• Tidak ada hasil yang ditemukan

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

i USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

REVITALISASI PERAN KARANG TARUNA SEBAGAI KOMUNITAS PENGGERAK ANTIMADAT DAN SEKS BEBAS (KOMPAS) REMAJA DI

KAWASAN LOKALISASI DOLLY, SURABAYA BIDANG KEGIATAN:

PKM-M Diusulkan oleh:

Dedik Sulistiawan 101011027 Angkatan 2010 Lukman Hakim 101011037 Angkatan 2010 Adelia Ratri Mahenda 101111005 Angkatan 2011 Ryan Rizky Bikatofani 101111068 Angkatan 2011 Mursyidul ‘Ibad 101111040 Angkatan 2011

UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

(2)

ii

(3)

iii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... .ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

A. LATAR BELAKANG MASALAH ... 1

B. PERUMUSAN MASALAH ... 2

C. TUJUAN ... 2

D. LUARAN YANG DIHARAPKAN ... 2

E. KEGUNAAN ... 3

F. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN ... 3

G. METODE PELAKSANAAN ... 4

Observasi Pendahuluan ... 5

Advokasi dan Kerja Sama dengan Pihak Terkait ... 5

Pelaksanaan Program ... 6

Evaluasi ... 8

H. JADWAL KEGIATAN ... 8

J. RANCANGAN BIAYA ... 9

K. LAMPIRAN 1. Biodata Ketua serta Anggota Kelompok ... 10

2. Biodata Dosen Pendamping ... 11

3. Peta Kawasan Lokalisasi Dolly ... 12

(4)

iv DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Kegiatan ... 8 Tabel 2. Rancangan Biaya... 9

(5)

v DAFTAR GAMBAR

(6)

1

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Nasib bangsa sepuluh atau dua puluh tahun kedepan tergantung dari baik atau buruknya remaja yang akan menggantikan roda kepemimpinan. Namun kondisi remaja Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Pemerintah menemukan indikator baru yakni makin sulitnya menemukan remaja putri yang masih memiliki keperawanan (virginity) di kota besar. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) berdasarkan survei menyatakan separuh remaja perempuan lajang yang tinggal di Surabaya, Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi kehilangan keperawanan dan melakukan hubungan seks pranikah, bahkan tidak sedikit yang hamil di luar nikah. Rentang usia remaja antara 13-18 tahun yang pernah melakukan hubungan seks di luar nikah tercatat di Surabaya mencapai 54%, di Medan 52 %, Bandung 47 %, dan Jogjakarta 37 %. Alasan remaja perempuan berusia 15-24 tahun yang melakukan hubungan seksual pertama kali sebelum menikah adalah terjadi begitu saja (38,4%), dipaksa oleh pasangannya (21,2%). Sedangkan untuk laki-laki alasan tertinggi adalah karena ingin tahu (51,3%); karena terjadi begitu saja (25,8%). Dari delapan puluh empat orang responden (1%) pernah mengalami Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD), 60% di antaranya mengalami atau melakukan aborsi.

Menurut BKKBN (2003), adanya keluhan remaja akan informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi hingga saat ini belum dapat dipenuhi secara optimal. Remaja yang kurang mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi akan berusaha mencari informasi sendiri, baik melalui teman sebaya maupun media massa. Informasi tersebut sebagian besar kurang memberikan informasi yang benar, sehingga remaja akan terdorong untuk melakukan penyimpangan seksual, karena tidak mengetahui bagaimana cara mengatasi dorongan seksual yang tinggi dalam dirinya. Penelitian tentang kasus penyimpangan seksual di kalangan remaja jumlahnya sangat sedikit sehingga kasus-kasus yang ada tidak terlaporkan dan pada akhirnya akan menjadi fenomena gunung es. Kasus ini diperparah dengan transmisi Infeksi Menular Seksual (IMS) akibat perilaku seksual menyimpang dan penyalahgunaan NAPZA berupa HIV/AIDS yang pada akhir tahun 2010 dilaporkan UNAIDS sebanyak 34 juta kasus yang mana proporsi kasus AIDS tertinggi pada kelompok umur 20 sampai dengan 29 tahun (36,4%).

