsumen melalui

(31)

Peter dan Olson (1999) dalam Simamora (2003) menyatakan

bahwa perilaku konsumen adalah soal keputusan. Lebih jauh lagi,

keputusan adalah soal pilihan. Untuk lebih jelasnya mereka menyatakan

bahwa keputusan meliputi suatu pilihan ―antara dua atau lebih alternatif

tindakan atau perilaku‖. Sastradipora (2003) menyatakan bahwa: ―perilaku

konsumen adalah proses dimana para individu menetapkan jawaban atas

pertanyaan: perlukah, apakah, kapankah, dimanakah, bagaimanakah, dan

dari siapakah membeli barang atau jasa‖. Solomon (2003) menyatakan

bahwa, ―consumer behavior is the process involved when individuals or

groups selest, purchase, use, adn dispose of goods, services, ideas, or experiences to satisfy their needs and desires”. Yang dapat diartikan

bahwa perilaku konsumen merupakan suatu proses yang melibatkan

seseorang ataupun suatu kelompok untuk memilih, membeli,

menggunakan dan memanfaatkan barang-barang, pelayanan, ide, ataupun

pengalaman untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan.

D. Minat Beli Konsumen

Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli

suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan

pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen

melakukan pembelian (Assael, 2001). Mehta (1994: 66) mendefinisikan

minat beli sebagai kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek

(32)

diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian.

Pengertian minat beli menurut Howard (1994) ( Durianto dan Liana, 2004:

44) adalah minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan

rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak

unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Dapat dikatakan

bahwa minat beli merupakan pernyataan mental dari konsumen yang

merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu.

Hal ini sangat diperlukan oleh para pemasar untuk mengetahui minat beli

konsumen terhadap suatu produk, baik para pemasar maupun ahli ekonomi

menggunakan variabel minat untuk memprediksi perilaku konsumen

dimasa yang akan datang.

Sedangkan definisi minat beli menurut Kinnear dan Taylor (1995)

(Thamrin, 2003: 142) adalah merupakan bagian dari komponen perilaku

konsumen dalam sikap mengkonsumsi, kecenderungan responden untuk

bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Rossiter

dan Percy (1998: 126) mengemukakan bahwa minat beli merupakan

instruksi diri konsumen untuk melakukan pembelian atas suatu produk,

melakukan perencanaan, mengambil tindakan-tindakan yang relevan

seperti mengusulkan (pemrakarsa) merekomendasikan (influencer),

memilih, dan akhirnya mengambil keputusan untuk melakukan pembelian.

Menurut Schiffman dan Kanuk (1994) dalam Albari (2002) menyatakan

bahwa motivasi sebagai kekuatan dorongan dari dalam diri individu yang

(33)

motivasi yang tinggi terhadap obyek tertentu, maka dia akan terdorong

untuk berperilaku menguasai produk tersebut. Sebaliknya jika motivasinya

rendah, maka dia akan mencoba untuk menghindari obyek yang

bersangkutan. Implikasinya dalam pemasaran adalah untuk kemungkinan

orang tersebut berminat untuk membeli produk atau merek yang

ditawarkan pemasaran atau tidak.

D.1 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen

Swastha dan Irawan (2001) mengemukakan faktor-faktor

yang mempengaruhi minat membeli berhubungan dengan

perasaan dan emosi, bila seseorang merasa senang dan puas

dalam membeli barang atau jasa maka hal itu akan memperkuat

minat membeli, ketidakpuasan biasanya menghilangkan minat.

Super dan Crites (Lidyawatie, 1998) menjelaskan bahwa

ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat, yaitu :

a. Perbedaan pekerjaan, artinya dengan adanya perbedaan

pekerjaan seseorang dapat diperkirakan minat terhadap

tingkat pekerjaan yang ingin dicapainya, aktivitas yang

dilakukan, penggunaan waktu senggangnya, dan lain-lain.

b. Perbedaan sosial ekonomi, artinya seseorang yang

mempunyai sosial ekonomi tinggi akan lebih mudah

mencapai apa yang diinginkannya daripada yang

(34)

c. Perbedaan hobi atau kegemaran, artinya bagaimana

seseorang menggunakan waktu senggangnya.

d. Perbedaan jenis kelamin, artinya minat wanita akan berbeda

dengan minat pria, misalnya dalam pola belanja.

e. Perbedaan usia, artinya usia anak-anak, remaja, dewasa dan

orangtua akan berbeda minatnya terhadap suatu barang,

aktivitas benda dan seseorang.

Sedangkan menurut Kotler, Bowen, dan Makens (1999)

terdapat dua faktor yang mempengaruhi minat beli seseorang

dalam proses pengambilan keputusan pembelian, yaitu situasi

tidak terduga (Unexpected situation) dan sikap terhadap orang

lain (Respect to Others). Untuk memahami proses motivasi

yang mendasari dan mengarahkan perilaku konsumen dalam

melakukan pembelian perlu dipahami beberapa konsep antara

lain;

a. Teori ekonomi mikro

Menurut teori ini keputusan membeli merupakan

hasil perhitungan ekonomis rasional yang sadar. Teori

ini didasarkan pada asumsi yaitu:

1. Bahwa konsumen selalu mencoba untuk

memaksimumkan kepuasannya dalam batas-batas

(35)

2. Bahwa ia mempunyai pengetahuan tentang beberapa

alternatif sumber untuk memuaskan kebutuhannya.

