• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

6

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Persediaan

Menurut Baridwan (2014:149) istilah persediaan barang dipakai untuk menunjukkan barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali atau digunakan untuk memproduksi barang yang akan dijual. Dalam perusahaan dagang, barang yang dibeli untuk dijual kembali disebut persediaan barang.

Menurut PSAK 14 (revisi 2008) yang dikutip oleh Martani dkk (2016:245) “mendefinisikan persediaan sebagai aset yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa, dalam proses produksi untuk penjualan tersebut, dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa."

Dari pemaparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persediaan diklasifikasikan tergantung perusahaan tersebut bergerak dibidang mana.

Pada perusahaan dagang, persediaan pada umumnya merupakan barang- barang yang tersedia untuk dijual. Pada perusahaan manufaktur, persediaan digunakan untuk menghasilkan barang untuk dijual.

2. Metode Pencatatan Persediaan Barang Dagang

Persediaan barang merupakan faktor penting dalam menentukan harga pokok penjualan. Karena terdapat persediaan barang dagangan yang tersedia maka diperlukan suatu cara untuk menentukan jumlah serta nilai barang tersebut. Terdapat dua cara dalam melakukan perhitungan dan pencatatan persediaan yang berkaitan dengan perhitungan harga pokok penjualan, yaitu:

a. Metode fisik

Menurut Martani dkk (2016:250) metode fisik atau sistem periodik merupakan sistem pencatatan persediaan yang mana kuantitas persediaan dintentukan secara periodik yaitu perhitungan secara fisik yang biasanya dilakukan secara stock opname.

(2)

Menurut Baridwan (2014:151) perhitungan harga pokok penjualan dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Persediaan barang awal Rp xxx

Pembelian xxx (+)

Tersedia untuk dijual Rp xxx Persediaan barang akhir xxx (-) Harga pokok penjualan Rp xxx

Pencatatan persediaan (jurnalnya) tidak sama dengan metode perpetual, adapun jurnal yang digunakan pada metode fisik yaitu :

Jurnal untuk mencatat pada saat pembelian :

Pembelian Rp xxx

Utang Usaha/Kas Rp xxx

Jurnal untuk mencatat pada saat penjualan :

Piutang Usaha Rp xxx

Penjualan Rp xxx

Adapun masalah yang timbul jika digunakan metode fisik, yaitu jika diinginkan menyusun laporan keuangan jangka pendek misalnya bulanan, yaitu keharusan mengadakan perhitungan fisik atas persediaan barang.

Bila barang yang dimiliki jenisnya dan jumlahnya banyak, maka perhitungan fisik akan memakan waktu yang cukup lama dan akibatnya laporan keuangan juga akan terlambat. (Baridwan, 2014:151)

b. Metode perpetual

Menurut Martani dkk (2016:250) Metode perpetual merupakan sistem pencatatan persediaan yang up-to-date dan selalu dilakukan setiap terjadi perubahan nilai persediaan.

Menurut Baridwan (2014:151) Dalam metode perpetual setiap jenis persediaan dibuatkan rekening sendiri-sendiri yang merupakan buku pembantu persediaan. Penggunaan metode perpetual lebih memudahkan karena tidak perlu lagi mengadakan perhitungan fisik untuk mengetahui jumlah persediaan akhir.

(3)

Tabel 2.1 Kartu Persediaan Barang

Tgl

Masuk Keluar Sisa

Qty Harga Jumlah Qty Harga Jumlah Qty Harga Jumlah

Sumber : Baridwan,2014

Metode ini dibagi lagi kedalam beberapa metode, antara lain : 1) FIFO (First In First Out)

Dalam metode ini barang yang masuk terlebih dahulu akan dikeluarkan lebih dahulu. Sehingga yang tersisa pada akhir periode adalah barang yang berasal dari pembelian atau produksi terakhir.

Metode ini kurang baik untuk menangani pengaruh inflasi karena peningkatan harga perolehan tidak diimbangi dengan pembebanan pada penjualan persediaan, tetapi metode ini dapat memberikan informasi persediaan yang dapat dipercaya.

