• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA KERJA TAHUN 2021 SATBRIMOB POLDA KALBAR

N/A
N/A
kasubbagrenmin brimobkalbar

Academic year: 2022

Membagikan "RENCANA KERJA TAHUN 2021 SATBRIMOB POLDA KALBAR"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA KERJA

SATBRIMOB POLDA KALBAR T.A. 2021 (REVISI)

Pontianak, 27 April 2021

(2)

DAFTAR – ISI

BAB I LATAR BELAKANG ... 1

1. Kondisi Umum ... 1

a. Perkembangan Lingkungan Strategis... 1

b. Analisis SWOT ... 5

2. Identifikasi Masalah ... 11

a. Masalah Internal ... 11

b. Masalah Exsternal ... 12

BAB II TUJUAN DAN SARAN ... 14

3. Visi Dan Misi ... 14

a. Visi dan Misi Polda Kalbar ... 14

b. Visi dan Misi Sat Brimob Polda Kalbar ... 14

4. Tujuan jangka menengah ... 15

a. Tujuan jangka menengah Polda Kalbar ... 15

b. Tujuan jangka menengah Sat Brimob Polda Kalbar ... 15

5. Sasaran Prioritas ... 16

a. Sasaran Prioritas Polda Kalbar ... 16

b. Sasaran Prioritas Sat Brimob Polda Kalbar ... 16

BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI POLRI ... 17

6. Arah kebijakan dan Strategi Polda Kalbar ... 17

7. Arah kebijakan dan Strategi Sat Brimob Polda Kalbar ... 29

BAB IV PROGRAM KEGIATAN DAN PAGU INDIKATIF T.A. 2021 ... 32

8. Program dan Kegiatan Polda Kalbar ... 32

9. Program dan Kegiatan Satbrimob Polda Kalbar ... 45

BAB V PENUTUP ... 47 LAMPIRAN

1. RKT Satbrimob Polda Kalbar TA.2021

2. Pagu Indikatif Satbrimob Polda Kalbar TA. 2021

(3)

RENCANA KERJA

SATBRIMOB POLDA KALBAR TA. 2021

BAB – I LATAR BELAKANG

1. Kondisi Umum

a. Perkembangan Lingkungan Strategis

Tahun 2021 merupakan kelanjutan dari Rencana Kerja Satbrimob Polda Kalbar T.A. 2020 yang sangat menentukan bagi arah kebijakan dan strategi Satbrimob Polda Kalbar dalam meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada Polri. Rencana Kerja Satbrimob Polda Kalbar T.A. 2020 juga merupakan penjabaran tugas pokok Satbrimob Polda Kalbar sesuai dengan Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2018 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kepolisian Daerah yang dalam implementasinya harus dapat memberikan konstribusi pelayanan dalam rangka mewujudkan pelayanan Kamtibmas prima kepada Masyarakat.

Rencana Kerja Satbrimob Polda Kalbar TA. 2021 mencakup 2 program dari 5 program Polri dan 3 kegiatan dari 81 kegiatan Polri dalam rangka melaksanakan tugas pokok Satbrimob di wilayah hukum Polda Kalbar yaitu melaksanakan kegiatan penanggulangan terhadap gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat yang berkadar dan berintensitas tinggi serta melaksanakan tugas Polri lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan.

Dalam melaksanakan tugasnya, Satbrimob menyelenggarakan fungsi:

1) penyusunan rencana kerja dan anggaran, pengelolaan dan pembinaan manajemen personel dan logistik, administrasi dan ketatausahaan, serta pengelolaan keuangan;

2) pelaksanaan operasional Satbrimob Polda yang meliputi perencanaan dan administrasi operasional, koordinasidalam rangka operasional, pembinaan danpelatihan praoperasiserta pengendalian operasional;

3) penyelenggaraan manajemen logistik terhadap peralatandan angkutan sertaperbekalan umum dilingkungan Satbrimob;

(4)

4) pelaksanaan latihan teknis dan latihan satuan secara bertingkat, bertahap dan berkesinambungan guna mewujudkan standardisasi kemampuan dan kesiapan operasional satuan Brimob;

5) pelaksanaan penindakan gangguan Kamtibmas berkadar dan berintensitas tinggi khususnya kejahatan terorganisir yang menggunakan senjata api, bom, bahan kimia, biologi, radioaktif, perlawanan terror dan bantuan teknis fungsi Gegana;

6) pelaksanaan penindakan kerusuhan massa anarkis, lawan Insurjensi/gerilya anti gerilya, pertolongan dan penyelamatan masyarakat/bantuan penanggulangan bencana (SAR);

7) pelaksanaan manajemen bidang intelijen Korbrimob meliputi kegiatan pengumpulan, pengolahan dan penyajian produk intelijen untuk mendukungtugas oprasional Satbrimob;

8) penyelenggaraan pembinaan disiplin, pemeliharaan ketertiban, dan pemeriksaan terhadap pelanggaran disiplin;

9) penyelenggaraan teknologi informasi dan komunikasisatuan Satbrimobsertapemeliharaan danperbaikan peralatan komunikasi;

10) penyelenggaraan pelayanan umum dan protokoler;dan

11) penyelenggaraan kesehatan lapangan, pembinaan jasmani dan kesehatan keamanan dan ketertiban masyarakat.

Guna mengantisipasi setiap gangguan keamanan dalam negeri berkadar tinggi di daerah hukum Kalimantan Barat baik berupa terorisme, huru-hara atau kerusuhan massa, kejahatan terorganisir bersenjata api atau bahan peledak, penanganan senjata Kimia, Biologi dan Radioaktif (KBR) serta pelaksanaan kegiatan SAR dari masing masing Seksi dan Batalyon / Detasemen jajaran Satbrimob melaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1) Subbagrenmin

Subbagrenmin bertugas menyusun perencanaan kerja dan anggaran, pengelolaan dan pembinaan manajemen personel, pembinaan fungsidan mengelola keuangan, serta pelayanan administrasi dan ketatausahaan di lingkungan Satbrimob.

Dalam melaksanakan tugas, Subbagrenmin menyelenggarakan fungsi:

a) penyusunan dokumen perencanaan dan anggaran antara lain Renstra, Rancangan Renja, Renja, RKA-K/L, DIPA, Perjanjian Kinerja, LKIP, LRA, SMAP, IKU dan IKK, Hibah, evaluasi kinerja, pelaksanaan RBP, PID dan SPIP Satker serta mengarahkan dan

(5)

c) Pelayanan fungsi keuangan yang meliputi pembiayaan, pengendalian, pembukuan, akuntansi, dan penyusunan laporan SAI serta pertanggung-jawaban keuangan;

d) Pelayanan administrasi dan ketatausahaan.

2) Bagops

Bagops menyelenggarakan menyelenggarakan kegiatan administrasi bidang operasional, pelatihan pra operasi dan pengendalian operasi.

Dalam melaksanakan tugas, Bagops menyelenggarakan fungsi:

a) Pelaksanaan administrasi operasi dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas operasional;

b) Pelatihan pra operasi dan kerja sama latihan operasional;

c) Pengendalian dan pengawasan kegiatan operasional Satbrimob;

d) Pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian informasi dan dokumentasi program kegiatan Satbrimob.

3) Silog

Silog bertugas menyelenggarakan penyiapan, pemeliharaan dan perawatan peralatan dan angkutan, serta penyaluran perbekalan umum.

Dalam melaksanakan tugas, Silog menyelenggarakan fungsi:

a) Penyiapan, pemeliharaan dan perawatan peralatan dan angkutan;

b) Penyaluran perbekalan umum;

c) Penyusunan dan pendataan material, fasilitas dan jasa yang dimiliki oleh Satbrimob serta penyusunan laporan SIMAK-BMN.

4) Siprovos

Siprovos menyelenggarakan pembinaan disiplin, pemeliharaan ketertiban, dan pemeriksaan terhadap pelanggaran disiplin yang diduga dilakukan oleh personel Satbrimob.

Dalam melaksanakan tugas, Siprovos menyelenggarakan fungsi:

a) Pemeliharaan ketertiban dan pembinaan disiplin anggota Satbrimob;

b) Penegakan disiplin dan pemeriksaan terhadap perkara pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh personel Satbrimob serta pemberkasan, penyelesaian berkas perkara, dan pelaksanaan sidang disiplin.

5) Si TIK

Sitekkom bertugas menyelenggarakan teknologi informasi dan komunikasiserta pemeliharaan danperbaikan peralatan komunikasi.

(6)

a) Pelayanan teknologi informasi;

b) Pelaksanaan teknologi komunikasi;

c) Pemeliharaan dan perbaikan peralatan komunikasi satuan.

6) Siyanma

Siyanma menyelenggarakan pelayanan umum dan protokoler.

Dalam melaksanakan tugas, Siyanma menyelenggarakan fungsi:

a) Pelayanan markas, penataan perumahan dinas, kebersihan lingkungan markas, dan perawatan gedung kantor; dan

b) Penyiapan dan pengaturan penyelenggaraan rapat, upacara, dan kegiatan protokoler.

7) Sikesjas

Sikesjas menyelenggarakan dukungan kesehatan lapangan, pembinaan jasmani dan kesehatan serta pelayanan Poliklinik.

Dalam melaksanakan tugas, Sikesjas menyelenggarakan fungsi:

a) Pelayanan dukungan kesehatan lapangan serta pendataan dan perawatan kesehatan personel;

b) Pelaksanaan pembinaan jasmani yang meliputi tes kesehatan dan kesamaptaan jasmani;

c) Pelayanan kesehatan bagi personel dan keluarganya serta masyarakat umum.

8) Siintel

Siintel menyelenggarakan kegiatan intelijen kepolisian guna mendukung tugas pokok Satbrimob.