3. Bahwa ia selalu bertindak rasional.

b. Teori Psikologis

Ada beberapa teori yang termasuk dalam teori

psikologis yang secara garis besar dapat dibagi dalam 2

bagian yaitu, teori belajar dan teori psikoanalitis. Teori

psikologis ini mendasarkan pada penerapan teori

psikologis yang berpendapat bahwa pada umumnya

manusia selalu didorong untuk memenuhi kebutuhan

dasarnya.

c. Teori Psikoanalitis

Teori Psikoanalitis didasarkan pada asumsi bahwa

perilaku manusia dipengaruhi oleh adanya keinginan

yang terpaksa dan adanya motif yang tersembunyi.

Perilaku manusia ini adalah merupakan hasil kerja sama

dari ketiga aspek dalam struktur kepribadian manusiaa

yaitu, id, ego dan super ego.

d. Teori Antropologis

Menurut teori ini bahwa perilaku manusia

dipengaruhi oleh kultur yang terdiri dari masyarakat

(36)

D.2 Minat Pembelian Ulang (Future Intention)

Pembelian ulang (repeat purchase) menurut Peter/Olsen

(2002) adalah: Kegiatan pembelian yang dilakukan lebih dari

satu kali atau beberapa kali.

Kepuasan yang diperoleh seorang konsumen, dapat

mendorong ia melakukan pembelian ulang (repeat purchase),

menjadi loyal terhadap produk tersebut ataupun loyal terhadap

toko tempat dia membeli barang tersebut sehingga konsumen

dapat menceritakan hal-hal yang baik kepada orang lain.

Menurut Schiffman & Kanuk (2000) perilaku pembelian

ulang itu sangat berhubungan dengan konsep dari brand

loyalty, dimana kebanyakan perusahaan mendukung karena hal

ini memilki kontribusi yang besar untuk kestabilan yang baik di

dalam marketplace. Zeithalm et al (1996) menekankan bahwa

pentingnya mengukur minat beli kembali (future intention)

pelanggan untuk mengetahui keinginan pelanggan yang tetap

setia / meninggalkan suatu barang / jasa. Konsumen yang

merasa senang dan puas akan barang / jasa yang telah

dibelinya, akan berpikir untuk membeli ulang kembali barang /

jasa tersebut. Pembelian yang berulang akan membuat

konsumen menjadi loyal terhadap suatu barang / jasa (Band,

(37)

E. Rokok

Rokok itu sendiri menjadi sebuah barang yang sangat familiar

dikehidupan sekitar kita. Apalagi Indonesia menjadi salah satu negara

dengan tingkat perokok tertinggi di dunia. Hal ini membuat rokok bisa

ditemui di mana saja. Awalnya kemunculan rokok dalam kehidupan

manusia dipergunakan untuk keperluan pemujaan atau sesaji kepada

dewa-dewa suku indian. Hal ini ditandai dengan sebuah penelitian yang

menyebutkan bahwa manusia pertama di dunia yang merokok adalah suku

bangsa Indian di Amerika. Pada abad ke-16, sebagai para penjelajah Eropa

ikut mencoba rokok dan kemudian membawa tembakaunya ke Eropa.

Seiring berkembangnya zaman, rokok berubah fungsi menjadi konsumsi

bebas dan tidak lagi memiliki nilai sakral, walaupun kadang di Indonesia

untuk hal-hal magic masih menggunakan rokok sebagai salah satu

persembahannya. Dimulai dengan bangsa Eropa yang merokok bukan

untuk upacara atau pemujaan, melainkan sebagai bagian dari kesenangan

semata. Dikutip dari Wikipedia, rokok bisa diartikan sebagai silinder dari

kertas yang berukuran atau panjangnya sekitar 70 hingga 120 mm,

tergantung kebijaksanaan negara, dengan diameter sekitar 10 mm yang

berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Selain tembakau, rokok

juga berisi bahan-bahan perasa yang biasa disebut dengan saus rokok.

Komposisi rokokpun bermacam-macam, yakni bidis, cigar, kretek, shisha,

bubbly, dan tembakau langsung. Bahan bakunya pun ada beberapa jenis,

(38)

tersebut mempunyai kandungan kimiawi yang sama dan tentunya

berbahaya, yaitu nikotin, tar, sianida, benzene, cadmium, methanol,

asetilena, ammonia, formaldehida, hydrogen sianida, arsenic, karbonmonoksida, dan masih banyak lagi. Dari hal tersebut diketahui

bahwa rokok adalah benda beracun yang memberi efek jangka panjang

pada tubuh perokok baik yang aktif maupun pasif. Pasif disini adalah

orang yang tidak terlalu sering merokok atau bisa juga orang yang berada

disekitar perokok aktif pada saat dia merokok, hal tersebut bisa dikatakan

perokok pasif karena ikut menghirup asap yang dikeluarkan dari perokok

aktif tersebut. Bahaya yang terkandung pada rokok dapat dipaparkan

sebagai berikut :

 Asap rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia yang 200

diantaranya beracun dan 43 jenis lainnya dapat menyebabkan

kanker

 Asap rokok yang baru mati diasbak mengandung tiga kali lipat

bahan pemicu kanker di udara dan 50 kali mengandung bahan

pengiritasi mata dan pernafasan. Semakin pendek rokok yang

dimatikan, maka semakin tinggi kadar racun yang mencemari

udara.