2) LIFO (Last In First Out)

Dalam metode ini, barang yang masuk paling akhir akan dikeluarkan paling awal. Sehingga barang yang tersisa pada akhir periode adalah barang yang berasal dari pembelian atau produksi awal periode. Sebagaimana dinyatakan oleh PSAK 14 (Revisi 2008) yang dikutip oleh Martani dkk (2016:252), perusahaan tidak lagi diperbolehkan menggunakan metode LIFO atau last in first out.

3) Rata-Rata Bergerak

Menurut Baridwan (2014:161) dalam metode rata-rata bergerak, barang yang setiap barang yang dikeluarkan akan dihitung harga pokok rata-rata setiap kali terjadi pembelian barang, sehingga dalam satu periode akan terdapat beberapa harga pokok rata-rata.

Dibandingkan dengan metode fisik maka metode perpetual merupakan cara yang lebih baik untuk mencatat persediaan barang dagangan. Manfaatnya yaitu untuk mempermudah melakukan

(4)

kontrol barang dagangan yang ada digudang. Pencatatan jurnal persediaan menurut metode perpetual adalah sebagai berikut : Jurnal untuk mencatat pada saat pembelian :

Persediaan Rp xxx

Utang Usaha/Kas Rp xxx

Jurnal untuk mencatat pada saat penjualan : Piutang Usaha/Kas Rp xxx

Penjualan Rp xxx

Harga Pokok Penjualan Rp xxx

Persediaan Rp xxx

3. Metode Penentuan Harga Pokok Penjualan

Penentuan harga perolehan persediaan dan harga pokok penjualan dilakukan berdasarkan asumsi arus biaya bukan berdasarkan asumsi arus fisik persediaan. Untuk menghitung harga pokok persediaan dapat digunakan berbagai cara yaitu MPKP (FIFO), MTKP (LIFO) dan rata-rata. Untuk menjelaskan penggunaan ketiga metode tersebut digunakan contoh barang A sebagai berikut :

Februari 1 persediaan 200 kg @Rp.100,00 = Rp. 20.000,00 9 pembelian 300 kg @Rp.110,00 = Rp. 33.000,00

10 penjualan 400 kg

15 pembelian 400 kg @Rp.116,00 = Rp. 46.400,00

18 penjualan 300 kg

24 pembelian 100 kg = Rp. 12.600,00

1.000 kg Rp.112.000,00 700 kg (Baridwan, 2014:158)

a. Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP/FIFO)

Metode masuk pertama keluar pertama dibuat dengan asumsi bahwa barang yang pertama dibeli barang itu pula yang terlebih dahulu jika terjadi penjualan. Tetapi dalam akuntansi persediaan, yang dihitungkan tersebut bukan fisik tetapi nilai perolehaan persediaan. (Samryn, 2015:89)

(5)

Misalnya perhitungan fisik atas barang dalam gudang pada tanggal 28 Februari menunjukkan jumlah 300 kg. Maka jumlah 300 kg terdiri dari:

pembelian 24 Februari 100 kg @Rp.126,00 = Rp. 12.600,00 pembelian 15 Februari 200 kg @Rp.116,00 = Rp. 23.200,00

Jumlah 300 kg Rp. 35.800,00

Sesudah diketahui jumlah persediaan akhir maka harga pokok penjualan dapat dihitung sebagai berikut:

Rp. 112.000,00 – Rp. 35.800,00 = Rp. 76,200,00 (Baridwan, 2014:159)

b. Masuk Terakhir Keluar Pertama (MTKP/LIFO)

“Dalam metode ini nilai persediaan akhir diambil dari harga barang yang lebih dahulu dibeli, nilai harga pokok penjualan diambil dari hasil perhitungan atau akumulasi harga beli barang yang terakhir dibeli.”

(Samryn, 2015:91)

Misalnya perhitungan fisik barang dalam gudang pada tanggal 28 Februari menunjukkan jumlah 300 kg. Maka jumlah 300 kg terdiri dari:

persediaan 1 Februari 200 kg @Rp.100,00 = Rp. 20.000,00 pembelian 9 Februari 100 kg @Rp.110,00 = Rp. 11.000,00

Jumlah 300 kg Rp. 31.000,00

Sesudah diketahui jumlah persediaan akhir maka harga pokok penjualan dapat dihitung sebagai berikut:

Rp. 112.000,00 – Rp. 31.000,00 =Rp.81.000,00 (Baridwan, 2014:164)

c. Rata-Rata Tertimbang

“Seperti halnya penggunaan dua metode diatas, metode rata-rata juga dapat dibedakan dalam metode fisik dan metode perpetual. Kombinasi pencatatan persediaan dengan metode fisik dan alokasi nilai nilai persediaan dengan rata-rata menghasilkan metode rata-rata tertimbang.”

