• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya Guru Sekolah Menengah Atas Di Kabupaten Pinrang Dalam Menerapkan Proses Pembelajaran Di Masa Pandemi Covid-19

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Upaya Guru Sekolah Menengah Atas Di Kabupaten Pinrang Dalam Menerapkan Proses Pembelajaran Di Masa Pandemi Covid-19"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 1 No. 2, 2021

Upaya Guru Sekolah Menengah Atas Di Kabupaten Pinrang Dalam Menerapkan Proses Pembelajaran Di Masa Pandemi Covid-19

The Efforts of High School Teachers in Pinrang Regency in Implementing the Learning Process During the Covid- 19 Pandemic

Erwan Hafid*

Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi, Universitas Negeri Makassar, Makassar, Indonesia

*Penulis Koresponden:erwankhafidhd@email.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya guru pendidikan jasmani SMA Negeri Se-Kabupaten Pinrang dalam menerapkan proses pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan one shot case study dengan satu kali pengumpulan data. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei sedangkan pengumpulan datanya menggunakan kuesioner. Penelitian ini menggunakan kuesioner melalui link google form dan memberikan kuesioner secara langsung ke sekolah- sekolah kemudian menyalin hasil jawaban responden ke dalam google form. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa upaya guru pendidikan jasmani SMA Negeri se-Kabupaten Pinrang dalam menerapkan proses pembelajaran di masa pandemi covid-19 dijabarkan dalam 8 indikator yaitu: 80% guru penjas memiliki pemahaman terhadap karakteristik anak didiknya, 83,33% guru penjas memiliki kemampuan memberikan bimbingan untuk menumbuhkan potensi dan keterampilan motorik anak didik dalam proses pembelajaran penjas, 100% guru penjas memiliki kemampuan dalam melaksanakan pembelajaran penjas dimasa pandemi Covid-19, 65% guru penjas mengalami hambatan dalam menerapkan proses pembelajaran penjas dimasa pandemi Covid-19, 100% guru penjas telah memiliki pemahaman tentang penerapan pembelajaran di rumah sesuai arahan Kemendikbud, 100% guru penjas memiliki kemampuan memanfaatkan media pembelajaran online seperti whatsapp, Microsoft teams, zoom dan sebagainya, 100% guru penjas memiliki persepsi yang sama tentang proses belajar-mengajar di rumah, dan 77,78% guru penjas memahami terhadap kendala yang dialami peserta didik dalam proses pembelajaran penjas di rumah.

Kata Kunci: Guru pendidikan jasmani, proses pembelajaran, pandemi Covid-19

ABSTRACT

This study aims to determine the efforts of physical education teachers of SMA Negeri Pinrang Regency in implementing the learning process during the Covid-19 pandemic. This type of research is a quantitative descriptive study with a one-shot case study approach with one-time data collection. The method used in this research is a survey method, while the data collection uses a questionnaire. This study uses a questionnaire via the google form link and provides the questionnaire directly to schools and then copies the results of respondents' answers into the google form. The results of this study indicate that the efforts of public high school physical education teachers in Pinrang Regency in implementing the learning process during the Covid-19 pandemic are described in 8 indicators, namely: 80% of Physical Education teachers have an understanding of the characteristics of their students, 83.33% of Physical Education teachers have ability to provide guidance to foster the potential and motor skills of students in the Physical Education learning process, 100% Physical Education teachers have the ability to carry out Physical Education learning during the Covid-19 pandemic, 65% Physical Education teachers experienced obstacles in implementing the Physical Education learning process during the Covid-19 pandemic, 100 % Physical Education teachers already have an understanding of the application of learning at home according to the direction of the Ministry of Education and Culture, 100% Physical Education teachers have the ability to utilize online learning media such as WhatsApp, Microsoft Teams, Zoom and so on, 100% Physical Education teachers have the same perception of the teaching and learning process at home , and 77.78% of Physical Education teachers understand the above There are obstacles experienced by students in the physical education learning process at home.

Keywords: physical education teacher, learning process, the Covid-19 pandemi

(2)

1. PENDAHULUAN

Proses pembelajaran di sekolah merupakan alat kebijakan publik terbaik sebagai upaya peningkatan pengetahuan dan skill. Selain itu banyak siswa menganggap bahwa sekolah adalah kegiatan yang sangat menyenangkan, mereka bisa berinteraksi satu sama lain. Sekolah dapat meningkatkan keterampilan sosial dan kesadaran sosial siswa. Sekolah secara keseluruhan adalah media interaksi antar siswa dan guru untuk meningkatkan kemampuan integensi, skill dan rasa kasih sayang diantara mereka. Saat ini kegiatan proses belajar mengajar yang dilaksanakan di sekolah dihentikan karena dampak pandemi Covid-19.