 Rokok bersifat candu yang sangat sulit dilepaskan dalam kondisi

(39)

 Menggunakan tembakau akan merusak kesehatan reproduksi

wanita dan melukai bayi, berat badan bayi rendah, dan bayi bisa

menjadi cacat.

 Rokok penyumbang 80% dari kematian yang diakibatkan oleh

kanker paru-paru.

Rokok menjadi penyebab penyakit pneumonia dan asma.

 Rokok dapat menyebabkan atau memperburuk aliran darah

sehingga menimbulkan penyakit pembuluh darah perifer atau PAD

(Peripheral Artery Disease).

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa merokok

mempunyai banyak dampak negatifnya dibandingkan dengan dampak

positifnya. Hal ini juga yang ingin perusahaan rokok dan pemerintah

sampaikan kepada konsumennya, dengan cara menampilkan

gambar-gambar mengenai penyakit yang akan dihadapi para konsumen rokok.

F. Penyakit Bahaya Merokok

Ada beberapa penyakit yang disebabkan karena mengkonsumsi

rokok yang diantaranya adalah kanker mulut, kanker tenggorokan, kanker

paru-paru dan mungkin masih banyak lagi. Disini penulis akan membahas

tiga penyakit tersebut karena sesuai dengan gambar yang ditempel pada

kemasan rokok sebagai peringatan bahaya merokok yang akan dibahas dan

[image:39.595.98.517.145.577.2]
(40)

1. Kanker Mulut

Dari sekian banyak dampak negatif merokok, kanker rongga mulut

adalah salah satu penyakit yang ditimbulkan. Beberapa bahan yang

terkandung dalam tembakau merupakan karsinogen yang potensial dalam

mencetuskan terjadinya kanker. Kanker rongga mulut atau disebut juga

Karsinoma sel skuamosa merupakan kanker ganas yang meluas dan

bermetastase (kanker menyebar) yang dapat menyebabkan kematian.

Rokok Sebabkan Kanker Rongga Mulut dan Kematian Lebih dari 90%

kanker yang ditemukan dalam rongga mulut adalah jenis ini.

Kemunculannya dapat dimana saja dalam mulut seperti langit-langit,

tulang alveolar, tonsil, dan gusi tetapi secara umum biasanya timbul pada

dasar mulut, lidah dan bibir bawah.

Selain kebiasaan merokok karsinoma sel skuamosa juga

disebabkan faktor lain seperti paparan UV, genetik, kekurangan nutrisi,

infeksi Human Papilloma Virus. Terdapat pula faktor yang merangsang sel

kanker ini menjadi progressif seperti alkohol dan gigi tiruan yang tidak

baik. Berdasarkan hasil pengamatan sebanyak 80% penderita karsinoma

sel skuamosa adalah perokok. Pada perokok ditemukan kebiasaan

menggunakan obat kumur yang mengandung alkohol dimana hal ini

merupakan faktor pemberat, begitu pula apabila perokok tersebut juga

mempunyai kebiasaan minum alkohol, karena semua macam alkohol baik

yang berada dalam obat kumur ataupun dalam minuman mempunyai efek

(41)

perokok berat yang juga mengkonsumsi alkohol biasanya terletak pada

langit-langit rongga mulut, hal ini disebabkan karena iritasi dari panas asap

rokok. Mengingat dari resiko kematian dari penyakit ini maka akan lebih

baik bagi anda yang merupakan perokok berat dan juga mempunyai

kebiasaan konsumsi alkohol untuk mewaspadai apabila ada luka atau lesi

dalam rongga mulut, terutama yang berlokasi di langit-langit.

2. Kanker Tenggorokan

Kanker merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia.

Kanker dapat dialami oleh siapa saja, tidak peduli jenis kelamin, usia atau

status sosial. Kanker merupakan penyakit yang ditandai dengan

munculnya sel-sel abnormal yang tak terkendali pada jaringan normal. Sel

kanker bisa berkembang pada jaringan hingga organ, seperti payudara,

kulit, saraf, tulang dan paru-paru. Pertumbuhan sel kanker dapat

menghalangi fungsi organ-organ vital atau bisa juga menyebar ke seluruh

(42)

Salah satu jenis kanker adalah kanker tenggorokan. Kanker

tenggorokan merupakan kanker yang ditandai dengan munculnya

pertumbuhan jaringan abnormal pada laring, pita suara atau bagian lain

dari tenggorokan. Kanker tenggorokan dapat melibatkan tumor di dasar

lidah, laring, pita suara dan amandel. Risiko penyakit kanker tenggorokan

bisa didapat oleh para pecandu alkohol dan perokok. Meminum akohol

dan menghisap rokok berisiko besar dalam pertumbuhan kanker

tenggorokan. Jenis kanker ini juga bisa disebabkan karena adanya

pembesaran kelenjar tiroid atau disebut juga gondok kronis.

Hal ini bisa disebabkan oleh faktor genetik atau paparan radiasi.

Meski tembakau diperkirakan menjadi penyebab besar kanker

tenggorokan, penyakit ini belum diketahui secara pasti penyebabnya.