(Samryn, 2015:94).

(6)

Misalnya perhitungan fisik atas barang dalam gudang pada tanggal 28 Februari menunjukkan jumlah 300 kg. Maka persediaan akhir dihitung sebagai berikut:

Februari 1 persediaan 200 kg @Rp.100,00 = Rp. 20.000,00 9 pembelian 300 kg @Rp.110,00 = Rp. 33.000,00 15 pembelian 400 kg @Rp.116,00 = Rp. 46.400,00 24 pembelian 100 kg @Rp.126,00 = Rp. 12.600,00 1.000 kg Rp.112.000,00

Harga pokok rata-rata tertimbang : Rp. 112.000,00 = Rp. 112,00 per kg 1.000

Persediaan barang 28 Februari : 300 kg @112,00 = Rp. 333.600,00 Harga pokok penjualan: Rp. 112.000,00 – Rp. 33.600,00 = Rp. 78.400,00 (Baridwan,2014:161)

Tabel 2.2 Kartu Persediaan Rata Rata Bergerak

Tanggal Pembelian Penjualan Saldo

Qty Hrg (Rp)

Jumlah Qty Hrg (Rp)

Jumlah Qty Hrg (Rp)

Jumlah

01/2/2005 200 100 20.000

09/2/2005 300 110 33.000 500 106 53.000

10/2/2005 400 106 42.400 100 106 10.600

15/2/2005 400 116 46.400 500 114 57.000

18/2/2005 300 114 34.200 200 114 22.800

24/2/2005 100 126 12.600 300 118 35.400

(Baridwan,2014:162)

4. Sistem Informasi Akuntansi

“Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan mengolah data untuk menghasilkan informasi bagi pengambil keputusan. Sistem ini meliputi orang prosedur dan instruksi, data, perangkat lunak, infrastruktur

(7)

teknologi informasi, serta pengendalian internal dan ukuran keamanan”.

(Romney dan Steinbart, 2015:10)

Sistem Informasi Akuntansi adalah merupakan integrasi dari semua komponen yang terstruktur seperti sumber daya ekonomi, manusia, teknologi dan peralatan yang diperlukan dalam mengolah data transaksi keuangan sehingga menghasilkan informasi penting bagi manajemen untuk pengambilan keputusan (Abdillah Junaedi, 2017:1309).

5. Sistem Pengendalian Internal

“Sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga aset organisasi, mengecek ketelitian, dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi, dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen” (Mulyadi, 2016:

129).

Sebagaimana dinyatakan oleh Jones dan Rama (2008) yang dikutip oleh Irawati R. dan Satri Kamalita A. (2017:184), Sistem pengendalian internal merupakan sebuah proses yang dipengaruhi oleh dewan direksi entitas, manajemen dan personal lainnya, yang dirancang untuk memberikan kepastian yang berlandasan terkait dengan pencapaian sasaran kategori yaitu efektifitas dan efisiensi operasi, kedalaman laporan keuangan, dan ketaatan kepada regulasi dan peraturan yang berlaku.

6. Bagan Alir Dokumen

“Bagan alir adalah teknis analitis bergambar yang digunakan untuk menjelaskan beberapa aspek dari sistem informasi secara jelas, ringkas, dan logis. Bagan alir mencatat cara proses bisnis dilakukan dan cara dokumen mengalir melalui organisasi. Bagan alir juga digunakan untuk menganalisis cara meningkatkan proses bisnis dan arus dokumen.”

(Romney dan Steinbart, 2015:67)

Adapun simbol-simbol yang digunakan dalam bagan alir dokumen adalah sebagai berikut:

(8)

Tabel 2.3 Simbol Bagan Alir Dokumen

Simbol Nama Keterangan

Dokumen Simbol ini digunakan untuk

menggambarkan semua jenis dokumen, yang merupakan formulir yang digunakan untuk merekam terjadinya suatu transaksi.

