USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM
KOPERASI AKAR HIJAU SEBAGAI COOPERATIVE DEVELOPMENT OF REFORESTATION DALAM
KEMANDIRIAN MANAJEMAN DAN MENGELOLA RECYCLING PAPER UNTUK MENCAPAI GREEN POINTS
SERTA MENGHASILKAN PRODUK YANG DAPAT MEMENUHI KEBUTUHAN UNIVERSITAS
BIDANG KEGIATAN:
PKM-GT
Diusulkan oleh:
Bildiosta Sappar (115030200111123 / 2011) Rafles Wilson Tambunan (115030200111126 / 2011) Moh. Nur F. (115030213111004 / 2011) Rahmawati Sihite (125030800111036 / 2012) Ainur Rochmah (125030207111088 / 2012)
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2013
ii
iii KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan karuniaNya kami dapat menyelesaikan karya tulis ini tepat pada waktunya. Membangun dan mengelola serta menyelesaikan permasalahan lingkungan yang terjadi di wilayah universitas sudah merupakan kewajiban bagi seluruh kalangan yang berhubungan dengan dinas pendidikan terutama bagi kalangan universitas sebagai tuan rumah dari tempat berlangsungnya sistem pendidikan di perguruan tinggi
Dengan adanya lembaga yang memiliki fokus untuk pengelolaan lingkungan dan sampah yang baik dan benar, maka semua permasalahan yang terjadi di lingkungan kampus dapat terselesaikan dengan baik dan sempurna, Untuk itu penulis menuangkan ide dan kreativitasnya dalam sebuah karya tulis yang berjudul Koperasi Akar Hijau sebagai Cooperative Development of Reforestation Dalam Kemandirian Manajeman dan Mengelola Recycling Paper Untuk Mencapai Green Points Serta Menghasilkan Produk yang Dapat Memenuhi Kebutuhan Universitas
Sejak awal hingga awal penulisan ini ,tidak sedikit bantuan yang penulis terima dan karenanya dalam kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada:
1. Drs. Heru Susilo, M.A selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Adminstrasi yang telah membimbing dan mendukung penulis untuk menyelesaikan tepat waktu dan terarah.
2. Ir. H.RB. Ainurrasyid, MS selaku Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan yang telah membimbing dan mendukung penulis untuk menyelesaikan tepat waktu dan terarah.
2. Trisnawati, S.Sos M.AP selaku dosen pembimbing yang telah mendampingi penulis dalam penulisan.
3. Rekan-rekan RSC FIA-UB yang memberikan bantuan berupa dukungan moral dan material hingga terselesaikannya karya tulis ini.
Demi kesempurnaan penulisan ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.Kemudian harapan kami, karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Malang, 25 Maret 2013
Tim Penulis
iv DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... v
RINGKASAN ... vi
PENDAHULUAN LATAR BELAKANG ... 1
TUJUAN ... 3
MANFAAT ... 3
GAGASAN ... 3
Gambaran Umum Perguruan Tinggi dengan Management of Waste di Indonesia... 3
Gambaran Koperasi Hijau Sebagai Cooperative Developmen of Refrestation ... 5
Konsep Kooperasi Akar Hijau sebagai Cooperative Development of Reforestation dan tercapainya Green Point... 5
Peranan Koordinator Fakultas dalam pelaksanaan program Koperasi Akar Hijau ... 11
Analisa Implementasi Koperasi Aka Hijau ... 12
KESIMPULAN ... 13
DAFTAR PUSTAKA ... 14
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 14
v DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan koperasi Akar Hijau ... 6
Gambar 2. Proses Implementasi Program ... 7
Gambar 3. Susunan Agen dan Pelaksanaan Koperasi Akar Hijau ... 11
Gambar 4. Sentralistik ... 12
Gambar 5. Desentralistik ... 11
vi RINGKASAN
Koperasi Akar Hijau sebagai Cooperative Development of Reforestation dalam Kemandirian Manajeman dan Mengelola Recycling Paper untuk Mencapai Green Points Serta Menghasilkan Produk yang Dapat Memenuhi
Kebutuhan Universitas.
Oleh: Bildiosta Sappar, Rafles Wilson Tambunan, Moh.Nur F, Rachmawati Sihite, Ainur Rochmah
JalanVeteran No. 06, Malang 65145
Lembaga Pendidikan memiliki tugas pokok untuk mengelola pendidikan moral, nilai dan berbagai ilmu kepada seluruh warga Negara serta harus mengaplikatifkan keilmuan yang telah diberikan. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No.20 Tahun 2003 pasal 20 ayat 2 dikatakan bahwa “ Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan,penelitian dan pengabdian masyarakat.” Padahal Universitas merupakan salah satu penyumbang sampah terbesar dalam suatu kota, dengan penduduk yang terus berkembang sejalan dengan semakin meningkatnya jumlah mahasiswa di universitas tersebut.
Selama ini kampus hanya memberikan program yang belum efektif dan efisien karena belum adanya lembaga yang memiliki fokus untuk pengelolaan lingkungan dan sampah yang baik dan benar, yang mana program itu adalah green campus yang hanya mencakup aspek ruang terbuka hijau, pengendalian gas emisi, pengolahan limbah, dan alternatif energi ramah lingkungan. Oleh karena itu Kooperasi Akar Hijau sebagai Cooperative Development of Reforestation yang direkomendasikan oleh penulis merupakan lembaga kemahasiswaan yang mencakup keseluruhan universitas dan memiliki tingkatan yang sama dengan UKM atau Koperasi Universitas yang telah lebih dulu ada, Dengan tujuan umum untuk membangun dan mengelola serta menyelesaikan permasalahan lingkungan yang terjadi di wilayah universitas.
Hal ini dimulai dengan membentuk jaringan dari supra sistem, sistem dan sub sistem, sehingga terciptanya susunan alur koordinasi, pengontrolan dan pelaksanaan yang baik serta memiliki fungsi dan tuntutan kerja yang jelas. Aktor yang berperan dalam sistem ini adalah Perguruan Tinggi / Universitas, Lembaga Lingkungan Universitas / Fakultas, Koperasi Universitas, LSM Lingkungan, Pihak Swasta, Semua Fakultas yang ada di dalam Universitas yang bersangkutan, Mahasiswa, TPS dan Agen lainya. Program ini akan sangat berhasil bila keseluruhan agent menjalankan fungsi dengan baik dan saling berkomunikasi dan berkoordinir sehingga terciptanya sinergitas antar agent yang akan mampu memberika solusi dari permasalahan lingkungan.