Masalah yang lain adalah masih tingginya angka penyalahgunaan NAPZA di kalangan remaja. Berdasarkan hasil survei Badan Narkotika Nasional (BNN) Tahun 2005 terhadap 13.710 responden di kalangan pelajar dan mahasiswa menunjukkan penyalahgunaan narkoba usia termuda 7 tahun dan rata-rata pada usia 10 tahun. Survei dari BNN ini memperkuat hasil penelitian Prof. Dr. Dadang Hawari pada tahun 1991 yang menyatakan bahwa 97% pemakai narkoba yang ada selama tahun 2005, 28% pelakunya adalah remaja usia 17-24 tahun. Permasalahan ini seringkali disertai dengan kasus kenakalan remaja dan kriminalitas sebagai dampak adiksi NAPZA.

Dalam rangka menumbuhkembangkan perilaku hidup sehat bagi remaja, maka diperlukan kepedulian dalam bentuk pelayanan dan penyediaan informasi yang benar, terkait dengan permasalahan penyalahgunaan NAPZA dan perilaku seks bebas di kalangan remaja. Dengan informasi yang benar, diharapkan remaja memiliki sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab

(7)

2

mengenai proses reproduksi (Allen, 2002), sehingga program pelayanan yang ditawarkan kepada remaja mesti dapat memberikan informasi dan pelayanan secara khusus, sekaligus membantu remaja untuk mengembangkan pengambilan keputusan, kreativitas dan keterampilan utama yang lain.

Oleh karena itu perlu adanya program dalam rangka memberikan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) yang benar untuk mereduksi dampak yang ditimbulkan dari berbagai permasalahan remaja. Maka program “Revitalisasi Peran Karang Taruna sebagai Komunitas Penggerak Antimadat dan Seks Bebas (KOMPAS) Remaja di Kawasan Lokalisasi Dolly, Surabaya” hadir sebagai salah satu solusi untuk permasalahan tersebut.

B. PERUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku remaja karang taruna terhadap konsep penyalahgunaan NAPZA dan perilaku seks bebas.

2. Bagaimana implikasi program revitalisasi peran remaja karang taruna terhadap perubahan tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku terkait konsep penyalahgunaan NAPZA dan perilaku seks bebas.

3. Bagaimana menjadikan kawasan lokalisasi sebagai pencetak generasi yang peduli dengan penyalahgunaan NAPZA dan perilaku seks bebas serta menjadi pelopor dalam pengembangan program berbasis revitalisasi peran karang taruna.

C. TUJUAN

Tujuan Program ini adalah:

1. Untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku positif remaja terhadap penyalahgunaan NAPZA dan perilaku seks bebas.

2. Untuk merevitalisasi peran karang taruna dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya yang terkait dengan penyalahgunaan NAPZA dan perilaku seks bebas.

D. LUARAN YANG DIHARAPKAN

Luaran yang diharapkan dari program ini adalah:

1. Meningkatnya pengetahuan remaja karang taruna terkait penyalahgunaan NAPZA dan perilaku seks bebas.

2. Pengayaan keterampilan remaja karang taruna terkait penyalahgunaan NAPZA dan perilaku seks bebas.

3. Berdayanya remaja karang taruna sebagai informan sebaya dalam mendukung program pencegahan penyalahgunaan NAPZA dan perilaku seks bebas remaja di kawasan lokalisasi.

(8)

3

E. KEGUNAAN

1. Sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pengetahuan remaja karang taruna, terutama tentang informasi yang benar terkait penyalahgunaan NAPZA dan perilaku seks bebas.

2. Sebagai upaya untuk membantu tugas pemerintah dalam mencetak dan membentuk masyarakat yang produktif yakni komunitas yang sadar akan permasalahan penyalahgunaan NAPZA dan perilaku seks bebas, terutama bagi kalangan remaja di kawasan lokalisasi sebagai kelompok faktor risiko tinggi (high risk).