Dokumen dan Tembusannya

Simbol ini digunakan unutk menggambarkan dokumen asli dan tembusannya. Nomor dokumen dicantumkan di sudut kanan atas.

Berbagai Dokumen

Simbol ini digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis dokumen yang digunakan bersama dalam satu paket.

Awal arus dokumen

Berasal dari simbol penghubung halaman yang sama, yang bernomor seperti yang tercantum dalam simbol tersebut

Penghubung halaman berbeda

Untuk menunjukkan kemana dan bagaimana bagan alir terkait atau dengan yang lainnya. Nomor yang tercantum di dalam simbol penghubung menunjukkan bagaimana bagan alir yang tercantum pada simbol dihalaman yang lain.

Kegiatan manual Untuk menggambarkan kegiatan manual.

Keterangan, Komentar

Simbol ini memungkinkan ahli simbol menambahkan keterangan untuk memperjelas pesan yang disampaikan dalam bagan.

Arsip sementara Untuk menunjukan tempat penyimpanan dokumen: arsip sementara dan arsip permanen. Arsip sementara adalah dokumen yang disimpan dan akan diambil kembali. Untuk menunjukan urutan pengarsipan dokumen digunakan simbol sebagai berikut:

A = Menurut abjad N = Menurut nomor urut T = Menurut tanggal

Arsip permanen Menggambarkan arsip permanen yang tidak akan diproses lagi dalam sistem akuntansi yang bersangkutan.

On-line komputer proses

Menggambarkan pengolahan data dengan komputer secara on-line

(9)

Lanjutan

Keying (typing verifying)

Menggambarkan pemasukan data ke dalam komputer melalui on-line terminal.

Pita magnetic Menggambarkan arsip komputer yang berbentuk pita magnertik.

On-line storage Menggambarkan arsip komputer yang berbentuk on-line (di dalam memori komputer).

Keputusan Menggambarkan keputusan yang harus dibuat dalam proses pengolahan data keputusan yang dibuat ditulis dalam komputer.

Garis alir Menggambarkan arah proses pengolahan data. Anak panah tidak digambarkan jika arus dokumen mengarah kebawah dan kekanan.

Persimpangan garis alir

Jika dua garis alir bersimpangan, untuk menunjukan arah masing-masing garis, salah satu garis dibuat sedikit melengkung tepat pada persimpangan ke dua garis tersebut.

Persimpangan garis alir

Simbol ini digunakan jika dua garis alir bertemu dan salah satu garis mengikuti arus garis lainnya.

Dari

Pemasok

Masuk ke sistem Karena kegiatan diluar sistem

tidak perlu digambarkan dalam bagan, maka diperlukan simbol untuk menggambarkan masuk ke sistem.

Ke sistem penjualan

Keluar dari sistem

Karena kegiatan dari luar sistem tidak perlu digambarkan dalam bagan, maka diperlukan simbol untuk menggambarkan ke luar ke sistem lain.

Sumber : (Mulyadi, 2016:47-49)

(10)

7. Relasi

“Relasi (relationship) adalah perekat yang menyatukan komponen- komponen yang berbeda dalam diagram E-R. Secara intuitif dapat dikatakan bahwa relasi adalah asosiasi dari satu atau lebih entitas yang bermakna bagi organisasi/ perusahaan.” (Adi Nugroho, 2011:69)

Menurut Andria dan Mei (2015:19) “Relasi antar tabel adalah hasil dari model entity relationship diagram. Relasi ini akan memperlihatkan rancangan fisik basis data dan juga akan menghasilkan tabel-tabel yang nantinya dapat digunakan dalam proses implementasi sistem”.

Kardinalitas relasi menunjukkan jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi dengan entitas pada himpunan entitas yang lain.

Kardinalitas relasi yang dapat terjadi antara dua himpunan entitas:

a. Satu ke satu (One to One) b. Satu ke banyak (One to Many) c. Banyak ke satu (Many to One) d. Banyak ke Banyak (Many to Many) 8. Normalisasi

“Normalisasi merupakan proses mendekomposisikan sebuah tabel yang masih memiliki beberapa anomali atau ketidak wajaran sehingga menghasilkan tabel yang lebih sederhana dan struktur yang bagus atau sebuah tabel yang tidak memiliki data redundancy” (Efendy Zainul, 34:2018).