Kesimpulan yang dapat diambil yaitu Penerapan konsep Koperasi Akar Hijau dengan melalui proses dari kajian-kajian hingga merumuskan metode yang efektif dan efisien hingga ke bagian teknis sehingga dalam pelaksanaan program dapat berjalan dengan baik, serta menyelesaikan permasalahan lingkungan dengan baik yang bersinergi dengan meningkatkan nilai kenyamanan dan estetika lingkungan yang dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat perguruan tinggi.
Kata Kunci : Koperasi Akar Hijau, Perguruan Tinggi / Universitas, Sampah
1
PENDAHULUAN Latar Belakang
Lembaga Pendidikan memiliki tugas pokok untuk mengelola pendidikan moral, nilai dan berbagai ilmu kepada seluruh warga negara yang menjadi hal penting bagi kemajuan sebuah bangsa. Selain itu lembaga pendidikan menjadi lembaga percontohan yang dilihat dari sistem kerja, manajeman, birokrasi dan dari berbagai aspek. Perguruan tinggi merupakan lembaga pendidikan tertinggi di Indonesia dimana selain mengajarkan ilmu, perguruan tinggi juga harus biasa melakukan implementasi dari keilmuan yang telah diberikan. Dengan penerapan yang baik guna menyelesaikan berbagai permasalahan yang terjadi, salah satunya adalah permasalahan lingkungan dan pengelolaan sampah.
Sesuai dengan isi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi seperti yang diamanatkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No.20 Tahun 2003, merupakan syarat wajib yang harus dipenuhi dan dijalankan oleh perguruan tinggi yang ada di Indonesia. Dalam pasal 20 ayat 2 dikatakan bahwa “Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.” Sangat jelas dalam Tri Dharma perguruan tinggi, peran dari mahasiswa tidak hanya sekedar menuntut ilmu, tetapi juga mengharuskan mahasiswa ikut serta dalam penelitian dan pengabdian masyarakat.
Pendidikan dan kesadaran dibidang pengelolaan limbah dan sampah yang semakin penting dari perspektif global dan manajemen sumber daya. Timbulnya berbagai masalah lingkungan dan sampah, tidak hanya melihat kondisi lingkungan kampus, tetapi harus biasa menciptakan keamanan, kenyamanan, dan keindahan wilayah. Diperkuat dengan pendapat dari Departemen Pekerjaan Umum Kota Semarang (2008), dalam pengertian pengelolaan sampah 3R secara umum adalah upaya pengurangan pembuangan sampah, melalui program menggunakan kembali (Reuse), mengurangi (Reduce), dan mendaur ulang (Recycle). Sehingga harus ada bidang lain yang harus dikembangkan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut seperti pengololaan sampah.
Universitas merupakan salah satu penyumbang sampah terbesar dalam suatu kota, dengan penduduk yang terus berkembang sejalan dengan semakin meningkatnya jumlah mahasiswa di universitas. Sampah tersebut dihasilkan dari mahasiswa baik dari dalam maupun diluar kampus, misalnya sisa-sisa makanan, sampah tanaman ataupun sampah dari sisa perkantoran seperti, berbagai macam jenis sampah kertas. Oleh karena itu, sudah saatnya perguruan tinggi memberikan kontribusi dalam pengelolaan sampah, dimana akan menjadi contoh yang sangat baik untuk pembelajaran bagi mahasiswa dan masyarakat.
Dalam penelitian yang terkait dengan pengelolaan sampah dikampus, salah satunya yang dilakukan oleh Mohammad Mirwan (2003) di kampus UPN Veteran Jawa Timur. Kampus UPN Veteran tersebut memiliki mahasiswa sebanyak + 8.000 orang, luas lahan sebesar 21 Ha, dan memiliki beberapa bangunan perkantoran, ruang kuliah, laboratorium, kantin, pusat kegiatan mahasiswa, UKM, lapangan olahraga, dan lahan terbuka. Sementara di Universitas Sumatera Utara (USU) yang memiliki lahan lebih luas yaitu sebesar 122 Ha dan jumlah mahasiswa yang lebih banyak yaitu + 34.000 orang, dan memiliki beberapa bangunan seperti halnya kampus UPN, tentu akan menghasilkan timbulan sampah yang lebih besar pula yang diikuti dengan kenaikan jumlah mahasiswa.
2
Sampah yang menjadi penyumbang terbanyak didalam kampus yaitu sampah kertas, majalah, koran, buku dan sejenisnya, yang dihasilkan dalam proses akademi dan juga bidang administrasi diberbagai kantor. Produk tersebut adalah hasil olahan yang berasal dari alam, dimana harus mengeksplorasi hutan untuk memperoleh bahan bakunya, sehingga alam hanya akan sebagai objek capitalism yang hanya diambil maanfaat tanpa ada perbaikan secara signifikan. Dapat dipastikan meningkatnya kebutuhan kertas maka akan menaikan juga tingkat ekspolrasi hutan, disertai dengan dampak kerusakan lainnya yang semakin parah.
Dilihat dari jenis dan sifat sampah kertas, masih dapat diolah kembali menjadi kertas siap pakai dan dapat digunakan kembali oleh seluruh bagian universitas untuk memenuhi kebutuhan yang besar akan kertas.
Kenyataannya universitas memiliki kebutuhan yang sangat besar terhadap konsumsi kertas, sedangkan untuk memenuhi kebutuhan kertas, universitas dapat membuat sebuah inovasi perubahan terhadap sistem pengelolaan dan pengolahan sampah yang telah ada. Tidak hanya bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan, tetapi bagaimana mengelola sampah kertas dengan baik sehingga dapat memenuhi kebutuhan kertas, yang akan mewujudkan sifat kemandirian dari konsumsi kertas bagi universitas.
Dengan menumbuhkan sikap kemandirian terhadap pengelolann lingkungan dan limbah, akan menciptakan lingkungan yang hijau. Kegiatan ini difokuskan pada upaya-upaya untuk mengendalikan dan menanggulangi masalah lingkungan yang diawali dengan merumuskan, mengkoordinasikan dan memantau pelaksanaan kebijakan sektoral, keruangan dan fungsional. Kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam program ini sebagai contoh dapat berupa kebijakan Clean Development Mechanism (CDM), maka perlu suatu koordinasi dan fasilitator guna mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan selain meningkatkan kemitraan secara global.
Untuk mendukung tercapainya koordinasi, perlu adanya rumusan kebijakan serta perangkat kelembagaan yang efektif sehingga terciptanya sistem koordoinator antar sektor kelembagaan guna mewujudkan kemandirian manajeman. Secara langsung akan melaksanakan komitmen nasional sesuai dengan isi UUD Nomor 18 tahun 2008 dan Permendagri Nomor 33 tahun 2010 tentang pengolalan sampah serta komitmen internasional dalam kaitannya dengan Saving World.