Dalam melaksanakan tugas, Siintel menyelenggarakan fungsi:

a) Penyusunan produk intelijen, melalui pengumpulan bahan keterangan serta pelaksanaan dokumentasi di lingkungan Satbrimob;

b) Pelaksanaan kegiatan penyelidikan, pengamanan, dan penggalangan;

c) Penyusunan analisis terhadap produk intelijen sebagai bahan masukan bagi Satbrimob.

9) Batalyon A, B, dan C Pelopor

Batalyon A, B, dan C Pelopor bertugas melakukan penanggulangan terhadap gangguan keamanan yang berintensitas tinggi, antara lain huru-hara, kerusuhan massa, dan kejahatan terorganisir bersenjata api.

Dalam melaksanakan tugas, Batalyon Pelopor menyelenggarakan fungsi:

(7)

b) Pemberian bantuan operasional dalam menangani gangguan keamanan yang terjadi di satuan kewilayahan.

10) Detasemen Gegana

Detasemen Gegana bertugas melaksanakan penanganan bahan peledak, senjata KBR, dan terorisme.

Dalam melaksanakan tugas, Detasemen Gegana menyelenggarakan fungsi:

a) Penanganan gangguan keamanan yang diakibatkan oleh ancaman bahan peledak, senjata KBR, dan terorisme; dan

b) Pemberian bantuan operasional dalam menangani ancaman bahan peledak, senjata KBR, dan terorisme yang terjadi di satuan kewilayahan.

b. Analisis SWOT:

Dari perkembangan dan perubahan lingkungan strategis global, regional, nasional dan daerah Kalimantan Barat serta perubahan tipe Polda Kalbar Menjadi Tipe A tersebut dilakukan analisa SWOT (Strenghts, Weaknesses, Opportunities dan Threats) terhadap faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pelaksanaan tugas Satbrimob Polda Kalbar dalam rangka penanggulangan gangguan kamtibmas yang berintensitas tinggi:

1) Strenghts (Kekuatan)

a) Terjadinya perubahan tipe Polda Kalbar semula tipe B menjadi Polda tipe A, sehingga secara struktural dan jumlah kekuatan semakin bertambah kuat

b) adanya struktur baru yang telah dijabarkan dalam Pertelaan Tugas dan HTCK telah memperjelas pelaksanaaan tugas pokok masing-masing bagian dalam mengemban tugas pokok Brimob;

c) Komitmen Satbrimob Polda Kalbar untuk terus meningkatkan kemampuan melalui motto Pengabdian ”Jiwa Ragaku Demi Kemanusiaan”, motto Pembinaan ”Tiada Hari Tanpa Latihan”, dan motto operasional ”Sekali melangkah Pantang Menyerah Sekali Tampil Harus Berhasil”;

d) Komitmen Satbrimob Polda Kalbar untuk meningkatkan profesionalisme anggota melalui pendidikan baik formal maupun non formal dan memberantas tindak pidana 4 jenis kejahatan (kejahatan konvensional, kejahatan transnasional, kejahatan terhadap kekayaan negara dan kejahatan berimplikasi kontijensi) dan kasus – kasus yang menjadi atensi Pimpinan Polri.

(8)

2) Weaknesses (Kelemahan)

a) Lambannya proses penambahan serta pembaharuan Alut dan Alsus yang ada di Satbrimob Polda Kalbar;

b) Kecilnya peluang untuk LULUS mengikuti pendidikan perwira, sehingga banyak jabatan yang harus dijabat oleh seorang Bintara. Hal ini menyebabkan adanya rentang komando karena memiliki pangkat yang sama;

c) Kecilnya peluang LULUS personel Satbrimob untuk mengikuti SESPIMMA dan SESPIMMEN, sehingga menyebabkan adanya beberapa jabatan Komando kosong.

d) Minimnya peremajaan Bintara dan Tamtama Brimob, serta minimnya minat Taruna / Taruni AKPOL yang baru lulus untuk ditempatkan di Satbrimob;

e) adanya faktor kebiasaan yang menyampingkan prosedur tata cara hubungan dalam organisasi mengakibatkan gangguan kecil berupa kesimpang-siuran arus perintah dan mengaburkan letak pertangungjawaban dalam pelaksanaan hal-hal tertentu;

f) Masih lemahnya penerapan hukum positif di wilayah jajaran Polda Kalbar yang masih memberlakukan / menerapkan hukum adat, dimana hukum adat itu sendiri sering dikomersilkan oleh oknum pemangku adat, sehingga menjadi salah satu hambatan / kendala dalam pelaksanaan tugas pokok Polri dalam penegakan hukum;

g) Panjangnya garis perbatasan wilayah Kalbar – Indonesia dengan Serawak – Malaysia yaitu 966 KM yang memerlukan pengamanan dari Polri, namun Satbrimob Polda Kalbar baru dapat melaksanakan Patroli wilayah perbatasan sebanyak 3 pos dikarenakan dukungan anggaran yang diberikan pemerintah belum mencukupi untuk melaksanakan patroli di 9 pos di perbatasan Kalimantan Barat.

3) Opportunities (Peluang)

a) Perubahan Pemerintahan dan Pimpinan Nasional yang lebih berorientasi pada pembangunan masyarakat, pemerintahan yang bersih merupakan peluang untuk penyelenggaraan GCG (Good Corporate Governance) dalam bidang tugas Kepolisian.

b) Perubahan tipe Polda Kalbar menjadi tipe A membuat semakin kuatnya Satbrimob Polda Kalbar dalam memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayaran kepada masyarakat

(9)

c) sistem Desentralisasi / Otonomi Daerah yang mendekatkan pelayanan Pemerintah Daerah kepada masyarakat merupakan faktor penting yang menunjang pelaksanaan tugas Satbrimob Polda Kalbar;

d) Adanya dukungan dan komunikasi yang baik dari Pemerintah Daerah Kalbar kepada Satbrimob Polda Kalbar;

e) Adanya kepercayaan masyarakat akan kehadiran Brimob dalam menangani penanggulangan gangguan keamanan dalam negeri berintensitas tinggi yang semakin meningkat;

f) makin aktifnya kontrol eksternal dari DPR RI, DPRD, BPK, Komnas HAM dan LSM yang merupakan bentuk kepedulian masyarakat terhadap Kinerja Polri dan sebagai evaluasi terhadap pelaksanaan tugas Polri di lapangan;

g) Adanya atensi pemerintah pusat tentang prioritas perencanaan pembangunan di wilayah perbatasan.

4) Threats (Ancaman)

a) Mulai berkembangnya ISIS di wilayah Indonesia, khususnya sel-sel tidur yang ada di Kalimantan Barat yang dapat aktif sewaktu-waktu;

b) Angka pelanggaran hukum dan indikator kriminalitas yang terjadi di daerah hukum Polda Kalbar terutama rawan terhadap kejahatan lintas negara (Transnational Crime) meliputi:

(1) Pelanggaran lintas batas orang dan barang;

(2) Trafficking In Person;

(3) Penyelundupan;

(4) Illegal Loging, Illegal Mining, Illegal Trading dan Illegal Fishing; dan (5) Pengaruh budaya / adat istiadat;

c) kerusuhan antar etnis, khususnya antara suku Dayak, Melayu dan Madura yang masih mungkin terjadi juga merupakan kerawanan yang perlu diwaspadai. Demikian juga kontinjensi lainnya yang berkaitan dengan unjuk rasa dari mahasiswa, LSM, buruh, serta kelompok islam radikal memerlukan kesiapan dan kewaspadaan aparat Kepolisian secara berlanjut;

d) sulitnya masyarakat perbatasan (Kalbar – Malaysia) untuk mengakses informasi baik media cetak maupun elektronik dari dalam negeri ditambah lagi dengan

(10)

mengakses informasi dari luar (Malaysia) akan berdampak negatif terhadap wawasan kebangsaan dan lunturnya nilai – nilai nasionalisme kebangsaan, sehingga berpotensi menimbulkan ancaman disintegrasi bangsa;

e) Semakin berkembangnya wilayah perbatasan yang ditandai dengan diresmikannya PPLB Aruk di Kecamatan Sajingan Besar Polres Sambas, PPLB Badau Polres Kapuas Hulu dan akan direncanakan berikutnya Jagoi Babang Polres Bengkayang dan Ketungau Hulu Polres Sintang, tidak menutup kemungkinan dimanfaatkan jaringan teroris sebagai jalur alternatif untuk masuk ke wilayah Indonesia;

f) Masih banyaknya pulau – pulau kecil yang berpenghuni dan yang tidak berpenghuni belum dibangun Pos Pelayanan Kepolisian sehingga rawan terjadinya tindak kejahatan dan sengketa pulau dengan negara tetangga;

g) adanya perbedaan status sosial dan ekonomi yang mencolok antara masyarakat Kalbar - Indonesia di perbatasan dengan masyarakat negara tetangga Serawak – Malaysia, sehingga memberikan pengaruh psikologis bagi masyarakat perbatasan yang akhirnya timbul kecemburuan sosial dan mendorong masyarakat perbatasan untuk melakukan kegiatan yang menyimpang dan melanggar hukum;

h) Masalah perkebunan kelapa sawit berpotensi menimbulkan konflik, dikarenakan lahan perkebunan yang digunakan sesuai izin yang dikeluarkan oleh pemerintah masuk dalam wilayah hutan masyarakat / tanah adat dan ketidakadilan dalam proses pembagian kebun plasma;

i) Bencana kabut asap (Karhutlah) yang selalu berulang setiap tahunnya, dikarenakan kondisi lahan perkebunan Kalimantan Barat pada umumnya merupakan lahan gambut dan pesatnya perkembangan perkebunan kelapa sawit di Kalbar serta masih adanya tradisi masyarakat Kalbar yang membuka lahan perkebunan dengan cara membakar lahan;

j) Wilayah Kalbar yang berbatasan dengan laut dan Negara Malaysia Timur, memungkinkan sebagai tempat pelarian para pelaku terorisme baik untuk tinggal di wilayah Kalbar ataupun sebagai daerah transit untuk melarikan diri ke luar negeri.