“Unnormalisasi adalah bentuk yang tidak normal atau suatu kumpulan data yang akan diolah yang diperoleh dari format– format yang beraneka ragam, masih terdapat duplikasi atau pengulangan data, bisa saja tidak sempurna atau tidak lengkap, dan sesuai fakta lapangan” Suryadi S.

(2019:3). Bentuk ini didapat dari dokumen yang ada dilapangan atau manual dengan atribut bukan nilai sederhana.

Tahapan normalisasi menurut Kurniawan Rizki (2016:139) adalah sebagai berikut:

(11)

a. Normalisasi Pertama.

Normalisasi pertama terpenuhi apabila tidak ada relasi di dalam relasi atau tabel di dalam tabel.

b. Normalisasi Kedua.

Jika terjadi kunci relasi yang dibentuk oleh lebih dari 1 atribut dan salah satu atribut lain bergantung pada sebahagian dari kunci relasi.

Maka tabel harus di dekomposisi atau dipisahkan c. Normalisasi Ketiga

Normalisasi ketiga dapat terpenuhi apabila normalisasi kedua telah terpenuhi dan tidak ada KF di antara atribut yang bukan utama di dalam tabel. Pada keseluruhan tabel di atas, tidak terdapat KF antara sesama atribut yang bukan utama. Sehingga tidak perlu adanya dekomposisi yang aman pada tabel.

9. Sistem Basis Data

Menurut Romney dan Steinbart (2015:100) “Database, DBMS (database management system), dan program-program aplikasi yang mengakses database melalui DBMS disebut sebagai sistem basis data (database system)”. Sistem basis data juga bisa disebut sebuah sistem yang terdiri atas kumpulan beberapa tabel data yang saling berkoneksi dalam sebuah basis data disebuah sistem.

“Pengembangan sistem informasi membutuhkan sebuah basis data.

Didalam sebuah basis data terdapat kumpulan dari suatu data yang tersimpan dan saling berhubungan satu sama lainnya” (Ramadhan F. dan Purwandari N., 2018:52). Basis data dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi waktu pengerjaan sebuah proyek sehingga menghasilkan informasi yang cepat dan akurat.

10. Entity Relationship Diagram (ERD)

Sebagaimana dinyatakan oleh Fathansyah (2001) yang dikutip oleh Abdullah Junaeidi (2017:1312) “Entity Relationship Diagram yaitu berisi komponen-komponen himpunan entitas dan himpunan relasi yang masing-masing dilengkapi dengan atribut-atribut yang

(12)

memperesentasikan seluruh fakta yang sebenarnya”. Maka dari itu diagram relasi entitas adalah model yang digunakan untuk menggambarkan suatu rancangan keadaan database sebenarnya.

Sebagaimana dinyatakan oleh connollyy dan Begg (2015) yang dikutip oleh Pahlevi Omar (2018:28) Entity Relationship Diagram adalah model yang dapat dipakai untuk memberikan pengertian mengenai data yang akan digunakan oleh suatu perusahaan. Dalam perancangan basis data, entity relationship adalah pendekatan top- down dimana perancangan dimulai dengan mengidentifikasi data penting yang disebut entitas dan hubungan antara data yang harus dipresentasikan ke dalam model.

11. PHP

“PHP merupakan bahasa pemrograman berbasis web yang digunakan untuk membuat aplikasi berbasis web (website, blog atau aplikasi web).

PHP adalah suatu bahasa pemrograman yang didesain agar dapat disisipkan dengan mudah ke halaman HTML” (Nugroho, 2013:153).

PHP merupakan bahasa pemrograman script server side yang didesain untuk pengembangan web. Server side artinya pemrosesan dilakukan di komputer server. PHP sering dikatakan sebagai bahasa untuk membuat aplikasi web yang dinamis. Pengertian dinamis di sini adalah memungkinkan untuk menampilkan data yang tersimpan dalam database. Dengan demikian, halaman web akan menyesuaikan dengan isi database. (Andi dan Madcoms, 2016:52)

12. MySQL

MySQL merupakan salah satu software database (basis data) open source yang dikembangkan sebuah komunitas bernama MySQL AB dengan tujuan membantu user untuk meyimpan data dalam tabel-tabel. Tabel terdiri atas field (kolom) yang mengelompokan data-data berdasarkan kategori tertentu, misalnya nama, alamat, nomer telepon, dan sebagainya. Bagian lain dari tabel adalah record (baris) yang mencantumkan isi data yang sebenarnya. (Andi dan Madcoms, 2016:52)

(13)

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Berikut merupakan hasil perbandingan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yang dilakukan oleh penulis, adalah sebagai berikut:

Tabel 2.4 Penelitian Terdahulu

Identitas Peneliti

Gusti Siti Khofsah, D3 Komputerisasi

Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin (2018)

Dea Safitri, Komputerisasi Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin (2019)

Antung Anissa Melinda, Komputerisasi Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin (2020)

Judul Program Aplikasi Persediaan Barang Dagangan dengan Rumus Biaya Rata-Rata Bergerak Perpetual Menggunakan Visual Basic 2015 Pada Toko Bangunan Andeska 2.

Program Aplikasi Persediaan Barang Dagang dengan Metode LIFO Terintegrasi Kas dan Piutang Menggunakan PHP Pada CV SERASI Banjarmasin.

Program Aplikasi Persediaan Barang Dagang dengan Metode Rata-Rata Bergerak Perpetual Terintegrasi Penjualan Menggunakan PHP Pada UD Rahma Banjarmasin.

Tempat Penelitian

Toko Bangunan Andeska 2 Banjarbaru

CV SERASI Banjarmasin UD Rahma Banjarmasin

Rumusan Masalah

1. Bagaimana mengetahui dan menentukan

standar akuntansi persediaan yang tepat dengan pencatatan persediaan di Toko

Bangunan Andeska 2?

2. Bagaimana membangun Sistem Informasi Akuntansi persediaan barang untuk mengatasi permasalahan data brng yang kurang efisien?

1. Bagaimana menentukan harga pokok persediaan pada CV SERASI banjarmasin

menggunakan PHP?

2. Bagaimana membangun Informasi Akuntansi persediaan barang pada CV SERASI Banjarmasin yang sesuai SAK ETAP?

1. Bagaimana menentukan harga pokok persediaan barang dagang dengan metode rata-rata bergerak perpetual pada UD Rahma?

2. Bagaimana membangun program aplikasi persediaan barang dagang dengan metode rata-rata bergerak perpetual menggunakan PHP pada UD Rahma?

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui dan menentukan persediaan yang tepat dengan pencatatan persediaan di Toko Bangunan Andeska 2 Banjarbaru.

2. Untuk merancang sistem informasi persediaan barang di Toko Bangunan Andeska 2 Banjarbaru.

1. Untuk menentukan harga pokok persediaan pada CV SERASI Banjarmasin

menggunakan PHP.

2. Untuk membangun informasi akuntansi persediaan barang di CV SERASI Banjarmasin sesuai SAK ETAP.

1. Untuk mengetahui bagaimana menentukan harga pokok persediaan barang dagang dengan metode rata-rata bergerak pada UD Rahma.

2. Untuk membangun program aplikasi persediaan barang dagang dengan metode rata-rata bergerak perpetual pada UD Rahma.

(14)

Lanjutan

Metode Penelitian

Pengumpulan data dengan metode pengamatan langsung dan wawancara langsung, serta dengan dokumntasi, kemudian mendesain dan merancang program aplikasi persediaan dengan rumus biaya rata-rata metode perpetual.

Pengumpulan data dengn metode pengamatan langsung, wawancara langsung,dan dokumentasi langsung. Kemudian dilanjutkan dengan mendesain program aplikasi persediaan barang dagangan dengan metode lifo.

Pengumpulan data dengan metode pengamatan,

wawancara dan dokumentasi langsung.

Kemudian dilanjutkan dengan mendesain dan membangun program aplikasi persediaan barang dagangan dengan metode rata-rata bergerak perpetual menggunakan PHP.

Hasil Penelitian

Program Aplikasi Persedian Barang Dagangan dengan Rumus Biaya Rata-Rata Bergerak Perpetual pada Toko Bangunan Andeska 2 Banjarbaru.

