• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kondisi perekonomi yang berubah dapat mempengaruhi kegiatan dan kinerja perusahaan, yang dapat menimbulkan resiko tinggi terutama dalam hal kesulitan pendanaan, mengakibatkan perusahaan mengalami kesulitan keuangan, mulai dari kesulitan ringan sampai berat bahkan sampai mengalami kebangkrutan. Suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba melalui usaha yang dijalankannya, dengan harapan mampu bertahan dan berkembang dalam jangka panjang. Namun pada kenyataannya prediksi tersebut tidak dapat dijalankan sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan. Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat mempengaruhi perubahan kondisi perekonomian, ditambah dengan semakin ketatnya persaingan antara perusahaan satu dengan yang lainnya yang menyebabkan perusahaan harus lebih giat menjalankan strategi baru dalam mempertahankan dan mencapai keuntungan yang besar. Menurut Liana dan Sutrisno (2014) jika manajemen tidak mampu mengelola dengan baik maka bayangan penurunan kinerja keuangan bahkan bahaya kebangkrutan perusahaan akan dihadapi perusahaan. Analisis mengenai ancaman dari kebangkrutan harus dilakukan oleh pihak manjemen perusahaan, guna mengantisipasi terjadinya kebangkrutan dimasa yang akan datang.

Perkembangan pada sektor perekonomian sangat menarik untuk di cermati, khususnya sektor makanan dan minuman yang ada di indonesia.

Perusahaan makanan dan minuman merupakan salah satu industri yang paling banyak diminati oleh investor. Pasalnya, sektor ini merupakan salah satu sektor yang mampu bertahan ditengah kondisi perekonomian indonesia. Dengan jumlah perusahaan makanan dan minuman yang terus meningkat, maka diharapkan bisa memberikan prospek yang sangat

(2)

menguntungkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Selain itu, prospek perusahaan di industri ini sangat baik, karena hampir semua masyarakat membutuhkan makanan dan minuman. Perusahaan makanan dan minuman dipilih karena memiliki peran yang sangat penting untuk masyarakat, karena sebagai salah satu kebutuhan pokok.

Menguatnya industri makanan dan minuman dapat mendorong banyak investor untuk menanamkan modalnya di industri ini. Untuk mencegah investor mengalami kerugian yang diakibatkan dari kesulitan keuangan dan kemungkinan besar akan mengalami kebangkrutan, perusahaan harus terus menjaga kinerjanya agar dapat bertahan. Dengan cara menganalisis kinerja perusahaan dengan menggunakan analisis keuangan. Hasil dari analisis tersebut dapat membantu perusahaan mengambil keputusan atau kebijakan.

Kebijakan tersebut untuk memastikan bahwa perusahaan memilik laba yang baik. Jika kinerja perusahaan baik, maka investor akan diuntungkan.

Pada tahuan 2018 PT. Sariwangi dan PT. Maskapai Perkebunan Indorub Sumber Wadung terjerat utang dan di nyatakan pailit. PT.

Sariwangi memiliki utang sebesar Rp.1,5 triliun dan PT. Indorub memiliki utang Rp. 33,7 miliar kepada para kreditur. Salah satu penyebab kedua perusahaan tersebut mengalami kesulitan keuangan yaitu investasi untuk meningkatkan produksi perkebunan. Perusahaan ini telah menghabiskan banyak uang untuk mengembangkan sistem drainase atau teknologi penyiraman air. Namun hasilnya tidak sesuai dengan yang di harapkan.

Pembayaran utang tersendat dan sejumlah kreditur mengajukan tagihan.

Saat ini, terdapat tiga bank yang mengajukan tagihan yakni PT. Bank ICBC indonesia, PT. Panin Indonesia Tbk, dan PT.Bank Commonwealth.

Berdasarkan keputusan pengadilan PT. Sariwangi dan PT. Indorub telah terbukti lalai dalam menjanlan kewajiban sesuai kesepakatan, dengan keputusan tersebut kedua perusahaan kebun teh itu resmi bangkrut.

