• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Latihan Single Multiple Jump dan Double Multiple Jump Terhadap Hasil Tendangan Jauh Dalam Permainan Sepakbola Pada Siswa Ekstrakurikuler Sepakbola SMA Negeri 8 Semarang Tahun 2006 / 2007.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Latihan Single Multiple Jump dan Double Multiple Jump Terhadap Hasil Tendangan Jauh Dalam Permainan Sepakbola Pada Siswa Ekstrakurikuler Sepakbola SMA Negeri 8 Semarang Tahun 2006 / 2007."

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH LATIHAN SINGLE MULTIPLE JUMP DAN DOUBLE MULTIPLE JUMP TERHADAP HASIL TENDANGAN JAUH DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA SISWA EKSTRAKURIKULER

SEPAKBOLA SMA NEGERI 8 SEMARANG TAHUN 2006 / 2007

SKRIPSI

Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1 Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh :

Nama : Dwi Aristia Dinata NIM : 6301402013 Program Studi : S1

Jurusan : Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas : Ilmu Keolahragaan

(2)

ii

Permasalahan dalam penelitian ini yaitu 1) Apakah ada pengaruh latihan single multiple jump terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola SMA N 8 Semarang Tahun 2006 / 2007 ? 2) Apakah ada pengaruh latihan double multiple jump terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola SMA N 8 Tahun 2006 / 2007 ? 3) Manakah yang lebih baik antara latihan single multiple jump dan double multiple jump terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola SMA N 8 Semarang Tahun 2006 / 2007 ? Tujuan penelitian ini untuk 1) Mengetahui pengaruh latihan single multiple jump terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola SMA N 8 Semarang Tahun 2006/2007, 2) Mengetahui pengaruh latihan double multiple jump terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola SMA N 8 Semarang Tahun 2006/2007, 3) Mengetahui bentuk latihan yang lebih baik antara latihan single multiple jump dan double multiple jump terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola SMA N 8 Semarang Tahun 2006/2007 ?

Sampel yang digunakan adalah siswa kelas dua yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola SMA Negeri 8 Semarang sebanyak 30 anak. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Dengan memberikan tes awal (Pre Test) dengan hasil yang kemudian di matching dengan metode A-B – B-A. Setelah di matching akan didapatkan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen I yang diberi latihan loncat satu tungkai kanan-kiri dan kelompok eksperimen II yang diberi latihan loncat satu tungkai kanan-kanan kiri-kiri. Kedua kelompok ini diberi perlakuan selama 14 kali pertemuan diakhiri dengan tes akhir (Post Test). Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pola M – S, pengolahan data menggunakan statistik dengan rumus t test pendek dengan taraf signifikan 5 % dan derajad kebebasan (db) 14.

Hasil perhitungan statistik diperoleh Mean tes awal kelompok eksperimen I = 29,44 ; Mean tes awal kelompok eksperimen II = 29,43 ; Mean tes akhir kelompok eksperimen I = 35,33 ; Mean tes akhir kelompok eksperimen II = 33,64 ; t hitung lebih besar daripada t tabel (2,827 > 2,145), dan data perbedaan mean kelompok eksperimen I ternyata lebih besar dari mean kelompok eksperimen II yaitu (35,33 > 33, 64).

(3)

iii

(4)

iv

skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.

Semarang, Februari 2007

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Kriswantoro, M.Pd Drs. M. Nasution, M. Kes NIP. 131671212 NIP. 131876219

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga

(5)

v

Hari :

Tanggal :

Panitia Ujian

Ketua Panitia Sekretaris

Drs. Sutardji, MS Drs. Wahadi, M.Pd

NIP. 130523506 NIP. 131571551

Dewan Penguji

1. Drs. Tohar, M.Pd NIP. 130340642

2. Drs. Kriswantoro, M.Pd NIP. 131671212

(6)

vi 11).

Skripsi ini saya persembahkan untuk : Ayahanda YF. Setyo yang telah mendukungku sepenuh hati Almarhum ibuku Yohana Ariani Lidya Serra

(7)

vii menyelesaikan skripsi ini.

Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini atas bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan studi di Jurusan Kepelatihan Olahraga UNNES Semarang

2. Dekan FIK UNNES yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian ini.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga yang telah memberikan pengarahan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

4. Drs. Kriswantoro, M.Pd selaku pembimbing I yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan dalam menyelesaikan pembuatan skripsi ini.

5. Drs. M. Nasution, M.Kes selaku pembimbing II yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan dalam menyelesaikan pembuatan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen FIK UNNES Semarang yang telah membimbing saya selama kuliah.

(8)

viii penulis sebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, hal ini disebabkan oleh terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang ada pada diri penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat pada semua pihak. Amien.

Semarang, Februari 2007

(9)

ix

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN... v

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR GAMBAR... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ...xiii

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Alasan Pemilihan Judul... 1

B. Permasalahan... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Penegasan Istilah ... 10

E. Manfaat Penelitian ... 12

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS ... 13

A. Landasan Teori ... 13

1. Latihan Plyometric ... 13

1.1 Single Multiple Jump... 14

1.2 Double Multiple Jump ... 16

2. Tendangan Jauh Dalam Sepak Bola... 18

3. Tinjauan Ilmu Anatomi ... 25

3.1 Single Multiple Jump dan Double Multiple Jump... 26

3.2 Menendang dengan Punggung Kaki Bagian Dalam ... 26

B Hipotesis... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 31

(10)

x

1. Tes Tendangan Jauh ... 33

2. Program Latihan... 34

C. Metode Pengumpulan Data ... 35

D. Metode Analisis Data ... 36

E. Langkah-Langkah Penelitian ... 39

1. Tahap Persiapan ... 39

2. Tes Awal ... 39

3. Pelaksanaan Latihan... 40

4. Tes Akhir... 49

F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penelitian ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 45

A. Hasil Penelitian ... 45

B. Pembahasan... 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 51

A. Simpulan ... 51

B. Saran ... 52

(11)

xi

Gambar 2 a Single Multiple Jump ... 15

Gambar 2 b Double Multiple Jump... 17

Gambar 3 a Bagian Kaki yang Digunakan untuk Menendang ... 19

Gambar 3 b Letak Kaki Tumpu ... 21

Gambar 3 c Kaki yang Menendang ... 21

Gambar 3 d Sikap Badan Menendang... 22

Gambar 3 e Bagian Bola yang Ditendang ... 23

Gambar 3 f Menendang Bola dengan Ancang-Ancang... 23

Gambar 4 Pengaruh Sudut Elevasi ... 25

Gambar 5 a Otot-Otot Paha Kanan dan Pelvis, Pandangan Anterior... 27

Gambar 5 b Otot-Otot Paha Kanan dan Pelvis, Pandangan Posterior... 28

Gambar 5 c Otot-Otot Superfisial dari Tungkai Kanan, Pandangan Anterior dan Posterior ... 29

Gambar 6 a Tes Tendangan Jauh ... 34

(12)

xii

(13)

xiii

Lampiran 3 Pengurutan Hasil Tes Awal... 56

Lampiran 4 Hasil Tes Awal yang di-Matching ... 57

Lampiran 5 Hasil Tes Awal Tendangan Jauh Kelompok Eksperimen I dan Kelompok Eksperimen II... 58

Lampiran 6 Hasil Tes Akhir ... 59

Lampiran 7 Perhitungan Statistik ... 60

Lampiran 8 Jadwal latihan... 62

Lampiran 9 Program Latihan ... 63

Lampiran 10 Daftar Petugas Pengambil Data ... 68

Lampiran 11 Daftar Nilai-Nilai t Taraf Signifikan... 69

Lampiran 12 Surat Usul Penetapan Pembimbing... 70

Lampiran 13 Surat Penetapan Dosen Pembimbing ... 71

Lampiran 14 Permohonan Ijin Penelitian Dinas Pendidikan... 72

Lampiran 15 Surat Ijin Penelitian Kepala Dinas Pendidikan ... 73

Lampiran 16 Permohonan Ijin Penelitian SMA N 8 ... 74

Lampiran 17 Surat Peminjaman Alat ... 75

Lampiran 18 Surat Keterangan Penelitian... 76

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Alasan Pemilihan Judul

Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang paling banyak digemari

oleh sebagian besar manusia yang ada di bumi ini. Sepakbola digemari oleh semua

lapisan masyarakat baik dari tingkat daerah, nasional, dan internasional, dari usia

anak-anak, dewasa hingga orang tua, mereka senang memainkan sendiri atau sebagai

penonton. Dewasa ini permainan sepakbola tidak sekedar dilakukan untuk tujuan

rekreasi dan pengisi waktu luang akan tetapi dituntut suatu prestasi yang optimal.

Prestasi yang tinggi hanya dapat dicapai dengan latihan-latihan yang direncanakan

dengan sistematis dan dilakukan secara terus menerus disertai pengawasan dan

bimbingan pelatih yang profesional.

Seiring perkembangan zaman maka sepakbola juga mengalami perubahan

terutama terlihat sekali pada peraturan pertandingan, perlengkapan lapangan,

kelengkapan pemain, perwasitan, dan organisasi sepakbola. Kesemuanya itu

bertujuan agar sepakbola lebih bisa dinikmati, digemari dan menjadi suatu suguhan.

