ABSTRACT
RELATIONSHIP OF ATTITUDE ABOUT SMOKING RISK WARNING IMAGE ON CIGARETTE PACK WITH FAMILY HEAD THAT SMOKE IN STAGE OF SMOKING CESSATION IN RESTU BARUVILLAGE OF RUMBIA DISTRICT
IN CENTRAL LAMPUNG
By
ANDINI SARASWATI
Smoking banned image on cigarette packs is a health education for smokers and potential smokers.Smoking cesation is an act to leave the habit of smoking.This stage consists of pre-contemplation, contemplation, preparation, action and maintenance.This study aimed to determine the relationship of attitude about smoking risk warning image on cigarette pack with family head that smoke in stage of smoking cessation in Restu Baru Village of Rumbia District in Central Lampung.
This study used a descriptive analytical method with cross sectional approach. The sample in this study, consist of 205 respondents, was taken by proportional random sampling method.The data analysis used Chi-Square hypothesis test. This study was identified by the questionnaire and interview directly to the respondents.
The results showed that 96 respondents (46.8%) have negative attitude, which were dominated by 48 respondent (23.4%) in pre-contemplation stage.Respondents who have positive attitude is109 respondents (53.2%), which were dominated by 67 respondents (32.7%) in contemplation stage. The results of data analysis using Chi Square test with α= 0.05 found that there is a significant relationship between attitude about smoking risk warning image on cigarette pack with family head that smoke with p-value= 0.001 and CI = 0.001-0.015.
ABSTRAK
HUBUNGAN SIKAP TENTANG PERINGATAN BAHAYA MEROKOK BERUPA GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK DENGAN TAHAPAN BERHENTI MEROKOK PADA KEPALA KELUARGA PEROKOK DI DESA RESTU BARU KECAMATAN RUMBIA LAMPUNG TENGAH
Oleh
ANDINI SARASWATI
Peringatan kesehatan berupa gambar di bungkus rokok merupakan pendidikan kesehatan bagi perokok dan calon perokok. Berhenti merokok adalah tindakan untuk meninggalkan kebiasaan merokok. Tahapan ini terdiri dari tahap prekontemplasi, kontemplasi, persiapan, aksi dan pemeliharaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sikap tentang peringatan bahaya merokok berupa gambar pada kemasan rokok dengan tahapan berhenti merokok pada Kepala Keluarga perokok di Desa Restu Baru Kecamatan Rumbia Lampung Tengah.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik, dengan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini sebanyak 205 responden diambil dengan metode proportional random sampling. Analisis data ini menggunakan uji hipotesis Chi-Square, Penelitian ini diidentifikasi dengan alat bantu kuesioner dan wawancara langsung kepada responden.
Hasil penelitian menunjukkan 96 orang responden (46,8%) bersikap negatif, dimana responden dominan berada pada tahap prekontemplasi sebanyak 48 orang (23,4%). Responden yang memiliki sikap positif sebanyak 109 orang responden (53,2%), dimana tahap kontemplasi mendominasi, yakni sejumlah 67 orang responden (32,7%). Hasil analisis data menggunakan Chi Square dengan α= 0,05
didapatkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara peringatan bahaya merokok berupa gambar dengan tahapan berhenti merokok pada kepala keluarga perokok dengan p-value = 0,001 dan IK=0,001-0,015.
HUBUNGAN SIKAP TENTANG PERINGATAN BAHAYA MEROKOK BERUPA GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK DENGAN TAHAPAN BERHENTI MEROKOK PADA KEPALA KELUARGA PEROKOK DI DESA RESTU BARU KECAMATAN RUMBIA LAMPUNG TENGAH
Oleh
ANDINI SARASWATI Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA KEDOKTERAN
Pada
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
HUBUNGAN SIKAP TENTANG PERINGATAN BAHAYA MEROKOK BERUPA GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK DENGAN TAHAPAN BERHENTI MEROKOK PADA KEPALA KELUARGA PEROKOK DI DESA RESTU BARU KECAMATAN RUMBIA LAMPUNG TENGAH
Skripsi
Oleh
ANDINI SARASWATI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Teori Penelitian ... 8
2. Kerangka Konsep Penelitian ... 9
3. Kerucut Edgar Dale ... 32
DAFTAR ISI
Halaman
COVER
DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi
I.PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum ... 5 2. Tujuan Khusus ... 5
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis ... 5 2. Manfaat Aplikatif ... 6
E. Hipotesis ... 7
F. Kerangka Pemikiran
1. Kerangka Teori... 8 2. Kerangka Konsep... 9
II. TINJAUAN PUSTAKA A.Rokok
ii
2. Bahan Baku Rokok ... 10
3. Kandungan Rokok ... 11
4. Sejarah Rokokdi Indonesia ... 12
5. Pembagian Rokok... 12
6. Jenis Rokok ... 13
7. Filter Rokok ... 14
8. Dampak Rokok Bagi Kesehatan ... 15
B. Perokok 1. Definisi Perokok ... 16
2. Klasifikasi Perokok ... 16
3. Tipe Kondisi Perokok ... 16
C.Merokok 1. Definisi Merokok... 17
2. Tahapan Perilaku Merokok... 18
3. Faktor Penyebab Perilaku Merokok... 18
4. Alasan Merokok... 19
5. Perubahan Perilaku Merokok... 19
a. Teori Green... 20
b. Teori WHO... 20
c. Health Belief Model... 21
d. Teori Tingkat Perubahan Perilaku... 22
D.Berhenti Merokok (Smoking Cessation) 1. Definisi Berhenti Merokok... 23
2. Tahapan Berhenti Merokok... 24
3. Manfaat Berhenti Merokok... 24
4. Metode Berhenti Merokok..... 26
5. Program Berhenti Merokok (PBM)... 28
6. Kendala Berhenti Merokok... 29
E. Promosi Kesehatan 1. Definisi Promosi Kesehatan... 31
2. Media Promosi Kesehatan... 32
3. Metode Promosi Kesehatan... 33
F. Peringatan Bahaya Merokok Berupa Gambar... 33
G.Sikap 1. Definisi Sikap...35
2. Komponen Pokok Sikap... 36
H.Peranan Pelayanan Kesehatan...37
III. METODE PENELITIAN A.Desain Penelitian... 39
B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian... 39
2. Tempat Penelitian... 39
C.Populasi dan Sampel 1. Populasi... 40
2. Sampel... 40
3. Teknik Sampling... 41
D.Kriteria Inklusi dan Eksklusi 1. Kriteria Inklusi... 42
2. Kriteria Eksklusi... 42
E. Identifikasi Variabel...42
F. Definisi Operasional... 43
G.Metode Pengumpulan Data 1. Data Primer... 43
2. Data Sekunder... 44
H.Alur Penelitian 1. Permintaan Izin... 44
2. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Kuesioner... 44
3. Pengumpulan Data... 44
4. Pengolahan dan Analisis Data... 45
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian 1. Analisis Univariat... 49
2. Analisis Bivariat Deskriptif... 52
iv
1. Analisis Univariat... 54 2. Analisis Bivariat...60
C. Keterbatasan Penelitian... 63
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan... 65
B. Saran... 66
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Total Sampel Setiap Dusun dengan Menggunakan
Teknik Proportional Random Sampling ... 41
2. Definisi Operasional ... 43
3. Distribusi Frekuensi Usia Responden ... 50
4. Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden ... 50
5. Distribusi Frekuensi Kategori Perokok Responden ... 51
6. Distribusi Frekuensi Sikap Responden Terhadap Gambar Peringatan Bahaya Rokok ... 52
7. Distribusi Frekuensi Tahapan Berhenti Merokok Responden... ... 53
8. Distribusi Frekuensi Hubungan Sikap Tentang Peringatan Bahaya Merokok dengan Tahapan Berhenti Merokok Responden ... 53
PERSEMBAHAN
Ku persembahkan karya ku ini untuk
Orang Tuaku Tercinta Drs. H. Suhardi (Alm) dan Hj. Sartini,S.H.,M.H.
Saudariku Annisa Ayu Martiana
Kekasihku Eran Lambang Saputra, S.H.
Keluarga, Sahabat dan Almamater Tercinta
bahwasannya setiap orang yang kau temui adalah
saudaramu...”
RIWAYAT HIDUP
Penulis merupakan puteri pertama dari pasangan Bapak Drs.Hi.Suhardi dan Ibu
Hj.Sartini,S.H.,M.H., dilahirkan di Kota Bandar Lampung, Lampung pada tanggal
15 Maret 1993.
Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) di Yayasan
Al-Kautsar Bandar Lampung pada tahun 1999, kemudian penulis melanjutkan
pendidikan dasar di SD Al-Kautsar Bandar Lampung dan menyelesaikannya pada
tahun 2005. Penulis lantas melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP
Al-Kautsar Bandar Lampung dan menyelesaikannya pada tahun 2008, kemudian
Penulis tercatat sebagai alumni SMA Al-Kautsar pada tahun 2011.
Lulus dari SMA di tahun 2011, penulis diterima menjadi mahasiswi pada Jurusan
S1 Hubungan Internasional di Presiden University dan pada Program Studi
Pendidikan Dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung melalui
SNMPTN. Cita-cita penulis yang ingin menjadi seorang dokter menghantarkan
penulis menjadi mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Selama
SANWACANA
Bismillahirrahmanirrahiim
Alhamdulillahirrahmanirrahiim, terima kasih Yaa Allah atas karunia-Mu yang
sungguh luar biasa hingga akhirnya saya dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Hubungan Sikap tentang Peringatan Bahaya Merokok Berupa Gambar
pada Kemasan Rokok dengan Tahapan Berhenti Merokok pada Kepala Keluarga
Perokok di Desa Restu Baru Kecamatan Rumbia Lampung Tengah” yang
merupakan syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung.