Selain itu adanya eks-Gerakan separatis Paraku juga akan merupakan bahaya terhadap idiologi yang mereka anut terutama di wilayah perbatasan Kalbar – Malaysia Timur;

(11)

k) Penggunaan media sosial yang telah menjadi rutinitas dan kebutuhan sehari-hari berpotensi besar dalam penyebaran berita HOAX terkait isu politik, isu suku, maupun isu menjatuhkan citra Polri; dan

l) Penggunaan Alut serta alsus yang telah termakan usia dan sebenarnya tidak layak merupakan sebuah potensi ancaman bagi keselamatan personel yang mengunakannya.

2. Identifikasi Masalah

Beberapa aspek kehidupan yang mempengaruhi kondisi dan situasi keamanan dalam negeri, selanjutnya dianalisa melalui analisa SWOT, maka dapat diidentifikasi permasalahan yang akan dan mungkin terjadi pada tahun 2021, yaitu:

a. Masalah Internal

1) Banyaknya personel Satbrimob yang sudah memasuki usia tidak produktif sebagai pasukan Brimob sehingga perlu upaya peremajaan personel dalam jumlah yang besar;

2) Keterbatasan daya dukung anggaran yang diberikan kepada Satbrimob Polda Kalbar guna mendukung pelaksanaan kegiatan operasional terutama daerah perbatasan akibat kurangnya dukungan anggaran kegiatan operasional berdasarkan Norma Indeks Polri;

3) Pengamanan wilayah perbatasan dengan panjang 966 KM, baru hanya perbatasan Bengkayang dan Entikong yang dapat dilaksanakan oleh Satbrimob Polda Kalbar disebabkan oleh minimnya dukungan anggaran;

4) Belum terpenuhinya standarisasi sarana gedung perkantoran yang mengacu pada prototype bangunan gedung Polri meliputi gedung Mako, meubelair kantor, dan rumah dinas bagi personel Satbrimob Polda Kalbar.

b. Masalah External

1) Kesenjangan sosial ekonomi masyarakat perbatasan dengan negara tetangga mempengaruhi watak dan pola hidup masyarakat setempat yang berdampak negatif pada rasa nasionalisme dan tingginya tingkat kriminalitas di daerah perbatasan;

2) Pelaksanaan otonomi daerah yang dirasakan oleh sekelompok golongan masih belum dapat mewujudkan peningkatan taraf hidup masyarakat di wilayah tersebut yang berdampak pada para elit politik untuk memunculkan wacana pemekaran wilayah seperti Provinsi Kalimantan Barat menjadi 2 (Prov. Kalbar dan Prov. Kapuas Raya), Kab. Sambas menjadi 3 (Kab.

(12)

Sanggau, Kab. Sekayam), Kab. Kapuas Hulu menjadi 2 (Kab.Kapuas Hulu dan Kab. Banua Lanjak), Kab. Ketapang menjadi 2 (Kab. Ketapang dan Kab. Jelai Kendawangan Raya);

3) Luasnya daerah perbatasan Kalimantan Barat mengakibatkan rentangnya kendali pemerintah terhadap pengawasan dan pembinaan teritorial wilayah perbatasan. Daerah perbatasan rawan akan persembunyian kelompok GPK, penyelundupan dan kriminal lainnya termasuk terorisme, sehingga perlunya kerjasama terpadu dengan instansi terkait;

4) Makin meningkatnya investasi sektor pertanian dan perkebunan terutama kelapa sawit membutuhkan lahan yang sangat luas. Perizinan lahan untuk perkebunan sawit yang dikeluarkan oleh pemerintah tak hanya lahan kritis dan lahan tandus, namun terdapat hutan masyarakat yang ada kepemilikannya / tanah adat. Konflik – konflik yang sudah terjadi menyangkut masalah perkebunan sawit apabila tidak segera diatasi / tidak segera dapat diselesaikan sewaktu – waktu akan menimbulkan masalah besar. Masalah perkebunan sawit yang berpotensi besar menimbulkan konflik dipicu dari masalah lahan yang tumpang tindih dengan lahan masyarakat / tanah adat dan ketidakadilan dalam proses pembagian kebun plasma;

5) Perkiraan positif terhadap perekonomian Indonesia, namun terdapat faktor-faktor eksternal yang berada di luar kendali pemerintah akan mengakibatkan instabilitas nilai tukar rupiah yang bermuara pada laju inflasi, jika kondisi ini berkelanjutan maka pemerintah akan dihadapkan kembali pada pilihan untuk melakukan penghematan dengan cara pengurangan subsidi serta pemangkasan anggaran kementerian / lembaga, kondisi ini akan berimplikasi pada gejolak sosial yang dapat mempengaruhi situasi keamanan dan ketertiban umum;

6) Penanggulangan kejahatan konvensional, transnasional, kekayaan negara, kejahatan yang berimplikasi kontenjensi dan terorisme, masih belum sesuai harapan masyarakat;

7) Terjadinya permasalahan status batas wilayah hasil pemekaran dapat mengakibatkan terjadinya konflik masyarakat;

8) Penanganan kasus yang menjadi sorotan publik tidak dapat ditangani secara optimal, sehingga akan menjadi tuntutan dari masyarakat melalui aksi – aksi demonstrasi / unjuk rasa;

9) Terjadinya pandemi Covid-19 yang masuk di Kalimantan Barat pada awal 2020 masih akan berdampak pada sektor ekonomi, kesehatan, pendidikan, maupun keamanan masyarakat Kalimantan Barat; dan

(13)

10) Adanya jalan illegal yang mudah dijangkau sebanyak 52 lokasi yang dapat menghubungkan antara Kalbar– Indonesia dengan Serawak– Malaysia yang dapat menjadi potensi jalan alternatif keluar masuknya teroris.

(14)

BAB – II

TUJUAN DAN SASARAN

3. VISI DAN MISI

a. Visi dan Misi Polda Kalbar:

1) Visi Polda Kalbar

“Terwujudnya Kalimantan Barat yang Aman dan Tertib”.

2) Misi Polda Kalbar:

“Melindungi, Melayani dan Mengayomi Masyarakat Kalimantan Barat”.

b. Visi dan Misi Satbrimob Polda Kalbar 1) Visi Satbrimob Polda Kalbar

“Terwujudnya peran dan fungsi Brimob Polri dalam penanggulangan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat dalam negeri berintersitas tinggi”.

2) Misi Satbrimob Polda Kalbar:

“Melindungi, Melayani, dan Mengayomi Masyarakat Kalimantan Barat dari Ancaman dan Gangguan Keamanan Berintensitas Tinggi”.

Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut selanjutnya diuraikan melalui kegiatan-kegiatan Satbrimob Polda Kalbar sebagai berikut:

a) Melaksanakan penggelaran operasional sesuai kebutuhan:

Kesiapan dan pelaksanaan tugas Satbrimob dalam menanggulangi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat yang berkadar dan berintensitas tinggi melalui perencanaan operasi, intelijen khusus, membentuk rayonisasi, mengoptimalkan kekuatan cadangan dan sinergitas dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) secara cepat, tepat dan tuntas dengan didukung Almatsus yang semakin berkualitas dan modern.

b) Meningkatkan personel Satbrimob yang profesional, modern dan terpercaya Satbrimob melaksanakan reformasi, pengelolaan dan peningkatan SDM personel Brimob melalui pendidikan dan latihan dalam rangka mewujudkan postur Korps Brimob Polri yang unggul guna menghadapi tantangan tugas menanggulangi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat yang berkadar dan berintensitas tinggi.

(15)

c) Meningkatkan pemenuhan sarana prasarana modern

Adanya beberapa sarana prasarana yang belum terpenuhi dan material berupa Almatsus Satbrimob yang sudah termakan usia dan belum memungkinkan untuk diremajakan maka perlu untuk dilaksanankan peningkatan pemenuhan sarana prasarana dan Almatsus satbrimob yang semakin berkualitas dan modern sesuai dengan perkembangan kehidupan masyakat serta tantangan tugas kedepan.

d) Meningkatkan sistem manajemen yang transparan, akuntabel dan professional Perencanaan, penganggaran dan pengintegrasian serta pelaporan yang dilaksanakan secara efektif dan efisien dengan pengawasan dan pemeriksaan secara berkelanjutan.

4. TUJUAN JANGKA MENENGAH

a. Tujuan Jangka Menengah Polda Kalbar

1) Menjamin terpeliharanya Keamanan dan Ketertiban Masyarakat di seluruh Wilayah Kalbar;

2) Menegakkan Hukum secara Berkeadilan;

3) Modernisasi Pelayanan Polda Kalbar;

4) Mewujudkan Polda Kalbar yang Profesional;

5) Menerapkan Manajemen Polda Kalbar yang terintegrasi dan Terpercaya.

b. Tujuan Jangka Menengah Satbrimob Polda Kalbar

1) Mewujudkan Satbrimob Polda Kalbar profesional, modern, berintegritas dan dipercaya masyarakat dalam menanggulangi, memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat di seluruh wilayah Kalbar dari gangguan keamanan berkadar tinggi;

2) Mewujudkan pelayanan Kamtibmas prima dalam masyarakat dengan mengedepankan upaya preemtif dan preventif yang didukung oleh penegakan hukum yang tegas, profesional, proporsional, dan bermoral;

3) Menggelar perkuatan Satbrimob melalui rayonisasi pasukan di wilayah hukum Polda Kalbar dan didukung oleh sarana prasarana modern guna mendukung kelancaran tugas operasional Satbrimob Polda Kalbar;

4) Mewujudkan personel Satbrimob Polda Kalbar yang profesional, humanis serta menghormati hukum dan HAM;

(16)

5) Mewujudkan Satbrimob Polda Kalbar yang terpercaya, bersinergi dan terintegrasi dengan stakeholder.