Bagi pemain sendiri di lapangan pemain lebih aman dan terlindungi dalam

mengekspresikan kemampuannya dalam mengolah bola. Walaupun begitu tetap saja

sering terjadi suatu accident yang mengakibatkan pemain cidera sehingga harus

keluar dari pertandingan bahkan ada yang menjalani operasi dan harus beristirahat

(15)

Sepakbola adalah cabang olahraga permainan yang dilakukan secara beregu

atau tim yang terdiri dari sebelas pemain dan salah satunya penjaga gawang, maka

suatu tim yang dikatakan baik, tangguh dan kuat adalah kesebelasan yang terdiri dari

pemain-pemain yang mampu melakukan permainan tim yang kompak artinya

mempunyai kerjasama tim yang baik. Oleh karena itu diperlukan pemain-pemain

yang mempunyai ketrampilan teknik-teknik dasar sepakbola yang baik sehingga

dapat memainkan bola dalam posisi dan situasi yang tepat dan cepat artinya tidak

membuang-buang energi dan waktu.

Sebagai anggota kesebelasan tiap pemain membawa peranan rangkap. Pemain

sepakbola harus memenuhi syarat baik sebagai individu maupun sebagai anggota

kesebelasan. Artinya sebagai individu seorang pemain harus dapat menguasai teknik

bersepakbola dan sebagai anggota kesebelasan dengan kemampuan dan

kemahirannya itu pemain harus dapat bermain bersama-sama membentuk suatu

kesebelasan.

Berkenaan sifat kepribadian masing-masing pemain yang pasti berbeda dan

tidak tetap pula maka mutlak perlu para pemain harus berlatih agar kerjasama antar

pemain dapat selalu terjalin seerat-eratnya. Belajar bermain sepakbola seyogyanya

dilakukan sejak masih anak-anak yaitu sejak anak dapat menendang bola dan tahu

bermain sepakbola. Beberapa alasan dapat dikemukakan sebagai berikut :

1. Adanya cukup waktu pembentukan fisik seorang pemain memenuhi syarat yang

(16)

2. Adanya cukup waktu pembentukan jiwa seorang pemain memenuhi syarat yang

dibutuhkan.

3. Adanya cukup waktu dan kesempatan belajar mencapai prestasi

setinggi-tingginya. Dengan waktu dan kesempatan belajar yang lebih longgar mungkin

sekali pemain bibit yang masih anak-anak itu kelak pada usia sekitar dua puluh

tujuh tahun sudah dapat menjadi sepakbolawan kampiun. Sebaliknya, lebih

sempit waktu dan kesempatan bertumbuh dan belajar kemungkinan itu pasti

lebih kecil pula (Djawad, 1976 : 1)

Tujuan permainan sepakbola adalah pemain memasukkan bola

sebanyak-banyaknya ke gawang lawannya dan berusaha menjaga gawangnya sendiri agar tidak

kemasukan (Sucipto, 1999 : 7). Sehingga untuk dapat melakukan semuanya itu

menendang adalah teknik dasar yang paling dominan agar bola secepat mungkin

berada di depan gawang lawan. Dalam permainan sepakbola ada prinsip teknik

menendang bola yang harus diketahui yaitu : a) Kaki tumpu, b) Kaki yang

menendang, c) Bagian bola yang ditendang, d) Sikap badan, e) Sikap badan

(Sukatamsi, 1984 : 45).

Macam-macam teknik-teknik dasar sepakbola terdiri dari teknik tanpa bola dan

teknik dengan bola. Teknik tanpa bola yaitu gerakan-gerakan yang dilakukan tanpa

bola, yang terdiri dari : a) Lari cepat dan mengubah arah, b) Melompat atau meloncat,

c) Gerak tipu tanpa bola yaitu gerak tipu dengan badan, d) Gerakan-gerakan khusus

untuk penjaga gawang. Teknik dengan bola yaitu semua gerakan-gerakan dengan

(17)

mengontrol bola), c) Menggiring bola, d) Menyundul bola, e) Melempar bola, f)

Gerak tipu dengan bola, g) Merampas atau merebut bola, h) Teknik-teknik khusus

penjaga gawang (Sukatamsi, 1984 : 34).

Menendang adalah teknik dasar yang paling dominan dalam permainan

sepakbola dari beberapa teknik dasar yang ada, dikarenakan kemampuan menendang

bola dengan baik dan benar dapat dipergunakan untuk tujuan : “Memberi operan

kepada teman, menembak bola kearah mulut gawang lawan, untuk membuat gol

kemenangan, membersih atau menyapu bola di daerah pertahanan (belakang)

langsung ke depan (biasa dilakukan oleh para pemain belakang untuk mematahkan

serangan lawan), dan untuk melakukan bermacam-macam tendangan khususnya yaitu

tendangan bebas, tendangan sudut dan tendangan hukuman atau penalty” (Sukatamsi

1984 : 48).

Menendang dalam permainan sepakbola adalah suatu usaha untuk

memindahkan bola dari satu titik ke titik lain dengan menggunakan kaki. Menendang

dalam penelitian ini adalah melakukan tendangan bola jarak jauh melambung

menggunakan punggung kaki bagian dalam sejauh-jauhnya. Untuk menghasilkan

tendangan yang maksimal selain dibutuhkan penguasaan teknik yang baik,

kemampuan fisik juga ikut berperan karena hasil tendangan yang baik selain

didapatkan dari penguasaan teknik yang baik juga kondisi fisik yang baik pula.

Latihan fisik adalah latihan yang bertujuan untuk menguatkan kondisi fisik.

(18)

daya tahan, kelenturan, kelincahan, kecepatan, daya ledak, stamina, koordinasi gerak

(Tohar, 2002 : 2).

Usaha untuk meningkatkan prestasi, latihan harus berpedoman pada teori dan

prinsip latihan yang benar dan sudah diterima secara universal. Tanpa berpedoman

pada teori dan prinsip latihan, latihan seringkali menjurus ke mala pelatih

(mal-practice) dan latihan yang tidak sistematis-metodis sehingga peningkatan

prestasi tidak akan tercapai. Beberapa prinsip latihan yang paling penting untuk

dijadikan pedoman untuk meningkatkan prestasi dan performa dalam olahraga adalah

: Pemanasan tubuh, Metode latihan, Berfikir positif, Prinsip beban lebih, Intensitas

latihan (Tohar, 2002 : 4).

Prinsip Beban Lebih atau overload principle adalah prinsip latihan yang

menekankan pada pembebanan latihan yang semakin berat. Atlet harus selalu

berusaha untuk berlatih dengan beban yang lebih berat daripada yang mampu dia

lakukan pada saat itu. Setiap bentuk latihan baik latihan untuk ketrampilan fisik,

teknik, taktik dan mental sekalipun harus berpedoman dengan prinsip beban lebih.

Jika beban latihan terlalu ringan di bawah kemampuan berapa lama latihan itu akan

dilakukan dan selalu mengulang-ulang latihan hasilnya tidak akan meningkatkan

prestasi. Akan tetapi yang perlu diperhatikan adalah beban latihan harus lebih berat

tetapi dalam batas kemampuan untuk mengatasi. Bila beban terlalu berat prestasinya

juga tidak akan berkembang dengan baik. Selain itu perlu dipertimbangkan dalam

(19)

type approach atau tangga. Gambar 1 adalah ilustrasi grafis tentang bagaimana

melakukan penambahan beban dengan menggunakan sistem tangga tersebut.

Setiap garis vertikal menunjukkan perubahan (penambahan beban) sedangkan

garis horisontal adalah tahap adaptasi terhadap beban yang baru dinaikkan. Beban

latihan pada 3 anak tangga (cycle) pertama, ditingkatkan secara bertahap. Pada cycle

ke 4 diturunkan (tahap unloading phase) yang bermaksud untuk memberi kesempatan

pada organisme tubuh untuk melakukan regenerasi (proses pertumbuhan kembali

bagian-bagian tubuh yang rusak atau hilang). Maksud dan tujuan regenerasi di sini

adalah atlet dapat mengumpulkan tenaga atau mengakumulasi cadangan-cadangan

fisiologis maupun psikologis untuk persiapan beban latihan yang lebih berat lagi di

anak-anak tangga ke 7 dan 8 dan seterusnya.

12

11

8 10

7 9

6

3 5

2 4

1

Gambar 1

(20)

Hasil tendangan yang baik selain didapatkan dari penguasaan teknik yang baik

juga dipengaruhi oleh kondisi fisik yang baik pula, salah satunya adalah daya ledak.

Dalam hal ini daya ledak yang dimaksud adalah daya ledak otot tungkai, untuk

mendapatkan daya ledak otot tungkai dapat diperoleh dengan bermacam-macam

latihan salah satunya adalah latihan loncat. Sedangkan bentuk latihan loncat itu

sendiri terdiri dari bermacam-macam variasi loncatan, latihan loncatan dilakukan

dengan koordinasi gerakan yang berirama serta kombinasi gerakan.