Terima kasih yang teramat sangat ingin saya tujukan kepada berbagai pihak yang
telah membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini. Dukungan, saran, kritik
membangun, bimbingan dan bantuan yang telah diberikan kepada saya. Terima
kasih saya ucapkan kepada:
1. Prof.Dr.Ir.H.Sugeng P.Harianto,M.S. selaku Rektor Universitas Lampung dan
Bapak yang selalu memberi semangat, terima kasih pak!
2. Staf Dekanat dan para Dosen yang mengajar di Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung.
3. dr. TA Larasati,M.Kes selaku pembimbing satu yang telah membimbing,
membantu, mengarahkan, membagi ilmu, memberikan ide dan memotivasi
memotivasi saya untuk penyelesaian skripsi ini. Terima kasih banyak, dok..
5. dr.Reni Zuraida,M.Si selaku penguji skripsi saya, terima kasih dok, atas saran
dan kritik membangunnya dok.
6. dr.Ety Apriliana,M.Biomed selaku Pembimbing Akademik saya yang selalu
saya mintakan doanya di tiap kesempatan. Terima kasih,dok.
7. Guru-guru saya di masa TK,SD,SMP dan SMA serta almamater tercinta
Yayasan Al-Kautsar, yang telah membimbing, membentuk karakter,
mengajarkan banyak hal, memberikan canda dan tawa di 13 tahun masa
kehidupan saya di bangku sekolah. Kalian semua orang tua saya, Pak,Bu.
8. Orang tua ku tersayang, tercinta Bapak Drs.Hi.Suhardi (Alm) dan Ibu
Hj.Sartini,S.H.,M.H. Terima kasih atas segala-galanya, segala hal yang telah
Bapak dan ibu berikan, yang bahkan anakmu ini tidak sanggup untuk
menjelaskan satu persatu hal yang sudah kalian berikan dari ujung rambut
hingga ujung kaki, semua berkat kerja keras Bapak dan Ibu. Terima kasih atas
segala doa yang selalu dipanjatkan untukku, baik ibu yang masih berada di
sisiku maupun bapak yang mengirimkan doanya dari Surga. I love you.
9. Annisa Ayu Martiana, adikku tersayang yang selalu memberikan semangat,
dukungan dan motivasi. Membantu menemani kesana kemari. Terima kasih
dede ku sayang.
10. Keluarga besar Mbah Budiman Karjono (Alm) dan Mbah Lasinem dan
Keluarga Besar Mbah Martin (Alm) dan Mbah Ponisah (Almh). Bude-Bude
Sepupu, Keponakan, Cucu yang tidak disebutkan satu persatu. Terimakasih
semuanya.
11. Sahabat TK, SD, SMP dan SMA yang saat ini sudah berpencar di berbagai
belahan dunia, teman mu ini seorang Sarjana Kedokteran dan akan berjuang
menjadi Dokter. Swear!
12. Sahabat ku, Alvionita Nur Fitriana, Devi Putri Amalia Suryani dan Intan
Mayang Sari yang telah membantu banyak dalam mengisi keceriaan,
kebahagiaan selama ini, semoga persahabatan kita dapat terus terjalin hingga
kita tua nanti.
13. Sahabat, saudaraku angkatan 2011 Fakultas Kedokteran Universitas
Lampung, kita pasti sukses dan membanggakan almamater kita, FK Unila.
14. Isa Ansori (Bapak), Eri Leonora (Ibu), M.Tadawi (Pugok), Almh.Zalimah
(Nenek), drh.Russhel Andri Gapala (Adek Isel), Annisa Ananta Kirana (Adek
Nanta) yang telah membantu, menemani, memberi semangat dan mendoakan
Dini. Terima kasih sudah menganggap Dini sebagai bagian dari keluarga di
Rumbia. Dini sayang Keluarga Rumbia.
15. Eran Lambang Saputra,S.H., kekasih hatiku yang sudah menemaniku,
membantu, memberi dukungan, semangat dan kasih sayang dari zaman putih
biru.
Penulis sadar bahwa karya ini masih jauh dari kesempurnaan, namun besar
harapan penulis agar karya ini dapat bermanfaat bagi masyarakat luas.
Bandar Lampung, 6 Januari 2015
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Merokok merupakan salah suatu kebiasaan penduduk Indonesia. Kebiasaan
tersebut berlaku bagi masyarakat kelas ekonomi bawah dan kelas ekonomi
atas. Kebiasaan merokok merupakan masalah yang penting dewasa ini. Bagi
sebagian orang, rokok sudah menjadi kebutuhan dan gaya hidup yang tidak
dapat ditinggalkan dalam kehidupan sehari-hari (Thabrany, 2009).
Hasil Global Adult Tobacco Survey (GATS) tahun 2011 menunjukkan,
Indonesia menduduki posisi pertama dengan prevalensi perokok aktif bila
dibandingkan dengan negara-negara lain yang melaksanakan GATS, yaitu
67,4% pada laki-laki dan 2,7% pada wanita. Menurut laporan Riskesdas tahun
2010, persentase perokok di pedesaan lebih tinggi dibandingkan persentase
perokok di perkotaan. Dari 86.869 responden di pedesaan, sebanyak 37,4%
merupakan perokok aktif, sedangkan di perkotaan sebanyak 32,4% responden
merupakan perokok aktif dari 91.057 responden (Depkes, 2012 a).
Laporan WHO menyebutkan bahwa jumlah perokok meningkat 2.1% per tahun
di negara berkembang, sedangkan di negara maju menurun sekitar 1.1% per
tahun (Depkes, 2013 e). Sekitar 28,3% perokok tergolong ke dalam sosial
2
pendapatan dalam sebulan untuk membeli rokok (Heryani, 2014). Tingkat
prevalensi perokok di Provinsi Lampung menduduki peringkat ke-10 dari 34
provinsi di Indonesia, yakni sebesar 38%, dimana posisi pertama tingkat
prevalensi perokok tertinggi adalah Kalimantan Tengah, yakni 43,2% dan
terendah di Sulawesi Tenggara sebesar 28,3% (Depkes, 2012 b).
Rokok mengandung zat adiktif yang menyebabkan adiksi atau ketergantungan
yang membahayakan kesehatan, ditandai dengan perubahan perilaku, kognitif,
fenomena fisiologis, serta keinginan kuat untuk mengonsumsi bahan tersebut
(Depkes, 2013 f). Di dalam asap rokok, terdapat 4000 macam zat kimia, 200 di
antaranya berbahaya dan 43 di antaranya adalah zat karsinogenik atau
penyebab kanker. Environmental Protection Agency (EPA) dari Amerika
Serikat menyatakan bahwa rokok dapat membunuh 1 orang di seluruh dunia
setiap 10 detik (Perdana, 2009).
Tingkat kematian akibat rokok di Indonesia telah mencapai 57.000 orang setiap
tahunnya dan 4.000.000 kematian di dunia setiap tahunnya. Pada tahun 2030
diperkirakan tingkat kematian di dunia akibat konsumsi tembakau akan
mencapai angka 10.000 orang tiap tahunnya dan sekitar 70% terjadi di
negara-negara berkembang termasuk Indonesia (Heryani, 2014).
Selama ini kita hanya mengenal satu peringatan efek samping rokok yakni
“Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, gangguan
kehamilan dan janin”pada kemasan rokok, namun saat ini peringatan merokok
yang tertera di setiap iklan rokok dan kemasan rokok tersebut sudah lebih
yang merokok, ditambah dengan ilustrasi gambar yang cukup menyeramkan
(Depkes, 2014 d).
Peringatan Kesehatan berupa gambar di bungkus rokok adalah penting,
peringatan ini harus mudah dilihat dan diingat oleh perokok dan calon perokok,
menggunakan pesan tunggal dan harus diganti secara periodik agar tidak
kehilangan dampaknya. Tujuan peringatan bahaya merokok berupa gambar ini
adalah untuk memberikan informasi bagi konsumen tentang bahaya merokok,
pendidikan kesehatan yang efektif dan murah, meningkatkan kesadaran
masyarakat akan dampak merokok terhadap kesehatan serta menekan
pertumbuhan perokok pemula. Peringatan ini memberikan peluang bagi
Indonesia menjadi negara ASEAN ke-5 yang mengikuti peraturan ini sesuai
dengan Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 pasal 114 dimana
setiap orang yang memproduksi atau memasukkan rokok ke wilayah Indonesia
wajib mencantumkan peringatan kesehatan (Depkes, 2012 c).
Berhenti merokok adalah tindakan yang dilakukan oleh seorang perokok untuk
meninggalkan kebiasaan merokok, merupakan perpaduan dari terapi perilaku
dan obat. Tahapan ini terdiri dari tahap prekontemplasi, kontemplasi,
persiapan, aksi dan pemeliharaan. Tahapan berhenti merokok ini mengacu pada
teori perubahan perilaku Prochaska, yang dikembangkan oleh beberapa pakar
seperti Velicer, Fava, Norman dan Redding, menjadi konsep yang lebih
spesifik untuk memahami perubahan perilaku perokok atau disebut tahapan
4
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, merokok sampai saat ini masih
menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia. Data Depkes juga menunjukkan
bahwa Provinsi Lampung menduduki peringkat ke-10 dari 34 provinsi untuk
prevalensi perokok di Indonesia pada tahun 2014, sehingga dapat dikatakan
bahwa prevalensi perokok di Lampung cukup tinggi. Laporan Riskesdas tahun
2010 juga menunjukkan bahwa persentase perokok di desa lebih tinggi
daripada perokok di kota, yakni 37,4%. Juni 2014 ini, pemerintah menerapkan
peraturan baru untuk mengurangi jumlah perokok, yakni berupa peringatan
kesehatan berupa gambar yang tertera pada bungkus rokok. Langkah ini
diambil pemerintah setelah peraturan-peraturan sebelumnya masih belum
menghasilkan perubahan yang sesuai harapan. Hal ini menjadi alasan dan
konsen peneliti untuk mengetahui hubungan sikap tentang peringatan bahaya
merokok berupa gambar pada kemasan rokok dengan tahapan berhenti
merokok pada kepala keluarga perokok di Desa Restu Baru Kecamatan
Rumbia Lampung Tengah. Alasan peneliti memilih lokasi tersebut ialah
berdasarkan wawancara awal dengan pihak Kecamatan, Kepala Desa, dan
masyarakat setempat di daerah tersebut yang membenarkan bahwa jumlah
perokok aktif di daerah tersebut cukup tinggi, hampir 90% rumah yang ada di
daerah tersebut dihuni oleh seorang perokok aktif.
B.Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu apakah ada hubungan sikap tentang
tahapan berhenti merokok pada kepala keluarga perokok di Desa Restu Baru
Kecamatan Rumbia Lampung Tengah?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan sikap tentang peringatan bahaya merokok berupa
gambar pada kemasan rokok dengan tahapan berhenti merokok pada
Kepala Keluarga perokok di Desa Restu Baru Kecamatan Rumbia
Lampung Tengah tahun 2014.
2. Tujuan Khusus
Penelitian ini memiliki tujuan khusus sebagai berikut:
1. Mengetahui sikap kepala keluarga perokok tentang peringatan bahaya
merokok berupa gambar pada kemasan rokok di Desa Restu Baru
Kecamatan Rumbia Lampung Tengah.
2. Mengetahui tahapan berhenti merokokkepala keluarga perokok di Desa
Restu Baru Kecamatan Rumbia Lampung Tengah.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini dapat dikategorikan sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu
6
2. Manfaat Aplikatif
Secara aplikatif, penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai
berikut:
a. Bagi Peneliti
Merupakan sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam
rangka penerapan ilmu pengetahuan selama pendidikan Sarjana
Kedokteran dan merupakan pengalaman yang berharga bagi peneliti.
b. Bagi Masyarakat
Peneliti berharap hasil dari penelitian ini dapat membuka paradigma
masyarakat tentang rokok sehingga pemahaman tentang dampak dari
konsumsi rokok semakin meningkat.
c. Bagi Institusi
Peneliti berharap penelitian ini dapat menggerakkan institusi agar ikut
berperan aktif dalam mencegah perilaku merokok di area kampus,
mengingat berbagai dampak kesehatan yang ditimbulkan oleh rokok,
khususnya di lingkungan kampus hijau Universitas Lampung.
d. Bagi Kecamatan Rumbia
Peneliti berharap penelitian ini menjadi dokumentasi Kecamatan dan
referensi guna peningkatan status kesehatan warganya, terutama warga
yang merokok.
e. Bagi Peneliti Lain
Peneliti berharap penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian
E. Hipotesis
Hipotesis pada penelitian ini yaitu ada hubungan antara sikap tentang
peringatan bahaya merokok berupa gambar pada kemasan rokok dengan
tahapan berhenti merokok pada Kepala Keluarga perokok di Desa Restu Baru
8
F. Kerangka Pemikiran
1. Kerangka Teori
Gambar 1. Kerangka Teori Penelitian
(Sumber: Green dalam Notoatmodjo, 2010 yang dimodifikasi) -Produk rokok dengan
2. Kerangka Konsep
Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian
Variabel independen / bebas
Variabel dependen / terikat
Tahapan berhenti merokok Sikap perokok tentang
peringatan bahaya merokok berupa gambar pada kemasan
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Rokok
1. Definisi Rokok
Rokok adalah hasil olahan tembakau yang terbungkus, dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan (Heryani, 2014).
2. Bahan Baku Rokok
Bahan baku yang digunakan untuk membuat rokok adalah sebagai berikut: 1. Tembakau
Jenis tembakau yang dibudidayakan dan berkembang di Indonesia termasuk dalam spesiesNicotiana tabacum(Santika, 2011).
2. Cengkeh
3. Saus Rahasia
Saus ini terbuat dari beraneka rempah dan ekstrak buah-buahan untuk menciptakan aroma serta cita rasa tertentu. Saus ini yang menjadi pembeda antara setiap merek dan varian kretek (Anonim, 2013).
3. Kandungan Rokok
Menurut Muhibah (2011) racun rokok yang paling utama adalah sebagai berikut:
1. Nikotin
Nikotin dapat meningkatkan adrenalin yang membuat jantung berdebar lebih cepat dan bekerja lebih keras, frekuensi jantung meningkat dan kontraksi jantung meningkat sehingga menimbulkan tekanan darah meningkat (Tawbariahet al., 2014).
2. Tar
Tar adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru, mengandung bahan-bahan karsinogen (Mardjun, 2012). 3. Karbon monoksida (CO)
12
4. Sejarah Rokok di Indonesia
Menurut Poetra (2012) kebiasaan merokok di Indonesia diperkirakan dimulai pada awal abad ke-19, dimana warisan budaya luhur bangsa Indonesia ialah rokok kretek. Rokok kretek adalah rokok yang menggunakan tembakau asli yang dikeringkan, dipadukan dengan cengkeh dan saat dihisap terdengar bunyi kretek . Sejarah rokok kretek di Indonesia bermula dari kota Kudus, Jawa Tengah.
5. Pembagian Rokok
Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Rokok berdasarkan bahan baku atau isinya, dibedakan menjadi:
a. Rokok Putih
Isi rokok ini hanya daun tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu (Mardjun, 2012). Rokok putih mengandung 14 - 15 mg tar dan 5 mg nikotin (Alamsyah, 2009).
b. Rokok Kretek
c. Rokok Klembak
Bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
2. Rokok berdasarkan penggunaan filter menurut Mardjun (2012) dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
a. Rokok Filter: rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus
b. Rokok Non Filter: rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus
6. Jenis Rokok
Menurut Mustikaningrum (2010) jenis rokok dibagi menjadi delapan, yaitu:
1. Rokok
Merupakan sediaan tembakau yang banyak digunakan. 2. Rokok Organik
Merupakan jenis rokok yang dianggap tidak mengandung bahan adiktif
sehingga dinilai lebih aman dibanding rokok modern.
3. Rokok Gulungan atau Lintingan
14
4. Bidis
Bidis berasal dari India dan beberapa negara Asia Tenggara. Bidis dihisap lebih intensif dibandingkan rokok biasa, sehingga terjadi peningkatan pemasukan nikotin yang dapat menyebabkan efek kardiovaskuler.
5. Kretek
Mengandung 40% cengkeh dan 60% tembakau. Cengkeh menimbulkan aroma yang enak, sehingga kretek dihisap lebih dalam daripada rokok biasa.
6. Cerutu
Kandungan tembakaunya lebih banyak dibandingkan jenis lainnya, seringkali cerutu hanya mengandung tembakau saja.
7. Pipa
Asap yang dihasilkan pipa lebih basa jika dibandingkan asap rokok biasa, sehingga tidak perlu hisapan yang langsung untuk mendapatkan kadar nikotin yang tinggi dalam tubuh.
8. Pipa Air
Sediaan ini telah digunakan berabad-abad dengan persepsi bahwa cara ini sangat aman. Beberapa nama lokal yang sering digunakan adalahhookah, bhang, narghile, shisha.
7. Filter Rokok
jumlah sangat sedikit. Filter juga berfungsi untuk mendinginkan rokok sehingga menjadi mudah dihisap (Mustikaningrum, 2010).
8. Dampak Rokok Bagi Kesehatan
Menurut Center of Desease Control (CDC) dalam Octafrida (2011) merokok membahayakan setiap organ di dalam tubuh. Merokok menyebabkan penyakit dan memperburuk kesehatan,seperti :
1. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
PPOK sudah terjadi pada 15% perokok. Individu yang merokok mengalami penurunan pada Forced Expiratory Volume in second
(FEV1), dimana kira-kira hampir 90% perokok berisiko menderita PPOK (Saleh, 2011).
2. Pengaruh Rokok terhadap Gigi
Hubungan antara merokok dengan kejadian karies, berkaitan dengan penurunan fungsi saliva yang berperan dalam proteksi gigi. Risiko terjadinya kehilangan gigi pada perokok, tiga kali lebih tinggi dibanding pada bukan perokok (Andina, 2012).
3. Pegaruh Rokok Terhadap Mata
16
4. Pengaruh Terhadap Sistem Reproduksi
Merokok akan mengurangi terjadinya konsepsi, fertilitas pria maupun wanita. Pada wanita hamil yang merokok, anak yang dikandung akan mengalami penuruan berat badan, lahir prematur, bahkan kematian janin (Anggraini, 2013).
B. Perokok
1. Definisi Perokok
Perokok adalah seseorang yang suka merokok, disebut perokok aktif bila orang tersebut yang merokok secara aktif, dan disebut perokok pasif bila orang tersebut hanya menerima asap rokok saja, bukan melakukan aktivitas merokok sendiri (KBBI, 2012).
Definisi lain dari perokok adalah mereka yang merokok setiap hari untuk jangka waktu minimal enam bulan selama hidupnya masih merokok saat survei dilakukan (Octafrida, 2011).
2. Klasifikasi Perokok
3. Tipe Kondisi Perokok
Menurut Syafiie (2009) ada empat perilaku merokok, yaitu: 1. Kondisi perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif
Terdapat tiga sub tipe perokok yang menjadikan rokok sebagai penambah kenikmatan yang sudah didapat, seperti merokok setelah makan atau minum kopi, merokok untuk sekedar menyenangkan perasaan, dan suatu kenikmatan seorang perokok saat memegang rokoknya.
2. Kondisi merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif
Perokok merokok saat marah, cemas dan gelisah. Rokok dianggap sebagai penyelamat.
3. Kondisi merokok yang adiktif
Mereka yang sudah adiksi, akan menambah dosis rokok yang digunakan setiap saat setelah efek dari rokok yang dihisapnya berkurang.
4. Kondisi merokok yang sudah menjadi kebiasaan.
Mereka menggunakan rokok bukan karena untuk mengendalikan perasaan, tetapi karena benar-benar sudah menjadi kebiasaannya rutin. Ia menghidupkan api rokoknya bila rokok yang sebelumnya telah benar-benar habis.
C. Merokok
1. Definisi Merokok
18
2. Tahapan Perilaku Merokok
Menurut Leventhal & Clearly dalam Mustikaningrum (2010) terdapat empat tahap seseorang menjadi perokok, yaitu:
1. Tahap Persiapan
Seseorang mendapatkan gambaran yang menyenangkan mengenai merokok dengan cara mendengar, melihat atau dari hasil bacaan. Hal ini bagi mereka menimbulkan minat untuk merokok.
2. Tahap Inisiasi
Tahap perintisan merokok yaitu tahap apakah seseorang akan meneruskan atau tidak terhadap perilaku merokok.
3. Tahap Menjadi Perokok
Seseorang telah mengonsumsi rokok sebanyak empat batang per hari maka mempunyai kecenderungan menjadi perokok.
4. Tahap Pemeliharaan
Pada tahap ini merokok sudah menjadi salah satu bagian dari cara pengaturan diri.
3. Faktor Penyebab Perilaku Merokok
Faktor yang menyebabkan seseorang merokok diantaranya sebagai berikut: 1. Gemerlap mengenai perokok
2. Kemudahan mendapatkan rokok, harganya yang relatif murah, dan distribusinya yang merata.
3. Kurangnya pengetahuan tentang bahaya merokok bagi kesehatan.
4. Adanya anggapan bahwa merokok dapat mengatasi kesepian, kesedihan, kemarahan dan frustasi.
5. Faktor sosio-kultural seperti pengaruh orang tua, teman dan kelompoknya.
4. Alasan Merokok
Menurut Sadikin et al,. (2008) alasan seseorang merokok ialah sebagai berikut:
1. Khawatir tidak diterima di lingkungannya jika tidak merokok.
2. Ingin tahu, alasan ini banyak dikemukakan oleh kalangan muda, terutama perokok wanita.
3. Untuk kesenangan, alasan ini lebih banyak diutarakan oleh perokok pria. 4. Mengatasi ketegangan, merupakan alasan yang paling sering
dikemukakan, baik pria maupun wanita.
5. Pergaulan, karena ingin menyenangkan teman atau membuat suasana menyenangkan, misalnya dalam pertemuan bisnis.
6. Tradisi, alasan ini hanya berlaku untuk etnis tertentu.
5. Perubahan Perilaku Merokok
20
a. Teori Green
Menurut Lawrence Green,perilaku dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu: 1. Faktor Predisposisi
Terwujud dalam pengetahuan individu, sikap, kepercayaan, keyakinan, tradisi, nilai, norma sosial, persepsi dan unsur-unsur lain yang terdapat dalam diri individu dan masyarakat yang kemudian akan memotivasi individu atau kelompok untuk melakukan suatu perilaku.
2. Faktor Pemungkin
Terwujud dalam lingkungan fisik yakni tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan, seperti Puskesmas, Posyandu, Rumah Sakit, tempat pembuangan air dan sampah, tempat olah raga, makanan bergizi, uang, dan sebagainya, termasuk prioritas dan komitmen masyarakat atau pemerintah terhadap kesehatan serta keterampilan yang berkaitan dengan kesehatan.
3. Faktor Penguat
Mencakup sikap dan perilaku dari keluarga, tokoh masyarakat, petugas kesehatan atau petugas lain yang merupakan kelompok intervensi dari perilaku masyarakat.
b. Teori WHO
Seseorang berperilaku karena ada empat alasan pokok, yaitu: 1. Pemikiran dan perasaan
2. Adanya acuan atau referensi seseorang yang dipercayai
Dalam masyarakat, dimana sistem paternalistik masih kuat, maka perubahahan perilaku masyarakat tergantung dari perilaku tokoh masyarakat setempat.
3. Sumber daya
Merupakan pendukung untuk terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat. Sumber daya pada Teori WHO ini sama dengan faktor pemungkin pada Teori Green.
4. Sosial budaya
Faktor ini sangat berpengaruh terhadap terbentuknya perilaku seseorang.
c.Health Belief Model(HBM)
Health Belief Model (HBM) seringkali dipertimbangkan sebagai kerangka utama dalam perilaku yang berkaitan dengan kesehatan, dimulai dari pertimbangan orang mengenai kesehatan. Health Belief Model ini digunakan untuk meramalkan perilaku peningkatan kesehatan.
22
berpikir penyakit atau kesakitan betul-betul merupakan ancaman bagi dirinya. Asumsinya adalah bahwa, bila ada ancaman yang dirasakan, maka perilaku pencegahan juga akan meningkat. Penilaian tentang ancaman yang dirasakan ini berdasarkan pada:
1. Kerentanan yang dirasakan (perceived vulnerability) yang merupakan kemungkinan bahwa orang-orang dapat mengembangkan masalah kesehatan menurut kondisi mereka.
2. Keseriusan yang dirasakan (perceived severity) merupakan orang-orang yang mengevaluasi seberapa jauh keseriusan penyakit tersebut apabila mereka mengembangkan masalah kesehatan atau membiarkan penyakitnya tidak ditangani. Faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku adalah perilaku itu sendiri yang dipengaruhi oleh karakteristik individu, penilaian individu terhadap perubahan yang ditawarkan, interaksi dengan petugas kesehatan yang merekomendasikan perubahan perilaku dan pengalaman mencoba merubah perilaku yang serupa (Fertmanet al.,2010).
d. Teori Tingkat Perubahan Perilaku
1. Prekontemplasi
Seseorang belum merencanakan perubahan perilaku dalam enam bulan kedepan.
2. Kontemplasi
Seseorang mulai mempertimbangkan perubahan perilaku dan berniat mengubah perilaku dalam enam bulan.
3. Preparasi atau Persiapan
Seseorang telah berencana mengubah perilakunya dalam enam bulan kemudian.
4. Aksi
Seseorang telah melakukan perubahan selama lebih kurang enam bulan.
5. Pemeliharaan
Seseorang telah mempertahankan perubahan perilaku selama setidaknya enam bulan tetapi kurang dari lima tahun.
Tahun 1998 konsep ini dikembangkan oleh beberapa pakar seperti Velicer, Fava, Norman, dan Redding, menjadi konsep yang lebih spesifik untuk memahami perubahan perilaku perokok atau disebut tahapan
24
D. Berhenti Merokok (Smoking Cessation)
1. Definisi Berhenti Merokok
Adalah tindakan yang dilakukan oleh seorang perokok untuk meninggalkan kebiasaan merokok yang pada dasarnya merupakan perpaduan dari terapi perilaku dan obat untuk menghentikan kebiasaan merokok tersebut (Syafiie, 2009).
2. Tahapan Berhenti Merokok
Berikut tahapan-tahapan dalam upaya berhenti merokok sebagai perubahan perilaku perokok yang mengacu pada teori Prochaska:
1. Prekontemplasi
Perokok belum merencanakan berhenti merokok. 2. Kontemplasi
Perokok mulai mempertimbangkan untuk berhenti merokok dan berniat untuk berhenti merokok.
3. Preparasi atau Persiapan
Perokok berencana berhenti merokok dan sudah mempersiapkan diri untuk berhenti merokok.
4. Aksi
Perokok sudah mulai berhenti merokok. 5. Pemeliharaan
3. Manfaat Berhenti Merokok
Manfaat berhenti merokok menurut Mikail (2011) antara lain : 1. Dalam 8 jam
Kadar nikotin dan tingkat karbon monoksida dalam darah berkurang, hal ini juga menyebabkan penurunan risiko serangan jantung. Oksigen dalam darah juga akan meningkat menjadi normal.
2. Dalam 24 jam
Risiko mengalami serangan jantung menurun. Semua karbon monoksida dan nikotin keluar dari tubuh.
3. Dalam 48 jam
Inilah bagian tersulit, karena perokok akan mengalami efek samping seperti sakit perut, muntah dan juga kemungkinan mengalami hipotermia. 4. Dalam 72 jam
Tabung bronkial mulai rileks dan bernapas menjadi lebih mudah. 5. Dalam 2 minggu
Fungsi paru meningkat sampai 30% sehingga sirkulasi darah meningkat, berjalan menjadi lebih mudah, tetapi juga dapat menyebabkan gejala penarikan diri seperti mudah tersinggung, sakit kepala, dan kecemasan, inilah alasan obat antidepresan bekerja dengan baik dalam berhenti merokok.
6. Antara 1-9 bulan
26
Risiko serangan jantung akan berkurang setengah dibandingkan saat satu tahun yang lalu.
8. Setelah 10 tahun
Risiko terkena serangan jantung dan kanker paru-paru sama seperti seseorang yang belum pernah merokok.
4. Metode Berhenti Merokok
Ada dua metode yang selama ini dikembangkan para ahli dalam dunia rokok untuk menghentikan kecanduan terhadap rokok (Syafiie, 2009). Metode tersebut yaitu:
1. Metode yang Mengandalkan Perubahan Perilaku
Perokok berubah tanpa bantuan obat-obatan, terdiri dari: a. Metode Cold Turkey
Perokok hanya perlu berhenti merokok. Metode ini tidak menggunakan perencanaan yang panjang. Perokok cukup menentukan kapan dia akan melakukannya.
b. Terapi Perilaku Kognitif
Perokok hanya akan merubah perilaku buruk merokok kalau dia tahu bahwa merokok itu buruk.
c. Pengondisian Berbalik
2. Metode yang Mengandalkan Terapi dan Obat-Obatan a. Terapi Penggantian Nikotin
Nikotin yang biasanya didapat dari rokok diganti sumbernya dengan nikotin yang didapat dari kulit (susuk nikotin), mukosa hidung (nikotin sedot hidung), dan mukosa mulut (permen karet nikotin). b. Pemberian obat-obatan
Obat yang digunakan untuk membantu keberhasilan berhenti merokok antara lain :
1. Vareniklin
Vareniklin menghalangi nikotin menempel pada reseptor dan mengurangi rasa nikmat yang ditimbulkan dari rokok. Efekivitas obat ini sudah teruji dalam studi terhadap 2.000 perokok. Dosis yang digunakan untuk terapi adalah 1 mg, diberikan dua kali sehari. Efek samping yang ditimbulkan adalah mual, sakit kepala, insomnia, dan mimpi buruk, namun hanya terjadi pada kurang dari 10% pasien (Larasaty, 2009).
2. Bupropion
28
3. Klonidin
Klonidin efektif menurunkan gejala putus obat pada pasien yang berhenti merokok atau berhenti minum alkohol. Efek samping utama klonidin adalah mulut kering dan sedasi. Klonidin berguna bagi pasien yang memiliki kontraindikasi dengan farmakoterapi lainnya.
c. Metode Hipnotis
Perokok diberi intervensi oleh penghipnotis bahwa merokok itu buruk dan dia harus berhenti, maka pada saat dia sadar kembali, besar kemungkinan dia akan berhenti, sekalipun dia tidak tahu siapa yang menyuruhnya berhenti.
5. Program Berhenti Merokok (PBM)
Menurut Sadikin (2008) langkah awal dalam PBM dikenal sebagai intervensi singkat yang dalam guideline dari US Departement of Health and Human Servicedisebut sebagai langkah 5A yaitu:
1. Ask(tanyakan)
2. Advise(anjurkan)
Menasehati klien untuk berhenti merokok. Gunakan pendekatan secara personal, kuat, dan jelas dalam menganjurkan klien untuk berhenti merokok (Sabri, 2011).
3. Assess(evaluasi)
Nilai kesiapan klien untuk berhenti merokok, gunakan daftar tanya yang dimaksudkan untuk melihat kesiapan klien untuk berhenti merokok. Klien yang sedang dan tengah merokok, evaluasi keinginan untuk berhenti saat ini (Sabri, 2011).
4. Assist(bantu)
Membantu klien berhenti merokok. Klien yang berniat berhenti merokok, tawarkan pengobatan dan konseling yang bisa membantu klien berhenti merokok. Klien yang belum berniat untuk berhenti, berikan motivasi untuk meningkatkan keinginan berhenti merokok, begitu juga klien yang baru berhenti merokok dan menghadapi kendala, untuk mencegah klien merokok kembali (Sabri, 2011).
5. Arrange(susun)
Susunlah semua langkah yang sudah dan akan dilakukan oleh pasien untuk menghentikan kebiasaan merokoknya.
6. Kendala Berhenti Merokok
30
1. Gejala putus nikotin
Nikotin dari rokok secara langsung merangsang reseptor asetilkolin pada neuron yang berisi dopamin. Stimulasi reseptor asetilkolin inilah yang menyebabkan timbunan dopamin di otak. Aktivasi ini menimbulkan perasaan senang. Kadar puncak nikotin, aktivasi otak yang sementara, diikuti dengan turunnya kadar nikotin secara bertahap, sampai pada suatu titik putus yang hanya dapat dihilangkan dengan menghisap rokok selanjutnya.
2. Pasien tidak mau berhenti merokok
Menurut Sabri (2011) untuk kasus seperti ini, dapat dilakukan pendekatan 5R, yaitu:
a.Relevance(Relevan)
Kaitkan merokok dengan dampak negatif terhadap kesehatan dan manfaat ekonomi.
b.Risk(Risiko)
Minta pasien untuk menjabarkan sendiri bahaya merokok, baik risiko akut maupun jangka panjang.
c.Reward(Keuntungan)
Pasien diajak mengidentifikasi manfaat yang dapat diperoleh dari merokok.
d.Roadblock(Hambatan)
e.Repetition(Pengulangan)
Berikan motivasi secara terus menerus pada saat pasien melakukan kontrol.
E. Promosi Kesehatan
1. Definisi Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan pada hakikatnya ialah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada individu, kelompok atau massa. Dengan adanya pesan tersebut diharapkan sasaran promosi kesehatan dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik sehingga diharapkan dapat mempengaruhi perubahan perilaku sasaran promosi kesehatan menjadi lebih baik lagi.
2. Media Promosi Kesehatan
Media promosi kesehatan dimaksudkan untuk mengerahkan indera sebanyak mungkin kepada suatu obyek sehingga mempermudah pemahaman, karena semakin banyak indera yang digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin jelas pula pengertian yang diterima
32
Gambar 3. Kerucut Edgar Dale (dimodifikasi) (Sumber: Azhar, 2007)
Kerucut tersebut menggambarkan bahwa lapisan yang paling dasar adalah benda asli dan yang paling atas adalah kata-kata. Hal ini mengartikan bahwa dalam proses pendidikan, benda asli mempunyai intensitas yang lebih tinggi untuk mempersepsikan bahan pendidikan atau pengajaran, sedangkan penyampaian bahan yang hanya dengan kata-kata saja sangat kurang efektif atau intensitasnya paling rendah.
3. Metode Promosi Kesehatan
Metode yang digunakan pun berbeda antara individu, kelompok maupun massa, yakni sebagai berikut:
a. Sasaran individu
b. Sasaran kelompok
Dalam memilih metode pendidikan kelompok, perlu diperhatikan besanya kelompok. Bagi kelompok besar (> 15 orang) metode yang sebaiknya digunakan ialah metode ceramah dan seminar.Bagi kelompok kecil (<15 orang, baiknya digunakan metode diskusi kelompok, curah pendapat, bola salju, memainkan peranan (roleplay),
dan permainan simulasi. c. Sasaran massa
Sasaran media promosi kesehatan massal sangat heterogen, baik dilihat dari kelompok umur, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan tingkat sosial budaya. Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggugah kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi dan belum begitu diharapkan sampai pada perubahan perilaku. Namun, apabila kemudian berpengaruh terhadap perubahan perilaku, ini merupakan hal yang wajar. Pada umumnya, bentuk pendekatan massa ini secara tidak langsung, salah satu contoh media promosi kesehatan ialah peringatan bahaya merokok berupa gambar pada kemasan rokok.
F. Peringatan Bahaya Merokok Berupa Gambar
34
Negara-negara ASEAN juga telah menerapkan peringatan kesehatan berbentuk gambar pada kemasan rokoknya sejak tahun 2004, yang diawali oleh Singapura dan disusul oleh Malaysia, Thailand, Brunei Darussalam,dan terakhir Indonesia (Depkes, 2012 c).
1. Singapura
Singapura merupakan negara pionir di ASEAN yang menerapkan peraturan ini mulai Juli 2004. Terdapat enam gambar yang menempati 50% luas permukaan bagian depan dan belakang bungkus rokok. Tiap satu bungkus rokok dimuat satu buah gambar. Survei menunjukkan, beberapa perokok mengaku tidak lagi merokok di depan anak-anak, dan lebih dari 50% perokok mulai memikirkan bahaya mengkonsumsi tembakau dan dampaknya.
2. Thailand
Thailand menerapkan peraturan ini pada Maret 2005. Thailand menetapkan enam jenis gambar dengan luas gambar 50% dari permukaan bagian depan dan belakang bungkus rokok dan penempatannya pada bagian atas. Tiap satu bungkus rokok dimuat satu buah gambar. Hasilnya, lebih dari 50% perokok sadar dan mengurangi rokok, dan sebanyak 92% menganggap penerapan peringatan kesehatan berbentuk gambar mendorong keinginan perokok untuk berhenti merokok.
3. Brunei Darussalam
4. Malaysia
Tepat 1 Januari 2009 pemerintah Malaysia memberlakukan peraturan ini dengan tujuan untuk mengingatkan masyarakatnya akan bahaya mengonsumsi produk tembakau. Malaysia menerapkan enam jenis gambar pada setiap putaran yang akan diganti secara periodik setiap 24 bulan sekali. Tiap satu bungkus rokok dimuat satu buah gambar.
5. Indonesia
Indonesia mulai menerapkan peraturan ini sejak 24 Juni 2014. Diterapkan lima jenis gambar yang menempati 30%-40% kemasan rokok. Tiap satu bungkus rokok dimuat satu buah gambar. Gambar tersebut terdiri dari gambar kanker mulut, merokok dapat membunuhmu, kanker tenggorokan, bahaya merokok di dekat anak-anak dan kanker paru. Kelima gambar tersebut yaitu:
Gambar 4. Peringatan bahaya merokok (Sumber: www.kompas.com, 2014)
G. Sikap
1. Definisi Sikap
36
2. Komponen Pokok Sikap
Menurut Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2010), sikap terdiri dari tiga komponen, yaitu:
a. Kepercayaan atau keyakinan, ide dan konsep terhadap objek
Maksud dari poin ini ialah bagaimana keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek. Sikap orang terhadap bahaya rokok misalnya, berarti bagaimana pendapat atau keyakinan orang tersebut terhadap bahaya merokok yang tertera pada kemasan rokok. b. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek
Mengandung arti bagaimana penilaian seseorang terhadap objek. Dalam hal ini berarti bagaimana perokok menilai bahaya merokok pada kemasan rokok, apakah orang tersebut menganggap biasa saja atau menganggap bahaya yang patut dikhawatirkan terjadi pada dirinya kelak.
c. Kecenderungan untuk bertindak
Sikap merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka. Artinya, jika seorang perokok memiliki sikap positif terhadap peringatan bahaya merokok, maka perokok juga akan memiliki kecenderungan untuk bertindak mengurangi dan menghindari rokok karena mengerti dampak kesehatan yang ditimbulkan oleh rokok.
3. Tingkatan Sikap
a. Menerima
Seseorang mau menerima stimulus yang diberikan. b. Menanggapi
Seseorang memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan yang dihadapi.
c. Menghargai
Seseorang memberikan nilai yang positif terhadap objek atau stimulus, subjek dapat membahas, mempengaruhi, dan mengajak orang lain untuk merespon stimulus.
d. Bertanggung jawab
Seseorang yang telah mengambil sikap harus berani mengambil risiko bila ada orang lain mencemoohnya.
H. Peran Pelayan Kesehatan
Menurut Daroji et al.,(2011) Pelayan Kesehatan (dalam hal ini tenaga medis) yang ada di Puskesmas memiliki peranan dalam promosi berhenti merokok, peran tersebut yakni sebagai berikut:
1. Memberi edukasi pada pasien dan keluarga
Edukasi ini lebih diperuntukkan bagi perokok yang sedang sakit agar berhenti dari kebiasaan merokok. Edukasi kepada keluarga sangat diperlukan, mengingat keluarga merupakan unit terkecil dari suatu kehidupan.
38
Edukasi ini bersifat preventif dan promotif, dilakukan dengan memberikan penyuluhan dan pada tingkat sekolah edukasi biasa dilakukan pada saat pembekalan siswa baru.
3. Memberi saran dan instruksi pengobatan kepada pasien
Kebanyakan perokok yang sudah sakit parah cenderung lebih mudah dimotivasi untuk berhenti merokok, selanjutnya tenaga medis akan memberi saran dan instruksi pengobatan, hendaknya pemberian saran tersebut ditulis dalam rekam medis.
4. Menyediakan media informasi tentang bahaya rokok
Merupakan bagian dari komunikasi kesehatan, seperti leaflet, poster, pamflet, video dan sebagainya. Selain untuk pasien, media ini juga digunakan sebagai bekal materi bagi petugas kesehatan untuk melakukan sosialisasi tentang bahaya rokok.
5. Menjadi model perilaku tidak merokok
✁ ✂ ✂✂
✄ ☎ ✆✝ ✞☎ ✟☎✠☎LITIAN
A. Desain Penelitian
✡enelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik, yakni penelitian yang
dilakukan tanpa melakukan intervensi terhadap subjek penelitian atau disebut noneksperimen dimana survei analitik diarahkan untuk menjelaskan suatu situasi, sehingga dapat disebut penelitian penjelasan. ✡enelitian ini dilakukan
dengan pendekatan ☛☞✌ ✍ ✍ ✍✎☛✏✑✌ ✒ ✓✔, dimana data yang menyangkut variabel
bebas atau independen dan variabel terikat atau variabel dependen, akan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
✡enelitian ini dilakukan pada bulan✕ktober 2014 -✖anuari 2015.
2. Tempat Penelitian
✡enelitian ini dilakukan di ✗esa ✘estu ✙aru✚ecamatan ✘umbia, ✛ampung ✜✢ngah. ✡eneliti memilih lokasi ini setelah sebelumnya melakukan
wawancara awal dengan pihak ✚ecamatan, ✚epada ✗esa, dan masyarakat di
40
✣✤✥✦ ✧★✩✪✫ ✬✭ ✪✮✯✪✰ ✧✱✩ ✲ ✤ ✥✦✧★✩✪✫ ✬
✳opulasi dalam penelitian ini adalah kepala keluarga di ✴esa ✵estu ✶aru ✷ecamatan ✵umbia, ✸ampung ✹✺ngah.✹✻✼al populasi di wilayah penelitian
adalah 420 orang.
✽ ✤ ✯✪✰ ✧✱✩
✾ampel dalam penelitian ini adalah kepala keluarga yang merokok. ✶esar
sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini mengunakan ✵umus ✾lovin
dalam ✾ugiyono ✿2007❀yakni sebagai berikut:
n = N [ 1 + N ( d2) ]
❁✱❂✱❃✪✮❄✪✮❅
n : besar sampel
N : besar populasi
d : tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan (0,05)
Jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah :
n = 420
[ 1 + 420 (0,052) ]
= 420
= 204,87 dibulatkan menjadi 205 orang
Jadi, jumlah sampel yang dibutuhkan adalah sebanyak 205 orang.
❆ ❇ ❈❉❊❋●❊❍■ ❏❑▲●❋▼
Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan cara◆ ❖ P◆ P❖ ◗❘P❙ ❚❯❖ ❚❙ ❱ P❲ ❳❚❲◆ ❯ ❘❙❨, yakni jumlah sampel dalam setiap daerah sebanding dengan
jumlah populasi pada daerah tersebut. Pengambilan dengan teknik ini
menggunakan rumus Roscoe dalam Sugiyono (2007) yakni sebagai berikut:
ni = Na . n
N
❩❉ ❬❉❭■❋▼ ■❋❪
ni : jumlah sampel
Na : jumlah populasi setiap dusun
N : jumlah populasi keseluruhan
n : sampel yang dibutuhkan
❈■ ❫❉▲ ❴❇ Total sampel setiap dusun dengan menggunakan teknik ◆❖ P◆P❖ ◗❘P❙❚❯❖ ❚❙❱P❲ ❳❚❲◆❯ ❘❙❨
No Dusun Jumlah populasi Total Sampel
42
❵❛ ❜ ❝❞❡❢ ❝❞❣❤ ✐❥❦❧♠ ❞♥❣ ✐♦ ❥♠ ❥❦❧♠ ❞ ♣❛ ❜ ❝❞❡❢ ❝❞❣❤✐❥❦❧♠ ❞
qdapun kriteria inklusi pada penelitian ini antara lain :
a. repala keluarga perokok
b. sria
c. tsia 20 65 tahun
d. Perokok aktif minimal 1 tahun (Bukan rokok linting)
e. Bersedia menjadi responden
f. Bisa membaca dan menulis
✉ ❛ ❜ ❝❞❡❢ ❝❞❣♦❥♠ ❥❦❧♠ ❞
Adapun kriteria eksklusi pada penelitian ini antara lain :
a. Kepala keluarga yang sudah berhenti merokok
b. Subjek tidak bersedia mengisi kuesioner
♦ ❛❤♥❢ ✐❡ ❞✈❞❥❣ ♠ ❞ Variabel
Variabel pada penelitian ini adalah :
a. Variabel independen:
Variabel independen pada penelitian ini yaitu sikap perokok terhadap
peringatan bahaya merokok berupa gambar pada kemasan rokok
b. Variabel dependen:
Variabel dependen pada penelitian ini adalah tahapan berhenti
✇① ②③④ ⑤⑥⑤⑦ ⑤⑧⑨③ ⑩❶ ⑦ ⑤❷ ⑥❶❸
❹efinisi operasional bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran atau
pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrumen ❺❻otoatmodjo, 2010❼.
❽❾ ❿ ➀➁➂ ➃➄efinisi ➅perasional➆➄➅➇
Variabel DO Cara Ukur Alat Ukur Skala Hasil
Pengukuran
❹ata primer didapatkan dari kuesioner yang diberikan kepada sampel
44
↕ ➙ ➛➜ ➝➜➞➟➠➡➢➤➟➥
➦ata sekunder didapatkan dari pihak ➧ecamatan di wilayah penelitian,
berupa jumlah kepala keluarga diwilayah penelitian.
➨➙ ➩➫➡➥ ➭➟➢➟➫ ➯➝➯➜ ➢
➲enelitian ini akan dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu: ➳➙ ➭➟➥➵ ➯➢➝➜ ➜ ➢➸ ➺➯➢
➲eneliti meminta izin kepada pihak ➧ecamatan dan ➧epala ➦esa di ➦esa ➻estu ➼aru ➧ecamatan ➻umbia, ➽ampung ➾engah untuk melakukan
penelitian.
↕ ➙ ➭➟➢➚➡➪ ➯➜ ➢ Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
➶ebelum menyebarkan kuesioner kepada responden, peneliti melakukan
validasi kuesioner dengan cara menyebar kuesioner kepada 30 orang kepala keluarga perokok, selanjutnya dilakukan uji validitas dengan uji
Pearson, dari 16 pernyataan positif dan negatif terdapat 12 pernyataan yang valid, kemudian peneliti melakukan uji reliabilitas dan didapatkan
cronbach s alpha= 0,815 yang mengartikan bahwa kuesioner ini reliabel,
sehingga dapat disebarkan kepada responden.
3. Pengumpulan Data
a. ➹➘ndatangi rumah calon responden guna meminta izin dan kesediaan
calon responden untuk mengisi kuesioner yang disertai ➴➷ ➬➮➱ ✃❐❒ ❮➮➷❰❐➷Ï.
b. ➹➘mberikan kuesioner kepada responden yang bersedia dijadikan
sampel penelitian agar dapat melihat kuesioner penelitian, kemudian peneliti melakukan wawancara langsung kepada responden.
c. ➹➘ngumpulkan data yang sudah didapatkan dari kuesioner responden
guna pengolahan data.
Ð Ñ ÒÓÔÕÖ ×ØÙ ØÔÚØ ÔÛÔØ ×ÜÝÜÝÞ Øß Ø
àata didapatkan dari kuesioner yang telah diisi oleh peneliti melalui
wawancara langsung yang kepada responden.
Ø Ñ ÒÓÔÕÖ×ØÙ Ø ÔÞ Øß Ø
àata yang telah diperoleh diubah ke dalam bentuk tabel, kemudian data
diolah menggunakan aplikasi pengolah data untuk komputer, yakni
áâáá. àalam áâáá, pegolahan data terdiri dari beberapa langkah,
yaitu:
a. ã➮❒➴➷ä, untuk menerjemahkan data yang diperoleh selama penelitian
ke dalam simbol-simbol untuk keperluan analisis.
b. åæÏ æ ç➷Ï➱è, pada tahap ini, peneliti memasukkan data ke dalam
46
c. éêë ìíîìïð, melakukan pemeriksaan terhadap data yang telah
dimasukkan ke dalam komputer secara manual dengan kemampuan visual peneliti.
d. ñò óôõ öêë Output, hasil analisis yang telah diproses oleh komputer
kemudian dicetak.
÷ø ùúû üýþ ýþÿû û
✁ata yang telah dikumpulkan dari hasil kuesioner diolah dan dianalisis. ✂nalisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat.
a. ✂nalisis univariat
✄☎rupakan analisis data yang digunakan untuk mengetahui
gambaran masing- masing variabel penelitian. b. ✂nalisis bivariat
✄☎rupakan analisis data yang digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya hubungan antara variabel-variabel dalam penelitian yang dilakukan. ✆enis hipotesis pada penelitian ini adalah hipotesis
komparatif dengan skala pengukuran kategorik tidak berpasangan, menggunakan prisip tabel 2x✝ dan data yang didapat yaitu ✞ 2
kelompok tidak berpasangan.
✂nalisis data ini menggunakan uji hipotesisChi-Square, dengan rumus
sebagai berikut:
x2= (fo fh2)
✟✠✡✠ ☛☞✌✍ ☞✌✎ ✏
2
: kai kuadrat
✑✒ : frekuensi hasil observasi sampel penelitian
✑✓ : frekuensi yang diharapkan pada populasi penelitian dengan = 0,05
Uji ini dapat dilakukan bila syarat uji ✔✓✕-Square terpenuhi, jika syarat
tidak terpenuhi maka akan digunakan uji alternatifnya, yaitu uji
Kolmogorov-Smirnov(Dahlan, 2009).
✖✗ ✘✡✙✚☞✛✠✌✠✜✙✡✙☞✌
Penelitian kedokteran merupakan penelitian yang sebagian besar berhubungan
langsung dengan manusia sehingga terdapat etika yang harus dipatuhi dalam
pelaksanaan penelitian tersebut. Etika ini meliputi:
1. Informed consent
Merupakan lembar persetujuan yang memuat penjelasan mengenai maksud
dan tujuan penelitian, dan dampak yang mungkin terjadi selama proses
penelitian. Calon responden dipersilakan untuk menandatangani surat
persetujuan menjadi responden setelah sebelumnya telah mengerti proses
penelitian dan bersedia menjadi responden, jika calon responden merasakan
keberatan atau tidak bersedia menjadi responden atau membubuhkan tanda
tangan, maka peneliti tidak akan memaksa.
2. Confidentially
Semua informasi yang didapat akan disimpan dan dijamin kerahasiannya,
hanya kepada kelompok tertentu saja peneliti akan memberikan laporan
48
3. Ethical Clearance
✢enelitian ini telah disetujui oleh ✣omisi ✤ ✥ik ✢enelitian ✣esehatan ✦akultas ✣edokteran ✧niversitas ★ampung dengan nomor surat: 2221 /✧ ✩26 /8/✪✫ ✬
✯ ✰✯ ✱
✲✳ ✴✵✶✷ ✰✸✹ ✰✸✲ ✰✺✰✸
✰.✲✻✼ ✽✾✿❀❁
❂ ❃❄❅ ❆❇ ❆❄❈ ❆❉ ❊ ❆❇❋● ❍ ❃❉ ❃●❋ ■❋ ❆❉ ❏ ❆❉ ❑ ■❃● ❆❊ ❅❋● ❆❈▲ ❈❆❉ ▼ ❅❆❍ ❆■ ❅❋ ❆◆ ❖❋● ❈❃❇❋◆❍▲●❆❉ ❇❃❖ ❆❑ ❆❋ ❖❃❄❋ ❈▲ ■P
◗ ❘ ❙ ❃❄❅❆❍ ❆■ ❊ ▲❖ ▲❉ ❑ ❆❉ ❖ ❃❄◆❆❈❉❆ ❆❉ ■❆❄ ❆ ❍ ❃❄❋❉ ❑ ❆■❆❉ ❖❆❊ ❆❏ ❆ ◆❃❄❚ ❈❚ ❈ ❖❃❄ ▲❍ ❆ ❑❆◆ ❖ ❆❄❅ ❃❉❑❆❉■❆❊ ❆❍ ❆❉❖ ❃❄❊ ❃❉ ■❋◆❃❄❚❈ ❚❈ ❍❆❅ ❆❈❃❍ ❆● ❆❈ ❃● ▲❆❄❑ ❆ ❍ ❃❄❚ ❈❚ ❈❅❋ ❯❃❇ ❆❱ ❃❇ ■▲❂❆❄▲❲❃❳ ❆◆ ❆■❆❉❱▲◆ ❖❋ ❆❨❆◆❍▲❉ ❑❙❃❉ ❑ ❆❊ ❘
❩❘ ❬❋ ❈ ❆❍ ❄❃❇ ❍ ❚❉❅❃❉ ❅❆● ❆◆ ◆ ❃❉❆❉❑ ❑ ❆❍❋ ❍❃❄❋❉ ❑ ❆■❆❉ ❖❆❊ ❆❏ ❆ ◆ ❃❄ ❚❈ ❚❈ ❖❃❄ ▲❍ ❆ ❑❆◆ ❖ ❆❄ ◆ ❃❉▲❉ ❭ ▲❈ ❈❆❉ ❖❆❊❪ ❆ ❇❃❖ ❆❉ ❏ ❆❈ ❫✭ ❚ ❄❆❉ ❑ ❄❃❇ ❍ ❚❉❅❃❉ ❴❵✭▼❛%❜ ❖ ❃❄❇❋ ❈❆❍ ❉ ❃❑❆■❋❝ ❅ ❆❉ ❄ ❃❇❍ ❚❉❅❃❉ ❏ ❆❉ ❑ ◆❃◆❋●❋ ❈❋ ❇❋ ❈ ❆❍ ❍ ❚❇❋ ■❋❝ ❇ ❃❖❆❉ ❏ ❆❈◗ ❞ ❫ ❚ ❄❆❉ ❑ ❄❃❇ ❍ ❚❉❅❃❉❴✮ ❡▼❩ ❢❜ ▼
❣ ❣
❤✐❥❦ ❧❦ ♠
♥ ♦ ♣qr stq✉ ✈q ✇q ①q ②③④⑤ ④
q ♦ ⑥s⑦q ✇q⑧①q⑨ ④q✉ ✈q✇q ①q ② ④⑩⑨r⑩②q⑦⑤s ❶q ④⑧q ① ❶q ✇s ✇❷①❷① ✈q⑨r ❶q⑧q ② ④⑩④❸q⑦q✈q ①q⑨ ①⑩✉⑩⑦q ②q⑨ ⑧ ⑩✇❷①❷①❹ ✉⑩⑦s⑨r rq ❶q⑧q ② ④⑩④❷②s❺q✉ s ❶s✇s ✉⑩⑨❶s✇ sq ②q⑤ ④⑩④❷②s❺q✉ s ❷✇q⑨r ❻q s⑨ ✈q⑨r ④⑩✇❷①❷① qr q ✇ ❶q⑧q ② ❸⑩✇⑦ ⑩⑨②s ④⑩✇❷①❷①♦
❸♦ ⑥s⑦q ✇q⑧①q⑨ ④q✉ ✈q ✇q ①q ② ④⑩⑨r⑩②q⑦⑤ s ④⑩②❷❶ ⑩❼④⑩②❷❶ ⑩ ⑤⑨②⑤ ① ❸⑩✇⑦ ⑩⑨②s ④⑩✇❷①❷① ✈q⑨r ②⑩✇❶q⑧q ② ❶q❻q ④ ✉ ①✇ s⑧✉ s s⑨s❹ ✉⑩⑦s⑨rr q ❶q⑧q ② ④⑩④❸q⑨②⑤ ✉⑩✉⑩❷✇q⑨r❶q❻q ④④⑩⑨r⑦⑩⑨②s①q⑨①⑩❸ sq✉ qq⑨④⑩✇❷①❷①⑨✈q ♦
❽♦ ⑥s⑦q ✇q⑧①q⑨ ④q✉ ✈q ✇q ①q ② ④⑩⑨❶⑤ ①⑤⑨r ❶q⑨ ❸⑩✇✉ s①q⑧ ⑧❷✉ s②s❾ ②⑩✇⑦q❶q⑧ q❶q⑨✈q ⑧⑩✇ s⑨r q ②q⑨❸q⑦q✈ q ④⑩✇❷①❷①❸⑩✇⑤⑧qrq ④❸q ✇❹④⑩⑨rs⑨r q ②❶q ④⑧q ① ❻⑤q✉ ✈q⑨r ❶q⑧q ② ❶s⑧ ⑩✇❷ ❻⑩⑦ ❶⑩⑨r q⑨ q❶q⑨✈q ⑧ ⑩✇s⑨r q ②q⑨ ❸q⑦q ✈q ④⑩✇❷①❷① ②⑩✇✉⑩❸⑤②♦
❿♦ ♣qr s➀⑩✇❷①❷①
q ♦ ♣qrs ⑧ ⑩✇❷①❷① ✈q⑨r ❸⑩✇q❶q ⑧q❶q ②q⑦q⑧ ⑧✇⑩①❷ ⑨②⑩⑧ ❻q✉ s❹ ✉⑩❸ q s①⑨✈q ④⑤❻q s ④⑩④ s①s✇①q⑨ ⑤⑨②⑤① ❸⑩✇⑦ ⑩ ⑨②s ④⑩✇❷①❷①❹ ④⑩⑨r s⑨rq ② ❶q ④⑧q ① ✇❷①❷① ✈q⑨r ✉q⑨rq ②④⑩✇⑤ r s①q⑨❶s✇s✉⑩⑨❶s✇ s❶q⑨❷✇q⑨r❻q s⑨♦
❸♦ ♣qrs ⑧⑩✇❷①❷① ✈q⑨r ❸⑩✇q❶q ⑧q❶q ②q⑦q⑧ ①❷⑨②⑩④⑧❻q✉ s❹ ✉⑩❸q s①⑨✈q ②s❶q ① ⑦q⑨✈q ✉ q ④⑧q s ⑧q❶q ⑨sq ②q⑨ ✉ q ➁q❹ ⑨q ④⑤⑨ ❶q⑧q ② ❶s②s⑨r①q ②①q⑨ ①⑩ ②q⑦q⑧ ✉⑩❻q⑨➁⑤ ②⑨✈q❹✈q ①⑨s⑧✇⑩⑧q ✇q✉ s♦
➄➅➆ ➇➈ ➇ ➉ ➅➊➅ ➋ ➇➄ ➇➆ ➇➈ ➇➌ ➍ ➇➎ ➇➄ ➏➅➆➈➅➄ ➇➋➐ ➑ ➏➅➄➒ ➍➅ ➓ ➏➅➄➒➍➅ ➔ ➇➆➈ ➍ ➇➎➇➄ ➏➅ ➏→➇➆ ➄➐➎ ➅➌➒ ➉➒ ➉➐ ➆➄➐ ➉ ➍ ➇➎ ➇➄→➅➌ ➋➅➆➄ ➑➏➅➌➒ ➉➒ ➉➣
➍➣ ↔ ➇➈ ➑ ➎ ➅➌➒ ➉➒ ➉ ➔ ➇➆ ➈ ➊ ➐➍➇➋ →➅➌➇➍➇ ➎ ➇➍ ➇ ➄ ➇➋➇➎ ➇➉➊ ➑ ➊➅→➇➑➉➆ ➔ ➇ ➍ ➇➎ ➇➄ ➏➅ ➏➎➅➌➄ ➇➋ ➇➆➉➇➆ ➇➉➊ ➑ →➅➌➋➅➆ ➄ ➑ ➏➅➌➒ ➉➒ ➉ ➄➅➌➊ ➅→➐➄ ➍ ➑➉ ➇➌➅➆➇➉ ➇➆ →➇➆ ➔ ➇➉ ➍➇➏➎ ➇➉ ➎➒ ➊ ➑➄ ➑↕ ➔ ➇➆➈ ➇➉➇➆ ➍ ➑➌ ➇➑➋➙ →➇➑➉ ➍➇➌ ➑➊➅➈➑ ➉ ➅➊➅ ➋ ➇➄ ➇➆ ➎ ➅➆➇➏➎ ➑➛➇➆ ➍➇➆➅➉ ➒➆ ➒ ➏➑➣
➜ ➣ ↔➇➈➑➝➅➆ ➇ ➈➇➞➅➊ ➅ ➋ ➇➄ ➇➆
➇➣ ➟➅➆ ➈ ➑➆ ➈ ➇➄ ➍➇➏➎ ➇➉ ➎ ➒➊ ➑➄ ➑↕ ➔ ➇➆➈ ➍➇➎➇➄ ➍ ➑➄ ➑➏→➐➛➉ ➇➆ ➍➇➌ ➑ ➇➍ ➇➆ ➔ ➇ ➎➅➌➑➆➈➇➄ ➇➆ ➉ ➅➊ ➅ ➋➇➄ ➇➆ →➅➌➐ ➎ ➇ ➈➇➏→➇➌ ➙ ➍ ➑➋➇➌ ➇➎➉➇➆ ➋ ➇➊ ➑➛ ➍➇➌➑ ➎➅➆ ➅ ➛➑➄ ➑➇➆ ➑➆ ➑➍ ➑➠ ➇➍➑➉➇➆➌➅ ↕➅➌➅➆ ➊ ➑➐➆ ➄➐➉➄➅➆ ➇➈ ➇➉➅➊ ➅ ➋ ➇➄ ➇➆➊➅→➇➈➇➑ ➏➇➊ ➐➉➇➆➄➅➆➄ ➇➆➈ ➎➅➆ ➄ ➑➆ ➈➆ ➔ ➇ ➏➅ ➏→➅➌➑➉ ➇➆ ➑➆ ↕➒➌ ➏ ➇➊ ➑ ➍➇➆ ➎ ➅➆➔➐➛➐ ➋ ➇➆ ➉➅➎➇➍➇ ➎ ➅➌➒ ➉➒ ➉ ➄➅➆➄ ➇➆➈ →➇➋➇➔ ➇ ➌➒ ➉➒ ➉➙ ➊➅ ➋ ➑➆ ➈ ➈➇ ➎ ➅➌➒ ➉➒ ➉ ➊ ➅ ➡➇➌ ➇ →➅➌➄ ➇➋ ➇➎ ➍➇➎➇➄ ➏➅➆➈➋➅➆➄ ➑➉➇➆➉ ➅→➑➇➊ ➇➇➆➏➅➌➒ ➉➒ ➉➏➅➌➅➉➇➣
→➣ ➢➑➋➇➌ ➇➎ ➉ ➇➆ ➄➅➆➇➈ ➇ ➉ ➅➊ ➅ ➋➇➄ ➇➆ ➍ ➇➎ ➇➄ ➏➅➆ ➠➅ ➛➇➊ ➉ ➇➆ ➏➅➄➒ ➍➅➓ ➏➅➄➒ ➍➅ →➅➌➋➅➆➄ ➑ ➏➅➌➒ ➉➒ ➉ ➉➅➎➇➍ ➇ ➏➇➊ ➔ ➇➌➇➉ ➇➄➙ ➇➈➇➌ ➎ ➅➌➒ ➉➒ ➉ ➍➇➎➇➄ ➄➅➌→➇➆➄➐ ➐➆ ➄➐➉➏➅➆➈➋➅➆➄ ➑➉➇➆➉ ➅→➑➇➊ ➇➇➆➏➅➌➒ ➉➒ ➉➏➅➌➅➉➇➣
➤➣ ↔➇➈➑➥➅➆ ➅ ➛➑➄ ➑➇➆➦➅ ➛➇➆➠➐ ➄➆➔ ➇
➇➣ ➢➑➋➇➌ ➇➎ ➉ ➇➆ ➎➅➆ ➅ ➛➑➄ ➑ ➊➅➛➇➆➠➐ ➄➆➔ ➇ ➍➅➆➈➇➆ ➄➒➎➑➉ ➔ ➇➆➈ ➊ ➇➏➇ ➍➇➎➇➄ ➏➅ ➛➅➆➈➉➇➎ ➑➍ ➇➆➏➅➆ ➔➅ ➏➎➐ ➌➆➇➉ ➇➆➎➅➆ ➅ ➛➑➄ ➑➇➆➑➆ ➑➣
→➣ ➧ ➒➉ ➒➉ ➏➅➌➐➎➇➉ ➇➆ ➏➇➊ ➇➛➇➋ ➔ ➇➆➈ ➍ ➑➇➆➈ ➈➇➎ ➨➊ ➅ ➍➅➌ ➋ ➇➆ ➇ namun serius,
maka diharapkan peneliti selanjutnya melakukan penelitian lain tentang
➩➫