3. Sebagai latihan bagi mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan membangun rasa kepedulian serta kepekaan terhadap permasalahan sosial-kesehatan yang berada di lingkungan sekitar sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat.

F. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

Masyarakat sasaran yang dipilih dalam program ini adalah remaja karang taruna di kawasan Lokalisasi Dolly, Surabaya. Dolly atau Gang Dolly adalah nama sebuah kawasan lokalisasi pelacuran yang terletak di daerah Kelurahan Putat Jaya dengan luas 136 Ha. Jumlah penduduk berdasarkan data terakhir sebanyak 46.021 orang, yaitu laki – laki sebanyak 23.234 orang dan perempuan sebanyak 22.787 orang. Menurut agama yang dianut, sebagian besar penduduk beragama Islam sebanyak 40.991 orang. Sedangkan yang beragama Kristen 4.084 orang, Katholik 828 orang, Hindhu 71 orang dan Budha 57 orang.

Di kawasan lokalisasi ini, wanita tuna susila (WTS) dipajang di ruangan berdinding kaca mirip etalase. Lokalisasi ini adalah yang terbesar di kawasan Asia Tenggara, bahkan lebih besar dari Phang Pong di Bangkok, Thailand dan Geylang di Singapura. Pernah terjadi kontroversi untuk memasukkan Gang Dolly sebagai salah satu daerah tujuan wisata Surabaya bagi wisatawan mancanegara. Tempat prostitusi Gang Dolly ini sudah berdiri sejak tahun 60-an dan bertahan sampai sekarang.

Sebagai kawasan lokalisasi yang sangat besar, lokalisasi ini menimbulkan berbagai macam polemik bagi masyarakat. Diakui masyarakat setempat, sumbangsih Lokalisasi Dolly terhadap pertumbuhan perekonomian di Kelurahan Putat Jaya sangat besar. Adanya lokalisasi ini membuka lapangan pekerjaan bagi penduduk lokal, terutama di sektor perdagangan. Oleh karena itu, isu rencana penutupan lokalisasi ini oleh Pemerintah Kota Surabaya menimbulkan pro dan kontra yang tak kunjung usai. Namun, perlu diketahui bahwa selain keuntungan – keuntungan tersebut, muncul beberapa permasalahan, terutama masalah kesehatan dan krisis moral serta tindak kriminal sebagai pengaruh tidak langsung terhadap masyarakat sekitar.

Data terakhir dari kelurahan setempat, lokalisasi ini memiliki 332 buah wisma yang dihuni oleh sebanyak 1.128 Wanita Pekerja Seks (WPS). Selama tahun 2011, sebanyak 99 kasus HIV/AIDS ditemukan di lokalisasi ini dan ironisnya 10 di antaranya diidap oleh non-PSK (Data Puskesmas Putat Jaya). Adanya lokalisasi ini juga menyumbangkan pengaruh yang cukup signifikan terhadap perilaku masyarakat sekitar. Kalpika (2011) dalam penelitiannya

(9)

4

menyebutkan adanya lokalisasi Dolly berkontribusi 71% terhadap perilaku seks pranikah remaja kawasan lokalisasi ini. Fakta yang mengejutkan sebagai gambaran langsung dampak lokalisasi ini terhadap perilaku remaja antara lain 40,7% remaja kawasan Lokalisasi Dolly pernah meraba/diraba organ intim pasangannya. Ironisnya, 11,3% remaja Lokalisasi Dolly pernah berhubungan seksual pranikah dengan pacarnya. Selain masalah perilaku seksual remaja, Yayasan Abdi Asih Surabaya menemukan 80 perempuan di bawah umur menjadi korban trafficking di Lokalisasi Dolly sepanjang tahun 2009.

Adapun peran karang taruna yang diharapkan mampu menjadi wadah peningkatan keterampilan remaja di kawasan lokalisasi Dolly, saat ini kurang mendapatkan perhatian. Hal ini ditandai dengan beberapa program kerja karang taruna yang kurang mendukung visi misi karang taruna nasional. Keadaan ini tercermin dalam keterbatasan program kerja yang disusun terkesan seremonial semata, hingga kurangnya komitmen antaranggota.