Dengan penyebaran pandemi COVID-19, kegiatan belajar mengajar yang semula dilaksanakan di sekolah kini menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Pembelajaran Jarak Jauh dilakukan dengan menyesuaikan kemampuan masing-masing peserta didik. Belajar daring (online) dapat menggunakan teknologi digital seperti watsapp, Microsoft teams, zoom, telepon, live chat dan aplikasi lainnya. Namun yang harus dilakukan adalah pemberian tugas melalui pemantauan pendampingan oleh guru dengan berkoordinasi dengan orang tua. sehingga peserta didik betul-betul belajar. (Nawang Galuh Safitri, 2020) Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional.

Dikutip dari (Iwandana, 2012/2013) bahwa Menurut Sukintaka (1992 : 42) dalam skripsi sutidjan, guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sebaiknya mempunyai persyaratan kompetensi dikjas agar mampu melaksanakan tugas dengan baik, salah satu persyaratan tersebut ialah mampu memberikan bimbingan dan memberikan potensi anak didik dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan dikjas.

Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari Pendidikan Nasional. Tujuan Pendidikan Nasional menurut Undang-undang RI No 1 tahun 1989 tentang sistem pendidikan di Indonesia adalah pengembangan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuandan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Salah satu tujuan pendidikan jasmani di sekolah adalah untuk meningkatkan kesegaran jasmani. Oleh karena itu, pendidikan jasmania dalah satu tahap atau aspek dari proses pendidikan keseluruhan yang berkenang dengan perkembangan dan penggunaan kemampuan gerak individu yang dilakukan atas kemampuan sendiri serta bermanfaat dan dengan reaksi atau respon yang berkaitan langsung dengan mental,emosional, dan sosial. (Imam, Arfanda, & Sudi rman, 2019).

Pada awal maret 2020, Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus pertama Corona virus Disease 2019 (Covid-19). disitulah awal Indonesia dihadapkan pada masa pandemi. Seluruh sektor kehidupan hampir sepenuhnya lumpuh, termasuk pada sektor pendidikan. Pandemi COVID-19 di Indonesia merupakan wabah yang sangat marak di perbicangkan oleh masyarakat.. Kasus positif COVID-19 di Indonesia pertama kali di deteksi pada tanggal 2 Maret 2020, ketika dua orang terkonfirmasi tertular dari seorang warga Negara Jepang. Pada tanggal 9 April 2020, pandemi sudah menyebar ke 34 provinsi ,adapun provinsi paling terpapar Covid-19 di Indonesia antara lain : DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah dan sebahagainya.

Pada hari selasa, tanggal 24 maret 2020, Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan juga menerbitkan surat edaran nomor 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran Covid-19 antara lain memuat arahan mengenai proses belajar dari rumah. Berdasarkan surat edaran Kemendikbud nomor 4 tahun 2020, yang memuat arahan tentang proses pembelajaran dari rumah, Masih ada sebagian guru yang mengajar di sekolah negeri khususnya SMA Negeri yang ada di Kabupaten Pinrang, yang masih memiliki banyak kendala, salah-satunya yang sering di alami adalah akses internet yang kurang maksimal.

Dari berbagai keluhan terkait kendala pada akses internet yang dialami oleh siswa maupun guru dalam proses pembelajaran yang memberatkan pendidik, diperlukan guru penjas yang mampu berpikir kreatif dan inovatif, Untuk membiasakan diri pada situasi pandemi covid-19 guna mengatasi keterbatasa akses internet, pembelajaran tanpa memerlukan akses internet dapat dilakukan, namun demikian Kemendikbud terus memperbesar dukungan mitra swasta guna menyukseskan pembelajaran jarak jauh

(3)

dengan memanfaatkan platform teknologi selama masa darurat Covid-19. (Kemendikbud, 2020)

2. METODE PENELITIAN

2.1. Pendekatan Penelitian

Pada penelitian ini, metode yang digunakan iyalah metode penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif (Quantitative Research), untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian, dalam menyusun suatu instrument atau alat pengumpul data. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan kuesioner sebagai instrument penelitian, kuisioner merupakan lembaran-lembaran pertanyaan dengan menggunakan struktur yang baku. Dalam pelaksanaan penelitian, kondisi penelitian tidak dimanipulasi oleh penelitian. (Priyono, 2008).