Latihan meloncat yang bertumpu pada satu kaki dimana loncatan yang

dilakukan dengan pola gerakan satu kaki yang biasa dikenal dengan gerakan

bounding. Dengan awalan melakukan kekuatan dorongan diusahakan dengan satu

kaki dan pendaratan sama dengan menggunakan satu kaki, tindakan ini biasa disebut

denganb hop (lompatan). Mengikuti pendaratannya tumit dilipat ke arah pantat diikuti

oleh rencana gerakan maju yang cepat pada paha terhadap tempat pendaratan.

Pendaratan ini sangat aktif dan dilakukan sangat cepat serta siap untuk memulai

lompatan lain sesegera mungkin.

Sedangkan loncatan bisa terdiri dari single atau bermacam-macam lompatan

dalam koordinasi gerakan kaki dan lengan yang berirama, aktifitas-aktifitas terakhir

bisa disusun dalam bermacam-macam kombinasi dari kaki kiri (L) dan kanan (R) :

L – L – R – R – L – R – L – L – R – R dan seterusnya (Bompa, 1994 : 79). Dalam

permainan sepakbola dituntut panguasaan teknik dasar yang baik dan benar salah satu

teknik dasar yang harus dikuasai dan vital oleh seorang pemain sepak bola adalah

(21)

Menendang bola adalah suatu usaha untuk memindahkan bola dari satu tempat

ke tempat lain dengan menggunakan kaki atau bagian kaki, seorang pemain sepak

bola yang tidak dapat menguasai teknik menendang bola dengan baik, maka tidak

akan mungkin menjadi pesepak bola yang handal dan baik. Kesebelasan yang baik

adalah suatu kesebelasan yang semua pemainnya menguasai teknik menendang bola

dengan baik, cermat, tepat pada sasaran baik sasaran pada teman yang jauh maupun

sasaran pada gawang lawan untuk mencetak gol.

Berdasarkan uraian yang tertulis di atas, maka penulis ingin melakukan

penelitian mengenai :

Pengaruh Latihan Single Multiple Jump Dan Double Multiple

Jump Terhadap Hasil Tendangan Jauh dalam Permainan Sepakbola Pada Siswa

Ekstrakurikuler Sepakbola SMA Negeri 8 Semarang Tahun 2006 / 2007”.

Adapun alasan lain yang mendukung dalam penelitian ini adalah :

1. Latihan single dan double multiple jump merupakan unsur penunjang untuk

meningkatkan daya ledak otot tungkai yang akan digunakan untuk menendang

bola.

2. Komponen pendukung hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola salah

satunya adalah daya ledak otot tungkai

B. Permasalahan

1. Apakah ada pengaruh latihan single multiple jump terhadap hasil tendangan

(22)

2. Apakah ada pengaruh latihan double multiple jump terhadap hasil tendangan

jauh dalam permainan sepakbola SMA N 8 Semarang ?

3. Manakah yang lebih baik antara latihan single multiple jump dan double

multiple jump terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola SMA

N 8 Semarang ?

C. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan selalu mempunyai tujuan, agar memperoleh

gambaran yang jelas serta bermanfaat bagi yang menggunakannya. Adapun tujuan

dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui pengaruh latihan single multiple jump terhadap hasil tendangan

jauh dalam permainan sepakbola pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler

sepakbola SMA N 8 Semarang Tahun 2006/2007.

2. Mengetahui pengaruh latihan double multiple jump terhadap hasil tendangan

jauh dalam permainan sepakbola pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler

sepakbola SMA N 8 Semarang Tahun 2006/2007.

3. Mengetahui bentuk latihan yang lebih baik antara single multiple jump dan

double multiple jump terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola

pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola SMA N 8 Semarang

(23)

D. Penegasan Istilah

1. Pengaruh

Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang

ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang (Depdikbud, 1989 :

664). Pengertian pengaruh dalam penelitian ini adalah akibat yang timbul dari hasil

berlatih loncat satu tungkai kanan-kiri dan kanan-kanan kiri-kiri untuk memperoleh

hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola.

2. Latihan

Latihan adalah suatu proses berlatih yang sistematis yang dilakukan secara

berulang-ulang dan yang kian hari jumlah beban latihan kian bertambah (Tohar, 2002

: 1). Dalam penelitian ini latihan adalah suatu bentuk perlakuan untuk memperoleh

hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola dengan latihan loncat satu tungkai.

3. Single Multiple Jump dan Double Multiple Jump.

Jump adalah loncat yaitu lompat dengan kedua atau keempat kaki bersama

(Depdikbud, 1989 : 531). Ada dua cara meloncat yaitu meloncat tanpa ancang-ancang

dan meloncat dengan ancang-ancang. Tungkai adalah seluruh kaki dari pangkal paha

ke bawah (Depdikbud, 1989 : 973).

Loncat satu tungkai adalah suatu loncatan yang bertumpu pada satu tungkai

kaki baik kaki kanan atau kaki kiri. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan

loncat satu tungkai adalah meloncat dengan koordinasi gerakan kaki dan lengan yang

berirama, dengan kombinasi gerakan kaki kanan-kiri. Dalam penelitian ini latihan

(24)

Single multiple jump adalah satu lompatan yang berkali-kali, di dalam penelitian

ini yang dimaksud adalah suatu lompatan yang dilakukan dengan menggunakan satu

tungkai yang bergantian dan dilakukan berkali-kali. Untuk lebih jelasnya teknik

loncatan ini dimulai dari sikap awal berdiri kaki kiri ditekuk ke belakang sedikit.

Gerakan : mendorong dengan kaki kiri berlawanan dengan tanah, mendorong lutut

kaki kanan ke atas arah dada, dan ke depan untuk mendapatkan jarak. Mendarat

dengan kaki kanan dan segera pantulkan. Arahkan lutut kiri ke atas kemudian ke

depan, lanjutkan dengan melayang di udara. Lanjutkan dengan kaki berganti-ganti

(Bompa, 1994 : 83).

Double multiple jump adalah lompatan dobel atau dua kali (lipat) yang

berkali-kali, di dalam penelitian ini yang dimaksud adalah suatu lompatan yang dilakukan

dengan menggunakan satu tungkai dengan teknik lompatan dobel atau dua kali yang

bergantian dan dilakukan berkali-kali. Untuk lebih jelasnya teknik loncatan ini

dimulai dari sikap awal berdiri dengan gerakan awal pada kaki kiri, mendorong kaki

kanan ke atas, paha horizontal, lengan selaras dengan kaki dan mendarat pada kaki

kiri, kaki kanan lebih direndahkan ke tanah dengan melakukan gerakan yang aktif dan

mendorong paha kiri ke atas. Dilanjutkan dengan gerakan yang sama secara konstan

(25)

4. Tendangan Jauh

Tendangan berasal dari kata tendang yang artinya menyepak atau mendepak

(dengan kaki) (Depdikbud, 1989 : 927). Pengertian tendangan dalam penelitian ini

adalah memindahkan bola dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan

punggung kaki bagian dalam melalui passing melambung sejauh-jauhnya.

E. Manfaat Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan diharapkan dapat bermanfaat bagi yang

menggunakan. Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah :

1. Sebagai sumbangan bagi guru pendidikan jasmani dan olahraga dalam memilih

dan menerapkan bentuk latihan loncat yang efektif untuk mencapai keberhasilan

dalam mengajar sepakbola.

2. Memberikan tambahan pengetahuan bagi pengembangan ilmu untuk membantu

pelatih maupun guru pendidikan jasmani dan olahraga untuk menerapkan

(26)

BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

Dasar pemikiran yang jelas dari tinjauan penelitian yang akan dilaksanakan agar

dapat tercapai dengan baik maka diperlukan landasan teori yang mendukung dari

penelitian tersebut.

1. Latihan Plyometric

Latihan plyometric diklasifikasikan pada kategori-kategori sebagai berikut :

latihan bertumpu pada satu kaki, bertumpu pada dua kaki, lompatan jatuh/bereaksi,

latihan ”bantingan”, latihan-latihan tubuh bagian atas (pangkal lengan) ,permainan

beranting dan sederhana (Bompa, 1994 : 77).

Saat menampilkan plyometric, tubuh bagian atas harus dijaga tetap vertikal dan

dilemaskan, atau diayunkan ke atas bersama untuk mengangkat pusat gaya berat, atau

diayunkan sekali pada saat koordinasi dengan gerakan-gerakan kaki. Dengan cara ini,

lengan akan selalu seimbang dan dengan demikian mengimbangi gerakan kaki,

menghasilkan gerakan-gerakan yang terkoordinasi dengan baik (Bompa, 1994 : 77).

Loncat satu tungkai yang bertumpu pada satu kaki biasa dikenal dengan latihan

bounding. Pada gerakan awal loncatan (kekuatan dorongan) diusahakan dengan satu

kaki dan pendaratan sama menggunakan satu kaki, tindakan ini disebut sebagai hop

(27)

Sedangkan loncatan bisa terdiri dari single atau bermacam-macam lompatan

dalam koordinasi gerakan kaki dan lengan yang berirama, aktifitas-aktifitas terakhir

bisa disusun dalam bermacam-macam kombinasi dari kaki kiri (L) dan kanan (R) :

L – L – R – R – L – R – L – L – R – R dan seterusnya. Seringkali selama lompatan

atau melompat, perubahan kecepatan horisontal dapat dibuat menjadi pengangkatan

vertikal, atau sebagian besar keadaan yang luas menjadi gerakan maju dan mendatar

yang berirama dimana reaksi kecepatan adalah tujuannya (Bompa, 1994 : 79).