Gejala kanker tenggorokan tergantung pada letak dan jenis tumor.

Misalnya, kanker paru-paru dapat menyebabkan sesak napas, nyeri dada

atau batuk. Sedangkan kanker usus dapat menyebabkan sembelit, darah

pada tinja dan diare. Kanker tenggorokan mempunyai gejala umum,

seperti: berkeringat di malam hari, demam, penurunan berat badan,

menggigil, kelelahan dan kehilangan nafsu makan.

a. Berikut gejala lain dari kanker tenggorokan

1. Batuk persisten.

(43)

3. Adanya perasaan seperti ada sesuatu yang menyangkut di

tenggorokan.

4. Mengalami perubahan suara.

5. Sakit tenggorokan.

6. Kesulitan menelan makanan.

7. Mengalami kesulitan bernapas.

8. Gangguan gastraintestinal, seperti diare atau sembelit.

9. Adanya pembengkakan kelenjar getah bening.

b. Pencegahan Kanker Tenggorokan

Salah satu cara untuk mencegah kanker tenggorokan adalah dengan

tidak merokok dan meminum alkohol. Seperti yang tertera pada bungkus

rokok bahwa merokok bisa menyebabkan kanker.

c. Pengobatan Kanker Tenggorokan

Dengan kemajuan zaman, sudah tersedia obat untuk penyakit

kanker. Obat yang ada tidak dimaksudkan untuk menghancurkan sel

kanker dan mengobati kanker, tapi hanya untuk mengurangi risiko yang

diakibatkan oleh kanker dan untuk pencegahan penyebaran kanker ke

bagian tubuh lainnya. Kanker yang terlambat diobati bisa menyebabkan

kematian. Jadi, pengobatan yang baik dilakukan adalah ketika stadium

(44)

3. Kanker Paru-paru

Insiden kanker paru biasanya banyak terjadi pada usia 40 tahun ke

atas. Selain itu, ras, riwayat keluarga dan merokok juga sangat

mempengaruhi insiden kanker paru-paru. Saat ini, tingginya insiden

kanker paru-paru di Indonesia meningkat, yang meninggal akibat kanker

paru-paru setiap tahun meningkat. Menurut statistik yang terkait, gejala

awal kanker paru-paru sekitar dua puluh persen orang akan batuk, dahak

berdarah dan gejala lain dari kanker paru-paru, sedangkan delapan puluh

persen orang tidak memiliki gejala-gejala ini, oleh karena itu, adalah

sangat penting bagi setiap orang untuk lebih memahami gejala awal

kanker paru-paru dan faktor-faktor yang menyebabkan kanker paru-paru.

Dengan terus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan

terus-menerus meningkatkan peralatan medis rumah sakit modern yang dapat

membantu deteksi dini kanker. Dimana tempat yang bagus untuk

pengobatan kanker paru-paru? Apakah Modern Cancer Hospital

Guangzhou bagus untuk pengobatan kanker paru-paru? Para ahli

mengatakan bahwa diagnosis dini sangat penting untuk meningkatkan

efektivitas terapi.

Hal ini dimengerti bahwa, menderita kanker paru-paru mungkin

memiliki gejala berikut. Yang pertama: batuk, kebanyakan adalah batuk

kering yang tidak banyak mengeluarkan dahak, gejala ini banyak muncul

pada saat kelelahan. Karena munculnya tidak memiliki waktu yang pasti,

(45)

tidak ada hubungan. Kedua: sebagian besar disebabkan oleh nekrosis

akibat kanker, ada memiliki fenomena hemoptisis, fenomena ini sifatnya

berkelanjutan, efek pengobatan tidak dapat dikontrol. Ketiga: tunggu

sampai pertengahan-waktu kanker paru-paru, fenomena sesak didada akan

muncul, menampilkan semua jenis fenomena nyeri tersembunyi.

Apa penyebab utama kanker paru-paru? Merokok adalah faktor

utama penyebab penyakit pada masyarakat. Dengan demikian, untuk

beberapa perokok abadi, terutama di usia empat puluh atau lebih, orang

yang hidup dalam kehidupan kota memiliki resiko terkena kanker

paru-paru lebih tinggi. Para ahli kesehatan mengatakan bahwa perokok lelaki

yang telah berkeluarga, kemungkinan terjadinya kanker pada mereka

dibanding dengan keluarga yang tidak merokok lebih besar dua kali lipat;

anak-anak yang sering bertelanjang di tengah-tengah asap rokok, pada

masa depan jangka panjang, akan tiga kali lipat memiliki risiko kanker

lebih tinggi daripada yang lain.

Masih banyak penyakit mematikan yang disebabkan oleh merokok

yang tidak dihiraukan oleh para perokok dan hal ini yang sebenarnya

berakibat fatal. Oleh karena itu tujuan pemerintah memberlakukan

peraturan dan pengemasan peringatan bahaya rokok menggunakan gambar

penyakitnya secara langsung akan sangat membantu para perokok untuk

melihat lebih jelas bahaya apa yang akan mereka dapati apabila

(46)

G. Peringatan Bergambar

1. Gambar Kesehatan di Bungkus Rokok

Penelitian menunjukkan sebagian besar perokok tak menyadari

bahaya sesungguhnya dari racun nikotin. Mereka hanya cukup paham

rokok berbahaya. Bahkan di negara-negara maju yang publikasi bahaya

rokok begitu luas, perokoknya tidak perduli terhadap yang mengancam

mereka dan orang di sekelilingnya. Munculnya peringatan bahaya rokok

berupa gambar dampak nyata nikotin dibungkusnya, antara lain, timbul

karena fakta yang disimpulkan dari berbagai survei dan penelitian tersebut.