2.2. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian Non- Eksperimen, desain penelitian Non-Eksperimen merupakan desain yang bersifat eksplorasi dan deskriptif, sehingga penelitian ini akan mengkaji permasalahan pada tataran permukaan dan tidak menkajinya secara mendalam.

Dalam penelitian Non-Eksperimen ini, peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan fakta- fakta tentang populasi secara sistematis, dan akurat, serta fakta-fakta hasil penelitian disajikan sesuai fakta yang ada di lapangan.

Metode penelitian survei kuantitatif memanfaatkan kuesioner sebagai alat untuk mengumpulkan data.

sehingga dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain penelitian survei kuantitatif. desain penelitian ini dipilih karna dalam penelitian menggunakan kuesioner sebagai alat utama dalam pengumpulkan data. (Hidayat, 2012)

2.3. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian merupakan alat yang dipergunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu permasalahan yang sedang diteliti.

(Hadjar, 2013) berpendapat bahwa instrument penelitian merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel sacara objektif. (Humas, 2018)

Dari pendapat ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa intrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan informasi kuantitatif tentang variabel yang sedang diteliti. Instrument yang digunakan berupa kuesioner atau angket dengan tujuan untuk mengukur keberhasilan penelitan serta mengungkap upaya guru penjas SMA Negeri se-Kabupaten Pinrang dalam melaksanakan proses pembelajaran penjas dimasa pandemi COVID-19. peneliti menggunakan kuesioner untuk mendapatkan informasi yang relevan dalam memperoleh tingkat (reliability) dan (validity) setinggi mungkin. Adapun kisi-kisi angket atau kuesioner dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 1. (Kisi-kisi Kuesioner)

No. Indikator Pertanyaan Item

Pertanyaan Juml

ah

1. Pemahaman guru penjas terhadap karakteristik anak didiknya.

14, 15,16,

20 4

2.

Kemampuan guru penjas memberikan bimbingan untuk menumbuhkan potensi dan keterampilan motorik anak didik dalam proses pembelajaran penjas.

8, 9, 18, 19 4

3.

Kemampuan guru penjas melaksanakan pembelajaran penjas dimasa pandemi Covid-19.

4, 17, 28, 29 4

4.

Hambatan yang dialami guru penjas dalam menerapkan proses pembelajaran penjas dimasa pandemi Covid-19.

12, 13, 23, 24 4

5.

Pemahaman guru penjas tentang penerapan pembelajaran di rumah.

Susuai arahan Kemendikbud.

1, 2, 21, 25,

28 5

6.

Kemampuan guru penjas

memanfaatkan media pembelajaran online seperti watsapp, Microsoft teams, zoom dan sebagainya.

6, 7, 29 3

7. Persepsi guru penjas tentang proses

belajar-mengajar di rumah. 3, 5, 30 3

8.

Pemahaman guru penjas terhadap kendala yang dialami peserta didik dalam proses pembelajaran penjas di rumah.

10, 11, 22 3

(4)

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan angket bersifat tertutup (berstruktur), mengingat pengetahuan pengalaman responden yang berbeda- beda. Untuk menghindari informasi yang lebih meluas peneliti menggunakan kuesioner tertutup sehingga responden tinggal memilih dua alternatif jawaban

“ya” dan “tidak”. Peneliti menggunakan kuesioner dengan skala guttman. Metode ini biasanya digunakan untuk mendapatkan jawaban yang tegas atau konsisten pada pernyataan yang ditanyakan oleh peneliti (Munggaran, 2012).

Menurut pendapat Usman Rianse dan Abdi, “skala Guttma sangat baik untuk meyakinkan peneliti tentang kesatuan dimensi dan sikap atau sifat yang diteliti dan sering disebut dengan atribut universal”

(Munggaran, 2012). Skala Guttman atau biasa disebut skala scalogram merupakan skala yang sangat baik untuk meyakinkan hasil penelitian mengenai kesatuan dimensi dan sikap atau sifat yang diteliti. Berikut skoring perhitungan responden dalam skala Guttman:

Tabel 2. (Pemberian skor skala Guttman)

Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban Positif Negatif

Ya 1 0

Tidak 0 1

2.4. Analisis Data

Teknik analisis data yang peneliti lakukan iyalah melakukan penelitian dengan mengumpulkan data- data dari responden sesuai dengan apa yang dibutuhkan dalam penelitian, kemudian penyusun melakukan analisis data. Data yang didapatkan oleh penyusun adalah data mentah. Data ini didapatkan melalui kuesioner yang telah peneliti susun, dengan bantuan google form. data yang didapat melalui kuesioner yang berisi jawaban dari responden mengenai permasalahan yang diteliti. Salah satu dari tujuan analisis data adalah menyederhanakan seluruh data dan kemudian disajikan dalam susunan yang sistematis, setelah itu menafsirkan atau memaknai data yang didapat.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik hitung analisis deskriptif untuk mendeskripsikan variabel penelitian dalam pengukuran. Data yang diperoleh peneliti bersifat

diolah untuk proses penarikan kesimpulan. teknik statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah persentase. Persentase untuk setiap kemungkinan jawaban diperoleh dari membagi frekuensi yang diperoleh dengan jumlah sampel, kemudian dikalikan 100%.