Selama program latihan plyometrics ini menyebabkan adaptasi jaringan ikat

sendi, urat, dan otot dengan meningkatkan beban latihan secara progresif. Sebagai

tambahan untuk olahraga yang membutuhkannya, kumpulan otot juga diperbesar

sedikit demi sedikit. Lingkup penekanan dan metode pembangunan tubuh yang

dimodifikasi dapat menjadi metode latihan utama untuk digunakan. Beban harus

disubmaksimalkan (65% - 80%) tergantung pada jadwal kompetisi dan klasifikasi

atlet, masa di fase ini dapat dimana saja antara 4 – 12 minggu. Bagi atlet yang

berpengalaman 4 – 5 minggu akan mencukupi (Bompa, 1994 : 61). Dalam penelitian

ini latihan dilakukan selama 14 kali pertemuan yang dilaksanakan tiga kali dalam satu

minggu, sehingga hasil latihan sudah dapat terlihat.

1.1 Single Multiple Jump

Altenate Leg Bound

SP : standing, left foot slightly bag, M : Push with the left leg against the ground,

(28)

distance. Land on right foot, and immediately rebound, driving the left knee

upward-forward. Continue alternating take-off leg (Bompa, 1994 : 83)

Lompatan Kaki Yang Berselang-seling

Posisi permulaan : berdiri, kaki kiri mundur ke belakang sedikit. Gerakan :

mendorong dengan kaki kiri berlawanan dengan tanah, mendorong lutut kanan ke

atas arah ke dada, dan ke depan dalam rangka mencapai jarak. Mendarat dengan kaki

kanan dan segera melompat kembali, mendorong lutut kiri ke atas depan. Lanjutkan,

permulaan kaki berganti-ganti. (Dapat dilihat pada gambar 2 b).

Gambar 2 a

Single Multiple Jump (Altenate Leg Bound) (Bompa : 1994 : 83)

Gerakan single multiple jump merupakan gerakan melompat dengan satu kaki

sebagai tumpuan baik kaki kanan atau kiri. Dalam hal ini lompatan yang dilakukan

(29)

berselang-seling. Gerakan dimulai dari kaki kiri sebagai awalan tumpuan tolakan

dengan kaki kanan yang bersiap untuk melakukan gerakan selanjutnya yaitu

melangkah ke depan untuk bergantian sebagai kaki tumpuan, selanjutnya dengan

mendorong kaki kanan ke atas ke arah dada untuk mendapatkan jarak langkah ke

depan dan bersiap untuk gerakan selanjutnya yaitu melangkah ke depan. Gerakan

selanjutnya kaki kanan berganti sebagai kaki tumpuan lompatan dengan kaki kiri

yang bersiap untuk melakukan gerakan selanjutnya yaitu melangkah ke depan dengan

gerakan mendorong ke atas ke arah dada dengan tujuan untuk mendapatkan langkah

ke depan dan bersiap dengan gerakan selanjutnya melangkah ke depan. Gerakan ini

dilakukan diikuti dengan gerakan lengan yang selaras dengan kaki dan dilakukan

dengan gerakan yang sama secara konstan berganti-ganti kaki dan lengan, lompatan

ini dilakukan dengan jarak kurang lebih 25 sampai 30 meter.

1.2 Double Multiple Jump

Single Leg Hop

SP : Standing. M: Drive right leg up, and then reach forward to gain distance. Land

on the same foot, continue the hops, while the left leg is held in stationary position

throughout the exercise. Note that the arms are gathered together before landing, and

swung upward-forward as the explosive take-off is performed (Bompa : 1994 : 84).

Lompatan Satu Kaki

Posisi permulaan : berdiri. Gerakan : mendorong kaki kanan ke atas dan kemudian

(30)

melanjutkan lompatan, saat kaki kiri dipertahankan dengan posisi yang tetap pada

seluruh latihan. Catatan bahwa lengan dihimpun bersama sebelum mendarat, dan

diayun ke atas-depan seperti pemberangkatan yang siap ditampilkan. (Dapat dilihat

pada gambar 2 b).

Gambar 2 b

Double Multiple Jump (Single Leg Hop) (Bompa : 1994 : 84)

Gerakan double multiple jump merupakan gerakan melompat dengan satu kaki

sebagai tumpuan baik kaki kanan atau kiri dengan gerakan lompatan ganda

(kanan-kanan kiri-kiri). Dalam hal ini lompatan yang dilakukan adalah gerakan melompat

dengan kaki yang bergantian yaitu kanan-kanan kiri-kiri yang berselang-seling

dengan lompatan ganda. Gerakan dimulai dari kaki kiri sebagai awalan tumpuan

tolakan dan gerakan lanjutan kaki kiri sebagai tumpuan berikutnya dengan diikuti

(31)

air diteruskan dengan gerakan kaki kanan yang sedikit rendah dan aktif mengayun

guna membantu kaki kiri untuk mendapatkan jarak lompatan.

Pada saat bersamaan paha kaki kiri didorong ke atas untuk melakukan lompatan

dan sebagai kaki tumpuan berikutnya. Dilanjutkan gerakan berikutnya kaki kanan

bergantian melangkah ke depan dan menjadi tumpuan dengan diikuti gerakan lengan

yang selaras dengan kaki. Gerakan ini dilanjutkan dengan gerakan yang sama secara

konstan dan berganti-ganti kaki dan lengan dan lompatan ini dilakukan dengan jarak

kurang lebih 25 sampai 30 meter.

2. Tendangan Jauh dalam Sepak Bola

Dalam penelitian ini teknik tendangan yang digunakan untuk melakukan tes

awal dan tes akhir tendangan jauh yaitu menendang dengan punggung kaki bagian

dalam. Macam-macam tendangan dalam permainan sepakbola yang harus diketahui

dan dikuasai oleh seorang pemain sepakbola :

1. Atas dasar bagian mana dari kaki yang digunakan untuk menendang bola

dengan : kaki bagian dalam, kura-kura kaki bagian luar, kura-kura kaki penuh,

ujung jari, kura-kura kaki sebelah dalam, tumit (Sukatamsi, 1984:47) (lihat

gambar 3 a)

2. Atas dasar kegunaan atau fungsi dari tendangan :

a) Untuk memberikan operan bola kepada teman

b) Untuk menembakkan bola ke arah mulut gawang lawan, untuk membuat

(32)

c) Untuk membersihkan atau menyapu bola di daerah pertahanan (belakang)

langsung ke depan

d) Untuk melakukan bermacam-macam tendangan khusus yaitu untuk

tendangan bebas, tendangan sudut, tendangan hukuman (pinalti)

(Sukatamsi, 1984 : 48).

Gambar 3 a

Bagian kaki yang digunakan untuk menendang (Sukatamsi, 1984 : 47)

3. Atas dasar tinggi rendahnya lambungan bola

a) Tendangan bola rendah, bola menggukir datar di atas permukaan tanah

sampai setinggi lutut

b) Tendangan bola melambung lurus atau melambung sedang, bola

(33)

c) Tendangan bola melambung tinggi, bola melambung paling rendah

setinggi kepala (Sukatamsi, 1984 : 48).

4. Atas dasar arah putaran dan jalannya bola

a) Tendangan lurus (langsung)

b) Tendangan melengkung (slice) (Sukatamsi, 1984 : 48).

Untuk dapat melakukan tendangan jauh dalam sepak bola dengan hasil yang

maksimal, disamping membutuhkan kekuatan juga memerlukan penguasaan teknik

menendang yang baik. Untuk dapat menghasilkan tendangan jauh yang baik, lebih

tepat apabila menggunakan punggung kaki bagian dalam, karena akan menghasilkan

lintasan bola yang melambung dan jauh. Teknik-teknik tendangan dengan punggung

kaki bagian dalam adalah :

a) Letak Kaki Tumpu

Kaki tumpu adalah kaki yang menumpu pada tanah pada saat persiapan

menendang dan merupakan titik berat badan. Posisi kaki tumpu akan menentukan

arah lintasan bola. Posisi atau letak kaki tumpu yang baik untuk melakukan

tendangan dengan menggunakan punggung kaki bagian dalam adalah kaki tumpu

diletakkan di samping belakang bola antara 25 cm - 30 cm, arah kaki tumpu membuat

sudut 400 dengan garis lurus arah bola (Lihat gambar 3 b)

b) Kaki Yang Menendang

Kaki yang menendang diangakat ke belakang, kemudian diayunkan ke depan

(34)

tengah-tengah di bawah bola. Gerak kaki yang menendang dilanjutkan ke depan (gerak

lanjutan ke depan) (Lihat gambar 3 c).