Selama ini publikasikan luas itu hanya berupa teks sehingga tidak efektif

menyadarkan para pecandu maupun perokok baru. Dengan gambar, yang

tidak membutuhkan kerja otak lebih keras seperti pada pembacaan teks,

diharapkan kampanye pengetahuan itu bisa lebih efektif. Tapi gambar saja

belum tentu efisien sesuai dengan tujuannya. Penelitian Cunningham pada

2009 menunjukkan bahwa ada beberapa kriteria agar peringatan

bergambar itu dipahami dengan mudah oleh publik. Kriteria itu antara lain:

 Luas gambar 50 persen dari permukaan depan dan belakang

bungkus rokok dibagian atas.

 Berwarna dan tidak tertutup selubung sehingga muda dilihat.

 Pesan menunjukkan besarnya risiko merokok.

Pesan bergambar akan lebih efektif mencapai sasaran terutama di

negara-negara yang tingkat melek hurufnya rendah—jumlah perokok

(47)

rokok paling efektif adalah dikalangan miskin dan pendidikannya rendah.

Pesan bergambar ini harus diganti secara periodik agar dampaknya

panjang dan terus diingat.

Pada 2007 Universitas Indonesia meneliti tentang efektivitas

peringatan bahaya merokok di bungkus rokok yang berupa teks:

―Peringatan pemerintah: merokok dapat menyebabkan kanker, serangan

jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin‖. Hasilnya adalah

90 persen responden, 97 persen di antaranya adalah perokok, pernah

membaca peringatan itu. Dari jumlah itu 43 persen tidak percaya akan

peringatan itu karena tidak merasakan dampak seperti diperingatkan itu,

26 persen tidak termotivasi berhenti merokok, dan 76 persen

menginginkan peringatan kesehatan berupa gambar dan tulisan. Sepertiga

jumlah perokok bahkan menginginkan pesan yang spesifik dan

menakutkan.

Maka ide menerapkan peringatan kesehatan pun muncul. Pasal 17

Undang-Undang Kesehatan menyebutkan pemerintah bertanggung jawab

atas ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi, dan fasilitas

pelayanan yang setingi-tingginya. Salah satu pemberian informasi itu

melalui gambar peringatan kesehatan di bungkus rokok.

2. Pengalaman Negara Lain

Sudah ada 40 negara yang menerapkan kewajiban agar industri

(48)

Pelopornya adalah Kanada pada 2001. Di ASEAN, Singapura memulainya

pada 2004. Malaysia, Thailand, dan Brunei Darussalam kemudian

mengikutinya.

Singapura

Ada enam jenis gambar dampak buruk nikotin terhadap tubuh yang

dipampang di separuh permukaan bungkus rokok bagian depan dan

belakang. Industri patuh termasuk produsen rokok impor dari Indonesia.

Dari ke-6 gambar tersebut, muncul secara periodik atau bergantian.

Pergantian gambar pertama dilakukan pada 2006. Setelah dievaluasi,

hasilnya sungguh efektif: setiap perokok tidak lagi merokok di depan

anak-anak dan separuh perokok mulai memikirkan dampak buruk

menghisap tembakau.

(49)

Pergantian gambar periode pertama terjadi pada 2006, setahun

setelah gambar pertama diluncurkan. Jumlah variasi gambarnya juga

ditambah dari lima menjadi enam di setiap varian bungkus rokok. Tahun

2007 terjadi pergantian baru dengan menambah variasi gambar menjadi

sembilan dan setahun berikutnya ditambah satu variasi baru. Hasilnya,

separuh perokok lebih sadar akan bahaya nikotin dan 92 persen dari

jumlah itu bertekad menghentikan kebiasaan merokok.

Brunei Darussalam

Aturan Menteri Kesehatan terbit pada 2007. Pemerintah memberi

kesempatan tujuh bulan bagi industri untuk mengganti bungkus rokok

dengan menempelkan gambar dampak buruk merokok. Produsen rokok

Indonesia patuh pada peraturan itu bahkan ketika luas gambarnya

ditambah menjadi 75 persen penampang bungkus rokok di depan dan

belakangnya pada 2012 dari semula hanya 50 persen.

(50)

Pemerintah Malaysia menetapkan 1 Januari 2009 sebagai hari

pertama bungkus rokok ditempeli gambar dampak buruk nikotin.

Perusahaan yang membangkang akan ditarik rokoknya dari peredaran.

Variasi enam gambar akan diganti secara periodik setiap dua tahun.

Bagaimana Indonesia ?

Indonesia berpeluang menjadi negara kelima yang mengikuti

langkah pemerintah Singapura, Malaysia, Brunei, dan Thailand. Pasal

114 Undang-Undang Kesehatan mengharuskan pemerintah

memberikan informasi bahaya nikotin dengan gambar yang terang dan

jelas. Pasal ini dikukuhkan oleh keputusan Mahkamah Konstitusi

yang menetapkan rokok sebagai zat adiktif. Juga beberapa aturan

Undang-Undang juga peraturan pemerintah Nomor 19/2012.