(merdeka.com)

Dari masalah yang terjadi perusahaan harus lebih memperkuat pemahaman dan analisisnya terhadap kemungkinan terjadinya kesulitan

(3)

keuangan atau financial distress agar perusahaan terhindar dari krisis dan kebangkrutan, sehingga dapat terus berekspansi. Kesulitan keuangan dapat terjadi karena kemampuan suatu perusahaan yang kurang dalam mengerjakan dan menjaga stabilitas kinerja keuangan yang dapat mengakibatkan suatu perusahaan mengalami kondisi kerugian operasional dan bersih untuk periode bersangkutan.

Menurut Hanifah (2013) Financial distress merupakan tahap dari penurunan kondisi keuangan yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan ataupun likuiditas, dimana ditunjukan dengan semakin turunnya kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya kepada kreditur.

Sementara itu, Menurut Altman financial distress adalah konsep luas yang terdiri dari beberapa situasi dimana suatu perusahaan menghadapi masalah kesulitan keuangan. Istilah umum untuk menggambarkan situasi tersebut adalah kegagalan, kepailitan, default, dan kebangkrutan. Jika perusahaan memperlihatkan kondisi keuangan yang melemah, maka dapat membuat para pemegang kepentingan seperti kreditur dan pemegang saham kehilangan kepercayaannya. Dengan begitu para stakeholder tersebut akan mundur untuk bekerjasama dengan perusahaan. Apabila perusahaan gagal mencari jalan keluarnya, itu sudah menjadi pertanda bahwa perusahaan dalam situasi financial distress diambang kebangkrutan.

Menurut (Fahmi, 2016) Financial distress merupakan keadaan dimana perusahaan mengalami kesulitan keuangan sebelum terjadinya kebangkrutan atau likuidasi. Financial distress dapat diartikan sebagai situasi yang cukup sering terjadi dimana perusahaan tidak bisa lagi memenuhi kewajiban mereka pada saat jatuh tempo dan komitmen atas utang kepada kreditur tak dapat terpenuhi karena menghadapi kesulitan keuangan. Ketika suatu perusahaan menghadapi kondisi keuangan yang sulit, tentu dana yang tersisa harus dapat diberdayakan seoptimal mungkin.

Jika tidak ancaman akan tuntutan utang akan semakin menekan keuangan perusahaan. Dana yang tersediapun tak mampu untuk menutupi utang yang ada. Kondisi demikian yang disebut financial distress. Berarti dapat

(4)

dikatakan bahwa financial distress merupakan gejala yang timbul pada saat keuangan perusahaan dalam masa krisis atau tidak sehat

Permasalahan yang terjadi diatas dapat dihindari dengan cara mengawasi kinerja keuangan perusahaan tersebut dengan melalui rasio keuangan. Iramani (Hanifah, 2013) menyatakan bahwa indikator kinerja keuangan suatu perusahaan dapat memprediksi kondisi perusahaan di masa depan. Indikator inilah yang didapat dari analisis rasio-rasio keuangan yang tercatat pada informasi laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan.

Pada dasarnya analisis rasio keuangan yaitu untuk menganalisa hubungan data keuangan suatu perusahaan dan untuk mencari tahu hubungan pos- pos dalam neraca atau laporan laba rugi agar dapat mengetahui baik atau buruknya posisi keuangan dan prestasi perusahaan. Indikator kinerja keuangan dalam penelitian ini menggunakan rasio likuiditas, leverage, dan sales growth karena rasio-rasio ini dianggap dapat menunjukkan kinerja keuangan dan efisiensi perusahaan secara umum untuk memprediksi terjadinya financial distress.

Berdasarkan pada penelitian terdahulu mengenai faktor yang dapat mempengaruhi financial distress perusahaan, menunjukan hasil yang berbeda-beda. Widhiari dan Merkusiwati (2015) hasil pada penelitiannya menunjukan bahwa rasio likuiditas mempengaruhi financial distress dengan arah negatif. Berbeda dengan Amanda dan Tasman (2019) hasilnya menunjukan bahwa likuiditas yang di proksikan dengan current ratio tidak mempunyai pengaruh yang signifikan dan negatif terhadap financial distress. Hasil penelitian Aisyah, dkk (2017) hasilnya menunjukan secara persial variable likuiditas tidak berpengaruh terhadap financial distress.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Dwiyanti (2016) menunjukan rasio likuiditas mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan dalam memprediksi terjadinya financial distress.

Adanya perbedaan dari hasil penelitian terdahulu, mendorong peneliti untuk meneliti kembali terkait faktor yang dapat mempengaruhi financial distress. Dengan menggunakan variabel likuiditas yang diukur dengan

(5)

Current Ratio (CR), Leverage yang diukur dengan Debt To Asset Ratio (DAR), dan Profitabilitas diukur dengan Returm On Assset (ROA). Selain itu untuk obyek penelitian menggunakan perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar Bursa Efek Indonesia periode 2017-2020. Penelitian ini dilakukan untuk menunjukan apakah rasio tersebut dapat digunakan untuk memprediksi terjadinya financial distress..

Berdasarakan latar belakang permasalahan diatas, maka penulis bermaksud untuk meneliti dengan judul “Pengaruh Likuditas, Leverage Dan Profitabilitas Terhadap Financial Distress (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2020).

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap financial distress (studi pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2020)?

2. Apakah leverage berpengaruh terhadap financial distress (studi pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2020)?

3. Apakah Profitabilitas berpengaruh terhadap financial distress (studi pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2020)?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah yang telah diuraikan maka ditetapkan tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :

(6)

1. Untuk mengetahui pengaruh likuiditas terhadap financial distress (Studi pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2020)

2. Untuk mengetahui pengaruh leverage terhadap financial distress (Studi pada perusahaan perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2020) 3. Untuk mengetahui pengaruh Profitabilitas terhadap financial distress

(Studi pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2020)

1.4. Manfaat Penelitian

Melalui tercapainya tujuan-tujuan tersebut, maka penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Secara Teoritis

Hasil pada penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan sebagai saran informasi tentang pengaruh likuiditas, laverage dan profitabilitas terhadap financial distress.

2. Manfaat Secara Praktis

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat dan membantu pihak yang berkepentingan dan berhubungan dengan objek penelitian antara lain bagi peneliti dan bagi universitas.

1.5. Sistematika Penulisan Skripsi

Bertujuan untuk mempermudah penjelasan dan pemahaman ide dari penelitian, peneliti mencoba menyusun sistematika penulisan yang terdiri dari 5 BAB yaitu :

BAB I: PENDAHUALUAN

Pada bab ini menjelaskan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

BAB II: KAJIAN PUSTAK

(7)

Pada bab ini menjelaskan tentang landasan teori, Penelitian Terdahulu yang Relevan, Hipotesis dan Model Penelitian.

BAB III: METODE PENELITIAN

Pada bab ini menjelaskan tentang Jenis dan Desain Penelitian, Defenisi Operasional dan pengukuran variabel, Populasi dan Metode Pengambilan Sampel, Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data, dan Metode Analisis.

BAB IV: HASIL PENELITIAN

Pada bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian yang terdiri dari deskripsi data, serta hasil analisis dari uji hipotesis.

BAB V: PENUTUP

Pada bab ini menjelaskan kesimpulan dan saran bagi pihak-pihak yang terkait.

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Capital Intensity, Profitabilitas dan Leverage Terhadap Agresivitas Pajak (Studi Empiris Pada Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Perbedaan kelengkapan pengungkapan CSR (Corporate Social Responsibility) berdasarkan Indeks GRI (Global Reporting Initiative) pada Bank Umum Syariah (BUS) di

Pengaruh Rasio Likuiditas , Leverage, dan Sales Growth Terhadap Financial Distress (Studi Kasus pada Perusahaan Otomotif dan Komponen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2) Untuk menguji dan mengetahui pengaruh arus kas operasi terhadap tingkat likuditas Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan Dan Minuman yang terdaftar di Bursa

Rendahnya kualitas pendidikan merupakan masalah pokok yang dihadapi Indonesia saat ini. Pola pembelajaran yang monoton dan menjenuhkan membuat siswa sulit untuk

Sementara anak-anak di negara maju lain bekerja keras untuk bisa memenuhi kebutuhan dasar mereka seperti sewa tempat tinggal dan makanan, anak muda Jepang

Pada tahun 2014 bisa dilihat bahwa nilai t-test yang diperoleh adalah -1,621 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,126> 0,05 maka Ho diterima, berarti antara

Penelitian ini dilakukan untuk menentukan kebutuhan aplikasi mahasiswa IPB, mendapatkan padanan aplikasi serupa yang dapat berfungsi pada sistem operasi GNU/Linux, dan