5. Sasaran Prioritas

a. Sasaran Prioritas Polda Kalbar Tahun 2021

Sasaran Prioritas Polda Kalbar tahun 2021 mengacu kepada Sasaran Prioritas Kapolri yang terdapat pada surat edaran tentang Pedoman Perencanaan Kapolri tahun 2021 adalah sebagai berikut:

1) pertama “Harkamtibmas yang Kondusif Guna Menjaga Stabilitas Kamtibmas dalam Rangka Mempercepat Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Sosial termasuk di Wilayah Perbatasan Kalimantan Barat”;

2) kedua “Mengoptimalkan Pelayanan Publik Polda Kalbar”;

3) ketiga “Penegakan Hukum secara Berkeadilan dan Terpercaya”;

4) keempat “Meningkatkan Profesionalisme dan Kesejahteraan SDM Polda Kalbar”;

5) kelima “Pengembangan Almatsus Kepolisian yang Modern secara Bertahap dan Berkelanjutan”;

6) keenam “Regulasi dan Sistem Pengawasan yang Efektif dan Terpercaya”.

b. Sasaran Prioritas Satbrimob Polda Kalbar tahun 2021

Sasaran Prioritas Satbrimob Polda Kalbar tahun 2021 mengacu kepada Sasaran Prioritas Polda Kalbar Tahun 2021 adalah sebagai berikut:

1) pertama “Harkamtibmas Polda Kalbar yang kodusif dari gangguan keamanan dalam negeri berkadar tinggi dalam Rangka Mempercepat Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Sosial”;

2) kedua “Mengoptimalkan Peran Satbrimob Dalam Menanggulangi Gangguan Keamanan Dalam Negeri Berkadar Tinggi”;

3) ketiga “Meningkatkan profesionalitas personel Satbrimob dalam pelaksanaan tugas”;

4) keempat “Meningkatkan Kesejahteraan personel Satbrimob Polda Kalbar”;

5) kelima “Pengembangan Almatsus Satbrimob yang Modern secara Bertahap dan Berkelanjutan”;

(17)

BAB – III

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI POLRI

6. Arah Kebijakan dan Strategi Polda Kalbar Tahun 2021

Untuk mewujudkan pencapaian sasaran prioritas Polda Kalbar Tahun 2021, maka ditetapkan arah kebijakan dan strategi sebagai berikut:

a. arah kebijakan dalam rangka mencapai sasaran prioritas pertama Polda Kalbar Tahun 2021 yaitu “Harkamtibmas Polda Kalbar yang kondusif dalam rangka menjaga stabilitas kamtibmas khususnya di sektor industri, pariwisata dan investasi untuk mempercepat pemulihan ekonomi dan reformasi sosial di wilayah Kalimantan Barat” antara lain:

1) Peran intelijen Polri dalam menjaga Kamtibmas melalui peningkatan deteksi aksi;

Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang akan dilakukan:

a) meningkatkan kemampuan deteksi aksi (deteksi dini, peringatan dini dan cegah dini) fungsi intelijen keamanan Polda Kalbar yang didukung personel, anggaran dan teknologi intelijen yang memadai guna menurunkan dan mengeliminasi setiap potensi gangguan keamanan dan konflik sosial;

b) terdeteksinya gangguan Kamtibmas (PG, AG, GN) di seluruh wilayah hukum Polda Kalbar;

c) tergelarnya operasi intelijen Polda Kalbar dengan kemampuan deteksi aksi, peringatan dini, cegah dini melalui peningkatan kegiatan penyelidikan, penggalangan, pengamanan, kontra intelijen untuk mendukung tugas fungsi kepolisian lainnya.

2) Meningkatkan pencegahan yang proaktif terhadap potensi kejahatan dan gangguan Kamtibmas serta terorisme;

untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang akan dilakukan:

a) memetakan potensi terorisme aksi radikal, konflik sosial dan gangguan kamtibmas lainnya;

b) melakukan lidikpamgal dan binluh terfokus kepada potensi terorisme, aksi radikal, konflik sosial dan gangguan kamtibmas lainnya;

c) meningkatkan efektivitas penanggulangan terorisme, aksi radikal, konflik sosial dan gangguan kamtibmas lainnya;

(18)

d) meningkatkan pelaksanaan pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli, baik secara rutin atau dialogis serta gabungasn dengan TNI pada tempat-tempat yang berpotensi rawan kejahatan dan gangguan kamtibmas serta terorisme;

e) menghadirkan anggota Polri di setiap kegiatan masyarakat;

f) meningkatkan pelatihan kemampuan personel dan satwa anjing sehingga siap digunakan dalam membantu tugas kepolisian untuk pelacakan dan penangkalan;

g) meningkatkan pengamanan terhadap objek vital/khusus dan VIP yang didukung peralatan dan personel yang berkualifikasi.

3) Meningkatan peran aktif masyarakat dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat melalui "Community Policing";

Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang akan dilakukan:

a) membangun partisipasi publik dalam pengamanan lingkungan dengan menguatkan program Polmas dengan penggelaran Bhabinkamtibms satu Poilisi satu desa/kelurahan untuk melakukan sambang, deteksi, memperoleh informasi, mediasi dalam pencegahan dini permasalahan kamtibmas;

b) membentuk dan membina kelompok potensi masyarakat;

c) pemberdayaan kemitraan dengan lembaga/pranata masyarakat melalui peningkatan pelayanan masyarakat dengan mengembangakan Polmas untuk menjangkau seluruh komunitas dalam upaya memelihara dan memantapkan kamtibmas.

4) Penanganan konflik secara humanis

Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang akan dilakukan:

a) antisipasi konflik sosial di seluruh wilayah hukum Polda Kalbar yang meliputi pilkada, sengketa lahan, kenaikan harga bahan pokok, dan lain lain;

b) pemberian Penyuluhan Kontra Radikal Kepada Ormas/Komunitas di masyarakat guna turut berpartisipasi meredam gejolak sosial yang terjadi di masyarakat yang dapat menimbulkan konflik sosial;

c) melaksanakan penggalangan secara efektif terhadap tokoh masyarakat, agama, adat dan pemuda untuk dapat berperan serta dalam menetralisir konflik yang terjadi di masyarakat;

d) meningkatnya kesadaran hukum masyarakat untuk memberikan informasi dan berperan aktif mencegah terjadinya konflik.

(19)

5) Mewujudkan Kamseltibcarlantas Polda Kalbar;

Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang akan dilakukan:

a) menyelenggarakan operasi kepolisian bidang lalu lintas untuk menurunkan jumlah kecelakaan lalu lintas;

b) menyelenggarakan pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli lalu lintas untuk meningkatkan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas;

c) melakukan kajian black spot dan trouble spot kecelakaan lalu lintas dan angkutan jalan pada dearah rawan kecelakaan lalu lintas;

d) mendukung pembangunan back office, dan networking di bidang lalu lintas sebagai implementasi e-policing pada fungsi lalu lintas guna membangun sistem pelayanan prima kepolisian di bidang lalu lintas;

e) membangun budaya tertib lalu lintas;

f) menghadirkan personel berseragam di tempat-tempat kegiatan masyarakat, sekolah, pasar, tempat ibadah).

6) Meningkatkan peran Polri di wilayah rawan dan bencana;

Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang akan dilakukan:

a) meningkatkan koordinasi dengan BNPB provinsi dan kota untuk melaksanakan latihan bersama guna penanggulangan bencana alam di wilyah Kalbar;

b) menyiapkan personel dan sarana prasarana SAR air, darat dan udara guna terlaksananya upaya preemtif dalam rangka pencegahan rawan bencana di wilayah hukum Polda Kalbar

c) penanggulangan bencana alam di wilayah hukum Polda Kalbar dilakukan secara profesional;

7) Penggelaran operasional dan back up kewilayahan personel Polri dalam rangka pengamanan unjuk rasa; konflik sosial dan menjalin sinergisitas polisional;

Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang akan dilakukan:

a) pendekatan penanganan unjuk rasa secara dialogis dan humanis di wilayah hukum Polda Kalbar;

b) penggelaran satuan operasional untuk penanganan unjuk rasa anarkis (Perkap Nomor 2 Tahun 2019 tentang Penindakan Huruhara)

c) menyiapkan jumlah kebutuhan kekuatan personel pasukan PHH/ pasukan anti anarkis untuk mem-back up pengamanan unjuk rasa di kewilayahan;

(20)

d) melaksanakan kegiatan rutin latihan fungsi kepolisian dalam rangka membentuk performa personel yang siap, teruji dan handal dalam upaya menangani berbagai kegiatan pengamanan unjuk rasa yang terjadi di kewilayahan;

e) menyiapkan dan melaksanakan penggelaran sarana dan prasarana secara rutin serta kebutuhan anggaran yang diperlukan dalam rangka pengamanan unjuk rasa di kewilayahan;

f) terjalinnya soliditas dan sinergitas Polri dengan TNI pada semua tingkatan.

g) terselenggaranya pertemuan periodik Polda Kalbar dengan K/L, aparat penegak hukum lain dan Pemda di wilayah Provinsi Kalimantan Barat.

h) melakukan koordinasi dan latihan gabungan Polri dengan TNI.

8) Peningkatan kerja sama dalam/luar negeri;

Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang akan dilakukan:

a) meningkatkan partisipasi dan memberi kesempatan kepada personel Polri di Polda Kalbar yang berkompeten untuk ikut dalam misi perdamaian dunia;

b) penguatan kerja sama dengan civil society dalam mengidentifikasi masalah sosial dan upaya penyelesaiannya;

c) meningkatkan sinergitas Bhabinkamtibmas dengan lintas sektoral terkait (Babinsa, Kades/Lurah, Linmas, awak kamling dan menyelesaikan potensi kerawanan sosial;

d) membangun kemitraan melalui kerja sama dengan stakeholders terkait.