Gambar 3 b Letak kaki tumpu

Menendang dengan punggung kaki bagian dalam (Sukatamsi, 1984 : 118)

Gambar 3 c Kaki yang menendang

(35)

c) Sikap Badan

Pada waktu kaki yang menendang bola diayunkan ke belakang, badan condong

ke depan. Pada waktu menendang bola karena posisi kaki tumpu berada di samping

belakang bola, sikap badan condong ke belakang. Kedua lengan terbuka ke samping

badan untuk menjaga keseimbangan. Karena kaki tumpu berada di samping bola

maka panggul berada di atas bola, sikap badan sedikit condong ke depan (Lihat

Gambar 3 d).

d) Pandangan Mata

Pada waktu menendang bola, arah pandangan mata pada bola kemudian pada

arah sasaran.

Gambar 3 d Sikap Badan

(36)

e) Bagian Bola yang Ditendang

Tepat di tengah bawah bola, bola akan melambung tinggi (Lihat gambar 3 e ).

f) Menendang Bola dengan Ancang-Ancang

Bola dalam keadaan berhenti, pemain berdiri 3 – 5 langkah di belakang samping

bola, sehingga letak pemain membuat sudut kurang lebih 400 dengan garis lurus arah

sasaran bola (Lihat gambar 3 f ).

Gambar 3 e

Bagian bola yang ditendang (Sukatamsi, 1984 : 118)

Gambar 3 f

Menendang bola dengan ancang-ancang (Sukatamsi, 1984 : 119)

(37)

Kegunaan menendang bola dengan punggung kaki bagian dalam :

a) Untuk operan jarak jauh, untuk operan melambung atas (tinggi).

b) Untuk tendangan tepat ke mulut gawang.

c) Untuk tendangan bola melambung.

d) Untuk tendangan kombinasi dengan gerakan lain (Sukatamsi, 1984 : 116).

Demikian halnya untuk mencari jarak atau hasil tendangan bola dengan

pengaruh sudut elevasi, yaitu dengan suatu percobaan sederhana selang karet

penyiraman kebun dapat dilihat lintasan pancuran airnya jika mulut selang diarahkan

pada sudut yang besarnya berbeda-beda. Pada sudut 00 dengan garis vertikal tidak ada

garis horisontalnya, yang ada seluruhnya kecepatan vertikalnya. Diantara sudut 00

dan 900, akan terlihat bahwa pada sudut yang berbeda akan terjadi lintasan gerak air

yang berbeda pula.

Ada suatu pola hubungan antara sudut elevasi, jarak vertikal dan jarak

horisontal dari lintasan geraknya. Dalam gambar 10 terlihat bahwa lintasan A dan

lintasan B merupakan jarak horisontal yang paling kecil meskipun jarak horisontalnya

sama, tapi jarak vertikalnya sangat berbeda. Sudut elevasi untuk A merupakan

penyiku dari sudut elevasi untuk B. Sudut evaluasi untuk A adalah 200 dan sudut

elevasi untuk B adalah 700, demikian juga C dan D. Sudut untuk C adalah 600 dan

sudut elevasi untuk D adalah 300, dua sudut yang paling menyiku satu sama lain akan

menghasilkan jarak horisontal yang sama, tetapi jarak vertikal dari sudut yang lebih

besar akan selalu lebih besar. Hubungan ini sedemikian rupa sehingga makin besar

(38)

dari lintasan geraknya. Pada lintasan E sudut elevasi adalah 450, sudut dengan

komponen vertikal yang sama dengan komponen horisontalnya.

Dengan sudut elevasi 450 akan dihasilkan waktu maksimal di udara dan

kecepatan horisontal maksimal. Oleh karenanya, secara teoritis untuk menendang

bola merupakan sudut optimal untuk menghasilkan jarak horisontal terbesar. Untuk

lebih jelasnya lihat gambar berikut ini.

B 700

D 600

E 450

C 300

A 200

200 700 300 600 450

Gambar 4

Pengaruh sudut Elevasi Pada Jarak Horisontal danVertikal (Soedarminto, 1991 : 92)

3 Tinjauan Ilmu Anatomi

Pada dasarnya gerakan menendang bola dan gerakan single multiple jump dan

double multiple jump apabila ditinjau dari ilmu anatomi sama, yaitu sama-sama

melibatkan anggota gerak tubuh bagian bawah yaitu kerangka dan otot anggota tubuh

(39)

bagian bawah yang digunakan yaitu otot-otot dan tulang-tulang yang terlibat dalam

gerakan latihan single multiple jump dan double multiple jump serta untuk

menendang bola menggunakan punggung kaki bagian dalam akan diuraikan sebagai

berikut :

3.1 Single Multiple Jump dan Double Multiple Jump

Dari dua bentuk latihan single multiple jump dan double multiple jump, secara

gerak kinesiology dan anatomis otot-otot pada tungkai yang terlibat langsung dalam

latihan di atas pada perinsipnya sama.

Gerak flexsi paha (flexion of the thigh) otot yang berperan yaitu : otot sartorius,

illiacus dan gracialis.

Gerakan extensi paha atau melururskan paha (extention of the thigh) otot yang

berperan yaitu : biceps femoris, semitendinosus (kelompok hamstring) dan juga

gluteus maksimus dan minimus (the gluteals).

Gerak extensi lutut (extention of the knee) otot yang berperan yaitu : otot rectus

femoris, fastus lateralis, vastus medialis dan intermedius (kelompok guadriceps)

Gerakan flexsi pada lutut dan kaki. (flexsion of the knee and foot). Otot yang berperan

yaitu : gastrocnemius. Untuk lebih lebih jelas dapat dilihat pada gambar 5 a, b, dan c.

3.2 Menendang Bola dengan Punggung Kaki Bagian Dalam

Semua gerakan yang dilakukan oleh manusia melibatkan kombinasi gerakan

beberapa otot. Kontraksi otot akan menimbulkan suatu gerakan menurut letak dan

gerakan apa saja yang dilakukan manusia. Gerakan uyunan kaki menendang bola

(40)

otot tergantung pada seberapa besar tenaga dan kekuatan yang digunakan untuk kerja

tersebut.

Gambar 5 a

Otot-otot paha kanan dan pelvis, pandangan anterior dan posterior (H. Syaifudin, 1994 : 45 )

Gerakan tungkai bawah saat menendang bola termasuk dalam gerakan rotasi

angular, karena tungkai bawah berputar pada sendi panggul. Gerakan rotasi atau

angular terjadi bila objek bergerak pada lintasan lingkaran mengelilingi satu titik

tetap. Jarak yang ditempuh bisa berupa busur kecil/lingkaran penuh kebanyakan

(41)

lintasannya berbentuk suatu busur lingkaran. Otot yang terlibat dalam kegiatan

menendang bola yaitu otot tensor fasialata, otot abductor paha, otot gluteus

maxsimus, otot vastus lateralis, otot sartorius, otot fibialis anterior, otot rextus

femoris, otot gastroxnemius, otot proneus longus, otot soleus, otot extensor digitorum

longus, otot abductor, otot paha medial, otot paha lateral (Soedarminto, 1991 : 118).

Untuk lebih lebih jelas dapat dilihat pada gambar 5 a, b, dan c.

Gambar 5 b

(42)

Gambar 5 c

Otot-otot superfisial dari tungkai kanan, pandangan anterior dan posterior (H. Syaifudin, 1994 : 47)

B. Hipotesis

Berdasar kajian pada landasan teori di atas serta berdasarkan kelebihan dan

(43)

kanan-kanan kiri-kiri terhadap hasil tendangan jauh pada permainan sepakbola maka

penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut :

1. Ada pengaruh latihan single multiple jump terhadap hasil tendangan jauh dalam

permainan sepakbola pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola

SMA N 8 Semarang Tahun 2006/2007.

2. Ada pengaruh latihan double multiple jump terhadap hasil tendangan jauh dalam

permainan sepakbola pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola

SMA N 8 Semarang Tahun 2006/2007.

3. Ada perbedaan pengaruh hasil antara latihan single multiple jump dan double

multiple jump terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola pada

siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola SMA N 8 Semarang Tahun

(44)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian sebagai mana kita kenal sekarang, memberikan

garis-garis yang cermat dan mengajukan syarat-syarat yang benar, maksudnya adalah untuk

menjaga agar pengetahuan yang dicapai dalam suatu penelitian dapat mempunyai

harga ilmiah yang setinggi-tingginya. Sehingga dalam suatu penelitain metodologi

penelitian berbobot atau tidaknya suatu penelitian tergantung pada

pertanggungjawaban dari metodologi penelitiannya. Penggunaan metodologi dalam

suatu penelitian harus tepat dan mengarah pada tujuan penelitian serta dapat

dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

Agar dalam penelitian dapat memperoleh hasil yang baik dan sesuai dengan apa

yang penulis harapkan, maka pada bab ini akan diuraikan tentang metodologi

penelitian yang meliputi : a) Metode penentuan obyek penelitian, b) instrument

penelitian, c) metode pengumpulan data, d) metode analisis data, e) langkah-langkah

penelitian, f) faktor-faktor yang mempengaruhi penelitian dan cara mengatasinya.

