BAB VI. CONTOH KASUS
Pemanfaatan limbah yang merupakan hasil sampingan suatu proses industri merupakan suatu hal yang diharapkan mampu memberikan suat-u solusi di masa yang akan datang dalam hal mengatasi masalah pencemaran limbah, selain daripada itu hal ini juga akan menghasilkan nilai tambah ekonomis tersendiri. Untuk itu diperlukan suatu penelitian yang berkelanjutan mengenai masalah tersebut.
Pada kesenipatan kali ini kami memberikan suatu contoh kasus mengenai kemungkinan penggunaan lump slag (FeSi04) yang merupakan hasil sampingan industri peleburan biji tembaga, diluar negeri limbah semacam ini biasanya dipergunakan sebagai bahan pada pembuatan jalan. P.T. Petrokimia Gresik yang pada tahun 1994 lalu merencanakan mengoperasikan pabrik peleburan biji tembaga dan memperkirakan akan menghasilkan hasil sampingannya berupa lump slag (±
290.000 ton per tahun), tentunya jumlah ini tidaklah kecil sehingga memerlukan suatu penanganan tersendiri. Untuk itulah "PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN JALAN" (Departemen Pekeijaan Umum) memandang perlu untuk mengadakan penelitian sejauh mana lump slag tersebut dapat dimanfaatkan
Bab VI. C O N T O H K A SU S h alam an : 89
sesuai dengan kondisi di Indonesia. Dari hasil penelitian tersebut diperoleh masukkan sebagai berikut:
1. P e n g g u n a a n lu m p s l a g p a d a beton aspal cam piira n P a n a s
Pada pengujian komposisi kimianya (tabel 6.1.) didapatkan bahwa unsur terbesar yang membentiik lump slag adalah besi (Fe) dan silikon (Si) yang dalam hal ini sebagai oksidasinya (Fe203 & SiO:) apabila dijumlahkan sekitar 80 %.
Tabel 6.1. Komposisi kim ia lum p slag ( D epartem en P ek erjaan Um um )
No. Macam Pengujian Hasil Pengujian Persyaratan
I. pH .
m
9.8 -2. SiO, (%) 26,04 ■
AI2O3 (%) 0,00 -
4. MgO (%) 0,37 -
5. CaO (%) 4,02 -
6. Fe.Oj (%) 53,26 -
7. Cl (%) 1,98 -
8. SO4 (%) 2,21 -
Sedangkan pada pengujian mutu lump slag sebagai agregat kasar (ukuran maksimum l")dan agregat kasar (ukuran maksimum 1/2") (tabel 6.2., tabel 6.3.) menunjukkan hasil bahwa lump slag tersebut memenuhi persyaratan untuk dipergunakan sebagai agregat kasar.
B ab VI. CONTOH KA SU S halam an: 90
T abel 6.2. M utu lump slag sebagai agregat kasar (ukuran max. 1" dan 1/2")
No.
Jenis Pengujian Hasil Pengujian Persyaratan
min. max.
1. Abrasi, % 22,2 - 40
2. Impact, % 14,9 - 30
3. Crushing Value, % 20,5 - 30
4. Soundness, % 1,4 - 12
5. Kelekatan terhadap aspal, % 95 95 -
6. Partikel ringan, % 0,0 - 5
7. Berat jenis:
-B u lk 3,75 2,5 -
-S S D 3,76 2,5 -
- Apparent 3,79 2,5 -
8. Penyerapan, % 0,35 - 3
9. Berat jenis lepas, kg/1 1,92 1,2 -
10. Kepipihan, % 35,76 30
11. Gradasi, % lolos:
1" 100,00 - -
3/4" 88,32 - -
1/2" 48,37 - -
3/8" 27,30 - -
No. 4 4,80 - -
No. 8 2,21 - -
No. 30 1,90 - -
No. 50 1,60 - -
No. 100 1,07 - -
No. 200 0,62 - -
Pan 0 - -
12. Alkali reaktif Tidak reaktif Tidak reaktif
Tabel 6.3. Pengujian gradasi lump slag sebagai agregat k asar (m ax 1/2")
No. Jenis Pengujian Hasil Pengujian Persyaratan
min.
max.
1. Gradasi, % lolos;
1/2" 99,77 -
3/8" 95,80 -
B ab VI. C O N T O H KASU S h alam an : 91
No. 4 56,50
No. 8 29,50
No. 30 11,99
No. 50 7,97
No. 100 5,16
No. 200 3,00
Pan 0
Dari hasil penelitian diatas tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan dan saran sebagai berikut:
1. Lump slag dapat dimanfaatkan sebagai agregat pada beton aspal campuran panas bacp type IV dan bacp V.
2. Hasil rata-rata percobaan Marshall terhadap aspal betoh (type IV dan type V) yang menggunakan lump slag akan menghasiikan suatu hasil yang optimum apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut:
PERSYARATAN TYPE IV T Y P E Y
Kadar aspal (%) 5,58 5,47
Density (ton/m3) 2,8387 2,855
Rongga terisi aspal (%) 78,5 78,5
Rongga terhadap campuran (%) 4,1 4.06
Stabilitas (kg) ± 1 3 5 2 ± 1 3 5 8
Kelelehan (mm) 2,53 2,58
Marshall quotient (kg/mm) 531 523
3. Marshall quotient (kekakuan) beton aspal campuran panas gradasi rapat dengan lump slag sebagai agregat relatif tinggi (>350 kg/mm) sehingga aplikasinya harus pada struktur perkerasan jalan yang mantap.
2. Penggunaan lump slag pada beton semen
Dari hasil pengujian mutu lump slag (tabel 6.4.) menunjukkan bahwa
B ab VI. C O N T O H K A S V S halam an: 92
penggunaan lump slag sebagai agregat kasar untuk bahan campuran beton semen memenuhi persyaratan.
Tabel 6.4. Hasil pengujian lump slag sebagai agregat kasar
No. Jenis Pengujian Hasil Pengujian Persyaratan
min.
max.
1. Analisa saringan “/ojumlah melalui: - -
- - -
3/4" 100 - -
3/8" 56 - -
No. 4 0 - -
No. 8 0 - -
No. 16 0 - -
No. 30 0 - -
No. 50 0 - -
No. 100 0 - -
2. Modulus kehalusan 6,64 - -
J. Berat isi
- Gembur (kg/1) 1,92 1.2 30
- Padat (kg/1) 2,45 - -
4. Berat jenis
- Kering 3,78 2,3 -
-JK P 3,78 2,3 -
- Semu 3,79 2,3 -
5. Peresapan (%) 0,14 - 5
6. Abrasi (keausan) (%) 21,4 - 50
7. Impact value (%) 14,9 - ■ 30
8. Crushing value ( % ) 20,5 - 30
9. Kotoran organik < No. 3 - No. 3
Dari hasil percobaan tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan dan saran sebagai berikut:
1. Lump slag dapat digunakan sebagai agregat atau filler pada beton semen antara lain untuk mutu K225, K250, K350 (Pada percobaan ini hanya dipergunakan tiga mutu beton tersebut, jadi tidak menutup kemungkinan dipergunakan pada mutu beton yang lain).
2. Dengan perencanaan campuran yang sama, mutu kekuatan tekan beton semen dengan agregat lump slag lebih tinggi 15 % dari mutu kekuatan tekan beton semen dengan agregat konvensional.
3. Dengan perencanaan campuran yang sama, mutu kekuatan tarik beton semen dengan agregat lump slag lebih tinggi 25 % dari mutu kekuatan tarik beton semen dengan agregat konvensional.
Bab VI. C O N TO H K A SU S halam an: 93