Program Aplikasi Persediaan Barang Dagang dengan Metode LIFO Terintegrasi Kas dan Piutang Menggunakan PHP Pada CV SERASI Banjarmsin.

Program Aplikasi Persediaan Barang Dagang dengan Metode Rata-Rata Bergerak Perpetual Terintegrasi Penjualan Menggunakan PHP Pada UD Rahma Banjarmasin.

Sumber : Gusti Siti Khofsah (2018), Dea Safitri (2019), Penulis

Terdapat beberapa kelemahan pada penelitian terdahulu, yaitu kelemahan pada penelitian tahun 2018 oleh Gusti Siti Khofsah masih menggunakan Visual Basic dan belum berbasis web dalam membangun program aplikasi persediaan barang dagang. Kemudian kelemahan pada penelitian tahun 2019 oleh Dea Safitri yaitu menggunakan metofe LIFO, sedangkan menurut PSAK 14 (Revisi 2008) metode LIFO tidak lagi diperbolehkan untuk digunakan oleh perusahaan.

Untuk memperbaiki kelemahan pada penelitian sebelumnya, penulis membuat program aplikasi persediaan barang dagang dengan metode rata-rata bergerak perpetual menggunakan PHP.

Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dan penelitian yang penulis lakukan sekarang. Persamaan antara penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian terdahulu tahun 2018 oleh Gusti Siti Khofsah dan pada tahun 2019 oleh Dea Safitri yaitu topik yang akan diteliti membahas tentang persediaan. Untuk kesamaan antara penelitian Gusti Siti Khofsah dengan penulis ialah sama-sama mengangkat topik penelitian barang dagang dengan menggunakan metode rata-rata begerak perpetual. Sedangkan untuk kesamaan

(15)

antara penelitian Dea Safitri dengan penulis ialah sama-sama membangun program aplikasi persediaan berbasis web menggunakan PHP.

Terdapat beberapa perbedaan antara penelitian terdahulu dengan yang penulis lakukan, diantaranya:

1. Gusti Siti Khofsah pada tahun 2018 mengambil objek penelitian di Toko Andeska 2 Banjarbaru dan Dea Safitri pada tahun 2019 mengambil objek penelitian CV SERASI Banjarmasin, sedangkan penulis mengambil objek penelitian di UD Rahma Banjarmasin pada tahun 2020.

2. Dea Safitri pada tahun 2019 mengangkat topik tentang persediaan dengan metode LIFO, sedangkan penulis mengangkat topik tentang persediaan dengan metode rata-rata bergerak.

3. Gusti Siti Khofsah pada tahun 2018 membangun program menggunakan Microsoft Visual Basic 2015, sedangkan penulis membangun program menggunakan bahasa pemograman PHP atau berbasis web.

Referensi

Dokumen terkait

Telah kita ketahui bersama bahwasanya pendidikan lahir seiring dengan keberadaan manusia, bahkan dalam proses pembentukan masyarakat pendidikan ikut andil untuk

Dalam metode buku setiap jenis persediaan di buatkan rekening sendiri-sendiri yang merupakan buku pembantu persediaan. Rincian dalam buku pembantu biasa di awasi dari

Pemberian diet TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein) pada pasien gizi kurang adalah langkah yang tepat. Tujuan pemberian diet TKTP ini adalah memberikan makanan secukupnya

Pelaksanaan Corporate Social Responsibility sudah diatur pada ketentuan Pasal 74 Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, yang bunyi ketentuan Ayat

merupakan indikator yang memberikan kontribusi terbesar dalam menjelaskan laten persepsi mahasiswa terhadap dosen karena memiliki nilai factor loading sebesar 0,82

Empat spesies berhasil diidentifikasi dari 50 individu yang ditangkap di TNGHS Sukabumi, Jawa Barat yaitu Hemidactylus frenatus, Gehyra mutilata, Cyrtodactylus

Nilai absorbansi yang dihasilkan daging buah terung belanda ini cukup tinggi bila dibandingkan dengan penelitian sebelumnya, yaitu Nadeak, dkk [6] mendapatkan nilai

Berdasarkan identifikasi BHV-1 baik dengan menggunakan virus neutralisasi maupun dengan REA terhadap virus isolat lokal menunjukkan bahwa isolat-isolat yang diperoleh termasuk