A. Metode Penentuan obyek penelitian

Ada tiga hal yang dibahas dalam penentuan obyek penelitian yaitu :

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi Arikunto, 1998 :

115). Dari pengertian tersebut yang dimaksud dengan populasi dalam

(45)

SMA N 8 Semarang Tahun 2006/2007, semua orang laki-laki yang berjumlah

72 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diselidiki (Suharsimi Arikunto, 1998

: 117). Yang dimaksud sampel dalam penelitian ini adalah sebagian individu

yang mempunyai sifat sama untuk diselidiki dan dapat mewakili seluruh

populasi. Dalam pengambilan sampel peneliti menggunakan purposive sample,

artinya pengambilan subyek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah

tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu.

Pengambilan sampel dengan teknik bertujuan ini cukup baik karena sesuai

dengan pertimbangan peneliti sendiri segingga dapat mewakili populasi

(Suharsimi Arikunto, 1998 : 128). Dalam penelitian ini sampel yang diambil

adalah siswa kelas dua yang aktif mengikuti ekstrakurikuler sepakbola SMA N

8 Semarang Tahun 2006/2007 sebanyak 30 orang.

3. Variabel

Yang dimaksud variabel adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik

perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 1998 : 99). Dalam penelitian ini

variabel yang dimaksud adalah :

a. Variabel bebas yang terdiri dari :

1. Latihan single multiple jump terhadap hasil tendangan jauh dalam

(46)

2. Latihan double multiple jump terhadap hasil tendangan jauh dalam

permainan sepakbola.

b. Variabel terikat yaitu jauhnya hasil tendangan pada siswa yang mengikuti

ekstrakurikuler sepakbola.

B. Instrumen Penelitian

1. Tes Tendangan Jauh

Instrumen Tes Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes

melakukan tendangan sejauh-jauhnya. Tes menendang ini akan diuraikan sebagai

berikut. Setiap siswa (obyek) menendang bola dalam keadaan diam sebanyak 3 kali

sejauh mungkin dan hasil tendangan yang terjauh yang akan diambil. Jauhnya

tendangan akan diukur dari titik dimana bola dalam keadaan diam sebelum ditendang

sampai pada titik jatuhnya bola setelah bola ditendang. Tes menendang jauh ini akan

dipergunakan untuk melakukan tes awal dan tes akhir (lihat gambar 7 a)

Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan tendangan lambung dari M.

Barrow, P.E.D yang mempunyai tujuan untuk mengukur kemampuan tendangan

lambung pemain sepak bola. Pelaksanaan tes kemampuan tendangan dari M. Barrow,

P.E.D yaitu siswa melakukan tendangan lambung ke dalam lapangan tes lambung,

dimulai dari batas bola diam yang berada pada garis tepi. Untuk mengukur tendangan

lambung dari batas bola tendang sampai bola jatuh pertama kali di tanah, lalu diukur

dalam satuan meter. Dalam tes tendangan lambung ini anak diberi kesempatan tiga

kali dan kemudian diambil nilai yang terbaik. Untuk lebih lanjut dapat dilihat

(47)

Gambar 7 a Tes Tendangan Jauh (Penelitian Lapangan)

0 15 m 20 m 25 m 30 m

Gambar 7 b

Lapangan Tes Tendangan Lambung

(M. Barrow, P. E. D, dalam Aris Setiawan 2004 : Perbandingan Hasil Tendangan Bola antara Tungkai Panjang dan Tungkai Pendek pada Pemain Sepak Bola Senior

Klub Perseba Bangsri Jepara Tahun 2004 )

2. Program Latihan

Program latihan dalam penelitian ini hanya dilakukan selama 14 kali pertemuan

(48)

kali, 10 kali, 12 kali, sampai 26 kali, sedangkan jumlah setnya tetap setiap pertemuan

yaitu 3 set. Untuk lebih jelas program latihan dapat dilihat pada lampiran 9 hal 63.

C. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode

eksperimen. Metode eksperimen adalah suatu kegiatan untuk meneliti sesuatu gejala

yang dinamakan latihan atau perlakuan. Dasar penggunaan metode eksperimen

adalah kegiatan percobaan yang diawali dengan memberikan perlakuan terhadap

subyek dan diakhiri dengan tes untuk menguji kebenarannya.

Berdasarkan uraian di atas, untuk penelitian ini menggunakan metode

eksperimen, pada pola yang digunakan adalah Matching Subject Design yang

selanjutnya disebut dengan pola M – S. Subject matching sudah tentu sekaligus group

matcing, karena hakekatnya subject metching adalah sedemikian rupa sehingga

pemisahan-pemisahan pasangan-pasangan subyek (pair of subjects) masing-masing

ke grup eksperimen dan grup kontrol secara otomatis akan menyeimbangkan kedua

grup itu (Sutrisno Hadi, 2004 : 511).

Eksperimen dengan pola matching by subject desgn pada prinsipnya ada tiga

cara pairing yaitu : 1. Nominal Pairing, 2. Ordinal pairing, 3. Combinednominal and

ordinal pairing (Sutrisno Hadi, 2004 : 512). Dalam penelitian ini untuk

menyeimbangkan kedua kelompok tersebut dengan cara subject matching ordinal

pairing, yaitu subyek yang hasilnya setingkat, kemudian anggota-anggota tiap pasang

dipisah yang seorang ke grup eksperimen dan seorang lagi ke grup kontrol (Sutrisno

(49)

eksperimen I dan grup eksperimen II, maka grup kontrol diganti dengan grup

eksperimen II dan grup eksperimen diganti dengan grup eksperimen I.

Untuk memperoleh data-data yang sesuai peneliti menggunakan metode

eksperimen. Metode eksperimen adalah suatu kegiatan untuk meneliti sesuatu gejala

yang dinamakan latihan atau perlakuan. Dasar penggunaan metode eksperimen

adalah kegiatan percobaan yang diawali dengan memberikan perlakuan terhadap

subyek dan diakhiri dengan tes untuk menguji kebenarannya.

D. Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data statistik.

Data-data yang diperoleh selanjutnya akan dimasukkan tabel, yaitu tabel perhitungan

statistik sebagai berikut.

Tabel 1

PERSIAPAN PERHITUNGAN STATISTIK No. Pasangan

Subyek

Xa Xb D

(Xa - Xb)

d (D – MD)

d2

1 2 3 4 5 6 7

1. 2. 3. 4. 5. dst

ΣN ΣXa ΣXb ΣD Σd Σd2 Keterangan :

Xb : Hasil tes akhir kelompok eksperimen I

Xa : Hasil tes akhir kelompok eksperimen II

(50)

d : Deviasi perbedaan

d2 : Kuadrat dari deviasi perbedaan

ΣN : Jumlah pasangan subyek

Cara pengisian kolom:

1. Catat nomor-nomor subyek pada kolom (1)

2. Pasangan subyek pada kolom (2)

3. Nilai kelompok eksperimen II pada kolom (3)

4. Nilai kelompok eksperimen I pada kolom (4)

5. Selisih nilai Xb dan Xa pada kolom (5)

6. Selisih antara D dan mean perbedaan pada kolom (6)

7. Kuadrat dari deviasi mean perbedaan pada kolom (7)

Untuk menganalisis data selanjutnya dapat digunakan rumus t-tes sebagai berikut:

(

1

)

2

− Σ =

N N

d MD t

N D MD

Dan harus diketahui bahwa :

Σd = Xa – Xb Σd = 0

Keterangan :

MD = Mean perbedaan

Σd2 = Jumlah kuadrat dari deviasi perbedaan mean

(51)

Uji hipotesis kerja I yang menyatakan “Ada pengaruh latihan single multiple

jump terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola pada siswa yang

mengikuti ekstrakurikuler sepakbola SMA N 8 Semarang Tahun 2006/2007” dan Uji

hipotesis kerja II yang menyatakan “Ada pengaruh latihan double multiple jump

terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola pada siswa yang mengikuti

ekstrakurikuler sepakbola SMA N 8 Semarang Tahun 2006/2007” diubah menjadi

hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh latihan single multiple jump dan

double multiple jump terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepak bola pada

siswa ekstra kurikuler sepak bola SMA N 8 Semarang Tahun 2006/2007. Diuji

dengan taraf signifikan 5 % dan (db) = 14

Uji hipotesis kerja III yang menyatakan “Ada perbedaan pengaruh hasil antara

latihan single multiple jump dan double multiple jump terhadap hasil tendangan jauh

dalam permainan sepakbola pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola

SMA N 8 Semarang Tahun 2006/2007”. Hasilnya digunakan membedakan mean

kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II. Kemudian hasil uji hipotesis

kerja I dan II terbukti kebenarannya. Perhitungan statistik selengkapnya dapat dilihat

(52)

E. Langkah – Langkah Penelitian

1. Tahap Persiapan

Setelah mendapat surat ijin penelitian dari FIK, peneliti menghadap kepala

sekolah SMA N 8 Semarang untuk meminta ijin mengadakan penelitian dengan

melampirkan surat ijin penelitian dari DINAS PENDIDIKAN kota Semarang di

sekolah tersebut. Setelah mendapat ijin peneliti menghubungi guru pembina

ekstrakurikuler sepakbola untuk meminta ijin tentang penggunaan siswanya sebagai

subyek penelitian. Setelah didata, penulis mengambil sampel semua siswa kelas dua

yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola sebanyak 30 siswa

2. Tes Awal

Tes awal dilaksanakan pada tanggal 10 Juli 2006 mulai pukul 15.00 WIB

sampai selesai di lapangan sepakbola PGSD UNNES Karang Anyar Ngaliyan

Semarang. Tujuan diadakan tes awal ini adalah untuk mengetahui kemampuan awal

siswa ekstra kurikuler sepakbola dalam melakukan tendangan jauh sebelum diberi

perlakuan. Dalam pelaksanaan tes awal penulis dibantu oleh 10 orang yang

sebelumnya telah diberi penjelasan tes awal tersebut. Sedangkan alat yang digunakan

dalam pelaksanaan tes awal ini yaitu 3 buah bola, meteran, kapur, cone, alat tulis.