Indonesia yang sudah menerapkan aturan ini pada 24 Juni 2014.

Peringatan bergambar yang telah diwajibkan disetiap sampul

rokok yaitu gambar mengenai penyakit yang ditimbulkan akibat

merokok sangat berpengaruh terhadap minat beli ulang rokok, karena

(51)

rokok memakai gambar peringatan bahaya merokok tersebut

konsumen akan berfikir lebih untuk membeli dan mengkonsumsi

rokok dengan adanya gambar peringatan bahaya rokok tersebut.

H. Penelitian Sebelumnya

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Riamond Yosep

Rumatray (2013), yang berjudul ―Pengaruh Ketertarikan Konsumen pada

Iklan Rokok A Mild Terhadap Minat Beli‖. Penelitian ini di lakukan di

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui apakah ada pengaruh ketertarikan konsumen pada iklan rokok

terhadap minat beli konsumen. Tehnik pengumpulan data dilakukan

dengan cara menyebar kuisioner kepada responden. Tehnik analisa data

yakni dengan regresi sederhana, pada penelitian ini variabel

independennya adalah ketertarikan pada iklan dan variabel dependennya

adalah minat beli. Metode pengambilan sampel yakni dengan accidental

sampling yakni dengan penarikan sampel secara kebetulan oleh penulis.

Menurut hasil analisis data dan pembahasan mengenai pengaruh

variabel ketertarikan pada iklan yang didalamnya terdapat variabel model

iklan, slogan, repetisi, dan alur cerita maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut: ketertarikan konsumen (X) diperoleh perhitungan sebesar

16.732 dengan tingkat signifikan 0,000. Sedangkan untuk minat beli

konsumen (Y) lebih besar perhitungannya yaitu 1.9845 maka Ho ditolak.

(52)

konsumen (X) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Minat

beli (Y). Hal ini berarti ketertarikan konsumen akan suatu produk dapat

meningkatkan minat beli konsumen.

I. Kerangka Konseptual

Adanya perbedaan dampak gambar peringatan bahaya merokok

pada kemasan rokok terhadap minat beli ulang rokok, yang menjadi daya

tarik disini adalah gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan

rokok terhadap minat beli ulang rokok. Disini terdapat lima gambar

peringatan bahaya merokok yaitu, gambar dengan tema merokok

menyebabkan kanker mulut, merokok membunuhmu, merokok

menyebabkan kanker tenggorokan, merokok dekat dengan anak

berbahaya, dan merokok menyebabkan kanker paru-paru. Kelima gambar

tersebut adalah gambar penyakit yang ditimbulkan akibat merokok.

Seharusnya dengan adanya gambar tersebut minat beli rokok kecil

karena gambar tersebut menurut saya mempengaruhi kebiasaan para

perokok dengan melihat gambarnya secara tidak langsung mereka akan

lebih berfikir lagi untuk mengkonsumsi rokok atau melihat bukti nyata

dampak bahaya merokok. Selama ini peringatan bahaya merokok hanya

berupa tulisan dan itu terdapat dibawah kemasan rokok, tidak ada

pengaruhnya lagi bagi para perokok, tulisan itu hanya diabaikan tidak

terlalu menonjol juga. Sedangkan dengan adanya gambar penyakit akibat

(53)

dengan letak gambar yang sesuai yaitu tepat di depan atau menjadi sampul

kemasan rokok saat akan membuka rokok.

Minat beli yang paling kecil jika terdapat gambar yang mengerikan

atau gambar yang paling tidak enak dipandang, karena dengan adanya

gambar tersebut maka secara tidak langsung para perokok yang ingin

merokok merasa jijik atau merasa tidak nyaman dengan adanya gambar

tersebut. Walaupun banyak cara dari mereka untuk menghilangkan gambar

tersebut, bisa saja dengan membuang bungkusnya dan memindahkan isi

rokok ke dalam kemasan kaleng atau kemasan yang tidak ada gambar

peringatan bahaya merokok, atau bisa dengan merobek gambar tersebut

pada kemasan rokok, banyak cara yang mereka lakukan untuk

menghilangkan gambar tersebut menurut pengamatan saya, tetapi tetap

saja dengan mereka melakukan hal tersebut tidak dipungkiri lagi bahwa

ada dampak dari adanya gambar peringatan bahaya yang telah pemerintah

tetapkan tersebut.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari perbedaan dampak

gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok terhadap minat

beli ulang rokok.