9) Penggelaran patroli Polri Kapal dan pesawat udara Polri di wilayah industri, pariwisata guna mendukung terlaksananya pengamanan laut;

Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang akan dilakukan:

a) melakukan pemantauan dan patroli pantai, sungai dan laut yang didukung oleh kemampuan Direktorat Kepolisian Perairan dan Udara Polda dan Satpolair Polres;

b) meningkatkan pelatihan fungsi teknis di bidang patroli perairan;

c) meningkatkan keamanan perairan pantai, sungai dan laut melalui operasi dan patroli dengan dukungan peralatan yang terpelihara dan siap pakai;

d) melaksanakan operasi terintegrasi terkait keamanan kelautan dengan Bakamla;

e) mengajukan usulan pengadaan penambahan almatsus Patroli kapal.

(21)

b. Arah kebijakan dalam rangka mencapai sasaran prioritas kedua Polda Kalbar Tahun 2021 yaitu

“Mengoptimalkan Pelayanan Publik Polda Kalbar;

Antara lain:

1) Pengembangan sarana prasarana pelayanan publik yang berbasis TIK;

untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang akan dilakukan:

a) pembangunan dan peningkatan Faskes Polda Kalbar dalam rangka pelayanan kesehatan, untuk memberikan layanan kesehatan yang prima kepada aparatur Polri dan masyarakat umum;

b) pembangunan ruang RPK di Polres dan Polsek sesuai dengan SPM yang terintegrasi secara online;

c) melaksanakan pengadaan Alsuspol yang modern dan berbasis TIK;

d) peningkatan pelayanan online yang terintegrasi serta pelayanan keliling bidang lantas yang lebih menjangkau masyarakat dan pelayanan identifikasi sebagai alat kontrol dan data forensik kepolisian;

e) pengembangan registrasi dan identifikasi dengan memberikan jaminan legitimasi atas kemampuan pengemudi dan kendaraan bermotor;

f) melanjutkan inovasi layanan yang efisien dan terintegrasi;

2) Peningkatan profesionalisme Polri dalam pelayanan dan sikap petugas serta meniadakan pungutan liar pada pelayanan publik;

untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang akan dilakukan:

a) melakukan penilaian kepuasan masyarakat atas pelayanan anggota Polri;

b) melaksanakan peningkatan profesionalisme kerja petugas di lapangan;

c) melaksanakan pelatihan revolusi mental dibidang pelayanan.

3) Mengoptimalkan quick response kepolisian sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP).

untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang akan dilakukan:

a) menyiapkan sarana dan prasarana dari tingkat Polres sampai dengan Polsek di wilyah hukum Polda Kalbar;

b) meningkatkan kemampuan personel melalui pendidikan dan latihan secara rutin guna kesiapsiagaan personel.

c. arah kebijakan dalam rangka mencapai sasaran prioritas ketiga Polda Kalbar Tahun 2021 yaitu

“Penegakan hukum Polda Kalbar secara berkeadilan dan terpercaya” antara lain:

(22)

1) Meningkatkan profesionalisme personel Polda Kalbar dalam penanganan dan penyelesaian tindak pidana;

untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang akan dilakukan:

a) penempatan personel Polda Kalbar sebagai penyidik harus berkualifikasi;

b) meningkatkan kapasitas dan kapabilitas penyidik Polda Kalbar;

c) meningkatkan inovasi pelayanan penyidik fungsi reskrim Polda Kalbar;

d) mempercepat pengungkapan kasus dan penyelesaian perkara tindak pidana umum yang menjadi atensi publik;

e) mengadakan pelatihan-pelatihan peningkatan kemampuan secara bertahap mewujudkan personel fungsi Reskrim yang handal;

f) pendataan personel Polri yang telah mengikuti diklat khusus penyidikan;

g) pengusulan peningkatan personel Polri untuk mengikuti sertifikasi dan peningkatan standar kompetensi penyidik.

2) Melaksanakan sertifikasi penyidik guna meningkatkan kompetensi;

untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang akan dilakukan:

a) melaksanakan pelatihan dan peningkatan kemampuan penyidik Polda Kalbar;

b) mengajukan personel Polda Kalbar yang memenuhi syarat sertifikasi penyidik ke LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi)dan peningkatan standar kompetensi penyidik;

c) penempatan personel Polda Kalbar sebagai penyidik harus berkualifikasi;

d) kompetensi penyidik Polda Kalbar meningkat;

e) mengadakan pelatihan-pelatihan peningkatan kemampuan secara bertahap mewujudkan personel fungsi Reskrim yang handal;

f) pendataan personel Polda Kalbar yang telah mengikuti diklat khusus penyidikan;

3) Peningkatan proses penyidikan yang efektif guna menjamin transparansi dan akuntabilitas dalam penegakan hukum;

untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang akan dilakukan:

a) penyidikan yang dilakukan oleh Polri berkepastian hukum, tidak berlarut-larut dan tidak transaksional;

b) peningkatan proses penyidikan yang efektif guna menjamin transparansi dan akuntabilitas dalam penegakan hukum yang bebas dari pungutan liar, rekayasa

(23)

c) melakukan usulan revisi Peraturan Kapolri tentang Manajemen Penyidikan yang mengatur mekanisme langkah-langkah penyidik secara umum, dinamika progresif hukum, selanjutnya permasalahan teknis dan taktis akan diatur dalam Perkabareskrim yang berisikan SOP yang berbasis ceklis.

d) memperkuat fungsi pengawasan terhadap penyidik tindak pidana Polda Kalbar;

e) memperkuat dukungan dalam memastikan terlaksananya fungsi hukum secara efektif;

f) melakukan gelar perkara guna mempermudah proses penegakan hukum.

4) Peningkatan pengembangan pusat data dan informasi kriminal nasional yang terintegarasi (SPP- Tl dan e-MP);

untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang akan dilakukan:

a) optimalkan manajemen penyidikan berbasis elektronik secara tranparan melalui SPP-TI dan e-MP;

b) mengelola media konvensional dan media sosial secara efektif dalam membangun kepercayaan publik;

c) memberikan Update berita terbaru informasi kriminal melalui saran internet seperti intagram, youtube dan facebook;

d) membangun kemitraan melalui kerja sama dengan stakeholders terkait maupun media massa (media elektronik, media cetak dan media online).

d. arah kebijakan dalam rangka mencapai sasaran prioritas keempat Polda Kalbar Tahun 2021 yaitu

“Meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan SDM Polda Kalbar” antara lain:

1) Pembenahan pola Diklat yang siap kerja (vokasi):

untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang akan dilakukan:

a) ter-upgrade nya kurikulum yang meliputi 70% praktek dan 30% Teori;

b) terlaksananya sertifikasi pendidik dan pengasuh pada sekolah/Pusdik SPN Polda Kalbar;

2) Melaksanakan rekrutmen proaktif dengan prinsip "BETAH" berbasis TI;

untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang akan dilakukan:

a) terlaksananya penerimaan terpadu anggota Polri (Akpol, SIPSS, Bintara dan Tamtama);

b) terlaksananya sosialisasi mengenai aplikasi rekrutmen calon anggota Polri yang

(24)

c) terlaksananya pendaftar dengan capaian animo sebanyak 2000 Casis;

d) terlaksananya pertambahan kuota pendidikan sebanyak 200 siswa;

e) terdatanya siswa berprestasi di bidang akademik dan non akademik;

f) penggunaan TIK pada setiap tahapan seleksi TIK Admin;

(1) TIK Rikkes dan Psikotes;

(2) TIK Kesjas;

(3) TIK TPA, Bahasa Inggris;

3) Pembinaan karier Personel Polda Kalbar yang berbasis meritokrasi dan kompetensi;

untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang akan dilakukan:

a) terpetakannya jenis jabatan dengan kompetensi tertentu;

b) terselenggaranya uji kompetensi jabatan;

c) terlaksananya assessment bagi personel yang memenuhi syarat untuk menduduki suatu jabatan dalam rangka penempatan karier pada tempat yang tepat;

d) terlaksananya assessment dalam rangka lelang jabatan secara terbuka;

e) terlaksananya uji kompetensi untuk memilih calon pejabat yang memiliki komitmen dan integritas serta kompeten;

f) tersusunnya SOP proses Binkar yang mengacu pada meritokrasi dan kompetensi;

4) Kajian peningkatan Tunkin Polda Kalbar lebih dari 70%;

untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang akan dilakukan:

a) meningkatnya Nilai AKIP Polda Kalbar Tahun 2020 diharapkan sebesardiatas 75,25;

b) meningkatnya Nilai RB Polda Kalbar Tahun 2020 diharapkan sebesar 81,05;

c) penilaian apresiasi BPK tentang Perwabkeu Polda Kalbar 8 kali WTP berturut-turut;

d) terlaksananya program Zona Integritas Polda Kalbar guna meraih predikat WBK/WBBM.

e) meningkatkan profesionalisme personel Polda Kalbar dalam pelaksanaan tugas;

5) Peningkatan layanan kesehatan keselamatan kerja dan kesejahteraan bagi aparatur Polri di Polda Kalbar

untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang akan dilakukan:

a) peningkatan upaya pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan anggota Polri dan ASN Polda Kalbar;

b) peningkatan cakupan kepesertaan BPJS di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

(25)

d) pemenuhan peralatan kesehatan pada fasilitas kesehatan Biddokes Polda Kalbar;

e) melanjutkan upaya pengembangan dan pembangunan Rumah Sakit Bhayangkara Polda Kalbar;

f) terlaksananya pembekalan latihan keterampilan bagi anggota Polri dan ASN yang akan purna tugas dengan motto “Pensiun Siap Bahagia”;

g) terlaksananya pengusulan tanda kehormatan dan penghargaan bagi anggota Polri dan ASN yang berprestasi;

h) terlaksananya perumahan bagi personel Polda Kalbar dengan DP 0%.

e. arah kebijakan dalam rangka mencapai sasaran prioritas kelima Polda Kalbar Tahun 2021 yaitu

“Pengembangan Almatsus Kepolisian Polda Kalbar yang modern secara bertahap dan berkelanjutan” antara lain:

1) Pengembangan dan pemenuhan kebutuhan minimal Alsuspol Polda Kalbar sesuai dengan teknologi terkini;

untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang akan dilakukan:

a) pemenuhan Almatsus Polda Kalbar yang modern berbasis teknologi informasi guna mendukung penggelaran operasional dalam rangka penanganan PPA, penyelidikan, penginderaan, ungkap kasus, pengamanan unjuk rasa, konflik sosial dan lawan insujensi;

b) melaksanakan pengelolaan tahanan yang tidak melanggar HAM dan Inventarisasi Barang Bukti Secara Transparan dan Akuntabel;

c) melanjutkan inventarisasi kondisi riil Alpalkam dan Almatsus Polda Kalbar;

d) melakukan pemetaan terhadap rencana kebutuhan alpalkam dan Almatsus Polda Kalbar;

e) mendukung pembuatan prototype peralatan Polri berbasis teknologi dan inovasi teknologi kepolisian terkini;

f) mendukung pelaksanaan sertifikasi dan standardisasi Alpalkam dan Almatsus Polri.