Upaya yang dilakukan oleh stakeholder kampus yang sudah ada masih belum menemukan jalan keluar yang efektif, efisien dan berprospek untuk pembangaunan sumber daya serta pengembangan kewirausahawan mahasiswa.
Bentuk program-program yang sedang digalakkan saat ini adalah green campus yang mencakup aspek ruang terbuka hijau, pengendalian gas emisi, pengolahan limbah, dan alternatif energi ramah lingkungan.
Semua itu tidak akan efektif jika belum ada lembaga yang memiliki fokus untuk pengelolaan lingkungan dan sampah yang baik dan benar, dimana tidak hanya menghasilkan kompos atau pun produk kreativitas daur ulang lainnya, tetapi menghasilkan produk yang dapat dipergunakan kembali dan memenuhi kebutuhan universitas. Dibutuhkan konsolidasi dan kooperasi antar pemerintah, perguruan tinggi, fakultas dan lembaga lingkungan yang sudah ada, serta aktor-aktor lain untuk mewujudkan lingkungan yang hijau dan nyaman dangan penglolaan sampah secara mandiri. Berdasar pemaparan di atas penulis menyimpulkan, diperlukannya
3
jaringan dan lembaga yang kuat yang saling berkontribusi guna membangun kehidupan kampus hijau.
Dengan pengelolaan sampah dan lingkungan yang baik serta membangunan jiwa enterprenership dan kualitas sumber daya manusia yang dapat bernilai bisnis, dengan didasari penyelesaian permasalahan lingkungan. Maka dari itu penulis mengangkat gagasan Koperasi Akar Hijau sebagai Cooperative Development of Reforestation dalam Kemandirian Manajeman dan Mengelola Recycling Paper untuk Mencapai Green Points Serta Menghasilkan Produk yang Dapat Memenuhi Kebutuhan Universitas.
Tujuan Penulisan
1. Memaparkan Koperasi Akar Hijau sebagai Cooperative Development of Reforestation demi terlaksananya kemandirian pengelolaan lingkungan dan sampah.
2. Menjelaskan penerapan dan metode Kemandirian Manajeman dan mengelola Recycling Paper untuk mencapai Green Point sebagai terlaksananya Lingkungan yang hijau.
3. Menganalisis Kemandirian Manajeman dan mengelola Recycling Paper sebagai solusi menciptakan dan menghasilkan produk yang dapat memenuhi kebutuhan universitas serta mengembangkan creativity dan entrepreneurship mahasiswa.
Manfaat Penulisan 1. Manfaat Teoritis
Dapat dijadikan acuan penelitian untuk meningkatkan kebersihan dan kenyamanan lingkungan serta pembelajaran lingkungan hijau di kampus.
2. Manfaat praktis
a. Menciptakan lingkungan kampus yang hijau dan nyaman.
b. Membangun hubungan bilateral antar lembaga lingkungan kampus dan hubungan antar fakultas untuk memajukan kualitas pendidikan dan lingkungan.
c. Membangun kreatifitas dan kewirausahaan mahasiswa dalam pengolahan sampah dan menyadarkan mahasiswa akan pentingnya menjaga dan membangun lingkungan dengan pengelolaan yang baik, supaya dapat diterapkan di daerah lain.
GAGASAN
Gambaran Umum Perguruan Tinggi dengan Management of Waste di Indonesia
Lembaga Pendidikan dipandang dari berbagai bidang dan kelembagaan diyakini menjadi lembaga yang memiliki faktor penting dan sentral terhadap perkembangan bangsa. Tidak hanya memberikan pengelolan yang baik dalam pendidikan formal, tetapi mengembangkan pendidikan terhadap moral bangsa dan lingkungan, lembaga pendidikan sebagai aktor penting dalam perubahan dan pengembangan atau agents of change terhadap perubahan dalam berbagai aspek.
Penyelesaian pada permasalahan ekonomi, kemiskinan, peningkatan kualitas kesehatan dan menjaga lingkungan serta perubahan pada sistem pendidikan formal dan in-formal pada anak-anak bangsa. Perguruan tinggi
4
mempunyai kewajiban utama yang tertuang dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi yang harus ditunaikan yaitu pendidikan & pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat dimana salah satu tujuannya adalah sumber daya manusia (SDM) yang bermutu tinggi.
Dalam Dharma pertama, senghasilkan sumber daya manusia yang mempunyai keilmuan dan wawasan yang memadai, dimana para luluasan perguruan tinggi nantinya akan mampu menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat. Dharma kedua, perguruan tinggi diharapkan mampu mengembangkan ilmu sehingga dapat memberikan kontribusinya bagi pengembangan IPTEK dan pembangunan. Produk dharma kedua ini dapat berupa buku ilmiah, karya ilmiah berupa laporan hasil penelitian, seminar, publikasi ilmiah, paten atau yang sejenis.
Dharma ketiga, perguruan tinggi diharapkan mampu memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada dimasyarakat, termaksud perkembangan pengelolaan lingkungan yang sekarang menjadi trend center dan diulas dari berbagai sudut pandang dan berbagai bidang seperti media masa, dosen dan para tokoh pendidikan dan lingkungan. Dapat diambil contoh dengan memperhatikan permasalahan lingkungan yang dapat dimulai dari sektor internal kampus seperti mengembangan hasil kajian IPTEK yang hendaknya didesiminasikan ke masyarakat serta mahasiswa secara luas. Setidaknya memiliki perencanaan, perumusan dan realisasi program yang berhubungan secara langsung dengan permasalahan, sehingga dapat diselesaikan dengan baik.
Banyaknya perguruan tinggi di Indonesia menjadi hal yang baik dan membanggakan bagi bangsa dan negara, tetapi banyak aspek yang menjadikan perguruan tinggi sebagai dilemma. Karena hanya sebagian kecil perguruan tinggi yang memiliki perencanaan dan pengembangan yang matang dalam pelaksanaan program lingkungan untuk menciptakan sistem lingkungan yang baik. Dalam merealisasikan berbagai perencanaan dan program harus memiliki managamen yang baik, sehingga dapat berjalan sesuai rencana dan mencapai tujuan dari program tersebut.
Berbagai perguruan tinggi sering melakukan penelitian yang menghasilkan berbagai macam kesimpulan saran dalam perencanaan program, walaupun masih berbentuk prototype yang dapat di implementasikan secara baik serta memiliki sifat ramah lingkungan, walaupun harus melewati kajian lanjutan.
Tetapi hal tersebut biasanya hanya terjadi pada perguruan tinggi yang tergolong besar seperti Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Universitas Brawijaya, Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, dan beberapa universitas besar lainnya. Pengelolaan Lingkungan tidak hanya dalam bentuk peraturan perguruan tinggi tetapi harus dapat dilaksanakan dan memiliki tujuan yang jelas, dimana perguruan tinggi juga harus ikut serta dalam pelaksanaanya pada seluruh bagian dari fakultas, lembaga mahasiswa tangkat universitas dan fakultas.
Dengan mengkoordinir berbagai tingkatan dan sektor dalam proses kinerjanya, serta menentapkan lembaga yang memiliki tugas khusus untuk pengelolaan lingkungan dan sampah. Untuk menciptakan hal tersebut, perguruan tinggi harus memiliki Management of Waste. Pelaksanaan pengelolaan lingkungan dan sampah dengan penggunaan Management of Waste dengan sistematika pelaksanaan dan jaringan komunikasi baik sehingga menciptakan alur koordinasi yang mandiri berbasis fungsional sesuai dengan metode pelaksanaannya.
5
Gambaran Koperasi Akar Hijau Sebagai Cooperative Development of Reforestation
Permasalahan Lingkungan di masyarakat menjadi salah satu topik utama dan menjadi perhatian penting dalam berberapa waktu lalu. Dalam hal ini peran dari perguruan tinggi sangatlah sentral di Indonesia, dimana sebagai lembaga pendidikan tertinggi yang menjadi percontohan dan pembelajaran bagi lembaga lainnya. Serta menjadi pelopor tentang bagaimana pengelolaan lingkungan serta pengolahan limbah dan sampah yang baik, terutama secara umum untuk masyarakat dan secara khusus untuk sesama lembaga pendidikan dari SD, SMP, SMA dan sesama perguruan tinggi.
Berdasarkan tujuan tersebut, perubahan harus dilakukan oleh perguruan tinggi dari berbagai aspek, yaitu perubahan dalam segi peraturan perguruan tinggi hingga sistem koordinasi antar sektor, salah satunya sektor fakultas dan berbagai elemen yang menjadi bagian dalam perguruan tinggi. Terutama pembentukan kelembagaan yang memiliki fungsi untuk menjalankan, mengontrol dan mengkoordinasi program, sehingga tercapainya tujuan dari plaksanaan program.
Sesuai pernyataan dari Organisasi Pangan Dunia (FAO), dalam Suryana, 2005, yang menjabarkan bahwa manajemen dan konservasi basis sumberdaya alam dan orientasi perubahan teknologi serta kelembagaan guna menjamin tercapainya dan terpuaskannya kebutuhan manusia generasi saat ini maupun mendatang.
Sesuai pernyataan tersebut, pelaksanaan dari perubahan manajeman dan kelembaga harus dilakukan, dimana disesuaikan dengan kemajuan IPTEK, lingkungan, kebutuhan serta munculnya berbagai permasalahan baru. yang tidak hanya menggunakan pemecahan masalah dengan solusi klasik yang tidak dapat menyelesaikan secara keseluruhan. Dengan penggunaan perencanaan dan program- program yang baru, diaharapkan dapat menyelesaikan permasalahan yang terjadi sesuai dengan perubahan masalah yang semakin kompleks. Walaupun secara khusus produk yang diolah yaitu kertas, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa dapat mengelola sampah lainnya dengan kreatif.
Pemilihan sampah kertas untuk diolah, karena sampah ini dihasilkan terus menerus dari berbagai sektor, tetapi penyelesaian dari pengelolaan sampah tersebut hanya dengan solusi klasik. Dimana sampah kertas hanya dikumpulkan secara individual atau bagian-bagian kecil di perguruan tinggi, lalu sampah kertas tersebut hanya dijual ketempat barang bekas kepada pengepul, tanpa ada koordinasi yang jelas dan khusus dalam pengelolaannya. Padahal konsumsi kertas di perguruan tinggi sangat tinggi, dilihat dari jenis dan sifatnya, kertas masih dapat diolah kembali menjadi bentuk fisik yang sama, berupa kertas jadi yang siap pakai dan merupakan kebutuhan utama dalam proses kelembagaan perguruan tinggi.
Dengan menggunakan konsep dan program dari Kooperasi akar hijau sebagai Cooperative Development of Reforestation dengan menggunakan sistem kemandirian manajeman dan mengelola Recycling Paper. Untuk dapat melaksanakan jaringan pengelolaan sampah secara mandiri, profitebel serta dapat bersinergi dengan berbagai lembaga yang saling berkoordinir untuk mengedepankan kepentingan bersama, lingkungan dan pendidikan.
Konsep Kooperasi Akar Hijau sebagai Cooperative Development of Reforestation dan tercapainya Green Point
6
Kooperasi Akar Hijau merupakan lembaga kemahasiswaan yang mencakup keseluruhan universitas dan memiliki tingkatan yang sama dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) atau Koperasi Universitas yang telah lebih dulu ada, yang ditunjuk dan dibawahi oleh perguruan tinggi, dengan tujuan umum untuk membangun dan mengelola serta menyelesaikan permasalahan lingkungan yang terjadi di wilayah universitas.Konsep awal dari terbentuknya Kooperasi Akar Hijau sebagai Cooperative Development of Reforestation adalah membentuk kelembagaan yang mandiri dalam pengelolahan lingkungan dengan menyusun jaringan kerjasama berbentuk stekholder atau stuktur koordinator dari keseluruhan bagian-bagian di universitas.
Dalam membangun Garbage Network Systems (GNS), dimulai dengan membentuk jaringan dari supra sistem, sistem dan sub system sehingga terciptanya susunan alur koordinasi, pengontrolan dan pelaksanaan yang baik serta memiliki fungsi dan tuntutan kerja yang jelas. Garis besar dari keuntungan dalam terbentuknya kelembagaan tersebut yaitu dari segi perguruan tinggi, dapat melaksanakan dan mewujudkan peraturan pengelolaan lingkungan serta menciptakan kemandirian dalam manajeman lingkungan. Sedangkan dari segi mahasiswa, mendapatkan kenyamanan dimana lingkungan kampus menjadi bersih, indah dan asri yang secara langsung akan membangun atmosfer yang akan meningkatkan motivasi dan minat untuk belajar. Berikut adalah bagan pembentukan Koperasi Akar Hijau,
Gambar.1 Bagan Kooperasi Akar Hijau Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2013
Hubungan dari universitas selaku sektor supra sistem, Koperasi akar Hijau sebagai sistem dan sektor sub system terdiri dari fakultas hingga komponennya didalamnya dari mahasiswa, TPS dan lembaga lingkungan fakultas.
Dalam implementasi dari program Koperasi Akar Hijau, bersifat koordinatif dimana sektor satu dengan sektor lainnya dalam struktur yang saling berkerjasama untuk pengelolaan lingkungan dan sampah.
Susunan pengurus dalam Lembaga Koperasi Akar Hijau, diasumsikan sebagai penghubung antar masing-masing sektor dimana menjadi motor penggerak
7
yang menjadi sentral dalam pelaksanaan dari program. Dimana dengan terbentuknya kelembagaan tersebut dan melaksanakan rangkaian program, sesuai dengan konsep dan tujuan tiap program yang berbeda. Keterlibatan mahasiswa merupakan hal yang menjadi prioritas, dengan dibimbing oleh agent pendukung seperti dosen dan staf yang ditunjuk oleh Universitas dengan melalui kajian terlebih dahulu yang berkompeten dalam bidang lingkungan atau disesuaikan dengan program yang dilaksanakan. Dengan tujuan sebagai pembelajaran dalam developing creativity dan entrepreneurship, yang menjadi pendukung dari program kuliah nyata atau sejenisnya yang ada di perguruan tinggi.
Sementara untuk pihak support internal yaitu lembaga lingkungan Universitas/Fakultas yang sudah ada terlebih dahulu, yang ditempatkan sebagai penyumbanga pendapat, pandangan dan dukungan dalam pelaksanaan program yang akan dilaksanakan, khususnya dalam pengelolaan lingkungan dan sampah.
Sedangkan untuk pihak koperasi Universitas sebagai pendukung dalam pengelolaan manajeman ekonomi atau keuangannya. Untuk pihak LSM lingkungan dan swasta sebagai support eksternal, yang mendukung dalam penyediaan dana tambahan dimana dapat menjadi sponsor dalam pelaksanaan program ataupun event-event lingkungan di perguruan tinggi.
Pentingnya pihak perguruan tinggi untuk membangun lembaga Koperasi Akar Hijau adalah sebagai lembaga yang dapat menyelesaikan berbagai permasalahan lingkungan dengan menjalankan dengan Cooperative Development of Reforestation dan tercapainya Green Point sehingga menjadi lembaga yang mandiri dan prospek profit yang jelas, sehingga kedepannya menjadi nilai integrasi yang positif bagi universitas. Implementasi dari program yang akan dirancang oleh Koperasi Akar Hijau, dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar.2 Proses Implementasi Program Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2013
Pembentukan dan pelaksanaan program dalam Koperasi Akar Hijau delakukan melalui alur kajian program kelembagaan. Koperasi Akar Hijau memiliki bagian-bagian sentral dalam kajian program lingkungan meliputi kajian Clean Development Mechanism (CDM) yaitu pengelolaan dan pembangunan
8
lingkungan dari air, tanah dan udara. Kajian Garbage Network Systems (GNS) yaitu jaringan pengolahan sampah terutama kertas atau Recycling Paper.
Sedangkan dalam kajian upgrading students yaitu mengikutsertakan mahasiswa dalam pelaksanaan program dan pengelolaan bisnis dengan tujuan meningkatkan kualitas, kreativitas dan jiwa kewirausahawan, yang secara keseluruhan untuk mencapai Green Point sebagai terlaksananya lingkungan hijau.
Melalui kajian yang melibatkan perwakilan dari seluruh bagian koordinator untuk mendiskusikan dan merumuskan metode penerapan dalam menyelesaikan permasalahan lingkungan. Pembahasan metode penerapan tersebut untuk menentukan metode yang efektif dan efisien serta kesepakatan dan komitment bersama, dalam pelaksanaan program seluruh sektor dapat melaksanakannya dengan baik dan benar sehingga mempercepat tercapainya tujuan dari program. Setelah metode penerapan disetujui tahap selanjutnya adalah mempublikasikan program kepada susunan eksekutor atau pelaksana program.
Dalam publikasi program, mengikutsertakan bagian dari fakultas dan lembaga lainnya hingga mahasiswa dengan menggunakan sistem jaringan yang terkait dengan penyuluhan program yang akan diterapkan di universitas. Publikasi melalui media sosial dapat melalui pembritahuan langsung seperti spanduk dan media online resmi yaitu dan media lainnya. Setelah program telah terpublikasi dengan baik maka pelaksanaan program dapat dimulai, setelah berjalan untuk beberapa minggu sesuai penetapan sebelumnya dapat diadakan evaluasi program.
Melalui sistem komunikasi resmi yaitu memberikan surat edaran kepada seluruh fakultas, lembaga dan bagian perkantoran di perguruan tinggi. Konsep yang akan di implementasikan dalam program Koperasi Akar Hijau yaitu:
1. Kebijakan dan peraturan dari perguruan tinggi dalam penegasan dan pelaksanaan program yang berkaitan dengan kepedulian terhadap pembangunan, pengelolaan dan pengolahan lingkungan dan sampah.
2. Perilaku pelaksanaan nya dengan kemandirian manajeman dan mengelola Recycling Paper, yang terkait dengan Integritas perguruan tinggi
3. Sarana, prasarana dan kegiatan yang merupakan penunjang program yang berkaitan dengan ramah lingkungan, pengolahan lingkungan yang didasari CDM.
Outcome yang diharapkan dari Koperasi Akar Hijau dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Jangka pendek, dengan menerapkan satu persatu program yang telah dirancang, dengan pelaksanaan secara berkala dan melakukan pengawasan serta pengontrolan yang disertai evaluasi program. Tenciptanya perubahan dari atmosfer lingkungan dalam tingkat kenyamanan dan keindahan lingkungan untuk seluruh bagian perguruan tinggi.
2. Jangka menegah, outcome yang diharapkan adalah telah terlaksananya program-program dan telah memberikan dampak yang signifikan dalam perubahan positif pada lingkungan serta memperluas jaringan kerjasama dari support internal dan support eksternal sehingga dapat merumuskan program baru yang inovatif serta mendapatkan profit dalam penjualan produk hasil pengolahan sampah (daur ulang sampah kertas).
3. Jangka panjang, yaitu peran dari mahasiswa yang diikutsertakan sebagai pelaksana dalam menjalankan program ini dengan tujuan untuk terlaksananya developing creativity dan entrepreneurship serta mempunyai
9
kesadaran akan lingkungan yang baik dan bersih, dimana program-program yang dijalankan dapat diikuti oleh perguruan tinggi lainnya.
Kegiatan yang bersifat teknis dapat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan dari setiap perguruan tinggi yang memiliki struktur dan kebutuhan yang berbeda, kegiatan yang di jalankan tidak tebatas hanya dalam wilayah internal kampus tetapi wilayah eksternal, seperti program pemberdayaan masyaraka. Dalam program-program yang dijalankan Koperasi Akar Hijau memiliki skala yang dapat diukur melalui indikator utama atau green point dalam program ini:
1. Pembangunan berasaskan lingkungan, menjadi konsultator Dengan memberikan pandangan dan usulan dalam pembangunan internal perguruan tinggi yaitu membangun infrastruktur yang harus memperhatikan lingkungan, sehingga tidak merusak ekosistem.
2. Pengelolaan Lingkungan, Mencakup pengolahan sampah dan program- program lingkungan, yang bertujuan untuk memberi kesadaran, pendidikan dan pelatihan. Untuk menyampaikan tentang pentingnya menjaga lingkungan yang sehat dan bersih kepada seluruh mahasiswa dan bagian perguruan tinggi.
3. Pengolahan sampah terutama sampah kertas, untuk menciptakan kemandirian perguruan tinggi dalam mengolah sampah masih belum baik.
Banyak universitas yang hanya mengirim sampahnya ke TPS lalu ke TPA, padahal pengolah sampah dapat dilakuka secara sederhana. Untuk sampah yang digolongkan non-organic yaitu sampah plastik dapat diproses kembali menjadi biji plastik atau menjadi kerajinan tangan, sedangkan sampah organic dapat dijadikan kompos. Untuk sampah kertas yang menjadi fokus utama di perguruan tinggi, diolah kembali menjadi produk kertas yang siap pakai. Nantinya akan didistribusikan kembali kepada seluruh bagian di perguruan tinggi, hal ini yang merupakan terapan dari kemandirian manajeman dan mengelola Recycling Paper.
4. Implementasi Keilmuan Mahasiswa, mahasiswa sebagai mesin penggerak dari Koperasi Akar Hijau, dimana mereka dapat menjalankan bagian-bagian dalam struktur kelembagaannya sesuai kemampuan dan bidang keilmuannya. Dengan pelaksanaan developing creativity dan entrepreneurship sengan mengembangkan bakat, skill dan keilmuanya dalam kerja nyata.
Agent atau aktor yang terlibat dalam pembentukan Koperasi Akar Hijau dan pelaksanaan program-program lingkungan adalah sebagai berikut:
1. Aktor petinggi atau pejabat dari perguruan tinggi merupakan aktor yang membantu dalam memprakarsai terbentukan kelembagaan Koperasi Akar Hijau. Lembaga tersebut akan menjadi eksekutor dalam menyelesaikan permasalahan lingkungan dan sampah. Para petinggi atau pejabat universitas terdiri dari Rektor dan jajaran staf di rektorat, para dosen, akademisi, praktisi dan pegawai universitasi. Para aktor tersebut dipilih oleh universitas untuk menjadi jajaran kepengurusan inti dari Kopersi Akar Hijau, peran dari perguruan tinggi yaitu menjadi sumber dari penganggaran dana utama dari Kopersi Akar Hijau dalam melaksanakan programnya.
2. Kepengurus Koperasi Akar Hijau terdiri atas susunan utama kelembagaan, divisi-divisi kajian, pengelolaan dan pengolahan program lingkungsn. Divisi kajian dibagi menjadi empat yaitu kajian Peraturan Lingkungan,
10
Pengelolaan Lingkungan, Mekanisme Pembangunan dan Penjualan Produk daur ulang yang memiliki sub-bagian, yang terdiri atas pengurus harian yang memiliki fokus kerja yang berbeda-beda. Dalam divisi peraturan lingkungan yaitu memberi kajian dan usulan peraturan lingkungan sehingga dapat terlaksanannya program-program Koperasi. Pada divisi pengelolaan lingkungan terdapat bagian pelestarian lingkungan dan pengolahan sampah.
Untuk divisi mekanisme pembangunan terdiri dari bagian konsultator perencanaan pembangunan, dalam divisi Penjualan Produk daur ulang, dimana divisi ini yang melaksanakan penjualan, promosi dan pencatatan keuangan dalam penjulan produk daur ulang. Adapun pengurus pada divisi dan sub-bagian, dapat menempatkan mahasiswa yang merupakan bagian dari peran eksekutor atau pelaksana.
3. Jaringan koordinator tiap-tiap bagian stakeholder dalam universitas dari supra sistem hingga sub sistem yang dibutuhkan untuk mempermudah alur komunikasi dan pelaksanaan program lingkungan kampus. Dimana koordinator merupakan ketua dari satuan tugas yang telah dibentuk oleh universitas ataupun dapat diserahkan kepada pengurus inti Koperasi Akar Hijau.
4. Peran Fakultas sebagai kepala bagian pada sub sistem, meiliki faktor penting dalam pelaksanaan dan pengotrolan program dalam wilayah internal fakultas, selain dapat membuat peraturan ataupu kebijakan terhadap perubahan pengelolaan lingkungan untuk wilyahnya dapat membantu pembangun infrastruktur. Seperti penyediaan tempat sampah, yang terdiri dari 3 Bak atau tong dimana dibedakan menjadi non-organik, organik, dan kertas, sehingga dapat mempermudah dalam pelaksanaan program pengelola sampah hingga daur ulang sampah.
5. Berkerjasama dengan mahasiswa sebagai pelaksanaan koordinasi serta pengontorol program-program yang direncanakan tidak akan berjalan dengan baik da lancar. Mahasiswa adalah bagianinti dari eksekutor prioritas dalam melaksanakan program ini karena keterlibatan secara langsung, yang diharapkan mampu merubah cara pandang dan motivasi mahasiswa lainnya terhadap lingkungan yang terdapat pada dunia perkuliahan. Ataupun pihak luar seperti LSM dan swasta yang mampu menunjang dalam pendanaan dan pelaksanaan program. Pelasana atau eksekutor program dapat dilaksanakan oleh agen lainnya, seperti pihak cleaning service, pengangkut sampah dan seluruh jajarannya.
6. Keterlibatan sektor swasta dalam penyedia dana, seperti membuat kontrak sebagai sponsor dalam event-event lingkungan dengan pemanfaatan anggaran corporate social responsibility (CSR) dari perusahaan dengan timbal baliknya dapat dengan mempromosikan nama dari pihak swasta dalam pelaksanaan program.
11
Berdasarkan keterangan diatas dapat digambarkan dalam bentuk bagan berikut:
Gambar.3 Susunan agen dan pelaksanaan Koperasi Akar Hijau Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2013
Hubungan antar agent dalam bagan diatas memiliki jaringan koordinasi dan koopertaif, dimana agent koordinator memiliki kewenangan sebagai konseptor atau perencanaan yang disusun, diatur dan dijalankan secara bersama-sama. Pelaku koordinasi sentral yaitu Koperasi Akar Hijau membawahi empat badan kajian yang mana setiap badan kajian berhubungan langsung dengan fakultas-fakultas. Dalam perumusan kajian dilaksanakan dengan rapat yang dilaksanakan oleh kepengurusan Koperasi serta mengundang perwakilan dari keseluruhan bagian sub sistem yaitu fakultas, dimana nantinya akan mengadakan kajian sesuai dengan spesifikasi dan kebutuhan masing-masing.
Bentuk jaringan dalam internal universitas melalui satuan fungsi dan tugas dalam pelaksananaan program untuk mengelola lingkungan hijau serta melakukan pengolahan sampah. Dalam kajiaan yang dilakukan oleh Koperasi Akar Hijau, mengajukan dan memberikan pandangan dari tenaga ahli untuk merumuskan dan mendikusikan penyelesaian dari permasalahan lingkungan dengan konsep, metode dan strategi yang efisien dan efektif dalam penanggulangannya. Tenaga ahli yang digunakan tidak harus dari kalangan support internal yaitu dari dosen atapun peneliti, tetapi dapat dari support eksternal yaitu dari LSM ataupun pandangan dari pengamat lingkungan.
Peranan Koordinator Fakultas dalam pelaksanaan program Koperasi Akar Hijau
Fakultas menjadi bagian alur koordinator yang penting dalam pelaksanaan program dari Koperasi Akar Hijau, dengan fungsi utamanya sebagai monitoring program dalam sekala kecil atau hanya untuk wilayah fakultas, sepeti penghijauan dan penyediaan tempat sampah serta pelaksanaan sosialisasi informasi. Dalam pelaksanaanya kegiatan dan implementasi program untuk memperjelas fungsi dan bentuk realisasinya, berberapa model yang dapat diterapkan :
1. Untuk model pertama berbentuk pemusatan kedalam atau sentralistik, dilakukan pemusatan berberapa program lingkungan yang sederhana untuk
12
mengawalinya dimana secara berkala akan dinaikan menjadi program yang lebih kompleks sesuai dengan yang direncanakan dan disusun oleh satuan penugasan. Fakultas sebagai koordinator dari pelaksanaan program bersekala kecil yang mana tidak memiliki kewenangan dalam menentukan teknis program dalam tingkat fakultas. Tetapi terdapat kelemahan dalam model ini, yaitu fakultas tidak dapat mengembangkan diri yang terbentur dari peraturan dan kontroling pusat.
2. Model kedua yaitu berbentuk pemusatan keluar atau desentralistik, peran dari Fakultas sebagai lingkup plaksanaan atau eksekutor hanya memiliki kewenangan dalam teknis pelaksanaan program tetapi tetap didasari atas metode kajian dari program yang dilaksanakan. Dimana teknis pelaksanaan disini lebih dipandang sebagai penyempurna dari implementasi program dimana setiap fakultas memiliki kebijakan yang berbeda, Koperasi Akar Hijau sebagai agent monitoring yaitu mengamati dan mengontrol terhadap hasil kerja ataupun bentuk plaksanaan program yang dilakukan fakultas.
Pelaksanaan model ini memiliki kendala yaitu dana yang tersedia dan dianggarkan antar fakultas berbeda-beda, sehingga dapat berdampak pada pelaksanaan program dari segi waktu pelaksanaan dan hasil dalam melakukan pengelolaan lingkungan.
Gambar.4 Sentralistik
Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2103
Gambar.5 Desentralistik Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2013 Sumber dana yang kuat merupakan faktor penting dalam pelaksanaan program ini, dimana sumber dana utama didapatkan dari anggaran universitas dan juga anggaran dari fakultas, jika dana yang didapat masih belum cukup maka pihak swasta sebagai fungsi mutualisme yang memiliki pengetian saling mendapatkan keuntungan di kedua pihak dalam pendanaan program. Jaringan koordinator yang memiliki hubungan yang baik maka akan mensukseskan program sehingga mampu menciptakan lingkungan yang nyaman sesuai dengan output dan outcome serta secara tidak langsung akan meningkatkan integritas dan kemandirian universitas.
Analisa Implementasi Koperasi Akar Hijau
Penerapan berbagai program dan kegiatan Koperasi Akar Hijau dapat berjalan efektif dan efisian serta sesuai metode kajian yang telah dirumuskan bila keseluruhan agent menjalankan fungsi dengan baik dan saling berkomunikasi dan berkoordinir sehingga terciptanya sinergitas antar agent yang akan mampu memberika solusi dari permasalahan lingkungan dapat diperjelas sengan adanya
13
pembentukan forum atau rapat yang dibawahi Koperasi Akar Hijau dalam perumusan kajian dari berbagai aspek. Analisis yang digunakan dalam Implementasi program Koperasi Akar Hijau yang dilihat dari segi kelebihan dan kukurangan. Dimana dengan pengunaan analisis ini menjadi suatu keunggulan yang dapat dikembangkan sedangkan kekurangan akan dilakukan kajian ulang untuk mencari solusi dari penyelesaian permasalahan, sehinga program dapat berjalan lebih baik. Keunggulan dalam implementasi program ini yaitu:
1. Membangun kelembagaan Koperasi Akar Hijau sebagai wadah dari pembentukan jaringan yang memiliki manajeman mandiri sehingga akan lebih tersistematis dan terstruktur dalam mencapai kesuksesan program.
2. Membentuk jaringan yang kuat dan terorganisir dengan baik, dengan menggunakan jaringan manajeman yang mandiri, sehingga dapat berkembang dengan lebih baik serta lebih inovasi yang akan lebih efektif dalam menyelesaikan permasalahan yang lebih kompleks.
3. Sebagai konseptor dari program lingkungan yang akan dijalankan pada keseluruhan aspek dan agent dari koordinator hingga eksekutor yang ada di perguruan tinggi, dimana sesuai dengan Undang-undang, Permendagri dan Tri Dharma, sehingga menciptakan Perguruan tinggi yang memiliki intergritas yang baik.
4. Melibatkan mahasiswa yang merupakan agent eksekutor dalam implementasi kegiatan yang mempunyai berdampak sangat positif dalam pembelajaran keilmuan, kemampuan dan menumbuhkan kreatifitas serta jiwa kewirausahawan.
5. Memberikan motovasi terhadap seluruh koordinator dan eksekutor untuk lebih berinovasi dan berkontribusi dalam melakukan penelitian dan pengembangan IPTEK yang berbasis lingkungan, dapat diambil contoh terciptanya teknologi dan energy alternatif yang ramah lingkungan dalam pengelolaan lingkungan dan pengolahan sampah.
Dalam pembentukan program ini tidak menutup kemungkinan memiliki berberapa kelemahan, potensi atau faktor kelemahannya yaitu:
1. Kinerja dari Kelembagaan Koperasi Akar Hijau yang dinyatakan dalam program-program yang dilaksanakannya, masih terbatas pada fokus bidang lingkungan pada lingkup internal perguruan tinggi saja, tetapi dalam perkembangannya dapat memperluas lingkup kinerja pada eksternal perguruan tinggi, dapat berupa penyuluhan atapun pelatihan kepada masyarakat yang dapat digolongkan sebagai pengabdian masyarakat, dalam mengelola lingkungan serta pengolahan sampah menjadi barang jadi.
2. Timbulnya pelaku-pelaku yang dominan atau sebagai pemangku kepentingan yang dapat dilihat dari sektor pendanaan yang merupakan hal penting dalam pelaksanaan program, sehingga akan menciptakan campur tangan luar. Secara tidak langsung akan menurunkan tingkat intergritas dan nilai kemandirian dari Koperasi. Dapat diambil contoh seperti adanya kepentingan-kepentingan tertentu dari pelaku yang mendominasi, dimana memiliki kemungkinan mempengaruhi keputusan ataupun dalam pelaksanaan program yang dapat bertentangan dengan aspek lingkungan yang baik.
Kesimpulan
14
Permasalahan lingkungan Perguruan tinggi mengenai pengelolaan lingkungan dan pengolahan sampah dapat diselesaikan dengan konsep dan program yang dilaksanakan oleh Koperasi Akar Hijau yang melalui berbagai kajian dimana mendapat masukan dari actor yang berkompeten dibidangnya serta para pengamat dan LSM lingkungan. Walaupun terbentur dalam permasalahan penganggaran dana dari perguruan tinggi, tetapai dapat disiasati dengan melakukan kerjasama dan kontrak kepada swasta dan LSM dalam melaksanakan kegiatan dan program sesuai dengan konsep yang dibangun oleh Koperasi Akar hijau. Tidak hanya sebagai Lembaga Kemahasiswaan Universitas tetapi juga sebagai lembaga berbasis lingkungan, selain bertujuan untuk menjaga lingkungan tetapi dapat menyelesaikan berbagai permasalahan terutama kebutuhan universitas akan kertas, dimana dalam pelaksanaan program pengolahan sampah terdapat program recycling paper, yang akan menyelesaikan permasalahan sampah kertas serta kedepannya memiliki nilai profit yang baik.
Koperasi Akar hijau tidak hanya melibatkan pihak internal dalam pelaksanaan program tetapi pihak eksternal, dengan keterlibatannya sebatas pendanaan ataupun usulan dan masukan untuk program yang akan dilaksanakan.
Dengan memberi pelatihan dan keilmuan, memberi informasi dan melakukan kontrak kerjasama kepada pihak swasta untuk memperluas jaringan. Penerapan konsep Koperasi Akar Hijau sebagaimana telah dijabarkan, dengan melalui proses dari kajian-kajian hingga merumuskan metode yang efektif dan efisien hingga teknis dalam pelaksanaan program agar dapat berjalan dengan baik, serta menyelesaikan permasalahan lingkungan dengan baik yang bersinergi dengan meningkatkan nilai kenyamanan dan estetika lingkungan yang dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat perguruan tinggi.
Daftar Pustaka
Undang-Undang Republik Indonesia. No.20 Tahun 2003, no. 26 tahun 2007, no.18 tahun 2008. Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Penglolaan Sampah. (Online) Melalui www.dpr.go.id diakses pada 20 Februari 2013.
PERMENDAGRI. 2010. Nomor 33 tahun 2010 Pedoman Pengelolaan Sampah. (Online) Melalui www.kemendagri.go.id diakses pada 20 Februari 2013.
Arief Fadilah. 2011. Kajian Pengelolaan Sampah Kampus. Fakultas Teknik Universitas Diponogoro. Semarang.
Agus Sugiyono. 2002. Kelembagaan Lingkungan Hidup di Indonesia.
Peneliti BPPT S3 bidang ekonomi, UGM-Yogyakarta.
Bahar. Yul, H. 1986. Teknologi Penanganan dan Pemanfaatan Sampah.
Jakart : PT. Waca Utama Pramaesti.
Fauziatul Husna. Evaluasi Pengelolaan Pusat Pengolahan Sampah ITB Sebagai Bahan DasarKajian Rencana Investasi. Tugas Akhir; 2009.
Mohammad Mirwan. 2003. Penelitian pengelolaan sampah di kampus.
UPN Veteran-Jawa Timur
Departemen Pekerjaan Umum Kota Semarang. 2008. Pengertian pengelolaan sampah 3R. Semarang
Lampiran
15
CURRICULUM VITAE KETUA KELOMPOK
Nama Lengkap : Bildiosta Sappar
NIM : 115030200111123
Jurusan : Ilmu Administrasi Bisnis
Universitas : Universitas Brawijaya
Alamat rumah/no.HP : Jl. Kedawung 10 Gg.8D No.56, Malang/083898683108
CURRICULUM VITAE ANGGOTA KELOMPOK Nama Lengkap : Rafles Wilson Tambunan
NIM : 115030200111126
Jurusan : Ilmu Administrasi Bisnis
Universitas : Universitas Brawijaya
Alamat rumah/no.HP : Jl. MT. Haryono no. 109, Malang /085790876717
CURRICULUM VITAE ANGGOTA KELOMPOK
Nama Lengkap : Moh. Nur F.
NIM : 115030213111004
Jurusan : Ilmu Administrasi Bisnis
Universitas : Universitas Brawijaya
Alamat rumah/no.HP : Jl. Kedawung 10 Gg.8D No.56, Malang/089681912114
Alamat Email : [email protected] CURRICULUM VITAE ANGGOTA KELOMPOK
Nama Lengkap : Rahmawati Sihite
NIM : 125030800111036
Jurusan : Ilmu Administrasi Bisnis Pariwisata
Universitas : Universitas Brawijaya
Alamat rumah/no.HP : Jl. Watuaji 4, Malang/085276927886 CURRICULUM VITAE ANGGOTA KELOMPOK
Nama Lengkap : Ainur Rochmah
NIM : 125030207111088
Jurusan : Ilmu Administrasi Bisnis
Universitas : Universitas Brawijaya
Alamat rumah/no.HP : Jl. Kolonel sugiono Gg IIIb , Malang/085730391552
CURRICULUM VITAE DOSEN PEMBIMBING Nama Lengkap dan Gelar : Trisnawati,S.Sos M.AP
NIP : 198003072008012012
NIDN : 0007038007
Tempat, Tanggal Lahir : Malang, 5 Maret 1975 Alamat di Rumah/no.HP : Villa Bukit Tidar A1 No. 89,
Malang/081333200973
Golongan Pangkat : Penata Muda Tingkatan I/IVB Jabatan Fungsional : Asisten Ahli