J. Hipotesis

Ho : Tidak ada perbedaan dampak gambar peringatan bahaya merokok

[image:53.595.96.516.258.633.2]
(54)

Ha : Ada perbedaan dampak gambar peringatan bahaya merokok pada

(55)

35 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Berdasarkan cakupan populasi dan kesimpulan yang diharapkan,

maka penelitian ini termasuk jenis penelitian survei. Menurut Zikmund

(1997) ―metode penelitian survei adalah satu bentuk teknik penelitian di

mana informasi dikumpulkan dari sejumlah sampel berupa orang, melalui

pertanyaan-pertanyaan‖, menurut Gay & Diehl (1992) ―metode penelitian

survei merupakan metode yang digunakan sebagai kategori umum

penelitian yang menggunakan kuesioner dan wawancara‖, sedangkan

menurut Bailey (1982) ―metode penelitian survei merupakan satu metode

penelitian yang teknik pengambilan datanya dilakukan melalui pertanyaan

tertulis atau lisan‖

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan April 2015

2. Lokasi Penelitian

(56)

C. Variabel Penelitian

Dalam Judul penelitian ini mempunyai dua buah variabel, variabel

independen ―Perbedaan Dampak Gambar Peringatan Bahaya Merokok

pada Kemasan Rokok‖ dan variabel dependen ―Minat Beli Ulang Rokok‖.

a. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi

penyebab berubahnya / timbulnya variabel dependen atau variable

terkait. Variabel Independen merupakan variabel penelitian yang

memengaruhi, yaitu faktor-faktor yang diukur, dimanipulasi/ dipilih

oleh seorang peneliti untuk menetapkan/menentukan hubungan antara

fenomena yang sedang diamati. Variabel Independen dalam penelitian

ini adalah Gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok

sebagai variabel independen memiliki dimensi, yaitu ―Gambar Bahaya

Merokok‖.

b. Variabel Dependen

Variabel Dependen sering disebut dengan variabel terkait yaitu

variabel yang disebabkan / dipengaruhi oleh adanya variabel bebas /

variabel independen. Besarnya perubahan pada variabel ini tergantung

dari besaran variabel bebas/ Independen. Variabel dependen pada

penelitian ini adalah gambar peringatan bahaya merokok pada

kemasan rokok. Minat beli merupakan kecenderungan konsumen

(57)

berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat

kemungkinan konsumen melakukan pembelian (Assael, 2001).

1) Minat Beli Ulang

Minat beli ulang adalah konsumen yang merasa senang dan

puas akan barang / jasa yang telah dibelinya, akan berpikir

untuk membeli ulang kembali barang / jasa tersebut. Pembelian

yang berulang akan membuat konsumen menjadi loyal

terhadap suatu barang / jasa (Band, 1991).

Dengan demikian dapat dipahami bahwa pengertian minat beli

dan minat beli ulang adalah kecenderungan untuk merasa

tertarik atau terdorong untuk melakukan kegiatan dan memiliki

barang atau jasa.

Dimensinya adalah :

1. Jenis kelamin

2. Usia

3. Jumlah batang rokok per hari

Dimensi – dimensi diatas dimaksudkan agar peneliti dapat dengan

lebih membahas apa yang dilihat dari sisi gambar peringatan bahaya

merokok, karena disini yang dimaksud adalah gambar peringatan bahaya

merokok pada sampul atau kemasan depan pada rokok. Selain itu, ada

beberapa aspek yang dijadikan patokan agar peneliti dapat lebih spesifik

(58)

Kedua variabel tersebut akan diukur dengan menggunakan skala

likert. Skala likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan

dalam kuisioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan

dalam riset berupa survei. Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang

digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval

yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan

dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif (Sugiono,

2007:131). Skala itu sendiri salah satu artinya, sekedar memudahkan

ukuran-ukuran berjenjang. Skala penilaian, misalnya, merupakan skala

untuk menilai sesuatu yang pilihannya berjenjang, misalnya 0, 1, 2, 3, 4, 5,

6, 7, 8, 9, 10. Skala Likert juga merupakan alat untuk mengukur

(mengumpulkan data dengan cara ―mengukur-menimbang‖) yang

―itemnya‖ (butir-butir pertanyaannya) berisikan (memuat) pilihan yang

berjenjang. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan

persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Dengan skala likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi

indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik

tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan

atau pernyataan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan Skala

Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Skala

Likert itu ―aslinya‖ untuk mengukur kesetujuan dan ketidaksetujuan

seseorang terhadap sesuatu objek, yang jenjangnya bisa tersusun dengan

(59)

sangat setuju : 5

setuju : 4

netral antara setuju dan tidak : 3

tidak setuju : 2

sangat tidak setuju : 1

Skala likert ini kemudian menskala individu yang bersangkutan dengan

menambah bobot jawaban yang dipilih. Nilai rata-rata dari masing-masing

responden dapat dikelompokkan kedalam kelas interval. Ukuran interval

digunakan untuk memberikan informasi tentang interval satu orang obyek

dengan orang atau obyek lain. Jumlah kelas 5 sehingga interval dapat

dihitung sebagai berikut :

Dengan rentang skala 1 maka numeriknya sebagai berikut :

1. Apabila skor variabelnya 1,00 s/d 2,00 menunjukkan minat beli

ulang rokok Sangat Rendah (SR).

2. Apabila skor variabelnya 2,01 s/d 3,00 menunjukkan minat beli

ulang rokok Rendah (R).

3. Apabila skor variabelnya 3,01 s/d 4,00 menunjukkan minat beli

ulang rokok Tinggi (T).