Mengetahui bebarapa kondisi tersebut, maka remaja karang taruna di kawasan lokalisasi Dolly memerlukan sarana pengembangan keterampilan melalui program “Revitalisasi Peran Karang Taruna sebagai Komunitas Penggerak Antimadat dan Seks Bebas (KOMPAS) Remaja di Kawasan Lokalisasi Dolly, Surabaya”. Program ini merupakan salah satu usaha promosi kesehatan berbasis komunitas (community centerbased) bagi remaja, dimana remaja tidak hanya ditempatkan sebagai objek tetapi dilibatkan secara aktif dalam usaha promosi kesehatan remaja di kawasan Lokalisasi Dolly, Surabaya.

G. METODE PELAKSANAAN

Metode yang digunakan dalam program ini mengacu pada kerangka kerja PRECEDE–PROCEED (Green dan Keuter, 1991) sebagai framework dalam pengembangan pendidikan kesehatan. Model PRECEDE-PROCEED menyediakan struktur yang komprehensif untuk menilai kesehatan dan kualitas hidup serta hal yang dibutuhkan untuk merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi program promosi kesehatan dan kesehatan masyarakat lainnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. PRECEDE (predisposing, reinforcing, and enabling constructs in educational diagnosis and evaluation) merupakan serangkaian tahapan perencanaan, sedangkan PROCEED (policy, regulatory, and organizational constructs in educational and environmental development) adalah proses implementasi dan evaluasi program intervensi. Secara rinci digambarkan dalam skema berikut.

(10)

5

Gambar 1. Skema PRECEDE-PROCEED (Green dan Keuter, 1991) Adapun secara faktual, pendekatan yang dilakukan meliputi observasi pendahuluan, kerja sama dengan pihak terkait, pelaksanaan program, pendampingan dalam rangka menjamin keberlanjutan program, serta evaluasi dampak, dengan penjelasan sebagai berikut.

Observasi Pendahuluan

Observasi pendahuluan dilakukan untuk mengetahui kondisi riil dari lokasi kemitraan, yaitu remaja yang berdomisili di sekitar kawasan lokalisasi Dolly, meliputi kondisi sosial-ekonomi, kebudayaan, serta permasalahan yang ada. Observasi ini bertujuan mendapatkan gambaran mengenai bagaimana metode penyampaian yang tepat serta efektif dalam rangka pelaksanaan program yang disesuaikan dengan kondisi di lapangan.

Advokasi dan Kerja Sama dengan Pihak Terkait

Hal ini dilakukan untuk mendukung kesuksesan jalannya program. Kerjasama ini meliputi kerjasama dengan pihak terkait tempat pelaksanaan program. Hubungan kerja sama ini dijalin karena penulis membutuhkan referensi mengenai gambaran kondisi remaja. Selain sebagai sumber referensi, pihak relasi merupakan kalangan yang dekat dengan masyarakat. Sehingga dengan adanya bantuan dari pihak-pihak ini penyampaian pesan ke masyarakat akan lebih optimal. Dengan menggunakan pendekatan psikis seperti ini diharapkan lebih mampu menyukseskan pelaksanaan program di masyarakat.

(11)

6

Pelaksanaan Program

Program ini meliputi berbagai kegiatan yang mendukung pendidikan kesehatan remaja, meliputi kesehatan reproduksi, penyalahgunaan NAPZA, infeksi menular seksual (IMS) dan berbagai macam kenakalan remaja dengan melibatkan berbagai pihak untuk ikut berpartisipasi mewujudkan tujuan program ini. Paket program ini terdiri atas pembinaan kader Rumah Remaja, outreach (penjangkauan) dan penyuluhan, pelatihan kewirausahaan, lomba remaja sehat, dan serangkaian kegiatan peringatan hari AIDS sedunia. Program Rumah Remaja adalah program pemberdayaan. Tidak sekadar memberikan tembahan pengetahuan tentang kesehatan kepada para remaja saja, tetapi output dari program ini adalah adanya remaja yang berdaya, remaja yang bisa menjadi peer educator atau tutor sebaya untuk para remaja lain bahkan untuk masyarakat luas di sekitar kawasan lokalisasi Dolly, sehingga dapat menunjukkan eksistensi dan peranan remaja dalam memberikan kontribusi.