Sebelum melakukan tes awal, anak diberi penjelasan mengenai jalannya tes

awal tersebut. Langkah-langkah pelaksanaan tes awal adalah sebagai berikut :

a. Setiap testee didipanggil satu-persatu menurut nomor tes masing-masing.

(53)

c. Testee melakukan tendangan menggunakan awalan, bola dalam keadaan diam

dan menendang sejauh-jauhnya sebanyak 3 kali tendangan.

d. Nilai yang diambil adalah hasil dari tendangan yang terjauh.

Dari tes awal ini, sampel yang berjumlah 30 orang dipasang-pasangkan menjadi

15 pasang. Kemudian membagi sampel menjadi dua kelompok, yang kemudian diberi

nama kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II. Setelah terbentuk 2

kelompok, kemudian diadakan undian untuk menentukan bentuk latihan dari

masing-masing kelompok. Selanjutnya kedua kelompok diberi perlakuan, kelompok

eksperimen I diberi perlakuan latihan. single multiple jump dan kelompok eksperimen

II diberi perlakuan untuk latihan double multiple jump.

3. Pelaksanaan Latihan

Latihan adalah suatu proses berlatih yang sistematis yang dilakukan

berulang-ulang dan yang kian hari jumlah beban latihan kian bertambah (Tohar, 2002 : 1).

Pada prinsipnya latihan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil

tendangan jauh dalam permainan sepakbola, dengan latihan loncat satu tungkai,

dengan demikian diterapkan frekuensi latihan 3 kali satu minggu sebanyak 14 kali

pertemuan. Setiap pertemuan beban latihan ditambah dalam jumlah repetisinya mulai

dari 8 kali, 10 kali, 12 kali, sampai 26 kali, sedangkan jumlah setnya tetap setiap

pertemuan yaitu 3 set.

Latihan awal dimulai dari 8 kali karena 80% dari kemampuan maksimal dari 10

kali loncatan dengan jarak kurang lebih 25 meter sampai 30 meter. Tetapi dalam

(54)

pertemuan, dikarenakan selama 14 kali pertemuan itu dianggap sudah cukup

memberikan perubahan, sehingga peneliti mencoba mengambil tes akhir setelah

latihan yang dilaksanakan selama 4 minggu sesuai dengan batas waktu minimal

latihan menurut (Bompa, 1994 : 61)

Latihan ini dimulai pukul 15.00 WIB sampai selesai. Kegiatan ini meliputi tiga

bagian pokok yaitu :

a. Pemanasan atau Warming Up

Pemanasan tubuh atau warming-up itu penting dilakukan sebelum berlatih,

tujuan pamanasan ialah untuk mengadakan perubahan dalam fungsi organ

tubuh, guna menghadapi kegiatan fisik yang lebih berat. Selain itu juga untuk

menghindari diri dari kemungkinan cidera, meningkatkan metabolisme tubuh,

mengkoordinasikan gerakan yang mulus, menyesuaikan diri organ tubuh untuk

bekerja lebih berat, dan kesiapan mental agar kian meningkat. Pemanasan yang

dilakukan dalam latihan ini meliputi : lari keliling lapangan, stretching, latihan

kekuatan dan peregangan.

b. Latihan Inti

Latihan inti di sini adalah bentuk latihan yang diteliti untuk dibandingkan.

Bentuk latihan yang dilakukan adalah latihan single multiple jump terhadap

hasil tendangan jauh untuk kelompok eksperimen I, dan latihan double multiple

(55)

c. Pelemasan atau Cooling Down

Pelemasan ini ditujukan untuk memulihkan tubuh ke kondisi sebelum latihan,

sehingga ketegangan-ketegangan otot akan berkurang secara berangsur-angsur

ke keadaan semula agar tidak ada keluhan sakit setelah latihan.Selain pelemasan

atau penenangan yang merupakan aktivitas tubuh, penulis mengadakan koreksi

secara klasikal dan secara individual tentang latihan yang telah dilakukan.

4. Tes Akhir

Setelah menjalani latihan selama 4 minggu dengan 14 kali pertemuan, peneliti

mencoba mengambil tes data akhir dan hasil dari tes tersebut sudah menunjukkan

terjadinya perubahan hasil tendangan jauh, sehingga hasil tes tersebut peneliti ambil.

Pada tanggal 14 Agustus 2006 dijadikan tes akhir oleh peneliti, tes akhir yang

dilakukan dalam penelitian ini sama dengan yang dilakukan pada tes awal dengan

tujuan untuk mengetahui hasil yang dicapai oleh tiap-tiap anak dari masing-masing

kelompok setelah melakukan latihan.

F. Faktor-faktor yang mempengaruhi penelitian dan cara mengatasi

Walaupun dalam penelitian telah diusahakan terhindar dari adanya kesalahan,

namun diluar kemampuan peneliti dapat terjadi hal-hal yang mempengaruhi hasil

penelitian. Oleh karena itu penulis akan mengemukakan faktor-faktor yang

mempengaruhi dan usaha untuk mengatasinya. Faktor-faktor tersebut antara lain :

a. Faktor kesungguhan hati

Kesungguhan hati dalam melakukan dari tiap-tiap sampel tidak sama sehingga

(56)

tiap-tiap anak bersungguh-sunguh dalam melakukan latihan, cara yang ditempuh

adalah dengan mengawasi dan mengontrol subyek dalam melakukan latihan.

b. Faktor pemberian materi

Pemberian materi latihan mempunyai peran besar dalam usaha mencapai hasil

yang baik. Usaha yang ditempuh agar menyampaikan materi latihan kepada anak

dapat diterima dengan baik adalah sebelum latihan dimulai anak diberi petunjuk

secara lisan, setelah itu didemonstrasikan dengan baik agar subyek yang merasa

belum jelas diberi kesempatan untuk bertanya karena dalam pelaksanaan masih ada

kesalahan yang terjadi.

c. Faktor kegiatan anak di luar sekolahan

Selama berlangsung penelitian, kegiatan anak diluar latihan sangat sulit diatasi.

Untuk mengatasi hal itu penulis memberi pengertian kepada anak agar tidak

melakukan kegiatan-kegiatan yang sama diluar penelitian. Hal ini bertujuan untuk

menghidari adanya perbedaan porsi latihan.

d. Faktor kemampuan anak

Setiap anak mempunyai kemampuan yang tidak sama dalam menangkap

penjelasan dan demonstrasi latihan sehingga kemungkinan melakukan kesalahan

masih ada. Untuk itu selalu diadakan koreksi secara keseluruhan setelah anak

(57)

e. Faktor kebosanan

Karena setiap kali pertemuan melakukan latihan loncat saja, jelas ini akan

menimbulkan kebosanan. Untuk mengatasi hal itu, pada saat latihan diberi fariasi

(58)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Setelah mengadakan penelitian lapangan dari siswa ekstrakurikuler sepakbola

SMA N 8 Semarang diperoleh hasil data yang kemudian akan di masukkan dalam

perhitungan statistik sebagai berikut : N = 15 ; ΣXa = 504,60 ; ΣXb = 530 ; ΣD =

- 25,4 ; Σd = 0,00 ; Σd2 = 75,07 ; MD = -1,69 ; t = 2,827. Mean tes awal kelompok

eksperimen I (kelompok eksperimen single multiple jump) = 29,44 ; Mean tes awal

kelompok eksperimen II (kelompok eksperimen double multiple jump) = 29,43 ;

Mean tes akhir kelompok eksperimen I (kelompok eksperimen single multiple jump)

= 35,33 ; Mean tes akhir kelompok eksperimen II (kelompok eksperimen double

multiple jump) = 33,64.

Setelah memperoleh data dari hasil tes akhir dari masing-masing kelompok

eksperimen I (kelompok eksperimen single multiple jump) dan kelompok eksperimen

II (kelompok eksperimen double multiple jump), maka selanjutnya hasil tersebut

dimasukkan ke dalam persiapan perhitungan statistik. Dari hasil perhitungan tersebut

didapatkan hasil t – hitung sebesar 2,826592 dibulatkan menjadi 2,827. Setelah dicari

nilat t dalam tabel dengan derajat kebebasan (db) 14 dan taraf signifikansi 5 % maka

diperoleh nilai t dalam tabel sebesar 2,145. Sehingga dapat diketahui nilai t hitung

(59)

TABEL 2

HASIL PERHITUNGAN THITUNG DAN TTABEL

THITUNG TTABEL HASIL Keterangan

2,827 2,145 2,827 > 2,145 Signifikan

Keterangan :

Db : 14

Taraf Signifikan : 5 %

N (Pasangan Subyek) : 30

Ternyata hasil t hitung lebih besar dari t tabel, berarti hipotesis yang

menyatakan ada pengaruh latihan single multiple jump dan double multiple jump

terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola pada siswa yang mengikuti

ekstrakurikuler sepakbola SMA N 8 Semarang Tahun 2006/2007, ditolak. Oleh

sebab itu hipotesis kerja yang menyatakan ada perbedaan pengaruh hasil antara

latihan single multiple jump dan double multiple jump terhadap hasil tendangan jauh

dalam permainan sepakbola pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola

SMA N 8 Semarang Tahun 2006/2007, diterima.