Rumus presentase:

Keterangan:

p = Presentase

f = Frekuensi dari Setiap Jawaban Yang Dipilih n = Jumlah

100% = Konstanta

(Bungin, 2010) Persentase yang diperoleh diterjemahkan kedalam kategori sebagai berikut:

Tabel 3. (Kategori presentase)

Presentase Kategori

0 – 1% Tidak ada

2% - 25% Sebagian kecil

26% - 49% Kurang dari setengahnya

50% Setengahnya

51% - 75% Lebih dari setengahnya

76% - 99% Sebagian besar

100% Seluruhnya

(Munggaran, 2012)

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui upaya guru pendidikan jasmani SMA Negeri se-Kabupaten Pinrang dalam menerapkan proses pembelajaran di masa pandemi covid-19. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang berisi beberapa pertanyaan untuk mengetahui upaya guru pembelajran PJOK pada masa pandemi COVID-19.

Selanjutnya hasil kuesioner tersebut dianalisis menggunakan program excel dan IBM SPSS. Hasil analisis yang diperoleh sesuai dengan rumusan masalah dapat dilihat sebagai berikut:

𝒑 =𝒇

𝒏× 𝟏𝟎𝟎%

(5)

a. Indikator Pemahaman guru penjas terhadap karakteristik anak didiknya.

Gambar 1. Pemahaman Guru Penjas Terhadap Karakteristik Anak Didik

Berdasarkan tabel dan gambar di atas dapat diketahui bahwa pada kondisi pandemi COVID-19 ini, guru penjas di SMA Negeri se-Kabupaten Pinrang diketahui bahwa 80% memiliki pemahaman terhadap karakteristik anak didiknya dan 20% guru menjawab bahwa tidak memiliki pemahaman terhadap karakteristik anak didiknya. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sebahagian besar guru penjas di SMA Negeri se-Kabupaten Pinrang menjawab bahwa pemahaman terhadap karakteristik anak didiknya.

Hal tersebut tidak terlepas dari fakta penelitian bahwa guru penjas SMA Negeri yang ada di kabupaten pinrang selalu berupaya untuk berinteraksi dengan peserta didik dimasa pandemi Covid-19 saat ini, yang mengharuskan proses belajar mengajar di rumah dengan memanfaatkan berbagai media pembelajaran yang ada. contohnya seperti membuat group kelas dengan aplikasi watsapp dan aplikasi zoom untuk pemberian materi pembelajaran penjas.

b. Indikator kemampuan guru penjas memberikan bimbingan untuk menumbuhkan potensi dan keterampilan motorik anak didik dalam proses pembelajaran penjas.

Gambar 2. Indikator kemampuan guru penjas memberikan bimbingan untuk menumbuhkan potensi dan keterampilan motorik anak didik dalam proses pembelajaran penjas.

Berdasarkan tabel dan gambar di atas dapat diketahui bahwa pada kondisi pandemi COVID-19 ini, sebagian besar guru penjas di SMA Negeri se-Kabupaten Pinrang dengan persentase 83,33% memiliki kemampuan memberikan bimbingan untuk menumbuhkan potensi dan keterampilan motorik anak didik dalam proses pembelajaran penjas.

Guru penjas yang memiliki kemampuan memberikan bimbingan untuk menumbuhkan potensi dan keterampilan motorik anak didik dalam proses pembelajaran penjas SMA Negeri di kabupaten pinrang memiliki presentase yang sangat tinggi, hal tersebut tidak terlepas dari upaya guru penjas untuk memanfaatkan media elektronik di masa pandemi Covid-19 yang berupa Hp, laptop dan bantuan aplikasi whatsapp grup, Microsoft teams serta zoom.

c. Indikator kemampuan guru penjas melaksanakan pembelajaran penjas dimasa pandemi Covid-19

Gambar 3. Indikator kemampuan guru penjas melaksanakan pembelajaran penjas dimasa pandemi Covid-19.