4. Apabila skor variabelnya 4,01 s/d 5,00 menunjukkan minat beli

(60)

D. Definisi Operasional

Definisi masing-masing variabel adalah sebagai berikut:

a. Minat beli kecenderungan untuk merasa tertarik atau terdorong untuk

melakukan sesuatu kegiatan mendapatkan dan memiliki barang dan

jasa merupakan pengertian dari minat beli.

b. Minat beli ulang adalah konsumen yang merasa senang dan puas akan

barang / jasa yang telah dibelinya, akan berpikir untuk membeli ulang

kembali barang / jasa tersebut

c. Gambar peringatan bahaya merokok adalah gambar penyakit-penyakit

akibat merokok yang digambarkan dengan langsung dan dijadikan

sampul depan pada kemasan rokok.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penulisan skripsi ini tidak diketahui.

2. Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto (1998 :117) sampel adalah bagian dari

populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel dalam

penelitian ini adalah sebagian warga Yogyakarta perokok yang telah

melihat gambar penyakit akibat merokok yang menjadi sampul pada

kemasan rokok dalam kurun waktu 4 bulan terakhir.

(61)

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah non

probabilitas. Menurut Sugiyono (2001: 60) non probability sampling

adalah teknik yang tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi

setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Bisa juga

dikatakan teknik pengambilan sampel yang ditemukan atau ditentukan

sendiri oleh peneliti atau menurut pertimbangan pakar. Dalam menentukan

sampel yang akan diambil, peneliti melakukannya secara accidental.

Singarimbun dan Effendi (dalam Soehartami, 2006) mengungkapkan

bahwa accidental adalah pemilihan responden yang dilakukan secara

kebetulan pada orang-orang yang ditemui peneliti.

Oleh sebab itu, penulis menggunakan metode pengambilan sampel

yang ditentukan dengan menggunakan metode Rao Purba (1996) dalam

Agnes Niken Puspitasari (2011). Karena populasi berukuran besar dan

jumlahnya tidak diketahui maka digunakan rumus:

dimana :

n = Jumlah sampel

Z = Tingkat distribusi normal pada taraf signifikan 5% = 1,96

Moe = Margin of Error, yaitu tingkat kesalahan maksimal

pengambilan sampel yang masih dapat ditoleransi atau yang

diinginkan

Dengan menggunakan margin of error sebesar 10%, maka jumlah

(62)

Berdasarkan hasil perhitungan maka jumlah sampel yang

digunakan adalah sekitar 96,04 responden atau dibulatkan menjadi 100

responden.

G. Sumber Data

Pada penelitian ini hanya digunakan data primer. Data primer itu

sendiri adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden yang

dijadikan sampel terhadap jawaban atas responden atas dampak gambar

peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok dari pertanyaan

kuesioner.

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yakni dengan menggunakan metode

angket yang memberikan daftar pertanyaan atau kuesioner terhadap

responden khususnya para perokok yang berada di Yogyakarta. Kuesioner

[image:62.595.99.516.104.574.2]

yang diberikan kepada konsumen berupa pertanyaan yang disertakan

gambar penyakit bahaya merokok yang penulis buat berdasarkan

dimensi-dimensi dari variabel X (Perbedaan gambar peringatan bahaya merokok

(63)

I. Teknik Pengujian Instrumen

Sebelum data dianalisis perlu terlebih dahulu diadakan pengujian

validitas dan reliabilitas dari kuisioner sebagai alat pengukur untuk

mengetahui pertanyaan yang disebar sudah layak digunakan atau belum.

1. Uji Validitas

Uji Validitas adalah prosedur untuk memastikan apakah

kuesioner yang akan dipakai untuk mengukur variabel penelitian valid

atau tidak. Kuesioner dikatakan valid apabila dapat mempresentasikan

atau mengukur apa yang hendak diukur (variabel penelitian). Dengan

kata lain validitas adalah ukuran yang menunjukkan kevalidan dari

suatu instrumen yang telah ditetapkan. Rumus yang digunakan untuk

mencari nilai korelasi adalah dengan korelasi Pearson Product Moment

yang

Gambar

Tabel V.3 Karakter Responden dilihat dari Jumlah Batang Rokok yang
gambar tersebut paling efektif menekan pembelian rokok. Karena
Gambar peringatan bahaya merokok yang akan diteliti adalah ke
gambar mengenai penyakit yang akan dihadapi para konsumen rokok.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Grafik Peringkat Provinsi Bali menurut Angka Melek Huruf dalam skala Nasional Tahun 2013. Sumber : Paparan BPS

Hasil kajian menunjukkan bahawa keempat-empat pusat pendidikan awal kanak-kanak tersebut melaksanakan pendidikan awal kanak-kanak yang bersesuaian dengan asas-asas pendidikan

Pada masa pembangunan bangsa indonesia yang bergerak pada kemajuan teknologi yang meningkat dan pesat, serta adanya keinginan untuk mengurangi ketergantungan terhadap pihak asing,

Oleh karena itu untuk memudahkan informasi tersebut dibuatlah suatu website mengenai parabola, dimana didalam website tersebut berisi produk apa saja yang bisa dilihat oleh

Dengan menggunakan fasilitas Microsoft Office 2002 terutama pada aplikasi Frontpagenya, penulis mencoba membuat Homepage sederhana mengenai salah satu Pemain Sepakbola yaitu

Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK)

Sistem pemasukan data atau yang biasa disebut dengan data entry yang digunakan oleh perusahaan Media Kreasi pada saat ini dapat dikatakan masih manual, dikarenakan perusahaan

Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK)