• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh persepsi konsumen pada kualitas pelayanan terhadap loyalitas konsumen jasa warnet : studi kasus pada jasa Warnet Merapi Online di Jl. Adisucipto No. 26 Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh persepsi konsumen pada kualitas pelayanan terhadap loyalitas konsumen jasa warnet : studi kasus pada jasa Warnet Merapi Online di Jl. Adisucipto No. 26 Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta."

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN PADA KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN JASA WARNET

Studi Kasus pada Jasa Warnet Merapi Online di Jl. Adisucipto No.26, Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta.

Benediktus Bima Kencana Wiraubhaya Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, 2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi konsumen pada kualitas pelayanan terhadap loyalitas konsumen secara parsial kepada konsumen Warnet Merapi Online. Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden dengan menggunakan metode Accindental Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier sederhana. Hasil analisis penelitian ini menunjukan bahwa ada pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas konsumen jasa Warnet Merapi Online dan pengaruhnya positif.

(2)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF CONSUMENT’S PERCEPTION ON THE QUALITY OF SERVICE TO THE CONSUMENT’S LOYALITY IN THE INTERNET

CAFE BUSINESS

The Study Case of Merapi Online Internet Cafe at Jl. Adisucipto No. 26, Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta.

Benediktus Bima Kencana Wiraubhaya Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, 2016

The research was conducted to know the influence of consument’s perception on the service quality of consument’s perception on the service quality

of consument’s loyality at Merapi Online Internet Cafe. The research took sample from 100 respondents using Accidental Sampling method in questionnaire. The technique in analyzing the data is a simple linear regreation analyzis. The result of this research is that there is an influence of the quality of forvice to the

consument’s loyality at Merapi online Internet Cafe and the influence is positive.

(3)

PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN PADA KUALITAS PELAYANAN

TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN JASA WARNET

Studi Kasus pada Jasa Warnet Merapi Online di Jl. Adisucipto No. 26, Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta.

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Benediktus Bima Kencana Wiraubhaya NIM : 122214097

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)

i

PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN PADA KUALITAS PELAYANAN

TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN JASA WARNET

Studi Kasus pada Jasa Warnet Merapi Online di Jl. Adisucipto No. 26, Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta.

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Benediktus Bima Kencana Wiraubhaya NIM : 122214097

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak

akan hilang.” (Amsal 23:18)

“Apabila anda berbuat kebaikan kepada orang lain, maka anda telah

berbuat baik terhadap diri sendiri.” (Benyamin Franklin)

“Kebanggan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal,

tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh.” (Penulis)

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

Yesus Kristus Sang

Juru Selamat

Yohanes Tri Maryoto

(Papah)

Helen Ekaningsih

(8)
(9)
(10)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala

berkat, rahmat, dan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan

judul “PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN PADA KUALITAS PELAYANAN

TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN JASA WARNET”. Skripsi ini disusun

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini tidak akan terlaksana dan terselesaikan dengan baik tanpa

bantuan, dukungan, serta kerjasama dari berbagai pihak yang dengan tulus dan rela

mengorbankan waktu dan pikiran untuk membimbing penulis sampai penulisan skripsi

ini dapat terselesaikan. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Johanes Eka Priyatma, M. Sc., Ph.D selaku Rektor Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Dr. Lukas Purwoto, SE., M.Si selaku Ketua Program Studi

Manajemen.

4. Bapak Albertus Yudi Yuniarto S.E., M.B.A, selaku dosen pembimbing I

yang telah mengarahkan, membimbing serta memberikan dukungan dan

saran kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak Drs. G. Hendra Poerwanto, M.Si, selaku dosen pembimbing II yang

(11)

viii

nasihat kepada penulis selama penyusunan skripsi ini sehingga skripsi ini

menjadi lebih sempurna.

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta yang telah memberikan banyak ilmu, pengalaman dan pelajaran

hidup.

7. Segenap karyawan Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

8. Papa, mama, kakak dan adik saya tercinta yang selalu ada dan selalu

memberikan dukungan, doa, dan nasihat dalam segala hal.

9. Owner Warnet Merapi Online Yogyakarta yang telah memberikan izin

sehingga penulis dapat melakukan penelitian ini

10. Debora Happy Kurniasari, terimakasih untuk waktu setiap harinya yang setia

menemani, senyumnya, semangatnya dan kebahagiaannya.

11. Luciana Renny. F dan Stevanus Hary. T yang selalu memberikan semangat

dan doa bagi saya.

12. Djiman Family Theodorus Cagar Binara Betananda, Daniel Usfal, Alvin

Alfian, Andi Setiawan, Arif Insan Mustakim, Valentinus Hendry Bayu

Nugroho, Eko Indah Sasongko, Yohanes Wahyu Asto Kuncoro, Stevano

Dianggo Marlisa, Antonius Chandra Swastika, Willy Ampulembang,

Dionysius Ryanto, Yoga Dipa dan Mochamad Wahyu Pratama. Kalian

adalah keluargaku yang paling TOP, aku bangga bisa menjadi bagian dari

kalian. Terimakasih untuk hari-harinya, suka duka yang mendewasakan,

(12)
(13)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... x

HALAMAN DAFTAR TABEL... xiii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiv

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xv

HALAMAN ABSTRAK... xvi

HALAMAN ABSTRACT ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah... 7

C. Pembatasan Masalah... 7

D. Tujuan Penelitian ... 7

(14)

xi

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Landasan Teori ... 9

1. Pengertian Pemasaran ... 9

2. Konsep Pemasaran ... 11

3. Persepsi ... 11

4. Jasa... 12

5. Kualitas Pelayanan Jasa ... 15

6. Loyalitas Konsumen ... 18

7. Pengaruh Kualitas Jasa Pelayanan terhadap Loyalitas Konsumen ... 23

8. Warung Internet ... 25

B. Penelitian Sebelumnya... 27

C. Kerangka Konseptual Penelitian... 30

D. Hipotesis ... 32

BAB III METODE PENELITIAN... 33

A. Jenis Penelitian ... 33

B. Subjek dan Objek Penelitian... 33

C. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 34

D. Variabel Penelitian... 34

E. Populasi dan Sampel... 37

F. Jenis Data yang Diperlukan ... 39

G. Instrumen Pengumpulan Data... 39

H. Pengukuran Variabel ... 40

I. Teknik Pengujian Instrumen... 43

J. Teknik Analisis Data ... 45

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 49

A. Gambaran Perusahaan ... 49

B. Struktur Organisasi ... 51

(15)

xii

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 54

A. Proses Penelitian... 54

B. Pengujian Instrumen ... 54

1. Hasil Uji Validitas... 54

2. Hasil Uji Reliabilitas... 57

C. Analisis Deskriptif... 59

D. Analisis Regresi Sederhana ... 65

a. Uji Normalitas... 65

b. Uji Regresi Sederhana... 67

c. Uji T... 69

E. Pembahasan ... 70

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 74

A. Kesimpulan ... 74

B. Saran ... 74

C. Keterbatsan Penelitian ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 77

(16)

xiii

DAFTAR TABEL

I.1 Data Penduduk dan Pengguna Internet di Indonesia Tahun 2000-2010... 3

I.2 Data Jumlah Warnet di Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010-213... 5

II.1 Persentase Penduduk Usia 5 Tahun ke Atas yang Pernah Mengakses Internet dalam 3 Bulan Terakhir Menurut Provinsi dan Jenis Kelamin... 25

III.1 Variabel, Dimensi, Aspek, Item... 34

V.1 Hasil Analisis Validitas Persepsi Konsumen pada Kualitas Pelayanan ... 55

V.2 Hasil Analisis Validitas pada Variabel Loyalitas Konsumen ... 56

V.3 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Persepsi Konsumen pada Kualitas Pelayanan ... 58

V.4 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Loyalitass Konsumen ... 58

V.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 59

V.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 60

V.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir... 61

V.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Menggunakan Jasa Warnet ... 62

V.9 Deskripsi Variabel, Dimensi dan Aspek Kualitas Pelayanan ... 63

V.10 Deskripsi Variabel, Dimensi dan Pernyataan Loyalitas Konsumen... 65

V.11 UjiOne sample Kolmogorov-Smirnov... 66

V.12 Hasil Analisis Regresi Sederhana... 68

(17)

xiv

DAFTAR GAMBAR

II.1 Pengaruh Dimensi Kualitas terhadap Loyalitas Konsumen ... 24

II.2 Kerangka Konseptual... 31

(18)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner... 80

Lampiran 2 Hasil Penilaian Penelitian Kuesioner... 86

Lampiran 3 Perhitungan SPSS 20.0... 97

Lampiran 4 Regresi Sederhana ... 105

(19)

xvi ABSTRAK

PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN PADA KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN JASA WARNET

Studi Kasus pada Jasa Warnet Merapi Online di Jl. Adisucipto No.26, Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta.

Benediktus Bima Kencana Wiraubhaya Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, 2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi konsumen pada kualitas pelayanan terhadap loyalitas konsumen secara parsial kepada konsumen Warnet Merapi Online. Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden dengan menggunakan metode Accindental Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan

kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier sederhana. Hasil analisis penelitian ini menunjukan bahwa ada pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas konsumen jasa Warnet Merapi Online dan pengaruhnya positif.

(20)

xvii ABSTRACT

THE INFLUENCE OF CONSUMENT’S PERCEPTION ON THE QUALITY OF SERVICE TO THE CONSUMENT’S LOYALITY IN THE INTERNET CAFE

BUSINESS

The Study Case of Merapi Online Internet Cafe atJl. Adisucipto No. 26, Catur Tunggal,

Depok, Sleman, Yogyakarta.

Benediktus Bima Kencana Wiraubhaya

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, 2016

The research was conducted to know the influence of consument’s perception on the service quality of consument’s perception on the service quality of consument’s loyality at Merapi Online Internet Cafe. The research took sample from 100 respondents using Accidental Sampling method in questionnaire. The technique in analyzing the data is a simple linear regreation analyzis. The result of this research is that there is an influence of the quality of forvice to the consument’s loyality at Merapi online Internet Cafe and the influence is positive.

(21)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi seperti sekarang ini, secara tidak langsung akan

mempengaruhi pola hidup masyarakat dalam menjalankan aktivitasnya.

Kebutuhan informasi yang semakin cepat dan juga komunikasi secara global

telah mendorong terjadinya persaingan yang kompetitif antar perusahaan

dalam upaya mengusai pasar. Begitu pula dengan persaingan

perusahaan-perusahaan penyedia layanan internet dalam perkembangan teknologi dan

informasi yang semakin pesat. Dengan hal itu membuat jaringan internet

sangat berperan didalamnya. Internet (Interconnected Network) adalah sebuah

sistem jaringan komunikasi global yang menghubungkan komputer-komputer

hingga jaringan-jaringan komputer dalam sebuah sistem jaringan komputer

mencangkup seluruh dunia. Setiap komputer dan jaringan tersebut secara

langsung maupun tidak langsung ke beberapa jalur utama yang disebut

internet backbone, dan dibedakan satu dengan lainnya menggunakan nama

unik yang biasa disebut dengan IP (IP address). Komputer dan jaringan yang

terhubung dalam jaringan internet ini biasanya menggunakan berbagai

platform komputer yang berbeda (seperti Windows, Unix, Linux, Mac, dan

(22)

yang dikenal dengan nama TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet

Protocol) (Budi Kurniawan,2008).

Fungsi internet antara lain browsing, chatting, gamming, searching, dan

banyak hal lainnya hingga berkirim surat lewat e-mail dan transaksi-transaksi

bisnis atau jual beli secara online. Layanan internet semakin mudah diakses

oleh siapa saja dan dimana saja berada, baik menggunakan PC (Personal

Computer), Notebook ataupun Handphone sekalipun. Menurut Gaganet

(2010), warnet adalah salah satu bentuk usaha yang dikelola oleh kelompok

atau individu yang memberikan pelayanan dalam bentuk jasa internet oleh

penggunanya. Biasanya konsumen dikenakan biaya per jam atau lebih, sesuai

lamanya penggunaannya. Pada saat ini, banyak cara yang dilakukan oleh

warnet untuk menarik minat konsumen agar mengunjungi warnetnya.

Tentunya selain pelayanan yang baik, dan juga perangkat keras (Hardware)

maupun perangkat lunak (Software) yang ada. Mereka juga pada umumnya

memberikan diskon untuk konsumennya. Sebagai contoh, warnet merapi

online yang berani untuk memberikan keringanan biaya dalam penggunaannya

jika telah bermain internet dalam batas waktu yang telah ditentukan.

Masyarakat kini mulai selektif dan cerdas dalam memilih produk atau jasa

yang akan mereka gunakan terutama warnet, sehingga mereka akan

mendapatkan manfaat atau kegunaan dari produk atau jasa yang mereka beli.

Hal ini mengakibatkan persaingan antar warnet untuk menarik konsumen

semakin ketat. Di Indonesia sendiri pengguna internet terus meningkat dari

(23)

terdapat grafik yang menunjukan jumlah pengguna internet di Indonesia

hingga tahun 2010. Berdasar data euromonitor (badan penelitian independen

dari Eropa diakses tanggal 7 November 2015), awal tahun 2010 pengguna

internet di Indonesia baru mencapai 41.416.220 jiwa dari total penduduk

233.757.000.

Tabel I.1

Data Penduduk dan Pengguna Internet di Indonesia Tahun 2000-2010

Negara Indonesia

Luas 1.919.445km

Populasi

Penduduk 236.200.000

Tahun 2000 2007 2008 2009 2010

Pengguna

Internet 3.000.000 130.000.000 180.000.000 20.000.000 28.406.630

Sumber: http://www.euromonitor.com/FactFile.aspx?country=ID

Melihat pasar yang massih terbuka luar biasa lebar, wajar jika

dimana-mana bermunculan warnet-warnet atau jasa penyedia layanan internet. Bahkan

kurang lebih tiga tahun ini jaringan telekomunikasi seluler beramai-ramai ikut

menjarah ceruk pasar ini. Dalam perkembangannya, ini menjadi permasalahan

yang cukup besar untuk para pelaku bisnis warnet. Selain karena bersaing

dengan jaringan seluler yang notabene hampir semua orang memilikinya

(ponsel), juga karena ketatnya persaingan antar para pengusaha warnet yang

mendirikan warnet terutama di kota-kota besar. Fenomena ini sebenarnya

(24)

Ali Margono (2008) ini dikarenakan tingginya budaya latah di Indonesia.

Budaya latah yang dimaksudkan disini biasanya dilakukan oleh perorangan,

kelompok maupun institusi dengan berbuat serupa seperti yang telah

dilakukan oleh pihak lain dengan tujuan mencapai prestasi sebagaimana yang

telah dihasilkannya terlebih dulu atau mencapai prestasi seseorang yang

diidolakan. Rata-rata orang berbuat latah karena apa yang dilakukan oleh

orang itu dirasa menguntungkan atau bermanfaat bagi dirinya sehingga ditiru

habis-habisan dan pada kondisi tertentu sikap ini dapat berkembang menjadi

suatu tren atau mode. Masih menurut Ali Margono, sebenarnya budaya latah

ini juga dapat menumbuhkan daya saing untuk meraih sukses dalam bidang

bisnis tersebut.

Di Daerah Istimewa Yogyakarta sendiri bisnis warnet (warung internet)

sangat banyak ditemukan, khususnya berlokasi di dekat kampus-kampus,

sekolah-sekolah dan perkantoran. Dengan itu dapat memberikan kemudahan

bagi para mahasiswa/mahasiswi, murid-murid dan siapapun untuk

menggunakan jasa warnet (warung internet) untuk keperluan mereka

masing-massing, misalnya chatting, nge-print, browsing, berkomunikasi suara dan

gambar memakai web, mencari teman lama, mencari pekerjaan, mencari tugas

sekolah, bahkan bermain game secara online. Berikut data jumlah warnet di

Daerah Istimewa Yogyakarta akan disajikan dalam tabel I.2 ( diakses tanggal

(25)

Tabel I.2

Data Jumlah Warnet di Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010-213

S

u

S

Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi & Informasi DIY

Kualitas jasa pelayanan merupakan suatu kondisi yang dinamis yang

berpengaruh terhadap suatu produk, jasa, manusia, dan lingkungan yang

memenuhi atau melebihi harapan atau dapat diartikan sebagai upaya

pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketepatan

penyampainnya dalam mengimbangi harapan konsumen (Tjiptono, 2000:51).

Menurut Kotler (2002:83) pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan

yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya

tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya

dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik. Pelayanan

merupakan perilaku produsen dalam rangka memenuhi kebutuhan dan

keinginan konsumen demi terciptanya kepuasan pada konsumen itu sendiri.

Untuk meningkatkan kualitasnya, sebuah bisnis perlu melakukan

peningkatan terhadap produk dan jasa pelayanannya secara terus menerus.

Menyadari bahwa konsumen selalu menginginkan jasa pelayanan yang baik

membuat produsen harus menerapkan pemikiran bahwa konsumen adalah

raja. Sebuah perusahaan dikatakan hidup apabila memiliki konsumen

Uraian 2010 2011 2012 2013

Jumlah

(26)

didalamnya. Pelaku bisnis senantiasa berlomba-lomba memanjakan konsumen

dengan memberikan pelayanan yang terbaik. Demikian halnya, ini berarti

perusahaan bekerja keras memberikan jasa pelayanan berkualitas kepada

konsumen agar konsumen memiliki persepsi yang positif.

Persepsi konsumen pada kualitas pelayanan yang positif misalnya

pelayanan yang ramah, sopan, dan cepat menunjukan pelanggan atau

konsumen merasa puas. Jadi kepuasan konsumen dapat diketahui setelah

konsumen menggunakan produk atau jasa pelayanan. Persepsi konsumen pada

kualitas pelayanan yang semakin baik atau positif menunjukan konsumen

yang puas. Dengan demikian persepsi konsumen pada kualiatas pelayanan

yang semakin baik atau positif akan dapat mengarah pada pengulangan

pembelian jasa atau produk dan terjadinya kelekatan emosional terhadap

merek serta preferensi rasional, sehingga hasilnya adalah kesetiaan (loyalitas)

konsumen yang tinggi.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul ”PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN PADA

KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN

(27)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut:

1. Apakah ada persepsi konsumen pada kualitas pelayanan

berpengaruh terhadap loyalitas konsumen jasa Warnet Merapi

Online?

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis membatasi permasalahan mengenai obyek

penelitian, dimana dimensi kualitas yang diteliti adalah:

1. Keandalan (reliability)

2. Daya tanggap (responsiveness)

3. Jaminan (assurance)

4. Empati (empathy)

5. Bukti fisik (tangibles)

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan dari

peneltian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah persepsi konsumen pada kualitas

pelayanan berpengaruh terhadap loyalitas konsumen jasa Warnet

(28)

E. Manfaat Penelitian

Dari penelitian yang akan dilakukan dapat memberikan manfaat kepada

berbagai pihak, antara lain:

1. Bagi perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk

perusahaan guna meningkatkan kualitas pelayanan terhadap

konsumen khususnya masyarkat luas.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Sebagai acuan bahan referensi dan studi penelitian selanjutnya,

serta diharapakan dapat memberikan kontribusi dan tambahan

informasi yang berguna bagi Universitas Sanata Dharma.

3. Bagi Penulis

Diharapkan dengan adanya penelitian ini, penulis dapat menambah

wawasannya dan dapat mempraktekan apa yang sudah di dapat

(29)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Pemasaran

Pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam perekonomian yang

membantu dalam menciptakan nilai ekonomi. Nilai ekomoni itu sendiri

menentukan harga barang dan jasa. Faktor penting dalam menciptakan nilai

tersebut adalah produksi, pemasar dan konsumsi. Pemasaran menjadi

penghubung antara kegiatan produksi dan konsumsi.

Menurut Kotler dan Amstrong (2008:6) mendefinisikan pemasaran:

“Sebagai proses sosial dan manajerial dimana pribadi atau organisasi

memperoleh apa yang mereka butuhkan dan diinginkan melalui penciptaan

dan pertukaran nilai dengan orang lain”.

Definisi manajemen pemasaran menurut Kotler (2003:10) mengatakan

"Marketing is a social and managerial process by which individuals and

groups obtain what need went trough creating, offering and exchanging

product of value with others.”Pemasaran adalah suatu proses sosial dimana

individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan

(30)

kepada pihak lain atau segala kegiatan yang menyangkut penyampaian produk

atau jasa mulai dari produsen sampai konsumen.

Dari definisi di atas, dapat diartikan pemasaran adalah fungsi bisnis

yang mengidentifikasi mengenai keinginan dan kebutuhan yang belum

terpenuhi oleh konsumen dan mengukur seberapa besar keinginan dan

kebutuhan tersebut, menentukan target pasar mana yang akan dilayani oleh

perusahaan dan menentukan berbagai produk, jasa dan cara yang tepat untuk

melayani pasar tersebut.

Peranan pemasaran saat ini tidak hanya menyampaikan produk atau

jasa hingga ke tangan konsumen tetapi juga bagaimana produk atau jasa

hingga ke tangan konsumen tetapi juga bagaimana produk atau jasa tersebut

dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan menghasilkan laba.

Sasaran dari pemasaran adalah menarik konsumen baru dengan menjanjikan

nilai superior, menetapkan harga menarik, mendistribusikan produk dengan

mudah, mempromosikan secara efektif serta mempertahankan pelanggan yang

sudah ada dengan tetap memegang prinsip kepuasan pelanggan.

Pada dasarnya pemasaran itu merupakan suatu proses yang dilakukan

sekelompok orang guna untuk menyediakan dan menyampaikan barang atau

jasa bagi sekelompok individual lain yang membutuhkan dan terdapat timbal

(31)

2. Konsep Pemasaran

Suatu perusahaan dalam menjalankan aktifitasnya harus efisien

menjalankan konsep pemasaran agar keuntungan yang diharapkan dapat

terealisasi dengan baik. Ini menandakan bahwa kegiatan pemasaran dalam

perusahaan harus dikoordinasi dan dikelola dengan cara yang lebih baik.

Filsafah konsep pemasaran bertujuan untuk memberikan kepuasan

terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen. Kegiatan perusahaan yang

berdasar pada konsep pemasaran ini harus diarahkan untuk memenuhi tujuan

perusahaan. Secara devinitif dapat dikatakan bahwa konsep pemasaran adalah

falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen

merupakan syarat ekonomis dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan

(Basu Swastha dan Irawan, 2000:6). Dari definisi tersebut dapat disimpulkan,

perusahaan memiliki konsekuensi.

3. Persepsi

Menurut Walgito (2010:99), “sejak individu dilahirkan, sejak saat itu

individu berhubungan dengan dunia sekitarnya. Mulai saat itu pula individu

secara langsung menerima stimulus dari luar dirinya, dan ini berkaitan dengan

persepsi”. Menurut Davidoff dalam Walgito (2003:46) persepsi sekalipun

stimulusnya sama, tetapi karena pengalaman tidak sama, kemampuan berpikir

tidak sama, kerangka acuan tidak sama, adanya kemungkinan hasil persepsi

antara individu satu dengan yang lain tidak sama. Keadaan tersebut

(32)

adalah bahwa persepsi tidak hanya tergantung pada ransangan fisik, tetapi

juga pada hubungan ransangan terhadap bidang yang mengelilinginya dan

kondisi dalam diri kita.

4. Jasa

a. Pengertian Jasa

Menurut Tjiptono (2004:6) jasa adalah setiap tindakan atau

kegiatan yang ditawarkan oleh suatu pihak ke pihak lain, pada dasarnya

tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksi

jasa bisa berkaitan dengan produk fisik atau sebaliknya.

Sementara perusahaan yang memberikan operassi jasa adalah

perusahaan yang memberikan konsumen produk jasa baik yang berwujud

atau tidak berwujud, seperti transportasi, hiburan, restoran, pendidikan dan

kesehatan. Dari definisi diatas, tampak bahwa di dalam jasa selalu ada

aspek interaksi antara pihak konsumen dan pihak produsen (jasa),

meskipun pihak-pihak yang terlibat tidak selalu menyadari. Jasa bukan

(33)

b. Karakteristik Jasa

Menurut Tjiptono (2004:15), jasa memiliki empat karakteristik

yaitu:

1) Jasa tidak Berwujud (Intangibility)

Jasa berbeda dengan barang. Jika barang merupakan suatu

objek, alat, atau benda, maka jasa adalah suatu perbuatan, kinerja

(perfomance), atau usaha. Bila barang dapat dimiliki, maka jasa

hanya dapat dikonsumsi tetapi tidak dapat dimiliki. Meskipun

sebagian besar jasa dapat berkaitan dan didukung oleh produk fisik

misalnya, mobil dalam jasa transportasi, esensi dari apa yang dibeli

pelanggan adalah perfomance yang diberikan oleh suatu pihak

kepada pihak lainnya. Jasa bersifat intangible, artinya tidak dapat

dilihat, dirasa, diraba, dicium, atau didengar sebelum dibeli.

2) Jasa Dapat Dipisahkan (Inseparability)

Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu

dikonsumsi. Sedangkan jasa biasanya dijual terlebih dahulu, baru

kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan. Interaksi

antara penyedia jasa dan pelanggan merupakan ciri khusus dalam

pemasaran jasa. Keduanya mempengaruhi hasil (outcome) dari jasa

tersebut. Dalam hubungan penyedia jasa dan pelanggan ini,

efektivitas individu yang menyampaikan jasa (contact-personnel)

(34)

bisnis jasa ada pada proses rekrutmen, kompensasi, pelatihan, dan

pengembangan karyawannya.

3) Variabilitas (Variability)

Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan

nonstandardized output, artinya banyak variasai bentuk, kualitas

dan jenis, tergantung pada siapa, kapan, dan di mana jasa tersebut

dihasilkan. Ada tiga faktor yang menyebabkan variabilitas kualitas

jasa yaitu kerja sama atau partisipasi pelanggan selama

penyampaian jasa, moral/motivasi karyawan dalam melayani

pelanggan, dan beban kerja perusahaan. Pada industri jasa yang

bersifatpeople-bassed, komponen manusia yang terlibat jauh lebih

banyak daripada jasa yang bersifat equipment-based. Implikasinya

adalah bahwa hasil (outcome) dari operasi jasa yang bersifat

people-bassed cenderung kurang terstandarisasi dan seragam

dibandingkan hasil dari jasa yang bersifat equipment-based

maupun operasi manufaktur. Para pembeli jasa sangat peduli

terhadap variabilitas yang tinggi ini dan sering kali mereka

meminta pendapat orang lain sebelum memutuskan memilih

penyedia jasa. Dalam hal ini penyedia jasa dapat menggunakan tiga

pendekatan dalam pengendalian kualitasnya, yaitu:

a) Melakukan investasi dalam seleksi dan pelatihan

(35)

b) Melakukan standarisasi proses pelaksanaan jasa

(service-performance process).

c) Memantau kepuasan pelanggan melalui sistem saran

dan keluhan, survai pelanggan, dan comparison

shopping, sehingga pelayanan yang kurang baik

dapat dideteksi dan dikoreksi.

4) Tidak Tahan Lama (Perishability)

Jasa merupakan komoditas yang tidak tahan lama, tidak

dapat disimpan untuk pemakaian ulang diwaktu yang akan datang,

dijual kembali, atau dikembalikan. Tidak tahan lamanya jasa tidak

menjadi masalah bila permintaan tetap karena mudah mengatur staf

untuk melakukan jasa tersebut, tetapi akan sulit bila permintaan

berfluktuasi.

5. Kualitas Pelayanan Jasa

Kualitas pelayanan adalah sarana untuk mencapai kepuasan dan ikatan.

Tujuan utama dalam berbisnis adalah menghasilkan pelanggan yang puas dan

setia yang akan terus menerus menjalin hubungan dengan perusahaan. Oleh

karena itu, memberikan mutu yang tinggi dan pelayanan yang prima adalah

suatu keharusan agar pelanggan puas dan setia. Kualitas adalah keseluruhan

fitur dan sifat produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuan

untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat, Kotler dan Keller

(36)

Kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan

produk, jasa, proses, manusia dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi

harapan, Tjiptono (2004:51).

Kualitas pelayanan jasa adalah ukuran seberapa bagus tingkat layanan

yang diberikan mampu sesuai dengan ekspetasi pelanggan, Lewis dan Booms,

Tjiptono (2005:121).

Kualitas pelayanan (service quality) dapat diketahui dengan cara

membandingkan persepsi para konsumen atas pelayanan yang nyata mereka

terima atau peroleh dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka harapkan

atau inginkan terhadap atribut-atribut pelayanan suatu perusahaan. Jika jasa

yang diterima atau dirasakan (perceived service) sesuai dengan yang

diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan, jika

jasa yang diterima melampaui harapan konsumen, maka kualitas pelayanan

dipersepsikan sangat baik dan berkualitas. Sebaliknya jika jasa yang diterima

lebih rendah dari pada yang diharapkan, maka kualitas pelayanan

dipersepsikan buruk. Definisi pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan

yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya

tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun, Kotler,Philip

(2002:428). Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk

fisik.

Kualitas pelayanan jasa merupakan hal prima dan keharusan, bila

organisasi ingin maju. Keliru jika orang mengatakan bahwa suksesnya

(37)

terjadi penyedia jasa memberikan kualitas pelayanan maksimal kepada

pelanggan potensial, sehingga mereka dipuaskan. Betapapun baiknya kerja

karyawan bila kualitas layanan buruk, organisasi akan ditinggalkan

pelanggannya. Sebab peran pelanggan merupakan orang yang menentukan

baik tidaknya suatu organisasi. Maka salah satu jalur yang menentukan

kualitas pelayanan kepada pelanggan adalah kontak personal. Itulah yang

menentukan andilnya sukses organisasi.

Dari beberapa pengertian yang telah diuraikan diatas dapat

disimpulkan bahwa kualitas layanan yang baik atau bermutu sangat penting

dilakukan dalam perusahaan karena dengan kualitas yang baik konsumen akan

terpuaskan dan melakukan pembelian ulang. Oleh karena itu, baik tidaknya

kualitas jasa pelayanan tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam

memenuhi harapan pelanggan secara konsisten.

Ada lima dimensi utama kualitas pelayanan jasa yang disusun sesuai

urutan tingkat kepentingan relatifnya Tjiptono (2004:70) dimensi-dimensi

tersebut antara lain sebagai berikut:

1) Keandalan (Reliability)

Berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk memberikan

layanan yang akurat sejak pertama kali tanpa membuat kesalahan

apapun dan menyampaikan jasanya dengan waktu yang disepakati.

2) Daya Tanggap (Responsiveness)

Daya tanggap berkenaan dengan kesediaan dan kemampuan para

(38)

permintaan mereka, serta menginformasikan kapan saja akan

diberikan dan kemudian memberikan jasa secara cepat.

3) Jaminan (Assurance)

Jaminan berkenaan dengan perilaku karyawan mampu

menumbuhkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan, dan

perusahaan bisa menciptakan rasa aman bagi para pelanggannya.

Jaminan juga berarti bahwa para karyawan selalu bersikap sopan dan

menguasai pengetahuan serta ketrampilan yang dibutuhkan untuk

menangani setiap pertanyaan atau masalah pelanggan.

4) Empati (Empathy)

Empati berarti bahwa perusahaan memahami masalah para

pelanggan, serta memberikan perhatian personal kepada pelanggan

dan memiliki jam operasi yang aman.

5) Bukti Fisik (Tangibles)

Berkenaan dengan daya tarik fasilitas fisik, perlengkapan dan

material yang digunakan perusahaan, serta penampilan karyawan.

6. Loyalitas Konsumen

a. Pengertian Loyalitas

Loyalitas atau kesetiaan didefinisikan sebagai komitmen yang

dipegang kuat untuk membeli atau berlangganan lagi produk atau jasa

tertentu di masa depan meskipun ada pengaruh situasi dan usaha

pemasaran yang berpotensi menyebabkan perubahan perilaku (Kotler,

(39)

mempunyai sikap positif terhadap suatu merek, mempunyai komitmen

pada merek tersebut dan bermaksud meneruskan pembeliannya di masa

mendatang. Loyalitas pelanggan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu

loyalitas merek(brand loyalty) dan loyalitas toko (store loyalty). Loyalitas

merek adalah sikap menyenangi terhadap suatu merek yang

direpresentasikan dalam pembelian yang konsisten terhadap merek itu

sepanjang waktu, sedangkan loyalitas toko juga ditunjukkan oleh perilaku

konsisten tetapi perilaku konsistennya adalah dalam mengunjungi toko

dimana di tempat tersebut pelanggan bisa membeli merek yang diinginkan.

Loyalitas konsumen adalah kunci utama dari perusahaan untuk

menang dalam persaingan, baik perusahaan jasa maupun perusahaan

barang (Tjiptono, 2004:145).

Loyalitas konsumen secara umum dapat diartikan sebagai suatu

kesetiaan seseorang yaitu konsumen atas suatu produk, baik barang

maupun jasa tertentu, dengan kata lain loyalitas adalah perilaku pembelian

kembali produk yang sama dengan berdasarkan keyakinan dan

kepercayaan terhadap produk yang bersangkutan. Loyalitas merupakan

suatu bukti bahwa konsumen yang selalu menjadi pelanggan yang

memiliki kekuatan dan sifat positif terhadap perusahaan tersebut.

Berbeda dari kepuasan yang merupakan sikap, loyalitas dapat

didefinisikan berdasarkan perilaku membeli. Pelanggan yang loyal adalah

(40)

produk atau jasa, mereferensikan kepada orang lain dan menunjukan

kekebalan terhadap tarikan dari pesaing (Griffin, 2002:22).

b. Jenis-Jenis Loyalitas

Menurut Griffin (2002:22) dua faktor yang sangat penting bila

ingin mengembangkan loyalitas: pertama, keterikatan (attachment) yang

tinggi terhadap produk atau jasa tertentu dibandingkan terhadap produk

atau jasa pesaing potensial, dan pembelian yang berulang. Faktor kedua

adalah pembelian berulang.

Griffin membagi loyalitas dalam empat jenis yaitu:

1) Tanpa loyalitas

Yaitu beberapa konsumen yang tidak mengembangkan loyalitas

terhadap produk atau jasa tertentu karena beranggapan tidak ada

perbedaan tempat penyedia barang atau jasa tertentu.

2) Loyalitas yang lemah

Yaitu keterikatan yang rendah digabung dengan pembelian ulang yang

tinggi menghasilkan loyalitas yang lemah. Konsumen ini membeli

karena kebiasaan.

3) Loyalitas tersembunyi

Yaitu tingkat Preferensi yang tinggi digabung dengan tingkat

(41)

4) Loyalitas premium

Yaitu terjadi apabila ada tingkat keterikatan yang tinggi dan tingkat

pembelian berulang yang juga tinggi.

c. Ciri-Ciri Loyalitas

Menurut Griffin (dalam Hurriyati, 2010:130) pelanggan yang loyal

menunjukan ciri-ciri sebagai berikut:

1) Make regular repeat purchases: Konsumen atau pelanggan yang

melakukan pembelian ulang secara teratur.

2) Demonstrates an immunity to the full of the competition: Konsumen

atau pelanggan yang tidak dapat dipengaruhi oleh pesaing untuk

pindah.

3) Refers other: Konsumen atau pelanggan yang mereferensikan kepada

orang lain.

4) Purchases across product and service lines: Konsumen atau pelanggan

yang membeli untuk produk atau jasa yang lain ditempat yang sama.

d. Cara Mengukur Loyalitas Konsumen

Menurut (Griffin, 2003:31) memberikan definisi bahwa pelanggan

yang loyal adalah:

1) Melakukan pembelian berulang secara teratur.

2) Membeli antar lini produk dan jasa.

3) Merekomendasikan kepada orang lain.

(42)

e. Membangun Loyalitas

Tujuan dan maksud utama hubungan pemasaran adalah mencapai

hubungan pelanggan dan membangun kesetiaan. Maka kita perlu

membangun kesetiaan pelanggan dengan cara Tjiptono (2005:218) sebagai

berikut:

1) Core service strategy

Yakni merancang dan memasarkan jasa inti (core service) yang bisa

mendasari bertumbuhnya relasi pelanggan. Jasa inti ideal adalah jasa

yang bisa menarik para pelanggan baru melalui karakter pemenuhan

kebutuhannya; memperkuat relasi bisnis melalui kualitas, multi

komponen, dan karakteristik jangka panjangnya dan memberikan

basis bagi penjualan layanan tambahan sepanjang waktu.

2) Relationship customization

Yaitu mengadaptasi jasa atau layanan yang ditawarkan sesuai dengan

karakteristik dan kebutuhan spesifik pelanggan individual. Strategi ini

bakal lebih efektif bila kapabilitas jasa personal dikombinasikan

dengan kapabilitas teknologi informasi.

3) Service augmentation

Yakni menambahkan layanan-layanan ekstra pada jasa utama untuk

mendiferensiasikan produk perusahaan dari penawaran para pesaing.

Agar diferensiasi bisa efektif, komponen ekstra tersebut haruslah

sesuatu yang benar-benar bernilai di mata pelanggan dan tidak mudah

(43)

4) Relationship pricing

Harga sebagai insentif untuk menjalin relasi jangka panjang. Ide dasar

strategi ini bukanlah hal baru, karena banyak perusahaan yang sukses

menerapkan prinsip “a better price for better customers”.

5) Internal Marketing

Yakni menciptakan iklim organisasi yang bisa memastikan bahwa staf

layanan yang tepat menyampaikan jasa secara tepat. Kepuasan

karyawan tak kalah pentingnya dibandingkan kepuasan pelanggan.

Dalam hal ini karyawan diperlukan sebagai pelanggan dan pekerja

dipandang sebagai produk.

7. Pengaruh Kualitas Jasa Pelayanan terhadap Loyalitas Konsumen

Banyak penelitian yang menyatakan bahwa kualitas pelayanan adalah

melakukan segala sesuatu secara benar sejak awal. Bila itu tercapai makan

akan mewujudkan loyalitas konsumen.

Kualitas jasa pelayanan mempunyai hubungan yang erat dengan

loyalitas pelayanan hal ini dikemukakan dalam penelitian Bloemer (1999)

Service Quality is positively across different types of service industries”.

Selanjutnya (Zeithanml, 1996) mengemukakan “Report a strong association

between overall service quality and service loyalty across multiple

companies” terdapat hubungan yang erat diantara keseluruhan dimensi dari

kualitas jasa pelayanan dengan loyalitas pelanggan dari beberapa perusahaan,

yang dimaksud dengan Overall service quality adalah dimensi kualitas

(44)

(4)Empathy, (5)Tangibles. Sedangkan yang dimaksudOverall service quality

adalah dimensi dari loyalitas pelayanan yang terdiri dari (1) Word of mouth,

(2) Communication, (3) Purchase intention, (4) Price sensivity, (5)

Complaining behavior.

Kedua variabel tersebut mempunyai hubungan yang erat dan

digambarkan dalam kerangka pemikiran berikut:

Gambar II.1

Pengaruh Dimensi Kualitas terhadap Loyalitas Konsumen Dimensi kualitas

 Keandalan

 Daya tanggap

 Jaminan

 Empati

 Bukti fisik

Loyalitas Konsumen

Word of mouth

Communication

Purchase intention

Price sensivity

Complaining

behavior

(45)

8. Warung Internet

Warnet adalah salah satu bentuk usaha yang dikelola oleh kelompok

atau individu yang memberikan pelayanan dalam bentuk jasa internet oleh

penggunanya. Biasanya konsumen dikenakan biaya per jam atau lebih, sesuai

lamanya penggunaannya. Pada saat ini, banyak cara yang dilakukan oleh

warnet untuk menarik minat konsumen agar mengunjungi warnetnya.

Banyak yang tidak mengetahui bahwa teknologi internet berasal dari

penemuan ARPA, yaitu paket switching pada tahun 1960 sampai

terbangunnya aplikasi world wide web atau yang lebih dikenal dengan www

pada tahun 1990 oleh Tim Berners Lee (http://sejarah-internet.com diakses

tanggal 15 September 2015). Di Indonesia sendiri pengguna internet terus

meningkat dari tahun ke tahun dengan persentase peningkatan yang luar biasa.

Tabel II.1

Persentase Penduduk Usia 5 Tahun ke Atas yang Pernah Mengakses Internet

dalam 3 Bulan Terakhir Menurut Provinsi dan Jenis Kelamin,

2012-2013 (%)

Provinsi

2012 2013

Jenis Kelamin Jenis Kelamin

Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan

11 Aceh 54,86 45,14 55,38 44,62

(46)

13 Sumatera Barat 51,40 48,60 50,94 49,06

14 Riau 57,14 42,86 57,26 42,74

15 Jambi 55,14 44,86 55,92 44,08

16 Sumatera Selatan 55,02 44,98 54,34 45,66

17 Bengkulu 53,71 46,29 51,84 48,16

18 Lampung 54,18 45,82 55,08 44,92

19 Kepulauan Bangka Belitung

55,09 44,91 53,62 46,38

21 Kepulauan Riau 58,90 41,10 54,58 45,42

31 DKI Jakarta 57,02 42,98 57,02 42,98

32 Jawa Barat 56,58 43,42 56,38 43,62

33 Jawa Tengah 55,57 44,43 54,96 45,04

34 D.I. Yogyakarta 55,11 44,89 54,37 45,63

35 Jawa Timur 55,37 44,63 56,26 43,74

36 Banten 57,29 42,71 57,34 42,66

51 Bali 58,31 41,69 58,05 41,95

52 Nusa Tenggara Barat 56,41 43,59 54,15 45,85

53 Nusa Tenggara Timur 54,85 45,15 52,16 47,84

61 Kalimantan Barat 58,10 41,90 56,62 43,38

62 Kalimantan Tengah 58,98 41,02 58,86 41,14

63 Kalimantan Selatan 58,40 41,60 57,31 42,69

64 Kalimantan Timur 59,34 40,66 57,35 42,65

71 Sulawesi Utara 51,59 48,41 51,40 48,60

72 Sulawesi Tengah 52,79 47,21 53,05 46,95

73 Sulawesi Selatan 51,64 48,36 52,11 47,89

74 Sulawesi Tenggara 51,70 48,30 51,46 48,54

(47)

76 Sulawesi Barat 52,33 47,67 52,77 47,23

81 Maluku 51,36 48,64 50,35 49,65

82 Maluku Utara 54,37 45,63 53,55 46,45

91 Papua Barat 59,74 40,26 59,37 40,63

94 Papua 62,16 37,84 60,94 39,06

Sumber: Diolah dari Hasil Survei Sosial

Ekonomi Nasional (Susenas) (bps.co.id)

Pada daftar tabel III.1 di atas menunjukan bahwa 33 Provinsi di Indonesia

untuk pengguna internet sangat banyak, antara laki-laki dan perempuan menurut

perhitungan pengguna internet pada tahun 2012-2013 tersebut menurut jenis

kelamin.

B. Penelitian Sebelumnya

Penelitian yang dilakukan oleh Luh Ratnadewi seorang mahasiswa dari

Universitas Pendidikan Ganesha, dengan judul skripsinya “Pengaruh

Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Pengguna Jasa

Warung Internet Di Kota Singaraja Tahun 2012”. Penelitian ini bertujuan

untuk memperoleh temuan deskriptif tentang (1) kualitas pelayanan, (2)

loyalitas pelanggan serta (3) temuan eksplamatif yang teruji tentang pengaruh

kualitas pelayanan terhadap loyalitas pengguna jasa warung internet di Kota

Singaraja.Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif kausal.

Objek penelitian ini adalah perusahaan jasa internet dan pelangganya sebagai

(48)

dikumpulkan dengan menggunakan metode (1) kuesioner, (2) wawancara dan

(3) dokumentasi. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 100 pelanggan

dari jumlah populasi sebanyak 1001 pelanggan. Sampel di tarik dengan

menggunakan teknik sampling insidental, serta data di analisis dengan analisis

regresi sederhana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) kualitas

pelayanan berada dalam kategori baik, (2) loyalitas pelanggan berada dalan

kategori sangat loyal dan (3) ada pengaruh positif dan signifikan dari kualitas

pelayanan terhadap loyalitas pelanggan pengguna jasa warung internet di kota

Singaraja.

Partua Pramana Hamonangan Sinaga juga yang melakukan penelitian

dengan judul skripsi “Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan, Kepuasan

Pelanggan dan Lokasi Terhadap Loyalitas Pelanggan” (Studi kasus pada

warnet Chamber Semarang) menyatakan penelitian ini sendiri betujuan

untuk mengetahui sejauh mana pengaruh Kualitas Pelayanan (X1), Kepuasan

Pelanggan (X2), dan Lokasi (X3) terhadap Loyalitas Pelanggan (Y) di warnet

Chamber Semarang. Sampel penelitian ini sebanyak 100 responden, dengan

metode accidental sampling dengan populasi seluruh konsumen warnet

Chamber Semarang. Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini

adalah analisis kualitatif yang merupakan interpretasi dari data-data yang

diperoleh dalam penelitian serta hasil pengolahan data yang sudah

dilaksanakan dengan memberi keterangan dan penjelasan. Selain itu juga

digunakan analisis kuantitatif dengan metode analisis regresi, adapun

(49)

linier berganda, pengujian hipotesis dan koefisien determinasi. Data-data yang

telah memenuhi uji validitas, uji reliabilitas dan uji asumsi klasik diolah

sehingga menghasilkan persamaan regresi sebagai berikut, Y = 0,326 X1 +

0,320 X2 + 0,216 X3 Karena nilai koefisien seluruhnya positif, maka hal ini

berarti ketiga variabel tersebut mempunyai hubungan yang positif sejalan

terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis menggunakan uji t

menunjukkan bahwa ketiga variabel independen yang diteliti terbukti secara

signifikan mempengaruhi variabel dependen Loyalitas Pelanggan. Kemudian

melalui uji F dapat diketahui bahwa variabel Kualitas Pelayanan, Kepuasan

Pelanggan dan Lokasi memang layak untuk menguji variabel dependen

Loyalitas Pelanggan. Angka Adjusted R Square sebesar 0,506 menunujukka

bahwa 50,6 persen variasi Loyalitas Pelanggan dapat dijelaskan oleh ketiga

variabel independen dalam persamaan regresi. Sedangkan sisanya sebesar 49,4

persen dijelaskan oleh variabel lain diluar ketiga variabel yang digunakan

dalam penelitian ini.

Selain itu terdapat pula penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh

Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Pada

Hotel Puri Artha Yogyakarta yang ditulis oleh Niya Nuryani, menyatakan

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kualitas pelayanan jasa

berpengaruh terhadap kepuasan dan loyalitas konsumen. Teknik analisis data

yang digunakan adalah Regresi Linier berganda dengan menggunakan

program SPSS.16, hasil analisis data menunjukan bahwa kualitas jasa

(50)

loyalitas pelanggan. Pengambilan teknik pengumpulan data dilakukan melalui

survei menggunakan kuesioner dan wawancara kepada konsumen pada Hotel

Puri Artha yang bertujuan untuk mendapatkan data mengenai kepuasan dan

loyalitas konsumen. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah

Purposive Sampling. Dalam penelitiannya, peneliti menggunakan 150 sampel

sebagai responden, yaitu anggota semua konsumen yang menginap di Hotel

Puri Artha. Setelah melakukan berbagai uji penulis mendapat kesimpulan

bahwa loyalitas konsumen dan kepuasan dipengaruhi oleh kualitas jasa.

C. Kerangka Konseptual Penelitian

Merujuk pendapat Nina dan Fauzi (1999:71) yang mengatakan bahwa

persepsi adalah cara kita menginterprestasikan atau mengerti pesan yang telah

di proses oleh sistem indrawi kita atau dengan kata lain persepsi adalah proses

pemberian makna pada sensasi dengan melakukan persepsi manusia

memperoleh pengetahuan baru. Berdasarkan hal tersebut, persepsi konsumen

pada kualitas pelayanan diartikan sebagai proses pemberian makna pada

kualitas pelayanan. Persepsi dapat mempengaruhi perilaku aktual konsumen.

Persepsi konsumen pada kualitas pelayanan yang positif akan menunjukan

pelanggan atau konsumen merasa puas. Dengan demikian persepsi konsumen

pada pada kualitas pelayanan yang semakin baik atau positif akan dapat

mengarah pada pengulangan pembelian jasa atau produk, sehingga hasilnya

adalah loyalitas yang tinggi. Loyalitas konsumen dapat dicapai ketika kualitas

(51)

(responsiveness), jaminan (assurance), empati (empathy), dan bukti fisik

(tangibles).

Kerangka tersebut mengarah skema kerangka konseptual yang digunakan

dalam penelitian ini. Kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada

gambar II.2:

Gambar II.2

Kerangka Konseptual

Dari gambar II.2 menunjukan bahwa persepsi konsumen pada kualitas

pelayanan sebagai variabel independen. Loyalitas konsumen sebagai variabel

dependen. Persepsi konsumen pada kualitas pelayanan yang semakin baik atau

positif menunjukan konsumen yang puas. Dengan demikian persepsi

konsumen pada kualitas pelayanan yang semakin baik atau positif akan dapat

mengarah pada pengulangan pembelian jasa atau produk dan terjadinya

kelekatan emosional terhadap merek serta preferensi rasional, sehingga

hasilnya adalah kesetiaan (loyalitas) konsumen yang tinggi. Persepsi Konsumen pada

Kualitas Jasa Pelayanan

(X)

(52)

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual yang mengatakan bahwa persepsi

konsumen pada kualiatas pelayanan yang semakin baik atau positif akan dapat

mengarah pada pengulangan pembelian jasa atau produk dan terjadinya

kelekatan emosional terhadap merek serta preferensi rasional, sehingga

hasilnya adalah kesetiaan (loyalitas) konsumen yang tinggi. Maka hipotesis

yang akan dibuktikan dalam penelitian yang akan dilaksanakan adalah sebagai

berikut:

H1: Persepsi konsumen pada kualitas pelayanan berpengaruh terhadap

(53)

33 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah

penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang

bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua

variabel atau lebih (Sugiyono, 2003:11).

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Dalam penyusunan skripsi ini penulis melakukan penelitian dengan

mengambil subjek konsumen pada Warnet Merapi Online di jalan

Adisucipto, Sleman, Yogyakarta.

2. Obyek Penelitian

Pada penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian adalah

persepsi konsumen pada kualitas pelayanan terhadap loyalitas

(54)

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada November-Desember 2015.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada jasa Warnet Merapi Online yang

berlokasi di Jl. Adisucipto No. 26, Catur Tunggal, Depok, Sleman,

Yogyakarta.

D. Variabel Penelitian

Dalam judul penelitian ini memiliki dua buah variabel, yaitu variabel

independen dan variabel dependen. Variabel independen yaitu persepsi

konsumen pada kualitas pelayanan, dan variabel dependen yaitu loyalitas

konsumen.

1. Variabel Independen

Persepsi konsumen pada kualitas pelayanan sebagai variabel

independen. Dimensi/aspek/item kualitas yang dipersepsikan adalah

(55)

3. Tempat parkir

4.Keyboard,mouse, headphone,webcam

danAC

2. Tata ruang 1. Tata ruang

memberikan kenyamanan

2. Pemisahan ruangan merokok dan tidak

3. Kebersihan 1. Menjaga dan

memperhatikan kebersihan ruangan

2. Toilet terjaga kebersihannya

4. Penampilan pegawai 1. Pegawai berpenampilan menarik

Keandalan (Reliability)

1. Akses internet 1. Kecepatan koneksi internet

2. koleksiMoviedan

MP3 1. Tersedia Movie danMP3 yangupdate/baru

3.Gameonline 1. Kelengkapangame onlineyang tersedia

Daya Tanggap (Responsiveness)

1. Bersikap sopan dan

(56)

2. Bersedia menolong

1. Bersikap jujur 1. Pegawai

menginformasikan barang yang tertinggal

2. Tanggung jawab atas

keamanan 1. Keamanan parkirkendaraan

2. Keamanan data pribadi

3. Pengetahuan dan

keterampilan pegawai 1. Pegawai pahamsistem pengoperasian komputer

1. Pemberian informasi 1. Informasi promo/paket baru

(57)

2. Variabel Dependen

Dalam penelitian ini variabel dependennya adalah loyalitas

konsumen. Loyalitas konsumen mencerminkan niatan berperilaku

(intended behavior) berkenaan dengan suatu produk atau jasa. Niatan

berperilaku disini mencangkup kemungkinan pembelian mendatang

atau pembaharuan kontrak jasa atau sebaliknya, seberapa mungkin

pelanggan akan beralih ke penyedia layanan atau merek lainnya

(Selnes, 1993). Indikator yang digunakan sebagai berikut:

a. Penggunaan ulang jasa Warnet Merapi Online (repetition)

b. Menyebarkan informasi positif mengenai kualitas pelayanan

jasa Warnet Merapi Online kepada pihak lain

c. Kesediaan untuk tetap menggunakan jasa meskipun pernah

dikecewakan

d. Bersedia menganjurkan kepada saudara dan teman untuk

menggunakan jasa Warnet Merapi Online

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi terdiri atas objek

atau subjek yang mempunyai kualitas karakteristik tertentu yang

digunakan peneliti untuk dipelajari dan ditarik suatu kesimpulan

Sugiyono (2013:148). Populasi yang akan diteliti adalah konsumen

(58)

2. Sampel

Sampel merupakan sebagaian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut Sugiyono (2013:149). Sampel dari

penelitian ini adalah sebagian konsumen yang pernah menggunakan

jasa Warnet Merapi Online.

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah Non

Probability Sampling artinya tidak semua populasi memiliki

kesempatan untuk dijadikan sampel penelitian. Teknik yang dipakai

adalahAccidental Sampling. Yang disebutAccidental Sampling adalah

teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapapun yang

secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai

sampel.

Dalam hal penelitian ini karena populasi bersifat infinite, maka

perhitungan untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus

perhitungan sampel sebagai berikut:

n = Z / 4 (moe)

n =1.96 / 4(0.1)

n = 96.04

(59)

n = jumlah sampel

Z = nilai Z dengan tingkat keyakinan yang dibutuhkan penentuan

sampel persen. Pada α = 5% dan Z = 1,96.

Mo = margin of error atau kesalahan maksimum yang ditoleransi,

biasanya 10%.

Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka jumlah sampel

penelitian ini adalah 96,04 yang dibulatkan menjadi 100 responden.

F. Jenis Data yang Diperlukan

1. Data Primer pada penelitian ini merupakan data yang diperoleh dari

konsumen di Warnet Merapi Online, berdasarkan jawaban konsumen

atas persepsi konsumen pada kualitas pelayanan dan loyalitas

konsumen dari pernyataan kuesioner.

2. Data Sekunder pada penelitian ini merupakan data yang diperoleh

dari Warnet Merapi Online mengenai profil dari warnet tersebut

sebagai tempat penelitian.

G. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yaitu dengan menggunakan metode

angket yang memberikan daftar pernyataan atau kuesioner kepada

konsumen yang datang ke Warnet Merapi Online dan juga observasi.

1. Kuesioner yang diberikan kepada konsumen berupa pertanyaan yang

penulis buat berdasarkan dimensi-dimensi dari variabel X (Persepsi

Konsumen pada Kualitas Pelayanan) dan variabel Y (Loyalitas

(60)

skala Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang.

Jenis skala:

SS : Sangat setuju memiliki 5 poin

S : Setuju memiliki 4 poin

N : Netral memiliki 3 poin

TS : Tidak Setuju memiliki 2 poin

STS : Sangat Tidak Setuju memiliki 1 poin

2. Observasi

Observasi adalah suatu kegiatan meneliti secara langsung di

lapangan tentang situasi yang terjadi dalam suatu perusahaan atau

subjek yang diteliti guna memastikan perusahaan atau subjek yang

diteliti guna memastikan perusahaan atau subjek yang akan diteliti

layak untuk dilakukan penelitian.

H. Pengukuran Variabel

Penulis memperoleh secara langsung data-data yang dibutuhkan

berdasarkan pada kuesioner yang diberikan untuk diisi oleh responden

yang telah disebarkan dengan menggunakan metode skor. Pemberian

metode ini dengan menggunakan sistem skalaLikert.

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam

penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh

(61)

2011:93). Dalam skala Likert terdapat 5 kategori jawaban dengan skor

sebagai berikut:

SS (Sangat Setuju) : Skor 5

S (Setuju) : Skor 4

N (Netral) : Skor 3

TS (Tidak Setuju) : Skor 2

STS (Sangat Tidak Setuju) : Skor 1

Dapat diketahui bobot nilai tertinggi adalah 5 dan bobot nilai terendah 1.

Jumlah kelas 5 sehingga interval dapat dihitung sebagai berikut:

Interval

=

Interval

=

=

0,8

Untuk variabel persepsi, semakin tinggi skor persepsi konsumen

pada kualitas pelayanan maka diartikan persepsi semakin positif atau

bagus, apabila skor persepsi konsumen pada kualitas pelayanan rendah

maka diartikan bahwa persepsi sangat negatif atau buruk. Kategori

skornya dikelompokan sebagai berikut:

(62)

1,00 – 1,79 Persepsi konsumen pada kualitas pelayanan sangat negatif/sangat buruk.

1,80 – 2,59 Persepsi konsumen pada kualitas pelayanan negatif/buruk.

2,60 – 3,39 Persepsi konsumen pada kualitas pelayanan netral(tidak

negatif/positif).

3,40 – 4,19 Persepsi konsumen pada kualitas pelayanan positif/baik.

4,20 – 5,00 Persepsi konsumen pada kualitas pelayanan sangat positif/sangat baik.

Untuk variabel loyalitas konsumen, semakin tinggi skor maka

diartikan loyalitas konsumen semakin kuat/tinggi. Apabila skor semakin

rendah maka diartikan bahwa loyalitas konsumen semakin lemah/rendah.

Kategori skornya dikelompokkan sebagai berikut:

Rentang Skor Penjelasan

1,00 – 1,79 Loyalitas konsumen sangat lemah/rendah.

1,80 – 2,59 Loyalitas konsumen lemah/rendah.

2,60 – 3,39 Loyalitas konsumen netral(tidak kuat/lemah).

3,40 – 4,19 Loyalitas konsumen kuat/tinggi.

(63)

I. Teknik Pengujian Instrumen

Teknik pengujian instrumen bertujuan untuk menguji instrumen

penelitian yang telah disusun. Maka kuesioner yang telah dibagi akan

menjalani dua tes terlebih dahulu, yaitu tes validitas dan tes reliabilitas.

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir

dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel.

Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner

mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner

tersebut. Uji validitas menggunakan teknik korelasi Product Moment

dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Sujarweni dan

Endrayanto, 2012:177) :

Keterangan:

: koefisien korelasi r hitung

X : nilai dari tiap butir

Y : nilai total tiap butir

r

(Σ ) (Σ )(Σ )

(64)

N : jumlah sampel

XY : jumlah hasil kali antara X dan Y

Untuk menentukan apakah instrumen tersebut valid atau tidak,

digunakan ketentuan sebagai berikut:

a. Jika hitung ≥ r tabel maka pernyataan dinyatakan valid.

b. Jika hitung < r tabel maka pernyataan dinyatakan tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Adapun kriteria

penilaian uji reliabilitas kuesioner adalah menggunakan rumus

koefisienAlpha Cronbach (Arikunto, 1999: 193), yaitu:

Keterangan:

: reliabilitasinstrument

K : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑σ : jumlah varian butir

V : varian total

r = k

(k − 1) 1 −

σ

(65)

Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliable dengan

menggunakan teknik ini, bila koefisien reliabilitas (r ) > 0,6.

J. Teknis Analisis Data

Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Analisis Deskriptif

Analisis ini digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang:

a. Deskripsi Responden

Analisis deskripsi responden digunakan untuk

memisahkan atau mengelompokan responden agar

diperoleh gambaran mengenai umur, jenis kelamin,

pendidikan terakhir dan berapa kali telah

menggunakan jasa pada warnet merapi online.

b. Deskripsi Variabel

Analisis variabel digunakan untuk mendapatkan

gambaran tentang variabel mean, modus dan

median. Prosedurnya sebagai berikut:

1) Menghitung nilai mean, median dan modus

untuk setiap variabel/obyek/item.

2) Membuat kategori nilai mean dengan

langkah sebagai berikut:

a. Menentukan skor maksimum dalam hal

(66)

b. Menentukan skor minimum dalam hal

ini 1.

c. Menentukan rentang kategori dengan

cara skor maksimum – skor minimum

dibagi dengan banyaknya alternatif

jawaban (5). Dalam penelitian ini maka

rentang kategorinya adalah:

=

0,8

2. Analisis Regresi Linier Sederhana

Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk menjawab

permasalahan yang ada pada penelitian. Analisis regresi linier

sederhana dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :

a. Melakukan Uji Normalitas

Hal ini dilakukan untuk mengetahui data Y (populasi)

berdistribusi normal atau tidak. Apabila ternyata

populasinya tidak berdistribusi normal maka peneliti

menganalisis dengan statistika non-parametik. Tetapi bila

berdistribusi normal analisis yang digunakan adalah

statistika parametik. Dalam buku statistika karangan

Ferguson menyatakan bahwa bila sampel lebih dari 25

maka data sampel tersebut diasumsikan berdistribusi

Gambar

Gambar II.1
Tabel II.1
Gambar II.2 Kerangka Konseptual
Tabel III.1
+4

Referensi

Dokumen terkait

Sejak 2010 sampai saat ini, di Pulau Lombok program ini baru dikembangkan di Kabupaten Lombok Timur dan di Kabupaten Lombok Utara di 20 Desa ‘rawan bencana.’ Beberapa capaian

Sehingga dapat dirumuskan dari pernyataan di atas bahwa layanan konseling kelompok berhubungan dengan kedisiplinan.Berdasarkan uraian tersebut, layanan konseling kelompok

sistim Pengaturan/pengendalian lalu lintas pada persimpangan mempunyai cakupan luas antara lain masalah perhitungan besarnya kapasitas persimpangan yang ada, volume lalu lintas,

Pernyataan ini juga didukung oleh Ross (2009) yang mengatakan bahwa saat dihadapkan dengan suatu penyakit kronis yang dekat dengan kematian seseorang akan

In this paper work the aerial images were only the data which have been used within ERDAS LPS Program and the 3D city model have been created as a result. CONVERSION

They extracted building shapes from regions which are obtained from thresholding result by using a binary active shape growing algorithm that they pro- posed which depends on

Recent work has combined intensity based features with range to first segment images into planar range regions before using this information to guide the object detection process

Sementara mengatasi faktor diatas seorang yaitu dimana anak setelah pembelajaran pembiasaan sosial dan praktik ibadah (PSPI) peserta didik dalam ibadah sholat