Berdasarkan tabel dan gambar di atas dapat diketahui bahwa pada kondisi pandemi COVID-19 ini, seluruhnya guru penjas di SMA Negeri se-Kabupaten Pinrang dengan persentase 100% memiliki kemampuan dalam melaksanakan pembelajaran penjas dimasa pandemi Covid-19.

Persentase 100% Guru penjas yang memiliki kemampuan dalam melaksanakan pembelajaran penjas dimasa pandemi Covid-19, tidak terlepas dari

(6)

upaya guru penjas untuk tetap melaksanakan proses pembelajaran dimasa pandemi covid-19 saat ini. Yang mengharuskan proses pembelajaran dilaksanakan dari rumah, dengan memanfaatkan media pembelajaran online.

d. Indikator hambatan yang dialami guru penjas dalam menerapkan proses pembelajaran penjas dimasa pandemi Covid-19.

Gambar 4. Indikator hambatan yang dialami guru penjas dalam menerapkan proses pembelajaran penjas dimasa pandemi Covid-19.

Berdasarkan tabel dan gambar di atas dapat diketahui bahwa pada kondisi pandemi COVID-19 ini, lebih dari setengahnya guru penjas di SMA Negeri se-Kabupaten Pinrang dengan presentase 65% mengalami hambatan dalam menerapkan proses pembelajaran penjas dimasa pandemi Covid-19.

Hambatan yang dialami guru penjas dalam melaksanakan proses pembelajaran dari rumah atau daring, merupakan kurangnya pemahaman beberapa peserta didik dalam memahami proses pembelajaran secara daring. Sehingga dibutuhkan peran dari orang tua siswa-siswi untuk membantu guru penjas mengupayakan memberi semangat serta menumbuhkan minat belajar peserta didik dimasa pandemi covid-19, yang mengharuskan proses belajar mengajar dilaksanakan di rumah.

e. Indikator pemahaman guru penjas tentang penerapan pembelajaran di rumah. Susuai arahan Kemendikbud.

Gambar 5. Indikator pemahaman guru penjas tentang penerapan pembelajaran di rumah.Susuai arahan Kemendikbud.

Berdasarkan tabel dan gambar di atas dapat diketahui bahwa pada kondisi pandemi COVID-19 ini, seluruhnya guru penjas di SMA Negeri se-Kabupaten Pinrang dengan persentase 100% telah memiliki pemahaman tentang penerapan pembelajaran di rumah sesuai arahan Kemendikbud.

Persentase 100% Guru penjas yang memiliki pemahaman tentang penerapan pembelajaran di rumah sesuai arahan Kemendikbud tidak terlepas dari peran kemendikbud maupun pemerintah yang selalu memberi arahan kepada guru, khususnya guru penjas untuk selalu menaati protokol kesehatan, baik itu arahan melalui dari surat edaran maupun sosialisasi yang telah dilakukan.

f. Indikator kemampuan guru penjas memanfaatkan media pembelajaran online seperti watsapp, Microsoft teams, zoom dan sebagainya

Gambar 6. Indikator kemampuan guru penjas memanfaatkan media pembelajaran online seperti watsapp, Microsoft teams, zoom dan sebagainya.

Berdasarkan tabel dan gambar di atas dapat diketahui

(7)

seluruhnya guru penjas di SMA Negeri se-Kabupaten Pinrang dengan persentase 100% memiliki kemampuan memanfaatkan media pembelajaran online seperti watsapp, Microsoft teams, zoom dan sebagainya.

Guru penjas yang mampu memanfaatkan media pembelajaran online seperti watsapp, Microsoft teams, zoom memiliki Persentase 100%, tidak terlepas dari upaya guru penjas SMA Negeri di Kabupaten Pinrang untuk memaksimalkan proses belajar mengajar, meskipun harus dilaksanakan dari rumah.

g. Indikator persepsi guru penjas tentang proses belajar-mengajar di rumah

Gambar 7. Indikator persepsi guru penjas tentang proses belajar-mengajar di rumah.

Berdasarkan tabel dan gambar di atas dapat diketahui bahwa pada kondisi pandemi COVID-19 ini, seluruhnya guru penjas di SMA Negeri se-Kabupaten Pinrang dengan persentase 100% memiliki persepsi yang sama tentang proses belajar-mengajar di rumah.

Guru penjas Memiliki persepsi yang sama tentang proses belajar-mengajar di rumah, merupakan upaya guru penjas SMA Negeri di Kabupaten Pinrang untuk meminimalisir penyebaran covid-19 yang saat ini masih terus meningkat.

h. Indikator pemahaman guru penjas terhadap kendala yang dialami peserta didik dalam proses pembelajaran penjas di rumah

Gambar 8. Indikator pemahaman guru penjas terhadap kendala yang dialami peserta didik dalam proses pembelajaran penjas di rumah

Berdasarkan tabel dan gambar di atas dapat diketahui bahwa pada kondisi pandemi COVID-19 ini, sebagian besar guru penjas di SMA Negeri se-Kabupaten Pinrang dengan persentase 77,78% memahami terhadap kendala yang dialami peserta didik dalam proses pembelajaran penjas di rumah.

Guru penjas Memiliki 77,78% pemahaman terhadap kendala yang dialami peserta didik dalam proses pembelajaran penjas di rumah, merupakan bentuk toleransi yang diberikan guru penjas kepada peserta didiknya, Mengingat akses internet yang ada di kabupaten pinrang masih belum merata. salah satu bentuk toleransi yang bisa dilakukan oleh guru penjas SMA Negeri di Kabupaten Pinrang adalah dengan mendatangi rumah masing-masing siswa-siswi untuk mensosialisasikan proses pembelajaran penjas tanpa akses internet.

3.2. Pembahasan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya guru pendidikan jasmani SMA Negeri se-Kabupaten Pinrang dalam menerapkan proses pembelajaran di masa pandemi covid-19 dengan menggunakan kuesioner secara online dan membagikan kuesioner ke seluruh guru penjas SMA Negeri yang ada di Kabupaten pinrang menggunakan bantuan aplikasi watsapp. Aktivitas yang melibatkan kerumunan orang- orang kini mulai dibatasi seperti bersekolah, bekerja, beribadah dan lain sebagainya. Permerintah sudah menghimbau masyarakat untuk bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah untuk menekan penyebaran COVID-19.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nadiem Anwar Makarim menerbitkan Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 pada Satuan Pendidikan dan Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 tentang Pembelajaran secara Daring dan Bekerja dari Rumah dalam Rangka Pencengahan Penyebaran Corona Virus Disease-19 (COVID-19). Kemudian Mendikbud menerbitkan kembali Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease-19 (COVID-19) yang meliputi kegiatan proses belajar dilaksanakan di rumah secara daring dalam rangka

(8)

pencengahan penyebaran Corona Virus Disease-19 (COVID-19) dengan memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa dan pembelajaran dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai pandemi COVID-19.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada masa pandemi COVID-19 ini semua guru tetap melaksanakan pembelajaran pendidikan jasmani. Dari hasil penelitian pada kuesioner indikator ke-8 tentang pemahaman penerapan pembelajaran di rumah di masa pandemi COVID-19 sesuai arahan Kemendikbud, seluruh guru penjas di SMA Negeri se- Kabupaten Pinrang dengan persentase 100% telah memiliki pemahaman tentang penerapan pembelajaran di rumah. Pembelajaran daring yang digunakan disesuaikan dengan kemampuan masing- masing sekolah. Pembelajaran pendidikan jasmani dilaksanakan dengan menggunakan media daring dan materi pembelajaran disesuaikan dengan kebijakan dinas pendidikan setempat.

Dengan adanya pandemi COVID-19 ini menyebabkan kegiatan pembelajaran menjadi terganggu, sehingga pemerintah membuat kebijakan untuk pelaksanaan pembelajaran dilakukan di rumah secara daring dengan memanfaatkan teknologi yang sudah ada. Juga adanya kebijakan dari pemerintah untuk mengurangi aktivitas dari kerumunan massa dalam jumlah yang banyak seperti kegiatan belajar di sekolah, maka kegiatan belajar di sekolah digantikan dengan belajar di rumah secara daring.

Pembelajaran daring difokuskan pada kecakapan hidup peserta didik terhadap COVID-19. Hal ini dilaksanakan sesuai dengan kemampuan masing- masing sekolah serta kebijakan dinas pendidikan setempat. Semua guru penjas menggunakan whatsapp group sebagai media penunjang berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Whatsapp group memudahkan guru, peserta didik, dan orang tua dalam berkomunikasi terkait dengan pemberian materi dan evaluasi yang diberikan oleh guru. Selain menggunakan aplikasi whatsapp, terdapat teknologi digital lain seperti google classroom, zoom, ruang guru, google from, google doc, dan lainnya. Yang dapat dimanfaatkan oleh guru penjas untuk menunjang proses pembelajaran.

Antusias peserta didik dapat dilihat dari keinginan

peserta didik untuk segera menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat pada waktu yang ditentukan oleh gurunya. Peserta didik yang tidak memperhatikan pembelajaran dikarenakan rasa jenuh akan banyaknya tugas dari berbagai mata pelajaran yang diberikan oleh guru. Peserta didik yang pasif dalam pembelajaran tidak pernah mengumpulkan tugas yang diberikan oleh guru.

Guru dan orang tua peserta didik perlu meningkatkan komunikasi dan kerja sama dalam pelaksanaan pembelajaran daring yang dilakukan di rumah secara menyeluruh agar pembelajaran daring dapat berjalan dengan baik seperti pembelajaran di kelas. Saat ini penting bagi orang tua untuk berperan mendampingi, membimbing, mengarahkan, dan mengawasi perilaku dan kegiatan peserta didik di rumah selama mengikuti pembelajaran. Guru membuat turorial video agar memudahkan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Implementasi pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan kemampuan masing- masing sekolah dan mengikuti kebijakan dinas pendidikan setempat.

Guru penjas mengatakan bahwa penilaian peserta didik melalui pembelajaran daring kurang efektif.

Pembelajaran daring lebih banyak bersifat teoritis sedangkan pada praktikkanya kurang. Guru hanya dapat menilai peserta didik melalui pengetahuan (kognitif). Penilaian peserta didik juga tidak dapat berjalan secara normal seperti bertatap muka secara lansung. Hal ini menyebabkan guru mengalami kesulitan dalam menilai sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotor) peserta didik.

Beberapa peserta didik tidak mempunyai alat komunikasi yang memadai, sehingga peserta didik tidak dapat mengikuti pembelajaran dan mengumpulkan tugasnya. Kendala lain yang dihadapi guru dan orang tua peserta didik adalah sinyal jaringan internet di beberapa wilayah tempat tinggal peserta didik yang tidak memadai.

Berdasarkan penjabaran indikator di atas, pada masa pandemi COVID-19 ini pembelajaran pendidikan jasmani tetap dilaksanakan. Ada perbedaan dalam menyampaikan pembelajaran yang biasanya dilaksanakan secara tatap muka kini menjadi pembelajaran secara daring. Pembelajaran daring dilakukan di rumah masing-masing peserta didik dengan memanfaatkan teknologi yang sudah tersedia.

(9)

Dalam menyampaikan materi guru menyesuaikan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan kondisi di tengah pandemi COVID-19 ini.

Penyesuaian pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan absen yang biasanya lembaran absen, diganti menjadi absen online melalui watsapp group, proses pembelajaran yang biasanya dilaksnakan secara tatap muka, disesuaikan dengan proses pembelajaran di rumah menggunakan bantuan aplikasi zoom, google meet, dan sebagainya. Dalam menyampaikan materi guru berkerja sama dengan orang tua peserta didik melalui whatsapp group. Hal ini dilakukan agar dapat mencegah penyebaran COVID-19 dan tetap mengikuti kebijakan dinas Pendidikan setempat.

4. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa upaya guru pendidikan jasmani SMA Negeri se-Kabupaten Pinrang dalam menerapkan proses pembelajaran di masa pandemi covid-19 dijabarkan dalam 8 indikator yaitu:

1) guru penjas sangat memahaman karakteristik anak didiknya.

2) Guru penjas cukup terampil dalam memberikan bimbingan untuk menumbuhkan potensi dan keterampilan motorik anak didik dalam proses pembelajaran penjas.

3) Guru penjas sangat memahami pelaksanaan pembelajaran penjas dimasa pandemi Covid-19.

4) Guru penjas mengalami hambatan dalam menerapkan proses pembelajaran penjas dimasa pandemi Covid-19, hambatan tersebut merupakan akses internet di kabupaten pinrang yang masih belum merata, contohnya UPT SMAN 8 Pinrang yang jaraknya sangat jahuh dari kota pinrang.

5) Guru penjas sangat memahami penerapan pembelajaran di rumah sesuai arahan Kemendikbud, hal tersebut tidak terlepas dari peran kemendikbud maupun pemerintah yang selalu memberi arahan kepada guru penjas untuk selalu menaati protokol kesehatan, baik itu arahan melalui dari surat edaran maupun sosialisasi yang telah dilakukan.

6) Guru penjas memiliki kemampuan memanfaatkan media pembelajaran online seperti watsapp, Microsoft teams, zoom dalam prose pembelajaran dari rumah.

7) Guru penjas memiliki persepsi yang sama tentang proses belajar-mengajar di rumah harus

dilaksanakan mengingat kondisi pandemi covid- 19 saat ini.

8) Guru penjas memahami terhadap kendala yang dialami peserta didik dalam proses pembelajaran penjas di rumah, kendala yang paling sering dialami oleh siswa-siswi dalam proses pembelajaran di rumah merupakan akses internet yang masih belum merata. salah satu bentuk upaya yang dapat dilakukan oleh guru penjas SMA Negeri di Kabupaten Pinrang adalah dengan mendatangi rumah masing-masing siswa-siswi untuk mensosialisasikan proses pembelajaran penjas tanpa akses internet.

DAFTAR PUSTAKA

Baharuddin, & Arfanda, P. E. (2020). PKM Pembelajaran Pendidikan Jasmani Berbasis Permainan Bagi Anak Berkebutuhan Khusus saat pandemi Covid-19.

LP2MUNM, 413-414.

Bungin, B. (2010). Metodolgi Penelitian Kuantitatif. Jakarta:

Prenada Media Group.

Hadjar, I. (2013). Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, Dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Prenada Media

Hidayat, A. (2012, mei 12). penjelasan desain penelitian (pengantar). Retrieved juli 31, 2020, from www.statiskian.com:https://www.statistikian.com/201 2/05desain-penelitian-pengantar.html?amp.

Humas, U. (2018, maret 11). Instrumen Penelitian Kuantitatif.

Retrieved juli 31, 2020, from penalaran-unm.org:

https://penalaran-unm.org/instrumen-penelitian- kuantitatif/

Iwandana, D. T. (2012/2013). Peran guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan terhadap pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah di sekolah dasar se- kecamatan bukateja kabupaten purbalingga tahun 2012/2013. skripsi, 11.

Kemendikbud, P. W. (2020, maret 26). kemendikbud bekerja sama dengan operator telekomunikasi sukseskan pembelajaran di rumah. Retrieved juli minggu, 2020, fromkemdikbud.go.id: https://www.kemdikbud.go.

id/main/blog /2020/03/ kemendikbud-bekerjasama- dengan-operator-telekomunikasi-sukseskan-pembe laj aran-di-rumah

Munggaran, R. D. (2012). Pemanfaatan Open Source Software Pendidikan Oleh Mahasiswa Dalam Rangka Implementasi Undang-Undang No. 19 Tahun 2012 Tentang Hak Cipta. skripsi, 62-63.

Nawang Galuh Safitri, A. Z. (2020). Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Penerapan Pembelajaran Daring Di Sekolah Dasar. jurnal article, 4.

Priyono, D. (2008). Metode Penelitian Kualitatif. Surabaya:

Zifatama Publishing.

(10)

Sukintaka. (1992). Teori Bermain Untuk D2 PGSD Penjaskes.

Jakarta:

Usman Rianse, A. (2008). Metode Penelitian Sosial Dan Ekonomi. Bandung: Alfabeta.

5.

Gambar

Gambar   2.  Indikator  kemampuan  guru  penjas  memberikan  bimbingan  untuk  menumbuhkan  potensi  dan  keterampilan  motorik  anak  didik  dalam proses pembelajaran penjas
Gambar   6.  Indikator  kemampuan  guru  penjas  memanfaatkan  media  pembelajaran  online seperti watsapp, Microsoft teams,  zoom dan sebagainya
Gambar  7.  Indikator  persepsi  guru  penjas  tentang  proses belajar-mengajar di rumah

Referensi

Dokumen terkait

Upaya Guru Dalam Menerapkan Pembelajaran Berbasis Video Dimasa Pandemi Covid-19 Pada Siswa Kelas 5 SDN Sisir 3 Kota Batu.Skripsi, Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar, FKIP Universitas

Penelitian ini berfokus pada upaya yang dilakukan oleh guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada masa pandemi covid-19 di SMA Muhammadiyah 8

Hasil penelitian diketahui bahwa perspektif siswa dalam pembelajaran daring pada masa pandemi covid-19 di SMP Batara Gowa kabupaten Gowa terlihat dari pertanyaan

Judul Penelitian : Pengaruh Spiritualitas Dan Kreatifitas Terhadap Kinerja Guru Akidah Akhlak Di Masa Pandemi Covid-19 (Studi Di Madrasah Aliyah Se-Kabupaten

Pola Pembelajaran Guru Pada Masa Pandemi Corona (Covid-19) Pada Sekolah Dasar Negeri Gugus Jayabaya Kecamatan Dempet Kabupaten Demak. Program Studi Magister

Hasil penelitian ini menujukkan bahwa peran guru dalam menerapkan pendidikan karakter melalui pembelajaran tematik muatan PPKn era pandemi covid-19 di SDN Mutihan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pembelajaran daring, serta faktor pendukung dan penghambat proses pembelajaran daring masa pandemi Covid-19 pada

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa kreativitas guru dalam pembelajaran berbasis daring pada masa pandemi covid-19 di PAUD Islam Terpadu Anak Mandiri