Rincian program ini meliputi: a. Pembentukan Peer Educator

Salah satu kegiatan awal Rumah Remaja adalah pembentukan Peer Educator (PE). PE adalah “perwakilan” dari remaja karang taruna yang diberi pengetahuan seputar teknik konseling dan materi-materi kesehatan. Kedepannya mereka telah dipersiapkan untuk memberi edukasi seputar kesehatan remaja kepada teman-teman sebaya dan sepermainan, selain itu diharapkan dengan adanya PE akan mampu menjadi pendorong bagi remaja di wilayah Tanah Kalikedinding untuk mampu merencanakan apa yang akan dicapai kedepannya.

Diharapkan dengan adanya PE yang berusia remaja akan menjadikan kenyamanan dalam berkomunikasi sesama teman. Para PE akan langsung terjun ke lapangan‟ dan meningkatkan awareness seputar kesehatan dengan teman-teman mereka. Maka kasuskasus yang sering menimpa remaja seperti bunuh diri, percintaan, ketidakstabilan dan ketidakmampuan mengambil keputusan, dapat dihindari berkat adanya pengetahuan kesehatan dan teman-teman PE yang mau mendengarkan keluh kesah mengenai apapun.

b. Pelatihan Peer Educator

Setelah pembentukan peer educator yang terdiri dari berbagai latar belakang pendidikan baik SMP, SMA, SMK, Mahasiswa, dan pegawai maka mereka mulai diberi pelatihan. Beberapa pelatihan yang diberikan adalah :

1. Pelatihan dan simulasi tentang kesehatan Reproduksi 2. Pelatihan tentang konseling

3. Pemberian materi tentang narkoba, merokok, dan miras 4. Pelatihan media promosi kesehatan

Berbagai pelatihan diberikan untuk mengenalkan dan memantapkan mengenai informasi dan pengetahuan tentang permasalahan remaja yang sering terjadi seperti narkoba, hamil muda, seks bebas, rokok, miras dan yang lainnya. Pelatihan dan pemberian materi bertujuan untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan sehingga sebagai peer educator

(12)

7

mereka mampu untuk memberikan informasi dan membantu menyelesaikan masalah remaja.

c. Lomba Remaja Sehat

Kegiatan ini bertujuan sebagai sarana pengembangan potensi remaja kawasan Lokalisasi Dolly terkait minat bakat. Kegiatan yang direncanakan adalah Kompetisi Poster kesehatan reproduksi, NAPZA, IMS dan Lomba memasak.

d. Launching Rumah Remaja

Hal lain yang tak kalah mendesak adalah dirasa perlu adanya sebuah tempat yang dapat dijadikan sebagai base camp para remaja. Atas saran dan harapan Kepala Puskesmas Putat Jaya, maka sebuah kantor RT lama yang tidak digunakan yang terletak didalam areal komplek lokalisasi Dolly digunakan sebagai tempat “base camp” Rumah Remaja. Agar keberadaan Rumah Remaja gaungnya dapat sampai ke masyarakat, maka dirasa perlu untuk mengadakan launching sebagai suatu kegiatan yang dapat dijadikan sebagai awal langkah untuk menginformasikan kepada masyarakat luas bahwa ada suatu tempat yang positif bagi para remaja untuk bertemu dan berkumpul dan bersama sama menyelesaikan permasalahan remaja. Konsep Launching RR sendiri digagas dan sebagia besar idenya digarap oleh rekan-rekan peer educator.

e. Outreach dan Promosi

Kegiatan yang direncanakan antara lain penyuluhan kesehatan remaja oleh kader binaan sekaligus melakukan penjangkauan (outreach) kepada remaja di semua wilayah Kelurahan Putat Jaya dengan harapan bisa membentuk unit – unit rumah remaja kecil (kelompok kecil) di masing – masing RW. Masing – masing unit rumah remaja di RW digawangi oleh kader perwakilan dengan mendapatkan pendampingan skala terbatas dari fasilitator dan unit pusat. Fungsi Rumah Remaja di masing- masing unit adalah sebagai perpanjangan tangan dari Rumah Remaja pusat dalam operasionalnya. Output dari kegiatan ini adalah memampukan kader yang telah mendapatkan pembinaan agar secara mandiri bisa menunjukkan eksistensinya.