2) Pemenuhan rumah dinas aparatur Polri serta pembangunan fasilitas perkantoran, rumah dinas di satuan kewilayahan Polda Kalbar

untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang akan dilakukan:

a) pembangunan fasilitas Mako, Rumdin/Barak Polda Kalbar pada lokasi prioritas (14 Polres Jajaran Polda Kalbar, Satbrimob, SPN Polda Kalbar);

(26)

b) menyiapkan tanah/lahan yang akan digunakan untuk pembangunan fasilitas berupa Mako, gedung/gudang, rumah dinas/Barak siswa;

c) inventarisasi rumah dinas dan penghuninya;

d) pengkajian terhadap prototype rumah dinas Polri dengan berbagai tipe/ukuran;

e) kerja sama dengan kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat/Rusun dalam rangka pembangunan perumahan bagi aparatur Polri.

3) Menyusun katalogisasi Alsuspol Fungsi;

untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang akan dilakukan:

a) melaksanakan pengajuan Alpalkam dan Almatsus Polri;

b) melaksanakan penyusunan pemetaan katalogisasi Almatsus dan Alpalkam Polri;

4) Evaluasi dan penyusunan kebutuhan minimal Alpalkam dan Almatsus Polda Kalbar;

untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang akan dilakukan:

a) melakukan Anev terhadap pengadaan Alpalkam dan Almatsus Polda Kalbar;

b) melakukan Anev terhadap katalogisasi Alpalkam dan Almatsus Polda Kalbar;.

5) Modernisasi Sarpras Binmas Polda Kalbar;

untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang akan dilakukan:

- tercukupinya peralatan Sarpras Binmas Polda Kalbar yang modern sesuai dengan kebutuhan minimal

6) Pembangunan Sarpras berbasis TIK terkait kejahatan Siber.

untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang akan dilakukan:

a) pengembangan Almatsus Siber Polda Kalbar dalam rangka pengungkapan kasus tindak pidana;

b) rencana pembangunan Cyber Digital Lab pada Unit Siber di Kewilayahan Polda Kalbar.

f. arah kebijakan dalam rangka mencapai sasaran prioritas ke enam Polda Kalbar Tahun 2021 yaitu

“Regulasi dan Sistem Pengawasan Polda Kalbar yang efektif dan terpercaya” antara lain:

1) Penanganan publik komplain secara efektif dan terpercaya di lingkungan Polda Kalbar;

untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang akan dilakukan:

a) monitoring penanganan pengaduan masyarakat secara terpadu;

(27)

c) percepatan penyelesaian pengaduan masyarakat yang berasal dari pengawas eksternal;

d) memberikan SP2HP kepada pembuat pengaduan masyarakat guna meminimalisir komplain dari masyarakat kepada Polri di bidang penegakan hukum menjunjung tinggi HAM kepada pelapor/korban dan tersangka;

e) mengoptimalkan peran pengawasan melekat atasan penyidik dan Wassidik guna mengontrol proses penyidikan agar berjalan dengan benar.

2) Penguatan Saber Pungli Polda Kalbar;

untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang akan dilakukan:

a) pembangunan sistem pencegahan pungutan liar yang pelaksanaannya bekerja sama dengan unsur terkait di wilayah hukum Polda Kalbar;

b) pembangunan sistem pengumpulan, pengolahan, penyajian data dan informasi tentang pungutan liar dari tingkat kewilayahan Polda Kalbar;

c) mengintensifkan Satgas Saber Pungli terhadap Pungli yang membajak program pemerintah.

3) Pencegahan Korupsi di internal Polda Kalbar;

untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang akan dilakukan:

a) melanjutkan sosialisasi Perkap Nomor 8 Tahun 2017 tentang LHKPN, Perkap Nomor 9 Tahun 2017 tentang usaha bagi anggota Polri dan Perkap Nomor 10 Tahun 2017 tentang Kepemilikan Barang Mewah bagi Anggota Polri dan PNS Polri;

b) melanjutkan penyusunan Perkadiv tentang hukuman bagi pejabat yang tidak patuh untuk melaksanakan wajib lapor LHKPN;

c) meningkatkan layanan kontak pengaduan masyarakat terkait adanya ketidakpuasan masyarakat atas layanan kepolisian.

4) Pengawasan berbasis Tl;

untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang akan dilakukan:

a) optimalisasi pengawasan melalui aplikasi e-pengawasan;

b) penerapan sistem pengaduan masyarakat secara online.

5) Penataan kelembagaan dan tata laksana Polri yang efektif dan efisien di lingkungan Polda Kalbar;

(28)

a) penerapan proses bisnis di pelayanan publik berbasis elektronik yang terintegrasi;

b) ikut melaksanakan penyempurnaan peraturan tentang SOTK tingkat kewilayahan Polda, Polres dan Polsek;

c) mendukung penyelenggarakan penataan kelembagaan tipe Polres;

d) ikut melaksanakan kegiatan penataan kelembagaan Polres, Polsek dan Polsubsektor;

e) mendukung dalam penyusunan kebijakan penataan eselonisasi dan arsitektur kelembagaan Polri;

f) ikut memberikan sumbangan pemikiran terkait tata organisasi Polri sesuai kebutuhan dan tantangan tugas kedepan dengan harapan menjadikan organisasi Polri yang tepat ukuran, tepat proses dan tepat fungsi.

6) Peningkatan pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri di lingkungan Polda Kalbar.

untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang akan dilakukan:

a) melaksanakan pendampingan Satker/Satwil jajaran Polda Kalbar atas pemenuhan Indikator Pencapaian Kinerjanya;

b) mempertahankan capaian Satker/Satwil jajaran Polda Kalbar pada zona integritas yang sudah berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan memperjuangkan untuk menuju Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) dan peningkatan jumlah capaian Satker/Satwil zona integritas berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM);

c) melaksanakan pengukuran kinerja dengan Indeks Tata Kelola Polri (ITK) Polda Kalbar berbasis web dan mobile secara online (ITK-O) tingkat Polresta/Polres dan Satker Polda;

d) ikut melaksanakan bimbingan kepada unit penyelenggara pelayanan publik Polri untuk memedomani kebijakan Forum Konsultasi Publik (FKP), sebagai wadah menampung aspirasi dari seluruh masyarakat/stakeholder terkait kebijakan penyelenggaraan layanan publik yang diberikan oleh Polri dalam rangka evaluasi kebijakan layanan;

e) melanjutkan kegiatan asistensi penyelenggaraan pelayanan publik di seluruh unit pelayanan publik Polres/Polresta jajaran Polda Kalbar agar sesuai dengan komponen standar pelayanan di dalam UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan Publik

(29)

dalam rangka perbaikan unit pelayanan publik dan peningkatan indeks pelayanan publik Polri;

f) ikut melaksanakan bimbingan dalam keikutsertaan Polda Kalbar dalam inovasi- inovasi pelayanan Publik Polri yang memenuhi syarat ke dalam ajang Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) agar Polri berpeluang untuk memperoleh kategori TOP inovasi pelayanan publik;

7. Arah Kebijakan dan Sasaran Satbrimob Polda Kalbar Tahun 2021

a. Arah kebijakan Satbrimob dalam rangka mencapai sasaran prioritas yang telah ditetapkan yaitu

“Pergelaran operasional dan back up kewilayahan personel Satbrimob Polda Kalbar dalam rangka pengamanan unjuk rasa, konflik sosial dan menjalin sinergitas polisional” yang dijabarkan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1) Menyiapkan personel Satbrimob Polda Kalbar untuk mampu digerakkan secara cepat dalam rangka pengamanan unjuk rasa, konfilk sosial dan lawan insurjensi;

2) Mengajukan penambahan personel Satbrimob ke Polda Kalbar dan Korbrimob Polri serta membentuk rayonisasi perkuatan Brimob dalam rangka penanganan tahap awal penanggulangan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat yang berkadar berintensitas tinggi;

3) Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan personel Satbrimob yang profesional, humanis, menghormati hukum dan HAM dalam setiap pelaksanaan tugas pokok Brimob melalui sinergitas fungsional dan instansi terkait sesuai dengan tugas pokok masing-masing.

Melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a) pelaksanakan pembinaan rohani dan mental anggota guna peningkatan keimanan, kesadaran diri, disiplin dan kepatuhan hukum anggota;

b) meningkatkan kualitas SDM Satbrimob Polda Kalbar melalui latihan pemeliharaan dan pengembangan kemampuan berupa latihan PHH, SAR, Jibom, Wanteror, GAG, Resmob dan KBR;

c) penanaman nilai-nilai Tribrata dan Catur Prasetya pada anggota Satbrimob Polda Kalbar dalam rangka meningkatkan hierarki, disiplin, dan patuh hukum;

d) melaksanakan pengawasan melekat kepada anggota untuk mengantisipasi terjadinya pelanggaran disiplin;

e) meningkatkan pembinaan fisik dan mental anggota Brimob secara berkelanjutan agar

(30)

f) meningkatkan kapasitas dan kemampuan sumber daya manusia Satbrimob Polda Kalbar melalui pemdidikan, pelatihan dan modernisasi teknologi serta mengoptimalkan koordinasi diantara berbagai instansi;

4) Membangun sinergitas dengan satuan kewilayahan dan para pemangku kepentingan (stakeholder) yang produktif guna mewujudkan situasi keamanan Kalimantan Barat yang kondusif dalam penerapan sistem sinergi polisional interdepartement. Adapun bentuk penjabaran kegiatannya adalah sebagai berikut:

a) Internal

(1) mengefektifkan koordinasi dan kerja sama antar satuan fungsi baik bidang pembinaan maupun operasional dalam rangka pelaksanaan tugas pokok fungsi; dan

(2) mempedomani dan melaksanakan hubungan tata cara kerja antar satuan fungsi.

b) Eksternal

(1) Bekerjasama dengan BNPB dan Instansi terkait dalam rangka penanganan bencana alam seperti:

(a) Banjir Bandang

(b) Tanah Longsor dengan Gejala (c) Kekeringan

(d) Kebakaran Hutan dan Lahan (e) Angin Badai

(f) Gempa Bumi (g) Tsunami

(h) Letusan Gunung api (i) Kegagalan Teknologi (j) Wabah Penyakit

(2) mengefektifkan koordinasi dan kerja sama dengan Pemerintah Daerah Kalbar dan Instansi terkait serta komponen masyarakat dalam upaya pencegahan dan penyelesaian tindak pidana konvensional, transnational crime, kejahatan terhadap kekayaan negara dan kejahatan yang berimplikasi kontinjensi;

5) Melengkapi Sarana dan Prasarana yang ada di Satbrimob, melalui kegiatan-kegiatan

(31)

a) melaksanakan pemeliharaan dan perawatan gedung kantor guna memperpanjang usia pakai;

b) melaksanakan pemeliharaan dan perawatan Alut dan Alsus yang ada sehingga siap opsnal;

c) melengkapi sarana dan prasarana yang ada di Satbrimob berupa markas Batalyon / Detasemen, Markas Kompi / Subden dan perumahan bagi anggota Satbrimob;

d) melengkapi kebutuhan Alut dan Alsus yang belum ada serta penambahan alut dan alsus yang masih kurang guna penanggulangan gangguan keamanan dalam negeri berkadar tinggi;

e) mengusulkan pembangunan kantor dan asrama beserta sarana dan prasarana guna mendukung rayonisasi perkuatan Brimob;

f) mengusulkan tempat latihan khusus untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan yang di miliki anggota Satbrimob Polda Kalbar guna menghadapi tantangan gangguan keamanan yang semakin meningkat; dan

g) secara bertahap mencukupi kelengkapan Personil untuk mendukung tugas di lapangan.

6) Meningkatkan Sistem dan Metode pelaksanaan tugas Satbrimob Polda Kalbar, melalui kegiatan sebagai berikut:

a) menyusun standar operasional prosedur tugas pokok Satbrimob;

b) menyusun rencana kerja Satbrimob.

7) Turut aktif menciptakan situasi yang aman dan kondusif melalui kegiatan yang bersifat preventif (pengamanan, pengawalan dan patroli) di wilayah yang rawan terjadi gangguan keamanan;

8) Melaksanakan pengamanan perbatasan Indonesia-Malaysia dalam rangka menanggulangi gangguan keamanan dalam negeri berkadar tinggi;

(32)

BAB – IV

PROGRAM KEGIATAN DAN USULAN PAGU INDIKATIF

8. Program dan Kegiatan Polda Kalbar

Alokasi Pagu Indikatif Polda Kalimantan Kalbar per program per kegiatan dalam T.A. 2021 sebesar Rp1.241.413.912.000,00 (satu triliun dua ratus empat puluh satu miliar empat ratus tiga belas juta sembilan ratus dua belas ribu rupiah) dengan perincian sebagai berikut:

a. (060.01.14) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Polri Rp643.020.166.000,00 (enam ratus empat puluh tiga miliar dua puluh delapan juta seratus enam puluh enam ribu rupiah) meliputi:

1) Pelayanan Administrasi Keuangan Polri Rp292.600,00 (dua ratus sembilan puluh dua juta enam ratus ribu rupiah); terdiri dari:

a) layanan administrasi keuangan Polri (volume output 12 bulan layanan) dengan alokasi anggaran sebesar Rp212.600,00 (dua ratus dua belas juta enam ratus ribu rupiah); RM

b) layanan administrasi keuangan Polri Polri (volume output 12 bulan layanan) dengan alokasi anggaran sebesar Rp80.000,00 (delapan puluh juta rupiah); PNBP 2) Penerangan Masyarakat Polri (volume output 185 layanan) dengan alokasi anggaran

sebesar Rp1.386.060.000,00 (satu miliar tiga ratus delapan puluh enam juta enam puluh ribu rupiah); RM

3) Penyelenggaraan Teknologi Informasi Polri (volume output 1 layanan) dengan alokasi anggaran sebesar Rp8.320.000,00 (delapan juta tiga ratus dua puluh juta rupiah);RM 4) Pelayanan Kesehatan Polri Rp38.854.661,00 (tiga puluh delapan miliar delapan ratus lima

puluh empat juta enam ratus puluh satu rupiah) terdiri dari:

a) layanan kesehatan BLU Polri (volume output 3.900 orang) dengan alokasi anggaran sebesar Rp30.000.000.000,00 (tiga puluh miliar rupiah); BLU

b) layanan kesehatan (volume output 7.291 orang) dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 6.757.233.000,00 (enam miliar tujuh ratus lima puluh juta dua ratus tiga puluh tiga ribu rupiah); RM

c) layanan kesehatan BPJS (volume output 29.065 orang) dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 3.087.426.000,00 (tiga miliar delapan puluh tujuh juta empat ratus dua

(33)

5) Dukungan Pelayanan Internal Perkantoran Polri Rp595.446.634.000,00(lima ratus sembilan puluh lima miliar empat ratus empat puluh enam juta enam ratus tiga puluhempat ribu rupiah) terdiri dari:

a) layanan dukungan manajemen internal perkantoran perkantoran (volume output 12 layanan) dengan alokasi anggaran sebesar Rp2.483.442.000,00 (dua miliar empat ratus delapan puluh tiga juta empat ratus empat puluh dua ribu rupiah); RM

b) layanan dukungan manajemen internal perkantoran (volume output 12 layanan) dengan alokasi anggaran sebesar Rp72.000.000,00 (tujuh puluh dua juta rupiah);

PNBP;

c) layanan markas kepolisian (volume output 12 layanan) dengan alokasi anggaran sebesar Rp.4.950.236.000,00 (empat milyar sembilan ratus lima puluh juta dua ratus tigapuluh enam ribu rupiah); RM;

d) layanan perkantoran (volume output 1 layanan) dengan alokasi anggaran Rp587.940.856.000,00

6) Pertanggungjawaban profesi Rp437.966.000,00 (empat ratus tiga puluh tujuh juta sembilan ratus enam puluh enam ribu rupiah) pada laporan:

- penegakan kode etik profesi (volume output 91 laporan) dengan alokasi anggaran sebesar Rp.437.966.000,00 (empat ratus tiga puluh tujuh juta sembilan ratus enam puluh enam ribu rupiah); RM;

7) Penyelenggaraan Pengamanan Internal Polri Rp764.310.000,00 (tujuh ratus enam puluh empat juta tiga ratus sepuluh ribu rupiah); pada:

- layanan penyelidikan pelanggaran Pegawai pada Polri (volume output 204 laporan) dengan alokasi anggaran sebesar Rp.764.310.000,00 (tujuh ratus enam puluh empat juta tiga ratus sepuluh ribu rupiah); RM;

8) Penegakan Tata tertib dan Disiplin Polri Rp415.889.000,00 (empat ratus lima belas juta delapan ratus delapan puluh sembilan ribu rupiah); pada laporan:

- penegakan disiplin dan ketertiban (volume output 116 laporan) dengan alokasi anggaran sebesar Rp415.889.000,00 (empat ratus lima belas juta delapan ratus delapan puluh sembilan ribu rupiah); RM;

(34)

9) Penyelenggaraan Pemeriksaan dan Pengawasan Rp1.990.564.000,00 (satu miliar sembilan ratus sembilan puluh juta lima ratus enam puluh empat ribu rupiah); pada laporan:

a) manajemen pemeriksaan dan pengawasan (volume output 12 layanan) dengan alokasi anggaran sebesar Rp.42.289.000,00 (empat puluh dua juta dua ratus delapan puluh sembilan rupiah); RM;

b) pengawasan dan pemeriksaan (volume output 240 laporan) dengan alokasi anggaran sebesar Rp1.948.275.000,00 (satu miliar sembilan ratus empat puluh delapan juta dua ratus tujuh puluh lima ribu rupiah); RM;

10) Pengelolaan Multimedia Rp.20.489.000,00 (dua puluh juta empat ratus delapan puluh sembilan ribu rupiah); pada layanan:

- terlaksananya pengelolaan Multimedia (volume output 12 layanan) dengan alokasi anggaran sebesar Rp20.489.000,00 (dua puluh juta empat ratus delapan puluh sembilan ribu rupiah); RM;