Kemudian untuk mengetahui latihan mana yang lebih baik hasilnya dapat

dilihat dari besarnya nilai mean tes akhir dari masing-masing kelompok, adapun

hasil mean tes akhir dari masing-masing, mean kelompok eksperimen I (kelompok

eksperimen single multiple jump) = 35,33 dan mean untuk kelompok eksperimen II

(60)

TABEL 3

PERHITUNGAN MEAN

Kelompok Eksperimen Post – Test Hasil

Eksperimen I

Eksperimen II

35,33

33,64

35,33 > 33, 64 atau M EI > M EII

Berdasarkan hasil antara mean tes akhir kelompok eksperimen I (kelompok

eksperimen single multiple jump) sebesar 35,33 dan kelompok eksperimen II

(kelompok eksperimen double multiple jump) sebesar 33,64. Dengan demikian maka

bentuk latihan single multiple jump lebih baik hasilnya daripada bentuk latihan

double multiple jump terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola pada

siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola SMA N 8 Semarang Tahun

2006/2007.

B. Pembahasan

Hasil tes awal yang dilakukan pada 10 Juli 2006 yang diiukuti oleh 30 orang

yaitu siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola SMA N 8 Semarang dalam hal

ini dijadikan sampel penelitian, setelah melaksanakan tes awal tendangan jauh

didapatkan hasil sebagai berikut : Mean kelompok eksperimen I (kelompok

eksperimen single multiple jump) = 29,44 dan Mean kelompok eksperimen II

(kelompok eksperimen double multiple jump) = 29,43.

Setelah mendapatkan perlakuan latihan single multiple jump dan double

(61)

Agustus 2006 yaitu tes yang sama dengan tes awal yaitu tes tendangan jauh dengan

hasil : Mean kelompok eksperimen I (kelompok eksperimen single multiple jump) =

35,33 dan Mean kelompok eksperimen II (kelompok eksperimen double multiple

jump) = 33,64. Dari hasil ini didapatkan peningkatan hasil tendangan jauh dari

kelompok eksperimen I (kelompok eksperimen single multiple jump) dan kelompok

eksperimen II (kelompok eksperimen double multiple jump) terbukti dari peningkatan

mean yang didapatkan yaitu : kelompok eksperimen I (kelompok eksperimen single

multiple jump) dari 29,44 menjadi 35,33 dan kelompok eksperimen II (kelompok

eksperimen single multiple jump) dari 29,43 menjadi 33,64.

Dengan terbukti hipotesis kerja I yang menyatakan ” Ada pengaruh latihan

single multiple jump terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola pada

siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola SMA N 8 Semarang Tahun

2006/2007” dan hipotesis kerja II yang menyatakan ” Ada pengaruh latihan double

multiple jump terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola pada siswa

yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola SMA N 8 Semarang Tahun 2006/2007”

Dan hipotesis kerja II yang menyatakan ”Ada perbedaan pengaruh hasil antara latihan

single multiple jump dan double multiple jump terhadap hasil tendangan jauh dalam

permainan sepakbola pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola SMA N

8 Semarang Tahun 2006/2007”.

Dilihat dari analisis gerakan, kedua bentuk latihan tersebut di atas adalah sama,

yaitu adanya kontraksi pada otot dimana akan terjadi perubahan panjang otot dan

(62)

yaitu loncatan ke depan. Pada kedua latihan tersebut terjadi pendekatan otot dan

pemanjangan otot, dengan demikian kedua latihan tersebut di atas dapat digunakan

untuk meningkatkan kekuatan tungkai sehingga berpengaruh terhadap hasil

tendangan jauh dalam permainan sepakbola.

Berdasarkan uraian di atas penelitian ini telah terbukti kebenarannya dengan

adanya perubahan hasil tendangan setelah dilakukan pada saat tes akhir dilihat dari

peningkatan mean kedua kelompok eksperimen. Dengan adanya peningkatan hasil

tandangan ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang cukup berarti dari latihan

single multiple jump dan double multiple jump terhadap hasil tendangan jauh dalam

permainan sepakbola pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler SMA N 8 Semarang

Tahun 2006/2007. Dan berdasarkan hasil yang ada ternyata kelompok eksperimen I

yang mendapatkan latihan single multiple jump lebih berpengaruh daripada kelompok

eksperimen II yang mendapatkan latihan double multiple jump terhadap hasil

tendangan jauh dalam permainan sepakbola pada siswa kelas dua yang mengikuti

ekstra kurikuler sepakbola SMA N 8 Semarang Tahun 2006/2007.

Hal ini dibuktikan dengan besarnya selisih hasil tendangan dari tes awal dan tes

akhir yang dengan hasil kelompok eksperimen I lebih besar daripada kelompok

eksperimen II. Hal ini dikarenakan latihan single multiple jump memiliki beban yang

lebih berat dibandingkan latihan double multiple jump. Hal itu bisa terjadi karena

latihan single multiple jump lebih menyeluruh pengaruhnya pada tungkai, baik

tungkai bagian atas dan tungkai bagian bawah dikarenakan latihan single multiple

(63)

Sebaliknya latihan double multiple jump berpangaruh, tetapi lebih pada tungkai

bagian bawah dikarenakan tolakan tungkai lebih cenderung melakukan gerakan

(64)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Ada pengaruh hasil latihan single multiple jump terbukti dengan adanya

peningkatan terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola pada

siswa kelas dua yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola SMA N 8 Semarang

Tahun 2006/2007.

2. Ada pengaruh hasil latihan double multiple jump terbukti dengan adanya

peningkatan terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan sepakbola pada

siswa kelas dua yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola SMA N 8 Semarang

Tahun 2006/2007.

3. Ada perbedaan pengaruh hasil antara latihan single multiple jump dan double

multiple jump tebukti dengan perbedaan hasil mean tes akhir antara kelompok

eksperimen I yang mendapatkan latihan single multiple jump lebih baik

daripada hasil mean tes akhir kelompok eksperimen II yang mendapatkan

latihan double multiple jump terhadap hasil tendangan jauh dalam permainan

sepakbola pada siswa kelas dua yang mengikuti ekstrakurikuler SMA N 8

(65)

B. Saran

Berdasarkan simpulan tersebut di atas, maka penulis mengemukakan saran

sebagai berikut :

1. Untuk pembina dan pelatih ekstrakurikuler sepakbola SMA N 8 Semarang

dalam usaha meningkatkan hasil tendangan jauh pada siswa ekstrakurikuler

sepakbola SMA N 8 Semarang dianjurkan untuk menggunakan latihan daya

ledak otot tungkai dengan latihan plyometrik yang salah satunya single multiple

jump.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan perbandingan bagi peneliti muda

atau mahasiswa apabila akan mengadakan penelitian yang sejenis dengan

Gambar

Ilustrasi grafis beban lebih sistem tangga  (Tohar, 2002 : 8).
Gambar 3 c  Kaki yang menendang
Gambar 3 d  Sikap Badan
Gambar 7 a  Tes Tendangan Jauh  (Penelitian Lapangan)
+5

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 6 menunjukkan hasil dari pengujian perangkat lunak pada keypad, status area parkir yang berwarna merah menandakan area parkir masih kosong, sedangkan area parkir yang

Penggunaan sensor ultrasonik agar robot quadcopter dapat mendeteksi halang rintang karena menggunakan sensor ultrasonik mempunyai jarak pendeteksian yang cukup jauh dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi galur kedelai berbiji sedang dan berbiji besar yang adaptif pada lahan kering masam di Sumatera Selatan dan Lampung, serta

TARIKH / MASA KURSUS KOD KURSUS PROGRAM PENSYARAH JUMLAH. CALON

Keadaan demikian menyebabkan sel-sel pada jaringan eksplan yang ditumbuhkan pada media dengan penambahan sukrosa tinggi dapat cepat menerima unsur-unsur hara yang

Berdasarkan hasil uji t, menyatakan bahwa dari lima variabel independen terdapat tiga variabel yang tidak berpengaruh terhadap variabel dependen, yaitu ineffective

Hasil pengujian hipotesis (H2) telah membuktikan terdapat pengaruh antara budaya kerja terhadap kinerja karyawan. Melalui hasil perhitungan yang telah dilakukan

sama di dalam berbagai bidang penelitian psikologi, dan juga tidak dapat diterapkan pada satu bidang psikologi saja. Namun, pengertian metakognisi yang dikemukakan