f. Outbond

Setelah terbentuk peer educator dan Rumah remaja maka untuk pemantapan dan menciptakan team building yang solid maka peer educator maka agenda berikutnya adalah pelaksanaan kegiatan out bond. Tujuan out bond selain untuk menumbuhkan kebersamaan juga sebagai usaha refreshing bagi para rekan-rekan peer educator. Kegiatan ini juga diharapkan dapat menghilangkan rasa jenuh dan sebagai salah satu variasi kegiatan yang ada bagi para peer educator. Kegiatan out bond ini direncanakan bekerjasama dengan LSM AKAR, yang juga merupakan organisasi yang fokus terhadap para remaja. Selain dengan AKAR kegoatan out bond juga bekerjasama dengan Dispora

(13)

8

Evaluasi

Selain evaluasi per-kegiatan, diselenggarakan pula pertemuan bersama antara kader Rumah Remaja, fasilitator , dan kelurahan beserta lintas sektor yang lain dalam rangka evaluasi pelaksanaan program. Forum ini juga membahas rencana tindak lanjut (RTL) program, termasuk jika diperlukan, juga akan diadakan kesepakatan antara kelurahan dengan kader dalam bentuk SK Rumah Remaja sebagai komunitas yang legal-formal di bawah naungan Kelurahan Putat Jaya.

H. JADWAL KEGIATAN Tabel 1. Jadwal Kegiatan

No Kegiatan Bulan 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Observasi Pendahuluan 2 Proposal 3 Pembentukan dan Pelatihan Peer Educator Outreach Launching Rumah Remaja

Lomba Remaja Sehat Outbond

(14)

9

I. RANCANGAN BIAYA Tabel 2. Rancangan Biaya

No Keterangan Keperluan Harga Jumlah

1 Tahap Persiapan Perizinan dan transportasi 300.000 300000 Pubikasi dan Undangan 350.000 350000 Penggandaan proposal 10 x 10.000 100000 Komunikasi 100.000 100000 Subtotal 850000 2 Pelaksanaan Program Pembentukan dan Pelatihan Peer Educator Dekorasi tempat pelaksanaan 100.000 100000 Media publikasi (banner, leaflet) 200.000 200000 Transportasi Tim Pelaksana 5 x 50.000 250000 Konsumsi pembicara 4 x 10.000 40000 Souvenir Pembicara 2 x 200.000 400000 Penggandaan Koesioner 50 x 1000 50000 Sewa LCD proyektor 200.000 200000 Modul dan Seminar

Kit 50 x 10.000 500000 Subtotal 1740000 Outreach Souvenir 50 x 3000 150000 Konsumsi 50 x 10000 500000 Transportasi 50 x 5000 250000 Media sosialisasi 250000 250000 Subtotal 1150000 Launching Rumah Remaja Administrasi dan Kesekretariatan 150000 150000 Pubdekdok 350000 350000 Konsumsi 100 x 10000 1000000 Subtotal 1500000 Lomba Remaja Sehat Administrasi dan Kesekretariatan 150000 150000 Pubdekdok 350000 350000 Konsumsi 100 x 10000 1000000 Trofi 1 set 250000 Sertifikat 100 x 2500 250000 Perlengkapan 1500000 1500000 Subtotal 3500000

(15)

10 Kesekretariatan Pubdekdok 350000 350000 Konsumsi 100 x 10000 1000000 Perlengkapan 1500000 1500000 Doorprize 10 x 50000 500000 Subtotal 3500000 TOTAL 12.240.000 J. Lampiran

1. Biodata Ketua serta Anggota Kelompok Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap : Dedik Sulistiawan

b. NIM : 101011027

c. Tempat/Tanggal Lahir : Trenggalek, 30 Mei 1992 d. Fakultas/Program Studi : FKM / S1 IKM

e. Alamat : Jalan Mulyorejo 118B, Surabaya f. Telp/HP : 085736810190

g. Email : diggday_92@yahoo.com h. Tanda Tangan :

Anggota Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap : Lukman Hakim

b. NIM : 101011037

c. Tempat/Tanggal Lahir : Probolinggo/12 Januari 1992 d. Fakultas/Program Studi : FKM / S1 IKM

e. Alamat : Jojoran STAL 17B, Surabaya f. Telp/HP : 085733546887

g. Email : lukman.lvs@gmail.com h. Tanda Tangan :

Anggota Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap : Adelia Ratri Mahenda

b. NIM : 101111005

c. Tempat/Tanggal Lahir : Kediri, 21 Maret 1993 d. Fakultas/Program Studi : FKM / S1 IKM

e. Alamat : Jalan Raya Mulyorejo No 54 Surabaya f. Telp/HP : 08563643156

g. Email : adeliaratrimahenda@gmail.com h. Tanda Tangan :

Anggota Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap : Ryan Rizky Bikatofani

b. NIM : 101111068

(16)

11

d. Fakultas/Program Studi : FKM / S1 IKM

e. Alamat : Mulyorejo Utara No 117 Surabaya f. Telp/HP : 085645700346

g. Email : bikatofani.gokil@yahoo.com h. Tanda Tangan :

Anggota Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap : Mursyidul Ibad

b. NIM : 101111040

c. Tempat/Tanggal Lahir : Surabaya, 28 Januari 1994 d. Fakultas/Program Studi : FKM / S1 IKM

e. Alamat : Jemur Wonosari Gg. III No. 17 Surabaya f. Telp/HP : 083878927847

g. Email : mursyidul.ibad@yahoo.com h. Tanda Tangan :

2. BIODATA DOSEN PENDAMPING

a. Nama Lengkap : Dr. Rachmat Hargono, dr., MS., MPH

b. NIDN : 0027044904

c. Alamat Rumah/No.Telp/HP : Permata Safira Regency Blok E2/09, Lidah Kulon, Surabaya/ 08123216997 d. Alamat email : rhargono2001@yahoo.com

(17)

12

(18)

13

Gambar

Gambar 1. Skema PRECEDE-PROCEED (Green dan Keuter, 1991)  Adapun  secara  faktual,  pendekatan  yang  dilakukan  meliputi  observasi  pendahuluan,  kerja  sama  dengan  pihak  terkait,  pelaksanaan  program,  pendampingan  dalam  rangka  menjamin  keberlan

Referensi

Dokumen terkait

Saat proses pengelompokan menggunakan metode manual dan metode Single Linkage, terdapat perbedaan dalam hal jumlah Agent dalam cluster, anggota pada masing-masing

Izin gangguan adalah pemberian izin tempat usaha kepada orang pribadi atau badan di lokasi tertentu yang dapat menimbulkan bahaya, kerugian dan gangguan, tidak termasuk

MENDIAGNOSA HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN ANGGREK BERBASIS ANDROID DENGAN PENDEKATAN CERTAINTY FACTOR Telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji dan diterima

Hasil perhitungan cash ratio selama lima tahun yaitu pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2017 Bank BNI Syariah memperoleh cash ratio yang terus mengalami penurunan. cash

Jawab : Kami melakukan koordinasi antar unit secara rutin dengan group business products baik lewat rapat, email, dan telpon membahas bagaimana wording yang harus dicantumkan

- Mempertahankan penutup luka pada tempatnya - Menjadi penopang bagian tubuh yang cedera Beberapa contoh pembalut luka :4. - Pembalut gulung (perban) - Pembalut segitiga

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Daerah Jelajah dan Penggunaan Ruang Kukang Jawa ( Nycticebus javanicus)

Hasil pengamatan yang telah dilakukan terdapat perubahan peningkatan biomassa basah yang tinggi dari setiap dua minggu pengamatan yaitu dimana perubahan ini juga