11) Pemberian Bantuan dan Nasehat Hukum Rp.529.668.000,00 (lima ratus dua puluh sembilan juta enam ratus enam puluh delapan ribu rupiah); pada:

a) layanan bantuan hukum kepada institusi, pegawai negeri pada Polri dan keluarganya (volume output 359 perkara) dengan alokasi anggaran sebesar Rp494.228.000,00 (lima ratus sembilan puluh empat juta dua ratus dua puluh delapan ribu rupiah); RM;

b) pemberian saran dan Pendapat Hukum terkait Tugas Pokok dan Fungsi Polisi (volume output 20 perkara) dengan alokasi anggaran sebesar Rp35.440.000,00 (tiga puluh lima juta empat ratus empat puluh ribu rupiah); RM;

12) Penyusunan dan Penyuluhan Hukum Rp392.652.000,00 (tiga ratus sembilan puluh dua juta enam ratus lima puluh dua ribu rupiah); pada:

- Peraturan Perundang-undangan Pemeliharaan dan Ketertiban Masyarakat (volume output 166 dokumen) dengan alokasianggaran sebesar Rp392.652.000,00 (tiga ratus sembilan puluh dua juta enam ratus lima puluh dua ribu rupiah); RM;

13) Penyusunan Kebijakan Polri Rp42.435.000,00 (empat puluh dua juta empat ratus tiga puluh lima ribu rupiah); pada:

- Penyusunan Naskah Kebijakan Polri (volume output 12 Naskah/dokumen) dengan alokasi anggaran sebesar Rp42.435.000,00 (empat puluh dua juta empat ratus tiga puluh lima ribu rupiah); RM;

(35)

14) Reformasi Birokrasi Polri Rp835.909.000,00 (delapan ratus tiga puluh lima juta sembilan ratus sembilan ribu rupiah); pada:

- Penyusunan Naskah Reformasi Birokrasi Polri (volume output 92 Naskah/Dokumen) dengan alokasi anggaran sebesar Rp835.909.000,00 (delapan ratus tiga puluh lima juta sembilan ratus sembilan ribu rupiah); RM;

15) Manajemen Anggaran Rp565.429.000,00 (lima ratus enam puluh lima juta empat ratus dua puluh sembilan ribu rupiah); terdiri dari:

a) layanan manajemen anggaran (volume output 75 naskah/laporan) dengan alokasi anggaran sebesar Rp485.429.000,00 (empat ratus delapan puluh lima juta empat ratus dua puluh sembilan ribu rupiah); RM;

b) layanan manajemen anggaran (volume output 75 naskah/laporan) dengan alokasi anggaran sebesar Rp80.000.000,00 (delapan puluh juta rupiah); PNBP;

16) Pengelola Informasi dan Dokumentasi Rp48.500.000,00 (empat puluh delapan juta lima ratus ribu rupiah); pada:

- layanan informasi dan dokumentasi (volume output 70 layanan) dengan alokasi anggaran sebesar Rp.48.500.000,00 (empat puluh delapan juta lima ratus ribu rupiah); RM.

b. (060.02.15) Program Modernisasi Almatsus dan Sarana dan Prasarana Polri Rp169.929.134.000,00 (seratus enam puluh sembilan miliar sembilan ratus dua puluh sembilan juta serratus tiga puluh empat ribu rupiah) meliputi:

1) Pengembangan Peralatan Polri Rp1.220.000,00 (satu miliar dua ratus dua puluh ribu rupiah); terdiri dari:

a) pemenuhan Almatsus (volume output 88 unit) dengan alokasi anggaran sebesar Rp220.000.000,00 (dua ratus dua puluh ribu rupiah); PNBP;

b) pemenuhan alat material khusus (volume output 88 unit) dengan alokasi anggaran sebesar Rp600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah); BLU;

c) pemenuhan alat material (volume output 8 unit) dengan alokasi anggaran sebesar Rp400.000.000,00 (empat ratus juta rupiah); BLU;

(36)

2) Dukungan Manajemen dan Teknik Sarpras Rp167.709.134.000,00 (seratus enam puluh tujuh miliar tujuh ratus sembilan juta seratus tiga puluh empat ribu rupiah); terdiri dari:

a) layanan perkantoran Sarpras (volume output 12 layanan) dengan alokasi anggaran sebesar Rp8.099.415.000,00 (delapan miliar sembilan puluh sembilan juta empat ratus lima belas ribu rupiah); RM;

b) layanan perkantoran Sarpras (volume output 12 layanan) dengan alokasi anggaran sebesar Rp15.035.031.000,00 (lima belas miliar tiga puluh lima juta tiga puluh satu ribu rupiah); PNBP;

c) layanan perkantoran (volume output 1 layanan) dengan alokasi anggaran sebesar Rp144.574.688.000,00 (seratus empat puluh empat miliar lima ratus tujuh puluh empat juta enam ratus delapan puluh delapan ribu rupiah); RM;

3) Pengembangan Fasilitas dan Konstruksi Polri Rp1.000.000,00 (satu miliar rupiah); terdiri dari:

- pemenuhan fasilitas pendukung (volume output 6093 m2) dengan alokasi anggaran sebesar Rp1.000.000,00 (satu miliar rupiah); BLU.

c. (060.03.16) Program Profesional SDM Polri Rp23.898.875.000,00 (dua puluh tiga miliar delapan ratus delapan juta delapan ratus tiga ribu rupiah) pada:

1) Dukungan Manajemen Profesionalisme SDM Polri Rp23.046.075.000,00 (dua puluh tiga miliar empat puluh enam juta tujuh puluh lima ribu rupiah); terdiri dari:

a) layanan dukungan manajemen profesioanlisme SDM Polri (volume output 12 layanan) dengan alokasi anggaran sebesar Rp706.954.000,00 (tujuh ratus enam juta sembilan ratus lima puluh empat ribu rupiah); RM

b) layanan perkantoran (volume output 1 layanan) dengan alokasi anggaran sebesar Rp22.339.121.000,00 (dua puluh dua miliar tiga ratus tiga puluh sembilan serratus dua puluh satu ribu rupiah); RM

2) Penyelenggaraan Pendidikan dan Latihan Polri Rp852.800.000,00 (delapan ratus lima puluh dua juta delapan ratus ribu rupiah); terdiri dari:

- Diklat Non Polri (volume output 100 orang) dengan alokasi anggaran sebesar Rp852.800.000,00 (delapan ratus lima puluh dua juta delapan ratus ribu rupiah);

PNBP.

(37)

d. (060.04.17) Program Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Rp298.159.920.000,00 (dua ratus sembilan puluh delapan miliar serratus lima puluh sembilan juta sembilan ratus dua puluh ribu rupiah) pada:

1) Dukungan Manajemen Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Rp204.789.195.000,00 (dua ratus empat miliar tujuh ratus delapan puluh sembilan juta serratus sembilan puluh lima ribu rupiah); terdiri dari:

a) layanan dukungan manajemen Harkamtibmas (volume output 12 layanan) dengan alokasi anggaran sebesar Rp53.497.701.000,00 (lima puluh tiga miliar empat ratus sembilan puluh tujuh juta tujuh ratus satu ribu rupiah); RM

b) layanan dukungan manajemen Harkamtibmas (volume output 12 layanan) dengan alokasi anggaran sebesar Rp2.742.474.000,00 (dua miliar tujuh ratus empat puluh dua juta empat ratus tujuh puluh empat ribu rupiah); PNBP

c) layanan perkantoran (volume output 1 layanan) dengan alokasi anggaran sebesar Rp148.549.020.000,00 (seratus empat puluh delapan miliar lima ratus empat puluh sembilan juta dua puluh ribu rupiah); RM

2) Analisis Keamanan Rp3.377.019.000,00 (tiga miliar tiga ratus tujuh puluh tujuh juta sembilan belas ribu rupiah); pada:

- layanan informasi analisis keamanan (volume output 7263 dokumen) dengan alokasi anggaran sebesar Rp3.377.019.000,00 (tiga miliar tiga ratus tujuh puluh tujuh juta sembilan belas ribu rupiah); RM

3) Penyelenggaraan Strategi Keamanan dan Ketertiban Bidang Politik Rp6.569.915.000,00 (enam miliar lima ratus enam puluh sembilan juta sembilan ratus lima belas ribu rupiah);

terdiri dari:

a) informasi Deteksi Aksi Strategi Keamanan dan Ketertiban bidang Politik (volume output 3341 laporan kegiatan) dengan alokasi anggaran sebesar Rp6.343.274.000,00 (enam miliar tiga ratus empat puluh tiga juta dua ratus tujuh puluh empat); RM b) informasi Deteksi Aksi Strategi Keamanan dan Ketertiban bidang Politik (volume

output 3341 laporan kegiatan) dengan alokasi anggaran sebesar Rp266.641.000,00 (dua ratus enam puluh enam juta enam ratus empat puluh satu ribu rupiah); PNBP

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Rencana Aksi Kinerja Tahun 2021 ini dibuat berdasarkan Indikator Kinerja Utama dan Rencana Kerja Pengadilan Negeri Gunungsitoli Tahun 2021 dalam melaksanakan tugas

Menimbang : bahwa berdasarkan Pasal 142 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan

2.5.4 Pengaruh Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan Dalam pasar yang tingkat persaingannya cukup tinggi, perusahaan mulai bersaing untuk memberikan kepuasan

Budiyanto (2009) menyatakan bahwa tanaman umbi-umbian seperti talas sangat potensial untuk memenuhi kebutuhan pangan karena mempunyai potensi produksi talas cukup besar yaitu

RENCANA KERJA OPERASIONAL (RKO) TAHUN ANGGARAN 2021 RSUD Prof.

Rencana Kerja Organisasi Perangkat Daerah RSU Dr.Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto tahun anggaran 2021 berfungsi sebagai dokumen perencanaan tahunan, penyusunannya

Dalam draf rancangan awal RPPII 9, antara lain disebutkan tujuan utama yang hendak dicapai antara lain menghasilkan material fungsional berbasis kehutanan untuk